Disusun oleh : Nama : HERMANTO NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun oleh : Nama : HERMANTO NIM :"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR ANALISA LOSS POWER PADA DISC BRAKE SERI 5K Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Sarjana Teknik Strata Satu (S1) jurusan teknik mesin Disusun oleh : Nama : HERMANTO NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008

2 LEMBAR PENGESAHAN ANALISA LOSS POWER PADA DISC BRAKE SERI 5K Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Jakarta Disetujui dan Diterima Oleh : Pembimbing Tugas Akhir ( Ir.Nanang Ruhyat, ST.MT )

3 LEMBAR PERSETUJUAN ANALISA LOSS POWER PADA DISC BRAKE SERI 5K Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Jakarta Disetujui dan Diterima Oleh : Koordinator Jurusan Koordinator Tugas Akhir ( Ir. Rully Nutranta,M.Eng ) ( Ir. Nanang Ruhyat, ST.MT )

4 DAFTAR NOTASI De : Diameter piston (m) Dk : Diameter baut (m) Ds : Diameter poros (m) H : Tinggi kendaraan (m) L : Jarak gandar (m) M ID : Momen lentur (kg/m) Mp : Momen puntir (kg/m) n : Putaran (rpm) P : Tekanan minyak (kg/m 2 ) R : Jari-jari (m) S : Jarak pengereman (m) t : Waktu (s) V : Kecepatan (m/s) W : Berat kendaraan (kg) α : Perlambatan (m/s 2 ) µ : Koefisien gesek σ : Kekuatan tarik (kg/m 2 ) τ : Tegangan geser (kg/m 2 )

5 ABSTRAK Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan yang aman. Dewasa ini menurut para ahli permobilan, rem adalah merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman. Tinggi pedal rem harus dalam ukuran yang telah ditentukan. Pedal rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston master silinder akan selalu mendorong keluar dimana mengakibatkan rem bekerja terus di karenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem. Disamping itu, harus terdapat jarak pedal yang cukup pada waktu pedal rem ditekan, kalau mendadak akan terdapat langkah yang tidak efektif terlalu lama yang mengakibatkan pengereman yang terlambat dan tidak kuat. Pada waktu pengemudi menekan pedal rem, master silinder meneruskan minyak rem,dengan suatu tekanan, ke rem-rem roda melalui pipa dan selang. Pada roda minyak mendorong sepatu rem dan pad yang tidak berputar itu ke tromol dan piringan yang berputar. Aksi ini akan memperlambat atau menghentikan rodaroda yang sedang berputar.

6 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT yang melimpahkan Rahmat, Maghfirah, dan itkum Minan Naar, Kesempatan yang sangat berharga untuk mensucikan jiwa dan memompa semangat dalam berusaha menyelesaikan Tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, Universitas Mercu Buana. Tugas akhir ini dapat terselesaikan karena partisipasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik dari segi moril maupun materil terutama kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya. 2. Bapak Ir. Rully Nutranta,M.Eng. ketua program studi Teknik Mesin dan pembimbing tugas akhir yang telah memberikan arahan, kritik dan saran yang membangun yang dapat membuat penulisan ini dapat lebih berarti. 3. Bapak Ir. Nanang Ruhiyat, MT, selaku koordinator tugas akhir yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri, Khususnya di Jurusan Teknik Mesin Mercu Buana yang telah banyak memberikan ilmunya dalam menjalani perkuliahan dan memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Ayahanda, Ibunda, Kakakku dan Adikku tercinta atas kasih sayang, keikhlasan, kesabaran, perhatian, motivasi dan doa yang selalu mengiringi

7 disetiap langkah ku, serta dukungan baik moril maupun materil dalam pelaksanaan dan penyusunan akhir ini. 6. Teman-temanku yang telah membantu dan bertukar pikiran. Teman-teman baikku, Catur, Ruslina, Uyo, Adianto dan terutama Nia Amelia serta seluruh rekan mahasiswa Teknik Mesin 2008 atas segala dukungan dan bantuannya. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya atas segala kebaikan yang telah diberikan. Sangat disadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada tugas akhir ini, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam penyempurnaan tugas akhir ini dan pengembangan dari analisis ini menjadi desain yang baik. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa teknik mesin dan industri pada umumnya. Tangerang, Juli 2008 Penulis Hermanto

8 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN DAFTAR NOTASI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv v vii ix xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Pembatasan Masalah Metode Penulisan Sistematika Penulisan 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan fungsi rem Tipe Rem Macam-macam Rem Rem Kaki Rem Tromol Bagian-bagian Rem Bagian-bagian Rem Tromol Macam-macam Rem Tromol Persinggungan Rem Tromol dan

9 Kanvas Rem (Lining) Rem Cakram Ram Parkir dan Rem Tangan 25 BAB III PERHITUNGAN REM TROMOL DAN DISC BRAKE 3.1 Definisi Rem Rem Tromol Gambar Rem Tromol dan Bagiannya Cara kerja Rem Tromol Data-Data Teknis Perhitungan Rem Tromol Perhitungan Luas Bidang Gesek Perhitungan Diameter Piston Penekan Perancangan Poros Perancangan Bantalan Disc Brake / Rem Cakram 39 BAB IV ANALISA LOSS POWER PADA DISC BRAKE SERI 5K 4.1 Hasil Penelitian Pembahasan 52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 DAFTAR GAMBAR 1.1 Metodologi Penelitian yang diterapkan Rem Hidraulis Tipe Konvensional Master Silinder Tandem Pipa Diagonal Input load (kg) Gesekan Permukaan Tekanan Master Silinder Katup Sistem Rem Anti Lock Rem Tromol Bagian-bagian Tromol Permukaan Singgung Sepatu Rem Tipe Single Piston Kanvas Rem Tipe Two- Leading Tipe Uni- Servo Adjusting Cylinder Movement Temperatur Kanvas VS Koefisien Gesek Rem Cakram Gambar Rem Cakram Tipe Rem Roda Belakang Tipe Center Brake Tipe-tipe Tuas 26

11 2.24 Baut Penyetel Rem Parkir Komponen Parking Brake Rem Tromol Karakteristik Bahan Gesek Terhadap Temperatur Komponen-Komponen Rem Tromol Pembebanan Saat Pengereman Letak Bantalan dan Pembebanan Pada Poros Silinder Master Rem Cakram Notasi untuk Rem Cakram 43

12 DAFTAR TABEL 1.1 Jadwal Penelitian Koefisien Gesek dan Tekanan Rem Batas Harga µpv Pada Kondisi Kerja 31

13 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan ( memperlambat ) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan yang aman. Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan ( tidak dihubungkan ) dengan pemindakan daya, kendaraan cenderung tetap bergerak kelemahan ini harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik ( energi gerak ) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa loss power pada disc brake seri 5K serta problem pada komponen-komponen rem berikut penanganannya Pembatasan Masalah Didalam pembahasan masalah skripsi ini terbatas hanya pada analisa loss power pada disc brake seri 5K yang dilakukan oleh penulis.

14 Metode Penulisan Metode penulisan yang dipakai dalam penulisan Skripsi ini dilaksanakan melalui beberapa metode : 1. Metode kepustakaan, dilakukan dengan membaca buku 2. Metode lapangan, dilakukan dengan terjun langsung ke bagian pengerjaan kendaraan. 3. Metode wawancara, dilakukan dengan menanyakan kepada pihak yang terkait Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan,dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas tentang pengertian dan fungsi rem,tipe rem, macammacam rem dan bagian-bagian rem. BAB III PERHITUNGAN REM TROMOL DAN DISC BRAKE Pada bab ini membahas tentang perhitungan-perhitungan pada rem tromol dan disc brake. BAB IV ANALISA LOSS POWER PADA DISC BRAKE SERI 5 K Pada bab ini membahas tentang analisa loss power pada rem mobil. BAB V PENUTUP Pada bab ini membahas kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

15 3 Tujuan penelitian:studi kasus sistem Rem dengan cara pengoprasian komponen Landasan teori Observasi obyek penelitian Identifikasi Variabelvariabel penelitian : STUDI PENDAHULUAN Identifikasi Penentuan cara kerja Rem Survey Lokasi Pabrikasi & penempatan lokasi Pabrikasi cut-way PERANCANGAN Studi Dokumentasi,obyek penelitian :pustaka,website/inte rnet,seminar Pemilihan rancangan Verifikasi Rancangan Perakitan alat Rem PENGUJIAN AWAL Identifikasi komponen rancangan Kondisi Setelah Awal Pengujian Running Test Kriteria keberhasilan proses Rem KESIMPULAN Hasil Pengujian dan Kendala- Kendala Pengujian Saran Dan Perbaikan Perbaikan dan modifikasi Perhitungan tingkat keberhasilan Gambar 1.1. Metodologi Penelitian yang di terapkan

16 4 KEGIATAN feb 2008 mar2008 Apr 2008 Mei 2008 Juni 2008 Juli 2008 Minggu ke persiapan penelitian 2.Studi pendahuluan 3.Perancangan 4.pabrikasi pembuatan cutway 5.penyusunan laporan Tabel 1.1 Jadwal penelitian

17 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan ( memperlambat ) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan yang aman. Dewasa ini menurut para ahli permobilan, rem adalah merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman. Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan ( tidak dihubungkan ) dengan pemindakan daya, kendaraan cendrung tetap bergerak kelemahan ini harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik ( energi gerak ) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman ( Braking effect ) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek. Kapasitas atau kemampuan rem pada kendaraan tergantung pada beberapa faktor antara lain adalah : 1. Besarnya tekanan pada bidang gerak 2. Besarnya koefisien gesek dari bidang gesek 3. Kemampuan penyalur panas pada rem.

18 6 2.2 Tipe Rem Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya. Rem kaki ( foot brake ) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Rem parkir ( parking brake ) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan ( auxiliary brake ) digunakan pada kombinasi rem biasa. Rem Rem hidraulis Kaki Rem Rem Roda Pneumatik REM Rem Rem Parkir Mekanik Center brake Rem roda belakang Rem Tambahan Exhaust brake Selanjutnya engine brake ada kalanya digunakan untuk menurunkan kecepatan kendaraan. Braking effect ( reaksi pengereman ) ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin itu sendiri, tidak ada peralatan khusus yang di perlukan. 2.3 Macam-Macam Rem Rem Kaki Rem kaki ( foot brake ) dikelompokkan menjadi 2 tipe rem hidraulis ( hidraulic brake ) dan rem pneumatik ( pneumatik brake ).

19 7 Rem Hidraulis Rem hidraulis lebih respon dan lebih cepat dibandingkan dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana. Rem hidraulis juga mempunyai konstruksi yang khusus dan handal ( superior design flexibility ). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truck ringan. Bekerjanya rem hidarulis sebagai berikut : Rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman. Gambar 2.1 Tipe tunggal Mekanisme kerja : 1. Master silinder Master silinder ( master cylinder ) mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri dari reservoir tarik, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder, yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder : silinder tunggal dan tipe ganda ( tandem ) Master silinder tipe ganda ( tandem type master cylinder ) banyak digunakan dibandingkan dengan tipe tunggal ( single type ). Tipe plunger ( Girling type ) Tipe ganda konvensional ( Single type ) Tipe konvensional Tipe ganda (couble conventional ( Lockheed type ) ( Tandem type ) type) Tipe portless Tipe konvensional atau tipe portless

20 8 Gambar 2.2 Pada master silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda-roda depan dua belakang. Dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja, maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik. Gambar 2.3 Pada kendaraan pengerak roda belakang (FR), salah satu sistem rem hidraulis pada roda depan dan sistem yang satunya terletak pada roda belakang. Pada kendaraan pengerak roda-roda depan (FF), terdapat beban tambahan pada roda depan. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidraulis split silang. (diagonal split hidraulic system) yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda

21 9 kanan depan dan kiri belakang, dan satu set saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan belakang, dengan demikian efisiensi pengereman tetap sama pada kedua sisi ( tetapi dengan daya setengah penekanan normal ) walaupun salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi kerusakan. Gambar Booster Rem (brake booster) Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Booster rem (brake booster) melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat juga dipasangkan secara terpisah dari master silinder itu sendiri. Tipe integral ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil. Booster rem mempunyai diaphram (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake menifold mesin. Master silinder dihubungkan dengan pedal dan membran untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.

22 10 Gambar 2.5 Bila booster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, booster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga boosternya saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan daya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat di rem dengan normal tanpa bantuan booster. Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, booster remnya diganti dengan pompa vakum karena kevakuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. Booster rem terutama terdiri dari rumah booster (booster body), piston booster, membran (diagphram), reaktor mekanisme dan mekanisme katup pengontrolan (control valve mechanism). Booster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tetap) dan bagian belakang (ruang tekan variasi), dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston booster. Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanism) mengatur tekanan didalam ruang tekan variasi (variable pressure chamber). Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve operating rod).

23 11 3. Katup Pengimbang ( P, valve ) Kendaraan dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan jalan. Gesekan ini akan bertambah sesuai dengan adanya pembagian beban pada ban. Biasanya kendaraan yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibanding dengan bagian belakangnya. Bila kendaraan direm maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya inersia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan. Gambar 2.6 Bila daya cengkram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukaan jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya rod belakang gesekan akan menurun, dan rod belakang seperti Ekor ikan (bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol). Dan ini sangat berbahaya. Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan daripada roda belakang. Alat tersebut disebut katup pengimbang (proportioning valve) atau biasa disingkat katup P. Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.

24 12 Diagram berikut memperlihatkan tekanan hidraulis yang ideal pada silinder roda belakang. Gambar 2.7 Disamping katup P, efek yang sama juga dapat diperoleh dari load sensing and proportioning valve (SLPV) yang mengubah tekanan awal split point dan rodaroda belakang sesuai dengan beban proportioning and baypass valve (P & BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila sistem rem depan tidak berfungsi, katup deceleration sensing and proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split point sesuai dengan deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya. Gambar 2.8

25 13 4. Sistem Rem Anti Lock ( Anti-Lock Brake System ) Rem anti-lock ini diciptakan tidak hanya untuk mencegah terkuncinya roda-roda belakang selama pengereman secara tibatiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-roda depan agar kendaraan tidak berputar (slip) serta menjaga pengendalian kemudi dengan baik. Bila kendaraan mulai dengan gejala slip akan dapat diperbaiki dengan adanya gerakan roda kemudi untuk lebih mudah menghindar dari rintangan. Bila rem bekerja selama kendaraan membelok, kendaraan dapat berhenti dengan aman tanpa mengalami perubahan langsung. Gambar 2.9

26 14 Sistem Pneumatik Sistem rem pneumatik termasuk kompresor atau sejenisnya yang menghasilkan udara yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaraan berat seperti truk dan bus Rem Tromol Pada tipe rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda. Karena self-energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangnya sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil. Gambar 2.10 Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar pada sebelah kiri : leading shoes (primer) dan trailing shoes (sekunder). Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem didorong kearah tromol rem (oleh wheel cylinder) yang berputar pada arah seperti ditunjukkan dengan panah, sepatu rem cenderung melengket (stick) pada tromol dan berputar. Sepatu rem ini disebut leading shoe. Di lain pihak, ujung atas sepatu bagian belakang terdorong kedalam oleh tromol yang cenderung mengembang keluar, ini disebut trailing shoe.

27 15 Kerjanya tromol mencoba mendorong leading shoes berputar bersama tromol, dan ini disebut self energizing atau self selvo. Self-energizing bekerja menimbulkan daya pengereman yang cukup besar. Dilain pihak, daya balik yang berlaku pada trailing shoes mengurangi daya pengereman pada sepatu tersebut. Perbandingan tenaga pengereman dilakukan dengan leading dan trailing shoes diperkirakan 3 : 1. Leading shoes menghasilkan daya pengereman yang lebih baik, dari kelemahannya ialah cepat aus dibandingkan dengan trailing shoes. Komponen Backing plate Silinder roda (wheel cylinder) Sepatu rem dan kanvas (Brake shoe and lining) Tromol rem (Brake drum) Gambar 2.11

28 Bagian-Bagian Rem Bagian-bagian Rem Tromol Backing Plate Backing plate dibuat dari baja press yang di baut pada axle housing atau axle carrier bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate. Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus diperiksa dengan teliti setiap kali rem dibongkar untuk mencegah problem tersebut. Gambar 2.12 Silinder Roda Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat pada gambar. Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistem yang menggunakan dua piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder roda. Sedangkan sistem yang lainnya yang menggunakan satu piston untuk menggerakkan hanya satu sepatu rem. Bila timbul tekanan hidraulis pada master cylinder maka akan menggerakkan piston cup, piston akan menekan ke arah sepatu rem, kemudian bersama-sama menekan rem tromol. Apabila rem

29 17 tidak bekerja, maka piston akan kembali keposisi semula dengan adanya kekauatan pegas pembalik sepatu rem, dan pegas kompresi yang mengkerut. Bleeder plug disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara dari minyak rem. Gambar 2.13 Sepatu Rem dan Kanvas Rem Sepatu rem (brake shoe), seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk setengah lingkaran. Biasanya sepatu rem dibuat dari pelat baja. Kanvas rem dipasang dengan cara dikeling (pada kendaraan besar) atau di lem (pada kendaraan kecil) pada permukaan yang bergesekan dengan tromol. Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus dan harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh kendaraan turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih berganti. Umumnya

30 18 kanvas (lining) terbuat dari campuran fiber metalic brass lead, plastik, dan sebagaianya diproses dengan ketinggian panas tertentu. Gambar 2.14 Tromol Rem Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan gambar penampangnya terlihat pada gambar dibawah. Tromol rem ini letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar bersama roda. Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol bila rem bekerja, maka gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi C sampai C. Celah Sepatu Rem Celah antara tromol dan kanvas yang besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman. Bila celah antara tromol dan kanvas terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan kanvas. Begitu juga, apabila celah sepatu rem pada keempat rodanya tidak sama pada semua roda-rodanya, maka kendaraan akan tertarik ke salah satu arah atau roda belakang

31 19 kendaraan akan seperti ekor ikan (yang mengibas kekanan dan kekiri). Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk menyetel secara cepat celah antara tromol dan kanvas sesuai spesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan setiap saat. Pada beberapa tipe rem, penyetelannya bekerja secara otomatis, Sedangkan untuk tipe lainnya celahnya harus dilakukan penyetelan secara berkala. Penyetelan celah sepatu rem secara otomatis (automatic brake shoe clearance adjustment) mengacu pada penyetelan otomatis celah antara tromol dan kanvas termasuk penyetelan tipe seperti berikut : v Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan mundur v Penyetelan terjadi pada saat pengereman selama kendaraan maju v Penyetelan dilakukan dengan rem parkir Macam-macam Rem Tromol Rem tromol digunakan pada berbagai kombinasi dari leading dan trailing shoes. em tromol Tipe leading dan trailing Tipe two-leading Tipe uni-servo Tipe duo servo Tipe Leading dan Tipe Trailing Seperti terlihat pada gambar, bagian ujung atas m asing-masing sepatu rem ditekan membuka oleh silinder roda (wheel cylinder), sedangkan bagian ujung bawah berputar atau mengembang.

32 20 Tipe ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal (single wheel cylinder). Tipe Two-Leading Tipe two-leading shoe dibagi menjadi dua single action double action. Tipe single action two-leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing mempunyai satu piston pada tiap sisinya (lihat gambar). Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi gerak maju, maka kedua sepatu akan berfungsi sebagai leading shoe. Tipe ini digunakan pada rem depan kendaraan penumpang dan niaga. Gambar 2.15 Tipe double action two-leading shoe mempunyai dua silinder roda dan tiap sisinya terdapat dua torak. Bila tipe single-action bekerja sebagai self-energizing force dalam satu arah saja, maka tipe double-action ini bekerja efisiensi dalam dua arah, maju dan arah mundur. Tipe ini banyak digunakan pada rem belakang kendaraan niaga.

33 21 Gambar 2.16 Tipe Uni-Servo Tipe uni-servo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan penyetelannya berhubungan dengan kedua sepatunya, Bila gerak di dalam wheel cylinder mendorong bagian atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu-sepatu sebagai leading shoe dan bekerja dengan gaya pengereman yang tinggi. Juga terdapat kelemahan pada tipe ini, dimana bila tromol berputar pada arah yang berlawanan, maka kedua sepatu berfungsi sebagai trailing shoe dan hanya mampu menghasilkan daya pengereman daya yang kecil,

34 22 Gamabr 2.17 Tipe Duo-Servo Tipe duo-servo ini merupakan versi penyempurnaan uni-servo yang mempunyai dua piston pada setiap silinder rodanya. Sela silinder roda menekan kedua sepatu rem saat rem bekerja, maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi terhadap tromol tanpa terpengaruh oleh gerak arah putaran roda. Tipe ini digunakan pada rem belakang kendaraan niaga Persinggungan Tromol Rem dan Kanvas Rem ( lining ) Gesekan antara tromol dan kanvas rem (brake lining) akan dipengaruhi oleh temperatur kanvas itu sendiri, gesekan akan berkurang dan gaya pengereman pun menurun ketika tromol dan kanvas telah jadi panas.

35 23 Gambar 2.18 Temperatur Kanvas VS Koefisien Gesek Daya pengereman juga dipengaruhi oleh posisi persinggungan antara tromol dan kanvas walaupun daerah pesinggungannya mungkin sama. Hal ini disebabkan oleh adanya self-energizing action yang berbeda, tergantung pada posisi persinggungannya. Gambar Rem Cakram Prinsip Kerja Walaupun terdapat banyak jenis rem piringan, prinsip kerjanya adalah banwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.

36 24 Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya, berhubung tidak adanya self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol. Karena alasan inilah maka booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal. Karena pad akan aus, perlu diperiksa secara berkala. Kalau keausannya melebihi limit atau mendekati limit, pad harus diganti. Gambar 2.20 Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari besi tuang (disk rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan

37 25 menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram (disc) Rem Parkir / Rem Tangan Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk parkir kendaraan. Mobil penumpang dan kendaraan niaga yang kecil mempunyai rem parkir tipe roda belakang (rem kaki), atau rem parkir eksklusif yang dihubungkan dengan roda-roda belakang. Kendaraan niaga yang besar mengguanakan rem parkir tipe center brake yang dipasang antara propeller shaft dan transmisi. Sistem rem parkir terdiri dari tuas rem, stick atau pedal, kabel atau tipe mekanisme batang (rod) dan tromol rem dan sepatu yang membangkitkan daya pengereman. Gambar 2.21 Tipe rem roda belakang Gambar 2.22 Tipe center brake

38 26 Mekanisme kerja (operating mechanism) pada rem parkir pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi. Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem bekerja melalui rem yang dihubungkan dengan tuas. Ada beberapa tipe tuas rem parkir seperti diperlihatkan dibawah ini, yang digunakan bergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki. Gambar 2.23 Tuas rem parkir dilengkapi dengan ratchet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas rem, dengan demikian penyetelan jarak tuas dapat dengan mudah disetel. Gambar 2.24

39 27 Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang, di bagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerjanya tuas pada kedua roda-roda. Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian. Gambar 2.25

40 28 BAB III PERHITUNGAN REM TROMOL DAN DISC BRAKE 3.1 Definisi Rem Rem adalah elemen mesin untuk memperlambat atau menghentikan putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan. Rem gesekan berdasarkan bentuk, dan penempatan bahan gesek terhadap bidang geseknya dapat diklarifikasikan sebagai berikut : a. Rem blok, yang dapat dibagi lagi atas rem blok tunggal dan ganda. b. Rem drum atau tromol, biasa digunakan pada roda belakang otomotif. c. Rem cakram, sering digunakan pada roda depan otomotif. d. Rem pita, digunakan pada alat Derek. 3.2 Rem Tromol Salah satu jenis rem yang banyak digunakan dalam Teknik Kendaraan adalah tipe internal expanding brake atau yag lebih dikenal dengan istilah drum brakes (rem tromol). Rem ini memakai sepasang semi circulator shoc (sepatu) dan biasanya memakai sistem hidrolik. Rem jenis ini dapat menghasilkan gaya pengereman yang besar, dimensi rem yang kecil, dan umur sepatu yang relatif lama. Kelemahan jenis rem ini adalah pelepasan panas ke lingkungan kurang baik. Gambar 3.1 Rem tromol

41 29 Bahan rem harus memenuhi persyaratan keamanan, ketahanan dan dapat mengerem dengan halus. Disamping itu juga harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi, keausan yang kecil, kuat, tidak melukai permukaan drum, dan dapat menyerap getaran. Karakteristik gesekan dari beberapa macam bahan gesek diperlihatkan pada gambar berikut ini. Tekanan yang diizinkan P a (kg/mm 2 ) utuk bahan-bahan yang bersangkutan diperlihatkan dalam tabel berikut ini. Tabel 3.1 koefisien gesek dan tekanan rem Bahan Cakram Bahan Gesek Koefisien Gesek µ Besi cor Besi cor Besi cor Gambar 3.2 Karakteristik bahan gesek terhadap temperatur Tekanan Permukaan P a (kg/mm 2 ) Keterangan Besi cor ,20 Kering , ,17 Dilumasi Perunggu Kering-Dilumasi Kayu Dilumasi Tenunan Kapas, asbes Cetakan (pasta) Damar, asbes, setengah logam Paduan sinter Logam Catatan : Jika kecepatan slip dan gaya tekan bertambah, maka µ berkurang.

42 30 Dalam perencanaan rem, persyaratan terpenting yang harus diperhatikan adalah besarnya momen pengereman yang harus sesuai dengan yang diperlukan. Disamping itu, besarnya energi yang diubah menjadi panas harus pula diperhatikan, terutama berhubungan dengan bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan merusak lapisan bahan gesek, tetapi juga akan menurunkan koefisien gesekan. Jika gaya rem persatuan luas adalah P (kg/mm 2 ) dan kecepatan keliling drum rem adalah v (m/s), maka kerja gesekan persatuan luas permukaan gesek persatuan waktu, dapat dinyatakan dengan µpv (kg.m/mm 2.s). Besaran ini disebut kapasitas pengereman. Bila suatu permukaan rem terus-menerus bekerja, jumlah panas yang timbul pada setiap 1 mm 2 permukaan gesek tiap detik adalah sebanding dengan µpv. Dalam satuan panas besaran tersebut dapat ditulis sebagai µpv/860 (Kcal/(mm 2.s)). Bila harga µpv pada suatu rem lebih kecil daripada harga batasnya. Maka pemancaran panas akan berlangsung dengan mudah, dan sebaliknya akan terjadi bila harga tersebut melebihi batas, yang dapat merusak permukaan lapisan gesek. Harga batas yang tepat dari µpc tergantung pada macam dan konstruksi rem serta bahan lapisannya. Namun demikian, pada umumnya kondisi kerja juga mempunyai pengaruh sebagai berikut : Tabel 3.2 Batas harga µpv pada pengaruh kondisi kerja Batas Harga µpv Pengaruh Kondisi Kerja Kg.m / ( mm 2.s ) 0.1< x 0,3 Radiasi panas sangat baik 0,06 < x 0,1 Untuk pemakaian jarang dengan pendinginan radiasi biasa 0,06 Untuk pemakaian terus-menerus

43 31 Drum biasanya dibuat dari besi cor atau baja cor. Blok rem merupakan bagian yang penting. Dahulu biasanya dipakai besi cor, baja, perunggu,kuningan, tenunan, asbes, pasta asbes, serat, kulit, untuk bahan gesek, tetapi akhir-akhir ini banyak dikembangkan bahan gesek dari ferodo. 3.3 Gambar Rem Tromol dan Bagiannya Gambar perncanaan rem tromol (Drum Brakes) dapat dilihat pada gambar berikut ini. Katerangan gambar. 1. Piston penekan 10. Bantalan 2 2. Bidang gesek (pad) 11. Karet rem 3. Penutup drum 12. Karet piston 4. Drum 13. Pen pegas 5. Silinder blok 14. Pegas penarik 6. Hub 15. Baut 7. Poros 16. Mur pengunci 8. Sepatu rem 17. Penjepit sepatu 9. Bantalan I Gambar 3.3 Komponen-komponen rem tromol

44 Cara Kerja Rem Tromol Prinsip kerja rem tromol dengan sistem hidrolik cukup sederhana. Drum berputar bersama dengan roda sedangkan sepatu dipasang pada axle housing sehingga sepatu tidak ikut berputar. Ketika pengemudi menginjak pedal rem, maka akan terjadi tekanan hidrolik pada master cilinder yang kemudian diteruskan pada wheel cylinder. Wheel cylinder ini akan menekan sepatu rem sehingga sepatu rem akan bergesekan dengan permukaan dalam drum. Gaya gesek yang akan terjadi antara sepatu rem dan permukaan dalam silinder akan mengurangi kecepatan putaran poros. Akibat laju kendaraan akan berkurang. Kemudian untuk mengembalikan posisi sepatu rem ke kedudukannya semula sewaktu rem dilepas biasa digunakan sistem pegas. 3.5 Data-Data Teknis Gambar 3.4 Pembebanan saat pengereman Untuk perhitungan dibawah ini saya menggunakan data-data teknis dari mobil TOYOTA KIJANG W k Berat kosong kendaraan = 1220 kg W p berat penumpang dengan berat rata-rata 60 kg = 300 kg W t Berat total kendaraan = W k + W p = 1520 kg W d Berat pada gandar depan = 0,4 W t = 608 kg

45 33 W b Beban pada gambar belakang = 0,6 x W t = 912 kg L Jarak gandar = 2300 mm H Tinggi kendaraan = 1790 mm h Tinggi titik berat = H / 3 = 1790 / 3 = 596,67 mm p wd Tekanan minyak roda depan = 80 kg/cm 2 = 0,8 kg/mm 2 p wb Tekanan minyak roda belakang = 58 kg/cm 2 = 0,58 kg/mm Perhitungan Rem Tromol Direncanakan : S Jarak pengereman = 100 m, pada V Kecepatan rata-rata = 120 km/jam atau 33,33 m/s Perhitungan pengereman : µ Besar koefisien gesek ban dan jalan = v 2 2Sg = 33,333 2 = 0,57 2.(100).9,81 α Perlambatan = µ g = (0,57).9,81 = 5,59 m/s 2 t e Waktu pengereman = v α = 33,33 = 5,96 detik = 6 detik 5,59 Ek Energi kinetik kendaraan = Wt. V 2 2g = (33,33 2 ) = 86062,8 kg/m 2.(9.81)

46 34 Beban dinamis : W dd Beban dinamis pada roda depan = W d + W t x µ x h l = x 0,57 x 596, = 832,76 kg W db Beban dinamis pada roda belakang = W b W t x µ x h l = x 0,57 x 596, = 687,24 kg Gaya pengereman yang diperlukan untuk menghentikan kendaraan : B id Pada gandar depan = µ. W dd = 0,57.(832,76) = 474,67 kg B ib Pada gambar belakang = µ. W db = 0,57.(687,24) = 391,73 kg Untuk bahan gesek berupa cetakan FERODO dengan baja cor harga koefisien geseknya, µ d = 0,46 pada tekanan permukaan yang diizinkan, p a = 10 kg/cm Perhitungan luas bidang gesek Direncanakan : R 1 Jari-jari luas bidang gesek = 100 mm R2 Jari-jari dalam bidang gesek = 97 mm θ Besar sudut kontak bidng gesek = 90 o Z Banyak keja rem per jam = 80 kali/jam L Waktu pemakaian rem = 600 jam A k Kerja untuk menghabiskan bahan

47 35 Gesek persatuan volume = 75 dk / cm 3 Diketahui : N max Daya maksimum = 75 PS n Putaran = 5000 rpm Maka : R m Jari-jari rata-rata pad = R 1 + R 2 2 = = 98,5 mm 2 Mp Momen puntir = N max n = = 1074,3 kg/cm 5000 = kg /mm Mg Momen geser = (1,5 2). Mp = 1, = 16114,5 kg /mm W = 2πn = 2π = 523,6 rad/det A g Kerja yang hilang = M g. w.t e 2 = 16,1145.(523,6).6 = 25312,66 kg/m 2 N g Daya kerja yang hilang = A g x Z A k x 3600 = 25312,66 x 80 = 3,75 dk 150 x 3600 F k tot Luas total bidang gesek = N g. L A k. α = 3,75 x 600 = 60 cm 2 = 6000 mm x 0,25 P Panjang bidang gesek = θ x 2π. R m

48 o = 90 o x 2π 98,5 = 154, 72 mm 360 o F ½ Luas satu bidang gesek = 1 x F k tot 2 = 1 x 60 = 30 cm 2 = 3000 mm 2 2 B Lebar bidang gesek = F 1/2 P = 3000 = 19,4 mm 154, Perhitungan diameter piston penekan F Gaya yang timbul pada bidang gesek = P a. Ar = 0,1.(6000) = 600 kg A c Luas penampang piston penekan = F = 600 = 1034,48mm 2 P wb 0,58 D c Diameter piston penekan = 4.A c π = ,48 = 36,29 mm π = 2. (2µ R ban = 2. (2 x 0,46). 0,58 x 1034,48 x 98,5 217,5 = 499,97 kg

49 Perancangan Poros Gambar 3.5 Letak bantalan dan pembebanan pada poros Keterangan gambar : L A = 25 mm L 1 = 30 mm L B = 12,5 L = 70 mm Gaya-gaya yang bekerja pada poros : P sb Beban pada poros roda belakang = W ab = 687,24 = 343,62 kg 2 2 P ra Gaya radial pada bantalan A = P sb. L B L A + L B = 343,62. 12,5 = 114,54 kg ,5 P rb Gaya radial pada Bantalan B = P sb P ra = 343,62 114,54 = 229,08 kg M ID Momen lentur pada poros roda belakang = P ra. L 1 + P rb.l = 114,54.(30) + 229,08. (70) = 19471,8 kg / mm

50 38 Bahan poros ditentukan BD 60 yang memiliki kekuatan tarik, σ kg/mm 2 dan faktor keamanan, Sf = 8. б bol Kekuatan tarik yang diperbolehkan = σ = 60 =7,5 kg/mm 2 D s Diamter poros = 3 Sf 8 10 M id = ,8 = 29,6 mm б bol 7,5 Maka diambil poros dengan diameter 30 mm Perancangan bantalan Direncanakan L h Umur dari bantalan = jam n Jumlah putaran per menit = v = 2000 (m/menit) =1463,5rpm π. D ban 2 x 0,2175 π = 1500 rpm f n faktor putaran = 33,3 n = 33, f h Faktor umur = L h 500 = = 0, Faktor lainnya : X = 1 Y = 0 V = Disc Brake / Rem Cakram

51 39 Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat besi tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram (disc). Perhitungan Pada Rem Cakram : Hitung gaya penginjakan rem penuh untuk sebuah roda, jika roda tidak memblokir. Kendaraan ini menggunkan rem cakram dengan dua buah piston Gambar 3.6 Diketahui : Silinder master (dm) = 25 mm = 0,025 m silinder rem cakram (dk) = 50 mm = 0,05 m Jari-jari piringan (r) = 12 cm = 0,12 m Jari-jari roda (R) = 30 cm = 0,30 m Beban pada roda (Grd) = 4500 N Koefisien gesek jalan (m) = 0,7 Koefisien gesek REM (m t) = 0,3 Ditanya : Gaya penginjakan pedal rem Jawab : Gaya pada kaliper Gaya penginjakan pedal rem MA = MA = 0

52 40 Ft.a - Fm. b = 0 Ft.a = Fm. B Ff = Fm x b a Dimana : a = 30 cm B = cm = 10 cm maka : Ff = Fm Fm = P Am P = Fr kaliper A kaliper A Kaliper = p/4 dk 2 2 = 0,785 (o,o5) 2 2 = 3, m 2 P = , = p/m 2 (Pa.(pascal) ) Am = p/4 (dm 2 ) = 0,785 (0,025) 2 = m 2 Fm = = 3281,08 N Jadi gaya pengisian rem adalah :

53 41 Ff = 3281 o,8 3 = 1093,69 N b. Gaya Pengereman Statis Roda Belakang Frdm bs = M bs a = = 2500 N Jadi gaya pengereman maksimum Frdm = m g m = ,05 = 650 N Maka, beban dinamis aksel depan dan belakang - Gd din = mds g + Fdm t/p = ,8/2,6 = N = N ( beban aksel depan) - Gb din = mbs g - Frdm t/p = ,8/2,6 = = 3000 N ( beban aksel belakang ) c. Gaya Pengereman Depan Dinamis Frdm din = Gd din a g =

54 42 10 = 5000 N d. Gaya Pengereman Belakang Dinamis Frdm bdin = Gb din a g = = 1500 N

55 43 Gambar 3.7 Rem cakera Gambar 3.8 Notasi untuk rem cakera T i = mfk 1 R m dimana m adalah koefisien gesek lapisan, F (kg) adalah hasil perkalian antara luas piston atau silinder roda A w (cm 2 ) dan tekanan minyak P w (kg/cm 2 ), sedangkan K 1 dan R m dihitung dari rumus berikut : 2f Ø R1R2 Œ1-3sin ( f / 2) º ( R1 + R K i = 2 2 ) ø œ ß R 1 + R R 2 m = 2 Perhitungan ini dilakukan untuk membuat keausan lapisan yang seragam baik di dekat poros maupun di luar, dengan jalan mengusahakan tekanan kontak yang merata. Jika R 2 = 1,5 R 1, maka K 1 = 1,021 untuk f = 25 0 K 2 = 1,04 untuk f = 45 0 Satu cakera ditekan oleh gaya P (kg) x 2 dari kedua sisinya. Jika pusat tekanan ada di K 1 R m = r, maka faktor efektivitas rem (FER) adalah : (FER) = 2T/Fr = 2m

56 44 Dalam hal otomobil, karena satu gandar mempunyai 2 roda dengan jari-jari R, gaya rem pada diameter luar roda adalah B d = 2 (FER). P w. A w. R r Faktor efektivitas rem diberikan dalam Gambar Dibandingkan dengan macam rem yang lain, rem cakera mempunyai harga FER terendah karena pemancaran panas yang sangat baik, sehingga banyak dipakai. Dalam diagram 12 diberikan tata cara perhitungan FER yang disusun bersama-sama dengan rem drum. DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN PENGEREMAN START

57 45 Berat total kendaraan Wt (kg) Beban pada gandar depan W d (kg) Beban pada gandar belakang W b (kg) Jarak gandar L (mm) Tinggi kendaraan H (mm) Tinggi titik berat h (mm) Jarak pngereman S (m) Kecepatan rata-rata V (m/s) Besar koefisien gesek dan jalan μ = v 2 2Sg Perlambatan α = μ g Waktu pengereman t e = v α Energi kinetik kendaraan Ek = W t. V 2 2g Beban dinamis pada roda depan W dd = W d + W t x μ x h l Beban dinamis pada roda belakang W db = W b W t x μ x h l DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN STOP BIDANG GESEK START

58 46 Jari-jari luas bidang gesek R 1 (mm) Jari-jari dalam bidang gesek R 2 (mm) Besar sudut kontak bidang gesek θ (90 o ) Banyak kerja rem per jam Z (kali/jam) Waktu pmakaian rem L (jam) Kerja untuk menghabiskan bahan gesek persatuan Volume A k (dk / cm 3 ) Daya maksimum N max (PS) Putaran n (rpm) Jari-jari rata-rata pad Rm = R1 +R2 2 Momen puntir Mp = N max n Momen geser Mg = (1,5). Mp Kerja yang hilang A g = M g.w.t e 2 Daya kerja yang hilang N g = A g x Z A k x 3600 Luas total bidang gesek F k tot = N g.l A k.α Panjang bidang gesek P = θ x 2π.R m 360 o Luas satu bidang gesek F 1/2 = 1 x F tot 2

59 47 Lebar bidang gesek B = F 1/2 P Jari-jari rata-rata pad (mm) Panjang bidang gesek (mm) Lebar bidang gesek (mm) STOP

60 48 DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN DIAMETER PISTON PENEKAN START Luas total bidang gesek F k tot (mm) Tekanan permukaan yang Diizinkan P a (kg/mm 2 ) Gaya yang timbul pada bidang gesek F = P a. F k tot P wb Tekanan minyak roda belakang P wb (kg/mm 2 ) Luas penampang piston penekan A c = F P wb Diameter piston penekan D c = 4.A c p Kemampuan pengereman pada gandar belakang B db = 2. (2m d ). P wb. A c. R m R ban Diameter piston Penekan (mm) STOP

61 49 DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN POROS START Beban dinamis pada roda belakang W db (kg) Jarak antara bantalan L A,L B,L 1,L (mm) Beban pada poros roda belakang P sb = W db 2 Gaya radial pada bantalan A P ra = P sb.l B L A + L B Gaya radial pada bantalan B P rb = P sb - P ra Momen lentur pada poros roda belakang M id = P ra.l 1 + P rb.l Bahan poros,sf Kekuatan tarik σ (kg/mm 2 ) Kekuatan tarik yang diperbolehkan σ bol = σs Sf Diameter poros D s = 3 10 M id s bol Diameter poros (mm) STOP

62 50 DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN BANTALAN START Kecepatan rata-rata v (m/menit) Diameter ban D ban (mm) L h Umur dari bantalan L h (jam) Jumlah putaran per menit n = v p.d ban f n Faktor putaran = 33,3 n 1 3 f h Faktor umur = Lh Beban yang bekerja pada bantalan A,Pa = X.V.P ra + Y.P aa C Beban dinamis = P a f h f n Beban yang bekerja pada bantalan B,P b = X.V.P rb + Y.P ab C Beban dinamis = Pb f h f n STOP

63 51 DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN BAUT START Momen puntir mesin T (kg/m) Putaran n (rpm) Perbandingan gigi mundur I 5 = 4,743 Jumlah baut n = 4 buah Diameter peletakan baut D = 120 mm Momen puntir maksimal pada gigi mundur T g = T x I 5 I F Momen puntir pada saat pengereman T b = F(2.μ d). R m P Gaya pada baut = 2T b nd Diameter inti baut D p = 4.P p.t bol Diameter baut (mm) STOP

64 52 BAB IV ANALISA LOSS POWER PADA DISC BRAKE SERI 5K 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian didapatkan data : Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Kasus Sistem Rem yang Terjadi Rem tidak pakem Tekanan uadara terlalu rendah Rem buang kanan Minyak rem boros, booster rem bocor Rem keras Penyebab Kerusakan Sistem Rem Seal roda bocor, karet tutup debu sobek, wheel master bocor. Breake valve bocor Kanvas rem tipis, wheel master bocor Seal booster mengeras Banyaknya kotoran dalam tangki udara 4.2 Pembahasan Dari permasalahan rem diatas dapat diatasi dengan : a. Penyebab dari rem tidak pakem tersebut setelah dilakukan penelitian adalah : 1). Seal roda bocor roda belakang kanan, kiri sehingga grease akan membasahi kanvas rem dan tromol akan menjadi licin. 2). Karet tutup debu sobek sehingga kotoran mudah masuk ke wheel master. 3). Wheel master bocor roda belakang kanan, kiri sehingga tekanan minyak terhadap piston roda tidak maksimal.

65 53 v Cara mengatasi permasalahan diatas adalah dengan mengganti seal roda, tutup debu dan seal piston wheel master. b. Penyebab tekanan udara rendah setelah dilakukan penelitian adalah : 1). Breake valve bocor sehingga tekanan udara dari tangki ke booster menjadi lemah. v Cara mengatasi permasalahan diatas adalah dengan mengganti seal-seal (repair-kit) dari breake valve. c. Setelah diadakan penelitian penyebab rem buang kanan adalah : 1). Kanvas rem tipis sehingga gesekan antara kanvas rem dengan tromol menjadi kurang maksimal. 2). Wheel master bocor sehingga tekanan minyak terhadap piston roda tidak maksimal. v Cara mengatasinya adalah dengan mengganti kanvas rem dan seal piston wheel master roda depan sebelah kiri. d. Setelah dilakukan penelitian penyebab minyak rem boros dan rem kurang pakem adalah : 1). Terjadi kebocoran pada booster rem yang disebabkan seal booster telah mengeras sehingga minyak rem akan menjadi boros dan tekanan minyak rem dari master silinder ke wheel master menjadi kurang maksimal. v Cara mengatasi permasalahan diatas adalah dengan mengganti seal-seal (repair kit) booster rem. e. Setelah diadakan penelitian penyebab rem keras adalah : 1). Banyaknya kotoran pada tangki udara sehingga mengakibatkan aliran udara ke breake valve menjadi tidak lancar. v Cara mengatasinya adalah dengan membersihkan nepel pembuangan udara dan menguras kotoran yang ada pada tangki udara.

66 54 Gunakan tabel di bawah ini untuk membantu menemukan penyebab dari problem nomor-nomor menunjukkan prioritas yang sangat mungkin menjadi penyebab dari problem. Periksa setiap bagian sesuai dengan urutan. Bila perlu, gantilah komponen tersebut. Gejala Pedal rendah atau pedal blong Rem macet Area yang diduga 1. Sistem rem (minyak bocor) 2. Sistem rem (Ada udara) 3. Dudukan piston (Aus atau rusak) 4. Celah sepatu rem belakang (penyetelan berlebihan) 5. Master silinder (rusak) 6. Booster batang pendorong (penyetelan berlebihan) 1. Gerak bebas pada rem (minimal) 2. Langkah tuas rem parkir (penyetelan berlebihan) 3. Kabel rem parkir (macet) 4. Celah sepatu rem belakang (penyetelan berlebihan) 5. Pad atau sepatu rem (retak atau berubah bentuk) 6. Piston (macet) 7. Piston (membeku) 8. Anchor atau pegas pembalik (rusak) 9. Booster barang pendorong (penyetelan berlebihan) 10. Sistem booster (vakum bocor) 11. Master silinder (rusak)

67 55 Rem narik Pedal keras tetapi rem tidak pakem Suara berisik dari rem 1. Piston (macet) 2. Pad atau sepatu rem (berminyak) 3. Piston (membeku) 4. Piringan (tergores) 5. Pad atau sepatu rem (retak atau berubah bentuk) 1. Sistem rem (minyak bocor) 2. Sistem rem (ada udara) 3. Pad atau sepatu rem (aus) 4. Pad atau sepatu rem (retak atau berubah bentuk) 5. Celah sepatu rem belakang (penyetelan berlebihan) 6. Pad atau sepatu rem (berminyak) 7. Pad atau sepatu rem (mengeras dan berkilau) 8. Piringan (tergores) 9. Booster batang pendorong (penyetelan berlebihan) 10. Sistem booster (vakum bocor) 1. Pad atau sepatu rem (retak atau berubah bentuk) 2. Baut pemasangan (kendor) 3. Piringan (tergores) 4. Plat penahan plat (kendor) 5. Pin geser (aus) 6. Pad atau sepatu rem (kotor) 7. Pad atau sepatu rem (mengeras dan berkilau)

68 56 8. Anchor atau pegas pembalik (rusak) 9. Shim anti squeal (rusak) 10. Pegas penahan sepatu (rusak) Sistem rem yang terdapat pada mobil merupakan salah satu yang penting. Hal itu disebabkan karena sistem pengereman sangat penting pada sebuah kendaraan. Apabila sistem rem pada mobil ini tidak bekerja maka pengguna kendaraan akan menjadi kurang nyaman. Oleh karena itu diperlukan adanya perawatan yang rutin untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada saat mengendarai. Dengan banyaknya komponen yang terdapat pada sistem rem ini maka kita perlu melakukan pengecekan secara bertahap dan satu persatu. Pada dasarnya ada 3 faktor uatama yang menyebabkan kerusakan pada sistem rem yang terdapat pada mobil, yaitu : 1. Masuknya oli kedalam tangki uadara yang menyebabkan kerusakan pada komponen sistem rem terutama seal-seal akan menjadi keras dan akan menyebabkan banyaknya kotoran yang ada di tangki udara hal ini bisa menyumbat aliran udara. Hal ini dapat kita atasi dengan melakukan pembongkaran pada bagian kompresor. Ini dikarenakan hanya pada bagian kompresor saja yang menggunakan pelumasan dengan menggunakan oli. Kebocoran oli tersebut dapat disebabkan sudah lemahnya ring piston yang terdapat pada kompresor, silinder yang sudah afkir. Untuk perbaikan pada ring piston hanya dapat kita ganti dengan yang baru. 2. Kualitas spare-part yang digunakan pada waktu perbaikan komponen yang mengalami kerusakan. Apabila kita menggunaklan spare part yang original maka akan kita peroleh usia pakai yang lebih lama daripada ketika menggunakan spare-part yang non original. 3. Kotoran yang menempel pada body komponen sistem rem yang menyebabkan tersumbatnya saluran udara maupun saluran minyak rem

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 16 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 3.1 Definisi Rem Rem adalah elemen mesin untuk memperlambat atau menghentikan putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman

Lebih terperinci

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar.

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar. SISTEM REM URAIAN Rem berfungsi untuk : Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang

Lebih terperinci

Sistem Rem. diklat sistem rem meliputi pengertian, prinsip rem, jenis-jenis rem, mekanismen. keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman.

Sistem Rem. diklat sistem rem meliputi pengertian, prinsip rem, jenis-jenis rem, mekanismen. keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman. Sistem Rem Sistem rem merupakan salah satu mata diklat yang dipelajari di sekolah menengah kejuruan (SMK) pada kelas XI. Berdasarkan kurikulum KTSP mata diklat sistem rem meliputi pengertian, prinsip rem,

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR INDIKATOR PENCAPAIAN

KEGIATAN BELAJAR INDIKATOR PENCAPAIAN KEGIATAN BELAJAR INDIKATOR PENCAPAIAN Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja system rem pada kendaraan Membedakan tipe-tipe/jenis rem pada kendaraan Mengidentifikasi komponen-komponen system rem pada kendaraan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015

ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015 ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani 13320001 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015 Defenisi Rem REM merupakan salah satu elemen paling dalam kendaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM Brake System (REM) SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM SISTEM REM ( BRAKE SYSTEM) Fungsi Utama: 1. Mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan 2. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun 3. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal 34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen

Lebih terperinci

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan aan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting

Lebih terperinci

Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya?

Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya? Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki Fungsi rem selanjutnya? Cara Kerja Rem Rem:: 1. Secara Mekanis : dengan gesekan 2. Secara Listrik

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN SMK... Mata Pelajaran : Motor otomotif Kelas/Semester : XI/2 Pertemuan Ke- : 1,2,3,4,5,6,7,8. Alokasi Waktu : 32 x 45 menit Standar Kompetensi : Perbaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum Wr. Wb. yang telah memberikan Nikmat Iman dan Islam. Tiada Tuhan yang wajib kita sembah

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum Wr. Wb. yang telah memberikan Nikmat Iman dan Islam. Tiada Tuhan yang wajib kita sembah KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan Syukur Alhamdullilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Nikmat Iman dan Islam. Tiada Tuhan yang wajib kita sembah selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

Analisis Sistim Rem Tromol Mobil Suzuki Futura Tahun 2003 ABSTRAK

Analisis Sistim Rem Tromol Mobil Suzuki Futura Tahun 2003 ABSTRAK Analisis Sistim Rem Tromol Mobil Suzuki Futura Tahun 2003 Nuryasin Muhamad D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Perkembangan dunia otomotif yang semakin pesat menuntut industri

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PROYEK AKHIR Diajukan Kapada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya OLEH

Lebih terperinci

Struktur dari Center Brake

Struktur dari Center Brake BAB I PENDAHULUAN Brake system dan ABS dipasang gunanya adalah untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan karena kendaraan tidak bisa dihentikan pada saat melaju. Saat kendaraan bergerak, meskipun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN 3.1 METODE PERANCANGAN sistematis. Metode perancangan yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode 34 Gambar 3.1 Tahap tahap perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Alur Proses Perawatan 31 1. Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2. Customer memberikan data mobil beserta keluhannya kepada

Lebih terperinci

ANALISIS KONSTRUKSI DAN SISTEM KERJA MASTER SILINDER SERTA BOSTER REM PADA TOYOTA KIJANG TIPE KF 50

ANALISIS KONSTRUKSI DAN SISTEM KERJA MASTER SILINDER SERTA BOSTER REM PADA TOYOTA KIJANG TIPE KF 50 ANALISIS KONSTRUKSI DAN SISTEM KERJA MASTER SILINDER SERTA BOSTER REM PADA TOYOTA KIJANG TIPE KF 50 PROYEK AKHIR Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Diploma III untuk mencapai gelar Ahli Madya Disusun

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA PADA REM CAKRAM (DISK BRAKE) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT. Dr. Ir. Yanuar, Msc., M.Eng, *) Dita Satyadarma, ST., MT *), Burhan Noerdin **)

ANALISIS GAYA PADA REM CAKRAM (DISK BRAKE) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT. Dr. Ir. Yanuar, Msc., M.Eng, *) Dita Satyadarma, ST., MT *), Burhan Noerdin **) ANALISIS GAYA PADA REM CAKRAM (DISK BRAKE) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT Dr. Ir. Yanuar, Msc., M.Eng, *) Dita Satyadarma, ST., MT *), Burhan Noerdin **) *) Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma **) Alumni

Lebih terperinci

Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat. Ahmad Arifin

Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat. Ahmad Arifin Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat Ahmad Arifin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok Jawa Barat INDONESIA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal ABSTRAK Kendaraan bermotor berjalan dengan normal jika salah satu syaratnya

Lebih terperinci

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012

ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012 ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012 Qomaruddin 1, Taufiq Hidayat 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin. BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan

Lebih terperinci

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL Silinder Master 1. Konstruksi Dan Nama Nama Bagian Bagian Silinder Master : 1 2 13 3 14 4 12 11 10 9 8 7 6 5 Bagian bagian 1. Silinder 2. Cairan rem 3. Lubang penambhan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN A. Konsep Perancangan Modifikasi Modifikasi sistem rem tromol belakang GL PRO 1995 menjadi rem cakram dengan teknologi Combi Brake berfungsi untuk memberikan keamanan pengendara

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM REM TROMOL PADA TRAINER SISTEM REM MOBIL SUZUKI FUTURA TAHUN 2003

ANALISIS SISTEM REM TROMOL PADA TRAINER SISTEM REM MOBIL SUZUKI FUTURA TAHUN 2003 ANALISIS SISTEM REM TROMOL PADA TRAINER SISTEM REM MOBIL SUZUKI FUTURA TAHUN 2003 Ludy Andrianto DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No.09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Rem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital. keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak

Rem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital. keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak EM em merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak sehingga berkurang kecepatannya atau berhenti. Pemakaian

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah

Lebih terperinci

PERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON

PERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON TUGAS AKHIR PERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik Mesin Jenjang Pendidikan Strata satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan degan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau

BAB II DASAR TEORI. Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau BAB II DASAR TEORI 2.1 Rem 2.1.1Pengertian dan Fungsi Rem Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau menghentikan gerak antara putaran pada suatu mesin dengan cara mengubah tenaga

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : YUNIAS AGIL ASKARI NIM. I 8111041 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGEREMAN MOBIL

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGEREMAN MOBIL PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENGEREMAN MOBIL TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang OLEH Nama : Mahesa Utama

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1, Alur proses perawatan (Sumber: Astrido group. 2016) 25 1 Customer mengambil nomor antrian pada mesin antrian. 2 Customer memberikan data

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Language, recondition memiliki arti to restore to good condition, especially

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Language, recondition memiliki arti to restore to good condition, especially 6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Rekondisi Sistem Rem Rekondisi diambil dari kata recondition dalam bahasa inggris. Menurut kamus The American Heritage Dictionary Of The English Language, recondition

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS

BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS 3.1 Pengertian Rem dan Fungsi Rem Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus : Dapat menghentikan

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

ELEMEN MESIN 2 REM ALI RIDHO ALATAS

ELEMEN MESIN 2 REM ALI RIDHO ALATAS ELEMEN MESIN REM ALI RIDHO ALATAS 43111511 JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PANCASILA 01 ABSTRAK Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan. Karena itu, rem sangat diperlukan dalam teknik-kendaraan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat BAB III PERANCANGAN 3.1 Rangkaian Rem Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat yang cukup sederhana. Rangkaian rem ini dibuat untuk mengetahui analisis tekanan hidrolik pada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN

TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR

LAPORAN PROYEK AKHIR LAPORAN PROYEK AKHIR REKONDISI DAN MODIFIKASI SISTEM PENGGERAK, SISTEM REM DAN SISTEM KEMUDI MOBIL LISTRIK Disusun guna memenuhi sebagian syarat Untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

STUDI KAITAN PARAMETER PENGEREMAN DENGAN BEBAN DINAMIS PADA KENDARAAN

STUDI KAITAN PARAMETER PENGEREMAN DENGAN BEBAN DINAMIS PADA KENDARAAN STUDI KAITAN PARAMETER PENGEREMAN DENGAN BEBAN DINAMIS PADA KENDARAAN Mustofa 1), Naharuddin 2), Basri 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah Email: mustofa1970@yahoo.com

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN PREVENTIF PADA PT DUNIA EXPRESS TRANSINDO 4.1 PERAWATAN PREVENTIF Perawatan preventif merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG Disusun Oleh : Nama : Tohim Purnanto Npm : 27411140 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM REM KODE MODUL OPKR B. Milik Negara Tidak Diperdagangkan

PERBAIKAN SISTEM REM KODE MODUL OPKR B. Milik Negara Tidak Diperdagangkan KODE MODUL OPKR 40 003 B Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF PERBAIKAN SISTEM REM TUT WURI HANDAYANI DIREKTORAT

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

Prinsip Kerja Rem (How Brake Working)

Prinsip Kerja Rem (How Brake Working) BAB 1 Prinsip Kerja Rem (How Brake Working) Kompetensi Dasar : Indikator : 1). Menjelaskan fungsi rem. 2). Menjelaskan prinsip kerja rem. 3). Memeriksa tinggi permukaan minyak rem. 4). Mengeluarkan udara

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin inilah yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ANA LANGGENG PURNOMO D200 08 0129 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Spesifikasi New Mazda 2 Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2 memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya Maksimum (N) : 103 PS 2. Putaran

Lebih terperinci

Studi Komparasi Daya Pengereman Antara Piston Singel Dengan Double Pada Sepeda Motor. Abstrak

Studi Komparasi Daya Pengereman Antara Piston Singel Dengan Double Pada Sepeda Motor. Abstrak Studi Komparasi Daya Pengereman Antara Piston Singel Dengan Double Pada Sepeda Motor Dedy Darmawan (739) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Brake is a important divice in a vehicle. Caused

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan sistem transportasi dan teknologi pada saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga semua hal yang mendukung kemajuan dunia ini dituntut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Oleh: Nama : Alkadri No. BP

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGEREMAN PADA MOBIL MITSUBISHI L300 JENIS PICK-UP

ANALISIS SISTEM PENGEREMAN PADA MOBIL MITSUBISHI L300 JENIS PICK-UP Analisis Sistem Pengereman Pada obil itsubishi L300 Jenis Pick-Up (ustofa & Awal Syahrani Sirajuddin) AALISIS SISTE PEGEREA PADA OBIL ITSUBISHI L300 JEIS PICK-UP ustofa & Awal Syahrani Sirajuddin Jurusan

Lebih terperinci