BAB II DASAR TEORI. Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI. Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Rem 2.1.1Pengertian dan Fungsi Rem Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau menghentikan gerak antara putaran pada suatu mesin dengan cara mengubah tenaga dinamika menjadi tenaga panas. Cara kerja rem adalah menekan kanvas rem pada piringan. Pada proses kerjanya, rem menyerap energi kinetik dari mesin. Penyerapan energi kinetik ini berlangsung pada saat proses pengereman. Dimana terjadi 8

2 proses perlambatan kecepatan dari kecepatan tinggi menjadi kecepatan rendah. Sehingga energi kinetik berkurang dan hasilnya adalah nol. Permasalahan yang biasa di hadapi pada saat rem bekerja adalah timbulnya panas yang tersebar rem dengan bidang gesek. Panas yang berlebihan kepermukaan gesek harus di hindari dengan memberikan ventilasi agar distribusi panas merata pada bidang gesek. Bahan yang biasanya di gunakan sebagai lapisan gesek adalah bahan asbes atau ferodo. Dapat juga menggunakan material lainnya yang dapat menyerap panas dan juga tidak mudah aus karena adanya gesekan.kapasitas atau kemampuan rem pada kendaraan tergantung pada beberapa factor antara lain : 1. Besarnya tekanan pada bidang gesek. 2. Besarnya koefisien gesek dari bidang gesek. 3. Kemampuan penyalur panas pada rem. Dari pengertian masalah rem, dapat di simpulkan bahwa fungsi rem adalah untuk memperlambat laju kendaraan atau putaran mesin dengan tujuan untuk menstabilkan atau menormalkan mesin pada kendaraan seperti semula. Namun masalahny tidak berhenti sampai disni saja,sebab rem yang dibutuhkan harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain harus dapat berhenti dengan waktu yang sesingkat mungkin dan dengan jarak seminim mungkin. 9

3 Gesekan yang diakibatkan oleh pad brake (kanvas rem) dengan piringan mengakibatkan terjadinya perlambatan atau pengurangan kecepatan. Secara sederhana prinsip kerja dari rem dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini. N f F W Gambar 2.1 Prinsip Kerja Rem Benda ditarik oleh gaya F kekanan dan mengakibatkan timbulnya koefisien gaya gesekan (kinetik). Timbulnya gaya gesekan (kinetik) f kekiri yang timbul akibat gesekan antara benda dengan lantai, dengan demikian gaya-gaya yang menggerakkan benda yaitu (F-f). Besar gaya gesek, f : ff = μμ NN (2.1) dimana ; µ = efisiensi gesek antara dua permukaan N = gaya normal terhadap benda 10

4 Berdasarkan Hukum Newton II, maka : FF = mm aa (2.2) Dimana : F = gaya yang bekerja pada benda [N] m = massa benda [kg] a = percepatan benda bergerak [m/s 2 ] Akibat gaya gesek f, maka percepatan benda akan berkurang menjadi : aa = FF ff mm (mm/ss2 ) (2.3) Pada saat pengereman, mesin tidak berkerja karena itu tidak ada gaya yang bekerja pada mobil atau F = 0, sehingga : aa = FF mm (mm/s2 ) (2.4) 11

5 Dimana a adalah perlambatan oleh karena itu bertanda negative. Perlambatan inilah yang menyebabkan kecepatan berkurang dan akibatnya kendaraan berhenti. Adapun rem yang digunakan untuk kendaraan harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : Dapat bekerja dengan baik dan cepat Bila muatan pada roda-roda sama besar, maka gaya pengeremannya harus sama besarnya Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup Rem harus mudah disetel dan diperiksa 2.2. Jenis-jenis Rem Gesek yaitu : Ada beberapa jenis rem gesek yang disesuaikan dengan permukaan rem 1. Rem Blok (Rem Sepatu) 2. Rem Pita (Rem Tali) 3. Rem Ekspansi Dalam (Rem Tromol) 4. Rem Cakram (Rem Disc) Rem Blok atau Rem Sepatu Rem blok terdiri dari sebuah balok yang ditekan pada roda yang berputar, gesekan antara balok dengan roda menimbulkan gaya tangensial yang akan 12

6 memperlambat putaran. Balok ditekan pada roda oleh gaya yang diberikan pada ujung tongkat yang kaku dimana ujung lainnya diberi engsel. Ada dua jenis rem blok, yaitu rem blok tunggal dan rem blok ganda. Pada rem blok tunggal hanya digunakan satu blok rem ditekan terhadap drum. Hal ini dapat menimbulkan momen pada poros roda untuk menghilangkannya maka digunakan dua balok rem, re mini disebut rem balok ganda, seperti terlihat pada gambar 2.2.b. Rem jenis ini masih digunakan pada kereta api. a. tunggal b. ganda Gambar 2.2 Rem Blok. Sumber: Stolk, Jac dan Kros, C. Elemen Konstruksi Bangunan Mesin, 1980.Erlangga; Jakarta 13

7 Rem Pita atau Rem Tali Rem tali terdiri dari tali yang luwes dari kawat baja dengan bahan gesek, drum rem dan tali ini dililitkan pada silinder roda dan kedua ujungnya dihubungkan dengan pengungkit. Bila pengungkit diberi gaya F, maka tali menegang sehingga terjadi gesekan antara tali dengan roda, gesekan ini yang akan memperlambat putaran roda. Gambar 2.3 Rem Tali atau Rem Pita Sumber: Stolk, Jac dan Kros, C. Elemen Konstruksi Bangunan Mesin, Erlangga; Jakarta Pada gambar 2.3.a terlihat bahwa OA > OC akibatnya F1 > F2, oleh karena itu F pada ujung pengungkitnya arahnya lurus kebawah. Gambar 2.3.b, 14

8 kebalikannya, pada gambar ini OA < OC akibatnya F1 < F2, maka gaya F arahnya harus keatas selain itu arah putaarannya mempengaruhi besarnya F1 dan F Rem Blok dan Rem Tali Dikatakan demikian karena meripakan gabungan antara rem balok dan rem tali.beberapa balok dipasang mengelilingi silinder roda, kemudian tali dililitkan disekeliling balok.bahan balok merupakan kayu, kulit atau bahan gesek lainnya. Kedua ujung tali dihubungkan dengan pengungkit, bila gaya F bekerja pada pengungkit, tali akan menegang, akibatnya akan terjadi gesekan antara blok dengan silinder roda. Gesekan ini akan menyebabkan roda berhenti. Gambar 2.4 Rem Blok dan Rem Tali Gambar 2.4 Rem Blok dan Rem Tali Sumber: Stolk, Jac dan Kros, C. Elemen Konstruksi Bangunan Mesin, Erlangga; Jakarta 15

9 Rem Ekspansi Dalam atau Rem Tromol Rem ekspansi terdiri dari dua sepatu rem yang dilapisi bahan gesek, biasanya Ferodo, dengan maksud untuk menambah koefisien gesek dan mengurangi keausan pada logam.setiap sepatu rem ditumpu pada satu ujungnya, sedangkan ujung lainnya bersinggungan dengan bubungan (cam).bila bubungan berputar maka sepatu rem terdorong keluar sehingga lapisan geseknya bersinggungan dengan tromol rem dan rem mulai bekerja untuk memperlambat putaran sepatu. Sepatu rem diikat pada pegas yang berfungsi untuk menarik kembali sepatu rem ke posisi semula setelah proses pengereman. Tromol rem juga berfungsi melindungi rem dari kotoran. Tromol rem mempunyai ciri lapisan yang terlindungi dapat menghasilkan gaya rem yang besar untuk ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem cukup panjang. Suatu kelemahan rem ini adalah pemancaran panasnya buruk.gaya rem terletak pada letak engsel sepatu dan silinder hidrolik serta arah putaran roda. Keterangan : 1. Bubungan (cam) 2. Sepatu Rem 3. Tromol Rem 4. Pegas 5. Poros Roda 16

10 Gambar 2.5 rem tromol Sumber: Stolk, Jac dan Kros, C. Elemen Konstruksi Bangunan Mesin, Erlangga; Jakarta Rem jenis ekspansi dalam atau rem tromol ini digunakan pada sebuah motor atau kendaraan motor ringan lainnya. Rem ekspansi dalam juga dipergunakan pada mobil, tetapi tenaga pengeremannya tidak secara mekanik melainkan secara hidrolik, yakni dengan perantaraan minyak rem. Dengan menekan pedal rem, minyak rem akan meneruskan tekanan kesilinder roda, didalam silinder roda terdapat piston dan piston ini kemudian akan bergesekan dengan tromol rem, gesekan ini akan memperlambat putaran roda. Berikut adalah gambar dari rem Tromol Hidrolik. 1. Silinder roda 2. Selang rem 17

11 ] Gambar 2.6 Rem Ekspansi Dalam Hidrolik Sumber: Stolk, Jac dan Kros, C. Elemen Konstruksi Bangunan Mesin, Erlangga; Jakarta Ada dua jenis rem tromol, yaitu : 1. Rem Leading, yang ditempatkan roda belekang untuk kendaraan dengan penggerak roda depan. Rem Leading, sepatu jenis ini bagian primer dan sekundernya sama panjang. 2. Rem dua servo, yang biasa ditempatkan dibelakang biasanya untuk kendaraan dengan penggerak roda belakang. Sepatu jenis ini dibagian primer lebih pendek dari pada bagian sekundernya. 18

12 2.2.5 Rem Cakram atau Rem Disk/Piringan Rem cakram terdiri dari sebuah piringan (disk) yang terbuat dari baja campuran yang dihubungkan dengan poros roda sehingga dapat berputar. Pada saat pengereman cakram atau piringan yang berputar dijepit oleh lapisan gesek (pad rem) pada kedua sisinya sehingga timbul gesekan yang akan memperlambat putaran roda, perlambatan tersebut merupakan prinsip kerja dari rem piringan yang diperlihatkan pada gambar 2.7. Rem cakram merupakan jenis yang terbaru untuk kendaraan mobil atau sepeda motor, rem jenis ini banyak digunakan karena memiliki keunggulan dibanding dari jenis rem yang lain, yaitu : Mudah dikendalikan Pengereman stabil Radiasi panasnya baik Tenaga pengereman pada rem jenis ini sama seperti rem tromol, yaitu secara mekanik dan secara hidrolik. Rem cakram juga mempunyai kekurangan yaitu umur lapisan geseknya yang pendek, hal ini disebabkan luas permukaan lapisan geseknya kecil. 1. kapiler (Rumah Piston) 2. Piston 3. Lapisan Gesek 4. Cakram (Disk) 19

13 cakram Gambar 2.7 rem cakram Sumber: Stolk, Jac dan Kros, C. Elemen Konstruksi Bangunan Mesin, Erlangga; Jakarta 5. Plat Penekan 6. Perapat Karet Rem (Seal) 7. Perapat 8. Minyak Rem (Oil Brake) Tenaga Pengereman yaitu : Pada automobil, tenaga pengereman dibedakan menjadi atas beberapa jenis, 1. Rem Mekanik 2. Rem Hidrolik 3. Rem Hidrolik dengan Booster 20

14 4. Rem Angin atau Rem Udara Rem Mekanik Rem ini bekerja secara mekanik dengan perantara tongkat baja atau kawat baja. Jika pedal rem ditekan maka tongkat atau kawat baja akan menarik pengungkit, akan memutar bubungan (cam) sehingga rem akan bergerak keluar dan bergesekan dengan tromol rem, maka terjadilah pengereman.. Rem cakram juga dapat dikendalikan secara mekanik, pada dasarnya tenaga dari pedal rem diteruskan untuk mendorong piston keluar sehingga lapisan gesek menjepit cakram rem dan terjadilah pengeremann. Rem mekanik dipakai pada sepeda motor, untuk roda depan dengan perantara kawat baja, untuk roda belakang dengan tongkat. Disamping itu juga digunakan pada beberapa kendaraan roda tiga, namun tenaga pengereman yang dihasilkan tidak besar Rem Hidrolik Tenaga pengereman dihasilkan dari silinder master yang ditekan oleh pedal rem, tenaga ini diteruskan ke silinder roda dengan perantara minyak rem, kemudian piston didalam silinder roda akan terdorong keluar dan menekan sepatu rem sehingga terjadilah pengereman. Untuk rem cakram pada prinsipnya sama saja, tetapi pengereman terjadi karena cakram rem dijepit oleh lapisan gesek. Tenaga pengereman yang dihasilkan cukup besar, karena itu rem hidrolik digunakan pada mobil. 21

15 Rem Hidrolik dengan Booster Untuk menghasilkan tenaga pengereman yang besar, tetapi gaya tekan pada rem harus kecil, maka digunakan booster rem yang berfungsi untuk memperbesar gaya dari pedal rem. Jika pedal em ditekan, tongkat rem akan meneruskan gaya ini ke booster rem, kemudian gaya diperbesar dengan bantuan takanan udara yang berasal dari gas buang hasil pembakaran. Gaya yang diperbesar ini diteruskan kesilinder master, kemudian kesilinder roda dengan perantara minyak rem. Tentu saja gaya untuk menekan pedal re mini lebih kecil jika dibandingkan dengan rem hidrolik tanpa booster. Ada jenis rem lainnya dimana gaya dari pedal rem diteruskan kesilinder master, kemudian minyak rem dari silinder master masuk ke booster, didalam booster tekanan minyak re mini diperbesar lalu diteruskan kesilinder roda. Apabila booster tidak berfungsi rem masih dapat bekerja, tetapi gaya untuk menekan pedal tentu saja lebih besar Rem Angin atau Rem Udara Tenaga pengereman berasal dari kompresor yang menghasilkan udara yang besar, tekanan udara ini kemudian diteruskan ke sepatu rem. Tabung rem diperlukan untuk terus menjaga agar tekanan udara tetap stabil walaupun mesin tidak bekerja. 22

16 Pada saat pedal rem ditekan, tekanan udara dari tabung diteruskan ke badan rem atau brake chamber, kemudian badan rem akan memutar bubungan yang menyebabkan sepatu rem bergerak keluar dan terjadilah pengereman. Rem ini banyak digunakan pada alat berat seperti truk, karena tenaga yang dihasilkan sangat besar Rem Cakram Pada All Therrain Vehicles (ATV) All Therrain Vehicles (ATV) menggunakan rem cakram dkarenakan kendaraan ini melewati segala medan maka membutuhkan pengereman yang maksimal. Tekanan hidrolik minyak rem berasal dari silinder master yang menyebabkan piston bergerak kekiri dan menekan kaliper kekanan, gerakan kaliper ini menyebabkan sepatu rem(pad) berikutnya menekan cakram, sehingga cakram dijepit oleh dua sepatu rem dan terjadi gesekan, gesekan antara cakram dengan kedua lapisan gesek menyebabkan kendaraan berhenti. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya maka rem cakram atau rem piringan pada All Therrain Vehicles (ATV) mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian dibanding dengan rem yang lain khususnya rem tromol, yaitu : Keuntungan Rem Cakram pada All Therrain Vehicles (ATV) Tidak dapat menimbulkan bunyi karena piringan terbuka atau hampir seluruhnya berhubungan dengan udara, maka piringan dapat meradiasikan panas dengan baik dan juga jarang terjadi gejala fading, karena itu efek pengereman secara berulang-ulang pada kecepatan tinggi. 23

17 Perbedaan pada rem tromol maka ekspansi panas tidak dapat menyebabkan adanya perubahan dalam regangannya rem seperti terdapat pada rem tromol, dimana kecenderungan bahwa keregangannya akan berkurang. Oleh karena kontribusi sederhana maka pada rem (braked pad) mudah diganti.tidak terdapat Self Energizing Effek dan akibatnya tidak ada penambahan tenaga rem. Bila piringan kena air, maka effek pengereman tetap konstan karena air yang menempel pada piringan akan terlempar keluar akibat gaya centrifugal Kerugian Rem Cakram pada All Therrain Vehicles (ATV) Karena permukaan pad kecil dan terbatas, maka dibutuhkan tekanan permukaan yang besar, untuk menimbulkan tekanan gesek yang lebih besar dan tahan panas. Karena sedikit terdapat Self Energizing Effek maka diperlukan tekanan hidrolik yang tinggi untuk memperoleh hasil pengereman yang sempurna dengan memberikan tekanan, Booster Rem (Brake Booster). Catatan : Jenis rem piringan pada akhir-akhir ini mempunyai Self Energizing Effek untuk memperoleh gaya pengereman yang lebih besar dengan tekanan yang kecil pada pedal rem. Pada jenis ini piston hidrolik dan pad remnya diposisikan untuk bekerja pada sudut tertentu terhadap putaran piringan agar dihasilkan efek menyeret dari pad rem. 24

18 2.3.7 Gaya Pengereman Gaya pengereman maksimal dapat didukung oleh ban yang ditentukan oleh koefisien gesekan maksimum (µ s ) dan gaya normal roda. Gya pengereman maksimum akan tercapai jika dilakukan pengereman pada keempat rodanya. v o f F S 1 S W Gambar 2.8 sketsa gaya pengereman saat melaju dilintasan FF mmmmmmmm = μμ ss. WW (2.5) 1. Gaya pengereman maksimal pada roda depan. FF dddddddddddd = µ ss. WW dddd (2.6) depan adalah : Dari persamaan (2.6) gaya pengereman maksimum yang terjadi untuk kedua roda FF dddd 1rrrrrrrr = 1 2. FF dddddddddddd (2.7) Dari persamaan (2.6) didapat momen yang terjadi pada kedua roda depan. MM ff = FF dddd 1 rrrrrrrr. rr (2.8) 25

19 3. Gaya pengereman maksimum pada roda belakang. FF dddd mmmmmmmm = μμ ss. WW dddd (2.9) depan adalah : Dari persamaan (2.9) gaya pengereman maksimum yang terjadi untuk kedua roda FF dddd 1 rrrrrrrr = ½. FF dddd mmmmmmmm (2.10) Dari persamaan (2.9) didapat momen yang terjadi pada kedua roda depan : MM rr = FF dddd 1rrrrrrrr. rr (2.11) Data tabel 2.9 hasil pengujian rem cakram pada jarak 100 m No V (km/jam) Pengujian I Pengujian II Pengujian III S pengereman t S pengereman t S pengereman t (detik) (cm) (detik) (cm) (detik) (cm) , , , , , , , , , , , , , , ,

20 Data 2.10 hasil data rata-rata pengujin. No pengujian V(m/s) t (detik) rata-rata S pengereman ratarata(m) ,153 1, ,523 3, ,393 6, ,63 9, ,75 11,83 Grafik kecepatan terhadap waktu t(detik) V(m/s) t (detik) rata-rata Gambar 2.11 grafik kecepata terhadap waktu. 27

21 Gambar 2.12 Grafik kecepatan terhadap jarak pengereman Grafik kecepatan terhadap jarak pengereman Jarak pengereman s(m) V(m/s) S pengereman ratarata(m) Pengujian Akselerasi Pengujian akselerasi merupakan pengujian untuk mengetahui kecepatan kendaraan dengan jarak tertentu. Dalam pengujian ini diperlukan jalur dengan panjang tertentu sebagai lintasan pengujian dan stopwatch sebgai alat pengukur waktu. Untuk mengetahui kecepatan dan percepatan kendaraan menggunakan rumus sebagai berikut : VV = ss...m/s (2.13) tt Dimana : V = kecepatan kendaraan saat melaju (m/s) 28

22 s = jarak yang ditempuh kendaraan (m) t= waktu yag diperlukan (s) aa = VV tt m/s2 (2.14) Dimana : a = percepatan benda m/s 2 v= kecepatan kendaraan saat melaju (m/s) t= waktu yag diperlukan (s) Untuk mengetahui Akselerasi kendaraan mengunakan rumus sebagai berikut Dimana : AA = (2 ss) tt 2 A = akselerasi ( m/s 2 ) S = jarak tempuh yang diukur (m) t= catatan waktu dalam jarak tertentu yang diukur (s) 29

23 2.5 Pengujian Deselerasi Pengujian deselerasi merupakan pengujian untuk mengetahui jarak pengereman dengan kecepatan tertentu.pada pengujian deselerasi mengunakan beban satu penumpang yaitu pengemudi. Perlengkapan yang diperlukan dalam pengujian deselerasi adalah lintasn pengujian, stopwatch sebagai pengukur waktu,dan ditambahkan sebuah sepeda motor untuk mengetahui kecepatan awal dimana pengereman dimulai dengan menggunakan rumus. S = Vo.t + 1 / 2.a. t 2 (2.15) untuk mengetahui percepatan dan jarak henti. 2.6 Efesiensi Rem dan jarak henti Gaya perlambatan maksimum diaplikasikan oleh rem pada roda dan tergantung dari koefesien gesek antara jalan dengan permukaan ban. Jika koefesien gesek tertinggi dapat dicapai, total gaya perlambatan yang dihasilkan pada roda tersebut ekivalen dengan berat kendaraan itu sendiri. Jika kasus ini terjadi maka perlambatan yang dialami oleh kendaraan ekivalen dengan percepatan grafitasi, dimana g =9.81 m/s 2 dan rem dikatakan memiliki efesiensi 100%. Pada kasus sebenarnya efesiensi 100% jarang dipergunakan untuk kendaraan biasa, karena pertimbangan keamanan penumpang pada kendaraan biasa. Pengurangan efesiensi rem dilakukan karena terlalu tinggi efesiensi rem memberikan perlambatan yang besar sehingga dapat membuat kendaraan terjungkal dan penumpang terluka pada saat pengereman dilakukan. Efisiensi rem pada kendaran bervariasi antara 50%-sampai 80%. 30

24 Table 2.6 Data efisiensi pengereman Kecepatan (kph) Jarak henti (m) 5 Kondisi rem Sempurna Baik Buruk Sempurna Baik Buruk Sempurna Baik Buruk Sempurna Baik Buruk 2.7 Faktor keamanan Faktor keamanan yang dipakai mengikuti aturan Thumb : FS =FS material XFS tegangan XFS geometri XFS kegagalan XFS keandalan (Rugerri T.L,Diklat Factor of safety) Perkiraan kontribusi untuk matrial,fs matrial FS =1,0 jika properti matrial diketahui,jika secara eksperimental diperoleh dari pengujian spesimen. 31

25 FS =1,1 jika properti matrial diketahui dari buku panduan atau nnilai fabrikasi. FS = 1,2-1,4 jika properti matrial tidak diketahui. Perkiraan kontribusi untuk tegangan akibat beban FS tegangan FS = 1,0-1,1 jika beban dibatasi padabeban statik atau berfluktuasi. Jika beban berlebih atau beban kejutdan jika menggunakan metode analisa yang akurat. FS = 1,2-,1,3 jika gaya normal dibatasi pada keadaan tertentu dengan peningkatan 20%-50% dan metode analisa tegangan mungkin menghasilkan kesalahan dibawah 50%. FS =1,4-1,7 jika beban tidak diketahui atau metode analisa tegangan memiliki akurasi yng tidak pasti. Perkiraan kontribusi untuk geometri,fs geometri FS = 1,0 jika toleransi hasil produksi tinggi dan terjamin FS = 1.0 jika toleransi hasil produksi rata-rata. FS = 1,1-1,2 jika dimensi produk kurang diutamakan. Perkiraan kontribusi untuk analisa kegagalan,fs kegagalan 32

26 FS = 1,0-1,1 jika analisa kegagalan yang digunakan berasal dari jenis tegangan seperti tegangan uniaksial atau tegangan statik multiaksial atau tegangan lelah multiaksial penuh. FS = 1,2 jika analisa kegagalan yang digunakan adalah luasan teori yang sederhana seperti pada multiaksial, tegangan bolak-balik penuh, tegangan lelah rata-rata uniaksial. FS = 1,3-1,5 jika analisa kegagalan adalah statis atau tidak mengalami perubahan seperti kerusakan pada umumnya atau tegangan ratarata multiaksial. Perkiraan kontribusi untuk keandalan, FS keandalan. FS = 1,1 jika suatu komponen tidak membutuhkan keandalan yang tinggi FS = 1,2-1,3 jika keandalan pada harga rata-rata 92%-98%. FS = 1,4-1,6 jika keandalan diharuskan tinggi,lebih dari 99%. 33

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN 3.1 METODE PERANCANGAN sistematis. Metode perancangan yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode 34 Gambar 3.1 Tahap tahap perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran

Lebih terperinci

ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015

ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015 ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani 13320001 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015 Defenisi Rem REM merupakan salah satu elemen paling dalam kendaraan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin. BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan

Lebih terperinci

ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012

ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012 ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012 Qomaruddin 1, Taufiq Hidayat 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat BAB III PERANCANGAN 3.1 Rangkaian Rem Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat yang cukup sederhana. Rangkaian rem ini dibuat untuk mengetahui analisis tekanan hidrolik pada

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat. Ahmad Arifin

Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat. Ahmad Arifin Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat Ahmad Arifin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok Jawa Barat INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

Kinematika Sebuah Partikel

Kinematika Sebuah Partikel Kinematika Sebuah Partikel oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Bahan Kuliah PS TEP oleh Delvi Yanti Kinematika Garis Lurus : Gerakan Kontiniu Statika : Berhubungan dengan kesetimbangan benda dalam keadaan diam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. 1. Carilah berat benda yang mempunyai : 1. 3 kilogram. 2. 200 gram. 2. Sebuah benda 20 kg yang bergerak bebas

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah

Lebih terperinci

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : YUNIAS AGIL ASKARI NIM. I 8111041 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua kini semakin gencar. Belum genap dua bulan setelah memproduksi merek terbaru, kini telah dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 16 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 3.1 Definisi Rem Rem adalah elemen mesin untuk memperlambat atau menghentikan putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman

Lebih terperinci

Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya?

Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya? Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki Fungsi rem selanjutnya? Cara Kerja Rem Rem:: 1. Secara Mekanis : dengan gesekan 2. Secara Listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mempengaruhi pembangunan pada suatu negara dan tidak lepas dari alat transportasi. Karena itu, transportasi

Lebih terperinci

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM

JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM JUDUL UNIT KOMPETENSI : REM PIRINGAN DAN BOSTER REM Diskripsi Unit Kompetensi: Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada pekerjaan melepas, memeriksa dan menyetel komponen rem piringan

Lebih terperinci

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA PADA REM CAKRAM (DISK BRAKE) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT. Dr. Ir. Yanuar, Msc., M.Eng, *) Dita Satyadarma, ST., MT *), Burhan Noerdin **)

ANALISIS GAYA PADA REM CAKRAM (DISK BRAKE) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT. Dr. Ir. Yanuar, Msc., M.Eng, *) Dita Satyadarma, ST., MT *), Burhan Noerdin **) ANALISIS GAYA PADA REM CAKRAM (DISK BRAKE) UNTUK KENDARAAN RODA EMPAT Dr. Ir. Yanuar, Msc., M.Eng, *) Dita Satyadarma, ST., MT *), Burhan Noerdin **) *) Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma **) Alumni

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK. 2) Apakah yang menyebabkan benda yang sedang bergerak dapat menjadi diam?

DINAMIKA GERAK. 2) Apakah yang menyebabkan benda yang sedang bergerak dapat menjadi diam? DINAMIKA GERAK KEGIATAN TATAP MUKA A. Pendahuluan Mengapa buah nangka yang tergantung di pohon, bila sudah matang jatuh ke Bumi? Gerak apa yang dialami nangka yang jatuh itu? Ya benar, buah nangka yang

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar.

Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar. SISTEM REM URAIAN Rem berfungsi untuk : Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang

Lebih terperinci

Studi Komparasi Daya Pengereman Antara Piston Singel Dengan Double Pada Sepeda Motor. Abstrak

Studi Komparasi Daya Pengereman Antara Piston Singel Dengan Double Pada Sepeda Motor. Abstrak Studi Komparasi Daya Pengereman Antara Piston Singel Dengan Double Pada Sepeda Motor Dedy Darmawan (739) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Brake is a important divice in a vehicle. Caused

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

PERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON

PERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON TUGAS AKHIR PERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik Mesin Jenjang Pendidikan Strata satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL REKAYASA JALAN REL Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik pergerakan lokomotif Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan gaya tarik lokomotif dengan kelandaian

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012 NAMA : KELAS : SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012 1. Sebuah partikel mula-mula dmemiliki posisi Kemudian, partikel berpindah menempati posisi partikel tersebut adalah...

Lebih terperinci

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak????? DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya

Lebih terperinci

Sistem Rem. diklat sistem rem meliputi pengertian, prinsip rem, jenis-jenis rem, mekanismen. keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman.

Sistem Rem. diklat sistem rem meliputi pengertian, prinsip rem, jenis-jenis rem, mekanismen. keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman. Sistem Rem Sistem rem merupakan salah satu mata diklat yang dipelajari di sekolah menengah kejuruan (SMK) pada kelas XI. Berdasarkan kurikulum KTSP mata diklat sistem rem meliputi pengertian, prinsip rem,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal

BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal 34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ANA LANGGENG PURNOMO D200 08 0129 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar! Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Besarnya momentum yang dimiliki oleh suatu benda dipengaruhi oleh... A. Bentuk benda B. Massa benda C. Luas penampang benda D. Tinggi benda E. Volume benda. Sebuah

Lebih terperinci

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O 1 1. Empat buah partikel dihubungkan dengan batang kaku yang ringan dan massanya dapat diabaikan seperti pada gambar berikut: Jika jarak antar partikel sama yaitu 40 cm, hitunglah momen inersia sistem

Lebih terperinci

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II TEORI ELEVATOR BAB II TEORI ELEVATOR 2.1 Definisi Elevator. Elevator atau sering disebut dengan lift merupakan salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu tempat

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com Gesekan Hoga Saragih Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

PENGENDALIAN MUTU KLAS X PENGENDLIN MUTU KLS X. Untuk mengukur ketebalan selembar kertas yang paling teliti menggunakan alat ukur. mistar. jangka sorong C. rol meter D. micrometer sekrup E. sferometer 2. Perhatikan gambar penunjuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N Alamat : Komplek perkantoran Pemda Muaro Jambi Bukit Cinto Kenang, Sengeti UJIAN SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI 1. Bola bergerak jatuh bebas dari ketinggian 1 m lantai. Jika koefisien restitusi = ½ maka tinggi bola setelah tumbukan pertama A. 50 cm B. 25 cm C. 2,5 cm D. 12,5

Lebih terperinci

Mata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu :

Mata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu : PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 JAKARTA Kelompok Bisnis dan Manajemen Jln. Prof. Jokosutono, SH. No.2A Kebayoran

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata adalah

Lebih terperinci

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yg berkaitan dgn hukum newton MASSA: Benda adalah ukuran kelembamannya,

Lebih terperinci

PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN

PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN Nama : Fatimah NIM : 20214039 Mata Kuliah :Metodelogi Penelitian PR I PERGERAKAN RODA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT GESEKAN Secara prinsip mobil terdiri dari tiga bagian utama. Yang pertama adalah mesin sebagai

Lebih terperinci

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik

GAYA GESEK. Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik GAYA GESEK (Rumus) Gaya Gesek Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik f = gaya gesek f s = gaya gesek statis f k = gaya gesek kinetik μ = koefisien gesekan μ s = koefisien gesekan statis μ k = koefisien gesekan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI & DAYA

USAHA, ENERGI & DAYA USAHA, ENERGI & DAYA (Rumus) Gaya dan Usaha F = gaya s = perpindahan W = usaha Θ = sudut Total Gaya yang Berlawanan Arah Total Gaya yang Searah Energi Kinetik Energi Potensial Energi Mekanik Daya Effisiensi

Lebih terperinci

BAB XI GAYA DAN GERAK

BAB XI GAYA DAN GERAK BAB XI GAYA DAN GERAK 1. Apa jenis-jenis gaya yang ada di alam? 2. Bagaimana cara menjumlahkan gaya yang segaris? 3. Faktor apakah yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan? 4. Apakah yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas Fisika Persiapan UAS Fisika Doc. Name:ARFISUAS Doc. Version: 26-7 halaman. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Dimensi Gaya Newton [M][L][T] 2 2 Usaha Joule [M][L] [T] 3 Momentum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gokart saat ini sangat berkembang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang otomotif.

Lebih terperinci

Perancangan Kampas Rem Beralur dalam Usaha Meningkatkan Kinerja serta Umur dari Kampas Rem

Perancangan Kampas Rem Beralur dalam Usaha Meningkatkan Kinerja serta Umur dari Kampas Rem Perancangan Kampas Rem Beralur dalam Usaha Meningkatkan Kinerja serta Umur dari Kampas Rem L u b i Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya Abstrak Kendaraan adalah merupakan salah satu media atau sarana

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

(D) 40 (E) 10 (A) (B) 8/5 (D) 5/8

(D) 40 (E) 10 (A) (B) 8/5 (D) 5/8 1. Benda 10 kg pada bidang datar kasar (koef. gesek statik 0,40; koef gesek kinetik 0,35) diberi gaya mendatar sebesar 30 N. Besar gaya gesekan pada benda tersebut adalah N (A) 20 (C) 30 (E) 40 (B) 25

Lebih terperinci

GERAK LURUS Kedudukan

GERAK LURUS Kedudukan GERAK LURUS Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik yang diangggap

Lebih terperinci

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Indikator : 1. Konsep usaha sebagai hasil

Lebih terperinci

MODIFIKASI REM TROMOL PADA YAMAHA JUPITER Z MENJADI REM CAKRAM DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI CBS (COMBI BRAKE SYSTEM)

MODIFIKASI REM TROMOL PADA YAMAHA JUPITER Z MENJADI REM CAKRAM DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI CBS (COMBI BRAKE SYSTEM) 8 MODIFIKASI REM TROMOL PADA YAMAHA JUPITER Z MENJADI REM CAKRAM DENGAN APLIKASI TEKNOLOGI CBS (COMBI BRAKE SYSTEM) Khoirul Anam 1, Juweni Triswanto 2 Program Studi Teknik Mesin Otomotif, Politeknik Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN A. Konsep Perancangan Modifikasi Modifikasi sistem rem tromol belakang GL PRO 1995 menjadi rem cakram dengan teknologi Combi Brake berfungsi untuk memberikan keamanan pengendara

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 0 Fisika UAS Doc. Name:K3AR0FIS0UAS Doc. Version: 205-0 2 halaman 0. Perhatikan tabel berikut! Diketahui usaha merupakan hasil perkalian gaya denga jarak, sedangkan momentum merupakan hasil

Lebih terperinci

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat  1 Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. Pengukuran dasar : Pelajari cara membaca hasil pengukuran dasar. dalam

Lebih terperinci

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si

8 gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Si BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan aan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Poros Poros merupakan suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol,

Lebih terperinci

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton 1. Soal UN 2011/2012 Paket D21 Agar gaya normal yang bekerja pada balok sebesar 20 N, maka besar dan arah gaya luar yang bekerja pada balok adalah... A. 50 N ke bawah

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGEREMAN PADA MOBIL MITSUBISHI L300 JENIS PICK-UP

ANALISIS SISTEM PENGEREMAN PADA MOBIL MITSUBISHI L300 JENIS PICK-UP Analisis Sistem Pengereman Pada obil itsubishi L300 Jenis Pick-Up (ustofa & Awal Syahrani Sirajuddin) ANALISIS SISTE PENGEREAN PADA OBIL ITSUBISHI L300 JENIS PICK-UP ustofa & Awal Syahrani Sirajuddin Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan sistem transportasi dan teknologi pada saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga semua hal yang mendukung kemajuan dunia ini dituntut

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR INDIKATOR PENCAPAIAN

KEGIATAN BELAJAR INDIKATOR PENCAPAIAN KEGIATAN BELAJAR INDIKATOR PENCAPAIAN Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja system rem pada kendaraan Membedakan tipe-tipe/jenis rem pada kendaraan Mengidentifikasi komponen-komponen system rem pada kendaraan

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN SMK... Mata Pelajaran : Motor otomotif Kelas/Semester : XI/2 Pertemuan Ke- : 1,2,3,4,5,6,7,8. Alokasi Waktu : 32 x 45 menit Standar Kompetensi : Perbaikan

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional F i s i k a

Olimpiade Sains Nasional F i s i k a Olimpiade Sains Nasional 2012 Tingkat Kabupaten/Kotamadya Bidang F i s i k a Ketentuan Umum: 1- Periksa lebih dulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (delapan) buah soal. 2- Waktu total untuk mengerjakan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini!

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini! Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini! Gambarlah resultan gaya pada ketiga balok di atas! 2 Perhatikan gambar di bawah ini! a. Berapakah jarak yang ditempuh

Lebih terperinci

KINERJA REM TROMOL TERHADAP KINERJA REM CAKRAM KENDARAAN RODA DUA PADA PENGUJIAN STASIONER

KINERJA REM TROMOL TERHADAP KINERJA REM CAKRAM KENDARAAN RODA DUA PADA PENGUJIAN STASIONER T E K N O S I M 8 Yogyakarta, 6 Oktober 8 KINERJA REM TROMOL TERHADAP KINERJA REM CAKRAM KENDARAAN RODA DUA PADA PENGUJIAN STASIONER Ian Hardianto Siahaan (, Hoo Yung Sen ( Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2 Analisa Keausan Kampas Rem (Ahmad Taufik, dkk) ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN Ahmad Taufik 1*, Darmanto 2 dan Imam Syafa at 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP SAINS - FISIKA Summer Olympiad Camp 2017 - Sains SMP 1. Seorang pelari menempuh jarak d selama waktu T detik, dimana t detik pertama gerakkannya dipercepat beraturan tanpa kecepatan awal, kemudian sisanya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter komposisi modifikasi material terhadap kekuatan mekanik dari spesimen serta koefisien

Lebih terperinci

6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab:

6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab: 1. Sebuah benda dengan massa 5kg meluncur pada bidang miring licin yang membentuk sudut 60 0 terhadap horizontal. Jika benda bergeser sejauh 5 m, berapakh usaha yang dilakukan oleh gaya berat jawab: 2.

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Pilihan ganda soal dan impuls dan momentum 15 butir. 5 uraian soal dan impuls dan momentum

Pilihan ganda soal dan impuls dan momentum 15 butir. 5 uraian soal dan impuls dan momentum Pilihan ganda soal dan impuls dan momentum 15 butir. 5 uraian soal dan impuls dan momentum A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Sebuah mobil bermassa 2.000 kg sedang bergerak dengan kecepatan

Lebih terperinci

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius BAB III GERAK LURUS Pada bab ini kita akan mempelajari tentang kinematika. Kinematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab timbulnya gerak. Sedangkan ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11FIS01UTS Version: 2016-09 halaman 1 01. Empat gaya masing-masing F 1 = 10 N, F 2 = 20 N, F 3 = 10 N dan F 4 = 40 N

Lebih terperinci

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. gaya yang muncul ketika BENDA BERSENTUHAN dengan PERMUKAAN KASAR. ARAH GAYA GESEK selalu BERLAWANAN dengan ARAH GERAK BENDA. gaya gravitasi/gaya berat gaya normal GAYA GESEK Jenis Gaya gaya gesek gaya

Lebih terperinci

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

BAB MOMENTUM DAN IMPULS BAB MOMENTUM DAN IMPULS I. SOAL PILIHAN GANDA 0. Dalam sistem SI, satuan momentum adalah..... A. N s - B. J s - C. W s - D. N s E. J s 02. Momentum adalah.... A. Besaran vektor dengan satuan kg m B. Besaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari hari,banyak aktivitas maupun kegiatan kita tertuang dalam fisika. Salah satu materi yang sering berkaitan adalah penerapan hukum newton, baik

Lebih terperinci

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM A. Menjelaskan hubungan usaha dengan perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari dan menentukan besaran-besaran terkait. 1. Sebuah meja massanya 10 kg mula-mula

Lebih terperinci