BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
|
|
- Erlin Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3. 1 Riwayat Direktorat Jenderal Pajak Sejarah berdirinya Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : 1. Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah; 2. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara; 3. Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan; dan 4. Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Direktorat Jenderal Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan keputusan Presiden RI No. 12 tahun 1976 tanggal 27 Maret 1976, Direktorat IPEDA diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-undang RI No.12 tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan 50
2 51 Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor di daerah yang semula berganti Inspeksi IPEDA diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas Luar IPEDA diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB. Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa derah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang ini. 3.2 Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Pajak Tugas Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan Fungsi a. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidang perpajakan. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan. c. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perpajakan. d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan. e. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal.
3 Visi, Misi dan Nilai Direktorat Jenderal Pajak Visi Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi Misi Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien Nilai 1. Integritas Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji. 2. Profesionalisme Memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta normanorma profesi, etika dan sosial. 3. Inovasi
4 53 Memiliki pemikiran yang bersifat terobosan dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan norma yang berlaku. 4. Teamwork Memiliki kemampuan untuk berkerjasama dengan orang/pihak lain, serta membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan. 3.4 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak Agar tujuan direktorat dapat tercapai, diperlukan kerjasama antara pemimpin dengan karyawan. Kerjasama yang baik antara anggota direktorat dapat tercapai jika memiliki struktur organisasi yang baik dan jelas. Berikut ini merupakan struktur Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) yang digambarkan dari tingkat atas sampai tingkat bawah.
5 Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak 54
6 Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal 55
7 Gambar 3.3 : Struktur Organisasi Direktorat Peraturan Perpajakan I 56
8 Gambar 3.4 : Struktur Organisasi Direktorat Peraturan Perpajakan II 57
9 Gambar 3.5 : Struktur Organisasi Direktorat Pemeriksaan Dan Penagihan 58
10 Gambar 3.6 : Struktur Organisasi Direktorat Intelijen Dan Penyidikan 59
11 Gambar 3.7 : Struktur Organisasi Direktorat Ekstensifikasi Dan Penilaian 60
12 Gambar 3.8 : Struktur Organisasi Direktorat Potensi, Kepatuhan, Dan Penerimaan 61
13 62 Gambar 3.9 : Struktur Organisasi Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, Dan Hubungan Masyarakat
14 Gambar 3.10 : Struktur Organisasi Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan 63
15 64 Gambar 3.11 : Struktur Organisasi Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi Dan Informasi 3.5 Sistem Yang Sedang Berjalan Selama ini pihak DJP melakukan pemantauan terhadap penyebaran PBB dengan melakukan survey langsung ke lapangan. Hal tersebut dianggap DJP sangat membuang waktu dan tenaga. Sehingga DJP menginginkan adanya sebuah aplikasi yang berbasiskan pemetaan (SIG) sehingga diharapkan mempermudah DJP dalam pemantauan penyebaran PBB. Dimana DJP sama
16 65 sekali belum mempunyai aplikasi pemetaan tersebut, dan DJP yang akan menjadi pengguna dari aplikasi pemetaan tersebut. Berikut ini adalah DFD dari sistem yang berjalan pada DJP sebelum adanya Sistem Informasi Geografi : KPP pratama kecamatan Palmerah Bidang IT ditjen pajak Data pajak bangunan Data pajak bumi(tanah) Data kepatuhan pajak Data nama jalan Data wilayah Data kelurahan Data kelas bumi Data NJOP Proses Pengumpulan Data Secara Manual Data penerimaan informasi baru PBB Data laporan sebaran peta PBB Data laporan pengolahan data dengan sebaran peta PBB Pimpinan ditjen pajak bidang IT Gambar 3.12 : DFD Sistem yang sedang berjalan pada DJP
17 66 Selain sistem yang sedang berjalan yang berupa survey langsung ke lapangan, Direktorat Jenderal Pajak juga menggunakan sistem yang berbasiskan website. Dimana alamat website itu sendiri adalah Gambar 3.13 : Tampilan Halaman Home pada website Direktorat Jenderal Pajak
18 Gambar 3.14 : Tampilan Halaman Jenis Pajak pada website Direktorat Jenderal Pajak 67
19 68 Gambar 3.15 : Tampilan Halaman Mengenai Pajak Bumi dan Bangunan pada website Direktorat Jenderal Pajak
20 69 Gambar 3.16 : Tampilan Halaman Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan pada website Direktorat Jenderal Pajak
21 70 Gambar 3.17 : Tampilan Halaman Klasifikasi Pajak Bumi dan Bangunan pada website Direktorat Jenderal Pajak
22 71 Gambar 3.18 : Tampilan Halaman Surat Ketetapan Pajak Pajak Bumi dan Bangunan pada website Direktorat Jenderal Pajak
23 72 Gambar 3.19 : Tampilan Halaman Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan pada website Direktorat Jenderal Pajak 3.6 Permasalahan Yang Dihadapi Sesuai dengan perkembangan wiliayah serta untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, maka dipandang perlu dilakukan pembuatan pemetaan berdasarkan Sistem Informasi Geografi pada Direktorat Jenderal Pajak. Adapun alasan pembuatan pemetaan dan permasalahan pada Direktorat Jenderal Pajak adalah, sebagai berikut : 1. Pihak Direktorat Jenderal Pajak merasa survey langsung ke lapangan secara manual dianggap sangat membuang waktu dan tenaga, hal itu disebabkan oleh tidak adanya pemetaan yang berupa peta penyebaran
24 73 Pajak Bumi dan Bangunan untuk memantau penyebaran Pajak Bumi dan Bangunan yang dibuat berdasarkan Sistem Informasi Geografi pada Direktorat Jenderal Pajak. 2. Tidak adanya aplikasi Sistem Informasi Geografi yang memberikan informasi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi dan Bangunan, informasi klasifikasi harga Pajak Bumi dan Bangunan, dan wilayahwilayah pada objek-objek pajak yang ada di Kecamatan Palmerah Jakarta Barat. 3. Kurang lengkapnya sistem yang sedang berjalan di Direktorat Jenderal Pajak yang berbasiskan web tanpa adanya Sistem Informasi Geografi. 3.7 Usulan Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka penulis merancang suatu aplikasi yang berbasiskan pada Sistem Informasi Geografi. Pada aplikasi berbasiskan Sistem Informasi Geografi ini dapat menampilkan informasi serta letak geografis yang dibutuhkan bagi pemakai Sistem Informasi Geografi ini untuk memudahkan dalam memantau penyebaran Pajak Bumi dan Bangunan. Kemudahan yang diberikan pada aplikasi Sistem Informasi Geografi ini adalah user dapat langsung memilih suatu wilayah didalam peta yang dikehendakinya. Misalnya user mengklik peta area pelayanan, selanjutnya sistem akan menampilkan peta wilayah tersebut. Selanjutnya user mengklik objek yang diinginkan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
25 74 Objek pelanggan pada keseluruhan peta merupakan pembagian wilayah atas berdasarkan kategori kelas tanah dan bangunan. Setiap kategori kelas tanah tergantung dari prospek perkembangan wilayah dari tanah tersebut dan setiap kategori kelas bangunan terdiri dari kualitas bahan bangunan itu sendiri. Adapun usulan pemecahan masalah diantaranya adalah, sebagai berikut : 1. Melengkapi Sistem Informasi Geografi di sistem yang sedang berjalan di Direktorat Jenderal Pajak. 2. Membuat pemetaan penyebaran pajak yang dibuat berdasarkan Sistem Informasi Geografi pada Direktorat Jenderal Pajak khususnya pada wilayah Kecamatan Palmerah Jakarta Barat. Dari banyaknya perangkat lunak (software) Sistem Informasi Geografi saat ini, program ini menggunakan ArcView GIS 3.3. Pemilihan penggunaan ArcView GIS 3.3 dikarenakan hal-hal sebagai berikut : 1. ArcView dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script) serta melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions seperti spasial analyst dan image analyst (ESRI). 2. ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah data dalam format Shapefile, selain itu ArcView GIS 3.3 juga dapat memanggil data- data dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF, BMP, GeoTIFF atau data grid yang berasal dari ARC/INFO serta banyak lagi data-data lainnya. Setiap data spasial yang dipanggil akan
26 75 tampak sebagai sebuah Theme dan gabungan dari theme-theme ini akan tampil dalam sebuah view. ArcView mengorganisasikan komponen-komponen programnya (view,theme,table,chart,layout dan script) dalam sebuah project. Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView. 3. Salah satu kelebihan dari ArcView adalah kemampuannya berhubungan dan bekerja dengan bantuan extensions. Extensions (dalam konteks perangkat lunak Sistem Informasi Geografi ArcView) merupakan suatu perangkat lunak yang bersifat plug-in dan dapat diaktifkan ketika penggunannya memerlukan kemampuan fungsionalitas tambahan (Prahasta). Extensions bekerja atau berperan sebagai perangkat lunak yang dapat dibuat sendiri, telah ada atau dimasukkan (di-instal) ke perangkat lunak ArcView untuk memperluas kemampuan-kemampuan kerja dari ArcView itu sendiri. Contoh-contoh extensions ini seperti Spasial Analyst, Edit Tools v3.1, Geoprocessing, JPGE (JFIF) Image Support, Legend Tool, Projection Utility Wizard, Register and Transform Tool dan XTools Extensions. 4. Kelemahan yang dimiliki ArcView terletak pada input datanya, kebanyakan data yang diolah pada perangkat lunak ini merupakan hasil perhitungan dari perangkat lunak lain salah satunya Autocad. Jika data yang diolah pada ArcView sebagai data mentah, maka ketelitian yang diberikan kurang baik.
27 Perancangan Sistem Informasi Geografi Dalam merancang Sistem Informasi Geografi yang baik maka diperlukan sumber data yang lengkap, tepat dan cepat dan up-to-date, agar dapat memberikan output informasi yang sesuai dengan keinginan user. Melihat akan kebutuhan dan tujuan yang dicapai, serta keperluan database ruang (spasial) yang memegang penting dalam sistem yang dirancang ini. Karena Sistem Informasi Geografi merupakan sistem yang cocok untuk diterapkan dalam kondisi ini. Data pada rancangan Sistem Informasi Geografi ini dikelompokkan menjadi 2 sistem data yaitu data spasial dan non-spasial. Pada data spasial berupa peta atau simbol-simbol tertentu harus dirubah kebentuk digital. Sedangkan jika pengguna ingin menambahkan atau memasukkan data spasial langsung pada peta atau layer, maka pengguna dapat langsung menggambarkan suatu objek pada posisi yang diinginkan pada peta yang sudah ada dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3. Pada rancangan data non-spasial, dilakukan dengan tombol informasi (Information Tools Button) dari fasilitas yang tersedia didalam software ArcView GIS 3.3, dimana user harus terlebih dahulu memilih salah satu lokasi geografis tertentu yang diinginkan dari tampilan yang ada pada peta, setelah itu user dapat langsung memasukkan data atribut untuk disimpan dalam tabel (database). Lembaran-lembaran peta disebut layer. Tiap layer pada Sistem Informasi Geografi ini mewakili satu database, kecuali tabel database yang dibuat melalui raster image. Dalam tabel raster image tidak dapat dihubungkan dengan tabel database.
28 77 Metode analisis sering dijumpai dalam Sistem Informasi Geografi, karena dapat digunakan untuk menampilkan dan mengakses beberapa macam peta secara keseluruhan. Metode yang akan digunakan dalam Sistem Geografi ini adalah metode Tumpang Susun atau sering disebut metode Tumpang Tindih (Overlay Method). Pada Sistem Informasi Geografi yang dibuat ini, yang digunakan sebagai peta dasar adalah peta kelurahan-kelurahan yang terdapat di Kecamatan Palmerah Jakarta Barat, yaitu Kelurahan Kota Bambu, Kelurahan Jatipulo, Kelurahan Slipi, Kelurahan Kemanggisan dan Kelurahan Palmerah.
29 Data Flow Diagram (DFD) Diagram Konteks KPP pratama kecamatan Palmerah Bidang IT ditjen pajak Data pajak bangunan Data pajak bumi(tanah) Data kepatuhan pajak Data nama jalan Data wilayah Data kelurahan Data kelas tanah dan bangunan Data NJOP SIG Distribusi PBB Data penerimaan informasi baru PBB Data laporan sebaran peta PBB Data laporan pengolahan data dengan sebaran peta PBB Pimpinan ditjen pajak bidang IT Gambar 3.20 : Diagram Konteks
30 Diagram Nol KPP pratama kecamatan Palmerah Bidang IT ditjen pajak Pendataan nonspasial Pendataan spasial nonspasial spasial SIG distribusi PBB Pimpinan ditjen pajak bidang IT Gambar 3.21 : Diagram Nol
31 Perancangan Modul Sistem Informasi Geografi ini memiliki tiga perancangan modul utama, yaitu : a. Modul Manajemen Data (Basis Data) Modul manajemen data merupakan antarmuka yang digunakan untuk pengelolaan data tesktual. Modul ini memiliki kemudahan untuk fungsi pemasukkan data, penambahan data, dan sebagainya. Modul ini merupakan modul basis data yang terdiri dari satu tabel utama (master) dan tabel referensi bagi setiap data jenis guna pembakuan penamaan (anotasi) informasi dalam pengelolaan data. Tabel utama (master) dan tabel referensi ini pada prinsipnya jarang berubah. Data dan informasi yang bersifat dinamis diletakkan pada tabel transaksi, yang menyimpan data tahunan. Guna memudahkan pengolahan data pada setiap tabel transaksi diberi kunci yang menunjukan identifikasi spesifik data dan memudahkan penelusuran data. b. Modul Manajemen Peta (Basis data untuk peta) Modul manajemen data merupakan antarmuka yang digunakan untuk pengelolaan data spasial (peta) yang akan digunakan oleh sistem. Modul ini mempunyai kemudahan dalam penambahan peta baru, penggantian peta, dan sebagainya. Untuk pengelolaan peta seperti overlay,
32 81 penambahan layer, dan sebagainya dapat dilakukan secara terpisah (diluar sistem). c. Modul Penampilan Data dan Peta Modul ini merupakan modul utama untuk menampilkan data dan peta sesuai dengan penulusuran berdasarkan kata kunci yang diinginkan. Data dan informasi yang disajikan oleh sistem dapat ditampilkan dalam dua bentuk, yaitu tampilan layer dan tampilan laporan. Laporan tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan atau peta Perancangan Basis Data Untuk dapat membuat Sistem Informasi Geografi yang baik, maka diperlukan data yang akurat dan terbaru. Karena Sistem Informasi Geografi ini akan sangat berguna jika datanya selalu Up-to-Date atau yang dapat di-update. Berikut adalah database yang dibutuhkan dalam Sistem Informasi Geografi untuk Penyebaran Pajak Bumi dan Bangunan wilayah kecamatan Palmerah Jakarta Barat Kamus Data Berikut ini adalah kamus data dari tabel-tabel yang digunakan dalam Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Geografi Penyebaran Pajak Bumi dan Bangunan Daerah Kecamatan Palmerah Jakarta Barat pada Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
33 82 Kelurahan = PK(ID_Kelurahan) + Nama_Kelurahan + Nama_Kecamatan + Nama_Kotamadya + Nama_Provinsi NJOP Bumi = PK(ID_NJOP Bumi dan Bangunan) + NJOP Bumi dan Bangunan + ID_Kelurahan Wilayah = PK(ID_Wilayah) + Nama_Wilayah + ID_Kelurahan + ID_NJOP Bumi dan Bangunan + ID_NamaJalan + Kls Tanah dan Bangunan Nama Jalan = PK(ID_NamaJalan) + Nama_Jalan + ID_Kelurahan Spesifikasi Tabel 1. Tabel Kelurahan Nama Tabel Deskripsi = Kelurahan = Berisi informasi kelurahan Primary Key = ID_Kelurahan Nama Field Panjang Tipe Keterangan ID_Kelurahan 16 Number Kode Kelurahan Nama_Kelurahan 50 String Nama Kelurahan Nama_Kecamatan 50 String Nama Kecamatan
34 83 Nama_Kotamadya 50 String Nama Kotamadya Nama_Provinsi 50 String Nama Provinsi Tabel 3.1 : Tabel Kelurahan 2. Tabel NJOP Bumi dan Bangunan Nama Tabel Deskripsi = NJOP Bumi dan bangunan = Berisi mengenai NJOP Bumi dan Bangunan Primary Key = ID_NJOP Bumi dan Bangunan Nama Field Panjang Tipe Keterangan ID_NJOP Bumi 16 Number Kode NJOP Bumi dan dan Bangunan NJOP Bumi dan Bangunan Bangunan 20 Varchar NJOP Bumi dan Bangunan ID_Kelurahan 16 Number Kode Kelurahan Tabel 3.2 : Tabel NJOP Bumi dan Bangunan 3. Tabel Wilayah Nama Tabel Deskripsi = Wilayah = Berisi mengenai wilayah Primary Key = ID_Wilayah Nama Field Panjang Tipe Keterangan
35 84 ID_Wilayah 16 Number Kode Wilayah Nama_Wilayah 50 String Nama Wilayah ID_Kelurahan 16 Number Kode Kelurahan ID_NJOP Bumi 16 Number Kode NJOP Bumi dan Bangunan ID_NamaJalan 16 Number Kode Nama Jalan Kls Tanah dan Bangunan 20 String Kelas Tanah dan Bangunan Tabel 3.3 : Tabel Wilayah 4. Tabel Nama Jalan Nama Tabel Deskripsi = Nama Jalan = Berisi daftar nama jalan Primary Key = ID_NamaJalan Nama Field Panjang Tipe Keterangan ID_NamaJalan 16 Number Kode Nama Jalan Nama_Jalan 50 String Nama Jalan ID_Kelurahan 16 Number Kode Kelurahan Tabel 3.4 : Tabel Nama Jalan
36 ERD Memiliki `Gambar 3.22 : ERD Rancangan Sistem Penyebaran PBB Perancangan Proses Diagram Hirarki Gambar 3.23 : Diagram Hirarki Layar Utama
37 86 Gambar 3.24 : Diagram Hirarki Layar Peta Perancangan Layar Applikasi Sistem Informasi Geografi ini mempunyai tiga Perancangan Layar, yaitu : 1. Rancangan Layar Utama pada saat akan membuka Project ArcView GIS 3.3 Button File Help Gambar 3.25 : Rancangan Layar Utama Awal Aplikasi
38 87 2. Rancangan Layar Utama setelah Open Project ArcView GIS 3.3 Button File View Network Help Tools Legenda 1 Peta Gambar 3.26 : Rancangan Layar Utama
39 88 3. Rancangan Layar Utama Akhir ArcView GIS 3.3 Button File View Network Help Tools Legenda 5 Legenda 4 Legenda 3 Legenda 3 Peta Legenda 2 Legenda 1 Gambar 3.27 : Rancangan Layar Utama Akhir State Transition Diagram (STD) Diagram ini menggambarkan keadaan sistem yang dipicu oleh adanya aksi yang dilakukan oleh user dan juga mendeskripsikan reaksi sistem terhadap aksi tersebut. Dengan kata lain State Transition Diagram dapat mendeskripsikan cara kerja dan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh setiap modul, dengan adanya State Transition Diagram rancangan akan lebih terperinci.
40 89 Karena fungsi-fungsi setiap objek yang diperlukan telah dideskripsikan melalui State Transition Diagram. Gambar 3.28 : State Transition Diagram Proses Layar Utama
41 90 Gambar 3.29 : State Transition Diagram Proses Add Layer Perancangan Spesifikasi Proses (Pseudocode) Spesifikasi Layar Utama Tampilan menu utama Memilih file pada bagian awal -open project- Open file *.apr Memilih menu file -tekan- Pilih close -menu akan tertutup- -keluar warning kalau belum disave- Pilih save project
42 91 -menu akan membuka tempat untuk save dalam komputer,tergantung dari Default directory- - kembali ke menu file- Pilih Print -tekan- Layout dari gambar theme akan diprint -kembali ke layar menu utama- Pilih exit -tekan- -keluar dari program, dikonfirmasi lebih dulu kalau belum di save projectnya-program exit Spesifikasi Add Layer Menampilkan layar Window Open Koneksi ke database Lakukan pilihan file *.shp Jika tekan tombol open Tampilkan file *.shp ke layar Kembali ke Menu Utama Selain itu Jika tekan tombol cancel Kembali ke Menu Utama Akhir Jika Akhir Spesifikasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Organisasi Direktorat Jenderal Pajak. merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Organisasi Direktorat Jenderal Pajak Sejarah Organisasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal dibawah Kementerian Keuangan Indonesia
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DEREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DEREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Organisasi Direktorat Jenderal Pajak
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu : a. Jawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak Bumi dan Bangunan merupakan hal yang wajib dipenuhi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak Bumi dan Bangunan merupakan hal yang wajib dipenuhi dan dipertanggungjawabkan oleh setiap pemilik bangunan, fasilitas atau sarana kota lainnya. Pajak Bumi dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I
BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN OBJEK UMUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar
15 BAB II GAMBARAN OBJEK UMUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar berdiri sejak tanggal 19
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. ObjekPenelitian Objek Penelitian dalam penulisan ini adalah sebuah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Tebet yang melayani wajib pajak dalam pelaporan dan pelunasan yang
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu, Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Direktorat Jendral Pajak Republik Indonesia
45 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Direktorat Jendral Pajak Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN LOKASI PKLM. Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta
BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I. A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kementrian Kehutanan Pembangunan kehutanan sebagai suatu rangkaian usaha diarahkan dan direncanakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAB II GAMBARAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA A. Gambaran Umum Direktorat Jenderal Pajak Pada tahun 1964 kantor urusan moneter negara bernama Djawatan Padjak diubah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DJP SUMATERA UTARA I
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH DJP SUMATERA UTARA I A. Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu :
BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar berdiri sejak tanggal 19 September 2008. Organisasi Direktorat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber, diantaranya : a. Sejarah Direktorat Jendral Pajak
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber, diantaranya : 1. KP DJP a. Sejarah Direktorat Jendral Pajak Direktorat Jenderal Pajak (disingkat
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PROGRAM
BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Spesifikasi Rumusan Rancangan Program aplikasi ini terdiri dari 2 bagian, bagian input data dan bagian analisis data. Bagian Input Data: pada bagian ini user akan diminta
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Kejahatan di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pelayanan di Kantor Pajak Karees terdapat 2 bagian, Pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Pelayanan di Kantor Pajak Karees terdapat 2 bagian, Pelayanan Langsung (counter pelayanan) yang biasa terjadi transaksi pembayaran pajak dan Bagian Pelayanan
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERSEBARAN PEMUKIMAN KUMUH DI KOTAMADYA JAKARTA PUSAT
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PERSEBARAN PEMUKIMAN KUMUH DI KOTAMADYA JAKARTA PUSAT SKRIPSI Oleh Benidicto Ady Prasetya 0900807646 Sigit Pramono 0900817136 Adhityo Priasmoro 0900823542
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
12 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian 1.1.1. Jenis Penelitian a. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang tujuannya untuk melakukan pengukuran
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Universitas Bina Nusantara pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan komputer jangka pendek yang berdiri
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Internasional di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan, desain sistem,
Lebih terperinciBAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan
BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Usulan Prosedur yang Baru Pada saat ini proses mendapatkan lokasi investasi di Kotamadya Jakarta Pusat masih dilaksanakan secara terpisah pisah. Mulai dari pelayanan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN LOKASI PKLM. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pajak menyelenggarakan fungsi :
BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umun Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal pajak adalah sebuah Direktorat Jenderal dibawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan
Lebih terperinciPRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW
PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW Tujuan: - Mahasiswa dapat mengenal software Arcview beserta menu-menu yang terdapat di dalamnya - Mahasiswa dapat mengoperasikan software Arcview Pendahuluan Software ArcView
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Plaza yang ada di Kota Medan, masih bersifat manual, banyaknya kendala
Lebih terperinciTUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA
TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA Oleh 1207055018 Nur Aini 1207055040 Nur Kholifah ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA A. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Organisasi Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta merupakan gabungan dua (2) instansi antara Dinas Perumahan dengan Kantor Tata Bangunan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai Menurut data dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai, KPP Pratama
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan dalam memberikan informasi tentang lokasi Bengkel Resmi Honda pada CV. Indako Trading Co masih
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Pasar di Kota Medan, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA
BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk
Lebih terperinciBab 3. Metode Perancangan
Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDISTRIBUSIAN LISTRIK DAN PENENTUAN LOKASI
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang digunakan untuk dapat menjalankan aplikasi dengan baik adalah : a. Prosesor
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis daerah tertib lalu
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan dalam memberikan informasi tentang lokasi Pendistribusian suku cadang sepeda motor Honda pada
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem
Lebih terperinciGambar 4.47 Informasi Peta DampakMei 2008... 120 Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni 2009. 121 Gambar 4.49 Peta wilayah dampak
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambaran SIG... 7 Gambar 2.2 Data pada SIG... 9 Gambar 2.3 Contoh data raster citra satelit... 9 Gambar 2.4 Point pada model data vektor... 10 Gambar 2.5 Contoh data geospasial...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun ke tahun membuat kebutuhan akan mesin Anjungan Tunai Mandiri(ATM)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin padatnya aktivitas masyarakat Indonesia khususnya di DKI Jakarta dari tahun ke tahun membuat kebutuhan akan mesin Anjungan Tunai Mandiri(ATM) semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Satuan Koordinasi Pelaksana Pengevakuasian Korban Bencana Banjir 3.1.1 Struktur Organisasi SATLAK PBP 1. Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah penduduk di kota-kota besar khususnya di DKI
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di kota-kota besar khususnya di DKI Jakarta berkembang sangat cepat, perkembangan jumlah penduduk ini dipengaruhi oleh banyak faktor.
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA SATRIA DI JAKARTA PUSAT HENDRO ONGKOWIJOYO HENDRA LIBRA SAPUTRA ANDI SUSANTO
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK JALUR TUGAS S ALES MAN PAD A PT MANTAN PUTRA
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Sejarah Umum Dinas Pertamanan dan Pemakaman
38 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Umum Dinas Pertamanan dan Pemakaman Dinas Pertamanan dan Pemakaman adalah salah satu unit kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diberi tugas dan
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MENGENAI PERSEBARAN HABITAT SATWA YANG DILINDUNGI DI PULAU SUMATERA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MENGENAI PERSEBARAN HABITAT SATWA YANG
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses 4.1.1 Prosedur Pendaftaran Yang Diusulkan 1. Bagian Admin menyerahkan formulir ke murid untuk mengisi formulir, dan formulir diserahkan ke admin utuk mengecek
Lebih terperinciRegistrasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1
Registrasi Peta Tujuan 1. Memahami Membuat Peta di Aplikasi Arcview 3.3 2. Mengetahui Konsep Koordinat 3. Mampu Melakukan Registrasi Citra Raster Alat dan Bahan 1. PC/Laptop 2. Modul Praktikum 3. Aplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dewasa ini, manusia seakan berpacu dalam waktu di dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini, manusia seakan berpacu dalam waktu di dalam kehidupan sehari-harinya. Dua puluh empat jam sehari, 7 hari dalam 1 minggu, dan seterusnya. Semua itu memaksa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Apotik 24 Jam di Kota Medan masih bersifat manual, banyaknya
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.
68 BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Perancangan Sistem Network monitoring ini, pada bagian aplikasi server dibuat dalam sistem operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan... 3 1.4 Batasan Masalah...
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi Sistem Informasi Geografi Prediksi Banjir ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Padatnya jumlah penduduk dan tingkat kemacetan di kota-kota besar seringkali menimbulkan keresahan bagi sebagian besar warganya, terutama dalam bidang usaha dikarenakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA BANGKINANG. 2.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di
BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA BANGKINANG 2.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di Pekanbaru Kantor Pelayanan Pajak Bumi Bangunan (PBB) Pekanbaru merupakan bagian/wilayah kerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai Bank Pembangunan Daerah yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan PT. Bank DKI yang semula merupakan Bank Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berbentuk Perusahaan Daerah adalah sebagai Bank Pembangunan Daerah yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan di Bandar Udara di Kota Bandung, yaitu Bandar Udara Husein Sastranegara yang berlokasi di Jalan Pajajaran Nomor 156 Bandung,
Lebih terperinciSistem Tampilan Data
PENGENALAN ARCVIEW runi_asmaranto@ub.ac.id Sistem Tampilan Data Konsep layer data dan atribut Yang dimaksud dengan konsep layer data adalah, representasi data spasial menjadi sekumpulan peta thematik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Menurut pengumuman Nomor PENG-03/PJ.09/2007 tentang pengumuman, menjelaskan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
digilib.uns.ac.id BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Pemerintah kota Surakarta mempunyai suatu badan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh petugas
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi posyandu pada kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TATA LETAK SPBU PERTAMINA DI WILAYAH TANGERANG
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SKRIPSI SARJANA KOMPUTER SEMESTER GENAP 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TATA LETAK SPBU PERTAMINA DI WILAYAH TANGERANG
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis lokasi cabang komoditas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis Sistem adalah proses dimana kita menganalisa suatu permasalahan untuk dipahami, kemudian kita mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Sejarah Singkat Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis 3.1.1 Sejarah Singkat Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Kegiatan survey dan pemetaan setelah kemerdekaan RI, dilaksanakan atas dasar Peraturan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2, Dian Safitri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl.
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi Perangkat Keras minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a.
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis toko hewan di kota Medan berbasis web.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kita memasuki kehidupan yang serba modern. Pada kehidupan modern ini tentulah selalu mengutamakan waktu, bahkan ada istilah waktu adalah uang. Salah satu
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sistem Sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka kontribusi yang dapat diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang selama
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PROGRAM
BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Perancangan Program 3.1.1 Struktur Program Input yang diperlukan program berupa data inventori. Data inventori yang dibutuhkan di sini meliputi ID barang, nama barang,
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan hutan yang sangat luas dan merupakan paru- paru dunia yang amat mencakup kehidupan banyak khalayak dengan luas mencapai 130 juta hektar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. unit observasi sumber perolehan data, yaitu Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis sebagai unit observasi sumber perolehan data, yaitu Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk memperoleh informasi secara cepat dan mudah telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciMetode Perancangan BAB Metode Perancangan Sistem
BAB 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas bagaimana langkah-langkah yang dikerjakan untuk perancangan yang diterapkan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inventaris kantor, pihak DIPENDA dalam hal ini membutuhkan suatu system yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belum dilakukannya proteksi terhadap resiko kehilangan kendaraan operasional inventaris kantor, pihak DIPENDA dalam hal ini membutuhkan suatu system yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
46 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Perusahaan Batalion Barbershop adalah salah satu usaha jasa perawatan rambut yang berada di Jakarta Selatan. Batalion Barbershop merupakan usaha yang
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan dan gambaran kebutuhan bagi pembuatan sistem yang diamati, dalam hal ini adalah sistem inventori barang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia telah memasuki era global yang identik dengan kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia telah memasuki era global yang identik dengan kemajuan dibidang telekomunikasi dan komputer sehingga menciptakan kondisi yang kondusif bagi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Lebih terperinci