LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2011"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 211 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 212

2 I Pendahuluan P emerintah Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Provinsi ini merupakan Provinsi terluas ketiga setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur, dengan luas wilayah Km 2, atau hampir sama dengan satu setengah kali luas Pulau jawa yang memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar dan sebagian dari potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, di samping itu merupakan salah satu Provinsi yang unik karena dilalui oleh 11 sungai besar dan tidak kurang dari 33 sungai kecil/anak sungai. GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH KEADAAN GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, DAN DEMOGRAFIS Geografis Provinsi Kalimantan Tengah memiliki luas km 2, secara astronomis terletak pada posisi Bujur Timur dan 45 Lintang Utara Lintang Selatan. Secara administratif, Provinsi Kalimantan Tengah memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Sebelah Timur : Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Sebelah Selatan : Kalimantan Selatan dan Laut Jawa. Sebelah Barat : Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Tengah termasuk daerah beriklim tropis yang mendapat penyinaran matahari lebih dari 5% sepanjang tahun. Udaranya relatif panas yaitu 34 C pada siang hari dan 23 C pada malam hari. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 1

3 Topografis Kondisi Fisik Provinsi Kalimantan Tengah, terdiri atas daerah pantai dan rawa yang terdapat di wilayah bagian selatan sepanjang +/- 75 km pantai laut Jawa, yang membentang dari timur ke barat dengan ketinggian antara 5 meter di atas permukaan laut dan tingkat kemiringan antara % - 8%. Sementara itu wilayah daratan dan perbukitan berada pada bagian tengah, sedangkan pegunungan berada di bagian utara dan barat daya dengan ketinggian 5 1 dpl dan tingkat kemiringan rata-rata sebesar 25%. Demografis Berdasarkan data statistik, penduduk Provinsi Kalimantan Tengah hingga 31 Desember 27 tercatat berjumlah jiwa dengan kepadatan penduduk 13,33 kilometer per jiwa per segi. Penduduk sebagian besar merupakan suku Dayak, di samping terdapat pula etnis lain. Profil sosial masyarakat dapat ditentukan oleh tingkat kepadatan penduduk suatu daerah atau wilayah. Namun demikian, tingkat kepadatan yang ideal di suatu daerah tidak dapat ditentukan dengan pasti karena tergantung pada potensi yang dimiliki dan kemampuan penduduk di daerah tersebut dalam memanfaatkan potensi yang ada. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyadari bahwa ukuran kepadatan penduduk suatu daerah akan lebih bermakna bila dikaitkan dengan potensi daerah dalam mana kondisi penduduk antar kecamatan di Provinsi Kalimantan Tengah sangat bervariasi. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Undang-undang Dasar 1945 telah memuat ataupun menggariskan tentang pembagian kekuasaan baik kekuasaan vertikal maupun secara horisontal. Pada pemisahan kekuasaan secara horizontal (ke samping) melahirkan lembaga lembaga negara di tingkat pusat yang berkedudukan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2

4 sejajar yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif yang diatur dengan mekanisme chek and balance. Menunjuk pada pembagian fungsi fungsi antara organ kenegaraan. Sedangkan pembagian kekuasaan secara vertikal lazim dikenal dengan pembagian kekuasaan secara teritoril, menunjuk pada pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan. Hal ini selanjutnya memunculkan konsep pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Arus reformasi yang terjadi di Indonesia telah membawa cakrawala baru dalam sistem politik dan pemerintahan yang selama 32 tahun tidak berubah dan cenderung stagnan. Karena itu perubahan yang terjadi dipandang sebagai suatu langkah baru bagi terciptanya Indonesia di masa depan dengan dasar dasar demokratisasi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Pilihan demokratisasi menjadi pilihan wajib bagi kegiatan bernegara berdasarkan bahwa hanya pemerintahan yang demokratislah yang dapat menempatkan manusia pada jati dirinya. Proses demokratisasi itu sendiri akhirnya berlangsung di Indonesia dengan telah dibukanya saluran saluran demokrasi yang dulunya menghambat. (SH.Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, Pustaka Sinar Harapan hal 124) Salah satu aspek reformasi yang mendapat perhatian hingga kini adalah persoalan kebijakan otonomi daerah. Pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan desentralisasi (politik dan fiskal) dengan menggunakan kerangka hukum Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pada prinsipnya pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 24 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 24 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka timbul kembali gairah Pemerintahan di daerah untuk mengembangkan wilayah potensial. Terlebih-lebih dalam UU No. 32/24 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan kesempatan seluas-luasnya mengembangkan potensi wilayah termasuk yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di dalamnya, dengan demikian bidang-bidang pelayanan yang dapat 3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

5 diberdayakan oleh Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah memberikan wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap Kabupaten yang berada di bawahnya untuk setiap pekerjaan dibidang pemerintahan maupun dibidang pembangunan. Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah tersebut, seluruh wilayah Kota maupun Kabupaten-Kabupaten dalam Provinsi Kalimantan Tengah mulai melakukan pembenahan terhadap segala kekurangan-kekurangan dibidang pembangunan maupun yang diakibatkan oleh monopoli Pemerintah Pusat selama orde baru yang mengatur di rumah tangga Pemerintah Daerah Tingkat 1 dengan APBN yang tidak seimbang dengan asset daerah yang didapatkan, karenanya dengan adanya otonomi daerah berarti adanya kesempatan, kewenangan dan keleluasaan bagi Pemerintah Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian otonomi daerah dan karenanya daerah kabupaten dan daerah kota tidak ada lagi wilayah administrasi. Dalam rangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan yang pemerintahan yang berorentasi pada hasil (result oriented government). Yang diterapkan selama ini masih berorientasi pada input, terutama uang, hendak ditinggalkan Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berupaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam system penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat UU No. 17 tahun 23 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1 Tahun 24 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 4

6 Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan perundang-undangan dibawahnya. Harapan pemerintah ke depan adalah anggaran Negara baik pusat maupun daerah menjadi anggaran berbasis kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan perencanaan kinerja, atau dengan kata lain dihitung dan disusun berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output dan outcome yang diinginkan masyarakat. Pemerintah mengharapkan dengan penyusunan anggaran yang berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran kinerja yang direncanakan, dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi apakah capaian kinerja sudah sesuai dengan rencana kinerja. Untuk mencapai suatu kondisi yang diinginkan dan sasaran yang hendak dituju maka pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan indikator kinerja utama semoga dengan hal tersebut akan terwujuda kepemerintahan yang baik (Good Governance) dalam mengisi Otonomi Daerah yang mandiri dan maju. Pemerintah mengharapkan dengan penyusunan anggaran yang berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran kinerja yang direncanakan, dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi apakah capaian kinerja sudah sesuai dengan rencana kinerja. DASAR HUKUM Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan memperhatikan dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/27 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, dan selanjutnya dengan memperhatikan : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 5

7 1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 26 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembar an Negara Republik Indonesia Tahun 26 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 27 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 27 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 28 tentang Tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 24 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 21 tentang pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 21 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 28 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan Rencana, pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 8. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 6 Tahun 27 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Tengah; 9. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 28 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah; 1.Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 211 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 6

8 11.Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 21 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 18 Tahun 211 Tentang Indikator Kinerja Utama Penetapan Pemerintah Daerah Maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ini. K E D U D U K A N 1. WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Provinsi Kalimantan Tengah, yang secara yuridis formal dibentuk dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah, hingga saat ini (setelah pemekaran wilayah) Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari 13 Kabupaten, 1 Kota, 15 Kecamatan, Desa dan 123 Kelurahan serta 67 Kademangan. Sesuai UU No. 5/ 22 kalteng dimekarkan menjadi 1 Kota 13 Kab. 15 Kecamatan, 67 Kademangan, 123 Kelurahan Desa. 4 Gambar Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Tengah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 7

9 2. POTENSI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sumber daya alam yang dimiliki Kalimantan Tengah cukup beragam dan potensial dalam memenuhi berbagai kepentingan pembangunan dan kebutuhan masyarakat, seperti sungai, danau, rawa dan lahan masih terbuka luas baik untuk kepentingan pertanian maupun perkebunan. Selain itu, sumber daya hutan diantaranya kayu, jelutung, tengkawang, kulit gemor, damar dan lain-lain masih potensial untuk dieksploitasi sebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Hasil perkebunan diantaranya karet, rotan, lada, kopi dan jenis tanaman hortikultura lainnya cukup tersedia dan memadai untuk dikembangkan sebagai komoditi komersial. Hasil pertambangan berupa emas, pasir, kuarsa, batu bara dan berbagai jenis batuan berharga lainnya juga tersedia dan terbuka untuk dieksploitasi sebagai sumber penghasilan maupun pendapatan asli daerah. Selain itu, beragam jenis satwa khas Kalimantan Tengah merupakan kekayaan ekosistem yang perlu dilestarikan untuk pembangunan masa kini dan masa depan. Khusus untuk potensi hutan pengelolaannya harus dilaksanakan secara intensif dan terpadu dengan memperhatikan lingkungan hidup. 3. Kondisi Kependudukan Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 21, jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah adalah orang, yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Adapun jumlah kepala keluarga (KK) tercatat sebanyak KK. Dari hasil Sensus Penduduk 21 (SP 21) tersebut, penyebaran penduduk Kalimantan Tengah tampak masih bertumpu pada beberapa kabupaten induk. Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas dan Kotawaringin Barat adalah tiga Kabupaten dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah orang, orang, dan orang; Sedangkan menurut BPS Kalimantan Tengah pada tahun 29 adalah sebagaimana tabel berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 8

10 Tabel JUMLAH RUMAH TANGGA, PENDUDUK DAN RASIO JENIS KELAMIN MENURUT KABUPATEN/KOTA 29 Kabupaten/Kota/ Rumah Penduduk Population Regency/Municipality Tangga/ Laki-laki/ Perempuan/ Jumlah/ Sex/ Household Male Female Total Ratio (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kotawaringin Barat ,1 2. KotawaringinTimur ,3 3. Kapuas ,1 4. Barito Selatan ,3 5. Barito Utara , 6. Sukamara ,8 7. Lamandau ,4 8. Seruyan ,9 9.Katingan ,2 1.Pulang Pisau ,9 11.Gunung Mas ,7 12.Barito Timur ,2 13.Murung Raya ,5 14. Palangka Raya ,1 Jumlah /Total , , , , ,62 Sumber : Registrasi Penduduk, Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah. Source : BPS Statistics of Kalimantan Tengah Province. 4. PEREKONOMIAN Sasaran pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan jangka panjang adalah bagaimana usaha pemerintah untuk menaikkan pendapatan per kapita penduduk ". Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan proses pembangunan ekonomi adalah masalah pengangguran, masalah ketimpangan pendapatan, dan masalah kemiskinan. Untuk melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang penghitungannya dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran serta sesuai pula dengan agregat-agregat dan indeks yang berlaku sebagai perhitungan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 9

11 5. PELAYANAN DASAR Pendidikan Gambaran umum keadaan pendidikan di Kalimantan Tengah antara lain tercermin dari jumlah prasarana pendidikan (sekolah), mur id dan guru. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah untuk tingkat SD/MI mengalami perbaikan dan pada tahun 29/21, mencapai 89,5 sedangkan tingkat SMP/MTS bahkan telah mencapai 25,25 pada tahun 29/21. ini menggambarkan bahwa rasio kapasitasnya, sehingga masih dibutuhkan penambahan jumlah sekolah atau kapasitas ruangan baik untuk tingkat SMP maupun tingkat SMA. Jika dibandingkan antara kabupaten/kota, rasio ketersediaan sekolah/pendudukan usia sekolah juga masih mengalami ketimpangan antara wilayah. Rasio guru terhadap murid baik tingkat SD, SMP maupun SMA di Provinsi Kalimantan Tengah dari Tahun 25 sampai tahun 29/21 telah mengalami perbaikan, kondisi demikian diharapakan akan dapat memperbaiki kualitas pelayanan pebdidikan pada semua jenjang pendidikan. Rasio disajikan pada tabel berikut : Tabel Rasio Guru dan Murid Menurut Jenjang Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun NO. Jenjang Pendidikan 26/27 27/28 28/29 29/ I. SD/MI 1. Jumlah Guru 21,219 21,933 22,255 22, Jumlah Murid 297, , ,65 346, Rasio ,61 68,25 65,88 II. III. SMP/MTs Jumlah Guru 6,28 6,476 6,644 6,994 Jumlah Murid 91,59 16, , ,396 Rasio 68,97 6,67 59,63 55,33 SMA/MA/SMK Jumlah Guru 5, 353 5,549 5,717 6,67 Jumlah Murid 44,93 51,694 54,45 68,318 Rasio ,34 15, 88,81 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 1

12 6. Kesehatan Pada Tahun 21 jumlah tenaga kesehatan di Kalimantan Tengah yang terdiri atas Dokter, Bidan, pengatur rawat, apoteker dan tenaga teknis lainnya sebanyak 4.53 orang sedangkan pada tahun 211 meningkat dokter, bidan,pengaturan rawat dan tenaga reknis Hingga tahun 211 pembangunan prasarana kesehatan untuk masyarakat seperti puskesmas, dan rumah sakit dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Rasio posyandu dalam 5 tahun terakhir berfluktuasi. Pada tahun 21 rasio posyandu sebesar 1,13 dan menurun pada tahun 211 sebesar 8,3 penurunan ditahun 211 tersebut terjadi karena jumlah balita meningkat. Pada tahun 21 rasio posyandu sebesar 11,73 dan menurun lagi pada tahun 211 menjadi1,67. penurunan rasio ini disebabkan bertambahnya jumlah balita pada tahun 211 menjadi jiwa, sedangkan jumlah posyandu tetap yakni 2,147 unit. Pada tahun 211, jumlah puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah (pustu) sebanyak 912 unit. Dengan jumlah pendudukan sebanyak jiwa sehingga nilai rasio puskesmas sebesar,8 dan rasio pustu sebesar,43. Pada tahun 21 jumlah rumah sakit di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak17 unit, yang terdiri dari rumah sakit daerah di masing-masing kabupaten, rumah sakit TNI Angkatan Darat, Rumah sakit Bhayangkara POLRI dan 1 Rumah sakit Swasta (PKU Muhammadiyah). Untuk rumah sakit paru dan rumah sakit khusus lainnya baik milik pemerintah maupun swasta, sampai saat ini belum ada. Rasio dokter (dokter umum) perjumlah penduduk hingga tahun 21 relatif belum ideal karena seorang dokter harus menangani lebih dari orang penduduk. Pada tahun 211 jumlah dokter berjumlah 564 orang, untuk jumlah peduduk sebesar jiwa, sehingga rasio,27 nampaknya masih cukup rendah. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami kenaikan. Pada tahun 29 jumlahnya orang, dengan rasio 2,53. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 11

13 7. Agama Pemeluk agama di Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar adalah agama Islam sebanyak orang sedangkan pemeluk agama lainnya adalah agama Kristen Protestan sebanyak orang, Katolik sebanyak orang, Hindu sebanyak orang dan Budha sebanyak 5,192 orang. Tempat peribadatan yang tersedia di Provinsi Kalimantan Tengah masing-masing sebanyak Mesjid 1.66, Langgar 2.11, Mushola 351, Balai Jemaat 19, Geraja 1.65, Geraja Induk 65, Geraja Pembantu 24, Gereja Kapel 31, Pura 81 dan Wihara PEMERINTAHAN DAN KETERTIBAN Profesionalisme aparat pemerintah dirasakan masih kurang terutama dalam mengantisipasi keadaan dan dalam pelayanan kepada masyarakat. Sejak dicanangkan Program Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik di Provinsi, Kabupaten dan Kota se Kalimantan yang dicanangkan pada tanggal 14 Maret 26 Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan pelayanan kepada masyarakat serta berusaha untuk menekan serta mencegah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) pada Pemerintahan di Provinsi, Kabupaten dan Kota se Kalimantan Tengah. Sementara itu sikap aparat yang selama ini di pengaruhi oleh sistem dan budaya masyarakat yang dilayani, sudah mulai berangsur-angsur memahami untuk beralih kepada melayani serta adanya peningkatan disiplin baik dalam pelaksanaan paraturan perundang-undangan yang berlaku maupun dalam pelaksanaan tugas dan pengembangan diri. 9. LINGKUNGAN HIDUP Masalah lingkungan hidup di Provinsi Kalimantan Tengah masih perlu mendapatkan perhatian agar kerusakan sumber daya alam tidak makin parah. Kondisi tersebut ditandai dengan terjadinya penurunan kualitas lingkungan serta terbatasnya sumber daya yang diantaranya diakibatkan oleh pencemaran; pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat teknis & kesehatan; membakar lahan yang tidak diawasi; penggunaan bahan bakar Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 12

14 yang tidak aman bagi lingkungan; kegiatan pertanian, penangkapan ikan, dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. [ Kondisi sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan. Hal ini antara lain disebabkan oleh persepsi masyarakat yang belum mendukung serta lemahnya wibawa hukum. Masyarakat masih menganggap hutan sebagai sumber mata pencaharian yang dapat dengan bebas dieksploitasi, kondisi tersebut terjadi ditengah makin sulitnya mencari lapangan pekerjaan yang memadai, sedangkan tenaga pengawas kehutanan yang ada tidak sebanding dengan luas wilayah yang diawasi. Sebagai gambaran mengenai lahan sumber daya di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat dari data berikut: Tabel.1.3. Sumber Daya Wilayah NO JENIS LAHAN LUAS (Ha) 1 Hutan lindung ,5 2 Hutan Konservasi ,6 3 Hutan produksi terbatas ,64 4. Hutan produksi tetap ,38 5. Hutan Penelitian dan Pendidikan 5.3,8 6. Hutan Tanaman Industri ( HTI ) ,4 Sumber data: visi misi program pembangunan Kalimantan Tengah Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah untuk mengurangi dampak kerusakan sumber daya alam tersebut antara lain dengan mengembangkan program penelitian, pengkajian, pengembangan dan peningkatan akses informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; program pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, program penataan kelembagaan dan penegakan hukum pengelolaan Sumber Daya Alam dan pelestarian Lingkungan Hidup. Usaha- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 13

15 usaha yang telah dilakukan dalam rangka mengurangi dampak kerusakan sumber daya alam, khususnya hutan antara lain adalah penertiban kayu illegal, pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan, pembinaan hutan berupa penanaman tanah kosong, penanaman kiri kanan jalan serta penelitian dan pengembangan kebun benih dan kebun pangkas. STRUKTUR ORGANISASI Sebagai pelaksnaaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 27 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor : 5,6,7,8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi. 1. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 28 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 14

16 pemerintahan, (3) pengelolaan sumber daya aparatur; keuangan; prasarana dan sarana Pemerintah Daerah serta (4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya. Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 1 (satu) Sekretaris Daerah, 3 (tiga) Asisten dan 9 (sembilan) Biro. Sedangkan Sekretariat DPRD merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang secara teknis operasional bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara teknis administrasi dibina oleh Sekretaris Daerah. Tugas pokok Sekretariat DPRD adalah memberikan pelayanan administrasi kepada anggota DPRD, penyelenggaraan persidangan, pengelola informasi, keuangan dan administrasi. 2. Dinas Daerah Dinas Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 28 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 16 Dinas. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan susunan organisasi Dinas Daerah terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris Dinas membawahkan Sub Bagian dan Kepala-kepala Bidang yang membawahkan Kepala-kepala Seksi. 3. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah merupakan Badan/Kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 15

17 membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Pembentukannya didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 28 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 1 Badan dan 2 Kantor. 4. Unit Pelaksana Teknis Dinas Unit Pelaksana Teknis Dinas berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional Dinas di lapangan, dipimpin oleh Kepala Unit yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Terdapat 43 Unit Pelaksana Teknis Dinas di Provinsi Kalimantan Tengah. Pembentukannya dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 6 s/d 72 Tahun 28 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. No. Tabel Rekapitulasi Jumlah Jabatan Struktural dan Fungsional pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan perda Provinsi Kalimantan Tengah Uraian Jabatan Struktural Eselon I II III IV Jumlah Jabatan Struktural Jumlah Menurut jenis kelamin a b a b a b a b L p Jumlah Pegawai Pada Badan /Dinas Unit Kerja lingkung Provinsi Kalimantan Tengah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 16

18 LINGKUNGAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sebagaimana telah diuraikan di atas, pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Kedudukan geografis Provinsi Kalimantan Tengah berada pada posisi yang sangat strategis, karena berhadapan langsung dengan pulau Jawa dan berada di tengah Provinsi lainnya (Kalsel, Kaltim, dan Kalbar) di pulau Kalimantan. Posisi yang demikian itu sangat menguntungkan bila dilihat dari kepentingan sebagai berikut : pengembangan kegiatan ekonomi daerah dalam hal ini sebagai sumber bahan baku untuk kegiatan industri maupun perdagangan yang berada di pulau Jawa mempermudah terwujudnya kesatuan ekonomi wilayah mempermudah interaksi sosial budaya guna terwujudnya persatuan nasional. mempunyai peluang dalam memanfaatkan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi baik yang ada di Jawa maupun yang ada di Provinsi dalam lingkup wilayah Kalimantan. mempermudah hubungan ekonomi antar wilayah, terutama yang berkaitan dengan perluasan pasar, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, penyerapan informasi dan teknologi. Di samping itu, masyarakat Kalimantan Tengah mempunyai suatu filosofi hidup yang sangat berarti dalam mendukung posisi strategis Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Huma Betang. Makna dari filosofis hidup Huma Betang adalah menggambarkan keinginan masyarakat Kalimantan Tengah untuk hidup makmur dan sejahtera dalam suasana kebersamaan, kesetaraan, keterbukaan, keharmonisan, keserasian, keakraban, kejujuran, dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 17

19 kedamaian yang berlandaskan pada akar budaya adat istiadat masyarakat Kalimantan Tengah. Potensi ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah berfokus pada pertanian dalam arti luas, dalam hal ini, Provinsi Kalimantan Tengah berupaya untuk: Meningkatkan kualitas SDM di berbagai bidang pembangunan; Meningkatkan kualitas pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan Daerah; Meningkatkan kemampuan keuangan daerah; Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana infrastruktur pembangunan daerah; Meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama kaum miskin dan terbelakang Melaksanakan pengelolaan sumber daya alam yang optimal serta berkelanjutan Pengembangan pariwisata merupakan salah satu dimensi pembangunan yang memiliki peran penting, baik kini maupun ke depan. Hal tersebut disebabkan karena secara ekonomis, pengembangan kepariwisataan berdimensi luas terhadap pembangunan sektor-sektor terkait, dan secara sosial budaya mampu membentuk, mengembangkan, dan meningkatkan nilainilai budaya masyarakat. Obyek pariwisata di Provinsi Kalimantan Tengah yang berpotensi untuk dikembangkan baik obyek wisata alam maupun buatan, antara lain adalah Taman Nasional Tanjung Puting dan rumah adat di Tumbang Anoi, Potensi sumber daya alam lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain berupa emas, pasir kuarsa, batu bara. Khusus untuk sumber daya yang bersumber dari hutan, memerlukan pengelolaan yang iintensif dan terpadu. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 18

20 1. MAKSUD DAN TUJUAN LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) i ni disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Esensi dari sistem AKIP bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik di Provinsi Kalimantan Tengah. Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintahan Provinsi untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis pemerintah Provinsi dapat dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut, siklus sistem AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholder dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 19

21 pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Presiden, DPRD dan masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah. Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah mencakup hal-hal berikut ini: Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 211 sebagai sarana pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 211. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama tahun 211. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 211 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dapat ditingkatkan secara berkelanjutan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2

22 2. SISTEMATIKA LAKIP 211 Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 211. Capaian kinerja ( performance results) 211 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja ( performance plan) 212 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja ( performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 211 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini. Uraian singkat masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang menguraikan tentang gambaran umum organisasi dan menjelaskan secara ringkas profil Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP 211. Bab II Perencanaan Dan Perjanian Kinerja, menjelaskan muatan Perencanaan dan perjanjian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk periode dan rencana kinerja untuk tahun 211. Visi dan Misi Gubernur Kalimantan Tengah Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian kinerja menyeluruh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 211 sebagai hasil implementasi keseluruhan program dan kegiatan dalam periode tersebut. Bab IV Penutup, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dikaitkan dengan pertanggung jawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 211. menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 211 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 21

23 OUT LINE LAKIP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Referensi Bab Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Visi dan misi Bab 2 Rencana Kinerja 21 Capaian Kinerja 211 Akuntabilitas Kinerja Bab 3 Pengukuran Capaian Kinerja 211 Aspek Keuangan PENUTUP Kesimpulan & saran Bab 4 GAMBAR Out Line Lakip Pemerintah Prov. Kalteng. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 22

24 II PERENCANAAN DAN PERJANIAN KINERJA Perencanaan strategis setidaknya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) dimana kita berada sekarang, (2) kemana kita akan menuju, (3) bagaimana kita menuju ke sana, dan (4) bagaimana mengukur kemajuan pencapaiannya. Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana strategis mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian, visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Penjabaran dari visi dituangkan dalam tujuan dan sasaran strategis, yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai di dalam memenuhi visi dan misinya. Pertanyaan bagaimana kita menuju ke sana dijawab dengan merumuskan strategi pencapaian tujuan/sasaran dalam wujud menetapkan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan. Dari uraian singkat di atas, unsur-unsur utama yang perlu secara formal didefinisikan dalam suatu perencanaan strategis adalah pernyataan visi dan misi, penjabaran tujuan dan sasaran strategis, perumusan strategi pencapaian tujuan/sasaran berupa program dan kegiatan serta perumusan indikator kinerja capaiannya. RENCANA KINERJA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Untuk melaksanakan kegiatannya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Kalimantan Tengah tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun yang diformalkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 211. Dan RKPD Nomor : 23 Tahun 211, Selanjutnya Propeda ini berfungsi sebagai dokumen perencanaan dan sekaligus menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan selama periode tahun 212. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah secara khusus menyusun dokumen Rencana Strategis (Renstra) seperti yang dimaksud dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disempurnakan dalam Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/23 tanggal 25 Maret 23 terakhir dengan Peratuan 23

25 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 21 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pedoman tersebut agar dipergunakan sebagai acuan bari setiap instansi pemerintah dalam menyusun dan menetapkan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi pemerintah, Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja / kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Laporan akuntabilitas kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategi serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Dengan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah diharapkan penyelenggaraan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah lebih terarah dan tercapainya sesuai sasaran strategis pembangunan 5 (lima) tahun mendatang, yakni meningkatkan citra aparat dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kalimantan Tengah. Bagi manajemen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, dokumen rencana strategis dapat dipandang sebagai: Alat bantu bagi manajemen penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Provinsi Kalimantan Tengah; Gambaran visi, misi, persepsi, interpretasi serta strategi Gubernur Kalimantan Tengah untuk mengantisipasi tantangan pembangunan yang dihadapi; Alat untuk memacu dan memicu aparat serta masyarakat dalam proses mencapai sasaran yang ditetapkan. Sebagai alat bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan memang selaras dengan upaya pencapaian visi, misi dan tujuan/sasaran strategis. Dokumen Renstra Provinsi Kalimantan Tengah secara formal mendefinisikan pernyataan visi, misi, tujuan/sasaran strategis serta strategi pencapaiannya (program dan kegiatan). Pada bagian selanjutnya dalam bab ini, akan diuraikan secara singkat substansi dokumen Rencana Kinerja 215 tersebut, sebagaimana digambarkan pada pada lampiran Dokumen Lakip. 24

26 PERNYATAAN VISI DAN MISI Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dijabarkan sebagai berikut: Meneruskan dan Menuntaskan Pembangunan Kalimantan Tengah Agar Rakyat Lebih Sejahtera dan Bermartabat Demi Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Visi ini diambil dari Perda Nomor 1 Tahun 211 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Meneruskan dan Menuntaskan pembangunan bukanlah semata menjadi tujuan, namun dalam banyak hal adalah instrumen untuk menciptakan nilai-nilai kesejahteraan yang setara (equal) bagi segenap komponen masyarakat Kalimantan Tengah, baik dipedalaman maupun diperkotaan, di hulu maupun di hilir aliran sungai, di kawasan barat maupun timur, yang asli maupun pendatang, yang Dayak maupun Non Dayak dan yang beragam apapun dengan semangat HUMA BETANG dan BHINNEKA TUNGGAL IKA. Pernyataan visi di atas, secara implisit menunjukan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berkeinginan meneruskan dan menuntaskan Pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tujuan untuk mensejahterkan masyarakat dalam peningkatan taraf hidupnya. Untuk untuk kejayaaan NKRI. 25

27 Secara garis besar arah pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah 5 (lima) tahun kedepan dapat digambarkan melaui Visi dan Misi sebagai berikut : Visi RPJMD Kalimantan Tengah (21-215) Meneruskan dan Menuntaskan Pembangunan Kalimantan Tengah agar Rakyat lebih Sejahtera dan Bermartabat demi Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Kejayaan NKRI Sejahtera Bermartabat MISI RPJMD KALIMANTAN TENGAH 26

28 (21-215) 1. Sinergi dan Harmonisasi Pembagunan Kewilayahan Kalimantan Tengah melalui Pemantapan Rencana Penataan Ruang Provinsi (RTRWP) secara berkelanjutan dengan memperhatikan kesejahteraan rakyat dan lingkugan hidup. 2. Menciptakan pendidikan berkualitas dan terakses serta merata. 3. Menjamin dan Meningkatkan kesehatan Masyarakat yang merata dan mudah dijangkau. 4. Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur yang menjangkau kantong-kantong pemukiman penduduk dan memfasilitasi pembangunan ekonomi rakyat. 5. Pengembangan dan penguatan ekonomi Kerakyakatan yang saling bersinergi dan berkelanjutan. 6. Pelembagaan sistem penguatan kapasitas SDM masyarakat dan pemerintah. 7. Terciptanya Kerukunan dan kedamaian serta sinergitas dan harmonisasi kehidupan bermasyarakat di Kalimantan Tengah. Sejahtera VISI Bermartabat Ekonomi Kerakyatan Sinergi & berkrlanjutan MISI Pendidikan berkualitas, Terakses, dan Merata Sinergi dan Harmonisasi Pembangunan kewilayahan Kalimantan Tengah Kerukunan, Kedamaian, Sinergi, & Harmonisasi Masyarakat Kesehatan Merata & Terjangkau Infrastruktur menuju Pemukiman & Ekonomi Rakyat Penguatan SDM masyarakat & pemerintahan Sebagai ukuran keberhasilan kinerja yaitu tingkat kemajuan dinilai berdasarkan berbagai ukuran prosentase kemajuan pembangunan. Ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi kemajuan suatu daerah diukur dari 27

29 tingkat kemakmurannya, yang tercermin pada tingkat pendapatan dan pembagiannya. Lebih tinggi pendapatan rata rata dan lebih merata pembagiannya, suatu daerah dikatakan lebih makmur dan dengan demikian lebih maju. Daerah yang maju juga pada umumnya adalah daerah yang sektor industri dan sektor jasanya telah berkembang. Peran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan, makin meningkat baik dilihat dari segi sumbangannya dalam penciptaan PDRB maupun penyerapan tenaga kerja. Selain itu dalam proses produksi berkembang keterpaduan antar sektor, terutama sektor industri, sektor pertanian dan sektor jasa jasa serta pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efisien dan berwawasan lingkungan. Lembaga dan pranata ekonominya tersusun dan tertata serta berfungsi dengan baik sehingga aktivitas perekonomian dapat berlangsung secara efisien dengan produktivitas yang tinggi. Daerah yang maju umumnya adalah daerah yang perekonomiannnya stabil. Gejolak yang berasal dari dalam maupun luar negeri dapat diredam oleh ketahanan ekonominya yang terlembaga secara sistematik. Selain diukur berdasarkan indikator ekonomi, tingkat kemajuan suatu daerah juga diukur berdasarkan berbagai indikator sosial yang pada umumnya berkaitan dengan kualitas sumber daya manusianya. Suatu daerah dikatakan makin maju apabila tingkat pendidikan penduduknya semakin tinggi. Hal itu tercermin pada tingkat pendidikan terendah serta partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profesional yang berada di daerah yang bersangkutan. Kemajuan suatu daerah juga diukur berdasarkan indikator kependudukan termasuk derajad kesehatan. Ada kaitan yang erat antara kemajuan suatu daerah dengan laju pertumbuhan penduduk. Daerah yang 28

30 sudah maju ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih kecil; angka harapan hidup yang lebih tinggi dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya manusia yang semakin baik akan tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi. Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang lebih baik, daerah yang maju juga ditandai dengan lembaga politik dan kemasyarakatan serta hukum yang fungsional secara mantap. Daerah yang maju juga ditandai oleh peran serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik maupun keamanan dan pertanahan. Kalimantan Tengah yang ingin diwujudkan bukan hanya Kalimantan Tengah yang maju, tetapi juga mandiri. Kemandirian adalah hakekat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap orang untuk menentukan nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Oleh karena itu, pembangunan sebagai usaha untuk mengisi kemerdekaan, haruslah pula merupakan upaya membangun kemandirian. Kemandirian ini bukanlah kemandirian dalam keterisolasian, kemandirian mengenal adanya kondisi saling ketergantungan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat dalam suatu daerah dan NKRI maupun masyarakat bangsa bangsa. Kemandirian suatu daerah tercermin pada kemampuan memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya sehingga tidak membuat ketergantungan dan kerawanan sosial dan ekonomi tetapi memiliki daya tahan dan daya saing yang tinggi terhadap perkembangan dan gejolak sosial dan perekonomian. Wujud riil dari kemandirian ini adalah ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan keberdayaan masyarakat yang dilandasi oleh modal sosial yang melembaga dalam sikap dan perilaku sehari harinya. Dengan demikian kemajuan dan kemandirian suatu daerah tidak hanya dicerminkan oleh perkembangan ekonomi semata, tetapi mencakup aspek yang lebih luas. Kemajuan dan kemandirian juga tercermin dalam 29

31 keseluruhan aspek kehidupan, dalam kelembagaan pranata pranata dan nilai nilai yang mendasari kehidupan politik dan sosial. Secara lebih mendasar lagi kemandirian sesungguhnya mencerminkan sikap seseorang atau masyarakat suatu daerah mengenai dirinya, masyarakatnya serta semangatnya dalam menghadapi tantangan tantangan. Karena menyangkut sikap, maka kemandirian pada dasarnya adalah masalah budaya dalam arti seluas luasnya. Sikap kemandirian harus dicerminkan dalam setiap aspek kehidupan, baik ekonomi, politik, sosial budaya, maupun keamanan dan pertahanan. Kalimantan Tengah yang ingin dibangun bukan hanya sebagai masyarakat dan daerah yang maju dan mandiri tetapi juga adalah Kalimantan Tengah yang adil. Sebagai pelaksana dan penggerak pembangunan sekaligus objek pembangunan, rakyat Kalimantan Tengah mempunyai hak baik dalam melaksanakan maupun dalam menikmati hasil pembangunan. Pembangunan haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Oleh karena itu, masalah keadilan merupakan ciri yang menonjol pula dalam pembangunan daerah Kalimantan Tengah. Keadilan ini harus tercermin pada semua aspek kehidupan semua rakyat di Kalimantan Tengah mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan tarap hidupnya dan memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan, mengemukakan pendapat dan melaksanakan hak politiknya, mengamankan dan mempertahakan negara serta perlindungan dan kesamaan didepan hukum dengan demikian Kalimantan Tengah yang adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun baik antar individu, gender dan wilayah. 3

32 RENCANA CAPAIAN SASARAN STRATEGIS Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menetapkan tujuan strategis berdasarkan visi, misi dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Sasaran-sasaran strategis Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis organisasi dirumuskan untuk masing-masing tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dan sasaran strategis agar dapat diukur maka perlu ditetapkan indikator kinerja utama, sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER 9/M.PAN/5/27 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama, guna memudahkan pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitaskinerja, maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dirasa perlu untuk menetapkan indikator kinerja utama, yang terdiri dari 22 Sasaran Penunjang Sinergi dan harmonisasi pembangunan kewilayahan Kalimantan Tengah serta 1 Penguatan Reformasi Birokrasi guna mewujudkan kepemerintahan yang baik (Goog Governance) sebagai berikut : Sasaran 1 Bidang Ekonomi Makro (Ekonomi Kerakyatan ) Penanaman Modal (PMDN & PMA) Sasaran 2 Bidang Infrastruktur Jalan, Jembatan & lainnya Termasuk Penataan Ruang Sasaran 3 Bidang Perindustrian dan Perdagangan Sasaran 4 Bidang Kesehatan Sasaran 5 Bidang Pendidikan Sasaran 6 Bidang Pemberdayaan Perempuan Sasaran 7 Bidang Pelayanan Publik, keamanan dan kenyamanan Pemberdayaan masyarakat Desa.. Sasaran 8 Bidang Pendayagunaan Aparatur Polisi Pamong Praja, Linmas dan Ormas, Organisasi Partai Politik dan Hukum. Sasaran 9 Bidang Pariwisata Seni dan Budaya. Sasaran 1 Bidang Lingkungan Hidup (Sumber Daya Alam) Sasaran 11 Bidang Kehutanan Sasaran 12 Bidang Perhubungan dan Telekomonikasi Sasaran 13 Bidang Kepemudaan dan Olah Raga Sasaran 14 Bidang Perkebunan Sasaran 15 Bidang Pertanian, dan Kehewanan Sasaran 16 Bidang Kelautan dan Perikanan Sasaran 17 Bidang Pertambangan dan Energi 31

Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BAB. 1 Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1.1. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Undang-undang Dasar 1945 telah memuat ataupun menggariskan

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Isen Mulang LAKIP 2013

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Isen Mulang LAKIP 2013 BAB. I Pendahuluan P emerintah Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. KEADAAN GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, DAN DEMOGRAFIS Geografis

GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. KEADAAN GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, DAN DEMOGRAFIS Geografis Pendahuluan I BAB. P emerintah Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BAB. 1 Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1.1. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Undang-undang Dasar 1945 telah memuat ataupun menggariskan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016 1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2005 2025 3.1. Visi Pembangunan Dengan memperhatikan situasi dan kondisi Provinsi Jambi pada masa lalu dan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tugas dan kewajiban pemerintah adalah menciptakan regulasi pelayanan umum, pengembangan sumber daya produktif, menciptakan ketentraman dan ketertiban masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Bulik Tahun 2013-2018, merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.Undang-Undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas dan sasaran pembangunan merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. Penetapan prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU, SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya pengelolaan faktor kependudukan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, agar upaya pengelolaan tersebut dapat berhasil maka aspek pemanfaatan

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi PEMERINTAHAN DAERAH Harsanto Nursadi Beberapa Ketentuan Umum Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

Terselenggaranya Good Governance merupakan. persyaratan bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

Terselenggaranya Good Governance merupakan. persyaratan bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi PENDAHULUAN Terselenggaranya Good Governance merupakan persyaratan bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN TAHUN ANGGARAN 2012

BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN TAHUN ANGGARAN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN TAHUN ANGGARAN 2012 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN 2013 BAB I SKPD Sekretariat

Lebih terperinci

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Renstra Kantor Kec. Bulik Timur Kab. Lamandau Tahun BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Kecamatan Bulik Timur Tahun 2013-2018, merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Daerah Memperhatikan situasi dan kondisi pada masa lalu dan saat ini, serta tantangan yang dihadapi dimasa mendatang. Kemudian, memperhitungkan modal dasar yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN

PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 30 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI Alamat : Jalan Hos Cokroaminoto No.1 Slawi i KATA PENGANTAR Review Rencana Strategis

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang 33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci