Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Isen Mulang LAKIP 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Isen Mulang LAKIP 2013"

Transkripsi

1 BAB. I Pendahuluan P emerintah Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Provinsi ini merupakan Provinsi terluas ketiga setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur, dengan luas wilayah Km 2, atau hampir sama dengan satu setengah kali luas Pulau jawa yang memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar dan sebagian dari potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, di samping itu merupakan salah satu Provinsi yang unik karena dilalui oleh 11 sungai besar dan tidak kurang dari 33 sungai kecil/anak sungai. GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH KEADAAN GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, DAN DEMOGRAFIS Geografis Provinsi Kalimantan Tengah memiliki luas km 2, secara geografi terletak pada posisi Bujur Timur dan 0 45 Lintang Utara Lintang Selatan. Secara administratif, Provinsi Kalimantan Tengah memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Sebelah Timur : Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Sebelah Selatan : Kalimantan Selatan dan Laut Jawa. Sebelah Barat : Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Tengah termasuk daerah beriklim tropis yang mendapat penyinaran matahari lebih dari 50% sepanjang tahun. Udaranya relatif panas yaitu 34 C pada siang hari dan 23 C pada malam hari. Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 1

2 Topografis Kondisi Fisik Provinsi Kalimantan Tengah, terdiri atas daerah pantai dan rawa yang terdapat di wilayah bagian selatan sepanjang +/- 750 km pantai laut Jawa, yang membentang dari timur ke barat dengan ketinggian antara 0 50 meter di atas permukaan laut dan tingkat kemiringan antara 0% - 8%. Sementara itu wilayah daratan dan perbukitan berada pada bagian tengah, sedangkan pegunungan berada di bagian utara dan barat daya dengan ketinggian dpl dan tingkat kemiringan rata-rata sebesar 25%. Demografis Berdasarkan data statistik, penduduk Provinsi Kalimantan Tengah hingga 31 Desember 2007 tercatat berjumlah jiwa dengan kepadatan penduduk 13,33 kilometer per jiwa per segi. Penduduk sebagian besar merupakan suku Dayak, di samping terdapat pula etnis lain. Profil sosial masyarakat dapat ditentukan oleh tingkat kepadatan penduduk suatu daerah atau wilayah. Namun demikian, tingkat kepadatan yang ideal di suatu daerah tidak dapat ditentukan dengan pasti karena tergantung pada potensi yang dimiliki dan kemampuan penduduk di daerah tersebut dalam memanfaatkan potensi yang ada. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyadari bahwa ukuran kepadatan penduduk suatu daerah akan lebih bermakna bila dikaitkan dengan potensi daerah dalam mana kondisi penduduk antar kecamatan di Provinsi Kalimantan Tengah sangat bervariasi. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Undang-undang Dasar 1945 telah memuat ataupun menggariskan tentang pembagian kekuasaan baik kekuasaan vertikal maupun secara horisontal. Pada pemisahan kekuasaan secara horizontal (ke samping) melahirkan lembaga lembaga negara di tingkat pusat yang berkedudukan sejajar yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif yang diatur dengan mekanisme chek and balance. Menunjuk pada pembagian fungsi fungsi antara organ kenegaraan. Sedangkan pembagian kekuasaan secara vertikal lazim dikenal dengan pembagian kekuasaan secara teritoril, menunjuk pada pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 2

3 pemerintahan. Hal ini selanjutnya memunculkan konsep pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Arus reformasi yang terjadi di Indonesia telah membawa cakrawala baru dalam sistem politik dan pemerintahan yang selama 32 tahun tidak berubah dan cenderung stagnan. Karena itu perubahan yang terjadi dipandang sebagai suatu langkah baru bagi terciptanya Indonesia di masa depan dengan dasar dasar demokratisasi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Pilihan demokratisasi menjadi pilihan wajib bagi kegiatan bernegara berdasarkan bahwa hanya pemerintahan yang demokratislah yang dapat menempatkan manusia pada jati dirinya. Proses demokratisasi itu sendiri akhirnya berlangsung di Indonesia dengan telah dibukanya saluran saluran demokrasi yang dulunya menghambat. (SH.Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, Pustaka Sinar Harapan hal 124). Salah satu aspek reformasi yang mendapat perhatian hingga kini adalah persoalan kebijakan otonomi daerah. Pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan desentralisasi (politik dan fiskal) dengan menggunakan kerangka hukum Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pada prinsipnya pelaksanaan Otonomi Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka timbul kembali gairah Pemerintahan di daerah untuk mengembangkan wilayah potensial. Terlebih-lebih dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan kesempatan seluas-luasnya mengembangkan potensi wilayah termasuk yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di dalamnya, dengan demikian bidangbidang pelayanan yang dapat diberdayakan oleh Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah memberikan wewenang dan tanggung jawab penuh terhadap Kabupaten yang berada di bawahnya untuk setiap pekerjaan dibidang pemerintahan maupun dibidang pembangunan. Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah tersebut, seluruh wilayah Kota maupun Kabupaten-Kabupaten dalam Provinsi Kalimantan Tengah mulai melakukan pembenahan terhadap segala kekurangan-kekurangan dibidang pembangunan maupun yang diakibatkan oleh monopoli Pemerintah Pusat selama orde baru yang mengatur di rumah tangga Pemerintah Daerah Tingkat 1 dengan APBN yang tidak seimbang dengan asset daerah yang didapatkan, karenanya dengan adanya Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 3

4 otonomi daerah berarti adanya kesempatan, kewenangan dan keleluasaan bagi Pemerintah Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian otonomi daerah dan karenanya daerah kabupaten dan daerah kota tidak ada lagi wilayah administrasi. Dalam rangka pembangunan good governance, kebijakan umum pemerintah adalah ingin menjalankan yang pemerintahan yang berorentasi pada hasil (result oriented government). Yang diterapkan selama ini masih berorientasi pada input, terutama uang, hendak ditinggalkan. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada kepentingan masyarakat, berupaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government, perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan perundangundangan dibawahnya. Harapan pemerintah ke depan adalah anggaran Negara baik pusat maupun daerah menjadi anggaran berbasis kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan perencanaan kinerja, atau dengan kata lain dihitung dan disusun berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output dan outcome yang diinginkan masyarakat. Pemerintah mengharapkan dengan penyusunan anggaran yang berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran kinerja yang direncanakan, dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi apakah capaian kinerja sudah sesuai dengan rencana kinerja. Untuk mencapai suatu kondisi yang diinginkan dan sasaran yang hendak dituju maka pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menetapkan indikator kinerja utama semoga dengan hal tersebut akan terwujud kepemerintahan yang baik (Good Governance) dalam mengisi Otonomi Daerah yang mandiri dan maju. Pemerintah mengharapkan dengan penyusunan anggaran yang berbasis kinerja ini akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran kinerja yang direncanakan, dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi apakah capaian kinerja sudah sesuai dengan rencana kinerja. Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 4

5 DASAR HUKUM Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan memperhatikan dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah serta PERMenPANRB Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan selanjutnya dengan memperhatikan : 1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan Rencana, pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 8. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Tengah; 9. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah; Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 5

6 10. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Indikator Kinerja Utama Penetapan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 serta review. 13. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Penetapan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah ini. K E D U D U K A N 1. WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Provinsi Kalimantan Tengah, yang secara yuridis formal dibentuk dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah, hingga saat ini (setelah pemekaran wilayah) Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari 13 Kabupaten, 1 Kota, 105 Kecamatan, Desa dan 123 Kelurahan serta 67 Kademangan. Sesuai UU No. 5/ 2002 kalteng dimekarkan menjadi 1 Kota 13 Kab. 105 Kecamatan, 67 Kademangan, 123 Kelurahan Desa. 4 Gambar Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 6

7 2. POTENSI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sumber daya alam yang dimiliki Kalimantan Tengah cukup beragam dan potensial dalam memenuhi berbagai kepentingan pembangunan dan kebutuhan masyarakat, seperti sungai, danau, rawa dan lahan masih terbuka luas baik untuk kepentingan pertanian maupun perkebunan. Selain itu, sumber daya hutan diantaranya kayu, jelutung, tengkawang, kulit gemor, damar dan lain-lain masih potensial untuk dieksploitasi sebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Hasil perkebunan diantaranya karet, rotan, lada, kopi dan jenis tanaman hortikultura lainnya cukup tersedia dan memadai untuk dikembangkan sebagai komoditi komersial. Hasil pertambangan berupa emas, pasir, kuarsa, batu bara dan berbagai jenis batuan berharga lainnya juga tersedia dan terbuka untuk dieksploitasi sebagai sumber penghasilan maupun pendapatan asli daerah. Selain itu, beragam jenis satwa khas Kalimantan Tengah merupakan kekayaan ekosistem yang perlu dilestarikan untuk pembangunan masa kini dan masa depan. Khusus untuk potensi hutan pengelolaannya harus dilaksanakan secara intensif dan terpadu dengan memperhatikan lingkungan hidup. 3. Kondisi Kependudukan Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah adalah orang, yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Adapun jumlah kepala keluarga (KK) tercatat sebanyak KK. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) tersebut, penyebaran penduduk Kalimantan Tengah tampak masih bertumpu pada beberapa kabupaten induk. Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas dan Kotawaringin Barat adalah tiga Kabupaten dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah orang, orang, dan orang. 4. PEREKONOMIAN Sasaran pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan jangka panjang adalah bagaimana usaha pemerintah untuk menaikkan pendapatan per kapita penduduk ". Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 7

8 Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan proses pembangunan ekonomi adalah masalah pengangguran, masalah ketimpangan pendapatan, dan masalah kemiskinan. Untuk melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang penghitungannya dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran serta sesuai pula dengan agregat-agregat dan indeks yang berlaku sebagai perhitungan. 5. PELAYANAN DASAR Pendidikan Gambaran umum keadaan pendidikan di Kalimantan Tengah antara lain tercermin dari jumlah prasarana pendidikan (sekolah), murid dan guru. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah untuk tingkat SD/MI mengalami perbaikan dan pada tahun 2009/2010, mencapai 89,05 sedangkan tingkat SMP/MTS bahkan telah mencapai 25,25 pada tahun 2009/2010. ini menggambarkan bahwa rasio kapasitasnya, sehingga masih dibutuhkan penambahan jumlah sekolah atau kapasitas ruangan baik untuk tingkat SMP maupun tingkat SMA. Jika dibandingkan antara kabupaten/kota, rasio ketersediaan sekolah/pendudukan usia sekolah juga masih mengalami ketimpangan antara wilayah. Rasio guru terhadap murid baik tingkat SD, SMP maupun SMA di Provinsi Kalimantan Tengah dari Tahun 2005 sampai tahun 2009/2010 telah mengalami perbaikan, kondisi demikian diharapakan akan dapat memperbaiki kualitas pelayanan pebdidikan pada semua jenjang pendidikan. Rasio disajikan pada tabel berikut : Tabel Rasio Guru dan Murid Menurut Jenjang Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun NO. Jenjang Pendidikan 2006/ / / / I. SD/MI 1. Jumlah Guru 21,219 21,933 22,255 22, Jumlah Murid 297, , , ,314 Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 8

9 3. Rasio ,61 68,25 65,88 II. SMP/MTs Jumlah Guru 6,280 6,476 6,644 6,994 Jumlah Murid 91, , , ,396 Rasio 68,97 60,67 59,63 55,33 III. SMA/MA/SMK Jumlah Guru 5, 353 5,549 5,717 6,067 Jumlah Murid 44,903 51,694 54,450 68,318 Rasio ,34 105,00 88,81 6. Kesehatan Pada Tahun 2010 jumlah tenaga kesehatan di Kalimantan Tengah yang terdiri atas Dokter, Bidan, pengatur rawat, apoteker dan tenaga teknis lainnya sebanyak orang sedangkan pada tahun 2011 meningkat dokter, bidan, pengaturan rawat dan tenaga teknis. Hingga tahun 2011 pembangunan prasarana kesehatan untuk masyarakat seperti puskesmas, dan rumah sakit dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Rasio posyandu dalam 5 tahun terakhir berfluktuasi. Pada tahun 2010 rasio posyandu sebesar 10,13% dan menurun pada tahun 2011 sebesar 8,3% penurunan ditahun 2011 tersebut terjadi karena jumlah balita meningkat. Pada tahun 2010 rasio posyandu sebesar 11,73% dan menurun lagi pada tahun 2011 menjadi 10,67%. penurunan rasio ini disebabkan bertambahnya jumlah balita pada tahun 2011 menjadi jiwa, sedangkan jumlah posyandu tetap yakni 2,147 unit. Pada tahun 2011, jumlah puskesmas di Provinsi Kalimantan Tengah (pustu) sebanyak 912 unit. Dengan jumlah pendudukan sebanyak jiwa sehingga nilai rasio puskesmas sebesar 0,08% dan rasio pustu sebesar 0,43%. Pada tahun 2010 jumlah rumah sakit di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak17 unit, yang terdiri dari rumah sakit daerah di masing-masing kabupaten, rumah sakit TNI Angkatan Darat, Rumah sakit Bhayangkara POLRI dan 1 Rumah sakit Swasta (PKU Muhammadiyah). Untuk rumah sakit paru dan rumah sakit khusus lainnya baik milik pemerintah maupun swasta, sampai saat ini belum ada. Rasio dokter (dokter umum) perjumlah penduduk hingga tahun 2010 relatif belum ideal karena seorang dokter harus menangani lebih dari orang penduduk. Pada tahun 2011 jumlah dokter berjumlah 564 orang, untuk jumlah Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 9

10 peduduk sebesar jiwa, sehingga rasio 0,27 nampaknya masih cukup rendah. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 jumlahnya orang, dengan rasio 2, Agama Pemeluk agama di Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar adalah agama Islam sebanyak orang sedangkan pemeluk agama lainnya adalah agama Kristen Protestan sebanyak orang, Katolik sebanyak orang, Hindu sebanyak orang dan Budha sebanyak 5,192 orang. Tempat peribadatan yang tersedia di Provinsi Kalimantan Tengah masing-masing sebanyak Mesjid 1.660, Langgar 2.101, Mushola 351, Balai Jemaat 109, Geraja 1.065, Gereja Induk 65, Gereja Pembantu 204, Gereja Kapel 31, Pura 81 dan Wihara PEMERINTAHAN DAN KETERTIBAN Profesionalisme aparat pemerintah dirasakan masih kurang terutama dalam mengantisipasi keadaan dan dalam pelayanan kepada masyarakat. Sejak dicanangkan Program Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Yang Baik di Provinsi, Kabupaten dan Kota se Kalimantan yang dicanangkan pada tanggal 14 Maret 2006 Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan pelayanan kepada masyarakat serta berusaha untuk menekan serta mencegah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) pada Pemerintahan di Provinsi, Kabupaten dan Kota se Kalimantan Tengah. Sementara itu sikap aparat yang selama ini di pengaruhi oleh sistem dan budaya masyarakat yang dilayani, sudah mulai berangsur-angsur memahami untuk beralih kepada melayani serta adanya peningkatan disiplin baik dalam pelaksanaan paraturan perundang-undangan yang berlaku maupun dalam pelaksanaan tugas dan pengembangan diri. 9. LINGKUNGAN HIDUP Masalah lingkungan hidup di Provinsi Kalimantan Tengah masih perlu mendapatkan perhatian agar kerusakan sumber daya alam tidak makin parah. Kondisi tersebut ditandai dengan terjadinya penurunan kualitas lingkungan serta Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 10

11 terbatasnya sumber daya yang diantaranya diakibatkan oleh pencemaran; pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat teknis & kesehatan; membakar lahan yang tidak diawasi; penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan; kegiatan pertanian, penangkapan ikan, dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Kondisi sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan. Hal ini antara lain disebabkan oleh persepsi masyarakat yang belum mendukung serta lemahnya wibawa hukum. Masyarakat masih menganggap hutan sebagai sumber mata pencaharian yang dapat dengan bebas dieksploitasi, kondisi tersebut terjadi ditengah makin sulitnya mencari lapangan pekerjaan yang memadai, sedangkan tenaga pengawas kehutanan yang ada tidak sebanding dengan luas wilayah yang diawasi. Sebagai gambaran mengenai lahan sumber daya di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dapat dilihat dari data berikut: Tabel.1.2. Sumber Daya Wilayah NO JENIS LAHAN LUAS (Ha) 1 Hutan lindung ,05 2 Hutan Konservasi ,60 3 Hutan produksi terbatas ,64 4. Hutan produksi tetap ,38 5. Hutan Penelitian dan Pendidikan 5.003,80 6. Hutan Tanaman Industri ( HTI ) ,04 Sumber data: visi misi program pembangunan Kalimantan Tengah Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah untuk mengurangi dampak kerusakan sumber daya alam tersebut antara lain dengan mengembangkan program penelitian, pengkajian, pengembangan dan peningkatan akses informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; program pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, program penataan kelembagaan dan penegakan hukum pengelolaan Sumber Daya Alam dan pelestarian Lingkungan Hidup. Usaha-usaha yang telah dilakukan dalam rangka mengurangi dampak kerusakan sumber daya alam, khususnya hutan antara lain adalah penertiban kayu illegal, pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan, pembinaan hutan berupa Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 11

12 penanaman tanah kosong, penanaman kiri kanan jalan serta penelitian dan pengembangan kebun benih dan kebun pangkas. STRUKTUR ORGANISASI Sebagai pelaksnaaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor : 5,6,7,8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, dirubah dengan PERDA nomor 2,3,4,5 Tahun 2012 Tentang Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah Proinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi. 1. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, yang dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang perubahan atas Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan, (3) pengelolaan sumber daya aparatur; keuangan; prasarana dan sarana Pemerintah Daerah serta (4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya. Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 12

13 Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 1 (satu) Sekretaris Daerah, 3 (tiga) Asisten dan 10 (sepuluh) Biro. Sedangkan Sekretariat DPRD merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang secara teknis operasional bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara teknis administrasi dibina oleh Sekretaris Daerah. Tugas pokok Sekretariat DPRD adalah memberikan pelayanan administrasi kepada anggota DPRD, penyelenggaraan persidangan, pengelola informasi, keuangan dan administrasi. 2. Dinas Daerah Dinas Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 16 Dinas. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Sedangkan susunan organisasi Dinas Daerah terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris Dinas membawahkan Sub Bagian dan Kepala-kepala Bidang yang membawahkan Kepalakepala Seksi. 3. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah merupakan Badan/Kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Pembentukannya didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 10 Badan dan 2 Kantor. 4. Unit Pelaksana Teknis Dinas Unit Pelaksana Teknis Dinas berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional Dinas di lapangan, dipimpin oleh Kepala Unit yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Terdapat 43 Unit Pelaksana Teknis Dinas di Provinsi Kalimantan Tengah. Pembentukannya dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 13

14 Kalimantan Tengah Nomor 60 s/d 72 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Tabel Rekapitulasi Jumlah Jabatan Struktural dan Fungsional pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan perda Provinsi Kalimantan Tengah No. Uraian Jabatan Struktural Eselon I II III IV Jumlah Jabatan Struktural Jumlah Menurut jenis kelamin a b a b a b a b L p Jumlah Pegawai Pada Badan /Dinas Unit Kerja lingkung Provinsi Kalimantan Tengah LINGKUNGAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sebagaimana telah diuraikan di atas, pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Kedudukan geografis Provinsi Kalimantan Tengah berada pada posisi yang sangat strategis, karena berhadapan langsung dengan pulau Jawa dan berada di tengah Provinsi lainnya (Kalsel, Kaltim, dan Kalbar) di pulau Kalimantan. Posisi yang demikian itu sangat menguntungkan bila dilihat dari kepentingan sebagai berikut : pengembangan kegiatan ekonomi daerah dalam hal ini sebagai sumber bahan baku untuk kegiatan industri maupun perdagangan yang berada di pulau Jawa mempermudah terwujudnya kesatuan ekonomi wilayah mempermudah interaksi sosial budaya guna terwujudnya persatuan nasional. mempunyai peluang dalam memanfaatkan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi baik yang ada di Jawa maupun yang ada di Provinsi dalam lingkup wilayah Kalimantan. Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 14

15 mempermudah hubungan ekonomi antar wilayah, terutama yang berkaitan dengan perluasan pasar, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, penyerapan informasi dan teknologi. Di samping itu, masyarakat Kalimantan Tengah mempunyai suatu filosofi hidup yang sangat berarti dalam mendukung posisi strategis Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Huma Betang. Makna dari filosofis hidup Huma Betang adalah menggambarkan keinginan masyarakat Kalimantan Tengah untuk hidup makmur dan sejahtera dalam suasana kebersamaan, kesetaraan, keterbukaan, keharmonisan, keserasian, keakraban, kejujuran, dan kedamaian yang berlandaskan pada akar budaya adat istiadat masyarakat Kalimantan Tengah. Potensi ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah berfokus pada pertanian dalam arti luas, dalam hal ini, Provinsi Kalimantan Tengah berupaya untuk: Meningkatkan kualitas SDM di berbagai bidang pembangunan; Meningkatkan kualitas pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan Daerah; Meningkatkan kemampuan keuangan daerah; Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana infrastruktur pembangunan daerah; Meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama kaum miskin dan terbelakang; Melaksanakan pengelolaan sumber daya alam yang optimal serta berkelanjutan. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu dimensi pembangunan yang memiliki peran penting, baik kini maupun ke depan. Hal tersebut disebabkan karena secara ekonomis, pengembangan kepariwisataan berdimensi luas terhadap pembangunan sektor-sektor terkait, dan secara sosial budaya mampu membentuk, mengembangkan, dan meningkatkan nilai-nilai budaya masyarakat. Obyek pariwisata di Provinsi Kalimantan Tengah yang berpotensi untuk dikembangkan baik obyek wisata alam maupun buatan, antara lain adalah Taman Nasional Tanjung Puting dan rumah adat di Tumbang Anoi, Potensi sumber daya alam lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain berupa emas, pasir kuarsa, batu bara. Khusus untuk sumber daya yang bersumber dari hutan, memerlukan pengelolaan yang iintensif dan terpadu. Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 15

16 1. MAKSUD DAN TUJUAN LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Esensi dari sistem AKIP bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik di Provinsi Kalimantan Tengah. Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintahan Provinsi untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis pemerintah Provinsi dapat dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut, siklus sistem AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholder dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Presiden, DPRD dan masyarakat). Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 16

17 cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah. Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 mencakup hal-hal berikut ini: Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2013 sebagai sarana pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama tahun Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2013 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dapat ditingkatkan secara berkelanjutan. 2. SISTEMATIKA LAKIP 2013 Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun Capaian kinerja (performance results) 2013 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013 dapat diilustrasikan dalam bagan berikut ini. Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 17

18 Uraian singkat masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang menguraikan tentang gambaran umum organisasi dan menjelaskan secara ringkas profil Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Bab II Perencanaan Dan Perjanian Kinerja, menjelaskan muatan Perencanaan dan perjanjian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk periode dan rencana kinerja untuk tahun Visi dan Misi Gubernur Kalimantan Tengah. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian kinerja menyeluruh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah selama tahun 2013 sebagai hasil implementasi keseluruhan program dan kegiatan dalam periode tersebut. Bab IV Penutup, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dikaitkan dengan pertanggung jawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2013 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa mendatang. Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 18

19 OUT LINE LAKIP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Referensi Bab Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Visi dan misi Bab 2 Rencana Kinerja 2013 Capaian Kinerja 2013 Akuntabilitas Kinerja Bab 3 Pengukuran Capaian Kinerja 2013 Aspek Keuangan PENUTUP Kesimpulan, saran & lampiran Bab 4 GAMBAR Out Line Lakip Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai 19

Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BAB. 1 Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1.1. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Undang-undang Dasar 1945 telah memuat ataupun menggariskan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. KEADAAN GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, DAN DEMOGRAFIS Geografis

GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. KEADAAN GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, DAN DEMOGRAFIS Geografis Pendahuluan I BAB. P emerintah Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah. Provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BAB. 1 Pendahuluan GAMBARAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1.1. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Undang-undang Dasar 1945 telah memuat ataupun menggariskan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016 1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 211 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 212 I Pendahuluan P emerintah Provinsi Kalimantan Tengah dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi bagian kunci dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi PEMERINTAHAN DAERAH Harsanto Nursadi Beberapa Ketentuan Umum Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Terselenggaranya Good Governance merupakan. persyaratan bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

Terselenggaranya Good Governance merupakan. persyaratan bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi PENDAHULUAN Terselenggaranya Good Governance merupakan persyaratan bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Visi Misi Daerah Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 adalah Terwujudnya Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

4. Apa saja kendala dalam penyelenggaraan pemerintah? dibutuhkan oleh masyarakat? terhadap masyarakat?

4. Apa saja kendala dalam penyelenggaraan pemerintah? dibutuhkan oleh masyarakat? terhadap masyarakat? LAMPIRAN Pedoman Wawancara: 1. Bagaimana kinerja aparat desa, terutama dari Sekretaris desa dan juga kaur yang berada dibawah pemerintahan bapak? 2. Bagaimana Hubungan kepala desa dengan BPD di Desa Pohan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN TAHUN ANGGARAN 2012

BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN TAHUN ANGGARAN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN TAHUN ANGGARAN 2012 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG BAGIAN KOORDINASI PEREKONOMIAN 2013 BAB I SKPD Sekretariat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekretariat Daerah merupakan salah satu unsur perangkat Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan pernyataan kehendak rakyat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa karena hanya dengan limpahan karunia Nya penyusunan Dokumen

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN II.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP Kantor Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 204

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S I PAM AN D AQ PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 42 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D-05 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D-05 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D-05 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 42 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PAPUA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung yang dibentuk berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci