BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Proses Komunikasi Remaja Menurut Wiryanto dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, ia mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses, dimana komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu kepada komunikan. Tiap manusia dengan perbedaan usia, tingkat pendidikan, suku, agama, negara dll, memiliki cara penyampaian pesan yang berbeda, tergantung dari latar belakang komunikator dan komunikannya. Bahkan tak jarang antara komunikator dan komunikan mengalami miskomunikasi karena memiliki perbedaan makna dari pesan yang disampaikan, maupun proses penyampaian pesan tersebut. Namun penelitian ini tidak akan membahasa bagaimana miskomunikasi dalam penyampaian pesan ini, penelitian ini akan membahasa proses komunikasi yang dilakuakn oleh para remaja, ketika mereka saling berinteraksi menggunakan bahasa yang mereka ciptakan, yang sering juga disebut dengan bahasa gaul. 61

2 62 Bahasa gaul bukan sesuatu yang asing lagi ditelinga kita, bahasa ini adalah bahasa yang digunakan oleh para remaja, dalam mereka berkomunikasi dan berinteraksi di dalam kelompok mereka. Masa remaja, ditinjau dari segi perkembangan, merupakan masa kehidupan manusia yang paling menarik dan mengesankan. Masa remaja mempunyai ciri antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin pula dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia yang hanya berlaku bagi kelompok mereka, atau kalau semua pemuda sudah tahu, bahasa ini tetap rahasia bagi kelompok anak-anak dan orang tua (Sumarsono, 2009:150). Pada umumnya para remaja menggunakan pertuturan ini untuk berkomunikasi dengan sesamanya dalam keadaan santai dan berfungsi untuk menjalin keakraban atau sebagai identitas keakraban.terkadang bagi mereka yang sudah tidak remaja lagi, bahasa remaja ini menimbulkan kebingungan karena tidak dapat mengerti apa yang diucapkan atau yang ditulis para remaja itu saat mereka berkomunikasi Percakapan ( Dalam Komunikasi Kelompok ) Seperti yang disebutkan oleh Prof. Onong dalam bukunya Ilmu teori dan filsafat komunikasi.

3 63 Komunikasi kelompok (Group Communication) berarti komunikasi yang berlaku antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari empat orang 1. Dalam penelitian ini, penulis meneliti proses komunikasi yang terjadi di dalam kelompok siswa-siswi SMA 57. Namun bukan hanya dalam komunikasi kelompok saja yang diteliti, tapi juga komunikasi antar pribadi. Karna dalam kedua jenis komunikasi tersebut, remaja (siswa-siswi SMA 57) memilih untuk menggunakan bahasa gaul, dalam proses komunikasi mereka. Proses komunikasi yang dilakukan oleh para siswa ini bentuknya adalah percakapan, baik itu dilakukan di dalam maupun di luar sekolah. Dalam percakapan tersebut terlihatkan dengan jelas penggunaan bahasa gaul, baik melalui pesan yang mereka sampaikan ke sesama remaja dan efek yang ditimbulkan sebagai umpan balik dari pesan yang mereka terima Bahasa Gaul Pada masa sekarang, bahasa gaul banyak digunakan oleh kaula muda. Bahasa ini bersifat temporal dan rahasia Faktor kerahasiaan ini menyebabkan kosakata yang digunakan dalam bahasa gaul sering kali berubah. Para remaja menggunakan bahasa gaul ini dalam ragam lisan 1 Prof. Onong Uchjana Effendy.,M.A. Ilmu Komunikasi Dan Filsafat Komunikasi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal 75

4 64 dan ragam tulis, atau juga dalam ragam berbahasa dengan menggunakan media tertentu, misalnya, berkomunikasi dalam jejaring sosial. Para remaja menganggap bahasa gaul dialek Jakarta lebih bergengsi dibandingkan dengan bahasa daerah. Kota Jakarta adalah kota metropolitan. Sehingga, para remaja di daerah dan yang pernah ke Jakarta merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta itu. Selain itu, para remaja juga memerlukan bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150). Adapun, pengunaan kosakata bahasa gaul mengubah tatanan dan kaidah bahasa Indonesia menjadi bahasa baku. Bahasa gaul akan tumbuh bersamaan dengan perkembangan usia remaja. Pakar bahasa Kanada, Marcel Danesi (1994) berpendapat bahwa kata-kata remaja lebih dari sekedar bahasa slang (yang juga digunakan

5 65 oleh orang dewasa). Percakapan tersebut justru menyusun dialeknya sendiri: Pubilect : dialek sosial pubertas. Pubilect lebih dari sekedar ekspresi penuh warna. Dialek tersebut merupakan mode utama komunikasi verbal para remaja, dengan dialek tersebut, mereka membedakan diri mereka dari orang dewasa. Ketika mereka mendekati pubertas, anak yang lebih muda menyerap dialek ini melalui teman yang usianya diatasnya atau lebih tua. Seperti kode bahasa lain, pubilect berfungsi menguatkan identitas kelompok dan menutup diri dari orang luar (Orang dewasa). Kosakata remaja ditandai dengan perubahan yang cepat. Walaupun beberapa itemnya sudah menjadi wacana umum, para remaja terus menemukan kata yang baru sepanjang waktu. Ada beberapa fitur pubilect, pertama dialek tersebut merupakan kode emotive (berkaitan dengan emosi). Melalu nada yang dilebihlebihkan, penyampaian yang santai dan tenang, penekanan yang diperpanjang, bahasa tubuh yang menyertai, dan kata seru yang vulgar, dialek tersebut menarik perhatian kepada perasaan dan sikap. Ucapan emotive seperti itu tampaknya menyususn sekitar 65 persen bahasa remaja. Fitur kedua pubilect adalah connotative (berhubungan dengan konotasi). Remaja menciptakan kata deskriptif (atau meluaskan makna kata yang telah ada) untuk menyampaikan pandangan mereka tentang dunia mereka dan orang yang ada didalamnya-dan seringkali dengan cara yang metaforis.

6 Hasil Penelitian Pada bagian ini, penulis akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang hasil wawancara dengan para informan. Data-data yang didapatkan dan diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil dari wawancara mendalam, baik secara tatap muka, melalui sms (short message service) maupun melalui bbm (blackberry messanger) dan melalui observasi partisipasi, yakni turut serta dalam percakapan, ketika para informan sedang berinteraksi dengan kelompoknya, maupun ketika para informan sedang berinteraksi dengan sesama informan Deskripsi Identitas Informan Tabel 4.1 Identitas Informan NAMA USIA KELAS WAHYU RAMADHAN (WAHYU) 16 1 SYAIFULAH (IPUL/PULE) 18 3 ALFIYATUN NAYIROH (VIVI) 17 2 RESA ROSITA (RESA) 17 2 (NIA) 18 3

7 67 1. Wahyu Ramadhan alias Wahyu Siswa kelas 1 ini adalah yang termuda diantara semua informan, usianya 16 tahun. Wahyu memiliki hobi bermain futsal dan memiliki komunitas futsal, diluar komunitas teman-teman sekolahnya. Dia juga aktif ngumpul-ngumpul bersama temanteman di lingkungan rumahnya, dan rata-rata berasal dari tingkat pendidikan atau sekolah yang berbeda. Wahyu tergolong anak yang berprestasi, baik disekolahnya (dia selalu masukdalam jajaran 10 besar dikelasnya) dan dalam kegiatan futsalpun, dia dan teamnya sering mendapatkan piala dari beberapa kejuaraan futsal. Wahyu tidak terlalu banyak bicara, agak pendiam, diperlukan banyak pancingan pertannyaan supaya informan cool ini mau mengungkapkan mengenai bahasa gaul yang dia gunakan. Menurut Wahyu, dia cukup banyak menggunakan bahasa gaul, tapi hanya jika dilingkungan pergaulannya saja, dia juga tidak terlalu update jika ada bahasa gaul terbaru. Hal itu dikarenakan dia lebih suka menggunakan bahasa Indonesia (standart), dan itu hal yang dibiasakan di dalam lingkungan keluarga besarnya. Namun demikian, dia tetap menggunakan beberapa kosakata gaul, agak terkesan akrab jika sedang berinteraksi dengan temantemannya.

8 68 2. Syaifulah alias Pule Pule adalah nama panggilan dari teman-teman Syaifudin, nama gaul dari anak-anak (teman-teman sekolahnya) itu kak, semua pada panggil gw Pule paling yang manggil Syaifudin cuma guru seru aja pake nama gaul biar famous Itu jawabnya ketika saya tanyakan, menggapa dia lebih suka dipanggil Pule. Pule memiliki kepribadian yang menarik, ia mudah sekali bergaul, mudah akrab dan dia cukup dikenal di kalangan sekolahnya, semua siswa dari berbagai kelas cukup menidolakannya. Wajahnya pun terbilang cukup menarik, walaupun badannya tergolong tidak tinggi, namun ia termasuk siswa yang digandrungi oleh siswi-siswi disekolahnya. Berbeda dengan Wahyu, Pule tergolong pribadi yang sangat ramah dan merupakan pembicara yang aktif, dia juga aktif menggunakan bahasa gaul, menurutnya penggunaan bahasa gaul merupakan bagian dari trend masa kini. Pule juga menggunakan nama-nama penganti panggilan yang ditujukan untuk temantemannya, hal tersebut dilakukan untuk membuat pergaulan lebih akrab dan tidak kaku.

9 69 3. Alfiyatun Nayiroh alias Vivi Fifi merupakan siswi kelas 2, usianya 17 tahun. Anak pertama dari dua bersaudara ini memiliki paras wajah yang cantik, berkulit putih dan memiliki tubuh yang proporsional. Selain pergaulan disekolahnya, Vivi juga mengikuti komunitas/grup dancer, dia cukup berprestasi sebagai seorang dancer. Dalam kesehariannya Vivi aktif menggunakan bahasa gaul. Menurut pendapatnya jika tidak menggunakan bahasa gaul, maka percakapan akan terkesan kaku dan formal. Menurutnya bahasa gaul juga digunakan jika ingin membicarakan suatu hal, dan tidak ingin diketahui oleh guru maupun orang tua. Jadi bahasa gaul bagi Vivi juga bersifat sebagai penyampai pesan yang sifatnya rahasia diatara teman-teman sepergaulannya. 4. Resa Rosita alias Resa Resa termasuk salah satu informan yang memiliki banyak kosakata bahasa gaul, diantara informan yang lain, bahkan ia juga menginformasikan beberapa bahasa gaul yang digunakan di sekolah atau daerah lain. Rata-rata bahasa tersebut tidak terlalu berbeda jauh, hanya cara pengucapan dan intonasi nada saja. Resa termasuk penyuka bahasa gaul. Selain menyadur dari bahasabahasa yang digunakan oleh sesama remaja, Resa juga mengikuti beberapa bahasa yang diucapkan di televisi (seperti ; film, sinetron,

10 70 dan acara lainnya) dan disertakan ke dalam percakan sehari-hari. Gadis berparas cantik ini duduk di kelas 2 dan berusia 17 tahun. Ia tergolong memiliki kepribadian yang menarik. Miss keles, adalah nama julukan yang diberikan oleh teman-teman sekelasnya, dikarenakan ia suka sekali mengatakan keles (bahasa gaul dari kata kali). Resa juga menyatakan ingin mengikuti jejak penulis untuk meneliti mengenai bahasa gaul ketika ia duduk di bangku perguruan tinggi. kalau ingin meneliti bahasa gaul, kakak juga harus jadi anak gahol (gaul) keless biar faseh (fasih) tuh Itu pendapatnya ketika penulis meminta Resa untuk menjadi informan di dalam penelitian mengenai Bahasa Gaul Dalam Proses Komunikasi Remaja. Bukan hanya kosakata bahasa gaul saja, tapi Resa juga mengajarkan penulis untuk mengikuti cara pengucapan bahasa gaul dengan gerakan dan ekspresi yang bermacam-macam (komunikasi non verbal sebagai pengukung bahasa gaul). 5. Irfinia Aurel alias Nia Nia, gadis berusia 18 tahun dan duduk dikelas 3 IPA ini awalnya agak keberatan ketika diminta oleh penulis untuk menjadi informan, namun disaat terakhir ketika dijelaskan bahwa ini untuk penelitian akademis, Nia bersedia, dengan syarat tidak menggangu jadwal belajar, kursus dan bimbingan, karena Nia saat itu sedang bersiap menghadapi UN (Ujian Negara). Ternyata Nia juga

11 71 bersedia untuk menjadi informan karena penasaran pada proses penulisan thesis. Nia bercita-cita untuk sekolah tinggi dan dia sangat berharap bisa mengenyam pendidikan sampai bangku strata 3 (S3), dia mengatakan bahwa ketika karya akhir/thesis yang penulis susun ini sudah selesai, maka dia berharap dapat membaca hasilnya. Nia termasuk dalam kalangan anak gaul disekolahnya, dia aktif dibeberapa pergaulan yang terkait dengan penggelaran Pensi (Pentas Seni) di daerah Jakarta Barat. Dalam pergaulannya Nia mengaku menggunakan bahasa gaul, dia berkata bahwa bahasa gaul lebih lekat di lidahnya. Bahasa gaul, menurut Nia, juga lebih mewakili ekspresi yang ingin dia sampaikan Penggunaan Bahasa Gaul Dilihat Melalui Proses Morfologi Melalui hasil wawancara, penggunaan bahasa gaul digunakan secara aktif oleh para remaja dalam kesehariannya. Bahasa gaul memiliki banyak sekali perbedaan dengan bahasa Indonesia baku, bukan hanya berbeda melalu cara pengucapan, tetapi juga terkadang cara penulisan. Data yang digunakan di dalam penelitian ini berupa kata dan frase yang digunakan di dalam bahasa gaul keseharian oleh remaja. Adapun narasumber berasal dari SMA 57 Jakarta, dengan kisaran usia tahun. Data dari hasil wawancara dengan narasumber

12 72 akan dianalisa menggunakan proses morfologis, khususnya proses morfologis yang berkaitan dengan analisa afiksasi dan analisa abreviasi, karena kedua jenis proses lah yang terlihat paling banyak berkaitan dengan penelitian ini. Dalam bahasa gaul yang digunakan oleh remaja, banyak sekali didapati perubahan-perubahan bentuk kata, baik itu dalam bentuk singkatan, penggunaan bahasa asing, ataupun ungkapanungkapan yang asing dan berbeda sekali dengan Bahasa Indonesia. Disinilah peran proses morfologi. Proses morfologi yang mempelajari dan membahas aspek asli berupa kalimat yang menjadi pokok untuk membentuk bahasa dan analisa bahasa, kemudian dari proses morfologislah makna-makna didasarkan. Proses Morfologis ini digunakan juga untuk melihat seberaba jauh perubahan yang terjadi dari bahasa asli (Bahasa Indonesia) berubah menjadi bahasa gaul dan seberapa jauh perubahan tersebut dilihat dari ilmu linguistik. Bukanlah seberapa bananyak/sedikit bentuk perubahan bahasa yang terjadi secara linguistik yang akan dibahas, namun efek perubahan bahasa tersebut dilihat dari sisi ilmu komunikasinya, dan pergeseran makna yang terjadi dalam bahasa tersebut. Proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 1985). Menurut Ramlan, pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu

13 73 bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan golongan kata. Lebih lanjut Ramlan mengatakan bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologis, yaitu (1) afiksasi (proses pembubuhan afiks), (2) proses pengulangan, dan (3) proses pemajemukan. Menurut Chaer (2008:25) proses morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan (dalam proses reduplikasi), penggabungan (dalam proses komposisi), pemendekkan (dalam proses akronimisasi), dan pengubahan status (dalam proses konversi). Proses morfologi melibatkan komponen (1) bentuk dasar, (2) alat pembentuk (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimisasi, dan konversi), (3) makna gramatikal, dan (4) hasil proses pembentukan. Berikut ini akan di bicarakan proses-proses morfologis yang berkenaan dengan afiksasi dan abreviasi Analisis Afiksasi O Grady (1996:138) mengatakan penambahan sebuah afiks yang prosesnya dikenal dengan afiksasi merupakan proses morfologis

14 74 yang sering terjadi dalam sebuah bahasa. Proses afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar, baik dalam membentuk verba turunan, nomina turunan, maupun kategori turunan lainnya (Chaer, 2003). Sedangkan afiks itu sendiri adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar (Fromkin dan Rodman, 1998:519). Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi. Para ahli linguistik membagi afiks dalam jenis yang berbedabeda. Katamba(1993:44) menyebutkan tiga jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, dan infiks. Fromkin dan Rodman (1998:71-73) berpendapat bahwa ada empat jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan sirkumfiks. Sedangkan Alwi dll. (1988:31) menyebutkan ada empat jenis afiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Khusus untuk penelitian ini, analisis afiks ini akan dibatasi pada prefiks, sufiks, dan konfiks. Dalam menganalisis jenis afiks dari bahasa gaul ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan jenis- jenis afiks yang ada dalam bahasa gaul tersebut. a. Prefiks Prefiks disebut juga awalan. Menurut Alwi dll. (1998) prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar. Berdasarkan data yang diperoleh, penulis menemukan ada empat

15 75 macam prefiks (t-, nge-, ng-, dan ny-) yang sering digunakan para remaja. Tabel 4.2 Bahasa Gaul Remaja yang Berkaitan dengan Prefiks Prefiks Bahasa Baku Bahasa Gaul Contoh Pengunaan Pola Perubahan Prefiks Juga digunakan dalam buka senyum terbuka tersenyum tbuka tsenyum td tuh tas gw dah tbuka dia mah tsenyum aja, ga komentar ter- t- rusak merusak ngerusak...tar disangkanya aq yg ngerusak hub mrk men- nge- jauh bawa cat menjauh membawa mengecat ngejauh ngebawa ngecat ga ngerti, tbtb cowonya ngejauh bsk km mau ngebawa apa aja? cape uyy, seharian aq ngecat kamar Bbm, sms, sosial media ambil injak mengambil menginjak ngambil nginjak aq ngambil tiketnya dimana? sumpah, gw ga sengaja nginjak kakinya men- ng- suruh menyuruh nyuruh dia mah bisanya nyuruh doang men- ny- Data prefiks pada tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 4 macam prefiks yang sering digunakan dalam bahasa gaul para remaja. 1. Pola Perubahan Prefiks ter- t- Pada kata buka dan senyum terjadi perubahan prefiks ter- menjadi t-. Kata dasar bukadan senyum mendapat imbuhan prefiks ter- sehingga menjadi terbuka dan tersenyum. Kemudian kedua kata tersebut mengalami

16 76 perubahan, yaitu adanya penghilangan fonem/e/ dan /r/ pada prefiks ter-. Dengan adanya penghilangan fonem-fonem tersebut maka tersisalah fonem /t/ yang kemudian menjadi prefiks baru, yaitu t-. Kata-kata terbuka, tersenyum berubah menjadi tbuka, tsenyum. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: Pada kata : buka terbuka tbuka Berdasarkan analisis diatas, perubahan yang terjadi pada prefik terdengan adanya penghilangan fonem /e/ dan /r/ disebut dengan reduksi. Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola : ter- + KD = t- + KD. Pola ini tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang memiliki fonem awal tertentu yang bisa diterapkan dalam pola ini, yaitu: A. kata dasar yang diawali fonem /p/, /b/, /d/, /k/, /g/,/m/, /ñ/,/l/,/s/, /r/, /h/,/w/, /j/ contoh: a. ter- + pengaruh terpengaruh tpengaruh b. ter- + balas terbalas tbalas c. ter- +dapat terdapat tdapat d. ter- + kait terkait tkait e. ter- + gantung tergantung tgantung f. ter- + masuk termasuk tmasuk g. ter- + nyata ternyata tnyata h. ter- + laksana terlaksana tlaksana

17 77 i. ter- + serah terserah tserah j. ter- + rasa terasa trasa k. ter + hadap terhadap thadap l. ter- + wujud terwujud twujud m. ter- + jadi terjadi tjadi Jadi, prefiks t- akan terbentuk apabila kata-kata dasar yang dilekatkan prefiks teritu berada pada fonem tersebut diatas. Sebaliknya prefiks t- tidak akan muncul apabila kata dasarnya diawali dengan fonem vokal atau bunyi vokoid [a,i,u,e,o], dan fonem konsonan /f/, /v/, /x/, /y/, /z/, /q/, dan /t/. 2. Pola Perubahan Prefiks men- nge- Perubahan prefiks lainnya terjadi pada prefiks men-. Dalam bahasa gaul, prefiks men- berubah menjadi nge-, ng-, dan ny-. Perubahan perfiks men- menjadi nge- dapat dilihat pada kata dasar rusak yang diberi imbuhan men- pada bahasa baku akan menjadi merusak dan pada bahasa gaul berubah menjadi ngerusak. Prefiks men- dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /r/ akan berubah menjadi me-. Setelah itu dalam bahasa gaul fonem /m/ dan /e/ tersebut digantikan dengan fonem /n/ /g/ /e/. Maka terbentuklah prefiks baru, yaitu prefiks nge-. Selanjutnya pada kata dasar jauh menjadi menjauh, dikarenakan

18 78 prefiks men dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /j/ berubah menjadi men, sehingga kata menjauh berubah menjadi ngejauh. Pada kata dasar bawa dilekatkan prefiks men- sehingga berubah menjadi membawa. Hal ini dikarenakan prefiks men- dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /b/ berubah menjadi mem-. Sedangkan pada kata dasar cat akan berubah menjadi mengecat setelah dilekatkan prefiks men-. Prefiks men- dilekatkan pada bentuk dasar satu suku akan berubah menjadi menge-. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: rusak merusak ngerusak Berdasarkan bagan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa perubahan prefiks men- menjadi nge- diakibatkan adanya subtitusi fonem. Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola: men- + KD = nge- + KD Senada dengan penjelasan pola sebelumnya yaitu pola prefiks ter-, pola ini juga tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang memiliki fonem awal tertentu yang bisa diterapkan dalam pola ini, yaitu: a) kata dasar yang diawali fonem /b/, /d/, /g/,/l/,/f/, /r/, /h/,/j/ dan ekasuku a. men- + buang membuang ngebuang b. men- + daftar mendaftar ngedaftar c. men- + gunting menggunting ngegunting d. men- + lukis melukis ngelukis e. men- + fitnah memfitnah ngefitnah f. men- + rusak merusak ngerusak

19 79 g. men- + hina menghina ngehina h. men- + jaga menjaga ngejaga i. men- + bom mengebom ngebom j. men- + rem mengerem ngerem Prefiks nge- tidak akan muncul apabila kata dasarnya diawali dengan fonem vokal atau bunyi vokoid [a,i,u,e,o], bunyi nasal, dan fonem konsonan /p/, /t/, /k/, /v/, /s/, /z/, dan /w/. (3) Pola Perubahan Prefiks men- ng- Dalam bahasa gaul ini terdapat pula perubahan penggunaan prefiks men- menjadi ng-. Data menunjukkan bahwa kata dasar ambil dilekatkan prefiks men- menjadi mengambil, setelah itu kata tersebut mengalami perubahan menjadi ngambil. Begitu pula yang terjadi pada data (c2), kata dasar injak mendapat imbuhan prefiks men- menjadi menginjak dan akhirnya menjadi nginjak. Adapun perubahan yang dimaksud adalah prefiks men- mengalami penghilangan fonem /m/ /e/ /N/ dan menggantinya dengan fonem /n/ dan /g/. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: ambil mengambil ngambil Perubahan yang terjadi disebabkan adanya reduksi pada pefiks menyaitu menghilangnya fonem /m/ /e/ sehingga yang tersisa hanyalah fonem /n/ /g/. Dalam bahasa gaul kedua fonem yang tersisa tersebut

20 80 menjadi sebuah prefiks baru yaitu prefiks ng-. Perubahan ini dapat disajikan dengan pola: men- + KD = ng- + KD Pola ini tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang diawali fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /o/ yang bisa diterapkan pada pola ini. Contoh: a. men- + ambil mengambil ngambil b. men- + injak menginjak nginjak c. men- + ukur mengukur ngukur d. men- + edit mengedit ngedit e. men- + olah mengolah ngolah Jadi, prefiks ng- akan terbentuk apabila fonem awal kata dasar yang dilekatinya itu berada pada lingkungan bunyi vokoid [a,i,u,e,o]. Selain bunyi tersebut prefiks ng- tidak akan muncul. (4) Pola Perubahan Prefiks men- ny- Perubahan prefiks men- menjadi prefiks ny- dapat dilihat pada kata dasar sapu apabila diberi imbuhan prefiks men- maka akan berubah menjadi menyapu. Prefiks men- apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /s/ akan berubah menjadi meny-. Fonem /s/ hilang. Setelah itu, prefiks meny- mengalami penghilangan fonem /m/ dan /e/ sehingga hanya menyisakan fonem /n/ dan /y/ yang akhirnya membentuk prefiks baru, yaitu ny-. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: siram menyiram nyiram

21 81 Perubahan yang terjadi pada prefiks men- di atas adalah reduksi fonem. Fonem tersebut menjadi sebuah prefiks baru yaitu prefiks ny-. Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola: men- + KD = ny- + KD Pola ini hanya berlaku apabila kata dasar yang dilekatinya itu diawali dengan fonem /s/. Misalnya: a. men- + sobek menyobek nyobek b. men- + seberang menyeberang nyeberang Jadi prefiks ny- akan muncul apabila kata dasar yang dilekatkanya itu diawali fonem /s/. Sebaliknya prefiks ny- tidak akan muncul apabila kata dasarnya bukan diawali fonem /s/. b. Sufiks Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi dll.,1998). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere) di bawah (sub). Dalam bahasa Indonesia terdapat empat macam sufiks, yaitu sufiks kan, -i, an, dan nya. Namun dalam bahasa gaul ini hanya ada satu sufiks yang kerap digunakan para remaja, yaitu sufiks in yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

22 82 Tabel 4.3 Bahasa Gaul Remaja yang Berkaitan dengan Sufiks Kata Dasar Bahasa Baku Bahasa Gaul Contoh Penggunaan Pola Sufiks cari carikan cariin loe bisa cariin bt gw kan? datang datangi datangin gampanglah, tinggal datangin aja ke rumahnya -kan -in -i -in Juga digunakan dalam Bbm, sms dan sosial media Data sufiks pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 1 macam sufiks yang sering digunakan dalam bahasa gaul para remaja. Pada data terjadi perubahan sufiks kan dan sufiks -i menjadi -in. Kata dasar cari mendapat imbuhan sufiks kan sehingga menjadi carikan. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penggantian fonem /k/ /a/ dan /n/ dengan fonem /i/ dan /n/ sehingga membentuk sufiks baru yaitu sufiks in. Oleh karena itu dalam bahasa gaul kata carikan berubah menjadi cariin. Hal yang hampir serupa terjadi pula pada kata dasar datang mendapat imbuhan sufiks -i sehingga menjadi datangi. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penambahan fonem /n/ pada akhir kata sehingga membentuk sufiks baru yaitu sufiks in. Oleh karena itu dalam bahasa gaul kata datangi berubah menjadi datangin. Jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia baku, tidak

23 83 terdapat sufiks -in. Sehingga bisa dijadikan kaidah bahwa sufiks -in menampung sufiks -kan dan sufiks I dalam ragam bahasa gaul remaja. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: cari carikan cariin Perubahan yang terjadi pada sufiks -kan di atas adalah substitusi fonem. Dalam bahasa gaul, sufiks kan yang terdiri dari fonem /k/ /a/ /n/ diganti dengan fonem /i/ /n/. Kedua fonem /i/ /n/ ini yang akhirnya membentuk menjadi sebuah sufiks baru yaitu sufiks in. Sedangkan proses pembentukan sufiks i menjadi sufiks in adalah sebagai berikut: datang datangi datangin Perubahan yang terjadi pada sufiks i di atas adalah adisi fonem. Dalam bahasa gaul, sufiks i mengalami penambahan fonem /n/ sehingga membentuk sebuah sufiks baru yaitu sufiks in. Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola: KD + -kan / -i = KD + -in Pola ini berlaku untuk semua jenis kata dasar asalkan kata dasar tersebut dibubuhi sufiks kan atau in. Misalnya: a. tuang + -kan tuangkan tuangin b. basah + -i basahi basahin Jadi, sufiks in akan muncul ketika berhadapan dengan kata dasar yang sudah dibubuhi sufiks kan atau in. Diluar kedua sufiks

24 84 tersebut, maka sufiks in tidak akan muncul. c. Konfiks Menurut Alwi (1198:32) konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan. Berikut ini contoh data konfiks yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4 Bahasa Gaul Remaja yang Berkaitan dengan Konfiks Kata Dasar Bahan Baku Bahasa Gaul Contoh Penggunaan Konfiks akibat izin mengakibatkan mengizinkan ngakibati n ngizinin bisa ngakibatin apa gt? bapa aq ga ngizinin men-kan ng-in janji kerja menjanjikan mengerjakan ngejanjii n ngerjain dia sih ngejanjiin bsk bro, kpn mau ngerjain demo. men-kan ngein sebal temu pikir menyebalkan menemukan memikirkan nyebeli n nemuin mikirin...emang nyebelin tu org bnr, loe ga nemuin buku gw? cape dweh, idup ko cm mikirin dia doang men-kan -in nasehat musuh menasehati memusuhi nasehatin musuhin...ya, qta sih cm bs nasehatin dia ajj siapa jg yg musuhin km men-i -in

25 85 (1) Pola Perubahan Konfiks men-kan ng-in Pada data akibat dan izin terjadi perubahan konfiks men-kan menjadi ng-in. Kata dasar mendapat imbuhan konfiks men-kan sehingga menjadi mengakibatkan dan mengizinkan. Kemudian kedua kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penghilangan fonem /m/ /e/ /n/ /g/ /k/ /a/ /n/. Fonem-fonem tersebut kemudian digantikan dengan fonem /n/ /g/ /i/ /n/ sehingga membentuk konfiks baru, yaitu ngin. Kata-kata mengakibatkan, mengizinkan berubah menjadi ngakibatin, ngizinin. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: akibat mengakibatkan ngakibatin Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola: men-kan + KD = ng-in + KD Pola ini tidak berlaku untuk semua kata dasar, hanya kata dasar yang diawali fonem /h/ dan fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /l/,/m/, /n/ a. men-kan + efisien mengefisienkan ngefisienin b. men-kan + operasi mengoperasikan ngoprasiin Jadi, konfiks ng-in akan muncul bila dilekatkan pada kata dasar yang diawali fonem /h/ dan kata dasar yang dilekatinya itu berada pada lingkungan bunyi vokoid [a,i,u,e,o].

26 86 (2) Pola Perubahan Konfiks men-kan nge-in Perubahan konfiks men-kan lainnya dapat dilihat pada data. Pada data ini terjadi perubahan konfiks men-kan menjadi nge-in. Kata dasar janji dan kerja mendapat imbuhan konfiks men-kan sehingga menjadi menjanjikan dan mengerjakan. Kemudian kedua kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penghilangan fonem /m/ /e/ /N/ /k/ /a/ /n/. Fonem-fonem tersebut kemudian digantikan dengan fonem /n/ /g/ /e/ /i/ /n/ sehingga membentuk konfiks baru, yaitu nge-in. Katakata menjanjikan, mengerjakan berubah menjadi ngejanjiin, ngerjain. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: janji menjanjikan ngejanjiin Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola: men-kan + KD= nge-in + KD Pola ini juga tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang memiliki fonem awal tertentu yang bisa diterapkan dalam pola ini, yaitu: (a) kata dasar yang diawali fonem /p/, /b/, /t/, /d/, /g/,/s/, /r/, /h/, /v/, /f/, /z/,/j/, /w/ Contoh: a. men-kan + baca membacakan ngebacain b. men-kan + dapat mendapatkan ngedapetin c. men-kan + gempar menggemparkan ngegemparin d. men-kan + padam memadamkan ngemadamin e. men-kan + tumpah menumpahkan ngenumpahin

27 87 f. men-kan + laksana melaksanakan ngelaksanain g. men-kan + manfaat memanfaatkan ngemanfaatin h. men-kan + netral menetralkan ngenetralin i. men-kan + repot merepotkan ngerepotin j. men-kan + hubung menghubungkan ngehubungin k. men-kan + variasi memvariasikan ngevariasiin l. men-kan + janji menjanjikan ngejanjiin m. men-kan + wajib mewajibkan ngewajibin (3) Pola Perubahan Konfiks men-kan -in Selanjutnya, terjadi perubahan konfiks men-kan menjadi sufiks - in. Kata dasar sebal, temu, dan pikir mendapat imbuhan konfiks men-kan sehingga menjadi menyebalkan, menemukan, dan memikirkan. Kemudian ketiga kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penghilangan beberapa fonem pada prefiks men-kan, yaitu fonem /m/ /e/ /k/ /a/ /n/. Fonem-fonem tersebut kemudian digantikan dengan fonem /i/ /n/ sehingga membentuk sufiks baru, yaitu -in. Kata kata menyebalkan, menemukan, dam memikirkan berubah menjadi nyebelin, nemuin, mikirin. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: sebal menyebalkan nyebelin Prefiks men- apabila diikuti bentuk dasar yang diawali dengan fonem /s/ akan berubah menjadi meny-.

28 88 (4) Pola Perubahan Konfiks men-i -in Pada kata dasar nasehat terjadi perubahan konfiks men-i menjadi in mendapat imbuhan konfiks men-i sehingga menjadi menasehati. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penghilangan fonem /m/ /e/ dan /i/. Fonem fonem tersebut kemudian digantikan dengan fonem /i/ /n/ sehingga membentuk sufiks -in. Katakata menasehati, memusuhi berubah menjadi nasehatin, musuhin. Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: nasehat menasehati nasehatin Maka dapat dibuatkan polanya sebagai berikut: men-kan / men-i + KD = KD + - in Berdasarkan analisis data di atas, maka pada pola ini konfiks men-kan dan men-i akan berubah menjadi sufiks in apabila kata dasarnya diawali fonem /s/, /t/, /p/, /m/, dan /n/ Analisis Abreviasi Menurut Arifin & Junaiyah (2009:13) abreviasi adalah proses morfologis yang mengubah leksem atau gabungan leksem menjadi kependekan. Istilah lain untuk abreviasi adalah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan. Abreviasi merupakan proses yang cukup produktif dan terdapat hampir pada semua bahasa. Produktifnya proses abreviasi ini karena keinginan untuk menghemat tempat (tulisan) dan tentu juga ucapan. Pada analisis penelitian ini, abreviasi dibedakan menjadi

29 89 singkatan, akronim, dan kontraksi. a. Singkatan Singkatan yaitu proses pemendekkan yang terdiri atas pengambilan fonem-fonem depannya saja. Berikut ini merupakan contoh data singkatan yang penulis sajikan ke dalam tabel. Tabel 4.5 Bahasa Gaul Remaja yang Berkaitan dengan Singkatan Frasa Awal Bahasa Gaul Be right back BRB For your information FYI Get well soon GWS Oh my God OMG Happy birthday HBD Wish you all the best WUATB Gede rasa GR I love you ILU Derita lu DL

30 90 God bless you GBU Cape deh CPD Laugh out loud LOL Pemberi harapan palsu PHP On the way OTW Thanks God its friday TGIF Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: a. be right back BRB b. Oh My God OMG Dengan frasa asal be right back disingkat menjadi brb. Dengan demikian, singkatan brb hanya mengambil fonem awal. Sehingga pengambilan hanya dari masing-masing awal dari ketiga fonem tersebut. Khusus untuk singkatan yang mengadung kata you tidak disingkat menjadi /y/, melainkan menjadi /u/. Hal ini disebabkan dalam bahasa Inggris bunyi [you] hampir sama dengan bunyi [u], sehingga dalam penulisan singkatannya you u. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini. a. God Bless You GBU b. I Love You ILU c. I Miss You IMU

31 91 d. I Need You INU b.akronim Akronim adalah hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan sebagai kata. Tabel 4.6 Bahasa Gaul Remaja yang Berkaitan dengan Akronim Bahasa Asal Akronim Keterangan as soon as possible no action talk only beda tipis jalur pribadi asap nato beti japri pola 1 pola 2 ibu hamil bumil pola 3 heboh sendiri bego bloon heri beon pola 4 bisa pakai kopi darat sama siapa makan siang biang gossip jaman dulu brondong manis loadingnya lama bispak kopdar samsi maksi bigos jadul brownis lola pola 5 pola 6 pola7 pola 8 Berdasarkan data yang penulis dapatkan, akronim bahasa gaul yang digunakan para remaja memiliki 8 pola pembentukan, yaitu:

32 92 1. Pengambilan huruf-huruf (fonem-fonem) pertama dari kata-kata yang membentuk konsep itu. Misalnya: a. as soon as possible asap b. no action talk only nato Data yang penulis peroleh untuk pola ini adalah as soon as possible yang diperpendek menjadi sebuah akronim asap. 2. Pengambilan suku kata pertama dari semua kata yang membentuk konsep itu. Misalnya: a. Beda tipis be - da ti - pis beti b. Jalur pribadi ja - lur pri - ba - di japri Pada pola kedua ini, sebuah akronim terbentuk dari gabungan suku kata. Hal ini dapat dilihat pada beti berasal dari kata beda tipis yang diambil suku kata pertamanya saja dari setiap kata. 3. Pengambilan suku kata kedua dari semua kata yang membentuk konsep itu. Misalnya: ibu hamil i bu ha mil bumil Pola ini kebalikannya dari pola yang kedua. Dalam pola ini,

33 93 akronim yang dibentuk berasal dari gabungan suku kata kedua atau terakhir dari setiap kata yang mewadahi konsep itu. 4. Pengambilan suku kata pertama dan suku kata terakhir dari setiap kata yang membentuk konsep itu. Misalnya: a. heboh sendiri he boh sen di ri heri b. bego bloon be go blo on beon Akronim yang dibentuk berdasarkan pola ini terdiri dari gabungan suku kata pertama dari kata pertama, ditambah suku kata terakhir dari kata kedua. 5. Kelima, pengambilan suku kata pertama ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua dari setiap kata yang membentuk konsep itu. Misalnya: a. Bisa pakai bi-sa pa-kai bispak b. Kopi darat ko-pi da-rat kopdar Pada pola kelima ini, sebuah akronim terbentuk dari gabungan suku kata pertama ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua dari setiap kata yang mewadahi konsep itu.

34 94 6. Pengambilan suku kata pertama ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua dan suku kata pertama dari kata kedua. Misalnya: a. sama siapa sa ma si a pa samsi b. makan siang ma kan si ang maksi Hampir sama seperti pola kelima, akronim ini merupakan gabungan suku kata dan fonem. Hanya saja berbeda sedikit, pada pola ini tidak mengambil fonem pertama dari suku kata kedua. 7. Pengambilan suku kata pertama dari kata pertama dan suku kata pertama dari kata kedua ditambah dengan fonem pertama dari suku kata kedua. Misalnya: a. biang gosip bi ang go sip bigos b. jaman dulu ja man du lu jadul Sama halnya seperti pola kelima dan keenam, akronim ini merupakan gabungan suku kata dan fonem. Hanya saja berbeda sedikit, yaitu pola ini tidak mengambil fonem pertama dari suku kata pertama. Kata pertama jaman diambil suku kata pertamanya [ja]. Lalu kata kedua dulu diambil suku kata pertamanya [du] dan ditambah fonem pertama dari suku kata kedua [lu] yaitu fonem /l/. Apabila digabungkan akan menjadi sebuah akronim jadul.

35 95 8. Pengambilan suku kata tertentu disertai dengan modifikasi yang tampaknya tidak beraturan; namun, masih dengan memperhatikan keindahan bunyi. Misalnya: a. brondong manis bron dong ma nis brownis b. loading lambat loading lam bat lola c. sok tahu sok ta-hu sotoy Pada pola kedelapan penulis tidak menemukan pola yang ajeg seperti halnya pola-pola sebelumnya. Pola ini manasuka dan cenderung menekankan pada keindahan bunyi. Seperti pada brondong manis menjadi brownis. Jika menurutkan pola keempat yang mengambil suku kata pertama dari kata pertama dan suku kata terakhir dari kata kedua, seharusnya akronimnya menjadi [bronis]. Alih-alih menjadi bronis, akronim kata ini mendapat tambahan fonem /w/ yang disisipkan di tengah kata [bro + /w/ + nis] menjadi brownis ( seperti nama makanan ). c. Kontraksi Kontraksi ialah gejala yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang dihilangkan. Kadang-kadang, ada perubahan ataupenggantian fonem (Muslich,2008:109). Contohnya: tidak ada tiada.

36 96 Tabel 4.7 Bahasa Gaul Remaja yang Berkaitan dengan Kontraksi Bahasa Asal Bahasa Gaul Keterangan munafik brother sudah salam gua mau ya sudah curahan hati culun punya mobil asyik cakep banget iya sudah saja di mana padahal pulang jangan muna bro dah lam gw mw yasud curhat cupu boil saik caem beud ea sutra ajj dmn pdhl plg jgn pola 1 pola 2 pola 3 pola 4 pola 5 pola 6 pola 7 (1) penghilangan sebagian suku kata di akhir kata Misalnya: a. munafik muna (-) fik muna b. brother bro (-) ther bro c. sister sis (-) ter sis Pola ini merupakan pola yang umum terjadi dalam pembentukan sebuah kontraksi. Sebuah kata mengalami penghilangan sebagian suku

37 97 katanya di akhir kata. Seperti yang terjadi pada data (k1) munafik apabila dipenggal berdasarkan suku katanya menjadi [mu - na - fik] dan suku kata yang terakhirnya [fik] dihilangkan maka akan menjadi [muna]. Begitu juga pada kata cewek menjadi ce dan cowok menjadi co. (2) penghilangan sebagian suku kata di awal kata Misalnya: Sudah sudah - su dah Pola ini kebalikannya dari pola kesatu. Pada pola ini suku kata yang dihilangkannya berada di awal kata. Seperti pada data sudah menjadi dah, karena adanya penghilangan suku kata pertama [su] dan yang tersisa adalah [dah]. (3) penggantian gugus fonem /au/ atau /ua/ menjadi fonem /w/ Misalnya: a. gua gw b. mau mw c. atau atw Pada pola ketiga ini berlaku hanya pada kata-kata yang memiliki gugus fonem /au/ atau /ua/, seperti pada : gua, mau, dan atau. Kedua gugus fonem tersebut mengalami penggatian (substitusi) fonem /w/. Sehingga, kata-kata seperti gua, mau, dan atau berubah menjadi gw, mw, dan atw.

38 98 (4) penggabungan dua kata menjadi satu kata dengan menghilangkan sebagian fonem Misalnya: a. ya sudah yasud b. ya habis yabis c. malas gerak mager d. jam berapa Jamber atasu sering juga disebut jambre Pada bagian ini pola kontraksinya berlaku untuk dua kata yang digabungkan menjadi satu kata dengan menghilangkan sebagian fonemnya. Seperti pada kata ya sudah menjadi yasud dan malas gerak menjadi mager. Kedua contoh tersebut mengalami reduksi fonem pada suku kata terakhirnya. (5) pembalikan fonem dan penghilangan sebagian fonem Misalnya: a. mobil mo bil boil b. asyik a syik saik c. hancur han cur caur Selain penghilangan suku kata, fonem dan penggabungan kata, kontraksi juga bisa dibentuk dari pembalikan fonem. Apabila dianalisis berdasarkan tiga contoh di atas, aturan yang sama untuk untuk ketiga contoh tersebut adalah terdiri dari dua suku kata dan suku kata keduanya diambil dari dua fonem terakhir pada setiap masing-masing suku kata

39 99 kedua. (6) penghilangan sebagian fonem dan penambahan fonem lainnya Misalnya : a. cakep caem b. banget beud c. iya ea d. saja ajj Pada pola keenam ini tidak ada aturan yang ajeg, bahkan cenderung mana suka. Fonem-fonem yang dihilangkan dan yang ditambahkan pada setiap contoh di atas tidak sama aturannya. Pola ini lebih menekankan pada keindahan bunyi Istilah Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Istilah memiliki beberapa pengertian antara lain istilah adalah : Kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna, konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah juga bisa sebagai sebutan atau nama. Contoh : Janda muda disebut dengan janda kembang. Lalu istilah juga bisa berupa kata atau ungkapan khusus. Dalam melakukan wawancara penulis juga sering menemukan istilah-istilah baru, terkadang istilah tersebut tidak dapat dikaita dengan proses morfologis, analisa afiksasi, analisa abreviasi dan terapan linguistik

40 100 lainnya. Pergeseran makna sangat jelas disini, dalam penggunaan istilahistilah dalam bahasa gaul yang digunakan. 1. Kata atau gabungan kata. Bahasa gaul bisa didapat dari kata atau penggabungan kata, sehingga membentuk makna tertentu. Kita sudah membahasnya melalui proses morfologis abreviasi. Kata atau gabungan kata hampir serupa dengan proses abreviasi yang dikelompokan menjadi 3 jenis proses abreviasi yaitu singkatan, akronim dan kontraksi. 2. Sebutan ;nama. Sebutan atau nama, seringkali digunakan dalam penggunaan bahasa gaul oleh remaja. Sebutan ini digunakan sebagai pengganti nama seseorang.

41 101 Tabel 4.8 Bahasa Gaul Remaja yang Berkaitan dengan Sebutan (pengganti panggilan atau nama) Bahasa Gaul Bahasa Asal Arti Mas Bro Mas + brother Panggilan gaul untuk laki-laki Mbak Sis Mbak + sister Panggilan gaul untuk perempuan Nyokap Ibu Bokap Bapak Cynn Cinta Panggilan untuk semua gender, menandakan ingin mengakrabkan diri. Awalnya biasa digunakan oleh kaum waria Agan Juragan Panggilan untuk laki-laki, sifatnya menggormati..meninggikan status. Dari hasil wawancara dengan narasumber, penulis menyimpukan bahwa sebutan atau kata ganti nama digunakan oleh remaja untuk berbagai maksud. Misalnya sebutan bro atau mas bro dipakai untuk panggilan laki-laki, tujuannya adalah untuk mengakrabkan diri, meskipun tidak terlalu mengenal secara dekat, tetapi seorang dapat dianggap saudara (brother / sister = saudara lelaki atau perempuan). Sedangkan penambahan kata mas dan mbak

42 102 didepan kata sis dan bro menunjukan kebiasaan keseharian orang Indonesia yang memanggil dengan sebutan mas/mbak. Panggilan cynn atau cyn disadur dari bahasa yang biasa digunakan oleh kaum waria, asal katanya ialah cinta. Bertujuan juga untuk mengakrabkan diri dan menggambarkan kedekatan. Berdasarkan wawancara dengan narasumber, penulis menangkap arti kata agan, adalah panggilan untuk orang, yang merupakan kependekan dari kata Juragan, yang artinya majikan atau atasan. Tujuan dari panggilan ini adalah supaya terdengar lebih dekat, walaupun terkadang menimbulkan kesan sok akrab. Pada awalnya julukan ini digunakan oleh para blogger di situs kaskus, para blogger menggunakan julukan ini untuk menaikan derajar blogger lain yang ingin/akan diajak bekerjasama. 3. Kata atau ungkapan khusus. Pengertian ungkapan kata adalah kelompok kata atau gabungan kata yg menyatakan makna khusus (makna unsur-unsurnya sering kali menjadi kabur). Kata atau ungkapan kata dalam bahasa gaul seringkali juga memiliki arti yang kabur atau tidak jelas.

43 103 Tabel 4.9 Bahasa Gaul Remaja yang Berkaitan Dengan Istilah atau Ungkapan Khusus Bahasa Gaul Bahasa Asal Arti Contoh Keles Kali Bahasa gaul dari kata kali...ya ampun, slow aja keles bro Galau Perasaan melodrama atau melankolis yang berlebihan, bingung dan bimbang. gausah galau gitu kali sis, cari aja gebetan lain Modus Rencana atau keinginan terpendam, yang sedang dicoba untuk dilaksanakan atau memiliki niat lain dibalik pekerjaan yang dilakukan dia itu nanyain tugas cuma modus doang, padahal niat aslinya mah mau pdkt Dalem Dalam Perkataan atau perbuatan yang menusuk perasaan..dalem abis kata-kata lu broo nyesek gw dengernya Malay Malas Perasaan malas..malay banget ge dengerin omongan tuh orang.. Lebay Lebih/Berl Merupakan hiperbol dan lebay banged sih lo, ga

44 104 ebihan singkatan dari kata berlebihan usah kepedean deh... Kepo Berasal dari bahasa kepo banget sih lo, pake hokkian. nanya-nanya, gw mau Ke = Bertanya, Po (Apo) = ngapain kek, itu kan urusan Nenek2. Jadi artinya gw. nenek2 yg suka bertanya2. Rasa ingin tau yang berlebihan Ada juga yang menyebutkan KEPO adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object. Alay Anak Berlebihan, subjektif..klo nulis sms biasa aja Lebay menunjuk seseorang keles alay banget sih memiliki sikap yang loo. berlebihan dalam menanggapi sesuatu, bisa juga dengan gaya bahasa dan gaya menulis yang sangat aneh

45 105 Cabe-cabean Perempuan muda yang genit. Sering juga disebut jablay (tapi masih sangat muda) A: boleh juga tuh cewek B : cabe-cabean broo Bingit Banget Sangat Iihh cakep bingit sih tuh cowok. Cemz Cemen Penakut..masa ngomong gitu aja gak brani, cemz banget sih lo Woles / Wols Kebalikan Santai, pelan-pelan saja...gitu aja kok marah woles dari kata aja broo. Slow Dafuq The Fuck Umpatan semacam kata sialan..tugas banyak bener sih, dafuq Pada bagan diatas kita bisa melihat berbagai macam ungkapanungkapan bahasa gaul. Tidak ada kaidah paten yang berlaku dalam pembuatan atau penyusunan ungkapan-uangkapan tersebut. Bisa jadi ungkapan tersebut tercipta dan terbentuk hanya karena mudah atau enak untuk diucapkan. 1. Beberapa ungkapan berasal dari bahasa Inggris seperti : Woles/wols kebalikan dari kata slow di tambahakan /e/ supaya

46 106 enak diucapkan Dafuq ejaan baca dari kata the fuck yang bahasa aslinya dibaca defak 2. Ada juga ungkapan yang berasal dari singkatan : Alay dari kata anak lebay yang artinya sikap yang berlebihan dengan konotasi yang cenderung negatif. 3. Ungkapan yang artinya dengan Bahasa Indonesia baku Modus Bahasa Indonesia ; modus /mo dus/ n 1 cara; 2 Ling bentuk verba yg mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dng perbuatan menurut tafsiran pembicara tentang apa yg diucapkannya; 3 nilai yg paling besar frekuensinya dalam suatu deretan nilai; 4 angka statistik yang paling sering muncul dalam populasi atau sampel Bahasa gaul ; Rencana atau keinginan terpendam, yang sedang dicoba untuk dilaksanakan atau memiliki niat lain dibalik pekerjaan yang dilakukan. Cabe cabe an Bahasa Indonesia ; cabe berasal dari kata cabai ; tanaman perdu yg buahnya berbentuk bulat panjang dng ujung meruncing, apabila sudah tua berwarna merah kecokelat-cokelatan atau hijau

47 107 tua, berisi banyak biji yg pedas rasanya; lombok. Bahasa gaul ; Perempuan muda yang genit. Sering juga disebut jablay (tapi masih di usia yang tergolong muda) Dalem Bahasa Indonesia ; dalem berasal dari kata dalam ; jauh ke bawah (dr permukaan); jauh masuk ke tengah (dr tepi) Bahasa gaul ; Perkataan atau perbuatan yang menusuk perasaan 4.3 Temuan Dalam Penggunaan Bahasa Gaul Pada latar beakang penelitian penulis melakukan penelitian karena ingin melihat adanya pergeseran makna dalam penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh siswa-siswi SMA 57 Jakarta. Namun setelah melakukan penelitian, penulis ternyata menemukan adanya temuan-temuan lain dalam proses penggunaan bahasa gaul dan bukan hanya adanya pergesaran makna saja. Berdasarkan penelitian yang telah berlangsung, penulis menemukan beberapa temuan, antara lain : Pergeseran Makna Adanya pergeseran makna dapat dilihat melalui : a. Singkatan Dalam proses morfologis akronim dalam bahasa Indonesia, para remaja SMA ini banyak menggunakan pola percampuran antara

48 108 suku kata dan fonem. Akronim adalah hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan sebagai kata. Misalnya seperti pada kata : Beti, lola, heri dan brownis. Menurut bahasa Indonesia ; Beti, Lola dan Heri merupakan nama, tetapi dalam bahasa gaul itu adalah singkatan kata, yang digunakan untuk mendeskripskan kondisi tertentu : Beti Beda Tipis Lola Loading Lama Heri Heboh Sendiri Contoh yang berikutnya yaitu kata brownis, kita mengenal dan biasanya mempersepsikan brownie sebagai sejenis kue (makanan) rasa coklat dan manis rasanya. Sedangkan dalam bahasa gaul, ditujukan untuk mendeskripsikan seorang lelaki muda yang memiliki paras yang manis dan berpenampilan baik. Brownis Brondong Manis ; brondong didalam bahasa gaul ini dimaksudkan untuk menyebutkan seorang pria yang berusia muda. Melalui beberapa kata-kata diatas, kita sudah dapat melihat adanya pergeseran makna yang menonjol, dan sangat berbeda dibandingkan kaidah bahasa Indonesia yang semula (awal). Bahasa-bahasa gaul memiliki artian yang berbeda bukan saja dalam artian harafiah tetapi juga berbeda dari makna persepsi yang ada di benak kita. Dan rata-rata

49 109 makna bahasa gaul tersebut hanya dimengerti oleh anak-anak remaja tersebut. b. Istilah Pada bagan diatas kita bisa melihat berbagai macam ungkapanungkapan bahasa gaul. Tidak ada kaidah paten yang berlaku dalam pembuatan atau penyusunan ungkapan-uangkapan tersebut. Bahasabahasa ini merupakan bahasa Indonesia yang menurut para remaja memiliki pengertian dan pemahamannya sendiri, dan mereka terapkan dalam komunikasi interaksi mereka sehari-hari. Antara lain seperti ; Modus Bahasa Indonesia ; modus /mo dus/ n 1 cara; 2 Ling bentuk verba yg mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dng perbuatan menurut tafsiran pembicara tentang apa yg diucapkannya; 3 nilai yg paling besar frekuensinya dalam suatu deretan nilai; 4 angka statistik yang paling sering muncul dalam populasi atau sampel Bahasa gaul ; Rencana atau keinginan terpendam, yang sedang dicoba untuk dilaksanakan atau memiliki niat lain dibalik pekerjaan yang dilakukan. Cabe cabe an Bahasa Indonesia ; cabe berasal dari kata cabai ; tanaman perdu yg buahnya berbentuk bulat panjang dng

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. kerangka analisis morfologi. Semua data temuan dideskripsikan dan kemudian data

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. kerangka analisis morfologi. Semua data temuan dideskripsikan dan kemudian data BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan deskripsi analisis dan pembahasan penelitian. Seperti yang telah dijelaskan dalam dua bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan kerangka analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini menyajikan desain penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Sebagaimana telah dijelaskan dalam dua bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan kerangka

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS 0 PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn: PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA UNSWAGATI Ratna Prasasti Suminar (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Bahasa adalah identitas dari suatu negara sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata

Lebih terperinci

BAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi.

BAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi. BAB I SOSOK MISTERIUS Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi. Vanessa gak masuk Bu dari hari pertama masuk sekolah. Kata sekretaris akhirnya. Memangnya dia kenapa? Bu Ria mengernyitkan

Lebih terperinci

yang putih. Cukuplah menutupi kulit Bayu yang sedikit hitam. Karena saking pemalunya, jangankan untuk minta nomor hp Fivin, ngajak kenalan aja Bayu

yang putih. Cukuplah menutupi kulit Bayu yang sedikit hitam. Karena saking pemalunya, jangankan untuk minta nomor hp Fivin, ngajak kenalan aja Bayu Jomblo Banyak hal yang dibanggakan seseorang ketika sudah menjadi senior di perkuliahan, sekolah dan organisasi lainnya. Ilmu yang lebih banyak, atau bahkan jabatan yang sedikit bisa dibanggakan. Setelah

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah suatu bahasa. Sesuai dengan sifat bahasa yang dinamis, ketika pengetahuan pengguna bahasa meningkat,

Lebih terperinci

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Wahyu Dwi Putra Krisanjaya Lilianan Muliastuti Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembentukan

Lebih terperinci

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI Nama : TITIS AIZAH NIM : 1402408143 LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI I. MORFEM Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama. Bahasawan tradisional tidak mengenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia sudah tidak bisa ditahan lagi. Arus komunikasi kian global seiring berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak

Lebih terperinci

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Nama : Irine Linawati NIM : 1402408306 BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari arus ujaran. Satuanfonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi yang disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi sesama manusia. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbahasa merupakan salah satu kegiatan sehari-hari manusia dalam berkomunikasi, yang artinya dengan berbahasalah manusia saling berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II. Telaah Morfologis terhadap Ragam Bahasa Remaja. dalam Media Jejaring Sosial Facebook

BAB II. Telaah Morfologis terhadap Ragam Bahasa Remaja. dalam Media Jejaring Sosial Facebook BAB II Telaah Morfologis terhadap Ragam Bahasa Remaja dalam Media Jejaring Sosial Penelitian ini menelaah ihwal penggunaan bahasa remaja dalam ditinjau dari sisi morfologisnya. Oleh karena itu, bab ini

Lebih terperinci

TILL DEATH DO US PART

TILL DEATH DO US PART TILL DEATH DO US PART Adit. Bening Anggadita. Nama yang aneh kan? ga usah permasalahkan nama, besok juga kalau mau ganti bisa kok. Ada yang menarik dari dirinya. Wajah dan postur tubuhnya biasa-biasa saja.

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA : Hj. Cucu Zainabun Yusuf, S.Pd.,M.Pd : Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mancak 1. Menurut ibu BK itu apa? Jawab: BK itu tempat untuk mengatasi permasalahan dari siswa-siswi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Terlebih lagi, motivasi dalam melakukan suatu hal yang nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Terlebih lagi, motivasi dalam melakukan suatu hal yang nantinya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan hal yang penting dan berpengaruh bagi kehidupan seseorang. Terlebih lagi, motivasi dalam melakukan suatu hal yang nantinya akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,

Lebih terperinci

Cara membuat wanita terkesan dengan anda

Cara membuat wanita terkesan dengan anda Cara membuat wanita terkesan dengan anda by Ronald Frank Hal pertama yang dipikirkan pria saat melihat wanita yang ia sukai adalah: Saya harus membuat wanita itu terkesan dengan saya! Perilaku tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG BAHASA ALAY

ARTIKEL TENTANG BAHASA ALAY ARTIKEL TENTANG BAHASA ALAY Nama : Rezha Eka Firmansyah Kelas : XII IPA 1 Absen : 08 1 eiring dengan majunya peradaban manusia di dunia ini, termasuk di Indonesia, komunikasi menjadi salah satu penandanya.

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setiap bahasa di dunia memiliki sistem kebahasaan yang berbeda. Perbedaan sistem bahasa itulah yang menyebabkan setiap bahasa memiliki ciri khas dan keunikan, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk individu sekaligus makhluk sosial. Untuk memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa merupakan alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa muncul dan diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pengguna bahasa selalu menggunakan bahasa lisan saat

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI Problem in Preparing Sentence Morphological Class of 10 High School Students Wahidiyah Kediri Oleh: FITRIANA HARIYANTI

Lebih terperinci

BAB 3 SUFIKS IN DAN PERBANDINGANNYA DENGAN SUFIKS I DAN KAN. Dalam bab ini, penulis memaparkan bentuk-bentuk sufiks in yang terdapat

BAB 3 SUFIKS IN DAN PERBANDINGANNYA DENGAN SUFIKS I DAN KAN. Dalam bab ini, penulis memaparkan bentuk-bentuk sufiks in yang terdapat BAB 3 SUFIKS IN DAN PERBANDINGANNYA DENGAN SUFIKS I DAN KAN 3.1 Pengantar Dalam bab ini, penulis memaparkan bentuk-bentuk sufiks in yang terdapat dalam data (novel Cowok Nyebelin Banget). Bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan bahasa untuk bekerjasama. Bahasa itu digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan bahasa untuk bekerjasama. Bahasa itu digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memerlukan bahasa untuk bekerjasama. Bahasa itu digunakan sebagai alat komunikasi untuk berbagai macam keperluan, seperti dalam beribadah, belajar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I akan dipaparkan latar belakang, masalah penelitian yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang

Lebih terperinci

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia VERBA PREDIKAT BAHASA REMAJA DALAM MAJALAH REMAJA Renadini Nurfitri Abstrak. Bahasa remaja dapat dteliti berdasarkan aspek kebahasaannya, salah satunya adalah mengenai verba. Verba sangat identik dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1 ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon go-gaku) dapat dikaji mengenai beberapa hal, seperti kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa

Lebih terperinci

Lembar Identitas Informan Penelitian

Lembar Identitas Informan Penelitian 253 Lembar Identitas Informan Penelitian Nama : Gerry Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SMU Pekerjaan : Sales Promotion Boys Rokok Bandung, Juni 2010 Informan Penelitian Nama: Gerry 254 PEDOMAN WAWANCARA

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat pemakainya dalam berkomunikasi. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan sistem, yaitu seperangkat

Lebih terperinci

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja BAB 1 Peacock Coffee, masih menjadi tempat favoritku dan sahabat untuk melepas penat dari rutinitas sekolah seharihari. Kafe ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, namun terkesan mewah dan simpel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya untuk media cetak, media sosial maupun media yang lainnya. Bahasa kini dirancang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang berjudul Bentuk Fungsi Makna Afiks men- dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar disusun oleh Rois Sunanto NIM 9811650054 (2001)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial

Lebih terperinci

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku Dalam sehari, dia membuatku menangis Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari Hanya dalam sehari BRRAKKK!!! Pukulan Niken nyaris menghancurkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Bahasa merupakan instrumen terpenting dalam proses komunikasi di kehidupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segala segi kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain.

Lebih terperinci

Karya Asli YW. Tukar Pikiran

Karya Asli YW. Tukar Pikiran Karya Asli YW Tukar Pikiran Buku 1 imuiman.net Mendamba Kakak Cowok Ingin Kakak Cowok "Ver, kita sahabatan udah lama kan, ya..." "Hah? Maksud lo?" "Lagi jomblo, nih..." "Hah? Apa bisa kasih statement bernilai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep yaitu sosiolinguistik, remaja, dan variasi bahasa. 2.1.1

Lebih terperinci

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588). BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Afiks dan Afiksasi Ramlan (1983 : 48) menyatakan bahwa afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan

Lebih terperinci

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 Zuly Qurniawati, Santi Ratna Dewi S. Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Majalah merupakan bagian dari

Lebih terperinci

It s a long story Part I

It s a long story Part I It s a long story Part I #throwback MFR. Mantan terakhirku di zaman smp dulu. Semasa aku dan kamu mempunyai status, orang orang di sekolah bilang pasangan paling sweet satu sekolah. Bagaimana aku dan kamu

Lebih terperinci

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS Nuraeni, Shinta Yunita Tri. 2017. Abreviasi dalam Menu Makanan dan Minuman di Kota Semarang: Suatu Kajian Morfologis.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahkluk sosial, sehingga manusia tidak akan pernah terlepas dari manusia lain. Setiap manusia pasti membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar tentang social networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. Hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KENAPA MANUSIA HARUS BERKEMBANG?

LATAR BELAKANG KENAPA MANUSIA HARUS BERKEMBANG? JoshuaFavian.com P a g e 1 LATAR BELAKANG Pada era yang modern saat ini, kita dituntut untuk hidup lebih baik dalam segala aspek kehidupan kita saat ini, karena itu kita harus terus belajar banyak hal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, seseorang tidak dapat berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari

BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kosakata bahasa Indonesia tidak terlepas dari proses pembentukan kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari di masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan dan perbedaan perubahan fonem yang terjadi pada proses

Lebih terperinci

gak tau nih Men. Gua juga bingung Haris yang ditanya pun tidak punya jawaban.

gak tau nih Men. Gua juga bingung Haris yang ditanya pun tidak punya jawaban. UNIBANA. Universitas Islam yang tidak terlalu besar dan baru saja berusia 8 tahun sejak di dirikan tahun 2004 lalu. Bangunan 3 lantai berbentuk letter U dan memiliki 30 ruangan. 6 ruang kantor, 2 ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa

Lebih terperinci

Keindahan Seni Pendatang Baru

Keindahan Seni Pendatang Baru Pendatang Baru Hari ini adalah hari pertama Fandi masuk ke kampus. Karena dia baru pulang dari Aussie, setelah tiga tahun menetap dan sekolah disana, bersama dengan keluarganya. Orangtuanya telah mendaftarkannya

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali.

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali. Sesampainya dirumah, Ilham bergegas menghidupkan komputer dan langsung mengirimkan pesan kepada orang yang memberinya note sesuai dengan isi notenya, bahwa Ilham harus mengirimkan pesan setelah menerima

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI RAGAM BAHASA GAUL REMAJA KOTA METROPOLITAN

BENTUK DAN FUNGSI RAGAM BAHASA GAUL REMAJA KOTA METROPOLITAN BENTUK DAN FUNGSI RAGAM BAHASA GAUL REMAJA KOTA METROPOLITAN (Studi Kasus Pemakaian Ragam Bahasa Gaul Siswa SMA Negeri 66 Jakarta) Disusun Oleh: LATHIFATUL ULYA - 13010113140136 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

1. Anda merupakan penggemar setia obsesi di Global TV? Karena sajiannya selalu menarik seputar gosip2 terbaru. Memang,

1. Anda merupakan penggemar setia obsesi di Global TV? Karena sajiannya selalu menarik seputar gosip2 terbaru. Memang, Nama : Susi Umur : 49 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan 1. Anda merupakan penggemar setia obsesi di Global TV? Ya! 2. Mengapa anda merasa obsesi di Global TV lebih unggul dibanding program infotainment sejenis?

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan 522 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan dan saran dipaparkan berdasarkan temuan penelitian dalam menjawab rumusan masalah yang dijabarkan melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan

BAB II LANDASAN TEORI. Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Morfologis Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain (Samsuri, 1983:25). Proses morfologis juga

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. laki-laki, guru matematika perempuan dalam pembelajaran dan. 1. Hasil observasi diantaranya sebagai berikut

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. laki-laki, guru matematika perempuan dalam pembelajaran dan. 1. Hasil observasi diantaranya sebagai berikut BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Sesuai dengan pertanyaan pada bab 1 maka data yang dianalisis adalah Bagaimanakah kecenderungan gaya komunikasi guru matematika laki-laki, guru matematika

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010 ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN Kajian pemakaian bahasa dalam SMS (Short Message Service) mahasiswa program studi pendidikan bahasa, sastra indonesia dan daerah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (Sebuah Tinjauan Sosiolinguistik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai bahasa yang dituturkannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kesepakatan itu pun

Lebih terperinci