KONSEPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FILSAFAT BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK):

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FILSAFAT BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK):"

Transkripsi

1 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) KONSEPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FILSAFAT BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK): Implementasinya pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram Abdul Fattah Abstraksi: Jamak dimaklumi bahwa bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan teori desain instruksional memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Paling tidak terdapat tiga alasan mengapa bahan ajar itu memiliki posisi sentral, yakni (1) sebagai representasi sajian tenaga pengajar, (2) sebagai sarana pencapaian tujuan pembelajaran, dan (3) sebagai pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik. Untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien baik yang berlangsung secara face to face di dalam ruang kelas maupun untuk kebutuhan pembelajaran mandiri, maka perlu didukung dengan rancangan dan pengembangan bahan ajar yang dapat mengintegrasikan kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomototik. Oleh karena itu, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah model bahan ajar Filsafat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di Jurusan PAI FITK IAIN Mataram? 2) Bagaimanakah upaya mengembangkan model bahan ajar Filsafat yang dapat membantu mahasiswa meningkatkan pemahaman konsep filsafat? 3) Bagaimanakah efektivitas model bahan ajar Filsafat yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi?. Kata Kunci: Pengembangan bahan ajar, Filsafat berbasis TIK, Jurusan PAI FITK IAIN Mataram, Web blog, E-book, dan Hand Out Para pakar kerap menegaskan hasil penelitian akurat bahwa efektivitas suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh sejauh Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram. Sekarang sedang menempuh Program Doktor Teknologi Pendidikan Kerjasama Universitas Negeri Jakarta dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram. 1

2 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 mana perencanaan yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Perencanaan pembelajaran tidak hanya sekedar untuk melengkapi kebutuhan administrasi dan kurikulum, tetapi harus didesain dengan melibatkan komponen-komponen desain instruksional yang meliputi tujuan instruksional yang diawali dengan analisis instruksional, analisis peserta didik dan kontek, merumuskan sasaran kinerja, pengembangan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi, dan mengembangkan dan melakukan evaluasi formatif dan sumatif (Dick and Carey, 2005:1). Namun, pengembangan bahan ajar yang dilakukan selama ini baru dalam batas pengadaan bahan cetak berupa hand out, ringkasan materi, dan materi penyajian dalam bentuk Powerpoint. Bahan cetak lain seperti buku dan modul masih sangat terbatas dihasilkan apalagi kalau bahan ajar berupa audio, visual, dan multi media yang mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pengembangan modul hanya sekedar mengumpulkan materi yang langsung diajarkan kepada peserta didik tanpa melakukan analisis kebutuhan dan berbagai proses yang sistemik dan sistematis. Proses penyusunan seperti ini tidak dapat menjangkau kebutuhan peserta didik yang sesungguhnya sehinga materi pembelajaran yang disampaikan cenderung tidak dapat menarik minat peserta didik. Begitu pula, pembelajaran yang hanya mengandalkan handout dan ringkasan materi memang dapat memberikan ringkasan pelajaran yang bisa disampaikan dalam waktu singkat dan dapat dipahami lebih cepat. Akibatnya, peserta didik hanya dapat memahami secara sederhana aplikasi pembelajaran yang bersifat dangkal. Sedangkan, secara konseptual, teori-teori, postulat, dan rumus-rumus yang membangun pemahaman secara mendalam tidak dapat dijabarkan dengan sistematis dan berkelanjutan. Bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan teori desain instruksional memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Paling tidak terdapat 2

3 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) tiga alasan mengapa bahan ajar itu memiliki posisi sentral, yakni (1) sebagai representasi sajian tenaga pengajar, (2) sebagai sarana pencapaian tujuan pembelajaran, dan (3) sebagai pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik (Zulkarnaini, ( -dengan-bahan-ajar-buatan-guru/). Pertama, bahan ajar sebagai representasi dari penjelasan tenaga pengajar di depan kelas. Keterangan-keterangan, uraianuraian yang harus disampaikan, dan informasi yang harus disajikan tenaga pengajar dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, tenaga pengajar akan dapat mengurangi aktivitas untuk menjelaskan sehingga memiliki banyak waktu untuk membimbing pemelajar dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Kedua, bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ketiga, bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta didik. Peserta didik berhadapan dengan bahan yang terdokumentasi dan berhubungan dengan informasi yang konsisten sehingga bagi peserta didik yang cepat belajar, akan dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan mempelajari bahan ajar tersebut. Sebaliknya, bagi peserta didik yang lambat belajar, akan dapat mempelajari bahan ajar secara berulangulang. Dengan demikian, optimalisasi pelayanan belajar terhadap peserta didik dapat terselenggara dengan baik melalui penggunaan bahan ajar. Konsepsi Pengembangan Bahan Ajar Pengembangan adalah salah satu domain teknologi pembelajaran yang berfungsi sebagai proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik (Seels, and Richey, 1994:35). Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran yang dapat diorganisasi ke dalam empat kategori, yakni (1) teknologi cetak yang menyediakan 3

4 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 landasan untuk kategori yang lain, (2) teknologi audio visual, (3) teknologi yang berasaskan komputer, dan (4) teknologi terpadu. Dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya kawasan pengembangan dapat dijelaskan melalui; (1) pesan yang memberikan informasi, (2) strategi pembelajaran, dan (3) manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran. Dalam melakukan kegiatan pengembangan, beberapa pertimbangan penting yang perlu dipahami mencakup (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran (standar kompetensi), (2) melakukan analisis pembelajaran, (3) menganalisis peserta didik dan konteks, (4) menulis tujuan instruksional khusus (kompetensi dasar), (5) mengembangkan instrument asesment, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan menyeleksi materi pembelajaran, (8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, dan (10) mendesain dan melakukan evaluasi sumatif (Dick, Carey, and Carey, 2005:6). Kesepuluh komponen tersebut dapat dijabarkan lebih jauh sebagai berikut. Pertama, langkah pertama dalam model pendekatan sistem adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran dengan maksud untuk menganalisis aktivitas apa yang sesungguhnya dapat dilakukan oleh siswa setelah mereka menyelesaikan pembelajaran. Kedua, setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, secara bertahap menunjukkan apa yang sedang dilakukan orang ketika mereka melaksanakan tujuan itu. Langkah terakhir dalam proses analisis pembelajaran adalah untuk menunjukkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap apa yang diketahui sebagai entry behavior, pengetahuan awal, yang diperoleh peserta didik untuk dapat memulai pembelajaran. Pada tahap analisis pembelajaran, yang 4

5 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) dilakukan adalah menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang disusun secara sistematis. Ketiga, menganalisis peserta didik dan konteks. Sebagai tambahan di dalam menganalisis tujuan pembelajaran, terdapat suatu analisis paralel terhadap pebelajar, konteks di mana mereka akan belajar keterampilan itu, dan konteks yang mana yang mereka akan digunakan. Keterampilan yang dimiliki pebelajar, kesukaan, dan sikap ditunjukkan bersama dengan karakteristik terhadap penentuan pembelajaran dan penentuan di mana keterampilan itu pada akhirnya digunakan. Keempat, merumuskan sasaran kinerja atau tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional menjadi pedoman bagi pengembangan instruksional karena di dalamnya tercantum rumusan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang akan dicapai oleh peserta didik pada akhir proses instruksional. Kelima, mengembangkan instrumen penilaian misalnya dengan menyusun butir tes yangbertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik untuk mencapai apa yang telah dicantumkan dalam rumusan tujuan. Keenam, mengembangkan strategi pembelajaran, yang merupakan prosedur yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pembelajaran terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, yang dalam hal ini tujuan pembelajaran khusus. Ketujuh, mengembangkan dan memilih materi pembelajaran. Pengembangan bahan ajar mengacu pada tujuan khusus pembelajaran, dan strategi pembelajaran. Strategi yang dimaksud adalah pembelajaran yang digunakan oleh peserta didik baik dengan bantuan guru maupun tanpa bantuan guru, sehingga bahan ajar dapat digunakan oleh peserta didik secara mandiri. Kedelapan yakni merancang dan melakukan evaluasi formatif. Tujuan dari melakukan evaluasi formatif adalah untuk mengukur 5

6 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 tingkat keefektifan dan efisiensi, dan daya tarik dari strategi pembelajaran. Kesembilan, melakukan revisi produk dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan evaluasi. Selanjutnya data tersebut ditafsirkan sebagai usaha untuk mengenali kesulitankesulitan dan kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar. Kesepuluh, melakukan evaluasi sumatif yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang akan dikembangkan layak atau tidak digunakan oleh peserta di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram. Untuk mengetahui kelayakan tersebut perlu kiranya dibandingkan dengan bahan ajar lain yang digunakan oleh peserta didik di tempat lain dengan standar yang sama. Konsepsi Belajar dan Pembelajaran Filsafat: Aplikasinya dalam Kurikulum PAI Banyak sekali teori-teori belajar yang sudah dikembangkan tetapi yang paling umum adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruksitivisme. Pada bagian ini hanya menjelaskan ketiga teori ini dengan maksud untuk menjadi acuan dasar dalam mengembangkan bahan ajar yang yang menjadi fokus penelitian ini. Teori-teori (behavioristik tentang belajar) yang dimaksud dapat dijelaskan berikut. Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon (Gredler, 1986:42). Belajar menurut kaum behavioris menekankan pada perubahan perilaku yangdapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara guru sebagai pemberistimulus dan murid sebagai perespon tindakan stimulus yang diberikan. Beberapa teori belajar yang dikembangkan dari teori behavioris adalah teori classical conditioning dari Ivan Pavlov, Connectionism dari Thorndike, dan teori operant conditioning dari Skinner. Pertama, teori classical conditioning didasarkan atasreaksi sistem tak 6

7 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) terkontrol di dalam diri seseorang dan reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem syaraf otonom serta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar (Woolfolk, 2004:20-203). Kedua, teori connectionism, menekankan pada jaringan asosiasi atau hubungan antara stimulus dan respon yang kemudian disebut S-R bond theory. Dalam hubungan antara stimulus dan respon ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, usaha untuk mengenali kesulitan-kesulitan dan kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar. Belajar dengan adanya perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon tersebut, sesungguhnya diskenariokan oleh kurikulum yang handal dan terpadu. Dalam konteks Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram, konsep kurikulumnya disusun berdasarkan kurikulum Institut, Fakultas, dan Jurusan dengan tujuan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai tujuan pendidikan. Para dosen yang melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar berkualifikasi pendidikan pada jurusan PAI sekurang-kurangnya S2. Pada tataran ini, mata kuliah filsafat berada dalam kategori kurikulum institut. Artinya, bahwa mata kuliah filsafat tersebut menjadi mata kuliah wajib tidak hanya di Jurusan PAI saja, namun juga menjadi wajib pada semua jurusan/ prodi di lingkup IAIN Mataram. Jumlah SKS yang ditawarkan bagi jurusan Program Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Mataram pada Konsentrasi Fiqh adalah 152 SKS, Konsentrasi Qur an Hadits 150 SKS, dan Konsentrasi Aqidah Akhlak 150 SKS. Beban studi pada Jurusan Pendidikan Agama Islam ditempuh sekurang-kurangnya 8 semester dan sebanyak-banyaknya 14 semester. Dalam hal ini, mata kuliah filsafat berbobot 2 SKS saja. 7

8 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 Rancangan, isi, dan implementasi kurikulum diniscayakan sesuai dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan Jurusan PAI dengan pertimbangan: a. Dasar yang mengatur kurikulum tersebut berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah, terutama Surat Keputusan Dirjen Kelembagaan Islam Nomor: Dj.II/114/2005 tertanggal 24 Juni 2005 tentang penetapan standar minimal kompetensi dasar dan kompetensi utama lulusan program S1 Perguruan Tinggi Agama Islam. b. Perpanjangan izin penyelenggaraan Program Studi Jenjang Strata S1 pada Jurusan Program Pendidikan Agama Islam (PAI) mengacu pada Undang-undang, yakni Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor Dj.I/221/2007 tertanggal 29 Mei Serta memperhatikan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat dengan melihat tuntutan dan kebutuhan stakeholder/user. Posisi mata kuliah Filsafat pada Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) berdasarkan Kurikulum 2007, baik pada konsentrasi Fiqih, Qur an Hadits, Aqidah- Akhlaq, adalah berada pada semester I (satu) sebagaimana berikut: Semester I Jurusan PAI No. Kode MK Mata Kuliah SKS Prasyarat 1. INS 1011 Ulumul Qur an 2 2. INS 1021 Ulumul Hadits 2 3. INS 1051 Fiqh 2 8

9 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) 4. INS 1091 Bahasa Indonesia 2 5. PAI 1411 Landasan Kependidikan 2 6. INS 2141 Filsafat 2 7. PAI 3711 Psikologi Agama 2 8. INS 3171 Praktik Komputer 0 9. INS 2071 Sejarah Peradaban Islam TAR 2261 IAD 2 Jumlah 18 Keterangan: INS = Kode mata kuliah Institusi IAIN Mataram TAR = Kode mata kuliah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) PAI = Kode mata kuliah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Model Bahan Ajar dan Teknik Pembelajaran Filsafat di Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram Untuk mengetahui jenis/model bahan ajar Filsafat di Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram dapat dipahami dari perencanaan pembelajaran Filsafat yang dituangkan dalam silabus. Dalam tiga tahun terakhir, sesungguhnya bahan ajar Filsafat disuguhkan dalam bentuk buku-buku filsafat, hand out, dan slide powerpoint presentation. Bahan pustaka yang menjadi rujukan, sungguh pun banyak, tidak serta-merta menjadikan cakrawala pemahaman mahasiswa menjadi lebih luas terhadap pemahaman materi filsafat. Namun, justru dengan banyaknya bahan bacaan daftar rujukan yang 9

10 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 ditawarkan oleh dosen pengampu mata kuliah yang dicantumkan dalam silabus perkuliahan yang disuguhkan membalikkan fakta, dalam arti belajar filsafat menjenuhkan, dan membingungkan, sebagaimana yang dituturkan oleh Mubae ah, mahasiswa PAI/V (Wawancara, 19 Oktober 2012), belajar filsafat itu seru-seruan sih, tapi lebih banyak membuat kita bingung. Sementara Ahmad Ihsan (Wawancara, 19 Oktober 2012) bertutur, belajar filsafat Ok, tapi kalo monoton hanya presentase gak karu-karuan ma teman-teman mahasiswa, mau dapat apa, paling itu-itu doang, mestinya, ada banyak waktu untuk penguraian dosen yang ngampu, suapaya lebih mengena dan lebih mengigit persoalannya. Kesan demikian dikarenakan, pertama, buku sebagai sumber utama bukan hak miliki mahasiswa sehingga mahasiswa tidak bisa secara leluasa memanfaatkannya (Hasil angket, 18 Oktober 2012); kedua, minat baca mahasiswa rendah sehingga syahwat bertanya dan menanggapi dalam belajar dan diskusi lemah. Rendahnya minat baca mahasiswa selalu menjadi keluhan hampir setiap dosen di lingkup jurusan PAI (Wawancara: Abdullah Fuadi, Nazaruddin, Abdul Quddus, Akhmad Asyari, dan Mukhlis, Oktober 2012). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran Filsafat, secara umum terbagi menjadi dua cara, yakni: dosen sebagai pengajar, dan mahasiswa sebagai penyaji. Dosen sebagai pengajar memberikan perkuliahan secara total menyajikan materi-materi pengantar, biasanya ini dilakukan pada pertemuan awal dengan terlebih dahulu melakukan kontrak perkuliahan. Selanjutnya pada pertemuan berikutnya materi dipresentasikan oleh mahasiswa sesuai dengan pembagian materi yang disepakati (Dokumentasi, Silabus dan SAP Filsafat PAI T.A. 2010, 2011, 2012). Dalam pelaksanaannya, seringkali mahasiswa menghabiskan hampir 90% dari 2 kali 45 menit waktu pembelajaran dalam melakukan presentasi makalah, sementara 10% dari siswa waktu digunakan oleh dosen pengampu untuk 10

11 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) memberikan uraian penguatan materi (Wawancara, Moh. Ihsan, Mahasiswa PAI VII/A, 5 Oktober 2012). Model Pengembangan Bahan Ajar Filsafat berbasis Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) Memperhatikan model pembelajaran dan bahan ajar Filsafat pada jurusan PAI sebagaimana paparan data di atas, perlu dikembangkan model bahan ajar berbasis TIK sebuah model bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) dan mampu menjaga komunikasi antara mahasiswa dengan dosen dan antarmahasiswa, baik secara langsung (synchronous) atau pun tidak langsung (e-synchronous). Dalam mengembangkan bahan ajar berbasis TIK ini ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu: 1. Analisis Kebutuhan (Need Analysis) Visi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah terkemuka dalam pengembangan Pendidikan Agama Islam berbasis keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Maka, untuk mewujudkan visi tersebut, salah satu, misi Jurusan PAI adalah menyelenggarakan pendidikan agama Islam berbasis kemanusiaan, IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni), dan keindonesiaan. Berangkat dari visi dan misi jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) tersebut, bahan ajar Filsafat berbasis TIK sangatlah urgen, dan dianggap sesuai dengan tuntutan kebutuhan mahasiswa masa kini. Di samping itu, penggunaan TIK hampir di semua sisi kehidupan, ekonomi, sosial, politik, agama dan juga pendidikan. Mahasiswa sebagai salah satu subjek dalam dunia pendidikan, mengambil peran dalam memanfaatkan pelayanan TIK, baik dalam interaksi komunikasi, informasi, maupun bisnis. 99% mahasiswa PAI sudah akrab dengan dunia maya (internet), 45% sering berinteraksi melalui facebook dan memiliki , 3% 11

12 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 memuat catatan/tulisan melalui blog, dan 85% mahasiswa PAI menjadikan internet sebagai sumber dalam menyelesaikan tugas perkuliahan (Angket kuesioner, 18 Oktober 2012). Pengenalan mahasiswa terhadap fungsi TIK bukanlah suatu hal yang tabu lagi, di sisi lain, penggunaan TIK dalam proses pembelajaran telah banyak diupayakan. Maka pengembangan bahan ajar Filsafat berbasis TIK sudah semestinya diupayakan untuk mengkonstruk pemahaman secara komprehensif. Secara teknis, kebutuhan internet di jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) belum tersedia. Karena pelayanan internet masih terbatas, dan hanya bisa diakses di kampus induk yang berlokasi di Jalan Pendidikan Nomor 35 Mataram. Pun persediaan komputer dalam jumlah yang relatif sedikit (15 unit?). Namun bukan berarti, akses internet di Jurusan PAI tidak dapat dilakukan, pelayanan internet hotspot gratis masih dapat diakses. Di samping hotspot gratis, akses internet dapat dilakukan dengan perangkat bantu Modem, IPad, dan Handphone yang memiliki fitur-fitur akses internet seperti Blackberry dan sejenisnya. Dengan demikian keterbatasan ketersediaan sumberdaya pendukung (komputer dan jaringan internet) dapat ditanggulangi dan digantikan dengan perangkat hotspot dan lainnya seperti yang telah disebutkan di atas. Secara ekonomis, jika pembelajaran filsafat berbasis TIK ini menjadi pilihan, akan menguras banyak tenaga dan keuangan. Lagi-lagi disebabkan karena keterbatasan sumberdaya (komputer dan internet) kampus. Jika setiap kali tatap muka di kelas mahasiswa diharuskan untuk mengakses internet melalui hotspot, atau fitur handphone, ini akan memberatkan mahasiswa dan secara ekonomis terhitung boros. Namun, dosen bisa mengupayakan presentasi secara sentral melalui penggunaan proyektor LCD. Ini dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan oleh mahasiswa. Dengan demikian bahan ajar berbasis TIK 12

13 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) dalam hal ini blog, youtube, dan hand out merupakan suatu kebutuhan bagi mahasiswa untuk mendukung pembelajaran mandiri; belajar tanpa terikat oleh waktu dan ruang, sehingga dapat memaksimalkan kompetensi yang dimilikinya untak dapat memahami materi filsafat secara lebih komprehensif. 2. Rancangan Instruksional Rancangan instruksional bahan ajar Filsafat berbasis TIK ini dikonstruk dengan mempertimbangkan course content and learning unit analysis, seperti isi materi, ruang lingkup cakupan, dan topik-topik yang relevan sesuai dengan Satuan Kredit Semester SKS). Di samping itu, latar belakang pendidikan mahasiswa, usia, jenis kelamin (seks), status pekerjaan, dan sebagainya. Latar belakang mahasiswa jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) semester I sangat heterogen. Di lihat dari aspek pendidikan, masih didominasi oleh mahasiswa lulusan madrasah dan pondok pesantren. Ditinjau dari aspek usia, mahasiswa PAI semester I berkisar di antara tahun, yang demikian diantara mahasiswa ada yang telat mengenyam pendidikan dan juga faktor-faktor lain yang menghambatnya untuk masuk ke perguruan tinggi. Topik-topik kefilsafatan yang dibahas selama satu semester pada Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dengan volume 2 (dua) SKS, ialah sebagai berikut: a. Pengertian, Ruang Lingkup, Dasar dan Ciri Berfikir Kefilsafatan b. Faedah Mempelajari, Cara Mempelajari dan Obyek Penelitian Filsafat c. Cabang-cabang Filsafat d. Mengkaji Hakikat Kefilsafatan; Telaah Konsep Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi 13

14 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 e. Perangkat-Perangkat Metodologi Kefilsafatan; Logika, Induksi, Deduksi, Analogi, dan Komparasi f. Filsafat Yunani Kuno: Zaman Pra Sokrates/ Lahirnya Peradaban Yunani g. Zaman Pra-Sokrates/ Mazhab Milesian h. Negara Utopia dan Teori Ide dalam Filsafat Plato i. Filsafat Metafisika dan Politik Aristoteles j. Filsafat Patristik k. Filsafat Skolastik l. Filsafat Islam (Definisi, Nilai-Nilai, Obyek-Obyek dan Tujuan) m. Pemikiran para Filsuf Muslim n. Renaissance: Awal Perkembangan Filsafat Modern o. Filsafat Modern: Rasionalisme (Descartes) dan Idealisme (Hegel) p. Modern: Empirisme (Locke) dan Pragmatisme (William James) q. Filsafat Modern: Eksistensialisme (Sartre) Mata kuliah Filsafat merupakan mata kuliah yang berusaha menggali atau mengetahui dasar-dasar penyusunan serta alur pemikiran seseorang yang disampaikan melalui pendapat atau pandangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dalam lingkup yang lebih luas, mahasiswa, termasuk di dalamnya mahasiswa Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) akan berhadapan dengan berbagai pendapat yang kadang kadang tidak saja sejalan, tetapi mungkin bertentangan satu sama lainnya, di samping itu juga akan menemukan teori-teori atau metode metode baru dalam kependidikan. Oleh karena itu, dengan kuliah filsafat mahasiswa yang bersangkutan mampu menghayati, membandingkan, dan menyimpulkan produk akal manusia sebagi modal untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis. 14

15 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) 3. Tahap Pengembangan Topik-topik bahasan filsafat di atas kemudian dibagi berdasarkan ciri, dan kebutuhan pembelajaran yang diinginkan. Maka, kelima topik di atas dikembangkan menjadi webblog, dan e-book sesuai dengan tujuan yang diinginkan. a. Webblog Untuk membuat bahan ajar filsafat berbentuk webblog ini, perangkat yang dibutuhkan adalah microsoft office publisher Materi-materi filsafat yang ingin dipublikasikan melalui webblog, harus didesain terlebih dahulu, sehingga tampilan dan juga muatan pesan/informasi pengetahuan yang hendak disampaikan dapat mencapai tujuan pembelajaran filsafat. Dalam penelitian ini, materi yang telah dipublish melalui webblog adalah sebagai berikut: Pengantar filsafat, Definisi, Faedah, Cara Mempelajari, Objek Penelitian, Sistematika dan Cabang Filsafat Mengkaji hakikat kefilsafatan: telaah ontologi, epistemologi, dan aksiologi Perangkat dan Metodologi kefilsafatan, meliputi Logika, Induksi, Deduksi, dan Analogi. b. E-book Untuk membuat bahan ajar filsafat berbentuk e-book ini, perangkat yang dibutuhkan adalah addobe acrobat 8.0. untuk memmbuat file materi ajar berbentuk PDF. Materi-materi filsafat yang ingin dipublikasikan melalui e-book harus didesain terlebih dahulu, sehingga tampilan dan juga muatan pesan/informasi pengetahuan yang hendak disampaikan dapat mencapai tujuan pembelajaran filsafat. Dalam penelitian ini, materi yang telah dikembangkan dengan e-book adalah sebagai berikut: Filsafat Yunani Kuno: Zaman Pra Sokrates/ Lahirnya 15

16 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 Peradaban Yunani. Negara Utopia dan Teori Ide dalam Filsafat Plato. Filsafat Metafisika dan Politik Aristoteles. Filsafat Patristik. Filsafat Skolastik. Filsafat Islam (Definisi, Nilai-Nilai, Obyek-Obyek dan Tujuan). Pemikiran para Filsuf Muslim. Renaissance: Awal Perkembangan Filsafat Modern. Filsafat Modern: Rasionalisme (Descartes) dan Idealisme (Hegel). Modern: Empirisme (Locke) dan Pragmatisme (William James). Filsafat Modern: Eksistensialisme (Sartre). 4. Evaluasi Sebelum di-share bahan ajar elektronik yang telah dibuat diujicoba terlebih dahulu apakah bahan ajarnya benar-benar memenuhi standar bahan ajar mandiri. Baru kemudian bahan ajar elektronik (e-learnig) yang telah lengkap bisa di-share melalui . Dalam kegiatan evaluasi, dilakukan dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi. Proses dari kelima tahapan di atas diperlukan waktu yang relatif lama, karena prototype perlu dievaluasi secara terus menerus. Masukan dari orang lain atau dari mahasiswa perlu diperhatikan secara serius. Efektivitas Model Bahan Ajar Filsafat Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pembelajaran filsafat berbasis TIK merupakan suatu inovasi yang cukup membantu mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Judarta, mahasiswa I/A PAI (Wawancara, 22 Oktober 20121), 16

17 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) belajar jadi lebih mudah dan menyenangkan, tidak terikat dengan waktu, jadinya bisa online kapan saja. Sementara, Saknah, mahasiswa I/A PAI (Wawancara, 22 Oktober 20121) mengemukakan, e-book yang ditampilkan bisa diakses gratis dan kapan mau dibaca, ya... jadi lebih gampang. Tanggapan demikian itu tidaklah berlebihan, karena melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses secara mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah. Ini relatif lebih efisien dalam penggunaan waktu. Dosen pengampu, ketika melaksanakan tugas diluar kota, dapat memberikan perkuliahan, penugasan dan penilaian jarak jauh. Dalam pembelajaran filsafat berbasis TIK di Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), terbukti dapat menguntungkan bagi dosen dan mahasiswa. Baik dosen maupun mahasiswa dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Dengan demikian peran mahasiswa menjadi lebih aktif. dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang tersruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. Bagi mahasiswa dapat belajar atau mereviu bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer. Walaupun demikian pemanfaatan TIK (internet atau e- learning) untuk pembelajaran juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain, kurangnya interaksi tatap muka antara dosen dan mahasiswa bahkan antarmahasiswa memberi kesan, kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial antara dosen dengan mahasiswa. Karena anggapan perkuliahan bisa dilakukan jarak jauh dan belajar mandiri dapat dijadikan 17

18 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 alasan bagi dosen maupun mahasiswa untuk tidak hadir dalam kelas perkuliahan yang telah di atur secara formal oleh lembaga, dan sebaliknya mendorong tumbuhnya penilaian miring, dosen lebih mementingkan bisnis. Sebagaimana yang dituturkan oleh Abdurrahman Yahya, mahasiswa I/A PAI (Wawancara, 22 Oktober 2012), menyebutkan model pebelajaran yang demikian terkesan pragmatis dan dosen lebih mementingkan bisnis. Begitu juga Zoratun Nisa, mahasiswa I/A PAI (Wawancara, 22 Oktober 2012), menyebutkan: Wawancara dengan Zoratun Nisa (mahasiswa semester I A PAI), 22 Oktober Ia menyebutkan, dengan model perkuliahan semacam ini, kita jadi jarang ketemu sama dosen maupun dengan teman-teman kelas. Kelemahan dalam pembelajaran filsafat berbasis TIK sebagaimana dikemukakan oleh Abdullah Fuadi adalah: Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada memberikan bimbingan dan pendidikan kepada mahasiswanya. Belum lagi guru yang semulanya hanya menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan teknologi IT, iya kalau dosennya memahami dan menguasai teknologi IT, kalau tidak..., kan gagal pembelajaran yang diinginkan (Wawancara, Abdullah Fuadi, dosen PAI, 21 Oktober 2012). Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah peningkatan kemauan dan keterampilan mahasiswa dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya mahasiswa tidak tergantung pada dosen, pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Dalam belajar mandiri mahasiswa akan berusaha sendiri dahulu untuk memahami isi pelajaran yang 18

19 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) dibaca atau dilihatnya melalui media pembelajaran. Kalau mendapat kesulitan barulah bertanya atau mendiskusikannya dengan teman, dosen atau orang lain. Mahasiswa yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya. Proses belajar mandiri memberi kesempatan mahasiswa untuk mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan dosen. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan belajar sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat serta melatih kemandirian mahasiswa agar tidak bergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari dosen. Catatan Akhir Berdasarkan temuan data dan bahasan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa: 1. Model bahan ajar filsafat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) adalah berupa buku-buku paket filsafat, hand out, dan slide powerpoint. 2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami materi filsafat adalah dengan menggunakan bahan ajar filsafat berbasis TIK, yakni webblog, dan e-book. Hal ini terutama telah dilakukan mahasiswa Jurusan PAI minimal dengan mengunjungi dan menelaah webblog dan e-book yang telah disiapkan oleh Dosen Pengampu mata kuliah filsafat (Abdul Fattah, M.Fil.I.). 3. Dengan menggunakan bahan ajar Filsafat berbasis TIK yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberi ruang kepada mahasiswa Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram untuk belajar mandiri. Proses belajar mandiri memberi kesempatan mahasiswa untuk mencerna materi ajar dengan sedikit 19

20 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 bantuan dosen. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan belajar sudah diantisipasi sebelumnya. Model belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat, serta melatih kemandirian mahasiswa agar tidak bergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari dosen Senafas dengan uraian dan simpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Dosen dan mahasiswa hendaknya menggunakan model bahan ajar berbasis TIK ini sebagai salah satu bahan ajar mandiri, dalam arti, bukan melepas tanggung jawab utama secara moral akademik, namun memberi ruang kepada mahasiswa untuk lebih kreatif dan inisiatif belajar dengan tidak bergantung penuh kepada dosen. 2. Lembaga, dalam hal ini IAIN Mataram yang menaungi jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), hendaknya mengadakan, dan menyediakan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran berbasis TIK. 3. Peneliti yang berminat untuk mendalami model pengembangan bahan ajar, khususnya bahan ajar berbasis TIK dan filsafat, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan model pembelajaran berbasis TIK lebih lanjut. Daftar Pustaka Anita Woolfolk, Educational Psychology. Boston: Pearson Education Inc,

21 Konsepsi Pengembangan Bahan... (Abdul Fattah) Antony Karl Betrus dalam Alan Januszewski dan Michael Molenda, Educational technology: ADefinition with Commentary. New York: Lawrence Erlbaum Associates, Barbara Seels, dan Rita Richey, The Defination And Domain Of The Field. Association ForEducational Communication And Technonology: Washington DC, Christopher Butcher, Clara Davies, dan Melissa Highton, From Module Outline to EffectiveTeaching. New York: Routledge, Conny Semiawan, Perkembangan Anak Usia Dini, Makalah dalam Seminar Pendidikan Nasional Anak Usia Dini. Jakarta: Ditjen PLS dan Pemuda Depdiknas dengan UNJ, 9-11Oktober H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif : Metodologi Penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya. Surakarta: Pusat Penelitian UNS, Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E. ( Instructional media and technologies for learning. Seventh edition. Upper Saddle River, New Jersey: PearsonEducation, Jean Piaget. Approach to Learning and the Development of the Intelect dalam Robert M.W. Travers, Essentials of Learning. Fourth Edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc Julia Branner, Mixing Methods: Qualitative and Quantitative Research. USA: AshgatePublishing Company, Leigh Zeitz, Technology Integration Plan, unpublished paper. UIN: USA, M.B.Miles dan A.M. Huberman, Qualitative Data Analysis : A Sourcebook of New Methods. London New Delhi: Sage Publications,

22 El-HIKMAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2013 M.Q. Patton, Qualitative Evaluation Methods. London : Sage Publications, Margaret Bell Gredler, Learning and Instruction Theory Into Practice. New York: McMillanPublishing Company: Robert K. Yin, Case Study Research : Design and Methods. Baverly Hills, London New Delhi :Sage Publications, S.E. Frost, JR. Basic Teachings of The Great Philosophers. USA: Anchor Book Edition, Sukmadinata, N.A., Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT RemajaRosdakarya, Vigotsky. Thought and Language. Combridge. The Mitt Press. London, W.R. Borg. & Gall, M.D., Educationnal Research. London: Longman, Walter Dick, Lou Carey, and James O. Carey, The Systemstic Design of Instruction, Sixth Edition. New York: Pearson, Internet: Doshisha Kenji Kitao and Doshisha S. Kathleen Kitao, Selecting and Developing Teaching/ Learning Materials, 2009 dalam Zulkarnaini, Pembelajaran dengan Bahan Ajar Buatan Guru, ( belajaran-dengan-bahan-ajar-buatan-guru/). 22

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK Muhammad Yaumi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Kampus II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata-Gowa Email: muhammadyaumi@yahoo.com

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SD

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SD SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SD OLEH: FATHUL ZANNAH, M.Pd NIDN. 1114048701 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL. oleh,

PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL. oleh, PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL oleh, Ni Nyoman Parwati dan I Nengah Suparta Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X Farida Haryati 1, Mujiyono Wiryotinoyo 2, Sudaryono 2 1 SMA N 1 Kota Jambi, 2 Universitas Jambi ABSTRACT This article is

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA oleh Ida Zulaeha dan Deby Luriawati Fakultas Bahasa dan Seni UNNES ABSTRAK Micro teaching

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA I. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Program Studi Pendidikan Bahasa berdiri sejak tahun 2001. Secara perlahan

Lebih terperinci

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1

Silabus dan RPP. Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto. Silabus dan RPP PPt Final Plus 1 Silabus dan RPP Oleh: Prof. Dr. Mohamad Nur R. Wakhid Akhdinirwanto Silabus dan RPP PPt Final Plus 1 Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran 1. Kalender Pendidikan 2. Program Tahunan (Prota) 3. Program Semester

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN SD

PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN SD A. Peta Analisis Kompetensi PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN SD Mahasiswa mampu merancang, mengembangkan, mengujicobakan dan menilai bahan ajar SD Melakukan penilaian dan ujicoba bahan ajar sesuai dengan

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN MODEL DICK, CAREY, DAN CAREY (2001) UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAKRA TIMUR LOMBOK TIMUR Hadi Gunawan Sakti (Dosen Program Studi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MULTI MEDIA TP SKS

SISTEM INFORMASI MULTI MEDIA TP SKS SISTEM INFORMASI MULTI MEDIA TP 707 3 SKS Semester Ganjil 2016/2017 Senin: 08:00 10:15 Tempat: R. 303 PPS UNJ Dosen: B.P. Sitepu & Dr. Moch.Sukardjo MPd DOSEN B.P. Sitepu Guru Besar di FIP-UNJ, Rawamangun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Reasearch and Development (R&D)atau dengan kata lain penelitian ini akan berfokus pada penelitian terhadap analisa

Lebih terperinci

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS Hanafi 1, I Nyoman Sudana Degeng 2, dan Anselmus J.E. Toenlioe 3 Teknologi Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Oleh : Asep Herry Hernawan

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Oleh : Asep Herry Hernawan PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Oleh : Asep Herry Hernawan A. Pendahuluan Proses pembelajaran merupakan proses yang yang ditata dan diatur sedemikian rupa menurut

Lebih terperinci

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika M-59 Kurnia Noviartati 1, Agustin Ernawati 2 STKIP Al Hikmah Surabaya 1,2 kurnia.noviartati@gmail.com

Lebih terperinci

PERANAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH STRATEGI PEMBELAJARAN *) Oleh: Anik Ghufron **)

PERANAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH STRATEGI PEMBELAJARAN *) Oleh: Anik Ghufron **) PERANAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH STRATEGI PEMBELAJARAN *) Oleh: Anik Ghufron **) Pendahuluan Peningkatan kualitas pendidikan di setiap jenjang pendidikan merupakan langkah

Lebih terperinci

KONTRAK / PEDOMAN PERKULIAHAN KAPITA SELEKTA HASIL PENELITIAN (KSHP) SEMESTER: 106 Feb Juli 2017 Kode Seksi: 1216 Kode Mata Kuliah:

KONTRAK / PEDOMAN PERKULIAHAN KAPITA SELEKTA HASIL PENELITIAN (KSHP) SEMESTER: 106 Feb Juli 2017 Kode Seksi: 1216 Kode Mata Kuliah: KONTRAK / PEDOMAN PERKULIAHAN KAPITA SELEKTA HASIL PENELITIAN (KSHP) SEMESTER: 106 Feb Juli 2017 Kode Seksi: 1216 Kode Mata Kuliah: 12150893 Dosen : B. P. Sitepu NIP: 19480628 197303 1 001 No. HP. 08176808487

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH PEMBELAJARAN SILABI MATA KULIAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH PEMBELAJARAN SILABI MATA KULIAH SIL/PMT210/10 Revisi : 02 8 Maret 2011 Hal 1 dari 5 SILABI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Manajemen Kode Mata Kuliah : PMT210PEM 214 SKS : 2 SKS, Teori 1, Praktik 1 Dosen :. MM Wahyuningrum H, MM Program

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Geografi SMA/MA Kelas XII pada Kompetensi Dasar Pola Keruangan Desa dan Kota dengan Model DICK and CAREY

Pengembangan Bahan Ajar Geografi SMA/MA Kelas XII pada Kompetensi Dasar Pola Keruangan Desa dan Kota dengan Model DICK and CAREY Pengembangan Bahan Ajar Geografi SMA/MA Kelas XII pada Kompetensi Dasar Pola Keruangan Desa dan Kota dengan Model DICK and CAREY Onik Farida Ni matullah Abstrak: Orientasi penyediaan buku teks di berbagai

Lebih terperinci

Drs Doddy Rusmono, MLIS

Drs Doddy Rusmono, MLIS Pelatihan Penulisan MODUL Mata Kuliah Semester 1 TA 2009/2010 Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN LIMIT DENGAN TEORI APOS. Retno Marsitin Universitas Kanjuruhan Malang

MODUL PEMBELAJARAN LIMIT DENGAN TEORI APOS. Retno Marsitin Universitas Kanjuruhan Malang MODUL PEMBELAJARAN LIMIT DENGAN TEORI APOS Retno Marsitin Universitas Kanjuruhan Malang mars_retno@unikama.ac.id ABSTRAK. Pembelajaran APOS adalah pembelajaran dengan pendekatan aksi (action), proses (process),

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI OLEH: 1. Dhika Riyana NIM. A1C310004 2. Dra. Jufrida, M.Si. NIP. 196608091993032002

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNGWARU TULUNGAGUNG

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNGWARU TULUNGAGUNG PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNGWARU TULUNGAGUNG Fajar Hendro Utomo 1) 1) STKIP PGRI Tulungagung e-mail: fajar@stkippgritulungagung.ac.id

Lebih terperinci

PROGRAM DOKTOR MATEMATIKA

PROGRAM DOKTOR MATEMATIKA PROGRAM DOKTOR MATEMATIKA SILABUS DAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MAM 8001 Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian Kode dan MAM 8001 Filsafat Ilmu

Lebih terperinci

Materi Pembelajaran Bina Nusantara. Induksi Dosen Baru

Materi Pembelajaran Bina Nusantara. Induksi Dosen Baru Materi Pembelajaran Bina Nusantara Induksi Dosen Baru Andreas Soegandi (soegandi@binus.edu) Instructional Development Center () 1 Learning Outcome Pada akhir sesi ini, i peserta diharapkan mampu: Menjelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR. (Learning Theory) Oleh. Dr. H. MUKMINAN. PPs. UNY /

Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR. (Learning Theory) Oleh. Dr. H. MUKMINAN. PPs. UNY / Program Pascasarjana - UNY TEORI BELAJAR (Learning Theory) Oleh Dr. H. MUKMINAN PPs. UNY - 2015/2016 Email: mukminan@yahoo.co.id HP: 08157956800 1 Hand-Out Untuk Perkuliahan Program Doktor (S3) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK namun alat-alat pendukung perkuliahan seperti LCD kurang dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK namun alat-alat pendukung perkuliahan seperti LCD kurang dimanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Studi Tata Rias Fakultas Teknik (FT) Unimed, yang dibuka sejak tahun ajaran 2007/2008 adalah salah satu upaya memenuhi kebutuhan di masyarakat akan

Lebih terperinci

Belajar Berbasis Aneka Sumber

Belajar Berbasis Aneka Sumber Materi 3 Belajar Berbasis Aneka Sumber Petunjuk belajar Perkembangan teknologi informasi yang pesat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aktivitas kehidupan manusia termasuk didalamnya aktivitas

Lebih terperinci

SILABUS S2 No. Dok. :

SILABUS S2 No. Dok. : SPS UPI SILABUS S2 No. Dok. : LANDASAN PEDAGOGIK No. Revisi : Tanggal Berlaku : Halaman : SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Landasan Pedagogik Kode Mata Kuliah : PS701 Jumlah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *) Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet Oleh: Ali Muhtadi *) Abstrak Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. STRATEGI PEMBELAJARAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. STRATEGI PEMBELAJARAN SIL/PMT312/12 Revisi : 03 8 Maret 2012 Page 1 of 5 SILABI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Manajemen Kode Mata Kuliah : PMT312PEM 214 SKS : 3 SKS, Teori 2, Praktik 1 Dosen : Dr. Ch.

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. : Pengembangan Media Pembelajaran. : Cepi Riyana, S.Pd.,M.Pd. Kode/ Bobot SKS : 3 sks

SILABUS MATA KULIAH. : Pengembangan Media Pembelajaran. : Cepi Riyana, S.Pd.,M.Pd. Kode/ Bobot SKS : 3 sks SILABUS MATA KULIAH A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Nama Dosen : Cepi Riyana, S.Pd.,M.Pd. Kode/ Bobot SKS : 3 sks : Pengembangan Media Pembelajaran A. Standar Kompetensi Mahasiswa memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN DAN SARAN. Merupakan bab terakhir yang berisikan tentang 1) kajian produk. pengembangan, 2) saran terhadap produk pengembangan.

BAB V KAJIAN DAN SARAN. Merupakan bab terakhir yang berisikan tentang 1) kajian produk. pengembangan, 2) saran terhadap produk pengembangan. BAB V KAJIAN DAN SARAN Merupakan bab terakhir yang berisikan tentang 1) kajian produk pengembangan, 2) saran terhadap produk pengembangan. A. Kajian Terhadap Produk Pengembangan Produk Pengembangan yaitu

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 1. Sejarah dan Dinamika Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk menghadapi tantangan di era globalisasi ini diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi yang tinggi baik dilihat dari aspek koneksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MEDIA PEMBELAJARAN TIM PENYUSUN MATA KULIAH PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS TEKNIK UNM

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MEDIA PEMBELAJARAN TIM PENYUSUN MATA KULIAH PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS TEKNIK UNM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MEDIA PEMBELAJARAN TIM PENYUSUN MATA KULIAH PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS TEKNIK UNM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:51 62 PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH Suwasono Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengembangkan e-modul online

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA KULIAH. Bagian Kesatu Struktur dan Ketentuan Pengembangan Kurikulum

STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA KULIAH. Bagian Kesatu Struktur dan Ketentuan Pengembangan Kurikulum STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATA KULIAH Bagian Kesatu Struktur dan Ketentuan Pengembangan Kurikulum Pasal 1 1. Struktur Kurikulum program Sarjana dan Diploma tersusun sebagai berikut : a. Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu

Lebih terperinci

: Drs. Rahmat Setiadi, MSc.

: Drs. Rahmat Setiadi, MSc. Halaman : 1 dari 6 Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh : Drs. Mulyono HAM, M.Pd (Koordinator Mata Kuliah) Dr. H. Wahyu Sopandi, M.A. (Ketua Program Studi Pend. Kimia) Dr. Ijang Rohman, M.Si.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI

PERENCANAAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DIKTAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DR. MUKMINAN MUHAMMAD NURSA BAN, M.Pd JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 i KATA PENGANTAR Diktat Perencanaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF Rahmah 1*, Rayandra Asyhar 2, Muhammad Rusdi 2 1 SMK Negeri 2 Muara Jambi, 2 Universitas Jambi ABSTRACT This article is

Lebih terperinci

Pengembangan E-learning Menggunakan LMS (Learning Management System) untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika

Pengembangan E-learning Menggunakan LMS (Learning Management System) untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika Pengembangan E-learning Menggunakan LMS (Learning Management System) untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika Karlina Ayu Efrita a), Fauzi Bakri b), dan Dewi Muliyati c) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PEDOMAN PERKULIAHAN SISTEM INFORMASI MULTI MEDIA (TP 707) 3 SKS PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN S3

PEDOMAN PERKULIAHAN SISTEM INFORMASI MULTI MEDIA (TP 707) 3 SKS PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN S3 PEDOMAN PERKULIAHAN SISTEM INFORMASI MULTI MEDIA (TP 707) 3 SKS PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN S3 Semester: Ganjil TA 2015/2016 Hari Perkuliahan Selasa, 13:00 15:15 WIB Tempat: PPS UNJ, R. 109 Dosen : (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu negara tergantung pada seberapa besar kualitas sumber daya yang dimiliki negara tersebut, salah satunya adalah kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suparno Retno Pamungkas, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suparno Retno Pamungkas, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 alinea IV..., untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia... serta dalam Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana pengembangan berbagai aspek kehidupan manusi. Proses pembelajaran di lembaga pendidikan

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL, PENGEMBANGAN ONLINE LEARNING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL, PENGEMBANGAN ONLINE LEARNING SIL/PMT315/15 Revisi : 02 8 Maret 2011 Hal 1 dari 3 SILABI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : PMT315 SKS : 3 SKS, Teori 1, Praktek 2 : : pengembangan Online learning Prasyarat : - Perkuliahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan ilmu pengetahuan yang universal mempunyai arti penting dalam mendasari perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk meningkatkan sumber daya manusia seutuhnya yang mampu membangun dirinya dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Jurusan PGMI 1. Identitas Program Studi Program Studi (PS) : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Unit Pengelola ProgramStudi : Fakultas Tarbiyah

Lebih terperinci

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS

ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS 3-030 ANALISIS KECENDERUNGAN METODOE PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNS Suciati Sudarisman Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS E-mail: suciati.sudarisman@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIPUNSRI Murniati

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIPUNSRI Murniati PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIPUNSRI Murniati Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar mata kuliah pendahuluan

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan Masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang apa itu teknologi pendidikan. Sebagian dari mereka masih mengetahui teknologi pendidikan melalui prasangka-prasangka

Lebih terperinci

ISSN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE PENELITIAN PENDIDIKAN DENGAN ADDIE MODEL. Oleh: I Made Tegeh 1 dan I Made Kirna 2 ABSTRAK

ISSN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE PENELITIAN PENDIDIKAN DENGAN ADDIE MODEL. Oleh: I Made Tegeh 1 dan I Made Kirna 2 ABSTRAK ISSN 1829-5282 12 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE PENELITIAN PENDIDIKAN DENGAN ADDIE MODEL Oleh: I Made Tegeh 1 dan I Made Kirna 2 1 Dosen Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha 2 Dosen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S1) BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH (DUAL MODE SYSTEM) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING Testiana Deni Wijayatiningsih, Akhmad Fathurrahman, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN ATAU TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU

BAB II KAJIAN TEORI DAN ATAU TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU BAB II KAJIAN TEORI DAN ATAU TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU A. Kajian Teori 1. Prodistik a. Pengertian Prodistik Berdasarkan REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA. Rabu (14/5) Prodistik adalah Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seolah tidak kunjung selesai bahkan muncul permasalahan lain. Hasil belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. seolah tidak kunjung selesai bahkan muncul permasalahan lain. Hasil belajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini ada begitu banyak ahli dan praktisi pendidikan bersumbangsih pemikiran serta analisisnya terhadap mutu pendidikan. Meskipun begitu masalah seolah

Lebih terperinci

Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Lampiran Surat Nomor : 390 / B / HK / 2015 Tanggal : 07 September 2015 Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi No Permendikbud No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

: Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd: Dr. Ida Umami, M.Pd, Kons.

: Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd: Dr. Ida Umami, M.Pd, Kons. PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN (S2) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Matakuliah Program Studi Sks Dosen Pengampu : Landasan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA Oleh : ROSITA BUDI INDARYANTI NIM : Q. 100040125 Program : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERANIMASI PADA MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERANIMASI PADA MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERANIMASI PADA MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA Efitra Nindy Frima Yonansa, Sentot Kusairi, dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang, Malang Email:

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PERUBAHAN KURIKULUM TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SDN 03 PAGI CIRACAS)

EFEKTIFITAS PERUBAHAN KURIKULUM TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SDN 03 PAGI CIRACAS) EFEKTIFITAS PERUBAHAN KURIKULUM TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SDN 03 PAGI CIRACAS) 1 Fadjriah Hapsari 1 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukan bahwa kunci keberhasilan pembangunan Negaranegara maju adalah

Lebih terperinci

B. P. Sitepu/Pedoman Perkuliahan PBAC/2016/ KONTRAK / PEDOMAN PERKULIAHAN PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR CETAK (PBAC) Sandi MK:

B. P. Sitepu/Pedoman Perkuliahan PBAC/2016/ KONTRAK / PEDOMAN PERKULIAHAN PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR CETAK (PBAC) Sandi MK: KONTRAK / PEDOMAN PERKULIAHAN PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR CETAK (PBAC) Sandi MK: 1215-078-3 PROGRAM STRATA 1 JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pencapaian kemajuan bangsa, pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat menjadi salah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017 Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017 Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi Kode MK :PSY 208 Rumpun MK :Mata Kuliah Wajib Semester :4 Dosen Pengampu : Yulius Fransisco Angkawijaya (sks)

Lebih terperinci

JAWABAN TUGAS KB-01: Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran

JAWABAN TUGAS KB-01: Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran JAWABAN TUGAS KB-01: Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran Modul : 02 / Landasan Teknologi Pembelajaran Tutor Pembina : Uwes A Chaeruman, S.Pd., M.Pd. Oleh: NAMA : SIYAMTA NIP : 197409262002121002 Jabatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Hand Out TEP-PLB KAWASAN TEP DAN PENERAPNNYA DALAM BIDANG PLB (ISHARTIWI, PLB-FIP_ UNY)

Hand Out TEP-PLB KAWASAN TEP DAN PENERAPNNYA DALAM BIDANG PLB (ISHARTIWI, PLB-FIP_ UNY) Hand Out TEP-PLB KAWASAN TEP DAN PENERAPNNYA DALAM BIDANG PLB (ISHARTIWI, PLB-FIP_ UNY) I. KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN (SEELS & RICHEY, 1994) A. DEFINISI TEP Definisi TEP menunjukkan cakupan keluasan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Pengalaman Lapangan dikasanakan hanya satu bulan, berbeda dengan tahun tahun sebelumnya yang pelaksanaannya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : RISET PASAR Fakultas : EKONOMI Program Studi : MANAJEMEN Kode MK : EMD 532 Jumlah Kredit : 3 ( Tiga ) SKS S e m e s t e r : V ( Lima ) Dosen Pengampu : Drs.Ec. R.

Lebih terperinci

Sulistyaning Kartikawati. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI MADIUN

Sulistyaning Kartikawati. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING MELALUI TUTORIAL ONLINE DAN TATAP MUKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA PEMAHAMAN MATERI FISIKA DASAR Sulistyaning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan berkelanjutan merupakan tuntutan mendesak yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan berkelanjutan merupakan tuntutan mendesak yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkelanjutan merupakan tuntutan mendesak yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan pendidikan. Perubahan merupakan keniscayaan pada

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P S ) PELAKSANA AKADEMIK MATA KULIAH PENGANTAR KOMPUTER. Oleh : Firman Taufiqurrahman, S.Sos, M.Si NIDN :

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P S ) PELAKSANA AKADEMIK MATA KULIAH PENGANTAR KOMPUTER. Oleh : Firman Taufiqurrahman, S.Sos, M.Si NIDN : RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P S ) PELAKSANA AKADEMIK MATA KULIAH PENGANTAR KOMPUTER Oleh Firman Taufiqurrahman, S.Sos, M.Si NIDN 0426047904 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI STISIP WIDYAPURI MANDIRI

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 5/09/2016 Tanggal revisi dd/bb/thn Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya media pembelajaran dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua masalah pokok, yakni 1) bagaimana mengadaptasikan dengan benar kurikulum dan metode pendidikan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Oleh: TIM P3AI

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA. Oleh: TIM P3AI BUKU PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Oleh: TIM P3AI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2017 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) POLITEKNIK

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah Kode Jumlah SKS Dosen : Pembelajaran Komputer untuk Anak Usia Dini : UD408 : 3 SKS : Badru Zaman, M.Pd, Rita Mariyana, M.Pd PROGRAM PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA

PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 6 Bulan Juni Tahun 2016 Halaman: 1110 1114 PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan digunakan dalam

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Sistem Pakar (2 sks) Kode : SKT 3403 Prasyarat : - Program studi : Sistem Komputer (program S1) Semester : V Dosen : Erfanti Fatkhiyah, ST., M.Cs. JURUSAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 16/08/2016 Tanggal revisi 24/02/2017 Fakultas Program D III Bisnis Kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup khususnya pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan termasuk ke dalam materi yang sangat menarik, tetapi

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 07 SEMARANG 2O16 Standar Proses Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci