PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKULIAHAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH DAN KONSERVASI LAHAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF STAD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKULIAHAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH DAN KONSERVASI LAHAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF STAD"

Transkripsi

1 23 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKULIAHAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH DAN KONSERVASI LAHAN MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF STAD Oleh: Mochamad Enoh IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi.) hasil tes awal sebelum pembelajaran; 2.) peningkatan hasil pembelajaran; 3.) aktivitas tim/kelompok; 4.) tanggapan mahasiswa atas pelaksanaan pembelajaran metode kooperatifdengan metode Students Teams Achievement Divisions (STAD) pada praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa jurusan pendidikan geografi FIS Unesa yang mengambil atau memprogram matakuliah Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan pada tahun akademik 24/25. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dilakukan pembelajaran sebanyak 3 siklus dengan tahapan rencana tindakan, aksi, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bekal awal yang dipunyai mahasiswa relatif rendah meskipun materi yang diberikan sebagian besar telah dipelajari sebelumnya, dengan menggunakan buku ajar dan lembarkerja mahasiswa telah menghasilkan peningkatan hasil belajar yang relatif tinggi setelah menerapkan metode kooperatif STAD, aktivitas mahasiswa secara individu maupun kelompok terjadi peningkatan selama pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan metode kooperatif dengan STAD sangat positif. Kata kunci: Belajar, Geografi Tanah, Konsevasi Lahan, STAD. PENDAHULUAN Mengajar ialah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa. Perubahan tingkah laku itu terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Terjadinya perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada dua faktor (Gagne, 95). Faktor dari dalam merupakan dimensi siap tidaknya siswa menerima perubahan tingkah laku tersebut. Bila siswa telah memiliki pengetahuan atau keterampilan awal yang sudah cukup ia akan dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilannya dengan bantuan lingkungannya. Faktor dari luar ialah lingkungan siswa yang dapat merangsang, menunjang dan memperlancar proses belajar. JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24 23

2 24 Dengan demikian mengajar berarti mengatur lingkungan siswa supaya ada interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga proses belajar terjadi. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dikenal dengan CTL merupakan konsep belajar yang tepat didalam pembelajaran Geografi. Karena pendekatan CTL membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka (Depdiknas, 22:). Karena itu lingkungan tersebut perlu diatur begitu rupa sehingga siswa hanya akan bereaksi terhadap perangsang yang diperlukan saja. Pengaturan lingkungan tersebut perlu dilakukan secara sistematik yang meliputi langkah-langkah pengidentifikasian kebutuhan siswa belajar, analisis situasi siswa, perumusan tujuan atau indikator pencapaian hasil belajar (Enoh, dkk 24), penentuan materi pembelajaran, menentukan skenario pembelajaran, serta memilih media pembelajaran yang tepat. Di dalam struktur kurikulum Jurusan Pendidikan Geografi, salah satu mata kuliah keahlian berkarya (MKB) adalah Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan dengan bobot 2 SKS ( Buku Pedoman FIS 24-25:29). Seharusnya materi ini diberikan pada waktu semester pertama, namun jumlah SKS nya 2, tidak mungkin dilakukan praktikum. Dengan demikian praktikum mata kuliah tersebut, disikapi diberikan pada semester genap. Pembagian mata kuliah praktikum geografi tanah dan konservasi ini diarahkan pada tiga kompetensi dasar. Pertama, kompetensi menganalisis.) Tekstur tanah; 2.) Kerapatan bongkah basah tanah; 3.) Kerapatan bongkah kering; 4.) ph tanah; 5.) Kandungan bahan organik tanah. Kedua, kompetensi dasar mengukur kemiringan lereng, menghitung kehilangan tanah secara umum pada suatu lereng dengan menggunakan rumus USLE. Ketiga, menentukan jarak bangunan terras dan menentukan bangunan terras untuk konservasi tanah. Menurut pengalaman di dalam proses belajar mengajar, para mahasiswa banyak yang mengalami kesulitan. Pertama, dalam hal mengukur kemiringan lereng dan menghitung kehilangan tanah secara umum akibat adanya erosi. Kedua, adalah dalam hal menghitung jarak bangunan terras yang harus dibuat. Berdasarkan hasil belajar mahasiswa (angkatan 22) dan angktan sebelumnya cenderung belum menampakkan hasil yang maksimal. Data hasil praktikum mahasiswa angkatan 22 semester genap tahun 23, untuk mata kuliah Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan cenderung menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan. Pada saat itu jumlah mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan 4 orang. Mahasiswa yang memperoleh nilai A, %, JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

3 25 yang memperoleh nilai B 3%, yang memperoleh nilai C 6%, dan yang memperoleh nilai D %. Memperhatikan hal-hal tersebut diatas kiranya itu perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang lain. Selama ini pembelajaran dilakuakan dengan kuliah mimbar dan diskusi kelompok biasa dengan jumlah maksimum 5 orang tiap kelompok. Pelaksanaan selama ini tidak memperhatiakan perimbangan jenis kelamin dan dan urutan berdasarkan kinerja akademik. Setiap akhir tatap muka tidak pernah diberikan tes atau kuis. Pembelajaran Kooperatif STAD Untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa digunakan metode pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD). Menurut Slavin (dalam Nur, 24) STAD menempatkan mahasiswa dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin. Guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja di dalam tim mereka. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, pada waktu kuis mereka tidak dapat saling membantu. Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor pada waktu sebelumnya (pre test). Pembelajaran kooperatif dengan pada hakekatnya menggunakan prinsip-prinsi teori dari Gagne. STAD terdiri dari siklus kegiatan pengajaran sebagai berikut: Mengajar: Menyajikan pelajaran. Belajar dalam tim: Siswa bekerja di dalam tim mereka dengan dipandu lembar kegiatan siswa untuk menuntaskan materi pelajaran. Tes: Siswa mengejakan kuis atau tugas lain secara individual (misalnya tes essei atau kinerja). Dalam penelitian ini tes yang dimaksudkan adalah tes awal atau pre tes dan tes formatif pada setiap akhir siklus, dibandingkan dengan rata-rata skor tes awal. Langkah-langkahnya sebagai berikut:.) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat anggota, dengan berimbang menurut jenis kelamin dan berdasarkan kinerja akademik (nilai yang lalu); 2.) Membuat LKM dalam pelajaran yang direncanakan; 3.) Mengatur meja-kursi untuk bekerja dalam tim/kelompok; 4.) Membagikan materi dan LKM untuk setiap tim; 5.) Beri penekanan kepada mahasiswa, mereka tidak boleh mengakiri kegiatan belajar, sebelum anggota tim mereka dapat menjawab % sesuai waktu yang ditentukan; 6.) Berikan kunci jawabab LKM untuk mengecek pekerjaan mereka dan teman-temannya;.) Beri kesempatan mahasiswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak sekedar mencocokkan jawaban dengan lembar kunci JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

4 26 jawaban; 8.) Kembali kepada klasikal, bagikan kuis/evaluasi lain, bila sudah tiba waktunya dan berikan waktu yang cukup untuk mengejakan secara individual; 9.) Buatlah skor individual dan skor tim, didasarkan pada peningkatan skor dibanding yang lalu. Mengacu kepada tinjauan pustaka dan identifikasi masalah yang muncul dari pelaksanaan perkuliahan Geografi Tanah, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:.) Bagaimanakah hasil tes awal sebelum metode pembelajaran Kooperatif STAD dengan menggunakan buku ajar dan lembar kegiatan mahasiswa (LKM) dilaksanakan?; 2.) Seberapa besar peningkatan hasil pembelajaran mahasiswa melalui pembelajaran Kooperatif STAD dengan menggunakan buku ajar dan lembaran kerja mahasiswa (LKM) dalam setiap siklus?; 3.) Bagaimana aktivitas tim/kelompok dalam mengikuti pembelajaran kooperatif STAD dengan menggunakan buku ajar dan lembaran kerja mahasiswa (LKM)?; 4.) Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran koopertaif STAD dengan menggunakan buku ajar dan LKM Praktikum Geografi Tanah dan konservasi lahan? Memperhatikan rumusan masalah yang menjadi focus penelitian, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:.) Mengidentifikasi hasil kuis/ tes awal sebelum metode pembelajaran Kooperatif STAD dengan menggunakan buku ajar dan lembar kegiatan mahasiswa (LKM) dilaksanakan; 2.) Mendeskripsikan peningkatan hasil pembelajaran mahasiswa melalui pembelajaran Kooperatif STAD dengan menggunakan buku ajar, dan lembaran kerja mahasiswa (LKM) dalam setiap siklus; 3.) Mendeskripsikan aktivitas tim/kelompok dalam mengikuti pembelajaran kooperatif STAD dengan menggunakan buku ajar yang dilengkapi dengan lembaran kegiatan kerja mahasiswa (LKM); 4.) Mendeskripsikan tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran koopertaif STAD dengan menggunakan buku ajar, dan LKM Geografi tanah dan konservasi lahan. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Dengan menerapkan metode kooperatif (STAD) dengan menggunakan buku ajar dan lembaran kerja mahasiswa, dalam perkuliahan praktikum geografi tanah dan konservasi lahan, hasil belajar mahasiswa dapat meningkat. METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya, Angkatan 23 yang memprogram Mata Kuliah Praktikum Geografi Tanah yang secara keseluruhan berjumlah 32 orang. JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

5 2 Prosedur penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK), yang dirancang dengan tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran yang akan dicapai, setiap siklus satu kali tatap muka. Pada setiap akhir siklus dilakukan tes formatif. Pre tes untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa dilaksanakan pada siklus pertama yang dilanjutkan dengan pembelajaran. Hasil tes awal akan dibandingkan dengan tes formatif pada setiap akhir siklus yang didasarkan pada evaluasi dan refleksi, untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam siklus sebelumnya. Adapun siklus dalam PTK adalah sebagai berikut: tindakan Rencana tindakan Rencana tindakan Rencana Refleksi Aksi Refleksi Aksi Refleksi Aksi Observasi Observasi Observasi Siklus I Siklus II Siklus III Gambar. Tahapan-tahapan di dalam tiap siklus dalam PTK Berdasarkan tahapan-tahapan PTK seperti pada gambar maka dapat dijabarkan tahapannya pada setiap siklusnya sebagai berikut: Siklus Pada siklus dilakukan tahapan sebagai berikut:.) Tahap perencanaan meliputi: a.) Menyusun skenario pembelajaran; b.) Menyiapakan materi praktikum dalam buku ajar; c.) Menyiapkan alat alat praktikum; d.) Menyusun LKM untuk kegiatan praktikum dalam tim/kelompok; e.) Menyusun pre test/ post test; f.) Menyiapkan lembar observasi. 2) Pelaksanaan Tindakan: a.) Menyusun skenario pembelajaran; b.) Memberikan tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal dari mahasiswa; c.) Memberikan orientasi materi yang ada pada buku ajarl tentang tekstur tanah, kerapatan bongkah kering dan basah, ph tanah, kandungan bahan organik tanah; d.) Membagikan LKM untuk kegiatan praktikum kelompok; e.) Melaksanakan praktikum di laboratorium; f.) Mencocokan hasil praktikum kelompok; g.) JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

6 28 Melaksanakan tes individual berupa tes essei. 3.) Obsevasi/Evaluasi: Pada tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, untuk mengobservasi aktivitas mahasiswa dan pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh anggota tim. 4.). Melakukan refleksi: Kegiatan ini menganalisis hasil observasi dan hasil pretest/post test. Kelemahan didalam pelaksanaan PTK, di identifikasi dan dicatat sebagai bahan perencanaan pada siklus 2. Siklus 2 Pada siklus 2 dilakukan tahapan sebagai berikut:.) Tahap perencanaan meliputi: a.) Menyusun skenario pembelajaran; b.) Menyiapkan materi tentang Pengkuran lereng dan analisis kehilangan tanah dengan rumus USLE; c.) Menyiapkan alat praktikum lapangan; d.) Menyusun LKM untuk kegiatan praktikum dalam tim/kelompok; e.) Menyusun post test; f.) Menyiapkan lembar observasi. 2.) Pelaksanaan Tindakan: a.) Memberikan orientasi materi dalam buku ajar; b.) Membagikan LKM untuk kegiatan praktikum kelompok Melaksanakan praktikum pengukuran lereng dilapangan di daerah Pacet Mojokerto; c.) Mencocokan hasil praktikum kelompok; d.) Melaksanakan tes individual berupa tes essei. 3.) Obsevasi/Evaluasi: Pada tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, untuk mengobservasi aktivitas mahasiswa dan pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh anggota tim. 4.) Melakukan refleksi: Kegiatan ini menganalisis hasil observasi dan hasil pretest/post test. Kelemahan didalam pelaksanaan PTK, di identifikasi dan dicatat sebagai bahan perencanaan pada siklus 3. Siklus 3 Pada siklus 3 dilakukan tahapan sebagai berikut:.) Tahap perencanaan meliputi: a.) Menyusun skenario pembelajaran; b.) Mempersiapkan materi Penentuan jarak terras dan cara membuat bangunan terras untuk konservasi; c.) Menyiapakan alat praktikum; d.) Menyusun LKM untuk kegiatan praktikum dalam tim/kelompok; e.) Menyusun pre test/ post test; f.) Menyiapkan lembar observasi. 2.) Pelaksanaan Tindakan: a.) Memberikan orientasi materi praktikum dalam buku ajar; b.) Membagikan LKM untuk kegiatan kegiatan praktikum kelompok; c.) Melaksanakan praktikum perhitungan; d.) Mencocokan hasil praktikum kelompok; e.) Melaksanakan tes individual berupa tes essei; f.) Mengedarkan angket tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan STAD. 3.) Obsevasi/Evaluasi: Pada tahap ini dilakukan observasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, untuk mengobservasi JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

7 29 aktivitas mahasiswa dan pelaksanaan pembelajaran, dilakukan oleh anggota tim. 4.) Melakukan refleksi: Kegiatan ini menganalisis hasil observasi dan hasil pos test, kelemahan di dalam pelaksanaan. Pada siklus III ini dilakukan judgement, diasumsikan mahasiswa telah menguasai materi paling sedikit 5%, sehingga dianggap cukup untuk diakhiri. Berdasarkan deskripsi dari tiga siklus yang dilaksanakan, maka indikator keberhasilan mahasiswa dalam dianggap berhasil bilamana pada akhir siklus III, 5% dari jumlah mahasiswa telah menguasai sekurang-kurangnya 5% kompetensi yang telah ditetapkan. Sedangkan mahasiswa dianggap aktif bilamana dalam pembelajaran ini telah memberikan respon, bertanya, memberikan pendapat, mewakili kelompoknya sekurang-kurangnya 4 kali. Sumber data dalam penelitian ini adalah mahasiswa geografi angkatan 23 kelas B (Reguler) yang memprogram Praktikum Geografi tanah dan konservasi lahan, jumlahnya 4 orang. Sumber data yang lain adalah dari tim peneliti hasil observasi dalam kegiatan. Jenis data yang diperoleh berupa data kuantitatif berupa hasil tes dari setiap siklus, dan data kualitatif diperoleh dari refleksi berdasarkan hasil observasi tim terhadap pelaksanaan pembelajaran, kelemahan LKM, dan angket tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan STAD, serta jurnal. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester genap tahun akademik 24/25, settingnya di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tes bekal awal ini dilaksanakan pada tatap muka yang pertama, yaitu pada tanggal 4 Pebruari 25, mencakup materi pokok Sifat fisika tanah, Erosi tanah, Profil tanah, dan Jenis tanah dapat diperhatikan pada tabel. Materi Pokok dan Uraian Materi Tabel. Hasil Nilai Tes Bekal Awal No. Soal. Sifat fisik tanah a. Tekstur Tanah I. I.2 I.3 I.4 I.5 Jawaban Benar Jumlah Persen ,625 3,25 25 JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

8 3 b. ph tanah c. Bahan organik tanah 2. Erosi Tanah a. Pengukuran lereng b. Analisis Tesktur Tanah c. Hujan d. Pola Tanam I.6 I. I.8 I.9 I. II. II.2 III. III.2 III.3 III.4 III.5 III.6 II.3 II.4 II.5 II.6 II. 3. Profil Tanah III. III.2 III.3 III.4 III.5 III.6 III. III.8 III.9 III. 4. Jenis Tanah III. III.8 III.9 III.2 III.2 III.22 III.23 III.24 III.25 III.26 III.2 III.28 III.29 III.3 Sumber: Data Primer diolah peneliti, tahun ,25 3,25 9,35 2,5 3,25 3,25 6,25 3,25 3,25 5, 3,25 5, 25, 9,35 3,25 3,25 2,5 3,25 8,5 5,5 8,25 5,625 43,5 6,25 25, 25, 6,25 3,25 62,5 5,625 2,5 3,25 Dari tabel, dapat diketahui bahwa sebagian besar soal-soal tes hanya dapat dijawab oleh sedikit mahasiswa bahkan terdapat soal yang tidak dapat di jawab oleh mahasiswa dengan JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

9 3 benar. Hanya terdapat satu soal yang dijawab oleh lebih dari 5% mahasiswa, sedangkan soalsoal tes yang lain pada umumnya hanya sedikit mahasiswa yang dapat menjawabnya dengan rentang persen yang cukup besar antara % - 62,5% namun sebagian besar terletak antara - 2,5%. Dipandang dari aspek materi pokok, yang memperoleh jawaban benar paling banyak adalah materi pokok Jenis Tanah, yaitu sebanyak 28,8% soal-soal tes dijawab benar oleh mahasiswa, sedangkan paling sedikit adalah materi Erosi Tanah, yaitu sebanyak,2% soal yang dapat dijawab mahasiswa dengan benar. Pada semua materi pokok terdapat rentangan yang lebar tentang jumlah mahasiswa yang dapat menjawab soal tes dengan benar, maksudnya adalah terdapat butir soal yang dapat dijawab oleh sedikit mahasiswa dan terdapat butir soal yang dapat dijawab oleh cukup banyak mahasiswa. Hal itu berarti ada butir soal yang sulit ataupun mudah bagi mahasiswa, sesuai dengan jumlah mahasiswa yang dapat menjawabnya. Butir soal yang hanya sedikit mahasiswa dapat menjawabnya terdapat pada materi pokok Erosi Tanah dan Sifat Fisik Tanah, cukup banyak butir soal yang tidak dijawab oleh mahasiswa dan seandainya dapat dijawab, hanya dilakukan oleh sedikit mahasiswa pula. Sedangkan pada materi pokok Profil Tanah dan Jenis Tanah jumlah mahasiswa yang dapat menjawab soal sangat variatif. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, perlu adanya perhatian khusus dalam pembelajarannya, terutama pada materi yang sulit bagi mahasiswa yaitu pada butir-butir soal yang dijawab oleh kurang dari 5% mahasiswa. Butir soal tersebut tersebar ke seluruh materi pokok, namun yang perlu mendapat perhatian adalah materi pokok Erosi Tanah dan Sifat-sifat Fisik Tanah, kecuali pengertian tesktur tanah. Jika dirinci perolehan tes bekal awal setiap mahasiswa anggkatan 23 yang memprogram Kuliah Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan, hasil dapat diperhatikan pada tabel 2. JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

10 32 No.Urut Mahasiswa Tabel 2. Hasil Tes Bekal Awal Secara Individual Jumlah Jawaban benar No.Urut Mahasiswa Jumlah Jawaban benar Rata-rata Sumber: Data Primer di olah peneliti, tahun 25 Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa hanya dapat menjawab ratarata soal dari tes bekal awal yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa bekal awal yang dimiliki mahasiswa tentang materi Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan masih rendah. Jawaban benar paling banyak diperoleh mahasiswa yang bernama Restiana dengan jawaban benar sebanyak 2 sedangkan paling rendah sebanyak 4 diperoleh mahasiswa yang bernama Desideria S.A. Jumlah jawaban benar tertinggi tidak begitu terpaut banyak terhadap jumlah jawaban benar terendah sehingga dapat diperkirakan bahwa kemampuan mahasiswa yang memprogram Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan tidak begitu banyak berbeda, dan untuk pembelajaran selanjutnya di awali dengan modal bekal awal kurang dari 25% dari materi yang harus dicapai secara keseluruhan. Maka untuk membantu para mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran STAD pada siklus I, perlu disusun handout. Penyusunan handout ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memperoleh gambaran secara umum dan utuh mengenai materi pembelajaran. Materi handout disusun berdasarkan silabus yang telah disusun dan hasil tes bekal awal mahasiswa. Materimateri yang dalam tes bekal awal terbukti hanya sedikit mahasiswa yang menjawab benar (kurang dari 5%) memperoleh perhatian khusus dalam penyusunan hand outnya, materi dalam hand out disajikan lebih detail. Untuk melengkapi hand out mahasiswa juga diwajibkan JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari

11 33 membaca buku ajar yang telah ada. Kelengkapan instrumen lain yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini, yaitu lembar observasi aktivitas mahasiswa. Soal-soal untuk bekal awal dan formatif yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran ini melalui 3 siklus, yang secara umum pelaksanaan pembelajaran setiap siklus melalui langkah-langkah sebagai berikut : ) membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok, 2) menyampaikan tujuan pembelajaran, 3) menyampaikan materi, 4) menyampaikan hal-hal yang harus dikerjakan mahasiswa dalam pembelajaran dan memotivasi peserta didik, 5) mengorganisasikan mahasiswa kedalam kelompok belajar, 6) mengadakan evaluasi, ) memberi penghargaan. Siklus I mencakup dua buah materi pokok yaitu sifat-sifat fisik tanah dan jenis-jenis tanah. Sifat-sifat fisik tanah meliputi tekstur, ph dan bahan organic tanah, sedangkan jenis tanah meliputi 3 jenis tanah yang banyak terdapat di Indonesia. Penggabungan 2 materi pokok ini dengan alasan keduanya merupakan materi yang berkaitan, untuk mengenali jenis tanah diperlukan pengetahuan sifat-sifat fisik tanah dan sebaliknya dengan menguasai pengetahuan tentang sifat-sifat fisik tanah dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis tanah. Kedua materi pokok tersebut disajikan dalam 2 kali pertemuan, masing-masing 2 x 5 menit. Pertemuan pertama membahas jenis-jenis tanah, sedangkan pertemuan ke-2 membahas sifat-sifat fisik tanah yang meliputi tekstur, struktur, ph, kandungan bahan organik tanah. Waktu praktikum menggunakan jam kuliah sebanyak 2 kali tatap muka namun berhubung waktunya tidak mencukupi, oleh mahasiswa, pelaksanaan praktikum dilanjutkan sendiri mengambil waktu di luar jam kuliah. Selesai kegiatan praktikum diikuti dengan evaluasi pada tatap muka berikutnya, sehingga siklus pertama ini menggunakan alokasi waktu 5 kali tatap muka atau jam kuliah termasuk evaluasi. Pada pembelajaran ini dibentuk 8 kelompok yang terdiri dari 4 mahasiswa pada tiap kelompoknya. Pembentukan tiap kelompok didasarkan pada tes bekal awal, dengan asumsi bahwa hasil tes tersebut dapat mempresentasikan / menggambarkan kemampuan mahasiswa sebenarnya secara akademik Siklus I terdapat 4 kali tatap muka yaitu 2 kali penyampaian materi, dan 2 kali praktikum. Pada setiap tatap muka dilakukan penilaian terhadap setiap aspek dengan skor, tanpa melihat frekuensi kejadian pada setiap aspek. Dengan demikian dalam satu kali tatap muka masingmasing mahasiswa maksimal dapat memperoleh skor 4 dari dosen dan 4 dari teman sejawatnya. Berhubung dalam satu kelompok terdapat 3 teman sejawat maka skor yang diambil adalah skor JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

12 34 dari teman sejawat yang memberi nilai paling tinggi. Karena dalam siklus I terdapat 4 kali tatap muka, maka skor mahasiswa dalam satu siklus sebanyak-banyaknya adalah 32. Berdasarkan skor yang diperoleh maka dapat dibuat tingkat aktivitas mahasiswa seperti berikut : Skor kurang dari 9 : kurang; Skor 9-6 : sedang Skor 24 : baik Skor : Sangat baik Skor yang diperoleh oleh masing-masing mahasiswa dari hasil penilaian terhadap aktivitas mereka dalam mengikuti pembelajaran praktikum belum memuaskan, sebagian besar memperoleh skor yaitu 62,5% criteria sedang, sisanya 3,55 mempunyai kriteria baik. Padaumumnya mahasiswa kurang aktif karena belum siap sehingga berbagai pendapat, pertanyaan belum disiapkan pada waktu diskusi, begiru pula dengan jawababn dari pertanyaan yang diajukan lebih banyak tidak dijawab. Prestasi yang dicapai mahasiswa pada siklus I belum menggembirakan. Hal ini terbukti dari 32 mahasiswa yang menjawab soal tes dengan jawaban benar 5% atau lebih hanya 6 mahasiswa atau (8,5%), sisanya (8,25%) menjawab soal tes dengan benar sebanyak 3 - soal (54,% -,83%). Dibanding dengan tes bekal awal, rata-rata jika dinyatakan dalam persen peningkatannya sebesar 224,45%. Namun demikian kenaikan tersebut belum mencapai target yang diinginkan yaitu 5%. Mahasiswa hanya dapat menjawab soal rata-rata sebanyak 5,9 dari 24 soal, atau baru 66,25%. Secara individual peningkatan prestasi tidak banyak, yaitu berkisar 9 paling sedikit sampai 4 paling banyak. Jika dilihat secara kelompok, rata-rata peningkatan prestasi masing-masing kelompok, tidak banyak berbeda, peningkatan prestasi paling rendah diperoleh kelompok II dengan rata-rata peningkatan prestasi 9,5 dan paling tinggi kelompok VIII dengan rata-rata peningkatan prestasi,5%. Kelompok VIII ini ternyata merupakan kelompok yang hasil tes bekal awalnya paling rendah, namun dengan usaha kerasnya telah mengalami peningkatan paling besar sehingga mencapai posisi teratas di kelasnya. Refleksi pada siklus pertama, yang perlu diperhatikan adalah sebaiknya dosen lebih membaur dengan mahasiswa dan memberikan tutorial pada kelompok akan mendapat perhatian pada siklus II. Siklus II ini membahas materi pokok tentang Erosi Tanah yang dilaksanakan pada 2 kali tatap muka, 2 kali praktikum dan sekali tes Formatif. Tatap muka dengan mahasiswa membahas tentang teori-teori yang diikuti dengan diskusi, sedangkan praktikum ditekankan JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

13 35 pada prosedur perhitungan erosi tanah dengan data pengukuran yang telah disiapkan, dan masing-masing kelompok menggunakan data yang berbeda. Pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dilaksanakan langkah-langkah yang sama seperti pada siklus I. Dengan pertimbangan tes formatif pada siklus I menghasilkan prestasi yang tidak begitu banyak berbeda, maka pada siklus II, pembelajaran ini telah mengubah anggota kelompok. Hasil obserbvasi tentang aktivitas mahasiswa pada pembelajaran siklus II yang kegiatan pembelajarannya dilaksanakan sebanyak 4 kali tatap muka kegiatan diluar kelas dan laboratorium. Kinerja mahasiswa masih belum memuaskan, karena belum ada mahasiswa yang mencapai criteria sangat baiak, meskipun tidak ada yang mencapai kriteria kurang. Skor yang diperoleh setiap mahasiswa terdapat 8 orang (56,25%) mencapai kriteria baik, sisanya 4 mahasiswa (43,5%) mencapai kriteria sedang. Dibanding siklus I, terdapat sedikit peningkatan partisipasi mahasiswa. Hasil tes formatif pada siklus II semua mahasiswa mengalami peningkatan prestasi. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaran siklus II cukup menggembirakan karena terdapat 9 mahasiswa yang telah berhasil menjawab soal lebih dari 5% soal yang diberikan dengan benar. Sementara yang lain baru dapat menjawab soal dengan benar antara sampai 9 soal dari 3 soal yang diberikan. Namun demikian prestasi ini masih perlu ditingkatkan karena masih terdapat 23 mahasiswa (,85%) yang belum mencapai prestasi seperti di inginkan yaitu menjawab soal dengan benar minimal sebanyak 5% soal yang diberikan. Mereka rata-rata baru dapat menjawab soal dengan benar sebanyak 8 9 soal atau 8,2 (6,8%). Oleh karena itu mahasiswa tersebut masih memerlukan tindakan lain agar supaya lebih tinggi prestasinya, baik oleh dosen maupun temannya. Melihat prestasi yang diperolehnya diperkirakan tidak terlalu sulit usaha yang harus dilakukan untuk lebih meningkatkan prestasi sesuai dengan target yang diinginkan. Secara individual tidak ada perbedaan prestasi yang cukup mencolok diantara para mahasiswa, jawaban benar yang mereka peroleh antara yang paling sedikit dengan yang paling banyak hanya berbeda 4 butir soal yaitu antara sampai soal yang dijawab benar. Dibandingkan dengan siklus I, mahasiswa yang mendapatkan prestasi terbaik pada siklus II tidak mengalami perubahan, mahasiswa yang mendapat prestasi baik pada siklus I sebanyak 6 mahasiswa, tetap mempertahankan eksistensinya pada pembelajaran siklus II. Bahkan pada JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

14 36 siklus II mendapatkan tambahan sebanyak 3 mahasiswa dengan prestasi baik. Jika dilihat secara kelompok, rata-rata peningkatan prestasi masing-masing kelompok tidak banyak berbeda yaitu berkisar antara,25 sampai 8,5. Rata-rata peningkatan prestasi paling rendah dialami oleh kelompok II, sedangkan paling tinggi dialami oleh kelompok III. Dibandingkan dengan rata-rata peningkatan prestasi pada siklus I, pada siklus II ini mengalami pergeseran, terendah masih tetap dialami oleh kelompok II, tertinggi dialami oleh kelompok IV yang dulunya oleh kelompok VIII, sementara kelompok yang lain juga mengalami pergeseran. Rfleksi, tentang permintaan tutorial dilakukan oleh dosen sendiri, untuk sementara perlu mendapat pertimbangan, karena mungkin mahasiswa ada rasa kurang percaya terhadap teman sendiri. Hal ini perlu dijelaskan bahwa kebenaran bias saja dating dari siapa saja tanpa melihat status. Siklus III, pembelajaran ini membahas materi pokok tentang Profil Tanah yang dilaksanakan pada 2 kali tatap muka didalam kelas, kali diluar kelas berupa pengamatan lapangan di sekitar kampus, serta praktikum lapangan di luar kampus, dan dilanjutkan tes formatif. Pada praktikum lapangan di luar kampus, selain profil tanah juga praktikum pembuatan profil lereng dan pengamatan sifat-sifat tanah dan jenis tanah pada kondisi aslinya (bukan di laboratorium). Hal ini dimaksudakan untuk pengenalan lapangan yang sebenarnya dan permintaan mahasiswa yang menginginkan praktikum lapangan. Tatap muka dengan mahasiswa membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan horizon-horizon tanah yang dilanjutkan dengan diskusi, pengenalan lapangan di sekitar kampus dimaksudkan untuk pengamatan profil salah satu jenis tanah sedangkan praktikum dilapangan dimaksudkan untuk pengamatan profil jenis-jenis tanah lain dengan kondisi yang berbeda-beda sehingga dapat mengetahui berbagai macam profil tanah, disamping itu juga melakukan pengukuran lereng yang tidak mungkin dilakukan di kampus dan sifat-sifat tanah yang di ukur secara kualitatif. Langkah-langkah Pelaksanaan pembelajaran siklus III ini tidak jauh berbeda dengan siklus I dan II. Pembentukan kelompok pada siklus III ini didasarkan pada hasil tes formatif pada siklus II. Prosedur pembentukan kelompok pada siklus III ini sama dengan prosedur pembentukan kelompok pada siklus I.. Observasi partisipasi aktivitas mahasiswa sedikit berbeda, karena jumlah pertemuannya 5 kali. Dengan demikian skor yang diperoleh setiap JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

15 3 mahasiswa selama mengikuti pembelajaran minimal dan maksimal 4, kriterianya sebagai berikut: Skor : = kurang Skor : 2 = sedang Skor : 2 3 = baik Skor : 3 4 = sangat baik Hasil observasi aktivitas mahasiswa selama siklus III relative baik. Jumlah mahasiswa yang mempunyai kriteria sangat baik berjumlah 5,625%, sedangkan yang termasuk kriteria baik sebanyak 53,25%, yang termasuk kriteria sedang sebanyak 3,25%, dan tidak ada mahasiswa yang termasuk kriteria kurang. Dibandingkan dengan siklus sebelumnya, pada pembelajaran siklus III ini terjadi peningkatan aktivitas mahasiswa, lebih banyak mahasiswa yang mulai berani mengajukan pertanyaan dan memberi jawaban meskipun jawaban yang diberikan kadang-kadang kurang tepat, begitu pula dengan pendapat-pendapat yang sering dilontarkan mahasiswa. Kerjasama antar mahasiswa tampak lebih jauh meningkat terutama pada waktu praktikum di luar kampus yang karena situasinya harus bekerja sama dengan baik. Namun masih terdapat 2 kelompok yaitu kelompok I dan IV, yang partisipasinya kurang begitu menggembirakan terutama dari aspek memberikan pendapat dan memberi jawaban pertanyaan. Hasil tes formatif pada siklus III, diketahui rata-rata jumlah soal yang dijawab dengan benar cukup bagus yaitu 8 lebih dari soal sebanyak buah. Dengan melihat jumlah soal yang di jawab dengan benar oleh mahasiswa adalah 8 atau lebih diperoleh mahasiswa sebanyak 25 mahasiswa atau sebanyak 8,25% berarti telah mencapai ketuntasan belajar, khususnya dalam pembelajaran siklus III. Namun masih terdapat 6 mahasiswa atau 8,5% yang belum mencapai ketuntasan belajar, dalam hal ini pada mahasiswa tersebut dilakukan tutorial yang pelaksanaannya adalah mahasiswa yang ditunjuk dosen yakni mahasiswa yang telah mencapai prestasi sempurna atau yang telah menjawab soal dengan hasil maksimal. Waktu tutorial diadakan diluar jam tatap muka yang telah disetujui oleh mahasiswa baik tutor maupun peserta tutorial. Dibandingkan dengan nilai tes bekal awal, perolehan nilai tes formatif pada siklus III ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari rata-rata tes bekal awal dengan jawaban benar,34 meningkat menjadi 8,2 dari sebanyak soal yang diberikan, dengan demikian JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

16 38 terdapat kenaikan rata-rata sebanyak 6,8 jawaban yang benar, suatu jumlah peningkatan yang cukup besar. Apabila dilihat secara kelompok, antara kelompok yang saru dengan kelompok yang lain rata-rata peningkatannya tidak terpaut banyak atau hampir seimbang dengan rata-rata peningkatan secara kelompok paling rendah adalah 6,25 dan paling tinggi,. Dibandingkan dengan tes bekal awal terdapat peningkatan jumlah mahasiswa yang dapat menjawab dengan benar soal-soal yang diberikan cukup baik dari rata-rata 4,3 mahasiswa pada tes bekal awal menjadi 26,2 pada tes formatif. Terjadi peningkatan rata-rata 2,9 mahasiswa atau 69,3% mahasiswa yang mampu menjawab soal dengan benar, setelah mengikuti pembelajaran siklus III. Meskipun terjadi kenaikan jumlah mahasiswa yang menjawab soal dengan benar, masih terdapat beberapa butir soal yang perlu mendapat perhatian yaitu nomor III.4, III.5, III.8, III., karena jumlah mahasiswa yang menjawab dengan benar butir soal tersebut masing-masing masih kurang dari 5%. Soal-soal tersebut oleh beberapa mahasiswa mungkin masih dianggap sulit sehingga diperlukan langkah tertentu untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa. Hasil refleksi pada siklus ke III menunjukkan bahwa tanggapan mahasiswa semakin positif terhadap pembelajaran dengan metode kooperatif STAD, namun masih ada juga mahasiswa yang merasa tidak berkenan mengikuti metode pembelajaran ini. Pembahasan Belum optimalnya hasil belajar yang dicapai mahasiswa pada tahun sebelumnya dimungkinkan karena belum optimalnya pemanfaatan media dan metode pembelajaran yang diterapkan. Biasanya masih menggunakan cara klasikal yaitu dosen menerangkan dan mahasiswa mendengarkan tanpa aktivitas lain yang dapat mengoptimalkan kemampuan mahasiswa. Dalam pembelajaran Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan dengan metode kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Hasil akhir dari kegiatan ini yang diterapkan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi angkatan tahun 23 lebih baik daripada hasil belajar pada mahasiswa tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian hasilnya belum maksimal, karena pada tes-tes formatif pada akhir setiap siklus keberhasilan mahasiswa belum mencapai 5%. Artinya mahasiswa yang mencapai keberhasilan (menjawab soal dengan benar) lebih dari 5% soal kurang dari 5% mahasiswa peserta pembelajaran. JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

17 39 Melihat partisipasi atau aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran yang baik dan media belajar yang digunakan serta metode belajar yang mengharuskan kerja sama antar mahasiswa tanpa tergantung pada dosen, dimungkinkan terdapat factor lain yang menyebabkan. Faktor lain tersebut kemungkinan dari diri mahasiswa itu sendiri yaitu kemampuan atau kurang adanya komunikasi yang baik antar mahasiswa dalam kelompok masing-masing. Indikator yang menunjukkan hal itu adalah sebagian besar mahasiswa berasal dari SMA jurusan IPS dan banyaknya kesulitan yang mereka alami ketika membahas materi erosi tanah, dan pembuatan profil lereng yang lebih banyak memerlukan perhitungan-perhitungan matematik. Mereka belum terbiasa dengan hal itu sehingga cukup lama untuk mengerjakannya dan meminta tambahan waktu untuk mengulang-ulang pembelajarannya. Faktor yang lain misalnya adalah kurangnya komunikasi yang baik antar mahasiswa dalam kelompok, dalam hal ini bukan mahasiswanya yang tidak dapat berkomunikasi namun tidak adanya informasi yang perlu disampaikan kepada teman satu kelompok. Jika terdapat salah satu mahasiswa yang menonjol kemampuannya dapat dipastikan akan ditularkan kepada teman laininformasi yang dipunyainya. Pada tes-tes formatif yang dilakukan menunjukkan bahwa di dalam satu kelompok lebih banyak kelompok yang kemampuan tiap anggotanya berimbang. Hal ini berarti tidak terdapat mahasiswa yang kemampuannya sangat menonjol sehingga tidak ada tambahan pengetahuan yang dapat diperolehnya. Didalam pembagian kelompok yang menggunakan dasar tes bekal awal, kemampuan tiap anggota kelompok hanya tipis perbedaanya sehingga setelah proses pembelajaran kemungkinan besar juga terjadi seperti itu. Gagne (dalam Enoh, 98) menjelaskan bahwa factor dari dalam merupakan dimensi siap tidaknya siswa menerima perubahan. Ketrampilan atau pengetahuan awal yang cukup dapat meningkatkan pengetahuan atau ketrampilan. Sementara itu pengetahuan awal yang dimiliki oleh mahasiswa relatif rendah, hal ini dapat dilihat pada tes bekal awal yang masih rendah yaitu rata-rata mahasiswa hanya mampu menjawab soal dengan benar sebanyak soal dari 4 soal yang diberikan. Hal ini merupakan salah satu indikator kemampuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi siap tidaknya mahasiswa menerima perubahan. Materi tes bekal awal yang dibuat, sebenarnya sudah banyak diberikan pada matakuliah Geografi Tanah semester sebelumnya sehingga pada proses pembelajaran Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan sifatnya mengulang materi kecuali materi pokok Pembuatan Profil Lereng dan Profil Tanah, namun hasil tes tidak memuaskan. JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

18 4 Meskipun hampir semua mahasiswa merasa senang melaksanakan proses pembelajaran kooperatif dengan STAD ternyata belum begitu banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan mahasiswa. Barangkali rasa senang mahasiswa belum meningkatkan motivasi mereka untuk belajar secara mandiri di luar tatap muka. Terjadi peningkatan partisipasi / aktivitas mahasiswa selama pelaksanaan pebelajaran kooperatif dengan STAD dari siklus I sampai siklus III. Hal ini seiring dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang menjawab soal dengan benar dari siklus I sampai siklus III. Jika pada siklus I, peningkatan jumlah jawaban benar dari tes bekal awal ke tes formatif siklus I relatif kecil, pada siklus II dan siklus III selalu meningkat dimana peningkatan jawaban benar paling besar pada siklus III. Dengan demikian aktivitas mahasiswa dapat dijadikan tolok ukur tingkat kemajuan atau keberhasilan pembelajaran khususnya pada metode pembelajaran kooperatif STAD. Secara umum tanggapan yang diberikan selama pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus III semakin positif, kemungkinan karena manfaat yang mereka peroleh, disamping memperoleh hasil belajar yang semakin baik juga memperoleh manfaat lain yang sangat menguntungkan misalnya interaksi dengan mahasiswa yang hasilnya dapat mereka rasakan seperti yang mereka kemukakan dalam beberapa tanggapan. KESIMPULAN Berdasarkan temuan studi dan pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa, hasil tes bekal awal yang dimiliki mahasiswa untuk melaksanakan pembelajaran Prasktikum Geografi Tanah dan Konservasi Lahan pada umumnya rendah. Namun setelah menerapkan metode kooperatif STAD dengan menggunakan buku ajar dan lembaran kerja dalam pelaksanaan Praktikum Geografi Tanah dan Konservasi lahan, mengalami peningkatan relatif tinggi, pada setiap siklus dibandingkan dengan tes bekal awal. Hal ini dari 32 mahasiswa yang menjawab benar soal tes dengan jawaban benar 5%, hanya 6 mahasiswa atau 8,5%, sisanya 26 mahasiswa atau (8,25%) belum menjawab dengan benar. Pada siklus II terdapat 9 mahasiswa atau 28,25% menjawab benar soal tes dengan jawaban benar 5%, sisanya 23 mahasiswa atau,25% belum menjawab dengan benar. Pada siklus III terdapat 25 mahasiswa atau 8,25 menjawab dengan benar dengan jawaban benar 5%, sisanya mahasiswa atau 2,85% belum menjawab dengan benar. Selama pembelajaran dari siklus I hingga siklus III terjadi peningkatan aktifitas mahasiswa. Silkus I yang memperoleh skor kriteria baik (3,5%), kriteria sedang (62,5%), siklus II yang memperoleh skor kriteria baik (56,25%), kriteria sedang (43,5%), dan siklus III yang memperoleh skor kriteria sangat baik JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

19 4 (5,625%), kriteria baik (53,25%) dan kriteria sedang (3,25%). Tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode kooperatif STAD mulai dari siklus I sampai dengan siklus III positif, sebagian besar (9,625%) menyatakan metode kooperatif STAD dapat mempermudah pemahaman terhadap materi pembelajaran. Sedangkan saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu: dalam upaya peningkatan mutu perkuliahan dan peningkatan prestasi belajar mahasiswa, seyogyanya para dosen tidak menggunakan metode yang konvensional, tetapi menggunakan pembelajaran interaktif, multi metode dan multi media, dengan pendekatan kontekstual, dan menggunakan sistem penilaian yang berkesinambungan, salah satu diantaranya adalah penerapan metode kooperatif STAD. DAFTAR PUSTAKA pembelajaran Ditjen Dikdasmen, Direktorat PLP. 22. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas. Enoh, Mochamad. 98. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: FPIPS IKIP Surabaya. Enoh, Mochamad, dkk. 24. Optimalisai Penggunaan Peta Dalam Pembelajaran Geografi Di SMA Berdasarkan Kurikulum 24 (KBK). Makalah disampaikan dalam Work Shop Dengan Tema Pemasyarakatan Survei Dan Pemetaan. Dilaksanakan atas Kerjasama Antara Bakosurtanal dengan Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial UNESA, Tgl 23 September 24 di FIS UNESA Surabaya. Gagne, R.M. 95. Essentials of Learning for Instruction. New York: Hart Renerhart and Winston. Nur, Mohamad. 24. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Edisi 4 Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Universitas Negeri Surabaya. 23. Buku pedoman Fakultas Ilmu Sosial JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYADARMA SURABAYA Vol. No.2 Januari 24

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Tempat Penelitian Tempat atau lokasi penelitian di kelas IV SD Negeri Kalibalik 03 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka Arlin Greys Adji, Amran Rede, dan Mestawaty As.A Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Surabaya yang terletak di jalan Danau Towuti Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI Suci Rohayati & Dhiah Fitrayati Universitas Negeri Surabaya senouchi3@gmail.com Abstrak Melalui kegiatan

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Oleh : Siti Mutomimah Guru SMAN Negeri I Jogorogo mutomimah_siti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis 1. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis 1. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bangsa

Lebih terperinci

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK MeningkatanHasil Belajar Siswa Kelas V SDN No.2 Lombonga Kecamatan Balaesang Kab. Donggala dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPA Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan

Lebih terperinci

Kristian Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FT unimed ABSTRAK

Kristian Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FT unimed ABSTRAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN MENGIKUTI PEMBELAJARAN HIDROLOGI MELALUI UMPAN BALIK DALAM PEMBERIAN TUGAS Kristian Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 semester I SD Negeri Pungangan 02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian terdiri atas lebih dari satu siklus, tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SDN 2 Dolonga Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO. 1 BONEOGE Oleh: Hijrah, Dahlia Syuaib, Asep Mahfuds Abstrak Permasalahan

Lebih terperinci

ALI NOERUDDIN, S.Si., M.Pd. *) Dosen Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro e mail :

ALI NOERUDDIN, S.Si., M.Pd. *) Dosen Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro e mail : IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DISERTAI PEMBERIAN UMPAN BALIK BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA SMA SUNAN GIRI TAHUN AJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki Rahmat No.46 Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH. Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran. 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009.

BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH. Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran. 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009. BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH A. Lokasi dan waktu observasi Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009. B. Subyek dan obyek observasi

Lebih terperinci

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Konsentrasi Larutan dan Perhitungan Kimia Kelas X Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 3 Palu Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Langgenharjo 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada semester I (gasal) tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Aek Kuasan dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Ika Sriyanti 1), R.Poppy Yaniawati 2) 1,2 STKIP Subang 1 ikasriyanti99@gmail.com, 2 pyaniwari@unpas.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil BAB IV HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil rekaman tentang seluruh aktifitas dari pelaksanaan tindakan yang berlangsung di MI Roudlotus Salafiyah Pucung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Mariati Purnama Simanjuntak Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan mariati_ps@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3 Kalirejo Kudus. Adapun yang akan diteliti yaitu hasil belajar siswa

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 1, Maret 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) SD Negeri Wanatawang 03 Songgom Brebes *Diterima September 2016, disetujui November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 01 s.d April 01, karena waktu itu awal semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI Fitrianty Munaka 1, Zulkardi 2, Purwoko 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS 32 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Adek Hanna Tri Hartati SD Negeri 200515 Padangsidimpuan, kota Padangsidimpuan Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Insani, Samsurizal M. Suleman, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Luas Persegi dan Persegi Panjang di Kelas IV SD Inpres 2 Slametharjo Miswadi, Dasa Ismaimuza, dan I Nyoman Murdiana

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Arma Mariangke, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 1 (1) (2012) 57-62 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii UPAYA MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY SISWA KELAS X SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

Lili Solikhati 1) Siti Maimunah 1) Malikhatun 1) Sunanto 1) Bre Wirabudi 1) 1)Guru SMP Negeri I Bulakamba Kabupaten Brebes, Tegal,.

Lili Solikhati 1) Siti Maimunah 1) Malikhatun 1) Sunanto 1) Bre Wirabudi 1) 1)Guru SMP Negeri I Bulakamba Kabupaten Brebes, Tegal,. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 10 No 2 (2015) 33-42 UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMK YUDHA KARYA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan di Indonesia peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu

Lebih terperinci

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Nyoman Rohadi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya 17 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya yang beralamatkan di jalan Pendidikan No 32 Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Bruner beranggapan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan (discovery) memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH YUSNAWATI Guru SMP Negeri 2 Kuantan Mudik yusnawati445@gmail.com ABSTRAK Dari hasil pengamatan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 SUSUKAN kelas VII F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari siswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli Nilwati M. Nur Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten pasawaran dengan jumlah siswa 22 orang, laki-laki 11 dan perempuan 11 orang. B. Tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam adalah Ilmu yang merupakan terjemahan katakata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SOAL CERITA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE CTL PADA SISWA KELAS X-1 DI SMA NEGERI 1 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SOAL CERITA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE CTL PADA SISWA KELAS X-1 DI SMA NEGERI 1 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SOAL CERITA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE CTL PADA SISWA KELAS X-1 DI SMA NEGERI 1 TEBING TINGGI Lamhot Mariana Hutabarat Guru SMA Negeri 1 Tebing Tinggi Surel

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) JUDUL : MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS XI SMAN 48 SEMESTER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,

Lebih terperinci

Ega Gradini 1. Abstrak

Ega Gradini 1. Abstrak Ega Gradini, Penerapan Model Pembelajaran,... Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbantukan Worksheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Trigonometri Mahasiswa

Lebih terperinci

selanjutnya dapat dibuat diagram di bawah ini.

selanjutnya dapat dibuat diagram di bawah ini. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Untuk Melihat hasil belajar siswa, pada akhir proses pembelajaran penulis melakukan tes formatif. Pada Pra siklus, siklus I dan II proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video Taufik Nur Akbar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci