BAB I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana transportasi maka semakin baik pula potensi perkembangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana transportasi maka semakin baik pula potensi perkembangan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah berbanding lurus dengan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di wilayah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarana transportasi maka semakin baik pula potensi perkembangan yang mungkin akan dicapai dalam suatu wilayah. Sektor transportasi wilayah menjadi hal yang sangat vital dalam proses perkembangan wilayah. Pembangunan sarana dan prasarana oleh pemerintah daerah berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi (Kuncoro, 2004). Syarat fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan penduduk. Bertambahnya infrastruktur dan perbaikannya oleh pemerintah daerah diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Jaringan jalan merupakan salah satu bagian di dalam sektor transportasi. Jaringan jalan yang baik akan mempercepat perputaran aktivitas sosial, aktivitas ekonomi maupun aktivitas lainnya. Semakin baik jaringan jalan maka semakin banyak pula intensitas pertemuan yang mungkin terjadi dalam satu hari di dalam wilayah tersebut. Jaringan jalan ditambah prasarana transportasi yang mendukung aksesibilitas seperti jembatan, halte bus maupun prasarana lain menambah kuat peran jaringan jalan sebagai faktor penting penunjang perkembangan suatu wilayah. Selain memiliki sisi positif terhadap pengembangan suatu wilayah, jaringan jalan juga dapat memberikan dampak negatif. Jaringan jalan yang buruk di suatu 1

2 wilayah akan mengurangi intensitas dari aktivitas-aktivitas yang terjadi di daerah tersebut. Aktivitas-aktivitas yang semakin berkurang di wilayah tersebut beralih ke wilayah yang memiliki jaringan jalan yang baik. Wilayah yang jaringan jalannya buruk akan terhambat pembangunannya akibat menurunnya intensitas dari aktivitas dan kegiatan. Sebaliknya aktivitas yang harusnya ada di wilayah tersebut akan teralihkan ke wilayah yang jaringan jalannya lebih baik sehingga wilayah yang jaringan jalannya baik akan semakin maju. Perbedaan kualitas jaringan jalan ini harus dapat diatur sedemikian rupa dalam perencanaan pengembangan wilayah agar setiap wilayah mampu untuk berkembang sesuai dengan potensinya dan tidak saling menjatuhkan. Loa Janan Ilir merupakan kecamatan yang berada di barat daya pusat Kota Samarinda. Kecamatan Loa Janan Ilir merupakan kecamatan yang akses jalan utamanya adalah Jalan Ciptomangunkusumo yang merupakan jalan poros Samarinda Tenggarong dan Samarinda Balikpapan. Sebelum tahun 2001 jalan ini selalu dilewati oleh masyarakat yang bepergian antara Samarinda Tenggarong maupun Samarinda Balikpapan. Masyarakat selalu melewati jalan ini karena jalan ini merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan ketiga kota besar yang ada di Kalimantan Timur. Waktu tempuh Samarinda Tenggarong memakan waktu 1 jam 30 menit perjalanan normal. Sedangkan waktu tempuh Samarinda Balikpapan memakan waktu 3 (tiga) jam. Jalan ini merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan 3 (tiga) kota besar. Karena itu, jalan ini banyak terdapat kegiatan perdagangan baik kegiatan perdagangan skala mikro sampai makro. 2

3 Intensitas kendaraan yang lewat di Jalan Ciptomangunkusumo mulai menurun pada tahun 2001 saat Jalan HM. Riffadin resmi digunakan. Jalan yang memiliki panjang sekitar 25 kilometer ini merupakan jalan baru yang tujuan dibangunnya adalah untuk memangkas waktu perjalanan antara Samarinda Balikpapan dan sebaliknya. Perjalanan melewati jalan ini akan memangkas waktu perjalanan Samarinda Balikpapan yang awalnya sekitar 3 jam menjadi sekitar 2 jam 15 menit. Pada tahun yang sama Jembatan Kutai Kertanegara yang menghubungkan Samarinda Tenggarong resmi dioperasikan. Akses ke dua kota menjadi lebih cepat yang dari awalnya 1,5 jam menjadi hanya 30 menit. Terpotongnya waktu tempuh yang sangat signifikan membuat banyak masyarakat yang beralih menggunakan jembatan ini ketimbang menggunakan Jalan Ciptomangunkusumo yang waktu tempuhnya lebih lama. Perbaikan akses jalan penghubung Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Tenggarong mengakibatkan menurunnya jumlah pengguna Jalan Ciptomangunkusumo. Jalan ini menjadi jarang dilewati karena waktu tempuhnya yang lebih lama dibandingkan jalan HM. Rifaddin dan Jembatan Kutai Kertanegara. Aktivitas ekonomi menjadi menurun karena kendaraan yang melintas semakin sedikit. Banyak pedagang pedangang kecil yang berjualan oleh-oleh khas daerah dan toko perlengkapan untuk perjalanan jauh gulung tikar. Peristiwa ini berlanjut dan semakin buruk dari tahun ke tahun hingga tahun Pada tahun 2009, pemerintah Kota Samarinda meresmikan Jembatan Mahakam Ulu (Mahulu) yang terletak di Kecamatan Loa Janan Ilir. Jembatan 3

4 Mahulu dibangun untuk mendukung jalan lingkar Kota Samarinda. Jembatan ini menghubungkan Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang yang dibelah oleh Sungai Mahakam. Selain itu, jembatan ini juga menghubungkan Kota Samarinda dengan Kota Balikpapan dan juga Kota Samarinda dengan Kota Tenggarong. Jembatan ini juga dibagun untuk mendukung Jembatan Mahakam yang pada saat ini penggunaannya sangat padat. Pada tanggal 29 September 2010, Pelabuhan Peti Kemas Palaran (TPK Palaran) resmi dioperasikan. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang pengiriman logistik dari Kota Samarinda dan Kawasan Hulu Mahakam ke Surabaya, Jakarta dan sebaliknya. Muatan yang ada di pelabuhan ini berisi barang-barang kebutuhan dasar masyarakat Kota Samarinda. Peti kemas yang berisi barang-barang kebutuhan dasar ini diangkut menggunakan kendaraan angkutan barang dan melewati Jembatan Mahulu. Jembatan Mahulu menjadi satusatunya akses jembatan yang dapat dilalui menuju Kota Samarinda karena Jembatan Mahakam tidak mampu menampung beban yang terlalu berat dari kendaraan angkutan barang. Penggunaan Jembatan Mahulu sebagai akses utama pendistribusian barang membuat kegiatan perekonomian kembali menggeliat di Kecamatan Loa Janan Ilir, khususnya kegiatan perdagangan di sepanjang Jalan Ciptomangunkusumo. Jalan ini merupakan ruas jalan yang harus dilewati apabila ingin melintasi Jembatan Mahulu. Selain itu, pada tahun 2011 Jembatan Kutai Kertanegara yang baru saja dibangun pada tahun 2001 runtuh. Hal ini menyebabkan akses Kota Samarinda Kota Tenggarong kembali ke jalur yang lama yaitu melewati jalan ini. 4

5 Peningkatan intensitas kendaraan di Jembatan Mahulu dan Jalan Ciptomangunkusumo di Kecamatan Loa Janan Ilir memiliki dampak pada penduduk setempat. Akses masyarakat setempat menjadi lebih baik karena adanya jembatan ini. Selain itu, muncul banyak kegiatan perdagangan skala kecil di sepanjang jalan ini. Beberapa hal yang telah dijelaskan sebelumnya menimbulkan banyak akibatakibat terhadap Kecamatan Loa Janan Ilir terutama di sektor perdagangan. Karena itu, identifikasi pengaruh Jembatan Mahulu terhadap kegiatan perdagangan di Kecamatan Loa Janan Ilir merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Laju pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah berbanding lurus dengan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di wilayah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarana transportasi, maka semakin baik pula potensi perkembangan yang mungkin akan dicapai dalam suatu wilayah. Sektor transportasi wilayah menjadi hal yang sangat vital dalam proses perkembangan wilayah. Pembangunan sarana dan prasarana oleh pemerintah daerah berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi (Kuncoro, 2004). Syarat fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan penduduk. Bertambahnya infrastruktur dan perbaikannya oleh pemerintah daerah diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. 5

6 Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pokok. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi pedagang, terkait dengan dinamika pendapatan yang terjadi terhadap pembangunan Jembatan Mahulu di Kecamatan Loa Janan Ilir? 2. Bagaimana strategi pengembangan wilayah yang dapat dilakukan di Kecamatan Loa Janan Ilir dengan melihat perbaikan akses sekitar Jembatan Mahulu? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi dinamika pendapatan pedagang yang terjadi terhadap pembangunan Jembatan Mahulu di Kecamatan Loa Janan Ilir. 2. Merumuskan strategi pengembangan wilayah yang dapat dilakukan di Kecamatan Loa Jalan Ilir dengan melihat perbaikan akses sekitar Jembatan Mahulu. 1.4 Manfaat Penelitian berikut: Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara umum adalah sebagai 6

7 1. Sebagai bahan penilaian keberhasilan Jembatan Mahulu sebagai faktor penting perkembangan wilayah di Kota Samarinda khususnya Kecamatan Loa Janan Ilir. 2. Hasil studi ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi, dan masukan bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam mengambil kebijaksanaan dalam merumuskan strategi pengembangan di sektor perdagangan di Kecamatan Loa Janan Ilir diwaktu yang akan datang. 3. Studi yang dilakukan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya. 1.5 Tinjauan Pustaka Teori Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Sukirno (2000) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan Secara umum Teori pertumbuhan 7

8 ekonomi menurut para ahli dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Teori pertumbuhan ekonomi historis dan teori pertumbuhan ekonomi klasik dan neoklasik 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis antara lain, Frederich List, Karl Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow 1.1. Teori pertumbuhan ekonomi Frederich list ( ) Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut frederich list adalah tingkattingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen theorien (teori tangga). Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut: 1. Masa berburu dan mengembara. Pada masa ini manusia belum memenuhi kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri 2. Masa berternak dan bertanam. Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam 3. Masa Bertani dan kerajinan. Pada masa ini manusia sudah hidup menetap sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha sampingan. 8

9 4. Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan. Pada masa ini kerajinan bukan sebagai usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar Walt Whitmen Rostow ( ) W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut: 1. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society) ; Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai 2. Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off) ; Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi dan sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri. 3. Periode Lepas Landas (The take off) ; merupakan interval waktu yang diperlukan untuk mendobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan, kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas, tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat, investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional, dan 9

10 Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat. 4. Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity) ; Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern, investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat, output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk,barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri, serta tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern 5. Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption) ; Sektor-sektor industri merupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa, pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan, kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi, dan pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi 2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok 10

11 barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi klasik yang baru menjelaskan bahwa perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya. a. Teori Pertumbuhan Ekonomi menurut Adam Smith An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (teori tangan-tangan gaib). Teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu : 1. Pertumbuhan penduduk 2. Pertumbuhan output total Sedangkan pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini : 11

12 1. Sumber-sumber alam 2. Tenaga kerja (pertumbuhan penduduk 3. Jumlah persediaan b. Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan. Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. a. Teori pertumbuhan ekonomi Robert Sollow Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun Robert Sollow menekankan 12

13 perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja. b. Teori pertumbuhan ekonomi Harrod dan Domar RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947 pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar akan terjadi apabila ada peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja. c. Teori pertumbuhan ekonomi Joseph Schumpeter Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, dkk 1988). World Bank (1994) menyatakan bahwa secara garis besar infrastruktur dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis berdasarkan fungsinya, yaitu ; 1. Public utilities, terdiri dari system kelistrikan, telekomunikasi, pipa penyaluran air bersih, sanitasi dan drainase, tempat pembuangan sampah, dan pipa penyaluran gas.. 13

14 2. Public Works, terdiri dari jalan, dam atau kanal yang berfungsi untuk irigasi dan drainase 3. Other Transport Sectors, terdiri dari rel kereta api, transportasi public, dermaga dan lapangan terbang. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatanperalatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000). Infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Grigg (2000) menggambarkan secara sederhana hubungan antara infrastruktur dengan sistem sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam bentuk diagram. Diagram yang digambarkan Grigg menunjukkan bahwa secara ideal lingkungan alam merupakan pendukung dari sistem infrastruktur, dan sistem ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur. Sistem sosial sebagai objek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi. Social system Economics system Physical infrastructure Natural environment Gambar 1. Hubungan infrastruktur dengan sistem sosial, ekonomi, dan lingkungan 14

15 Dari diagram diatas dapat dikatakan bahwa lingkungan alam merupakan lingkungan pendukung dasar dari semua sistem yang ada. Peran infrastruktur sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan menjadi sangat penting. Infrastruktur yang kurang berfungsi akan memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya infrastruktur yang berlebihan untuk kepentingan manusia tanpa memperhatikan daya dukung akan merusak alam dan pada akhirnya akan merugikan manusia Infrastruktur Transportasi Transportasi merupakan proses pemindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1992). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan hakekat dari trasportasi adalah sebagai alat, teknik dan cara untuk mempersingkat jarak yang digunakan manusia dalam melakukan setiap aktivitasnya. Kualitas transportasi akan sangat bergantung dengan kualitas infrastruktur penunjang transportasi yang dibangun. Setiawan (2010) menyatakan dalam pengembangan wilayah, baik dalam lingkup wilayah kecil maupun wilayah besar seperti lingkup negara peran infrastruktur transportasi sangat vital peranannya. Infrastruktur transportasi dapat menciptakan mobilitas sosial dan ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat. Baiknya infrastruktur transportasi suatu wilayah akan sangat mempengaruhi kemampuan pengembangan wilayah tersebut. 15

16 1.5.4 Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan dan perkembangan infrastruktur memainkan peran yang besar di dalam pertumbuhan ekonomi. Semakin cepat pembangunan infrastruktur semakin menjamin tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah. Hubungan antara infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi belakangan ini telah menjadi salah satu topik ekonomi yang paling penting, baik dalam akademik maupun dalam lingkaran kebijakan. Infrastruktur pada dasarnya merupakan penggerak utama dalam aktivitas ekonomi (World Bank, 1994). Studi kasus yang digunakan dalam generalisasi pernyataan ini didasarkan pada Negara Jepang dan Amerika Serikat yang dalam setiap proses produksi komoditasnya menggunakan infrastruktur public dan ekonomi, baik telekomunikasi, kelistrikan, air dan lainnya. World Bank juga menyatakan bahwa penggunaan infrastruktur dalam penggerak utama kegiatan ekonomi bukan hanya sebagai konsumsi langsung dalam pengolahan komoditas, namun juga digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas. Contohnya infrastruktur digunakan untuk memangkas waktu proses pengolahan barang dan jasa, pengoptimalan waktu tempuh menuju tempat kerja sehingga efisiensi waktu dapat maksimal dan lainnya. Setiawan (2010) menyatakan bahwa infrastruktur merupakan salah satu dari driving force utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Infrastruktur memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Di sisi penawaran/supply, infrastruktur mendukung pertumbuhan dan pengentasan kemiskinan secara langsung ketika infrastruktur 16

17 berfungsi sebagai faktor produksi, dan secara tidak langsung, ketika infrastruktur mempromosikan kemajuan teknologi. Sebuah peningkatan jumlah modal infrastruktur diyakini memiliki efek langsung, yaitu adanya peningkatan pada faktor produktivitas lainnya. Hal ini juga diyakini untuk menghasilkan eksternalitas yang penting di berbagai kegiatan ekonomi, yang mungkin akan menyebabkan munculnya efek yang lebih besar dari apa yang diharapkan dari faktor yang pada dasarnya sederhana. Efek tidak langsung dapat beroperasi melalui berbagai hal. Antara lain, adanya keuntungan produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan dari peningkatan sistem informasi dan teknologi komunikasi, pengurangan waktu kerja yang tidak produktif menjadi lebih efektif, adanya perbaikan kesehatan dan pendidikan, dan lainnya. Di sisi permintaan/demand, infrastruktur memfasilitasi pemberian layanan yang orang butuhkan dan inginkan seperti air dan sanitasi, telekomunikasi seperti jaringan telepon dan internet dan transportasi. Ketika membicarakan masalah pengentasan kemiskinan, permasalahan absennya beberapa pelayanan infrastruktur dasar menjadi dimensi yang paling penting yang harus diperhatikan. Peningkatan modal infrastruktur akan berdampak langsung pada pengurangan kemiskinian. Infrastruktur muncul secara signifikan terkait dengan pertumbuhan per kapita produk domestik bruto (PDB) dalam beberapa dekade terakhir, terutama terkait modal infrastruktur sebagai faktor produksi. Hubungan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi memiliki asumsi bahwa variasi dari layanan infrastruktur adalah salah satu penggerak utama yang menyebabkan perbedaan dalam produktivitas perusahaan 'di seluruh wilayah dan negara. kekurangan infrastruktur dapat menyebabkan kerugian efisiensi produktif. 17

18 Misalnya, akses ke pasar dan interaksi dengan klien potensial bergantung pada keberadaan dan keunggulan transportasi dan jaringan telekomunikasi, dan ketika gagal, perusahaan mungkin menderita kerugian dari kurangnya akses terhadap peluang pasar, biaya logistik yang lebih tinggi dan tingkat persediaan, atau kerugian informasi Perdagangan Dalam pembangunan ekonomi, sektor perdagangan memiliki peranan penting dan perlu mendapat perhatian. Hal ini karena perdagangan merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang cepat, walaupun di masa datang mungkin cenderung akan tergeser oleh peranan sektor jasa yang lain (Hugo, 1987 : 283). Boediono (1983) menyatakan bahwa perdagangan dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kesukarelaan dari masing-masing pihak. Pertukaran yang terjadi karena adanya paksaan, ancaman perang dan sebagainya tidak termasuk di dalam arti perdagangan. Penjabaran ini memberikan salah satu faktor tambahan terjadinya perdagangan, yaitu kesukarelaan masing-masing pihak yang terlibat untuk melakukan pertukaran. Kehendak dan kesukarelaan masingmasing pihak ini didorong adanya keuntungan/laba dari kegiatan tukar-menukar yang dilakukan. Hal ini berarti pula bahwa perdagangan atau pertukaran pada umumnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi pihak-pihak yang melakukannya. Keuntungan yang diperoleh dari adanya perdagangan ini disebut gain from trade. Namun besarnya manfaat yang diperoleh masing-masing pihak yang melakukan 18

19 perdagangan ditentukan oleh kekuatan masing-masing pihak dalam proses tawarmenawar. Perdagangan dapat diartikan sebagai pertukaran barang antara produsen dan konsumen dalam berbagai tingkatan (individu/kumpulan). Perdagangan adalah semua tindakan yang tujuannya untuk menyampaikan barang untuk tujuan hidup sehari-hari, prosesnya berlangsung dari produsen kepada konsumen. Orang yang pekerjaannya memperjualbelikan barang atas dasar prakarsa dan resiko dinamakan pedagang. Perdagangan secara umum dibedakan atas perdagangan besar dan kecil. Dalam perdagangan besar kegiatan jual-beli berlangsung secara besar-besaran. Dalam praktiknya, perdagangan besar tidak dijual/disampaikan langsung kepada konsumen atau pengguna. Sedangkan dalam perdagangan kecil, jual-beli berlangsung secara kecil-kecilan dan barang dijual langsung kepada konsumen. Perdagangan merupakan sektor penting dalam perekonomian nasional yang pengeruhnya dapat diidentifikasi melalui produk domestik bruto dan angka penyerapan tenaga kerja. Kegiatan perdagangan menciptakan lapangan kerja melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, yaitu dengan kapasitas penyerapan tenaga kerja yang besar. Penciptaan lapangan kerja ini yang menjadi aktor utamanya adalah perdagangan itu sendiri, dimana kegiatan perdagangan di wilayah ini memang memiliki daya serap tenaga kerja yang besar. Secara tidak langsung maksudnya perluasan serapan tenanga kerja berdasar dari perluasan pasar yang terjadi antar kegiatan perdagangan dengan memperlancar penyaluran dan pengadaan bahan baku. Hal ini akan meningkatkan kegiatan 19

20 produksi yang dapat menyerap lebih bayak tenaga kerja di sektor industri.. Pembangunan perdagangan merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi yang mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemertaaan dan memberikan sumbangan yang berarti dalam menciptakan lapangan usaha serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan (Sood 1995). Aktivitas perdagangan dan investasi dinyakini sangat berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah dimana multiplier effect yang ditimbulkan sangat besar melalui pemanfaatan sumber daya secara optimal dan pertukaran produksi antar daerah maupun lintas sektor. Perdagangan dan investasi dapat menjadi pendorong lajunya perekonomian daerah dan meningkatnya kesejahteraan. Fungsi utama perdagangan adalah memindahkan barang maupun jasa di lokasi yang barang tersebut berlimpang ataupun kurang dibutuhkan ke lokasi yang barang tersebut sangat dibutuhkan maupun tidak tersedia disana. Kegiatan perdagangan dalam perspektif ekonomi berfungsi sebagai jembatan antara kegiatan produksi dan konsumsi, produksi memiliki potensi yang lebih besar untuk berkembang dan tumbuh jika kegiatan perdagangan yang aktivitas utamanya adalah mengedarkan barang dari produsen ke konsumen berjalan baik. Adanya jaminan kelancaran peredaran barang dari tangan produsen ke tangan konsumen akan mendorong perkembangan dan pertumbuhan produksi. (Soedjono, 1983: 50) Klasifikasi Kegiatan Perdagangan yaitu : Buchari (2007) menentukan klasifikasi kegiatan perdagangan menjadi 2 jenis, 20

21 1. Perdagangan Besar Perdagangan besar merupakan kegiatan perdagangan yang skalanya besar, modal besar, dan produk dagangannya tidak langsung sampai kepada konsumen. Produk dagang dari perdagangan besar diterima terlebih dahulu oleh pedagang eceran yang akan dijual kepada konsumen. 2. Perdagangan eceran Perdagangan eceran adalah kegiatan perdagangan yang skalanya kecil, modal terbatas dan barang yang dijadikan komoditi berasal dari pedagang besar. Pedagang eceran kemudian akan menyalurkan barang dagangannya langsung kepada konsumen Jenis Pedagang Jenis perdagang dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 23/MPP/KEP/1/1998 dibagi menjadi 3 jenis, yaitu ; 1. Pedagang Besar Pedagang besar adalah pedagan yag diidentifikasi memiliki skala penjualan yang luas, modal besar, dan produk dagangannya tidak langsung sampai kepada konsumen. Produk dagang dari perdagang besar diterima terlebih dahulu oleh pedagang eceran yang akan dijual kepada konsumen. 2. Pedagang eceran Perdagangan eceran adalah kegiatan perdagangan yang skalanya lebih kecil daripada perdagangan besar, modal umumnya terbatas dan barang yang dijadikan komoditi berasal dari pedagang besar. Pedagang eceran kemudian 21

22 akan menyalurkan barang dagangannya langsung kepada konsumen. Pedagang eceran ini dapat dibedakan lagi menjadi 2 jenis pedagang eceran, yaitu ; 2.1. Pedagang eceran skala besar Pedagang eceran skala besar merupakan pedagang eceran yang skala atau jangkauan aktivitasnya cukup luas dan modal usaha cukup besar. Pedagang ini memperoleh barang dagangannya langsung dari pedagan besar. Barang dagangan ini nantinya akan dijual kembali ke pedagang eceran skala kecil yang akan menyalurkannya kepada konsumen 2.2. Pedagang eceran skala kecil Pedagang eceran skala kecil memiliki jangkauan aktivitas perdagangan yang kecil dan modal usaha terbatas. Pedagang ini memperoleh barang dari pedagang eceran skala besar dan langsung menyalurkannya kepada konsumen. 3. Pedagang Informal Pedagang informal adalah pedagang yang secara umum tidak memiliki lokasi yang tetap untuk melakukan kegiatan perdagangan dan umumnya berpindahpindah lokasi. Pedagang ini biasanya menawarkan barang atau jasa dari satu tempat ke tempat lain. Contohnya adalah tukang pijat, penjual bakso dan lainnya. 22

23 1.6 Kerangka Pemikiran Pembangunan infrastruktur sejatinya merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan wilayah. Peningkatan ekonomi, termasuk kegiatan perdagangan dan jasa di suatu suatu wilayah berbanding lurus dengan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang dibangun di wilayah tersebut. Pembangunan infrastruktur transportasi untuk mencapai manfaat yang maksimal tentu saja harus diselingi dengan manajemen transportasi yang baik. Manajemen transportasi yang ini harus didukung dengan perencanaan transportasi yang baik pula. Manajemen yang baik akan membuat infrastruktur transportasi mencapai manfaat maksimal dan mampu memberikan multiplier effect kepada sektor-sektor lain yang ada di wilayah infrastruktur tersebut dibangun. Penelitian ini bertujuan untuk dapat melakukan analisis mengenai pengaruh yang terjadi akibat dari pembangunan infrastruktur transportasi terhadap kegiatan perdagangan di Kecamatan Loa Janan Ilir Pembangunan Jembatan Mahulu yang menghubungkan Kecamatan Loa Janan Ilir dan Loa Buah menambah aksesibilitas Kecamatan Loa Janan Ilir menjadi lebih baik. Aksesibilitas mampu membawa kegiatan perdagangan dan jasa di kecamatan ini menjadi lebih maju daripada sebelumnya. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka secara ringkas kerangka pemikiran untuk penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut : 23

24 Pembangunan Infrastruktur : Jembatan Mahulu Peningkatan Kegiatan Perdagangan Kecamatan Loa Janan Ilir Keuntungan Nonekonomi Pendapatan Jumlah Pelaku Perdagangan Kebijakan Pemerintah Arah Pengembangan Wilayah Strategi Pengembangan Wilayah Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian 24

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara

Lebih terperinci

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya

Lebih terperinci

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Teori Pembangunan Ekonomi Macam-Macam Teori Pembangunan Ekonomi Teori Pembangunan Ekonomi (Keynesian) Teori Pembangunan Ekonomi (Rostow) Tahapan - Tahapan Pembangunan Ekonomi Oleh: Hendry Wijaya, SE.,

Lebih terperinci

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori Pertumbuhan Ekonomi Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter,

Lebih terperinci

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar BAB II STUDI KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya yang merupakan studi penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah 16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ekonomi Pembangunan Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. 4. Berikut ini adalah indikator pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

LEMBARAN SOAL. 4. Berikut ini adalah indikator pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : EKONOMI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPS Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Pengertian pembangunan ekonomi adalah... a. Suatu proses yang terus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi Banyak yang menilai bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi itu sama, padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno pembangunan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.2

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.2 SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.2 1. Teori yang dikemukakan oleh David Ricardo adalah Pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN MAHULU TERHADAP KEGIATAN PERDAGANGAN DI KECAMATAN LOA JANAN ILIR KOTA SAMARINDA.

IDENTIFIKASI PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN MAHULU TERHADAP KEGIATAN PERDAGANGAN DI KECAMATAN LOA JANAN ILIR KOTA SAMARINDA. IDENTIFIKASI PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN MAHULU TERHADAP KEGIATAN PERDAGANGAN DI KECAMATAN LOA JANAN ILIR KOTA SAMARINDA Fikri Fauzi Firdaus fikri.fauzi.f@mail.ugm.ac.id Joko Christanto joko_yogya@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu : BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan antar wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu : Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku walaupun terjadi secara berlanjut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku walaupun terjadi secara berlanjut dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi menggambarkan tentang kenaikan rill dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. prioritas nasional dalam proses pencapain pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. prioritas nasional dalam proses pencapain pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah pembangunan ekonomi Indonesia, infrastruktur ditempatkan pada prioritas nasional dalam proses pencapain pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan

Lebih terperinci

ekonomi Tujuan Pembelajaran

ekonomi Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Semester 1 Kelas XI SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya dan Studi empiris yang dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya dua abad

Lebih terperinci

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Kuliah 6 Paradigma Pentahapan 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Paradigma Pentahapan Dipopulerkan oleh W.W. Rostow dalam bukunya The Stages Economic Growth. Merupakan pandangan seorang economic historian ttg

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi BAB I KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Bila di dalam suatu masyarakat tersedia sejumlah pekerjaan yang cukup, sehingga orang-orang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun akan menimbulkan konsekwensi kebutuhan konsumsi juga bertambah dan dengan sendirinya dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi pemahaman yang sama dengan pertumbuhan ekonomi (Jhingan, 1988:4-5). Pertumbuhan ekonomi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembangunan Ekonomi Pembangunan adalah suatu proses yang mengalami perkembangan secara cepat dan terus-merenus demi tercapainya kesejahteraan masyarakat sampai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Evolusi teori pertumbuhan ekonomi dimulai dari teori teori pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Evolusi teori pertumbuhan ekonomi dimulai dari teori teori pertumbuhan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Evolusi teori pertumbuhan ekonomi dimulai dari teori teori pertumbuhan linier yang diungkapkan oleh Adam Smith, Karl Max, dan Rostow.Teori pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pengertian pertumbuhan ekonomi sudah banyak dirumuskan dengan sudut pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Indeks Pembangunan Manusia Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW A. TEORI ROSTOW Teori pembangunan ekonomi Rostow pada mulanya dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956), kemudian dikembangkan dalam bukunya The Stages of Economic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

Materi 2 Ekonomi Mikro

Materi 2 Ekonomi Mikro Materi 2 Ekonomi Mikro Hubungan Pelaku Ekonomi Dalam Perekonomian Abstract Hubungan pelaku ekonomi dalam perekonomian dengan mempelajari sumberdaya aktivitas ekonomi yang saling berkaitan dalam kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan kapasitas pemerintahan daerah agar tercipta suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode

Lebih terperinci

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1. Pengertian dan Pembagian Dana Perimbangan 2.1.1.1. Pengertian Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

Bin Hasri, Sigit Santoso, Djoko Santoso TH Magister Pendidikan Ekonomi Program PASCASARJANA UNS

Bin Hasri, Sigit Santoso, Djoko Santoso TH Magister Pendidikan Ekonomi Program PASCASARJANA UNS ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DAERAH DI KABUPATEN NGAWI Bin Hasri, Sigit Santoso, Djoko Santoso

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, memantapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dalam UUD 1945 (Ramelan, 1997). Peran pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

Dampak dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar daerah di Provinsi Jambi

Dampak dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar daerah di Provinsi Jambi Jurnal Paradigma Ekonomika Vol. 12. No. 2, Juli -Desember 2017 ISSN: 2085-1960 (print) Dampak dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan antar daerah di Provinsi Jambi Dodi Chandra 1,

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan negara sedang berkembang lainnya. Karakteristik perekonomian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perekonomian suatu negara memberikan pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Jika keadaan perekonomian suatu negara itu meningkat, berarti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

Kajian Pustaka Keterkaitan Infrastruktur Publik dan Ekonomi Oleh : Ir. Putu Rudi Setiawan Msc

Kajian Pustaka Keterkaitan Infrastruktur Publik dan Ekonomi Oleh : Ir. Putu Rudi Setiawan Msc Kajian Pustaka Keterkaitan Infrastruktur Publik dan Ekonomi Oleh : Ir. Putu Rudi Setiawan Msc Terdapat beragam pengertian tentang infrastruktur publik. Salah satunya, World Bank (1994) yang mendefinisikan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat. SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat Rumusan Sementara A. Pendahuluan 1. Dinamika impelementasi konsep pembangunan, belakangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim dipergunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan mempertimbangkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Rostow pembangunan merupakan perubahan dari keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi yang dapat dijelaskan dalam suatu seri

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TENGAH. Margo Tando Binti

ANALISA PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TENGAH. Margo Tando Binti ANALISA PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TENGAH Margo Tando Binti Email : margotandobinti@gmail.com STIE Palangka Raya ABSTRACT The economic growth is used

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, yaitu perubahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

Hasil penelitian Alfirman dan Sutriono (2006) yang meneliti masalah hubungan. pengeluaran rutin dengan produk domestik bruto (PDB) menemukan bahwa

Hasil penelitian Alfirman dan Sutriono (2006) yang meneliti masalah hubungan. pengeluaran rutin dengan produk domestik bruto (PDB) menemukan bahwa BAB II KAJIAN PUSTAKA Hasil penelitian Alfirman dan Sutriono (2006) yang meneliti masalah hubungan pengeluaran rutin dengan produk domestik bruto (PDB) menemukan bahwa pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di 120 No. 1 2 3 4 Tabel 3.5 Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dalam MP3EI di Kota Balikpapan Proyek MP3EI Pembangunan jembatan Pulau Balang bentang panjang 1.314 meter. Pengembangan pelabuhan Internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial-budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial-budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangkutan atau transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam mendukung segala aspek kehidupan dan penghidupan, baik dibidang ekonomi, sosial-budaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi dinegara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan

Lebih terperinci

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena itu semua wilayah mencanangkan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah usaha atau kebijakan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah usaha atau kebijakan yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi ditempatkan pada urutan yang pertama dari seluruh aktifitas pembangunan. Pada hakekatnya pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah atas keperluan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banyuwangi Tahun (PDRB)

Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banyuwangi Tahun (PDRB) Wahyudi et al., Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi... 67 Analisis Pengaruh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Banyuwangi 2010-2014 (PDRB) Analysis of

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Strategi dan Tiga Agenda Utama Strategi pembangunan daerah disusun dengan memperhatikan dua hal yakni permasalahan nyata yang dihadapi oleh Kota Samarinda dan visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA AHMAD RAIHAN NUARI Email : ahmadraihannuari@yahoo.com Graduate Student, Economic Department, State University of Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling penting ialah transportasi. Transportasi sangatlah penting bagi masyarakat karena suatu

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Perkembangan Kota Branch (1996), mengatakan bahwa perkembangan suatu kota dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia telah dituangkan pada program jangka panjang yang disusun oleh pemerintah yaitu program Masterplan Percepatan Perluasan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Sektor Informal Konsep sektor informal berawal dari prakarsa seorang ahli antropolog asal Inggris yaitu Keith Hart, melalui studinya setelah mengamati

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai teori pembangunan ekonomi, mulai dari teori ekonomi klasik (Adam Smith, Robert Malthus dan David Ricardo) sampai dengan teori ekonomi modern (W.W. Rostow dan

Lebih terperinci