NUMERAL CLASSIFIER YANG MENYATAKAN UKURAN DALAM BAHASA INDONESIA. Sri Wahyuni Universitas Andalas ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NUMERAL CLASSIFIER YANG MENYATAKAN UKURAN DALAM BAHASA INDONESIA. Sri Wahyuni Universitas Andalas ABSTRACT"

Transkripsi

1 NUMERAL CLASSIFIER YANG MENYATAKAN UKURAN DALAM BAHASA INDONESIA Sri Wahyuni Universitas Andalas ABSTRACT As family of Austronesian language, Indonesian is one of language which using the numeral classifier. Numeral classifier is a word using in the numeral phrase. One of the classifications of numeral classifier is mensural classifier. In Indonesian, numeral classifier can be found in every measurement unit with explaining the accurate value in international unit and classifier in traditional ways. In traditional Indonesian, the unit of length, size and volume founding in numeral classifier are based on the form or state of human body parts, such as hands and feet. In units of weight, there are several international units of numeral classifiers which pronounced in Indonesian, such as gram, ons, pon, kilogram, kwintal, ton, and the troy ons. In other way, the numeral classifiers based on traditional Indonesian units are kati, pikul, koyan, bahara, bungkal, and rial. The numeral classifier for unit of length based on the international units which pronounced in Indonesian are millimeter, sentimeter, meter, inci, dim, kaki, yard, mil, mil laut and elo. In other hand, there are also the traditional Indonesian based numeral classifier unit, such as jari, jengkal, hasta, depa and tapak. In measuring the distances, the traditional unit use numeral classifiers of langkah, pal, tombak, and joyana. Numeral classifiers for unit of area based on international unit which pronounced in Indonesian are meter persegi, hektar, and mil persegi. The traditional Indonesian unit also have the numeral classifiers, such pantak, pancang, and Ban. To measure unit of size, there are found several numeral classifiers in Indonesian unit, such as cekak (kacak) and cak. Numeral classifiers for unit of volume base on international unit which pronounce in Indonesian are liter, sese (cc), galon, barel and kubik. In traditional Indonesian unit, the numeral classifier for unit of volume are cubit, genggam, and raup. Keywords: numeral classifier, Indonesian language 1. Pendahuluan Numeral classifier ditemui dalam berbagai bahasa di dunia. Aikhenvald (2000) menyatakan bahwa bahasa-bahasa yang memiliki numeral classifier terbentang luas, mulai dari Cina sampai dengan sebagian India, Benua Amerika dan Amerika Selatan bagian tengah. Aikhenvald menggambarkannya seperti terlihat dalam peta berikut.

2 Linguistika Kultura, Vol.07, No.01/Juli/2013 Sumber: Aikhenvald (2000:122) Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Sebagaimana umumnya bahasa-bahasa Austronesia, bahasa Indonesia adalah bahasa yang memilki numeral classifier. Numeral classifier adalah kata yang biasanya dipakai di dalam frasa numeralia. Dalam frasa numeralia, numeral classifier selalu hadir bersama kata bilangan. Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai istilah untuk menyebut kategori ini. Ada yang menyebutnya dengan kata bantu bilangan (Keraf, 1984, Brataatmaja, 1987, dan Walujeng, 2002), ada pula yang menyebutnya dengan kata penggolong (Kridalaksana, 1994, Hasan, 2000, dan Kentjono, 2004), bahkan, ada pula yang menyebutnya dengan kata satuan (Ramlan,1983) dan kata penyukat (Ramlan, 1993). Dalam mengklasifikasikan numeral classifier berdasarkan sudut pandang fungsional, Aikhenvald membaginya menjadi dua jenis yang didasarkannya pada pembagian menurut Lyon (1977), yaitu sortal dan mensural. Sortal adalah numeral classifier untuk menghitung satu persatu unit benda secara individual, sedangkan mensural adalah numeral classifier yang menyatakan ukuran (Aikhenvald, 2000: ). Berbeda dengan Aikhenvald, Mizuguchi (2004) mengklasifikasikan numeral classifier atas 3 jenis, yakni: numeral classifier individual; numeral classifier kolektif; dan numeral classifier ukuran. Yang dimaksud dengan numeral classifier individual adalah classifier untuk menghitung unit terkecil atau untuk menghitung secara satu persatu benda-benda padat yang nyata, dan untuk masing-masing benda tersebut digunakan classifier tertentu. Numeral classifier kolektif adalah classifier untuk menghitung benda-benda yang terbentuk dari dikumpulkannya beberapa unit terkecil atau beberapa individual, dan dalam menghitung bendanya tidak lagi berpusat pada benda tersebut secara individual, melainkan pada kelompok yang terbentuk dari beberapa anggota individu tersebut. Numeral classifier ukuran adalah classifier yang digunakan ketika mengukur suatu benda berdasarkan ukurannya dan benda tersebut dipahami bukan sebagai unit terkecil (Mizuguchi, 2004: 13-14). Dalam pengklasifikasian numeral classifier, sebagaimana terlihat di atas, walaupun terdapat perbedaan antara Aikhenvald dan Mizuguchi dalam membagi 58

3 Sri Wahyuni jenis-jenisnya, tetapi keduanya sepakat bahwa salah satu dari pengklasifikasian numeral classifier tersebut adalah terdapatnya numeral classifier yang menyatakan ukuran. Kiryū (2004) menjelaskan bahwa numeral classifier yang menyatakan ukuran, secara garis besarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: pertama, numeral classifier yang berupa satuan ukuran yang menyatakan jumlah yang akurat berdasarkan nilai ukuran; dan kedua, numeral classifier yang tidak disadari sebagai satuan terkecil tetapi digunakan sebagai satuan ukuran yang didasarkan pada bentuk atau keadaan benda yang menjadi ukuran tersebut. Dalam tulisan ini, numeral classifier yang menyatakan ukuran dalam bahasa Indonesia dibahas berdasarkan klasifikasi Kiryū tersebut. 2. Pembahasan Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa numeral classifier yang menyatakan ukuran. Ukuran tersebut adalah ukuran berat, ukuran panjang, ukuran volume, dan ukuran luas. Berikut dibahas numeral classifier untuk masing-masing satuan ukuran tersebut 2.1 Numeral classifier Satuan ukuran Berat Dalam bahasa Indonesia, ditemukan dua jenis numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran berat. Numeral classifier tersebut dapat berupa satuan ukuran yang menyatakan jumlah yang akurat berdasarkan nilai ukuran berat yang menggunakan satuan ukuran internasional dan ukuran berat yang menggunakan satuan ukuran tradisional. Numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran berat berdasarkan satuan ukuran internasional tersebut adalah: 1. gram 2. ons : 100 gram 3. pon : 500 gram =1/2 kilogram 4. kilogram : 1000 gram 5. kwintal : 100 kilogram 6. ton : 1000 kilogram 7. troy ons : 31 gram Meskipun dalam penggolongan di atas dinyatakan bahwa ons merupakan satuan ukuran berat internasional, tetapi berat yang dinyatakan dengan ons dalam ukuran Indonesia tidaklah sama dengan berat pada satuan yang berlaku internasional tersebut. Dalam skala Indonesia, 1 ons tersebut setara dengan 100 gram, sedangkan dalam satuan ukuran internasional, setara dengan 28 gram. Penggunaan satuan ukuran ons yang setara dengan 100 gram tersebut, mengacu pada satuan ukuran menurut satuan ukuran Belanda. Sama halnya dengan ons, satuan ukuran kwintal juga mempunyai nilai ukuran yang berbeda antara Indonesia dengan yang diacu oleh internasional. Secara internasional, satuan ukuran kwintal mengacu pada 100 unit berat. Artinya, 1 kwintal itu bisa berarti 100 kilogram, kalau unitnya adalah kilogram, bisa pula berarti 100 pon kalau unitnya adalah pon. Akan tetapi, di Indonesia, ukuran kwintal juga mengacu pada ukuran yang digunakan oleh Belanda, yaitu menetapkan unit yang diacu oleh kwintal tersebut hanya kilogram. Jadi 1 kwintal setara dengan 100 kg. 59

4 Linguistika Kultura, Vol.07, No.01/Juli/2013 Dalam bahasa Indonesia, gram, ons, kilogram, kwintal, dan ton adalah numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran berat yang umum digunakan untuk menimbang bobot dari berbagai macam benda. Pada zaman dahulu, pon pun demikian, tetapi sekarang, numeral classifier ini hampir tidak digunakan lagi. Berbeda dengan pon, walaupun pada pemakaian yang terbatas, troy ons adalah classifier yang masih digunakan sampai saat ini. Classifier ini biasa digunakan dalam menghitung bobot emas. Selain numeral classifier yang menyatakan satuan berat yang berskala internasional, dalam bahasa Indonesia terdapat pula numeral clasifier satuan ukuran berat secara tradisional. Pada saat ini, numeral classifier jenis ini sudah jarang digunakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Numeral classifier yang merupakan satuan ukuran berat tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kati Kati adalah numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran yang pada zaman dahulu sering digunakan untuk mengukur bobot benda seperti daging, beras, dan jagung. Satuan ukuran kati memiliki nilai yang setara dengan ± 625 gram dalam satuan ukuran berat internasional. 2) Pikul Pikul dalam bahasa Indonesia bermakna membawa beban di atas bahu. Sebagai numeral classifier, pikul adalah satuan ukuran yang memiliki nilai bobot yang setara dengan 62,5 kilogram dalam satuan ukuran berat internasinal. 3) Koyan Koyan adalah numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran secara tradisional Indonesia, yang dahulunya sering digunakan untuk menghitung bobot biji-bijian, khususnya beras. Koyan memiliki bobot yang tidak tetap, yakni setara dengan 27 sampai dengan 40 pikul. 4) Bahara Dalam KBBI, bahara adalah kata benda yang berarti muatan. Sebagai numeral classifier, bahara adalah satuan ukuran yang bobotnya tidak tetap, tergantung kepada benda yang ditimbang. Jika benda yang ditimbang adalah agar-agar, bahara berbobot 12 pikul, jika yang ditimbang adalah tripang, bobotnya menjadi 3 pikul, sedangkan jika yang ditimbang itu adalah kayu (cendana) bobotnya menjadi 6 pikul. Oleh sebab itu, numeral classifier bahara setara dengan ±296 sampai dengan 560 pon dalam satuan ukuran internasional. Dalam bahasa Indonesia juga ditemukan beberapa numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran berat yang digunakan khusus untuk mengukur bobot logam mulia, seperti emas dan perak, juga untuk mengukur bobot batu permata. Numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran untuk mengukur bobot logam mulia adalah sebagai berikut: 1. tail/tahil : ±36,7 gram =1.2 troy ons 2. bungkal : sama dengan tail 3. kati : 20 tail 4. rial :1/2 tail = ±20 gram 60

5 Sri Wahyuni Sebagaimana terlihat di atas, bahwa numeral classifier kati, selain digunakan untuk menghitung berat biji-bijian, juga dapat digunakan untuk menghitung berat logam mulia. Ada hal yang menarik sehubungan dengan numeral classifier untuk satuan ukuran berat ini. Bobot kati akan berbeda jika digunakan untuk menimbang biji-bijian dengan menimbang logam mulia. Seperti terlihat di atas bahwa kati akan setara dengan 625 gram dalam ukuran internasional, jika digunakan untuk menimbang biji-bijian, tetapi jika digunakan untuk menimbang bobot logam mulia, satu kati akan setara dengan 20 tail atau ±73,4 gram. Numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran berat yang biasa digunakan untuk mengukur berat batu permata, seperti intan dan berlian adalah karat. Satuan ukuran ini jika dikonversi ke dalam satuan ukuran internasional akan setara dengan lebih kurang 200 miligram. 2.2 Numeral classifier Satuan Ukuran Panjang Dalam bahasa Indonesia, numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran panjang juga dapat dikelompokan menjadi dua jenis. Numeral classifier tersebut adalah numeral classifier yang berupa satuan ukuran yang menyatakan ukuran panjang yang akurat berdasarkan nilai ukuran panjang internasional dan numeral classifier tradisional Indonesia, yaitu satuan yang tidak disadari sebagai satuan terkecil, tetapi digunakan sebagai satuan ukuran panjang yang didasarkan pada bentuk atau keadaan benda yang menjadi ukurannya. Berikut akan dibahas kedua jenis numeral classifier tersebut Numeral classifier untuk menyatakan satuan ukuran yang digunakan untuk menunjukkan panjang suatu benda secara akurat dalam bahasa Indonesia adalah sama dengan satuan ukuran panjang yang digunakan secara internasional. Di antara numeral classifier satuan ukuran panjang yang digunakan secara internasional tersebut yang biasa digunakan dalam bahasa Indonesia adalah: 1. millimeter 2. sentimeter = 10 milimeter 3. meter = 100 sentimeter 4. kilometer = 1000 meter 5. inci = 2,54 sentimeter 6. dim = inci 7. kaki (fit) = 30,48 sentimeter 8. yard = 91,44 sentimeter 9. mil = 1.6 kilometer 10. mil laut = 1,852 kilometer 11. elo = 69 sentimeter Numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran panjang seperti milimeter, sentimeter, meter, dan kilometer merupakan satuan ukuran panjang internasional yang umum digunakan di Indonesia. Classifier tersebut digunakan untuk mengukur panjang benda-benda pada umumnya. Berbeda dengan itu, numeral classifier inchi, dim dan kaki adalah numeral classifier satuan ukuran panjang yang lazim digunakan sebagai satuan ukuran dalam bidang konstruksi. Dim dan inchi biasanya digunakan untuk mengukur panjang paku, sedangkan kaki umumnya digunakan untuk mengukur kaca. 61

6 Linguistika Kultura, Vol.07, No.01/Juli/2013 Yard adalah satuan ukuran yang dalam satuan ukuran internasional digunakan untuk mengukur jarak. Akan tetapi, dalam bahasa Indonesia, numeral classifier yard adalah satuan ukuran panjang yang digunakan untuk mengukur panjang kain. Mil dan mil laut adalah numeral classifier yang sama-sama digunakan sebagai satuan ukuran untuk pengukur jarak. Akan tetapi, satuan ukuran mil dibedakan dengan mil laut. Numeral classifier mil biasanya digunakan untuk mengukur jarak di darat, sedangkan mil laut digunakan untuk menghitung jarak di laut. Numeral classifier elo (berasal dari bahasa Inggris ell) adalah satuan ukuran yang mengacu kepada ukuran yang nilainya adalah sepanjang lengan bawah manusia, yaitu kira-kira 69 sentimeter. Ukuran panjang ini sudah tidak digunakan lagi dalam bahasa Indonesia saat ini. Numeral classifier kaki (fit) sebagai satuan ukuran panjang internasional juga memiliki ukuran yang berbeda dengan satuan ukuran yang digunakan di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Di Pulau jawa, yang dikatakan dengan kaki itu diperoleh dengan cara dua jempol tangan disinggungkan ujungnya hingga membentuk garis lurus, dan jari-jari yang lain tegak lurus dengan ibu jari. Yang dikatakan dengan satu kaki itu adalah panjang dari ujung kelingking yang satu sampai dengan ujung kelingking yang lain. Selain numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran yang akurat sebagaimana dijelaskan di atas, dalam bahasa Indonesia juga terdapat beberapa numeral classifier tradisional Indonesia, yaitu numeral classifier satuan ukuran panjang yang didasarkan pada bagian tubuh manusia, seperti tangan dan kaki. Numeral classifier tersebut adalah: 1) Jari Secara umum jari bermakna ujung tangan atau kaki yang beruas-ruas. Sebagai numeral classifier satuan ukuran panjang, jari adalah ukuran yang panjangnya sebesar satu jari orang dewasa. Jari yang biasanya digunakan sebagai satuan ukuran itu adalah jari telunjuk. 2) Jengkal Numeral classifier jengkal adalah ukuran sepanjang rentangan antara ibu jari tangan dan jari kelingking. 3) Hasta Hasta adalah numeral classifier satuan ukuran sepanjang lengan bawah, mulai dari ujung jari tengah sampai ke siku. 4) Depa Numeral classifier depa adalah satuan ukuran yang nilainya sepanjang kedua belah tangan orang dewasa yang direntangkan. Panjang tersebut diukur dari ujung jari tengah kanan sampai dengan ujung jari tengah kiri. 5) Tapak Berbeda dengan numeral classifier tradisonal Indonesia di atas, yang menjadikan ukuran tangan manusia sebagai patokan, pada numeral classifier tapak, yang menjadi patokan ukurannya adalah telapak kaki. Sebagai numeral 62

7 Sri Wahyuni classifier, tapak adalah satuan panjang seukuran telapak kaki manusia, yaitu mulai dari ujung ibu jari sampai dengan tumit. Selain dari numeral classifier satuan ukuran panjang di atas, dalam bahasa Indonesia terdapat pula numeral classifier kabung dan bidang. Kedua numeral classifier ini bukanlah numeral classifier satuan ukuran panjang yang didasarkan pada bagian tubuh manusia. Akan tetapi, patokan ukuran untuk keduanya adalah numeral classifier hasta yang telah dijelaskan di atas. Kabung adalah numeral classifier satuan ukuran yang panjangnya setara ± 4 hasta, sedangkan bidang adalah yang panjangnya setara dengan 5 hasta. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat beberapa numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran panjang tradisional yang biasa digunakan untuk mengukur jarak. Numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran jarak tersebut di antaranya adalah: 1) Langkah Numeral classifier langkah adalah satuan ukuran yang panjangnya sebesar jarak antara kaki kiri dan kaki kanan manusia ketika melangkah atau ketika berjalan. 2) Pal Numeral classifier pal, memiliki nilai ukuran yang berbeda antara yang digunakan di Pulau Jawa dengan yang digunakan di Pulau Sumatera. Di Pulau Jawa satu pal setara dengan 1506,943 meter, sedangkan di Pulau Sumatera, setara dengan 1851,85 meter. 3) Tombak Tombak adalah sejenis senjata berupa lembing yang agak panjang. Sebagai numeral classifier, tombak adalah satuan ukuran jarak yang nilainya setara dengan 12 kaki atau 4 meter. 4) Joyana Numeral classifier joyana adalah satuan ukuran jarak yang setara dengan 15 kilometer dalam satuan ukuran internasional. 2.3 Numeral classifier Satuan Ukuran Luas/ Besar Dalam bahasa Indonesia juga terdapat dua jenis numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran luas, yaitu numeral classifier yang berupa satuan ukuran yang menyatakan jumlah yang akurat berdasarkan nilai ukuran luas menurut satuan ukuran internasional dan ukuran luas yang menggunakan satuan ukuran tradisional. Numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran luas berdasarkan satuan ukuran internasional yang digunakan di Indonesia, antara lain adalah meter persegi (m 2 ), hektar (ha), dan mil persegi. Selain classifier satuan ukuran luas berdasarkan satuan ukuran internasional tersebut, dalam bahasa Indonesia terdapat pula beberapa classifier yang digunakan sebagai satuan ukuran tradisional Indonesia, yang biasanya digunakan untuk mengukur luas tanah atau lahan. Classifier tersebut adalah pancang, pantak dan bau. Secara umum, dalam bahasa Indonesia pancang berarti sepotong bambu (kayu) yang pangkalnya runcing yang ditancapkan ke tanah untuk tanda batas. Sebagai numeral classifier, pancang digunakan sebagai satuan ukuran untuk mengukur luas tanah atau lahan yang ukuran luasnya kira-kira 10 kali 10 meter. 63

8 Linguistika Kultura, Vol.07, No.01/Juli/2013 Sama seperti pancang, pantak adalah numeral classifier satuan ukuran yang digunakan nuntuk mengukur tanah atau lahan yang nilainya adalah 15 kali 10 depa. Berbeda dengan pancang dan pantau, bau adalah numeral classifier satuan ukuran yang memiliki nilai yang setara dengan 7096 meter persegi. Selain numeral classifier yang menyatakan satuan luas sebagaimana dijelaskan di atas, dalam bahasa Indonesia terdapat pula beberapa numeral classifier tradisional Indonesia, yang digunakan sebagai satuan ukuran untuk mengukur besarnya suatu benda. Satuan ukuran tersebut didasarkan pada bentuk atau keadaan jari yang menjadi ukurannya. Numeral classifier tersebut adalah: 1) Cekak atau kacak Cekak adapula yang menyebutnya dengan kacak adalah numeral classifier satuan ukuran yang ukurannya sebesar lingkaran yang dibentuk oleh pertemuan ujung ibu jari dengan dengan jari telunjuk atau jari tengah. 2) Cak Numeral classifier cak adalah satuan ukuran yang besarnya sebesar lengkungan ujung jari kedua belah tangan, yaitu dengan mempertemukan jari telunjuk kiri dengan jari telunjuk kanan dan ibu jari kiri dan ibu jari kanan. 2.4 Numeral classifier Satuan Ukuran Volume Dalam bahasa Indonesia terdapat numeral classifier satuan ukuran volume berdasarkan satuan ukuran yang akurat menurut standar ukuran internasional dan satuan ukuran tradisional Indonesia. Numeral classifier satuan ukuran volume yang berstandar ukuran internasional adalah sebagai berikut: 1. liter 2. sese (cc) : 0,001 liter 3. galon : 3,785 liter 4. barel : 158,998 liter 5. kubik : 1000 liter Berdasarkan satuan ukuran tradisional, dalam bahasa Indonesia juga ditemukan beberapa numeral classifier yang digunakan sebagai satuan ukuran penghitung volume. Numeral classifier tersebut adalah: 1) cupak : volumenya sedikit lebih banyak dari dibandingkan dengan liter 2) gantang : 4 cupak 3) sukat : gantang 4) kulah : 2 galon Dalam bahasa Indonesia, wadah juga dapat dijadikan sebagai numeral classifier satuan ukuran volume. Wadah yang dapat dijadikan sebagai numeral classifier satuan ukuran volume adalah semua wadah yang dapat diisi. Wadah yang biasa dijadikan sebagai numeral classifier satuan ukuran tersebut, di antaranya adalah belanga, botol, cangkir, ember, gelas, kancah, kaleng, kantong, karton, karung, keranjang, koper, kotak, kuali, mangkuk, peti, piring, sendok kecil (sendok teh), sendok makan, tempayan, dan tong. Sebagai numeral classifier 64

9 Sri Wahyuni wadah-wadah tersebut langsung menempel ke kata bilangan. Perhatikan contoh berikut: (a). dua buah piring KBil CL KB (wadah) (b). nasi dua piring KB KBil CL Dari contoh di atas terlihat bahwa wadah (piring) pada contoh (a) tidak langsung berdekatan dengan numeralnya, melainkan dibatasi oleh numeral classifier yaitu buah. Oleh karena itu, kata piring pada contoh tersebut tidak dapat digolongkan sebagai numeral classifier satuan ukuran volume yang berupa wadah, melainkan sebagai wadah yang berupa kata benda. Berbeda dengan itu, pada contoh (b) terlihat bahwa piring sebagai wadah dapat bergabung langsung dengan kata bilangan. Oleh sebab itu, wadah di sini bukanlah sebagai kata benda, melainkan sebagai numeral classifier. Selain numeral classifier satuan ukuran volume yang didasarkan pada bentuk wadah, dalam bahasa Indonesia juga terdapat numeral classifier tradisional yang berupa satuan ukuran yang didasarkan pada bagian tubuh manusia, khususnya tangan. Numeral classifier satuan ukuran volume yang didasarkan bentuk tangan atau bagian dari tangan sebagai satuan ukuran volume adalah sebagai berikut: 1. Cubit : volume yang dapat diambil di antara jari jempol dan jari telunjuk 2. Genggam : volume sebanyak yang dapat diletakkan di atas sebelah tangan. 3. Raup : volume sebanyak yang dapat diambil dengan dua belah tangan. 3. Simpulan Dari uraian di atas dapt ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Dalam bahasa Indonesia, pada semua tataran ukuran yang ada, ditemukan numeral classifier yang menyatakan satuan ukuran berdasarkan nilai yang akurat menurut ukuran internasional dan classifier satuan ukuran tradisional Indonesia. 2. Meskipun dalam bahasa Indonesia digunakan numeral classifier satuan ukuran internasional, tetapi nilai ukuran yang dianut adalah ukuran yang digunakan oleh Belanda. 3. Pada satuan ukuran tradisional Indonesia untuk ukuran panjang, besar dan vulume ditemukan numeral classifier satuan ukuran yang didasarkan pada bentuk atau keadaan bagian tubuh manusia, seperti tangan dan kaki. 4. Numeral classifier satuan ukuran berat berdasarkan satuan ukuran internasional dalam bahasa Indonesia antara lain adalah gram, ons, pon, kilogram, kwintal, ton, dan troy ons, sedangkan numeral classifier satuan ukuran berat berdasarkan satuan ukuran tradisional Indonesia antara lain adalah kati, pikul, koyan, dan bahara. Khusus untuk mengukur berat logam mulia dan batu permata, berdasarkan satuan tradisional Indonesia terdapat numeral classifier tail, bungkal, kati, dan rial. 5. Numeral classifier satuan ukuran panjang berdasarkan satuan ukuran internasional dalam bahasa Indonesia adalah milimeter, sentimeter, meter, 65

10 Linguistika Kultura, Vol.07, No.01/Juli/2013 inchi, dim, kaki, yard, mil, mil laut dan elo, sedangkan numeral classifier satuan ukuran panjang berdasarkan satuan ukuran tradisional Indonesia adalah jari, jengkal, hasta, depa, dan tapak. Untuk satuan ukuran jarak juga ditemukan numeral classifier berdasarkan satuan ukuran tradisional, yaitu langkah, pal, tombak, dan joyana. 6. Numeral classifier satuan ukuran luas berdasarkan satuan ukuran internasional dalam bahasa Indonesia adalah meter persegi, hektar, dan mil persegi. sedangkan numeral classifier satuan ukuran luas berdasarkan satuan ukuran tradisional Indonesia adalah pantak, pancang, dan Ban. Untuk usatuan ukuran besar, berdasarkan satuan ukuran Indonesia ditemukan numeral classifier cekak (kacak), dan cak. 7. Numeral classifier satuan ukuran volume berdasarkan satuan ukuran internasional dalam bahasa Indonesia adalah liter, sese (cc), galon, barel dan kubik, sedangkan berdasarkan satuan ukuran Indonesia ditemukan numeral classifier cubit, genggam, dan raup. Referensi Aikhenvald, Alexandra Y Classifier: A Typology of Noun Categorization Devices. New York: Oxford University Press Brataatmaja, T. Heru Kasida Morfologi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Hasan, Alwi. dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kentjono, Djoko dkk Tata Bahasa Acuan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Keraf, Gorys Tata Bahasa Indonesia. Ende, Flores: Nusa Indah. Kiryū, Kazuyuki Newaarugo no Ruibetsushi (Numeral classifier Bahasa Newar). Dalam Nishimitsu Yoshihiro dan Mizuguchi Shinobu (Ed.) Ruibetsushi no Taishou. Tokyo: KuroshioSuppan. Kridalaksana, Harimurti Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mizuguchi, Shinobu Ruibetsushi to wa Nanika (Apa itu Clasifier). Dalam NishimitsuYoshihiro dan Mizuguchi Shinobu (Ed.) Ruibetsushi no Taishou. Tokyo: Kuroshio Suppan. Ramlan, M Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: UP Karyono. Ramlan, M Tata Bahasa Indonesia: Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi Offset. Wilujeng, Ayu Inti Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: Serba Jaya. 66

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur BESARAN DAN SATUAN 1. Pengertian Mengukur Pada zaman dahulu, orang-orang menggunakan anggota tubuhnya untuk mengukur besaran panjang. Misalnya, bangsa Mesir Kuno mendefinisikan standar besaran panjang

Lebih terperinci

pengukuran waktu panjang dan berat

pengukuran waktu panjang dan berat bab 2 pengukuran waktu panjang dan berat tema 5 kejadian sehari-hari rajin belajar tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam menggunakan

Lebih terperinci

BENTUK DAN PENGGUNAAN KATA PENGGOLONG BENDA DI PASAR INDUK TRADISIONAL DI JAKARTA DAN SURABAYA

BENTUK DAN PENGGUNAAN KATA PENGGOLONG BENDA DI PASAR INDUK TRADISIONAL DI JAKARTA DAN SURABAYA BENTUK DAN PENGGUNAAN KATA PENGGOLONG BENDA DI PASAR INDUK TRADISIONAL DI JAKARTA DAN SURABAYA Nadra, Sri Wahyuni, dan Mahsun FIB Universitas Andalas dan FKIP Universitas Mataram E-mail: nadra_1963@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I inci 1/12 kaki K ft 12 inci Y yd 3 kaki M mil 5280 kaki

I inci 1/12 kaki K ft 12 inci Y yd 3 kaki M mil 5280 kaki Sistem Pengukuran A. Satuan Non Standar 1. Panjang Proses pengukuran terdiri dari 3 langkah: a) Tentukan objek dan atribut apa yang akan diukur (panjang, berat, suhu, dsb). b) Tentukan satuan pengukuran.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SATUAN PANJANG, LUAS, VOLUME, DAN BERAT

PEMBELAJARAN SATUAN PANJANG, LUAS, VOLUME, DAN BERAT H. Sufyani Prabawanto, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 1 PEMBELAJARAN SATUAN PANJANG, LUAS, VOLUME, DAN BERAT Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran satuan pengukuran. Bahan belajar

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

BAB 3 PENGUKURAN = 5. Jarum halus berfungsi sebagai petunjuk detik. Setiap pergeseran jarum halus sejauh

BAB 3 PENGUKURAN = 5. Jarum halus berfungsi sebagai petunjuk detik. Setiap pergeseran jarum halus sejauh BAB PENGUKURAN A. Ukuran Waktu 1. Jam, Menit, dan Detik Jarum pendek berfungsi sebagai petunjuk jam. Setiap pergeseran jarum pendek sejauh satu menunjukkan pergeseran waktu selama 1 jam. Jarum panjang

Lebih terperinci

Pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.

Pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Pengukuran Pengukuran A Pengertian Pengukuran Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. B Besaran Pokok dan Besaran Turunan Besaran

Lebih terperinci

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG A. TABUNG Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran yang berhadapan, sejajar, dan kongruen serta titik-titik pada keliling lingkaran

Lebih terperinci

- Burhan Mustaqim - Ary Astuty

- Burhan Mustaqim - Ary Astuty - Burhan Mustaqim - Ary Astuty PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional - Burhan Mustaqim - Ary Astuty Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang Ayo Belajar Matematika

Lebih terperinci

Bahan Bacaan 3.3 Volume Bangun Ruang

Bahan Bacaan 3.3 Volume Bangun Ruang Bahan Bacaan 3.3 Volume Bangun Ruang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan pengukuran, khususnya pengukuran tentang volume. Contoh: berapa gelas

Lebih terperinci

A. Pengertian Pengukuran B. Besaran dan Satuan

A. Pengertian Pengukuran B. Besaran dan Satuan BAB 1 Pengukuran A. Pengertian Pengukuran B. Besaran dan Satuan Bab 1 Pengukuran 1 Peta Konsep Peta Konsep Pengukuran Pengukuran bertambah menghasilkan besaran satuan contohnya nilai dibedakan menjadi

Lebih terperinci

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika Kelas : 7 Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry Perencanaan Tempat Duduk Traktor dengan Antropometri (Nurhidayah dkk) PERENCANAAN TEMPAT DUDUK TRAKTOR RODA EMPAT YANG ERGONOMIS DENGAN ANTROPOMETRI Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SD/MI/SDLB PAKET PREDIKSI 1

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SD/MI/SDLB PAKET PREDIKSI 1 UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SD/MI/SDLB PAKET PREDIKSI 1 Mata Pelajaran Hari/Tanggal Pukul : Matematika : - : - PETUNJUK UMUM 1. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian Nasional

Lebih terperinci

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu. PENGUKURAN Sifat-sifat fisis suatu benda dapat dipelajari secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatif diperlukan pengukuran. Perhatikan gambar berikut

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Kegiatan Belajar 1 Pembelajaran Satuan dan Ukuran Panjang

PENGUKURAN. Kegiatan Belajar 1 Pembelajaran Satuan dan Ukuran Panjang PENGUKURAN Kegiatan Belajar 1 Pembelajaran Satuan dan Ukuran Panjang PENGANTAR Dalam kegiatan sehari-hari, anak-anak Sekolah Dasar akan banyak menjumpai kegiatan tentang pengukuran. Seperti menghitung

Lebih terperinci

A. SATUAN PANJANG, LUAS, VOLUME, WAKTU, DAN DEBIT

A. SATUAN PANJANG, LUAS, VOLUME, WAKTU, DAN DEBIT BUKU SISWA BAB 3 GEOMETRI DAN PENGUKURAN A. SATUAN PANJANG, LUAS, VOLUME, WAKTU, DAN DEBIT Satuan Panjang 1. Pada waktu kelas 5 kalian telah mempelajari sentimeter (cm) dan meter (m). Sekarang ukurlah

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB IV PENGUKURAN Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed.

Lebih terperinci

Dasar Logika Matematika

Dasar Logika Matematika Dasar Logika Matematika Pertemuan 7: Objective Mengenal satuan (units) The Problem-Solving Power of Units Mampu melakukan analisasatuan (units) Mampu mengekplorasi tehnik-tehnik konversi satuan (units)

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL MATEMATIKA WAKTU : 0 menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PETUNJUK UMUM 1. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum menjawab.. Jawaban dikerjakan pada lembar

Lebih terperinci

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN A. RINGKASAN MATERI Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN 1. Apa perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan? 2. Mengapa setiap besaran harus memiliki satuan? 3. Apa yang dimaksud dengan sistem satuan internasional?

Lebih terperinci

PENGUKURAN, LUAS DAN VOLUME

PENGUKURAN, LUAS DAN VOLUME PENGUKURAN, LUAS DAN VOLUME Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pengukuran untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

MODUL 4 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGUKUR) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 4 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGUKUR) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 4 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 4 Mistar baja Mistar baja dibuat dari bahan baja

Lebih terperinci

SD NEGERI GETAS II KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SD NEGERI GETAS II KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TITIK MURYANTI, S.Pd.SD NIP. 197104152000122001 SD NEGERI GETAS II KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Standar Kompetensi : 1. Memahami dan Menggunakan Sifta-Sifat Operasi Hitungan Bilangan

Lebih terperinci

LOGO EKONOMI GERAKAN

LOGO EKONOMI GERAKAN LOGO EKONOMI GERAKAN PERENCANAAN SISTEM KERJA STUDI GERAKAN Faktor Sistem Kerja: EKONOMI GERAKAN Pekerja, Bahan, Mesin dan Perlatan, Lingkungan Perencanaan Sistem Kerja: Mendapatkan sistem kerja yang lebih

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 1 Kota Mungkid Kelas/Semester : VII/ 1. : Objek IPA dan Pengamatannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 1 Kota Mungkid Kelas/Semester : VII/ 1. : Objek IPA dan Pengamatannya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Negeri 1 Kota Mungkid Kelas/Semester : VII/ 1 Mata Pelajaran : Ilmu pengetahuan Alam Materi Pokok : Objek IPA dan Pengamatannya Alokasi Waktu : 18 JP

Lebih terperinci

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si Materi Besaran Fisika Pengukuran dan Satuan Satuan Sistem Internasional Penetapan Nilai Satuan SI untuk Besaran Pokok Awalan Satuan Konversi Satuan Pengukuran Pengukuran

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

Pengukuran Besaran Fisika

Pengukuran Besaran Fisika Pengukuran Besaran Fisika Seseorang melakukan pengukuran artinya orang itu membandingkan sesuatu dengan suatu acuan. Sehingga mengukur didefinisikan sebagai kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan

Lebih terperinci

NERACA. Neraca Ohauss

NERACA. Neraca Ohauss NERACA Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda. Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SInya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi

Lebih terperinci

Ujian Anthropometrik. : Ketinggian Berdiri (Standing Height) : Ketinggian duduk (Sitting Height) : Panjang Depa (Armspan)

Ujian Anthropometrik. : Ketinggian Berdiri (Standing Height) : Ketinggian duduk (Sitting Height) : Panjang Depa (Armspan) Ujian Anthropometrik Ujian 1 Ujian 2 Ujian 3 Ujian 4 : Ketinggian Berdiri (Standing Height) : Ketinggian duduk (Sitting Height) : Panjang Depa (Armspan) : Berat Badan UJIAN 1 KETINGGIAN BERDIRI (STANDING

Lebih terperinci

TRY OUT UN MATEMATIKA SMP 2013

TRY OUT UN MATEMATIKA SMP 2013 TRY OUT UN MATEMATIKA SMP 01 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Di suatu daerah yang berada pada ketinggian.500 meter di atas permukaan laut suhunya -8

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui berbagai tahap penelitian, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Istilah-Istilah dalam Register Fotografi pada Majalah Digital Camera ini dapat

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNADAKSA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNADAKSA - 1315 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SDLB TUNADAKSA KELAS: I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah Tolak Peluru Presented By Suci Munasharah A. Teknik Dasar Tolak Peluru Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan

Lebih terperinci

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter) Mengenal Olahraga Softball Olahraga softball yang berasal dari Amerika, adalah salah satu cabang yang termasuk baru diperkenalkan di Indonesia. Sehingga umumnya beberapa orang belum terlalu mengenal dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER LAMPIRAN 60 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal: Lokasi: Nama: Usia: (L/P) tahun 1. Lama penyemprotan (per proses): 3 jam 2.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 009/00 KODE P UTAMA. Hasil 86 4 : 6 adalah A. 558 B. 568 C. 744 D. 764 86 4 86 4 : 6 = = 744 (C) 6 aturan operasi hitung campuran. tambah dan kurang

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN. OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd.

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN. OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd. BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd. BESARAN COBA TULISKAN DALAM BUKU TUGASMU CATAT FISIK DARI TEMAN MU: RAMBUTNYA WARNA APA KULITNYA WARNA APA TINGGI BADAN MASSA TUBUH BENTUK

Lebih terperinci

Pasangan besaran pokok, satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan alat ukur berikut yang sesuai adalah...

Pasangan besaran pokok, satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan alat ukur berikut yang sesuai adalah... SMP kelas 7 - FISIKA BAB 1. Besaran, Satuan, dan PengukuranLatihan Soal 1.1 1. Sebuah produk berbentuk balok kaca dengan panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 5 m, 6 m, 3m. Keliling alas balok 22 m,

Lebih terperinci

Bab. Bilangan Pecahan. Mari menggunakan pecahan dalam penyelesaian masalah. Bilangan Pecahan 161

Bab. Bilangan Pecahan. Mari menggunakan pecahan dalam penyelesaian masalah. Bilangan Pecahan 161 Bab 6 Bilangan Pecahan Mari menggunakan pecahan dalam penyelesaian masalah. Bilangan Pecahan 6 6 Ayo Belajar Matematika Kelas IV A. Mengenal Pecahan dan Urutannya Pecahan merupakan bagian dari keseluruhan.

Lebih terperinci

1.5 Memecahkan Masalah yang Melibatkan Uang

1.5 Memecahkan Masalah yang Melibatkan Uang 1.5 Memecahkan Masalah yang Melibatkan Uang Pada saat ini uang merupakan alat pembayaran yang sah dalam kegiatan jual beli. Di negara kita ada 2 macam uang, yaitu uang kertas dan uang logam. Uang kertas

Lebih terperinci

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu : Dasar Teori Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam fisika. Pada umumnya ada tiga besaran yang paling banyak diukur dalam dunia fisika untuk tingkat SMA yaitu panjang, massa

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5

Lebih terperinci

PERATURAN BARIS BERBARIS

PERATURAN BARIS BERBARIS PERATURAN BARIS BERBARIS 1. Pengertian Baris Berbaris Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan

Lebih terperinci

Besaran dan Pengukuran

Besaran dan Pengukuran I Besaran dan Pengukuran Penimbangan berat badan balita di Posyandu merupakan salah satu contoh pengukuran. Contoh pengukuran lainnya adalah pengukuran suhu badan yang dilakukan dokter ketika memeriksa

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH Nama : Usia : Jenis Kelamin : Suku Bangsa : Berat Badan : No. Data yang diukur Simbol Keterangan Hasil Tinggi Pegangan Tangan Ukur jarak vertikal pegangan tangan

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR A. Hakikat Lempar Lembing 1. Lempar Lembing Lempar lembing diikutsertakan dalam ajang Olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SD Negeri Genengmulyo 01 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IV / I Aspek : Geometri Materi Pokok / Topik : satuan panjang dan berat Alokasi wakttu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2 54 BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang interferensi gramatikal bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2 Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN (GROWTH) BERKAITAN DG. PERUBAHAN DALAM BESAR, JUMLAH, UKURAN DAN FUNGSI TINGKAT SEL, ORGAN MAUPUN INDIVIDU

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

MATEMATIKA SMP PEMBAHASAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL KE-3 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PAKET 01 FULL DOKUMEN. SMPN 2 LOSARI 2017 Created by Irawan

MATEMATIKA SMP PEMBAHASAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL KE-3 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PAKET 01 FULL DOKUMEN. SMPN 2 LOSARI 2017 Created by Irawan PEMBAHASAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL KE-3 TAHUN PELAJARAN 06/07 PAKET 0 DOKUMEN SANGAT RAHASIA MATEMATIKA SMP FULL SMPN LOSARI 07 Created by Irawan DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON Jika operasi " *

Lebih terperinci

- - BESARAN DAN SATUAN

- - BESARAN DAN SATUAN - - BESARAN DAN SATUAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian tujuh1besaran Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok 1. BESARAN DAN SATUAN 1.1.Pendahuluan Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika dikaji lebih dalam dengan cara mempelajari bagaimana mengukur besaran-besaran yang

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS X. catatan kaki

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS X. catatan kaki MODUL BAHASA INDONESIA KELAS X catatan kaki 1 .. Disusun oleh: Elysabeth Citra Raharja.. CATATAN KAKI A. Pengertian catatan kaki Catatan kaki (foot note) merupakan catatan pendek yang berisi keterangan

Lebih terperinci

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan

Lebih terperinci

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN DASAR ATLETIK Lempar (Throw) Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LEMPAR (THROW) Lempar Lembing (Javelin Throw) Tolak Peluru (Shot Put) Lempar

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. Kelas X. Fisika. SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1

MODUL FISIKA. Kelas X. Fisika. SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1 MODUL FISIKA Kelas X Fisika SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

PAKET 2 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 UTAMA SD/MI MATEMATIKA

PAKET 2 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 UTAMA SD/MI MATEMATIKA PAKET UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 010/011 UTAMA SD/MI MATEMATIKA Tim Pembahas: Astuti Waluyati, S.Si, M.Pd.Si Nanny Dharmawati, M.Si Rumiati, S.Pd., M.Ed. Sri Wulandari D, S.Si, M.Pd Verifikator: Drs.

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UAS Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2005/2006

Soal-soal dan Pembahasan UAS Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2005/2006 Soal-soal dan Pembahasan UAS Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2005/2006 I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. (25.786 + 8.257) + (18.868 5.649) =... A. 74.622 B. 47.262 C. 47.226 D. 47.626

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

2. Di antara bilangan-bilangan berikut, hanya ada satu yang habis membagi , yaitu. c. 1 d.

2. Di antara bilangan-bilangan berikut, hanya ada satu yang habis membagi , yaitu. c. 1 d. Halaman: 1 1. Akar pangkat empat dari 4 adalah a. 4 b. 4 c. 4 d. 4 2. Di antara bilangan-bilangan berikut, hanya ada satu yang habis membagi 100 000 064, yaitu a. 10404 b. 10408 c. 10804 d. 10808 3. Banyaknya

Lebih terperinci

SOAL ULANGAN HARIAN IPA BAB 1, 2 dan 3

SOAL ULANGAN HARIAN IPA BAB 1, 2 dan 3 SOAL ULANGAN HARIAN IPA BAB 1, 2 dan 3 Nama:. No. abs:.. Kelas: Jangan lupa berdoa sebelum mengerjakan! Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b,

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 96/Men.Kes/Per/V/1977 tentang WADAH, PEMBUNGKUS, PENANDAAN SERTA PERIKLANAN KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,, Menimbang

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA )

MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATIKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh dengan cara

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNARUNGU

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNARUNGU - 482 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SDLB TUNARUNGU KELAS: I Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

1. Hasil dari 5 ( 6) + 24 : 2 ( 3) =... A. -15 B. -6 C. 0 D Hasil dari 2 : 75% + 8,75 1 =... A. 14 B. 15 C. 16 D Uang Irna sama dengan 2

1. Hasil dari 5 ( 6) + 24 : 2 ( 3) =... A. -15 B. -6 C. 0 D Hasil dari 2 : 75% + 8,75 1 =... A. 14 B. 15 C. 16 D Uang Irna sama dengan 2 . Hasil dari 5 ( 6) + 24 : 2 ( 3) =... A. -5 B. -6. 0 D. 6 2. Hasil dari 2 : 75% + 8,75 =... A. 4 B. 5. 6 D. 7 3. Uang Irna sama dengan 2 3 uang Tuti. Jika jumlah uang mereka Rp35.000, maka uang Irna adalah.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 10 A. Fluida Statis Fluida statis membahas tentang gaya dan tekanan pada zat alir yang tidak bergerak. Zat yang termasuk zat alir adalah zat cair dan gas. Setiap zat baik padat, cair maupun gas

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR JARAK DI LAPANGAN WAKTU (JAM):

Lebih terperinci

BAB 1 PENGUKURAN. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi:

BAB 1 PENGUKURAN. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: BAB 1 PENGUKURAN Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya. Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya. Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-5 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-5 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini SATUAN PENGUKURAN DAN PERBANDINGAN MODUL 5 PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-5 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini membahas tentang pengukuran dan perbandingan. Modul ini terdiri dari 3 kegiatan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 1. Perhatikan tabel berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 Besaran pokok, satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan alat ukur yang sesuai ditunjukkan

Lebih terperinci

NERACA A. TUJUAN B. DASAR TEORI a. Neraca Ohauss

NERACA A. TUJUAN B. DASAR TEORI a. Neraca Ohauss NERACA A. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah: 1. Mengetahui macam, tipe, kapasitas maksimal, dan kapasitas minimal 2. Dapat atau mampu membaca neraca 3. Membandingkan hasil penimbangan antara dua neraca

Lebih terperinci

SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL

SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL SOAL PSIKOTEST KEMAMPUAN TEKNIKAL Pilihlah satu jawaban yang paling tepat berdasarkan beberapa informasi yang diberikan. Kemudian, pilihlah opsion a, b, c, atau d sebagai pilihan jawaban anda. Kerjakan

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30%

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30% Tim Fisika FISIKA 1. Besaran, Dimensi dan Satuan. Besaran Skalar dan Vektor 3. Mekanika Hukum Newton, Statika, Kinematika, Dinamika 4. Fluida 5. Fisika Termal 6. Gelombang, Akustik (Mekanik), Optik (Elektromagnetik)

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan. Matematika.

Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan. Matematika. Ringkasan Materi Contoh Soal dan Pembahasan Matematika BILANGAN BAB 1 A. PENDAHULUAN Bilangan merupakan suatu sebutan untuk menyatakan banyaknya sesuatu. 1. Lambang Bilangan Lambang Dibaca Lambang Dibaca

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2009/2010

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2009/2010 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2009/2010 1. Hasil dari 576 + 712 376 =... A. 348 B. 912 C. 1.288 D. 1.652 BAB I Bilangan Penjumlahan dan pengurangan derajatnya sama, pengerjaannya

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Atletik Menurut Mukholid, (2004:100) bahwa istilah atletik berasal dari kata athlon (bahasa Yunani) yang artinya berlomba atau

Lebih terperinci

DIKLAT FUNGSIONAL PENERA AHLI 2011 SEJARAH STANDAR UKURAN PANJANG

DIKLAT FUNGSIONAL PENERA AHLI 2011 SEJARAH STANDAR UKURAN PANJANG DIKLAT FUNGSIONAL PENERA AHLI 2011 SEJARAH STANDAR UKURAN PANJANG PENDAHULUAN SEJARAH UKURAN PANJANG Mesir Kuno 4000 SM Satuan panjang merupakan salah satu satuan tertua yang dipakai oleh manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar. BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Judul modul ini adalah lingkaran, sedangkan yang akan dibahas ada tiga unit yaitu : 1. Menggambar lingkaran 2. Membagi keliling lingkaran sama besar. 3. Menggambar garis

Lebih terperinci

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci