BAB III KAJIAN ISI. dari pemikiran nenek moyang terdahulu. Dasar pemikiran serta teori-teori dasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KAJIAN ISI. dari pemikiran nenek moyang terdahulu. Dasar pemikiran serta teori-teori dasar"

Transkripsi

1 BAB III KAJIAN ISI Sumber ilmu dan pengetahuan yang berkembang saat ini, merupakan hasil dari pemikiran nenek moyang terdahulu. Dasar pemikiran serta teori-teori dasar yang kemudian dikembangkan dan dipelajari lebih lanjut oleh para ilmuan. Sumber ilmu dan pengetahuan seperti itu berasal naskah-naskah lampau atau yang biasa disebut dengan manuskrip. Sebagian besar manuskrip di Jawa tertulis dalam bentuk puisi maupun prosa. Ilmu dan pengetahuan yang terkandung pada naskah kuna memiliki beragam jenis mulai dari sejarah, religi: Islam, kejawen, cerita roman, piwulang, wayang, hukum dan lain sebagaianya. Naskah BMK merupakan naskah sains Jawa. Dalam penjabarannya, teks BMK ditulis menggunakan istilah-istilah mistik Islam. Dalam memahami naskah seperti ini, tidak bisa langsung serta merta mengerjakan dan menyimpulkan kandungan isi yang termuat di dalamnya, akan tetapi harus melalui analisis berulang-ulang, pemikiran serta interpretasi secara mendalam. Pemaknaan istilah-istilah yang terdapat di dalam naskah BMK tidak dapat dilakukan dengan suntingan teks dan terjemahan secara gampang. Ada sisi yang sulit yaitu berupa pemikiran dan penafsiran. A. Pertumbuhan dan Perkembangan Kuda dalam Naskah BMK Perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur pada mahluk hidup disebut tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembang 84

2 85 merupakan salah satu ciri-ciri pokok yang terjadi pada mahluk hidup. Naskah BMK ini berisi tentang penjelasan umur kuda yang dapat diketahui dengan mengamati jumlah dan bentuk gigi kuda. Sementara itu, perubahan jumlah dan bentuk gigi kuda pada masa tertentu diiringi pula dengan perubahan sifat-sifatnya. Dengan demikian kuda mempunyai sifat khusus pada fase-fase tertentu. Berikut ini sifat kuda berdasarkan umur : 1. Kuda umur 0-3 tahun Kuda sejak lahir sudah mempunyai gigi. Jumlah giginya adalah empat pasang, yaitu dua pasang tumbuh pada rahang depan bagian atas dan dua pasang pada rahang depan bagian bawah. Beberapa hari setelah kuda itu lahir, dua pasang gigi akan tumbuh secara bergantian. Proses tumbuhnya gigi kuda sama dengan saat gigi kuda itu lepas, yaitu per-pasang. Kuda pada umur 0-3 tahun ini, jumlah giginya secara keseluruhan adalah enam pasang, yaitu tiga pasang tumbuh pada rahang depan bagian atas dan tiga pasang pada rahang depan bagian bawah. Proses tumbuhnya gigi kuda menjadi enam pasang ini, terjadi hingga umur tiga tahun. Sehingga dapat disimpulkan, paada umur tiga tahun kuda telah mempunyai gigi berjumlah tiga pasang atau enam buah, yaitu enam buah pada rahang atas dan enam buah berada pada rahang bawah. Bentuk gigi kuda pada umur sekian adalah kecil dan berwarna putih. Hal ini disebutkan pada halaman 2-3, sebagai berikut.

3 86 Kapal bêlo awit lair sangking biyungipun, untu ingkang ngandhap naming 6 ingkang nginggil 6 iji. Punika tanpa mawi cêmêng saha lêkok, tuwin warni alit-alit pêthak.(hlm.2-3) Terjemahan : Anak kuda yang lahir dari induknya, gigi yang ada pada rahang bawah 6 buah dan rahang atas berjumlah 6 buah. Gigi-gigi ini tidak berwarna hitam dan berlekuk-lekuk, akan tetapi berbentuk kecil-kecil berwarna putih Pada kuda yang sudah berumur 3 tahun, akan mulai poèl. Poèl artinya merontokkan gigi-gigi anak, kemudian digantikan dengan gigi-gigi dewasa. Proses poèl terjadi per-pasang yakni dimulai dari sepasang gigi yang berada di tengah rahang bagian depan. Proses Poèl pada kuda, terjadi secara bergantian per-pasang gigi bergantian selama kurang lebih 2 tahun. Mulai dari anak kuda berumur 3 tahun hingga umur kuda kurang lebih 6 tahun. Hal ini dijelaskan pada halaman 3 sebagai berikut. Manawi sampun kalampahan umur 1000 dintên, dados kirang langkung kapal bêlo umur 3 taun, punika wiwit poèl. Têgêsipun awit angtrêntahakên untu bêlo amung sajodho ingkang têngah, ngantos dumugi umur 2000 dintên. (hlm.3) Apabila kuda sudah memasuki umur 1000 hari, jadi kurang lebih anak kuda telah berumur 3 tahun ini mulai poèl. Poèl artinya merontokan gigi anak

4 87 kuda dimulai dari sepasang gigi yang berada di tengah, hal ini terjadi sampai umur 2000 hari. Adapun sifat kuda umur 0-3 tahun adalah kawuningan wiradat ing dzat supe. Artinya dalam keadaan sifat lupa. Lupa pada kuda, memiliki arti anak kuda itu masih susah untuk dikendalikan. Ia akan sering lupa pada pelajaran yang telah ia pelajari. Pada umur ini juga, adalah pertanda masa kanak-kanak pada kuda. Hal ini dipaparkan pada halaman 14. punika untu kapal bêlo awit lair saking biyungipun, ngantos dumugi umur 1000 dintên. Dados kirang langkung kapal bêlo umur 3 taun. Punika kawuningan wiradat ing dzat supe. Ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah, inggih supe. (hlm. 14) ini gigi anak kuda mulai terlahir dari induknya, sampai berumur 1000 hari. Jadi kurang lebih anak kuda berumur 3 tahun. Pada umur ini, dinamakan keadaan lupa. Yang menyebabkan keadaan sifatnya itu adalah lupa. 2. Kuda umur 4-6 tahun Pada umur sekian ini, kuda pada masa poèl-nya, yaitu proses merontokkan gigi-giginya secara bergantian yang kemudian digantikan gigi-gigi yang baru. Proses pergantian gigi terjadi selama beberapa hari. Gigi yang terlepas, beberapa hari kemudian tumbuhlah gigi-gigi baru dengan bentuk gigi yang lebih panjang dan kuat. Hal ini dijelaskan pada halaman

5 88 punika untu kapal bêlo umur 4 taun tumindak. Wiwit angrêntahakên untu bêlo sajodho ingkang têngah, ngantos dumugi umur 2000 dintên. Dados kirang langkung kapal umur 6 taun. Punika anggènipun angrêntahakên untu bêlo têlas. (hlm ) ini gigi anak kuda berumur 4 tahun. Anak kuda ini mulai merontokan gigigiginya dimulai dari sepasang gigi yang berada di tengah, sampai berumur 2000 hari. Jadi kurang lebih kuda berumur 6 tahun, terjadi peristiwa gigi lepas semua. Kuda yang berumur enam tahun, giginya sudah berganti seluruhnya. Gigi-gigi barunya telah tumbuh memenuhi rahang depan bagian atas dan bawah seperti sebelumnya. Peristiwa berhentinya poèl dan lengkapnya gigi dewasa pada kuda disebut dengan rampas. Adapun rampas akan terjadi kurang lebih setahun setelah poèl. Pada saat kuda rampas bentuk gigi adalah besar-besar dan berwarna kekuning-kuningan atau jêne. Adapun yang dimaksud dengan gigi kuda pada saat rampas adalah besar adalah besar pada ukuran panjang bukan pada ukuran lebarnya. Karena, tempat yang disediakan untuk pertumbuhan gigi pada gerahang atas maupun gerahang kuda adalah sama. Oleh karena itu, yang lebih tepat adalah gigi-gigi kuda

6 89 yang baru atau gigi dewasa lebih panjang daripada gigi anak. Berikut dijelaskan pada halaman 3-4. Dados kirang langkung kapal bêlo umur 6 taun punika, rêntahipun untu bêlo têlas. Inggih punika ingkang kawastanan rampas. Dening rampasipun wau manawi sampun kalampahan sataun. (hlm. 3-4) Terjemahan : Jadi kurang lebih anak kuda telah berusia 6 tahun ini, peristiwa merontokan gigi lepas semua. Ketika kuda sudah mrontokan gigi dan kemudian digantikan dengan gigi yang baru maka dinamakan rampas. jêne, kados jênenipun jagung. Utawi waradin papak, tuwin warni wujudipun untu agêng-agêng..(hlm.7) gigi anak kuda berwarna jêne yaitu putih kekuning-kuningan, seperti warna jagung, atau berbentuk rata dan rapi. Gigi-gigi kuda seperti ini berbentuk besar-besar. Pada umur 4-6 tahun ini, kuda mempunyai sifat kadunungan wiradat ing dzat 2 bab, yaitu bab 1 kêndho bayu ototipun dan bab 2 ènget. Artinya dalam keadaan otot-otot tubuhnya melemah dan dalam keadaan ingat. Otot-otot pada tubuh kuda, pada umur sekian akan melemah terlebih khusus pada otot perutnya, pertanda bahwa kuda mulai mempunyai sistem reproduksi yang mulai matang. Adapun keadaan sifat ingat ini bararti kuda sudah bukan masa kanak-kanak lagi, sudah bisa mulai dikendalikan. Bahkan ia akan pandai terhadap pelajaran yang telah diajarakan kepadanya. Seperti yang dijelaskan pada halaman berikut. kapal bêlo umur 4 taun tumindak. Wiwit angrêntahakên untu bêlo sajodho ingkang têngah, ngantos dumugi umur 2000 dintên. Dados kirang langkung kapal umur 6 taun. Punika anggènipun angrêntahakên untu bêlo têlas. Anaming kapal bêlo ing nalika umur 4 taun tumindak, ngantos dumugi

7 90 umur 6 taun wau, punika kadunungan wiradat ing dzat 2 bab. Ingkang 1 bab kêndho bayu ototipun. Ingkang 2 bab èngêt. Dening èngêt wau, ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah lantip dhatêng pangajaran. Mila wau kapal bêlo ingkang dawêg wanci umur sumantên, bilih katumpakan malah bandhang dhatêng pangajaran. (hlm ) anak kuda ketika memasuki umur 4 tahun, sampai berumur 6 tahun ini dinamakan kadunungan wiradat ing dzat 2 bab atau dalam keadaan mempunyai 2 sifat. Yaitu sifat 1 otot-otot pada tubuhnya melemah. Sifat 2 ingat. Adapun ingat ini, yang menyebabkan tumbuhnya keadaan sifat kuda yang cerdas dalam pembelajaran. sehingga anak kuda yang sudah genap pada usia ini jika ditunggangi justru pandai terhadap pembelajaran. 3. Kuda umur 7-9 tahun Pada umur sekian ini, gigi kuda yang telah lengkap seluruhnya mulai berganti warna yaitu berwarna hitam. Hal ini dijelaskan pada halaman 4 sebagai berikut. Dados kapal umur 7 taun punika, untu ingkang ngandhap naming 6 ingkang nginggil 6 iji wau wontên cêmêngipun sadaya ngantos dumugi umur 3000 dintên. Dados kirang langkung kapal umur 9 taun..(hlm. 4) Jadi kurang lebih kuda berumur 7 tahun ini, gigi yang ada di rahang bawah 6 dan rahang atas berjumlah 6 buah dan semuanya berwarna hitam. Sampai mencapai umur 3000 hari. Jadi kurang lebih kuda berumur 9 tahun.

8 91 Perubahan warna pada gigi kuda tidak selalu terjadi. Menurut Wempi seorang pelatih kuda pacu, perubahan warna pada gigi kuda dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu faktor makanan dan perawatan. Dewasa ini, pakan kuda tidak hanya berasal dari bahan alami misalnya rumput, konsentrat dan bekatul, biji-bijian, akan tetapi sudah tersedia makanan olahan pabrik seperti pellete, dan bren. Selain faktor makanan, juga sistem perawatan. Kuda mempunyai struktur gigi yang semakin memanjang sesuai dengan umurnya. Solusi untuk hal ini, dilakukan kikir gigi kuda. Kikir gigi kuda dilakukan biasanya lima tahun sekali. Tujuan adalah untuk perawatan dan menjadikan sistem pencernaan makanan secara maksimal. Pada umur 7-9 tahun ini, kuda mempunyai sifat kadunungan wiradat ing dzat birahi atau dalam keadaan sifat birahi. Keadaan ini menyebabkan kuda bersifat nakal, agresif, dan tidak bisa diduga, sehingga bisa disebut dengan keadaan yang paling buruk. Hal ini seperti yang dijelaskan pada halaman 21. punika untu kapal umur 7 taun ngantos dumugi umur 3000 dintên. Dados kirang langkung kapal umur 9 taun. Punika kadunungan wiradat ing dzat birahi. Ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah, sura tanpa duga, mangkrak murkangkara, nir baya wiweka, (hlm. 21) Terjemahan : ini adalah gigi kuda berumur 7 tahun hingga berumur 3000 hari. Jadi kurang lebih kuda berumur 9 tahun ini, ketepatan masa kuda dalam sifat birahi. Yang menyebabkan keadaan sifat dan sifatini adalah serba tanpa dugaan, hanya teriak-teriak, tanpa bisa berhati-hati

9 92 Pada umur 7-9 merupakan umur kuda mencapai masa birahi. Sistem reproduksi dalam tubuh kuda sudah siap untuk dibuahi. Apabila kuda tidak segera dikawinkan, maka sifat-sifat yang ia miliki akan mengecewakan pemilik kuda. Selain itu, Pada sifat inilah, pemilik akan memperoleh keuntungan dengan mengawinkan dan mengembangbiakan kuda. Pengembangbiakan kuda ini dapat dilakukan dengan 2 macam cara, yaitu alami dan bantuan dokter. Amila sami sumêrêpa, sadaya putra wayah kula ingkang sami rêmên ngingah kapal, tuwin rêmên nitih jaran, manawi kapal dawêg wanci umur sumantên, tamtu kadunungan ingkang makatên. Punika ing panggalih sampun ngantos gêla tuwin cuwa, bilih ngantos gêla cuwa, mangka kapal kalampahan ngantos kabucal. inggih punika bêgjanipun ingkang dumugèkakên ngingah, margi punika mangke, kapal wau manawi sampun dumugi ing wanci umuripun kadunungan wiradat ing dzat awon. Lajêng kadunungan wiradat ing dzat sae, lêstantun sapanginggilipun (hlm ) Terjemahan : Sehingga ketahuilah anak cucu saya semua yang menyukai memelihara kuda, juga menyukai menunggang kuda, apabila kuda genap umur sekian ini, pasti dalam keadaan seperti ini. Sehingga jangan sampai kecewa dan menyesal karena apabila sampai kecewa maka kuda bisa-bisa akan kalian buang. Akan tetapi beruntunganlah bagi orang yang memelihara dan hingga bisa ternak kuda. Kuda apabila sudah sampai pada umur keadaan sifat buruk, kemudian keadaan sifat baik dan lestari seterusnya 4. Kuda umur tahun Pada umur sekian ini, gigi kuda sudah tidak mengalami perubahan. Perubahan hanya terjadi pada sifat-sifat kuda. Pada umur tahun, kuda mempunyai sifat kadunungan wiradat ing dzat madya wêrda. Maksudnya kuda sudah setengah tua. Pada usia inilah, kuda menjadi utamaning turangga atau tunggangan yang paling utama. Tunggangan paling utama

10 93 yang berarti pada umur ini kuda memiliki postur tubuh yang kekar, fisik yang kuat, dan tenaga maksimal. Sehingga sangat bermanfaat untuk meringankan perkerjakan manusia. Hal ini dijelaskan pada halaman kapal umur 12 taun punika kadunungan wiradat ing dzat madya wêrda. Têgêsipun satêngah sêpuh. Inggih punika mêmpêng ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah. Wiwit tata kautamaning turangga, sampun kathah manahipun ingkang lana, lêstantun sapanginggilipun. (hlm ) Terjemah : kuda berumur 12 tahun ini keadaan sifat setengah tua Maksudnya setengah tua. Yaitu keadaan kuda dalam keadaan yang menumbuhkan sifat rajin. Mulai dari keutamaan turangga, sudah banyak keadaan hatinya yang tetap, lestari seterusnya. 5. Kuda umur tahun Pada umur ini, kuda mempunyai sifat kadunungan wiradat ing dzat purwa wêrda atau sudah mulai tua. Maksudnya kuda itu sudah akan tetap menjadi jatmika nayaning aswa yaitu tunggangan yang utama, kuda yang teliti kokoh dan berhati-hati, tidak goyah pada banyaknya aktivitas yang ia kerjakan. Hal ini dijelaskan pada halaman kapal umur 15 taun punika kadunungan wiradat ing dzat purwa wêrda. Têgêsipun wiwit sêpuh. Ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah. Têtêp kautamaning turangga, jatmika nayaning aswa, nala surasaronta, titi têtêg ngati-ati, tan kewran sakèhing tatali, lêstantun sapanginggilipun. (hlm ) kuda berumur 15 tahun ini kadunungan wiradat ing dzat purwa werda. Maksudnya mulai tua. Yang menyebabkan tumbuhnya keadaan hati. Tetap menjadi tunggangan yang utama, sifatnya tenang, teliti kokoh dan berhatihati, tidak goyah pada banyaknya aktivitas yang ia kerjakan, keadaan ini tetap lestari selamanya.

11 94 6. Kuda umur 16 tahun - seterusnya Pada umur ini, kuda mempunyai sifat kadunungan wiradat ing dzat tuhu wêrda atau dalam keadaan sifat benar-benar tua. Keadaan ini, membuat kuda mempunyai fisik yang lemah, nafasnya pendek-pendek, dan roh nya mulai berkurang. Sehingga kuda tidak bisa dipekerjakan lagi. Kondisi ini yang biasa disebut lungse. Lungse kuda tidak hanya dipengaruhi faktor umurnya, akan tetapi juga faktor perawatan. Semakin baik perawatan kuda tersebut, semakin memperpanjang kekuatan fisik kuda dan secara otomatif memperlambat keadaan lungse pada kuda. kapal umur 16 taun tumindak, dumugi sapanginggilipun. Punika kadunungan wiradat ing dzat tuhu wêrda. Têgêsipun sampun têmên sêpuh. Ingkang anjalari nuwuhakên cêkak napas. Sudanipun ing roh, inggih punika kapal ingkang kawastanan sêpuh lungse botên kangge. Amargi kapal punika wosipun ingkang dipunpitados amung satunggal, inggih amung napasipun. Mangka punika napasipun sampun cêkak, lêstantun sapanginggilipun. Terjemah : kuda yang memasuki umur 16 tahun seterusnya sampai kuda mati. Ini dinamakan kadunungan wiradat ing dzat tuhu werda. Maksudnya sudah benar-benar tua. Pada umur ini, nafas kuda mulai pendek. Berkurangnya roh. Yang seperti inilah kuda yang disebut tua lungse dan tidak dapat digunakan lagi. Karena inti yang dicari pada kuda hanya satu yaitu nafasnya. Maka nafas kuda yang pendek-pendek itu sudah lestari sampai kuda mati. (hlm.30-31). B. Ajaran Mistik dalam Naskah BMK Naskah BMK merupakan naskah Jawa yang termasuk dalam jenis sains Jawa. Di dalamnya terdapat tahap-tahap atau fase pertumbuhan dan perkembangan kuda yang dijelaskan dalam istilah mistik Islam. Berikut adalah daftar fase perkembangan kuda, yang menggunakan istilah mistik Islam.

12 95 1. Fase Wiradat ing dzat supe yang dijelaskan pada halaman Fase Wiradat ing dzat 2 bab: kêndho bayu ototipun, engêt yang dijelaskan pada halaman 15-16, 3. Fase Wiradat ing dzat birahi yang dijelaskan pada halaman Fase Wiradat ing dzat purwa wêrda yang dijelaskan pada halaman Fase Wiradat ing dzat madya wêrda yang dijelaskan pada halaman Fase Wiradat ing dzat tuhu wêrda yang dijelaskan pada halaman Fase Wiradat ing dzat supe Kuda memiliki fase anak-anak, yaitu berkisar antara umur 0-3 tahun. Dalam naskah ini disebutkan umur 0-3 tahun adalah fase wiradat ing dzat supe maksudnya adalah pada fase ini kuda memunyai sifat lupa. Lupa pada kuda, memiliki arti anak kuda itu masih susah untuk dikendalikan. Ia akan sering lupa pada pelajaran yang telah ia pelajari. Pada umur ini juga, adalah pertanda masa kanak-kanak pada kuda. Hal ini dipaparkan pada halaman 14. punika untu kapal bêlo awit lair saking biyungipun, ngantos dumugi umur 1000 dintên. Dados kirang langkung kapal bêlo umur 3 taun. Punika kawuningan wiradat ing dzat supe. Ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah, inggih supe. (hlm. 14) ini gigi anak kuda mulai terlahir dari induknya, sampai berumur 1000 hari. Jadi kurang lebih anak kuda berumur 3 tahun. Pada umur ini, dinamakan keadaan lupa. Yang menyebabkan keadaan sifatnya itu adalah lupa. Menurut Wempi seorang pelatih kuda pacu, kuda akan siap dilatih mulai dari umur tiga tahun. Teknik pelatihan pada kuda pacu dilakukan secara bertahap yaitu pada umur tiga tahun dilakukan dengan berjalan-jalan setiap pagi dan sore selama tiga bulan, setelah itu pelatihan dilanjutkan

13 96 dengan kuda dijalankan setiap pagi dan sore ditunggangi oleh seorang joki selama tiga bulan. Pemilihan jenis jalanan pada saat latihan juga perlu diperhatikan, mulai dari tingkat termudah yaitu kuda dijalankan pada tanah perumput yang luas biasanya pada tanah lapang, kemudian jalanan yang lurus dan datar, dan tahap tersulit yaitu jalanan berkelok dan terjal. Kuda pacu sudah bisa mengikuti kompetisi mulai umur tiga tahun, dan pelatihan minimal enam bulan sebelum kompetisi diadakan. Sama halnya dengan seekor kuda pacu, menurut Mujiono kuda tarik sudah mulai dapat digunakan untuk menarik beban maupun dimanfaatkan tenaganya adalah mulai umur tiga tahun. Karena kuda tarik yang telah berumur tiga tahun sudah dikatagorikan kuda dewasa. 2. Fase Wiradat ing dzat 2 bab: kêndho bayu ototipun, engêt Pada fase ini kuda mengalami dua perkembangan yaitu kêndho bayu ototipun atau otot-otot pada tubuhnya mulai mengendur dan elastis. Maksudnya ketika alat indra dan fungsi tubuh seluruhnya sudah bekerja secara baik, misalnya kakinya sudah mampu digunakan untuk berjalan dan berlari kencang. Kedua engêt atau daya ingat pada kuda yang juga sudah berfungsi. Ketika kuda pacu maupun kuda tarik mulai diajari untuk berjalan, maka ia akan mudah mengingat cara ia berjalan pada jalanan yang berumput dan luas, lurus dan datar, maupun jalanan yang berkelok dan terjal. kapal bêlo ing nalika umur 4 taun tumindak, ngantos dumugi umur 6 taun wau, punika kadunungan wiradat ing dzat 2 bab. Ingkang 1 bab kêndho bayu ototipun. Ingkang 2 bab èngêt. Dening èngêt wau, ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah lantip dhatêng pangajaran. Mila wau kapal bêlo ingkang dawêg wanci

14 97 umur sumantên, bilih katumpakan malah bandhang dhatêng pangajaran. (hlm ) anak kuda ketika memasuki umur 4 tahun, sampai berumur 6 tahun ini dinamakan kadunungan wiradat ing dzat 2 bab atau dalam keadaan mempunyai 2 sifat. Yaitu sifat 1 otot-otot pada tubuhnya melemah. Sifat 2 ingat. Adapun ingat ini, yang menyebabkan tumbuhnya keadaan sifat kuda yang cerdas dalam pembelajaran. sehingga anak kuda yang sudah genap pada usia ini jika ditunggangi justru pandai terhadap pembelajaran. 3. Wiradat ing dzat birahi Tidak hanya kuda, akan tetapi hewan lainnya juga memiliki fase pematangan terhadap alat-alat reproduksi dalam tubunya, hal ini lazim disebut dengan birahi pada hewan. Sifat birahi pada kuda betina, dapat dilihat dari keluarnya lendir bening pada bagian selangkangannya. Apabila hal demikian ini terjadi, berarti kuda betina sudah siap untuk bereproduksi. Menurut Mujiono kuda dapat berkembangbiak dengan dua cara, yaitu alami dan buatan. Alami dilakukan dengan cara mengeluarkan kuda betina dan kuda jantan dari kandang untuk kemudian dibawa ke tempat yang luas misalnya padang rumput atau tanah lapang. Cara buatan adalah dengan bantuan dokter hewan yaitu dengan memasukkan cairan semen pada rahim kuda betina. Keberhasilan pembuahan pada kuda dapat diamati setelah tujuh hari kemudian. Apabila kuda betina kembali birahi, berarti pembuahan yang dilakukan belum berhasil.

15 98 Pada kuda pacu masa ini sangatlah penting untuk diperhatikan untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas. Menurut Wempi dalam pembuahan, kuda lokal seringkali dikawinkan dengan kuda persilangan. Bahkan silsilah keturunan pada kuda, akan sangat penting dalam sebuah komprtisi pacuan. Pada fase birahi, kuda sebaiknya mendapatkan perawatan khusus karena kuda dalam keadaan yang buruk. Hal ini dijelaskan pada kutipan teks berikut. kapal umur 9 taun. Punika kadunungan wiradat ing dzat birahi. Ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah, sura tanpa duga, mangkrak murkangkara, nir baya wiweka, (hlm. 21) Terjemahan : kuda berumur 9 tahun ini, tepat masa kuda dalam sifat birahi. Yang menyebabkan keadaan sifat dan sifat ini adalah serba tanpa dugaan, hanya teriak-teriak, tanpa bisa berhati-hati 4. Wiradat ing dzat madya wêrda Pada fase setengah tua ini, kuda mempunyai sifat tenang. Kuda mulai menjadi tunggangan yang utama, sudah jinak dan mudah untuk diatur. Hal demikian ini akan lestari seterusnya. kapal umur 12 taun. Punika kadunungan wiradat ing dzat madya wêrda. Têgêsipun satêngah sêpuh. Inggih punika mêmpêng ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah. Wiwit tata kautamaning turangga, sampun kathah manahipun ingkang lana, lêstantun sapanginggilipun. (hlm ) Terjemah : kuda berumur 12 tahun ini keadaan sifat setengah tua Maksudnya setengah tua. Yaitu keadaan kuda dalam keadaan yang menumbuhkan sifat rajin. Mulai dari keutamaan turangga, sudah banyak keadaan hatinya yang tetap, lestari seterusnya.

16 99 5. Wiradat ing dzat purwa wêrda Pada fase wiradat ing dzat purwa wêrda maksudnya adalah masa kuda mulai tua. Ia akan tetap menjadi tunggangan yang utama. Tunggangan yang utama artinya selalu teliti, cermat, dan berhati-hati dalam segala hal. Ia tidak akan goyah terhadap rintangan apapun yang sedang ia hadapi. kapal umur 15 taun. Punika kadunungan wiradat ing dzat purwa wêrda. Têgêsipun wiwit sêpuh. Ingkang anjalari nuwuhakên kawontênanipun manah. Têtêp kautamaning turangga, jatmika nayaning aswa, nala surasaronta, titi têtêg ngati-ati, tan kewran sakèhing tatali, lêstantun sapanginggilipun. (hlm ) kuda berumur 15 tahun ini kadunungan wiradat ing dzat purwa werda. Maksudnya mulai tua. Yang menyebabkan tumbuhnya keadaan hati. Tetap keutamaan turangga, tunggangan yang baik, keadaannya selalu tenang, teliti kokoh dan berhati-hati, tidak goyah pada banyaknya rintangan, lestari selamanya. 6. Wiradat ing dzat tuhu wêrda Fase sangat tua dapat diartikan sebagai masa lungse pada kuda. Pada masa ini kekuatan fisiknya sudah banyak berkurang, nafasnya pun sudah tersengalsengal, dan keadaan lemahnya fisik ini akan lestari. kapal umur 16 taun tumindak, dumugi sapanginggilipun. Punika kadunungan wiradat ing dzat tuhu wêrda. Têgêsipun sampun têmên sêpuh. Ingkang anjalari nuwuhakên cêkak napas. Sudanipun ing roh, inggih punika kapal ingkang kawastanan sêpuh lungse botên kangge. Amargi kapal punika wosipun ingkang dipunpitados amung satunggal, inggih amung napasipun. Mangka punika napasipun sampun cêkak, lêstantun sapanginggilipun. (hlm ) Terjemah : kuda memasuki umur 16 tahun, seterusnya sampai kuda mati. Ini dinamakan kadunungan wiradat ing dzat tuhu werda. Maksudnya sudah benar-benar tua. Pada umur ini, nafas kuda mulai pendek. Berkurangnya roh. Yang seperti inilah kuda yang disebut tua lungse dan tidak dapat digunakan lagi. Karena inti yang dicari pada kuda hanya satu yaitu nafasnya. Maka nafas kuda yang pendek-pendek itu sudah lestari sampai kuda mati.

17 100 Fase lungse pada kuda menurut Mujiono tidak bisa selalu ditentukan oleh umur. Sebab, lungse pada kuda ternak atau kuda tarik tergantung pada cara dan sistem perawatannya.

BAB II TINJAUAN FILOLOGIS. filologi yaitu, dimulai dari penjabaran deskripsi BMK, membuat kritik teks,

BAB II TINJAUAN FILOLOGIS. filologi yaitu, dimulai dari penjabaran deskripsi BMK, membuat kritik teks, BAB II TINJAUAN FILOLOGIS Pada bab II ini menguraikan tentang tinjauan filologis yang dilakukan terhadap naskah BMK. Hal ini dilakukan untuk membahas permasalahan secara mendalam yang ada di dalam naksah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kumpulan beribu ribu pulau, sehingga Indonesia dikenal sebagai Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kumpulan beribu ribu pulau, sehingga Indonesia dikenal sebagai Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang majemuk. Hal ini dibuktikan dengan wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari kumpulan beribu ribu

Lebih terperinci

BUKU MAKRIPATING KAPAL (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS DAN KAJIAN MISTIK)

BUKU MAKRIPATING KAPAL (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS DAN KAJIAN MISTIK) BUKU MAKRIPATING KAPAL (SUATU TINJAUAN FILOLOGIS DAN KAJIAN MISTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Daerah Fakultar Ilmu Budaya

Lebih terperinci

UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI*

UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI* UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI* Dening Sutrisna Wibawa Universitas Negeri Yogyakarta 1. Pambuka Unggah-ungguhing basa mujudaken perangan ingkang baku soksintena ingkang ngginakaken basa Jawi. Tiyang dipunwastani

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA MUSYAWARAH CABANG VII GABUNGAN PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA (GAPENSI) KABUPATEN KULONPROGO Wates, 12 Februari 2011 Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan. PATHISARI Skripsi punika asil saking panaliten filologi tumrap Sěrat Pangracutan ingkang kasimpěn ing Perpustakaan Pura Pakualaman Ngayogyakarta mawi kode koleksi 0125/PP/73. Skripsi punika awujud suntingan

Lebih terperinci

Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra)

Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra) Nilai Moral Dalam Serat Dongeng Asmadaya (Sebuah Tinjauan Filologi Sastra) Oleh: Mudika Nofalia Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa liadicha@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI POP-UP BOOK KANGGE SISWA KELAS VII SMPN 1 IMOGIRI

MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI POP-UP BOOK KANGGE SISWA KELAS VII SMPN 1 IMOGIRI Media Pasinaon Maos... Destiya Novia 65 MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI POP-UP BOOK KANGGE SISWA KELAS VII SMPN 1 IMOGIRI READING JAVANESE SCRIPT LEARNING MEDIA WITH POP-UP BOOK FOR STUDENT

Lebih terperinci

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Kompetensi Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Prambanan Klaten : Pendidikan Bahasa Jawa : VII/satu : Teks Cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

TANGGAP WACANA BUPATI KARANGANYAR WONTEN ING ACARA TATA CARA BANDERA PENGETAN DINTEN AMBAL WARSA PAMARINTAH KABUPATEN KARANGANYAR KAPING 99 WARSA 2016

TANGGAP WACANA BUPATI KARANGANYAR WONTEN ING ACARA TATA CARA BANDERA PENGETAN DINTEN AMBAL WARSA PAMARINTAH KABUPATEN KARANGANYAR KAPING 99 WARSA 2016 TANGGAP WACANA BUPATI KARANGANYAR WONTEN ING ACARA TATA CARA BANDERA PENGETAN DINTEN AMBAL WARSA PAMARINTAH KABUPATEN KARANGANYAR KAPING 99 WARSA 2016 Dinten/Surya kaping : Jumah Pahing, 18 Nopember 2016

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA

ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA ANALISIS NILAI MORAL DAN SOSIOLOGI NOVEL KIRTI NJUNJUNG DRAJAT KARYA R. Tg. JASAWIDAGDA Oleh: Ika Putri Mei Wulandari pendidikan bahasa dan sastra jawa Princess_29@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA MBIKAK UNDIAN KUPON BLONJO MIRAH ING BALAI DESA NOMPOREJO, GALUR Assalamu alaikum Wr. Wb. Wates, 5 Maret 2011 Mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan

Lebih terperinci

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan LAPORAN PENYULUHAN DALAM RANGKA MERESPON SERANGAN WABAH PENYAKIT NGOROK (Septicae epizootica/se) PADA TERNAK KERBAU DI KABUPATEN SAMOSIR BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng siang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng siang, mugi kawilujengan, kasarasan saha karaharjan tansah kajiwa kasalira kula lan panjenengan sedaya. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA SMK MA ARIF I WATES NAMPI SERTIFIKAT SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO : 9001 : 2008 SAKING PT. TUV RHEINLAND INDONESIA LAN NGEPYAKAKEN GEDUNG ENGGAL Wates, 26 Februari

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBALAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBALAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBALAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Ke : SMP N 2 Ngemplak : Bahasa Jawa : VIII/ Ganjil : 1 X Pertemuan Standar Kompetensi : 2. Mampu mengungkapkan pikiran

Lebih terperinci

Tiyang Tani lan Tikus: Mewariskan Nilai Budu Pekerti bagi Anak melalui Dongen Klasik Jawa. Oleh : Supartinah Dosen PGSD FIP UNY

Tiyang Tani lan Tikus: Mewariskan Nilai Budu Pekerti bagi Anak melalui Dongen Klasik Jawa. Oleh : Supartinah Dosen PGSD FIP UNY 1 Tiyang Tani lan Tikus: Mewariskan Nilai Budu Pekerti bagi Anak melalui Dongen Klasik Jawa Oleh : Supartinah Dosen PGSD FIP UNY A. PENDAHULUAN Anak-anak umumnya telah mengenal, bahkan hafal, cerita rakyat

Lebih terperinci

PAMBUDIDAYA NGIPUK-IPUK SAHA MEKARAKEN UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI

PAMBUDIDAYA NGIPUK-IPUK SAHA MEKARAKEN UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI PAMBUDIDAYA NGIPUK-IPUK SAHA MEKARAKEN UNGGAH-UNGGUHING BASA JAWI Dening Sutrisna Wibawa Universitas Negeri Yogyakarta-Indonesia Makalah kangge Seminar Internasional Basa Jawi Ingkang dipunadani dening

Lebih terperinci

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan. C. Tujuan Pembelajaran

menyusun teks lisan sesuai unggahungguh. berbagai keperluan. C. Tujuan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP N 4 WATES Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Materi Pokok : Unggah-ungguh Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (80 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang lan salam karaharjan tumrap kita sami.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Sugeng enjang lan salam karaharjan tumrap kita sami. ATUR PALAPURAN PANGARSA BAGIAN PMPK DAN KB BIRO BINA SOSIAL WONTEN ING ADICARA DIALOG INTERAKTIF PANINGKATAN PANYARTANIPUN LARE ING PEMBANGUNAN KABUPATEN/KITHA SE-BAKORWIL III PROVINSI JAWI TENGAH BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD Nama : Angga Rio Pratama Kelas : S1 TI 2C NIM : 10.11.3699 Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Peluang Usaha Pengembangbiakan Love Bird (

Lebih terperinci

AMANAT DALAM CERITA MINTARAGA GANTJARAN KARYA PRIJOHOETOMO

AMANAT DALAM CERITA MINTARAGA GANTJARAN KARYA PRIJOHOETOMO AMANAT DALAM CERITA MINTARAGA GANTJARAN KARYA PRIJOHOETOMO Djoko Sulaksono Pendidikan Bahasa Jawa, FKIP UNS ciptaningmintaraga@yahoo.com Abstrak Cerita wayang merupakan salah satu cerita yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ PRANATANING GÊSANG ING SÊRAT PURWÅKARÅNÅ. Yesi Permata Eko Wardani

KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ PRANATANING GÊSANG ING SÊRAT PURWÅKARÅNÅ. Yesi Permata Eko Wardani 1 KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ PRANATANING GÊSANG ING SÊRAT PURWÅKARÅNÅ Yesi Permata Eko Wardani 12205241012 SARINING PANALITÈN Panalitèn mênikå ngêwrat gangsal ancas panalitèn. Ancasipun inggih mênikå 1) ngandharakên

Lebih terperinci

BAB III CARA PANALITEN. metode deskriptif. Miturut pamanggihipun Sudaryanto (1988: 62) metode

BAB III CARA PANALITEN. metode deskriptif. Miturut pamanggihipun Sudaryanto (1988: 62) metode BAB III CARA PANALITEN A. Jinising Panaliten Panaliten menika kagolong jinising panaliten ingkang ngginakaken metode deskriptif. Miturut pamanggihipun Sudaryanto (1988: 62) metode deskriptif inggih menika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 4 WATES : VII/ Gasal : Bahasa Jawa : Unggah-ungguh : 80 menit A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing 1. Kambing Boer Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing Boer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Wonosobo Domba Wonosobo merupakan domba hasil persilangan antara domba Texel yang didatangkan pada tahun 1957 dengan Domba Ekor Tipis dan atau Domba Ekor Gemuk yang secara

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur 25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten Sumba Timur terletak di antara 119 45 120 52 Bujur

Lebih terperinci

MEDIA PASINAON DOLANAN ULAR TANGGA CANGKRIMAN MIGUNAKAKEN PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VII

MEDIA PASINAON DOLANAN ULAR TANGGA CANGKRIMAN MIGUNAKAKEN PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VII 44 Jurnal Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa Volume 6, Nomor 6, Juni 2017 MEDIA PASINAON DOLANAN ULAR TANGGA CANGKRIMAN MIGUNAKAKEN PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui naskah kuna. Jenis isi dari naskah kuna sangat beragam. Jenis teks tersebut antara lain berisi

Lebih terperinci

Serat Pawukon di Surakarta (Sebuah Kajian Filologis dan Kodikologis)

Serat Pawukon di Surakarta (Sebuah Kajian Filologis dan Kodikologis) Serat Pawukon di Surakarta (Sebuah Kajian Filologis dan Kodikologis) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

DAMEL MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI BASIS WEB TUMRAP SISWA VIII SMP

DAMEL MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI BASIS WEB TUMRAP SISWA VIII SMP DAMEL MEDIA PASINAON MAOS UKARA MAWI AKSARA JAWA KANTHI BASIS WEB TUMRAP SISWA VIII SMP Ines Ika Saputri 11205244015 Sarining Panaliten Ancasing panaliten inggih menika ngandharaken cara mujudaken media

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Assolihin Aqiqah bertempat di Jl. Gedebage Selatan, Kampung Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini lokasinya mudah ditemukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus meningkat sehingga membutuhkan ketersediaan makanan yang memiliki gizi baik yang berasal

Lebih terperinci

STRUKTURALISME GENETIK NOVEL JEMINI ANGGITANIPUN SUPARTO BRATA SKRIPSI

STRUKTURALISME GENETIK NOVEL JEMINI ANGGITANIPUN SUPARTO BRATA SKRIPSI STRUKTURALISME GENETIK NOVEL JEMINI ANGGITANIPUN SUPARTO BRATA SKRIPSI Dipunajengaken dhateng Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta minangka Jejangkeping Pandadaran Anggayuh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing tembung: cariyos sambung, analisis struktural, gegayutan perangan. xviii

PATHISARI. Wosing tembung: cariyos sambung, analisis struktural, gegayutan perangan. xviii PATHISARI Cariyos sambung inggih punika cariyos rekan ingkang boten wetah satunggal edisi nanging taksih wonten kalajenganipun. Cariyos sambung punika cariyos runtut kadosdene limrahipun kalawarti utawi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

TETANDHINGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT SAHA METODE NUMBERED HEADS TOGETHER TUMRAP KASAGEDAN MAOS WACANA AKSARA JAWA SISWA KELAS X SKRIPSI

TETANDHINGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT SAHA METODE NUMBERED HEADS TOGETHER TUMRAP KASAGEDAN MAOS WACANA AKSARA JAWA SISWA KELAS X SKRIPSI TETANDHINGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT SAHA METODE NUMBERED HEADS TOGETHER TUMRAP KASAGEDAN MAOS WACANA AKSARA JAWA SISWA KELAS X SKRIPSI Dipunaturaken dhateng Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

KAJIAN INFERENSI SALEBETING WACANA MURAL BASA JAWI WONTEN ING KITHA YOGYAKARTA. Arif Rohmawan Mulyana

KAJIAN INFERENSI SALEBETING WACANA MURAL BASA JAWI WONTEN ING KITHA YOGYAKARTA. Arif Rohmawan Mulyana KAJIAN INFERENSI SALEBETING WACANA MURAL BASA JAWI WONTEN ING KITHA YOGYAKARTA Arif Rohmawan 12205244039 Mulyana Sarining Panaliten Panaliten menika kangge ngandharaken bab inferensi salebeting wacana

Lebih terperinci

BEDANIPUN METODE MAKE A MATCH SAHA PICTURE AND PICTURE TUMRAP KAPRIGELAN MAOS WAOSAN SINERAT MAWI AKSARA JAWA SISWA KELAS VIII SMP N 3 GODEAN SKRIPSI

BEDANIPUN METODE MAKE A MATCH SAHA PICTURE AND PICTURE TUMRAP KAPRIGELAN MAOS WAOSAN SINERAT MAWI AKSARA JAWA SISWA KELAS VIII SMP N 3 GODEAN SKRIPSI BEDANIPUN METODE MAKE A MATCH SAHA PICTURE AND PICTURE TUMRAP KAPRIGELAN MAOS WAOSAN SINERAT MAWI AKSARA JAWA SISWA KELAS VIII SMP N 3 GODEAN SKRIPSI Dipunajengaken dhateng Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

Mengamati Kehidupan Hewan

Mengamati Kehidupan Hewan 8 Mengamati Kehidupan Hewan Ketekunan adalah ciri seorang pembelajar. Berhubungan dengan hal ini, kamu akan mengamati benda melalui kegiatan menulis dan membaca. Belajar Apa di Pelajaran 8? Mengenal isi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkawinan Perkawinan yang baik yaitu dilakukan oleh betina yang sudah dewasa kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat melahirkan (Arif, 2015).

Lebih terperinci

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB). CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB). Peningkatan produktifitas ternak adalah suatu keharusan, Oleh karena itu diperlukan upaya memotivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kuda memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Kuda memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kuda memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terdapat lima (5) macam hubungan yang penting antar a kuda dengan manusia yaitu: 1) Daging

Lebih terperinci

MEDIA DOLANAN TELU DADI PARIKAN NGANGGE PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI

MEDIA DOLANAN TELU DADI PARIKAN NGANGGE PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI MEDIA DOLANAN TELU DADI PARIKAN NGANGGE PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Dipunaturaken dhateng Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Kangge Njangkepi

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 USAHA PEMBIBITAN TERNAK BABI MAULAFA Tri Anggarini Y. Foenay, Theresia Nur Indah Koni Jurusan Peternakan - Politani Negeri Kupang Email: anggarini.foenay@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari kegiatan IbM adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bali Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi Filum Class Ordo Famili Genus Subgenus : Chordata : Mammalia : Artiodactyla : Bovidae : Bos : Bibos sondaicus

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Mugi karaharjan, kawilujengan lan kasarasan tansah Kajiwa kasalira kula panjenengan sami.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Mugi karaharjan, kawilujengan lan kasarasan tansah Kajiwa kasalira kula panjenengan sami. BUPATI KULONPROGO WEDHAR SABDA WONTEN ING ACARA PAGELARAN RINGGIT TOPENG WONTEN ING UPACARA ADAT REBO PUNGKASAN BENDUNG KHAYANGAN NGRANCAH, PENDOWOREJO, GIRIMULYO Wates, 02 Februari 2011 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

PIWULANG MORAL WONTEN ING CAKEPAN GENDHING DOLANAN WONTEN ING BUKU GENDHING-GENDHING DOLANAN ANGGITANIPUN SRI WIDODO

PIWULANG MORAL WONTEN ING CAKEPAN GENDHING DOLANAN WONTEN ING BUKU GENDHING-GENDHING DOLANAN ANGGITANIPUN SRI WIDODO PIWULANG MORAL WONTEN ING CAKEPAN GENDHING DOLANAN WONTEN ING BUKU GENDHING-GENDHING DOLANAN ANGGITANIPUN SRI WIDODO SKRIPSI Kaaturaken dhateng Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Detaseman Kavaleri Berkuda (Denkavkud) berada di Jalan Kolonel Masturi, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

BERFOKUS KEPADA TUHAN

BERFOKUS KEPADA TUHAN Khotbah Jangkep Minggu, 7 Agustus 2011 Pekan Biasa Ke Sembilan Belas (Hijau) BERFOKUS KEPADA TUHAN Bacaan I: I Raja-raja 19: 9-18; Tanggapan: Mazmur 85: 8-14; Bacaan II: Roma 10: 5 15; Bacaan III: Injil

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015

Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015 Analisis Kesalahan Kalimat Teks Pidato Berbahasa Jawa Siswa Kelas IX di SMP Negeri 1 Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pembelajaran 2014/2015 Oleh : Rani Aryanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu Kemampuan berbahasa : SMP N 4 Wates : Bahasa Jawa : VIII/ Gasal : 1 (satu) : 2 x 40 menit :

Lebih terperinci

QUR AN SUCI JARWA JAWI. DALAH TAFSIRIPUN Maulana Muhammad Ali.

QUR AN SUCI JARWA JAWI. DALAH TAFSIRIPUN Maulana Muhammad Ali. QUR AN SUCI JARWA JAWI DALAH TAFSIRIPUN Maulana Muhammad Ali www.aaiil.org The Holy Quran Yasanipun Ingkang Anjarwakaken Design Layout : Maulana Muhammad Ali : R. Ng. H. Minhadjurrahman Djajasugita & M.

Lebih terperinci

STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA

STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Oleh Galih Mardiyoga 2102406566 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang dimiliki yaitu kebudayaan.koentjaraningrat (1985) menyebutkan bahwa kebudayaan terdiri dari tujuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Sapi Bali Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos Sondaicus)

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan 19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas, jenis ternak yang dipelihara oleh masyarakat pun semakin beragam. Beternak

Lebih terperinci

PEPALI PAGESANGAN TIYANG JAWI WONTEN ING DESA NUNGKULAN KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

PEPALI PAGESANGAN TIYANG JAWI WONTEN ING DESA NUNGKULAN KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI 54 Jurnal Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa Volume 6, Nomor 6, Juni 2017 PEPALI PAGESANGAN TIYANG JAWI WONTEN ING DESA NUNGKULAN KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI PEPALI OF LIFE JAVANESE

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Sumba atau lebih dikenal Sandal memiliki keistimewaan memiliki daya tahan tinggi terhadap iklim tropis dan juga memiliki kecepatan lari yang baik dengan warna bulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, dan sastra (Baried, 1983: 4). Cipta sastra yang termuat dalam naskah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Naskah-naskah yang terdapat di Nusantara memiliki isi yang sangat kaya. Kekayaan itu dapat ditunjukkan oleh aneka ragam aspek kehidupan yang dikemukakan, misalnya masalah

Lebih terperinci

2. Satleraman ngengingi Sastra Jawi Kina

2. Satleraman ngengingi Sastra Jawi Kina Bab-bab Wigatos Ingkang Kamot Wonten Ing Sastra Jawi Kina Minangka Pambangun Pekertinipun Saha Watakipun Bangsa Dening: Titik Pudjiastuti [ 1 ] 1. Pambuka Ngrembag ngengingi sastra Jawi Kina tansah nengsemaken

Lebih terperinci

TEMBUNG KAHANAN BASA JAWI KINA WONTEN ING BASA JAWI ENGGAL (Adhedhasar Kamus Jawa Kuna-Indonesia kaliyan Baoesastra Djawa) SKRIPSI

TEMBUNG KAHANAN BASA JAWI KINA WONTEN ING BASA JAWI ENGGAL (Adhedhasar Kamus Jawa Kuna-Indonesia kaliyan Baoesastra Djawa) SKRIPSI TEMBUNG KAHANAN BASA JAWI KINA WONTEN ING BASA JAWI ENGGAL (Adhedhasar Kamus Jawa Kuna-Indonesia kaliyan Baoesastra Djawa) SKRIPSI Dipunaturaken dhumateng Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class

Lebih terperinci

SKRIPSI Dipunajengaken. dening

SKRIPSI Dipunajengaken. dening TRADHISI RITUAL SLAMETAN WONTEN ING PETILASAN ARDI LAWET DESA PANUSUPAN REMBANG PURBALINGGA SKRIPSI Dipunajengaken dhateng Fakultas Bahasa dan Senii Universitas Negeri Yogyakarta minangkaa Jejangkeping

Lebih terperinci

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya TERNAK KELINCI Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci,

Lebih terperinci

MEDIA PASINAON NYEMAK CARIYOS WAYANG KANTHI PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VIII. Skripsi

MEDIA PASINAON NYEMAK CARIYOS WAYANG KANTHI PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VIII. Skripsi MEDIA PASINAON NYEMAK CARIYOS WAYANG KANTHI PROGRAM MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 KANGGE SISWA SMP KELAS VIII Skripsi Dipunaturaken dhateng Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta kangge

Lebih terperinci

DAMEL BUKU SINAU MAOS SAHA NYERAT AKSARA JAWA KANTHI IRAH-IRAHAN CARAKA KANGGE SISWA SMP SKRIPSI

DAMEL BUKU SINAU MAOS SAHA NYERAT AKSARA JAWA KANTHI IRAH-IRAHAN CARAKA KANGGE SISWA SMP SKRIPSI DAMEL BUKU SINAU MAOS SAHA NYERAT AKSARA JAWA KANTHI IRAH-IRAHAN CARAKA KANGGE SISWA SMP SKRIPSI Kaaturaken dhumateng Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi perah Sapi perah (Bos sp.) merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Merpati Karakteristik Merpati )

TINJAUAN PUSTAKA Merpati Karakteristik Merpati ) TINJAUAN PUSTAKA Merpati Menurut Yonathan (2003), penyebaran merpati hampir merata di seluruh bagian bumi kecuali di daerah kutub. Merpati lokal di Indonesia merupakan burung merpati yang asal penyebarannya

Lebih terperinci

Oleh : Mas Kumitir 1 P A M E L E N G

Oleh : Mas Kumitir 1 P A M E L E N G Oleh : Mas Kumitir 1 A J I P A M E L E N G Tegesipun aji = ratu, pameleng = pasamaden; mengku pikajeng : tandaning sedya ingkang luhur piyambak. Dene empaning pandamelan wau winastan manekung, pujabrata,

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan 24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan Jagorawi Golf & Country Club, Jalan Karanggan Raya, Kampung Kranji

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Kelinci, Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu pada bulan Agustus 2012 sampai

Lebih terperinci

SERAT WEDHAPRADANGGA

SERAT WEDHAPRADANGGA 1 SERAT WEDHAPRADANGGA Program digital ini dikembangkan untuk melestarikan dalam mendukung proses pelestarian sastra daerah di Indonesia. Hasil dari program digital ini berupa karya sastra Jawa yang disalin

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ KAWRUH SAJATOSING GÊSANG WONTÊN ING SÊRAT SULUK WARNI-WARNI. Mohamad Wahyu Hidayat

KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ KAWRUH SAJATOSING GÊSANG WONTÊN ING SÊRAT SULUK WARNI-WARNI. Mohamad Wahyu Hidayat KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ KAWRUH SAJATOSING GÊSANG WONTÊN ING SÊRAT SULUK WARNI-WARNI Mohamad Wahyu Hidayat 11205241011 Sarining Panalitèn Panalitѐn mênikå ancasipun kanggé ndamêl kajian filologi wontên ing

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 IV. MENGENAL BERBAGAI BANGSA SAPI PERAH Dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat di dunia pada dasarnya dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 I. BENIH PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL BENIH DAN BIBIT TERNAK YANG AKAN DIKELUARKAN A. Semen Beku Sapi

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

TRADISI ZIARAH MAKAM SUNAN PANDAN ARAN ING DESA PASEBAN KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN. Agung Kurniadi

TRADISI ZIARAH MAKAM SUNAN PANDAN ARAN ING DESA PASEBAN KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN. Agung Kurniadi TRADISI ZIARAH MAKAM SUNAN PANDAN ARAN ING DESA PASEBAN KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN Agung Kurniadi 11205244010 Sarining Panaliten Panaliten menika gadhah ancas kangge ngandharaken mula bukaning tradisi,

Lebih terperinci

DAMEL MEDIA NYEKAR MACAPAT ASMARADANA MAWI ANDROID MOBILE TUMRAP SISWA KELAS VII SMP. Indra Dharmawan

DAMEL MEDIA NYEKAR MACAPAT ASMARADANA MAWI ANDROID MOBILE TUMRAP SISWA KELAS VII SMP. Indra Dharmawan DAMEL MEDIA NYEKAR MACAPAT ASMARADANA MAWI ANDROID MOBILE TUMRAP SISWA KELAS VII SMP Indra Dharmawan 10205241049 Sarining Panaliten Panaliten menika gadhah tigang ancas, inggih menika: ancas sepisan ngandharaken

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pulau Sumba terletak di Barat-Daya Propinsi NTT, berjarak sekitar 96 km

PEMBAHASAN. Pulau Sumba terletak di Barat-Daya Propinsi NTT, berjarak sekitar 96 km 23 IV PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Pulau Sumba terletak di Barat-Daya Propinsi NTT, berjarak sekitar 96 km di sebelah selatan Pulau Flores, 295 km di sebelah Barat-Daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Sapi Bali Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan sapi Bali asli Indonesia yang diduga sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan bangsa kambing hasil persilangan kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan pejantan

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ PIWULANG MORAL WONTÊN ING SÊRAT ÉNDRÅLAKSITÅ

KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ PIWULANG MORAL WONTÊN ING SÊRAT ÉNDRÅLAKSITÅ 18 Jurnal Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa Volume 6, Nomor 8, Agustus 2017 KAJIAN FILOLOGI SÅHÅ PIWULANG MORAL WONTÊN ING SÊRAT ÉNDRÅLAKSITÅ PHILOLOGY STUDY AND MORAL VALUES IN SÊRAT ÉNDRÅLAKSITÅ

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci

Jangka Ranggawarsita Sabda Pranawa Kajarwaaken: R.Rg. Sastrasardaga hal.1/5

Jangka Ranggawarsita Sabda Pranawa Kajarwaaken: R.Rg. Sastrasardaga  hal.1/5 1 Rasaning tyas kayungyun ngayati, lukitaning sekar dhandhanggula, linalar srana wengane, krentek osiking kalbu, katarbuka weninging budi, kang nedya maharjeng tyas, sarwi weh pitutur, sumingkir mring

Lebih terperinci

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia Standar Nasional Indonesia Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Tapir asia dapat ditemukan dalam habitat alaminya di bagian selatan Burma, Peninsula Melayu, Asia Tenggara dan Sumatra. Berdasarkan Tapir International Studbook, saat ini keberadaan

Lebih terperinci

SÊRAT PURWAKA SURTI (Suatu Tinjauan Filologis)

SÊRAT PURWAKA SURTI (Suatu Tinjauan Filologis) SÊRAT PURWAKA SURTI (Suatu Tinjauan Filologis) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, tribus Anatini dan genus Anas (Srigandono,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi pengembangan usaha peternakan kambing masih terbuka lebar karena populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai 1.012.705 ekor. Menurut data

Lebih terperinci

Sabda Pranawa. Angitanipun R.Ng. Ranggawarsita. Oleh : Mas Kumitir 1

Sabda Pranawa. Angitanipun R.Ng. Ranggawarsita.  Oleh : Mas Kumitir 1 1 Sabda Pranawa Program digital ini dikembangkan untuk melestarikan dalam mendukung proses pelestarian sastra daerah di Indonesia. Hasil dari program digital ini berupa karya sastra Jawa yang disalin dalam

Lebih terperinci

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci