STUDI ANTROPOMETRI PEMANEN KELAPA SAWIT DAN APLIKASINYA PADA RANCANG BANGUN ANGKONG BANI SHIDEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI ANTROPOMETRI PEMANEN KELAPA SAWIT DAN APLIKASINYA PADA RANCANG BANGUN ANGKONG BANI SHIDEK"

Transkripsi

1 STUDI ANTROPOMETRI PEMANEN KELAPA SAWIT DAN APLIKASINYA PADA RANCANG BANGUN ANGKONG BANI SHIDEK TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Antropometri Pemanen Kelapa Sawit dan Aplikasinya Pada Rancang Bangun Angkong adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, 2013 Bani Shidek NIM F

4 ABSTRAK BANI SHIDEK. Studi Antropometri Pemanen Kelapa Sawit dan Aplikasinya pada Rancang Bangun Angkong. Dibimbing oleh SAM HERODIAN dan M. FAIZ SYUAIB. Kegiatan pengangkutan kelapa sawit dipengaruhi oleh pekerja dan alat bantunya. Aktivitas pengangkutan memiliki beberapa tahapan yang cukup beresiko dan banyak dikeluhkan oleh pekerja. Terdapat tiga tahapan yang beresiko yaitu pengangkatan, pengangkutan, dan pengeluaran buah sawit. Tahapan tersebut dapat mempengaruhi produktivitas hasil panen, namun hingga saat ini belum dilakukan optimasi untuk mencapai hasil yang optimal. Sehingga perlu dilakukan analisis ergonomika selama kegiatan tersebut untuk mengurangi resiko kerja dan keluhan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aktivitas pengangkutan serta membuat rekomendasi desain dimensional angkong yang sesuai. Perancangan ulang angkong berdasarkan data antropometri pekerja. Rekomendasi desain yang diberikan yaitu perubahan tinggi handle dengan persentil ke-50 sebesar 71 cm, perubahan bentuk penyangga dan perubahan mekanisme handle yang fleksibel dengan dimensi pemendekan sebesar 23,5 cm. Kata kunci: Kegiatan pengangkutan, buah kelapa sawit, antropometri, desain angkong, ABSTRACT BANI SHIDEK. Anthropometric Studies of Palm Oil Harvesting and Application in Wheelbarrow Design. Supervised by SAM HERODIAN and M. FAIZ SYUAIB. Transportation of oil palm fruit is affected by labours and their tools. The activity has some stage which has a risk and complaints occured by the labours. There are 3 stage with a risk, namely lifting, transportation, and revoming the fruits from field. Those stages can affect crop productivity, but until now, those are not optimized yet to get optimal result. So, ergonomic analysis is needed for these activities to reduce the risks of working and complaints that occur. The aim of the research is to analyze every transportation stages and make recommendation of dimensional design for appropriate wheelbarrow. Redesign of wheelbarrow is based on labours anthropometric data. Given recommendation were changes of handle height by 50 th percentile, 71 cm, changes of wheelbarrow cantilever form, and changes mechanism with a flexible handle with shortening dimension was 23,5 cm. Keywords: Transportation activities, oil palm fruits, anthropometric, wheelbarrow design.

5 STUDI ANTROPOMETRI PEMANEN KELAPA SAWIT DAN APLIKASINYA PADA RANCANG BANGUN ANGKONG BANI SHIDEK Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi: Studi Antropometri Pemanen Kelapa Sawit dan Aplikasinya Pada Rancang Bangun Angkong Nama : Bani Shidek NIM : F Disetujui oleh Dr Ir Sam Herodian, MS Pembimbing I DrI Tanggal Lulus: l1 a OEC 2013

8 Judul Skripsi : Studi Antropometri Pemanen Kelapa Sawit dan Aplikasinya Pada Rancang Bangun Angkong Nama : Bani Shidek NIM : F Disetujui oleh Dr Ir Sam Herodian, MS Pembimbing I Dr Ir M. Faiz Syuaib, M Agr Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Desrial, MEng Ketua Departemen Tanggal Lulus:

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga penelitian dan skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan di PT Sari Lembah Subur, Kec Palalawan, Propinsi Riau serta laboratorium Ergonomika sejak bulan April 2013 sampai September 2013 ini berjudul Studi Antropometri Pemanen Kelapa Sawit dan Aplikasinya Pada Rancang Bangun Angkong. Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr Ir Sam Herodian MS selaku dosen pembimbing pertama dan Dr Ir M. Faiz Syuaib M.Agr selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan dukungan serta arahan dan bimbingan selama penelitian dan pembuatan skripsi. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, kakak dan adik tercinta yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan doa serta teman-teman ORION 46 khususnya teman satu bimbingan. Penulis berharap semoga tulisan ini beranfaat dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi pertanian. Bogor, 2013 Bani Shidek

10 DAFTAR ISI DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR TABEL vii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Panen Kelapa Sawit 2 Ergonomi 3 Antropometri 4 Selang Alami Gerakan (SAG) 6 Angkong 8 Software Design 9 METODOLOGI PENELITIAN 9 Waktu dan Tempat Penelitian 9 Bahan dan Alat Perlengkapan 9 Metode Penelitian 10 Observasi Proses Kerja Pemanenan 12 Analisis dan Pemilihan Data 12 Analisis Selang Alami Gerak 14 Analisis Kesesuaian Desain dan Rekomendasi Desain 15 Analisis Antropometri Yang Terkait Dengan Desain Angkong 15 HASIL DAN PEMBAHASAN 22 Analisa rancangan angkong sekarang 22 Analisis gerakan dengan antropometri 25 a. Analisis gerakan mengangkut dengan selang alami gerak 27 b. Analisis gerakan mengangkat dengan selang alami gerak 30 c. Analisis gerakan unloading dengan selang alami gerak 31 Analisis persepsi subjektif 34 Hubungan hasil analisis gerakan dan persepsi subjektif 35

11 Analisis gerakan mengangkat dengan RULA 36 Analisis gerakan unloading dengan RULA 39 Analisis gerakan mengangkut dengan RULA 42 Proses redesain angkong 45 a. Redesain tinggi handle 45 b. Redesain handle 48 c. Optimasi desain handle terhadap postur tubuh 51 Analisis teknik rancangan 53 a. Titik jungkit bak 53 b. Perbandingan gaya angkat 53 Pengembangan ide rancangan 55 Analisis kesesuaian desain (RULA Analisys) 56 a. Posisi mengangkut 56 b. Posisi siap unloading 58 c. Posisi unloading 60 SIMPULAN DAN SARAN 64 DAFTAR PUSTAKA 65 LAMPIRAN 67 RIWAYAT HIDUP 70

12 DAFTAR GAMBAR 1. Angkong 1 2. Alur kegiatan evakuasi hasil panen 3 3. Distribusi normal dan perhitungan persentil 6 4. Selang alami gerakan (SAG) tubuh manusia 8 5. Penggunaan angkong untuk transportasi TBS 8 6. Tampilan layar kerja CATIA P3 V5R Alat dan perlengkapan penelitian Diagram alir Bagian-bagian tubuh pengukuran antropometri Selang gerakan tubuh Tampilan modul aplikasi ergonomics design and analisys pada CATIA P3 V5R Pergerakan tubuh bagian lengan atas Pergerakan tubuh bagian lengan bawah Pergerakan tubuh bagian pergelangan tangan Pergerakan putaran pergelangan tangan Postur tubuh bagian leher (neck) Postur bagian punggung (trunk) Postur tubuh bagian kaki (legs) Penyusunan tandan pada bak Dimensi angkong pada tampak samping Dimensi angkong pada tampak atas Gerakan mengangkut subyek A Gerakan mengangkut subyek B Gerakan mengangkut subyek C Gerakan mengangkat angkong Gerakan unloading subyek A Gerakan unloading subyek B Gerakan unloading subyek C Rekapitulasi data subjektif keluhan Postur tubuh mengangkat Postur tubuh unloading Postur tubuh mengangkut Manikin antropometri berdiri normal tampak samping Simulasi tampak depan menentukan tinggi handle untuk antropometri 5, 50, dan 95 pemanen Riau Simulasi tampak depan menentukan tinggi handle untuk antropometri 5, 50, dan 95 pemanen Kalimantan Simulasi tampak depan menentukan tinggi handle untuk antropometri 5, 50, dan 95 pemanen Sulawesi 47

13 37. Desain rancangan penyangga Illustrasi tinggi handle modifikasi Illustrasi perubahan lebar handle Simulasi menentukan dimensi pemendekkan Tampilan slot pada rangka Mekanisme handle Illustrasi pengangkatan angkong Angkong rancangan Diagram benda bebas pada bak Distribusi gaya angkong rancangan Posisi pemanen saat mengangkut Hasil RULA analysys posisi mengangkut Sudut pergerakan operator saat simulasi pengangkutan Posisi pemanen saat siap unloading Hasil RULA analysys posisi siap unloading Sudut pergerakan operator saat simulasi siap melakukan unloading Posisi pemanen saat unloading Hasil RULA analysys posisi unloading Sudut pergerakan operator saat unloading Posisi pemanen melakukan unloading dengan angkong dimiringkan Hasil RULA analysys unloading dengan angkong dimiringkan Sudut pergerakan operator saat unloading angkong dimiringkan 64 DAFTAR TABEL 1. Selang gerakan pada beberapa segmen tubuh 7 2. Parameter pengukuran antropometri Pemberian skor bagian lengan atas Pemberian skor bagian lengan bawah Pemberian skor bagian pergelangan tangan Penambahan skor aktivitas Penambahan skor beban Pemberian skor bagian leher (neck) Pemberian skor bagian punngung (trunk) Skor bagian-bagian kaki Tabel A RULA Tabel B RULA Tabel C RULA Kategori tindakan RULA Rentang skor untuk setiap segmen warna 20

14 16. Kombinasi penilaian grup A dan grup B Jangkauan nialai tingkat resiko cidera pada nilai akhir (final score) Berat tandan rata-rata menurut umur tanaman Karakteristik tandan sawit Ringkasan data antropometri pemanen kelapa sawit di Riau Parameter antropometri terkait dengan aktivitas penggunaan angkong Rekap data selang gerak saat mengangkut Rekap data selang gerak saat mengangkat Rekap data selang gerak saat unloading Skor grup A untuk posisi mengangkat Skor grup B untuk posisi mengangkat Skor grup C untuk posisi mengangkat Skor grup A untuk posisi unloading Skor grup B untuk posisi unloading Skor grup C untuk posisi unloading Skor grup A untuk posisi mengangkut Skor grup B untuk posisi mengangkut Skor grup C untuk posisi mengangkut Segmen gerakan Perbandingan gaya angkong 55 DAFTAR LAMPIRAN 1. Drafting gambar rancangan Tampak samping kondisi awal penyangga Tampak samping kondisi penyangga diangkat 69

15 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu produk unggulan nasional di bidang perkebunan. Indonesia menempati urutan pertama penghasil minyak kelapa sawit dunia (BPS, 2012). Namun, dalam beberapa hal seperti teknis serta mekanisasi untuk mendukung sektor perkebunan di Indonesia masih belum cukup berkembang. Sehingga, peningkatan produksi masih harus dibarengi dengan peningkatan luas lahan yang cukup besar. Salah satu faktor yang menentukan tingkat produktifitas kelapa sawit yaitu pada proses panen. Proses panen kelapa sawit erat kaitannya antara pemanen, peralatan yang digunakan, dan lingkungan kerja pada saat panen. Kesesuaian diantara tiga elemen tersebut berpengaruh terhadap tingkat produktifitas dan efisiensi pada proses pemanenan. Keamanan dan keselamatan sering kali dipandang sebelah mata dan yang lebih diutamakan hanyalah supaya proses panen dapat berlangsung cepat. Pemindahan TBS (Tandan Buah Segar) ke TPH (Tempat Penyimpanan Hasil) merupakan salah satu aktivitas pemanenan. Untuk melakukan aktivitas tersebut masih menggunakan tenaga manusia. Pemindahan dengan menggunakan tenaga manusia dan tanpa menggunakan tenaga mesin disebut manual material handling. Alat angkut yang digunakan pemanen untuk pemindahan TBS adalah angkong. Penggunaan angkong tergolong dalam aktivitas manual material handling. Elemen pekerjaan spesifik pada penggunaan angkong terdiri dari pengangkutan TBS dan unloading. Pengangkutan merupakan pemindahan muatan menuju tempat tertentu. Sedangkan unloading merupakan proses pembongkaran muatan yang dilakukan dengan penggunaan angkong beserta muatannya ke depan sehingga muatan tersebut dapat dikeluarkan dari angkong. Berikut bentuk angkong disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Angkong Penggunaan angkong termasuk aktivitas yang tergolong berat akibatnya dapat mempengaruhi kondisi fisik pemanen. Pada saat pengangkutan, pemanen akan merasakan beban yang besar pada bagian lengan. Saat melakukan unloading, pemanen harus mengangkat angkong untuk mengeluarkan muatan. Aktivitas tersebut memerlukan konsumsi energi yang besar dan dapat menimbulkan cidera. Sehingga, diperlukannya karakteristik angkong yang ergonomis sehingga konsumsi energi dan risiko cidera dapat diminimisasi.

16 2 Dalam studi (Syuaib et.all, 2012) kajian ergonomi untuk penyempurnaan sistem dan produktivitas kerja panen-muat di kebun sawit PT.Astra Agro Lestari (AAL) kegiatan pemanenan yang berat yaitu pada kegiatan mengangkut menggunakan angkong. Dalam studi waktu didapatkan bahwa pada kegiatan mengangkut hasil membutuhkan waktu yang lebih besar dari aktivitas lainnya setelah aktivitas memungut brondolan. Dalam studi energi atau tingkat kejerihan didapatkan bahwa pada kegiatan mengangkut atau evakuasi hasil memiliki tingkat kejerihan yang berat. Permasalahan adalah karakteristik angkong yang ergonomis, dengan melakukan analisis kegiatan pemindahan TBS maka dapat diketahui angkong yang digunakan sudah ergonomis atau tidak. Dalam melakukan rancang ulang angkong perlu identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada penggunaan angkong. Menentukan posisi tubuh yang paling baik saat pengangkatan angkong, mengetahui bagian-bagian tubuh yang berisiko cidera, dan menentukan karakteristik angkong yang baik. Dalam ergonomi sendiri terdapat beberapa cabang ilmu yang dapat mempengaruhi manusia dalam mencapai keberhasilan suatu pekerjaan, diantaranya yaitu antropometri. Cabang ilmu tersebut sebaiknya disesuaikan antara manusia dalam hal ini pemanen kelapa sawit, alat yang digunakan, serta lingkungan kerja pada proses panen untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi, keamanan serta kenyamanan kerja. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi dan menganalisis antropometri pemanen kelapa sawit, menganalisis kesesuaian desain dimensional angkong berdasarkan antropometri dan persepsi subjektif pemanen di lokasi studi, membuat rekomendasi desain dimensional angkong yang ergonomis. TINJAUAN PUSTAKA Panen Kelapa Sawit Proses pemanenan kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak dari pohon, memungut brondolan yang jatuh, memotong pelepah, dan mengangkut buah ke TPH serta ke pabrik. Dalam pelaksanaannya, pemanenan perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu agar tujuan panen untuk mendapatkan rendemen dan kualitas minyak yang baik dapat dicapai. Beberapa kriteria panen yang harus diperhatikan adalah kematangan buah, cara panen, alat panen, tenaga panen, serta sisitem dan rotasi panen (Syuaib, et all 2012). Alat-alat yang digunakan dalam panen kelapa sawit dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk membawa TBS ke TPH, dan alat untuk bongkar muat TBS. alat yang digunakan untuk memotong TBS adalah dodos untuk tanaman yang berumur tiga tahun dan egrek untuk tanaman yang tingginya sudah mencapai tiga meter (berumur lebih dari 8 tahun). Selain

17 potong buah telah dilakukan, selanjutnya dilakukan pengumpulan TBS ke TPH. Alat-alat yang digunakan antara lain angkong atau kereta sorong, karung goni, keranjang buah, pikulan atau tali nilon. Kegiatan terakhir adalah alat muat TBS ke dalam truk angkut. (Pahan, 2008). Alur proses evakuasi hasil panen dapat dilihat pada Gambar 2. 3 (a) Pemotongan tandan (b) Pengangkutan ke TPH (c) Pengangkutan ke pabrik (d) Pengumpulan di TPH Gambar 2. Alur kegiatan evakuasi hasil panen Menurut Pahan (2006) pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan pengangkutan dari TPH ke pabrik kelapa sawit (PKS) pada setiap hari panen. Pada prinsipnya TBS dan brondolan harus diangkut secepatnya ke PKS untuk diolah pada hari itu juga. Hal ini dilakukan supaya minyak yang dihasilkan tetap bermutu baik. Oleh karena itu, pengangkutan panen merupakan unsur yang sangat penting agar tandan dapat masuk segera ke pabrik untuk diolah pada hari panen. Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan

18 4 manusiannya. Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors (Nurmianto, 2004). International Ergonomics Association (IEA) mendefinisikan ergonomika sebagai suatu disiplin ilmu yang difokuskan pada hubungan antara manusia dengan elemen lain pada suatu sistem dan kontribusinya terhadap desain, pekerjaan, produk, dan lingkungan dengan tujuan untuk menyelaraskan dengan kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasan manusia (Syuaib, 2003). Menurut Nurmianto (2004) ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Misalnya : desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual display unit station). Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain suatu peletakan instrument dan sistem pengendalian agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, serta upaya didapatkan optimasi, efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metoda kerja yang kurang tepat. Disamping itu, suatu hal yang vital pada penerapan ilmiah untuk ergonomi adalah Antropometri (kalibrasi tubuh manusia). Dalam hal ini terjadi penggabungan dan pemakaian data antropometri dengan ilmu-ilmu statistik yang menjadi prasyarat utamanya (Nurmianto, 2004). Antropometri Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numeric yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penaganan masalah desain. Penerapaan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal. Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis. Menurut Nurmianto (2004), manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain : 1. Usia Digolongkan atas beberapa kelompok usia, yaitu balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Antropometri tubuh manusia akan cenderung meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah mencapai usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecendrungan untuk menurun yang antara lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (invertebral discs).

19 2. Jenis Kelamin Secara distribusi statistic terdapat perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar dibanding wanita. Oleh karenanya data antropometri untuk kedua jenis kelamin selalu disajikan terpisah. 3. Suku Bangsa (Ethnic Variability) Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik memiliki karakteristik fisik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa Negara barat pada umumnya berukuran lebih besar daripada dimensi tubuh suku bangsa Negara timur. 4. Jenis Pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan tertentu menurut adanya persyaratan dalam seleksi karyawannya. Misalnya pekerjaan buruh mengharuskan orang-orang berpostur lebih besar dibandingkan pekerjaan kantoran. Sedangkan menurut Wignjosoebroto (2003), dimensi tubuh manusia dipengaruhi juga oleh tingkat sosio ekonomi. Pada negara Negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan negara-negara berkembang. 5. Posisi Tubuh Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh, oleh karena itu posisi tubuh standar yang harus diterapkan untuk survey pengukuran. 6. Cacat Tubuh secara Fisik Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orangorang cacat. Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam pelayanan untuk masyarakat. 7. Pakaian Faktor iklim yang berbeda akan memberi variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain. 8. Kehamilan pada Wanita Faktor ini jelas member pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk (APP) dan analisis perancangan kerja (APK). Ukuran tubuh sangat diperlukan dalam pembuatan tata letak dalam suatu ruang kerja, termasuk penyebaran posisi kerja yang baik, sehingga dapat menurunkan beban kerja. Faktor fisiologis yang perlu diperhatikan adalah tinggi tubuh, tinggi duduk tegak, tinggi duduk normal, tinggi lutut, tinggi siku, tebal paha, jarak lutut sampai paha atas, jarak paha atas sampai ke betis, lebar siku, lebar duduk, dan berat badan (Sanders, 1987). Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut (Nurmianto, 5

20 6 2004). Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal seperti pada Gambar 3. Berikut, Gambar 3. Distribusi normal dan perhitungan persentil Secara umum data antropometri yang diterapkan untuk hal-hal yang khusus, cukup diambil dari persentil ke-5, ke-50, ke-95 atau antara persentil ke-5 sampai persentil ke-95. Persentil ke-100 hanya diterapkan pada rancangan yang digunakan oleh semua orang, contoh perlengkapan di rumah-rumah sakit. Untuk alat yang dapat diatur sesuai dengan operatornya, misalnya posisi tempat duduk, posisi pegangan kendali, desain sebaiknya dirancang agar dapat memenuhi selang persentil ke-5 sampai ke-95 (Zander, 1972). Selang Alami Gerakan (SAG) Selang alami gerakan (SAG) didefinisikan sebagai gerakan alami manusia ketika melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas. Studi SAG dapat digolongkan dalam studi biomekanik, dimana biomekanik mempelajari berbagai aspek dari pergerakan fisik tubuh manusia (Sanders, 1987). Dalam melakukan gerakan, pengguna seharusnya menghindari gerakan yang berulang dan gerakan yang ekstrim pada SAG selama periode waktu yang lama. Dengan mempertimbangkan SAG, produk dapat didesain untuk dioperasikan dengan selang optimal untuk mengurangi kelelahan dan gangguan otot. Terdapat empat zona yang dihadapi manusia ketika duduk atau berdiri (Openshaw, 2006), yaitu :

21 1. Zona 0 (zona hijau / green zone), yaitu zona yang dianjurkan untuk melakukan sebagian besar gerakan. Pada zona ini terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. 2. Zona 1 (zona kuning / yellow zone), yaitu zona yang dianjurkan untuk melakukan sebagian besar gerakan. Pada zona ini terdapat tekanan minimal pada otot dan sendi. 3. Zona 2 (zona merah / red zone), yaitu zona dimana terdapat banyak posisi tubuh yang ekstrim. Pada zona ini terdapat lebih besar tekanan pada otot dan sendi. 4. Zona 3 (melewati zona merah / beyond red zone), yaitu zona dimana terdapat sangat banyak posisi tubuh yang ekstrim, sebaiknya dihindari jika memungkinkan, terutama ketika mengangkat beban berat atau kegiatan yang dilakukan berulang-ulang. Ilustrasi dari zona-zona tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. dan Gambar 4. Tabel 1. Selang gerakan pada beberapa segmen gerakan tubuh Gerakan Selang dari zona gerakan (dalam ) Zona 0 Zona 1 Zona 2 Zona 3 Fleksi (Flexion) Pergelangan tangan Ekstensi (Extension) Deviasi Radial (Radial Deviation) Deviasi Ulnar (Ulnar Deviation) Fleksi (Flexion) Bahu Ekstensi (Extension) Adduksi (Adduction) Abduksi (Abduction) Fleksi (Flexion) Punggung Ekstensi (Extension) Berputar (Rotation) Membengkok ke samping (Lateral bend) Fleksi (Flexion) Leher Ekstensi (Extension) Berputar (Rotation) Membengkok ke samping (Lateral bend) Siku terhadap lengan tangan Fleksi (Flexion) lengan tangan Pergelangan kaki Supinasi Ekstensi (Extension) Pronasi Fleksi (Flexion) Lutut Fleksi (Flexion) Pinggul Adduksi (Adduction) Abduksi (Abduction) Fleksi (Flexion) Sumber : Tri Novita (2012), diolah berdasarkan data bersumber dari Houry (1983), serta Sanders dan McCormick (1993) 7

22 8 Gambar 4. Selang alami gerakan (SAG) tubuh manusia Sumber : Chaffin (1999) dan Woodson (1992) diacu dalam Openshaw (2006) Angkong Angkong merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan hasil TBS dari kebun ke TPH. Pemanen memuat angkong dengan 2-3 TBS, tergantung ukuran dan berat TBS. umumnya berat TBS berkisar kg. apabila TBS ukuran besar, maka satu angkong hanya berisi 2 TBS, tetapi untuk TBS ukuran kecil, angkong dapat diisi 3 TBS (Hendra dan Rahardjo, 2009). Berikut ilustrasi pemanen menggunakan angkong pada Gambar 5. Gambar 5. Penggunaan angkong untuk transportasi TBS

23 9 Software Design Software design CATIA berfungsi sebagai konsultan digital untuk membantu proses desain, rekayasa, dan manufaktur. Piranti lunak yang diusung IBM ini lazim dikategorikan sebagai Computer Aided Design (CAD), Computer Aided Engineering (CAE), dan Computer Aided Manufacturing (CAM). Dengan CATIA, proses-proses pemodelan seluruhnya dilakukan secara digital sehingga tidak diperlukan lagi gambar manual ataupun model fisik (Pinem, 2009). Secara teknis CATIA sangat mudah digunakan dan memiliki aplikasi yang lengkap dan lebih dari 140 modul untuk berbagai kebutuhan industri. Salah satu modul aplikasinya yaitu proses simulasi benda kerja terhadap manusia sebagai pengendali kerjanya (operator). Simulasi dilakukan dengan menggunakan modul aplikasi manual dari RULA (Rappid Upper Limb Assessment) dikembangkan di University of Nottingham pada tahu 1993, untuk mengevaluasi eksposisi pekerja untuk faktor resiko yang mungkin menyebabkan gangguan di bagian tubuh yang mengalami ketegangan (tension) (Pradanos, 2011). Berikut ini tampilan CATIA P3 V5R20 seperti pada Gambar 6. Gambar 6. Tampilan layar kerja CATIA P3 V5R20 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Ergonomika, TMB, FATETA, IPB mulai dari bulan April hingga Agustus Kegiatan yang dilakukan meliputi, studi pustaka, analisis ergonomi dan analisis data perhitungan. Bahan dan Alat Perlengkapan Bahan Penelitian yaitu data yang bersumber dari rekaman video kerja pemanen di tiga perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Riau, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Barat (Syuaib, et.all, 2012). Sebagai bahan dalam penelitian ini adalah data-data antropometri pemanen, video aktivitas kerja, dimensi angkong yang ada, dan elemen kerja penggunaan

24 10 angkong dari 12 orang subjek pekerja di tiga lokasi perkebunan milik PT.Astra Agro Lestari di Riau, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Barat (Bersumber dari Syuaib, et.all, 2012). Alat Perlengkapan yang digunakan: 1. Aplikasi Video Player 2. Video Converter to Jpeg 3. Software Design and Analysys (CATIA) Berikut alat dan perlengkapan penelitian pada Gambar 7. (a) Tampilan Video Converter (b) Tampilan CATIA V5 R20 Gambar 7. Alat dan perlengkapan penelitian Metode Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu observasi kegiatan pemanenan, tahap analisis dan pemilihan data, dan redesain (rancang ulang). Tahap pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data dimensi tubuh manusia (pemanen kelapa sawit) dan dimensi alat (angkong). Data tersebut digunakan sebagai data primer untuk perancangan desain baru. Diagram alir dari tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 8.

25 11 Mulai Observasi Proses Kerja Pemanenan Analisis dan Pemilihan Data Data Antropometri Data Dimensi Alat Data Motion Data Persepsi Subyektif Antropometri Terkait Desain Gambar Teknik Angkong Selang gerak dan Resiko Gerak Kerja Keluhan Penggunaan Angkong SAG Analisis kesesuaian RULA YA Desain Angkong Ergonomis TIDAK Redesain angkong Analisis ergonomi rancangan Analisis teknik rancangan YA Desain Angkong Ergonomis TIDAK Rekomendasi desain Selesai Gambar 8. Diagram alir tahapan penelitian

26 12 Observasi Proses Kerja Pemanenan Melalui video pemanenan kelapa sawit dan sumber data lainnya (Sumber Syuaib,et.all 2012) penulis melakukan observasi pada kegiatan pemanenan. Dari observasi yang dilakukan kegiatan pemanenan masih memiliki resiko bahaya dalam aktivitasnya. Salah satu aktivitas yang beresiko dan menjadi topik dalam penelitian ini adalah kegiatan pemanenan saat mengangkut menggunakan angkong. Maka perlu dilakukan analisis pada kegiatan tersebut untuk mengetahui resiko yang terjadi dan alat yang digunakan sudah ergonomis atau belum. Analisis dan Pemilihan Data Data yang diperlukan seperti data antropometri pemanen, data dimensi alat (angkong), pengambilan gambar maupun video gerakan kerja proses panen kelapa sawit serta wawancara pemanen secara langsung (sumber Syuaib,et.all 2012). Berikut beberapa parameter pengukuran antropometri dan gambar yang dapat mengilustrasikan pengukuran yang akan dilakukan pada Tabel 2. Dan Gambar 9. Tabel 2. Parameter pengukuran antropometri Data yang diukur dalam posisi berdiri Data yang diukur dalam posisi duduk No Keterangan No Keterangan 1 Berat badan 19 Lebar telapak tangan 2 Tinggi badan 20 Diameter genggam tangan 3 Tinggi mata 21 Panjang telapak tangan 4 Tinggi bahu 22 Keliling genggam tangan 5 Tinggi siku tangan 23 Panjang ibu jari 6 Tinggi pinggang 24 Panjang jari telunjuk 7 Tinggi pinggul 25 Panjang jari tengah 8 Tinggi genggaman tangan 26 Panjang jari manis 9 Tinggi ujung tangan 27 Panjang jari kelingking 10 Jangkauan tangan keatas terbuka 28 Panjang jengkal tangan 11 Jangkauan tangan keatas genggam 29 Tinggi duduk 12 Jangkauan tangan kedepan terbuka 30 Tinggi mata 13 Jangkauan tangan kedepan genggam 31 Tinggi bahu 14 Jangkauan 2 tangan kesamping terbuka 32 Tinggi siku tangan 15 Jengkal 2 tangan kesamping genggam 33 Jangkauan tangan keatas terbuka 16 Jengkal 2 siku 34 Jangkauan tangan keatas gengga 17 Panjang telapak kaki 35 Tinggi lutut 18 Lebar telapak kaki 36 Tinggi lutut dalam 37 Jangkauan tangan kebawah 38 Jangkauan tangan kebawah 39 Panjang lengan atas 40 Panjang lengan bawah terbuka 41 Panjang lengan bawah genggam 42 Jarak pantat-lutut 43 Jarak pantat-lipatan lutut dalam 44 Panjang kepala 45 Lebar kepala 46 Lebar bahu (biacromial)

27 13 Data yang diukur dalam posisi berdiri No Keterangan Data yang diukur dalam posisi duduk No Keterangan 47 Lebar bahu (bideltoid) 48 Lebar pinggul 49 Tebal dada 50 Tinggi dudukan paha 51 Panjang lengan (a). Pengukuran posisi berdiri (b). Pengukuran posisi duduk

28 14 (c). Pengukuran telapak tangan dan kaki Gambar 9. Bagian-bagian tubuh pengukuran antropometri (Sumber : Pheasant, 2003) Analisis selang alami gerak Selang alami gerak (SAG) yang dianalisa adalah berdasarkan pengamatan gerakan pemanen ketika membawa tandan ke TPH dengan menggunakan angkong dan pada saat pemanen melakukan kegiatan unloading tandan. Sudut-sudut yang diperoleh dari hasil pengolahan data berupa siklus gerakan ketika pemanenan akan dianalisis selang alami gerakannya. Berikut illustrasi selang gerakan tubuh pada Gambar 10. Gambar 10. Selang gerakan tubuh Sumber : Houy 1983 diacu dalam Sanders dan McCormick 1993

29 Analisis kesesuaian desain dan rekomendasi desain Berdasarkan data-data yang diperoleh, kemudian dilakukan analisis kesesuaian desain angkong yang digunakan oleh pemanen di lokasi studi. Bila terdapat ketidaksesuaian desain ergonomis angkong yang sudah ada ataupun kekurangsesuaian gerakan dalam mengangkong dan unloading kelapa sawit (SAG masuk dalam zona bahaya), maka akan dilakukan rekomendasi desain dan gerakan mengangkong serta unloading kelapa sawit yang lebih ergonomis bagi pemanen di lokasi studi. Analisa kesesuaian antara angkong dengan pemanen dengan bantuan software CATIA P3 V5R20. Simulasi data antropometri posisi kerja untuk mengetahui kesesuaian antara angkong dengan ukuran tubuh pemanen. Analisa dilakukan dengan menggunakan modul aplikasi Ergonomic Design and Analysis pada software CATIA P3 V5R20. Modul ini berfungsi untuk menganalisa perancangan suatu alat/mesin dengan cara mengkondisikan operator pada suatu posisi tertentu dengan data antropometri tertentu, terhadap sistem kerja dari alat tersebut. Berikut tampilan salah satu modul aplikasi pada software CATIA P3 V5R20 pada Gambar Gambar 11. Tampilan modul aplikasi Ergonomics Design and Analysis pada CATIA P3 V5R20 Analisis antropometri yang terkait dengan desain angkong Pada tahap ini akan dilakukan analisis bagian anggota tubuh pada manusia yang secara langsung berinteraksi dengan alat. Pada angkong terjadi korelasi antara manusia dengan alat yakni, lengan, bahu, pinggul, lutut, punggung. Dari segmen anggota tubuh tersebut dicari nilai SAG. Nilai SAG yang berada pada zona bahaya akan dilakukan perubahan teknik pekerjaan atau meredesain alat yang ada. Data antropometri dapat digunakan untuk optimasi dimensi benda yang sering digunakan manusia atau mendesain alat atau mesin agar operator dapat mengoperasikan dengan nyaman, efisien dan aman. Metode penilaian kesesuaian gerak yang menggunakan data antropometri adalah RULA (Rapid Upper Limb Assessment Analysis).Penilaian ini digunakan

30 16 untuk pengambilan keputusan disain aman/ergonomis atau tidak.dalam mempermudah penilaian dalam RULA analysis, maka tubuh dibagi atas dua segmen grup yaitu, grup A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm) dan pergelangan tangan (wrist). Sedangkan grup B terdiri dari leher (neck), punggung (trunk) dan kaki (legs) (Diza, 2012). Pergerakan untuk lengan atas dapat dilihat pada Gambar 12. dan untuk pemberian skor untuk lengan atas disajikan dalam Tabel 3. Gambar 12. Pergerakan tubuh bagian lengan atas Tabel 3. Pemberian skor bagian lengan atas Pergerakan Skor Skor perubahan 20 o (ke depan maupun ke belakang dari tubuh) > 20 o (ke belakang) atau o o 3 >90 o jika bahu naik + 1 jika lengan berputar/bergerak Pergerakan untuk lengan bawah dapat dilihat pada Gambar 13.Pemberian skor untuk bagian lengan bawah disajikan dalam Tabel 4. Gambar 13. Pergerakan tubuh bagian lengan bawah Tabel 4. Pemberian skor bagian lengan bawah Pergerakan Skor Skor perubahan o jika lengan bawah bekerja melewati < 60 o atau > 100 o 2 garis tengah atau keluar dari sisi tubuh Pergerakan untuk pergelangan tangan dapat dilihat pada Gambar 14.Pemberian skor untuk bagian pergelangan tangan disajikan dalam Tabel 5.

31 17 Gambar 14. Pergerakan tubuh bagian pergelangan tangan Tabel 5. Pemberian skor bagian pergelangan tangan Pergerakan Skor Skor perubahan Posisi netral o 2 >15 o jika pergelangan tangan menjauhi sisi tengah Postur putaran pergelangan tangan (wrist twist) dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Pergerakan putaran pergelangan tangan Untuk putaran pergelangan tangan (wrist twist) pada posisi postur yang netral diberi skor : 1 = Posisi tengah dari putaran 2 = Posisi pada atau dekat dari putaran Tabel 6. Penambahan skor aktivitas Aktivitas Skor Keterangan Postur Statik +1 Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam Pengulangan +1 Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4 kali per menit Tabel 7. Penambahan skor beban Beban Skor Keterangan <2 Kg 0-2 Kg 10 Kg 1 +1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang >10 Kg 3 - Pergerakan untuk leher dapat dilihat pada Gambar 16.Pemberian skor untuk bagian leher disajikan dalam Tabel 8.

32 18 Gambar 16. Postur tubuh bagian leher (neck) Tabel 8. Pemberian skor bagian leher (neck) Pergerakan Skor Skor perubahan 0 10 o o 2 >20 o 3 Ekstensi jika leher berputar/bengkok +1 jika batang tubuh bungkuk Pergerakan untuk punggung (trunk) dapat dilihat pada Gambar 17. Pemberian skor untuk bagian punggung disajikan dalam Tabel 9. Gambar 17. Postur bagian punggung (trunk) Tabel 9. Pemberian skor bagian punggung (trunk) Pergerakan Skor Skor perubahan Posisi normal (90 ) o o 3 > jika leher berputar/bengkok +1 jika batang tubuh bungkuk Pergerakan untuk kaki (legs) dapat dilihat pada Gambar 18. Pemberian skor untuk bagian kaki disajikan dalam Tabel 10.

33 19 Gambar 18. Postur tubuh bagian kaki (legs) Tabel 10. Skor bagian- bagian kaki Pergerakan Skor Posisi normal/seimbang 1 Tidak seimbang 2 Nilai yang tampil dari simulasi RULA Analysis merupakan hasil perhitungan yang sudah distandarkan dan disederhanakan disajikan dalam hubungan berupa tabel, seperti pada Tabel 11,12, dan 13. Upper Arm Tabel 11.Tabel A RULA Lower Wrist Arm Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist

34 20 Tabel 12.Tabel B RULA Trunk Legs Legs Legs Legs Legs Legs Neck Tabel 13.Tabel C RULA A/B Tabel B score + Muscle + Force Score Score D Tabel 14. Kategori tindakan RULA Kategori tindakan Level Tindakan 1 2 Minimum Aman 3 4 Kecil Diperlukan beberapa waktu ke Depan 5 6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat 7 Tinggi Tindakan sekarang juga Pada RULA Analysis, memiliki tampilan tanda warna yang memiliki rentang nilai dengan tingkat kenyamanan dan keamanan operator dalam sistem kerja. Rentang skor setiap warna disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Rentang skor untuk setiap segmen warna Score Color associated to the score Segment Range Upper arm 1 to 6 Forearm 1 to 3 Wrist 1 to 4 Wrist Twist 1 to 2 Neck 1 to 6 Trunk 1 to 6 Warna-warna hasil simulasi secara global, baik dari kelompok A dan B, dimodifikasi sesuai dengan jenis aktivitas otot yang dilakukan, serta gaya yang diterapkan ketika operator mengoperasikan sistem kerja dari mesin tersebut.

35 Akhirnya akan didapat nilai akhir (final score) dari tanda-tanda berupa warna tersebut yang secara global dimodifikasi. Hasil nilai dari kedua grup, yaitu grup A dan B akan dikombinasikan sesuai dengan standar RULA yang disajikan dalam hubungan tabel (Tabel 16), kemudian dari score tersebut akan muncul tanda warna yang menunjukkan tingkat resiko cidera dari posisi kerja yang dilakukan oleh operator, seperti yang disajikan pada Tabel 17. Nilai akhir yang diberikan oleh metode RULA sebanding dengan resiko beban oleh kinerja operator, sehingga nilai akhir yang lebih tinggi menunjukkan resiko yang lebih besar dan kemungkinan menimbulkan cidera pada bagian anggota tubuh tertentu. Dan sebaliknya, nilai akhir yang rendah menunjukkan bahwa operator dalam keadaan baik dan tidak bermasalah terhadap kinerja sistem (Diza, 2012). Tabel 16. Kombinasi penilaian Grup A dan Grup B Grand Total Score Score D = Score from Table B + Mucle use score + Force Score-C Score-C = Score from Table A + Muscle use score + Force Sumber: Muliawan, 2010 (Diza, 2012) Tabel 17. Jangkauan nilai tingkat resiko cidera pada nilai akhir (Final Score) Range Nilai Warna Kemungkinan timbul cedera pada postur tubuh 1 dan 2 Hijau Acceptable 3 dan 4 Kuning Further investigation and change maybe required 5 dan 6 Orange Investigation and changes are required soon Sumber: Muliawan, 2011 (Diza, 2012) 21

36 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa rancangan angkong sekarang Sebelum melakukan rancang ulang dilakukan analisa pada rancangan angkong yang ada. Analisa dilakukan pada jenis pekerjaannya, bentuk alat, dan pekerja atau operator. Analisa pekerjaan yaitu mengetahui kapasitas pengangkutan dengan menggunakan angkong yang ada. Dimensi angkong yang ada digunakan sebagai acuan perancangan yang akan dibuat dalam bentuk gambar teknik dan analisa pada pekerja secara objektif dan subjektif. Secara objektif dilakukan dengan menganalisa dengan antropometri dan selang alami gerak (SAG) sedangkan secara subjektif dengan menganalisa kuisioner keluhan sakit pada bagian tubuh yang dirasakan pekerja saat beraktivitas menggunakan angkong Kapasitas muat angkong Angkong yang ada sekarang tidak boleh melebihi dari 120 kg dan akan mengakibatkan cepat rusaknya angkong (Monasari, 2006). Pemanen mengangkut TBS tergantung dari ukuran dan berat. TBS berukuran besar bekisar kg dan dapat memuat 2 tandan dalam angkong sedangkan TBS berukuran sedang atau kecil dapat memuat 3 atau lebih tandan dalam angkong. Berikut besar berat tandan berdasarkan umur tanaman dan karakteristik tandan sawit pada Tabel Tabel 18. Berat tandan rata-rata menurut umur tanaman Umur Berat tandan Jumlah tandan perpohon 4 tahun 4-5 kg 15 tandan 5 tahun 6-7 kg 14 tandan 6-7 tahun 8-9 kg tandan 8-9 tahun kg 11 tandan 10 tahun kg 11 tandan tahun 17 kg 8-10 tandan tahun 18 kg 7 tandan tahun 20 kg 7 tandan tahun 22 kg 7 tandan tahun 25 kg 6 tandan tahun 22 kg 6 tandan tahun 20 kg 6 tandan Sumber: Zulfahrizal (2005) diacu dari Vandamecum bidang tanaman PTP X (persero), 1993 Tabel 19. Karakteristik tandan sawit Karakteristik Uraian Berat tandan 3-42 kg Keliling tandan cm Panjang dan lebar tandan cm dan cm Panjang tanngkai tandan cm Sumber: Rusnadi (2013)

37 Untuk menentukan kapasitas muat angkut tandan dalam bak angkong dilakukan simulasi penyusunan TBS pada bak dengan batasan berat maksimum yang boleh diangkut yaitu 120 kg. Hasil simulasi disajikan pada Gambar Gambar 19. Penyusunan tandan pada bak Dari simulasi dilakukan penyusunan TBS pada bak angkong dengan menggunakan ukuran TBS yang besar dan bak. Dari simulasi dapat dilihat TBS yang tertampung pada bak hanya mampu memuat tiga buah TBS. Maka dapat diketahui bak angkong yang ada memiliki kapasitas angkut sebanyak tiga buah TBS dengan berat per tandan ukuran besar yaitu kg dan kg yang dapat diangkut. Dimensi angkong sekarang Ukuran dimensi dari angkong sekarang digunakan sebagai analisis dalam perancangan dan gambar teknik. Dimensi angkong sekarang sebagai standar yang akan dianalisa dan diperbaiki apabila kurang ergonomis. Dimensi angkong sekarang dapat dilihat pada Gambar 20 dan 21.

38 24 Gambar 20. Dimensi angkong pada tampak samping Gambar 21. Dimensi angkong pada tampak atas Gambar 20. Menunjukkan dimensi dari angkong dimana diketahui ukuran angkong yang sekarang. Dimensi yang diketahui yaitu dimensi panjang handle hingga tepi bak angkong sebesar 121 cm, dimensi tangkai handle sampai permukaan tanah sebesar 57 cm, dimensi tepi depan bak sampai permukaaan tanah 55 cm, dan dimensi tepi belakang bak sampai permukaan tanah 51 cm. Gambar 21. Yaitu dimensi lebar handle sebesar 63 cm, dimensi panjang bak sebesar 82 cm, dan dimensi lebar bak sebesar 65 cm. Dimensi tersebut kemudian dianalisa dan sebagai acuan angkong rancangan untuk modifikasi. Perubahan dimensi yang terjadi sesuai dengan analisa antropometri.

39 25 Analisis gerakan dengan antropometri Data antropometri yang diperoleh dengan pengukuran secara langsung di lokasi penelitian yaitu perkebunan kelapa sawit. Data yang didapatkan data antropometri pemanen kelapa sawit di daerah Riau, Kalimantan, dan Sulawesi. Setelah data antropometri didapatkan maka dilakukan pengolahan data dan diperoleh data olah antropometri secara ringkas pada Tabel 20. Tabel 20. Ringkasan data antropometri pemanen kelapa sawit di Riau No Parameter Pengukuran Mean Standar Persentil Persentil Persentil Deviasi ke-5 ke-50 ke-95 Berdiri 1. Berat badan Tinggi badan Tinggi mata Tinggi bahu Tinggi siku tangan Tinggi pinggang Tinggi pinggul Tinggi gengam tangan Tinggi ujung tangan Jangkauan tangan keatas Terbuka 11. Jangkauan tangan keatas Genggam 12. Jangkauan tangan Kedepan terbuka 13. Jangkauan tangan Kedepangenggam 14. Jengkal 2 tangan Kesamping terbuka 15. Jengkal 2 tangan Kesamping genggam 16. Jengkal 2 siku Panjang telapak kaki Lebar telapak kaki Duduk 19. Lebar telapak tangan Diameter genggam tangan Panjang telapak tangan Keliling genggam tangan Panjang ibu jari Panjang jari telunjuk Panjang jari tengah Panjang jari manis Panjang jari kelingking

40 26 No Parameter pengukuran Mean Standar Persentil Persentil Persentil Deviasi ke-5 ke-50 ke-95 Duduk 28. Panjang jengkal tangan Tinggi duduk Tinggi mata Tinggi bahu Tinggi siku tangan Jangkauan tangan keatas Terbuka 34. Jangkauan tangan keatas Genggam 35. Tinggi lutut Tinggi lipatan lutut dalam Jangkauan tangan kebawah Terbuka 38. Jangkauan tangan kebawah Genggam 39. Panjang lengan atas Panjang lengan bawah Terbuka 41. Panjang lengan bawah Genggam 42. Jarak pantat-lutut Jarak pantat-lipatan lutut Dalam 44. Panjang kepala Lebar kepala Lebar bahu (biacromial) Lebar bahu (bideltoid) Lebar pinggul Tebal dada Tinggi dudukan paha Panjang lengan Untuk mendesain angkong, harus diketahui parameter-parameter antropometri yang secara langsung terkait dengan desain angkong. Parameterparameter tersebut disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Parameter antropometri terkait dengan aktivitas penggunaan angkong No Keterangan 1. Tinggi badan Mempengaruhi postur saat mengangkat 2. Tinggi bahu Jangkauan terhadap handle 3. Panjang lengan atas Jangkauan terhadap handle 4. Panjang lengan bawah Jangkauan terhadap handle 5. Tinggi pinggang Mempengaruhi postur saat mengangkat 6. Tinggi lutut Jangkauan terhadap penyangga

41 27 Analisis gerakan mengangkut dengan selang alami gerak Kegiatan mengangkut tandan kelapa sawit merupakan salah satu dalam kegiatan pemanenan yang memerlukan energi yang besar. Dalam mengangkut tandan pemanen melakukan gerakan seperti mengangkat dan mendorong. Gerakan tersebut perlu disesuaikan dengan selang alami gerak (SAG) agar pemanen melakukan aktivitas tersebut aman. Gerakan yang dianjurkan yaitu pada zona 0 dan 1 serta diminimumkan atau dihindari pada zona 2 dan 3. Analisis dilakukan dengan mangambil beberapa kegiatan mengangkut dan menentukan selang alami geraknya, berikut merupakan gerakan-gerakan kegiatan pemanen mengangkut tandan kelapa sawit yang disajikan pada Gambar 22, 23, dan 24. (a) (b) (c) Gambar 22. Gerakan mengangkut subjek A Gambar 22. menjelaskan gerakan pemanen subjek A sewaktu mengangkut tandan dengan menggunakan angkong. Pada kegiatan tersebut kondisi lahan adalah lahan flat atau datar. Dengan memplotkan gambar pada software Auto Cad, maka diperoleh sudut-sudut yang terbentuk dari posisi kerja subjek A. dari beberapa gambar tersebut umumnya kegiatan mengangkut merupakan kegiatan yang relatif stabil. Dari gambar subjek A dapat dijelaskan, subjek mengangkut dengan posisi tulang belakang tegap dan lurus. Posisi bahu agak kebelakang (ekstensi bahu) sebesar 11 terhadap badan, posisi lengan bawah sedikit membengkok (fleksi lengan) sebesar 12 terhadap lengan atas. Penentuan sudutsudut tersebut termasuk kedalam zona 0 dan 1 yang merupakan zona aman dalam SAG.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA Dalam suatu pengambilan data antropometri pada suatu populasi yaitu pada Kecamatan Dramaga terdapat perbedaan dengan populasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi masalah. Pengembangan dan perumusan ide desain. Tidak Penetapan mekanisme.

METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi masalah. Pengembangan dan perumusan ide desain. Tidak Penetapan mekanisme. III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai Oktober 2012 di Laboraturium Teknik Mesin dan Otomasi, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,

Lebih terperinci

STUDI GERAK DAN APLIKASINYA UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS DAN KESELAMATAN KERJA PEMANENAN KELAPA SAWIT SECARA MANUAL NUGRAHANING SANI DEWI

STUDI GERAK DAN APLIKASINYA UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS DAN KESELAMATAN KERJA PEMANENAN KELAPA SAWIT SECARA MANUAL NUGRAHANING SANI DEWI STUDI GERAK DAN APLIKASINYA UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS DAN KESELAMATAN KERJA PEMANENAN KELAPA SAWIT SECARA MANUAL NUGRAHANING SANI DEWI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Antropometri Petani Wanita Kecamatan Dramaga Pengambilan data dilakukan secara acak dengan mengunjungi subjek yang ada di tiap-tiap desa, baik dengan langsung bertemu dengan

Lebih terperinci

STUDI ANTROPOMETRI DAN GERAK KERJA PEMANEN KELAPA SAWIT SERTA APLIKASINYA UNTUK PENYEMPURNAAN DESAIN ALAT PANEN SAWIT (EGREK DAN DODOS)

STUDI ANTROPOMETRI DAN GERAK KERJA PEMANEN KELAPA SAWIT SERTA APLIKASINYA UNTUK PENYEMPURNAAN DESAIN ALAT PANEN SAWIT (EGREK DAN DODOS) STUDI ANTROPOMETRI DAN GERAK KERJA PEMANEN KELAPA SAWIT SERTA APLIKASINYA UNTUK PENYEMPURNAAN DESAIN ALAT PANEN SAWIT (EGREK DAN DODOS) ILHAM RIZKI ARISANDY DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS

Lebih terperinci

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS PKMT-2-1-1 RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS Mirta Widia, Mia Monasari, Vera Methalina Afma, Taufik Azali Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Perancangan wheelbarrow

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Dwi Nurul Izzhati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik UDINUS Jl. Nakula I, No.5-11, Semarang E-mail: dwinurul@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pada Pekerja Pengangkut Kayu Dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER LAMPIRAN 60 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal: Lokasi: Nama: Usia: (L/P) tahun 1. Lama penyemprotan (per proses): 3 jam 2.

Lebih terperinci

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kursi roda menjadi alat bantu yang sangat penting bagi penyandang cacat fisik khususnya penyandang cacat bagian kaki dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Akan tetapi, kursi roda yang digunakan

Lebih terperinci

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan

Lebih terperinci

Desain Model Diagnostik Resiko Ergonomi pada Kelapa Sawit Secara Manual

Desain Model Diagnostik Resiko Ergonomi pada Kelapa Sawit Secara Manual Technical Paper Desain Model Diagnostik Resiko Ergonomi pada Kelapa Sawit Secara Manual Ergonomic Risk Assesment s Tool of Oil Palm Manual Harvesting Nugrahaning Sani Dewi, Departemen Teknik Mesin dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Menurut Nurmianto (2004), istilah ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Fitriadi dan Bambang (2015) ini mengangkat judul Perancangan Alat Bantu Penyayatan untuk Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh   Abstrak ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

MODUL I DESAIN ERGONOMI

MODUL I DESAIN ERGONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan

Lebih terperinci

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus Winda Halim, ST., MT IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik Universitas Kristen Maranatha Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet Klasifikasi Skor RULA Penghitungan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 11-16 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS Rini Yulianingsih Bagaimanakah perancangan yang baik? Aktivitas yang dilakukan oleh perancang adalah untuk menciptakan alat/mesin/sturktur/proses yang memenuhi kebutuhan:

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pemanenan kelapa sawit umur dibawah 8 tahun dengan bentuk pisau. berbentuk kapak dengan tinggi pohon maksimal 3 meter.

BAB I PENDAHULUAN. pada pemanenan kelapa sawit umur dibawah 8 tahun dengan bentuk pisau. berbentuk kapak dengan tinggi pohon maksimal 3 meter. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit digunakan dua alat panen yaitu berupa egrek dan dodos. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan pada penggunaan egrek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah tata cara yang terperinci mengenai tahap-tahap melakukan sebuah penelitian. Metodologi penelitian pada penelitian ini

Lebih terperinci

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN ANALISIS POSTUR KERJA DALAM SISTEM MANUSIA MESIN UNTUK MENGURANGI FATIGUE AKIBAT KERJA PADA BAGIAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI PT. ANGKASA PURA II POLONIA MEDAN Farida Ariani Staff Pengajar Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci

Lebih terperinci

Metode dan Pengukuran Kerja

Metode dan Pengukuran Kerja Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, beregrak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X ANALISA KELUHAN DAN USULAN PERANCANGAN TROLI ERGONOMIS SEBAGAI ALAT BANTU ANGKUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ( Studi Kasus : Pelelangan Ikan Muara Angke ) Renty Anugerah Mahaji Puteri 1*, Yakub 2 12

Lebih terperinci

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja A. Deskripsi POSTUR KERJA Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Rapid

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu Ergo, yang berarti kerja, dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuwan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah

Lebih terperinci

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 17-22 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Amri 1*, Syarifuddin, As

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Ergonomi Nurmianto (2003 : 1) mengatakan istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam dan juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari dua kata Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU Ratnanto Fitriadi 1*, Dini Hapsari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta 1 PUSLOGIN (Pusat Studi

Lebih terperinci

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Modul- 3 Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -4 POKOK BAHASAN KONSEP DASAR DAN APLIKASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI VARIABEL ANTROPOMETRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. ENGINEERING DESIGN PROCESS Engineering design process atau proses desain engineering merupakan proses atau tahapan dimana seorang engineer merancang sebuah produk/alat atau mesin

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai Juni 2010 sampai Oktober 2010 di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Teknik Mesin dan Biosistem. B. Peralatan

Lebih terperinci

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANTROPOMETRI Hasil pengolahan data yang akan disajikan dalam tabel-tabel pada bab pembahasan ini merupakan ringkasan data yang menunjukkan nilai rata-rata, simpangan baku, sebaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... Error! Bookmark not defined. Halaman Persembahan... iii Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi

Lebih terperinci

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Model Konsep Interaksi Ergonomi POSTURE??? Postur Kerja & Pergerakan An active process and is the result of a great number

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom USULAN PERBAIKAN SPESIFIKASI ALAT BANTU DI STASIUN KERJA PENGIKISAN ALAT CAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) Yuvie Mutiarasari 1, Rino Andias

Lebih terperinci

DESAIN KONSEPTUAL STANG KEMUDI TRAKTOR RODA DUA UNTUK TRANSPORTASI MENGGUNAKAN TRAILER MELALUI PENDEKATAN ERGONOMIKA BREHANS RASKAROWANA

DESAIN KONSEPTUAL STANG KEMUDI TRAKTOR RODA DUA UNTUK TRANSPORTASI MENGGUNAKAN TRAILER MELALUI PENDEKATAN ERGONOMIKA BREHANS RASKAROWANA DESAIN KONSEPTUAL STANG KEMUDI TRAKTOR RODA DUA UNTUK TRANSPORTASI MENGGUNAKAN TRAILER MELALUI PENDEKATAN ERGONOMIKA BREHANS RASKAROWANA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur selama dua bulan terhitung dari bulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL. semua proses kerja yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

BAB V ANALISA DAN HASIL. semua proses kerja yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini. BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Hasil Pengolahan REBA Pada bab ini akan dilakukan analisa hasil dari pengolahan data terhadap pengukuran resiko kerja dengan menggunakan metode REBA dari semua proses kerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga manusia masih menjadi hal yang utama dan paling penting dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang ABSTRAK

Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang ABSTRAK EVALUASI DAN ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING pada OPERATOR PT. PINDAD (Persero) Dengan MENGGUNAKAN ANALISIS RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Adimas Prakoso 1), Darminto Pujotomo 2) Program

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 119-130 Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Maria Puspita Sari, Rahmaniyah Dwi

Lebih terperinci

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG Tri Widodo & Heli Sasmita Tiga_wd@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL

PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas analisis dan interpretasi hasil yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan

Lebih terperinci

STUDI ANTROPOMETRI PETANI PRIA DAN APLIKASINYA PADA DESAIN CANGKUL DI KECAMATAN TRANGKIL, PATI, JAWA TENGAH SITI ASIYAH

STUDI ANTROPOMETRI PETANI PRIA DAN APLIKASINYA PADA DESAIN CANGKUL DI KECAMATAN TRANGKIL, PATI, JAWA TENGAH SITI ASIYAH STUDI ANTROPOMETRI PETANI PRIA DAN APLIKASINYA PADA DESAIN CANGKUL DI KECAMATAN TRANGKIL, PATI, JAWA TENGAH SITI ASIYAH DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN POSTUR KERJA PADA PENGRAJIN TENUN SONGKET PANDAI SIKEK

KAJIAN POSTUR KERJA PADA PENGRAJIN TENUN SONGKET PANDAI SIKEK KAJIAN POSTUR KERJA PADA PENGRAJIN TENUN SONGKET PANDAI SIKEK Dessi Mufti 1, Eva Suryani 2 dan Novia Sari 3 Abstract: Working position of Songket workers at Tenunan Antik Pusako Minang Pandai Sikek were

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah suatu ilmu yang dapat digunakan untuk menggunakan informasi/data sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI BASUKI ARIANTO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Rumah tinggal adalah rumah yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perbandingan Standar Pada tahun 1992 Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah menerbitkan Military Handbook MIL-HDBK 759B yang antara lain berisi tentang standardisasi dimensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Fasilitas ergonomi telah menjadi suatu bidang khusus, itu semua dikarenakan dampak yang mengacu pada keselamatan, kesehatan, produktifitas dan perekonomian serta daya

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Studi Kasus : UD. Dhiana Kali Ampo Batu - Malang Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur 1 Isabella Nungki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tempat dan kondisi kerja yang kurang nyaman dapat menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan pada karyawan. Akibat yang ditimbulkan dari kurangnya kenyamanan dan keamanan kondisi kerja

Lebih terperinci

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Maret 0, pp.77-8 ISSN 0-95X Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Saepul Bahri, Ja far Salim, Wahyu Susihono,, JurusanTeknik

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang baru saja didirikan dijurusan Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom. Laboratorium

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (Studi Kasus pada Bagian Bad Stock Warehouse PT. X Surabaya) ANALYSIS IMPROVEMENT OF OPERATOR

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pabrik Tahu Cibuntu merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan di Bandung yang memproduksi tahu. Berlokasi di daerah jalan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Kulon, pabrik ini memiliki

Lebih terperinci

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Darsini Teknik Industri Fakultas Teknik - Univet Bantara Sukoharjo e-mail: dearsiny@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah merancang desain troli

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN Agung Santoso 1, Benedikta Anna 2,Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3 Staf Pengajar

Lebih terperinci

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu merancang metode kerja berdasarkan pada prinsip-prinsip biomekanika. 2. Mengetahui postur kerja yang baik menurut prinsip-prinsip RULA. 3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan desain / perancangan yang berkenaan pula dengan optimasi,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD. ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD. SONATA JAYA) PURWATI Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci