BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Widyawati Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perbandingan Standar Pada tahun 1992 Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah menerbitkan Military Handbook MIL-HDBK 759B yang antara lain berisi tentang standardisasi dimensi tempat kerja yang sesuai dengan antropometri populasi tentara Amerika Serikat. Disebutkan pada Military Handbook bahwa langkah kunci dalam menyesuaikan layout tempat kerja adalah mengakomodasi operator dan proses keija yang dilakukan sebagai pertimbangan utama, setelah itu dilakukan penyesuaian pada tempat kerja yang terkait. Uraian diatas menunjukkan bahwa untuk populasi tertentu dapat dibuat standardisasi dimensi desain tempat kerja yang sesuai, oleh karena itu terdapat perbedaan standar dimensi tempat kerja dari beberapa referensi standar yang diperoleh penulis. Perbedaan dimensi tempat kerja disebabkan oleh perbedaan antropometri target populasi pada setiap referensi. Tabel 2.1 memperlihatkan perbedaan tinggi siku antar populasi yang digunakan sebagai referensi defence standar (UK). Tabel 2.1 Perbandingan tinggi siku berdiri antara UK Aircrew, UK Non-Aircrew, dan US Army. Elbow height (mm) 5* percentile 95 th percentile UK Aircrew UK Non- Aircrew US Army UK Aircrew UK Non- Aircrew US Army
2 7 Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menerbitkan ukuran dimensi standar meja keija dan kursi kerja. Penulis mendapatkan dokumen Standar Industri Indonesia (SII) yang diterbitkan tahun 1989 dengan standardisasi tinggi meja kerja duduk yaitu 75 cm - 80 cm dan tinggi kursi kerja yaitu 40 cm. Standardisasi dimensi tersebut sedikit berbeda dengan military standard MIL- HDBK 759B yaitu 73,50 cm - 76 cm untuk tinggi meja kerja dan untuk tinggi kursi yaitu 46 cm +/- 5 cm. Perbedaan generalisasi antara kedua standar dapat lebih jelas terlihat jika dibandingkan dengan data antropometri populasi pengguna, disajikan pada Tabel 2.2: Tabel 2.2 Perbandingan SNI.dengan MIL-HDBK 759B. Dimensi Determinan antropometri Populasi pengguna Persentil (cm Ukuran standar 5th 50th 95th dimensi (cm) tinggi meja tinggi siku duduk Indonesia* 19,01 24,17 29,34 75,00-80,00 kerja US Army 24,32 26,16 27,78 73,50-76,00 tinggi kursi tinggi popliteal Indonesia* 39,18 43,85 48,52 40,00 kerja US Army 38,46 43,32 47,63 46,00 +/- 5,00 (*): database laboratorium ergonomi JTMI UGM Hingga penelitian diselesaikan, Badan Standardisasi Nasional (BSN) belum mempunyai SII maupun SNI tentang standardisasi tinggi meja kerja berdiri. Military standard MIL-HDBK 759B menetapkan standar tinggi meja kerja berdiri setinggi 91 cm cm untuk target populasi dengan tinggi badan persentil ke-5 yaitu 165,94 cm dan persentil ke-95 setinggi 186,36 cm Aplikasi Antropometri pada Desain Mata Penglihatan merupakan faktor penentu yang penting untuk postur kerja. Secara umum, postur tubuh akan mengikuti kebutuhan penglihatan dalam bekerja. Berikut ini beberapa rekomendasi dalam bekerja yang berkaitan dengan penglihatan, antara lain (Vollowitz, 2003 b ): 1. Sudut permukaan untuk membaca yang ideal adalah sekitar Sudut permukaan untuk alas menulis yang ideal yaitu antara
3 8 3. Jarak ideal untuk menulis dan membaca dihitung dari mata ke objek yaitu berkisar antara 38 cm - 63,50 cm, tergantung fokus mata alami setiap orang. Meskipun demikian, jarak minimal dalam melihat layar komputer yang disarankan menurut penelitian yaitu 30 inchi atau sekitar 76 cm dari mata. Namun, terdapat perbedaan rekomendasi antara Vollowitz (2003 b ) dengan standardisasi pada MIL-HDBK 759B. Penempatan visual display diutamakan terbatas pada 15 arah ke atas, bawah, kiri dan kanan dari posisi pandang normal mata. Toleransi yang diberikan cukup luas, dengan mengakomodasi kombinasi rotasi mata dan kepala, maka batas penempatan visual display menjadi 90 ke atas, 75 ke bawah, 95 ke samping. Sedangkan sudut minimal permukaan untuk membaca sebesar Siku Tinggi siku menjadi patokan awal dalam penentuan tinggi permukaan keija. Tinggi permukaan keija yang paling nyaman yaitu jika sudut antara lengan atas dengan lengan bawah terjaga antara Meja kerja setinggi 71 cm - 76 cm dianggap baik untuk orang dengan tinggi badan 170 cm cm. Tinggi permukaan kerja berdiri direkomendasikan antara 96,50 cm - 106,50 cm. Namun, tinggi permukaan kerja yang ideal juga tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan (Vollowitz, 2003 a ). Standardisasi pada MIL-HDBK 759B sedikit berbeda. Meja kerja dipatok pada ketinggian 73,50 cm - 76 cm untuk mengakomodasi 90% populasi pengguna, dengan tinggi badan 165 cm cm, sedangkan tinggi permukaan kerja berdiri 91 cm cm.
4 Ergonomi Menurut The International Ergonomics Association (IEA), defmisi ergonomi adalah disiplin keilmuan mengenai pemahaman dari interaksi antara manusia dan elemen lain pada sistem, dan profesi yang mengaplikasikan teori, prinsip, data, dan metode mendesain untuk mengoptimalkan kemampuan manusia dan performa sistem secara keseluruhan (IEA Council, 2000) Antropometri Van Cott (1972) menyatakan bahwa antropometri adalah teknologi dalam mengukur berbagai karakteristik fisik manusia terutama untuk faktor ukuran, mobilitas, dan kekuatan. (Alexander, 1984) Antropometri Statis Antropometri statis yaitu pengukuran dimensi tubuh yang dilakukan pada saat tubuh berada pada kondisi diam (statis). Yang termasuk dalam dimensi statis yaitu skeletal dimension dan contour dimension. (Sanders dan McCormick, 1992) Antropometri Dinamis Antropometri dinamis yaitu pengukuran dimensi tubuh yang dilakukan saat tubuh melakukan aktifitas fisik. (Sanders dan McCormick, 1992) Prinsip-prinsip Aplikasi Data Antropometri Ada 3 prinsip umum dalam mengaplikasikan data antropometri untuk masalah desain yang spesifik (Sanders dan McCormick, 1992), yaitu: 1. Desain untuk dimensi ekstrim, digunakan untuk memberikan batas ekstrim dimensional, baik nilai maksimum ataupun nilai minimum. 2. Desain untuk range dimensi tertentu yang dapat disesuaikan, agar pengguna dapat menyesuaikan fasilitas sehingga nyaman digunakan. 3. Desain rata-rata, dapat digunakan sebagai solusi altematif yang sederhana jika batasan antropometri dalam suatu permasalahan desain terlalu
5 10 kompleks. Namun demikian, solusi ini tidak disarankan penggunaannya oleh para ahli karena pada prinsipnya tidak ada manusia dengan dimensi tubuh yang rata-rata Kekuatan Otot Grandjean (1986) merangkum penelitian yang dilakukan Clarke et al (1950) dan Wakim et al (1950) dan menyatakan bahwa beban maksimal yang dapat diterima otot biceps dependen terhadap sudut antara lengan atas dan lengan bawah. Kekuatan maksimal otot biceps dalam menerima beban diperoleh saat sudut pada siku antara 90 hingga 120. Beban statis yang diterima otot sebaiknya tidak melebihi 15%-20% dari kekuatan maksimum otot. Hal ini bertujuan untuk menjaga sirkulasi darah tetap normal. Sedangkan untuk beban dinamis, Grandjean (1986) merujuk pada van Wely (1970) yaitu tidak melebihi 30% dari kekuatan otot maksimum, meskipun demikian, batas tersebut dapat meningkat menjadi 50% jika pekerjaan yang terkait dilakukan tidak lebih dari 1 menit. Berdasarkan pengukuran kekuatan otot pada MIL- HFDS 2003, sudut siku yang optimal untuk gerakan siku flexion dan extension yaitu , dan untuk abduksi dan adduksi horizontal yaitu 60 dan Postur Kerja Kepala Grandjean (1986) merekomendasikan sudut flexion kepala sebesar 8-22 untuk posisi kerja berdiri dan untuk posisi kerja duduk. Rekomendasi diatas berdasarkan penelitian Lehmann dan Stier (1951) yang menyatakan bahwa posisi kepala yang nyaman diperoleh jika garis pandang mata terhadap horizontal membentuk sudut untuk posisi kerja duduk dan untuk posisi kerja berdiri. Pada MIL-HDBK 759B ditetapkan standar rotasi kepala maksimal untuk mengakomodasi letak visual display yaitu sebesar 65 ke atas, 35 ke bawah, dan 60 ke samping sebagai area display, diukur dari garis pandang normal. Garis pandang normal ditetapkan 15 ke bawah dari garis horizontal. Meskipun demikian, standar rotasi yang disarankan untuk semua arah sebesar Tangan
6 11 Grandjean (1986) memaparkan penelitian Ellis (1951) yang menyatakan bahwa kecepatan maksimal dalam melakukan pekeijaan manual diperoleh dengan posisi siku kearah bawah mendekati posisi natural dan lengan bawah membentuk sudut yang tepat. Selanjutnya, menurut Tichauer (1968) posisi lengan yang optimal diperoleh pada sudut abduksi Untuk memaksimalkan kemampuan pekerja, Grandjean (1986) merekomendasikan posisi lengan untuk pekerjaan manual adalah dengan merendahkan siku pada posisi natural, dengan lengan bawah yang ditekuk membentuk sudut dari lengan atas. Bekerja dengan lengan pada posisi natural dan sudut pada siku sekitar 90 disarankan untuk pekeijaan repetitif seperti mengetik dan merakit komponen elektronik karena memberikan kenyamanan dan dapat menjaga posisi natural dari pergelangan tangan pekerja (Sanders dan McCormick, 1992) Workplace Design Pengertian workplace design Workplace adalah area untuk melakukan pekerjaan tertentu. (MIL- HFDS 2003). Sehingga workplace design adalah desain dari area untuk melakukan pekerjaan tertentu Prinsip-prinsip desain Prinsip-prinsip umum desain (Sanders dan McCormick, 1992): 1. Desainer berusaha untuk mengakomodasi pengguna terbesar dalam penggunaan fasilitas. Standar konvensional adalah membuat desain yang mengakomodasi 90% populasi pengguna. Pada kasus tertentu akan lebih penting untuk menekankan desain pada salah satu nilai ekstrim dari distribusi, maupun bagian tengah dari distribusi. 2. Pengguna yang terkecil dalam populasi desain menjadi patokan untuk dimensi jangkauan. 3. Pengguna yang lebih besar dalam populasi desain menjadi patokan untuk dimensi clearance.
7 12 Penelitian Woodson dan Conover (1964), yang dipaparkan oleh Das (1992), juga merekomendasikan bahwa dimensi pengguna yang lebih besar dalam populasi desain menjadi patokan untuk dimensi clearance, sedangkan pengguna yang lebih kecil dalam populasi desain menjadi patokan untuk dimensi jangkauan. Khalil (1972), pada Das (1992), menyatakan tentang 4 aturan dasar desain, yaitu: 1. Memposisikan pekerja sebagai titik pusat desain, mempertimbangkan struktur anatomi pekeija dan melakukan pengukuran antropometri yang akurat, 2. menggunakan prinsip kinesiology pada desain, 3. menggunakan respon fisiologis sebagai kriteria desain, dan melakukan observasi kapasitas fisiologis pekeija, 4. mengaplikasikan prinsip psikologis untuk memperbaiki moral dan kepuasan. Dari keempat aturan dasar desain yang dipaparkan oleh Khalil, terlihat bahwa pertimbangan utama dalam membuat desain tepat kerja adalah kemampuan dan batasan yang dimiliki pekerja Posisi kerja berdiri Posisi kerja berdiri direkomendasikan oleh Vollowitz (2003 a ) dengan kriteria: 1. Pekerj aan yang membutuhkan j angkauan tangan melebihi j angkauan lengan bawah, atau menjangkau lebih dari 38 cm dari tubuh. 2. pekerjaan yang membutuhkan banyak gerakan tubuh, 3. objek kerja yang berat atau jenis pekerjaan membutuhkan tenaga yang besar, 4. kebutuhan untuk melihat objek yang tidak mampu dilakukan dengan posisi duduk.
8 13 Sanders dan McCormick (1992) menyatakan bahwa faktor kritis dalam penentuan ketinggian permukaan kerja berdiri yaitu pada tinggi siku dan jenis pekerjaan. Grandjean (1986) merekomendasikan beberapa aturan umum untuk ketinggian permukaan keija, yaitu: 1. Ketinggian meja kexja yang paling disukai berada pada 5-10 cm di bawah tinggi siku, 2. untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, siku sebaiknya tertopang sehingga dapat mengurangi beban otot punggung. Tinggi permukaan kerja direkomendasikan antara 5-10 cm diatas siku, 3. pekeijaan manual yang membutuhkan ruang untuk peralatan dan material, ketinggian yang cocok adalah cm dibawah siku, 4. ketinggian cm dibawah siku disarankan untuk pekeijaan yang memerlukan tenaga yang besar dan postur kerja yang dinamis, tergantung ukuran objek Kelonggaran Kelonggaran untuk pakaian menurut Panero dan Zelnik (1979) dalam Alexander (1984) terdapat pada Tabel 3.1: Tabel 3.1 Kelonggaran untuk pakaian menurut Panero dan Zelnik (1979). Clothing Type Allowance Most Important Body Dimension Affected (in.) men's suit 0.5 body depth body breadth women's suit or body depth dress body breadth winter 2.0 body depth outerwear body breadth thigh clearance
9 14 Tabel 3.1 Kelonggaran untuk pakaian menurut Panero dan Zelnik (1979) (lanjutan). Clothing Type Allowance (in.) Most Important Body Dimension Affected men's heels stature, eye height, knee height sitting, popliteal height women's heels stature, eye height, knee height sitting, popliteal height men's shoes foot length women's shoes foot length gloves hand length, hand breadth hard hat Stature 2.8. Metode Penilaian Postur Kerja Rapid Eintire Body Assessment (REBA) Hignett, S. dan McAtamney, L. (1999) mengembangkan metode analisis potur keija yaitu Rapid Entire Body Assessment (REBA). Metode REBA digunakan untuk menilai postur kerja tertentu. Tubuh dibagi dalam 6 segmen yaitu: neck, trunk, legs, upper arm, lower arm, dan wrist. Penilaian untuk tiap segmen berdasarkan posisi terhadap titik acuan, dengan jangkauan derajat tertentu untuk tiap kategori nilai. Metode ini mengakomodasi beberapa faktor luar yang ikut menentukan bentuk postur keija, yaitu force/load, coupling, activity. Hasil penilaian metode REBA berupa skor postur kerja dengan jangkauan skor 1 sampai dengan 15. semakin kecil skor akhir, mengindikasikan postur kerja yang semakin baik, demikian sebaliknya semakin besar skor akhir, mengindikasikan postur kerja yang semakin jelek. Kategori penilaian tiap segmen tubuh dalam REBA disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kategori nilai tiap segmen tubuh pada REBA.
10 L c J v mer Arm 60 s/d 100 <60 dan >100 Wrist ^1--, 0-15 ke >15 ke atas atas dan 0 -dan ke 15 ke bawah bawah Deviated, twisted Trunk? 20*. } W "'pc s/d 20 <-20 dan >60 Twisting, flexed Neck K. JJ 0 s/d 20 <0 dan >60 L gs e I \ Tumpuan 2 Tumpuan 1 kaki kaki Skor kumulatif diperoleh dari tabel yang tersedia berdasarkan kombinasi skor tiap segmen. Tabel A digunakan untuk mencari skor kumulatif segmen neck, trunk dan legs sedangkan Tabel B digunakan untuk mencari skor kumulatif segmen upper arm, lower arm, dan wrist. Skor kumulatif tersebut ditambah dengan skor load/force untuk Tabel A dan coupling untuk Tabel B sebelum digunakan untuk memperoleh skor pada Tabel C. Skor dari Tabel C ditambahkan dengan skor activity untuk memperoleh skor akhir REBA. Tahapan penggunaan dan tabel metode REBA dilampirkan pada Lampiran 12. Lutut Lutut > Metode Pengolahan Data Statistik Rataan sampel v Nilai rataan sampel dihitung dengan persamaan (Harinaldi, 2005): (3.1)
11 Standar deviasi sampel 2005): Nilai standar deviasi sampel dihitung dengan persamaan (Harinaldi, (3.2) Uj i kecukupan data Uji kecukupan data dilakukan dengan cara membandingkan n dengan n. Jika nilai n < n maka data yang ada dinyatakan belum cukup (Wignjosoebroto, 2004). Nilai n dihitung dengan persamaan: (3.3) Uji keseragaman data Uji keseragaman data dilakukan dengan cara menghitung batas-batas kendali dari sekelompok data. Batas kendali terdiri dari batas kendali atas (upper control limit / UCL) dan batas kendali bawah (lower control limit / LCL). Jika ada data yang lebih besar dari UCL atau lebih kecil dari LCL maka data yang ada dinyatakan belum seragam. Penyeragaman data dilakukan dengan cara menghapus data yang berada di luar batas kendali. Nilai UCL dan LCL dihitung dengan persamaan (Walpole dkk, 1995): UCL = x + 3s x (3.4) LCL =x-3s x (3.5) Persentil Persentil yang digunakan dalam penerapan data antropometri yaitu persentil yang mengikuti bentuk distribusi normal standar berdasarkan rataan dan standar deviasi suatu kelompok data (Nurmianto, 1996).
12 17 pada Tabel 3.3 Persamaan persentil berdasarkan rataan dan standar deviasi disajikan Tabel. 3.3 Rumus Persentil untuk Distribusi Normal Standar. Persentil ke- Rumus 5 x - 1,6450 S x 10 x - 1,2816S X 15 x - 1,0365 S x 20 x - 0,8418 S x 25 x - 0,6745 S x 30 x - 0,5244 s x 35 x- 0, x-0, x - 0,1256 S x 50 X 55 x + 0,1256 S x 60 x +0,2533 S x 65 x + 0, x + 0,5244 S x 75 x +0,6745 S* 80 x + 0,8418 S* 85 x+ 1,0365^ 90 x + 1,2816 S x 95 x + 1,6450 S x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi
Lebih terperinciMODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan
MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciGambar 3.1 Metodologi Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali
Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA
PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Dwi Nurul Izzhati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik UDINUS Jl. Nakula I, No.5-11, Semarang E-mail: dwinurul@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X
ANALISA KELUHAN DAN USULAN PERANCANGAN TROLI ERGONOMIS SEBAGAI ALAT BANTU ANGKUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ( Studi Kasus : Pelelangan Ikan Muara Angke ) Renty Anugerah Mahaji Puteri 1*, Yakub 2 12
Lebih terperinciPERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA DENGAN ANALISIS RAPID ENTIRE BODYASSESSMENT (REBA)
PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA DENGAN ANALISIS RAPID ENTIRE BODYASSESSMENT (REBA) Trismi Ristyowati Jurusan Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta 558 E-mail : ristyowatitrismi@yahoo.co.id
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT X bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi karet sebagai hasil utamanya. Operator mengalami keluhan sakit pada leher, punggung, lengan, dan kaki akibat pekerjaan yang dilakukan
Lebih terperinciANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA
ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA
60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR
Lebih terperinciNovena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa
ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln.
Lebih terperinciPerkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak
Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2016. Penelitian
Lebih terperinci1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pada Pekerja Pengangkut Kayu Dengan Menggunakan Metode
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Ergonomi merupakan keilmuan multidisiplin yang mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan (kedokteran, biologi), ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan
Lebih terperinciMODUL I DESAIN ERGONOMI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia
Lebih terperinciEVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA
DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perabot kelas merupakan fasilitas fisik yang penting karena aktivitas belajar siswa banyak dihabiskan di dalam kelas seperti membaca, menggambar, menulis dan kegiatan
Lebih terperinciABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kursi roda menjadi alat bantu yang sangat penting bagi penyandang cacat fisik khususnya penyandang cacat bagian kaki dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Akan tetapi, kursi roda yang digunakan
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN 1. KElOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Data Aspek Fungsi Rancangan Primer(utama) Sekunder(penunjang Perancangan 1. Buku Tentang Desain
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN
IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan
Lebih terperinciPERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA
PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Lebih terperinciPOSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja
A. Deskripsi POSTUR KERJA Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Rapid
Lebih terperinciLampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire
Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan
Lebih terperinciGambar 3. 1 Flowchart Penelitian
BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, metode serta desain penelitian yang dipergunakan di dalam melaksanakan penelitian. Tahapan proses
Lebih terperinciD E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015
USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSDs) PADA STASIUN PENDEMPULAN DI CV.SUPER PLATES TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah suatu ilmu yang dapat digunakan untuk menggunakan informasi/data sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)
ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI
PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciEvaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK
Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT.XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang konstruksi dan fabrikasi baja yang berlokasi di Bandung. Peneliti melakukan pengamatan di lantai produksi ragum bangku PT.XYZ. Pada lantai produksi
Lebih terperinciREDESAIN MEJA DAN KURSI BERDASARKAN ANTROPOMETRI: KASUS SD NEGERI X
REDESAIN MEJA DAN KURSI BERDASARKAN ANTROPOMETRI: KASUS SD NEGERI X Silvia 1, A. Rahim Matondang 2, Listiani Nurul Huda 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater
Lebih terperinciAnalisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 11-16 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah
Lebih terperinciMETHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Fitriadi dan Bambang (2015) ini mengangkat judul Perancangan Alat Bantu Penyayatan untuk Peningkatan Kapasitas
Lebih terperinciKAJIAN ANTROPOMETRI: EVALUASI DESAIN PERABOT RUANG BACA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Prosiding 2014 Hasil Penelitian Teknologi Terapan KAJIAN ANTROPOMETRI: EVALUASI DESAIN PERABOT RUANG BACA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Rahmi Amin Ishak, Syarif Beddu, Radhiyya Amir Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Alternatif yang dipilih untuk perancangan alat pilin tampar pandan menggunakan alternatif 3 dengan biaya pembuatan alat Rp 911.000,00 2. Setelah dianalisis
Lebih terperinciRAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu merancang metode kerja berdasarkan pada prinsip-prinsip biomekanika. 2. Mengetahui postur kerja yang baik menurut prinsip-prinsip RULA. 3.
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ
USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciUSULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ
USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ Muhammad Zein Anwar 1, Abdul Rahim Matondang 2, Anizar 3 Departemen Teknik
Lebih terperinciRancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka
Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka Anizar *1), Ikhsan Siregar 2), dan Laurent Monica 3) 123) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Metode Analisa metode (Methods Analysis) adalah kegiatan pencatatan secara sistematis dan pemeriksaan dengan seksama mengenai cara yang berlaku atau diusulkan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, beregrak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki
Lebih terperinciBAB 4. RULA Tool ini tidak memberikan rekomendasi yang spesifik terhadap modifikasi pekerjaan. APLIKASI
BAB 4. RULA RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan suatu tool yang berbentuk survei untuk mengidentifikasikan pekerjaan yang menyebabkan resiko cedera kumulatif (Cummulative Trauma Disorders/CTD)
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu Ukuran dan model dari kursi taman/teras yang lama. Data anthropometri tentang ukuran
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan
Lebih terperinciUSULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z
Jurnal Riset Industri Vol. 0 No., April 06, Hal. - USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z THE PROPOSED DESIGN OF WORK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
RANCANGAN ALAT PENCACAH PELEPAH SAWIT DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI (STUDI KASUS DI UKM TANI SIDORUKUN) TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan
Lebih terperinciTujuan penggunaan antropometri pemakai :
ANTROPOMETRI Ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok. Ukuran tubuh manusia bervariasi berdasarkan
Lebih terperinciPERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI
PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI BASUKI ARIANTO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Rumah tinggal adalah rumah yang menjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Definisi Ergonomi Istilah Ergonomi disebut pula sebagai human factors di Amerika, human engineering di dunia militer. Istilah ergonomi lebih dikenal di Eropa
Lebih terperinciPerancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo
Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 119-130 Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Maria Puspita Sari, Rahmaniyah Dwi
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
21 BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di workshop Steel Tower PT. Bukaka Teknik Utama terhadap risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) dengan menggunakan metode
Lebih terperinciMetode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI
ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI Peneliti : Anita Dewi Prahastuti Sujoso 1 Mahasiswa : Melisa Fani 2, Alifatul Fitria 3, Rsikita Ikmala 4 Sumber dana : 1, Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan
Lebih terperinciANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA
ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA Yudha Rahadian 1*, Giusti Arcibal 1, Irwan Iftadi 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jln. Ir. Sutami 36A,
Lebih terperinciPERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL
PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri
Lebih terperinciMetode dan Pengukuran Kerja
Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT
SKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT Disusun Oleh : Sanusi Akbar NPM. 201310217011 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN
BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar berdasarkan data antropometri, data pengukuran kursi kantor di bagian Main Office khususnya
Lebih terperinciRancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.
Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh
Lebih terperinciPERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN
PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciUSULAN RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN ALAT BANTU PADA BAGIAN PENGISIAN BANTAL DI CV. WOLKEN
USULAN RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA DAN ALAT BANTU PADA BAGIAN PENGISIAN BANTAL DI CV. WOLKEN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh
Lebih terperinciGambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1
Lampiran 1. Form penilaian metode REBA Grup A: b.batang tubuh (trunk) Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 0-20 0 (ke depan dan
Lebih terperinciModul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk
Modul ke: Studio Desain II Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn Fakultas 10FDSK Program Studi Desain Produk ERGONOMI Studi ergonomi dilakukan bedasarkan panduan dari Human Factor Design
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Toko Sinar Mustika, Bandung berdiri sejak tahun 1990, merupakan toko yang bergerak di bidang jual beli kain. Masalah yang dihadapi oleh toko ini adalah mengenai troli yang tidak ergonomis dan tidak
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pabrik Tahu Cibuntu merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan di Bandung yang memproduksi tahu. Berlokasi di daerah jalan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Kulon, pabrik ini memiliki
Lebih terperinciC.6. Perancangan Alat Bantu Kerja Pada Pekerjaan Manual Material Handling...
PERANCANGAN ALAT BANTU KERJA PADA PEKERJAAN MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) UNTUK MEMPERBAIKI SIKAP KERJA DAN BEBAN KERJA BURUH ANGKUT (Studi Kasus di Pasar Gede Surakarta) Taufiq Rochman, Irwan Iftadi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan
Lebih terperinciBIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merancang
Lebih terperinciPerbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer
Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Maret 0, pp.77-8 ISSN 0-95X Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Saepul Bahri, Ja far Salim, Wahyu Susihono,, JurusanTeknik
Lebih terperinciCut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak
ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli
Lebih terperinciANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI
ANTROPOMETRI PENGERTIAN Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI Antropometri Statis Antropometri Dinamis Antropometri statis pengukuran dilakukan
Lebih terperinciAntropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Modul- 3 Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -4 POKOK BAHASAN KONSEP DASAR DAN APLIKASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI VARIABEL ANTROPOMETRI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ruang kuliah yang digunakan untuk sarana penunjang dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa adalah sarana yang sangat penting,
Lebih terperinciTanjung Mahardika, Darminto Pujotomo *) Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro. Abstrak. Abstract
PERANCANGAN FASITILAS KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) DENGAN METODE RAPPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA PEKERJA PEMBUATAN PAVING DAN BATAKO PADA UKM USAHA BARU Tanjung Mahardika,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
I-20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi dan Produktivitas 2.1.1 Ergonomi Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang
Lebih terperinciTanjung Mahardika, Darminto Pujotomo *) Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang.
PERANCANGAN FASITILAS KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) DENGAN METODE RAPPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA PEKERJA PEMBUATAN PAVING DAN BATAKO PADA UKM USAHA BARU Tanjung Mahardika,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari anthro yang berarti manusia dan metron yang
Lebih terperinciPerforma (2013) Vol. 12, No.1: 9-18
Performa (2013) Vol. 12, No.1: 9-18 Usulan Rancangan Troli Sebagai Alat Bantu Angkut Karung Gabah Dalam Rangka Perbaikan Postur Kerja di Penggilingan Padi (Studi Kasus: Penggilingan Padi di Sragen) Bayu
Lebih terperinciPERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG
PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG Tri Widodo & Heli Sasmita Tiga_wd@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciperusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr
ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
Lebih terperinci