II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci Kemiskinan, Kualitas Kesehatan, Kualitas Ekonomi, CFA, Bayesian, Kabupaten Jombang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci Kemiskinan, Kualitas Kesehatan, Kualitas Ekonomi, CFA, Bayesian, Kabupaten Jombang"

Transkripsi

1 1 Penentuan Indikator Kemiskinan Berdasarkan Dimensi Kualitas Kesehatan dan Kualitas Ekonomi Menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan Pendekatan Bayesian di Kabupaten Jombang Farisca Susiani dan Bambang Widjanarko Otok Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Abstrak Kemiskinan pada dasarnya masih menjadi permasalahan klasik yang mendera negara berkembang seperti Indonesia. Kekeliruan yang sering terjadi, kemiskinan hanya didefinisikan melalui dimensi ekonomi. Padahal sesungguhnya kemiskinan berkaitan pula dengan dimensi kesehatan; sosial dan budaya; sosial politik; pendidikan, agama, dan budi pekerti; dan perdamaian dunia. Pada penelitian ini kemiskinan dipandang melalui dua dimensi, yaitu Kualitas Kesehatan dan Kualitas Ekonomi. Metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) digunakan secara unidimensional untuk mengidentifikasi variabel indikator yang dapat mengukur kualitas kesehatan dan kualitas ekonomi dengan estimasi bayesian.unit analisis yang digunakan adalah 21 Kecamatan di Kabupaten Jombang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dapat diukur melalui 7 indikator, yaitu luas lantai, jenis lantai, jenis dinding, fasilitas jamban, sumber air, jenis atap, dan fasilitas pengobatan. Indikator fasilitas pengobatan memiliki pengaruh paling besar dalam mengukur kualitas kesehatan. Sedangkan kualitas ekonomi signifikan diukur melalui 8 indikator, yaitu sumber penerangan, bahan bakar memasak, konsumsi daging/susu/ayam, pembelian pakaian, makan, penghasilan, kepemilikan aset, dan kepemilikan bangunan. Indikator kepemilikan bangunan memiliki pengaruh paling besar dalam mengukur kualitas ekonomi. Kata Kunci Kemiskinan, Kualitas Kesehatan, Kualitas Ekonomi, CFA, Bayesian, Kabupaten Jombang I. PENDAHULUAN emiskinan merupakan permasalahan klasik yang mende- berbagai negara, termasuk negara berkembang seperti Kra Indonesia. Kekeliruan yang sering terjadi adalah kemiskinan semata-mata hanya didefinisikan sebagai permasalahan ekonomi, penghasilan atau tidak dimilikinya mata pencaharian yang cukup mapan untuk tempat bergantung hidup [1]. Definisi tersebut kurang mencerminkan kondisi sebenarnya yang dihadapi oleh keluarga miskin. Sesungguhnya kemiskinan berkaitan dengan berbagai dimensi, yaitu dimensi ekonomi; kesehatan; sosial dan budaya; sosial politik; pendidikan, agama, dan budi pekerti; dan perdamaian dunia [2]. Pada penelitian ini kemiskinan dipandang melalui dua dimensi, yaitu kualitas kesehatan dan kualitas ekonomi. Kabupaten Jombang, Jawa Timur akan digunakan sebagai studi kasus dalam penelitian ini. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Jombang pada tahun 2005 ke 2006 pernah mengalami kenaikan. Persentase penduduk miskin pada tahun 2005 sebesar 14,12% dan meningkat menjadi 18,88% pada tahun 2006 dikarenakan adanya inflasi [3]. Setelah tahun 2006 perlahan-lahan jumlah penduduk miskin Kabupaten Jombang mengalami penurunan, namun tidak menutup kemungkinan dapat mengalami penambahan kembali dikarenakan pertambahan penduduk yang terjadi setiap tahunnya. Pertambahan penduduk ini akan berdampak pada penyediaan infrastruktrur serta lapangan pekerjaan. Persentase tingkat kemiskinan yang tercatat pada tahun 2010 sebesar 13,84%, nilai ini masih di atas tingkat kemiskinan Nasional 13,33% [4]. Jika dilihat dari persentase Rumah Tangga Miskin (RTM), pada tahun 2005 hingga 2009 (21,6%) sempat mengalami penurunan namun kembali naik pada tahun 2010, yaitu sebesar 23,12%. Metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan pendekatan Bayesian digunakan untuk mengidentifikasi indikator rumah tangga miskin yang dapat mengukur kedua dimensi tersebut. Keunggulan pendekatan Bayesian dibanding pendekatan umumnya seperti Maksimum Likelihood adalah ( tidak bergantung pada teori normal multivariat, (2) dapat digunakan pada situasi dan kondisi dengan ukuran sampel kecil dan tipe data dengan skala Likert [5]. Unit analisis yang digunakan hanya berjumlah rumah tangga miskin 21Kecamatan di Kabupaten Jombang sehingga cocok menggunakan estimasi Bayesian. Permasalahan yang diangkat adalah karakteristik rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang dan kontribusi terbesar indikator rumah tangga miskin dilihat dari sudut pandang kualitas kesehatan dan kualitas ekonomi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mencakup dua hal utama, yaitu penelitian tentang kemiskinan dan penelitian tentang metode Bayesian CFA. Penelitian yang berhubungan dengan kasus kemiskinan pernah dilakukan dengan memandang kemiskinan secara multidimensional [6]. Penelitian memandang kemiskinan melalui kualitas kesehatan, ekonomi, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Variabel indikator yang mengukur laten kemiskinan adalah persentase penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan,dan indeks keparahan kemiskinan. Variabel indikator yang mengukur laten ekonomi adalah persentase pengeluaran perkapita untuk non makanan, persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja disektor non pertanian, dan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja disektor formal. Variabel indikator yang mengukur laten kualitas kesehatan adalah persentase balita yang proses kelahirannya ditolong oleh tenaga kesehatan, angka harapan hidup, persentase rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri/bersama, dan persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih. Sedangkan variabel indikator yang mengukur laten

2 2 SDM adalah angka melek huruf (15-55 tahun), rata-rata lama sekolah, dan persentase penduduk yang tamat SD atau SLTP atau SLTA/SLTA/PT. Penelitian tersebut menggunakan metode SEM GSCA untuk studi kasus kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun Hasil menunjukkan bahwa semua variabel indikator merupakan alat ukur yang baik dalam mengukur variabel latennya. Kualitas kesehatan berpengaruh terhadap kualitas ekonomi dan kemiskinan, kualitas ekonomi berpengaruh terhadap kualitas SDM dan kemiskinan, kualitas SDM tidak berpengaruh terhadap kemiskinan. Selanjutnya adalah penelitian terkait Bayesian CFA yang dilakukan di Iran mengenai hambatan dari pelaksanaan precision agriculture (PA). Jumlah sampel yang digunakan relatif kecil, yaitu 40 dan data berskala Likert sehingga dengan menggunakan pendekatan Bayesian dapat menghasilkan estimasi yang lebih baik. Hasil dari penelitian menyebutkan hambatan PA dapat diklasifikasikan menjadi 9 variabel laten, yaitu pendidikan, ekonomi, demographic operator, teknis, kualitas data, risiko tinggi, waktu, lembaga pendidikan, dan hambatan ketidakcocokan yang diukur melalui 64 variabel indikator [7]. B. Confirmatory Factor Analysis (CFA) CFA merupakan metode untuk menguji seberapa baik variabel yang diukur dapat mewakili konstruk atau faktor yang terbentuk sebelumnya [8]. CFA dapat dibedakan menjadi dua, yaitu First-Order CFA dan Second-Order CFA. Pada First- Order suatu variabel laten diukur berdasarkan beberapa indikator yang dapat diukur langsung, model persamaan ini adalah [9]. x = Λ x ξ + ( Dengan matrik kovarians x yang ditulis sebagai fungsi θ dan direpresentasi sebagai Σ(θ ) Σ( θ ) = Λ x ΦΛ x + Θ (2) Dimana x adalah variabel pengamatan, Λ adalah matriks faktor loading, ξ adalah variabel laten, serta adalah matrik kesalahan pengukuran Φ adalah matrik kovarians variabel laten ξ dan Θ adalah matriks kovarians untuk eror pengukuran. ρ λ x11 λ x21 ξ 1 λ x31 x1 x2 x ' λ x42 λ x52 ξ 2 λ x62 x4 x5 x6 Gambar 1. First-Order CFA Sedangkan pada Second-Order CFA suatu variabel laten memiliki beberapa indikator-indikator dimana indikator-indikator tersebut tidak dapat diukur secara langsung, melainkan melalui variabel laten lain. ε 1 λ x11 λ x21 ξ 1 λ x31 x1 x2 x3 B ε 2 λ x42 λ x52 λ x Gambar 2. Second-Order CFA ξ 2 x4 x5 x6 C. Pendekatan Bayesian Pendekatan Bayesian berdasarkan teorema bayes, yang menyatakan bahwa x θ ) θ ) = θ distribusi posterior yang diperoleh adalah [10]. θ, x θ ) θ ) θ = = (3) atau θ x θ ) θ ) (4) Untuk suatu data observasi x dan unknown parameter θ, distribusi probabilitas gabungan θ, dapat ditulis sebagai perkalian dua densitas, yaitu distribusi prior p (θ ) dan distribusi sampling (atau distribusi data) p ( x θ ). Pada pendekatan Bayesian, estimasi parameter CFA tidak menggunakan masukan matriks varians kovarians dari data melainkan hanya berasal dari data pengamatan [5]. Estimasi Bayesian dapat dituliskan sebagai. x, θ M ) = x θ, M ) θ ) = θ x, M ) x M ) Dimana: M adalah sembarang bentuk CFA dengan vektor parameter tidak diketahui θ, x adalah data observasi dengan ukuran n, θ M ) adalah distribusi prior dari θ pada model M, x, θ M ) adalah distribusi peluang bersama dari x dan θ dengan syarat model M diketahui, dan θ x, M ) adalah distribusi peluang dari posterior. p ( x M ) tidak tergantung θ dan dengan menganggap x telah ditentukan dan konstan, maka. log p ( θ x, M ) log x θ, M ) + log θ ) Jika x = ( x 1,..., x n ) adalah matriks data pengamatan, Ω = ( ξ 1,..., ξ n ) adalah matriks nilai faktor laten, dan θ adalah vektor parameter yang mencakup elemen tidak diketahui dari Λ x, Φ, dan Θ ε dalam model. Dalam analisis posterior, ditambahkan data observasi x dengan matrik variabel laten Ω dan distribusi joint posterior [ θ, Ω x] yang dibangkitkan berdasarkan algoritma Gibbs Sampler. Gibbs Sampler adalah salah satu cara untuk mensimulasikan nilai parameter dengan syarat parameter yang lain dalam suatu model. Pada iterasi ke (j+ dengan nilai sekarang dari Ω, Θ, Λ, dan Φ. (i) Bangkitkan (ii) Bangkitkan ( + Ω Ω j dari Θ, Λ, Φ, ( j + ( j+ Θ dari Θ Ω, Λ, Φ,

3 3 (iii) Bangkitkan ( + ( j+ ( j+ Λ j dari Λ Ω, Θ, Φ, ( + ( j + ( j+ ( j+ Φ (iv) Bangkitkan Φ j dari Ω, Θ, Λ, Estimasi parameter CFA dalam Bayesian, θ Ω, dapat ditulis dalam persamaan. n n θ Ω, = ξ x, θ ) ξ θ ) x ξ, θ ) i i i= 1 i= 1 = Dimana θ [ Θ, Λ, Φ] Estimasi Bayesian membutuhkan pendefinisian distribusi prior. Pada dasarnya terdapat dua jenis distribusi prior yaitu non-informative dan informative prior [5]. Distribusi prior non-informative berhubungan dengan situasi dimana distribusi prior tidak memiliki basis populasi. Distibusi prior noninformative digunakan ketika hanya terdapat sedikit informasi prior sehingga distibusi prior berperan minimal dalam distribusi posterior. Sumber informasi untuk distibusi prior informative, bisa didapat dari distibusi salah satu data terkait atau pengetahuan subjektif para ahli. Sebuah distribusi prior informative dapat memiliki parameter sendiri yang disebut hyperparameters. Salah satu jenis informative prior didasarkan pada conjugate prior distribution, merupakan salah satu yang, bila dikombinasikan dengan fungsi likelihood, menghasilkan distribusi posterior. Dalam penelitian ini distribusi prior yang digunakan adalah conjugate prior distribution [5] Θ ~ InverseGamma[ α, β ] k [ Λ Θ ] k k ~ Normal[ Λ Φ ~ InverseWishart [ R 0k 1 ξ ~ Multi variate Normal(0, Φ) Dimana Gamma( α, β ) merepresentasikan distribusi gamma dengan parameter α > 0 dan β > 0, InverseWishart r [.,.] menotasikan distribusi inverse wishart berdimensi r dan α 0 k, β0k, Λ 0k, ρ0 dan matrik positif definit H 0 xk,r0 adalah hiperparameter dengan nilai yang diasumsikan berdasarkan informasi dari penelitian terdahulu. Untuk memperoleh penyelesaian estimasi bayesian diperlukan suatu pendekatan numerik, yaitu metode Markov Chain Monte Carlo (MCMC). Metode MCMC telah banyak diaplikasikan di berbagai bidang untuk menyelesaikan bermacammacam permasalahan. Algoritma yang sering digunakan dalam metode MCMC, yaitu Metropolis-Hastings dan Gibbs Sampler. Pada penelitian ini algoritma yang digunakan adalah Gibbs Sampler. Gibbs Sampler merupakan teknik untuk membangkitkan variabel acak dari distribusi marginal secara tidak langsung tanpa harus menghitung densitasnya. Dengan menggunakan Gibbs Sampler, perhitungan yang sulit dapat dihindari [10] i 0k 0, Θ k, ρ ] 0 0k H 0xk D. Teori Kemiskinan Kemiskinan dipandang sebagai rendahnya tingkat pendapatan dan sumber daya produktif yang menjamin kehidupan berkesinambungan, kelaparan dan kekurangan gizi, rendahnya tingkat kesehatan, keterbatasan dan kurangnya akses pada pendidikan dan layanan-layanan pokok lainnya, kondisi tak i ] i (5) wajar akibat penyakit yang terus meningkat, kehidupan bergelandang dan tempat tinggal yang tidak memadai, lingkungan yang tidak aman, serta diskriminasi dan keterasingan sosial, dan dicirikan juga oleh rendahnya tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan dalam kehidupan sipil, sosial dan budaya [11]. Kemiskinan ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai dimensi antara lain dimensi sosial, budaya, sosial politik, lingkungan (alam dan geografis), kesehatan, pendidikan, agama, dan budi pekerti. Menelaah kemiskinan secara multidimensional sangat diperlukan untuk perumuskan kebijakan pengentasan kemiskinan [2]. Dimensi ekonomi dari kemiskinan diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang, baik secara finansial maupun semua jenis kekayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat [2]. Sedangkan dimensi kesehatan dari kemiskinan dihubungkan dengan tingginya angka kesakitan dan kematian. Rendahnya kesempatan memperoleh berbagai fasilitas kesejahteraan sosial akan mempersulit terpenuhinya berbagai keperluan pangan bergizi atau kemampuan untuk menangkis penyakit [2]. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Jombang tahun Unit analisis pada penelitian ini adalah rumah tangga miskin 21 Kecamatan di Kabupaten Jombang. Untuk menganalisis data akan dipergunakan gabungan software R dan WinBUGS 1.4. Data awal yang diperoleh dari BAPPEDA Kabupaten Jombang sebanyak rumah tangga miskin. Perhitungan persentase disini berdasarkan jumlah rumah tangga miskin per Kecamatan. Misal untuk variabel x 1 pada Kecamatan Bandarkedungmulyo dihitung dengan cara banyaknya rumah tangga miskin yang luas lantai bangunan tempat tinggalnya kurang dari 32 m 2 dibagi dengan total jumlah rumah tangga miskin di Kecamatan tersebut dikali dengan 100%. Jumlah rumah tangga Kabupaten Jombang tahun 2010 sebanyak rumah tangga/kepala Keluarga. B. Variabel Penelitian Variabel-variabel penelitian yang digunakan antara lain 2 variabel laten yaitu Kualitas Ekonomi, dan Kualitas Kesehatan, serta 15 variabel indikator (manifest). Sebanyak 13 indikator merupakan indikator rumah tangga miskin yang dirilis, yaitu indikator x 1, x 2, x 3, x 4, x 5, x 6, x 7, x 8, x 9, x 10, x 11, x 12, x 13, dan x 14 ditambhakan dengan indikator persentase rumah tangga yang tidak mempunyai jenis atap dari genteng (x 6 ) dan persentase rumah tangga yang status kepemilikan bangunan tidak milik sendiri (x 15 ). Kualitas kesehatan diukur oleh 7 indikator, Kualitas Ekonomi diukur oleh 8 variabel indikator. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam penelitian pengembangan indikator rumah tangga miskin.

4 4 Variabel Laten Kualitas Kesehatan Kualitas Ekonomi x 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 x 7 x 8 x 9 x 10 x 11 x 12 x 13 x 14 x 15 Tabel 1. Variabel-Variabel dalam Penelitian Variabel Indikator Rumah tangga miskin yang luas lantai bangunan tempat tinggalnya kurang dari 32 m 2 per Kecamatan Rumah tangga miskin yang jenis lantai bangunan tempat tinggalnya terbuat dari tanah/bambu/kayu berkualitas rendah per Kecamatan Rumah tangga miskin yang jenis dinding bangunan tempat tinggalnya terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah per Kecamatan mempunyai fasilitas tempat buang air besar atau bersifat umum per Kecamatan Rumah tangga miskin yang sumber air minumnya berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai per Kecamatan mempunyai jenis atap dari genteng per Kecamatan sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas/poliklinik per Kecamatan Rumah tangga miskin yang sumber penerangan tidak menggunakan listrik per Kecamatan Rumah tangga miskin yang menggunakan bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah per Kecamatan Rumah tangga miskin yang hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu per Kecamatan sanggup membeli satu set pakaian baru dalam setahun per Kecamatan Rumah tangga miskin yang hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari per Kecamatan Rumah tangga miskin yang sumber penghasilan kepala rumah tangga per bulan dibawah Rp per Kecamatan memiliki aset dengan nilai Rp per Kecamatan Rumah tangga miskin yang status kepemilikan bangunan tidak milik sendiri per Kecamatan Keterangan - C. Teknik Analisis Untuk melakukan analisis Bayesian CFA dalam penelitian ini, diharuskan untuk menempuh langkah-langkah yang telah dibuat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut. Analisis statistika deskriptif Melakukan standarisasi data Menentukan model pengukuran Model pengukuran merupakan model yang terdiri dari variabel laten yang diduga diukur oleh beberapa indikator - seperti pada persamaan (. Jumlah model pengukuran adalah sebanyak indikator yang digunakan, dalam penelitian ini terdapat 15 model Menentukan parameter yang akan diestimasi Menetapkan distribusi prior untuk setiap parameter yang akan diestimasi Penerapan MCMC dengan Gibbs Sampler untuk mendapatkan hasil estimasi dari distribusi posterior IV. ANALISIS PEMBAHASAN A. Karakteristik Rumah Tangga Miskin di Kab. Jombang Karakteristik rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang dapat diketahui melalui analisis statistik deskriptif, dengan melihat nilai rata-rata dan varians setiap indikator sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2. terlihat bahwa karakteristik rumah tangga miskin Kabupaten Jombang umumnya hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam minimal satu kali dalam seminggu, sumber penghasilan kepala rumah tangga per bulan dibawah Rp , dan tidak memiliki aset dengan nilai minimal Rp Hal itu ditunjukkan oleh nilai rata-rata persentase rumah tangga terbesar terhadap jumlah rumah tangga miskin per Kecamatan. Tabel 2 Karakteristik Rumah Tangga Miskin Kabupaten Jombang Mean Varian Mean Varian x 1 35,21 107,52 x 8 1,05 0,51 x 2 34,44 450,90 x 9 52,89 170,04 x 3 37,24 533,98 x 10 92,36 20,70 x 4 54,79 132,59 x 11 38,03 116,41 x 5 60, x 12 26,00 120,88 x 6 1,27 0,72 x 13 92,56 7,17 x 7 2,51 3,12 x 14 79, x ,14 Sedangkan untuk rata-rata persentase terkecil menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga miskin telah menggunakan jenis atap genteng, menggunakan listrik sebagai sumber penerangan rumah, status kepemilikan bangunan atau rumah yang ditempati adalah milik sendiri, dan sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas atau poliklinik. Jika dilihat dari nilai varians, umumnya semua variabel memiliki nilai varians yang sangat besar, salah satunya variabel x 3 yang menunjukkan persentase rumah tangga miskin yang jenis dinding bangunan tempat tinggalnya terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah sebesar 450,90. Nilai varians yang sangat besar menunjukkan adanya kesenjangan antar Kecamatan di Kabupaten Jombang. B. Estimasi Parameter Menggunakan Maksimum Likelihood Dalam analisis CFA metode estimasi parameter umumnya menggunakan Maksimum Likelihood (ML). Metode ini akan menghasilkan estimasi parameter yang baik jika data memenuhi asumsi multivariat normal. Sebelumnya akan dilakukan pengujian multivariat normal terhadap data. H 0 : Data berdistribusi normal multivariat

5 5 H 1 : Data tidak berdistribusi normal multivariat Tabel 3. Statistik Uji Multivariat Normal Variabel Laten W P-value Keterangan Kualitas Kesehatan 0,7218 5,205e-05 Tidak Multivariat Normal Kualitas Ekonomi 0,6828 1,694e-05 Tidak Multivariat Normal Pengujian asumsi multivariat normal dilakukan menggunakan Shapiro-Wilk normality test yang ada pada paket program R Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa nilai P- value kurang dari 0,05 sehingga data tidak berdistribusi multivariat normal. Jika analisis tetap dipaksakan menggunakan estimasi Maksimum Likelihood maka hasil yang didapat tentunya tidak baik, seperti ditunjukkan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Estimasi Parameter Menggunakan ML Variabel Loading Indikator Laten Factor t-hitung Keterangan x 1 1,000* x 2-8,982-1,124 Tidak Signifikan x 3-9,265-1,122 Tidak Signifikan Kualitas x Kesehatan 4-3,129-1,084 Tidak Signifikan x 5 1,505 0,78 Tidak Signifikan x 6 0,093 0,849 Tidak Signifikan x 7 0,184 0,826 Tidak Signifikan x 8 1,000* x 9 86,561 0,795 Tidak Signifikan x 10-18,239-0,765 Tidak Signifikan Kualitas x 11-66,612-0,792 Tidak Signifikan Ekonomi x 12-57,221-0,784 Tidak Signifikan x 13-5,742-0,674 Tidak Signifikan x 14-54,677-0,799 Tidak Signifikan x 15-11,821-0,717 Tidak Signifikan *Perhatikan bahwa indikator pertama ditetapkan memuat nilai loading factor 1 Jika indikator mempunyai nilai t hitung pada factor loading lebih besar dari 1,96 maka indikator tersebut signifikan dalam mengukur laten [8]. Semua nilai t-hitung yang tersaji pada Tabel 4 menunjukkan nilai kurang dari 1,96, sehingga jika menggunakan estimasi ML, semua variabel indikator tidak dapat mengukur variabel latennya. C. Penentuan Parameter untuk Distribusi Prior Hal utama yang membedakan estimasi bayesian dengan estimasi ML adalah distribusi prior. Distribusi prior memerlukan suatu definisi nilai hiperparameter dalam pembentukannya. Dalam penelitian ini nilai hiperparameter ditentukan berdasarkan informasi dari studi sebelumnya. Penelitian sebelumnya [5] menggunakan conjugate prior sebagai distribusi prior dengan nilai hiperparameter yang ditentukan sebagai berikut. D [ Λ Θ ] = Normal(0,84;9Θ ) D Θ = Inverse Gamma(9,4) D ξ = Multi variate Normal(0, Φ) D 1 0 Φ = IW, D. Estimasi Parameter Menggunakan Bayesian CFA Estimasi parameter dilakukan dengan bantuan paket program R2WinBUGS yang terdapat pada R Paket R2WinBUGS menyediakan fungsi yang sesuai untuk memanggil WinBUGS 1.4 dari R. Fungsi tersebut secara otomatis dapat menulis data dan script dalam format yang dapat dibaca oleh WinBUGS untuk pengolahan data. Dengan hasil iterasi sebanyak 20 ribu, proses estimasi parameter telah mencapai burn in untuk semua parameter pada iterasi ke-100. Variabel Laten Kualitas Kesehatan Kualitas kesehatan merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan kemiskinan. Kualitas kesehatan bersifat laten yang dalam penelitian ini diukur oleh 7 variabel indikator. Pendugaan variabel indikator untuk Kualitas Kesehatan ditunjukkan oleh Gambar 3. x 7 x 1 0,9622 0,9427 x 6 1 0,9276 0,7403 Kesehatan x 5 0,8103 0,7213 Gambar 3. Model Persamaan Pengukuran Kualitas Kesehatan Hasil analisis Confirmatory Factor Analysis menggunakan metode Bayesian pada variabel laten Kualitas Kesehatan tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Estimasi Parameter Kualitas Kesehatan Variabel Loading Factor 2,5% 97,5% Keterangan x 1 1, Signifikan x 2 0,7403 0,2637 1,208 Signifikan x 3 0,8103 0,3193 1,283 Signifikan x 4 0,7213 0, ,328 Signifikan x 5 0,9276 0,3982 1,441 Signifikan x 6 0,9427 0,2424 1,624 Signifikan x 7 0,9622 0,4385 1,468 Signifikan Tabel 5. hasil analisis CFA menggunakan metode Bayesian menghasilkan nilai lebih besar dari 0,50 dan nilai selang persentil 2,5% sampai dengan 97,5% tidak memuat nilai nol. Hal tersebut mengungkapkan variabel x 1, x 2, x 3, x 4, x 5, x 6, dan x 7 telah signifikan dalam mengukur variabel laten Kualitas Kesehatan. Nilai loading factor terbesar adalah λ 7 = 0, 9622, yang berarti variabel x 7 memiliki pengaruh yang besar dalam mengukur kualitas kesehatan. Sedangkan nilai loading factor terkecil adalah λ 4 = 0, 7213, artinya variabel x 4 memiliki pengaruh yang kecil dibandingkan dengan variabel yang lain dalam mengukur kualitas kesehatan. Nilai interval 97,5% dan 2,5% dapat diartikan bahwa probabilitas parameter terletak dalam interval tertentu dengan syarat data seperti pada data pengamatan adalah sebesar 100 (1-α)%. Sebagai contoh, misal interval untuk indikator persentase rumah tangga miskin yang tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik (x 7 ) berada diantara nilai 0,4385 sampai 1,468. Hal ini menunjukkan probabilitas nilai parameter (loading factor) berada pada interval [0,4385;1,468] adalah 97,5%. x 2 x 4 x 3

6 6 Variabel Laten Kualitas Ekonomi Seperti halnya dengan kualitas kesehatan, kualitas ekonomi juga merupakan salah satu hal yang berhubungan dengan kemiskinan. Variabel indikator yang diduga mengukur laten kualitas ekonomi sebanyak 8 indikator. Pendugaan tersebut ditunjukkan oleh Gambar 4. x 14 x 15 0,8858 0,7672 x ,749 x 8 Ekonomi x 12 0,7728 0,783 0,7551` 0,8529 Gambar 4. Model Persamaan Pengukuran Kualitas Ekonomi Hasil analisis Confirmatory Factor Analysis menggunakan metode Bayesian pada variabel laten Kualitas Ekonomi tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Estimasi Parameter Kualitas Ekonomi Variabel Loading Factor 2,5% 97,5% Keterangan x 8 1, Signifikan x 9 0,7728 0,3525 1,179 Signifikan x 10 0,7551 0,2248 1,268 Signifikan x 11 0,8529 0,4058 1,295 Signifikan x 12 0,783 0,2054 1,341 Signifikan x 13 0,7495 0, ,443 Signifikan x 14 0,7672 0, ,426 Signifikan x 15 0,8858 0,1552 1,591 Signifikan Nilai loading factor yang tercantum pada Tabel 6 menunjukkan hasil lebih besar dari 0,50 dan nilai selang persentil 2,5% sampai dengan 97,5% tidak memuat nilai nol. Sehingga variabel x 8, x 9, x 10, x 11, x 12, x 13, x 14, dan x 15 telah signifikan dalam mengukur variabel laten Kualitas Ekonomi. Nilai loading factor adalah koefien antara variabel indikator dengan variabel laten. Model persamaan pengukuran untuk laten kualitas ekonomi, nilai loading factor terbesar adalah λ 15 = 0,9154, yang berarti variabel x 15 memiliki pengaruh yang besar dalam mengukur kualitas ekonomi. Sedangkan nilai loading factor terkecil adalah λ 13 = 0, 7495, artinya variabel x 13 memiliki pengaruh yang kecil dibandingkan dengan variabel x 8, x 9, x 10, x 11, x 12, x 14, dan x 15 dalam mengukur kualitas ekonomi. V. KESIMPULAN DAN SARAN x 9 x 11 x 10 A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tentang kemiskinan melalui dimensi kualitas kesehatan dan kualitas ekonomi pada data kemiskinan Jombang dari BAPPEDA Kabupaten Jombang tahun 2010 menggunakan Bayesian Confirmatory Factor Analysis (CFA) dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Karakteristik rumah tangga miskin Kabupaten Jombang umumnya hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam minimal satu kali dalam seminggu, sumber penghasilan kepala rumah tangga per bulan dibawah Rp , dan tidak memiliki aset dengan nilai minimal Rp Indikator-indikator penyusun variabel laten kualitas kesehatan memiliki nilai loading factor > 0,50 dan nilai interval probabilitas 2,5% sampai dengan 97,5% tidak memuat nilai nol, menunjukkan semua variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap laten kesehatan. Variabel indikator yang memiliki kontribusi terbesar dalam mengukur kualitas kesehatan adalah variabel x 7, yaitu persentase rumah tangga miskin yang tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas/Poliklinik. 3. Indikator-indikator penyusun variabel laten kualitas ekonomi memiliki nilai loading factor > 0,50 dan nilai interval probabilitas 2,5% sampai dengan 97,5% tidak memuat nilai nol, menunjukkan semua variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap laten ekonomi. Untuk kontribusi terbesar laten kualitas ekonomi adalah variabel x 15, yaitu persentase rumah tangga miskin yang status kepemilikan bangunan tidak milik sendiri. B. Saran Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Terkait dengan jumlah sampel yang digunakan, sebaiknya menggunakan jumlah sampel yang lebih besar agar didapatkan hasil yang lebih sesuai dengan keadaan. 2. Selain jumlah sampel, perlu diperhatikan pula variabelvariabel indikator yang akan digunakan. Variabel indikator pada penelitian selanjutkan dapat ditambahkan lagi namun harus signifikan dalam mengukur variabel laten. 3. Selanjutnya jika berbicara tentang variabel laten, pada penelitian ini kemiskinan hanya diukur oleh dimensi laten kualitas kesehatan dan kualitas ekonomi. Akan lebih baik jika ditambahkan dengan dimensi laten sumber daya manusia SDM yang juga turut berperan. DAFTAR PUSTAKA [1] Karnaji. (2007). Komitmen dan Konsistensi Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan: Analisis Kasus di Jawa Timur. Jurnal Sosiologi FISIP, Unair, 20(. [2] Suryawati, C. (2005). Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (JMPK), 8(3). p [3] Ibrahim, J. T., Soelistyo, A., dan Sutikno. (2009). Analisis Karakteristik Kemiskinan Petani di Jawa Timur. Jurnal Salam Universitas Muhammadiyah Malang, 12(, p [4] Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). (201. Indikator Kesejahteraan Daerah Provinsi Jawa Timur. Jakarta: TNP2K. [5] Lee, S. Y. (2007). Structural Equation Modeling: A Bayesian Approach. England: John Wiley & Sons Ltd. [6] Ekasari, D.F., dan Sunaryo, S. (201. Pemodelan SEM dengan Generalized Structured Component Analysis (GSCA) (Studi Kasus Penentuan Struktur Model Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah), Magister Statistika, FMIPA. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [Tidak dipublikasikan] [7] Najafabadi, M. O., Hosseini, S. J. F., dan Bahramnejad, S. (201. A Bayesian Confirmatory Factor Analysis of Precision Agricultural Challenges. African Journal of Agricultural Research, 6(5), p [8] Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., dan Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Analysis 7 th. Pearson Prentice Hall. [9] Bollen, K. (1989). Structural Equations With Latent Variables. New York: John Wiley & Sons, Inc. [10] Casella, G., dan George, E. I. (1992). Explaining the Gibbs Sampler. The American Statistician, 46(3), p [11] Roebyantho, H., Setiti, S. G., dan Rahman A. (201. Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE. Jakarta: P3KS Press.

Seminar Hasil Tugas Akhir

Seminar Hasil Tugas Akhir Seminar Hasil Tugas Akhir Penentuan Indikator Kemiskinan Berdasarkan Dimensi Kualitas Kesehatan dan Kualitas Ekonomi menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan Pendekatan Bayesian di Kabupaten

Lebih terperinci

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Print) D-78 Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada di Kabupaten Jombang Masnatul Laili dan Bambang Widanarko Otok Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi Mobile Broadband

Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi Mobile Broadband JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 212) ISSN: 231-928X D-248 Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi Mobile Broadband di

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang)

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang) BIAStatistics (215) Vol. 9, No. 2, hal. 1-6 ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang) 1 Didin Astriani P, 2 Jadi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN JIMT Vol. 11 No. 1 Juni 2014 (Hal. 105 118) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN H. Sain 1 Program Studi Statistik Jurusan

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang)

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang) ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang) Didin Astriani P 1, Jadi Suprijadi 2, Zulhanif 3 Program Pendidikan

Lebih terperinci

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Oleh : Renanthera Puspita N. Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si. 1

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN Karima Puspita Sari, Respatiwulan, dan Bowo Winarno Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Model regresi zero-inflated

Lebih terperinci

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling)

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling) Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling) Disusun oleh: ISTI APRILLIA (1312 105 015) Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor. Pada umumnya analisis regresi

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. metode yang bisaanya digunakan dalam estimasi parameter yakni Ordinary Least

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. metode yang bisaanya digunakan dalam estimasi parameter yakni Ordinary Least BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data populasi dalam suatu penelitian berguna untuk mengetahui karakteristik objek yang akan menghasilkan gambaran akurat mengenai karakteristik objek tersebut. Statistik

Lebih terperinci

Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating (SEM BAGGING)

Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating (SEM BAGGING) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-89 Pengembangan Indikator Rumah Tangga Miskin Provinsi Jawa Timur Menggunakan Structural Equation Modelling Bootstrap Aggregating

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kemiskinan mempunyai indikator dan faktor penyebab. Mereka adalah sebagian warga miskin kota Depok. Pemerintah Depok menggolongkan mereka ke dalam kelompok

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL Vania Mutiarani 1, Adi Setiawan, Hanna Arini Parhusip 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW, 3 Dosen

Lebih terperinci

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang 1 Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang Renanthera Puspita Ningrum, danbambang Widjanarko Otok Jurusan Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Univeitas Padjadjaran, 3 November 00 (M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Vita Ratnasari, Purhadi, Ismaini, Suhartono Mahasiswa S3 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI MULTIVARIAT BAYESIAN DENGAN DISTRIBUSI PRIOR INFORMATIF 1. PENDAHULUAN

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI MULTIVARIAT BAYESIAN DENGAN DISTRIBUSI PRIOR INFORMATIF 1. PENDAHULUAN ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI MULTIVARIAT BAYESIAN DENGAN DISTRIBUSI PRIOR INFORMATIF Dina Ariek Prasdika, Dewi Retno Sari Saputro, Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raskin merupakan program bantuan yang sudah dilaksanakan Pemerintah Indonesia sejak Juli 1998 dengan tujuan awal menanggulangi kerawanan pangan akibat krisis moneter

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM) adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM) adalah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Structural Equation Modeling (SEM) Pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM) adalah salah satu teknik peubah ganda yang dapat menganalisis secara simultan

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

MODEL PARTISIPASI PEMILIH MASYARAKAT KABUPATEN DHAMASRAYA PADA PEMILU 2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BAYESIAN

MODEL PARTISIPASI PEMILIH MASYARAKAT KABUPATEN DHAMASRAYA PADA PEMILU 2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BAYESIAN Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 128 133 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL PARTISIPASI PEMILIH MASYARAKAT KABUPATEN DHAMASRAYA PADA PEMILU 2014 DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN

ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN Vania Mutiarani a, Adi Setiawan b, Hanna Arini Parhusip c a Program Studi Matematika FSM UKSW Jl. Diponegoro 52-6

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-PARTIAL LEAST SQUARE

PEMODELAN KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-PARTIAL LEAST SQUARE PEMODELAN KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-PARTIAL LEAST SQUARE 1 Gangga Anuraga dan 2 Bambang Widjanarko Otok 1,2 Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal Wiwik Sudestri, Eri Setiawan dan Nusyirwan

Lebih terperinci

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC)

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) Radite Astana Murti 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42. Tabel 2.41. Perhitungan Indeks Gini Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Kelompok Jumlah Rata-rata % Kumulatif Jumlah % Kumulatif Xk-Xk-1 Yk+Yk-1 (Xk-Xk-1)* Pengeluaran Penduduk Pengeluaran Penduduk Pengeluaran

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Lebih terperinci

Penerapan Metode Bayes dalam Menentukan Model Estimasi Reliabilitas Pompa Submersible pada Rumah Pompa Wendit I PDAM Kota Malang

Penerapan Metode Bayes dalam Menentukan Model Estimasi Reliabilitas Pompa Submersible pada Rumah Pompa Wendit I PDAM Kota Malang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, 2017 2337-3520 2301-928X Print A33 Penerapan Metode Bayes dalam Menentukan Model Estimasi Reliabilitas Pompa Submersible pada Rumah Pompa Wendit I PDAM Kota Malang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK DENGAN METODE PENDUGA BAYES UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

ANALISIS REGRESI LOGISTIK DENGAN METODE PENDUGA BAYES UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 53 60 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS REGRESI LOGISTIK DENGAN METODE PENDUGA BAYES UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional Negara Indonesia. Hal ini disebutkan dengan jelas pada Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 di

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO

ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO Yessy Okvita 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA HILANG DENGAN MENGGUNAKAN DATA AUGMENTATION. Abstract

PENDUGAAN DATA HILANG DENGAN MENGGUNAKAN DATA AUGMENTATION. Abstract Pendugaan Data Hilang Mesra Nova) PENDUGAAN DATA HILANG DENGAN MENGGUNAKAN DATA AUGMENTATION Mesra Nova 1, Moch. Abdul Mukid 2 1 Alumni Program Studi Statistika UNDIP 2 Staf Pengajar Program Studi Statistika

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur

Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-106 Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur M Mushonnif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan dalam penelitian dibidang ilmu sosial. (structural equation modeling, SEM), karena bisa dikatakan bahwa pemodelan

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan dalam penelitian dibidang ilmu sosial. (structural equation modeling, SEM), karena bisa dikatakan bahwa pemodelan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemodelan persamaan terstruktur (structural equation modeling, SEM) merupakan model yang dikenal dengan berbagai nama atau istilah, terkadang bisa disebut sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)

ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 2, Hal. 25-34 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)

Lebih terperinci

Pemodelan Spatial Structural Equation Modeling pada Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang

Pemodelan Spatial Structural Equation Modeling pada Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-272 Pemodelan Spatial Structural Equation Modeling pada Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang Mastari Rizki Fadillah dan

Lebih terperinci

Deteksi Pencilan dengan Pendekatan Bayesian pada Regresi Linear (Studi Kasus Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga dengan PDRB di Jawa Barat Tahun 2013)

Deteksi Pencilan dengan Pendekatan Bayesian pada Regresi Linear (Studi Kasus Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga dengan PDRB di Jawa Barat Tahun 2013) Deteksi Pencilan dengan Pendekatan Bayesian pada Regresi Linear (Studi Kasus Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga dengan PDRB di Jawa Barat Tahun 2013) Dwiningrum Prihastiwi, Dadang Juandi, Nar Herrhyanto

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 161 STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) DENGAN MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2 1) Mahasiswa Magister Jurusan Statistika ITS 2) Dosen Jurusan Statistika ITS Abstrak

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL. Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2

STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL. Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2 STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2 1) Mahasiswa Magister Jurusan Statistika ITS, 2) Dosen Jurusan Statistika ITS Abstrak Suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen 4 TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen (1989). Namun demikian sebagian besar penerapannya menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR Gangga Anuraga Dosen Program Studi Statistika MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya E-mail : ganuraga@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemerintah sangat penting dalam merancang dan menghadapi masalah pembangunan ekonomi. Seberapa jauh peran pemerintah menentukan bagaimana penyelesaian

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTOFOLIO SAHAM DENGAN BAYESIAN MARKOV CHAIN MONTE CARLO MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL MIXTURE OF MIXTURE

OPTIMALISASI PORTOFOLIO SAHAM DENGAN BAYESIAN MARKOV CHAIN MONTE CARLO MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL MIXTURE OF MIXTURE OPTIMALISASI PORTOFOLIO SAHAM DENGAN BAYESIAN MARKOV CHAIN MONTE CARLO MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL MIXTURE OF MIXTURE Dina Ristiningtyas dan Nur Iriawan Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya Dosen

Lebih terperinci

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Ari Shobri B 1), Septiadi Padmadisastra 2), Sri Winarni 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

(DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN

(DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN (DS.4) MODEL OTOREGRESIF SIMULTAN BAYES UNTUK ANALISIS DATA KEMISKINAN Safaat Yulianto 1, Anik Djuraidah 2, Aji Hamim Wigena 2 1Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang 2Jurusan Statistika, Institut Pertanian

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI MULTIVARIAT BAYESIAN DENGAN DISTRIBUSI PRIOR NONINFORMATIF JEFFREYS 1. PENDAHULUAN

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI MULTIVARIAT BAYESIAN DENGAN DISTRIBUSI PRIOR NONINFORMATIF JEFFREYS 1. PENDAHULUAN ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI MULTIVARIAT BAYESIAN DENGAN DISTRIBUSI PRIOR NONINFORMATIF JEFFREYS Firda Amalia, Dewi Retno Sari Saputro, Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika FMIPA Abstrak.

Lebih terperinci

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung Dari kajian terdahulu memberi kesimpulan bahwa tingginya persentase dan jumlah penduduk miskin Lampung lebih disebabkan oleh masih tingginya

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 53 61 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA OLIVIA ATINRI,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR Oleh : M Mushonnif Efendi (1310 105 019) Dosen Pembimbing : Jerry Dwi Trijoyo Purnomo, S.

Lebih terperinci

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012 195 MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris (Dosen Fak.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. adalah banyaknya hari hujan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. adalah banyaknya hari hujan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Modul Neo-Normal dapat diaplikasikan ke dalam WinBUGS karena

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 224 LAMPIRAN 225 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian 2 3 1 4 Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran 226 Lampiran 2 Hasil uji reliabilitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

BERITA DAERAH KOTA CIREBON BERITA DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 51 TAHUN 2009 PERATURAN WALIKOTA CIREBON NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA KELUARGA / RUMAH TANGGA MISKIN KOTA CIREBON Menimbang : WALIKOTA CIREBON, a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

(S.2) ANALISIS POWER DALAM UJI KECOCOKAN MODEL PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) TANPA MENSPESIFIKASIKAN PARAMETER ALTERNATIF

(S.2) ANALISIS POWER DALAM UJI KECOCOKAN MODEL PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) TANPA MENSPESIFIKASIKAN PARAMETER ALTERNATIF PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Statistika 1 November 011 Vol, November 011 (S.) ANALISIS POWER DALAM UJI KECOCOKAN MODEL PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) TANPA MENSPESIFIKASIKAN PARAMETER

Lebih terperinci

PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA)

PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA) PEMODELAN SEM DENGAN GENERALIZED STRUCTURED COMPONENT ANALYSIS (GSCA) (Studi Kasus Penentuan Struktur Model Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah) Oleh: Dewi Fenty Ekasari NRP. 1310 201 708

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan

LANDASAN TEORI. Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan 4 II. LANDASAN TEORI Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan Schmeiser (1974), yang memiliki empat parameter dari pengembangan distribusi Lambda Tukey. Keluarga distribusi

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Lebih terperinci

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi kewenangan pemerintah pusat. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup turun drastis pada tahun 2011, hal ini karena kasus kematian ibu

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 233-242 PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR 1 Nusar

Lebih terperinci

MODEL REGRESI WEIBULL DENGAN ADDITIVE FRAILTIES PADA DATA SURVIVAL. Universitas Hasanuddin

MODEL REGRESI WEIBULL DENGAN ADDITIVE FRAILTIES PADA DATA SURVIVAL. Universitas Hasanuddin MODEL REGRESI WEIBULL DENGAN ADDITIVE FRAILTIES PADA DATA SURVIVAL 1 Rima Ruktiari, 2 Sri Astuti Thamrin, 3 Armin Lawi 1,2,3 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Pengantar Statistika Matematika II

Pengantar Statistika Matematika II Bab 3: Estimasi Titik dengan Metode Bayes Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Dalam pendekatan klasik, parameter θ adalah besaran tetap yang tidak diketahui Sampel random X 1, X 2,..., X n diambil

Lebih terperinci

PENDEKATAN BAYESIAN SPASIAL EKONOMETRIKA PADA PEMODELAN MIGASI PENDUDUK DI JAWA BARAT. Oleh : Priyono

PENDEKATAN BAYESIAN SPASIAL EKONOMETRIKA PADA PEMODELAN MIGASI PENDUDUK DI JAWA BARAT. Oleh : Priyono PENDEKATAN BAYESIAN SPASIAL EKONOMETRIKA PADA PEMODELAN MIGASI PENDUDUK DI JAWA BARAT Oleh : Priyono Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Setiawan, MS Dr. Sutikno, M.Si PROGRAM MAGISTER JURUSAN STATISTIKA FMIPA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal BAB III ANALISIS FAKTOR 3.1 Definisi Analisis faktor Analisis faktor adalah suatu teknik analisis statistika multivariat yang berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

Lebih terperinci

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR) 25 BAB III (MSAR) 3.1 Model Markov Switching Autoregressive Model runtun waktu Markov Switching Autoregressive adalah salah satu model runtun waktu yang merupakan perluasan dari model Autoregressive (AR).Ide

Lebih terperinci

Pemodelan Data Besar Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Menggunakan Distribusi Mixture Erlang

Pemodelan Data Besar Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Menggunakan Distribusi Mixture Erlang Statistika, Vol. 17 No. 1, 45 51 Mei 2017 Pemodelan Data Besar Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Menggunakan Distribusi Mixture Erlang Indah permatasari, aceng komarudin mutaqin, lisnur wachidah Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN BAB III METODE PENULISAN Metode penulisan yang berkaitan tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 3.1 Mengidentifikasi variabel prediktor pada model MGWR langkahlangkah a. Mengasumsikan data, untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu return, mean, standard deviation, skewness, kurtosis, ACF, korelasi, GPD, copula, VaR, estimasi VaR dengan

Lebih terperinci

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5 8 BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh dari PT. MARS yaitu hasil survei konsumen terhadap produk-produk toilettris (keperluan mandi) pada tahun 005. Metode Secara garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara dua variabel yang terdiri dari variabel tak bebas (Y ) dengan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara dua variabel yang terdiri dari variabel tak bebas (Y ) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis regresi adalah metode statistika yang paling sering digunakan dalam segala bidang ilmu pengetahuan, analisis ini bertujuan untuk memodelkan hubungan antara

Lebih terperinci

Gorontalo. Menara Keagungan Limboto

Gorontalo. Menara Keagungan Limboto Laporan Provinsi 509 Menara Keagungan Limboto Menara ini dibangun tahun 2001 dan berlokasi di Limboto, ibu kota Kabupaten. Menara Kea gungan yang menjadi kebanggaan ma syarakat ini memiliki daya tarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan teknik statistik untuk investigasi dan pemodelan hubungan antar variabel. Hubungan antara dua variabel dapat dilihat dengan analisis

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN IMT DAN DEPRESI DENGAN TEKNIK ANALISIS MULTIVARIAT PADA KASUS DATA TAK NORMAL

PEMODELAN HUBUNGAN IMT DAN DEPRESI DENGAN TEKNIK ANALISIS MULTIVARIAT PADA KASUS DATA TAK NORMAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 14 22 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN HUBUNGAN IMT DAN DEPRESI DENGAN TEKNIK ANALISIS MULTIVARIAT PADA KASUS DATA TAK NORMAL NITRI

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI TOTAL KERUGIAN AGGREGAT MANFAAT RAWAT JALAN BERDASARKAN SIMULASI

MODEL DISTRIBUSI TOTAL KERUGIAN AGGREGAT MANFAAT RAWAT JALAN BERDASARKAN SIMULASI MODEL DISTRIBUSI TOTAL KERUGIAN AGGREGAT MANFAAT RAWAT JALAN BERDASARKAN SIMULASI Puspitaningrum Rahmawati, Bambang Susanto, Leopoldus Ricky Sasongko Program Studi Matematika (Fakultas Sains dan Matematika,

Lebih terperinci

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN METODE EMPIRICAL BAYES BERBASIS MODEL BETA-BINOMIAL

PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN METODE EMPIRICAL BAYES BERBASIS MODEL BETA-BINOMIAL PENDUGAAN AREA KECIL TERHADAP ANGKA MELEK HURUF DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN METODE EMPIRICAL BAYES BERBASIS MODEL BETA-BINOMIAL Norlatifah 1), Gandhi Pawitan 2), Enny Supartini 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 34 43 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka dari buku referensi karya ilmiah. Karya ilmiah yang digunakan adalah hasil penelitian serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Regresi adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Salah satu variabel merupakan variabel

Lebih terperinci

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi

Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi Statistika, Vol. No., Mei Pendugaan Selang Kepercayaan Persentil Bootstrap Nonparametrik untuk Parameter Regresi MARZUKI, HIZIR SOFYAN, ASEP RUSYANA Jurusan Matematika FMIPA Universitas Syiah Kuala Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pesta demokrasi Indonesia tahun 2014 ini adalah salah satu harapan baru yang diinginkan seluruh masyarakat Indonesia agar bisa membawa dampak yang baik bagi negara

Lebih terperinci

Sumatera Barat. Jam Gadang

Sumatera Barat. Jam Gadang Laporan Provinsi 123 Sumatera Barat Jam Gadang Jam gadang adalah nama untuk menara jam yang terletak di pusat Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki jam dengan ukuran besar di

Lebih terperinci

(DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER

(DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER (DS.5) MODEL SPASIAL BAYES DALAM PENDUGAAN AREA KECIL DENGAN PEUBAH RESPON BINER (Kasus : Pendugaan Proporsi Keluarga Miskin Di kabupaten Jember Jawa Timur) Etis Sunandi 1), Khairil A Notodiputro 2), Anik

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KUANTIL

ANALISIS REGRESI KUANTIL Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 103 107 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS REGRESI KUANTIL SAIDAH, FERRA YANUAR, DODI DEVIANTO Program Studi Magister Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang { PAGE \* MERGEFORMAT }

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang { PAGE \* MERGEFORMAT } BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum adalah sebuah lembaga pendidikan islam yang setara dengan tingkatan Sekolah Dasar (SD), yang berada di naungan Kementrian Agama. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel prediktor terhadap variabel respons. Hubungan fungsional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel prediktor terhadap variabel respons. Hubungan fungsional BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Dalam ilmu statistika, metode yang dapat digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara satu variabel atau lebih dengan satu variabel atau lebih lainnya

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION (SUR) SPASIAL

PEMODELAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION (SUR) SPASIAL PEMODELAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION (SUR) SPASIAL Dibyo Adi Wiboao 1), Setiawan 2), dan Vita Ratnasari 3) 1) Program Studi Magister Statistika, Institut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Evaluasi (penilaian) suatu program biasanya dilakukan pada suatu waktu tertentu atau pada suatu tahap tertentu (sebelum program, pada proses pelaksanaan

Lebih terperinci

EstimasiParameter ModelMixture Of Mixture Untuk Pengeluaran Rumah Tangga Pada Data Susenas Kota Semarang

EstimasiParameter ModelMixture Of Mixture Untuk Pengeluaran Rumah Tangga Pada Data Susenas Kota Semarang EstimasiParameter ModelMixture Of Mixture Untuk Pengeluaran Rumah Tangga Pada Data Susenas Kota Semarang Zaenal Abidin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak BadanPusatStatistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai peubah bebas ke-p pada merupakan nilai koefisien peubah penjelas merupakan galat acak pengamatan ke-i.

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai peubah bebas ke-p pada merupakan nilai koefisien peubah penjelas merupakan galat acak pengamatan ke-i. TINJAUAN PUSTAKA Model egresi Berganda egresi linier adalah persamaan matematika yang menggambarkan hubungan antara peubah respon y dan peubah bebas X X X2 Xp. Hubungan antara kedua peubah tersebut dinyatakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH Erliyana Devitasari, Sri Sulistijowati Handayani, dan Respatiwulan Program Studi Matematika FMIPA

Lebih terperinci

PEMODELAN SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN PADA SEKTOR UTAMA DI JAWA TIMUR

PEMODELAN SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN PADA SEKTOR UTAMA DI JAWA TIMUR PEMODELAN SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN PADA SEKTOR UTAMA DI JAWA TIMUR Agus Budhi Santosa 1, Nur iriawan 2, Seiawan 3, Mohammad Dokhi 4 S - 3 1,2,3 Jurusan Statistika FMIPA-ITS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita mempunyai data yang terdiri dari dua atau lebih variabel maka sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat berhubungan, hubungan

Lebih terperinci