BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Performance Management Cokins (2009) menyampaikan bahwa dari sejarahnya performance management diarahkan untuk mengukur kinerja per individu karyawan yang digunakan oleh fungsi personalia atau sumber daya manusia di perusahaan. Dalam perkembangannya hingga kini, performance management sudah diterima secara umum sebagai konsep enterprise-wide performance management seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang mendukung pengukuran kinerja secara terintegrasi dan terstruktur. Definisi sederhana mengenai performance management adalah eksekusi strategi dengan tindakan yang membawa hasil seperti yang diharapkan. Lebih lanjut disampaikan bahwa strategi bagi perusahaan dapat dibagi menjadi 3 pilihan utama yaitu ; 1. Produk atau jasa apa yang diberikan atau tidak berikan? 2. Pasar apa dan jenis pelanggan mana yang dilayani atau tidak dilayani? 3. Bagaimana perusahaan akan menang dalam persaingan dan akan tetap selalu memenangi persaingan? Lebih jauh Cokins (2009) membahas mengenai pengukuran kinerja pada human capital & workforce management apakah merupakan seni atau ilmu Pengetahuan. Dalam hal ini disampaikan bahwa terdapat 2 (dua) aliran gaya manajemen dalam mengelola sumber daya manusia yaitu Newtonian dan Darwinian. Penganut Newtonian memilih untuk mengelola dengan cara berorientasi kuantitatif seperti pendekatan operation management dan finance. Gaya manajemen Newtonian ini menganggap bahwa seluruh kegiatan usaha adalah seperti mesin besar berorientasi kepada pengukuran kinerja yang diperhitungkan dari faktor pengungkit, pendorong, pengangkat kinerja. Pendekatan manajemen ini menelaah tentang produktivitas, kekuasaan, efisiensi dan kontrol pengendalian mengenai karyawan dan karyawan dianggap seperti

2 mesin yang dapat serta merta diganti seperti halnya robot apabila tidak menghasilkan seperti yang diharapkan. Sedangkan pendekatan Darwinian, adalah pendekatan yang lebih lembut dalam perilaku seperti pendekatan yang dibahas pada change management, ethics, leadership. Pendekatan Darwinian menganggap bahwa faktor manusia dan perilaku manusialah yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kinerja semua sumber daya yang ada di organisasi. Pendekatan ini melihat organisasi sebagai organisma yang hidup dan terus berubah bereaksi terhadap perubahan lingkungan sekitarnya. Cara pendekatan ini membicarakan kinerja dalam terminologi evolution, continuous learning, natural response dan adaptasi kepada kondisi yang terus berubah. Menurut Haeckel (1999) implementasi pendekatan manajemen sumber daya manusia mengikuti konsep Newtonian dan Darwinian diatas tentu bukan semata-mata mengambil dari ilmu pengetahuan yang telah diteliti oleh para ahli, tetapi merupakan seni tersendiri dalam mengelola sumber daya manusia. Selanjutnya Cokins (2009) menyampaikan bahwa dalam performance management dibutuhkan untuk memastikan suksesnya suatu organisasi, antara lain untuk menjawab masalah-masalah dibawah ini : 1. Kegagalan Manajemen dalam melaksanakan strategi yang sudah diformulasikan dengan baik. Pada penelitian di perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, sangat banyak Chief Executive Officer (CEO) yang dipecat sebagai akibat dari frustasi atas tidak terlaksananya strategi secara baik. 2. Keadaan tidak ada kepercayaan diantara para manajer untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana yang dibuat, dapat mengakibatkan konsekwensi untuk tidak tercapainya rencana semakin meningkat.

3 3. Perubahan selalu terjadi di semua sendi operasional perusahaan, misalnya pengambilan keputusan oleh karyawan tanpa cukup waktu untuk mendapatkan masukan dari pimpinan membuat terjadinya trade-off antara prediksi hasil dan tindakan yang diambil 4. Informasi yang dihasilkan dari managerial accounting system sering dianggap tidak cukup untuk mencapai keberhasilan kinerja sesuai dengan yang diharapkan. 5. Pengelolaan terhadap customer value management tidak optimal 6. Proses budgeting yang dibuat oleh akuntan tidak mencerminkan strategi manajemen secara jelas 7. Supply chain management yang terjadi berjalan sendiri-sendiri dan tidak terintegrasi 8. Keseimbangan antara risk appetite terhadap risk exposure dalam optimalisasi kinerja finansial tidak terjaga sehingga tindakan mitigasi risiko tidak terlaksana. 9. Keuntungan perusahaan tidak sesuai seperti yang dijanjikan oleh Manajemen. Kejadian kejadian diatas menunjukkan bahwa diperlukan suatu sistem pengukuran kinerja lain untuk melengkapi apa yang sudah dilaksanakan di management accounting. Dalam pendekatan performance management dikatakan bahwa terdapat 3 (tiga) komponen untuk menerapkan landasan pengukuran kinerja yang relevan yaitu : 1. Dalam rangka mendapatkan tanggapan positif dan komitmen dari karyawan, maka karyawan harus ikutserta dalam pemilihan key performance indicators (KPI) yang akan diukur atas kinerja mereka. 2. Penetapan tujuan (objectives) dan pengukuran harus disepakati oleh keduabelah pihak yaitu antara pimpinan dengan karyawan yang diukur kinerjanya.

4 3. Performance management system harus dapat memperlihatkan karyawan yang berkinerja melebihi target (overperformers) dan yang berkinerja dibawah target (underperformers) Menurut Chan (2004) dari penelitian Moufty (2009) performance measurement (PM) memainkan peranan kunci dalam pengambilan keputusan di organisasi. Performance management system dapat memberikan umpanbalik atau masukan mengenai apakah perubahan yang diambil telah di-implementasikan secara efektif. PM memainkan peranan penting bagi perencanaan dan pengawasan organisasi. Performance management menurut Bacal (2001) lebih menekankan pada proses komunikasi dalam proses kemitraan antara karyawan dan atasan langsungnya untuk membangun ekspektasi dan pemahaman mengenai job functions terkait, bagaimana kontribusi karyawan kepada tujuan perusahaan, apa yang diharapkan menjadi kinerja baik, bagaimana karyawan dan pimpinan akan bekerja sama untuk menjaga dan meningkatkan kinerja, bagaimana kinerja akan diukur dan mengindentifikasikan kendala dan mengatasinya. Performance management secara garis besar terkait dengan strategic planning & tujuan perusahaan, penggajian bonus dan promosi serta renca pengembangan sumber daya manusia. Parmenter (2007) menggunakan istilah Key Performance Indicator (KPI) untuk performance management bagi sumber daya manusia yang didefinisikan sebagai sekumpulan pengukuran yang dibuat fokus kepada aspek kinerja organisasi yang paling kritikal untuk kesuksesan organisasi pada kondisi sekarang dan di masa datang. Agar sukses dalam implementasinya KPI harus memenuhi 7 (tujuh) karakteristik. Pertama, KPI tidak ditulis secara finansial saja yaitu tidak ditulis dalam denominasi uang rupiah, dollar; namun juga dapat ditulis dengan denominasi volume misal jumlah kunjungan ke nasabah, jumlah telefon yang

5 masuk yang dapat berpengaruh kepada pencapaian target perusahaan. Kedua, KPI harus diukur secara berkala dan teratur misalnya dihitung secara harian atau secara terus-menerus 24 jam sehari dan 7 hari seminggu atau 24/7. Ketiga, KPI yang diterapkan harus mendapat komitmen penuh dari manajemen puncak dan diterapkan kepada semua lapisan organisasi mulai dari atas ke bawah. Keempat, diperlukan pemahaman yang baik oleh karyawan atas pengukuran dan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan. Kelima, KPI menghubungkan tanggungjawab individu dengan team. Keenam, KPI yang dipilih sebagai pengukuran haruslah yang memberikan dampak besar kepada suksesnya pencapaian target perusahaan. Ketujuh, KPI harus membawa dampak positif kepada organisasi secara keseluruhan. Dari ketujuh karakteristik KPI diatas, suksesnya implementasi KPI suatu tempat kerja ditentukan oleh adanya atau tidak adanya 4 (empat) landasan sebagai berikut : 1. Kerjasama erat antara manajemen puncak dengan seluruh karyawan, dan serikat pekerja jika ada, serta pelanggan dan pemasok utama. Kerjasama erat ini harus dimulai dari commitment from the top untuk melaksanakan pengukuran kinerja secara terintegrasi. 2. Pemberian wewenang yang cukup kepada pelaksana yang berhadapan dengan pelanggan. Dengan pendelegasian wewenang yang cukup kepada pelaksana yang berhadapan dengan pelanggan diharapkan dapat terjadi komunikasi yang baik antara organisasi dengan pelanggannya, sehingga dapat memberi masukan bagi manajemen untuk perbaikan strategi dimana perlu. 3. Metode pengukuran dan pelaporan yang terintegrasi. Pengukuran dan pelaporan secara terintegrasi dalam hal tepat waktu, mudah dimengerti dan tepat guna sangat penting untuk memberi masukan bagi

6 pengambilan keputusan apabila diperlukan perubahan strategi guna mencapai tujuan. 4. Pengukuran kinerja harus berkesinambungan dengan strategi yang diterapkan. Pengukuran kinerja harus dibuat secara serasi selaras dan berkesinambungan terhadap strategi yang dijalankan agar dapat memberi masukan yang tepat kepada manajemen. Menurut Parmenter (2007) Management model yang dapat memberikan dampak besar pada penerapan KPI antara lain adalah balanced scorecard. 2.2 Balanced Scorecard Concept Dari sejarahnya balanced scorecard yang ditulis oleh Kaplan & Norton (2004) pada mulanya dikembangkan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan pengukuran keuangan di akuntansi. Dalam perkembangannya kemudian balanced scorecard dibuat untuk menjadi salah satu alat pengukuran kinerja atau performance management dengan membagi pengukuran menjadi 4 (empat) perspectives besar yang saling terkait, yaitu financial perspectives, customer perspectives, internal process, learning & growth perspectives. Dalam perkembangan implementasi balanced scorecard ini Parmenter (2007) kemudian menambah perspectives pengukuran menjadi 6 (enam) yaitu : - Financial : yaitu penggunaan aset dan optimalisasi penggunaan modal kerja - Customer : yaitu dengan ukuran untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, dan target diarahkan kepada pelanggan yang menyumbangkan keuntungan terbesar. - Environment / community : yaitu untuk mendukung bisnis perusahaan harus memiliki hubungan atau keterkaitan dengan masyarakat setempat

7 - Internal : yaitu proses internal seperti pengukuran atas pengiriman barang dilakukan secara benar dan tepat waktu, pemakaian teknologi yang tepat guna - Employee satisfaction : yaitu pengukuran atas budaya perusahaan yang positif yang dapat menahan karyawan yang berkualitas baik untuk setia dan memberikan citra baik bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri - Learning & Growth : yaitu pemberdayaan sumber daya manusia dengan meningkatkan keahlian dan daya adaptasinya kepada perubahan. Dikatakan bahwa penambahan environment & community perspectives serta employee satisfaction, adalah untuk memberi penekanan lebih kepada pengukuran karena keberlanjutan usaha organisasi tidak dapat terlepas dari lingkungan internal hubungan antar karyawan dan suasana kerja serta lingkungan eksternal lingkungan dan masyarakat dimana organisasi tersebut bekerja. Menurut Kaplan & Norton (2004), balanced scorecard dirancang bagi manajer perusahaan untuk dapat mengukur, mengevaluasi dan mengarahkan aktivitas bisnis dari dan ke empat perspectives ini untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan untuk mencapai target perusahaan. Penggunaan pengukuran kinerja melalui balanced scorecard memberikan kemudahan dalam hal evaluasi aktivitas manajerial dari berbagai sudut pandang baik finansial maupun bukan finansial. Konsep balanced scorecard ini telah cukup luas digunakan di berbagai industri dan dalam hal industri Perbankan khususnya di Indonesia konsep balanced scorecard ini telah diadaptasi oleh beberapa Bank sebagai alat pengukuran keberhasilan kinerja atau performance management untuk mengukur keberhasilan kinerja perusahaan dan juga perorangan sampai ke lini yang paling bawah. Pengukuran keberhasilan perorangan dengan konsep balanced scorecard ini kemudian diadaptasi menjadi

8 alat performance appraisal yaitu dengan mendefinisikan pencapaian kinerja menjadi kuantitatif dalam KPI (Key Performance Indicator). Menurut Martinsons & Tse (1999) balanced scorecard adalah pendekatan yang action-oriented untuk perbaikan kinerja bisnis yang dapat menunjukan penilaian yang terstruktur atas proses kegiatan pemasaran, kinerja bisnis, serta dapat juga digunakan untuk memperkirakan tingkat kepuasan nasabah dengan memasukkan unsur marketing feedback. Pada kolom financial perspectives di konsep balanced scorecard, perusahaan biasanya memasukkan determinan returns on investment, returns on equity yang dapat menggambarkan seberapa besar dampak implementasi strategi dan kebijakan yang diambil bagi keuntungan perusahaan. Keberhasilan Bank biasanya dihitung dari 3 (tiga) ukuran yaitu peningkatan returns on equity (ROE), peningkatan returns on assets (ROA) dengan menjaga tingkat non performing loan (NPL) pada tingkat yang aman untuk mengukur produktifitas; peningkatan profit margins sebagai hasil dari pengukuran pertumbuhan pendapatan dan peningkatan market share. Pada customer perspective dapat diukur beberapa atribut yang sama dan biasa digunakan sebagai value propositions di semua organisasi bisnis yang dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) klasifikasi yaitu (a) product and service, (b) customer relationship, and (c) image and reputation. Dimensi produk dan jasa adalah pengukuran terhadap jumlah atau inovasi yang dilakukan atas produk dan jasa yang ditawarkan. Dimensi customer relationship mengukur hubungan perusahaan dengan pelanggan misal dalam hal response & delivery time atau secara spesifik pengalaman pelanggan pada saat menerima jasa yang ditawarkan. Aspek ini juga akan tercermin dari pencapaian internal business process perspectives di balanced scorecard. Masing-masing organisasi bisnis harus memiliki unique set of processes for creating value for customers, karena perusahaan hanya dapat mencari pelanggan baru, menjaga kesetiaan dan memuaskan pelanggannya jika perusahaan mempunyai nilai yang cocok bagi

9 pelanggannya. Dimensi image & reputation yang diukur pada customer perspective adalah terutama dari nilai pelayanan pelanggan secara baik atau prima atau sering disebut sebagai service excellence. Pada internal perspectives dapat diukur proses internal operasional perusahaan yang menunjang keberhasilan perusahaan. Pada learning & growth dapat dimasukkan unsur pengukuran kedisiplinan kerja, peningkatan pengetahuan organisasi maupun perorangan. Menurut penelitian Zhang & Li (2009), masalah yang timbul pada performance management di Bank komersial yang menggunakan pendekatan balanced scorecards seringkali membuat keadaan seperti dibawah ini: Pengukuran kinerja dilakukan dengan penekanan pada indikator keuangan dan mengabaikan indikator non keuangan. Indikator keuangan hanya memberikan informasi atas apa yang sudah terjadi dan tidak dapat membuat prediksi atas kondisi keuangan Bank di masa datang. Pengukuran kinerja dilakukan dengan penekanan pengukuran pada faktor internal dan mengabaikan pertimbangan untuk faktor eksternal perusahaan. Pada masa pertumbuhan dan perubahan lingkungan bisnis seperti sekarang, jika Bank tidak melakukan analisa atas lingkungan eksternal serta mereflesikan faktor eksternal tersebut kedalam proses penilaian kinerja, maka Bank tersebut akan sulit untuk membuat analisa akurat mengenai kekuatan dan kelemahannya terhadap persaingan usaha sehingga mungkin tidak dapat menangkap peluang dan ancaman untuk pertumbuhan usahanya. Pengukuran kinerja lebih memberi perhatian pada aktiva berwujud, tangibles serta mengabaikan aktiva tidak berwujud. Bagi industri perbankan yang kondisi persaingannya sangat ketat bergantung kepada pengetahuan atau keahlian sumber daya manusia (knowledge intensive industry) pengukuran kinerja sumberdaya intelektual dan keuangan sangat penting untuk memenangkan persaingan.

10 Measures. Dibawah ini adalah skema Balanced Scorecard Linking Performance Gambar 2.1 Balanced Scorecard Linking Performance Measures How do we look to shareholder? Financial Perspectives CustomerPerspectives How do customers see us? What must we excellence at? Learning & Growth Perspectives Internal Busines Perspectives Can we continue to improve and create value? Sumber : Kaplan & Norton (2002) Definisi kinerja menurut balanced scorecard mencakup kombinasi kinerja dari people, process, and technology dalam menjaga hubungan yang baik antara penyedia jasa dan pelanggan. Dalam hal proses pengukuran penilaian kinerja untuk sumber daya manusia atau karyawan dilaksanakan dengan menggunakan alat performance appraisal (PA) untuk mengukur pencapaian key performance indicator (KPI) yang sudah disepakati sebelumnya. Proses performance appraisal yang baik secara umum adalah jika proses performance appraisal dapat didukung dengan dokumentasi yang baik untuk digunakan sebagai : 1. Menunjukkan dan mencatat kontribusi karyawan 2. Memberikan masukan kepada karyawan mengenai kinerja yang telah dilaksanakannya 3. Dasar perhitungan bonus secara lebih adil sesuai dengan kinerja dan target yang telah ditetapkan pada awal periode 4. Memberikan masukan untuk pengembangan kinerja karyawan 5. Alat komunikasi antara nilai-nilai perusahaan dan budaya kerja yang diharapkan oleh perusahaan

11 6. Bukti pendukung yang dapat dipertahankan secara sah atas keputusan yang diambil bagi karyawan yang bersangkutan. Kriteria performance appraisal yang baik harus memenuhi tujuan dibawah ini, yaitu : Serasi dan searah dengan target perusahaan Mengukur hal yang relevan bagi kinerja karyawan terkait Pengukuran dibuat spesifik dan dapat dibuatkan pengukurannya Pengukuran dapat dilaksanakan dalam kontrol karyawan itu sendiri Dapat dipahami dan diterima oleh karyawan terkait Dalam menentukan bagaimana menentukan bobot Penilaian Kinerja, Ittner, Larcker dan Meyer (2003) dalam penelitian-nya kepada perusahaan lembaga keuangan, menyimpulkan bahwa dalam penilaian kinerja sumber daya manusia atau performance appraisal yang dibuat dengan berbasis balanced scorecard seringkali terjadi subyektifitas pengukuran yaitu misalnya dalam hal penentuan bobot yang lebih besar kepada ukuran finansial, memasukkan faktorfaktor lain diluar KPI yang disepakati dalam proses evaluasi atas kinerja karyawan, merubah kriteria evaluasi tanpa sepengetahuan pihak yang dievaluasi atau memberi bobot pengukuran yang tidak dapat diprediksi target hasilnya. Bukti-bukti penelitian menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja seseorang karyawan diperlukan komunikasi yang efektif antara pimpinan dengan bawahan subyek PA daripada proses performance appraisal yang hanya membahas mengenai hasil kuantitatif kinerja karyawan tersebut. Semakin subyektif balanced scorecard yang diterapkan semakin besar keluhan yang disampaikan kepada pimpinan mengenai cara pilih kasih atau favoritism dalam pemberian penilaian kinerja maupun bonus atas kinerja yang diakibatkan karena tidak jelasnya criteria KPI yang diukur. Menurut Pandey (2005), balanced scorecard akan menjadi sangat berguna bagi organisasi jika balanced scorecard tersebut merupakan bagian dari proses

12 strategic planning. Implementasi balanced scorecard dapat sukses jika memenuhi kriteria prasyarat sebagai berikut : 1. Terdapat komitmen dan dukungan penuh dari top management 2. Penentuan faktor kunci sukses atau Key Performance Indicator (KPI) dilakukan dengan benar 3. Penjabaran KPI menjadi tujuan yang dapat diukur dapat dilaksanakan dengan benar 4. Kinerja berdasarkan KPI diukur dan terkait dengan benar terhadap bonus / remunerasi karyawan / unit yang dinilai. 5. Terdapat sistem yang cukup sederhana untuk pengukurannya / simple tracking system 6. Balanced scorecard harus diciptakan dan dihubungkan untuk seluruh tingkatan organisasi. 7. Dibuat suatu sistem komunikasi yang efektif untuk menjaring atau menginformasikan keuntungan dari penggunaan balanced scorecard sebagai performance management. 8. Strategic planning, balanced scorecard, and budgeting process harus terhubung secara serasi selaras untuk alokasi sumber daya secara lebih baik dan optimal. Ditinjau dari konsep kontrol, menurut Simmons (2000), dalam suatu organisasi selalu terdapat 2 (dua) Levers of control : diagnostic & interactive control systems. Pembahasan pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard adalah terkait dengan diagnostic control systems yaitu suatu sistem informasi yang digunakan oleh Pimpinan untuk memantau hasil organisasi dan membetulkan deviasi dari suatu standard kinerja yang sudah ditetapkan. Suatu sistem informasi dapat dlaksanakan untuk diagnostic jika memenuhi syarat dibawah ini : 1. Goals / tujuan telah ditetapkan dimuka 2. Output dapat diukur 3. Varians kinerja dapat dihitung dan

13 4. Informasi varians dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki input dan atau proses agar kinerja dapat kembali ke arah yang sudah ditetapkan. Simmons (2000) menjelaskan bahwa pada saat memilih ukuran kinerja atau KPI pilihan tersebut harus lulus dari 3 test pertanyaan dibawah ini, yaitu : 1. Test 1 : apakah pengukuran tersebut sejalan / align dengan strategi? 2. Test 2 : dapatkah pengukuran tersebut diukur secara efektif? 3. Test 3 : apakah pengukuran tersebut terkait dengan nilai-nilai perusahaan? Untuk menentukan berapa banyak pengukuran yang harus diterapkan untuk setiap karyawan, Simmons (2000) mengusulkan untuk mengikuti The magic number seven, plus or minues two dari Miller (1956) yang mengatakan bahwa pada umumnya manusia hanya dapat memahami, mengingat atau melaksanakan secara sekaligus pekerjaan sejumlah antara 5 9 macam. Simmons (2005), menyampaikan cara cara untuk menghindari penolakan atau resistensi sumber daya manusia terhadap pengukuran kinerjanya biasanya terjadi karena 5 (lima) faktor penyebab, yaitu : 1. Target yang membingungkan 2. Insentif yang saling berlawanan atau conflicting 3. Tidak seimbangnya pertanggungjawaban dengan pengawasan 4. Hubungan yang tidak serasi antara pengkuran dengan pengembangan nilai perusahaan 5. Tidak memadainya kompetensi dan keahlian sumber daya manusia dibandingkan dengan kinerja yang dituntut dari perusahaan Untuk menjadikan sistem pengawasan pengukuran kinerja perusahaan dan pengukuran kinerja sumber daya agar menjadi interaktif, harus diperhatikan 4 (empat) kondisi dibawah ini yaitu :

14 1 Informasi yang dihasilkan dari sistem penilian kinerja harus secara konsisten mendapat perhatian besar dari manajemen tertinggi atau diperlukan commitment from the top 2 Karena merupakan perhatian dari top management, maka informasi tersebut juga merupakan perhatian penuh bagi manajemen madya / middle level management 3 Informasi yang dihasilkan didiskusikan pada rapat tatap muka antara atasan, bawahan dan rekan-rekan sekerja sesama tingkat hirarki 4 Fokus dari diskusi haruslah merupakan tantangan dan debat atas informasi yang dihasilkan, asumsi yang digunakan serta tindak-lanjut yang akan diambil untuk memperbaiki kinerja. 2.3 Human Resource Scorecard Menurut Becker, Huselid & Ulrich (2001) diperlukan Human Resource Scorecard untuk menghubungkan Sumber Daya Manusia, Strategi dan Kinerja. Dalam definisinya Human Resources Scorecard adalah suatu alat ukur dan mengelola kontribusi strategik dari peran sumber daya manusia dalam menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan. Human Resources Scorecard adalah suatu sistem pengukuran kinerja sumber daya manusia yang mengaitkan karyawan atau sumber daya manusia dengan strategi perusahaan untuk menghasilkan kinerja perusahaan sesuai dengan yang ditargetkan. human resources scorecard dibuat berdasarkan prinsip balanced scorecard untuk visi, misi perusahaan yang sudah dibuat agar dapat menjadi tindak lanjut bagi semua sumber daya manusia terkait dalam organisasi sehingga sehingga kinerja atas kontribusinya terhadap target dapat diukur dengan baik. Selain itu, human resources scorecard atau disebut juga sebagai HR scorecard dapat menjadi alat bantu bagi pimpinan untuk memastikan bahwa semua keputusan atas sumber daya manusia mendukung atau mempunyai kontribusi langsung pada implementasi strategi usaha dilakukan dengan didukung oleh dokumentasi yang baik. Secara umum HR scorecard dapat dikatakan

15 sebagai suatu sistem turunan dari balanced scorecard yang mengukur keberhasilan manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam mengelola seluruh sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan. Secara khusus yang dibahas dalam makalah ini adalah HR Scorecard yang diturunkan kepada karyawan perorangan untuk menjadi dasar penilaian kinerja atau performance appraisal untuk menentukan kenaikan pangkat, bonus dan remunerasi yang terkait dengan kinerja karyawan tersebut. Dibawah ini disampaikan 10 (sepuluh) kesalahan buruk yang terjadi pada saat proses penilaian kinerja karyawan yang diambil dari Bacal (1998). Proses performance appraisal atau penilaian kinerja karyawan merupakan suatu proses yang sangat penting bagi seluruh sumber daya manusia di perusahaan, namun seringkali pimpinan merusaknya dengan melakukan 10 kesalahan dibawah ini. 1. Kesalahan pertama, adalah menghabiskan waktu lebih banyak pada proses penilaian kinerja karyawan, dibandingkan dengan proses perencanaan penetapan KPI serta mengkomunikasikan KPI tersebut kepada karyawan bawahan secara baik. Dengan performance appraisal berdasarkan balanced scorecard biasanya perencanaan target kinerja atau KPI lebih mudah untuk dibuat. Fase penting adalah pada saat awal perencanaan dan komunikasi di awal maupun selama periode penilaian. 2. Kesalahan kedua, adalah membanding-bandingkan kinerja karyawan satu dengan yang lain. Proses penilaian kinerja seharusnya bersifat individual dan rahasia yang sepatutnya tidak dibuka dengan membandingkan kinerja satu orang dengan orang lain. 3. Kesalahan ketiga, adalah melupakan bahwa tujuan proses penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki kinerja bukan untuk menyalahkan apa yang sudah terjadi. Tujuan akhir penilaian kinerja adalah untuk terus-menerus perbaikan, jika pendekatannya adalah untuk menyalahkan karyawan maka tujuan perbaikan kinerja sulit untuk tercapai.

16 4. Kesalahan keempat, adalah menempatkan formulir penilaian kinerja sebagai tujuan yang tersendiri dan terpisah dari tujuan perusahaan. Untuk mencapai kinerja baik suatu perusahaan atau organisasi, kegiatan penilaian kinerja karyawan di perusahaan atau organisasi tersebut bukanlah suatu tujuan akhir atau alat yang terpisah dari kegiatan sehariharinya dalam memberikan kontribusi kepada tujuan perusahaan. Proses penilaian kinerja karyawan seharusnya merupakan kegiatan yang berlangsung secara berkala untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih adil dalam memperlihatkan kinerja karyawan dalam berkontribusi kepada tujuan perusahaan. 5. Kesalahan kelima, adalah meniadakan proses penilaian kinerja seseorang karyawan jika gaji karyawan tersebut tidak terkait secara langsung dengan perhitungan komisi atau bonus. Perlu disadari oleh para pimpinan bahwa proses penilaian kinerja karyawan bukan se-mata-mata untuk menentukan gaji dan atau bonus semata, walaupun dalam kegiatan sehari-hari pimpinan sering terjebak dalam perilaku ini. Pimpinan harus mengetahui secara sadar bahwa tujuan penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki kinerja karyawan bukan semata-mata untuk perhitungan komisi atau bonus yang terkait dengan kinerjanya. 6. Kesalahan keenam, adalah pimpinan sangat yakin bahwa mereka sangat berdaya sangat bisa untuk melakukan penilaian atas kinerja bawahannya. Pimpinan seringkali terjebak dalam pengertian bahwa mereka berkuasa penuh dalam memberikan penilaian kinerja, padahal dalam kenyataannya mereka sering kali tidak melihat kegiatan keseharian karyawan tersebut. Proses penilaian kinerja seharusnya merupakan kegiatan kemitraan atau partnership antara karyawan dengan atasannya. 7. Kesalahan ketujuh, adalah pimpinan bertendensi untuk menunda atau membatalkan proses penilaian kinerja. Hal ini sering terjadi mungkin karena proses penilaian kinerja ini merupakan proses yang tidak menyenangkan bagi kedua belah pihak. Kejadian penundaan proses

17 tersebut dapat membuat karyawan merasa dirinya tidak penting bagi perusahaan yang pada akhirnya perasaan ini dapat mempengaruhi kinerjanya pada perusahaan. 8. Kesalahan kedelapan, adalah mengukur secara asal-asalan tanpa memberikan perhatian penuh kepada pihak yang dinilai. Pada kejadian sehari-hari seringkali kegiatan pengukuran atau evaluasi terhadap karyawan oleh atasan menjadi kegiatan yang paling tidak penting terutama jika cara pengukurannya tidak didukung oleh sistem yang memadai. Kegiatan performance appraisal bisa dianggap tidak penting, jika tidak didukung oleh sistem yang memadai agar pimpinan dapat menilai secara keseluruhan kualitas pelayanan yang dapat mendatangkan pelanggan baru dan sekaligus memelihara nasabah lama. 9. Kesalahan kesembilan, adalah membuat karyawan terkejut pada saat dilakukan proses penilaian kinerja. Mengejutkan karyawan yang dinilai pada saat proses penilaian dilakukan tidak membawa kebaikan baik bagi karyawan sendiri dan tentunya akan berdampak pula pada penurunan kinerja karyawan tersebut dikemudian hari. Bagi karyawan yang tidak berkinerja baik seharusnya pimpinan bisa langsung menegur atau memberi tahukan keburukan kinerjanya pada saat terjadinya kesalahan; dengan demikian karyawan dapat memahami maksud teguran dan diharapkan untuk dapat memperbaikinya di kemudian hari. Jika teguran tidak membawa perbaikan kinerja, maka pimpinan dapat memberikan nilai buruk pada saat proses penilaian kinerja karyawan tersebut dilaksanakan. 10. Kesalahan kesepuluh, adalah melakukan proses penilaian kinerja terhadap semua karyawan semua jenis pekerjaan dengan cara yang sama. Tentu tidak semua karyawan memerlukan resep yang sama untuk peningkatan kinerjanya. Sebagian memerlukan masukan yang sangat spesifik, komunikasi yang intensif dan pasti ada sebagian lagi yang tidak memerlukan perhatian sebesar itu untuk meningkatkan kinerjanya.

18 2.4 Strategic Focused Organization Menurut penelitian Kaplan & Norton (2004), dengan wawancara kepada ratusan CEO dan jajaran manajemen puncak, hampir semua eksekutif yang diwawancara menyampaikan bahwa kunci sukses implementasi strategi pada organisasi bisnis yang sukses adalah pada alignment & focus. Kaplan & Norton (2004) menjelaskan bahwa untuk menjadi perusahaan yang memenangkan kompetisi perusahaan harus menjadi organisasi yang fokus secara strategis. Prinsip pertama, adalah menjabarkan strategi menjadi terminologi yang bisa dilaksanakan secara operasional dengan membuat strategy maps dan balanced scorecard. Prinsip kedua, adalah menselaraskan organisasi dengan strategi termasuk didalamnya adalah menyesuaikan bagan organisasi, pengukuran dan pelaporan dan perangkat manajemen lain dengan strategi yang akan dilaksanakan. Prinsip ketiga, adalah membuat strategi menjadi pekerjaan setiap orang setiap hari. Dalam hal ini manajemen puncak harus mengkomunikasikan dan mengajarkan strategi yang akan dilaksanakan kepada bawahan. Bawahan diminta untuk meneruskan strategi menjadi tindak lanjut atau action plan dan mewujudkannya sesuai target. Prinsip keempat, adalah membuat strategi menjadi suatu proses yang berkesinambungan yaitu menghubungkan strategi dengan proses anggaran dan kemudian dilanjutkan dengan membuat rapat rapat manajemen yang membahas pencapaian target dengan strategi yang diimplementasikan. Prinsip kelima, adalah memobilisasi perubahan melalui kepemimpinan eksekutif. Perubahan selalu diperlukan untuk mencapai target perusahaan untuk memenangkan kompetisi. Menurut John Kotter dalam Kaplan & Norton (2001) perubahan transformasi mulai dari manajemen puncak dengan 3 (tiga) tindakan dari pemimpin yaitu pertama, membangun suasana urgency untuk berubah, kedua membangun koalisi yang memimpin ke arah perubahan dan ketiga mengembangkan visi dan strategi.

19 Siklus prinsip organisasi yang fokus terhadap strateginya digambarkan seperti dibawah ini. Gambar 2.2 The Principles of a Strategic Focused Organization Sumber : Kaplan & Norton (2004) 2.5 Alignment Strategy Menurut Kaplan & Norton (2006) balanced scorecard membantu untuk perusahaan agar fokus menselaraskan team pimpinan puncak, unit bisnis, sumber daya manusia, teknologi sistem informasi dan sumber daya finansial kearah strategi perusahaan. Untuk menjadikan perusahaan sebagai strategic focused organization untuk mencapai kesuksesan implementasi strategi diperlukan 5 (lima) kunci proses manajemen yaitu : 1. Mobilization : yaitu menselaraskan musik orkestra melalui kepemimpinan yang efektif 2. Strategy Translation : yaitu mendefinisikan strategy maps, balanced scorecards, targets dan inisiatif kerja (initiatives) yang mendukung kinerja

20 3. Organization Alignment : yaitu menselaraskan struktur organisasi dalam hal Unit Bisnis, Unit Penunjang dan Unit Korporasi dengan Dewan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Komite Penunjang Direksi dan Komisaris maupun konsultan (external partners) dimana perlu. 4. Employee Motivation : yaitu memberikan kesempatan belajar mengajar, berkomunikasi, membuat target kerja, membuat kompensasi insentif, dan melatih karyawan secara terus menerus 5. Governance : yaitu mengintegrasikan strategi dengan perencanaan, budgeting, pelaporan dan management reviews.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Perbankan di Indonesia mengalami pasang surut yang cukup tajam sejak era Pasca Paket Oktober 1989 dengan dibukanya kemudahan ijin pendirian Bank di Indonesia.

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Keselarasan Kinerja dengan Strategi Perusahaan Pada dasarnya Bank adalah lembaga keuangan yang mendapatkan keuntungannya dari mengoperasikan financial assets

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KINERJA Penggunaan informasi pengukuran kinerja untuk memberikan pengaruh positif pada

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD Didien Suhardini dan Citra Kurniawan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD Banyak organisasi yang mampu merumuskan rencana strategis dengan baik, namun belum banyak organisasi yang mampu melaksanakan kegiatan operasional bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PENGENDALIAN

EVALUASI DAN PENGENDALIAN EVALUASI DAN PENGENDALIAN DR. Johannes Buku : Manajemen Stratejik - bab 9 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menyimak bagian ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan hal berikut. 1. Lingkup dan pengertian evaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di Kota Bandung, dari hotel non-bintang sampai hotel berbintang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... i ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 20 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

Key Performance Indicators Perusahaan

Key Performance Indicators Perusahaan Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM)

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Oleh: Antonius Alijoyo July 2011 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan, penulis dihadapkan pada pertanyaan sejauh apa diperlukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target

Lebih terperinci

Tugas Akhir [KS ] Free Powerpoint Templates Page 1

Tugas Akhir [KS ] Free Powerpoint Templates Page 1 Tugas Akhir [KS-091336] Page 1 Abstraksi Untuk meningkatkan performansi perusahaan, korporasi memilih strategi bisnis Growth agar tetap berada pada entitas bisnis. Namun demikian performansi mengeksekusi

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang besar dalam hal pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan transaksi antara bank

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017

PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017 PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017 Objektif Pembelajaran (Learning Objectives) Mahasiswa bisa: Menjelaskan mengapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN : PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERENCANAAN STRATEGI SDM SDM adalah faktor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

Organisasi dan System Analyst

Organisasi dan System Analyst Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi.

omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi. Learning Objective 1 omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi. 2005 Prentice Hall Business Publishing, Introduction to Management Accounting 13/e, Horngren/Sundem/Stratton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan 158 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Filosofi BCA membina pemimpin masa depan tercermin dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengelola bisnis menjadi lebih profesional. Perkembangan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian kali ini ditujukan untuk membantu pihak manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dalam membuat suatu rencana strategi yang lebih

Lebih terperinci

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan : Nama : Yohanna Enggasari Pertanyaan : 1. Definisikan manajemen dan organisasi serta mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi? 2. Sebutkan fungsi fungsi manajemen dan berikan contoh kegiatan

Lebih terperinci

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC)

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC) MVC dengan BALANCED (BSC) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. BSC DAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN 1. What we want to be? - Visi dan Misi 2. What we have to do? - Kebijakan/Program/Kegiatan 3. Where

Lebih terperinci

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan

Lebih terperinci

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) ASPEK KAJI BANDING I KEPEMIMPINAN 1.1. Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) 1.2. Misi-misi rumah sakit dioperasionalkan 1.3. Budaya Organisasi diterapkan dalam semua aktifitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena sebagai ujung tombak perusahaan sehingga praktek manajemen Sumber Daya Manusia atau SDM harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk jangka panjang (Setiawan, 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk jangka panjang (Setiawan, 2011). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Perencanaan Strategis Perencanaan strategis (penyusunan rencana jangka panjang) merupakan salah satu tahapan dalam manajemen strategis yaitu serangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penilaian Kinerja Upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam rangka melakukan pengawasan dan evaluasi atas seluruh sumber daya perusahaan dapat diakomodir dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI "Often the difference between a successful man and a failure is not one's better abilities or ideas, but the courage that one has to bet on his ideas, to take a calculated risk, and

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KATEGORI ORGANISASI MENENGAH DAN BESAR JASA Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lantai 11 Jl. MH Thamrin No. 8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

Standart Operating Procedure

Standart Operating Procedure Standart Operating Procedure Pengertian SOP : Instruksi sederhana, untuk menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektiv dalam rangka memenuhi persyaratan operasional. (EMS departement, 1998)

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilaksanakan pada Bab 5, maka diperoleh kesimpulan : 1. Pada pengolahan data awal, diperoleh total nilai untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit Umum Sari Mutiara adalah Rumah Sakit dengan status kelas B yang berdiri tahun 1962. Rumah sakit ini memiliki kapasitas hunian 375 tempat tidur dan tenaga

Lebih terperinci

Model deskriptif manajemen strategik lanjutan Meet -5

Model deskriptif manajemen strategik lanjutan Meet -5 Model deskriptif manajemen strategik lanjutan Meet -5 VISI menggambarkan akan menjadi apa suatu organisasi di masa depan. Ia bersifat sederhana, menumbuhkan rasa wajib, memberikan tantangan, praktis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman pada saat ini sebuah organisasi sektor publik dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan kepuasan dan peningkatan mutu layanannya dalam

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (disajikan pertama kali dalam Harvard Business Review edisi Januari- Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. Pada saat pesawat dalam keadaan terbang, asisten juniornya menanyakan mengapa hanya

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI OLEH : HELEN SOMBOUWADIL A 311 06 609 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, perspektif dalam Balanced Scorecard, penyelarasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan. Kegiatan utamanya adalah memproduksi kabel listrik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam lingkungan bisnis yang berfokus pada pelanggan dan kualitas proses, ukuran kinerja keuangan tidak memadai bagi perusahaan untuk memperoleh profitabilitas jangka panjang dan tetap bertahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada potensi sumber daya alam yang mendukung dan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jatuhnya nilai rupiah beberapa tahun belakangan ini menjadi hal kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat, pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat, pelaksanaan manajemen yang efektif pada setiap proses bisnis di dalam sebuah perusahaan menjadi sangatlah penting.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Panggung bisnis memang disediakan bagi orang-orang yang menyukai tantangan,

BAB I PENDAHULUAN. Panggung bisnis memang disediakan bagi orang-orang yang menyukai tantangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Panggung bisnis memang disediakan bagi orang-orang yang menyukai tantangan, bertarung disana, dan dengan berbagai jurus berusaha keras untuk menjadi pemenang.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI Wenny Yohanes Jurusan Akuntansi / Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci