BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (disajikan pertama kali dalam Harvard Business Review edisi Januari- Februari 1992), yang bertujuan untuk mengarahkan kegiatan usaha melalui pengukuran-pengukuran, sehingga akan didapatkan gambaran secara menyeluruh tentang keadaan performa perusahaan. Para eksekutif perusahaan mengakui bahwa pengukuran kinerja performa keuangan saja ternyata tidak memadai untuk mengkoordinasikan kegiatan usaha saat ini. Dengan hanya mengukur kinerja keuangan, perusahaan hanya mengetahui salah satu sisi organisasi dari satu sudut pandang, seperti halnya seseorang mengemudikan kendaraan hanya menggunakan satu kaca spion. Balanced Scorecard adalah suatu kerangka kerja konseptual dengan menerjemahkan strategi organisasi menjadi sekumpulan indikator performa yang didistribusikan ke dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran serta pertumbuhan. 12

2 13 Sejumlah indikator digunakan mengukur perkembangan organisasi dalam upaya pencapaian tujuan strateginya; Dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard, organisasi dapat memantau performanya saat ini (keuangan, kepuasan pelanggan dan hasil dari aktifitas proses bisnis) dan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas proses, memotivasi dan meningkatkan ketrampilan karyawan; yang merupakan kemampuan organisasi untuk melakukan proses perbaikan. Pada prinsipnya, konsep Balanced Scorecard adalah mengenai: 1. Memberikan arahan strategik yang lebih terstruktur terhadap jalannya kegiatan usaha. 2. Memberikan gambaran yang jelas kepada seluruh stakeholders tentang gunanya pengukuran performa. 3. Membangkitkan keyakinan kepada setiap orang dalam organisasi bahwa tidak selalu aktivitas itu berarti harus menghasilkan uang, tetapi ada aktivitas antara yang justru lebih bermakna terhadap penghasilan perusahaan di masa mendatang secara keseluruhan. 4. Melengkapi aktivitas akuntansi tradisional dengan informasi non-finansial; misalnya dengan mengarahkan intelectual capital. Dengan menerapkan konsep Balanced Scorecard, perusahaan mengevaluasi hal-hal yang sesuai sehubungan dengan perencanaan strategiknya, mensosialisasikan ke seluruh jajaran organisasi, sehingga setiap orang setuju dan termotivasi untuk melaksanakannya.

3 14 Dalam manajemen tradisional, manajemen hanya melakukan pengukuran terhadap hal-hal yang mudah diukur, dan pengukuran yang termudah dilakukan adalah kinerja personal yang berkaitan dengan keuangan, misalnya bagian pemasaran. Kinerja lain seperti peningkatan kompetensi dan komitmen personal, peningkatan produktivitas dan efisiensi, peningkatan kepercayaan pelanggan, hubungan baik dengan pemasok, dan sebagainya diabaikan oleh manajemen karena sulit pengukurannya dan sulit dikuantifikasikan (intangible). Adanya pergeseran paradigma dalam pandangan terhadap nilai tambah suatu organisasi di mana saat ini intangible assets lebih bermakna dari pada tangible assets, seperti dapat dilihat pada gambar berikut: Th.1980-an 38% Th1990-an 62% Th.2000-an 85% 62% 38% 15% Intangible asset Tangible Asset Gambar 1: Perbandingan pengaruh Intangible assets dan Tangible assets dalam organisasi

4 15 sehingga organisasi perlu melakukan evaluasi yang lebih mendalam untuk mengembangkan intangible assets nya. Intagible assets memang tidak langsung memberikan pengaruh secara finansial terhadap keseluruhan kegiatan organisasi, namun secara tidak langsung akan memberikan gambaran performa organisasi, seperti digambarkan pada gambar berikut: Teknologi Pelatihan Kualitas pelayanan Kepuasan pelanggan Kesetiaan pelanggan Pendapatan Gambar 2: Pengaruh tidak langsung Intangible assets terhadap pendapatan Beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai intagible assets di antaranya: a. Pelaksanaan dan kualitas strategi, proses operasional yang berkualitas b. Kredibilitas managemen c. Inovasi produk dan jasa d. Hubungan baik dengan pelanggan e. Teknologi informasi dan data-base f. Karyawan yang berkualitas

5 16 Dengan konsep balanced Scorecard, pengukuran dilakukan secara berimbang antara tangible assets dan intangible assets, mengubah paradigma dari formulasi strategi secara pasif menjadi formulasi aktif. Dalam pelaksanaannya, penjabaran performa Balanced Scorecard dibagi ke dalam 4 perspektif yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain, seperti digambarkan pada gambar berikut. BALANCED SCORECARD STRATEGIC PERSPECTIVES How do our customers see us? CUSTOMER What must we excel at? FINANCIAL MISSION, VISION STRATEGY INTERNAL BUSINESS PROCESSES Do we get the best deal for the company? LEARNING AND GROWTH Do we continue to improve and create value?. Gambar 3: Empat perspektif dalam balanced scorecard (Diadaptasi dari Robert S. Kaplan dan David P. Norton, Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System, Harvard Business Review, Januari-Februari 1996)

6 17 Empat sasaran strategik yang bersifat generik yang perlu diwujudkan dalam setiap perspektif adalah: 1. Perspektif keuangan : stakeholders value berupa: a. Peningkatan pendapatan: Peningkatan penjualan Peningkatan kontribusi penjualan produk baru terhadap total penjualan pada satu periode Penurunan biaya tidak tetap b. Peningkatan produktivitas Peningkatan utilisasi inventori/persediaan Penurunan biaya tetap 2. Perspektif pelanggan : Firm equity berupa: a. Meningkatnya kepercayaan pelanggan (brand image) b. Meningkatnya pangsa pasar c. Meningkatnya jumlah pelanggan baru d. Meningkatnya kepuasan pelanggan e. Harga yang kompetitif f. Ketersediaan barang 3. Perspektif proses bisnis internal : Organizational capital berupa: a. Menurunnya biaya proses b. Pemanfaatan teknologi c. Jaminan kualitas d. Pengadaan barang yang kompetitif

7 18 e. Pengembangan produk baru f. Forcasting yang tajam dan teliti g. Pemenuhan regulasi pemerintah. 4. Pembelajaran dan pertumbuhan : Human capital berupa: a. Meningkatnya kemampuan dan kualitas sumber daya b. Meningkatnya pemahaman konsep strategi organisasi c. Pemanfaatan teknologi d. Meningkatnya kepuasan karyawan Dengan konsep Balanced Scorecard, manajemen dapat melakukan evaluasi apakah perubahan kekayaan yang dicapai atau dialami oleh perusahaan disebabkan oleh faktor yang sustainable atau hanya suatu keberuntungan; oleh suatu hasil tindakan stratejik atau hanya kebetulan saja. Jika misalnya peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan yang puas karena peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan, sebagai akibat dari pencapaian sasaran stratejik pembelajaran dan pertumbuhan, maka peningkatan pendapatan tersebut adalah sustainable. Perlunya organisasi memiliki target strategi, baik jangka pendek maupun jangka panjang karena; sebagian besar penyebab kegagalan organisasi, diperkirakan hingga 70%, bukan karena buruknya perencanaan strateginya, tetapi karena penjabaran strategi tersebut ke dalam kegiatan operasional tidak tepat.

8 19 Uraian mengenai keempat perpektif dalam konsep Balanced Scorecard adalah sebagai berikut: Perspektif Keuangan Perspektif pertama dalam konsep Balanced Scorecard adalah pengukuran kinerja dari perspektif keuangan. Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, sasaran stratejik, dan penerapannya mampu memberikan kontribusi dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan? Untuk berhasil secara finansial, bagaimana seharusnya performa organisasi terhadap stakeholders? Bagaimana seharusnya strategi organisasi untuk mencapai tingkat pertumbuhan keuntungan dan menghadapi resiko kegiatan usaha dipandang melalui perspektif shareholders? Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif lainnya. Setiap ukuran yang dipilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Tujuan dan ukuran keuangan harus memainkan peran ganda, menentukan kinerja keuangan yang diharapkan dari konsep strategi perusahaan pada perspektif keuangan dan menjadi sasaran akhir tujuan dan ukuran perspektif lainnya.

9 20 Beberapa tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan: Pertumbuhan keuntungan 1. Laba akuntansi (Accounting profit) Laba adalah jumlah residual yang tertinggal oleh usaha setelah dikurangi semua biaya dari pendapatan yang diperoleh selama periode akuntansi. 2. Untuk mendapatkan pertumbuhan keuntungan (laba akuntansi), maka diperlukan: a. Peningkatan pendapatan: Peningkatan pendapatan diperoleh melalui: Peningkatan penjualan ke pelanggan Peningkatan kontribusi penjualan produk baru terhadap total penjualan pada periode tertentu Penurunan biaya tidak tetap seperti biaya promosi, bonus, biaya perjalanan, biaya alat bantu produksi, biaya reproses, dan sebagainya. b. Peningkatan produktivitas: Penurunan biaya tetap, dengan melakukan efisiensi kerja; maka biaya tenaga kerja, listrik, air, dan sebagainya dapat diturunkan. Peningkatan utilitas inventori, dapat dilakukan dengan mengatur persediaan just in time, sehingga biaya persediaan dapat diefisienkan.

10 Perspektif Pelanggan Untuk mencapai visi organisasi, bagaimana seharusnya performa organisasi terhadap pelanggan dan rekanan, untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan rekanan tersebut? Pada perspektif ini perusahaan menentukan target pelanggan dan segmen pasar untuk mempresentasikan sumber daya yang diperlukan. Pengukuran kinerja pada perspektif pelanggan adalah untuk memenuhi kepentingan pelanggan, yaitu: 1. Ketersediaan barang dalam ukuran waktu, kuantitas dan kualitas: a. Waktu: dalam bentuk lead time yaitu waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Makin singkat waktu yang diperlukan, kebutuhan pelanggan makin terpuaskan. Untuk produk yang sudah ada, lead time diukur sejak perusahaan menerima order dari pelanggan sampai dengan saat produk/jasa diserahkan. Untuk produk baru: lead time mencerminkan waktu sampai ke pasar yaitu waktu yang dibutuhkan sejak produk berada pada tahap penciptaan hingga saat pertama kali produk dikirim kepada pelanggan. b. Kualitas: dinilai dari persentase produk cacat yang dikembalikan oleh pelanggan dan ketepatan penyerahan produk, kinerja dan pelayanan yang

11 22 mencerminkan kemampuan produk untuk menciptakan value bagi pelanggan. c. Kuantitas: dinilai dari jumlah barang yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 2. Biaya: adalah harga yang harus dibayar pelanggan untuk biaya order, penerimaan, pembayaran, inspeksi, penanganan, limbah, rusak atau susut dalam penyimpanan, dan pengerjaan ulang. 3. Pangsa pasar: menggambarkan proporsi bisnis yang dicapai oleh suatu unit bisnis di pasar tertentu (dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang dibelanjakan atau satuan volume yang terjual). 4. Pelanggan baru/akuisisi pelanggan: mengukur dalam bentuk relatif atau absolut keberhasilan unit bisnis menarik atau memenangkan pelanggan atau bisnis baru. 5. Kepuasan pelanggan; dengan melakukan: a. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dalam kualitas, kuantitas dan waktu. b. Memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi c. Secara terus menerus meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan Perspektif Proses Bisnis Internal Untuk mencapai kepuasan seluruh stakeholders, organisasi harus kompeten dalam melakukan aktivitasnya, yang merupakan penjabaran dari tujuan strategiknya. Pada

12 23 perspektif ini, strategi diprioritaskan untuk menghasilkan proses bisnis yang dapat menciptakan pelanggan baru dan memberikan kepuasan bagi seluruh stakeholders. Kinerja perusahaan pada perspektif pelanggan diperoleh dari proses bisnis internal yang diselenggarakan oleh perusahaan. Perusahaan harus memilih proses dan kompetensi yang menjadi unggulannya dan menentukan ukuran-ukuran untuk menilai kinerja proses dan kompetensi tersebut. Perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif keuangan dan pelanggan.. Rantai kegiatan dalam proses bisnis internal dikelompokkan ke dalam 3 fase: 1. Inovasi: pada fase ini unit bisnis meneliti kebutuhan pelanggan yang sedang berkembang atau yang masih tersembunyi dan kemudian menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2. Proses operasi: adalah fase di mana produk dan jasa diproduksi dan disampaikan kepada pelanggan. 3. Layanan purna jual: mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan serta proses pembayaran dan administrasinya. Pengukuran kinerja yang dilakukan dalam perspektif ini adalah: 1. Pengukuran waktu proses: Ada dua cara yang dilakukan perusahaan dalam memenuhi pesanan pelanggan:

13 24 a. Memenuhi pesanan dan menyelesaikan proses produksi secara efisien, terpercaya, bebas kerusakan dan bersiklus pendek. b. Memproduksi dan menyimpan persediaan barang dalam jumlah besar dan lengkap sehingga semua permintaan pelanggan dapat dipenuhi setiap saat. Kedua cara di atas mengandung resiko, yang pertama apabila tidak ditunjang dengan perencanaan yang matang, pada saat yang sama, barang yang tersedia tidak sesuai dengan pesanan baik jenis maupun jumlahnya, sedang yang kedua adalah pemborosan biaya persediaan dan kemungkinan barang daluwarsa dalam penyimpanan. Untuk mengukur waktu proses harus ditentukan titik awal dan titik akhir proses. Sebuah alat ukur yang saat ini digunakan untuk mengukur efisiensi waktu proses adalah MCE (Manufacturing Cycle Effectiveness). MCE = waktu pengolahan : waktu penyelesaian Waktu penyelesaian produk = waktu pengolahan + waktu pemeriksaan + waktu pemindahan + waktu tunggu/penyimpanan Teori ini menegaskan bahwa: selain waktu pengolahan (waktu untuk pemeriksaan, pengerjaan ulang barang yang rusak, pemindahan bahan baku dari satu proses ke proses lainnya dan waktu bahan baku menunggu untuk diolah pada tahap berikutnya) adalah pemborosan atau waktu yang tidak memiliki nilai tambah. Apabila rasio MCE mendekati 1 maka perusahaan mengetahui bahwa waktu yang terbuang untuk proses yang tidak bernilai tambah berkurang.

14 25 2. Pengukuran mutu proses: Beberapa parameter yang digunakan sebagai alat ukur untuk pengukuran mutu proses adalah: a. Rendemen (rasio antara jumlah barang yang berhasil diproduksi dengan baik terhadap bahan baku yang digunakan dalam proses produksi tersebut). b. Limbah. c. Pengerjaan ulang. d. Barang yang dikembalikan. Keberhasilan suatu program mutu tidak diukur dari mutu barang yang dihasilkan setelah barang tersebut melewati berbagai pengerjaan ulang, tetapi harus diukur dengan adanya pengurangan persentase barang yang tidak sesuai spesifikasi pada tiap tahap proses. 3. Pengukuran biaya proses: Biaya proses suatu produk cukup sulit untuk diukur karena proses produksi dan pengawasannya menggunakan sumber daya dan aktivitas dari beberapa pusat pertanggungjawaban.misalnya: biaya yang diperlukan oleh bagian penelitian dan pengembangan untuk membuat produk baru dalam skala kecil menggunakan fasilitas produksi komersial. Akan terjadi ketidakefisienan pada saat menghentikan produksi normal untuk produksi skala kecil, kemudian pengaturan ulang untuk produksi normal kembali. Biaya proses yang diinginkan adalah:

15 26 a. Peningkatan efisiensi proses b. Peningkatan utilisasi alat c. Penurunan down time mesin d. Penurunan nilai persediaan e. Peningkatan kualitas pemasok f. Peningkatan kualitas barang yang diterima g. Ketepatan dalam membuat perencanaan/forecasting h. Penurunan waktu dan biaya penelitian dan pengembangan produk baru i. Penurunan biaya dan kegagalan analisa j. Pemenuhan regulasi pemerintah Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Untuk mencapai visi organisasi, bagaimana organisasi mempertahankan dan meningkatkan kemampuannya untuk berubah dan berkembang? Prioritas pada perspektif ini adalah menciptakan suatu iklim yang mendukung proses perubahan dalam organisasi serta memacu inovasi dan perkembangan. Kemampuan perusahaan untuk melakukan nilai-nilai pada tiga perspektif sebelumnya sangat ditentukan oleh kompetensi dan komitmen sumber daya manusia serta ketersediaan sarana, prasarana dan teknologi yang memadai dalam perusahaan.. Dalam upaya perusahaan untuk mendapatkan sumber daya dengan kapabilitas tinggi maka perusahaan harus memperhatikan:

16 27 1. Kepuasan pekerja, dengan cara: a. Melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan b. Memberikan penghargaan karena telah melakukan pekerjaan dengan baik, sesuai dengan uraian tugasnya c. Akses yang memadai pada informasi internal dan eksternal untuk mendukung pelaksanaan pekerjaannya d. Memberikan pelatihan terstruktur yang diperlukan untuk meningkatkan keahlian e. Dorongan untuk bekerja kreatif dan menggunakan inisiatif 2. Retensi pekerja yang bertujuan mempertahankan selama mungkin para pekerja yang diminati perusahaan, mengurangi frekuensi turn over pekerja. Perusahaan telah melakukan investasi jangka panjang dalam diri para pekerja sehingga setiap kali ada pekerja yang berprestasi dan produktif berhenti bukan karena keinginan perusahaan merupakan suatu kerugian modal intelektual perusahaan. 3. Pemanfaatan teknologi informasi dan memberikan kesempatan kepada seluruh sumber daya manusia dalam organisasi untuk mengembangkan kemampuannya dalam memanfaatkan teknologi tersebut. 4. Strategic awareness; sosialisasi strategi kepada seluruh anggota organisasi / perusahaan, sehingga setiap orang merasa bertanggung jawab dan ikut menjalankan jabaran pelaksanaannya.

17 28 Melalui konsep Balanced Scorecard, apabila diterapkan dengan benar dan konsisten, tidak hanya memberikan hasil yang nyata bagi perusahan dalam bentuk evaluasi performa, tetapi juga memberikan suatu keseimbangan antara rencana jangka pendek dan jangka panjang, yang berarti menciptakan keseimbangan antara apa yang bermakna bagi perusahan saat ini dan yang bermakna di kemudian hari. Juga memberikan keseimbangan antara pengukuran internal dan eksternal, yang menunjukkan apa yang penting bagi perusahaan dan organisasi lain yang terlibat dengan perusahaan kita. Yang lebih penting adalah Balanced Scorecard memberikan suatu keseimbangan antara pengukuran finansial dan non finansial, dan memberikan keseimbangan antara sumber daya manusia pada tingkat yang berbeda dalam struktur organisasi perusahaan. Keseimbangan ini menggambarkan apa yang penting bagi perusahaan dan juga bagi karyawan Perumusan Strategi Perusahaan Balanced scorecard adalah suatu program manajemen performa yang meletakkan strategi sebagai pusat dari seluruh kegiatan organisasi, yang disebut Strategic Focused Organization; g. Strategic; Membuat strategi sebagai pusat dari seluruh agenda. Konsep Balanced Scorecard memungkinkan organisasi, untuk pertama kalinya,

18 29 menjabarkan dan mengkomunikasikan strategi organisasi dengan suatu cara sehingga strategi tersebut dapat dimengerti dan dilaksanakan. h. Focus; Bagaimana perusahaan memilih cara memandang dunia luar; Menciptakan suatu fokus yang luar biasa. Konsep Balanced Scorecard adalah sebagai media yang membantu mengarahkan setiap sumber daya dan aktivitas dalam organisasi selaras dengan strateginya. i. Organization; Memobilisasi seluruh sumber daya manusia untuk bertindak secara fundamental dengan cara yang berbeda. Balanced scorecard menyajikan rancangan dan ide untuk memastikan organisasi dapat menghubungkan antara kepentingan kegiatan usaha, pelaksanaan operasional dan karyawan.

19 30 Alur penerapan Strategic Focused Organization digambarkan sebagai berikut: Mobilize Change through Executive Leadership Mobilization Governance Process Strategic Management System Translate the Strategy to Operational Terms Strategy Maps Balanced Scorecard Make Strategy a Continual Process Links Budgets and strategies Analytics and information System Strategic Learning Align the Organization to the Strategy Corporate Role Business Unit Synergies Shared Service Synergies Make Strategy Everyone's Everyday job Strategic Awareness Personal Scorecards Balanced Paychecks Gambar 4: Prisip dasar dari Strategic Focused Organization (Diadaptasi dari Robert S. Kaplan and David P. Norton, The Strategy Focused Organization, Harvard Business School Press, Boston, Massachussetts, 2001, halaman 9)

20 31 Ada 5 prinsip dasar yang perlu dilakukan agar performa organisasi dapat berhasil dalam menerapkan Strategic Focused Organization, yaitu: 1. Memobilisasi perubahan melalui kepemimpinan top eksekutif a. Team eksekutif menentukan suatu prioritas b. Team eksekutif merumuskan dan mengkomunikasikan visi, misi dan strategi organisasi c. Setiap anggota team bertanggung jawab terhadap pencapaian salah satu atau beberapa komponen strategi d. Team eksekutif hendaknya mengidentifikasi dan memelopori perubahan dan perbaikan e. Menetapkan suatu program terstruktur yang akan dilaksanakan f. Menetapkan model bagaimana strategi tesebut akan dilaksanakan 2. Menerjemahkan konsep strategi ke dalam kegiatan operasional: a. Strategi organisasi jangka pendek setiap tahun diperbaharui menggunakan suatu metode perencanaan strategi. b. Perencanaan strategi diterjemahkan ke dalam peta strategi dan konsep balanced scorecard merupakan bagian dari proses perencanaan. c. Pengukuran dan target berimbang antara aspek keuangan dan non keuangan. d. Aktifitas penunjang untuk tercapainya target ditentukan dengan jelas; pimpinan departemen bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilannya.

21 32 e. Prioritas strategis secara berulang-ulang selalu dikomunikasikan melalui berbagai media di dalam organisasi. 3. Menyelaraskan kegiatan organisasi dengan strategi yang sudah ditentukan a. Strategi setiap unit / bagian / departemen dihubungkan dengan strategi organisasi secara keseluruhan. b. Aktivitas dan pelaksanaan strategi pada setiap unit/bagian/ departemen harus selaras dan berimbang dengan strategi organisasi, dengan prioritas adalah pelaksanaan strategi organisasi. 4. Mengkondisikan sehingga strategi adalah pekerjaan setiap orang setiap harinya. a. Setiap karyawan harus mempunyai keperdulian yang tinggi terhadap visi, misi dan strategi organisasi. b. Target setiap orang/kelompok dalam bekerja harus selaras dengan strategi organisasi secara formal maupun informal c. Setiap orang harus mengerti peranannya dalam mencapai target strategi. d. Setiap orang/kelompok bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil dari target strategi. e. Kontribusi setiap orang diperhitungkan dan dihargai f. Kegagalan dalam pencapaian target strategi organisasi mempunyai resiko g. Setiap orang/kelompok mempunyai forum umpan balik di mana opini dan pendapatnya diperhatikan dan dilaksanakan jika memungkinkan. 5. Menciptakan strategi sebagai proses yang berkesinambungan. a. Konsep balanced scorecard adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses perencanaan dan strategi organisasi

22 33 b. Pimpinan pada semua departemen membuat keputusan strategic yang cepat berdasarkan pada pengukuran dan analisa yang akurat pada suatu rentang waktu tertentu. c. Budget diselaraskan dan diarahkan menggunakan perencanaan strategi. d. Proses managemen dan komunikasi memungkinkan pembelajaran dan berbagi pengalaman terbaik. Pelaksanaan konsep Balanced Scorecard akan berhasil apabila dimulai dari adanya suatu pengakuan bahwa aktivitas ini bukanlah suatu proyek pengukuran (metric), tetapi adalah suatu proses perubahan (change). Perusahaan memerlukan sistem manajemen yang mampu memotivasi karyawan dalam menempuh langkah-langkah stratejik dalam usaha untuk melipatgandakan kinerja perusahaan. Manajemen stratejik adalah suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan menerapkan strategi dalam penyediaan customer value untuk mewujudkan visi organisasi. Pada dasarnya manajemen stratejik adalah suatu upaya manajemen dan karyawan untuk membangun masa depan organisasi. Transformasi visi ke strategi menurut Brown M. Graham (1996) menguraikan bahwa dalam langkah penerjemahan suatu visi organisasi menjadi suatu strategi, diperlukan adanya beberapa elemen yang menjadi standar terbentuknya suatu ukuran dalam menentukan target yang ingin dicapai. Di antaranya diperlukan adanya suatu sistem nilai yang akan berpengaruh pada peran budaya organisasi, faktor kunci sukses (key succes factor) yang merupakan indikasi yang akan menentukan pencapaian suatu misi, adanya metrik kinerja (performance

23 34 metric) yang memberikan ukuran pada kunci sukses, tujuan (goals/objectives) dan strategi. Perumusan strategi diformulasikan secara top down, di mana top level managemen dalam organisasi menentukan rumusan strategi melalui masukan dari seluruh anggota organisasi kemudian menjabarkannya ke dalam kegiatan operasional. Untuk itu maka diperlukan adanya proses kepemimpinan (leadership) dan perubahan (change). Peran kepemimpinan di sini yaitu: a. Menciptakan iklim untuk perubahan (sebagai pemimpin harus mampu menunjukkan perlunya perubahan tersebut). b. Membentuk kelompok kepemimpinan. Hilangkan kerancuan dalam penentuan penanggung jawab pelaksanaan dan evaluasi pengukuran harus jelas. c. Menyusun visi, misi dan strategi organisasi. d. Melakukan perubahan terhadap kebiasaan-kebiasaan yang tidak mendukung Pengukuran What gets measured, gets done

24 35 Pengukuran adalah suatu bahasa yang memberikan kejelasan terhadap sesuatu yang masih samar-samar. Pengukuran digunakan sebagai alat bantu untuk berkomunikasi, bukan hanya merupakan sekumpulan data. Hasil dari pengukuran tersebut harus dapat memberikan gambaran sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan (Decision Support System). Menggunakan hasil pengukuran, pimpinan perusahaan dapat melihat keadaan perusahaan melalui beberapa perspektif, sehingga dari sana dapat diambil keputusan yang bijaksana untuk proses perencanaan strateginya. Pengukuran yang dilakukan oleh organisasi/perusahaan dalam penerapan konsep Balanced scorecard, adalah pengukuran kinerja. Suatu ukuran kinerja sering kali dibuat dengan kurang teliti tanpa memperhatikan terbentuknya suatu sistem ukuran kinerja yang terintegrasi dan mendukung tujuan organisasi. Banyak organisasi beranggapan bahwa total dari ukuran kinerja individu dan masing-masing fungsi dalam organisasi yang dihitung berdasarkan standar kuantitatif, merupakan indikator keefektifan suatu organisasi. Apabila pengukuran yang dipilih tidak sesuai/salah, maka organisasi akan berjalan ke arah yang salah pula. Menurut James D Tarr (1996), President J.D. Tarr Associates, LA, California, suatu perubahan organisasi yang setidaknya dipengaruhi oleh pergeseran penekanan nilai dari action based ke knowledge based, telah berdampak pada keunggulan kompetitif. Continuous improvement process bukan lagi merupakan suatu pilihan, tetapi merupakan suatu keharusan untuk memberikan respon yang cepat dalam

25 36 pengembangan knowledge based pada sumber daya yang dimilikinya. Oleh karena itu diperlukan adanya sistem ukuran kinerja yang tepat untuk mendefenisikan karakteristik kinerja yang dibutuhkan dalam continuous improvement process organisasi/perusahaan. Indikator suatu ukuran kinerja dikatakan komprehensif adalah: a. Ukuran kinerja harus merupakan suatu sistem yang dibuat sebagai bagian dari penerapan rencana seluruh strategi perusahaan. b. Setiap ukuran kinerja harus dapat sejalan dan memberikan dukungan terhadap keseluruhan tujuan perusahaan. c. Sistem dan metodologi ukuran kinerja harus dapat memberikan arah dan gambaran dari nilai-nilai budaya perusahaan. d. Sistem harus berfokus pada fungsi pengukuran sebagai alat informasi dan sebagai alat kontrol. e. Sistem pengukuran kinerja hendaknya mulai menghilangkan celah yang dapat memungkinkan timbulnya management judgement. f. Sistem pengukuran kinerja harus selalu melakukan evaluasi terhadap hal yang menyangkut perubahan tujuan dan strategi perusahaan, perubahan dari sistem dan proses, serta timbulnya ukuran-ukuran yang bersifat menghambat. Ada 2 alasan perlunya pengukuran performa dalam organisasi/perusahaan:

26 37 a. Strategic alignment: pengukuran performa dapat digunakan untuk mengkomunikasikan dan menegaskan tentang apa yang penting bagi organisasi dan menyatukan orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan. b. Strategic learning: pengukuran performa dapat memicu pembelajaran melalui evaluasi pengukuran yang menunjukkan keunggulan dan kelemahan. Tujuan pengukuran kinerja: a. Controlling dan redirecting terhadap individu maupun departemen. Hal ini digunakan sebagai suatu tinjauan dalam mengukur kinerja jangka pendek. b. Feedback untuk menyesuaikan kinerja atau target yang ditetapkan. Tujuan ini lebih merupakan suatu pelaporan kinerja dalam jangka menengah, serta merupakan informasi dalam melakukan koreksi, menjadi dasar penyusunan rencana dan pengambilan keputusan. c. Sebagai ukuran dalam membandingkan antara rencana bisnis dan tujuan strategis, untuk menguji ketepatan dan penyesuaian strategi organisasi. Fungsi pengukuran dapat dianggap sebagai sebuah; a. Abacus; pengukuran sebagai alat untuk menghitung hasil dari suatu aktifitas. b. Thermometer; pengukuran sebagai alat untuk mengetahui perilaku/persepsi. c. Nightstick; pengukuran sebagai alat untuk memacu peningkatan performa. d. Stopwatch; pengukuran sebagai alat untuk mengetahui efisiensi.

27 38 e. Fire alarm; pengukuran sebagai signal keadaan darurat yeng memerlukan perbaikan. f. Computer network; pengukuran sebagai alat integrasi strategi dalam organisasi. Hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pengukuran adalah: a. Salah menentukan pengukuran atau pengukuran dilakukan tidak benar. b. Pengukuran yang ditentukan sudah benar, tetapi pada saat terjadi perubahan pada lingkungan usaha, sistem pengukuran tidak ikut berubah.

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KINERJA Penggunaan informasi pengukuran kinerja untuk memberikan pengaruh positif pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut mempengaruhi semua pelaku bisnis untuk bersikap waspada dalam menghadapi persaingan.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi)

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi) USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi) Lithrone Laricha, Delvis Agusman, Agustiono Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. ABSTRAK (Irene Biringkanae), Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten Tana Toraja, (Pembimbing I:Drs. H.Abdul Latif,M.Si,Ak,. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis telah mengalami pergeseran yang sangat ekstrim. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan abad informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jatuhnya nilai rupiah beberapa tahun belakangan ini menjadi hal kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Keberhasilan perusahaan dapat diketahui dengan melaksanakan rencana pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari perencanaan strategik. Pengukuran kinerja penting untuk dilaksanakan guna mengevaluasi

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Performance Management Taryana Suryana. M.Kom taryana@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Scorecard, Merupakan sebuah metrik kinerja yang digunakan dalam manajemen strategis untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. Pada saat pesawat dalam keadaan terbang, asisten juniornya menanyakan mengapa hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini agar tetap hidup dan berkembang. Semakin tingginya

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus pada Poliklinik dan Rumah Bersalin Rejosari Husada Delanggu Klaten) p SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi pihak manajemen dalam menilai performa perusahaannya. Hal ini dilakukan oleh pihak manajemen agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rias Andriati dalam artikel majalah SWA,16 Agustus 2010 menyatakan bahwa seringkali perusahaan hanya berorientasi pada laba, yaitu keuntungan yang didapat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat kini yang semakin menginginkan kenyamanan berbelanja, kepastian harga, dan keanekaragaman kebutuhan dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, perspektif dalam Balanced Scorecard, penyelarasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak membuat pertumbuhan industri asuransi di Indonesia menjadi terpuruk, namun

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA UKURAN KINERJA Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA Definisi Sistem Ukuran Kinerja Sistem ukuran kinerja merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan organisasi mengimplementasikan strategi dengan berhasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC)

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC) MVC dengan BALANCED (BSC) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. BSC DAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN 1. What we want to be? - Visi dan Misi 2. What we have to do? - Kebijakan/Program/Kegiatan 3. Where

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tajam menyebabkan model pengukuran kinerja tradisional tidak

BAB I PENDAHULUAN. semakin tajam menyebabkan model pengukuran kinerja tradisional tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dihadapkan pada makin pesat dan kompetitifnya persaingan dalam dunia bisnis. Adanya persaingan yang semakin tajam menyebabkan model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci