Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian"

Transkripsi

1 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini terdapat beberapa teknologi yang digunakan untuk membentuk perangkat lunak yang fleksibel dengan prinsip modular, yaitu prinsip M-V-C (Model-View-Controller) [19] yang memisahkan sebuah perangkat lunak ke dalam tiga lapisan (layer) terpisah, dan component based software yang memisahkan sebuah perangkat lunak ke dalam beberapa bagian dengan saling kebergantungan yang kecil. Kedua teknologi tersebut dapat digunakan oleh system analyst untuk membuat perangkat lunak yang lebih fleksibel sehingga mudah diubah dalam memenuhi strategi bisnis yang berubah. Upaya untuk membentuk portofolio aplikasi yang sesuai strategi bisnis dapat dilakukan dengan menggunakan enterprise architecture framework, seperti Zachman Framework [32], Enterprise Architecture Planning dari Steven H. Spewak [28], atau Business System Planning dari IBM [2]. Enterprise architecture framework membantu arsitek sistem informasi menentukan portofolio aplikasi organisasi dengan melihat fungsi-fungsi dan data-data yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Setelah portofolio aplikasi ditetapkan arsitek dapat menentukan urutan pengerjaan bagian-bagian aplikasi dengan menentukan prioritas berdasarkan waktu, atau kebergantungan sebuah perangkat lunak terhadap data yang dibuat oleh perangkat lunak lainnya dalam portofolio aplikasi tersebut. Ketiga pendekatan di atas dapat digunakan dalam proses membangun sistem informasi yang dapat dimodifikasi untuk disesuaikan dengan perubahan strategi bisnis. Tetapi masalah yang muncul pada proses merespon perubahan strategi bisnis oleh sistem informasi biasanya tidak hanya bersumber pada rancangan portofolio aplikasi, atau teknologi modular yang diterapkan pada setiap perangkat lunak, tetapi juga dari faktor-faktor lain dari organisasi yang berhubungan dengan jenis organisasi, model bisnis organisasi, pembentukan strategi bisnis, budaya

2 2 komunikasi organisasi, model portofolio aplikasi yang sudah dipakai, atau sistem pengadaan portofolio aplikasi. Faktor-faktor tersebut perlu ditemukan (diidentifikasi) sehingga dapat melengkapi proses rekayasa sistem informasi organisasi yang dapat beradaptasi terhadap perubahan strategi bisnis, selain menggunakan pendekatan-pendekatan teknologi yang sudah ada, seperti M-V-C, component based software, atau service oriented architecture. Penelitian ini berusaha melakukan eksplorasi untuk menemukan aspek-aspek tersebut menggunakan sebuah kasus tertentu. I.2 Perumusan Masalah Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses rekayasa (pengembangan dan perawatan) sistem informasi sehingga sistem informasi tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan strategi bisnis? Apa saja yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk mengatasi faktor-faktor tersebut? I.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu: 1. Menemukan faktor-faktor yang perlu diperhatikan yang mempengaruhi kemampuan sistem informasi beradaptasi terhadap tuntutan perubahan yang dikenakan padanya. Tujuan penelitian dijawab pada bab IV Membuat usulan pendekatan daur hidup sistem informasi untuk menjawab faktor-faktor yang ditemukan pada tujuan pertama. Tujuan penelitian dijawab pada bab V. Sistem informasi yang menjadi topik studi dibatasi pada sistem informasi yang dikembangkan secara mandiri oleh organisasi tersebut. Konteks penelitian dibatasi pada Perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya. I.3 Metodologi Penelitian Setiap tujuan penelitian yang dinyatakan pada bab I.2 dijawab menggunakan metode yang berbeda.

3 3 1. Tujuan pertama akan dijawab melalui proses analisis yang menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan filosofi post-positivism, dan interpretif. 2. Tujuan kedua akan dijawab melalui proses sintesis dengan menggunakan metodologi design science research. I.4. Metodologi Tahap Analisis I.4.1 Alasan Penggunaan Metode Kualitatif Proses penelitian kualitatif adalah proses yang induktif. Proses penelitian kualitatif membangun variabel, kategori, dan konsep dari data-data yang dikumpulkan, dan tidak menggunakan data-data tersebut untuk menguji hipotesa. Berbeda dengan pendapat dari filosofi positivism bahwa dunia selalu sama dan berulang sehingga dapat diprediksi dan dianalisis secara obyektif melalui observasi dan pengukuran, filosofi post-positivism berpendapat bahwa dunia tidak selalu sama dan berulang (setiap obyek penelitian memiliki perbedaan konteks), dan setiap orang memiliki pendekatan yang subyektif terhadap dunia termasuk para peneliti [29]. Pandangan subyektif ini seringkali terdapat dalam konstruksi sosial yang dipertukarkan antar orang seperti pemahaman pribadi, dan pemahaman bersama (shared meaning) terhadap sebuah situasi. Hal ini sejalan dengan filosofi penelitian interpretif yang memiliki asumsi bahwa pengetahuan bisa didapatkan melalui konstruksi-konstruksi sosial seperti bahasa, kesadaran (consciousness), shared meaning, dokumen, dan artifak lain [18]. Hal ini berarti bahwa pengetahuan tidak hanya bisa didapat melalui proses observasi dan pengukuran terhadap realita, tetapi dengan memanfaatkan tacit knowledge yang dimiliki oleh setiap orang dalam sebuah konteks tertentu. Penelitian interpretif tidak mendefinisikan lebih dulu variabel independen, dan dependen seperti halnya penelitian kuantitatif, atau penelitian yang didasari oleh filosofi positivism, tetapi memfokuskan pada pembentukan pola pikir manusia saat sebuah situasi berkembang. Studi interpretif berusaha memahami sebuah

4 4 fenomena melalui arti yang diberikan oleh orang-orang pada fenomena tersebut. Penelitian interpretif pada sistem informasi selalu diarahkan untuk producing an understanding of the context of the information system, and the process whereby the information system influences and is influenced by the context [18]. Kondisi di atas berbeda dengan studi kuantitatif yang didasari oleh positivism. Studi kuantitatif menentukan hipotesa di awal studi. Hipotesa itu sendiri didasarkan pada teori-teori yang telah ada sebelumnya. Proses penentuan kesimpulan dilakukan menggunakan metode deduksi melalui proses observasi, pengukuran, atau manipulasi terhadap variabel-variabel yang didapatkan dari hipotesa tersebut. Pada prinsipnya studi kuantitatif adalah proses pengujian hipotesa yang telah ditentukan di awal studi (hypothetico-deductive). Dengan memperhatikan prinsip dari setiap filosofi penelitian di atas, maka tahap analisis pada penelitian ini lebih tepat dilakukan dengan menggunakan studi kualitatif interpretif karena topik penelitian ini: 1. Berhubungan dengan konteks sistem informasi yang beragam (berbeda) antara sebuah organisasi dengan organisasi lain. 2. Memanfaatkan konstruksi-konstruksi sosial seperti bahasa, dan shared meaning yang dimiliki oleh setiap orang dalam organisasi tersebut. Studi ini juga tidak ingin dibatasi lebih dulu oleh hipotesa seperti halnya studi kuantitatif karena studi ini bersifat eksploratif dan menggunakan proses induksi dalam mengambil kesimpulan analisis. Dengan tidak adanya hipotesa di awal analisis diharapkan dapat mengungkap aspek-aspek sesungguhnya (aspek how, why, dan what) melalui tacit knowledge, dan persepsi yang dimiliki oleh setiap orang dalam konteks tersebut. I.4.2 Jenis Metode Analisis yang Digunakan Penelitian kualitatif memiliki beragam metode penelitian, misalnya phenomenology, ethnography, action research, critical study, grounded theory, atau case study. Setiap metode penelitian memiliki proses pendekatan dan hasil studi yang berbeda sesuai dengan tujuan studi.

5 5 Model penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dari metode grounded theory dengan case study. 1. Grounded Theory Grounded theory adalah metode yang paling sistematis dibandingkan dengan metode penelitian kualitatif lainnya. Bila metode-metode penelitian kualitatif lainnya seperti phenomenology dan ethnography tidak menekankan perlu adanya teori yang dihasilkan pada akhir studi, maka metode grounded theory berusaha menghasilkan teori tertentu. Grounded theory mulai membentuk teori setelah didapatkan kondisi saturasi, yaitu tidak adanya kategori baru yang muncul dari iterasi penggalian data dengan konteks yang berbeda-beda. 2. Case Study Case study adalah sebuah konsep penelitian yang menggunakan satu kasus sempit, atau satu konteks tertentu sebagai obyek studi. Perhatian utama dalam case study adalah penelitian terhadap obyek tunggal (yang bisa berupa gabungan beberapa obyek) dengan menggunakan metode yang sesuai untuk obyek tersebut. Dalam pemahaman ini generalization memang bukan tujuan utama hasil studi. Metode case study pada studi kualitatif adalah upaya eksplorasi yang bertujuan menemukan sebanyak-banyaknya variabel yang bisa digali dari konteks tersebut. Penelitian pada tahap analisis ini akan menggunakan langkah-langkah yang digunakan oleh grounded theory dalam mengumpulkan dan menganalisa data. Penelitian ini juga menggunakan sebuah konteks spesifik sebagai obyek studi yaitu Perpustakaan Universitas Kristen Petra. Penelitian ini tidak akan berusaha mendapatkan kondisi saturasi dari keseluruhan kemungkinan konteks yang dibutuhkan oleh grounded theory, melainkan hanya kondisi saturasi pada konteks spesifik yang telah disebutkan di atas. Karena penelitian ini dibatasi pada sebuah konteks spesifik, maka penelitian ini juga tidak akan menghasilkan sebuah teori final, melainkan akan melakukan eksplorasi untuk mendapatkan sebanyak mungkin variabel yang berhubungan dengan kemampuan adaptasi dari sistem informasi pada konteks tertentu tersebut.

6 6 I.4.3 Metode Analisis Metode analisis menggunakan langkah-langkah dari grounded theory. Metode grounded theory selalu dimulai dari sebuah konteks atau situasi penelitian tertentu. Tugas peneliti adalah memahami apa yang terjadi pada konteks tersebut. Metode analisis yang didasarkan pada metode grounded theory ditunjukkan pada gambar I.1. Gambar I.1 Metode analisis Proses analisis terdiri atas beberapa iterasi pengumpulan data dan analisa data hingga terjadi theoretical saturation. Theoretical saturation adalah sebuah kondisi dimana proses pengumpulan data dan analisa data tidak menghasilkan konsep, atau kategori baru sehingga dianggap sudah dapat dilaksanakan pembentukan substantive theory. Substantive theory adalah teori yang dibangun dengan

7 7 memanfaatkan data-data empiris, konsep, dan kategori yang dikumpulkan pada setiap iterasi. Proses dimulai dengan pembuatan hipotesa mengenai kategori, atau konsep apa yang dibutuhkan dalam pembuatan teori yang menjawab tujuan penelitian. Hipotesa awal tidak boleh bersifat spesifik dan harus bersifat cukup luas untuk tidak memberikan arah pada hasil tertentu, dan tetap memberikan peluang bagi partisipan memberi jawaban yang disukainya. Hipotesa untuk iterasi berikutnya boleh bersifat lebih spesifik yang biasanya digunakan untuk memperjelas konsep, atau kategori tertentu yang muncul dari iterasi sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan menggunakan proses perekaman atas setiap wawancara. Data rekaman dapat diubah menjadi skrip wawancara melalui proses transcribing. Dari skrip wawancara dilakukan proses identifikasi poin-poin penting yang disampaikan oleh partisipan. Hasil identifikasi inilah yang digunakan dalam proses coding dalam proses analisis data. Metode pengumpulan data lainnya adalah memeriksa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hipotesa pada iterasi tersebut. Pada studi kualitatif secara umum dikenal theoretical sampling, yaitu proses pemilihan partisipan berdasarkan kebutuhan pembangunan teori pada iterasi tersebut. Setiap iterasi dapat menggunakan partisipan-partisipan yang berbeda. Dengan melihat natur dan metode dari studi kualitatif, maka tidak disarankan menggunakan partisipan yang terlalu luas, atau tidak berhubungan dengan hipotesa yang sedang diproses pada iterasi tersebut. Analisis data meliputi langkah note-taking, coding, dan memoing. Note-taking adalah proses mengidentifikasi hal-hal kunci (key issues) selama proses data collection di atas. Selama proses wawancara peneliti berkonsentrasi pada hal-hal yang menjadi tekanan oleh partisipan. Hal-hal kunci akan dicatat, dan digunakan untuk mempertajam pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Hal-hal kunci yang didapatkan selama note-taking juga akan digunakan untuk menemukan

8 8 kategori, dan sub kategori dari data yang dikumpulkan dalam setiap iterasi data collection. Walaupun begitu hal-hal kunci tidak boleh membatasi munculnya kategori, dan sub kategori baru yang mungkin ditemukan dalam proses coding. Coding artinya menentukan kode, atau label setiap indikator yang ditemukan pada hasil wawancara. Indikator adalah poin-poin penting yang muncul dari hasil wawancara yang dapat digunakan untuk membentuk konsep yang membangun teori. Peneliti dapat meletakkan kode angka atau kode warna, dan label yang diidentifikasi pada setiap hasil wawancara. Menggunakan hasil wawancara yang berkode tersebut kemudian peneliti berusaha membuat kaitan antara paragraf, dan antara hasil dari iterasi berbeda menggunakan metode hermeneutic dan semiotic. Proses coding terdiri dari beberapa tahap yang dapat terjadi bersamaan pada iterasi yang berbeda. a. Open coding Open coding adalah proses mengidentifikasi konsep-konsep yang muncul dari hasil wawancara melalui proses identifikasi indikator. Indikator yang terdapat pada data diidentifikasi, diberi label konsep, dan diklasifikasikan. Beberapa konsep dapat dimasukkan ke satu kategori. Sifat-sifat dari kategori (yang nantinya akan menjadi sub kategori) juga diidentifikasi dari setiap kategori. Proses penentuan sifat adalah dengan menentukan nama sub kategori yang cocok untuk tiap sifat yang berhasil dikenali. Pada proses ini peneliti tidak boleh dipengaruhi oleh teori-teori apa pun. Setiap konsep, sub kategori, dan kategori yang muncul pada tahap ini murni berasal dari data-data empiris yang dikumpulkan. Peneliti harus membebaskan diri dari pengaruh teori-teori yang sudah ada sebelumnya (extant theory). b. Axial coding Axial coding adalah langkah selanjutnya setelah open coding. Pada axial coding digunakan paradigma pengkodean, yaitu sebuah cara untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antar kategori, dan antara kategori dan sub kategori. Hasil dari axial coding adalah kategori, konsep, dan relasi antar kategori dan konsep yang menunjukkan penjelasan dan pemahaman

9 9 yang bertujuan menjelaskan fenomena yang sedang diteliti. Pada tahap ini dilakukan upaya validasi hubungan (relationship) antar kategori yang ditemukan dalam axial coding, dan memperbaiki teori yang terbangun dengan mengembangkan kategori baru, memasukkan kategori ke kategori lainnya, atau mengintegrasikan kategori dengan kategori lainnya. Proses axial coding meliputi: 1. Memberi makna pada data-data yang dikumpulkan. 2. Menghubungkan sub kategori ke kategori inti menggunakan coding paradigm. 3. Menghubungkan kategori-kategori pada level dimensi. Misalnya kategori motivasi memiliki dimensi antara tidak termotivasi, hingga sangat termotivasi. 4. Validasi hubungan antar kategori terhadap data. 5. Revisi lebih lanjut pada teori yang dibuat dengan menggunakan coding paradigm. c. Selective coding Selective coding adalah upaya untuk mengidentifikasi kategori inti (core category) dan secara sistematis menghubungkannya dengan kategori-kategori lain dalam upaya pembentukan teori. Memoing adalah upaya peneliti untuk menyatukan seluruh kategori, sub kategori, dan hubungan-hubungan antara kategori ke dalam sebuah teori. Memoing berjalan secara terus menerus, dan terjadi lintas iterasi. Setiap kali peneliti melihat adanya hubungan antara kategori, peneliti dapat menulis pada sebuah memo. Dan kumpulan memo akan digunakan untuk membentuk teori tersebut. Memo akan selalu berkembang dan dikoreksi sesuai dengan kategori yang ditemukan dalam coding. Prinsip utama dalam grounded theory adalah perbandingan secara konstan antara data (wawancara dan data lain) dengan yang data lain (wawancara dan data lain) baik dalam iterasi yang sama, maupun iterasi yang lain. Tugas utama peneliti adalah mengidentifikasi kategori-kategori yang muncul dari data empiris. Setiap

10 10 kategori dapat memiliki properti, yang nantinya menjadi sub kategori. Dalam proses perbandinan tersebut, teori dibentuk. Kemudian teori dibandingkan kembali kepada data. Proses pengumpulan data, identifikasi kategori, dan perbandingan kategori dilakukan secara iteratif dan berkesinambungan. I.4.4 Konteks Analisis I Setting Penelitian ini akan dilakukan di Perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya. Perpustakaan Universitas Kristen Petra Surabaya telah mengembangkan sistem informasi perpustakaan secara mandiri sejak tahun 1988 yang disebut sebagai SPEKTRA (Sistem Informasi Perpustakaan Universitas Kristen Petra). Sistem informasi tersebut masuk dalam jenis otomasi sistem. Peningkatan jenis sistem informasi dari otomasi sistem ke sistem informasi manajemen sedang dilakukan mulai 3 tahun yang lalu. Pada saat ini terdapat dua varian besar sistem informasi yang dikembangkan, yaitu ispektra (berbasis web) untuk penggunaan internal, dan New SPEKTRA (berbasis personal computer) untuk dijual pada perpustakaan lain. I Actors Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian adalah kepala perpustakaan, kepala bidang layanan, koordinator divisi software development, koordinator divisi system development, dan seluruh programmer dalam lingkup perpustakaan Universitas Kristen Petra. Selain partisipan-partisipan di atas tidak menutup kemungkinan akan meminta keterangan tambahan dari para mantan kepala perpustakaan, dan orang-orang lain yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi yang menjabat sejak tahun 1988 hingga peneltian ini dilakukan. I Events Menggunakan metode grounded theory, fokus dari penelitian diarahkan pada wawancara dan analisa dokumen yang membahas perubahan strategi dan rencana pelaksanaan strategi bisnis, pengaruhnya pada sistem informasi yang

11 11 dikembangkan, dan rencana dan laporan pengembangan sistem informasi di perpustakaan. I Processes Perhatian khusus juga diberikan pada proses pengembangan sistem informasi termasuk didalamnya pertimbangan-pertimbangan dalam perancangan perangkat lunak, proses pengkodean perangkat lunak, proses implementasi di lapangan, dan proses perawatan sistem informasi tersebut. I Questions Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara berpusat pada penemuan tentang faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan sehingga sebuah sistem informasi mampu beradaptasi terhadap perubahan strategi organisasi. 1. Apakah perubahan strategi bisnis perpustakaan? 2. Bagaimana perubahan itu mempengaruhi sistem informasi (tuntutan apa yang diberikan pada sistem informasi)? 3. Apakah sistem informasi dapat memenuhi tuntutan perubahan yang berasal dari perubahan strategi bisnis? 4. Apakah masalah-masalah yang muncul dalam proses perubahan sistem informasi yang menghambat kemampuan sistem informasi beradaptasi? I.4.5 Verifikasi Hasil Analisis I Validasi Internal Untuk memastikan validasi internal beberapa langkah akan dilaksanakan: 1. Melakukan triangulation of data. Data akan dikumpulkan melalui beberapa sumber meliputi beberapa wawancara, dan analisa beberapa dokumen. 2. Member checking. Partisipan akan dilibatkan selama proses data analysis. Dialog terus menerus akan dilakukan dengan para partisipan untuk memastikan bahwa interpretasi peneliti terhadap data yang didapatkan dari wawancara dan analisa dokumen adalah benar.

12 12 I Validasi Eksternal Untuk menjamin validasi eksternal (kejelasan terhadap generalization) peneliti akan menjelaskan hal-hal yang mengancam validasi ekternal. Ancaman terhadap validasi eksternal ini disebutkan pada bab IV.8.2. I.4.6 Pelaporan Hasil Analisis Laporan hasil analisis dilakukan dengan menggunakan diagram yang mempresentasikan kategori-kategori yang didapatkan dari open coding, dan menggunakan hubungan yang didapatkan dari axial coding. Diagram akan dibentuk untuk menjelaskan konsep utama yang menjadi hasil studi. Narasi juga akan diberikan untuk memberikan penjelasan mengenai makna dari setiap kategori dan sub kategori, dan penjelasan mengenai hubungan yang melingkupi kategori-lategori tersebut. 1.5 Metodologi Tahap Sintesis Tahap sintesis menggunakan metodologi design science research. Pada prinsipnya metodologi ini berusaha menghasilkan pengetahuan melalui proses pembuatan artifak (proses pembangunan dan evaluasi artifak melalui beberapa iterasi berulang) [3]. Harus ada artifak yang dihasilkan di akhir penelitian. Artifak dapat berupa construct (istilah-istilah konseptual dalam sebuah domain tertentu), model (sebuah proposisi yang menggambarkan hubungan antar construct), method (sekumpulan langkah untuk memanipulasi construct sehingga model solusi dihasilkan), instantiation (upaya pengaplikasian construct, model, dan method di dunia nyata), atau better theory (revisi pengetahuan yang sudah ada yang dihasilkan dari proses yang mirip dengan experimental natural sciences). Metode design science research ditunjukkan pada gambar I.2. Metode diawali dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Tahap selanjutnya adalah proses pembentukan usulan solusi untuk menjawab masalah tersebut dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada (existing knowledge / theory base). Pada proses development artifak akan dibangun

13 13 berdasarkan usulan-usulan yang dibuat sebelumnya. Evaluasi berusaha mengetahui kelayakan artifak dalam menyelesaikan masalah melalui metode observasi (case study, field study), analisis (static analysis, architecture analysis, optimization, dynamic analysis), eksperimen (controlled experiment, simulation), pengujian (functional / black box, structural / white box), atau deskriptif (informed argument, scenarios) [16]. Gambar I.2 Metode sintesis Sumber: ---, Design Research in Information Systems, diakses pada tanggal 5 Februari Hasil Penelitian Hasil penelitian ini bukanlah sebuah teori final baik untuk tujuan penelitian pertama, maupun untuk tujuan kedua. Untuk menghasilkan teori final, pada tahap analisis dibutuhkan konteks-konteks penelitian yang bervariasi sehingga dapat mengidentifikasi keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan sistem informasi beradaptasi terhadap perubahan strategi bisnis. Karena pada penelitian ini baru digunakan satu konteks penelitian saja, maka syarat kondisi saturasi sesungguhnya yang dibutuhkan oleh metode grounded theory pada tahap analisis belum dipenuhi. Penelitian ini dapat dianggap berupa penelitian awal dalam upaya menghasilkan keseluruhan faktor, dan usulan daur hidup sistem informasi yang dapat menjawab faktor-faktor tersebut.

Bab IV Analisis Terhadap Data Empiris

Bab IV Analisis Terhadap Data Empiris 29 Bab IV Analisis Terhadap Data Empiris IV.1 Pendekatan Analisis yang Digunakan Analisis terhadap data empiris dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Strauss. Alasan pemilihan pendekatan Strauss

Lebih terperinci

Qualitative Research: Samiaji Sarosa

Qualitative Research: Samiaji Sarosa Qualitative Research: Samiaji Sarosa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Apa? Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif? Apa yang dimaksud dengan penelitian empiris?

Lebih terperinci

C. BERBAGAI TIPE PENELITIAN KUALITATIF

C. BERBAGAI TIPE PENELITIAN KUALITATIF KULIAH II C. BERBAGAI TIPE PENELITIAN KUALITATIF C. 1. ETNOGRAFI MENDESKRIPSIKAN SUATU BUDAYA DAN MEMAHAMI CARA-CARA HIDUP DARI SUDUT PANDANG MASYARAKATNYA. BUDAYA DAN MASYARAKAT TIDAK HANYA DALAM KONTEKS

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

Building Theories From Case Study Research. Kathleen M. Eisenhardt Academy of Management Review Oct 1989 p

Building Theories From Case Study Research. Kathleen M. Eisenhardt Academy of Management Review Oct 1989 p Building Theories From Case Study Research Kathleen M. Eisenhardt Academy of Management Review Oct 1989 p. 532-550 Latar Belakang Paper Masih ada ketidakjelasan mengenai proses pembentukan teori dari kasus

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) bidang II Kota Bandung adalah salah satu bagian dari BPPT Kota Bandung yang melayani proses penerbitan perizinan meliputi

Lebih terperinci

Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd

Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd Kesulitan mahasiswa 1. Tidak menguasai (ia baru merasa adanya) persoalan yang akan diteliti 2. Ia tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA , Business System Planning, International Business Machines Corp., 1981

DAFTAR PUSTAKA , Business System Planning, International Business Machines Corp., 1981 100 DAFTAR PUSTAKA 1. ---, The American Heritage Dictionary of the English Language, Fourth Edition, Houghton Mifflin Company, 2004. http://www.answers.com/topic/adaptation, diakses pada tanggal 27 Maret

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Aktivitas kolaborasi memberikan dampak yang signifikan dalam usaha kolektif manusia. Aktivitas ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari sejumlah besar area

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Systems thinking merupakan pendekatan dengan cara pandang yang menganggap bahwa suatu problem merupakan satu kesatuan sistem dalam dunia yang luas. Prinsip systems

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Pemesanan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS METODE

BAB 3 ANALISIS METODE BAB 3 ANALISIS METODE 3.1 Analisis Pembangunan Aplikasi SOA dengan SOAD dan Aplikasi SOA adalah aplikasi yang menggunakan konsep service-oriented dalam pembangunan dan penggunaan aplikasi. Penggunaan konsep

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan

Lebih terperinci

27 Universitas Indonesia

27 Universitas Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata (Mulyana, 2006:9). Paradigma yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perkembangan zaman tidak luput dari perkembangan teknologi informasi. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak pada pola pikir dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi METODE PENELITIAN Penelitian dan Ilmu Pengetahuan MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi 2 Metode Metode adalah setiap prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Cara yang teratur dan terpikir baik untuk

Lebih terperinci

MELAKSANAKAN PENELITIAN YANG BERKUALITAS

MELAKSANAKAN PENELITIAN YANG BERKUALITAS MELAKSANAKAN PENELITIAN YANG BERKUALITAS ARAZ MEILIN Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Outline Pengantar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian merupakan salah satu hal yang penting. Tahapan penelitian yang baik dan benar akan berpengaruh pada hasil penelitian. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan S1 Sistem Informasi Universitas Kristen Maranatha Bandung, maka topik tugas akhir yang diambil oleh penulis

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

PROSES DESAIN FAKULTAS ILMU KOMPUTER - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3/14/2017

PROSES DESAIN FAKULTAS ILMU KOMPUTER - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3/14/2017 PROSES DESAIN FAKULTAS ILMU KOMPUTER - UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3/14/2017 PROSES PERANGKAT LUNAK PROSES PERANGKAT LUNAK Rekayasa perangkat lunak (RPL) adalah disiplin untuk memahami proses pengembangan perangkat

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1)

Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Konsep, Teknik, dan Aplikasi)

Lebih terperinci

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 2, Juni 2016, 157-166 E-ISSN: 2548-3587 157 Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) Rully Pramudita 1,*,Nadya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB III METODOLOGI. Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, 48 BAB III METODOLOGI Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, mencakup kerangka pikir, pendekatan penelitian, desain penelitian, metode penelitian, unit analisa,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penelitian dalam rangka menyusun laporan. Penentuan objek penelitian

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Zachman Framework TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com History Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) pertama

Lebih terperinci

Desain arsitektur adalah untuk mengembangkan struktur program modular dan merepresentasikan hubungan kontrol antar modul. Metode desain yang

Desain arsitektur adalah untuk mengembangkan struktur program modular dan merepresentasikan hubungan kontrol antar modul. Metode desain yang Desain arsitektur adalah untuk mengembangkan struktur program modular dan merepresentasikan hubungan kontrol antar modul. Metode desain yang disajikan pada bagian ini mendorong prekayasa perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip penyelarasan bisnis dan teknologi informasi sebagai faktor penting pendorong arsitektur

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif.

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5 DAFTAR ISI Halaman Judul... ii Persetujuan Laporan Tugas Akhir... iii Pengesahan Dewan Penguji... iv Pernyataan Keaslian Tugas Akhir... v Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan laporan Tugas Akhir yang menjelaskan secara garis besar mengenai pembahasan yang dilakukan. Bagian pendahuluan akan terdiri dari : 1. Penjelasan mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa perancangan sistem adalah framework Zachman yang akan dijabarkan dalam masing-masing kolomnya yang terdiri dari What,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin relatif sulit juga untuk mengambil keputusan terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. semakin relatif sulit juga untuk mengambil keputusan terhadap suatu BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam kehidupan nyata terdapat bermacam-macam jenis keputusan. Ada keputusan yang mudah diambil, dan sudah tentu ada juga keputusan yang baru dapat diambil setelah dipertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Pressman (2012) tujuan dari pengujian adalah untuk menemukan dan memperbaiki sebanyak mungkin kesalahan dalam program sebelum menyerahkan program kepada pelanggan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang. 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Balai Pengobatan Sumber Medika yaitu suatu Yayasan yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

Ringkasan Paper Minggu 4 Abdul Muttaqien Kelompok 311

Ringkasan Paper Minggu 4 Abdul Muttaqien Kelompok 311 Ringkasan Paper Minggu 4 Abdul Muttaqien 1205000029 Kelompok 311 Judul Paper: The Nature of Theory in Information System Penulis: Shirley Gregor Tahun: 2006 Kata Kunci: Theory, theory taxonomy, theory

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kualitatif 3.1.1 Pendekatan Penelitian Sebuah metode penelitian terbagi menjadi dua yakni Kualitatif dan Kuantitatif. Pengertian dari metode penelitian kualitatif adalah data

Lebih terperinci

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF METODOLOGI PENELITIAN DR. ADI SETIAWAN, M. SC PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF A. Pengertian Metode Penelitian B. Jenis-jenis Penelitian C. Pengertian Metode Kuantitatif dan Kualitatif

Lebih terperinci

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina*

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Review of Process Model SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina* Beberapa Model Proses RPL Linear Sequential Model Evolutionary Software Process Model Incremental Model Spiral Model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaan dan segala aspek kehidupan manusia. Dimana teknologi informasi dan komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya tulis. Berbagai aplikasi seperti Ms. Word, Notepad, maupun Open Office

BAB I PENDAHULUAN. karya tulis. Berbagai aplikasi seperti Ms. Word, Notepad, maupun Open Office BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, maka kegunaan komputer dirasa makin besar. Komputer berperan penting dalam mempermudah pekerjaan sehari hari. Salah satu manfaat

Lebih terperinci

Pengantar Penelitian TI

Pengantar Penelitian TI Pengantar Penelitian TI Metodologi Penelitian Pertemuan 1 Rakhmat Arianto, S.ST., M.Kom 1. Pengantar Penelitian 1 1.1. Definisi Penelitian Definisi Penelitian Research (Inggris) dan recherche (Prancis)

Lebih terperinci

BAB 2 METODE PENELITIAN

BAB 2 METODE PENELITIAN BAB 2 METODE PENELITIAN 2.1 Pendekatan Penelitian Industri dairy Indonesia dinilai sangat menguntungkan. Jumlah penduduk yang besar (227 juta orang) dan tingkat konsumsi susu yang masih rendah (8.4 liter/orang/tahun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Informasi Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. (Eka Pratama, 2014). Menurut

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PPPPTK SENI DAN BUDAYA

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PPPPTK SENI DAN BUDAYA SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN PPPPTK SENI DAN BUDAYA Sistematika penyusunan proposal penelitian kuantitatif, kualitatif, dan penelitian pengembangan mengacu pada sistematika berikut ini: A.

Lebih terperinci

Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi

Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi Alexander Setiawan 1, Adi Wibowo 2, Betrice Felita Florensia 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri -

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari sebuah perusahaan, karena tanpa komunikasi pemasaran konsumen maupun masyarakat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank (Bank Financial Institution) adalah suatu badan usaha yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bank (Bank Financial Institution) adalah suatu badan usaha yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah merupakan suatu lembaga keuangan yang penting peranan dan fungsinya dalam sektor ekonomi masyarakat. Lembaga keuangan bank (Bank Financial Institution)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah PT. Telview Technology Bandung merupakan sebuah perusahaan distributor penjualan dan pemasangan kamera Close Circuit TeleVision (CCTV) dan perlengkapan akses

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA

RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA Hendri Supryadi 1, Tursina 2, Novi Safriadi 3 Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura 1,2,3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, diagram alir penelitian, instrumen penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI No. Dokumen Distribusi Tgl. Efektif RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester Tanggal

Lebih terperinci

H. DISAIN RISET KUALITATIF

H. DISAIN RISET KUALITATIF 1 H. DISAIN RISET KUALITATIF 1. DIMULAI DENGAN PERTANYAAN TENTANG MANUSIA DALAM KEHIDUPAN YANG NYATA, DALAM KURUN WAKTU TERTENTU 2. TERDAPAT 3 TAHAP DALAM RISET KUALITATIF: PEMANASAN, PELAKSANAAN, DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) sangatlah penting untuk mengatur jalannya proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi agar lebih efektif dan

Lebih terperinci

RESUME METODOLOGI PENELITIAN BAB 1 (KONSEP DASAR RISET) BUKU KARANGAN JOGIYANTO

RESUME METODOLOGI PENELITIAN BAB 1 (KONSEP DASAR RISET) BUKU KARANGAN JOGIYANTO Ayu Nurul Sabilla (145020301111005) Kelas CG RESUME METODOLOGI PENELITIAN BAB 1 (KONSEP DASAR RISET) BUKU KARANGAN JOGIYANTO Pengertian Riset Dari berbagai pengertian yang dijelaskan oleh Uma Sekaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis tidak terlepas dari perkembangan teknologi, teknologi membantu perusahaan untuk mempertahankan bahkan mengembangkan competitive advantage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membangun sebuah perangkat lunak merupakan sebuah proses yang rumit, dan pada 25 tahun terakhir, para peneliti telah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahanan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN TKK6352 Metodologi Penelitian Name Chalifa Chazar Website script.id Email chalifa.chazar@gmail.com Last update : Juli 2016 chalifa.chazar@gmail.com Course Outline

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java

Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Rancang Bangun Aplikasi Cash Bank dan Sales dengan Service Oriented Architecture pada Platform Java Riyanarto Sarno 1, Dwi Sunaryono 2, Gita Ventyana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas

Lebih terperinci

Perencanaan Arsitektur Data dan Aplikasi pada Divisi Marketing Perusahaan Ekspedisi dan Distribusi X

Perencanaan Arsitektur Data dan Aplikasi pada Divisi Marketing Perusahaan Ekspedisi dan Distribusi X Perencanaan Arsitektur Data dan Aplikasi pada Divisi Marketing Perusahaan Ekspedisi dan Distribusi X Felicia Novita Karjadi 1, Lily Puspa Dewi 2, Yulia 3 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

= Hasil/keadaan awal kemampuan berpikir kritis kelompok middle.

= Hasil/keadaan awal kemampuan berpikir kritis kelompok middle. BAB III METODE PENELITIAN A Desain Penelitian Diperlukan tiga kelompok untuk melihat sejauh mana peningkatan berpikir kritis dengan pembelajaran menggunakan multimedia animasi, kelompok pertama yaitu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dimana peneliti berusaha mengerti kejadian/fenomena

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SEMESTER: 4 KODE : KI091318 SKS: 4 JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA FTIF ITS PROGRAM : S1 DOSEN: KOMPETENSI UTAMA / TIU : untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Disadari maupun tidak, arus informasi dan data secara terus-menerus telah memberikan perspektif baru dalam dunia bisnis. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak)

Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak) Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak) 4.1 Pendahuluan Proses pengembangan atau pengembangan perangkat lunak secara umum merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan dalam siklus

Lebih terperinci

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) Ady Purna Kurniawan Chalifa Chazar ABSTRAK Suatu organisasi membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam melakukan sebuah penelitian, diperlukan sebuah pendekatan/desain penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut memiliki landasan yang kokoh dilihat dari sudut metodologi

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan Kenapa Analisis Kebutuhan Analysis Modeling 1 Definisi Analisis Kebutuhan Definisi Analisis Kebutuhan Penguraian kebutuhan-kebutuhan yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #3 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN RASIONAL Dilakukan dg dg cara yg yg masuk akal shg Terjangkau terjangkau penalaran manusia CARA ILMIAH KEGIATAN PENELITIAN DIDASARKAN CIRI-CIRI

Lebih terperinci

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN METODE USE CASE DRIVEN OBJECT MODELLING (Studi Kasus :Verifikasi Data Pada Penerimaan Siswa Baru)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN METODE USE CASE DRIVEN OBJECT MODELLING (Studi Kasus :Verifikasi Data Pada Penerimaan Siswa Baru) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN METODE USE CASE DRIVEN OBJECT MODELLING (Studi Kasus :Verifikasi Data Pada Penerimaan Baru) Lily PuspaDewi 1, Yupit Sudianto 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK pengembangan perangkat lunak (PL) dapat dianggap sebagai lingkaran pemecahan masalah. Untuk menyelesaikan masalah besar, dipecah menjadi kecil terus-menerus sampai paling kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi di bidang pendidikan, dapat dilihat dari banyaknya media-media pembelajaran yang digunakan di masyarakat. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Disain penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses yang naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) pada saat ini berkembang dengan cepat dan mempengaruhi kegiatan usaha manusia dibidang bisnis. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Instansi yang akan dianalisis merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi, yaitu PT Sumber Tanushu. Perusahaan ini berlokasi di Cimahi, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pada penyusunan penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah faktor yang terpenting yang harus dipenuhi untuk di analisis lebih lanjut. Pengumpulan

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Pengantar System Analyst. Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Pengantar System Analyst. Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Pengantar System Analyst Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI Definisi System Himpunan dari elemen-elemen yang berinteraksi satu sama yang lain untuk mencapai

Lebih terperinci