DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... i

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... i"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup Jadwal Kegiatan... 3 II. METODOLOGI SURVEI Jumlah Responden Pemilihan Sampel Organisasi dan Tata Cara Pelaksanaan Lapangan Petugas Lapangan Penanggung Jawab Teknik Pencacahan Pengiriman Daftar Isian ke Pusat Pengolahan Data SKSIP... 6 III. KONSEP/DEFINISI DAN CARA PENGISIAN KUESIONER... 7 i

2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah merupakan salah satu institusi domestik (residen) yang menjadi pelaku aktivitas ekonom disamping institusi lainnya seperti rumah tangga, korporasi finansial, korporasi non finansial, dan lembaga non profit yang melayani rumah tangga. Institusi pemerintah mempunyai arti dan peranan yang cukup strategis dalam perekonomian dan pembangunan nasional. Di tangan pemerintah terletak kendali finansial/keuangan negara. Oleh karena itu, segala kebijakan pemerintah yang menyangkut aktivitas produksi, konsumsi, dan investasi akan memberikan dampak terhadap kegiatan institusi lainnya. Dalam Produk Domestik Bruto (PDB), pemerintah berperan sebagai produsen sekaligus konsumen. Sebagai produsen, pemerintah merupakan bagian dari lapangan usaha jasa-jasa. Klasifikasi lapangan usaha jasa pemerintahan umum menurut KBLI 2009 terdiri dari: 1. Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Jasa Pendidikan Pemerintah 3. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Pemerintah 4. Jasa Kebudayaan, Hiburan, dan Rekreasi Pemerintah Kegiatan administrasi pemerintahan dan pertahanan adalah kegiatan pemerintah dalam melayani masyarakat umum/publik (melayani masyarakat secara kolektif). Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan jasa pendidikan pemerintah, jasa kesehatan dan kegiatan sosial pemerintah, serta jasa kebudayaan, hiburan dan rekreasi pemerintah adalah kegiatan pemerintah yang melayani masyarakat secara individu. Untuk melihat keterkaitan sektor pemerintah dengan sektor lainnya dapat menggunakan Tabel Input-Output (I-O). Pada Tabel I-O terdapat tiga kuadran yakni kuadran I (transaksi antar sektor/kegiatan), kuadran II (permintaan akhir) dan kuadran III (input primer). Beberapa indikator penting diperlukan dalam Tabel I-O untuk penghitungan nilai tambah dan struktur input jasa pemerintah, seperti: 1

3 jumlah pegawai, upah gaji, dan rincian biaya-biaya yang dikeluarkan dari setiap unit institusi pemerintah. Penghitungan nilai tambah dan stuktur input jasa pemerintah dilakukan secara langsung, yaitu pendekatan ke masing-masing satuan kerja (satker), seperti: sekolah pemerintah, rumah sakit pemerintah, museum pemerintah dan lainnya. Upaya untuk mencari beberapa indikator tersebut dilakukan melalui Survei Khusus Struktur Input Pemerintah (SKSIP). Selanjutnya beberapa indikator penting ini akan dipergunakan dalam penyusunan PDB dan Tabel Input-Output Tujuan SKSIP 2013 ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: a. Struktur jumlah dan balas jasa pegawai pemerintah menurut jenis jasa pemerintah yang diberikan. b. Struktur input jasa pemerintah menurut biaya-biaya Ruang Lingkup SKSIP 2013 dilaksanakan di 22 provinsi terpilih, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, dan Papua. Pada kegiatan selanjutnya SKSIP ini akan dilaksanakan secara bertahap di seluruh provinsi di Indonesia, sehingga data yang dicakup akan semakin lengkap dan komprehensif. Sasaran dari SKSIP 2013 ini adalah unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep di masing-masing provinsi terpilih. 2

4 1.4. Jadwal Kegiatan Kegiatan A. Persiapan dan Perencanaan 1. Penyusunan Metodologi, Pedoman Pencacahan & Daftar Isian 2. Penggandaan Pedoman Pencacahan dan Daftar Isian Jadwal Januari Februari 2013 Februari Pelatihan Instruktur Februari Pelatihan Pencacah Daerah Februari April Pengiriman Dokumen ke Daerah Februari Maret 2013 B. Pelaksanaan 1. Pengambilan Sampel Maret Pencacahan April Juli Pemeriksaan dan Pengawasan Mei Agustus Pengiriman Dokumen ke Pusat Juni Agustus 2013 C. Pengolahan 1. Penyusunan Program Komputer Mei Juni Pengolahan Pra Komputer Juli September Pengolahan Komputer Juli Oktober 2013 D. Analisa dan Penyajian 1. Tabulasi Agustus Oktober Analisa dan Penulisan Laporan Oktober November Penggandaan dan Diseminasi Laporan November

5 II. METODOLOGI SURVEI 2.1. Jumlah Responden Tabel 2.1 Daftar Alokasi Sampel SKSIP 2013 Menurut Provinsi dan Unit Kegiatan/Dinas/Kanwil/Kandep Provinsi Unit Kegiatan Dinas Kanwil/ Kandep Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1. Aceh Sumatera Utara Kepulauan Riau Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantana Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Gorontalo Papua J u m l a h Pemilihan Sampel Di setiap provinsi terpilih dalam SKSIP 2013 ini, akan dicacah sebanyak 40 unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep yang selanjutnya disebut sebagai responden SKSIP Alokasi sampel untuk setiap provinsi terpilih dilakukan sedemikian rupa oleh BPS provinsi terpilih, sehingga setiap jenjang pemerintahan dan jenis 4

6 jasa pemerintah yang diberikan terwakili secara proporsional. Responden SKSIP 2013 yang menghasilkan jasa pendidikan, kesehatan, kegiatan sosial, kebudayaan, hiburan dan rekreasi harus terwakili dalam sampel setiap provinsi terpilih. Kerangka sampel disusun berdasarkan listing yang dilakukan di BPS provinsi, sehingga dapat menggambarkan keadaan lapangan yang sebenarnya. Jumlah sampel harus sesuai dengan target sampel yang ditentukan, yaitu 40 unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep untuk masing-masing provinsi. Banyaknya alokasi sampel menurut provinsi terpilih dalam SKSIP 2013 tercantum pada tabel 2.1 di atas. Penggantian sampel dapat dilakukan ke unit kegiatan yang sesuai (sekolah, rumah sakit, dan lain-lain) jika pada dinas terpilih tidak diperoleh data rinci sesuai kuesioner SKSIP Hal yang harus diperhatikan adalah tidak terjadi double counting akibat penggantian sampel tersebut Organisasi dan Tata Cara Pelaksanaan Lapangan Petugas Lapangan Pencacahan SKSIP 2013 akan dilakukan oleh staf yang ditugaskan dari BPS Provinsi terpilih. Jika tidak ada staf BPS dapat ditugaskan KSK atau mitra kerja dan dibekali dengan surat tugas. Petugas pengawas adalah tenaga teknis BPS provinsi yang berpengalaman mengawasi berbagai aktivitas survei BPS utamanya kepala seksi neraca konsumsi Penanggung Jawab Penanggung Jawab di pusat adalah Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha, Direktorat Neraca Pengeluaran, BPS-RI. Sedangkan untuk daerah adalah Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, di bawah koordinasi Kepala BPS Provinsi Teknik Pencacahan Petugas lapangan setelah dilatih oleh instruktur dari BPS-RI akan mengunjungi setiap responden SKSIP 2013 yang terpilih sebagai sampel. Petugas 5

7 lapangan menjelaskan maksud dan tujuan survei kepada responden. Pada prinsipnya daftar isian harus diisi petugas pada saat berwawancara, akan tetapi untuk jenis data yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu, petugas lapangan dapat memberikan waktu bagi responden untuk mempersiapkannya Pengiriman Daftar Isian ke Pusat Sesuai dengan jadwal kegiatan SKSIP 2013 pada rincian 1.4.b.4, hasil pencacahan diharapkan sudah selesai sebelum tanggal 31 Juli 2013 dan dikirim ke Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha, Direktorat Neraca Pengeluaran BPS paling lambat tanggal 31 September Pengolahan Data SKSIP Pengolahan data untuk Survei SKSIP dilakukan di BPS Pusat dengan petugas pengolah Subdit Neraca Pemerintah dan Badan Usaha. Jika provinsi ingin mengolah Survei SKSIP di provinsi dapat dilakukan dengan mandiri, dengan tetap mengirimkan dokumen Survei SKSIP sesuai jadwal dan atau mengirimkan softcopy hasil pengolahan Survei SKSIP di daerah. 6

8 III. KONSEP/DEFINISI DAN CARA PENGISIAN KUESIONER Bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan konsep dan definisi serta cara pengisian daftar isian (kuesioner) SKSIP Keterangan yang ditanyakan meliputi keterangan umum, keterangan petugas, keterangan jumlah pegawai dan balas jasa pegawai, pendapatan, biaya-biaya, dan catatan. Jawaban responden dicatat pada tempat yang telah tersedia dalam kuesioner. BLOK I. KETERANGAN UMUM Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas mengenai identitas responden SKSIP 2013, seperti: nama provinsi, nama kabupaten/kota, nama unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep, alamat, dan jenis kegiatan utamanya. Rincian 1. Rincian 2. Rincian 3. Rincian 4. Rincian 5. Tuliskan nama provinsi pada tempat yang tersedia. Tuliskan nama kabupaten/kota pada tempat yang tersedia. Tuliskan nama unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep dengan lengkap dan jelas pada tempat yang tersedia. Tuliskan alamat dengan lengkap dan jelas pada tempat yang tersedia. Pilih jenis kegiatan utama pada tempat yang tersedia. BLOK II. KETERANGAN PENCACAHAN Blok ini digunakan untuk mengetahui petugas yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner, pengawasan dan waktu pelaksanaan pencacahan. Rincian 1. Rincian 2. Rincian 3. Tuliskan nama pencacah pada tempat yang tersedia. Tuliskan tanggal pencacahan pada tempat yang tersedia. Tuliskan nama pengawas pada tempat yang tersedia. 7

9 BLOK III. JUMLAH PEGAWAI DAN BALAS JASA PEGAWAI Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai jumlah pegawai dan balas jasa pegawai tahun 2012 di unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep menurut jenis jasa pemerintah. Jumlah pegawai adalah jumlah seluruh pegawai yang berada di unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep. Misalnya, jumlah pegawai puskesmas mencakup seluruh jumlah pegawai yang ada di puskesmas, baik tenaga medis maupun administrasi. Balas jasa pegawai adalah upah dan gaji yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), yang dibayarkan kepada seluruh pegawai yang berada di unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep. Misalnya, upah dan gaji pegawai di puskesmas mencakup jumlah seluruh upah dan gaji pegawai yang berada di puskesmas baik dalam bentuk uang ataupun barang. Rincian 1. Jumlah Pegawai Isikan jumlah pegawai yang bekerja di unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep yang dikelompokkan menurut jenis kegiatannya. Menurut jenis kegiatannya, jumlah pegawai dibagi menjadi pegawai pemerintah bidang administrasi pemerintahan dan pertahanan, bidang jasa pendidikan, bidang jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta bidang kesenian, hiburan dan rekreasi. Pegawai pemerintah bidang jasa administrasi pemerintahan dan pertahanan adalah pegawai pemerintah yang tugasnya memberikan pelayanan jasa pemerintah kepada masyarakat secara umum (jasa kolektif), misalnya: pegawai tata usaha, dan lain-lain. Isikan jumlahnya pada kolom (2). Pegawai pemerintah bidang jasa pendidikan adalah pegawai pemerintah yang tugasnya melayani masyarakat dalam bidang pendidikan atau yang menghasilkan jasa pendidikan, misalnya: guru, dosen, widyaiswara, penyuluh pendidikan, dan lain-lain yang dikelola pemerintah. Isikan jumlahnya pada kolom (3). Pegawai pemerintah bidang jasa kesehatan dan kegiatan sosial adalah pegawai pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan atau 8

10 menghasilkan jasa kesehatan dan bergerak di bidang kegiatan sosial atau menghasilkan jasa sosial, misalnya: dokter, perawat, bidan, pegawai panti asuhan dan lain-lain. Isikan jumlahnya pada kolom (4). Pegawai pemerintah bidang kesenian, hiburan dan rekreasi adalah pegawai pemerintah yang tugasnya melayani masyarakat dalam bidang hiburan, kebudayaan dan rekreasi atau yang menghasilkan jasa hiburan, kebudayaan dan rekreasi, misalnya: penjual karcis masuk taman hiburan/rekreasi, museum dan lain-lain. Isikan jumlahnya pada kolom (5). Rincian 2. Balas Jasa Pegawai Isikan seluruh balas jasa pegawai (dalam ribuan rupiah) yang berupa upah/gaji baik dalam bentuk uang maupun barang beserta tunjangan-tunjangan yang berasal dari APBN/APBD. Upah dan gaji dari APBN/APBD di sini adalah belanja pegawai pemerintah yang terdiri dari gaji pokok dan berbagai macam tunjangan. Isikan jumlah balas jasa pegawai dalam ribuan rupiah. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah pengeluaran yang ditujukan untuk membiayai kegiatan pemerintah. APBN ini terdiri dari belanja pemerintah pusat dan belanja pemerintah daerah. Belanja pemerintah pusat dibagi menjadi belanja pegawai (belanja gaji dan tunjangan, belanja honorarium/lembur/vakasi/tunjangan, dan belanja kontribusi sosial), belanja barang (belanja barang, belanja jasa, belanja pemeliharaan, dan belanja perjalanan), belanja modal, pembayaran bunga hutang, belanja subsidi, belanja hibah dan bantuan sosial. Belanja pemerintah daerah terdiri dari dana perimbangan (dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus), dana otonomi khusus dan penyesuaian (dana otonomi khusus, dan dana penyesuaian/penyeimbang). Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah belanja daerah yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal, belanja hibah, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja tidak terduga. 9

11 BLOK IV. BIAYA-BIAYA Blok ini digunakan untuk mengetahui struktur input dari unit kegiatan/dinas/kanwil/kandep dalam menjalankan kegiatannya. Biaya-biaya ini terbagi atas biaya umum,biaya khusus, dan biaya primer yang masa pemakaiannya kurang dari satu tahun. A. Biaya Umum adalah biaya yang bersifat umum, artinya tiap-tiap unit institusi pemerintah mengeluarkan biaya ini untuk menjalankan kegiatan operasional. Rincian 1. Biaya perlengkapan dan percetakan biaya perlengkapan dan percetakan selama tahun Isikan biaya perlengkapan dan percetakan selama tahun Alat tulis kantor adalah seluruh pengadaan alat tulis kantor yang meliputi pulpen, pensil, ballpoint, penggaris, kertas, buku tulis, jangka, penghapus, kapur tulis, spidol dan lain-lain. Barang cetakan adalah pengadaan barang-barang cetakan seperti buku cetak, majalah, surat kabar, pamflet, nota cetakan, leaflet, spanduk, banner, dan lain-lain. Tekstil meliputi pengadaan barang-barang tekstil seperti gorden, sprei, pakaian jadi (seragam pegawai), taplak, benang, termasuk kapas, perban dan lain-lain. Alat penerangan meliputi bohlam, lampu senter, lampu taman, lentera, lampu sorot, dan lain-lain. Sabun, pembersih porselen, pembersih kaca termasuk juga parfum, sabun pencuci piring, pengharum ruangan, dan lain-lain. Lainnya adalah pengadaan perlengkapan dan percetakan yang tidak termasuk dalam kategori yang telah disebutkan di atas dan sebutkan namanya. Rincian 2. Listrik, Gas, dan Air biaya pemakaian listrik, gas, dan air yang digunakan selama tahun

12 Listrik dan gas (gas kota), isikan biaya pemakaian listrik, baik pemakaian listrik PLN maupun non-pln, dan biaya pemakaian gas kota selama tahun Air (PDAM, dll), isikan biaya pemakaian air, baik PDAM maupun non-pdam selama tahun Rincian 3. Transportasi dan Komunikasi biaya seluruh transportasi dan komunikasi yang digunakan selama tahun Transportasi, isikan seluruh biaya perjalanan yang menggunakan transportasi darat, air dan udara selama tahun Jasa penunjang angkutan, isikan seluruh biaya jasa penunjang angkutan yang meliputi parkir, jalan tol, dan lain-lain. POS dan kurir, isikan seluruh biaya pengiriman surat dan barang (parsel) baik yang menggunakan jasa PT. POS maupun lainnya, seperti TIKI, GNE, Cargo, DHL, dan lain-lain, serta pengiriman melalui jasa kurir. Telekomunikasi, isikan seluruh biaya telekomunikasi yang meliputi biaya telepon tetap, internet, fax, dan lain-lain. Lain-lain, isikan seluruh biaya transportasi dan komunikasi yang tidak termasuk dalam kategori yang telah disebutkan di atas dan sebutkan namanya. Rincian 4. Bahan bakar dan pelumas biaya seluruh pemakaian bahan bakar dan pelumas yang digunakan selama tahun Bahan Bakar Minyak (BBM), isikan seluruh biaya pengeluaran bahan bakar minyak yang meliputi premium, pertamax, solar, bio solar, dan lain-lain. Pelumas, isikan seluruh biaya pengeluaran untuk pelumas, yaitu oli, minyak gemuk, dan minyak pelumas lainnya. 11

13 LPG (Liquified Petroleum Gas), isikan seluruh biaya pengeluaran untuk LPG. Batu bara, isikan seluruh biaya pengeluaran untuk batu bara (briket) Lain-lain, isikan seluruh biaya pengeluaran bahan bakar dan pelumas yang tidak termasuk dalam kategori di atas dan sebutkan namanya. Contohnya: spiritus, paraffin, dan lain-lain. Rincian 5. Hotel dan Restoran biaya hotel dan restoran selama tahun Biaya hotel dan restoran disini adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan operasional unit kegiatan. Hotel dan jasa akomodasi lainnya, isikan biaya pengeluaran untuk penginapan di hotel berbintang, hotel melati, wisma, vila, dan lain-lain. Rumah makan (restoran, warung/kantin, catering), isikan biaya pengeluaran untuk makanan jadi yang dibeli di rumah makan, restoran, warung/kantin, catering, dan lain-lain. Rincian 6. Biaya perbaikan dan pemeliharaan biaya perbaikan dan pemeliharaan selama tahun Biaya perbaikan dan pemeliharaan terdiri atas perbaikan dan pemeliharaan bangunan, serta perbaikan dan pemeliharaan mesin, kendaraan dan lain-lain. Perbaikan dan pemeliharaan bangunan, isikan seluruh biaya pengeluaran untuk perbaikan dan pemeliharaan bangunan. Perbaikan yang dimaksud di sini adalah perbaikan ringan seperti pengecatan sebagian ruangan, perbaikan kunci pintu yang rusak, perbaikan kran air, penggantian kaca yang pecah, dan lain-lain. Perbaikan dan pemeliharaan mesin, kendaraan dan lain-lain, isikan seluruh biaya pengeluaran untuk perbaikan dan 12

14 pemeliharaan mesin, kendaraan dan lain-lain. Sama seperti perbaikan bangunan, perbaikan yang dimaksud dalam item ini adalah perbaikan ringan/kecil, contohnya: pembelian suku cadang kendaraan, perbaikan ringan pada mesin generator, dan lain-lain. Rincian 7. Biaya Sewa biaya sewa yang digunakan selama tahun Biaya sewa meliputi sewa bangunan, kendaraan, mesin dan lain-lain (sebutkan). Jika sewa lebih dari satu tahun, misalnya 2 tahun maka nilai sewanya dibagi dua, sedangkan jika sewa kurang dari satu tahun nilai sewanya dicatat sesuai yang dikeluarkan. Rincian 8. Biaya-biaya Lainnya Rincian ini digunakan untuk mendapatkan biaya-biaya lainnya seperti biaya jasa-jasa, sumbangan dan biaya lainnya selama tahun Jasa Bank, isikan seluruh biaya administrasi dan bunga bank yang dibayarkan oleh unit institusi pemerintah. Jasa Asuransi, isikan biaya asuransi yang dibayarkan oleh unit institusi pemerintah kepada perusahaan asuransi contohnya: asuransi kendaraan bermotor, dan lain-lain. Jasa tenaga ahli/professional, isikan biaya atas jasa tenaga ahli/professional yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan unit institusi pemerintah, contoh: pengacara, akuntan, notaris, dan lain-lain. Jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan, isikan biaya pengeluaran untuk jasa hiburan, rekreasi, dan kebudayaan. Jasa penelitian dan pengembangan, isikan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk keperluan penelitian dan pengembangan, contoh:studi banding untuk tujuan penelitian dan pengembangan guru, dan lain-lain. 13

15 Jasa pendidikan dan pelatihan, isikan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan dan pelatihan (diklat). Contoh: mengikuti diklat di instansi lain, dan sejenisnya. Sumbangan, isikan seluruh pengeluaran untuk sumbangan ke pihak lain. Biaya lainnya, isikan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk jasajasa yang tidak termasuk ke dalam kategori yang telah disebutkan di atas dan sebutkan namanya. Jumlah (A). Rincian ini digunakan untuk mendapatkan jumlah dari semua biaya umum yang dikeluarkan unit institusi pemerintah. Jumlah (A)=Rincian (R1+R2+R3+ +R8) B. Biaya Khusus adalah biaya yang khusus dikeluarkan oleh beberapa unit institusi pemerintah. Rincian 1. Makanan dan minuman pengeluaran makanan dan minuman yang dikeluarkan khusus untuk unit institusi pemerintah dalam pelaksanaan kegiatannya, seperti rumah sakit pemerintah, puskesmas dan panti sosial pemerintah. Pengeluaran untuk makanan dan minuman antara lain beras, roti, ikan, daging, air kemasan, dan lain-lain. Rincian 2. Obat-obatan dan bahan kimia pengeluaran obat-obatan dan bahan kimia yang dikeluarkan khusus untuk rumah sakit pemerintah, puskesmas, sekolah negeri, museum milik pemerintah dan lain-lain dalam pelaksanaan kegiatannya, contoh: obat-obatan dalam bentuk tablet, kaplet, kapsul, sirup, dan lain-lain serta bahan kimia seperti pupuk, pestisida, bahan kimia laboratorium, dan lain-lain. Rincian 3. Peralatan medis pengeluaran peralatan medis sekali pakai, contoh: suntikan, masker dan sejenisnya, sarung tangan dan lain-lain (sebutkan). 14

16 Jumlah (B). Rincian ini digunakan untuk mengetahui jumlah dari semua biaya khusus yang dikeluarkan oleh unit institusi pemerintah. Jumlah (B)= Rincian (R1+R2+R3) C. Biaya Primer adalah balas jasa atas pemakaian faktor-faktor produksi. Biaya primer disebut juga nilai tambah bruto dan merupakan selisih antara output dengan biaya antara. Biaya primer pemerintah terdiri atas: balas jasa pegawai, penyusutan, serta pajak atas produksi lainnya Rincian 1. Balas jasa pegawai balas jasa pegawai yang berupa belanja gaji dan tunjangan, serta belanja honorarium, lembur, vakasi, dan tunjangan khusus selama tahun 2012, baik dalam bentuk uang maupun barang. Gaji dan tunjangan adalah suatu penerimaan sebagai balas jasa pegawai untuk pekerjaan atau jasa yang telah atau yang akan dilakukan, yang ditetapkan menurut perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja. Gaji dan tunjangan mencakup gaji pokok, uang makan dan tunjangan istri/suami/anak, dan lain-lain. Honorarium adalah balas jasa pegawai diluar gaji dan tunjangan. Uang lembur adalah balas jasa pegawai tambahan karena bekerja melebihi waktu yang ditentukan. Vakasi adalah penyediaan dana untuk imbalan bagi penguji atau pemeriksa kertas/jawaban ujian. Tunjangan khusus adalah tunjangan pegawai selain yang disebutkan di atas, contoh: tunjangan ikatan dinas, dan tunjangan kegiatan lainnya. Rincian 2. Pajak atas produksi lainnya pajak atas produksi lainnya. Pajak atas produksi lainnya terdiri dari semua pajak kecuali pajak atas produk, contohnya: Pajak Bumi 15

17 dan Bangunan (PBB), Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan lainlain. Jumlah (C). Rincian ini digunakan untuk mengetahui jumlah seluruh biaya primer yang dibayar oleh unit institusi pemerintah. Total biaya primer = Rincian (R1+R2) D. Total Biaya-Biaya Rincian ini digunakan untuk mengetahui total keseluruhan biaya-biaya unit institusi pemerintah yang terdiri dari biaya umum, biaya khusus dan biaya primer. Total biaya-biaya = Jumlah (A) + Jumlah (B) + Jumlah (C) BLOK V. CATATAN Tuliskan pada blok ini hal-hal yang perlu diperjelas yang menyangkut isian dari setiap blok dalam daftar isian (kuesioner) ini, termasuk penulisan perhitunganperhitungan dan sebagainya. 16

18 BADAN PUSAT STATISTIK Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Telp.: (021) , , , Fax.: (021) Homepage : bpshq@bps.go.id

BUKU PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2014

BUKU PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2014 SKSIP 2014 BUKU PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2014 Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha Direktorat Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik, Republik

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2013

SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2013 RAHASIA SKSIP-2013 BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2013 I. Tujuan survei: SKSIP 2013 ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: 1. Struktur jumlah pegawai

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2015

BUKU PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2015 SKSIP 2015 BUKU PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI KHUSUS STRUKTUR INPUT PEMERINTAH (SKSIP) TAHUN 2015 Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha Direktorat Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik, Republik

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

Survei Khusus Struktur Input Pemerintah (SKSIP), 2014

Survei Khusus Struktur Input Pemerintah (SKSIP), 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Khusus Struktur Input Pemerintah (SKSIP), 2014 ABSTRAKSI Untuk melihat keterkaitan sektor pemerintah dengan sektor lainnya dapat menggunakan Tabel Input-Output (I-O). Pada

Lebih terperinci

INDEPTH - R&D 2015 (K2)

INDEPTH - R&D 2015 (K2) RAHASIA INDEPTH - R&D 2015 (K2) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDEPTH STUDY IMPLEMENTASI SNA 2008 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT ~ R&D) Perhatian : 1. Tujuan survei ini

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) Pengilangan Minyak dan Gas Bumi adalah mencakup usaha pemurnian dan pengilangan minyak bumi yang menghasilkan gas atau LPG, naptha, avigas,

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

Pendapatan JUMLAH PENDAPATAN Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung

Pendapatan JUMLAH PENDAPATAN Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENJABARAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, KELOMPOK, JENIS, OBYEK, RINCIAN OBYEK PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi

PEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi PEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK 2014 Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Sasaran... 2 1.3. Ruang

Lebih terperinci

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008 ISSN : 0216.6070 Nomor Publikasi : 07240.0904 Katalog BPS : 9503003 Ukuran Buku : 28 x 21 cm Jumlah Halaman : 94 halaman Naskah : Subdirektorat Konsolidasi

Lebih terperinci

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 RAHASIA MI-07A APBN REPUBLIK INDONESIA Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Data investasi yang dibiayai oleh APBN. 2. Realisasi belanja modal

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

Kata Pengantar KATA PENGANTAR 2 Ne r a c asa t e l i tpa r i wi s a t ana s i o na l 201 6 KEMENTERI ANPARI WI SATA Websi t e:ht t p: / / www. kemenpar. go. i d ht t p: / / www. i ndonesi a. t r avel Emai l :pusdat i n@kemenpar. go.

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)

LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) R AH A S I A BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Data

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan / Desa *) 5. Nomor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017 RAHASIA MI-07 A APBN REPUBLIK INDONESIA PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed asset)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV 2013 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I 2014

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV 2013 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I 2014 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/02/18.Th.IV, 5 Februari 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV 2013 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN IV-2013 SEBESAR

Lebih terperinci

Pendapatan

Pendapatan PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENJABARAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, KELOMPOK, JENIS, OBYEK, RINCIAN OBYEK PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 44/08/94/Th. VI, 5 Agustus 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

2

2 2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014)

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) Kegiatan ketenagalistrikan adalah kegiatan yang melakukan pembangkitan tenaga listrik, pengoperasian jaringan transmisi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan 4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2016 (dalam rupiah) LAPORAN REALISASI BELANJA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET216 BAGIAN PELAKSANA : 15 KEMENTERIAN KEUANGAN : LRBKW 1 : 16 Juni 216 : 1 SEMULA 1 I. IKHTISAR MENURUT SUMBER

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) 2017 ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas. Buku 2 ini menyajikan data yang lebih lengkap dan terperinci mengenai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 10/11/53/Th. XX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Secara umum kondisi ekonomi dan tingkat optimisme

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2014 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2014

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2014 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2014 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/02/18.Th.IV, 5 Mei 2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2014 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2014 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN I-2014 SEBESAR 108,16

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014 Lampiran II PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 201 TANGGAL 1 AGUSTUS 201 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 201 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI 2.0.2.0.01.00.00.. : :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi fiskal sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 46/05/Th. XVIII, 5 Mei 2015 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015 KONDISI BISNIS MENURUN NAMUN KONDISI EKONOMI KONSUMEN SEDIKIT MENINGKAT A. INDEKS

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) Perusahaan/usaha gas adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kepada rumah tangga,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XVIII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2016 TUMBUH 5,57 PERSEN LEBIH

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 205 dan 204 Dalam Rupiah Anggaran 205 204 4. 4.. 4... 4...0. 4...03. 4...05.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp2.334.880.785 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2014

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Inflai BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 53/08/52/Th VIII, 7 Agustus INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN II- Indeks Tendensi Konsumen (ITK) merupakan indeks komposit persepsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA No. 01/08/53/TH.XIV, 5 AGUSTUS PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN II TUMBUH 5,21 PERSEN Pertumbuhan ekonomi NTT yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan II tahun

Lebih terperinci

PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA BANJARANYAR TAHUN ANGGARAN 2017

PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA BANJARANYAR TAHUN ANGGARAN 2017 Nomor Tahun : 4 Tahun 2017 : 2017 PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA PEMERINTAH DESA BANJARANYAR TAHUN ANGGARAN 2017 KODE REK 1. PENDAPATAN 1.1. Pendapatan Asli Desa 582.961.907,00 577.594.532,00

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016 TRIWULAN II-2016 ITK SEBESAR 104,65 No. 06/08/Th. VI, 5 Agustus 2016 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 58/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Papua Barat Triwulan III 2017 ITK Papua Barat Triwulan III 2017

Lebih terperinci

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS)

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) VIMK11-S REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK TRIWULAN IV ( OKTOBER - DESEMBER ) 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) (1) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS PERUSAHAAN SWASTA NON-FINANSIAL TAHUN 2013

SURVEI KHUSUS PERUSAHAAN SWASTA NON-FINANSIAL TAHUN 2013 R A H A S I A SKPS 2013 SURVEI KHUSUS PERUSAHAAN SWASTA NON-FINANSIAL TAHUN 2013 I. Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: 1. Karakteristik korporasi/perusahaan swasta non finansial,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/02/18 Tahun XVIII, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 TUMBUH 5,15 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA Perekonomian Lampung

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 ) APBD 1 Keuangan Pemerintah Provinsi REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 ) 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-S1 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2017

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2017 Indeks Tendensi Konsumen III-2017 No. 62/11/Th.VI, 6 November 2017 Provinsi Sulawesi Tenggara Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Kondisi ekonomi Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Tenggara pada triwulan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 SEBESAR 98,54

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 SEBESAR 98,54 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 SEBESAR 98,54 No. 12/02/Th. VI, 6 Februari 2017 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan

Lebih terperinci

Pendapatan JUMLAH PENDAPATAN Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung

Pendapatan JUMLAH PENDAPATAN Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENJABARAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, KELOMPOK, JENIS, OBYEK, RINCIAN OBYEK PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS

SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS SE06-UMB-E REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS 1. PROPINSI PENGENALAN TEMPAT (2) () 2. KABUPATEN / KOTA *). KECAMATAN 4. KELURAHAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 No. 63/11/Th.XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 EKONOMI DIY TRIWULAN III-

Lebih terperinci

Berita Resmi Statistik

Berita Resmi Statistik 6 November 2017 2 Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) Berita Resmi Statistik 6 November 2017 Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data Tabel Input-Output Propinsi Kalimantan Timur tahun 2009 klasifikasi lima puluh

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT SE06-UMB-E1 1. PROPINSI (1) REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT (2) (3) 2. KABUPATEN /

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2017 SEBESAR 98.57 No. 29/05/Th. VI, 5 Mei 2017 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2015 MENGALAMI KONTRAKSI 0,09 PERSEN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. No.1562, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/05/18/Th.XVII, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,05 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN I-2015 Perekonomian Lampung triwulan I-2016

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN No. 10/02/91 Th. VI, 6 Februari 2012 INDEKS TENDENSI KONSUMEN A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/08/Th.XVII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2015

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2015 TRIWULAN II-2015 ITK SEBESAR 102,70 No. 06/08/Th. V, 5 Agustus 2015 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagaimana cita-cita kita bangsa Indonesia dalam bernegara yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan menjadi

Lebih terperinci

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3 PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL Minggu 3 Pendahuluan Pendapatan nasional adalah total produksi barang/jasa yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu negara. Istilah yang umum digunakan adalah GDP/GNP atau

Lebih terperinci