DI BAWAH KUASA BERINGIN: KONSOLIDASI GOLKAR DI PESISIR SELATAN DARI ERA ORDE BARU KE ERA REFORMASI
|
|
- Vera Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DI BAWAH KUASA BERINGIN: KONSOLIDASI GOLKAR DI PESISIR SELATAN DARI ERA ORDE BARU KE ERA REFORMASI Ari Febrianto Peneliti Politik Laboratorium Sejarah Universitas Andalas Padang. Abstrak Golongan Karya (Golkar) pada masa Orde Baru merupakan satu-satunya kekuatan politik yang didukung penuh oleh pemerintah. Pada masa ini Golkar disebut sebagai partai pemerintah yang berkuasa selama tiga dasawarsa. Sehingga kemudian Golkar menjelma menjadi mesin pemilu yang meraup mayoritas suara rakyat. Hal ini juga berlaku di Pesisir Selatan (Pessel), dalam setiap pemilu di Pessel pada masa Orde Baru beringin tetap menjadi pemenangnya. Setelah Orde Baru mengalami kegagalan politik yang serius di tengah krisis ekonomi yang melilit bangsa ini, rezim Soeharto mendapatkan tekanan dari rakyat untuk mewujudkan reformasi yang memang sudah menjadi tujuan utama penggulingan ini. Sebagai pelindung utama Golkar, rezim Orde Baru berakhir dengan tuntutan reformasi yang semakin kuat dan banyak pihak yang telah mengatakan bahwa Golkar akan mengalami kehancuran juga seiring dengan kemunduran Soeharto, namun sebaliknya Golkar ternyata mampu bertahan di tengah guncangan politik yang begitu kuat, terbukti ketika pemilu pertama dan kedua di era reformasi dilaksakan Golkar Pessel mampu meraup suara terbanyak. Namun pada Pemilu 2009 untuk pertama kalinya Partai Golkar kalah di Pessel. Kata kunci: Golkar, Orde Baru, Reformasi, Eksistensi ~ 3535
2 Pendahuluan Dalam iklim demokrasi kehadiran partai politik menjadi sesuatu yang signifikan, dan tidak dapat disangkal lagi bahwa partai politik menjadi roda penggerak jalannya sebuah pemerintahan di era demokratisasi. Tidak ada sistem politik yang berjalan tanpa partai politik, kecuali sistem politik otoriter atau kekuasaan tradisional, di mana raja atau penguasa menjalankan pemerintahannya didukung oleh tentara dan polisi. 1 Menilik kembali sejarah sistem politik masa Orde Baru di Indonesia, terlihat Golkar (Golongan Karya) menjadi satu-satunya kekuatan politik yang mendukung penuh pemerintahan. Pada masa itu Golkar juga disebut sebagai partai pemerintah (the ruler s party) yang berkuasa selama 32 tahun. Golkar sepanjang masa Orde Baru muncul sebagai kekuatan politik tak terbendung dan dipandang sebagai organisasi yang menyentuh semua golongan dengan dukungan ABRI dan birokrat yang kemudian bisa menghimpun segala potensi yang ada di masyarakat. 2 Tidak mengherankan kemudian Golkar selalu keluar sebagai pemenang dalam setiap pemilu masa Orde Baru di Pessel. Fenomena ini pada mulanya merupakan suatu kejutan politik yang cukup menarik, karena daerah Pessel sebelumnya merupakan basis partai Islam terutama Masyumi dan Perti. Kehadiran Golkar sebagai partai baru memang tidak diperkirakan sebelumnya akan mampu meraih suara lebih dari separoh peserta pemilu. 1 Akbar Tanjung. The Golkar Way Survival Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi.(Jakarta: Gramedia, 2007), hal Mestika Zed, et. al Sumatera Barat di Panggung Sejarah ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998), hal Pertengahan tahun 1997 gerakan reformasi di Indonesia semakin menguat. Krisis moneter dan krisis kepercayaan melanda Indonesia, dan pemerintah tidak berdaya untuk mengatasinya. Padahal Orde Baru sebelumnya dianggap sebagai pemerintahan yang berhasil membangun perekonomian dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Ketidakmampuan dalam menangani krisis moneter, ekonomi, dan politik membuat Soeharto dan rezim Orde Baru mengalah pada tuntutan rakyat. Dengan kejatuhan Soeharto sebagai pilar utama Golkar, maka banyak golongan yang memprediksi Golkar akan mengalami kemunduran dan bahkan kehancuran seiring dengan hancurnya rezim Orde Baru. Ternyata yang terjadi adalah di luar dugaan, dalam situasi yang tidak menguntungkan ini Partai Golkar akhirnya mampu memperoleh suara terbesar kedua pada pemilu 1999, setelah PDIP, dengan perolehan suara secara nasional (22,4 %). 3 Namun lain halnya dengan daerah Pessel sendiri sebagai basis utama, Partai Golkar mendapatkan suara terbesar dengan perolehan suara (27,9 %) mengungguli pesaingpesaingnya yakni PPP dengan jumlah suara (23,4 %) dan PAN dengan suara (22,5 %), sedangkan PDIP hanya memperoleh suara (14,6 %). 4 Keberhasilan Golkar untuk tetap hidup ini menjadi hal yang luar biasa dan banyak menjadi perhatian karena mampu meraih suara kedua pada Pemilu 1999 di tingkat nasional, tapi tetap eksis di Pessel dan menjadi pemenang pada Pemilu tahun Hal ini menjadi sangat menarik untuk ditinjau lebih jauh mengenai 3 Ibid., Akbar Tanjung., hal Lihat Suara DPD Golkar Pessel Pada Pemilu Tahun ~ 3636
3 kehidupan politik dan kepartaiannya. Namun akhirnya dalam pemilu yang dilaksanakan pada tahun 2009 kedudukan Partai Golkar sebagai juara bertahan dapat digusur oleh pesaing baru yakni Partai Demokrat, berdasarkan hasil perhitungan suara pada Pemilu 2009 Partai Demokrat keluar sebagai pemenang pemilu dengan perolehan suara dan Golkar sendiri hanya menduduki peringkat kedua dengan jumlah suara Awal Golkar di Pesisir Selatan Benar memang pada masa awalnya Golkar masih belum dikenal oleh masyarakat Pessel dan belum sepenuhnya terorganisir dengan baik. Ternyata kondisi dan situasi yang sama juga dirasakan oleh partai politik lainnya, hal ini tidak terlepas dari belum pulihnya keadaan daerah ini pasca pergolakan PRRI dan G.30.S/PKI. Pasca PRRI sampai peristiwa G.30.S/PKI melanda, nyaris kekuatan militer dan PKI yang menguasai daerah Pessel. Kekuatan sebelumnya yang menguasai Pessel seperti Masyumi sudah dibubarkan karena dianggap terlibat pemberontakan PRRI. Hanya militer salah satu kekuatan yang terorganisir dengan baik, maka ada keinginan untuk menggerakkan kembali kekuatan sosial politik dan Golkar adalah salah satu yang menjadi perhatian masyarakat. Sehingga akhirnya banyak tokoh politik dan agama yang lebih memilih Golkar. 6 Pada awalnya memang sulit menjatuhkan pilihan memihak Golkar, dalam keadaan yang tidak 5 Ibid. 6 Wawancara dengan Moesni Oedin, kader Golkar Bidang Peranan Wanita periode sekarang sebagai penasehat DPD Partai Golkar Pessel, di Painan tanggal 18 Oktober menguntungkan bagi partai politik lain, maka masyarakat menyimpulkan bahwa dengan memilih Golkar lebih baik saat itu. Golkar sebenarnya masih sangat hijau dalam percaturan politik di Pessel, jangankan untuk persiapan pemilu pertama pada masa Orde Baru, dalam kepengurusannya pun masih belum bisa diandalkan, namun ada tuntutan untuk menang dalam Pemilu tahun Maka Golkar dengan segenap upaya mencoba mempersiapkan diri menjadi salah satu kontestan pesta demokrasi tersebut. Golkar yang berawal dari Sekber Golkar dengan pimpinan pertamanya adalah Darwis Rangkayo Mudo saat itu menjabat sebagai anggota DPRGR Pessel bersama Alwis Darwis. Darwis Rangkayo Mudo dan Alwis Darwis menjadi tokoh yang penting dalam penegakan politik terutama Golkar di Pessel. Kemudian pada tahun 1971 mantan Dandim 013 Pessel Iskandar terpilih menjadi Ketua DPD Golkar Pessel periode Konsolidasi Golkar Menurut Moesni Oedin, menjelang dan sebelum Pemilu 1971, Golkar bisa dikatakan masih belum terlihat, dan bahkan belum memiliki sekretariat. Dengan situasi yang sulit itu Iskandar sebagai ketua Golkar memiliki tanggung jawab besar untuk memenangkan pemilu yang di depan mata. Golkar harus menang dan itu memang bukan pekerjaan yang mudah, maka dimulailah beberapa strategi dan usaha untuk memenangkan pemilu tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat seperti ninik mamak dan alim ulama. Saat itu Buya Makrifat sebagai salah satu tokoh ulama yang berpengaruh di Pessel dirangkul dan 7 Wawancara dengan Moesni Oedin di Painan tanggal 18 Oktober ~ 3737
4 digerakkkan untuk melakukan pendekatan kepada kalangan ulama. Darwis Rangkayo Mudo juga mengambil peran dalam mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh adat dan kalangan ninik mamak. Sedangkan Alwis Darwis juga berperan dalam pendekatan kepada para guru, salah satu yang direkrut dan akhirnya bergabung dengan Golkar adalah Moesni Oedin. 8 Sementara itu Iskandar sebagai Ketua Golkar juga melakukan pendekatan ke berbagai kalangan terutama kepada kalangan pejabat dan politisi lokal, antara lain kepada Anas Catur 9 dan Asril Zakaria. 10 Dengan dukungan berbagai pihak dan golongan ini akhirnya Golkar dapat memiliki pandangan yang baik tentang peta perpolitikan di tingkat Pessel. Jika semua kalangan dan golongan sudah diajak dan mendapatkan peran masing-masing, maka tidak akan ada lagi harimau yang dapat mengancam kehadiran dan kedudukan Golkar di Pessel selagi tujuan utama mereka sama yakni persatuan ke dalam NKRI. 11 Sehingga kehadiran Golkar di Pessel akhirnya dapat disambut baik oleh semua kalangan masyarakat dan itu terbukti dengan kemenangan mutlak Golkar (86,73 %) hasil Pemilu tahun Jika ditinjau dari hasil Pemilu 1955, mayoritas adalah pendukung partai Islam yang terkelompok dalam beberapa organisasi seperti 8 Moesni Oedin, sebagai salah seorang guru SMP 1 Painan. 9 Anas Catur merupakan salah satu politisi senior di Pessel dan dikenal juga sebagai salah satu pemikir politik yang disegani di tingkat Pessel. 10 Asril Zakaria, seorang politisi yang disegani dan mempunyai pengaruh cukup baik di Pessel. 11 Wawancara dengan Moesni Oedin, di Painan tanggal 18 Oktober Moesni menjadi ketua HWK (Himpunan Wanita Karya) selama tiga periode berturut-turut. Muhammadiyah, Tarbiyah, Perti dan yang lainnya. Namun di Pessel Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang memiliki pengaruh paling kuat. Berdasarkan pengamatan kunci sukses konsolidasi Golkar adalah memutuskan untuk mendekati semua kalangan yang ada tanpa pemaksaan, boleh berbeda organisasi, boleh beda ideologi dan boleh berbeda pendapat, namun Golkar mempunyai satu tujuan yakni mempersatukan kembali NKRI dengan Pancasila sebagai acuannya. Sehingga dengan gaya pendekatan inilah akhirnya Golkar mampu meraih suara mayoritas dalam setiap pemilu masa Orde Baru di Pessel. Namun kemudian bergulirnya reformasi membawa perubahan besar bagi Golkar karena banyak kalangan menyalahkan Golkar dan pembubaran Golkar menjadi sasaran utamanya. Namun akhirnya seiring dengan perubahan nama Golongan Karya menjadi Partai Golkar, konsolidasi di Pessel berhasil menempatkan Partai Golkar sebagai pemenang Pemilu 1999 dengan perolehan 27,9 persen, menyusul PPP dengan 23,4 persen. Kemudian dalam Pemilu 2004 Partai Golkar juga mencatatkan diri sebagai penguasa di Pessel dengan 26,27 persen, diikuti PAN 13,57 persen, namun ketika pemilu ketiga pada masa reformasi bergulir untuk pertama kalinya dalam sejarah Partai Golkar tumbang di Pessel oleh Partai Demokrat. Pers dan Kekalahan Golkar Kekalahan ini merupakan kekalahan pertama Partai Golkar dalam pemilu di Kabupaten Pessel dalam kurun waktu 1971 sampai 2009 (Orde Baru dan Reformasi). Kekalahan di daerah basis utama tentu sangat menyakitkan dan mengundang beberapa pertanyaan yang harus dijawab secara kritis. ~ 3838
5 Untuk menjawab pertanyaan pelik itu, kiranya perlu disadari bahwa terdapat beberapa indikasi yang dapat digunakan dalam menganalisis persoalan ini salah satunya adalah kehadiran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pimpinan Partai Demokrat yang menjelma sebagai sosok yang digadangkan akan mampu merubah masa depan bangsa. 12 Media massa menampilkan SBY sebagai salah satu tokoh kompeten yang teraniaya dan patut mendapatkan perhatian, ternyata memang terbukti lebih efektif karena dalam waktu relatif singkat SBY dan Partai Demokrat dapat menarik perhatian masyarakat, terutama di Pessel. Kemudian media massa juga memainkan peran penting dalam kemenangan Partai Demokrat, dalam kurun waktu 2004 dan 2009 Partai Demokrat semakin kuat dan berkembang, walaupun sebelumnya pada masa Soeharto dunia pertelevisian dipegang dan dikendalikan oleh para kader Golkar. namun setelah reformasi mulai berkurang dan kepemilikan mulai beragam seiring perjalanan demokratisasi di republik ini, tak heran kemudian banyak parpol yang mencoba memanfaatkan ini untuk mengenalkan diri kepada masyarakat. Media massa ternyata ampuh dalam melakukan promosi parpol karena sebagian besar masyarakat pedesaan sudah mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan paling murah dan bisa dinikmati setiap waktu. Partai Demokrat hadir dengan wajah baru tapi dengan strategi baru, kampanye lewat media massa adalah salah satu cara instan mengenalkan Partai Demokrat kepada masyarakat luas. Salah satu iklan partai pemenang Pemilu 2009 ini adalah slogan 12 Wawancara dengan Alirman Sori, Ketua DPD Partai Golkar Pessel periode , di Padang tanggal 10 Desember kampanyenya secara meyakinkan berbunyi Katakan Tidak pada Korupsi. 13 Dengan melakukan penekanan yang pas ketika bangsa ini semakin terpuruk dengan maraknya beberapa kasus korupsi. Partai Demokrat hadir seolah-olah sebagai pahlawan pembawa angin perubahan ke arah yang lebih baik. Beberapa kesempatan juga dimanfaatkan oleh kader partai untuk melakukan dialog dan diskusi terbuka di media massa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah partai politik dalam pemilu yang akan dihadapi, sikap masyarakat Pessel yang terbuka dan dengan kehadiran Partai Demokrat yang seolah-olah sebagai penyelamat telah menyentuh bagi masyarakat Pessel dan Sumbar secara keseluruhan. Hal ini juga berkaitan dengan daerah Pessel yang dulu masih dianggap lemah dalam hal mendapatkan informasi tentang partai politik yang akan bersaing dalam setiap kali pemilu, dengan pemanfaatan dan permainan kekuasaan Partai Golkar selalu menjadi pilihan utama masyarakat, tapi kemudian akses informasi semakin cepat dan informasi bisa didapatkan dengan mudah, salah satunya melalui media massa yang secara aktif menyuarakan pemikiranpemikiran beberapa tokoh dan analisis terhadap beberapa persoalan bangsa membuat masyarakat mulai berfikir dan mulai merasakan diri telah keluar dari kungkungan yang selama ini mendoktrin akan kebenaran sesuatu itu mutlak. Kemudian persoalan lain yang membuat Partai Golkar tidak lagi mendapatkan suara mayoritas di daerah basisnya, karena selama ini 13 Ikrar Nusa Bhakti, Skenario Indonesia 2050: Hancur atau Berjaya? Kompas, 5 Juli ~ 3939
6 setiap janji-janji kampanye yang dilontarkan oleh para kandidat Golkar selalu dipenuhi dan ini tidak terlepas dari dukungan penuh pemerintah Orde Baru, tapi kemudian semenjak reformasi janji-janji manis kampanye hanya tinggal janji dan sangat minim dapat terwujud, sehingga kekecewaan masyarakat terhadap beberapa kader Partai Golkar inilah yang juga menjadi salah satu faktor penyebab berkurangnya suara Golkar di Pessel. Selain itu hal yang membuat Partai Golkar Pessel tersingkir dari posisi juara adalah masalah kepemimpinan yang selama Orde Baru memang adalah orang-orang yang memiliki kemampuan seni dalam memimpin, pemimpin di masa Orde Baru dilihat dari senioritas, loyalitas dan pengabdiannya kepada partai selama ini, namun selama periode reformasi perebutan kursi ketua DPD Partai Golkar Pessel seakan menjadi persaingan tersendiri bagi setiap kader yang merasa masing-masing mempunyai hak dan kepentingannya tidak lagi kesejahteraan rakyat, namun dibalik itu ada misi-misi personal yang ingin dicapai. sehingga akhirnya Partai Golkar tidak lagi menjadi raja di daerah basisnya. Kesimpulan Golkar (Golongan Karya) di masa Orde Baru lahir sebagai satusatunya kekuatan politik terbesar karena didukung oleh pemerintah dan ABRI. Kekuatan ini menjadi begitu nyata ketika memenangkan pemilu 1971 baik secara nasional maupun daerah, terutama di Pessel. Kemudian secara berturut-turut Golkar keluar sebagai pemenang dalam setiap pemilu masa Orde Baru. Gerakan reformasi karena krisis moneter dan ekonomi yang tak terkendalikan membuat keguncangan pemerintahan Orde Baru yang berbuntut pada kemunduran Soeharto sebagai penguasa Orde Baru. Kejatuhan rezim Orde Baru ini berdampak besar terhadap keberlangsungan hidup Golkar di masa depan, banyak pihak yang memprediksi Golkar mengalami kemunduran bahkan kehancuran seiring jatuhnya sang dewa pengatur Orde Baru ini. Terlihat ketika pemilu pertama di era reformasi bergulir pada tahun 1999 diluar prediksi semua orang Partai Golkar ternyata masih mampu meraih suara sempurna dengan perolehan suara suara (27,9 %), disusul PPP suara (23,4 %), PAN suara (22,5 %), PDIP dengan (14,6 %). Kemenangan ini menunjukkan bahwa masyarakat Pessel masih percaya kepada Partai Golkar untuk tetap memimpin walaupun persaingan suara kompetitif dan kemenangan Partai Golkar hanya kemenangan ringan, tapi tetap saja Partai Golkar keluar sebagai pemimpin. Kemudian pada pemilu kedua era reformasi pada tahun 2004 Partai Golkar kembali mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat Pessel dengan memperoleh suara dengan kemenangan besar suara, kemudian disusul oleh Partai PAN dengan jumlah suara , PPP , PBR kemenangan ini membuat Partai Golkar kembali menemukan rohnya di Pessel. Tapi ketika Pemilu 2009 Partai Golkar akhirnya mampu ditumbangkan sebagai partai penguasa di Pessel oleh partai pendatang baru, berdasarkan perhitungan suara pemilu 2009 Partai Demokrat sebagai pesaing baru berhasil tampil dipanggung kemenangan pemilu dengan jumlah suara dengan 7 kursi di DPRD, disusul oleh Partai Golkar dengan hanya memperoleh suara dengan perolehan 6 kursi di DPRD. ~ 4040
7 [ ] Daftar Pustaka Abdullah, Taufik Sebuah Pengantar, dalam Taufik Abdullah, Manusia Dalam Kemelut Sejarah. Jakarta: LP3S. Abdullah, Taufik Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Asnan, Gusti Pemerintahan Daerah Sumatera Barat Dari VOC Hingga Reformasi. Yogyakarta: Citra Pustaka. Budiardjo, Miriam Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia. Gootschalk, Louis Mengerti Sejarah terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI press. Kahin, Audrey Dari Pemberontakan Ke Integrasi : Sumatera Barat dan Politk Indonesia Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. dan George McTurnan Kahin Subversi sebagai Politik Luar Negeri : Menyingkap Keterlibatan CIA di Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. Kuntowijoyo Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. M. Zaidun. Faktor-faktor Penyebab Munculnya Kekerasan Politik Selama Pemilu Jurnal Penelit Din. Sos Volume 1 No. 1 April Ricklefs, M. C Sejarah Indonesia Modern Jakarta: Serambi. Sjamsuddin, Helius Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Syafrizal, Pemerintahan Nagari di Sumatera Barat Dari Demokrasi Terpimpin Hingga Awal Orde Baru , Jurnal Analisis Sejarah Volume 3 Maret Tandjung, Akbar The Golkar Way: Survival Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi. Jakarta: Gramedia. Wirodono, Sunardian Gerakan Politik Indonesia: Catatan Jakarta: Puspa Swara. Zed, Mestika, et al., Sumatera Barat Dalam Panggung Sejarah Jakarta: Sinar Harapan. Singgalang, 19 Maret April Tempo, 25 Agustus- 27 Oktober Waktu, 11 Juli Kompas, 8 Agustus Januari-2 Desember Mei 1992, 5 Juli ~ 4141
BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersamasama dan merealisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum adalah suatu proses dari sistem demokrasi, hal ini juga sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan penuh untuk memilih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan di Indonesia, untuk yang kedua kalinya menjadi peserta di Pemilu 2014. Sebagai partai
Lebih terperinciREFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA
REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA Drs. ZAKARIA Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Kehidupan Kepartaian selama
Lebih terperinci2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA
BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai
148 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat periode tahun 1950-1960. Maka penulis dapat menyimpulkan. Pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejala politik pada bulan mei 1998 merupakan suatu peristiwa bersejarah bagi bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejala politik pada bulan mei 1998 merupakan suatu peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada masa ini terjadi kejatuhan suatu kekuasaan pemerintahan yang diperintah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Peran Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.
BAB I PENDAHULUAN I. 1.Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan tulang punggung dalam demokrasi karena hanya melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan. Kenyataan ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu-isu dan kebijakan politik sangat menentukan perilaku pemilih, tapi terdapat pula sejumlah faktor penting lainnya. Sekelompok orang bisa saja memilih sebuah
Lebih terperinciJK: Tradisi Golkar di Pemerintahan
JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan Daerah dan Ormas Partai Desak Munas Minggu, 24 Agustus 2014 JAKARTA, KOMPAS Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2004-2009 Jusuf Kalla mengatakan, tradisi Partai Golkar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan perpolitikan Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan Munculnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika partai politik di Indonesia mengalami perubahan sejalan dengan perubahan perpolitikan Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945. Munculnya partai politik
Lebih terperinciSILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd
Lampiran 2 SILABUS Tgl Efektif : No. Dokumen :FM-AKM-03-002 No.Revisi : 00 FAKULTAS PROGRAM STUDI MATA KULIAH KELAS/SKS WAKTU DOSEN : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : PENDIDIKAN SEJARAH : SEJARAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga. demokrasi dalam suatu masyarakat negara. (Jurnal Humaniora Volume 14,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kampung merupakan satuan pemerintahan terkecil yang melaksanakan fungsifungsi pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, Kampung juga merupakan wadah partisipasi
Lebih terperinciProgram Kekhususan HUKUM TATA NEGARA
SKRIPSI PELAKSANAAN KEWENANGAN BADAN MUSYAWARATAN NAGARI (BAMUS) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI PADA NAGARI KOTO MALINTANG KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Program Kekhususan HUKUM TATA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
121 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bab terakhir ini, peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari penulisan skripsi yang berjudul " Refungsionalisasi Tentara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini merupakan tahun politik di Indonesia, karena tahun ini di Indonesia menjalani Pemilu.
Lebih terperinciPemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan
Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan RZF / Kompas Images Selasa, 6 Januari 2009 03:00 WIB J KRISTIADI Pemilu 2009 sejak semula dirancang untuk mencapai beberapa tujuan sekaligus. Pertama, menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah babak baru dalam perjalanan kehidupan politik di Indonesia. Rezim
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya rezim orde baru yang dipimpin oleh Soeharto pada tahun 1998 menjadi sebuah babak baru dalam perjalanan kehidupan politik di Indonesia. Rezim orde
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah satunya adalah dengan adanya pelaksanaan pemilihan umum. Esensi dari pemilihan umum adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Presiden dan kepala daerah Pilihan Rakyat. Pilihan ini diambil sebagai. menunjukkan eksistensi sebagai individu yang merdeka.
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi 1998 menghadirkan perubahan proses demokrasi di Indonesia. Pemilihan Presiden/ Wakil Presiden hingga Kepala Daerah dilaksanakan secara langsung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pencitraan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal penting dalam kehidupan bersosial. Melalui pencitraan, manusia memilih hal yang akan dilakukan dan juga
Lebih terperinci2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat dengan masyarakat. Bukan hanya para penyelenggara pemerintahan yang mempraktekan ilmu tersebut. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan kepala daerah (pemilukada) adalah rangkaian panjang dari proses penentuan kepala daerah yang bakal menjadi pemimpin suatu daerah untuk lima tahun (satu periode).
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
82 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil pembahasan tentang Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar) Tahun 1964-1997 yang telah dilakukan di Bab IV. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan berpolitik di Indonesia banyak mengalami perubahan terutama setelah era reformasi tahun 1998. Setelah era reformasi kehidupan berpolitik di Indonesia kental
Lebih terperinciPASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016
PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 Paska Munaslub : Golkar Perlu Branding Baru? Paska Munaslub dengan terpilihnya Setya Novanto (Ketum) dan Aburizal
Lebih terperinciSEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang merupakan salah satu instrument penting penyelenggaraan pemerintah setelah digulirkan otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
Lebih terperinciIni Alasan Partai Islam Terseok-Seok
http://www.suarapembaruan.com/politikdanhukum/ini-alasan-partai-islam-terseok-seok/49944 Jumat, 21 Februari 2014 10:24 Politik Aliran Pemilu 2014 Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok Yasin Mohammad. Partai
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis Iklan Kampanye Partai Politik Pemilu 2009. Secara tekstual, penggunaan kosakata, gaya bahasa,
Lebih terperinciPemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'
Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok' TEMPO.CO 15 Oktober 2012 Lihat Foto TEMPO.CO, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia memprediksi nasib partai Islam pada Pemilu 2014 bakal melemah.»partai dan tokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia
Lebih terperinciJl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website:
WARISAN POLITIK SOEHARTO Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) 391-9582, Fax (021) 391-9528 Website: www.lsi.or.id, Email: info@lsi.or.id Latar belakang Cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Eksekutif.Dengan diaturnya partai politik sebagai satu-satunya tempat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan salah satu wadah untuk menyalurkan aspirasi masyarakat.partai politik merupakan tempat untuk memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperincipublik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.
BAB VI. KESIMPULAN Perubahan-perubahan kebijakan sektor beras ditentukan oleh interaksi politik antara oligarki politik peninggalan rezim Orde Baru dengan oligarki politik reformis pendatang baru. Tarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Liberalisasi politik yang hadir bersamaan dengan liberalisasi ekonomi dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam pemilihan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejumlah perubahan di Indonesia, tercatat peran signifikan gerakan mahasiswa di dalamnya. Gerakan mahasiswa (student movement) merupakan salah satu bentuk dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh
BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh selama penelitian yaitu tentang bagaimana upaya PPP dalam meningkatkan perolehan hasil suara pada Pemilu tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keinginan dan tuntutan adanya pemilihan langsung sebenarnya diilhami praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek politik
Lebih terperinciDemokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka
Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Desain Negara Indonesia Merdeka terbentuk sebagai Negara modern, dengan kerelaan berbagai komponen pembentuk bangsa atas ciri dan kepentingan primordialismenya,
Lebih terperinci2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Partai politik sebagai kekuatan politik mempunyai hak dan bagian dalam setiap pemilihan umum. Pada setiap partai politik menganut ideologinya masing-masing
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan skripsi yang berjudul Gejolak Politik di Akhir Kekuasaan Presiden: Kasus Presiden Soeharto (1965-1967) dan Soeharto
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Dari penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa, kekuatan sumber daya
BAB V KESIMPULAN Dari penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa, kekuatan sumber daya ekonomi yang dimiliki seseorang mampu menempatkannya dalam sebuah struktur politik yang kuat dan penting. Yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi kesinambungan dibandingkan dengan
Lebih terperinciBudiarjo, Miriam Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Daftar Pustaka Ali Safa at, Muchamad. 2001. Pembubaran Partai Politik Pengaturan dan Praktik Pembubaran Partai Politik dalam Pergulatan republik. Jakarta: Rajawali Pers. Amal, Ichlasul. 1988. Teori-teori
Lebih terperinciHubungan Islam Dan Orde Baru. Written by Wednesday, 08 September :03
Mohammad Natsir, salah seorang tokoh Islam terkemuka pada tahun 1972 pernah mengatakan, mereka (penguasa) memperlakukan kita (Islam) seperti kucing kurap. Pada saat Natsir melontarkan kalimat seperti ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998, Indonesia mengalami masa reformasi, dimana rakyat bisa terlibat langsung dalam aktivitas politik di DPR atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia selalu saja menarik untuk diwacanakan, dikaji, diteliti, bahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap upaya untuk menghadirkan ajaran Islam bagi perbaikan kualitas kehidupan manusia selalu saja menarik untuk diwacanakan, dikaji, diteliti, bahkan diwaspadai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara langsung dapat berlangsung tertib dan lancar. Animo masyarakat yang besar atas pesta demokrasi
Lebih terperinciLATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )
LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) 1. Lembaga tinggi negara yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD adalah a. DPR c. DPD e. MK f. MA 2. Yang bukan Tugas MPR adalah a. Melantik Presiden
Lebih terperinciPresiden Seumur Hidup
Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya Orde
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurang lebih 32 tahun Orde Baru berdiri, dan selama pemerintahan itu berlangsung telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap kedudukan di pemerintahan dengan cara melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orde Baru telah mengalami keruntuhan seiring jatuhnya Soeharto sebagai presiden yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun, setelah sebelumnya krisis ekonomi menghancurkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia
101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat sebagai bentuk pemerintahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap
Lebih terperinciMUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG
MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat capres mulai berlomba melakukan kampanye dengan berbagai cara dan melalui berbagai media.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan sosial adalah impian bagi setiap Negara dibelahan dunia termasuk di Indonesia. Upaya untuk mencapai mimpi tersebut adalah bentuk kepedulian sebuah Negara
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap
Lebih terperinciPRESENTASI KEPRIBADIAN CAPRES. Keterpilihan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden tahun
PRESENTASI KEPRIBADIAN CAPRES Keterpilihan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden tahun 2004 seakan menjadi fatwa dimulainya suatu era baru dalam kampanye politik di Indonesia, era politik pencitraan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada tahun 1998, Indonesia mengawali Era Reformasi. Sejak itu telah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1998, Indonesia mengawali Era Reformasi. Sejak itu telah terjadi perubahan sistem politik di Indonesia secara radikal. Sistem politik pada Era Orde Baru yang
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi
BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan Menjadi pemain baru dalam pemilu di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Semua hal mulai dari syarat untuk menjadi partai, syarat lolos verifikasi untuk menjadi peserta pemilu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu menarik adalah diselenggarakannya pemilu di Indonesia. Kita tahu bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perpolitikan di Indonesia selalu menjadi suatu kajian yang menarik untuk diikuti kemudian dianalisis perkembangnya. Salah satu hal yang selalu menarik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pola perilaku yang berkenaan dengan proses internal individu atau kelompok
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengkajian Perilaku pemilih di Indonesia secara spesifik memberi perhatian mendalam tentang pemungutan suara, khususnya mengenai dukungan dan pola perilaku yang berkenaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon
95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan pilar demokrasi dalam suatu negara seperti di Indonesia. Kehadiran partai politik telah mengubah sirkulasi elit yang sebelumnya tertutup bagi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran politik yang di terapkan caleg Sarnata Saidi,SH, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada babbab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam pemenangan pemilu kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga pada pemilu (Pemilu). Pada umumnya partai politik itu dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang berdasarkan kepada kedaulatan rakyat. Hal ini berarti bahwa dalam setiap pembuatan keputusan/ kebijakan harus berdasarkan
Lebih terperinciHANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA PRODI: ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Semester: Genap 2010/2011 Pertemuan 9
HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA PRODI: ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Semester: Genap 2010/2011 Pertemuan 9 PROPAGANDA POLITIK di INDONESIA 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Propaganda Era Soeharto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.
Lebih terperinciBEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014
BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari
Lebih terperinciTANTANGAN DAN STRATEGI PARPOL DALAM PILKADA SERENTAK
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KAJIAN SINGKAT TERHADAP
Lebih terperinci2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Sebagaimana diungkapkan oleh Rudy (2007 : 87)
Lebih terperinci