BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kesantunan Berbahasa dengan Menggunakan Tuturan Tidak Langsung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kesantunan Berbahasa dengan Menggunakan Tuturan Tidak Langsung"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kesantunan Berbahasa dengan Menggunakan Tuturan Tidak Langsung Data 01 Tempat : Kec. Toili Barat di lingkungan keluarga Konteks : Seorang adik yang sedang memasak dengan kakaknya di dapur Isi percakapan : Nur : Sepurone Yan, koyoke iki iwak nggowo piso seng rodo gede kae baru penak mbelahe. (Maaf Yan, kayaknya ini ikan pake pisau yang agak besar sana baru enak belahnya). Yan : O iyo Kak, sek tak jikokne (O ia Kak, tunggu saya ambilkan) Nur : njalok tulong rodo cepet yo, soale Mak e wes apene balek neng omah. (minta tolong agak cepat ya, soalnya Ibu sudah mau pulang ke rumah) Yan : Iyo Kak. (ia Kak) Pada percakapan (data 1) di atas, diperoleh data bahwa percakapan berlangsung di rumah pada siang hari dalam situasi tidak resmi. Pada percakapan tersebut terdapat dua orang bersaudara yakni Kakak (Nur) dan Adik (Yan). Peristiwa ini terjadi pada saat Kakak dan Adik sedang memasak di dapur. Hal itu terlihat pada kalimat Sepurone Yan, koyoke iki iwak nggowo piso seng rodo gede kae baru penak mbelahe. (Maaf Yan, kayaknya ini ikan pakai pisau yang besar sana baru enak membelahnya). Penutur (Nur) terlihat kesusahan memakai pisau kecil dalam membelah ikan, sehingga ia bermaksud menyuruh mitra tutur (Yan) untuk mengambilkan pisau yang agak besar. Kemudian mitra tutur (Yan) menjawab ia akan mengambilkan. Hal tersebut terlihat dalam kalimat O iyo Kak, sek tak jikokne (O ia Kak, tunggu saya ambilkan). Mitra tutur (Yan) tetap akan mengambilkan pisau perintah Kakanya, walaupun ia juga sedang bekerja. Hal itu terlihat dari kata sek (tunggu).

2 Percakapan di atas memberikan gambaran bahwa, penutur (Nur) sangat berhati-hati bertutur dengan maksud menyuruh mitra tutur (Yan) yang sama-sama sedang bekerja di dapur. Penutur mendapat respon baik dari mitra tutur karena tuturan yang disampaikan oleh penutur berkenan di hati mitra tutur. Hal tersebut menandakan bahwa tuturan yang disampaikan oleh penutur (Nur) terdengar santun oleh mitra tutur, walaupun mitra tutur adalah adik dari penutur. Hal itu terlihat pada kata sepurone (maaf). Penggunaan kata maaf menjadi penanda kesantunan tuturan tersebut. Hal itu terjadi karena penutur (Nur) menghargai mitra tutur (Yan) yang juga sedang bekerja. Penutur bermaksud menyuruh mitra tutur untuk mengambilkan pisau, namun penutur tidak menggunakan kalimat perintah. Penutur (Nur) cukup mengatakan Maaf, kayaknya ini ikan pakai pisau yang besar sana lebih enak membelahnya. Kalimat tersebut tidak terdapat kalimat perintah, namun mitra tutur (Yan) tahu maksud dari penutur (Nur) bahwa mitra tutur diperintah oleh penutur untuk mengambilkan pisau. Data itu menunjukkan bahwa, bahasa yang mereka gunakan dalam ranah keluarga merupakan bahasa santun, karena menggunakan tuturan tidak langsung. Pada percakapan (data 02) juga terdapat peristiwa tuturan tidak langsung di atas. Data 02 Tempat Konteks : Kec. Toili Barat di lingkungan keluarga : Seorang anak yang bermaksud meminta tolong kepada Ibunya untuk dikerok badanya Isi percakapan: Sum : Sepurone Mak iseh lahopo sampean? Awakku iki kok rodo nggregesi rasane yo Mak. (Maaf Ibu masih mau kerja apa Ibu? Badanku ini kok meriang rasanya ya Bu). Ibu : Nyapo koe? Yo engkosek tak keroki, Ma e iseh apene ngentasi klambi. (Kenapa kamu? Ya nanti ibu keroki, ibu masih mau angkat pakaian dulu). Sum : Iyo, maternuwon yo Mak. (Ia, terimaksih ya Bu)

3 Percakapan di atas, berlangsung di rumah pada sore hari dalam situasi tidak resmi. Percakapan tersebut terjadi oleh seorang anak (Sum) dan seorang Ibu. Pada saat itu, penutur (Sum) dalam keadaan kurang sehat. Hal tersebut terlihat pada kalimat Awakku iki kok rodo nggregesi rasane yo Mak. (Badanku ini kok meriang rasanya ya Bu). Dari kalimat tersebut, dapat diketahui bahwa, penutur (Sum) sedang kurang sehat. Penutur (Sum) bermaksud untuk meminta tolong agar badannya bisa dilihat oleh Ibunya (biasanya orang Jawa jika badan kurang sehat, maka akan segera dikerok). Namun penutur (Sum) tidak langsung menyuruh Ibunya. Penutur mengawali tuturannya dengan kata Sepurone (Maaf). Kata maaf sebagai penanda kesantunan tuturan tersebut. Penutur sangat paham, bahwa mitra tutur adalah Ibunya, sehingga harus mengawali tuturannya dengan kata yang baik dan santun. Setelah itu, penutur melanjutkan dengan kalimat yang sebenarnya isi dari kalimat tersebut adalah agar Ibunya bisa mengerok badan penutur. Hal tersebut terlihat pada kalimat Mak, iseh lahopo sampean? Awakku iki kok rodo nggregesi rasane yo Mak. (Maaf Bu, masih mau kerja apa Ibu? Badanku ini kok meriang rasanya ya Bu). Kalimat tersebut terdengar tidak menyuruh karena tidak menggunakan kalimat perintah. Namun isi dalam kandungan kalimat tersebut sebenarnya adalah kalimat suruhan. Pada percakapan itu terjadi, respon yang baik dari Ibunya (mitra tutur). Bahkan mitra tutur langsung mengerti maksud dari penutur (Sum). Namun tuturan Ibunya diawali dengan bertanya Nyapo koe? (kenapa kamu?). Kalimat tersebut muncul karena penutur (Sum) juga bertanya Mak e iseh lahopo sampean? (mau kerja apa lagi bu?). kalimat tersebut menunjukkan bahwa penutur (Sum) ingin tahu aktivitas Ibunya lagi, karena ketika tahu Ibunya sudah tidak ada yang dikerja lagi di rumah, maka penutur mempunyai maksud untukmeminta tolong Ibunya. Kemudian penutur (Sum) melanjutkan kalimat tersebut dengan mengatakan bahwa badannya

4 agak meriang. Kalimat tersebut merupakan kalimat yang bersifat berita atau kalimat yang hanya memberitahukan Ibunya bahwa badan penutur sedang kurang sehat. Namun, kesan yang ditangkap oleh mitra tutur (Ibu) bahwa penutur meminta tolong oleh mitra tutur. Pada percakapan itu membuktikan bahwa, tuturan yang digunakan oleh penutur (Sum) dalam percakapan di atas merupakan tuturan tidak langsung. Tuturan tidak langsung lebih santun didengar karena tidak terkesan menyuruh langsung. Selain itu, penggunaan diksi pada percakapan di atas mencerminkan rasa santun. Seperti terlihat pada tuturan Vina Maternuwon (terima kasih). Kata tersebut juga sebagai penanda kesantunan tuturan tersebut. Tuturan tidak langsung juga ditemukan dalam percakapan pada ranah keluarga di bawah ini. Data 03 Tempat Konteks : Kec. Toili Barat di lingkungan keluarga : Seorang Bibi yang bermaksud menegur keponakannya agar rambutnya diikat. Isi Percakapan: Rin : Amet yo Wok, sampean opo ora roso panas? Rambotmu dowomen. (Permisi ya Nak, kamu apa tidak rasa panas? Rambutmu panjang sekali). Mega : Yo sebenere panas Lek, tapi tali rambote nyeblok mboh neng ngendi mau. (Ya sebenarnya panas Bi, tapi ikat rambutnya jatuh tidak tahu di mana tadi). Rin : La iki aku enek karet. (La ini Aku punya karet). Mega : Gowo rene. (Bawa kemari) Tuturan tidak langsung di atas terjadi pula dalam lingkungan keluarga, berlangsung di lapangan sepak bola pada saat sore hari dalam situasi tidak resmi. percakapan tersebut merupakan percakapan antara seorang Bibi (Rin) dengan keponakannya (Mega). Pada saat itu penutur (Rin) dengan mitra tutur (Mega) berada di lapangan sepak bola dalam rangka menonton pertandingan sepak bola antar dusun. Penutur (Rin) bermaksud menegur mitra tutur (Mega) agar dapat mengikat rambutnya. Karena penutur (Rin) merasa gerah/panas melihat rambut panjang yang diurai, apalagi pertandingan tersebut berlangsung pada sore hari, namun masih ada

5 matahari sore yang muncul. Sehingga penutur (Rin) menggunakan tuturan tidak langsung kepada mitra tutur (Mega) agar mitra tutur tidak merasa tersinggung. Hal tersebut terlihat pada kalimat Amet yo Wok, sampean opo ora roso panas? Rambotmu dowomen. (Permisi ya Nak, kamu apa tidak rasa panas? Rambutmu panjang sekali). Tuturan tersebut terdapat kata Amet (permisi). Kata permisi menjadi penanda kesantunan tuturan tersebut. Walaupun dengan yang lebih muda, penutur (Rin) mampu untuk tetap menjaga tuturannya dengan menggunakan kata Amet. Tuturan tidak langsung terlihat pada kalimat sampean opo ora roso panas?rambotmu dowomen (Kamu apa tidak panas? Rambutmu panjang sekali). Kalimat tersebut tidak merupakan kalimat perintah, namun isi dari tuturan tersebut sebenarnya adalah menyuruh. Tuturan yang baik, maka akan mendapatkan respon yang baik. Tanpa basa-basi mitra tutur (Mega) langsung mengatakan tapi tali rambotku nyeblok mboh neng ngendi mau (tapi ikat rambutku jatuh tidak tahu dimana tadi). Mitra tutur (Mega) memahami bahwa tuturan yang disampaikan oleh penutur (Rin) adalah tuturan yang menginginkan bahwa rambutnya harus diikat. Mitra tutur (Mega) tidak merasa tersinggung karena penutur (Rin) mengawali dengan kata Amet (permisi). Pada percakapan itu membuktikan bahwa, penggunaan tuturan tidak langsung lebih terdengar santun dari pada penggunaan tuturan langsung. Tuturan langsung terkadang membuat mitra tutur tersinggung. Penggunaan tuturan tidak langsung tersebut ditandai dengan kata Amet. Kata Amet menjadi penanda keasantunan tuturan tersebut. Pada data 04 ditemukan juga tuturan tidak langsung seperti di atas. Data 04 Tempat : Kec. Toili Barat di lingkungan keluarga

6 Konteks : Seorang Nenek yang lantainya kotor dan bermaksud menyuruh cucunya untuk menyapu. Isi percakapan: Nenek : Njalok tulong Ndo, mestere mbahe rasane kok ngeresmen. (Minta tolong Nak, lantainya Nenek rasanya kok kasar sekali). Cucu : O iyo Mbah rene tak sapokne sek (O ia Nek, sini saya sapukan dulu) Nenek : O iyo maternuwon ( O ia terima kasih) Percakapan di atas, berlangsung di rumah pada pagi hari dalam situasi tidak resmi. pelaku dari percakapan tersebut adalah seorang Nenek dengan Cucunya. Pada saat itu, mitra tutur (Cucu) sedang silaturrahim mengantarkan kolak kerumah neneknya (Penutur). Pada saat itu pula lantai penutur belum sempat disapu. Kemudian penutur (Nenek) bermaksud menyuruh mitra tutur (Cucu) agar dapat menyapukan lantainya. Hal tersebut terlihat pada kalimat Njalok tulong Ndok, mestere mbahe kok rasane ngeresmen. (Minta tolong Nak, lantainya Nenek kok rasanya kasar sekali). Pada tuturan tersebut, penutur (Nenek) mengawali tuturannya dengan kata Njalok tulong. (Minta tolong). Kata itu sebagai penanda kesantunan tuturan tersebut. Penutur (Nenek) cukup mengatakan bahwa lantai sepertinya kasar. Hanya dengan kalimat tersebut, mitra tutur (Cucu) memahami maksud penutur. Hal tersebut dapat diketahui pada kalimat O iyo Mbah rene tak sapokne sek. (O ia Nek, sini saya sapukan dulu). Tuturan tersebut terlihat bahwa mitra tutur sangat peduli dengan penutur. Apalagi penutur menggunakan tuturan yang baik dan santun, sehingga membuat mitra tutur (Cucu) berkenan. Penggunaan diksi yang baik dapat mencerminkan rasa santun suatu tuturan. Selain kata tulong (tolong) sebagai penanda kesantunan tuturan tersebut, ada satu kata lagi yang ucapkan oleh penutur (Nenek) sebagai cerminan rasa santun, yakni kata maternuwon (terima kasih). Penggunaan diksi yang baik serta penggunaan tuturan tidak langsung akan lebih santun didengar.

7 4.1.2 Kesantunan Berbahasa dengan Menggunakan Ungkapan Memakai Gaya Bahasa Penghalus Data 01 Tempat : Kec. Toili Barat di lingkungan keluarga Konteks : Seorang kakak yang lama bertemu adiknya Isi percakapan : Suroto : Les, awakmu kok malah langsingmen ngono. (Les, badanmu kok tambah langsing begini) Kholes : hmmm... langsing opo kak, koyok biteng yo io. (Hmmmm... langsing apa kak, kayak lidi ya ia). Suroto : Palengan arang mangan sampean iyo? (Mungkin jarang makan kamu ya?) Kholes : Yo ora sih Kak. (Ya tidak juga sih Kak). Suroto : Lo nyatane malah cilik ngono, (Lo nyatanya tambah kecil begini). Kholes : Miker pelajaran Kak. (Mikir pelajaran Kak). Pada percakapan (data 1) di atas, diperoleh data bahwa percakapan berlangsung di rumah pada siang hari dalam situasi tidak resmi. Pada percakapan tersebut terdapat seorang Kakak yang lama tidak bertemu adiknya. Seorang Kakak yang bernama Suroto dan adik yang bernama Kholes. Mitra tutur (Kholes) sudah enam bulan baru pulang ke rumah, karena keadaan sekolahnya yang lumayan jauh dari kampung, sehingga ia tinggal di Asrama. Setelah enam bulan lamanya, mitra tutur kembali ke rumah untuk melepas rindu pada keluarganya. Pada percakapan itu, terlihat penutur (Suroto) kaget melihat mitra tutur (Kholes) yang berbadan kurus. Hal tersebut dapat diketahui pada kalimat awakmu kok malah langsingmen ngono. (Badanmu kok tambah langsing begini). Kalimat ini menggambarkan bahwa, penutur (Suroto) sangat menjaga tuturannya agar mitra tutur (Kholes) tidak tersinggung. Penutur (Suroto) tidak menggunakan kata kurus pada tuturannya, melainkan menggunakan kata langsingmen

8 (langsing). Kata langsing merupakan penanda dari kesantunan tuturan tersebut. Penutur (Suroto) lebih menggunakan ungkapan halus dan tidak menggunakan ungkapan kasar. Tuturan yang menggunakan ungkapan penghalus di atas, mengakibatkan respon yang baik bahkan respon yang merendahkan diri sendiri oleh mitra tutur (Kholes). Hal itu terlihat pada kalimat hmmm... langsing opo kak, koyok biteng yo io. (hmmmm... langsing apa kak, kayak lidi ya ia). Kalimat tersebut menunjukkan bahwa, mitra tutur (Kholes) terlihat tambah merendahkan tuturannya dengan mengatakan bahwa ia bukan lagi langsing melainkan seperti biteng (lidi). Kalimat itu menandakan bahwa mitra tutur (Kholes) sedang berkenan di hati, sehingga terlihat bahwa mitra tutur (Kholes) semakin bercanda dengan Kakaknya (Suroto). Kemudian penutur berkata Palengan arang mangan sampean iyo? (Mungkin jarang makan kamu ya?). dijawab oleh mitra tutur Yo ora sih Kak. (Ya tidak juga sih Kak). Data itu menunjukkan bahwa, mitra tutur (Kholes) berbadan langsing bukan karena jarang makan, melainkan ia turun badan karena pusing memikirkan pelajaran di sekolah. Data percakapan itu membuktikan bahwa tuturan yang digunakan dalam percakapan tersebut adalah tuturan yang menggunakan ungkapan memakai gaya bahasa penghalus. Penggunaan diksi yang tepat dan ungkapan memakai gaya bahasa penghalus lebih sopan dan santun untuk didengar. Pada percakapan (data 02) juga terdapat peristiwa atau tuturan yang menggunakan ungkapan memakai gaya bahasa penghalus. Data 02 Tempat Konteks : Kec. Toili barat di lingkungan keluarga : Seorang Bapak yang menegur anaknya karena suaranya terlalu keras. Isi percakapan : Bapak : Rodo nyingger ora iso nang? (Agak menyingkir tidak bisa Nak?)

9 Munir Bapak Munir Bapak Munir : Opo Pak? (Apa Pak?) : Rodo rono sitek, suaramu cemprengmen ora karu-karuan ngono. (Agak kesana sedikit, suaramu melenting ora karua-karuan begitu). : Nyapo Pak e iki e (Kanapa Bapak ini e..) : Bapak jek enek tamu iki lo (Bapak masih ada tamu ini lo ) : O yo Pak. (O ia Pak) Percakapan di atas berlangsung pada hari ahad tepatnya pada pagi hari di dalam rumah dalam situasi tidak resmi. Pada percakapan tersebut, terdapat seorang bapak dengan anaknya. Anaknya tersebut bernama Munir. Penutur (Bapak) yang terlihat sedikit kesal. Hal itu dapat dikatehui pada kalimat Rodo nyingger ora iso nang? (Agak menyingkir tidak bisa Nak?). Kalimat tersebut terdengar bahwa penutur sedang kesal, karena penutur (Bapak) sedang didatangi tamu di rumahnya, sementara mitra tutur (Munir) bersuara keras didekat penutur (Bapak) yang sedang menerima tamu. Penutur (Bapak) menegur mitra tutur (Munir), namun penutur (Bapak) tetap menjaga tuturannya agar terdengar santun dan sopan, karena kalimat penutur akan didengar oleh tamunya. Hal tersebut terlihat pada kalimat Rodo rono sitek, suaramu cemprengmen ora karu-karuan ngono. (Agak kesana sedikit, suaramu melenting tidak karua-karuan begitu). Kata cemprengmen merupakan penanda kesantunan tuturan tersebut. Orang Jawa lebih banyak menggunakan kata cempreng (melenting) dari pada kata banter (keras). Kata cempreng digunakan untuk memperhalus suatu tuturan. Penutur (Bapak) akan terlihat kasar jika menggunakan tuturan yang tidak baik dihadapan tamu. Posisi mitra tutur (Munir) yang berkarakter bandel, tidak dapat memahami bahwa jika ada tamu, maka harus bisa menghormati tamu tersebut. Hal tersebut terlihat bahwa mitra tutur (Munir) selalu membantah penutur (bapak). Seperti terlihat pada kalimat Nyapo Pake iki e (Kanapa Bapak ini e..). Kemudian penutur menjawab Bapak jek enek tamu iki lo (Bapak masih ada tamu ini lo ). Penutur berusaha memahamkan mitra tutur (Munir) dengan

10 mengatakan bahwa penutur (Bapak) masih ada tamu, sehingga mitra tutur (Munir) juga mengerti maksud bapaknya, hal itu dapat dilihat bahwa mitra tutur mengatakan O iyo Pak. (O ia Pak). Data percakapan itu membuktikan bahwa penutur dapat menjaga tuturannya dihadapan tamu. Karena keadaan mitra tutur (Munir) yang belum dapat memahami etika, sehingga mitra tutur (Munir) terus membantah ketika ditegur penutur (Bapak). Namun pada akhirnya mitra tutur (Munir) dapat memahami maksud dari penutur atau bapakanya. Penggunaan ungkapan memakai gaya bahasa penghalus lebih sopan dan santun di dengar. bawah ini. Penggunaan ungkapan memakai gaya bahasa penghalus juga ditamukan pada (data 03) di Data 03 Tempat : Kec. Toili Barat di lingkungan keluarga Konteks : Seorang ibu yang berbicara dengan Kakak ipar perempuan melihat anak perempuan tetangganya yang berbadan gemuk. Isi percakapan: Asmak : Ya Allah.. kae anak e Lek Mus kok gemek-gemek men. (Ya Allah itu anaknya Lek Mus kok tembem sekali) Siti : La piye kon ora geme-gemek Yu, lawong gaweanne nggor mangan turu wae. (La bagaimana tidak mau tembem Kak, sedangkan pekerjaannya saja hanya makan tidur terus). Asmak : La apene gawean opo?urepe makne wes penak ngono. (La mau kerja apa? Hidupnya ibunya sudah mapan begitu). Siti : heleh. Terae terlalu dimanja elo (heleh. Memang terlalu dimanja) Pada percakapan di atas diperoleh data bahwa percakapan berlangsung di halaman rumah pada sore hari dalam situasi tidak resmi. Percakapan tersebut adalah percakapan antara adik dengan kakak ipar. Percakapan itu terjadi pada saat mereka berdua sedang duduk-duduk santai di halaman rumah. Tiba-tiba, mereka melihat anak perempuan tetangganya sedang berjalan. Hal tersebut terlihat pada kalimat Ya Allah.. kae anak e Lek Mus kok gemek-gemek men. (Ya Allah itu anaknya Lek Mus kok tembem sekali). Kalimat itu menunjukkan bahwa penutur (Asmak)

11 heran dengan kegemukkan badan si perempuan tersebut. Dihadapan adiknya, penutur (Asmak) mampu menjaga tuturannya, yakni tidak dengan mengatakan lemumen (gendut). Karena kata tersebut merupakan kata kasar jika didengar. Penutur (Asmak) cukup mengatakan gemekgemek (tembem). Jika lebih luasnya dalam bahasa Jawa, kata gemek-gemek diartikan tembem bukan hanya pipinya namun seluruh badannya. Kata gemek-gemek merupakan penanda kesantunan tuturan tersebut. Data itu menunjukkan bahwa tuturan yang disampaikan oleh penutur (Asmak) merupakan tuturan yang menggunakan ungkapan gaya bahasa penghalus. Namun di sini mitra tutur (Siti) sepertinya blak-blakkan dalam menyampaikan tuturan. Hal tersebut terlihat pada kalimat La piye kon ora geme-gemek Yu, lawong gaweanne nggor mangan turu wae. (La bagaimana tidak mau tembem Kak, sedangkan pekerjaannya saja hanya makan tidur terus). Kalimat tersebut terlihat bahwa mitra tutur (Siti) kurang mampu untuk menjaga tuturannya. Namun, penutur (Asmak) memulai tuturannya dengan menggunakan diksi yang tepan dan santun. Tuturan mitra tutur (Siti) terdengar kurang baik, karena sifat mitra tutur yang agak keras. Dari percakapan tersebut, membuktikan bahwa penutur (Asmak) mampu menjaga tuturannya walaupun sasarannya adalah bukan mitra tuturnya. Tuturan yang digunakannya merupakan tuturan dengan menggunakan ungkapan gaya bahasa penghalus. Penggunaan ungkapan gaya bahasa penghalaus akan lebih santun didengar daripada ungkapan yang biasa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian tersebut dianalisis berdasarkan metode dan pendekatan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian tersebut dianalisis berdasarkan metode dan pendekatan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini, disampaikan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian. Setelah mengadakan penelitian terhadap objek yang dipilih,

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PADA ANAK-ANAK USIA 7 TAHUN 10 BULAN (Analisis Wacana)

TINDAK TUTUR PADA ANAK-ANAK USIA 7 TAHUN 10 BULAN (Analisis Wacana) TINDAK TUTUR PADA ANAK-ANAK USIA 7 TAHUN 10 BULAN (Analisis Wacana) Oleh: Joko Santoso 1 E-mail : joko.spbsi@gmail.com Abstract Events of speech act used by children to make requests to the partner said.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : Seorang suami yang bertanya kepada istrinya. : Anak-anak di mana mak? Belum ada satu pun yang di. Belum pulang pak dari tadi.

LAMPIRAN. : Seorang suami yang bertanya kepada istrinya. : Anak-anak di mana mak? Belum ada satu pun yang di. Belum pulang pak dari tadi. LAMPIRAN Bentuk Campur Kode berupa Penyisipan Kata Data I Suami : Seorang suami yang bertanya kepada istrinya : Anak-anak di mana mak? Belum ada satu pun yang di rumah? (sambil meletakkan tas di atas kursi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan memberikan informasi kepada sesama. Dalam hal ini, keberadaan bahasa diperlukan sebagai

Lebih terperinci

4. Pembeli : padum timunnya kak? berapa timunnya kak? Penjual : enam ribu Pembeli : nggak lima Penjual : hana dapat nggak dapat

4. Pembeli : padum timunnya kak? berapa timunnya kak? Penjual : enam ribu Pembeli : nggak lima Penjual : hana dapat nggak dapat LAMPIRAN 1 : DATA PERCAKAPAN 1. Pembeli 1 : berapa cabe satu kilo buk? Penjual : delapan puluh Pembeli 1 : kalau satu ons berapa? Penjual : delapan ribu Pembeli 2 : kok larang eram kok mahal kali Penjual

Lebih terperinci

APPENDIX I. Koesioner

APPENDIX I. Koesioner APPENDIX I Koesioner Peneliti sedang melakukan studi tentang strategi yang sedang digunakan oleh orang dalam mengungkapkan permintaan maaf. Anda diminta dengan sangat untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan

Lebih terperinci

STRATEGI MENOLAK ANAK USIA SD DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA DI RUMAH NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI MENOLAK ANAK USIA SD DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA DI RUMAH NASKAH PUBLIKASI STRATEGI MENOLAK ANAK USIA SD DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA DI RUMAH NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pedidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan Pendidikan 97 Bab 9 Pendidikan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) memberikan tanggapan tentang cerita pengalaman teman; 2) melakukan percakapan melalui telepon dengan

Lebih terperinci

Kejadian Sehari-hari

Kejadian Sehari-hari Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.1

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.1 1. Fitri: Tadi pagi Kak Ali ikut donor darah? Ali : Iya, Fit. Fitri: Sakit tidak saat darahnya diambil? Ali : Tidak, malah setelah donor dapat makan enak. Fitri:... SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8.

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. pelajaran 1 diri sendiri Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Kompetensi Dasar 1.1 Membedakan berbagai bunyi bahasa. 1.2. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan

Lebih terperinci

Bab 1. Awal Perjuangan

Bab 1. Awal Perjuangan Bab 1 Awal Perjuangan Ivan adalah nama dari seorang anak yang memiliki cita-cita sekolah karena keterbatasan biaya Ivan harus membantu kedua orang tuanya ayah yang bekerja sebagai pemulung sampah dan ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri individu yang beretika adalah individu tersebut santun berbahasa. Santun berbahasa adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial diantara para

Lebih terperinci

SKENARIO KERACUNAN PESTISIDA

SKENARIO KERACUNAN PESTISIDA SKENARIO KERACUNAN PESTISIDA TUGAS PRAKTIKUM disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Wilayah Pertanian dan Perkebunan dengan dosen pengampu Ns. Latifa Aini S., M.Kep.,

Lebih terperinci

Arif Rahman

Arif Rahman INT. DESA SANGIA - PAGI HARI Dengan penuh makna hidup, setiap pagi dan bangun lebih cepat. Mereka harus mempersiapkan diri untuk ke sawah demi tetap merawat tanaman mereka agar selalu sehat. Di saat yang

Lebih terperinci

KISAH DUA SAUDARA ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY

KISAH DUA SAUDARA ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY KISAH DUA SAUDARA By ADANG SUTEJA HADIYANTO TRUE STORY Adang Suteja Hadiyanto Adang Suteja Hadiyanto (09.11.3525) jl mancasan kidul Depok Sleman Yogyakarta. INT.PAGI HARI Di sebuah kota besar yaitu kota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan manusia lain untuk memenuhi segala kebutuhan

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM) AZAN PERTAMA DENDY (Penulis : IDM) Jam menunjukkan pukul 10.30, suasana ruang kelas dua SD Negeri Watambo menjadi ramai. Setiap anak saling mendahului untuk keluar dari kelas. Ibu guru wali kelas dua hanya

Lebih terperinci

Tema 1. Keluarga yang Rukun

Tema 1. Keluarga yang Rukun Tema 1 Keluarga yang Rukun Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia memerlukan bantuan orang lain. Manusia disebut makhluk sosial. Manusia saling bekerja sama. Mereka hidup bersama. Kalian mempunyai keluarga?

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SISWA DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SISWA DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SISWA DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TUTURAN YANG MENGANDUNG EMOSI DI KALANGAN REMAJA DESA RONGGOJATI KECAMATAN BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI: TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK

PENGGUNAAN TUTURAN YANG MENGANDUNG EMOSI DI KALANGAN REMAJA DESA RONGGOJATI KECAMATAN BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI: TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK PENGGUNAAN TUTURAN YANG MENGANDUNG EMOSI DI KALANGAN REMAJA DESA RONGGOJATI KECAMATAN BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI: TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang Para Lakon: 1. Bapak :... 2. Sulung :... 3. Peternak :... 4. Bungsu :... Adegan 1. Seorang bapak setengah baya nampak sedang berbincang-bincang

Lebih terperinci

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke Di kamar Widya, Ricky dan Widya sedang menonton suatu anime. Pada saat anime itu memasukki adegan mesra, Widya langsung memegang tangan Ricky. Lalu Widya berkata bahwa Widya mencintai Ricky, begitu juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial, maka dalam kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk melangsungkan hidup mereka.

Lebih terperinci

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa Aktivitas untuk Belajar tentang Doa MENIRU TELADAN ORANG DEWASA Anak membutuhkan banyak kesempatan untuk mendengar orang dewasa berdoa. Sikap orang dewasa yang tulus dan penuh hormat dalam berdoa amat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pergaulan, baik bermasyarakat, berbangsa, bahkan sampai ke dunia internasional, dibutuhkan suatu etika sebagai alat menilai baik-buruknya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam berkomunikasi, sebagai salah satu kegiatan utama manusia alam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam berkomunikasi, sebagai salah satu kegiatan utama manusia alam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi, sebagai salah satu kegiatan utama manusia alam bermasyarakat, ada tiga hal yang harus diperhatikan agar kita disebut sebagai manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pragmatik sebenarnya adalah ilmu yang memperhatikan pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari dan tidak hanya menguasai dari segi kata atau kalimatnya saja.

Lebih terperinci

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski.

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski. Peristiwa heboh yang terjadi saat pertandingan besar antara kesebelasan PERSIKABA dan TIMNAS masih hangat menjadi perbincangan. Begitupun halnya yang tengah hangat diperbincangkan di Sekolah Dasar Baitunnur.

Lebih terperinci

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku Aku, Sekolah, dan Cita-citaku Melisa Putri Saya tinggal di Desa Kedang Murung bersama kedua orang tua saya. Saya memiliki adik yang bernama Muhammad Hidayat. Saya sekolah di SMP N 1 Kota Bangun, sedangkan

Lebih terperinci

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen Oleh: Siyam Thohiroh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa siyam_thohiroh@yahoo.com

Lebih terperinci

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna tema 5 ketertiban gambar 5.1 masuk kelas dengan tertib biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna kamu harus mampu setelah

Lebih terperinci

Endra Handiyana Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj

Endra Handiyana  Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj Mahir Closing Tanpa Pusing jjjj MAHIR CLOSING TANPA PUSING Setelah Anda selesai menangani keberatan yang timbul maka saatnya Anda menutup penjualan. Dalam menutup penjualan, lakukan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

KATA SAPAAN KEKERABATAN MARGA RANAU. Hetilaniar, M.Pd. Abstrak

KATA SAPAAN KEKERABATAN MARGA RANAU. Hetilaniar, M.Pd. Abstrak KATA SAPAAN KEKERABATAN MARGA RANAU Hetilaniar, M.Pd. FKIP, Universitas PGRI Palembang heti_ardesya@yahoo.co.id Abstrak Marga ranau memiliki stratifikasi sosial bahasa, yaitu kelas saibatin aja adat, kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 1. Kemarin, Hana menerima undangan dari Ibu guru Santi. Bu Santi akan merayakan pesta ulang tahun ke-26 pada sabtu ini. Sekarang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat dan sekolah sangatlah penting, karena dengan bertutur dan berkomunikasi dengan santun dapat menjaga nilai diri sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi vital yang dimiliki oleh manusia dan digunakan untuk berinteraksi antarsesamanya. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki

Lebih terperinci

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah. SAHABAT PERTAMA Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah. Lisha ayo cepat mandinya! Nanti kamu terlambat lho! kata mama dari bawah. Akhirnya Lisha turun dari lantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, karena untuk membentuk suatu hubungan atau kerja sama pasti diawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap suku-suku pasti memiliki berbagai jenis upacara adat sebagai perwujudan

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH A. Identifikasi Klien BAB III DESKRIPSI MASALAH 1. Identitas Klien Nama Tanggal lahir/umur Jenis kelamin Agama Pendidikan Alamat Wali Alamat orang tua : MG : 09 Februari 1998/ 14 tahun : Laki-laki : Islam

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran

Lebih terperinci

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri mereka membutuhkan orang di sekitar untuk membantu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, hal tersebut kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN

PERANCANGAN FILM KARTUN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH KISAH ANAK JALANAN Oleh YUS HARIADI 08.11.2104 S1 TEKNIK INFORMATIKA S1 5D Kisah Anak Jalanan Wrriten by Yus Hariadi 04 November 2010 Anak jalanan Mataram, NTB Blackscreen

Lebih terperinci

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah SATU Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah sekali. Namaku Reginia, Nia begitu sapaan orang-orang kepadaku. Aku dan suamiku Santoso baru saja pindah rumah. Maklum saja, aku dan Santoso adalah

Lebih terperinci

Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu

Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Pertemuan ke 5 s.d 6 Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Menerima dan Melayani Tamu Serta Bertamu Syarat Penting Penerima Tamu : 1. Sopan dan ramah 2. Berkepribadian menarik 3. Bijaksana dan cerdas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada acara temu wicara di televisi dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak Dairi, dan Batak Angkola Mandailing.

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali.

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali. Sesampainya dirumah, Ilham bergegas menghidupkan komputer dan langsung mengirimkan pesan kepada orang yang memberinya note sesuai dengan isi notenya, bahwa Ilham harus mengirimkan pesan setelah menerima

Lebih terperinci

BAHASA BALI DAN MASYARAKAT BALI RANTAU DI KOTA GORONTALO. Oleh. Abstrak

BAHASA BALI DAN MASYARAKAT BALI RANTAU DI KOTA GORONTALO. Oleh. Abstrak 2 BAHASA BALI DAN MASYARAKAT BALI RANTAU DI KOTA GORONTALO Oleh Ni Ketut Ariati Fatmah AR. Umar Salam Abstrak ARIATI, NIKETUT. 2014. Bahasa Bali dan Masyarakat Bali Rantau Di Kota Gorontalo. Skripsi. Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 4 TAHUN DALAM BENTUK KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF, DAN IMPERATIF

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 4 TAHUN DALAM BENTUK KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF, DAN IMPERATIF PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 4 TAHUN DALAM BENTUK KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF, DAN IMPERATIF NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara. Satu desa terdiri dari lima dusun, yakni Dusun Penusupan, Cundukan, Babadan, Wringin,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa

Lebih terperinci

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan Sahabat yang Pergi Kisah ini diawali dari tiga anak laki-laki yang sudah berteman sejak mereka masih duduk di bangku SD. Mereka adalah Louis William, Liam Payne, dan Harry Styles. Louis tinggal bersama

Lebih terperinci

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku Dalam sehari, dia membuatku menangis Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari Hanya dalam sehari BRRAKKK!!! Pukulan Niken nyaris menghancurkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan interkasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik lisan maupun tulisan. Sebelum mengenal tulisan komunikasi yang sering

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang...

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang... SODIS BOTOL AJAIB Seru sekali lomba lari itu! Mereka berlari sekencang-kencangnya untuk memenangkan perlombaan. 4 5 Pada suatu pagi di hari Minggu, Ani dan Ayah berjalan-jalan. Sesampai di dekat lapangan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagai : Subyek 1. Pendidikan Terakhir : SMP Kelas 2 : 2 dari 4 Bersaudara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagai : Subyek 1. Pendidikan Terakhir : SMP Kelas 2 : 2 dari 4 Bersaudara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Partisipan 1. Profil Subyek 1 Sebagai : Subyek 1 Nama : AN Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat saat ini : Sidoarjo Agama : Islam Usia : 18 Tahun Pendidikan

Lebih terperinci

berjalan mengiringi. Pulang kerja, ya? tanya pemuda itu basa-basi. Memang nggak tahu, atau pura-pura nggak tahu, nih? Aku kan masih pakai seragam,

berjalan mengiringi. Pulang kerja, ya? tanya pemuda itu basa-basi. Memang nggak tahu, atau pura-pura nggak tahu, nih? Aku kan masih pakai seragam, CYNDIEALIA Alamanda Beberapa kali Cyndie mengusap peluh dengan sapu tangan warna merah muda, ia ingin cepat sampai di kos, minum air dingin dan kemudian merebahkan tubuh di tempat tidur. Tapi apa bisa

Lebih terperinci

BAB III PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB III PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB III PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Profil Taman Mataram Kota Pekalongan Lapangan Mataram terletak di Kelurahan Podosugih, Kota Pekalongan,

Lebih terperinci

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju 1 PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju halaman rumahnya dan sibuk untuk mengendarai sepeda bututnya itu. Gawat aku telat lagi, itu yang ada di dalam pikirannya. Dia tergesa-gesa hingga hampir menabrak

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek JP P : Assalamu alaikum, selamat pagi S : Wa alaikum salam, pagi.. P : Sebelum nya kakak mintaa maaf dik, mungkin mengganggu waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA PEDOMAN OBSERVASI 1. Meninjau secara langsung lokasi penelitian, serta keadaan sekitar lokasi lingkungan sekolah 2. Mengamati tingkah laku atau akhlak di dalam kelas dan diluar kelas 3. Mengamati akhlak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengetahui gambaran awal tentang subjek. Peneliti terlebih dahulu mengadakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengetahui gambaran awal tentang subjek. Peneliti terlebih dahulu mengadakan 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian berguna untuk mengetahui gambaran awal tentang subjek. Peneliti terlebih dahulu mengadakan survey

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian agar sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Menghormati Orang Lain

Menghormati Orang Lain BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Sikap Toleran Pada Buku Teks Tematik Kelas 1 SD Desain sikap toleran pada buku teks tematik kelas 1 SD meliputi: sikap menghormati orang lain, bekerjasama,

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

SEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA

SEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA SEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA Pemeran Ibu Fitri () (Ibu ) (Bapak ) (Adik ) : Trivia Safitri G : Sifa Fauziah : Wina Artiantini : Meiriska Rusnia F : Leni Aelani M SINOPSIS adalah seorang siswi

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas II

Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas II semester 1 pelajaran 1 gotong royong tujuan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari pelajaran ini siswa diharapkan akan dapat melaksanakan hidup rukun dalam keluarga di sekolah dan di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. 74 BAB IV ANALISIS DATA 1. Temuan Penelitian Pada bab Analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data

Lebih terperinci

KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh:

KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: AMIN KARTIKA SARI A 310 090 251 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6 1. Bacaan untuk soal nomor 2-4 Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba

Lebih terperinci

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan 8 Hemat Energi Bertelepon dan bermain drama hampir sama. Dalam dua kegiatan tersebut terdapat percakapan. Tahukah kamu bagaimana berbicara di telepon? Apa pula yang dinamakan drama itu? Belajar Apa di

Lebih terperinci

BAB V MERANCANG DAN MEWUJUDKAN MIMPI KELOMPOK TANI

BAB V MERANCANG DAN MEWUJUDKAN MIMPI KELOMPOK TANI BAB V MERANCANG DAN MEWUJUDKAN MIMPI KELOMPOK TANI A. Hasil Proses Pendampingan Bersama Kelompok Tani Pada dasarnya pemberdayaan merupakan wujud dari perubahan sosial. Perubahan dari masyarakat yang kurang

Lebih terperinci

KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG. Oleh

KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG. Oleh KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG Oleh Wini Arwila Nurlaksana Eko Rusminto Iqbal Hilal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : winyarwila9@gmail.com

Lebih terperinci

Karya Kreatif Tanah Air Beta

Karya Kreatif Tanah Air Beta Mulyanissa 1 Hapsari Athaya Mulyanissa Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 1 Desember 2011 Karya Kreatif Tanah Air Beta Bagian I: Tujuan Penulisan Tanah Air Beta adalah novel yang dibuat berdasarkan film

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Film 1. Judul : Ada Surga di Rumahmu 2. Genre : Drama, Religi, Keluarga 3. Durasi : 106 menit 4. Sutradara : Aditya Gumay 5. Produser : Putut

Lebih terperinci

INDONESIAN EXAM SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-HIKMAH BENCE. Apek penilaian mendengar dan berbicara. Apek penilaian membaca dan menulis

INDONESIAN EXAM SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-HIKMAH BENCE. Apek penilaian mendengar dan berbicara. Apek penilaian membaca dan menulis INDONESIAN EXAM SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-HIKMAH BENCE Hari, tanggal : Nomor Urut : Nama Siswa : Kelas : Apek penilaian mendengar dan berbicara NILAI KRITERIA NILAI ULANGAN 0 64 65 89 90 100 Tidak

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa 5 Aku Tidak Mengerti Orang Biasa Setelah pertengkaran aneh beberapa minggu lalu, aku berhasil mendapatkan hari libur minggu yang menyenangkan. Kali ini tanpa Siska ataupun ketua yang merencanakan menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berinterasi dengan orang lain. Dalam melakukan interaksi manusia harus menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.

Lebih terperinci

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. 1. KALIMAT 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. Perbedaan kalimat dan klausa Klausa : gabungan kata yang

Lebih terperinci

ANTARA DENDAM DAN CINTA. Oleh: Sri Rahmadani Siregar

ANTARA DENDAM DAN CINTA. Oleh: Sri Rahmadani Siregar ANTARA DENDAM DAN CINTA Oleh: Sri Rahmadani Siregar Sudah sepuluh menit Alya menatap amplop yang ada di dekat kotak surat itu. Kalau nggak salah amplop ini sudah hampir seminggu disini. Tapi kok belum

Lebih terperinci

Perjodohan... Hari ini adalah hari paling bersejarah dalam hidupku.

Perjodohan... Hari ini adalah hari paling bersejarah dalam hidupku. 1 Perjodohan... Hari ini adalah hari paling bersejarah dalam hidupku. Pertama, hari ini adalah hari kelulusanku dari SMA. Kedua, hari ini adalah hari lamaranku. Hah? Iya. Aku lulus, dengan nilai terbaik

Lebih terperinci