Hidrolisis Pati Enzimatis. Abstrak
|
|
- Widya Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hidrolisis Pati Enzimatis Mochamad Iqbal Fernanda, , Kelompok 10, Kelas B Jurusan Perikanan, Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor Telp. (022) / 1888 www. unpad.ac.id Abstrak Hidrolisis merupakan suatu proses pemecahan molekul air yaitu H 2 O menjadi molekul kation berupa H + dan anion berupa OH -, sedangkan hidrolisis pati enzimatis merupakan suatu proses pemecahan polimer menjadi monomer dengan bantuan enzim dan penambahan katalisator berupa larutan asam, dan enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia. Prinsip kerja praktikum ini adalah reaksi pemotongan ikatan α-1,4 glikosidik pada produk pati oleh α amilase. Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu memahami proses hidrolisis pati menggunakan enzim amylase. Praktikum ini menguji 4 sampel yaitu aci, meizena, terigu dan juga tepung beras. Prosedur kerja dari praktikum ini pertama menyiapkan larutan pati yang berupa 4 sampel yang telah disebutkan, kemudian ke empat sampel tersebut dilarutkan dimana tiap satu sampel dilarutkan menjadi 4 ml dan 5 ml, kemudian sampel disimpan dalam tabung reaksi dan selanjutnya ditambahkan larutan iodin sebanyak 2 tetes sehingga menyebabkan perubahan pada larutan tersebut, selanjutnya setiap tabung reaksi ditambahkan enzim amilase sebanyak 6 tetes dan 10 tetes, dan kemudian larutan diinkubasi, setelah diinkubasi larutan dipanaskan, dan kemudian ditambahkan aquades kemudian dihomogenkan dengan vortex mixer, lalu sampel diukur absorbansinnya menggunakan spektofotometer,dan diamati perubahannya. Kata Kunci : Hidrolisis Pati Enzimatis, Enzim Amilase, Spektofotometer PENDAHULUAN Pati atau yang sering kita kenal dengan istilah amilum merupakan karbohidrat atau hidrat arang yang bersifat kompleks yang tidak larut dalam air, dengan wujud bubuk yang berwarna putih, berasa tawar, dan tidak memiliki bau. Pati adalah bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan gukosa(sebagai produk fotosintesis) dalam jangka waktu yang panjang. Pada hewn dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Kata Karbohidrat berarti hidrat dari karbon atau hidrat arang atau sakarida berasal dari bahasa Yunani sakcharon yang berarti gula adalah segolongan besar senyawa organik yang paling banyak serta melimpah di muka bumi ini. Karbohidrat memiliki
2 banyak fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar atau energi (contohnya glukosa), sebagai cadangan makanan (contohnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), sebagai materi pembangun (contohnya selulosa pada tumbuhan serta kitin pada hewan dan jamur). Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tumbuhan dengan bantuan sinar matahari akan menyerap dan menggunakan energi matahari tersebut untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama karbondioksida (CO 2 ) berasal dari udara dan air (H 2 O) dari tanah. Energi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana (glukosa). Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2 ) yang dilepas di udara. Sinar matahari 6 CO H 2 O C 6 H 12 O 6 + 6O 2 Karbohidrat Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerasi dan membentuk polisakarida yaitu salah satu jenis karbohidrat. Jenis-jenis karbohidrat antara lain Karbohidrat Sederhana dan Karbohidrat Kompleks. Karbohidrat Sederhana terdiri dari Monosakarida (Glukosa, Fruktosa, Galaktosa, manosa, dan Ribosa), Disakarida (sukrosa/sakarosa, maltosa, laktosa dan trehaltosa), Gula Alkohol (sorbitol, manitol, dulsitol dan inositol), dan Olisakarida (Rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan Fruktan). Karbohidrat Kompleks terdiri dari Pati, Dekstrin, Glikogen, dan Polisakarida Nonpati/Serat. Struktur karbohidrat terdiri atas molekul karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Contohnya adalah glukosa (C 6 H 12 O 6 ), sukrosa atau gula tebu (C 12 H 22 O 11 ), dan selulosa ((C 6 H 10 O 5 ) n ), dari ketiga contoh tersebut maka karbohidrat mempunyai rumus umun C n (H 2 O) n, Rumus molekul glukosa misalnya, dapat dinyatakan sebagai (C 6 H 12 O 6 ). Oleh karena komposisi demikian, kelompok senyawa ini pernah disebut sebagai hidrat karbon
3 sehingga diberi nama karbohidrat. Akan tetapi, sejak tahun 1880, disadari bahwa senyawa tersebut bukanlah hidrat dari karbon. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida yang artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula. Berdasarkan gugus fungsinya, karbohidrat merupakan suatu polihidroksialdehida atau polihidroksiketon atau senyawa yang pada hidrolisis menghasilkan senyawa seperti itu. Lihat beberapa struktur karbohidrat pada Gambar 1. Semuanya mempunyai gugus aldehida (--- CHO) atau gugus keton (---CO) dan beberapa gugus hidroksil. Glukosa mengandung satu gugus aldehida dan 5 gugus hidroksil, sedangkan fruktosa mengandung satu gugus keton dan 5 gugus hidroksil. Berdasarkan jumlah karbohidrat sederhana yang dihasilkan pada proses hidrolisis, karbohidrat dapat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan satuan karbohidrat paling sederhana, tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain yang sederhana. Monosakarida dapat berikatan satu sama lainnya membentuk dimer, trimer, dan seterusnya dan akhirnya membentuk polimer. Dimer dari monosakarida disebut disakarida. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya berasa manis. Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan monosakarida biasa disebut oligosakarida, sedangkan yang tersusun dari lebih delapan monosakarida disebut polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan lain-lain. a. Glukosa Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena memutar bidang polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula darah, menyusun 0,065-0,11% darah kita. Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, dan maltosa. Glukosa sangat penting bagi kita karena sel tubuh kita menggunakannya langsung untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula pereduksi.
4 D-glukosa β-d-glukosa α-d-glukosa b. Galaktosa Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan gula pereduksi. D-galaktosa β-d-galaktosa α-d-galaktosa c. Fruktosa Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan bersama glukosa. Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang disebut sukrosa. Sama seperti glukosa, fruktosa adalah suatu gula pereduksi.
5 (a). Strukturterbuka. (b). Struktursiklis karbohidrat yang terbentuk ketika dua monosakarida mengalami reaksi kondensasi yang meliputi eliminasi sejumlah kecil molekul, seperti air, dari gugus fungsional saja. Seperti monosakarida, disakarida membentuk larutan berair ketika dilarutkan dalam air. Tiga contoh umum disajarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Disakarida merupakan salah satu dari empat kelompok zat kimia karbohidrat (monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida). Ada dua tipe disakarida yang berbeda, yaitu: disakarida yang mereduksi, di mana satu monosakarida, gula reduksi, masih memiliki unit hemiasetal bebas; dan disakarida non-reduksi, di mana komponen-komponen yang berikatan melalui rantai asetal antara pusat-pusat anomer mereka dan tidak satu pun monosakarida memiliki unit hemiasetal bebas. Sellobiosa dan maltosa merupakan contoh dari disakarida reduksi. Sukrosa dan trehalosa adalah contoh-contoh disakarida non-reduksi. Disakarida terdiri dari sukrosa, maltosa, dan laktosa. Dimana setiap disakarida terdiri dari dua monosakarida. Maltosa merupakan contoh dari disakarida yang tersusun dari dua molekul glukosa. Laktosa merupakan suatu contoh dari disakarida yang tersusun dari molekul polisakarida jenis galaktosa dan glukosa. Sedangkan sukrosa merupakan jenis disakarida yang terdiri dari molekul glukosa jenis fruktosa dan glukosa. Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida, dan bila terdiri dari 3 molekul disebut triosa. Bila sukrosa (sakarosa atau gula tebu). Terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa. Polisakarida Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya. Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida, mengandung banyak satuan monosakarida yang dihubungkan oleh ikata nglikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida
6 akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa. Berikut beberapa polisakarida terpenting. a. Selulosa Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Suatu molekul tunggal selulosa merupakan polimer rantai lurus dari 1,4 -β-d-glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan D-glukosa. Struktur selulosa Dalam sistem pencernaan manusia terdapat enzim yang dapat memecahkan ikatan α- glikosida, tetapi tidak terdapat enzim untuk memecahkan ikatan β-glikosida yang terdapat dalam selulosa sehingga manusia tidak dapat mencerna selulosa. Dalam sistem pencernaan hewan herbivora terdapat beberapa bakteri yang memiliki enzim β-glikosida sehingga hewan jenis ini dapat menghidrolisis selulosa. Contoh hewan yang memiliki bakteri tersebut adalah rayap, sehingga dapat menjadikan kayu sebagai makanan utamanya. Selulosa sering digunakan dalam pembuatan plastik. Selulosa nitrat digunakan sebagai bahan peledak, campurannya dengan kamper menghasilkan lapisan film (seluloid). b. Pati / Amilum Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa. Pati terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya.
7 Amilosa adalah polimer linier dari α-d-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4- α. Dalam satu molekul amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati. Struktur amilosa Molekul amilopektin lebih besar dari amilosa. Strukturnya bercabang. Rantai utama mengandung α-d-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-α. Tiap molekul glukosa pada titik percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6'-α. Struktur amilopektin Hidrolisis lengkap pati akan menghasilkan D-glukosa. Hidrolisis dengan enzim tertentu akan menghasilkan dextrin dan maltosa. Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.hewan dan manusia juga
8 menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Enzim merupakan satu atau beberapa gugusan dari polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis(senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan atau juga disebut dengan energi aktivasi dimana dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaanstruktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α- amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa. Hidrolisis merupakan suatu proses pemecahan molekul air yaitu H 2 O menjadi molekul kation berupa H + dan anion berupa OH -, sedangkan hidrolisis pati enzimatis merupakan suatu proses pemecahan polimer menjadi monomer dengan bantuan enzim dan penambahan katalisator berupa larutan asam, dan enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia. METODOLOGI Praktikum hidrolisis pati enzimatis ini dilaksanakan pada hari pada hari Jumat, pada tanggal 7 November 2014, pukul WIB. Praktikum hidrolisis pati enzimatis dilaksanakan di Laboratorium Biotektonologi Kelautan, gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Peralatan yang digunakan dalam praktikum hidrolisis pati enzimatis ini adalah gelas ukur, fungsi dari alat ini adalah alat untuk mengukur volume larutan dalam skala tertentu. Alat alain yang digunakan adalah alumunium foil yang berfungsi sebagai alat pembungkus dalam autoklaf atau biasa digigunakan dalam hot plate dan sterilisasi, kemudian alat yang digunakan adalah labu ukur yang digunakan sebagai alat untuk membuat larutan baku dan juga pengenceran, alat yang digunakan selanjutnya adalah spektofotometer yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan chaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek yang disebut dengan kuvet, alat selanjutnya yakni hot plate yang digunakan untuk memanaskan sampel, alat lainnya yang digunakan dalam
9 praktikum ini adalah vortex mixer yang berfungsi sebagai alat untuk menghomogenkan larutan. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum hidrolisis pati enzimatis adalah pati yang berupa aci, meizena, terigu, dan tepung beras yang dijadikan larutan. Bahan lainnya yang digunakan dalam praktikum ini adalah glukosa, larutan iodin, enzim amilase. Bahanbahan tersebut digunakan sesuai dengan prosedur yang telah ada didalam modul praktikum biokimia mengenai hidrolisis pati enzimatis. Prosedur Percobaan Menyiapkan sampel pati yang terdiri dari aci, meizena, terigu, dan tepung beras. Setiap sampel terdiri dari 0,2 gram. Sampel disimpan dalam alumunium foil. Melarutkan sampel menjadikan sampel tersebut menjadi 4 ml, dan 5 ml. Kemudian menyimpan sampel dalam tabung reaksi. Menambahkan larutan iodin sebanyak 2 tetes pada setiap sampel yang telah disimpan dalam tabung reaksi. Lalu mengamati sampel Kemudian menambahakan enzim amilase sebanyak 6 tetes dan 10 tetes pada setiap sampel yang telah disimpan dalam tabung reaksi, Memanaskan sampel, lalu mengamati sampel Menginkubasi setiap sampel dalam tabung reaksi pada suhu 55 o C selama 10 menit, setelah itu mengamati perubahan pada larutan tersebut. Memanaskan kembali sampel setelah diinkubasi, memanaskan sampel dilakukan sampai sampel mendidih, atau berbuih. Menghomogenkan larutan dengan menggunakan vortex mixer, namun sebelumnya larutan yang telah dipanaskan, didinginkan terlebih dahulu, kemudian perlakuan selanjutnya adalah menambahkan aquades secukupnya, dan menghomogenkan larutan tersebut. Mengambil sampel dari larutan tersebut dan menyipannya didalam kuvet, lalu mengukur absorbansi larutan sampel tersebut dengan menggunakan spektofotomter, kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Pengamatan Pembuatan Kurva Larutan Standar Glukosa No X Y (Konsentrasi (Absorbansi) Glukosa) X.Y X 2 1 0,4 gr/ml 0, ,3 gr/ml 0, ,2 gr/ml 0, Σ (data untuk kelas Perikanan A, B, C) Kemudian buat persamaan: Y = a + b X Perhitungan Glukosa Standar Dimana rumus untuk mencari a yaitu: a = = = = = -0,0025 Perhitungan Glukosa Standar b = b = = = = 0,085
11 Absorbansi Sehingga, y = -0,0025+0,085x absorban Linear (absorban) Konsentrasi Glukosa Dari persamaan diatas maka dapat dihitung konsentersi glukosa seperti dibawah ini : y = -0,0025+0,085x X = Maka (Data Kelompok 10 ( Sampel aci 5 ml)) : Untuk 6 tetes : X = = gr/ml Untuk 6 tetes : X = = gr/ml Setelah dilakukan pembuatan kurva maka didapatkan hasi koefisien korelasi yaitu : R= nσxy (Σx)(Σy) = 3( 0,0224)-(0,8)(0,069). {nσx² (Σx)²} {nσy 2 (Σy) 2 } {3(0,29)-(0,8) 2 }{3(0,001745)-(0,069) 2 } R= 0,914 Jika dilihat dari nilai koefisien korelasi maka dapat kita Bandingkan nilai koefisien korelasi R 2 dengan tabel interpretasi, yaitu hasil dari koefisien korelasi adalah sebesar 0, 914 itu berarti nilainya menunjukan nilai yang sangat kuat karena Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati +1 (positif Satu) berarti pasangan data Variabel X dan Variabel Y memiliki Korelasi Linear Positif yang kuat/erat.
12 Data Konsenterasi glukosa kel sampel Konsentrasi glukosa( gr/ml) 6 tetes 10 tetes 9 Aci Aci Maizena Maizena Terigu Terigu Tepung beras Tepung beras Pembahasan Hidrolisis pati enzimatis merupakan suatu proses pemecahan atau penguraian polimer menjadi monomer dengan bantuan enzim dan penambahan katalisator berupa larutan asam. Enzim yang dilakukan dalam pengujian ini adalah enzim α- amilase. Pengujian hidrolisis pati enzimatis ini adalah menggunakan beberapa sampel berupa aci, meizena, terigu, dan juga tepung beras. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengukur absobansi pada setiap sampel. Aci, meizena, terigu, dan tepung beras merupakan salah satu contoh dari amilum atau yang sering dikenal dengan istilah pati. Dalam praktikum pengujian hidrolisis pati enzimatis ini sampel yang digunakan berupa amilum seperti aci, meizena, tepung terigu, dan tepung beras. Setiap kelompok melakukan pengujian dengan sampel yang berbeda-beda, namun ada beberapa kelompok yang melakukan pengujian dengan sampel yang sama anmun dengan takaran yang berbeda. Kelompok 10 melakukan uji hidrolisis pati enzimatis dengan sampel berupa aci sebanyak 0,2 gram, mula-mulanya aci dibungkus oleh alumunium foil. Setelah mendapatkan samp[el, kemudian dilakukan pengenceran atau melarutkan sampel berupa aci tersebut sebanyak 5 ml, kemudian menyimpan sampel dalam 2 tabung reaksi yang berbeda pula. Pelarutan ini dilakukan sebagai prosedur awal dalam pengujian sebab proses pengujian hidrolisis pati enzimatis ini dilakukan dalam kondisi cair, pelarutan sampempel ini menggunakan aquades. Setelah sampel dilarutkan maka prosedur selanjutnya yakni penambahan larutan berupa iodine sebanyak 2 tetes, setelah dilakukan penambahan larutan iodi n tersebut maka
13 didapat hasil dengan perubahan warna yang terjadi pada larutan, mula-mulanya larutan berwarna putih seperti susu kemudian setelah penambahan larutan iodine, warna berubah menjadi biru pekat. Kegiatan yang dilakukan setelah penambahan iodine dan setelah pemanasan adalah penambahan enzim amylase. Penambahan enzim dilakukan pada 2 tabung reaksi dengan tabung reaksi yang berbeda. Pada tabung reaksi pertama ditambahkan 6 tetes enzim amylase dan pada tabung reaksi kedua ditambahkan 10 tetes enzim amylase. Setelah ditambahkan enzim dapat dilihat perubahan yang terjadi, yakni pada tabung reaksi 1 yang ditambahkan enzim amylase 6 tetes, warna berubah tetapi masih berwarna biru pekat, dan pada tabung reaksi kedua yakni sampel yang ditambahkan 10 tetes enzim amylase warna sampel berubah menjadi biru sangat pekat. Kemudian larutan dipanaskan sambil diaduk menggunakan spatula, hal tersebut diperuntukan agar sampel tidak menggumpal. Setelah penambahan enzim amylase dan setelah dipanaskan, lalu sampel didinginkan terlebih dahulu kemudian langkah yang selanjutnya dilakukan adalah proses inkubasi pada sampel tersebut, proses inkubasi ini dilakukan agar larutan sampel tetap stabil dan agar enzim tidak terdenaturasi, inkubasi ini dilakukan selama 10 menit, setelah dilakukakan perlakuan inkubasi dapat dilihat perubahan pada sampel tersebut yakni pada sampel yang diberi 6 tetes enzim amylase terjadi perubahan yakni pada lapiasan tersebut terdapat 2 lapisan dimana pada bagian atas berwarna biru dan pada lapiasan bawah terdapat warna coklat, dan pada sampel yang ditambah enzim amylase 10 tetes didapatkan hasil yaitu pada larutan terdapat 2 lapisan juga dengan bagian atas berwarna biru pekat dan pada lapiasan bawah terdapat warna coklat. Setelah dilakukan proses inkubasi, maka kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah proses pemanasan kembali, proses pemanasan ini dilakukan sampai larutan berbuih atau agak mendidih. Setelah dilakukan pemanasan larutan di amati kembali dan didapatkan hasil yakni pada bagian atas berwarna biru dan pada lapiasan bawah terdapat warna coklat perubahan tidak terlalu signifikan. Pada sampel yang ditambah 10 tetes enzim yang kemudian diinkubasi dan selanjutnya dipanaskan kembali maka dapat diamati yaitu pada larutan terdapat 2 lapisan juga dengan bagian atas berwarna biru pekat dan pada lapiasan bawah terdapat warna coklat perubahan pada larutan ini juga tidak berubah secara signifikan. Setelah proses pemanasan selesai dilakukan maka sampel ditambah aquades dan dihomogenkan menggunakan vortex mixer. Setelah itu sampel diukur aborbansinya menggunakan spektofotometer, pengukuran ini dilakukan dengan cara mnuangkan larutan sampel yang telah dihomogenkan menggunakan vortex mixer kedalam kuvet, kemudian diukur absorbansinya.
14 Didapatkan hasil dari pengukuran absorbansi dari larutan sampel aci sebaanyak 5 ml, dengan nilai absorbansi sebesar 1,38 untuk larutan sampel yang ditambahkan enzim amylase sebanyak 6 tetes, dan nilai absorbansi sebesar 1,95 untuk larutan sampel yang ditambahkan enzim amylase sebanyak 10 tetes. Langkah yang dilakukakan selanjutnya yakni penghitungan konsenterasi glukosa seperti yang telah dijelaskan diatas,dan didapatkan hasil yaitu nilai konsenterasi glukosa sebesar gr/ml untuk larutan sampel yang ditambahkan enzim amylase sebanyak 6 tetes, dan nilai konsenterasi glukosa sebesar gr/ml untuk larutan sampel yang ditambahkan enzim amylase sebanyak 10 tetes. Dan jika kita membandingkan dengan kelompok yang sampel yang sama namun dengan takaran atau ukuran pelarutan yang berbeda maka dapat dilihat bahwa pada prosedur yang dilakukan sampel rata-rata mengalami perubahan yang sama baik secara warna ataupun konsenterasi, namun jika dilihat dari segi nilai absorbansi ternyata memilik perbedaan dalam nilai absorbansi pada kelompok yang menggunakan sampel yang sama namun dengan takaran pelarutan yang berbeda, ternyata nilai absorbansi yang terukur adalah sebesar 1,339 untuk larutan sampel yang ditambahkan enzim amylase sebanyak 6 tetes, dan nilai absorbansi sebesar 1,455 untuk larutan sampel yang ditambahkan enzim amylase sebanyak 10 tetes. Langkah yang dilakukakan selanjutnya yakni penghitungan konsenterasi glukosa seperti yang telah dijelaskan diatas,dan didapatkan hasil yaitu nilai konsenterasi glukosa sebesar gr/ml untuk larutan sampel yang ditambahkan enzim amylase sebanyak 6 tetes, dan nilai konsenterasi glukosa sebesar gr/ml untuk larutan sampel yang ditambahkan enzim amylase sebanyak 10 tetes. Perbedaan ini wajar terjadi karena beberapa faktor, misalkan faktor-faktor pada saat prosedur percobaan berlangsung, begitu pula dengan kelompok lainnya yang memilik nilai aborbansi yang berbeda beda pula. Dimana perbedaan data tersebut telah dituliskan pada table data aborbansi dan konsenterasi glukosa diatas. Pengujian hidrolisis pati enzimatis ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan dalam pengujian. Data yang menyebabkan nilai absorbansi diatas satu adalah warna larutan yang akan diabsorbansi terlalu pekat dikarenakan konsenterasi larutan yang terlalu pekat, hal tersebut dapat disebabkan dari pemberian iodine yang terlalu banyak pada larutan sehingga nilai absorbansinya terlalu tinggi yaitu lebih dari satu. Selain itu juga hal yang dapat menyebabkan nilai absorbansinya terlalu tinggi yaitu pada saat pemanasan pada lrutan, tidak dilakukan pengadukan, atau pengudukan kuarng maksimal, sehingga sampel dalam larutan cepat bergumpal. Faktor lainnya juga yaitu pada saat
15 pemanasan suhu penangas air yang kurang panas, ataupun pemanasan larutan yang kurang lama, atau juga bias disebakan karena larutan tidak homogen. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan larutan yang telah dihomogenkan tetap berwarna biru pekat sehingga tidak dapat terbaca oleh spektofotometer, atau nilai yang tertera di spektofotometer lebih dari satu atau terlalu besar, jika nilai yang didapatkan dari spektofotometer lebih dari satu maka dapat dikatakan bahwa sampel kurang baik, karena data yang baik untuk larutan ialah jika nilai absorbansi pada larutan tersebut kurang dari satu, namun jika terlalu mendekati nol pun tidak terlalu baik, karena nilai yang terlalu mendekati nol disebabkan karena larutan terlalu encer, jika nilai absorbansinya semakin baik maka konsenterasi glukosa dapat dihitung mendekati keakuratan KESIMPULAN Jadi kesimpulan yang didapatkan dari praktikum hidrolisis pati enzimatis ini adalah bahwa hidrolisis pati enzimatis merupakan suatu proses pemecahan polimer menjadi monomer dengan bantuan enzim dan penambahan katalisator berupa larutan asam, dan enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia. Konsenterasi larutan dapat diketahui dengan mengukur absorbansi larutan oleh spektofotometer. Jika nilai aborbansi dibawah satu maka data semakin akurat, namun jika data diatas satu maka data kurang baik. Data yang menyebabkan nilai absorbansi diatas satu adalah warna larutan yang akan diabsorbansi terlalu pekat dikarenakan konsenterasi larutan yang terlalu pekat, hal tersebut dapat disebabkan dari pemberian iodine yang terlalu banyak pada larutan sehingga nilai absorbansinya terlalu tinggi yaitu lebih dari satu. Selain itu juga hal yang dapat menyebabkan nilai absorbansinya terlalu tinggi yaitu pada saat pemanasan pada lrutan, tidak dilakukan pengadukan, atau pengudukan kuarng maksimal, sehingga sampel dalam larutan cepat bergumpal. Faktor lainnya juga yaitu pada saat pemanasan suhu penangas air yang kurang panas, ataupun pemanasan larutan yang kurang lama, atau juga bias disebakan karena larutan tidak homogen. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan larutan yang telah dihomogenkan tetap berwarna biru pekat sehingga tidak dapat terbaca oleh spektofotometer, atau nilai yang tertera di spektofotometer lebih dari satu atau terlalu besar, jika nilai yang didapatkan dari spektofotometer lebih dari satu maka dapat dikatakan bahwa sampel kurang baik, karena data yang baik untuk larutan ialah jika nilai absorbansi pada larutan tersebut kurang dari satu, namun jika terlalu mendekati nol pun tidak terlalu baik, karena nilai yang terlalu mendekati
16 nol disebabkan karena larutan terlalu encer, jika nilai absorbansinya semakin baik maka konsenterasi glukosa dapat dihitung mendekati nilai yang akurat. DAFTAR PUSTAKA Hart,H, 1987, Kimia Organik, alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta. Poedjiadi,Anna, Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta. Winarno, F.G, 1997, Kimia Pangan Dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
17 LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) Di Susun Oleh : Nama praktikan : Ainutajriani Nim : 14 3145 453 048 Kelas Kelompok : 1B : IV Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si PROGRAM STUDI DIII ANALIS
Lebih terperinciKARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN
KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,
Lebih terperinciSIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA
AARA I SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan praktikum : Mengidentifikasi jenis sakarida sesuai dengan jenis reaksinya 2. ari, tanggal praktikum : Sabtu, 29 Juni
Lebih terperinciBIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT 1 Karbohidrat Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa
Lebih terperinciUji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis
Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si
KARBOHIDRAT Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP TEORI Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam. Karbohidarat berasal dari kata
Lebih terperinciAnalisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc
Analisa Karbohidrat Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Definisi Karbohidrat Turunan aldehida atau keton yang memiliki rumus umum (CH 2 O) n atau C n H 2n O n. Karbohidrat terbentuk dari sintesa
Lebih terperincicincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan
HASIL DAN DATA PENGAMATAN 1. Uji molish warna cincin ungu pada batas larutan pati cincin ungu pada batas larutan arabinosa cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa
Lebih terperinciKARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)
Jurnal BIOKIMIA Praktikum ke-2, 2011 KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Riska Pridamaulia, Hafiz Alim, Eka Martya Widyowati, dan Maharani Intan Kartika Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n
KARBOHIDRAT Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Februari 2010 Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n Karbohidrat meliputi sebagian zat-zat
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126
Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Pokok Bahasan : Karbohidrat Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian karbohidrat : hasil dari fotosintesis CO 2 dengan
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA
LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA NAMA :Dian Ratnasari PRODI :Teknik Kimia NIM: 12.01.4017 KAMPUS POLITEKNIK LPP Jln. LPP No 1A, Balapan, Yogyakarta 55222, Telp
Lebih terperinciKIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 21 Sesi NGAN BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT Karbohidrat adalah kelompok senyawa aldehid dan keton terpolihidroksilasi yang tersusun dari atom C, H, dan O. Karbohidrat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN I. Pengujian Secara Kualitatif 1. Uji Benedict 1 Glukosa Biru Muda Orange 2 Fruktosa Biru Muda Orange 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Orange
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.
PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PENDAHULUAN Karbohidrat disebut juga sakarida. Karbohidrat
Lebih terperinciKARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR
KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. Oleh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian
Lebih terperinciKARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 25 September 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Listia Vidyawati MM Mayang Dewi MU Annisa Dhiya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktifitas, baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadangkadang
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK Kimia SMK KELAS XII SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG SK DAN KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM
Lebih terperinciPenggolongan Karbohidrat
KARBIDRAT Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. leh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus fungsional yang penting : * Gugus hidroksil * Gugus keton/aldehid Penggolongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karbohidrat 1. Definisi karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang karena
Lebih terperinciPERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT : SARAH MELATI D : K TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT NAMA : SARAH MELATI D NIM : K211 10 291 KELOMPOK : 6 ( ENAM ) ASISTEN : NUR RADHIYAH TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011 LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN
Lebih terperinciANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT
LAPORAN PRATIKUM KIMIA PANGAN ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT Disusun Oleh : KELOMPOK 6 GIZI NONREGULER M. Rifki Fahrian (12310075) M. Zefri (12310076) Najah Imtihani (12310077) Nia Indah Yurica (12310078)
Lebih terperinciSemua karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan
KARBOHIDRAT Semua karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan 6 CO2 + 6 H2O Sinar matahari C 6H12O6 +6 O2 klorofil Fungsi Sumber energi Pemberian rasa manis pada makanan Penghemat protein Pengatur metabolisme
Lebih terperinciANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih
ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaplek (Manihot esculenta Crantz) Gaplek (Manihot Esculenta Crantz) merupakan tanaman perdu. Gaplek berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Adalah uji untuk membuktikan
Lebih terperinciCiri karbohidrat lain :
Fungsi : karbohidrat 1. Sbg bahan bakar/sumber energi 2. Sbg bahan penyusun struktur sel mis : - selulosa, berenergi tetapi tdk dpt diambil energinya oleh makhluk hidup ttt - Chitin - lignin disebut karbohidrat
Lebih terperinci: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.
II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil C H C C CH 2 OH H H C C OH OH
KARBIDRAT Pendahuluan Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar
Lebih terperinciA. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK
POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK 1. Diantara beberapa monomer di bawah ini : Monomer manakah yang dapat membentuk polimer adisi. A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius
Lebih terperinciKARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 2 Oktober 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Caecilia Jessica U Mayang Dewi MU Rizqy Fachria KARBOHIDRAT
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Pangan yang diampu oleh: Siti Mujdalipah, S.TP., M.Si dan Shinta Maharani
Lebih terperinciKADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA
KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd
KARBOHIDRAT Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam Dari namanya molekul yang terdiri dari carbon (C) dan hydrate (air H 2 O) Mempunyai rumus
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok
Lebih terperinciBIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT
BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT 1 2 . 3 . 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Biokimia Kuliah 2 POLISAKARIDA 17 POLISAKARIDA Sebagian besar karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Suatu polisakarida berbeda
Lebih terperinciBAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.
BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik
Lebih terperinciDISAKARIDA. - Suatu senyawa yang bila dihirolisa menghasilkan dua monosakarida :
DISAKARIDA Disakarida : - Suatu senyawa yang bila dihirolisa menghasilkan dua monosakarida : Sukrosa : glukosa + fruktosa Laktosa : Glukosa + galaktosa Maltosa : 2 glukosa Selobiosa : 2 glukosa - Kedua
Lebih terperinciUJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam
Lebih terperinciKecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase
Kecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain sebagai berikut: 1. Menetapkan konstanta Michaelis-Menten 2. mempelajari pengaruh penanbahan
Lebih terperinciEkstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)
Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis) Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciKimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~
Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis
Lebih terperinciPERAN KARBOHIDRAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
PERAN KARBOHIDRAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Satu yang Diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M. A. OLEH : Irma
Lebih terperinci02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan
Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech Kemanisan Beberapa monosakarida dan oligosakarida memiliki rasa manis bahan pemanis Contoh: sukrosa (kristal), glukosa (dalam sirup jagung) dan dekstrosa
Lebih terperinciPENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG Siti Jamilatun, Yanti Sumiyati dan
Lebih terperinciLAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH
LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH Disusun oleh : Oleh: DEWI FIRDAUSI NUZULAH Nim. (133204005) PENDIDIKAN BIOLOGI A 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciKIMIA Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc
KIMIA Karbohidrat Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Definisi Karbohidrat Turunan aldehida atau keton yang memiliki rumus umum (CH 2 O) n atau C n H 2n O n. Karbohidrat terbentuk dari sintesa CO
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (4.1) Penelitian Pendahuluan, dan (4.2) Penelitian Utama. 4.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lama
Lebih terperinciNama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan
Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Saluran Pencernaan Mulut (Kelenjar Ludah / Saliva) Lambung (Kelenjar Lambung) Pankreas (Saluran Pankreas) Usus (Kelenjar Usus) Nama enzim dan fungsinya
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan
PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan Latar Belakang Tujuan: Menentukan kadar gula pereduksi dalam bahan pangan Prinsip: Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,
Lebih terperinci- KARBOHIDRAT PENTING PADA METABOLISME HARUS DIDAPATI DALAM MAKANAN SEHARI-HARI
KARBOHIDRAT = POLI HIDROKSI ALDEHIDA = ALDOSA = POLI HIDROKSI KETON = KETOSA n (H 2 O) m KARBON HIDRAT - KARBOHIDRAT - LEMAK - PROTEIN - VITAMIN A - MINERAL - AIR PENTING PADA METABOLISME HARUS DIDAPATI
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700811) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinciAKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT PADA NASI AKING YANG DIKONSUMSI MASYARAKAT DESA SINGOROJO KABUPATEN KENDAL DISUSUN OLEH KELAS III E KELOMPOK 5 Anjas Wilapangga (116022) Aulia Safitri (116040) Dwi Rizkia Rahmah
Lebih terperinciLATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN
LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Materi Kelas/Sem Waktu Guru Sekolah : Ilmu Pengetahuan Alam : Fotosintesis : VIII/2 : 80 menit : Heri Priyanto, S.Si., M.Si : SMP N 4 Kalikajar Wonosobo 1. Perhatikan
Lebih terperinciA. Senyawa organik sintesis
A. Senyawa organik sintesis Paham lama : senyawa dalam jasad hidup berbeda dengan senyawa lain karena adanya semacam gaya gaib (vital force), para ahli kimia tidak mencoba membuat senyawa organik di laboratorium.
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
V. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Analisis Kimia.1.1 Kadar Air Hasil analisis regresi dan korelasi (Lampiran 3) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara jumlah dekstrin yang ditambahkan pada
Lebih terperinciUji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak
Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient
Lebih terperincilaporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret
laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret V.1 HASIL PENGAMATAN 1. TELUR PUYUH BJ = 0,991 mg/ml r 2 = 0,98 VOLUME BSA ( ml) y = 0,0782x + 0,0023 KONSENTRASI ( X ) 0,1 0,125 0,010 0,2 0,25
Lebih terperinciKARBOHIDRAT DALAM PAKAN KUCING
KARBOHIDRAT DALAM PAKAN KUCING (06 Jul 2017) Karbohidrat dalam Pakan Kucing Apa yang dimaksud dengan Karbohidrat? Karbohidrat merupakan golongan senyawa organik yang terdiri dariunsur Carbon (C), Hidrogen
Lebih terperinciA. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013
A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 D. Tujuan : Menentukan kadar glukosa dalam darah. E. Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya alamnya terutama pada tanaman penghasil karbohidrat berupa serat, gula, maupun pati. Pada umumnya
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciPOLISAKARIDA. Shinta Rosalia Dewi
POLISAKARIDA Shinta Rosalia Dewi Polisakarida : polimer hasil polimerisasi dari monosakarida yang berikatan glikosidik Ikatan glikosidik rantai lurus dan rantai bercabang Polisakarida terbagi 2 : Homopolisakarida
Lebih terperinci- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL
- 1 - KIMIA MAKRMLEKUL KARBIDRAT» Merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi» Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:» Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus
Lebih terperinciKomponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012
Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.
Lebih terperinciMETABOLISME dan KATABOLISME KARBOHIDRAT
METABOLISME dan KATABOLISME KARBOHIDRAT Disampaikan oleh: Sofia Februanti METABOLISME & KATABOLISME KARBOHIDRAT PENGERTIAN KLASIFIKASI METABOLISME DAN KATABOLISME PENGERTIAN KARBOHIDRAT Senyawa organik
Lebih terperinciMetabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2
Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam mengajarkan kita untuk merenungkan ciptaan Allah yang ada di bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa bertambah. Salah satu tanda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti makanan pokok karena mengandung karbohidrat sebesar 27,9 g yang dapat menghasilkan kalori sebesar
Lebih terperinciKARBOHIDRAT Carbohydrate
KARBOHIDRAT Carbohydrate Di akhir kuliah ini, pelajar-pelajar dapat: By the end of this lecture, students may get: 1. Menjelaskan jenis-jenis karbohidrat. 2. Menmbincangkan ciri-ciri asas bagi heksosa.
Lebih terperinciANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT
ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih
Lebih terperinciKIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700824) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinciI. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.
Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. senyawa karbohidrat yang tidak mengandung atom hidrogen dan oksigen dengan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karbohidrat Karbohidrat berasal dari pengertian atom karbon yang terhidrasi dengan rumus (CH 2 O) n. Tetapi pengertian ini sebenarnya sudah tidak tepat lagi karena banyak senyawa
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4
1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak
Lebih terperinciProses Pembuatan Madu
MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp.
BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Identifikasi Pati secara Mikroskopis Waktu Tp. Beras Tp. Terigu Tp. Tapioka Tp. Maizena Awal Akhir 2. Gelatinasi Pati Suspesni Sel Panas Sel
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)
LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri) Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Maya Anjelir Antika Tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin menipis seiring dengan meningkatnya eksploitasi manusia untuk pemenuhan kebutuhan akan bahan bakar
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.5
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.5 1. Hasil fotosintesis berupa... Oksigen dan karbondioksida Karbondioksida dan amilum Oksigen dan amilum Karbondioksida dan selulosa Pada proses
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai.
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biji Jali Tanaman jali termasuk dalam tanaman serealia lokal. Beberapa daerah menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai. Klasifikasi
Lebih terperinciMODUL X FOTOSINTESIS
58 MODUL X FOTOSINTESIS TUJUAN Membuktikan fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan oksigen. TEORI Fotosintesis merupakan suatu peristiwa penyusunan senyawa komplek dari senyawa sederhana dengan bantuan
Lebih terperinciACARA 2 METABOLISME. Kadar Simpanan Amilum dalam Daun Monokotil dan Dikotil
ACARA 2 METABOLISME Kadar Simpanan Amilum dalam Daun Monokotil dan Dikotil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pati atau amilum, polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan
Lebih terperinciANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM
ANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM Oleh: Qismatul Barokah 1 dan Ahmad Abtokhi 2 ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PENGARUH ph TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM : RR. DYAH RORO ARIWULAN NIM : H
LAPRAN PRAKTIKUM BIKIMIA PERCBAAN VII PENGARU p TERADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM NAMA : RR. DYA RR ARIWULAN NIM : 411 10 272 KELMPK : VI (EMPAT) ARI / TANGGAL : RABU/ 9 NVEMBER 2011 ASISTEN : MU. SYARIF AQA
Lebih terperinciKARBOHIDRAT. M. Anwari Irawan. Sports Science Brief
KARBOHIDRAT M. Anwari Irawan Sports Science Brief www.pssplab.com KARBOHIDRAT M. Anwari Irawan Volume 01 (2007) No. 03 1. Pendahuluan Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah
Lebih terperinciGambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
LAJU INVERSI GULA Sukrosa Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam
Lebih terperinciPENENTUAN DAYA CERNA PROTEIN IN VITRO DAN PENGUKURAN DAYA CERNA PATI SECARA IN VITRO
Laporan Praktikum Evaluasi Nilai Biologis Komponen Pangan PENENTUAN DAYA CERNA PROTEIN IN VITRO DAN PENGUKURAN DAYA CERNA PATI SECARA IN VITRO Dosen: Dr. Ir. Endang Prangdimurti, Msi dan Ir. Sutrisno Koswara,
Lebih terperinciKONSEP DASAR ILMU GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes
KONSEP DASAR ILMU GIZI Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DEFINISI Ilmu yg mempelajari segala sesuatu ttg makanan dalam hubungannya dg kesehatan optimal. Kata gizi berasal dari bhs Arab ghizda
Lebih terperinciDIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010
DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT 2 METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya metabolisme pada makhluk hidup Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses
Lebih terperinci