Nita Nur Aini. Kata Kunci: Gasing Pena, sikap ilmiah, hasil belajar.
|
|
- Herman Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penerapan Metode Pembelajaran Gasing Pena untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IA.2 SMAN I Besuk Kabupaten Probolinggo Tahun Pelajaran 2013/2014 Nita Nur Aini Abstrak: Penelitian ini melibatkan siswa-siswa jurusan IPA kelas XI IA.2 bab Fluida Dinamis yang berfokus pada masalah sikap ilmiah yang belum tampak dan hasil belajar siswa yang masih rendah. Metode Gasing Pena dipilih untuk menumbuhkan sikap ilmiah dan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas selama tiga siklus ini berhasil meningkatkan sikap ilmiah siswa namun belum mampu membuktikan adanya peningkatan hasil belajar. Meskipun demikian, metode pembelajaran ini layak untuk dijadikan pilihan dalam menerapkan pembelajaran. Kata Kunci: Gasing Pena, sikap ilmiah, hasil belajar. Selama ini pembelajaran fisika di SMAN 1 Besuk berorientasi pada ceramah dan mengerjakan soal-soal sehingga sikap ilmiah sebagai salah satu ciri pembelajaran fisika tidak tampak dalam kelas dan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil ulangan harian bab I, yaitu Benda Tegar, dari 21 orang siswa, hanya 3 siswa yang mampu mencapai kriteria tuntas tanpa remedial. Rendahnya hasil belajar dan sikap ilmiah siswa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya dominasi metode ceramah dan hafalan dan hasil wawancara dengan siswa mengemukakan fakta bahwa siswa menganggap belajar fisika berarti menghafalkan materi dengan banyak rumus. Berdasarkan faktor penyebab masalah yang timbul, diperlukan suatu penerapan pembelajaran yang membuat pembelajaran terasa menyenangkan, dapat memunculkan sikap ilmiah, dan hasil belajar yang akan dicapai nantinya benar-benar berguna bagi siswa. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk Nita Nur Aini, S.Pd adalah seorang guru Fisika di SMA Negeri 1 Besuk, kabupaten Probolinggo, Jawa timur. Artikel ini diangkat dari PTK dalam seleksi Guruku Cantik Sekali Kab. Probolinggo tahun 2014
2 2 memperbaiki pembelajaran fisika tersebut adalah penerapan pembelajaran Gasing Pena. Pembelajaran Gasing Pena ini melatih siswa belajar secara gampang, asyik dan menyenangkan melalui proses percobaan sederhana secara berkelompok sehingga siswa sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata pada proses percobaan. Diharapkan melalui penerapan metode Gasing Pena ini sikap ilmiah pada diri siswa akan tampak dan meningkat demikian pula dengan hasil belajar siswa. Penilaian sikap ilmiah dalam pembelajaran fisika penting untuk dilaksanakan karena sikap ilmiah memiliki tiga dimensi kemampuan. Sikap ilmiah mengandung dimensi kognitif, perasaan evaluatif, dan perilaku terhadap objek. Sementara penilaian hasil belajar fisika dianggap lengkap jika memuat aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Mengingat sifat ilmiah bersifat umum yang menyebar tipis di seuruh aspek kegiatan siswa, maka sikap ilmiah berpengaruh besar pada hasil belajar siswa. Sikap ilmiah sebagai ciri ilmuwan seharusnya muncul selama pembelajaran fisika karena fisika merupakan ilmu pengetahuan eksperimental. Fisika adalah ilmu yang pembelajarnya diarahkan untuk mencapai suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat obyektif. Dengan melakukan percobaan dan menyaksikan gejala-gejala yang tampak, siswa akan memahami dan menguasai konsep, teori, asas dan hukum fisika. Selain itu siswa juga dapat menerapkan metode ilmiah dan sekaligus mengembangkan sikap ilmiah. Metode Pembelajaran Gasing Pena Berbagai teori belajar menyatakan bahwa suasana terbaik untuk belajar bagi siswa yaitu suasana belajar yang menyenangkan (enjoying learning). Seluruh atmosfer tempat belajar haruslah tidak mengancam dan bersahabat. Christer Gudmundsson, seorang guru terkemuka dari Swedia menguatkan Suasana sejak siswa masuk ruangan kelas haruslah benar-benar menyenangkan. Hal ini disebabkan otak tak bisa memperhatikan semua hal. Pelajaran yang tidak menarik, membosankan, atau tidak menggugah emosi pastilah tidak akan diingat. Karena itu di dalam menciptakan iklim baru dalam pembelajaran perlu adanya variasi,
3 3 kejutan, imajinasi, dan tantangan. (Dryden, Gordon & Dr. Jeannette Vos, 2003:305). Salah satu alternatif untukmenciptakan suasana tersebut adalah melalui penerapan metode Gasing Pena. Gasing merupakan akronim dari gampang, asyik dan menyenangkan. Fisika Gasing adalah suatu metode pembelajaran yang awalnya diterapkan pada matematika yang diciptakan dan dikembangkan pada tahun 1996 oleh Prof. Yohanes Surya, P.hd. Dengan metode Gasing, pembelajaran menjadi gampang dan menyenangkan untuk semua kalangan, tidak terbatas untuk kalangan-kalangan yang ber-iq tinggi saja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurahman (2009) metode pembelajaran gasing dalam Team Olimpiade fisika Indonesia (TOFI) yang dibina oleh Prof. Yohanes Surya, P.hd terdiri dari tahapan dialog sederhana, imajinasi, penyajian contoh, penyajian materi mendalam, dan variasi soal. Sedangkan Pena merupakan kependekan dari Percobaan Sederhana. Sesuai dengan konsep pelajaran fisika sebaga pelajaran eksperimen, seyogyanya fisika diajarkan di sekolah dengan metode percobaan sebagai dominasi. Namun mengingat masih terbatasnya alat praktikum di sekolah penulis, maka perlu ditemukan solusi percobaan menggunakan alat dan bahan yang ada di sekitar dan mudah diperoleh. Pemilihan alat dan bahan percobaan dilakukan dengan telliti agar tujuan dari percobaan dapat tercapai. Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Pada standart kompetensi mata pelajaran fisika SMA dan MA Kurikulum 2004 menyatakan bahwa pengalaman bekerja ilmiah perlu diberikan sehingga siswa dapat mengembangkan ketrampilan proses, bersikap ilmiah, dan menguasai konsep fisika untuk memecahkan masalah, memahami konsep fisika dan mampu menyelesaikan masalah (Depdiknas 2003:11). Dalam pengembangan sikap ilmiah siswa di sekolah, para ahli membuat pengelompokan yang cukup bervariasi tentang sikap ilmiah, meskipun kalau ditelaah lebih jauh tidak ada perbedaan yang berarti. Variasi muncul hanya dalam penempatan dan penamaan sikap ilmiah yang ditonjolkan.
4 4 Menurut Slameto (1987:2) hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Sementara Sudjana (1989:22) menyatakan hasl belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan materi Fluida dinamis, baik untuk siklus I, siklus II, ataupun siklus III. Siklus I membahas debit dan kelajuan fluida, siklus II tentang debit dan kelajuan fluida pada lubang kebocoran, dan penerapan Hukum Bernoulli pada siklus yang III. Dalam penelitian ini siswa dikenai perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Gasing Pena. Metode Gasing Pena ini terdiri dari tahapan dialog sederhana, imajinasi, penyajian contoh, penyajian materi mendalam, dan variasi soal. Perlakuan dilakukan oleh guru yang bertindak sekaligus sebagai peneliti. Lokasi penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Besuk Kabupaten Probolinggo pada kelas XI IA 2. Tingkat kemampuan siswa di kelas ini berada pada tingkat menengah kebawah. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester II tahun ajaran 2013/2014 dengan pengambilan data pada minggu pertama bulan April sampai dengan minggu kedua bulan April Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Lembar Observasi Pembelajaran Gasing Pena Lembar observasi pembelajaran digunakan untuk memperoleh data penerapan pembelajaran Gasing Pena. Format ini disajikan tabel 1 berikut.
5 5 Tabel 1 Lembar Observasi Pelaksanaan Metode Pembelajaran Gasing Pena Tahapan Gasing Pena Dialog sederhana Imajinasi Penyajian contoh Penyajian materi mendalam Variasi soal Keterlaksanaan Keterangan / Ya Tidak Catatan Format penilaian sikap ilmiah Pengukuran sikap ilmiah siswa pada penelitian ini didasarkan pada pengelompokan sikap sebagai dimensi sikap untuk selanjutnya dikembangkan indikator setiap dimensi. Dimensi sikap ilmiah dan indikatornya digunakan sebagai kriteria penilaian sikap ilmiah dan disajikan lengkap sebagai instrument penelitian sebagai berikut. Tabel 2 Kriteria Penilaian Sikap ilmiah
6 6 No Dimensi Indikator A. Sikap ingin tahu B. C. D. E. Sikap respek terhadap data/fakta Sikap kritis berpikir Sikap penemuan dan kreativitas Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama F. Sikap ketekunan Antusias mencari jawaban Perhatian pada obyek yang diamati Antusias pada proses sains Menanyakan setiap langkah kegiatan Obyektif/jujur Tidak memanipulasi data Tidak purbasangka Mengambil keputusan sesuai fakta Tidak mencampur fakta dengan pendapat Meragukan temuan teman Menanyakan setiap perubahan/hal baru Mengulangi kegiatan yang dilakukan Tidak mengabaikan data meskipun kecil Menggunakan fakta-fakta untuk dasar kesimpulan Menunjukkan laporan berbeda dengan teman kelas Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta Menggunakan alat tidak seperti biasanya Menyarankan percobaan-percobaan baru Menguraikan kesimpulan baru hasil pengamatan Menghargai pendapat/temuan orang lain Mau merubah pendapat jika data kurang Menerima saran dari teman Tidak merasa selalu benar Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative Berpartisipasi aktif dalam kelomppok Melanjutkan meneliti setelah kebaruannya hilang Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelasnya selesai lebih awal Skor teramati G. Sikap terhadap lingkungan sekitar peka Perhatian terhadap peristiwa sekitar Menjaga kebersihan lingkungan sekolah Jumlah Skor Persentase LKS Pena dan post test LKS Gasing Pena terdiri dari tiga LKS untuk tiga siklus. Demikian pula soal yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa yang dituangkan dalam bentuk post test.
7 Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif sejak pengumpulan data sampai penyusunan laporan. Prosedur yang ditempuh dalam analisis data mengacu pada pendapat Moleong (2004:190) yang terdiri dari reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. 1. Reduksi Data Laporan-laporan dari lapangan sebagai bahan mentah disingkat dan dirangkum, disusun lebih sistematis, dan difokuskan pada pokok-pokok penting sehingga lebih mudah dikendalikan dan bermakna. 2. Paparan Data Data penerapan pembelajaran Gasing Pena, sikap ilmiah, dan hasil belajar siswa yang sudah direduksi selanjutnya dideskripsikan secara naratif. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Membuat kesimpulan berarti mengambil intisari atau pokok-pokok dari sajian data ke dalam suatu pernyataan kalimat yang singkat, jelas, dan padat makna. Proses ini menghasilkan kesimpulan sementara berupa temuan penelitian ataupun hasil tindakan yang sudah diberikan. Dari temuan-temuan tersebut selanjutnya dilakukan verifikasi sehingga didapatkan suatu kesimpulan akhir. Dalam analisis data digunakan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase untuk mengetahui persentase sikap ilmiah siswa. Adapun rumusan untuk mencari persentase mengacu pada pendapat Arikunto (2000:246) seperti berikut: P F N Dengan: X100% P : Persentase sikap ilmiah F : Jumlah nilai sikap ilmiah siswa di lapangan. N : Jumlah nilai sikap ilmiah ideal. 7 Sebagai pedoman dalam mengambil keputusan/kesimpulan dari hasil analisis data dengan menggunakan persentase (%) ditetapkan klasifikasi yang juga mengacu pada pendapat Arikunto (2000:352) sebagai berikut.
8 8 Tabel 3 Kriteria Persentase Sikap Ilmiah Siswa XI IA.2 No. Persentase Klasifikasi 1. 92%-100% Baik Sekali 2. 75%-91% Baik 3. 50%-74% Cukup Baik 4. 25%-49% Kurang Baik 5. 0%-24% Tidak Baik Tahapan pelaksaanan penelitian ini bersiklus seperti berikut. Perencanaan Refleksi Aksi/ Observasi siklus I Refleksi Revised plan (rencana perbaikan) Aksi/ Observasi Siklus II Refleksi Revised Plan (rencana perbaikan) Aksi / Observasi Siklus III Gambar 1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Sumber : Kemmis&Taggart, 1998 dalam Soedarsono, 2001:20) HASIL Penerapan metode pembelajaran gasing Pena menghasilkan sikap ilmiah siswa dalam tiap siklusnya seperti yang tertera dalam tabel berikut.
9 9 Tabel 4 Persentase Indikator Sikap Ilmiah dari Siklus I, Siklus II, dan Siklus III No. Indikator sikap ilmiah siswa Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III 1. Sikap ingin tahu Sikap respek terhadap data/fakta Sikap berpikir kritis Sikap penemuan dan kreativitas Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama Sikap ketekunan Sikap peka terhadap lingkungan sekitar Data pada tabel 4 di atas dapat disajikan dalam grafik seperti berikut. Grafik Sikap Ilmiah Siswa Siklus I Siklus II Siklus III Sikap ingin tahu Sikap respek terhadap data/fakta Sikap berpikir kritis Sikap penemuan dan kreativitas Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama Sikap ketekunan Sikap peka terhadap lingkungan sekitar Grafik 1 Perubahan Sikap Ilmiah Siswa Setiap Siklus Sedangkan perubahan persentase post test setiap siklus yaitu 71% untuk siklus I, 95% pada siklus II, dan turun menjadi 43% pada siklus III. Perubahan hasil belajar siswa berupa post test disajikan dalam grafik berikut.
10 Nilai Post Test Sklus I Sklus II Siklus III Nilai post test Grafik 2 Perubahan Nilai Post Test Setiap siklus PEMBAHASAN Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Gasing Pena berpengaruh pada sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa. Perubahan sikap ilmiah siswa dapat dilihat pada table 4 di atas. Tampak di siklus I nilai sikap ilmiah siswa masuk dalam kategori cukup baik lalu meningkat menjadi kategori baik pada siklus II dan siklus III. Kategori cukup baik pada siklus I dicapai karena selama ini pembelajaran fisika belum pernah melakukan percobaan. Sekali melakukan Pena, siswa sudah punya pengalaman yang cukup untuk menghadapi Pena selanjutnya. Hal ini terbukti dari keaktifan siswa yang meningkat dalam setiap siklusnya. Selain itu, bermodalkan pengalaman Pena pada siklus I, siswa juga semakin luwes untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaanya, untuk bekerja sama, ataupun untuk berdiskusi. Tampak bahwa semua dimensi sikap ilmiah siswa mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II. Kenaikan persentase sikap ilmiah siswa dari siklus II ke siklus III tampak tidak begitu pesat. Dimensi sikap respek terhadap data/ fakta, sikap berpikir kritis,
11 11 dan sikap ketekunan memiliki persentase yang sama di siklus II dan siklus III. Sebaliknya, dimensi sikap ingin tahu, sikap penemuan dan kreativitas, sikap berpikiran terbuka dan bekerjasama, dan sikap peka terhadap lingkungan sekitar mengalami kenaikan. Hal ini berarti bahwa penerapan Gasing Pena merangsang rasa ingin tahu siswa dengan adanya pertanyaan-pertanyaan menantang yang diajukan oleh guru. Pengalaman melakukan percobaan di siklus I juga menumbuhkan sikap kreatif siswa dalam melakukan percobaan dan keluwesan berpikir siswa semakin baik sehingga siswa mampu memecahkan sendiri masalahmasalah yang ditemui selama melakukan percoaan. Siswa juga mulai menerima apapun hasil percobaannya meskipun berbeda dengan kelompok lain. Hal ini dilihat dari peningkatan sikap siswa dalam berpikiran terbuka. Kerjasama antar angggota kelompok siswa juga semakin baik. Tak ada siswa yang terekam data peneliti sedang diam saja mengmati rekannya seperti yang ditemui di siklus sebelumnya. Perdebatan antar siswa dalam satu kelompok tentang hasil percobaan juga mampu diselesaikan sendiri. Pada siklus III, sikap kepekaan siswa terhadap lingkungan semakin baik.hal ini terbukti dengan upaya mengembalikan kondisi laboratorium untuk tetap bersih dan rapi seusai percobaan. Demikian pula dengan lingkungan di sekitar laboratorium dibersihkan seusai pembelajaran. Sementara untuk persentase post test sebagai indikator hasil belajar siswa juga berubah dalam setiap siklusnya. Pada siklus I, siswa yang bisa menjawab dengan benar soal post test sebanyak 71%, lalu meningkat menjadi 95% pada siklus II, namun mengalami penurunan menjadi 43% pada siklus III. Penurunan hasil belajar pada siklus III dikarenakan pada siklus III materi yang diajarakan adalah konsep murni dari fisika yang tidak melibatkan perhitungan matematis. Sejauh ini siswa umumnya lebih luwes untuk mengerjakan soal fisika matematis namun mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan konsep. Konsep fisika dirasa sulit karena ia melibatkan banyak besaran-besaran hanya untuk menjelaskan satu konsep. Penguasaan konsep memerlukan kemampuan berpikir kritis yang tinggi. Pada tabel 2, ada dimensi sikap berpikir kritis. Perlu dicermati bahwa ini adalah dimensi sikap, bukan dimensi kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir kritis
12 12 siswa tidak bisa dihitung disini. Diperlukan penelitian khusus untuk mengukur seberapa baik siswa dalam berpikir kritis. Selain itu, persentase yang rendah ini karena soal post test siklus III berupa soal penerapan Hukum Bernoulli dalam teknologi. Diperlukan konsep yang matang dan pengetahuan yang cukup akan penggunaan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga perlu dilatih untuk menuliskan ide-idenya dengan kalimat yang jelas dengan menggunakan tata bahasa yang mudah dipahami. Dengan demikian, perlu latihan lebih lanjut untuk membelajarkan konsep dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan menuliskannya dalam kalimat yang komunikatif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penerapan Gasing Pena dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan kemampuan sikap ilmiah siswa kelas XI IA.2 di SMA Negeri I Besuk Tahun Ajaran 2013/2014. Penerapan Gasing Pena ini juga mampu meningkatkan hasil belajar siwa dalam hal fisika yang melibatkan perhitungan matemati sederhana. Namun penerapan Gasing Pena dalam pembelajaran fisika untuk siswa kelas XI IA.2 di SMA Negeri I Besuk Tahun Ajaran 2013/2014 ini belum terbukti mampu untuk meningkatkan hasil belajar dalam hal konsep dasar dan pemanfaatannya dalam teknologi. Saran Fisika yang oleh sebagian besar siswa dianggap sulit karena harus menghafal banyak rumus, ternyata melalui penerapan metode pembelajaran Gasing Pena berubah menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan. Selama pembelajaran berlangsung, siswa terlihat senang dan aktif. Oleh karena itu dalam pembelajaran fisika dianjurkan penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan dan melakukan percobaan sederhana sehingga materi akan lebih mudah untuk dipahami siswa.
13 13 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Dryden, Gordon dan. Jeannette Vos Revolusi Cara belajar, the Learning Revolution. Bandung: Kaifa. [online] diakses 04 April [online] diakses 04 April 2014 mayanurhidayah-mayaa.blogspot.com/2012/11/sikap-ilmiah.html?m=1 04 april 2014, 4:49 pm Moleong, Lexy Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurahman, Arif Fisika GASING "Nggak" Pusing. [Online]. Tersedia: diakses18 Maret 2014 Slameto, 1987, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agresindo Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press.
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas VIII F pada semester
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas VIII F pada semester genap di SMP Negeri 8 Kota Jambi tahun ajaran 2016/2017. 3.2 Subyek Penelitian.
Lebih terperinciOleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek
Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI
Lebih terperinciSiska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Siska Puspita Dewi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah dan bukan cara menghafal konsep
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran Fisika lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung dalam memahami alam sekitar secara ilmiah melalui penggunaan, pengembangan keterampilan
Lebih terperinciDidik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X-7 SMA NEGERI 1 TUREN Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2),
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITASDAN HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS X IPA MA UNGGULAN NURIS Lailatul Ma rifah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG
1 PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG Suhartik Wahyuni ¹, Dwi Haryoto², Sumarjono³, 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 6 MALANG
1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 6 MALANG Rima Buana Prahastiwi 1, Subani 2, Dwi Haryoto 3 Jurusan Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciPenerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya Fartati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUBUNGAN MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA Ismawati Alidha Nurhasanah 1, Atep Sujana
Lebih terperinciPuspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN BLONGSONG KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO MELALUI METODE EKSPERIMEN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN BLONGSONG KECAMATAN BAURENO KABUPATEN BOJONEGORO MELALUI METODE EKSPERIMEN Siti Ngasriah SDN Blongsong I Baureno Bojonegoro Abstrak: Penelitian Tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains merupakan ilmu berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
Lebih terperinciUniversitas Kanjuruhan Malang 1) 2) 3) Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS DI SMA AL-RIFA IE GONDANGLEGI MALANG ) Dewi Rafika;
Lebih terperinciKholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Disertai Penugasan Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X-Cambridge MA Bilingual Batu Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciLutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING (PP) DIPADU PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X IPA 5 SMAN 7 MALANG Lutfi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (classroom action research). Kasihani Kasbolah E. S (1998: 15) menyatakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Kasihani Kasbolah E. S (998: 5) menyatakan bahwa penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN
PENERAPAN PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) DALAM PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMPN 2 BATULAYAR Syifaul Gummah 1, Saiful Prayogi 2, Sukainil
Lebih terperinciPenerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2
Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2 Rismawati, Ratman, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciKata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih
Lebih terperinciDwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN
TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sains adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta
Lebih terperinciShanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGGUNAAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET DI KELAS V SDN SUKAJAYA KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG
Lebih terperinciPenerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat
Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat Maria Ulpa Djuanda, Fatmah Dhafir, dan Minarni Rama Jura Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal. Pendidikan merupakan sesuatu
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda
Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Keterampilan
Lebih terperinciStudi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)
Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam
Lebih terperinciKonsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing
Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut p-issn: 1907-932X; e-issn: 2579-9274 Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Siti Hadijah Sekolah
Lebih terperinciARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lebih terperinci,, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS 8A SMP NEGERI 1 KAUMAN TULUNGAGUNG,, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan dari banyak kalangan ahli. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN Oleh: Raras Dwi Asri 11144100129 Pendidikan Matematika Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail dinyatakan bahwa siswa yang masuk pendidikan menengah, hampir 40 persen putus sekolah. Bahkan yang
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Sejarah melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Siswa Kelas XII
Peningkatan Hasil Belajar Sejarah melalui Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Siswa Kelas XII Hariyono (1) 1 SMAN 1 Kesamben Kabupaten Blitar, Email: 1 hariyonosansa@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena yang berupa alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciJurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI-IPA 3 SMA NEGERI 1 PULUNG PONOROGO Nila Oktamia 1, Wartono 2, Bambang
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi
Lebih terperinciHerdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (PTK Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Pagelaran Kab.Pringsewu - Lampung) Herdian, S.Pd.,
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh
Lebih terperinciElvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN KIMIA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 1 KETAHUN BENGKULU UTARA Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA
Lebih terperinciJurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.
Lebih terperinciPemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung
Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X-1SMA NEGERI 2 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Hasanudin Guru SMAN 2
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN
52 EduMa Vol. 6 No. 1 Juli 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yeyet Trisilahayati
Lebih terperinciPENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Rakhmatun Nisa, Zainuddin, Suriasa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Rakhmatunnisa@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN POCKET BOOK SISWA DENGAN TEKNIK EVALUASI MEDIA PUZZLE CERIA TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA
PENGARUH PENGGUNAAN POCKET BOOK SISWA DENGAN TEKNIK EVALUASI MEDIA PUZZLE CERIA TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA Bq. Azmi Sukroyanti Program Studi Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP Mataram E-mail:sbqazmi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan (Tjalla, 2007).
Lebih terperinciPENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Rakhmatun Nisa, Zainuddin, Suriasa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Rakhmatunnisa@yahoo.co.id
Lebih terperinciRina Yulianti, Eko Setyadi Kurniawan, Sriyono
Efektivitas Model Pembelajaran ROPES dengan Model Pembelajaran AIR terhadap Kemandirian dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Binangun Tahun Pelajaran 2014/2015 Rina Yulianti, Eko Setyadi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL SISWA KELAS VII
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I terdiri dari 2 kali
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I 1. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Gina Rosarina 1, Ali Sudin, Atep Sujana 3 123 Program
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No. 3 Siwalempu Asmaul Husna Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian diadakan di dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalah-masalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sangat cocok untuk penelitian ini, karena penelitian diadakan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menerapkan pendekatan keterampilan proses melalui praktikum pada materi pemisahan campuran peserta didik kelas VII B NU Nurul Huda Mangkang.
Lebih terperinci*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 52-58 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitianinimenggunakanmetodepenelitiantindakankelas (classroom action research).dengan model Probem Based Learning (PBL) mencobauntukmemperbaiki
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK Fandi Kurniawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Andea Nurellah 1, Regina Lichteria Panjaitan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu, kimia sebagai
Lebih terperinciPENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER
PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 JEMBER Mohammad Aienor R. 1), Trapsilo Prihandono 2), Subiki 3) Program Studi
Lebih terperinci(PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas VII SMP Al Ma arif Jepara)
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS 1998 DENGAN EVALUASI MODEL SUPERITEM PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT (PTK Pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil 1. SIKLUS I a. Data Aktivitas Guru Hasil Penilaian Supervisor dan Observer pada Siklus I
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. SIKLUS I a. Data Aktivitas Guru Hasil Penilaian Supervisor dan Observer pada Siklus I No. Aspek yang diamati 1. Kegiatan Pendahuluan a. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada beberapa dekade sekarang ini, kegiatan pembelajaran tradisional yang didominasi pada guru (pembelajaran yang berpusat pada guru) cenderung menjadi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematis sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji benda-benda yang ada di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari bendabenda di alam tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanan dan observasi
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.
PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci