LEMBAR PERSETUJUA}I JTJRNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PERSETUJUA}I JTJRNAL"

Transkripsi

1 LEMBAR PERSETUJUA}I JTJRNAL Skripsi Yang Berjudul DESKRIPSI KAJIAN PENATAAI\I PASAR TRADISIONAL DI KOTA GORONTALO Oleh RICKIE S. DJIBRAN Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Nip Ahmad Zainuri S.Pd. MT Nip t Ketua Jurusan Nip.1970D

2 DESCRIPTION OF MARKET STRUCTURING STUDY AT GORONTALO CITY 1 Rickie S. Djibran, Fitryane Lihawa, Ahmad Zainuri. Study Program of Geography, Department Of Earth Sains And Tecnology, Faculty of Math and Sciences, Universitas Negeri Gorontalo. rickiedjibran@gmail.com ABSTRACT Rickie S. Djibran Description of Market Structuring Study at Gorontalo City. Skripsi. Study Program of Geography Education, Department of Physics, supervisor was Dr. Fitryane Lihawa, M.Si adn co supervisor was Ahmad Zainuri S.Pd, TM. The research aimed at reviewing traditional market structuring of Gorontalo City. The research site was conducted at Gorontalo City. There were 7 traditional markets to become research population such as: Moodu, Potanga, Andalas, Bugis, Jembatan Jodoh, Liluwo, and central markets. It was population research considering seven traditional markets as research subject. Data collection were observation and interview. Analysis of descriptive data described the in Gorontalo City occupy area in the outskirt or in the middle of a residential condition was occupied by garbage strewn, smalled the odor, noise, and parking problem. Regarding the condition, traditional market of Gorontalo City should be fixed concerning facilities and infrastructure. Keywords: Structuring Traditional Market at Gorontalo City 1 1 RICKIE S. DJIBRAN, , STUDY PROGRAM OF GEOGRAPHY, FACULTY MIPA, Dr. FITRYANE LIHAWA, M.Si, AHMAD ZAINURI S.Pd, MT

3 DESKRIPSI KAJIAN PENATAAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA GORONTALO 1 Rickie S. Djibran, Fitryane Lihawa, Ahmad Zainuri. Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kebumian Program Studi Pendidikan Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo rickiedjibran@gmail.com ABSTRAK Rickie. S. Djibran Deskripsi Kajian Penataan Pasar Di Kota Gorontalo. Skripsi. Program studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kebumian, Fakultas Metematika Dan Ilmu Pengetahuan Alan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Fitryane Lihawa, M.Si, dan pembimbing II Ahmad Zainuri S.Pd, MT. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penataan pasar tradisional di Kota Gorontalo. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Gorontalo. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini 7 pasar tradisional yang ada di Kota Gorontalo yaitu : Pasar Moodu, Pasar Potanga, Pasar Andalas, Pasar Bugis, Pasar Jembatan Jodoh, Pasar Liluwo, Pasar Sentral. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, dimana 7 pasar tradisionl menjadi subjek penelitian. Seluruh Populasi penelitian yang berjumlah 7 pasar tradisional akan dikaji dalam penelitian ini. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian populasi. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Metode observasi danwawancara. Analisis data deskriptif menggambarkan keadaan penataan pasar tradisional yang ada di Kota Gorontalo. Pasar Tradisional di Kota Gorontalo menempati lahan di pinggiran atau pun di tengah lingkungan pemukiman sehingga dapat menciptakan permasalahan pemukiman antara lain kondisi lingkungan disekitarnya banyak sampah yang berserahkan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit mendapatkan parkir. Dengan melihat kondisi lingkungan seperti ini, pasar Tradisional di Kota Gorontalo perlu dilakukan adalah memperbaiki fasilitas sarana dan prasaran pasar. Kata Kunci : Penataan Pasar Tradisional di kota Gorontalo 1 1 RICKIE S. DJIBRAN, , PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI, FAKULTAS MIPA, Dr. FITRYANE LIHAWA,M.Si, AHMAD ZAINURI S.Pd, MT

4 Dari pandangan geografi regional, ruang merupakan batas geografi yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial, atau pemerintahan sebagai permukaan bumi dan lapisan tanah di bawahnya serta lapisan-lapisan udara diatasnya (Tarigan, 2005:49). Definisi pasar secara sederhana yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Pasar bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan perkembangan zaman, pasar mengalami perubahan bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi modern. Muncul berbagai macam pasar modern yang memiliki fasilitas lebih menarik dan nyaman dibandingkan dengan pasar tradisional. Akhirnya tidak sedikit masyarakat yang mulai berpaling dari pasar tradisional kepasar modern. Pasar tradisional dicitrakan sebagai suatu tempat yang kumuh, kotor, becek, tidak terawat, dan mempunyai tingkat kualitas hunian sangat rendah. Karena tidak bisa bertahan hidup, maka diperkirakan keberadaan pasar tradisional di perkotaan akan segera punah (Cahyono, 2006). Menurut Lubis 2005 ( dalam Tristyanthi 2008), yang dianggap selama ini sebagai pasar tradisional adalah pasar yang bentuk bangunannya relatif sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar, dan penerangan yang kurang baik). Barang-barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari dengan mutu barang yang kurang diperhatikan, harga barang relatif murah, dan cara pembeliannya dengan sistem tawar menawar. Para pedagangnya sebagian besar adalah golongan ekonomi lemah dan cara berdagangnya kurang profesional. Dalam penyelenggaraan pasar tradisional, aspek fisik memegang peran penting karena sebagai setting tempat terjadinya aktivitas ekonomi dan sosial yang berlangsung. Meskipun demikian, aspek fisik harus terkait dengan aspek ekonomi, sosial, dan institusional (Prihandana, 2002: 254). Rancangan fisik pasar harus mempertimbangkan fungsi pasar sebagai tempat aktivitas ekonomi sosial komunitas penggunanya Perkembangan Permukiman di Lingkungan Pasar Dengan semakin bertambahnya penduduk, maka akan berkembang pula aktivitas yang ditimbulkan dan memerlukan wadah untuk menampung kegiatan tersebut. Dengan semakin berkembangnya pemanfaatan lahan yang dipergunakan maka akan membuat fisik kota berkembang pula. Winarso (1995:11) mengklasifikasikan pemanfaatan lahan menjadi; (a) lahan permukiman; (b) lahan perdagangan; (c) lahan pertanian; (d) lahan industri; (e) lahan jasa; (f) lahan rekreasi; (g) lahan ibadah dan (i) lahan lainnya. Penggunaan lahan yang terus berkembang sebagai proses awal dari pertumbuhan fisik kota. Demikian pula pola pergerakan akan mengikuti kebutuhan dalam pencapaian ke kawasan-kawasan kegiatan utama penduduknya, seperti perdagangan, lokasi kerja, permukiman dan sebagainya. Kriteria dan Indikator Penataan Pasar Tradisional Sebelum dapat menilai kondisi pasar tradisional, terlebih dahulu perlu dirumuskan kriteria dan indikator apa yang sesuai untuk digunakan. Perumusan

5 kriteria didasarkan pada beberapa konsep yang berkaitan dengan penataan pasar tradisional, yang kemudian diturunkan menjadi indikator penilaian masingmasing komponen penataan pasar tradisional. Konsep Pengembangan Perdagangan Ritel Hendri Ma ruf 2006 (dalam Tristyanthi 2008) merumuskan beberapa konsep pengembangan perdagangan ritel berdasarkan teori Retail Marketing Mix yang dapat diterapkan pada berbagai bentuk perdagangan. Bentuk perdagangan ritel yang menjadi cakupan konsep pengembangan ini meliputi perdagangan ritel skala besar, menengah, dan skala kecil, serta meliputi ritel modern dan ritel tradisional. Konsep tersebut merumuskan prinsip-prinsip pengembangan sebagai berikut: a. Lokasi Suatu pusat perdagangan harus dapat ditempatkan di lokasi yang strategis sesuai dengan segmen pasarnya. Pusat perdagangan dengan segmen pasar yang sama tidak boleh terlalu berdekatan, karena dapat menimbulkan perebutan konsumen. Untuk menentukan potensi suatu area untuk dijadikan suatu area perdagangan maka diperlukan informasi mengenai populasi, kemudahan akses, pesaing, dan biaya yang harus dikeluarkan. Sedangkan untuk menentukan baik buruknya pemilihan pusat perdagangan terhadap suatu lokasi dapat ditentukan dari beberapa faktor seperti lalu lintas pejalan kaki, lalu lintas kendaraan, fasilitas parkir, transportasi umum, komposisi toko dalam area yang berdekatan, letak bangunan, serta syarat dan ketentuan pemakaian ruang. b. Pelayanan/service Retail service bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas layanan pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pemayaran yang mudah, layanan keuangan berupa penjualan dengan kredit, dan fasilitas- fasilitas seperti toilet, food court, telepon umum dan sarana parkir. Pelayanan pada perdagangan ritel ini merupakan salah satu faktor pemberi nilai tambah untuk menarik pelanggan. Dalam perdagangan ritel terdapat tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan dan semestinya dapat digunakan sebagai pedoman pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan praktis, dan kebutuhan fungsional Triyono, 2006 (dalam Tristyanthi 2008). 1. Kebutuhan fisik, antara lain lay out toko, penataan barang sampai toilet pelanggan, serta kebutuhan fisik dasar lain, yakni kebersihan di setiap area, kesehatan, bebas bau, kenyamanan AC, dan penerangan yang lux di seluruh wilayah toko. 2. Kebutuhan praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan barang (harga, kualitas, dan manfaatnya). 3. Kebutuhan fungsional adalah hal-hal yang dapat dipenuhi dari pelayanan orang-orang front line-nya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Triyono 2006 (dalam Tristyanthi 2008), sejalan dengan semakin banyaknya profesional yang penat bekerja didapatkan gambaran umum keinginan pelanggan perdagangan ritel sebagai

6 berikut: 1. Ingin serba cepat dalam proses aktivitasnya, termasuk dalam berbelanja. 2. Ingin serba mengurangi resiko, termasuk dalam memilih barang belanjaan. 3. Ingin selalu lebih diistimewakan setara dengan uang yang sudah mereka belanjakan. 4. Ingin selalu mempunyai pilihan barang yang lengkap, berkualitas, modis dan dengan harga terjangkau. 5. Ingin selalu mendapatkan informasi terbaru dari toko yang dikunjungi. 6. Menghindari antrean panjang di depan kasir. 7. Menghindari prosedur yang rumit bila mengurus sesuatu saat berbelanja 8. Meskipun keuangan bisa dikatakan pas-pasan, namun tetap membutuhkan alternatif barang yang selalu up-to-date sesuai tren fashion terkini. Human Needs ( Maslow) Penilaian terhadap penataan pasar tradisional dapat ditinjau berdasarkan faktor motivasi kebutuhan psikologis manusia Abraham Maslow dalam Eriawan, 2003 (dalam Tristyanthi 2008) yang terdiri dari: a) Pada tingkat dasar, manusia ingin terpenuhinya kebutuhan fisik, seperti kebutuhan akan tempat tinggal dan bekerja, pendapatan yang layak, pendidikan, transportasi dan komunikasi, serta kemudahan dalam memperoleh pelayanan dan fasilitas. b) Setelah itu, manusia akan membutuhkan rasa aman, nyaman dan adanya perlindungan, dengan lingkungan yang secara fisik dan visual terbebas dari polusi, kebisingan, kecelakaan dan kejahatan. c) Pada tingkatan selanjutnya, manusia akan membutuhkan lingkungan sosial yang kondusif. Tempat dimana manusia memiliki akar dan pergaulan, yang memungkinkan orang-orang menjadi bagian dari masyarakat sekitar, dan mempunyai rasa memiliki terhadap tempat ataupun wilayah. d) Kebanggaan dan reputasi yang baik, merupakan keinginan berikutnya setelah adanya suatu lingkungan sosial yang kondusif. Kebanggaan dan reputasi ini akan memberikan rasa percaya diri dan kekuatan, status dan martabat. e) Tingkatan yang lebih tinggi adalah kesempatan untuk berekreasi, yang memungkinkan orang-orang untuk membentuk ruang personal mereka sendiri dan mengekspresikan keberadaannya, serta yang menawarkan kepada masyarakat untuk lingkungan dan wilayahnya berdasarkan keinginan dan aspirasi mereka sendiri. f) Dan yang terakhir, kesenangan estetis, yaitu tempat yang dirancang agar menarik, memiliki citra secara fisik serta tempat budaya (place of culture) dan pekerjaan seni (work of art). Human Factors in Design ( Bennet) Suatu perancangan ruang terbagi ke dalam beberapa tingkatan yang masingmasing memiliki dasar pertimbangan yang berbeda berdasarkan tujuan perancangannya Bennet, 1977 ( dalam Tristyanthi 2008) dan harus memenuhi

7 kriteria sebagai berikut: a) Suatu ruang harus dapat menjamin keamanan dan kesehatan (health & safety) penggunanya. Yaitu mengurangi pengaruh lingkungan atau substansi yang merugikan, menghindarkan dari ancaman kesehatan yang dapat berupa kondisi ekstrim seperti kebisingan, panas, dingin dan sebagainya. b) Suatu ruang harus memungkinkan penggunanya untuk menjalankan fungsinya (performance). Suatu ruang harus dirancang agar ruang tersebut fungsional dan dibentuk sesuai dengan maksud pengadaannya. c) Suatu ruang harus nyaman (comfort). Kenyamanan merupakan pemenuhan terhadap fungsi biologis tubuh, dimana fungsi ketidaknyamanan merupakan perlindungan seseorang terhadap suatu kondisi ekstrim. d) Suatu ruang harus menarik/menyenangkan secara estetis (esthetic pleasantness). Suatu usaha pemenuhan kesenangan estetis dapat berupa dimensi skala, proporsi, harmoni dan sebagainya. Community Needs and Value (Seymour M. Gold) Penataan pasar jika ditinjau dari nilai-nilai dan keinginan masyarakat Gold, 1980 (dalam Tristyanthi 2008) terdiri dari: a. Kebutuhan akan Kesehatan dan Keselamatan, yaitu terdiri dari dari: 1. Bahaya (hazards), yaitu lingkungan dimana ancaman bahaya dapat diminimalisir. 2. Kejahatan (crime), yaitu lingkungan yang terlindung dari kejahatan seperti narkoba, pencuri, kenakalan remaja, dll. 3. Lalu lintas (traffic), yaitu lingkungan yang terlindung dari lalu lintas kendaraan. 4. Bantuan (aid), yaitu kemudahan untuk mendapatkan pelayanan darurat, seperti ambulan, polisi dan pemadam kebakaran. 5. Kesehatan (health), yaitu lingkungan yang mendapatkan sinar matahari yang cukup, air bersih, sanitasi, pengendalian sampah, dll. b. Kebutuhan akan Aksesibilitas, terdiri dari: 1. Akses wilayah (regional access), yaitu akses terhadap pekerjaan, pelayanan, pendidikan, belanja, rekreasi dan fasilitas transportasi. 2. alur pejalan dan sepeda (cycle & pedestrian), yaitu keamanan dan kesenangan bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki untuk beraktifitas di dalam lingkungan. 3. Akses publik (public access), yaitu tersedianya akses bagi publik terhadap sumberdaya yang bernilai atau tempat-tempat yang penting atau menarik. 4. Orientasi (orientation), yaitu keterlihatan akses atau penanda yang jelas terhadap fasilitas dan tempat-tempat penting dan diinginkan pengguna. c. Kebutuhan akan estetika dan simbolis, terdiri dari: 1. Menarik (attractiveness), yaitu lingkungan yang menarik dan menyenangkan melalui indera, seperti pemandangan, bunyi, bau, dan sentuhan. 2. Pencitraan (Imageability), yaitu lingkungan yang unik, vital, bersemangat

8 dan khusus. 3. Kemurnian (purity), yaitu lingkungan yang tertib, sederhana, bersih dan dikelola dengan baik. 4. Sejarah & citra ruang (history & sense of place), yaitu lingkungan yang memiliki identitas yang kuat. d. Kebutuhan akan kenyamanan (livability), terdiri dari: 1. Ruang (space), yaitu ruang yang memadai untuk beraktivitas. 2. Ketenangan (quiet), yaitu lingkungan yang terhindar dari gangguan untuk beragam aktivitas seperti tidur, berbicara, membaca dan bersantai. 3. Cahaya (light), yaitu cahaya yang memadai untuk berbagai aktifitas seperti membaca, mengemudi, belanja dan terhindar dari cahaya yang menyilaukan atau terlalu terang bila yang diinginkan adalah ruang yang lebih gelap. 4. klim (climate), yaitu pengendalian iklim yang dapat melindungi orang dari kondisi yang tidak ditolerir seperti panas, dingin, kabut, dsb. Kriteria Penataan Berdasarkan Perbandingan Dari beberapa tinjauan teori di atas, dapat disimpulkan terdapat 13 komponen yang paling berperan dalam peningkatan kondisi pasar yang berkenaan dengan konsep penataannya. Komponen tersebut dapat dipisahkan menjadi 2 kelompok komponen, komponen utama merupakan komponen yang membentuk dan memberikan fungsi pasar, sedangkan komponen pendukung merupakan komponen yang perlu disediakan untuk mendukung aktivitas di dalam pasar. Komponen tersebut antara lain: 1. Komponen utama, yang meliputi: a) Bangunan b) Kios dagang c) Gang antar kios d) Jalan utama 2. Komponen pendukung, yang meliputi: a) Identitas (papan nama, gapura atau tugu) b) Papan informasi c) Toilet d) Mushola e) Air bersih f) Drainase g) Parkir h) Pemadam kebakaran i) Tempat pembuangan sampah Untuk dapat menilai kondisi penataan pasar tradisional, dibutuhkan indikator yang dapat digunakan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari 7 kriteria penilaian penataan fisik pasar tradisional (Aksesibilitas, Keselamatan, Keamanan, Kenyamanan, Kesehatan, Kecukupan dan Estetika) dan 13 komponen penataan pasar, dapat diperoleh 63 indikator penilaian untuk menilai penataan fisik suatu pasar.

9 HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan letak geografis, batas administratif Kota Gorontalo sebelah utara berbatas dengan Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango, Sebelah Timur dengan Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bonebolango, sebelah Barat dengan Kecamatan Telaga, Batudaa, dan Batudaapantai Kabupaten Gorontalo sedangkan sebelah Selatan dengan Teluk Tomini. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Gorontalo. Oleh karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang memungkinkan untuk mendapat lokasi penelitian yang berbeda-beda tergantung pada objek pencahariannya, maka lokasi penelitian ini akan ditetapkan pada tempat tertentu meskipun juga setelah di lapangan akan berkembang lokasi lain sebagai lokasi tersebut. Pasar Moodu Pasar Moodu beralamat di jalan Prof DR. H Aloe Saboe, Kelurahan Moodu Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Luas pasar moodu ±7.000 m 2. Aktivitas pasar Terjadi pada hari senin mulai dari jam Wita. Pasar Moodu menempati lahan di pinggiran lingkungan pemukiman serta lahan persawahan sehingga dapat menciptakan permasalahan pemukiman antara lain kondisi lingkungan disekitarnya banyak sampah yang berserahkan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit mendapatkan parkir. Dengan melihat kondisi lingkungan seperti ini, pasar Moodu yang luas area untuk kegiatan pasar cukup besar yang perlu di lakukan adalah memperbaiki fasilitas sarana dan prasaran pasar. Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari penataan pasar adapun Perbaikan yang diutamakan adalah perbaikan pasar melalui perbaikan penerangan yang menjangkau seluruh bagian pasar, tidak terdapat Pagar pembatas, tidak memiliki pos keamanan sebagai wadah pelaporan bila terjadi ketidakamanan di lingkungan pasar, ventilasi bangunan tidak ada karena banguan pasar merupakan bangunan terbuka, gang tidak mendapatkan penerangan, jalur masuk pejalan dan kenderaan tidak terpisah, air bersih dekat dengan tempat pembuangan sampah dan tidak layak di pakai, tidak terdapat pembatas di lokasi parkir, ruang parkir yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antara lain, penambahan fasilitas, papan informasi, mushola dan pemadam kebakaran. Pasar Potanga Pasar Potanga terletak di jalan Raja Eyato, Kelurahan Potanga, Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo, dengan luas ± m 2. Aktivitas pasar Terjadi pada hari selasa mulai dari jam Wita. Pasar Potanga menempati lahan di tengah lingkungan pemukiman sehingga dapat menciptakan permasalahan pemukiman antara lain kondisi lingkungan disekitarnya banyak sampah yang berserahkan, jalan utama mengalami kemacetan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit

10 mendapatkan parkir. Dengan melihat keterbatasan lahan untuk memperluas bangunan pasar. adapun yang harus dilakukan yaitu memperbaiki fasilitas sarana dan prasaran pasar Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari penataan pasar adapun Perbaikan yang diutamakan adalah perbaikan pasar melalui perbaikan tidak dilengkapi penerangan yang menjangkau seluruh bagian pasar, tidak terdapat Pagar pembatas, tidak memiliki pos keamanan sebagai wadah pelaporan bila terjadi ketidakamanan di lingkungan pasar, akses keluar masuk yang sulit dan ditemukan, terlihat adanya pasar tumpah, ventilasi bangunan tidak ada karena banguan pasar merupakan bangunan terbuka, gang tidak mendapatkan penerangan, jalur masuk pejalan dan kenderaan tidak terpisah, jalan utama sulit di temukan dan di capai, jalan utama tidak dapat di lalui kenderaan darurat, tidak terdapat pembatas di lokasi parkir. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antara lain, penambahan fasilitas, papan identitas, papan informasi, mushola, pemadam kebakaran dan tempat pembuangan sampah Pasar Andalas Pasar Andalas terletak di jalan Tondano, Kelurahan Tapa, Kecamatan Sipatana dengan luas pasar ± m 2. Aktivitas pasar Terjadi pada hari rabu mulai dari jam Wita. Pasar Andalas menempati lahan di tengah lingkungan pemukiman serta lahan kelapa sehingga dapat menciptakan permasalahan pemukiman antara lain kondisi lingkungan disekitarnya banyak sampah yang berserahkan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit mendapatkan parkir. Dengan melihat kondisi lingkungan seperti ini, Pasar Andalas yang luas area untuk kegiatan pasar cukup besar yang perlu di lakukan adalah memperbaiki fasilitas sarana dan prasaran pasar. Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari penataan pasar adapun Perbaikan yang diutamakan adalah perbaikan pasar melalui perbaikan penerangan yang menjangkau seluruh bagian pasar, tidak terdapat Pagar pembatas, tidak memiliki pos keamanan sebagai wadah pelaporan bila terjadi ketidakamanan di lingkungan pasar, ventilasi bangunan tidak ada karena banguan pasar merupakan bangunan terbuka, kondisi kios dagang kurang baik dan dapat membahayakan keselamatan, tidak terdapat prmbagian segmen kios berdasarkan barang yang di dagangkan, kios dagang kurang menarik dan menyenangkan melalui indera, ukurang kios tidak mencukupi kebutuhan pedagang dan pembeli untuk beraktivitas, gang tidak mendapatkan penerangan, jalur masuk pejalan dan kenderaan tidak terpisah, toilet umum tidak mencukupi kebutuhan, tidak terdapat pembatas di lokasi parkir. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antara lain, penambahan fasilitas, papan identitas, papan informasi, mushola, pemadam kebakaran dan tempat pembuangan sampah

11 Pasar Bugis Pasar Bugis terletak di jalan Jalaludin Tantu Kelurahan Bugis, Kecamatan Dumbo Raya dengan luas bangunan ±1.200 m 2 Aktivitas pasar Terjadi pada hari kamis mulai dari jam Wita. Pasar Bugis menempati lahan di tengah lingkungan pemukiman sehingga dapat menciptakan permasalahan pemukiman antara lain kondisi lingkungan disekitarnya banyak sampah yang berserahkan, jalan utama mengalami kemacetan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit mendapatkan parkir. Dengan melihat keterbatasan lahan untuk memperluas bangunan pasar adapun yang harus dilakukan yaitu memperbaiki fasilitas sarana dan prasarana pasar. Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari penataan pasar adapun Perbaikan yang diutamakan adalah perbaikan pasar melalui perbaikan akses keluar masuk sulit untuk ditemukan dan dicapai, tidak dilengkapi penerangan yang menjangkau seluruh bagian pasar, tidak terdapat Pagar pembatas, tidak memiliki pos keamanan sebagai wadah pelaporan bila terjadi ketidakamanan di lingkungan pasar, area pasar terdapat banyak sampah yang berserakan, terlihat adanya pasar tumpah, ventilasi bangunan tidak ada karena banguan pasar merupakan bangunan terbuka, tidak ada Pembaigan segmen kios berdasarkan barang yang di dagangkan, ukuran kios tidak mencukupi kebutuhan pedagang dan pembeli untuk beraktivitas, gang tidak mendapatkan penerangan, terlihat banyak rintangan yang menghalangi jalan seperti, barang dagangan, dan kursi, jalur masuk pejalan dan kenderaan tidak terpisah, jalan utama sulit di temukan dan di capai, jalan utama tidak dapat di lalui kenderaan darurat, tidak terdapat pembatas di lokasi parkir, ruang parkir yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antara lain, penambahan fasilitas, papan identitas, papan informasi, mushola pemadam kebakaran dan tempat pembuangan sampah Pasar jembatan jodoh Pasar Jembatan jodoh beralamat di jalan Beringin, Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Luas pasar sentral m 2. Aktivitas pasar Terjadi pada setiap hari pada waktu sore hari. Pasar Jembatan Jodoh menempati lahan di pingiran semak belukar, sub Das Bolango dan juga berdekatan dengan lahan untuk pembangunan terminal baru. Dengan kondisi lingkungan seperti ini cocok untuk kegiatan pasar, Sehingga tidak menciptakan permasalahan pemukiman antara lain kondisi lingkungan disekitarnya banyak sampah yang berserahkan, jalan utama mengalami kemacetan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit mendapatkan parkir. Adapun yang harus dilakukan yaitu memperbaiki fasilitas sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari penataan pasar adapun perbaikan yang diutamakan penerangan yang menjangkau seluruh bagian pasar, tidak terdapat Pagar pembatas, tidak memiliki pos keamanan sebagai wadah pelaporan bila terjadi ketidakamanan di lingkungan pasar, area pasar masih terdapat banyak sampah yang berserakan, ventilasi bangunan tidak ada karena banguan pasar merupakan bangunan terbuka, tidak ada Pembaigan segmen kios berdasarkan barang yang di dagangkan, gang tidak mendapatkan penerangan, terlihat banyak

12 rintangan yang menghalangi jalan seperti barang dangan dan kursi, jalur masuk pejalan dan kenderaan tidak terpisah, kondisi toilet membahayakan keselamatan, toilet tidak bersih dan beraroma busuk, toilet umum tidak mencukupi kebutuhan, tidak terdapat pembatas di lokasi parkir. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antara lain, penambahan fasilitas, papan identitas, papan informasi, mushola, air bersih, pemadam kebakaran dan tempat pembuangan sampah. Pasar liluwo Pasar liluwo beralamat di jalan Madura, Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah dengan luas pasar sekitar ± m 2. Aktivitas pasar Terjadi pada hari sabtu mulai dari jam Wita. Pasar Liluwo menempati lahan di pingiran lingkungan pemukiman, perkantoran. sehingga dapat menciptakan permasalahan pemukiman, perkantoran antara lain kondisi lingkungan disekitarnya banyak sampah yang berserahkan, jalan utama mengalami kemacetan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit mendapatkan parkir. Dengan melihat keterbatasan lahan untuk memperluas bangunan pasar adapun yang harus dilakukan yaitu memperbaiki fasilitas sarana dan prasaran pasar Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari penataan pasar adapun Perbaikan yang diutamakan adalah perbaikan pasar melalui perbaikan akses keluar masuk sulit untuk ditemukan dan dicapai, tidak dilengkapi penerangan yang menjangkau seluruh bagian pasar, tidak terdapat pagar pembatas, tidak memiliki pos keamanan sebagai wadah pelaporan bila terjadi ketidakamanan di lingkungan pasar, area pasar terdapat banyak sampah yang berserakan, arsitektur bangunan terlihat tidak menarik, terlihat adanya pasar tumpah, ventilasi bangunan tidak ada karena banguan pasar merupakan bangunan terbuka, kondisi kios dagang kurang baik dan membahayakan keselamatan, kebersihan kios kurang, sampah terlihat berserakan, kios dagang tidak menarik dan menyenangkan memaluli indera, tidak ada Pembaigan segmen kios berdasarkan barang yang di dagangkan, ukuran kios tidak mencukupi kebutuhan pedagang dan pembeli untuk beraktivitas, gang tidak mendapatkan penerangan, terlihat banyak rintangan yang menghalangi jalan seperti, barang dagangan, dan kursi, gang antar kios kotor, sedikit becek, terdapat sampah dan tidak mendapatkan cahaya, jalur masuk pejalan dan kenderaan tidak terpisah, jalan utama tidak dapat di lalui kenderaan darurat, kondisi toilet membahayakan keselamatan, toilet tidak bersih dan beraroma busuk, toilet umum tidak mencukupi kebutuhan, air bersih dekat dengan tempat pembuangan sampah, drainase ada genangan air dan tersumbat sampah, terdapat genangan air dan sampah di selokan dalam pasar, tidak terdapat pembatas di lokasi parkir, ruang parkir yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antara lain, penambahan fasilitas, papan identitas, papan informasi, mushola, pemadam kebakaran.

13 Pasar Sentral Pasar sentral terletak di pusat kota gorontalo yang beralamat di jalan Setiabudi No.1 Kelurahan Limba U1 Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Luas pasar sentral m 2. Aktivitas pasar Terjadi pada hari senin mulai dari jam Wita. Pasar Sentral menempati lahan yang strategis untuk kegiatan pasar dimana pasar Sentral jauh dari lingkungan pemukiman dan juga jauh dari pasar modern sehingga pasar sentral dapat bersaing dengan pasar modern. Dengan kondisi lingkungan sepertin ini cocok untuk kegiatan pasar. Sehingga tidak menciptakan permasalahan pemukiman antara lain kondisi lingkungan disekitarnya banyak sampah yang berserahkan, jalan utama mengalami kemacetan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit mendapatkan parkir. Adapun yang harus dilakukan yaitu memperbaiki fasilitas sarana dan prasaran pasar Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari penataan pasar adapun Perbaikan yang diutamakan adalah perbaikan pasar penerangan yang menjangkau seluruh bagian pasar, tidak terdapat Pagar pembatas, gang becek dan sedikit kotor, papan informasi tidak mengerti dan tidak dapat dibaca dengan jelas, papan informasi tidak mencolok, papan informasi tidak menunjukan kearah bagian-bagian pasar, tidak terdapat pembatas di lokasi parkir. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antara lain, penambahan fasilitas, papan identitas, dan tempat pemadam kebakaran. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penataan pasar tradisional yang ada di Kota Gorontalo sebagian besar dilakukan perbaikan komponen papan identitas, papan informasi, mushola, pemadam kebakaran serta tempat pembuangan sampah. Dan indikator fasilitas sarana dan prasarana pasar seperti penerangan yang menjangkau seluruh bagian pasar, pagar pembatas, pos keamanan, ventilasi bangunan, pembagian segmen pasar, sirkulasi jalan yang terhalang barang barang dagangan, kursi, gang antar kios yang kotor, becek, jalur pejalan dan kenderaan terpisah, toilet harus bersih dan tidak beraroma busuk, pembatas di lokasi parkir, dan juga ruang parkir yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan. Serta pertimbangan kondisi lingkungan pasar di sekitaran lahan pemukiman yang menimbulkan permasalahan di sekitarnya banyak sampah yang berserakan, jalan utama mengalami kemacetan, tercium bau yang tidak sedap, bising, serta sulit mendapatkan parkir. Rekomendasi Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penataan pasar tradisional dan penataan pusat perdagangan di Kota Gorontalo. Beberapa arahan perbaikan yang dapat diberikan untuk setiap pasar tradisional di Kota Gorontalo antara lain: 1. Penyediaan fasilitas pendukung di dalam pasar seperti tempat parkir, toilet, mushola, papan informasi, papan identitas, tempat pemadam kebakaran dan tempat pembuangan sampah juga perlu diperhatikan dan

14 disediakan sesuai kebutuhan. 2. Ada pun indikator dari tiap-tiap komponen pentaan pasar lebih di tinjau kembali, serta di perbaiki sehingga dapat memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, keindahan, kesehatan, kecukupan dan aksesbilitas yang baik terhadap pedagan, dan pembeli. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Imam (2006) Pasar Tradisional: Ruang Sosial itu Segera Menjadi Masa Lalu Kompas, 4 Agustus Prihandana, Ramalis Subandi (2002). Redefining the Pasar: Trading Enterprise, Livelihood, Networks, and Urban Governance. Academisch Vrije Universiteit, Amsterdam. Proefschrift. Tarigan, Robinson Perencanaan Pembangunan Wilayah, edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Tristyanthi, Ade Cahya Arahan Perbaikan Fisik Pasar Tradisional Di Kota Bandung, Disertasi. Bandung: progran Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Arsitektur Perencanaan Dan pengembangan Institut Teknologi Bandung Winarso, Haryo, 1995, Tarif Ijin Perubahan Guna Lahan Perkotaan Sebagai Bentuk Kontrol Pelaksanaan Penataan Ruang Kota, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota

BAB II KRITERIA DAN INDIKATOR PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB II KRITERIA DAN INDIKATOR PENATAAN PASAR TRADISIONAL BAB II KRITERIA DAN INDIKATOR PENATAAN PASAR TRADISIONAL Pasar tradisional merupakan suatu bentuk kegiatan pendistribusian barang dari produsen kepada konsumen. Kegiatan ini terbentuk karena adanya permintaan

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG

BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan studi berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Temuan studi tersebut disusun menjadi sebuah arahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai kriteria dan indikator kinerja yang diperlukan untuk dapat mendeskripsikan kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Lebih terperinci

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah: Parkir adalah suatu kondisi kendaraan yang berhenti atau tidak bergerak pada tempat tertentu yang telah ditentukan dan bersifat sementara, serta tidak digunakan untuk kepentingan menurunkan penumpang/orang

Lebih terperinci

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Arif Rahman Hakim L2D 303 283 JURUSAN

Lebih terperinci

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI) Perancangan Kota CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI) OLEH: CUT NISSA AMALIA 1404104010037 DOSEN KOORDINATOR IRFANDI, ST., MT. 197812232002121003 PEREMAJAAN KOTA Saat ini, Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur BAB II TRUTHS Setelah menemukan adanya potensi pada kawasan perancangan, proses menemukan fakta tentang kawasan pun dilakukan. Ramussen (1964) dalam bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan

Lebih terperinci

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan nasional 2010 yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Perancangan Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. Khususnya di DKI Jakarta. Di berbagai wilayah terus tumbuh pusat-pusat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah telah menjadi masalah klasik bagi setiap negara karena berkaitan dengan kondisi lingkungan negara itu sendiri. Tidak heran bila banyak negara mulai

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR PENENTUAN PRIORITAS PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PASAR BATIK SETONO SEBAGAI OBJEK WISATA BELANJA DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR Oleh: Yunandini Galih Prastyani L2D303307 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di tambah dengan kebutuhan hidup sehari hari yang harus terpenuhi. Suatu lahan kota akan mengalami perkembangan,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional Agus S. Ekomadyo (1), Kustiani (2), Herjuno Aditya (3) (1) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115 LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perdagangan eceran merupakan salah satu unsur penting dalam proses kegiatan distribusi barang. Bentuk dari perdagangan eceran dapat berupa pasar, supermarket, mini market, toko/kios,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang berada pada kawasan pesisir pantai utara Jawa. Kota Semarang yang berada di pesisir pantai menempatkan penduduknya

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Sukandi (2010) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Fasilitas Kampus Terhadap Kepuasan Mahasiswa dalam Menghadapi Daya Saing Jasa Pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN 29 BAB III PROGRAM PERANCANGAN A. Tata Ruang Makro 1. Penentuan Lokasi Site Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bone Bolango (Sumber: Dokumen Faksi Bone Bolango) Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Terkait Objek Perancangan Setiap manusia sangat membutuhkan kebutuhan sandang dan pangan dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman Jalan merupakan salah satu ruang publik dalam suatu kawasan yang memiliki peran penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu kota selalu berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk, aktivitas dan yang kebutuhan kelengkapan kota lainnya. Sejalan dengan waktu suatu kota dibangun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan kota sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai macam faktor-faktor perubahan yang menyangkut segi-segi sosial, ekonomi, politik

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO

REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO TUGAS AKHIR 37 Periode April - September 2011 REST AREA KM 22 JALAN TOL SEMARANG-SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Juli 2015 Re - DesainTerminal Pelabuhan

Lebih terperinci

ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR ADE CAHYA TRISTYANTHI

ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR ADE CAHYA TRISTYANTHI ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR ADE CAHYA TRISTYANTHI 15403009 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan pasar tradisional menjadi topik yang menyulut perdebatan hangat di kalangan masyarakat. Liberalisasi

Lebih terperinci

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA Tataguna Lahan Aktivitas Pendukung Bentuk & Massa Bangunan Linkage System Ruang Terbuka Kota Tata Informasi Preservasi & Konservasi Bentuk dan tatanan massa bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar tradisional di Indonesia masih merupakan wadah utama masyarakat dalam membeli suatu kebutuhan, karena dalam pasar inilah sesungguhnya perputaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.

BAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Shopping Street Pertokoan Jl. Yos Sudarso :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. (http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR Oleh : AULIA LATIF L2D 002 389 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar tradisional merupakan tempat (lokasi) bertemunya penjual dan pembeli yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola tawar-menawar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,

Lebih terperinci

SPORT MALL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SPORT MALL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SPORT MALL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Pasar Sejak jaman dulu, pasar tradisional mempunyai peranan penting dalam penggerakan ekonomi rakyat. Pasar tradisional selain berfungsi sebagai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta dahulu dikenal dengan nama Batavia yang merupakan salah satu kota kolonial di Indonesia, selanjutnya berkembang menjadi kota Metropolitan seperti saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Aktivitas ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Dalam penelitian ini, peran ruang terbuka hijau dibagi menjadi fungsi utama dan fungsi tambahan. Fungsi utama terkait dengan fungsi ekologis, sedangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar Seni Sukawati terletak di kabupaten Gianyar, Bali yang berada di jalan raya Desa Sukawati, pada dimana di awal tahun 1983 beberapa pengerajin

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

KAJIAN ASPEK KENYAMANAN PADA JALUR PEDESTRIAN PENGGAL JALAN PROF. SOEDHARTO, SEMARANG (NGESREP (PATUNG DIPONEGORO) - GERBANG UNDIP)

KAJIAN ASPEK KENYAMANAN PADA JALUR PEDESTRIAN PENGGAL JALAN PROF. SOEDHARTO, SEMARANG (NGESREP (PATUNG DIPONEGORO) - GERBANG UNDIP) KAJIAN ASPEK KENYAMANAN PADA JALUR PEDESTRIAN PENGGAL JALAN PROF. SOEDHARTO, SEMARANG (NGESREP (PATUNG DIPONEGORO) - GERBANG UNDIP) ABSTRAKSI Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis saat ini disebabkan oleh perubahaan pola pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Permukiman Padat Kumuh Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992, permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup, di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menimbulkan persaingan yang ketat untuk produk dan jasa yang dihasilkan oleh setiap perusahaan. Agar sebuah perusahaan mampu terus eksis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo) BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ruang terbuka merupakan ruang publik yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi, berolahraga, dan sebagai sarana rekreatif. Keberadaan ruang terbuka juga bermanfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan yang diangkat, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Transportasi darat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya taraf kehidupan kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas perkotaan yang lebih terencana. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya meningkatkan pembangunan ekonomi untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang berkeadilan dan sejahtera.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU oleh : Endang Kusmala Dewi NRP : 3110207713 Dosen konsultasi : Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D. PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik bisnis retail, terutama yang berbasis toko (store based retailing), harus mampu mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar mengalami peningkatan penjualan pada tiap-tiap tahun, baik yang beroda empat atau pun yang beroda

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Deskripsi Judul Judul dalam laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Penataan Plaza dan Pusat Kuliner di Kawasan Simpang Lima Semarang (Pendekatan pada Konsep

Lebih terperinci

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR Oleh: ENI RAHAYU L2D 098 428 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang

BAB III PROGRAM RANCANGAN. secara resmi setelah disetujuinya Undang Undang No.38 Tahun 2000 tentang BAB III PROGRAM RANCANGAN A. Lokasi Rancangan Gorontalo merupakan salah satu dari empat kota tertua yang ada di pulau Sulawesi, yakni Gorontalo, Makassar, Manado, dan Parepare. Gorontalo berdiri secara

Lebih terperinci