RENCANA AKSI KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA AKSI KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA TAHUN"

Transkripsi

1 RENCANA AKSI KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA TAHUN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA 1

2 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur atas Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia kesehatan sehingga Rencana Aksi kegiatan (RAK) ini dapat tersusun dengan baik. RAK Tahun merupakan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan institusi. Loka Litbang P2B2 Baturaja sebagai salah satu instansi pemerintah juga mempunyai kewajiban menyusun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan diharapkan menjadi panduan dan sekaligus upaya akselerasi Loka Litbang P2B2 Baturaja mendukung Badan Litbangkes sebagai lokomotif pembangunan kesehatan. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Loka Litbang P2B2 Baturaja Tahun ini masih mempunyai banyak kekurangan dan belum menyajikan informasi secara lengkap, namun diharapkan RAK ini dapat memberikan gambaran tentang rencana aksi program Loka Litbang P2B2 Baturaja Tahun kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sesungguhnya masih terdapat keterbatasan dalam penyusunan RAK ini. Kami mengharapkan saran-saran positif dalam penyempurnaan penyusunan RAK ini, sehingga dapat sesuai dengan yang diharapkan pembaca. Baturaja, Desember 2011 Kepala, Yulian Taviv, SKM, M.Si NIP

3 Daftar Isi BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Manfaat Penyusunan Landasan penyusunan Sistematika Penulisan... 8 Bab II. Analisis Situasi Analisis Derajat Kesehatan Analisis Perilaku Kesehatan dan Kelembagaan Sumber Daya Masyarakat Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan Analisis Kebijakan Kesehatan di Era Desentralisasi Analisis Kecenderungan Kesehatan Bab III. Rencana Kinerja Bab IV. Identifikasi Masalah Kesehatan Dan Masalah Yang Terkait Dengan Pembangunan Kesehatan Bab V. Penentuan Prioritas Kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja Bab VI. Program Loka Litbang P2B2 Baturaja Bab VII. Monitoring dan Evaluasi Bab VIII. Penutup

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan, sedangkan misinya adalah: 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan. 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan. 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Untuk itu salah satu Strategi Kementerian Kesehatan RI adalah Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Terjangkau, Bermutu Dan Berkeadilan Serta Berbasis Bukti Dengan Mengutamakan Pada Upaya Promotif Dan Preventif. Agar Hal Ini Bisa Tercapai Maka Diperlukan Data Kesehatan Baik Yang Berbasis Fasilitas Maupun Komunitas Yang Dikumpulkan Secara Berkesinambungan. Loka Litbang P2B2 Baturaja merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbangkes Kemenkes RI yang awal berdirinya dimulai dengan kelembagaan setingkat Stasiun Lapangan dan kemudian pada tahun 1999 didirikan suatu institusi penunjang peroyek Intensified Communicable Diseases Control (ICDC). Bernama Statsiun Lapangan Pemberantasan Vektor (SPLV). Agar SPLV lebih bermanfaat bagi Kabupaten maupun Propinsi diluar daerah proyek ICDC,maka SPLV ditingkatkan perannya menjadi unit Penelitian dan Pengembangan Penyakit Bersumber Binatang dibawah Litbangkes.kemudian pada tanggal 31 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Kesehatan Depkes RI No.KP ,SPLV berubah nama menjadi menjadi Unit Pelaksana Fungsional Pemberantasan Vektor dan Reservoir Penyakit (UPF-PVRP). Selanjutnya melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1406/MENKES/SK/IX/2003 ditetapkan menjadi Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumbar Binatang (Loka Litbang P2B2).pada tahun 2008 sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No.895/Menkes/PER/IX/2008, Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumbar Binatang diubah menjadi Loka Penelitian Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. Merujuk kepada Visi dan Strategi Program, baik kebijakan dan kegiatan program pembangunan kesehatan memerlukan dukungan penelitian dan pengembangan (litbang). Penelitian merupakan salah satu aktivitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang menjadi penyedia data/informasi/bukti untuk perencanaan pembangunan kesehatan, dan monitoring/evaluasi dari pembangunan kesehatan. Pengembangan merupakan salah satu aktivitas iptek yang memberikan suatu produk baru atau terobosan sebagai input dari pembangunan kesehatan. 4

5 Adanya peningkatan Anggaran Pembangunan untuk Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), semakin memperkuat perlunya kebutuhan data, informasi dan bukti sebagai basis program pembangunan. Sejak tahun 2006, Badan Litbangkes termasuk Loka Litbang P2B2 Baturaja, sudah melakukan proses restrukturisasi guna menyiapkan sumbersumber daya untuk berkreativitas dan berinovasi dalam dinamika peradaban dan iptek masa kini. Terjadi pergeseran paradigma litbangkes, yang sebelumnya bersifat pasif menjadi proaktif dan lebih fokus pada upaya mendukung unit-unit program berdasarkan kepakaran/minat yang ada, upaya penyediaan data dasar (basis data) yang progresif dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan sebagai kontribusi dalam mendukung perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan khususnya program pemberantasan penyakit tular vektor. Kecenderungan meningkatnya kasus penularan penyakit oleh vektor di Indonesia menuntut perhatian yang lebih intensif untuk keberhasilan penanganannya. Beberapa kasus penyakit tular vektor antara lain : malaria, filariasis, Rabies dan Antraks. Seringkali masa penularan penyakit tular vektor dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan perilaku Masyarakat. Keadaan lingkungan iklim tropis di Indonesia merupakan faktor potensial yang mendukung berkembangnya penyakit tular vektor. Disisi lain informasi yang tersedia untuk pengambilan keputusan dalam upaya penanggulangan penyakit tular vektor belum memadai. Disinilah peran penting lembaga penelitian dalam penyediaan informasi yang akurat. Loka litbang P2B2 Baturaja memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai institusi yang bertugas melakukan Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang untuk wilayah Propinsi Sumatera Selatan. dengan kompleksitas masalahnya. Untuk mampu menghadapi tantangan ke depan maka disusunlah Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Loka Litbang P2B2 Baturaja. I.2 Manfaat Rencana Aksi Kegiatan (RAK) merupakan rencana aksi setingkat kelembagaan eselon IV dan turunan substansi dari Rencana Aksi Program (RAP) Badan litbangkes sedangkan RAP merupakan turunan substansi dari RPJMN dan Rencana Strategis Kemenkes Rencana Aksi Kegiatan memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan institusi. Kemampuan yang dimaksud adalah membantu daerah dalam penyediaan data dan informasi yang akurat dalam mendukung Pengendalian penyakit bersumber binatang dalam rangka mempercepat pencapaian Visi Pembangunan di daerah. Rencana Aksi Kegiatan memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun, berguna untuk memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan, dan evaluasi pencapaian outcome program dan output kegiatan. 5

6 Selain itu, RAK dapat memberikan informasi mengenai kontribusi litbang prasyarat dan litbang evaluasi untuk program Kemenkes selama Selain itu, menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Program Litbangkes Landasan Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut: 1) Landasan Ideal: Pancasila Pancasila sebagai landasan ideal dari sistem masyarakat, menyebutkan adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interaksi dengan alam, interaksi dengan negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan TUHAN. Dalam hal ini, Program Litbangkes merupakan salah satu upaya pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan kesehatan manusia dan kemuliaan bagi TUHAN. 2) Landasan Konstitusional: UUD 1945 UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai. Dalam hal ini, Program Litbangkes ditujukan untuk mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang tertinggi. 3) Landasan Operasional: segala peraturan mulai dari UU s/d Keputusan Menteri Kesehatan dan Kebijakan Kepala Badan Litbangkes mengenai manajemen litbang dan iptek, yaitu: 1) UU No. 12 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 2) UU No. 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian dan Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 3) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. 4) UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 5) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. 6) UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 7) UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ) UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publikasi 9) UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 10) PP No. 39 Tahun 1995 Tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 11) PP No. 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. 12) PP No. 20 Tahun 2005 Tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Kegiatan Litbang oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang. 6

7 13) PP No. 21 Tahun 2005 Tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik. 14) PP No. 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 15) PP No. 41 Tahun 2006 Tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Litbang Bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Litbang Asing, Badan Usaha Asing, dan Orang Asing. 16) PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 17) Perpres No. 24 Tahun 2010 Tentang Pengaturan Tugas dan Fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 18) Perpres No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 19) Permenristek No. 4 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaporan Kekayaan Intelektual, Hasil Kegiatan Litbang dan Pengelolaannya. 20) Permen PANRB No. 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 21) Permenkes No Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. 22) Peraturan Menteri Kesehatan No. 894/Menkes/Per/IX/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. 23) Kepmenkes No. 937 Tahun 1998 Tentang Komite Nasional Jaringan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 24) Kepmenkes No A Tahun 1999 Tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 25) Keputusan Kepala LANRI No. 239 Tahun 2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 26) Kepmenkes No. 145 Tahun 2007 Tentang Pedoman Bencana. 27) Kepmenkes No. 732 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pengiriman Spesimen untuk Kegiatan Litbangkes. 28) Kepmenkes No. 374 Tahun 2009 Tentang Sistem Kesehatan Nasional. 29) Kepmenkes No. 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun ) Kepmenkes No. 160 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun ) Kepmenkes No. 267 Tahun 2010 Tentang Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat. 32) Dr. dr. Trihono, MSc, (2011): Rencana Besar Pengembangan Badan Litbangkes, Jakarta. 7

8 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Rencana Aksi Kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja ditulis dengan sistematika sebagai berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. BAB II. PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB III. RENCANA KEGIATAN BAB IV. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DAN MASALAH YANG TERKAIT DENGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN BAB V. BAB VI. PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA PROGRAM LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA BAB VII. MONITORING DAN EVALUASI BAB VIII. PENUTUP 8

9 BAB II ANALISIS SITUASI 2.1 Analisis Derajat Kesehatan Secara umum program dan kegiatan yang dilaksanakan adalah untuk mendukung sasaran strategis Kementerian Kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan dapat menghasilkan teknologi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kontribusi hasil-hasil penelitian dan pengembangan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Loka Litbang P2B2 Baturaja menetapkan indikator kinerja yaitu jumlah produk hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. Penetapan indikator ini mengacu pada RPJMN dan Renstra Kemenkes TARGET PENCAPAIAN IPM DAERAH PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI (Daya Beli) (DERAJAT KESEHATAN) PELAYANAN LINGKUNGAN PERILAKU GENETIK KESEHATAN 20% 45% 30% 5% KONTRIBUSI POTENSIAL LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA 9

10 Beberapa masalah potensial di wilayah propinsi Sumatera Selatan antara lain: Penyakit menular masih menjadi masalah. Faktor yang berperan dalam transmisi penyakit didominasi oleh lingkungan dan perilaku. Upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit menular membutuhkan informasi yang akurat. Peranan Loka Litbang P2B2 Baturaja dirasakan belum optimal. 2.2 Analisis Perilaku Kesehatan dan Kelembagaan Bersumber Daya Masyarakat Analisa perilaku kesehatan yang berkaitan dengan konsep sehat sakit dan kepercayaankepercayaan tentang kesehatan di masyarakat, tergambar bahwa kondisi geografis yang masih banyak daerah endemis. Terdapat pula kegiatan masyarakat yang belum sesuai dengan pola hidup sehat, keadaan ini berpotensi sebagai faktor terjadinya transmisi Penyakit Bersumber Binatang. Hal lain yang memperberat keadaan adalah masih adanya persepsi yang keliru di masyarakat tentang penyakit tular vektor. 2.3 Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan kesehatan di Indonesia yang menempatkan Puskesma sebagai ujung tombak pelaksanaan program kesehatan, tidak selalu sejalan dengan kebijakan pemerintah. Beberapa permasalahan muncul karena konsep otonomi daerah yang tidak sepenuhnya sejalan dengan sistem kesehatan nasional. Sebagai suatu sistem program P2B2 dapat dilihat melalui pendekatan sistem yaitu adanya input, proses dan output. Input dalam program P2B2 berupa sarana, tenaga dan dana. Sarana yang terlibat dalam program P2B2 meliputi jumlah Pukesmas, Pustu dan lainnya. Sarana yang tersedia tidak selalu dapat diakses oleh masyarakat karena faktor biaya, jarak, pola pencarian sarana kesehatan dan pengetahuan tenaga medis atau masyarakat. Tenaga pelaksana kegiatan P2B2 meliputi pengelola program, mikroskopis, Entomologis dan lainnya. Permasalahan tenaga diantaranya terdapat pengurangan tenaga karena pensiun atau alih tugas. Pelayanan kesehatan yang disediakan masih belum semuanya bisa diakses oleh masyarakat. Permasalahan yang muncul antara lain bagi penderita malaria di daerah terpencil. Masalah yang berkaitan dengan penyakit filaria adalah kondisi kejiwaan penderita yang cenderung enggan berobat. 2.4 Analisis Kebijakan Kesehatan di Era Desentralisasi Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan otonomi daerah menimbulkam beberapa implikasi dalam bidang kesehatan. Banyak sisi positif dari kebijakan ini, namun ada juga permasalahan yang timbul misalnya kemampuan daerah yang tidak sama dalam melaksanakan program kesehatan. Kekekurangan lain yang masih perlu perbaiki adalah pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. Belum semua pemerintah daerah memiliki pemahaman fungsi pelayanan kesehatan, sebagai contoh anggapan sarana pelayanan kesehatan sebagai mesin penghasil PAD. 10

11 2.5 Analisis Kecenderungan Kesehatan Penyakit tular vektor masih menjadi masalah yang nyata dalam bidang kesehatan di Propinsi Sumatera Selatan. Beberapa diantaranya menunjukkan kecenderungan meningkat di banding saat sebelumnya. 11

12 BAB III RENCANA KEGIATAN Sasaran Kinerja Utama Badan Litbangkes adalah meningkatkan Kwalitas Penelitian,Pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan dengan indikator Kinerja Utama Jumlah Penelitian yang di proses dalam HAKI yang targetnya adalah 2 output setiap Tahun.Dalam mendukung sasaran kinerja utama badan Litbangkes tersebut,loka Litbang P2B2 Baturaja memiliki indikator kegiatan utama Yaitu: Jumlah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat,dan Jumlah Publikasi Ilmiah pada program Penelitian dan pengembangan Kesehatan.sasaran yang akan di hasilkan dari kedua Indikator kegiatan utaman ini yaitu: 1.Meningkatnga kwalitas penelitian dan pengembangan Teknologi intervensi Kesehatan Masyarakat. 2.Meningkatnya Meningkatnya Jumlah Publikasih Ilmiah pada program penelitian dan pengembangan kesehatan. Kedua kegiatan utama Loka Litbang P2B2 Baturaja dalam mencapai outputnya memiliki indikator.indikator ini merupakan tolak ukur dalam pencapaian output,sehinnga dengan indikator ini terlihata bagaiman output tersebut akan tercapai. 3.1.Penelitian dan pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Strategi dan langkah yang tepat dan fokus diperlukan dalam upaya mencapai tujuan serta sasaran yang ditetapkan dalam pembangunan. Strategi yang dilakukan antara lain : 1. Penelitian dilaksanakan secara lintas sektor dengan melibatkan multidisiplin ilmu dukung peran serta masyarakat termasuk swasta. 2. Identifikasi dan perumusan masalah penelitian dilakukan dengan kerjasama aktif antara peneliti dan pelaksana program di berbagai tingkat administrasi dan teknologi dalam bidang pengendalian penyakit bersumber binatang. 3. Membangun dan menciptakan kemitraan/jejaring kerja. 4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pengendalian penyakit bersumber binatang. 5. Pengembangan mutu, jumlah dan karier peneliti secara dinamis untuk mendukung percepatan upaya alih teknologi maupun upaya kemandirian. Penelitian dan pengembangan kesehatan ditujukan untuk menghasilkan output kegiatan berupa jumlah produk/ model intervensi/ prototipe/ standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dan jumlah publikasi ilmiah di bidang kesehatan masyarakat intervensif Publikasi Ilmiah Mendorong peneliti maupun litkayasa untuk mengirimkan karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian maupun telaah pustaka ke berbagai jurnal/media ilmiah nasional/internasional yang terakreditasi maupun yang belum terakreditasi. 12

13 MATRIKS KINERJA RENCANA AKSI KEGIATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA TAHUN NO PROGRAM/ KEGIATAN OUTCOME/ OUTPUT INDIKATOR TARGET REALISASI UNIT ORGANI SASI PELAKSA NA Penelitian dan Pengemban gan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat 1. Jumlah produk/model intervensi/prototipe /standar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat % 100% 100% 100% 100% Loka Litbang P2B2 Baturaja Meningkatn ya penelitian dan pengemban gan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional % 100% 100% 100% 100 % b. Internasional

14 Perlu dijelaskan pada Tabel 3.1 diatas penelitian yang dimaksud dalam rencana aksi adalah semua penelitian yang dilaksanakan di Loka Litbang P2B2 Baturaja yang dibiayai dari DIPA Satker Loka Litbang P2B2 Baturaja. Termasuk publikasi adalah semua bentuk publikasi nasional/ internasional baik yang sudah terakreditasi maupun yang belum terakreditasi. Perencanaan ini memperhitungkan analisis situasi, kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman serta isu-isu strategi. Dalam rencana strategi disusun suatu visi, misi, tujuan, kebijakan program dan sasaran yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Loka Litbang P2B2 Baturaja dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan diatas maka ditetapkan Visi Loka Litbang P2B2 Baturaja adalah a. Visi Pemberi informasi iptek dan pengembang utama sumber daya manusia yang handal dalam pengamatan dan kajian vektor, bionomiknya (perilaku) serta cara pengendalian vektor penyakit bersumber binatang di wilayah regional Sumatera b. Misi - Menghimpun, mengkaji, mengembangkan, dan menyebarkan informasi iptek tentang vektor, bionomik dan dinamika penularan penyakit bersumber binatang; - Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam bidang pengamatan dan pengajian vektor, dan dinamika penularan serta cara pengendalian vektor penyakit; serta - Menggalang dan mengembangkan kemitraan lintas program dan sektor terkait dalam pengamatan dan pengkajian vektor serta dinamika penularan penyakit. c. Tugas Melakukan Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. d. Fungsi 1) Penyusunan rencana dan program penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang. 2) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang sesuai dengan ekosistemnya. 3) Penentuan karakteristik epidemiologi penyakit bersumber binatang sesuai dengan ekosistemnya. 4) Pengembangan metode dan tehnik pengendalian penyakit bersumber binatang sesuai dengan ekosistemnya 5) Pelaksanaan kerjasama dan pelatihan penelitian dan pengembangan serta pengembangan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pengendalian penyakit bersumber binatang 6) Evaluasi dan penyusunan laporan 14

15 7) Memberikan rekomendasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi tentang pengendalian penyakit bersumber binatang sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan 8) Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Loka e. Tujuan dan Sasaran 1.Tujuan Tersedianya sumber daya manusia profesional yang didukung oleh sarana dan prasarana, serta tersedianya informasi iptek yang handal tentang vektor dan dinamika penularan penyakit di seluruh wilayah endemis dan potensial. 2.Sasaran Sesuai dengan Rentan Waktu Rencana Startegi Kementrian Kesehatan ,maka tahun 2012 merupakan Tahun ketiga pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran Program dan kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja. Sasaran output Loka Litbang P2B2 Baturaja adalah meningkatnya kualitas penelitian dan pengembangan di bidang pengamatan dan pengajian vektor, dan dinamika penularan serta cara pengendalian vektor penyakit, yaitu masalah-masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat, terutama ditujukan pada penyakit-penyakit tular vektor diantaranya adalah Malaria, DBD, Filariasis, Chikungunya yang endemis. 15

16 BAB IV Identifikasi Masalah Kesehatan Dan Masalah Yang Terkait Dengan Pembangunan Kesehatan Beberapa permasalahan yang masih ditemui berkaitan dengan penanganan masalah penyakit tular vektor antar lain: a. Aspek vektor Terdapat kecenderungan vektor menjadi resisten terhadap insektisida yang digunakan. Selain itu dosis efektif yang sesuai untuk masing-masing permasalahan terkait pengendalian vektor masih minim informasinya. Informasi mengenai keberadaan vektor, aspek bionomik, habitat, dinamika populasi, dan pola penyebarannya belum semuanya tersedia dengan memadai. Selain itu pengendalian vektor yang efektif sesuai dengan kondisi tiap lokasi belum cukup terdokumentasi. b. Aspek epidemiologi Faktor risiko penularan penyakit tular vektor di beberapa daerah endemis (malaria, filariasis,antraks,rabies), belum diketahui dengan pasti karena dukungan epidemiologi lapangan belum lengkap pada semua aspek. Faktor risiko penularan ini diperlukan untuk melakukan pencegahan dan atau perluasan penularan supaya tidak menjadi kejadian luar biasa, dengan melakukan kegiatan antisipasi terhadap faktor risiko yang dominan. c. Keterbatasan Sumber Daya Sumber daya yang diperlukan untuk upaya pengendalian penyakit bersumber binatang meskipun terus diupayakan peningkatan kualitas dan kuantitasnya namun masih terasa belum mencukupi, terutama tenaga yang terampil di bidang pengendalian P2B2. Demikian pula dengan ketersediaan sarana dan biaya juga dirasakan masih belum optimal. d. Organisasi dan Manajemen Secara lintas sektoral, lintas program dan lintas batas kerjasama atau koordinasi yang ada dirasa belum mencukupi sebagai upaya menyeluruh dalam usaha meminimalkan dampak negatif dari P2B2. Identifikasi Masalah yang Terkait dengan Kesehatan 1. restrukturisasi organisasi kesehatan Diharapkan mampu menghasilkan organisasi yang ramping namun mampu menyelesaikan masalah. Disisi lain tampaknya masih perlu adanya seksi khusus yg menangani masalah P2B2 di kabupaten/kota dan propinsi. Diharapkan keberadaan Loka litbang P2B2 Baturaja dapat mendukung penanganan masalah yang masih timbul. 16

17 2. Manajemen dan pengembangan SDM Beberapa masalah yang timbul dalam aspek manajemen dan pengambangan SDM adalah berkurangnya tenaga terampil ataupun yang baru karena alih tugas atau pensiun. Disisi lain regenerasi tenaga baru relatif sedikit dibandingkan kebutuhan yang ada. 3. Kegiatan P2B2 terkait program. Kegiatan Loka P2B2 dalam batas tertentu masih belum selaras dengan kebutuhan program (terpisah, belum melekat dengan program). Idealnya terdapat upaya sinergis antara kedunya. 4. Perundangan & legislasi Aspek legal belum mampu mendukung sepenuhnya bagi upaya yang berkaitan dengan penanganan masalah yang terkait dengan P2B2. 5. Akuntabilitas publik Masih terdapat anggota masyarakat kurang proporsional dalam menyikapi permasalah terkait penanganan P2B2. 6. Mobilisasi sumber dana Bidang kesehatan secara umum dan masalah terkait dengan P2B2 belum menjadi sentral pembangunan & pengalokasian anggaran. Dukungan anggaran masih sebatas kebijakan hukum yang belum sepenuhnya bisa dilaksanakan. 7. Dukungan pemda Kontribusi Loka Litbang P2B2 Baturaja bagi Pemerintah provinsi Sumatera Selatan masih sangat berpeluang untuk lebih ditingkatkan, mengingat selama ini intensitas interkasinya belum optimal. 17

18 BAB V Penentuan Prioritas Kegiatan Loka Litbang P2B2 Baturaja Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan ada beberapa pertimbangan yang ada dapat dijadikan acuan, yaitu; 1. Besaran masalah ( magnitude); menggambarkan seberapa banyak penduduk yang terkena (prevalence/incidence penyakit) 2. Kepedulian lingkungan (community & political concern) 3. Ketersediaan sumber daya (affordability) terutama keberadaan sumber dana Dengan memperhatikan prioritas masalah di atas maka kegiatan penelitian yang diutamakan adalah; 1. Penelitian epidemiologi. Kegiatan penelitian yang meliputi survai faktor risiko penularan yang meliputi host, agent dan environment dia daerah dengan kesakitan penyakit tular vektor. Dari analisis terhadap data terkumpul, diharapkan diperoleh faktor risiko penularan 2. Penelitian Faunistik,Taksonomi dan populasi Kegiatan berupa inventarisasi fauna dan vektor Penyakit Bersumber Binatang didaerah endemis dan dinamika populasinya dan pola penyebarannya. 3. Penelitian Bioekologi Kegiatan berupa survey bionomik, ekologi vektor periodisitas aktifitas vektor dan karakteristik tempat perindukan 4. Inkriminasi dan konfirmasi vektor Kegiatan berupa penentuan vektor dari berbagai Penyakit Bersumber Binatang dan konfirmasi vektor Penyakit Bersumber Binatang didaerah endemis. Untuk mendukung dan menjamin terlaksananya kegiatan diatas maka perlu dukungan menejemen yang handal. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan upaya pemantapan manajemen Loka yang efektif dan efisien, antara lain berupa; 1. Rencana Penyediaan Tenaga 2. Rencana Penyediaan Sarana dan Prasarana 3. Rencana Penyediaan Alat 4. Rencana program dan Kerjasama 5. Rencana Pelatihan 6. Rencana Pendidikan Lanjutan 18

19 BAB VI Program Loka Litbang P2B2 Baturaja 6.1. Rencana Kegiatan Tahun No. Kegiatan Tahun 2010 I. Penelitian/survai Sistem Survailans Malaria di 1 Prop Sumsel Tahun 2011 V Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun Analisis Program V Pengendalian,pada vektormalaria pada era Otonomi 3 Pameran Produk Litbang V V V V V Inter vensi 4 laboratorium/sample untuk V permasalahan kesehatan 5 Studi populasi vektor V V V V 6 Studi Bionomik vektor V 7 Pengembangan SDM V V V V V Pemetaan dan Bio Vektor V 8 Malaria 9 Study Endemitas dan Faktor V resiko kejadian filariasis 10 Identifikasi Vektor Malaria V II. 1 Pelatihan Epidemiologi V V V 2 Pelatihan Parasitologi V V V V V 3 Pelatihan Entomologi V V V 4 Pelatihan Administrasi V V III Diseminasi hasil litbang V V IV Pertemuan ilmiah V V V V V V Publikasi V V V V V VI Lokakarya V VII Kerjasama/kemitraan 1 Lintas sector V 2 Lintas program V VIII Kelembagaan 19

20 Pengembangan Jejaring Penelitian Kesehatan Jejaring penelitian yang hendak dikembangkan mengacu kepada konsep Jejaring P2B2 dengan pendekatan Cross cutting resources sharing. Kegiatannya berupa; 1. Mengusulkan penggunaan web loka masuk ke web balitbangkes dengan catatan harus meng up date data oleh masing-masing loka 2. Melakukan jejaring Loka dalam Digital library dengan PAU. 20

21 BAB VII MONITORING DAN EVALUASI Badan Litbangkes sebagai Pembina dan Pengawas Litbangkes sesuai PP No. 39 tahun 1995 tentang Litbangkes, tidak berfungsi secara efektif dan efisien, karena belum optimalnya pihak-pihak terkait yang dilibatkan dan mekanisme kemitraan. Untuk itu dalam rangka monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan RAP Loka Litbang P2B2 Baturaja, selain penguatan fungsi pengawasan secara internal juga dari pusat pengampu yaitu Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat dan Badan Litbangkes sebagai satker utama. Pedoman monev tersebut dapat juga digunakan oleh seluruh jajaran instansi/lembaga pemerintahan yang mempunyai kaitan dalam kegiatan sebagaimana tertuang dalam dokumen RAP ini. Sebagaimana tertuang dalam matriks-matriks, monev diarahkan pada penilaian capaian indikator kinerja output dan outcome. Monev dilakukan baik secara internal oleh Loka Litbang P2B2 Baturaja, Pusat Pengampu dan Sekretariat Badan Litbangkes. Adapun bagan mekanisme monev untuk keterlibatan pihak internal dan eksternal adalah sebagai berikut: MONITORING Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Monitoring litbangkes adalah kegiatan pemantuan terhadap program penelitian agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas penelitian maupun pemanfaatan dana yang tersedia atau dianggarkan. Untuk mempermudah pelaksanaan monitoring sebaiknya tiap litbangkes diharuskan membuat laporan kemajuan (progress report) secara berkala, yaitu 3-4 bulan. Tiap litbangkes hendaknya membuat log book sebagai salah satu alat kendali pelaksanaan sekaligus sebagai pedoman atau kompas untuk peneliti. Pelaksanaan monitoring harus mengacu pada protokol yang sudah disusun peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring dapat mengendalikan proses litbangkes agar berlangsung secara efektif dan mencapai hasil sesuai yang direncanakan. EVALUASI Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi litbangkes berarti upaya menggali informasi terhadap proses dan hasil litbangkes untuk menilai kualitasnya dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi menggali informasi yang berkait dengan pelaksanaan dan hasilnya sebagai bahan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan kebijakan lebih lanjut. 21

22 Keluaran dari litbangkes adalah meliputi: 1) Laporan penggunaan uang. 2) Laporan hasil. 3) Set data. 4) Naskah publikasi ilmiah. 5) Usulan HKI (bagi litbangkes yang sudah sejak awal berproses ke HKI). PENGORGANISASIAN PELAKSANA Kegiatan monitoring dan evaluasi berada di bawah tanggung jawab Kepala Loka Litbang P2B2 Baturaja. Koordinasi pelaksanaan oleh Sekretaris Badan Litbangkes. Pembiayaan monev dibebankan pada Anggaran Badan Litbangkes pada tahun berjalan. Monev dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data berlangsung. 22

23 BAB VIII Penutup Dengan telah tersusunnya konsep rencana aksi program Loka Litbang P2B2 Baturaja diharapkan lebih meningkatkan perkembangan dan kontribusi yang mampu diberikan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang telah memungkinkan tersusunya konsep rencana aksi program ini. Masukan serta saran konstruktif senantiasa diharapkan untuk perbaikan lebih lanjut. 23

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Balai Litbang P2B2 Donggala Tahun 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN R.I BADAN LITBANG KESEHATAN BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA Mei 2014 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL 1 DAFTAR ISI 2 EDITOR 3 KATA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: a. BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, bahwa malaria merupakan penyakit

Lebih terperinci

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA Dr. Siswanto, MHP, DTM Director for Center for Applied Health Technology and Clinical Epidemiology/NIHRD Peraturan dalam Riset Klinik UUD 1945

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH Draft 4 GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan dan penyertaannya sehingga Rencana Kerja Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kota Ambon dapat diselesaikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A. Latar Belakang BAB I

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 7003-9134-1092-0094 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN TA. 2012 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN KATA

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT, GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-24.11-/216 DS1178-973-992-294 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanat UU No. 8 tahun 1999, TAP MPR No. XI/MPR/1999, dan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Organisasi Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN BUPATI KABUPATEN JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tuberkulosis 2.1.1.1 Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran

2 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran No.1750, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES Sistem Informasi. Krisis Kesehatan. Penanggulangan Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

LAKIP 2014 BBTKLPP SURABAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN

LAKIP 2014 BBTKLPP SURABAYA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN LAKIP 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BBTKLPP SURABAYA LAKIP BBTKLPP SURABAYA TAHUN 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana strategis pembangunan kesehatan jangka menengah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 167 SURABAYA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 57

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 57 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA (BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA)

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA (BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA) RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA (BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG SURVEILANS BERBASIS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan sebagai pusat rujukan layanan

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN

RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN RENCANA INDUK PENGABDIAN MASYARAKAT (RIPKM) PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN TAHUN 2012-2017 UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/543/2016 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA BULAN PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL DALAM RANGKA ELIMINASI FILARIASIS TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1538,2014 KEMENHAN. Penelitian. Pengembangan. Pertahanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Visi dan Misi B. Latar Belakang C. Tujuan...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Visi dan Misi B. Latar Belakang C. Tujuan... KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF Badan Litbang Kesehatan sebagai salah satu unit utama Kemenkes mengemban amanah dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita aturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Daerah Tahun 2015 telah dapat diselesaikan. Rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Eliminasi Malaria di Daerah; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2007 ditetapkan BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota merupakan instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci