BAB II KERANGKA TEORI. Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORI. Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha"

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengembangan Usaha Pengertian pengembangan Usaha Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi dan kreativitas (Anoraga, 2007:66). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah bahkan menjadi sebuah usaha besar. Kegiatan bisnis dapat dimulai dari merintis usaha (starting), membangun kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih dikenal dengan franchising. Namun yang perlu diperhatikan adalh kemana arah bisnis tersebut akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam memperluaskan dan mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Untuk melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM, teknologi dan lain-lain Tahapan Pengembangan Usaha Menurut Pandji Anoraga (2007:90), ada beberapa tahapan pengembangan usaha antara lain: Tahap I: Identifikasi Peluang Perlu mengidentifikasi peluang dengan didukung data dan informasi. Informasi biasanya dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti:

2 1. Rencana Perusahaan 2. Saran dan usul manajemen kecil 3. Program dan pemerintah 4. Hasil berbagai riset peluang usaha 5. Kadin atau asosiasi usaha sejenis Tahap II: Merumuskan alternatif usaha Setelah informasi berkumpul dan dianalisis maka pimpinan perusahaan atau manajer usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka. Tahap III: Seleksi Altenatif Alternatif yang banyak selanjutnya harus dipilih satu atau beberapa alternatif yang terbaik dan prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Ketersediaan Pasar 2. Resiko Kegagalan 3. Harga Tahap IV : Pelaksanaan Alternatif Terpilih Setelah penentuan alternatif maka tahap selanjutnya pelaksanaan usaha yang terpilih. Tahap V : Evaluasi Evaluasi dimaksud untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan. Di samping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.

3 2.1.3 Tehnik Pengembangan Usaha Peningkatan Skala Ekonomis Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha (Suryana, 2006:156). Ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Sebaliknya, bila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomics of scale), maka tidak baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, bila produk barang dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai titik paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan biaya. Skala usaha ekonomi terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menurunkan biaya jangka panjang. Oleh karena itu, apabila terjadi skala usaha yang tidak ekonomis, wirausaha dapat meningkatkan usahanya dengan memperluas cakupan usaha(economics of scope). Skala ekonomi menunjukkan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan output, maka kurva pengalaman atau kurva belajar (learning curve) menunjukkan pengurangan biaya yang mucul akibat kenaikan volume secara kumulatif Perluasan Cakupan Usaha Cara ini bisa dilakukan dengan menambah jenis usaha baru, produk, dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi yang berbeda. Misalnya, usaha jasa angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus pariwisata, usaha jasa pendidikan diperluas dengan usaha jasa pelatihan dan kursus-kursus (Suryana, 2006:156). Dengan demikian, lingkup

4 usaha ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan( joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi masing-masing produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila wirausaha memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya, lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah.untuk memperluas skala ekonomi ataung cukup, lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha dan permodalan yang cukup, wirausaha bisa melakukan kerjasama dengan perusahaan lain melalui usaha patungan (joint venture), atau kerjasama manajemen melalui sistem kemitraan Jenis Jenis Strategi Pengembangan Usaha Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Rangkuti, 2009:4) Strategi Pengembangan Produk Pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru (David, 2009:251). Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan. Strategi

5 pengembangan produk ini dipilih untuk dijalankan oleh suatu perusahaan dalam rangka memodifikasi produk yang ada sekarang atau penciptaan produk baru yang masih terkait dengan produk yang sekarang. Dengan demikian produk baru atau yang dimodifikasi tersebut, dapat dipasarkan kepada pelanggan yang ada sekarang melalui saluran pemasaran yang ada. Gagasan strategi ini dipilih untuk dijalankan dengan tujuan untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Di samping itu sekaligus melakukan pengembangan produk, bagi upaya mendalami pengaruh dari siklus yang dikenal sebagai product life style. Penekanan dari pelaksanaan strategi pengembangan produk adalah untuk meningkatkan daya tarik produk, dan sekaligus menjaga citra dari merek dan reputasi perusahaan, serta memberikan pengalaman positif bagi pelanggan. Menurut David (2009:260), lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi sebuah strategi yang efektif, yaitu: a. Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk; gagasannya di sini adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini. b. Ketika organisasi berkompetensi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat. c. Ketika pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan harga bagus.

6 d. Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuan tinggi. e. Ketika organisasi memiliki kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat Strategi Pengembangan Pasar Pengembangan pasar adalah memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru (David, 2009:251). Strategi pengembangan pasar dipilih untuk dijalankan dengan pertimbangan dapat dilakukannya pengkoordinasian, sehingga akan dapat dicapai biaya pengorbanan yang lebih rendah dan resiko yang dihadapi lebih kecil. Penekanan dari strategi ini adalah pada pemasaran produk yang sekarang dijalankan, dengan pertimbangan telah dimilikinya keahlian dan keterampilan dalam pengoperasian baik untuk pelanggan yang ada, maupun untuk pelanggan baru. Dalam hal ini kegiatan yang ditingkatkan adalah penambahan saluran distribusi dan cabang perusahaan, serta mengubah dan meningkatkan program advertensi dan promosi. Pengembangan pasar adalah suatu keputusan stratejik dari suatu perusahaan atau korporasi ( Assauri, 2013:135). Keputusan stratejik itu diarahkan untuk dapat memanfaatkan peluang pasar bagi pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan. Dengan keberhasilan ini diharapkan suatu perusahaan dapat mempunyai keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Dalam pelaksanaanya suatu strategi pemasaran perusahaan menggambarkan rencana bermain manajerial untuk keberhasilan dalam menjalankan penjualan dan bagian pemasaran dari suatu bisnis. Suatu perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhan pasarnya dengan

7 penekanan pada lingkup stratejik di dalam suatu industri, dengan menawarkan lebih banyak produk/teknologi/jasa guna membuka jalan untuk segmen pasar yang lebih banyak. Menurut David (2009:259) ada enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif, yaitu: a. Ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas baik. b. Ketika organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya. c. Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul. d. Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi. e. Ketika organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih. f. Ketika industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global dalam cakupannya Strategi Pengembangan yang Terkonsentrasi Strategi pengembangan yang terkonsentrasi memfokuskan pada suatu kombinasi produk dan pasar tertentu. Suatu pertumbuhan terkonsentrasi merupakan strategi perusahaan yang langsung menekankan pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pertumbuhan dari suatu produk tunggal, dalam suatu pasar tunggal dengan suatu teknologi yang dominan. Pemilihan secara rasional atas pendekatan ini adalah melakukan penetrasi pasar dengan strategi terkonsentrasi, yang dimanfaatkan perusahaan atas pengalaman pengolahan operasi bisnis perusahaan di dalam suatu arena bisnis persaingan.

8 Strategi pengembangan yang Terkonsentrasi diarahkan untuk mempertinggi kinerja perusahaan. Dimungkinkannya hal ini, karena didukung oleh kemampuan menilai kebutuhan pasar, pengetahuan tentang perilaku pembeli, sensitivitas harga pelanggan dan efektivitasdari advertensi dan promosi. Suatu perusahaan menjalankan strategi pertumbuhan yang terkonsentrasi secara berhasil, bila didukung oleh pengembangan keterampilan atau skills, dan kompetensi bagi upaya pencapaian keberhasilan bersaing Strategi Inovasi Strategi inovasi menjadi perhatian bagi suatu perusahaan, karena dalam banyak industri apabila tidak dilakukan inovasi akan dapat meningkatkan timbulnya risiko yang dihadapi perusahaan itu. Strategi inovasi selalu dibutuhkan perusahaan baik untuk produk-produk industri, maupun untuk barang-barang konsumsi, karena selalu diharapkan adanya perubahan atau kemajuan dari produk yang ditawarkan. Di dalam era persaingan, kompetensi suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan inovasi, baik yang terkait dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru atau produk modifikasi, maupun inovasi proses yang dapat menghasilkan produk yang sama dengan biaya yang lebih murah, sebagai akibat digunakannya teknologi baru yang lebih maju Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration) Integrasi horizontal terjadi apabila suatu organisasi perusahaan menambah satu atau lebih bisnisnya yang memproduksi produk/jasa yang sejenis dioperasikan pada pasar produk yang sama.

9 2.2 Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan kerangka penganalisisan yang terintegrasi antara internal perusahaan dan lingkungan eksternal, dengan membangun pendekatan SWOT (Assauri,2013:71). Analisis SWOT merupakan ringkasan dari keunggulan dan kelemahan perusahaan yang dikaitkan dengan peluang dan ancaman lingkungan. Dengan memikirkan tentang keunggulan dan kelemahan organisasi perusahaan, diharapkan akan dapat membantu manajer stratejik untuk melihat organisasinya relatif terhadap pesaingnya. Kerangka analisis SWOT mengembangkan wawasan atau pandangan, bahwa suatu perusahaan hanya dapat meningkatkan kinerjanya, bila perusahaan itu dapat mengolah pemanfaatan peluang sekaligus meminimalisasi ancaman lingkungannya. Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2014:19). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strartegic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses).

10 BERBAGAI PELUANG KELEMAHAN INTERNAL 3.Mendukung strategi turn around 4.Mendukung 1. Mendukung strategi agresif 2.Mendukung KEKUATAN INTERNAL strategi defensif strategi diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN 3 Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT Kuadaran 1 : situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

11 Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal Analisis Lingkungan Internal Menurut Hunger (2003: 159) Para manajer strategis harus dapat mengenali variabel-variabel dalam perusahaan yang merupakan kekuatan atau kelemahan yang penting. Sebuah variabel merupakan kekuatan apabila menyediakan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang dilakukan perusahaan atau berpotensi untuk dilakukan dengan lebih baik secara relatif terhadap kecakapan pesaing lain yang sudah ada atau potensial. Sebuah variabel merupakan kelemahan apabila berupa sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya, sementara pesaingnya memiliki kapasitas tersebut. Untuk mengevaluasi pentingnya variabel-variabel tersebut, manajemen harus mengetahui apakah variabel-variabel tersebut merupakan faktor strategis internal (Strategic Internal factors) yaitu kekuatan dan kelemahan khusus perusahaan yang akan membantu menentukan masa depan. Menurut Jatmiko (2003: 68) Faktor-faktor kunci internal di bidang-bidang fungsional pada perusahaan umumnya mencakup aspek-aspek yaitu : 1. Aspek Pemasaran Pemasaran adalah proses penentuan, pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dalam kebutuhan pelanggan atas produk dan jasa.

12 2. Aspek Keuangan dan Akuntansi Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang terbaik kekuatan atau posisi persaingan perusahaan. Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan organisasi atau perusahaan merupakan hal yang penting dalam formulasi strategi secara efektif. 3. Aspek Produksi/ Operasi dan Penelitian Pengembangan Aktivitas-aktivitas produksi dan operasi biasanya menggambarkan bagian terbesar dari sumber daya manusia dan modal suatu organisasi. Penelitian dan pengembangan secara spesifik juga mempengaruhi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perusahaan yang sedang menerapkan strategi pengembangan produk membutuhkan fungsi R&D yang kuat. 4. Aspek Sistem Informasi Sistem informasi merupakan suatu istilah yang berhubungan dengan mekanisme formal dan informal dimana setiap organisasi sebaiknya menggunakan sistem informasi untuk memperoleh informasi tentang lingkungan eksternal yang relevan dan tentang kapabilitas internal organisasi itu sendiri. Fokus dari sistem informasi ditentukan oleh karakteristik misi organisasi, karena itu setiap sistem informasi sebaiknya mempunyai karakteristik tersendiri yang unik Analisis Lingkungan Eksternal Menurut Jatmiko (2003: 30) Analisis lingkungan eksternal atau biasanya disebut analisis peluang dan ancaman organisasi/ perusahaan.

13 Disebut demikian karena perubahan lingkungan eksternal perusahaan merupakan sumber utama ancaman dan peluang perusahaan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Terdapat dua macam lingkungan eksternal, yaitu lingkungan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro.lingkungan eksternal makro biasanya juga disebut lingkungan umum, yaitu lingkungan eksternal dimana organisasi/ perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi secara langsung. Lingkungan eksternal mikro biasanya juga disebut lingkungan tugas, atau lingkungan kompetitif, atau lingkungan industri, yaitu lingkungan eksternal dimana perusahaan mempunyai sedikit kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi Faktor Faktor Lingkungan Eksternal Makro Adapun faktor-faktor lingkungan Eksternal makro terdiri dari : 1. Lingkungan Fisik Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya. Ekologi adalah hubungan antara kehidupan manusia dan kehidupan lainnya seperti udara, tanah, dan air. 2. Lingkungan Ekonomi Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu perusahaan beroperasi. Sebab pola konsumsi masyarakat secara relatif dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam perencanaan stratejiknya setiap organisasi/ perusahaan harus mempertimbangkan arah tren ekonomi dari setiap sektor pasar yang mempengaruhi industri atau pasarnya.

14 3. Lingkungan politik dan Hukum Arah dan stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan utama bagi para manajer dalam memformulasi strategi perusahaan. Peraturan dan perundangan dapat membatasi dan atau memberikan peluang bagi operasi perusahaan. 4. Lingkungan Sosial Budaya Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan mencakup keyakinan, nilai-nilai, sikap, pandangan, serta gaya hidup manusia sebagai akibat perkembangan dan perubahan kondisi kebudayaan, bahasa, ekologi, demografi, keberagaman, pendidikan, suku bangsa dan ras, serta mobilitas penduduk, lembaga-lembaga sosial, simbol status, dan keyakinan agama. 5. Lingkungan Teknologi Teknologi merupakan pendorong utama dibalik pengembangan berbagai produk dan pasar baru, tetapi kadang juga menjadi alasan utama menurunnya berbagai produk dan pasar. 6. Faktor Demografi Evolusi atau perubahan populasi penduduk merupakan faktor kunci lingkungan bagi perusahaan. Penduduk secara langsung berdampak pada pasar konsumen dan mempengaruhi kekuatan kekuatan ekonomi lainnya.

15 a. Faktor Faktor Lingkungan Industri Lingkungan industri merupakan lingkungan eksternal yang paling penting bagi kebanyakan manajer dan perumusan manajemen stratejik suatu perusahaan untuk dianalisis secara mendalam. Michael Porter dalam Jatmiko (2003: 44) memberikan konsep lingkungan industri yang dapat menjadi dasar dalam pemikiran stratejik dalam perencanaan bisnis. Porter menjelaskan lima kekuatan yang membentuk sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri yaitu Ancaman Pendatang Baru. Pendatang baru dalam suatu industri biasanya membawa dan menambah kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan juga sumber daya baru. Berat ringannya ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan masuk dan reaksi dari pesaing yang telah ada dimana pendatang baru akan memasuki industri atau pasar tersebut. Jika hambatan masuk ke industri tinggi dan pendatang baru dapat dikalahkan oleh para pesaing yang telah ada, maka perusahaan secara nyata tidak akan mendapatkan ancaman serius dari pendatang baru. b. Kekuatan Pemasok (Powerful of suppliers) Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan. Apabila pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedang industri tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pemasok maka posisi tawar industri menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar pemasok menjadi kuat.

16 c. Kekuatan Pembeli / Pelanggan (Powerful of buyers) Pembeli atau pelanggan terdiri dari pelanggan individual dan pelanggan organisasi. Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas, dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya. d. Ancaman Produk Pengganti Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan pembeli dan akan mengurangi keuntungan perusahaan. Sebenarnya semua perusahaan dalam industri bersaing dengan industri lain yang memproduksi produk pengganti. Produk pengganti muncul dalam produk yang berbeda, tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama dari produk lain. e. Pesaing dalam Industri yang Sama Profil pesaing dalam industri yang sama dibandingkan dengan profil organisasi sendiri untuk mengidentifikasikan bidang-bidang yang secara relatif mempunyai kelemahan atau kekuatan dibanding pesaing. Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan kemudian dapat digunakan untuk menilai alternatif strategi kompetitif yang dapat ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.

17 2.3 ANALISIS MATRIKS Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produksi/operasi. Tahapan Kerja Pada prinsipnya, tahapan kerja pada matriks IFE sama dengan matriks EFE: a. Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). b. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya. c. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai: 1 = sangat lemah 2 = tidak begitu lemah 3 = cukup kuat 4 = sangat kuat Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri di mana perusahaan berada.

18 d. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya. e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0. Tabel 2.1 Matriks IFE Key Internal Factors Bobot Rating Skor Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Total Sumber: (Husein Umar: 2005)

19 2.3.2 Matriks External Factor Evaluation (EFE) Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Tahapan Kerja a. Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek eksternal yang mencakup perihal opportunities (peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan. b. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya. c. Tentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, dimana: 1 = di bawah rata-rata 2 = rata-rata 3 = di atas rata-rata 4 = sangat bagus Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan.

20 Dengan demikian nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. d. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua critical success factors. e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Tabel 2.2 Matriks EFE Key External Factors Bobot Rating Skor Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) Total Sumber : (Husein Umar : 2005)

21 2.3.3 Matriks TOWS/SWOT Matriks Threats Opportunities Weakness Strengths (TOWS) merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah: a. Strategi SO (Strength- Opportunity) Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. b. Strategi WO (Weakness- Opportunity) c. Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. d. Strategi ST (Strength- Threat) Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. e. Strategi WT (Weakness- Threat) Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman..

22 2.4 Matriks Strategi SWOT Peluang Lingkungan Kuadran III Penciutan Putar Haluan Aliansi Joint Venture Kelemahan Internal Kuadran IV Divestasi Likuidasi Bankruptcy Kuadran I Pengembangan Pasar Pengembangan Produk Penetrasi Pasar Pertumbuhan Konglomerasi Integrasi Horizontal Integrasi ke depan Keunggulan Internal Kuadran II Diversifikasi terkait Diversifikasi tidak terkait Diversifikasi Konglomerat Integrasi Vertikal Integrasi ke belakang Ancaman Lingkungan Sumber: Assauri (2013:75) Perusahaan yang mempunyai keunggulan internal dengan peluang lingkungan eksternal, berada pada kuadran pertama dengan penekanan pada pertumbuhan. Dalam hal ini pilihan startegi yang sebaiknya ditetapkan adalah salah satu dari yang berikut, yaitu Strategi Pengembangan Pasar, Strategi Pengembangan Produk, Strategi Penetrasi Pasar, Strategi Pertumbuhan Konglomerasi, Strategi Integrasi Horizontal, dan Strategi Integrasi Ke Depan atau Forward. Strategi Pengembangan Pasar merupakan strategi memperkenalkan produk atau produk yang ada di daerah atau segmen pasar yang baru. Strategi Pengembangan Produk adalah strategi peningkatan penjualan dengan menekankan perbaikan dari produk yang ada atau pengembangan produk baru.

23 Strategi Penetrasi Pasar merupakan strategi peningkatan share pasar untuk produk yang ada melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih intensif dan optimal. Strategi Pertumbuhan Konglomerasi adalah strategi ekspansi aktivitas bisnis perusahaan, yang dapat berupa ekspansi secara internal., maupun ekspansi secara eksternal, melalui merger atau akuisisi. Strategi Integrasi Horizontal merupakan upaya untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali di atas para pesaing, dengan melakukannya pengakuisisan satu atau lebih perusahaan, yang beroperasi sama, pada tahap rantai pemasaran-produk yang merupakan grand-strategynya. Strategi Integrasi Ke Depan adalah upaya untuk mendapatkan strategi kepemilikan atau peningkatan pengendalian atas distributor dan pengecer. Strategi Inovasi merupakan strategi perusahaan pada pertumbuhan dengan mengembangkan produk baru atau meningkatkan kompetensi produksi dan pemasaran. Perusahaan yang mempunyai keunggulan internal dengan menghadapi ancaman lingkungan eksternal, berada pada kuadran kedua. Dalam hal ini pilihan strategi yang dapat ditetapkan adal Strartegi Diversifikasi yang terkait (Related Diversification), Diversifikasi yang tidak terkait (Unrelated Diverrsification), Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification), Integrasi Vertikal dan Integrasi Ke Belakang (Backward Integration). Strategi Diversifikasi yang terkait adalah strategi menambah lingkup bisnis baru, tetapi masih berhubungan dengan produk atau jasa yang sedang dioperasikan. Strategi Diversifikasi Konglomerasi adalah strategi menambah lingkup bisnis baru yang menjanjikan bagi pengembangan investasi yang masih berpeluang, guna menunjang penciptaan

24 sinergi produk-pasar. Startegi Integrasi Vertikal merupakan strategi mencari peluang, dengan berupaya untuk beroperasi secara vertikal pada beberapa lokasi di dalam suatu rantai nilai.strategi Integrasi Ke Belakang adalah strategi mengintegrasikan operasi ke belakang dalam suatu rantai nilai industri. Perusahaan yang mempunyai peluang lingkungan eksternal, tetapi dengan lingkungan internal yang berupa sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang lemah, berada pada kuadran ke tiga. Dalam ini pilihan strategi perusahaan yang dapat dilakukan adalah Strategi Penciutan (Rentrechment), Startegi Putar Haluan (Turn around), Strategi Aliansi dan Strategi Ventura Bersama (Joint Venture). Strategi Penciutan merupakan strategi menghadapi tekanan untuk meningkatkan kinerja dengan mencoba menghilangkan kelemahan, melalui pengelompokkan biaya dan aset yang sedang menurun, dan sekaligus menghambat penurunan penjualan dan laba. Strategi Putar Haluan merupakan strategi yang menekankan perbaikan efisiensi operasi perusahaan, sehingga dapat menembus dari batas-batas kritis. Strategi Aliansi merupakan strategi partnership, dimana partner berkontribusi keterampilan atau skills dan pengalaman mereka bagi suatu pengembangan bisnis bersama. Strategi Ventura Bersama (joint venture) merupakan strategi untuk meningkatkan kemampuan dari komponen keberhasilan utama dalam keberhasilan bersaing. Perusahaan yang menghadapi ancaman lingkungan eksternal, dengan lingkungan internal yang berupa sumber daya dan kapabilitas yang lemah, maka perusahaan sangat rumit menghadapi kondisi ini, dan berada pada kuadran keempat. Dalam keadaan seperti ini, pilihan strategi perusahaan adalah Strategi

25 Divestasi, Strategi Likuidasi dan Strategi Bankruptcy. Strategi Divestasi merupakan strategi menjual satu divisi atau bagian organisasi perusahaan. Strategi Likuidasi adalah strategi menjual seluruh aset perusahaan atau sebagian, tetapi hanya berupaya aset berwujud. Strategi Bnkcrupty merupakan strategi pembangkrutan akibat terjadinya kegagalan bisnis, yang menyebabkan pendistribusian seluruh aset ke kreditor. 2.4 Konsep Dasar Akuntansi Konsep Kesatuan Usaha Adanya pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi ekonomi entitas ekonomi lainnya (Hery, 2012:10). Sebagai contoh, Tn.Alfonso sebagai pemilik bengkel mobil, tidak boleh memperhitungkan biaya pribadinya sebagai beban bengkel. Biaya pribadi disini misalnya biaya untuk sewa apartemen sebagai tempat tinggal, biaya untuk keperluan sekolah anak. Jadi, yang boleh diperhitungkan sebagai beban bengkel hanyalah pengeluaran-pengeluaran yang memang terkait langsung dengan usaha bengkelnya. Demikian pula apanila Tn.Alfonso memiliki dua jenis usaha yang berlainan, misalnya usaha bengkel dan salon, maka harus dipisahkan antara beban pribadi, beban usaha bengkel, dan beban usaha salon Konsep Kesinambungan Usaha Perusahaan didirikan dengan maksud untuk tidak dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan tetap terus beroperasi(exist) dalam jangka waktu yang tidak terbatas (Hery, 2012:10).

26 Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti tidak akan ada penyusutan atas aset tetap, karena aset yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya, melainkan dicatat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikuidasi. Demikian juga tidak akan ada penggolongan lancar dan tidak lancar atas aset dan liabilitas. Jadi, dalam praktek akuntansi yang berlaku umum, penyusutan atas aset tetap dan penggolongan aset serta liabilitas ke dalam lancar dan tidak lancar timbul karena adanya asumsi kesinambungan usaha. 2.5 Pengertian Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya (Kasmir, 2012:196). Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah dtargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan atau modal yang dimilikinya (Nugroho, 2012:17). Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Tujuan utama suatu usaha adalah memaksimalkan nilai usaha dan menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang. Salah satu tujuan memaksimalkan profitability yaitu kemampuan suatu usaha agar dapat memperoleh laba. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena

27 profitabilitas menunjukkan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu usaha maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan yang profitable untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Rasio profitabilitas ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu usaha..kinerja fundamental perusahaan yang diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan berkenaan dengan besarnya utang perusahaan (Harmono, 2011:111). Penggunaan rasio profitabilitas dengan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Rasio profitabilitas diukur melalui beberapa periode operasi untuk melihat perkembangan usaha dalam rentang waktu tertentu, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.serta mencari penyebab perubahannya dang cara untuk meningkatkannya.

28 2.5.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Menurut Sawir (2005:31) tujuan rasio profitabilitas adalah untuk mengetahui kemampuan perusahan dalam menganalisis laba selama periode tertentu juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Menurut Kasmir (2008:197), tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi suatu usaha ataupun bagi pihak luar, yaitu : 1. Untuk menghitung atau mengukur laba yang diperoleh dalam satu periode tertentu. 2. Untuk menilai posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio profitabilitas adalah untuk : 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh dalam satu periode. 2. Mengetahui posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

29 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6. Manfaat lainnya Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas Sesuai dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya, maka terdapat beberapa jenis rasio yang digunakan. Menurut Agus Sartono (2005:123) terdapat beberapa rasio untuk mengukur seberapa besar efektivitas manajemen mengelola assets dan equity untuk menghasilkan laba, yaitu: 1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Gross profit margin merupakan persentase dari laba kotor (sales-cost of good sold) dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold realtif lebih rendah dibandingkan dengan sales (Syamsuddin, 2013:61). Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan.

30 Gross Profit Margin = Atau = 100% Contoh : Sebagai contoh, ringkasan kinerja Daria Varia Laboratoria Tbk (DVLA) Berdasarkan ringkasan kinerja Daria Varia Laboratoria Tbk (DVLA) per 31 januari 2014, Gross Profit Margin DVLA tahun adalah sebagai berikut. Tabel 2.3 Ringkasan Kinerja Daria Varia Laboratoria Tbk (DVLA) Keterangan Gross 536, , , , ,484 Profit Sales , , , ,522 GPM (%) 61,68 63,24 64,10 59,88 61,34 (Sumber : Laporan Keuangan IDX) Artinya setiap rupiah dari penjualan akan menghasilkan laba pada tahun 2009 sebesar Rp 61,68, laba pada tahun 2010 sebesar Rp 63,24, laba pada tahun 2011 sebesar Rp 64,10, laba pada tahun 2012 sebesar Rp 59,88 dan laba pada tahun 2013 sebesar Rp 61,34.

31 2. Margin Laba bersih (Net profit Margin) Net Profit Margin adalah rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin, 2013:62). Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin yang dikatakan baik akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan berusaha. Net profit Margin = 100% Contoh : Ringkasan kinerja dari Daria Varia Laboratoria Tbk (DVLA) per 31 januari 2014, Net Profit Margin DVLA tahun adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Ringkasan Kinerja Daria Varia Laboratoria Tbk (DVLA) Keterangan Net Profit 72, , , ,909 95,094 after Tax Sales 868, , , , ,296 NPM (%) 8,32 11,93 12,44 13,69 11,21 (Sumber : Laporan Keuangan IDX) Artinya, setiap rupiah dari penjualan akan menghasilkan laba pada tahun 2009 sebesar Rp.8,32, pada tahun 2010 sebesar 11,93, pada tahun 2011 sebesar Rp.12,44 dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 11,21.

32 3. Return on Investment ( ROI) ROI = Return On Investment (ROI) atau yang sering juga disebut dengan return on total assets adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah seluruh aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.(syamsuddin, 2013:63). Semakin tinggi ROI, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Contoh : Ringkasan kinerja dari perusahaan Kimia Farma (Persero) Tbk pada 30 Desember 2013 yang menunjukkan data berikut : Total Laba Bersih setelah pajak : 215,642 Total Aktiva : 2,471,940 Maka, ROI (tahun 2013) = 100% = 8,72% (Sumber : Laporan Keuangan IDX) Artinya, setiap rupiah dari total aktiva akan menghasilkan laba sebesar 8,72.

33 4. Return on Equity (ROE) ROE = 100% Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2013:64). Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Contoh : Ringkasan hasil kinerja dari perusahaan Tembaga Mulia Semanan Tbk. Berikut ini ringkasan kinerja laporan keuangan pada tahun 2011 dan Tabel 2.5 Ringkasan Kinerja Tembaga Mulia Semanan Tbk Keterangan Net Profit After Tax Total Eqiuty ROE (%) (Sumber :Laporan Keuangan IDX)

34 Artinya, setiap rupiah dari modal pada tahun 2011 akan menghasilkan laba sebesar Rp.15,18 dan modal pada tahun 2012 akan menghasilkan laba sebesar Rp.13, Earning Power Earning power = x Earning power merupakan tolok ukur kemampuan suatu usaha dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila tingkat perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka earning power juga akan meningkat. Contoh: Total Penjualan : 2,823,170,138 Laba bersih setelah pajak : 870,355,116 Total Aktiva : 11,082,197,952 Earning Power = x = 0,25 x 0,31 = 0,0775 = 7,75 % Artinya, setiap rupiah dari total aktiva dan penjualan akan menghasilkan laba Rp 7,75.

35 2.5.3 Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Profitabilitas Profitabilitas Ekonomis ( Return On Assets = ROA =ROI) a. Meningkatkan Persentase Laba (Profit Margin) 1. Pertambahan Penjualan lebih dibandingkan Pertambahan Total Biaya 2. Berkurangnya Total Biaya lebih besar dibandingkan berkurangnya Penjualan b. Meningkatkan Kecepatan Peredaran Total Aset ( Total Aset Turn Over) 1. Bertambahnya Penjualan lebih besar daripada bertambahnya Total Aset 2. Berkurangnya Total Aset lebih besar bila dibandingkan dengan berkurangnya Total Penjualan Profitabilitas Modal Sendiri ( Return On Equity = ROE) ROE = 100%

36 Contoh : PT ABC Alternatif Laporan Keuangan NERACA (Dalam Ribuan Rupiah) Neraca Perencanaan Perencanaan Tanpa Pinjaman Dengan Pinjaman Aset Lancar Rp Rp Aset Tetap Rp Rp Total Aset Rp Rp Liabilitas (bunga 12%) Rp 0 Rp Modal ( Ekuitas) Rp Rp Total Liabiltas&Modal Rp Rp PT ABC PERHITUNGAN RUGI/LABA (Dalam Ribuan Rupiah) Neraca Perencanaan Perencanaan Tanpa Pinjaman Dengan Pinjaman Penjualan Rp Rp HPP + Biaya Operasi Rp Rp Laba Operasi Rp Rp Biaya Bunga Rp 0 Rp Laba Bersih Sebelum Pajak Rp Rp PPh. Badan (30%) Rp Rp Laba Bersih Sesudah Pajak Rp Rp Return On Equity = 16.8% = 25.12% Sumber : Sjahrial (2012 :53)

37 Dari alternatif laporan keuangan PT ABC tersebut menunjukkan perencanaan dengan pinjaman dan tanpa pinjaman. Terdapat perbandingan dalam laporan neraca dan laba rugi. Pada laporan neraca perbedaan pada bagian liabilitas. Perencanaan dengan pinjaman memiliki liabilitas Rp dengan bunga 12% sedangkan pada perencanaan tanpa pinjaman tidak memiliki liabilitas. Pada bagian laba rugi terdapat juga perbedaan yang terlihat dari laba yang dihasilkan. Pada perencanaan tanpa pinjaman menghasilkan laba yang tinggi dibandingkan dengan perencanaan dengan pinjaman. Hal ini dikarenakan pada perencanaan dengan pinjaman membayar beban bunga atas pinjaman yang dilakukan. Penilaian ROE menunjukkan perencanaan dengan pinjaman memiliki ROE yang tinggi dikarenakan modal yang dimilliki berasal dari pinjaman dan modal sendiri sehingga ROE menjadi tinggi dibandingan dengan perencanaan tanpa pinjaman dimana modal yang dimiliki hanya berasal dari modal sendiri. Jadi dapat disimpulkan laba yang tinggi tidak selamanya menghasilkan ROE yang tinggi tetapi dapat dilihat dari perbandingan modal yang dimiliki perusahaan apakah berasal dari modal sendiri atau modal pinjaman. 2.6 Usaha Kecil Menengah Definisi UKM atau Usaha Kecil Di Indonesia terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM (termasuk usaha kecil) berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi. 1. Badan Pusat Statistik (BPS) : UKM adalah perusahaan atau industri dengan pekerja antara 5-19 orang.

38 2. Bank Indonesia (BI) : UKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik berupa : a) modalnya kurang dari Rp 20 juta; b) untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juta; c) memiliki asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan; dan d) omset tahunan Rp 1 miliar. 3. Departemen koperasi dan usaha kecil Menengah (UU No. 9 Tahun 1995) :UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp 50 juta- Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) omset tahunan Rp 1 miliar; dalam UU UMKM/2008 dengan kekayaan bersih tahunan Rp 300 juta Rp 2,5 miliar. 4. Keppres No. 16/1994: UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 400 juta. 5. Departemen Perindustrian dan Perdagangan : a. Perusahaan memiliki asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung) b. Perusahaan memilki modal kerja di bawah Rp 25 juta (Departemen Perdagangan sebelum digabung) 6. Departemen keuangan: UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan.

39 7. Departemen kesehatan: perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merek Dalam Negeri (MD), dan Merek Luar Negeri (ML) Jenis-Jenis UMKM Menurut Adi (2007:15) jenis-jenis UMKM secara garis besar dikelompokkan dalam 4 kelompok yaitu: 1. Usaha Perdagangan Keagenan : agen koran/majalah, sepatu, pakaian, dan lain-lain; Pengecer: minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan, dan lain-lain; Ekspor/Impor: produk lokal dan internasional; Sektor informal: pengumpul barang bekas, pedagang kaki lima, dan lain-lain. 2. Usaha Pertanian Meliputi Perkebunan: pembibitan dan kebun buah-buahan, sayursayuran, dan lain-lain; Perternakan: Ternak ayam petelur, susu sapi; Perikanan : Darat/laut seperti tambak udang, kolam ikan, dan lain-lain. 3. Usaha Industri Industri Makanan/Minuman; Pertambangan; Pengrajin; Konveksi, dan lain-lain. 4. Usaha Jasa Jasa Konsultan; Perbengkelan; Restoran; Jasa Konstruksi; Jasa Transportasi; Jasa Telekomunikasi; Jasa Pendidikan dan lain-lain.

40 2.6.3 Faktor-Faktor Pengembangan UMKM Menurut Hubeis (2009:11) Pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi (UKMK) tergantung pada beberapa faktor, yaitu: a. Kemampuan UKMK dijadikan kekuatan utama pengembangan ekonomi berbasis lokal yang mengandalkan sumber daya lokal. b. Kemampuan UKMK dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing. c. Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar (domestik maupun ekspor) d. Berbasis bahan baku lokal e. Substitusi impor.

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi dalam memilih tempat bisnis dan cara bagaimana berbisnis untuk bersaing.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Selain

BAB II KERANGKA TEORI. Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Selain BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Strategi Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Selain dengan perkembangan konsep manajemen strategik, strategi tidak didefinisikan hanya semata-mata

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB PERENCANAAN STRATEGIS Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB Audit External Visi & Misi Audit Internal Tujuan Jangka Panjang Strategi Implementasi Strategi Isu Manajemen Implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

JENIS STRATEGI ... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. Wheelen dan Hunger, 1998)

JENIS STRATEGI ... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. Wheelen dan Hunger, 1998) JENIS STRATEGI Strategic management atau manajemen strategis menurut Wheelen dan Hunger adalah... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa:

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa: BAB III METODOLOGI III.1 Tehnik Pengumpulan Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penyusunan GFP ini dibagi 2, yaitu :! Data Primer Merupakan data internal yang didapat dari PT. QCC.

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit 1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atas posisi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented 91 BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Bersaing Bisnis Dengan Menggunakan Analisa SWOT Pada BMT Berkah Trenggalek BMT Berkah Trenggalek pada penilaian peneliti berada pada posisi kuadran I yaitu dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,

Lebih terperinci

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN 2009-2011 Oleh: Soraya Imaniar N. H. (26210661) Pembimbing: Agustin Rusiana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

PROPOSAL LAPORAN AKHIR IDENTIFIKASI STRATEGI PEMASARAN CIRCLE SHOP DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT PROPOSAL LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Administrasi Bisnis Program

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS REFRINAL, 2003. Strategi Bisnis Sewa Gedung Perkantoran, Studi Kasus pada Menara Cakrawala, PT Skyline Building, Jakarta, Dibawah Bimbingan HARIANTO & ANNY RATNAWATI. Penyediaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini karena di objek wisata tersebut merupakan satu-satunya objek

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini karena di objek wisata tersebut merupakan satu-satunya objek 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Objek Wisata Pantai Widuri, dipilihnya lokasi ini karena di objek wisata tersebut merupakan satu-satunya objek wisata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas penggunaan modal baik jangka pendek

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Bank menurut Hoggson, adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat karena dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Banyak investor yang mengalokasikan dana yang

Lebih terperinci

Bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan

Bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan A. PENGERTIAN Menurut Kasmir dalam bukunya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan, Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT. likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang

BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT. likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT A. Teori Strategi Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

EDISI 12 I BUKU 1. -;;-, = Penerbit. . - ~ Salemba Empat. » Buku Asli Berstiker Hologra m

EDISI 12 I BUKU 1. -;;-, = Penerbit. . - ~ Salemba Empat. » Buku Asli Berstiker Hologra m - analemen Strategis Strategic Management-Formulation,Implementation,and Control EDISI 12 I BUKU 1 -;;-, = Penerbit. - ~ Salemba Empat ~» Buku Asli Berstiker Hologra m Daftar lsi BAGIAN SATU TINJAUAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Chandler dalam Rangkuti (2013: 3),

BAB II KERANGKA TEORI. bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Chandler dalam Rangkuti (2013: 3), BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Definisi Strategi Menurut K.Stephanie K.Marrus (Umar, 2001:31), pengertian strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

Analisis Strategi Pemasaran Es Krim Walls dengan Pendekatan SWOT dan QSPM pada PT Roxy Prameswari di Lampung

Analisis Strategi Pemasaran Es Krim Walls dengan Pendekatan SWOT dan QSPM pada PT Roxy Prameswari di Lampung Analisis Strategi Pemasaran Es Krim Walls dengan Pendekatan SWOT dan QSPM pada PT Roxy Prameswari di Lampung Abstrak Sarwinda Pamareta * Muhammadiyah University of Metro, Metro City 34111, Indonesia Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci