BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ekonomi yang positif, dengan demikian setiap negara selalu mengupayakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ekonomi yang positif, dengan demikian setiap negara selalu mengupayakan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori Teori Pembangunan Suatu negara yang berkeinginan untuk maju harus menciptakan pembangunan ekonomi yang positif, dengan demikian setiap negara selalu mengupayakan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang menyangkut perubahan yang mendasar atas peningkatan pendapatan dan output, struktur-struktur kelembagaan, sosial, administrasi, sikap-sikap masyarakat dan terkadang merambah adat-istiadat, kebiasaan, serta sistem kepercayaan yang hidup dalam masyarkat yang bersangkutan (Todaro, 2000:76). Proses pembangunan sebenarnya merupakan suatu perubahan sosial budaya. Mampu atau tidaknya sebuah pembangunan bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustaining proces) tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya (Bintoro dan Mustopadidjaya, 1986:1). Menurut Todaro (2000:21), pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad masyarakat dalam berupaya melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi dan institusional untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Pembangunan di masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut. 14

2 1) Peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barang kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan perlindungan keamanan. 2) Peningkatan standar hidup yang meliputi peningkatan pendapatan, penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan pendidikan, dan pengingkatan perhatian atas nilai-nilai cultural serta kemanusiaan, yang semuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan meteriil, tetapi juga untuk menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa. 3) Perluasan rentang pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu dan bangsa dengan membebaskan mereka dari belitan sikap ketergantungan, baik terhadap orang atau negara lain, dan juga terhadap setiap kekuatan yang punya potensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pelaku-pelaku ekonomi yang akan menjadi penggerak perekonomian suatu negara. Penjelasan pasal 33 UUD 1945 menunjukkan bahwa, ada tiga pelaku ekonomi yang dikenal, yaitu: perusahaan negara atau sering disebut Badan Usaha Milik negara (BUMN), koperasi, dan swasta. Diantara ketiga pelaku ekonomi tersebut, koperasi merupakan badan usaha yang paling berbeda dengan badan usaha lainnya. Koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Proses pengambilan keputusan dalam koperasi dilakukan secara demokratis yakni dengan memberikan hak suara pada masing-masing anggotanya. 15

3 2.1.2 Ekonomi Kerakyatan Ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Definisi ekonomi kerakyatan menurut Konvensi ILO169 tahun 1989 adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat lokal dalam mempertahankan kehidupannnya. Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam ekonomi kerakyatan tak lagi bertumpu pada dominasi pemerintah pusat, modal asing serta perusahaan konglomerasi, melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang berkeadilan, usaha pertanian rakyat dan yang terpenting adalah peran koperasi sejati yang diharapkan mampu berperan sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Yang dimaksud dengan ekonomi kerakyatan sesungguhnya tidak lain adalah demokrasi ekonomi sebagaimana dikemukakan dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945, artinya ekonomi kerakyatan hanyalah ungkapan lain dari demokrasi ekonomi. Salah satu pedoman dalam penyelenggaraan sistem ekonomi kerakyatan terdapat pada Pasal 33 ayat 1 yakni perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Sebagaimanya yang dikemukakan Bung Hatta, bangun usaha yang mencerminkan ayat ini adalah koperasi. Penyelenggaraan koperasi dalam sistem ekonomi kerakyatan harus dilakukan dengan terus menerus melalui penataan kelembagaan, yakni dengan memeratakan penguasaan modal atau faktor-faktor produksi kepada segenap lapisan anggota masyarakat (Baswir, 2010). 16

4 2.1.3 Definisi Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa Latin "coopere", yang mana di dalam bahasa Inggris disebut cooperation yang berarti kerjasama. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang beradasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi merupakan soko guru perekonomian yang berarti koperasi merupakan pilar atau penyangga dari perekonomian itu sendiri. Terdapat beberapa pengertian menurut para ahli dan organisasi, diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Definisi menurut ILO (International Labour Organization) terdapat 6 elemen yaitu : (1) Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (2) Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan (3) Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (4) Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis (5) Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan (6) Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang 2) Definisi menurut Hatta (Bapak Koperasi Indonesia) 17

5 Koperasi merupakan usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan semangat tolong-menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, koperasi merupakan suatu perkumpulan orang-orang atau badan hukum yang tujuannya untuk kesejahteraan bersama dan didalam perkumpulan tersebut mengandung azas kekeluargaan yang saling bergotong royong dan tolong menolong antar anggota koperasi Fungsi dan Peranan Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 4, koperasi memiliki fungsi serta peranan antara lain adalah mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa Prinsip Koperasi Pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 disebutkan prinsip-prinsip koperasi antara lain adalah keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokrasi, pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan 18

6 jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, kemandirian, pendidikan perkoperasian, kerjasama antar koperasi Jenis Koperasi Menurut Anoraga dan Ninik (1993:18), koperasi dapat dibagi ke dalam 5 jenis yaitu : 1) Koperasi Konsumsi Barang konsumsi adalah barang kebutuhan sehari-hari, misalnya barang pangan, barang sandang dan barang pembantu keperluan sehari-hari. Tujuan koperasi adalah agar para anggotanya dapat membeli barang-barang dengan mutu yang baik dan harga yang layak. 2) Koperasi Simpan Pinjam Koperasi menerima simpanan-simpanan dan deposito dari para anggotanya serta memberikan pinjaman bagi anggota yang sama. 3) Koperasi Produksi Koperasi produksi sebagai suatu badan usaha yang dimiliki oleh para karyawan atau pekerjanya (koperasi produsen). 4) Koperasi Jasa Koperasi jasa diorganisir untuk dapat melayani para anggotanya dengan pelayanan yang lebih meningkat, seperti : asuransi, kredit, telepon, dan lainlain. 5) Koperasi Serba Usaha Koperasi serba usaha yaitu koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya. 19

7 2.1.7 Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya di berbagai segi ekonomi, seperti bidang produksi, konsumsi, perkreditan, dan jasa. Koperasi Serba Usaha memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) Perkreditan. 2) Penyediaan dan penyaluran sarana produksi serta keperluan sehari-hari. 3) Pengelolaan serta pemasaran hasil. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 44 ayat 2, prinsip koperasi serba usaha sama dengan prinsip koperasi yang tercantum dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1, yaitu: (1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. (2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis. (3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. (4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. (5) Kemandirian. Tujuan Koperasi Serba Usaha: a) Menyejahterakan anggota koperasi serba usaha pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 20

8 b) Dapat membangun tatanan perekonomian untuk mewujudkan masyarakat maju, adil, dan makmur. c) Dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi. d) Memberikan pelayanan pinjaman dengan bunga murah, tepat dan cepat serta mendidik anggota untuk dapat menggunakan uang dengan bijaksana dan produktif. e) Memenuhi kebutuhan sehari-hari dan perkantoran anggota koperasi Jasa Pelayanan Tidak sedikit masyarakat yang keluar dari anggota koperasi akibat dari jasa pelayanan yang kurang memuaskan. Ini berarti jasa pelayanan yang berkualitas merupakan dambaan setiap anggota koperasi. Menurut Tjiptono (2003:59), kualitas jasa pelayanan merupakan suatu upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan dalam penyampaian informasi agar sesuai dengan harapan dari konsumen. Tingkat partisipasi anggota akan meningkat apabila koperasi mampu memberikan jasa pelayanan yang lebih berkualitas dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Novirsari (2012), jasa pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara orang yang satu dengan yang lainnya guna memberikan kepuasan kepada pelanggan. Menurut Parasuraman et al. (1985), terdapat lima penentu dari baik atau tidaknya kualitas jasa pelayanan yang diberikan, yaitu: 21

9 1) Keandalan (reliability), merupakan kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara akurat dan terpercaya. 2) Ketanggapan (responsiveness), suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada konsumen dengan penyampaian informasi yang jelas. 3) Jaminan (assurance), pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen kepada perusahaan. 4) Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi kepada konsumen. 5) Bukti fisik (tangibles), kemampuan perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak luar Variasi Produk Menurut Suwarni (2010), keadaan dunia usaha berubah dinamis seiring dengan perubahan selera konsumen. Marketing mix strategy yang tepat akan berperan penting terhadap keberhasilan suatu perusahaan untuk dapat tetap melangsungkan usahanya. Strategi pemasaran yang diterapkan harus senantiasa dievaluasi dan diperbaharui sesuai dengan perubahan yang terjadi. Tujuan dari bauran pemasaran ini adalah untuk menciptakan kesuksesan secara berturut-turut dan kegiatan yang berkesinambungan guna mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2008:63) bagian-bagian marketing mix antara lain: 22

10 1) Produk (Product) 2) Harga (Price) 3) Distribusi (Place) 4) Promosi (Promotion) Bauran produk merupakan kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Menurut Kotler dan Armstrong, (2008:234), bauran produk terdiri dari keanekaragaman produk (product variety), kualitas produk (quality), rancangan produk (design), ciri-ciri produk (features), merek produk (brand name), kemasan produk (packaging), tingkat pelayanan (service), garansi (warranties), ukuran produk (size), dan pengembalian (return). Salah satu dimensi dari bauran produk adalah keanekaragaman produk. Variasi produk adalah unit tersendiri dalam suatu merk atau lini produk yang akan dibedakan melalui ukuran, harga, ataupun ciri lainnya. Semakin bervariasi produk yang dikeluarkan, maka semakin besar pendapatan dari perusahaan karena konsumen memiliki lebih banyak pilihan, dengan demikian produsen akan semakin memahami kebutuhan konsumennya. Melihat pentingnya variasi produk, maka manajemen perlu memvariasikan produknya dengan baik sehingga dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Menurut Budiantono (2014), dalam mempertahankan kelangsungan kegiatan koperasi agar tidak bangkrut, koperasi perlu menginovasikan produk-produknya dengan menawarkan bermacam-macam produk jasa antara lain: (1) Pinjaman untuk usaha 23

11 (2) Pinjaman untuk kesehatan (3) Pinjaman dana talangan (4) Simpanan umum, simpanan hari raya (5) Simpanan berjangka Perusahaan akan terus berusaha meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan dengan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui variasi produk yang mereka tawarkan (Park, et al., 2015). Keanekaragaman produk dapat digunakan untuk mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan suatu produk. Berbagai pengelolaan unsur keragaman produk dapat dilakukan melalui pengembangan produk atau jasa dengan menambah ataupun melakukan tindakan untuk mempengaruhi produk atau jasa tersebut (Kotler dan Armstrong, 2008:71) Partisipasi Anggota Organisasi perlu mencari karyawan yang cerdas sehingga mereka mengerti tentang peran mereka dalam proses pengambilan keputusan, khususnya dalam kaitannya dengan mengapa, bagaimana, kapan dan apa tujuan mereka berpartisipasi. Demi terwujudnya hal tersebut, maka diperlukan komitmen yang kuat dan pada akhirnya mampu memberikan manfaat bagi organisasi tersebut (Brenda Scott and Christopher, 2004). Menurut Anoraga dan Ninik (1993:111), partisipasi anggota merupakan kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung jawab. Partisipasi anggota merupakan alat pengembangan yang 24

12 berguna untuk mengurangi kinerja yang buruk serta mencegah penyimpangan. Selain itu partisipasi anggota dalam koperasi ditujukan untuk menempatkan anggota sebagai subyek dari pengembangan koperasi, anggota harus terlibat dalam proses pengembangan koperasi. Kerjasama dalam organisasi dapat terwujud bila ada kesadaran untuk berperan aktif, dengan demikian partisipasi atau keterlibatan seseorang sangat diperlukan baik dalam wujud gagasan maupun tingkah laku. Ciriciri anggota yang berpartisipasi baik antara lain: 1) Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur. 2) Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok dan wajib sesuai dengan kemampuan masing-masing. 3) Menjadi pelangan koperasi yang setia. 4) Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif. 5) Menggunakan hak untuk mengawasi jalanya usaha koperasi, menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, peraturan-peraturan lainya dan keputusankeputusan bersama lainya Menurut Kartasapoetra (1992), bentuk-bentuk partisipasi aktif anggota dalam koperasi antara lain: (1) Membayar iuran wajib secara tertib dan teratur. (2) Menabung sukarela sehingga akan dapat menambah modal koperasi. (3) Memanfaatkan jasa koperasi (belanja barang-barang dari koperasi). (4) Memanfaatkan dana pinjaman koperasi dengan taat mengangsur. (5) Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif. 25

13 Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada umumnya persentase pembagian SHU ditetapkan dalam anggaran dasar. Namun mengingat situasi dan kondisi suatu koperasi dari tahun ke tahun dapat mengalami perubahan, maka rapat anggota dapat mengadakan ketetapan lain. Menurut Mutis (1992:89), keberhasilan suatu usaha dapat dilihat sebagai suatu peningkatan kuantitas aset usaha, jasa, pendapatan, SHU, simpan pinjam, kekayaan, dan modal sendiri. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Sitio dan Tamba (2001:137) yang menyatakan bahwa, SHU merupakan salah satu variabel kinerja yang digunakan untuk melihat perkembangan maupun pertumbuhan keberhasilan koperasi di Indonesia. Indikasi keberhasilan koperasi sebagai suatu badan usaha dapat dilihat dari keterlibatan serta keaktifan anggota dalam perencanaan usaha dan proses pengambilan keputusan, serta bagaimana struktur pelayanan koperasi terhadap anggotanya. Menurut Sitio dan Tamba (2001:89), SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu: 1) SHU atas jasa modal. Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modal (simpanan) tetap diterima dari anggota koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan. 26

14 2) SHU atas jasa usaha Ini menjelaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Anggota koperasi hendaknya memanfaatkan setiap pelayanan yang ada dan menggunakan produk-produk yang ditawarkan oleh koperasi. Maksud SHU atas jasa modal adalah anggota dikatakan sebagai pemilik atau investor dari koperasi karena adanya jasa anggota atas modal yang berupa simpanan, jadi sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU, maka anggota dari koperasi itu akan menerimanya. SHU atas jasa usaha adalah anggota selain menjadi pemilik juga merupakan sebagai pelanggan dan pemakai. Jadi dari jasa yang dilakukan oleh anggota terhadap usaha yang ada pada koperasi tersebut, anggota juga akan memperoleh SHU. Pengertian SHU dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Bab IX Pasal 45 menyatakan bahwa besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Dapat dilihat bahwa ada hubungan linear antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dan koperasinya, maka semakin besar pula SHU yang akan diterima (Sitio dan Tamba, 2001:87). Prinsip-prinsip pembagian SHU dalam Sitio dan Tamba (2001:91) adalah sebagai berikut: (1) SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. 27

15 (2) SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri. (3) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. (4) SHU anggota dibayar secara tunai. Menurut Sugianto (2002), keberhasilan koperasi tidak hanya diukur dari sisi kemampuan koperasi menghasilkan SHU, tetapi hal yang paling utama adalah bagaimana kemampuan koperasi tersebut untuk mempromosikan ekonomi anggotanya (benefit economy). Akan sangat menarik ketika koperasi tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi bagi para anggotanya. Masyarakat akan tertarik untuk menjadi anggota koperasi karena mereka merasakan manfaat dari koperasi tersebut. SHU yang diterima anggota berbanding lurus dengan manfaat yang dirasakan anggota, semakin besar manfaat yang dirasakan, maka semakin aktif anggota koperasi dalam berpartisipasi. Semakin mereka berpartisipasi aktif maka SHU yang diterima oleh koperasi akan semakin besar dan SHU yang diterima anggota juga akan semakin besar sesuai dengan partisipasi mereka dalam koperasi Hubungan Jasa Pelayanan dengan Partisipasi Anggota Jasa pelayanan merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung secara rutin dan berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Jasa pelayanan yang baik merupakan kunci keberhasilan suatu usaha. Perannya akan lebih besar manakala kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat tersebut berkompetisi dalam usaha merebut pasaran atau langganan (Munir, 2002:17). 28

16 Menurut Ayu Savitri, dkk. (2012), jasa pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi anggota. Jasa pelayanan yang baik tentu akan meningkatkan partisipasi anggota guna mengembangkan koperasi. Pelayanan kepada anggotanya merupakan sebuah jasa yang diberikan untuk memajukan usaha anggotanya. Penelitian Ernita dan Agus Al Rozi (2014) juga menyimpulkan bahwa, partisipasi anggota koperasi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas jasa pelayanan kepada anggota, melibatkan anggota dalam berbagai kegiatan, menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan meningkatkan kemampuan pengelolaan koperasi. Tujuan akhir dari koperasi bukanlah pertumbuhan perusahaan koperasi yang berkesinambungan, melainkan peningkatan kesejahteraan anggota koperasi. Dapat dilihat betapa pentingnya anggota tersebut untuk diberikan jasa pelayanan yang berkualitas guna menarik partisipasi mereka. Pemberian jasa pelayanan yang berkualitas dengan didukung oleh pengurus serta karyawan koperasi yang berpengalaman akan membuat anggota koperasi merasa nyaman dalam memanfaatkan pelayanan yang ada. Menurut Setyo Harjanto (2010), suatu jasa pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi harapan konsumen. Kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap suatu kualitas jasa pelayanan berhubungan secara signifikan dan positif terhadap loyalitas pelanggan terhadap perusahaan (Muzahid Akbar dan Noorjahan Parvez, 2009), (Sabir Rahman, 2012), (Mosahab, Osman Mahamad, T. Ramayah, 2010). Hal ini menuntut koperasi memberikan yang terbaik bagi anggotanya. Koperasi didirikan oleh anggota bukan semata-mata untuk meraih 29

17 keuntungan tetapi juga untuk mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Semua hal yang terkait dengan jasa pelayanan koperasi ini tidak terlepas dari peran pengelola koperasi mengingat pelayanan yang baik merupakan kunci utama dalam memuaskan anggota serta memajukan lembaga koperasinya Hubungan Variasi Produk dengan Partisipasi Anggota Koperasi saat ini perlu bersaing menawarkan produk yang terbaik bagi konsumennya. Strategi tersebut merupakan kunci sukses dalam memenangkan persaingan di era global ini karena jatuh bangunnya koperasi terkadang disebabkan oleh kekurangtahuan para pengelola koperasi akan kebutuhan para anggotanya (Mahri, 2004). Variasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen (Dewi Sartika, 2013), (Tahta Kusumanegara, 2012), (Nursanah, 2010). Guna meningkatkan partisipasi anggota terhadap koperasi, koperasi harus memberikan kepuasan terhadap anggota melalui penyediaan barang serta jasa yang sesuai dengan keinginan anggota dengan penawaran harga, kualitas dan kondisi yang lebih menguntungkan anggota dari pada penawaran yang ditawarkan oleh pasar. Konsumen seringkali enggan menggunakan pilihan alternatif, oleh karena itu anggota koperasi cenderung memilih berbelanja di tempat yang memiliki variasi produk yang lengkap karena mereka bebas memilih produk yang mereka cari sesuai kebutuhan 30

18 mereka tanpa harus mencari alternatif lain akibat dari produk yang mereka cari tidak tersedia. Koperasi serba usaha yang juga menyediakan jasa simpan-pinjam sebaiknya memiliki banyak variasi simpanan maupun pinjaman baik itu dilihat dari suku bunga simpanan atau pinjaman maupun jangka waktu mereka meminjam uang. Anggota koperasi akan cenderung melakukan simpanan dan pinjaman di koperasi jika koperasi tersebut memiliki banyak variasi karena mereka bisa memilih model simpanan ataupun pinjaman sesuai kebutuhan mereka. Jika anggota koperasi merasa seluruh kebutuhan mereka bisa didapat di koperasi maka merekapun akan meningkatkan partisipasi mereka dalam menggunakan produk-produk yang ada Hubungan Jasa Pelayanan dengan Sisa Hasil Usaha Jasa pelayanan yang baik dan berkualitas penting karena dapat menarik simpati pelanggan dan juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang dalam hal ini adalah para anggota koperasi, sehingga akan terwujud anggota yang loyal dan setia terhadap koperasi. Kualitas jasa pelayanan yang optimal akan menarik anggota untuk berpartisipasi aktif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan SHU anggota koperasi, dengan demikian kualitas jasa pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perolehan SHU sebuah koperasi (Ayu Savitri, dkk., 2012), (Erra Setianingrum, 2013). Jasa pelayanan mempunyai kedudukan yang sangat menentukan bagi suksesnya koperasi sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. H. Maddern, 31

19 dkk. (2010) menyatakan bahwa, kualitas jasa pelayanan berhubungan positif terhadap profitabilitas suatu perusahaan. Jika koperasi tersebut sudah berhasil maka SHU yang diperoleh oleh koperasi juga akan semakin meningkat. Ini berarti anggota koperasi senang dengan jasa pelayanan yang diberikan dan anggota berkontribusi besar terhadap koperasi. SHU yang dibagikan kepada anggota juga akan meningkat. Jasa pelayanan yang berkualitas ini diharapkan dapat menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan koperasi dan juga anggota. Semakin banyak hubungan ekonomis antara anggota dengan koperasi, semakin besar kemungkinan berkembangnya koperasi Hubungan Variasi Produk dengan Sisa hasil usaha Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam memasarkan produknya, mempengaruhi calon konsumennya untuk menjadi pembeli aktif serta dapat juga mempengaruhi konsumen agar dapat meningkatkan konsumsinya atas produk tersebut. Variasi produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan suatu perusahaan karena dapat meningkatkan pendapatan perusahaan tersebut (Wega Anggara, 2007). Menurut Kotler dan Armstrong (2008:71), keanekaragaman produk dapat digunakan untuk mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan suatu produk. Variasi produk merupakan salah satu alat yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menarik konsumen guna meningkatkan pendapatan dari suatu perusahaan. Begitu pula dengan badan usaha koperasi, semakin bervariasi produk 32

20 yang dimiliki maka SHU yang diterima akan semakin banyak akibat dari banyaknya jenis-jenis simpanan dan pinjaman yang bisa dipilih oleh anggota. Jenis-jenis simpanan dan pinjaman di koperasi tersebut biasanya divariasikan dengan tingkat suku bunga yang berbeda-beda. Jadi dari melakukan simpanan maupun pinjaman pada koperasi tersebut, anggota juga akan memperoleh SHU Hubungan Partisipasi Anggota dengan Sisa Hasil Usaha Melihat kedudukan anggota yang sangat strategis dalam manajemen organisasi, permodalan dan keuangan koperasi, maka sangat logis apabila dikatakan bahwa besar kecilnya SHU sangat ditentukan oleh partisipasi anggotnya (Sugiharsono, 2009). Partisipasi anggota adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dan usaha koperasi. Hanel (dalam Hendar dan Kusnadi, 1999), dengan teorinya Triangel Identity of Cooperative mengatakan bahwa, kedudukan anggota dalam koperasi adalah sebagai pemilik sekaligus pelanggan. Sebagai pemilik, anggota harus mendukung ketersediaan fasilitas (materiil maupun non-meteriil) dalam penyelenggaraan organisasi serta usaha koperasi, sedangkan sebagai pelanggan, anggota harus memanfaatkan potensi serta layanan usaha koperasi. Menurut Erra Setianingrum (2013) dan Setiaji (2012), partisipasi anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan koperasi, dimana keberhasilan koperasi ini diukur dari SHU yang diperoleh koperasi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perolehan SHU oleh masing-masing 33

21 anggota tergantung besar kecilnya partisipasi modal dan transaksi yang dilakukan oleh anggota tersebut terhadap usaha-usaha yang ada pada koperasi, artinya semakin besar partisipasi modal dan transaksi yang dilakukan oleh anggota terhadap koperasi, maka semakin besar pula SHU yang akan diterima oleh anggota tersebut, dan juga sebaliknya. Kesuksesan, perkembangan dan bermanfaatnya suatu koperasi sangat tergantung pada partisipasi aktif dari para anggotanya. 2.2 Rumusan Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari pokok permasalahan penelitian yang kebenarannya akan diuji. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian terdahulu serta teori dan konsep yang telah dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : 1) Jasa pelayanan dan variasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi anggota pada koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Selatan. 2) Jasa pelayanan, variasi produk, dan partisipasi anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha pada koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Selatan. 3) Jasa pelayanan dan variasi produk berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil melalui partisipasi anggota pada koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Selatan. 34

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pada saat ini dunia bisnis dihadapkan pada persaingan global dengan salah satu ciri yang menonjol adalah berkembangnya teknologi informasi yang sangat cepat.

Lebih terperinci

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 1 KOPERASI SISWA Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 15 MEI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi bangsa, karena pada kegiatan tersebut terjadi proses antara produsen dan konsumen

Lebih terperinci

Koperasi 1

Koperasi  1 1 Koperasi Outline Materi Materi 1: Fungsi dan Peran Koperasi Secara Umum Materi 2: Landasan Koperasi di Indonesia Materi 3: Fungsi Koperasi di Indonesia Materi 4: Prinsip Koperasi Menurut Rochdale Materi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para wisatawan asing maupun domestik. Keindahan kotanya, makanan khasnya, dan letaknya yang strategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia usaha Tour & Travel saat ini yang tidak lepas dari persaingan dengan para pelaku usaha sejenis, menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi pelanggannya. Dua hal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah masalah dalam bidang ekonomi, karena hal ini menyangkut kehidupan manusia baik secara individu

Lebih terperinci

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual.

manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari masyarakat sosial menjadi cenderung lebih individual. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin majunya peradaban, kehidupan dan budaya manusia serta berkembangnya arus globalisasi menimbulkan adanya pergeseran nilai budaya dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki banyak makanan kuliner, Jogjakarta merupakan pasar potensial bagi industri restoran. Jumlah penduduk yang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Koperasi dan UKM merupakan salah satu sektor yang mampu menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan ditengah krisis global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Keberhasilan perusahaan bukan semata terletak pada produk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Keberhasilan perusahaan bukan semata terletak pada produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyadari bahwa persaingan semakin ketat penting bagi perusahaan untuk dapat memdapatkan laba demi menjalankan perusahaan dalam hal ini pemasaran menjadi

Lebih terperinci

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2 Pengertian,Asas dan prinsip-prinsip koperasi Bandung, 04 Maret 2010 Pertemuan ke - 2 Tujuan perkuliahan hari ini Setelah perkuliahan pada pertemuan ke 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali

Lebih terperinci

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI KOPERASI, GOTONG ROYONG DAN TOLONG MENOLONG Koperasi mengandung makna kerja sama, ada juga mengartikan menolong satu sama lain. Arti kerjasama bisa berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemajuan perekonomian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup

Lebih terperinci

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar bank saat ini semakin ketat. Saat ini, tumbuh dan berkembangnya bank tidak hanya ditandai dengan banyaknya kantor cabang yang dibuka tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran saat ini di anggap menjadi bagian terpenting dalam kegiatan yang di lakukan oleh sebuah perusahaan, hal ini di karenakan pemasaran merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat mengalami perubahan, semula hanya terfokus pada product oriented kini berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang

Lebih terperinci

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan KONSEP DASAR PERKOPERASIAN 1. Pendahaluan Selama ini diketahui bahwa perkembangan Koperasi dan peranannya dalam perekonomian nasional belum memenuhi harapan, khususnya dalam memenuhi harapan sebagai sokoguru

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.

MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M. MAKALAH MANAJEMEN KUALITAS DALAM PERUSAHAAN JASA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Dosen Pengampu: Drs. Ketut Sudharma, M.Si Oleh: Eko Sandhi Purnomo 7101406059 Fariza Budi Murtiawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia selalu tidak pernah merasa puas meskipun kebutuhannya telah terpenuhi, dan akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Setelah kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan di industri seluler saat sekarang ini sedang berkembang pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran 2.1.1 Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan pada perusahaan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan usaha kecil di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan kesempatan kerja; pemerataan

Lebih terperinci

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah keunggulan yang di harapkan dan mengendalikan atas tingkat keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensitas persaingan berskala global menuntut pergeseran dalam dunia bisnis. Misi suatu perusahaan tidak lagi berupa laba, melainkan penciptaan dan penambahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran Pengertian pemasaran secara konseptual kerap mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Berikut disajikan definisi pemasaran awal versi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Minat Beli Ulang Hal yang penting bagi perusahaan adalah mempengaruhi pelanggan agar mereka mengambil keputusan untuk membeli produk atau jasa yang disediakan. Pembelian sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi tantangan dari banyaknya produsen yang menawarkan berbagai jenis produk baru dengan inovasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Di Indonesia perkembangan usaha sektor jasa berlangsung cukup pesat, meskipun keadaan perekonomian di Indonesia sedang mengalami masa yang cukup sulit pada saat sekarang

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai negara bebas melakukan perdagangan ekspor dan impor antar negara sehingga menuntut pelaku ekonomi untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Hal ini juga mengharuskan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis makanan (kuliner) merupakan salah satu bisnis yang dewasa ini berkembang pesat dan memiliki potensi berkembang yang cukup besar. Sudah banyak pelaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi sekarang ini khususnya dalam bidang ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia perkembangan usaha sektor jasa berlangsung cukup pesat meskipun keadaan perekonomian di Indonesia sedang mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK ABSTRAK Jimmy Email: jimmymannuel@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Service

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian pemasaran

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelayanan 2.1.1 Pengertian Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap tindakan atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Saat ini perbankan Syariah telah memasuki persaingan berskala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan pengiriman barang telah menjadi kebutuhan utama setiap individu. Semua individu membutuhkan pengiriman barang yang cepat dan aman untuk memastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua potensi efektif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu, tidak peduli bagaimana bentuk struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Banyaknya persaingan dalam dunia usaha baik industri barang atau jasa menyebabkan perusahaan menentukan strategi pemasaran yang dapat memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang ekonomi yang beranggotakan orang-orang bergabung secara sukarela dan atas persamaan hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan itu banyak bermunculan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin cepat dan batas yang semakin tipis membuat masyarakat sekarang ini lebih selektif dan menuntut dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo.

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini produk yang berupa jasa telah menjadi bagian yang cukup dominan pengaruhnya didalam perekonomian disamping produk dalam artian fisik. Dimana persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini akan menjelaskan mengenai pengertianpengertian yang mendasar mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam, tinjauan pustaka ini penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia sangat ditunjang oleh kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang makanan mendorong lahirnya persaingan di dunia produksi dan pemasaran produk perusahaan tersebut agar mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1.

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1. BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Simpan Pinjam 1. Pengertian Koperasi, Simpanan dan Pinjaman Dalam kamus besar bahasa indonesia Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pentingnya kegiatan pemasaran dalam suatu perusahaan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yang berusaha meletakkan pemasaran sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peluang Pasar Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus mampu mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di dalam dunia usaha.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang sangat luas dan salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia usaha dari tahun ke tahun semakin meningkat. Perkembangan ini disebabkan oleh banyaknya peluang bisnis yang bermunculan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi pelanggannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis retail ini merupakan bisnis yang potensial dikarenakan komoditas yang dijual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi berkembang dengan sangat cepat. Dengan perkembangan yang cepat ini dipermudah untuk mendapatkannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci