MENGGUNAKAN ALAT UKUR DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA BSDC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGGUNAKAN ALAT UKUR DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA BSDC"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LISTRIK SUB SEKTOR ELEKTRONIKA INDUSTRI MENGGUNAKAN ALAT UKUR DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA BUKU INFORMASI

2 SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK.JK KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS 2011 Mengoptimasi Kinerja Sistem Jaringan Buku Penilaian Versi: 23-2 dari 66

3 DAFTAR ISI Daftar Isi 1 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 2 Penjelasan Modul 2 Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) 4 Pengertian-pengertian Istilah 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan 6 Pengertian Unit Standar 6 Unit Kompetensi yang Dipelajari Judul Unit Kode Unit Deskripsi Unit Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja dari 60

4 Batasan Variabel Panduan Penilaian Kompetensi Kunci BAB III 14 STRATEGI 3.1. METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan BAB DAN IV MATERI UNIT KOMPETENSI 16 BAB V SUMBER-SUMBER PENCAPAIAN YANG DIPERLUKAN UNTUK KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Perpustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? 2 dari 60

5 Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui Penjelasan Modul Desain Modul Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Isi Modul Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. 3 dari 60

6 Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency) Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah : 4 dari 60

7 a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menerapkan suatu standar tertentu. menetapkan serta Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilahistilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. 5 dari 60

8 Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan penilaian / uji kompetensi. sertifikat kompetensi melalui proses BAB II STANDAR KOMPETENSI 6 dari 60

9 2.1 Pengertian Unit Standar Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menerapkan prosedur-prosedur mutu. Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.2 Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. meyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Menggunakan alat ukur dasar listrik dan elektronika Kode Unit BSDC Deskripsi Unit 7 dari 60

10 Unit ini berhubungan dengan keahlian, pengetahuan dan sikap dari teknikteknik pengukuran dasar dan peralatan dasar yang diperlukan untuk memeriksa, merawat dan menemukan kesalahan listrik dan peralatan elektronik Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI 1. Persiapan peralatan pengukuran. KRITERIA UNJUK KERJA Pengukuran menggunakan alat uji 2. 1 Peralatan uji yang tepat untuk mengukur tegangan, arus, hambatan dan sambungan rangkaian dipilih. Pemilihan harus dilakukan dengan mempertimbangkan: Besar parameter yang akan diukur Rangkaian AC atau DC Keadaan rangkaian terhubung tenaga/tegangan atau tidak terhubung Akurasi / ketelitian yang diperlukan Kemudahan sambungan dan penggunaan alat Informasi yang diperlukan Keadaan alat ukur diperiksa untuk memastikannya bekerja dengan benar. Kalibrasi dan perawatan pencegahan ( PM ) terhadap alat ukur dilakukan jika diperlukan. Penyimpanan alat uji yang tepat. Alat uji berikut dihubungkan ke rangkaianrangkaian : Lampu uji untuk memastikan rangkaian bertenaga Analog atau digital multimeter untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Oscilloscope/CRO) untuk menampilkan atau mengukur bentukbentuk gelombang, hubungan fasa, tegangan atau frekuensi. 8 dari 60

11 3. Mengetahui / memahami alat uji 2. 2 Peralatan yang terhubung dioperasikan dengan memilih : Pengukuran yang tepat ( AC/DC, arus, tegangan atau hambatan ) Polaritas ( jika diperlukan ) Jangkauan / rentang alat ukur ( range ) Skala untuk membaca dari sumber sinyal maupun di CRO untuk menentukan basis waktu, singkronisasi, pemicuan, penajaman dan pencerahan. Sumber-sumber sinyal AC/DC untuk memberikan tenaga atau sinyal Fitur tiap peralatan didaftar Menggunakan perangkat lunak simulasi untuk mendapatkan pemahaman terhadap perantiperanti yang lebih canggih/maju Batasan-batasan peralatan yang dipelajari diidentifikasi yang berhubungan dengan : Jangkau / rentang Sensitivitas Frekuensi Pembebanan rangkaian Semua kendali diatur ( contoh pengaturan nol, kalibrasi ) Peralatan diletakkan untuk menghasilkan tampilan dan unjuk kerja terbaik Keuntungan dan kerugian tiap peralatan yang dipelajari didaftar. Perangkat lunak simulasi digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian sederhana. Pengukuran-pengukuran dilakukan menggunakan alat yang tersedia pada perangkat lunak tersebut meliputi Bode Plotter, CRO, Function Generator, Multimeter. Variabel Unit ini diaplikasikan pada seluruh sektor daerah cakupan elektronika, listrik dan telekomunikasi. Ini berkaitan baik dibidang industri manufaktur dan industri jasa. (a) Tenaga Kerja : Sasaran utama adalah pada tenaga kerja umum yang ditemukan di berbagai industri manufaktur yang ada di Batam dan Bintan. 9 dari 60

12 (b) Peralatan Uji : adalah yang biasa dan banyak dipakai di industri Batam dan Bintan. Tujuan unit ini adalah untuk mencapai keahlian menggunakan alat uji, tanpa memikirkan teorinya yang akan dibahas dalam unit lain. (c) Cakupan Kesehatan dan Keselamatan Kerja : meliputi tapi tidak terbatas pada Menggunakan pakaian kerja yang sesuai Memahami bahaya listrik Latihan bekerja dengan benar yang melibatkan peralatan listrik (d) Sumber-sumber minimal yang disarankan: Maksimal 2 siswa untuk tiap set alat laboratorium/praktek. Alat ukur : lampu uji dan buzzer multimeter digital dan analog CRO Catu daya Generator sinyal Pengetahuan dan Keterampilan Pokok Keahlian dan pengetahuan dasar Untuk meraih kompetensi, bukti dari keterampilan dan pengetahuan di bidang-bidang berikut ini dibutuhkan: Indikator-indikator rangkaian Penggunaan Lampu uji Penguji ketersambungan ( continuity testers), buzzer & bel, batasan batasannya (rangkaian tanpa tenaga/tegangan, rangkaian-rangkaian dengan hambatan rendah). Meter-meter analog Pengukuran tegangan AC/DC, sambungan Pengukuran arus AC/DC Sambungan (in line), sambungan ( tegangan jatuh melalui komponen ) Pengukuran hambatan skala tidak linier terbalik, pengenolan, batere, saklar off. Pemilihan jangkauan/rentang dan perlindungan alat Pengukuran hambatan denganmetode arus dan tegangan. Pemilihan meter sensitivitas ( Ohm / Volt ) Pengaruh dari sensitivitas rendah dan perubahan jangkauan/rentang pada rangkaian dengan hambatan besar. 10 dari 60

13 Meter-meter digital Keuntungan dibanding analog, keterbacaan yg lebih mudah, konstan dan pembebanan terhadap rangkaian yang rendah. Kerugian ( khususnya pada tipe lama atau murah ) resolusi & kestabilan Pengukuran tegangan AC/DC, terhadap bumi/ground atau mengambang/floating, pemilihan jangkauan/rentang atau rentang otomatis, sambungan dengan jepitan tinggi, catu daya dan batere. Pengukuran arus AC/DC, pemilihan jangkauan/rentang, jangkauan arus besar, perlindungan meter. Pengukuran hambatan pengukuran linier, pilihan jangkauan Batasan frekuensi Fitur khusus : pengukuran frekuensi, penguji ketersambungan, penguji transistor, penguji dioda, mematikan alat: jangkau tegangan batere pada penyimpanan,penyimpanan alat: memposisikan pilihan jangkauan pada sensitivitas terrendah,pemindahan alat: memindahkan alat (meter dg kumparan) dengan peredamanterbaik untuk guncangan minimum ( jangkauan arus terbesar atau terminaldihubung singkat); penyimpanan alat: kabel-kabel meter dilepas & dilipat rapi;penyimpanan alat: peranti berdiri bebas tidak ditumpuk atau menumpuki,perawatan: kabel-kabel, pengidera/probe & penjepit/clip disimpan dengan tertib. CRO Penjelasan dan peragaan Pengaturan pengukuran: AC/DC, posisi, kanal-2, skala-skala vertikal ( V/div), horisontal (t/div), pemicuan. Pengaturan tampilan : ketajaman, intensitas, iluminasi, rotasi Kalibrasi terpasang Pengukuran tegangan AC/DC, frekuensi, Lissajous Penjumlahan & pengurangan antar kanal, kopling, input Z, pelemah pengindera (probe attenuator). Sumber-sumber AC/DC Catu daya Kendali/pengaturan tegangan atau arus Pembentukan sinyal Pengaturan frekuensi, amplitudo tegangan, bentuk gelombang, impedansi output 11 dari 60

14 dan tujuan penggunaan Perangkat lunak simulasi Membuat simulasi rangkaian elektronik Melakukan pengukuran dengan simulator alat ukur yang tersedia Konteks Penilaian Unit ini bisa dinilai pada waktu kerja atau pada pelatihan. Penilaian harus mencakup demonstrasi praktis ditambah sejumlah cara untuk menilai pengetahuan dasar. Aspek Penting Penilaian Fokus khusus dari unit ini akan bergantung pada sektor industri. Program pelatihan pra-kejuruan dapat mengandung cakupan dari seluruh sektor industri. Lihat pada: 1. Subjek ini idealnya diajarkan menggunakan sebuah lingkunngan teori/praktik yang terpadu. 2. Penekanan pada aplikasi praktis. 3. Penerapan harus berkaitan pada sebuah jasa/perawatan industri elektronika. 4. Alat uji harus khusus seperti yang dipakai pada industri. Keterkaitan dengan Unit Lain Ini adalah unit inti yang mendasari kinerja efektif dalam unit-unit perawatan lain secara keseluruhan. Dianjurkan unit ini dinilai/dilatih dalam hubungan dengan unit operasional dan jasa lainnya. Kecermatan harus dilakukan dalam pengembangan pelatihan untuk mencapai kebutuhan unit ini, Sebagai pelatihan pra kejuruan umum, organisasi harus melengkapi pelatihan, dengan konteks rentang industri yang umum tanpa ada bias pada sektor tertentu. Jangkauan variabelvariabel akan membantu dalam hal ini, Untuk industri tertentu, pelatihan harus disesuaikan agar memenuhi kebutuhan sektor tersebut. Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini Kompetensi Umum dalam Tingkat Kompetensi Umum dalam Tingkat Unit Ini Unit Ini Mengumpulkan, Mengelola 1 Menggunakan Ide-ide dan 1 dan Menganalisa Informasi Teknik Matematika Mengkomunikasikan Ide-ide 1 Memecahkan Masalah 1 dan Inforrnasi Merencanakan dan 1 Menggunakan Teknologi 1 Mengorganisir Aktifitasaktifitas Bekerja dengan Orang Lain 1 12 dari 60

15 dan Kelompok Tingkat Kemampuan Kompetensi ini yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Tingkat Karakteristik 1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor. 2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan. 3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain. BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. 13 dari 60

16 Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda 3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. 14 dari 60

17 15 dari 60

18 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI 1. Pengukuran Mengukur adalah membandingkan suatu besaran keadaan dengan satuan besaran yang disepakati. Kesepakatan (standar) menjadikan pengukuran itu mempunyai arti. Mengukur panjang (atau tinggi) misalnya dengan satuan tradisional adalah depa, hasta dan tombak yang standarnya bisa berbeda, atau dengan satuan British inchi, feet dan satuan SI meter yang telah disepakati secara internasional. Pengukuran dg satuan standar memberikan arti dan perpektif yang sama diseluruh dunia. Atau bisa dikatakan sebagai menyatakan sesuatu dengan bahasa yang sama. a. Instrumen Yang disebut instrumen disini adalah alat untuk melakukan pengukuran. Penggaris (ruler) / meteran kain dan timbangan beras serta termometer air raksa, adalah instrumen pengukur panjang dan berat (massa) serta suhu. Sedangkan timbangan elektronik, termometer elektronik adalah instrumen (elektronik) untuk mengukur hal yang sama diatas massa dan suhu. Dalam pengukuran dikenal apa yg disebut dengan ketelitian, ketepatan, sensitivity, resolusi dan kesalahan yang akan selalu melekat pada setiap saat penggunaan instrumen. Pengertian tentang hal-hal tersebut akan membantu melakukan pengukuran dengan benar. b. Ketelitian (accuracy) Ketelitian adalah harga terdekat yang dibaca oleh instrumen yang mendekati harga sebenarnya. Semakin teliti/akurat sebuah alat semakin kecil toleransi kesalahan dalam membaca/menampilkan pengukuran, c. Ketepatan (precision) Ketepatan adalah kemampuan instrumen untuk melakukan pengukuran yang hasilnya serupa. Dengan memberikan suatu nilai tertentu pada sebuah variabel, maka ketepatan (presisi) adalah suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada pengukuranpengukuran yang dilakukan secara berurutan. d. Sensitivitas (sensitivity) Sensitivitas adalah perbandingan atau antara sinyal keluaran atau respon instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur. 16 dari 60

19 e. Resolusi (resolution) Resolusi adalah perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang akan direspon / ditanggapi instrumen. f. Kesalahan (error) Kesalahan adalah penyimpangan variabel yang diukur dari nilai harga sebenarnya. Kesalahan bisa terjadi karena kesalahan manusia seperti salah membaca, instrumen tidak sesuai dan salah penaksiran ( disebut kesalahan umum/ kecerobohan / gross error) atau karena kekurangan pada instrumen seperti kerusakan/aus pada komponennya, pengaruh lingkungan (disebut systemic error) ataupun karena kesalahan yang tidak disengaja yang tidak diketahui ( random error). Kesalahan umum karena kecerobohan terutama disebabkan faktor manusia dalam pembacaan atau pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta penaksiran hasil-hasil pengukuran. Selama manusia terlibat potensi kesalahan ini tidak dapat dihindari. Meski tidak mungkin dihilangkan secara keseluruhan, usaha untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan-2 umum ini perlu dilakukan. Beberapa kesalahan umum adalah pemakaian instrumen yang tidak sesuai. Contoh pengukuran tegangan menggunakan voltmeter berimpedansi rendah (multimeter analog standar) pada rangkaian dengan impedansi tinggi. Meski instrumen tersebut telah terkalibrasi dengan baik, karena dia membebani rangkaian maka pembacaan akan keliru. Pembacaan akan benar ketika multimeter elektronik / digital dipakai yang berimpedansi tinggi ( jauh lebih besar resistansi dalamnya dibanding resistansi/impedansi rangkaian yang diukur tegangannya. a. Kesalahan sistematis instrumental terjadi karena misalnya zero adjust tidak bisa mencapai angka nol dipapan meter, meter tidak terkalibrasi juga merupakan kesalahan sistematis. Kesalahan onstrumental daopat dihindari dengan pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu, melakukan faktor koreksi jika bisa diketahui kesalahan sistemiknya, mengkalibrasi dengan instrumen standar secara berkala. Kesalahan sistematis karena lingkungan misalnya disebabkan efek suhu, kelembapan, tekanan udara, medan magnetis dan medan elektrostatis yang keluar jangkau yang diijinkan oleh pembuat instrumen. Kesalahan ini hanya dapat dikurangi dengan pengkondisian udara ( AC untuk suhu dan kelembaban ) dan penyegelan ( seal ) instrumen, pemakaian pelindung anti static & anti magnetic jika berada dalam daerah yg dicurigai mempunyai banyak gangguan elektrostatis / elektromagnetis. 2. Pengukuran Elektronika Pengukuran dasar elektronika adalah mengukur 3 besaran dasar yaitu arus yang dinyatakan dalam satuan ampere (A), tegangan yang 17 dari 60

20 dinyatakan dalam satuan volt (V) dan resistansi/hambatan yang dinyatakan dalam satuan Ohm (Ω). Pengukuran besaran-besaran ini dapat dilakukan dengan multimeter analog dan multimeter digital. Turunan pengukuran dasar ini adalah ketersambungan ( continuity ), pengukuran tegangan puncak dan tegangan rata-rata (AC). Pengukuran elektronika berikutnya adalah untuk mengukur frekuensi yang dinyatakan dalam satuan Hetrz ( Hz) dan pemeriksaan bentuk-bentuk tegangan yang dapat dilakukan dengan osiloskop. 3. Instrumen Uji Dasar Elektronika a. Alat Uji / Ukur dasar, dasar kerja 1) Test lamp (DC) dan test pen (AC), digunakan untuk mengetahui rangkaian / peralatan yang akan diperiksa apakah mengandung / tersambung listrik atau tidak. Test lamp digunakan untuk mencheck rangkaian terhubung tenaga DC tegangan rendah. Dasarnya terdiri dari sebuah lampu dengan dengan ujung yang satu pada pengindera (probe) seperti ujung jarum / mata obeng dan disisi ujung lain terhubung dengan kawat untuk disambungkan dengan ground atau body alat atau jalur negatif baterai pada alat yang diperiksa. Sedangkan test pen untuk mencheck tegangan tinggi ( AC maupun DC ) dengan prinsip yang sama namun ujung yg satunya mengambang ( floating ) ataupun cukup dengan body manusia. 2) Multimeter Analog Pada dasarnya multimeter yang mengukur arus, tegangan dan hambatan terdiri dari sebuah pengukur arus yang bekerja berdasarkan prinsip mekanisme kumparan putar magnet permanen ( Permanent Magnet Moving Coil Movement Mechanism, PMMC ). Gambar dibawah menunjukkan konstruksi dasar PMMC Gambar 1. Konstruksi Dasar PMMC 18 dari 60

21 Alat ukur kumparan putar terdiri dari bagian-bagian utama - magnet permanen sepatu kuda - sepatu kutub - kumparan - pegas pengatur - bobot lawan - pengatur posisi nol - jarum penunjuk - papan skala persamaan untuk kerja pmmc adalah T=B*A*I*N dimana T = torsi dalam newton meter ( N-m ), daya yg menggerakkan jarum B = kerapatan fluksi didalam senjang udara ( Wb/m2 ) A = luas efektif kumparan I = arus yang mengaliri kumparan ( A ) N = jumlah lilitan Karena B, A dan N adalah tetap maka torsi yang dibangkitkan adalah merupakan indikasi langsung (linier/proporsional) dari arus ( I ) yang mengaliri kumparan. Torsi ini yang menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke keadaan mantap ( steady state ) pada arus besar tertentu yang diimbangi oleh torsi pegas pengontrol. Arus yang diperlukan untuk penyimpangan skala penuh (full scale deflection / fs) ditentukan oleh resistansi-dalam (Rd atau Rm) instrumen. Makin kecil kuat arus yang diperlukan untuk mencapai penyimpangan fs (atau disebut fs saja) makin peka instrumen tersebut Kepekaan = 50 µa maksudnya adalah untuk menyimpangkan jarum skala penuh perlu arus sebesar 50 µa (disisi lain berarti maksimal boleh dialiri arus sebesar 50 µa sebab lebih dari itu bisa merusakkannnya). Umumnya multimeter analog komersial mempunyai kepekaan disekitar angka 50 µa ini. Sebuah alat ukur ma analog dilakukan dengan melakukan penjajaran (paralel) hambatan atau disebut shunt (Rsh) pada instrumen tersebut. 50 µa 1 ma 950 µa Gambar 2. Pengukuran arus dengan R shunt Rshunt harus lebih kecil atau sama dengan Rd. Sesuai dengan hukum Ohm maka Rd * Im = Rsh * Ish 19 dari 60

22 Misalnya diinginkan instrumen diatas mampu mengukur 1 ma maka dapat ditentukan sbb : Untuk melewatkan maksimal 50 ma saja di meter maka harus dibuang arus ke Rsh sebesar Ish = 1 ma 50 µa = 950 µa Rsh = ( Rd * Im ) / Ish = ( 500 Ω * 50 µa ) / 950 µa = 26,316 Ω Untuk membaca nilai sesungguhnya pada papan skala, kalikan angka yang tertera dengan 20 ( misal 50µA adalah sama dengan 1 ma ). Pada multimeter komersial, terdapat beberapa pilihan jangkau pengukuran ( range ) yang bisa dipilih dengan saklar putar. Contoh dapat dilihat pada gambar berikutnya. Tersedia 4 pilihan jangkau : - 50µA, - 2.5mA, - 25 ma - dan 250 ma. Dengan cara yang sama dapat ditentukan masing-masing nilai Rshunt adalah Ω untuk jangkau 2.5 ma Ω untuk jangkau 25 ma Ω untuk jangkau 250 ma 0 50 µa µ A 50 Rsh 1 Rsh 2 Rsh 3 20 dari 60

23 Gambar 3. Pengukuran arus dengan pilihan jangkau Instrumen kumparan putar yang sama diatas dapat dijadikan untuk mengukur tegangan dengan cara menderetkan ( seri ) dengan sebuah resistor seperti gambar berikut : 1V 50 µa 0.975V 0.025V Gambar 4. Pengukuran tegangan dengan R seri Contoh diatas kepekaan instrumen = 50 µa dan Rd = 500 Ω yang berarti juga untuk mencapai fs ada dperlukan tegangan sebesar 50 µa X 500 Ω = 25 mv. Pada perhitungan ini sesungguhnya instrumen sudah dapat dianggap sebagai pengukur tegangan dengan jangkau 0 s/d 25 mv ( bisa dberikan tanda pada titik fs 50 µa = 25 mv ) Untuk mengukur fs = 1 V maka perlu dideretkan sebuah resistor Rs untukmembuang tegangan sebesar 1 V 25 mv = V Jadi nilai Rs = V / I = V / 50 µa = Ω sehingga penunjukkan jarum 25mV dibaca sebagai 1 Volt. Untuk mendapatkan beberapa jangkau pengukur tegangan seperti pada multimeter komersial maka perlu dirangkai sejumlah pilihan resistor deret seperti pada gambar berikut. 25m V 21 dari 60

24 Gambar 5. Pengukuran tegangan dengan pilihan jangkauan Pada contoh diatas tersedia empat (4) pilihan jangkauan tegangan dari : - 25 mv, - 1 V, - 10 V - dan 100 V. Kepekaan Alat Ukur Volt. Pada jangkau pengukuran 1V instrumen mempunyai resistansi total : 500Ω Ω = 20kΩ. Dalam hal ini kepekaan alat ukur tegangan tersebut adalah 20kΩ/Volt. Pada multimeter analog berlaku : Ri = jangkau ukur * kepekaan. ( Ri = hambatan dalam ) Jadi jika pada multimeter contoh diatas mempunyai jangkau 1000 V maka : Ri = 1000 * = 20 MΩ. Ketelitian ( Accuracy / kecermatan ) Ketelitian pada alat ukur arus dan tegangan pada multimeter analog dinyatakan dalam % dari skala penuh ( %fs. ) Misalnya dipakai sebuah multimeter yang mempunyai ketelitian 3% skala penuh baik pada pengukuran tegangan maupun arus maka - pada pemilihan jangkau 10 V berarti nilai yang sesungguhnya adalah berkisar dari nilai yang ditunjukkan +/- 3% * 10V atau nilai ditunjuk jarum +/- 0.3 V. Jadi ketika nilai terbaca 5 Volt maka jangkau kesalahannya 4,7 V s/d 5,3 V ( jadi pada titik 5 volt kesalahannya adalah +/- 6% ) - dengan jangkau ukur yang sama maka ketika terbaca 3 volt berarti nilai benar berada diantara 2.7 s/volt d 3.3 Volt ( atau 3 V +/- 10% ). - Semakin kekiri semakin tidak teliti pengukurannya. - Hal yang sama berlaku pada pengukuiran arus. Jatuh tegangan atau Voltage Drop Pada pengukuran tegangan yang dilakukan pada titik rangkaian yang mempunyai impedansi tinggi atau hambatan-dalam yang besar dapat terjadi jatuh tegangan atau voltage drop. 22 dari 60

25 Jatuh tegangan ini terjadi karena perlawanan dalam ( Ri ) alat ukur membebani (menyejajari) hambatan dalam atau impedansi rangkaian yang diukur. 5V V 5V V V Gambar 6. Voltage drop karena pembebanan oleh voltmeter Contoh ekstrim voltage drop pada gambar diatas menunjukkan ketika instrumen pengukur tegangan dengan kepekaan 40kΩ/V yang dalam pemilihan jangkau ukur dipilih 10 V maka Ri = 40kΩ/V * 10 V = 400 kω, Sehingga ketika diukurkan pada titik A & B yang seharusnya terbaca = 5 Volt ( gambar kiri ) menjadi terbaca dipapan hanya 3,33 Volt. Pada dasarnya jatuh tegangan ini pasti terjadi karena alat ukur membebani rangkaian. Namun ketika Ri jauh lebih besar dari impedansi atau hambatan dalam rangkaian maka jatuh tegangan ini bisa diabaikan karena sangat kecilnya. Jika impedansi / hambatan dalam rangkaian sudah mendekati Ri ( misal lebih dari 10% Ri maka kesalahan atas pembebanan ( voltage drop ) akan menjadi semakin signifikan. Alat Ukur Volt AC. Pada pengukuran tegangan AC prinsip yang dilakukan adalah sama dengan pengukuran tegangan DC yang membedakan adalah adanya penyearahan (rectifying) sebelum ditampilkan dengan meter pmmc yang sama dengan untuk tegangan DC. 23 dari 60

26 Tegangan yang ditampilkan dan diterakan pada papan skala adalah tegangan efektif dan bukan tegangan puncak ( Vp ) dari bentuk sinusoida tagangan/arus AC. Besarnya tegangan efekti adalah sbb : Vrata-rata = Vp * 2/π Vefektif = 1,11 * V rata-rata Vefektif disebut juga Vrms(root mean square). Jika tegangan AC berbentuk sinus sempurna ( tanpa harmonisa & cacat ) harga efektif akan sama dengan harga puncak. Pada umumnya multimeter analog mampu memberikan tanggapan ( respon) yang benar pada rentang frekuensi AC 50 Hz s/d 15 khz. Pengukuran resistansi / hambatan. Ω 0 µa Ix Gambar 7. Pengukuran hambatan dengan menderetkan batere pada voltmeter Menggunakan prinsip yang sama dengan pengukur arus (atau pengukur tegangan), seperti terlihat pada gambar diatas. Yang membedakan adalah tersedianya sumber tenaga baterai seperti terlihat pada gambar diatas dan pembacaan terbalik yang titik nol/awalnya ada pada defleksi fs. Jika terminal pengukur ( probe ) dihubung singkat maka akan mengalir arus sebesar : Io = 1.5 V / ( P ) 24 dari 60

27 Kuat arus Io diatur oleh potensiometer P agar jarum menyimpang ke skala penuh. - Penunjukkan jarum skala penuh ditandai dengan angka 0 ( sebab hambatan diantara pengindera = 0 Ω ) - Pengaturan hambatan P ini yang disebut pe-nol-an alat ukur hambatan ( zero adjustment ) Salah ukur dilihat secara % terhadapa nila pengukuran ( bukan % full scale ), salah ukur terkecil terkecil ada pada tengah papan skala ( 2 % 4 % ). 3% Salah ukur dalam % 10% 10% 40% 40% 10 satuan tiap garis 5 satuan tiap garis 2 satuan tiap garis 50 satuan tiap garis 11 satuan satuan tiap garis tiap garis 100 satuan tiap garis 500 satuan tiap garis Gambar 8. Papan skala Ohm meter 3) Multimeter Digital 25 dari 60

28 Gambar 9. Multimeter Digital Multi meter digital bekerja dengan dasar penerapan transducer dan op-amp sebagai bagian penginderanya. Multimeter digital memperagakan hasil pengukuran dengan bentuk angka diskrit sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada sebuah skala kontinu seperti pada papan skala sistem analog. Dalam banyak hal pemakaian penunjukan dengan angka ini adalah menguntungkan karena - mengurangi kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi - menghilangkan kesalahan paralaksis ( melihat jarum penunjuk analog harus tepat vertikal dari atas supaya tidak salah ) - memperbesar kecepatan pembacaan Keuntungan lainnya adalah ketelitian yang jauh lebih tinggi dan proporsional, tidak membebani rangkaian yang diukur (karena impedansi masukan yang sangat tinggi) lebih mudah penanganan dan perawatannya. Ketelitian multimeter digital berlaku tetap untuk semua pembacaan dinyatakan dalam %. Misalnya satu multimeter digital pada pengukur tegangannya mempunyai ketelitian 1% berarti jika pada saat pengukuran terbaca mvolt maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari mvolt atau nilai sebenarnya antara s/d mvolt. Contoh lain terbaca Volt maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari Volt atau nilai sebenarnya antara s/d Volt. 26 dari 60

29 Ada beberapa kekurangan multimeter digital dibandingkan dengan multimeter analog yang telah dipelajari sebelumnya a.l sebagai berikut: - lebih peka terhadap desah ( noise ) - lebih peka terhadap sinyal-2 moda tunggal ( common mode signal ) - kurang nyaman dipakai jika mengukur tegangan yang berubahubah/naik-turun. Pada multimeter analog bisa diperkirakan nilai tengah jarum yang bergoyang-goyang, pada jenis digital yang tampil adalah angka-angka yang terus berubah-ubah naik-turun (kilasan-kilasan ) - Pada jenis yang murah resolusi pengukurannya rendah dan kurang stabil. Selain pengukuran tegangan, arus dan hambatan serta kontinyuitas biasanya paling tidak multimeter digital mempunyai kemampuan mengukur tegangan tembus maju dioda, beberapa dilengkapi dengan pengukuran kapasitas Condensator. 4) Osiloskop 27 dari 60

30 Gambar 10. Osiloskop Pada dasarnya osiloskop adalah sebuah piranti yang menampilkan gambar sinyal listrik. Gambar yang dihasilkan menampilkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Sumbu vertikal Y menampilkan tegangan, sumbu horisontal X menampilkan waktu. Intensitas atau kecerahan (brightness) gambar kadang disebut sumbu Fungsi dasar osiloskop adalah untuk mengamati bentuk gelombang tadi turunannya bisa mendapatkan pengukuran sebagai berikut : - waktu dan besar tegangan sebuah sinyal frekuensi sinyal yang berosilasi fasa dan penjumlahan fasa ( Lissajous ) penjumlahan dan pengurangan tegangan ( gelombang ) AC. Gambar 11. Prinsip dasar osiloskop Cara kerja sebuah osiloskop dapat diterangkan secara ringkas sebagai berikut : 28 dari 60

31 Ketika probe osiloskop dihubungkan ke sebuah rangkaian maka sinyal tegangan akan berjalan melewati sistem vertikal osiloskop. Kemudian tergantung pada bagaiman pengaturan skala vertikal (kendali volts/div), sebagai attenuator akan menghasilkan pelemahan sinyal atau sebaliknya sebagai amplifier yang akan menguatkan sinyal. Berikutnya sinyal langsung diumpankan ke pelat defleksi vertikal CRT. Tegangan yang dihubungkan ini akan menyebabkan titik sinar pada layar untuk bergerak. Titik sinar ini dihasilkan oleh penembak elektron ( sumbu Z ). Sebuah tegangan positif akan menarik naik titik sinar sebaliknya tegangan negatif akanmenarik kebawah. Sinyal yang sama juga berjalan melalui sistem pemicu untuk mulai memicu penyapuan horisontal ( horizontal sweep ) dari kiri kekanan tergantung pada pengaturan ( sweep time / div ). Penyapuan yang sangat cepat dan berulang akan menyebabkan titik sinar menjadi garis. Secara bersama-sama penyapuan horisontal dan defleksi vertikal membentuk sebuah gambar sinyal dilayar. Pemicuan diperlukan menyetabilkan sebuah sinyal yang berulang. Pemicuan ini diperlukan memastikan penyapuan dimulai pada titik yang sama dari sinyal berulang itu. akan untuk untuk yang Gambar 12. Sistem-sistem pada osiloskop 29 dari 60

32 Sinyal yang terpicu secara salah akan terlihat seperti berlari-lari dilayar. Gambar 13: Pemicuan tampilan Probe pada osiloskop bukan sekedar pengindera seperti pada multimeter, probe disini adalah konektor bermutu tinggi yang didesain untuk tidak mengindera gangguan radio dan noise dari jaringan listrik. Probe didesain untuk tidak mengganggu / mempengaruhi sifat rangkaian yang diukur, meski bukan berarti sama sekali tidak mengganggu. Untuk memperkecil pembebanan rangkaian dapat dipilih dengan menempatkan atenuator x10 yang terdapat pada probe pasif seperti tertera pada gambar. Gambar 14. Rangkaian probe 30 dari 60

33 Terlihat dengan pelemahan 10x maka masukan tegangan 10 Volt puncak-kepuncak menjadi tinggal 1 Volt puncak-ke-puncak. Gambar berikut memperlihatkan komponen-komponen probe pasif yang biasa dipakai. Gambar 15. Komponen pembentuk probe Pemilihan Peralatan Uji Untuk Suatu Kerja Uji/Pengukuran Pemilihan peralatan uji yang tepat untuk mengukur tegangan, arus, hambatan perlu dilakukan sebelum kita melakukan pengukuran. Pemilihan harus dilakukan dengan mempertimbangkan : Besar parameter yang akan diukur, maksudnya untuk melakukan pengukuran tegangan dan arus pilihan jangkau pada meter (analog) harus diperkirakan tidak melewati batas atas. Untuk keamanan selalu dilakukan dengan cara memilih jangkau tertinggi (misal Volt * 1000) kemudian diturunkan (misal Volt * 500, 250 dst) hingga pembacaan terbaca didaerah kanan ( dengan kesalahan terkecil ). Pengukuran dilakukan pada rangkaian AC atau DC, maksudnya mengukur tegangan dan arus pada rangkaian tertentu harus jelas dulu apakah AC atau DC agar tidak menimbulkan kesalahan pembacaan ( atau malah merusakkan alat jika pada multimeter analog ) Keadaan rangkaian terhubung tenaga/tegangan atau tidak terhubung tenaga perlu diyakinkan ( apalagi jika melibatkan tegangan tinggi ). Jika menginginkan pengukuran hambatan harus diyakinkan tegangan tidak terpasang. Akurasi / ketelitian yang diperlukan. Untuk mengukur sekedar mengetahui apakah jala-jala listrik PLN ada tenaga tentu tidak perlu menggunakan osiloskop atau multimeter sekalipun, kecuali kita memang menginginkan tahu nilai besarannya. Hal yang sama berlaku untuk pengukuran-pengukuran 31 dari 60

34 lainnya, berapa akurat dan teliti pengukuran yang kita inginkan menentukan jenis alat apa yg akan dipakai. Kemudahan sambungan dan penggunaan alat. Secara fisis juga perlu disadari, bahwa kemudahan penyambungan/penggunaan alat juga menentukan pemakaian jenis alat tertentu. Terakhir informasi yang diperlukan perlu didaftar sebelum melakukan pengukuran dan memilih alat yang tepat sehingga pengukruan yang dilakukan efektif dan efisien (secara ergonomis). Pemeriksaan keadaan alat ukur Pemeriksaan keadaan alat ukur perlu dillakukan sebelum dipergunakan untuk memastikannya bekerja dengan benar. Pemeriksaan pada beberapa peralatan uji minimal dilakukan sbb : Test Lamp Untuk tes lamp tegangan tinggi ( AC / PLN ) apa boleh buat memang terpaksa diujikan pada jala-jala PLN yg kita yakini menyala. Demikian juga untuk yg berkaki 2 / tegangan rendah, uji coba dilakukan dengan memasangkannya pada kedua kutub baterai yang kita yakini masih bekerja dengan baik. Khusus pada test pen tegangan tinggi, justru yang perlu diyakinkan adalah keamanan isolasi untuk pengguna. Sangat berbahaya jika ada bagian logam yg seharusnya tertutup malah terbuka yg bisa menyebabkan pengguna terkena kejutan listrik. Analog Multimeter Pemeriksaan pada analog multimeter dilakukan sbb: batere untuk pengukuran hambatan & pengaturan nol ( zero adjust ), dilakukan dengan memilih saklar pemilih keposisi Ohm x 1 dan menghubung singkat pengindera. Lihat dari atas ( jika tersedia cermin papan skala, pastikan hanya terlihat 1 garis jarum ) dengan mengatur knob zero adjust posisi jarum ditepatkan pada angka nol (Ohm) pada bagian kanan papan skala. Jika jarum sudah tidak mampu diatur ke angka nol ( > 0 ) berarti batere perlu diganti. Penepatan nol untuk PMMC, biarkan pengidera terbuka, pilih pengukuran tegangan kemudian lihat dari atas ( jika tersedia cermin papan skala, pastikan hanya terlihat 1 garis jarum ) atur dengan obeng kecil pengatur nol PMMC. Pastikan juga sebelum melakukan pengukuran adalah keamanan kawatkawat penghubung pengindera (probe), hindarkan pemakaian kawat-kawat yg terkelupas dan usahakan untukmengganti jika ada atau minimal menutupi dengan isolasi. 32 dari 60

35 Digital Multimeter Pemeriksaan pada digital multimeter lebih mudah dibandingkan analog sbb: pengaturan nol ( jika ada ), dilakukan dengan memilih saklar kepengukuran Ohm kemudian pilih mode pe-nol-an. Hubung singkat probe dan tekan tombol kendali hingga angka menunjuk Pastikan juga sebelum melakukan pengukuran adalah keamanan kawatkawat penghubung pengindera (probe), hindarkan pemakaian kawat-kawat yg terkelupas dan usahakan untuk mengganti jika ada atau minimal menutupi dengan isolasi yang cukup. CRO Pada CRO ada hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang aman dan optimal yaitu grounding/pembumian alat. Harus dipastikan bahwa jala-jala listrik PLN terdapat jalur ground yang bagus. Seandainya pada jala-jala tidak terdapat lalur ketiga / ground ini, harus dibuatkan untuk mendapatkan hasil kerja yang benar dari CRO. Persiapan yang lainnya adalah probe / pengindera, harus diyakini bahwa probe terassembly dengan baik ( karena mudah / sering dibuka ). Probe harus dikompensasi hingga menghasilkan pembacaan yang benar. Kegiatan ini harus dijadikan kebiasaan ketika mulai memakai osiloskop untuk mendapatkan pembacaan yang benar. Semua osiloskop menyediakan sumber sinyal referensi di panel depan untuk melakukan pengaturan kompensasi probe. Cara mengkompensasi probe adalah sebagai berikut : - hubungkan probe ke konektor input CRO - hubungkan probe tip ke terminal referensi - hubungkan ground clip ke ground - perhatikan sinyal gelombang kotak yang ada dilayar - atur pengkompensasi probe sehingga mengkompensasi dengan benar yang ditunjukkan dengan ujung gambar gelombang kotak berbentuk kotak. Gambar berikut menunjukkan efek pengaturan kompensasi probe (correct compennsation, over compensation dan under compensation). 33 dari 60

36 Gambar 16. Kompensasi probe Kalibrasi dan Perawatan Pencegahan ( Preventive aintenance/pm ) Kalibrasi dan perawatan pencegahan ( PM ) alat ukur dilakukan untuk mendapatkan peformance terbaik alat ukur yang mengikuti standar dan pemeliharaan. Kalibrasi ( tera ) berarti upaya untuk menyamakan pengukuran mengacu pada alat lain yang standar / dianggap benar. Kalibrasi dilakukan dengan melakukan pengukuran pada sumber tetapan (refrensi ) tegangan, arus maupun hambatan. Pengaturan penepatan (jika tersedia/bisa ) dilakukan dengan mengatur variabel resistor didalam alat ukur ( multimeter analog, digital maupun pada CRO ). Pada modul ini kalibrasi yg dijelaskan adalah kalibrasi yang dilakukan langsung dari luar seperti zero adjustment ( Ohm dan PMMC ), serta kalibrasi pada knob CRO. Kalibrasi ini telah diterangkan diatas atau jugaakan dijelaskan langsung pada bagian 2 modul ini. Perawatan pencegahan lebih ditekankan pada upaya cara pemakaian yang tepat dan penyimpanan. Cara pemakaian akan dijelaskan pada bagian 2 modul ini. 34 dari 60

37 Penyimpanan Alat Uji Yang Tepat. Penyimpanan alat uji yang tepat akan membantu memperpanjang usia alat dan termasuk dalan kategori PM. Multimeter Analog dan Digital Penyimpanan untuk meter analog dan digital selalu harus diyakinkan dimulai dengan mematikan saklar pemilih atau mengatur saklar pemilih ke posisi V * 1000 ( jika posisi off tidak tersedia ). Semua kabel probe harus dilipat dengan baik dan ditempatkan pada posisinya ( jika casingnya menyediakan ruang untuk itu). Pastikan juga buku petunjuk/manual selalu diletakkan didalam kotak penyimpanannya. Tidak dianjurkan untuk menyimpan alat uji pada ruangan dengan keadaan ekstrim suh (panas atau dingin ), kelembaban yang berlebihan dan daerah yang terlalu banyak medan magnet maupun listrik statis. Upayakan juga menghindari getaran yang terlalu banyak dan terus menerus. Meski hampir semua alat meter analog dipersiapkan dengan peredam yang cukup tidak berarti boleh untuk mendapatkan getaran secara terus-menerus. Kebiasaaan beberapa electrician untuk meletakkan & menyimpan didalam mesin operasi karena alat sangat sering dipakai disana adalah salah. Upaya diatas juga bertujuan untuk mempertahankan kualitas akurasi & ketelitian alat khususnya meter analog yang menggunakan komparan putar ( PMMC ). CRO CRO memerlukan penyimpanan yang baik untuk menghindarkan dari kerusakan. Salah satu yang harus dilakukan adalah mengamankan layar dari sinar yang kuat dan terus menerus atau dari sinar matahari langsung. Hal ini menghindarkan dari layar kerusakan / terbakar. Secara umum urut-urutan penyimpanan dimulai dari pemisahan semua kabel, baik probe maupun power. Selalu menyimpan probe dalam tempat yang telah disediakan ( tas plastik ataupun kotak khusus ) dengan didahului melipat semua kabelnya dengan rapi. Jika dimasukkan kedalam lemari pastikan kaki pelindung ada didepan layar / panel. Penyimpanan berdiri / menghadap keatas dapat dilakukan dengan meyakini posisi yang baik dan tidak mudah terpeleset. Hindarkan menggeser osiloskop pada permukaan kasar yang menyebabkan CRO bergetar, upayakan selalu dalam pemindahan dengan mengangkat (bukan menggeser). Perhatian terhadap masalah lingkungan seperti ekstrim suhu dan kelembapan, serta getaran dan medan magnet juga perlu dilakukan bahkan lebih ketat daripada penyimpanan multimeter. 2. MENGGUNAKAN ALAT UJI DASAR ELEKTRONIKA A. Menggunakan Multimeter Analog 1. Tera/Kalibrasi dan Keamanan 35 dari 60

38 Sebelum bekerja dengan multimeter analog harus selalu diingat dua hal penting yaitu peneraan/kalibrasi internal alat dan keamanan kerja. Kalibrasi awal harus dilakukan agar hasil pengukuran tidak salah seperti yang telah dijelaskan pada bagian satu. Pada multimeter analog kalibrasi internal yang pertama adalah penepatan nol PMMC dan penepatan nol Ohm meter sebelum dipakai. Cara penepatan nol PMMC adalah sebagai berikut : a. Letakkan multimeter pada bidang datar horisontal ( hindarkan mengkalibrasi nol dalam keadaan berdiri/miring berlebihan ). b. Bebaskan kedua probe meter, lihat / baca meter dari atas tegak lurus ( hindarkan kesalahan paralaksis). c. Dengan sebuah obeng (-) kecil atur poros pengatur jarum penunjuk hingga menunjuk angka nol dikiri papan. d. Jika terdapat cermin upayakan segaris antara garis nol, jarum dan bayangan jarum. Biasanya hanya perlu satu kali dilakukan peneraan ini tiap akan menggunakan alat. Sebelum menggunakan multimeter analog biasakan mencoba mengukur tegangan yang diketahui ( dari baterai atau power supply ) untuk mengetahui alat bekerja dengan wajar. Cara penepatan nol Ohm meter dijelaskan langsung pada bagian pengukuran hambatan. Disisi lain adalah keamanan kerja. Keamanan kerja meliputi 2 hal pertama keamanan penggunanya dan kedua keamanan alat yang digunakan. Keamanan manusia / pengguna adalah komponen penting yang harus selalu diingat untuk menghindarkan kecelakaan kerja. Khusus dalam pengukuran elektronik yang melibatkan tegangan > 30 Volt harus yakin telah diperiksa semua kabel dan probe tidak ada yang telanjang/lepas. Upaya menggunakan sepatu bersol karet dan menghindarkan kebasahan / kelembaban dilingkungan kerja adalah hal terbaik meski tidak selalu bisa dilakukan pada kondisi lingkungan tertentu. Berikutnya yang dimaksud dengan keamanan alat kerja adalah upaya / metode penggunaan alat harus tepat /benar sehingga tidak terjadi kecelakaan yang akibatnya menghasilkan pembacaan keliru dan akhirnya bisa merusakkan alat / multimeter seperti dijelaskan dalam bagian per bagian berikutnya. Hindarkan menggunakan multimeter didekat gas yang mudah meledak atau terbakar. 2. Mengukur Tegangan Mengukur tegangan dengan multimeter analog yang pertama harus dipastikan adalah apakah kita akan mengukur tegangan AC atau DC. Kekeliruan setting pemilih ke DC sedangkan yang diukur adalah AC akan menyebabkan keliru baca dan (sangat mungkin) merusakkan alat ukur kita ( hal yg sebaliknya ( mengukur tegangan DC dengan pengukur AC hanya akan menyebabkan kesalahan pengukuran). 36 dari 60

39 Jika pengukuran DC yang dilakukan maka harus selalu diingat masalah polaritas, kesalahan polaritas akan menyebabkan defleksi terbalik dan bisa merusakkan struktur kumparan meter ( PMMC ). Berikutnya yang harus dilakukan adalah memilih jangkau pemilih ( range selector ) dari yang tertinggi, kemudian diturunkan terus hingga tercapai angka paling mendekati penyimpangan skala penuh ( full scale deflection ) untuk mendapatkan bacaan terbaik dan kesalahan terkecil. Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya untuk menghindarkan kejutan listrik dan pengukuran yang salah. 3. Mengukur Arus Mengukur arus memerlukan persiapan pada alat ukur analog yang sama dengan pengukuran tegangan. Yang patut diingat multimeter analog tidak bisa mengukur arus AC jadi hanya pengukuran arus searah saja yang bisa dilakukan. Yang membedakan dengan mengukur tegangan adalah titik pengukuran. Jika pada pengukuran tegangan tinggal menempatkan pada titik yang dikehendaki pada rangkaian, tetapi pada pengukuran arus memerlukan pemutusan titik/jalur yang dikehendaki diukur kemudian menyambung jalur yang terputus tadi dengan mulltimeter ( A ). Berikutnya yang harus dilakukan adalah memilih jangkau pemilih ( range selector ) dari yang tertinggi, kemudian diturunkan terus hingga tercapai angka paling mendekati penyimpangan skala penuh ( full scale deflection ) untuk mendapatkan bacaan terbaik dan kesalahan terkecil. Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya untuk menghindarkan kejutan listrik dan pengukuran yang salah. 4. Mengukur Hambatan (Dan Ketersambungan) Pengukuran hambatan selalu diawali dengan penolan meter. Ingat untuk tiap jangkau pemilih selalu diperlukan untuk mengatur posisi nol dengan menghubung singkatkan probe. Jadi jika kita ingin hasil terbaik ( yaitu melihat hasil ukur ditengah layar ) yang akan memerlukan beberapa kali pindah posisi pemilih, maka kita juga harus mengatur posisi nol ulang paling tidak pada pilihan jangkau yg diambil terakhir. Uji ketersambungna pada multimeter analog secara cepat dapat dilihat dari nyala LED jika tersedia. Yang disebut kontinu adalah sambungan dg hambatan dibawah harga tertentu ( misal < 20Ω ). Upayakan selalu memegang probe pada bagian isolatornya untuk menghindarkan pengukuran hambatan yang salah. B. Menggunakan Multimeter Digital ( Flux 79 atau 179 ) Kemudahan yang sangat terasa dalam menggunakan multimeter digital adalah ketersediaan pilihan jangkau otomatis (auto ranging), sehingga cukup dengan memilih jenis pengukuran dan meletakkan konektor pada tempatnya maka hasil pengukuran tinggal dibaca dilayar. 37 dari 60

40 Terminal yang tersedia : Gambar 17. Terminal pada Flux seri 79/179 Instruksi cara pengukuran berikut menunjukkan bahwa bahasa tulisan dapat digantikan dengan sangat praktis dan jauh lebih baik dengan bahasa gambar. 1. Tera/Kalibrasi dan Keamanan Tera dan kalibrasi pada multimeter digital sedikit berbeda dibanding dengan multimeter analog. Pada beberapa multimeter digital model lama upaya menolkan alat adalah mengatur tegangan offset op-amp. Caranya adalah dengan menghubung singkatkan kedua probe dan menekan tombol pengatur nol hingga tercapa angka nol baru dilepaskan. Cara ini sudah sangat jarang dilakukan karena kemajuan teknologi yang memungkinkan set nol dilakukan meter secara otomatis. Keamanan kerja perlu dipelihara dengan cara yang sama seperti ketika menggunakan multimeter analog. 2. Mengukur tegangan 38 dari 60

41 Gambar 18. Mengukur tegangan 3. Mengukur Arus Gambar 19. Mengukur arus 3. Mengukur Hambatan (dan ketersambungan) 39 dari 60

42 O Gambar 20. Hambatan dan ketersambungan 5. Mengukur Kapasitas Gambar 21. Mengukur kapasitas 6. Menguji Dioda 40 dari 60

43 Gambar 22. Mengukur / menguji dioda C. Menggunakan CRO 1. Kendali pada Osiloskop a. Kendali Tampilan - kendali intensitas (intensity) digunakan untuk mengatur kecerahan gambar. Dengan meningkatnya penyapuan pada CRO, intensitas gelombang perlu ditingkatkan juga. - Kendali fokus ( focus ), digunakan untuk mengatur ketajaman gambar. - Kendali rotasi penjejakan (trace rotation), digunakan untuk menyejajarkan rotasi penjejakan gelombang terhadap sumbu horisontal layar. Posisi osiloskop dan medan magnit bumi bisa mempengaruhi kesejajaran ini sehingga perlu diatur. b. Kendali Vertikal Kendali vertikal untuk mengatur posisi dan skala bentuk gelombang secara vertikal, meliputi 1) Position dan Volts per Division Position untuk menggeser naik/turun posisi gelombang dilayar. Volts/Div untuk mengatur skala ukuran gelombang dilayar. Sebagai contoh jika diset pada 5 volts/div maka tiap kotak dari 8 kotak yang 41 dari 60

44 tersedia menyajikan 5 volt atau untuk keseluruhan layar berarti 40 volt. Juga harus diperhatikan pelemahan pada probe, jika dipilih pelemahan x10 berarti nilai yang terbaca dilayar harus dikalikan dengan 10. Volts/div yang diperlengkapi dengan pengatur variabel gain atau fine gain untuk mengatur skala agar sebuah sinyal dilayar ditampilkan tepat beberapa kotak. Gunakan pengatur ini hanya untuk pengukuran waktu tanjak ( rise time). Keadaan terkalibrasi adalah pada posisi terkanan. 2) Kopling masukan (Input Coupling) Kopling masukan adalah metode yang digunakan untuk menghubungkan sebuah sinyal listrik dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain. Dalam hal ini kopling masukan adalah hubungan dari rangkaian yang diukur ke osiloskop. Kopling masukan dapat diset ke DC, AC atau Ground. Kopling DC akan menyajikan semua komponen sinyal masukan. Kopling AC akan memblokir komponen DC dari sinyal hingga dapat dilihat gelombang yang berada ditengah-tengah tegangan nol volt. Perbedaan pemilihan kopling AC atau DC dapat disaksikan pada contoh berikut: Gambar 23. Kopling sinyal Kopling Ground memutuskan sinyal masukan pada sistem vertikal sehingga yang terlihat adalah titik nol dilayar ( biasakan mengatur offset posisi pada saat pilihan kopling ini ). 3) Pembalikan kanal ( Channel Inverting) Digunakan untuk membalikkan gelombang sinyal. 4) Tampilan Alternate & Chop 42 dari 60

45 Pada osiloskop penggunaan banyak kanal akan ditampilkan secara bergantian (alternate) atau potongan (chop). Mode alternate akan menggambar gelombang dilayar satu sapuan ( sweep ) kanal 1 kemudian satu sapuan berikutnya kanal 2 berganti-gantian. Gunakan mode ini pada saat pilihan sapuan sedang ke tinggi (yaitu pilihan time/div 0.5 ms atau lebih cepat). Mode chop mengatur penggambaran dilayar potongan sinyal per kanal berganti-ganti. Kecepatan pergantian yang sangat cepat membuat bentuk gelombang terlihat utuh. Gunakan mode ini pada sinyal yang memerlukan kecepatan sapuan rendah yaitu 1mS/div atau lebih lambat. Penting untuk mecoba kedua mode diatas untuk mendapatkan pengamatan terbaik. Gambar berikut menyajikan perbedaan mode alt dan chop. Gambar 24. Mode tampilan 5) Operasi matematika ( ADD ) Pilihan mode ADD akan menjumlahkan sinyal vertikal masukan kedua kanal. Untuk pengurangan maka mode ADD dipakai bersama dengan mode INVERT. Gambar berikut menyajikan hasil ketika kanal 1 dan kanal 2 dijumlahkan. Gambar 25. Operasi matematika Kendali Horisontal 43 dari 60

46 Kendali vertikal untuk mengatur posisi dan skala bentuk gelombang secara vertikal, meliputi 1) Position dan SweepTime/Division Position untuk menggeser kekiri/kanan posisi gelombang dilayar. SweepTime /Div untuk mengatur skala ukuran gelombang dilayar secara horisontal. Sebagai contoh jika diset pada 1 ms maka tiap kotak dari 10 kotak yang tersedia menyajikan 1 mili detik atau untuk keseluruhan layar berarti 10 mili detik. SweepTime/Div juga diperlengkapi dengan pengatur variabel gain atau fine gain untuk mengatur skala agar sebuah sinyal dilayar ditampilkan tepat beberapa kotak. Keadaan terkalibrasi adalah pada posisi terkanan. 2) Horizontal Magnification Horizontal magnification adalah fungsi yang setara attenuator probe untuk fungsi vertikal. Jika dipilih magnifikasi ini maka berarti sweep time/div dibagi dengan 10 ( membesarkan 10 kali gambar dilayar ). 3) Mode XY Mode XY adalah pilihan mematikan penyapuan ( Y ) dari CRO dan menggantikannya dengan penyapuan dari kanal kedua yang menjadi sumbu Y dan kanal pertama menjadi sumbu X. c. Kendali Pemicuan ( Triggering ) Kendali pemicuan dilakukan untuk membuat tampilan perulangan bentuk gelombang menjadi diam ( statis ). Jika pemicuan terletak pada lokasi sinyal yang berbeda maka gambar gelombang akan terlihat kacau / berlarian. Pemicuan yang umum adalah pemicuan ujung. Pemicuan ini terjadi pada titik yang ditentukan oleh 2 variabel yaitu SLOPE dan Level. SLOPE positif akan memicu pada saat gelombang menaik dan telah mencapai titik Level tegangan yg diatur. SLOPE negatif akan memicu pada saat gelombang menurun dan telah mencapai titik Level tegangan yg diatur. Sumber pemicuan dapat dipilih dihasilkan oleh kanal1, kanal2, sumber eksternal, sinyal listrik pencatu dan dari internal osiloskop. Mode pemicuan dapat dipilih Normal dan Auto. Mode picu Normal menyebabkan osiloskop hanya akan menyapu jika level pemicuan tercapai, jika tidak tercapai maka layar akan blank.mode Auto adalah yang mudah dilakukan, karena meski tidak ada sinyal masukan, penyapuan akan otomatis dijalankan oleh timer yang ada pada osiloskop. Mode normal diperlukan untuk keperluan yang lebih teliti (advance user). Kopling trigger dapat dipilih AC/DC menyesuaikan dengan pemilihan kendali masukan vertikal AC/DC. 44 dari 60

47 2. Teknik Pengukuran a. Tera/Kalibrasi dan Keamanan Peneraan internal pada osiloskop secara khusus menyediakan titik referensi untuk kalibrasi di panel depan dengan nilai tegangan puncak ke puncak (Vpp) tertentu misal 2 Vpp dan frekuensi tertentu pula misal 1 khz. Setelah mempelajari cara pengukuran maka sebelum melakukan pengukuran sebenarnya, penggguna harus menera agar pembacaan sesuai dengan standar dengan berikut : 1) Hubungkan kedua probe kanal ke titik referensi lalu baca nilai dilayar. 2) Jika pembacaan tegangan layar masih berbeda maka tombol cal pada kendali vertikal kanal A atdan B harus diatur hingga bacaan tegangan dilayar sama dengan harga tegangan patutan ( reference voltage ) 3) tombol cal pada kendali horisontal diatur hingga frekuensi ( atau sebaliknya periode ) dilayar sama dengan frekuensi (atau sebaliknya periode) patutan (reference frequency ). Keamanan kerja untuk pengguna berlaku sama seperti pada pengamanan pemakaian multimeter. Disisi lain, pengamanan alat osiloskop lebih ditekankan pada fisik karena lebih rentan terhadap shock. Juga untuk menjaga keawetan layar mka selalu usahakan intensitas cahaya selalu diusahakan tidak terlalu terang dan ttidak diam di satu titik melaink selalu bergerak. b. Pengukuran Tegangan Mengukur tegangan menggunakan osiloskop adalah mengukur rentang vertikal skala kotak. Untuk tegangan DC maka tinggal mengalikan rentang vertikal keatas ( berarti tegangan positif) atau rentang kebawah dari nol ( berarti tegangan negatif) dengan skala Volt/Div. Untuk mengukur tegangan AC perlu dipahami tegangan yang mana yang akan diambil Vp, Vpp atau Vrms ( seperti diterangkan pada bagian sebelumnya ). Bagaimanapun biasanya cukup mengukur satu tegangan Vp ( karena Vpp umumnya = 2 kali Vp, dan Vrms dapat dihitung dengan rumus yang sesuai). 45 dari 60

48 Gambar 26: Pengukuran tegangan Gambar 27. Pengukuran tegangan Pengukuran amplitudo yang benar adalah dengan membaca garis bertanda ditengah. Untuk mendapat titik puncak bawah dan titik puncak atas gunakan H Position untuk menggeser gelombang. Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat (bandingkan dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ), dengan mengatur Volt/Div yang paling kecil namun masih memberikan gambaran utuh. c. Pengukuran waktu dan frekuensi Gambar 28. Pengukuran frekuensi Pengukuran waktu gelombang ( periode ) dilakukan dengan membaca garis skala horisontal yang terpakai untuk memenuhi 1 gelombang. Sama seperti pembacaan tegangan, nilai skala dikalikan dengan Sweep Time/div. Mengukur frekuensi tinggal menggunakan rumus f = 1 / T Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat (bandingkan dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ), dengan mengatur SweepTime/Div yang paling lambat namun masih memberikan gambaran utuh. 46 dari 60

49 d. Pengukuran geseran fasa dan Lissajous Dengan menggunakan mode XY kita dapat mengukur geseran fasa melalui interpretasi gambar lissajous yang dihasilkan. Kanal 1 diisi sinyal pertama dan kanal 2 diisi sinyal kedua. Tabel gambar dibawah menunjukkan lissajous ari fungsi perbandingan frekuensi ( f1 : f2 ) dan selisih fasa antara kedua sinyal. Jika frekuensi sama ( 1: 1 ) akan menghasilkan gambar Lissajous garis, oval hingga lingkaran penuh tergantung pada selisih fasa antara kedua sinyal. Gambar 29. Lissajous 47 dari 60

50 3. BEBERAPA INSTRUMEN ELEKTRONIKA DI INDUSTRI 1. Multimeter Analog SANWA YX-360TRF Gambar 30. Papan skala YX.360 TRF Gambar 31. Spesifikasi umum YX dari 60

51 2. Multimeter Digital Fluke 17x DMM Gambar 32. FLUX Seri 17x 49 dari 60

52 50 dari 60

53 51 dari 60

54 52 dari 60

55 3. Osiloskop KENWOOD CS-4135/ dari 60

56 Gambar 33. Kenwood CS/ dari 60

57 4. KENWOOD FG 275 Function Generator Gambar 34: Kenwwod dari 60

58 4. MENGENAL PERANGKAT LUNAK SIMULASI ELEKTRONIK WORKBENCH Pengenalan Perangkat Lunak Simulasi Electronic Workbench 5.12 Perangkat lunak simulasi Electronic Workbench 5.12 selanjutnya disebut saja sebagai EWB adalah sebuah perangkat lunak simulasi elektronika dari perancangan hingga analisis. Versi lengkapnya mampu menggantikan sebuah laboratorium R&D yang bekerja sebelum dijadikan produk sesungguhnya ( misalnya masuk ke lini produksi manufaktur ). Kemampuan perancangan rangkaian elektronik, simulasi elektronik ( dilihat dg alat uji / instrumen elektronik simulasi ) dan simulasi fisis ( keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja komponen ) hingga perancangan PCB membuat pelajar jauh lebih mudah dan murah dan cepat dalam menyelesaikan pelajaran elektronika. Perkembangan EWB sangat pesat menyertai perkembangan komputer (PC) setelah versi pertamanya muncul (1989) adalah sbb: - Electronics WorkBench versi MB (1996), - Electronics Workbench Multisim MB (1999), - Electronics Workbench Multisim 2001 demo modul 150 MB (2001). Pada modul pelatihan ini dipilih EWB 5.12 karena masih mudah didapat, sederhana, lebih kecil ukurannya untuk diinstal ke PC. Namun untuk pengembangan bisa didownload versi demo untuk release yang lebih baru, a.l. untuk mendapatkan simulator instrumen yang lebih banyak & canggih. Modul ini tidak membahas secara detil EWB5.12 melainkan hanya secara cepat dan menekankan pada upaya pemahaman dan kemampuan penggunaan alat uji / ukur elektronika (simulasi). EWB 5.12, pada dasarnya adalah aplikasi yang tampilannya sederhana dengan interface navigasi sebagai berikut : System Toolbar Saklar simulasi Menu bar Source, Component & iinstrument Toolbar Suhu rangkaian Window Rangkaian Gambar 35. Navigasi pada EWB 56 dari 60

59 Toolbar sumber, komponen dan instrumen berisi : - Sumber-sumber sinyal - Komponen dasar, Dioda-dioda, Transistor, IC Analog, IC Hybrid, Gerbang Digital, dll - Instrumen-instrumen yang berisi Multimeter Digital, Generator Sinyal, Osiloskop, Bode Plotter dll. Jika ditampilkan semua akan terlihat sebagai berikut : Gambar 36. Komponen, sumber tenaga dan instrumen pada EWB Pembuatan / perancangan rangkaian dapat dilakukan dengan mudah memakai mouse pick & place untuk pemilihan komponen-komponen. Penyambungan antara kaki dilakukan dengan menunjuk ujung kaki dg pointer mouse, klik dan tarik ke ujung kaki komponen lain yang akan dihubungkan. Instrumen dapat diambil dan diujikan pada titik manapun yang kita mau pada rangkaian dengan metode yang saja. Nilai-nilai parameter komponen dan instrumen juga dapat dengan mudah diatur sesuai dengan kehendak pengguna. Tersedia banyak contoh simulasi rangkaian yang disiapkan untuk dapat dipelajari. Pada modul ini yang ditekankan adalah penggunaan & analisis instrumen. 57 dari 60

60 Mengedit komponen Untuk mengedit komponen ( mengubah parameter & nilainya )dilakukan dengan double click setelah menunjuk ke komponen tersebut diwindow kerja. Gambar 37: Setting edit baterai Seting batere dengan satuan Volt dan kilovolt. Gambar 38: Setting / edit resistor 58 dari 60

61 Edit resistor, selain nilai hambatan itu sendiri (dalam satuan Ω, kω dan MΩ) juga dapat diatur koefisien suhu ( order 1 dan 2 ) serta toleransinya. Nilainilai ini selain resistansi akan berpengaruh pada analisis tingkat lanjut. Setting Instrumen Gambar 39. Setting instrumen Terlihat diatas adalah default setting untuk multimeter pada EWB. Resistansi pengukur arus ( 1 nω ), resistansi pengukur tegangan ( 1 GΩ ) dan arus yang diperlukan untuk menggerakkan pengukur resistansi ( 0.01 µa ). Setting pada osiloskop sama dengan osiloskop digital, yang membedakan dengan osiloskop analog hanya notasinya pada time base : Y/T adalah normal ( memakai sweep time internal ) A/B dan B/A sweep time atau sumbu X-nya menggunakan kanal yang satunya ( untuk efek lissalous dll. ) Pembacaan osiloskop digital dimudahkan dengan tersedianya 2 garis pembaca yang bisa digeser (default dikiri/kanan layar dengan angka 1 & 2 didalam segitiga terbalik ). Disiapkan 3 jendela yang masing-masing berisi 59 dari 60

62 Gambar 40. Pembacaan Osiloskop - waktu yang dijelajahi gelombang dari ujung kiri layar (T1, T2 dan T2T1) tegangan kanal A pada titik singgung garis baca (VA1, VA2 dan VA2VA1) tegangan kanal B pada titik singgung garis baca (VB1,VB2 dan VB2VB1) 4.2. Pengukuran Pada Perangkat Lunak Simulasi Electronic Workbench 5.2 Pengukuran dengan multimeter ( Volt, Ohm dan Ampere ) dapat dilakukan dengan membuat rangkai multiloop seperti dibawah ini sekaligus untuk membuktikan teorema thevenin. Rangkaian paling atas adalah rangkaian asal, dengan baterai 12 Volt dan jaringan 4 buah resistor. Pengukuran arus dan tegangan yang melewati RL dilakukan langsung dengan instrumen indikator arus dan tegangan. Rangkaian kedua adalah mengukur hambatan thevenin Rth ( tengah kiri ) yang diukur dengan membuang beban dan menghubung singkatkan sumber. Bandingkanlah dengan perhitungan matematis. Rangkaian ketiga adalah mengukur tegangan thevenin ( Eth ), dan terakhir membuat rangkai thevenin dengan hasil perhitungan sebelumnya. 60 dari 60

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto Pengukuran dan Alat Ukur Rudi Susanto Pengertian pengukuran Mengukur berarti mendapatkan sesuatu yang dinyatakan dengan bilangan. Informasi yang bersifat kuantitatif dari sebuah pekerjaan penelitian merupakan

Lebih terperinci

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca Percobaan 1 Pengenalan Instrumentasi Laboratorium Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari cara

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris ALAT UKUR ANALOG DC POKOK BAHASAN Pendahuluan Penunjuk alat ukur Analog Alat Ukur Analog DC Voltmeter DC Ampermeter DC OhmMeter

Lebih terperinci

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan SRI SUPATMI,S.KOM 1. OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Sebuah graticule

Lebih terperinci

Percobaan PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO) (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO) (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO) (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. Tujuan : 1. Menggunakan alat ukur multimeter (voltmeter, ohmmeter,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

ALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH

ALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH ALAT UKU ANALOG AUS SEAAH Alat Ukur dan Pengukuran Telekom Pokok Bahasan Penunjuk Analog Arus Searah Voltmeter DC Ampermeter DC Ohmmeter Multimeter Efek pembebanan 1. Penunjuk Analog Arus Searah (1/6)

Lebih terperinci

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu 1. Osiloskop Osiloskop dapat digunakan untuk mengamati tingkah tegangan bolak balik. Dengan cara-cara sederhana piranti itu akan dapat cepat mengukur empat

Lebih terperinci

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi (1300199)

Lebih terperinci

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Alat Ukur Listrik K PENDAHULUAN Drs. Purwanto Fadjar, H.M. Dwa Desa Warnana, M.Si. ita sudah biasa menggunakan peralatan teknik, yang sebagian besar terdiri dari alat-alat listrik. Listrik yang

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc.

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc. INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH Lunde Ardhenta ST., MSc. GALVANOMETER Astatic Galvanometer GALVANOMETER Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif

Lebih terperinci

CRO (Cathode Ray Oscilloscope)

CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) merupakan salah satu piranti pengukuran yang mampu: - memvisualisasikan bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dari suatu rangkaian elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar A. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis B. Sistem Satuan M.K.S.

BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar A. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis B. Sistem Satuan M.K.S. BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari pada ilmu fisika. Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama dengan alat ukur konvensional,

Lebih terperinci

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

Blok Diagram Sebuah Osiloskop OSILOSKOP BAB VI Kegunaan Osiloskop Untuk mengamati secara visual tingkah tegangan bolak balik dan tegangan searah. Sebagai alat ukur: tegangan searah dan tegangan bolak balik. : tegangan (Vpp) berbagai

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN)

PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN) PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN) FUNGSI PANEL OSILOSKOP PANEL KENDALI Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama Vertical, Horizontal, and Trigger. FUNGSI PANEL OSILOSKOP (2) PENGATUR

Lebih terperinci

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Pengukuran sering dilakukan dalam melakukan analisis rangkaian. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai besaran listrik, seperti : nilai arus yang melalui suatu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG ELK-DAS.17 40 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI No.LST/TE/EKA5228/06 Revisi : 00 Tgl: 8 Sept 2015 Hal 1 dari 5 1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik dan kalibrasi rangkaian sensor suhu LM 335 2. Sub Kompetensi : 1) Menggambarkan kurva karakteristik

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Instrument arus searah

Instrument arus searah Makalah pengukuran listrik Instrument arus searah OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

PENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN

PENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN Bab 1 PENGANTAR ALAT UKUR 1-1 PENDAHULUAN Dalam Pengukuran pada umumnya dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran atau variabel. Instrumen tersebut membantu kita untuk

Lebih terperinci

1. Multimeter sebagai Ohmmeter

1. Multimeter sebagai Ohmmeter 1. Multimeter sebagai Ohmmeter Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat: 1. Menggunakan pengukur multimeter untuk mengukur resistansi/hambatan yaitu multimeter sebagai ohmmeter;

Lebih terperinci

MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK VOLTMETER

MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK VOLTMETER MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK VOLTMETER DISUSUN OLEH: NI NYOMAN WIRANTI (D41112290) ANDI MUH SYAFAAT (D41112294) DARY MOCHAMMAD RIFQIE (D41112265) TRYANA PUTRI JUMIANTI (D41112274) ANUGERAH RAMADHANI (D41112306)

Lebih terperinci

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter EFEK PEMBEBANAN Efek pembebanan itu adalah akibat dari proses pengukuran oleh alat ukur Ammeter dan Voltmeter yang menyebabkan berkurangnya nilai arus yang mengalir pada sebuah rangkaian tersebut. Karena

Lebih terperinci

MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK

MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK ELK-DAS.15 15 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris OSILOSKOP POKOK BAHASAN OSILOSKOP ANALOG OSILOSKOP DIGITAL Pengertian Osiloskop Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang

Lebih terperinci

Review Hasil Percobaan 1-2

Review Hasil Percobaan 1-2 Review Hasil Percobaan 1-2 Percobaan 1 Spesifikasi Teknis Sensitivitas Analog Multimeter DC 20kΩ/V, AC 9kΩ/V Jangkauan ukur, full scale 300V, 100V, 30V, 10V, dst Mengukur Arus Searah Pengukuran dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 222~226 222 PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Martias AMIK BSI Jakarta e-mail : martias.mts@bsi.ac.id

Lebih terperinci

Rsh. Vsh = Vm (paralel) Ish. Rsh = Im. Rm

Rsh. Vsh = Vm (paralel) Ish. Rsh = Im. Rm BAB IV MULTIMETER AMPERE METER DC Menggunakan Kumparan putar Kemampuan arus kumparan putar terbatas. Agar bisa digunakan untuk mengukur arus besar harus dipasang R shunt I = m.im m = Rm+ Rsh Rsh m : faktor

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Menggunakan alat-alat ukur dan bahan praktek. B. Sub Kompetensi 1. Memilih alat ukur dengan benar dan tepat. 2. Memasang alat ukur dengan benar

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

Pengenalan Multimeter

Pengenalan Multimeter Pengenalan Multimeter EL2193 Praktikum Rangkaian Elektrik Tujuan Mempelajari fungsi dan sifat multimeter Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan Dapat membedakan multimeter elektronis

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

AMPERE DAN VOLT METER

AMPERE DAN VOLT METER AMPERE DAN VOLT METER Ampere Meter Ampere meter, sering juga disebut ammeter, adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur arus. Semua alat ukur memiliki tahanan sehingga Ammeter sering juga digambarkan

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor 9.3. angkaian Dasar istrik.3. angkaian Seri Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam Gambar.3, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri. Gambar.3. angkaian seri dengan

Lebih terperinci

MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. D3 ELEKTRO INDUSTRI

MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. D3 ELEKTRO INDUSTRI MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. 2214 039 034 D3 ELEKTRO INDUSTRI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III FAKULTAS TEKNIK Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis Kapasitor 4 Jam Pertemuan No. LST/EKO/DEL225/01 Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 1. Kompetensi : Menguji kinerja untai elektronika

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN OSILOSKOP. 13 Desember 2012

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN OSILOSKOP. 13 Desember 2012 LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN OSILOSKOP 13 Desember 2012 Kelompok : 3 Nama : Heryadi Kusumah Partner : Kenny Akbar Aslami Maria Goriety P Miantami H S P

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES)

OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES) Pengukuran Besaran Listrik (TC22082) Pertemuan 12 OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES) Osiloskop mrpk instrumen dasar utk mempelajari semua tipe bentuk gelombang (waveform). Osiloskop dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO )

Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO ) Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO ) A. Tujuan 1. Mengukur tegangan listrik ac dan dc 2. Mengukur frekuensi dengan metode langsung B. Dasar Teori Cathoda Ray Oscilooscope (CRO) merupakan

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Kostruksi dasar meter listrik

Gambar 3.1 Kostruksi dasar meter listrik ALAT-ALAT 3 UKU LISTIK Telah dipahami bahwa elektron yang bergerak akan menghasilkan medan magnet yang tentu saja dapat ditarik atau ditolak oleh sumber magnetik lain. Keadaan inilah yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 7 ALAT-ALAT UKUR. 7.1 Alat Ukur Mekanik Pengaris Jangka Sorong

BAB 7 ALAT-ALAT UKUR. 7.1 Alat Ukur Mekanik Pengaris Jangka Sorong BAB 7 ALAT-ALAT UKUR 7.1 Alat Ukur Mekanik Macam-macam alat ukur mekanik yang digunakan dalam dunia teknik, antara lain : Gambar 7.3 Penggaris pita 7.1.1 Pengaris Penggaris adalah sebuah alat pengukur

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 6 1. Kompetensi Mengoperasikan Osciloskop sebagai instrumen Pengukuran. 2. Sub Kompetensi a. Memahami fungsi tombol pada osciloskop b. Mengukur amplitudo suatu

Lebih terperinci

SMK NEGERI 3 WONOSARI Bid. Keahlian : Dasar

SMK NEGERI 3 WONOSARI Bid. Keahlian : Dasar SMK NEGERI 3 WONOSARI Bid. Keahlian : Dasar No.lab sheet : 1 MENGHITUNG Kelistrikan TEGANGAN, Prog. Keahlian : AV Waktu/tanggal : PERIODE, menit/ FREKUENSI, VP,VPP Kelas : AV ; MT Nama : MENGUNAKAN Tingkat

Lebih terperinci

Elektronika. Pertemuan 8

Elektronika. Pertemuan 8 Elektronika Pertemuan 8 OP-AMP Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Tiga

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

PENGUKURAN & RANGKAIAN LISTRIK

PENGUKURAN & RANGKAIAN LISTRIK POLITEKNIK ACEH E - MODUL praktikum seamolec Disusun Oleh: Rachmad Ikhsan, S.ST & Mahmud, A.Md PENGUKURAN & RANGKAIAN LISTRIK PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA POLITEKNIK ACEH Kota Banda Aceh Tahun 2014

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik 2 1 3 5 4 6 Keterangan: 1. Pointer 2. Pengatur skala 3. Posisi jarum 4. 0 Ω adjuster 5. Selektor batas ukur 6. Terminal 7. Probe 7 7 AVOmeter berasal dari AVO dan meter,

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA 5 SOAL MENGISI JAWABAN YANG DENGAN BENAR Halaman 1 dari 8 A. PILIHAN GANDA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Nama Nim Semester Fakultas : Rizki : 20083124720650086 : III/pagi : Teknik Informatika Universitas Mpu Tantular Jakarta Timur MODUL I INSTRUMENTASI Teori: Pada praktikum

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

Voltmeter, ampermeter dan ohmeter elektronik menggunakan penguat, penyearah, dan rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan

Voltmeter, ampermeter dan ohmeter elektronik menggunakan penguat, penyearah, dan rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan Voltmeter, ampermeter dan ohmeter elektronik menggunakan penguat, penyearah, dan rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan besaran yang diukur. Selanjutnya arus ini menggerakkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA Serangkaian uji dan analisa dilakukan pada alat, setelah semua perangkat keras (hardware) dan program dikerjakan. Pengujian alat dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat dapat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik () Rangkaian Pemroses Energi (rus Searah) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa contoh aplikasi analisis

Lebih terperinci

MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUKURAN LISTRIK

TEKNIK PENGUKURAN LISTRIK TEKNIK PENGUKURAN LISTRIK ELK-DAS.16 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN

Lebih terperinci

INSTRUMEN ELEKTROMEKANIS

INSTRUMEN ELEKTROMEKANIS Pengukuran Besaran Listrik (TC22082) Pertemuan 2 INSTRUMEN ELEKTROMEKANIS PMMC (Permanent Magnet Moving Coil) Instrumen PMMC terdiri atas koil tembaga yang sangat ringan yang berada dalam medan magnet

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

TEGANGAN EFFECTIVE (RMS), PEAK DAN PEAK-TO-PEAK

TEGANGAN EFFECTIVE (RMS), PEAK DAN PEAK-TO-PEAK TEGANGAN EFFECTIVE (RMS), PEAK DAN PEAK-TO-PEAK ELEKTRONIKA ANALOG (5TEMA) Dosen: Mujahidin Oleh: Lina (1221011) PRODI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM DESEMBER

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/04 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi : Setelah melakukan melakukan pengamatan/observasi, diharapkan mahasiswa dapat memilih, menggunakan alat-alat/instrumen,yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR DC

KONSTRUKSI GENERATOR DC KONSTRUKSI GENERATOR DC Disusun oleh : HENDRIL SATRIYAN PURNAMA 1300022054 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2015 I. DEFINISI GENERATOR DC Generator

Lebih terperinci

Penggunaan Alat Bantu dan Alat Ukur Sederhana

Penggunaan Alat Bantu dan Alat Ukur Sederhana KODE MODUL EL.002 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO Penggunaan Alat Bantu dan Alat Ukur Sederhana I. BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

ALAT UKUR LISTRIK. Berikut ini adalah macam-macam alat ukur listrik dan elektronika yang harus kita kenal :

ALAT UKUR LISTRIK. Berikut ini adalah macam-macam alat ukur listrik dan elektronika yang harus kita kenal : ALAT UKUR LISTRIK Alat ukur listrik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), daya listrik (P),

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO 217/03 Revisi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 9 A. Kompetensi. Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa dapat memilih dan menggunakan alat ukur dalam praktik dengan cepat dan benar. B.

Lebih terperinci

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS Sibghotur Rohman (H1E014058) Asisten: Akbar Prasetyo Gunawan Tanggal Percobaan: 13/11/2015 PAF15210-A Praktikum Elektronika Dasar 1 Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I ORDE PERTAMA RANGKAIAN RL DAN RC (E6)

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I ORDE PERTAMA RANGKAIAN RL DAN RC (E6) Orde Pertama Rangkaian RL dan (E6) Eka Yuliana, Andi Agusta Putra, Bachtera Indarto Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: ekayuliana1129@gmail.com

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci