Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor"

Transkripsi

1 9.3. angkaian Dasar istrik.3. angkaian Seri Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam Gambar.3, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri. Gambar.3. angkaian seri dengan buah resistor Dari grafik di atas terlihat bahwa besarnya merupakan penjumlahan dari tegangan yang drop pada masing-masing resistor. Jika rangkaian seri dengan tiga buah resistor dihubungkan dengan tegangan baterai, maka akan arus mengalir dari baterai melalui tiga tahanan itu. Gambar.33. angkaian seri dengan sumber tegangan BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

2 30 Kuat arus diseluruh bagian rangkaian deret itu sama besarnya, tidak hanya tiga tahanan saja yang dapat dihubungkan deret, tetapi rangkaian deret dapat terdiri dari dua, tiga, dan empat tahanan atau lebih. Kalau kita ukur tegangan pada tahanan pertama ialah : ; tegangan kedua ialah : ; dan tegangan ketiga ialah : 3, maka ternyata bahwa jumlah ketiga tegangan itu sama dengan tegangan baterai. s = Karena =I ; =I ; 3 =I 3 3 dan s =I S t maka : I S t = I + I + I 3 3 Karena rangkaian seri ketiga tahanan dialiri arus yang sama maka : I s = I = I = I 3 sehingga t = (.5).3. angkaian Paralel Beberapa pemakai alat listrik bersama-sama dihubungkan pada satu tegangan. Hubungan semacam ini disebut : hubungan jajar / paralel. Semua alat listrik pada umumnya dihubungkan jajar pada tegangan yang tersedia. Gambar.34 angkaian paralel dengan buah resistor Dari grafik di atas terlihat bahwa besarnya I Total merupakan penjumlahan dari arus yang mengalir pada masing-masing resistor. Sekarang perhatikan percobaan dibawah : BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

3 3 Hasil pengukuran: Gambar.35. Pengukuran tegangan pada rangkaian paralel =...; =...; =...; 3 =... Diperoleh = = = 3 angkaian paralel terdiri dari berbagai arus cabang. Semua arus cabang bersumber dari arus utama. Dan arus keluar kembali pada jepitan tertutup, Gambar.36. Pengukuran arus pada rangkaian paralel Hasil pengukuran : =...; =...; =...; 3 =... Diperoleh : = Tahanan rangkaian paralel membagi arus total dalam berbagai arus cabang, sesuai dengan nilai hantarannya. Perhitungan tahanan total (tahanan pengganti) t U U (.6) I I + I + I3 BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

4 3 t t t U U U U (.7) 3 G t = G + G + G 3 (.8) Untuk rangkaian seri tahanan : + maka :.. (.9) Contoh Jika dua buah tahanan masing -masing = 0 Ω, = 40 Ω, dihubungkan secara paralel dengan tegangan 00, tentukan tahanan total dan arus yang mengalir pada masing-masing tahanan serta perbandingan : dan : Penyelesaiannya: = = = , 0,05 = 5 A = 0 A = 5 A Kontrol : = + = 5 A I 0 A = 4 I 5 A BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

5 = 4 Kesimpulan: Tahanan total adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dari tahanan cabang. Keadaaan arus pada tiap cabang berbanding terbalik dengan tahanan cabang. Pemakaian: Hubungan paralel ( shunt ) untuk mengukur arus dan untuk pemakaian stop kontak yang lebih banyak dalam suatu rangkaian. Contoh : Jika diketahui: Dua buah tahanan = 0 Ω, = 30 Ω, dihubungkan secara paralel, berapakah tahanan totalnya? = Sedangkan jawaban secara grafik: Gambar.37. Perhitungan nilai resistor secara grafik Contoh 3 Diketahui: Tiga buah gulungan masing-masing 75 dihubungkan secara paralel dengan tegangan 50 Berapakah Arus total dan tahanan total? Penyelesaiannya: = = 3 = = 3 = 50 = A 75 BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

6 34 = 3. = 3. A = 6A = U I 50 5 = dari 75 6 A 3 Kesimpulan: Apabila setiap cabang tahanannya sama besar, maka tahanan total dihitung sebagai berikut : = Cabang Jumlah Cabang (.0).3.3 angkaian Seri Paralel (Campuran) angkaian seri-paralel (campuran) seperti Gambar.38, tahanantahanan ada yang tersambung seri dan paralel dalam rangkaian tersebut. Untuk menghitung besarnya tahanan pengganti,tahanan-tahanan dikelompokkan. Tahanan yang terhubung seri dihitung secara seri (persamaan.5) dan yang terhubung paralel dihitung secara paralel (persamaan.7). Berikut ini adalah cara penyelesaian rangkaian campuran: a. angkaian campuran ( seri-paralel ). Gambar.38. angkaian campuran ( seri-paralel ) = = (.) (.) AB = BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

7 35 b. angkaian campuran ( paralel-seri ) Gambar.39. angkaian campuran ( paralel-seri ) = + = = Gambar.40. angkaian Paralel AB = I II III (.3) Contoh hitungan. Gambar.4. Contoh perhitungan angkaian Paralel = 0 = 0 3 = 0 BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

8 36 4 = 0 AB? Penyelesaian : Gambar.4. Contoh penyederhanaan perhitungan angkaian Paralel = = = x Gambar.43. Hasil akhir perhitungan angkaian Paralel AB = + = = Sumber Tegangan Sumber tegangan dalam keadaan tidak berbeban Sumber tegangan dalam keadaan tidak berbeban biasa disebut dengan isitilah E atau Gaya gerak listrik (GG) adalah tegangan untuk menghantarkan elektron, atau biasa dikenal tegangan tidak kerja o satuan olt BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

9 37 Gambar.44. Sumber tegangan tidak berbeban : Tegangan klem atau tegangan setelah melewati tahanan dalam dari sumber tegangan satuan olt. d : Tahanan dalam dari sumber tegangan dalam satuan ohm. Persamaan arus : I = 0 Persamaan tegangan : = E atau o Sumber tegangan dalam keadaan berbeban Gambar.45. Sumber tegangan dengan beban Arus listrik mengalir dari tiitk positip ke titik negatip. Andaikata dua titik itu netral, jadi tidak ada tegangan antara kedua tiitk itu, maka tak akan ada arus yang mengalir lewat kabel yang nenghubungkan kedua tiitk itu, karena tidak ada perpindahan elektron. Sehingga arus listrik mengalir hanya bila ada tegangan dan hanya dalam rangkaian tertutup. Besarnya tegangan jepit ( klem ) menurut hukum ohm, sama dengan kuat arus dikalikan dengan tahanan, maka disebut tahanan luar. Jadi dapat ditulis : = I (.4) Demikian pula didalam baterai juga terdapat tahanan. Tahanan didalam baterai disebut tahanan dalam sumber arus, karena terdapat didalamnya, maka : = I d (.6) BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

10 38 dimana : = kerugian tegangan di dalam sumber arus. d = tahanan dalam sumber arus. I = arus yang dikeluarkan. Jadi besarnya ggl : o = I ( + d ) (.7) = I + I d = + I d = + dari persamaan diatas dapat ditulis : I (.8) d o Sumber tegangan dalam keadaan hubung singkat Gambar.46. Sumber tegangan dalam keadaan hubung singkat Jika suatu baterai hubung singkat maka : = 0 Karena tidak ada tahanan luar atau tahanan luar relatif kecil sekali (diabaikan) maka didapat rumus : I o (.9) Kesimpulan : Semakin besar arus, maka tegangan klem semakin kecil. Semakin kecil tahanan dalam, maka semakin berkurang tegangan klem yang tergantung dari arus beban. BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

11 39 ugi tegangan didalam penghantar Yang dimaksud kerugian tegangan dalam penghantar ialah tegangan yang hilang, atau tegangan yang tak dapat dimanfaatkan : Dalam rangkaian arus : I = / p Gambar.47. ugi tegangan dalam penghantar P = AB + BC + CD dari titik A ke B terjadi turun tegangan AB = I. AB = I. Tahanan penghantar masuk dari titik C D = terjadi turun tegangan CD = I. CD = I. Tahanan penghantar keluar = BC atau = AB + CD Panjang dan penampang kedua penghantar itu sama, jadi tahanannya sama. Tahanan penghantar = q (.30) Tahanan dua kontrol : = ρ q (.3) Turun tegangan dinyatakan dalam % dari tegangan yang diberikan = %. (.3) BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

12 40 Σ = 00 Sumber tegangan dalam keadaan berbeban yang dapat diatur Gambar.48. angkaian Sumber tegangan dengan beban dapat diatur Gambar.49. Grafik keadaan berbeban yang dapat diatur Kesimpulan : Semakin besar tahanan beban yang diukur maka besarnya tegangan klem akan semakin kecil. Contoh Soal : Sebuah sumber tegangan memberikan o =,5 dihubungkan pada tahanan =,5 sedangkan tahanan dalam baterai i = 0,5. Hitunglah : a. Arus yang mengalir (). b. Tegangan klem (tegangan pada tahanan luar). Jawab : BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

13 4 a). I d =,5 0,5,5 =,5 3 = 0,5 A b). = o. d =,5 ( 0,5. 0,5 ) =,5 0,5 =,5.3.5 Pembagi Tegangan Tahanan pembagi tegangan dibangun dari dua buah tahanan atau lebih yang dihubung seri pada sumber tegangan. Arus yang mengalir pada rangkaian seri tersebut adalah sama sedang tegangan bagian pada masing-masing tahanan tergantung nilai masing-masing tahanan. Sistem pembagi tegangan dari rangkaian tahanan selain membagi tegangan dapat dimanfaatkan untuk menghitung salah satu nilai tahanan x yang belum diketahui. Perhatikan pembagi tahanan Gambar.50. Gambar.50. Mengukur Tahanan x Sistem Pembagi Tegangan Dimana : Berdasarkan Hukum OHM x = Tahanan tidak diketahui y = Tahanan diketahui x = olt meter, mengukur tegangan x y = olt meter, mengukur tegangan y v = Tahanan dalam olt meter s = Tegangan Sumber I = Arus yang mengalir dalam rangkaian I (.33) x y BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

14 4 x y x s (.34) x y y s (.35) x y Karena arus yang mengalir pada masing-masing tahanan x dan y sama x y (.36) x y x x y (.37) y Ketidak cermatan hasil pengukuran adalah, tergantung ketidak cermatan hasil pengukuran tegangan x dan y. Karena pada dasarnya saat mengukur tegangan x dan y kita mengukur tegangan pada tahanan jajar x // v dan y // v. Kalau v jauh lebih besar dari x dan y maka pengaruh v bisa diabaikan, karena tidak terpadu efek pembebanan. Jadi didalam pengukuran metode pembagi tegangan sebaiknya digunakan volt meter yang mempunyai tahanan dalam v sangat besar, bisa dipilih multimeter digital. Cara yang lebih baik adalah menggunakan tahanan variabel yang dikalibrasi yaitu dengan tahanan variabel ( Potensio ) samapai diperoleh x = y maka akan didapat x = y pada sistem ini tidak perlu alat ukur yang sangat presisi /mahal sebab yang diperlukan adalah pengukuran tegangan x = y yang cermat lihat Gambar.5. Gambar.5. Mengukur Tahanan x, dengan menyamakan x dan y Pembagi Tegangan esistor Tetap BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

15 43 angkaian pembagi tegangan dapat dibangun dengan menggunakan dua resistor atau lebih yang dihubungkan secara seri. angkaian tertutup, pembagi tegangan seperti yang diperlihatkan Gambar.5 menggambarkan aliran arus tegangan pada rangkaian penbagi tegangan dua resistor. Sebagaimana sifat khusus dari rangkaian seri adalah arus yang melalui kedua resistor adalah sama besar seperti yang dinyatakan pada persamaan di bawah. Sedangkan besarnya tegangan keluaran pada resistor tergantung dari besarnya nilai resistor dan resistor,dengan memperhatikan Gambar.5 dapat dihitung besarnya tegangan keluarannya. Gambar.5. angkaian Pembagi Tegangan Dua esistor tanpa Beban Pada saat tanpa beban maka I =0 I +I +I =0 I +I =0 I = I = I (.38) = I karena I = I = I t maka I t = in / t = in (.39) t = in = in (.40) Untuk pembagi tegangan berbeban seperti Gambar.53, dapat diuraikan sebagai berikut : BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

16 44 Gambar.53 Pembagi Tegangan dengan Beban Beban paralel dengan, maka keduanya diganti dengan p p = p = in p maka tegangan keluarannya (.4) Implementasi pembagi tegangan dengan menggunakan potensiometer seperti Gambar.54. Pada Gambar.55 merupakan gambar grafik hubungan / dengan U out /U in dengan beban bervariasi. Gambar.54 Pembagi Tegangan dengan Potensiometer Gambar.55 Grafik Pembebanan Potensiometer Pada grafik di Gambar.55 terlihat grafik lurus dengan naik proporsional untuk beban kosong (saklat terbuka). Sedang saat beban = terlihat BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

17 45 kenaikan perubahan tidak linier lagi (agak melengkung), sementara saat = 0, lengkungan grafik sangat besar. Ini memperlihatkan ketidak linieraan tegangan keluar saat dibebani. Implementasi Pengaturan Sumber Tegangan Sebuah rangkaian pengaturan tegangan dengan spesifikasi sebagai berikut: Optimasi rangkaian pembagi tegangan dengan rentang tidak melebihi antara -5 dan +5 Kebutuhan arus yang mengalir ke beban dapat diabaikan Digunakan untuk rangkaian dengan konsumsi daya kecil Analisa/gambaran kebutuhan spesifikasi komponen yang tersedia: Nilai resistansi potensiometer yang tersedia adalah 0k, 0k, dan 50k. esistor standar yang tersedia 0 dan M dengan nilai toleransi %. Sumber tegangan (power supply) yang tersedia - dan + dengan arus maksimum 00mA. Identifikasi Masalah Gambaran situasi dan asumsi rangkaian, Gambar.56 memperlihatkan diagram blok pengaturan sumber tegangan yang terhubung ke rangkaian beban. Karena sumber tegangan yang tersedia hanya bisa mengeluarkan tegangan keluaran sebesar ± dan untuk mendapatkan pengaturan tegangan ±5 atau -5 +5, untuk itu diperlukan buah resistor dan buah potensiometer. Agar didapat kurva linier terhadap perubahan pengaturan potensiometer (k) maka nilai resistansi beban diasumsikan besar terhadap nilai resistansi resistor pembagi tegangannya, dengan demikian arus yang mengalir ke beban dapat diabaikan i 0. Tujuan utamanya adalah: bahwa rangkaian diharapkan dapat menyediakan rentang pengaturan tegangan keluaran maksimum sebesar harus dapat direalisasi dengan keterbatasan komponen yang tersedia. Metode Penyelesaian Masalah : Potensiometer harus dapat menyediakan dan mengatur secara optimal tegangan keluaran Kedua power supply harus menyediakan tegangan yang dapat diatur dari nilai positif dan negatif 5. BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

18 46 Terminal potensiometer tidak dihubungkan langsung ke terminal power supply karena tegangan keluaran minimum power supply sebesar ±. Gambar.56. angkaian Sumber Tegangan dan Jaringan Beban Dengan pendekatan teorema superposisi nilai resistor, dan potensiometer dapat ditentukan. Gambar.57. angkaian Dua Sumber Tegangan (superposisi) Gambar.58 Model Pengganti angkaian Pengaturan Tegangan dengan Potensiometer. Dengan mengobservasi rangkaian yang diperlihatkan Gambar.57 dan model rangkaian pengganti pengaturan tegangan Gambar.58, dengan demikian dimensi untuk nilai-nilai komponen, dan dapat ditentukan sesuai dengan tuntutan spesifikasi, yaitu rentang pengaturan dibatasi antara nilai v sebesar - 5 ke 5 dengan arus beban tidak melebihi 00mA. Untuk memudahkan analisa perhitungan, maka diasumsikan nilai-nilai resistansi = =x, dengan demikian Gambar.58(b) didapatkan rangkaian pengganti seperti yang diperlihatkan Gambar.0. Sehingga loop sebelah kanan didapatkan persamaan tegangan seperti berikut: - k I I X I a k. I a a X a BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

19 47 sehingga didapatkan persamaan arus, 4 I a (.4). X dimana, x adalah resistansi penurun tegangan dan adalah besarnya resistansi potensiometer Berikut, dimensi persamaan tegangan untuk loop sebelah kiri, a - X k..i Subsitusi dari nilai arus Ia, sehingga didapatkan persamaan; 4 x k. -. X Gambar.59. angkaian Pengganti = = x. Bila faktor pengaturan potensiometer k = 0 dan diminta nilai tegangan = 5, sehingga didapatkan persamaan tegangan v seperti berikut; X X -. maka nilai x ditentukan oleh persamaan X 0,7 X X Bila resistansi potensiometer dipilih sebesar = 0k, maka nilai X adalah: X 0,7 0,7 0kΩ 4kΩ Untuk membuktikan bahwa besarnya tegangan keluaran = -5, yaitu dapat dengan mengasumsikan nilai k =, sehingga didapatkan nilai pembuktian seperti berikut: BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

20 4 -. 4kΩ - 8kΩ X X BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG k. 0kΩ 4 0kΩ - 5 Terpenuhi spesifikasi yang diminta sebesar - 5 ke 5 Disipasi daya yang diserap oleh ketiga resistor adalah; P(watt) Ia. 4 4 P mw 4kΩ 0kΩ I I a a 0,5mA X kΩ 0kΩ X X Terpenuhi karena sumber arus yang tersedia 00mA jauh lebih besar daripada kebutuhan arus total 0,5mA. Untuk mereduksi kebutuhan daya yang besar, maka resistansi potensiometer dipilih dengan nilai yang lebih besar. Dan jika diganti dengan nilai = 50k, maka nilai X adalah: X sehingga, 0,7 0,7 50kΩ 35kΩ 35kΩ 50kΩ kΩ 35kΩ kΩ Terpenuhi spesifikasi yang diminta; Disipasi daya yang diserap oleh ketiga resistor adalah; P(watt) Ia. 4 P 5mW 50kΩ 70kΩ X 4 X 48

21 49 Bila nilai resistansi potensiometer semakin besar maka disipasi daya yang diserap oleh resistor dan X semakin bertambah kecil, demikian juga dengan nilai arus Ia. I I a a ,mA 35kΩ 50kΩ X Dimensi dari pemilihan nilai resistansi dari potensiometer terbukti telah memenuhi kriteria tuntutan persyaratan spesifikasi yang diminta, karena sumber arus yang tersedia masih relatif cukup besar dari arus kebutuhan. Pembagi Tegangan Potensiometer Pada saat posisi pengaturan potensiometer berada pada titik 0, sehingga nilai k. = 0, dengan demikian tegangan = 0. Pada kondisi ini berlaku persamaan: S = ( k). (.43) Pada saat posisi pengaturan potensiometer berada pada titik, sehingga nilai (.k). = 0, dengan demikian tegangan =. Pada kondisi ini berlaku persamaan: P k. k. (.44) Pada saat posisi potensiometer berada diantara nilai 0 dan, maka berlaku persamaan pembagi tegangan: atau P. P S P P S P (.45).k. k..k. k. k. P. k. P S k. P.k. k. k. S BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

22 . k. k. k..k. k.. k. k.. k.. k.. k.. k.. k.... k k. k.. k k. atau. k k Dimensi 50. (.46). k k Untuk mendapatkan inieritas >> dengan I q = 5 sampai 0.I (dipilih), sehingga berlaku 5...0I Pada saat kondisi pengaturan ( / l ) potensiometer dilewati arus maksimum, pada kondisi ini dapat mengakibatkan potensiometer terbakar, karena kelebihan arus/daya. Untuk itu persyaratan pengaturan pembangi tegangan dengan menggunakan resistor atau potensiometer selain faktor linieritas kurva, yang perlu diperhatikan juga kemampuan daya daya maksimum potensimeter tersebut. Pembagi Arus Dalam sebuah rangkaian parallel tahanan-tahanan, tegangan totalnya akan sama pada masing-masing tahanan, sementara jumlah arus masing-masing tahanan akan sama dengan arus totalnya. Gambar.60 Pembagi Arus BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

23 5 = = 3 = S (.47) I = I = I 3 = I t (.48) Ini dikenal dengan hukum Kirchoff arus. Besarnya arus pada masingmasing cabang tergantung pada besarnya tahanan pada cabang yang bersangkutan. I S I I S S 3 Pengukuran Arus dan Perluasan Batas Ukur Pengukur arus harus memiliki tahanan dalam yang kecil, sehingga alat ukur ini tidak membuat tegangan jatuh yang besar pada alat ukur ini. Gambar.6 Pengukuran Arus Pada alat ukur akan terjadi tegangan jatuh sebesar U A, sementara arus seharusnya sebesar U S /. Dalam rangkaian gambar diatas terlihat bahwa: U S I (.49) A A A (.50) I dimana = tahanan beban dan A = tahanan dalam amper meter BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

24 5 Maka untuk memperkecil kesalahan A harus sekecil mungkin sehingga tegangan jatuh di amper meter dapat diabaikan. Bila sebuah amper meter berkemampuan mengukur arus ma, sementara arus yang akan diukur sebesar A, maka batus ukur amper meter dapat diperluas (dinaikkan). Sisa arus yang tidak mampu dilewatkan oleh amper meter di lewatkan ke sebuah tahanan paralel (sh). Sehingga pada kasus diatas dapat diselesaikan sebagai berikut: I sh = I - I A (.5) sh = U A / I sh (.5) Gambar.6 Perluasan Batas Ukur Ampermeter Pengukuran Tegangan dan Perluasan Batas Ukur Pengukur tegangan harus memiliki tahanan dalam yang besar, sehingga alat ukur ini tidak menarik arus yang besar, yang dapat mengakibatkan kesalahan pengukuran. Gambar.63 Pengukuran Tegangan BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

25 53 Tegangan pada seharusnya sama dengan tegangan pada S, semestinya arus I harus sama dengan arus pada tahanan I. Dengan adanya pemasangan volt meter maka ada arus yang harus mengalir ke dalam volt meter, sehingga I I. Untuk mengatasi kesalahan ini maka tahanan dalam oltmeter harus dibuat setinggi mungkin sehingga arus yang ditarik sekecil mungkin. Gambar.64 Perluasan Batas Ukur oltmeter Sebuah oltmeter mempunyai batas ukur 0 jika diinginkan untuk dapat mengukur hingga 00 maka ditambahkan tahanan seri s dengan oltmeter tersebut. s = - (.53) s = S / I v (.54) dimana adalah tegangan yang diinginkan untuk dapat diukur. Contoh: Sebuah ampermeter dengan Batas Ukur (BU) = ma diinginkan dapat mengukur arus A, berapa besar sh jika tegangan jatuh pada ampermeter 0, Jawab : I sh = A ma = 999mA sh = 0, / 999mA = 0, Contoh : Sebuah voltmeter berkemampuan mengukur 0 diinginkan untuk dapat mengukur 00, berapa besar s jika arus voltmeternya 0,mA? Jawab : s = (00-0) / 0,mA = 900k Metode Pengukuran Arus dan Tegangan Pengukuran tahanan selain dilakukan dengan menggunakan ohm meter, dapat juga dilakukan dengan methode oltmeter Ampermeter ( Metode pengukuran arus dan tegangan ). Metode ini cukup populer karena instrumen-instrumen ini tersedia di laboratorium. Jika tegangan antara ujung-ujung tahanan dan arus I melalui tahanan tersebut diukur, tahanan x dapat dihitung berdasarkan hukum ohm. BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

26 54 X (.55) I Dalam persamaan di atas berarti tahanan ampermeter adalah nol dan tahanan voltmeter tak terhingga, sehingga rangkaian tidak terganggu. Pada Gambar.65 arus sebenarnya di salurkan ke beban diukur oleh ampermeter, tetapi voltmeter lebih tepat mengukur tegangan sumber dari pada tegangan beban nyata ( aktual ). (a) Ampere meter dipasang setelah oltmeter (b) oltmeter dipasang setelah Ampere meter Gambar.65. Efek penempatan voltmeter dan ampermeter dalam pengukuranpengukuran voltmeter-ampermeter Untuk mendapatkan tegangan yang sebenarnya pada beban, penerimaan tegangan di dalam ampermeter harus di kurangkan dari penunjukan voltmeter. Jika voltmeter dihubungkan langsung di antara ujung-ujung tahanan seperti dalam gambar (b), dia mengukur tegangan beban yang sebenarnya, tetapi ampermeter menghasilkan kesalahan ( error ) sebesar arus melalui voltmeter. Dalam kedua cara pengukuran x ini kesalahan tetap dihasilkan. Cara yang betul untuk menghubungkan voltmeter bergantung pada nilai x beserta tahanan voltmeter dan ampermeter. Umumnya tahanan ampermeter adalah redah sedang tahanan voltmeter adalah tinggi. Dalam Gambar.65 (a) ampermeter membaca arus beban (I x ) yang sebenarnya, dan voltmeter mengukur tegangan sumber ( i ). Jika x besar dibandingkan terhadap tahanan dalam ampermeter, kesalahan yang diakibatkan oleh penurunan tegangan di dalam ampermeter dapat diabaikan dan i sangat mendekati tegangan beban yang sebenarnya ( x ). Dengan demikian rangkaian Gambar.65 (a) adalah yang paling BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

27 55 baik untuk pengukuran nilai-nilai tahanan yang tinggi (high resistance values). Dalam Gambar.65 (b) voltmeter membaca tegangan beban yang sebenarnya ( x ) dan ampermeter membaca arus sumber (I i ). Jika x kecil dibandingkan terhadap tahanan dalam voltmeter, arus yang dialirkan ke voltmeter tidak begitu mempengaruhi arus sumber dan I i sangat mendekati arus beban sebenarnya (I x ). Berarti rangkaian Gambar.65 (b) paling baik untuk pengukuran nilai-nilai tahanan rendah (low-resistance values). Pengukuran Tahanan x Untuk mengetahui apakah tahanan x yang diukur bernilai tinggi atau rendah dengan tepat, ikuti cara -cara dibawah ini di tunjukkan Gambar.66. a) Hubungkan voltmeter terhadap x dengan sakelar pada posisi dan amati pembacaan ampermeter. b) Pindahkan sakelar ke posisi. Jika pembacaan ampermeter tidak berubah, kembalikan sakelar ke posisi. Gejala ini menunjukkan pengukuran tahanan rendah. Catat pembacaan arus dan tegangan dan hitung x menurut persamaan di atas. c) Jika pembacaan ampermeter berkurang sewaktu memindahkan sakelar dari posisi ke posisi, biarkan voltmeter pada posisi. Gejala ini menunjukkan penngukuran tahanan tinggi. Catat arus dan tegangan dan hitung x menurut persamaan di atas. Pengukuran tegangan didalam rangkaian elektronik umumnya dilakukan dengan voltmeter rangkuman ganda atau multimeter, dengan sensitivitas antara 0 K/ sampai 50 K/. Dalam pengukuran daya dimana arus umumnya besar, sensitivitas voltmeter bisa serendah 00 /. Gambar.66. Efek posisi oltmeter dalam pengukuran cara arus dan tegangan Tahanan ampermeter tergantung pada perencanaan kumparan dan umumnya lebih besar bagi arus skala penuh yang rendah. BUKU TEKNIK EEKTONIKA TEBITAN PPPPTK/EDC MAANG

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter EFEK PEMBEBANAN Efek pembebanan itu adalah akibat dari proses pengukuran oleh alat ukur Ammeter dan Voltmeter yang menyebabkan berkurangnya nilai arus yang mengalir pada sebuah rangkaian tersebut. Karena

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Potensial dan hantaran listrik Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR08FIS0503 Version : 2014-10 halaman 1 01. Arus litrik yang mengalir didalam sebuh kawat penghantar disebabkan oleh

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO 217/03 Revisi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 9 A. Kompetensi. Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa dapat memilih dan menggunakan alat ukur dalam praktik dengan cepat dan benar. B.

Lebih terperinci

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR MODUL I ANGKAIAN SEI-PAALEL ESISTO A. TUJUAN Mempelajari berbagai fungsi multimeter analog, khususnya sebagai ohm-meter. a. Mengitung rangkaian pengganti suatu rangkaian listrik dan mengukur rangkaian

Lebih terperinci

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut

Lebih terperinci

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6 DAFTA ISI DAFTA ISI... BAB 9. ANGKAIAN DC... 9. angkaian esistor... 9. Hukum Kirchoff...4 9. angkaian Kapasitor...7 9.4 angkaian esistor-kapasitor...9 9.5 Bahaya Listrik : Kebocoran Arus...0 9.6 Alat-Alat

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Kostruksi dasar meter listrik

Gambar 3.1 Kostruksi dasar meter listrik ALAT-ALAT 3 UKU LISTIK Telah dipahami bahwa elektron yang bergerak akan menghasilkan medan magnet yang tentu saja dapat ditarik atau ditolak oleh sumber magnetik lain. Keadaan inilah yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUKURAN LISTRIK

TEKNIK PENGUKURAN LISTRIK TEKNIK PENGUKURAN LISTRIK ELK-DAS.16 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Structured-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA

Lebih terperinci

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA I. MAKSUD 1. Mempelajari hukum Ohm dan Kirchoff pada rangkaian listrik sederhana 2. Mampu merangkai rangkaian listrik sederhana 3. Mampu

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA 5 SOAL MENGISI JAWABAN YANG DENGAN BENAR Halaman 1 dari 8 A. PILIHAN GANDA

Lebih terperinci

MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK

MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK ELK-DAS.15 15 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah.

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan penggunaan rangkaian seri dalam

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. Rangkaian Seri dan Paralel. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Modul Praktikum Program Studi Teknik Komputer

PRAKTIKUM 2. Rangkaian Seri dan Paralel. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Modul Praktikum Program Studi Teknik Komputer Politeknik Elektronika Negeri Surabaya TS PRKTKUM 2 Rangkaian Seri dan Paralel Tujuan : Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang rangkaian seri dan parallel Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk

Lebih terperinci

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan Nama : A.A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa NIM : 1104405059 Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan 1. Pengukuran Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan sesuatu yang dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN MELAKUKAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN MELAKUKAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK OHM METER Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besaran hambatan atau besaran tahanan pada suatu beban atau R (resistor). Pada jenis alat ukur OHM meter yang digunakan di pasaran mempunyai simbol

Lebih terperinci

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat I. Pilihan ganda biasa 1. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran atau nilai disebut a. Meteran b. Instrumen pengukuran c. Penggaris d. Timbangan 2. Sebelum menggunakan alat ukur dengan penunjukan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA Gambar detail meliputi, kecuali: Simbol pada alat ukur listrik 1 Lengkapi table prosentase kesalahan pada skala penuh meter, berikut: Klas meter 0,2 0,5 1,0 1,5 2,5 Prosentase kesalahan a. ±0,2, ± 0,5,

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL NAMA PELAPOR : Muhammad Arif H. NAMA PARTNER : 1. Maulana Fatkhurrahman (KE-1D/17) (KE-1D/16) 2. Ova Imam Aditya (KE-1D/18)

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam makalah ini, saya membahas tentang amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter, alat ukur ini, sekarang sudah banyak di pakai, terutama pada kelistrikan. Seorang teknisi

Lebih terperinci

ALAT UKUR LISTRIK. Berikut ini adalah macam-macam alat ukur listrik dan elektronika yang harus kita kenal :

ALAT UKUR LISTRIK. Berikut ini adalah macam-macam alat ukur listrik dan elektronika yang harus kita kenal : ALAT UKUR LISTRIK Alat ukur listrik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), daya listrik (P),

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG ELK-DAS.17 40 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.2 Kuat arus yang mengalir melalui hambatan R 1, R 2, dan R 3 secara berturut-turut adalah.

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI SOAL

LEMBAR VALIDASI SOAL LEMBAR VALIDASI SOAL PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PROBLEM POSING TIPE FREE-PROBLEM POSING DAN TIPE STRUCTURED-PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMAN I NGAGLIK

Lebih terperinci

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Alat Ukur Listrik K PENDAHULUAN Drs. Purwanto Fadjar, H.M. Dwa Desa Warnana, M.Si. ita sudah biasa menggunakan peralatan teknik, yang sebagian besar terdiri dari alat-alat listrik. Listrik yang

Lebih terperinci

BAB 17 LISTRIK DINAMIS

BAB 17 LISTRIK DINAMIS BAB 7 LISTRIK DINAMIS A. Hukum Ohm Pada rangkaian listrik terjadi kuat arus listrik. Kuat arus listrik adalah hasil pembagian tegangan oleh hambatan. Pada hukum ohm berlaku: a. Bunyinya: Kuat arus yang

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI-PARALEL

RANGKAIAN SERI-PARALEL RANGKAIAN SERI-PARALEL 1. Contoh Rangkaian Seri-Paralel Contoh 1 Rangkaian pada Gambar 1, hitunglah : a. arus pada setiap elemen b. tegangan pada setiap elemen c. gunakan hukum tegangan Kirchhoff Contoh

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK Setelah menyelesaikan bab ini, Anda akan mampu : Mendefinisikan energi dan daya Menghitung daya Mengetahui arah referensi daya Menganalisa danmenghitung Hukum Tegangan

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS SEARAH

RANGKAIAN ARUS SEARAH BAB VII RANGKAIAN ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Memahami perbedaan pada rangkaian seri dan paralel Mengerti tentang perhitungan pada rangkaian seri dan paralel Dalam bab ini kita akan membahas aturan

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS Arus Listrik. Listrik dinamis adalah pelajaran fisika mengenai listrik dengan memperhitungkan situasi muatan yang bergerak.

BAB LISTRIK DINAMIS Arus Listrik. Listrik dinamis adalah pelajaran fisika mengenai listrik dengan memperhitungkan situasi muatan yang bergerak. BAB LSTK DNAMS Listrik dinamis adalah pelajaran fisika mengenai listrik dengan memperhitungkan situasi muatan yang bergerak.. Arus Listrik Arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik. Pergerakan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.5

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.5 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.5 1. Perhatikan gambar rangkaian listrik dibawah ini! Besarnya arus listrik pada hambatan R 3 adalah. 6/3 Ampere 4/3

Lebih terperinci

JEMBATAN ARUS SEARAH. Rangkaian jembatan digunakan secara luas untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti :

JEMBATAN ARUS SEARAH. Rangkaian jembatan digunakan secara luas untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti : JEMBATAN ARUS SEARAH 1. PENDAHULUAN Rangkaian jembatan digunakan secara luas untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti : - tahanan - induktansi - kapasitansi - parameter rangkaian lainnya, yang diturunkan

Lebih terperinci

RANGKAIAN PARALEL. 1. Pendahuluan. Dua elemen, cabang atau rangkaian terhubung paralel jika keduanya memiliki dua titik yang sama.

RANGKAIAN PARALEL. 1. Pendahuluan. Dua elemen, cabang atau rangkaian terhubung paralel jika keduanya memiliki dua titik yang sama. . Pendahuluan ANGKAAN PAALL Dua elemen, cabang atau rangkaian terhubung paralel jika keduanya memiliki dua titik yang sama. Misalnya seperti pada Gambar, elemen dan mempunyai terminal a dan b yang sama

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Menggunakan alat-alat ukur dan bahan praktek. B. Sub Kompetensi 1. Memilih alat ukur dengan benar dan tepat. 2. Memasang alat ukur dengan benar

Lebih terperinci

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik = Nama : Kelas : No : LKS PENGUKURAN HAMBATAN, TEGANGAN DAN KUAT ARUS LISTRIK A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan, siswa diharapkan dapat: 1. Mengukur besar hambatan listrik 2. Mengukur besar

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM POGAM STUDI FISIKA Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132 Indonesia A. Pertanyaan SOLUSI MODUL TUTOIAL FISIKA DASA IIA (FI-1201) KE 03

Lebih terperinci

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian

Lebih terperinci

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat Pada peralatan listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang bercabang cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik Gustav

Lebih terperinci

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK TUGAS RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian Seri Paralel dan Metode Thevenin Disusun Oleh : M. Zaqi Alfharazy 17020 POLTEKES SITEBA PADANG JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 2017/2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

Rangkaian seri paralel

Rangkaian seri paralel Rangkaian seri paralel Apa itu rangakain seri-paralel? Perhatikan rangkaian seri sederhana berikut, masing-masing komponen terhubung ujung ke ujung membentuk jalur tunggal bagi aliran elektron. Untuk rangkaian

Lebih terperinci

BAB II Listrik Dinamis

BAB II Listrik Dinamis BAB II Listrik Dinamis Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian

Lebih terperinci

ALAT-ALAT UKUR LISTRIK

ALAT-ALAT UKUR LISTRIK ALAT-ALAT UKUR LISTRIK SMA Kelas X Semester 2 SK KD STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan prinsip

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik () Rangkaian Pemroses Energi (rus Searah) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa contoh aplikasi analisis

Lebih terperinci

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis IV. Arus Listrik Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis listrik alam kilat Pada tahun 1800: Alessandro Volta menemukan baterai listrik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

PENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN

PENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN Bab 1 PENGANTAR ALAT UKUR 1-1 PENDAHULUAN Dalam Pengukuran pada umumnya dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran atau variabel. Instrumen tersebut membantu kita untuk

Lebih terperinci

ALAT UKUR & PENGUKURAN

ALAT UKUR & PENGUKURAN LAPORAN PRAKTEK ALAT UKUR & PENGUKURAN (ELA 213 : 1 SKS) SEMESTER JANUARI JUNI 2008 Oleh : 1. NIM : NAMA : 2. NIM : NAMA : 3. NIM : NAMA : 4. NIM : NAMA : Dosen Pengampu Mata Kuliah: Yasdinul Huda, S.Pd

Lebih terperinci

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

BAB VIII LISTRIK DINAMIS BAB VIII LISTRIK DINAMIS STANDAR KOMPETENSI : 7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris ALAT UKUR ANALOG DC POKOK BAHASAN Pendahuluan Penunjuk alat ukur Analog Alat Ukur Analog DC Voltmeter DC Ampermeter DC OhmMeter

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan.

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan. Bab 8 Listrik Dinamis Tuti yang baru berusia lima tahun, pada suatu pagi bermain-main lampu senter. Ia menekan tombol merah, ternyata lampu senter menyala. Sambil melihat ibunya yang sedang menyapu, tangan

Lebih terperinci

Rsh. Vsh = Vm (paralel) Ish. Rsh = Im. Rm

Rsh. Vsh = Vm (paralel) Ish. Rsh = Im. Rm BAB IV MULTIMETER AMPERE METER DC Menggunakan Kumparan putar Kemampuan arus kumparan putar terbatas. Agar bisa digunakan untuk mengukur arus besar harus dipasang R shunt I = m.im m = Rm+ Rsh Rsh m : faktor

Lebih terperinci

Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011

Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011 Pengantar Elektronika RESISTOR ( TAHANAN) STIMIK AKBA 2011 Pengertian : Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara

Lebih terperinci

Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter

Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter BAB I PENDAHULUAN Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter 1.1 Tujuan pecobaan Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat : 1. Melediki pengaruh tahanan dalam voltmeter pada pengukuran tegangan

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ANGKAIAN LISTIK AUS SEAAH ELK-DAS.5 40 JAM 3 I I Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIESITAS NEGEI YOGYAKATA DIEKTOAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJUUAN DIEKTOAT JENDEAL PENDIDIKAN DASA DAN MENENGAH DEPATEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN Tujuan. - Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah ranggkaian listrik dengan menggunakan Hukum ohm, - Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah ranggkaian listrik dengan menggunakan

Lebih terperinci

Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran

Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran Praktikum Elektronika Dasar dan Pengukuran Kelompok : Anggota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. KEGIATAN 2 Tujuan kegiatan i. Arus, Tegangan dan Daya Dalam Rangkaian SERI Memahami prinsip Arus, Tegangan dan Daya dalam

Lebih terperinci

AMPERE DAN VOLT METER

AMPERE DAN VOLT METER AMPERE DAN VOLT METER Ampere Meter Ampere meter, sering juga disebut ammeter, adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur arus. Semua alat ukur memiliki tahanan sehingga Ammeter sering juga digambarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 4 DIODA ZENER KELOMPOK 6 : 1. Setya Arief Pambudi (21) 2. Suci Indah Asmarani (22) 3. Syahadah Rizka Anefi (23)

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 4 DIODA ZENER KELOMPOK 6 : 1. Setya Arief Pambudi (21) 2. Suci Indah Asmarani (22) 3. Syahadah Rizka Anefi (23) LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 4 DIODA ZENER KELOMPOK 6 : 1. Setya Arief Pambudi (21) 2. Suci Indah Asmarani (22) 3. Syahadah Rizka Anefi (23) 4. Vania Desy R. (24) LT-2D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 2 Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () A 8 Metoda Analisis Dasar Metoda analisis dikembangkan berdasarkan teorema rangkaian

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 drimbajoe.wordpress.com STK AUS SEAAH A. KUAT AUS STK Konsep Materi Kuat Arus istrik () Banyaknya muatan (Q) yang mengalir dalam selang (t). Besarnya Kuat arus listrik () sebanding dengan banyak muatan

Lebih terperinci

Kunci jawaban Posttest

Kunci jawaban Posttest Lampiran 19 Kunci jawaban Posttest KELS X POKOK BHSN HUKUM OHM E k a F i t r i a n i 158 1. Pada sebuah rangkaian tertutup, ketika dipasang hambatan yang nilainya 5 kali lebih besar dari semula, apa yang

Lebih terperinci

MENU PENGERTIAN HUKUM KIRCHHOFF HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK ALAT UKUR TEGANGAN DC DAN AC GGL DAN TEGANGAN JEPIT ENERGI DAN DAYA LISTRIK

MENU PENGERTIAN HUKUM KIRCHHOFF HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK ALAT UKUR TEGANGAN DC DAN AC GGL DAN TEGANGAN JEPIT ENERGI DAN DAYA LISTRIK DINAMIS CREATED BY: Deodatus Vito L Dywa Claudya C Elbert Evan Farhan Ramadzan N Felicia Tjokro Ghea Aprillia Haniina Fathimiyyah Kenty Lieanda Khalidian G Fiqri Kiara Puspa Dhirgantara M Rifki Putra MENU

Lebih terperinci

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ARUS LISTRIK Tiga hal tentang arus listrik Arus listrik didefinisikan sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif (walaupun sesungguhnya yang bergerak adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) TANGGAL PERCOBAAN : 12-03-2017 TANGGAL PENGUMPULAN : 17-03-2017 WAKTU PERCOBAAN : 11.30-13.30 WIB Nama Praktikan : Amrina

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik 2 1 3 5 4 6 Keterangan: 1. Pointer 2. Pengatur skala 3. Posisi jarum 4. 0 Ω adjuster 5. Selektor batas ukur 6. Terminal 7. Probe 7 7 AVOmeter berasal dari AVO dan meter,

Lebih terperinci

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen

Lebih terperinci

c). I 1 = I 2 = I 3 =

c). I 1 = I 2 = I 3 = BAB III HUKUM-HUKUM ANGKAIAN 3.1 Hukum Ohm Hukum Ohm menyatakan bahwa, besar tegangan V sebanding dengan arus I yang mengalir melalui resistor. Hukum ohm dapat ditulis sebagai berikut Keterangan : V I.

Lebih terperinci

Review Hasil Percobaan 1-2

Review Hasil Percobaan 1-2 Review Hasil Percobaan 1-2 Percobaan 1 Spesifikasi Teknis Sensitivitas Analog Multimeter DC 20kΩ/V, AC 9kΩ/V Jangkauan ukur, full scale 300V, 100V, 30V, 10V, dst Mengukur Arus Searah Pengukuran dengan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Rangkaian Hambatan Paralel Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Disusun Oleh : Asri Arum Sari 12222014 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah program yang telah direalisasi sesuai dengan

Lebih terperinci

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik LISTRIK DINAMIS Daftar isi Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm Hambatan kawat penghantar Penghantar listrik Hukum Kirchoff Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Rangkain campuran Keluar

Lebih terperinci

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto Hukum Hukum angkaian udi Susanto Hambatan Listrik dan Hukum Ohm Ketika tegangan listrik (beda potensial) diberikan pada ujung-pangkal konduktor logam maka didapatkan arus yang sebanding dengan tegangan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc.

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc. INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH Lunde Ardhenta ST., MSc. GALVANOMETER Astatic Galvanometer GALVANOMETER Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif

Lebih terperinci