PENILAIAN RISIKO BIAYA KONTRAK LUMPSUM DAN KONTRAK UNIT PRICE MELALUI IMPLEMENTASI METODE AHP (STUDI KASUS KONTRAKTOR DI KAB. TANAH DATAR) ARTIKEL
|
|
- Devi Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENILAIAN RISIKO BIAYA KONTRAK LUMPSUM DAN KONTRAK UNIT PRICE MELALUI IMPLEMENTASI METODE AHP (STUDI KASUS KONTRAKTOR DI KAB. TANAH DATAR) ARTIKEL Fhuji Thursina Efrijal NPM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA
2 PENILAIAN RISIKO BIAYA KONTRAK LUMPSUM DAN KONTRAK UNIT PRICE MELALUI IMPLEMENTASI METODE AHP (STUDI KASUS KONTRAKTOR DI KAB. TANAH DATAR) Fhuji Thursina Efrijal, Nasfryzal Carlo dan Yusrizal Bakar Program Studi Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana Universitas Bunghatta ABSTRACT For implementation of construction project, a contract is a standard bond between the project owner as a service user (owner) with implementers/ contractor as service provider. The contract verify form of cooperation, both in terms of technical, financial, time and in terms of law. The contract lumpsum and unit price contract have advantages and disadvantages of each that need to be considered for the contractor to determine the action to take on project major. Due to the influence of the research sites, social, cultural, and geographical conditions that would affect the risk of service providers through a lump sum contract and the unit price contract, the study aims to review the criteria for the risk undertaken by the research Suputra and Wirantha (2009) using the Analytic Hierarchy Process (AHP), with the expert choice software. The data collection is done by distributing questionnaires to the experts that are experienced and have knowledge of the issues contract lump sum contract unit price in the district Tanah Datar. Based on the result of the risk analysis, obtained 10 criteria that factor- significant risk factor about lumpsum contract and unit price contract, with the result of the risk priority order, the contract lumpsum obtained is the different with field site conditions specified in the contract has a value of 0,1829 or a weight 18,29%, while in the unit contract unit price showed less procurement of additional work (change orders) with a weight of 0,1608 or 16,08%. Therefore, be expected contractors to understand the types of contract before starting work. Key work: Analytic Hirarcy Process (AHP), Expert Choice, Lumpsum Contract, Unit Price Contract ABSTRAK Pada pelaksanaan proyek konstruksi, kontrak merupakan ikatan baku antara pemilik proyek selaku pengguna jasa (owner) dengan pelaksana/kontraktor selaku penyedia jasa. Kontrak menjabarkan bentuk kerjasama, baik dalam hal teknik, finansial, waktu maupun dari segi hukum. Kontrak lumpsum dan kontrak unit price memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing yang perlu dijadikan bahan pertimbangan bagi kontraktor untuk menentukan tindakan dalam mengambil pekerjaan proyek. Dikarenakan adanya pengaruh lokasi penelitian, sosial, budaya, maupun kondisi geografis yang akan mempengaruhi risiko penyedia jasa melalui kontrak lumpsum dan kontrak unit price, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kembali kriteria risiko yang dilakukan oleh penelitian Suputra dan Wirantha (2009) menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dengan software expert choice. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada orang yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan 2
3 terhadap masalah kontrak lumpsum dan kontrak unit price di Kab. Tanah Datar. Berdasarkan hasil analisis risiko tersebut, diperoleh bobot yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Urutan skala prioritas risiko pada kontrak lumpsum didapatkan kriteria risiko yaitu perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak dengan bobot sebesar 0,1829 (18,29%), sedangkan pada kontrak unit price didapatkan kriteria pengadaan pekerjaan tambah kurang (change order) dengan nilai bobot sebesar 0,1608 (16,08%). Disarankan kepada kontraktor untuk lebih memperhatikan kriteria risiko sebelum menentukan kontrak pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kata kunci: Analytic Hierarchy Process (AHP), Expert Choice, Kontrak Lumpsum, Kontrak Unit Price PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten Tanah Datar setiap tahunnya mempergunakan bidang jasa konstruksi untuk pembangunan infrastruktur seperti pembangunan gedung, jalan, irigasi, dll. Dengan pelaku bidang usaha adalah kontraktor- kontraktor yang telah berpengalaman dalam bidang konstruksi. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, kontrak merupakan ikatan baku antara pemilik proyek selaku pengguna jasa (owner) dengan pelaksana/kontraktor selaku penyedia jasa. Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti- peneliti yang membahas kriteria- kriteria risiko yang berhubungan dengan sistem kontrak lumpsum dan kontrak unit price. Adanya perbedaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh lokasi penelitian, sosial, budaya dan kondisi geografis dimana penelitian itu dilakukan. Menurut Gillin dalam Khrisna (2012), menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, dinamika dan komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat. Berdasarkan hal tersebut ada kemungkinan jika suatu penelitian dilakukan ditempat yang berbeda akan menghasilkan kriteria risiko yang berbeda pula. Untuk mengetahui kriteria risiko yang mempunyai pengaruh signifikan, serta mengetahui kriteria yang menjadi skala prioritas terhadap kontrak lumpsum dan kontrak unit price, digunakan metode Analytical Hirarchy Process (AHP) dengan menggunakan alat bantu expert choice. Menurut Wikipedia (02 Maret 2014), kata proyek berasal dari bahasa latin projectum, dari kata kerja proicere yang artinya "untuk membuang sesuatu ke depan". Kata awalnya berasal dari kata pro-, yang menunjukkan sesuatu yang mendahului tindakan dari bagian berikutnya dari suatu kata dalam suatu waktu(paraleldengan bahasa Yunani πρό) dan kata iacere yang artinya "melemparkan". Sehingga kata "proyek" sebenarnya berarti "sesuatu yang datang sebelum apa pun yang terjadi". Dalam bahasa Indonesia, kata proyek merupakan serapan dengan cara penerjemahan dari bahasa asing project. Menurut Budi Santoso dalam Somantri (2005), manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu, dalam waktu tertentu, untuk mencapai sumber daya tertentu. 3
4 Manajemen proyek mempergunakan personil perusahaan untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek. Menurut Wulfram I. Ervianto dalam Somantri (2005), manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Jadi manajemen proyek itu adalah suatu kegiatan yang ada proses perencanaanya, untuk mengarahkan suatu sumber daya dan mendapatkan gagasan untuk menjamin pelaksanaan proyek tepat waktu, biaya dan mutu. Menurut Asiyanto (2005), dalam perspektif kontraktor risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu keadaan/peristiwa/kejadian dalam proses kegiatan usaha, yang dapat berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran usaha yang telah ditetapkan. Secara umum risiko dapat diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang yang tergantung dari kebutuhan dalam penanganannya (Rahayu, 2001) : 1) Risiko murni dan risiko spekulatif (Pure risk and speculative risk) Dimana risiko murni dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang dikaitkan dengan adanya suatu luaran (outcome) yaitu kerugian. Contoh risiko murni kecelakaan kerja di proyek. Karena itu risiko murni dikenal dengan nama risiko statis. Risiko spekulatif mengandung dua keluaran yaitu kerugian (loss) dan keuntungan (gain). Risiko spekulatif dikenal sebagai risiko dinamis. Contoh risiko spekulatif pada perusahaan asuransi jika risiko yang dijamin terjadi maka pihak asuransi akan mengalami kerugian karena harus menanggung uang pertanggungan sebesar nilai kerugian yang terjadi tetapi bila risiko yang dijamin tidak terjadi maka perusahaan akan meperoleh keuntungan. 2) Risiko terhadap benda dan manusia, dimana risiko terhadap benda adalah risiko yang menimpa benda seperti rumah terbakar sedangkan risiko terhadap manusia adalah risiko yang menimpa manusia seperti risiko hari tua, kematian dsb. 3) Risiko fundamental dan risiko khusus (fundamental risk and particular risk). Risiko fundamental adalah risiko yang kemungkinannya dapat timbul pada hampir sebagian besar anggota masyarakat dan tidak dapat disalahkan pada seseorang atau beberapa orang sebagai penyebabnya, contoh risiko fundamental: bencana alam, peperangan. Risiko khusus adalah risiko yang bersumber dari peristiwaperistiwa yang mandiri dimana sifat dari risiko ini adalah tidak selalu bersifat bencana, bisa dikendalikan atau umumnya dapat diasuransikan. Jenis risiko pada pelaksanaan proyek konstruksi beragam, namun tidak semua risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu proyek karena hal itu akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pihak-pihak didalam proyek kontruksi perlu untuk memberi prioritas pada risiko-risiko yang penting yang akan memberikan pengaruh terhadap keuntungan proyek. Risiko-risiko tersebut adalah (Wideman, 1992): External, tidak dapat diprediksi (tidak dapat dikontrol): 4
5 a)perubahan peraturan perundangundangan, b)bencana alam: badai, banjir, gempa bumi, c) Akibat kejadian pengrusakan dan sabotase, d)pengaruh lingkungan dan sosial, sebagai akibat dari proyek, e)kegagalan penyelesaian proyek External, dapat diprediksi (tetapi tidak dapat dikontrol): a)resiko pasar, b)operasional (setelah proyek selesai), c)pengaruh lingkungan, d)pengaruh sosial, e)perubahan mata uang, f)inflasi, g)pajak Internal, non-teknik (tetapi umumnya dapat dikontrol): a)manajemen, b)jadwal yang terlambat, c)pertambahan biaya, d)cash flow, e)potensi kehilangan atas manfaat dan keuntungan Teknik (dapat dikontrol): a)perubahan teknologi, b)risikorisiko spesifikasi atas teknologi proyek, c)desain Hukum, timbulnya kesulitan akibat dari : a)lisensi, b)hak paten, c)gugatan dari luar, d)gugatan dari dalam, e) Hal-hal tak terduga METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan beberapa instrument penelitian baik dalam pengumpulan data maupun pengolahan atau analisa data. Adapun instrument yang digunakan sebagai berikut : a. Studi Literatur Kajian literatur ini akan diketahui kriteria- kriteria risiko yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kontrak lumpsum dan kontrak unit price sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya. Kriteria- kriteria ini kemudian dijadikan kuisioner untuk dilakukan penyebaran kepada pihakpihak yang terkait langsung dengan permasalahan yang ada. b. Populasi dan Sampel Populasi sasarannya adalah kontraktor yang merupakan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan proyek konstruksi di Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan penentuan sampel penelitian digunakan teknik Malhotra (1993) yaitu memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x jumlah variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya adalah 5 x 20 = 100. Dengan berpedoman kepada Malhotra, maka penulis mengambil jumlah responden (pakar) minimal yang digunakan adalah 50 responden, karena jumlah variabel yang dimiliki ada 10. c. Kuisioner Penyebaran kuisioner dilakukan dengan menentukan berapa sampling responden yang menjadi pakar yang telah berpengalaman dan mempunyai pengetahuan dalam masalah tersebut yaitu direktur, site manager, pelaksana lapangan, PPK dan PPTK. Data kuisioner penelitian berbentuk angkaangka dan bukan dinyatakan dalam simbol. Kuisioner dirancang dengan skala yang telah ditetapkan oleh Saaty dalam Utamiyanti (2004) yaitu seperti tabel dibawah ini: 5
6 Model Name: Kuisioner Lumpsum Goal: Risiko Kontrak Priorities with respect to: Combined Skala Definisi Keterangan (misalkan) 1 Sama-sama Elemen 1 dan 2 samasama disukai/penting. disukai/penting 3 Elemen 1 cukup disukai/- Cukup penting dibanding elemen disukai/penting ,4,6,8 Resipr okal Lebih disukai/penting Sangat disukai/penting Mutlak disukai/penting Nilai-nilai antara Jika elemen 1 dibanding elemen 2 adalah skala 7, maka elemen 2 dibanding elemen 1 adalah skala 1/7 Elemen 1 lebih disukai/- penting dibanding elemen 2. Elemen 1 sangat disukai/- penting dibanding elemen 2. Elemen 1 mutlak disukai/- penting dibanding elemen 2. Jika ragu-ragu dalam memilih skala, misalkan memilih sangat disukai atau mutlak disukai. Asumsi yang masuk akal Setelah diketahui kriteria- kriteria yang memiliki pengaruh signifikan pada masing- masing jenis kontrak, maka tahap selanjutnya adalah tahap menganalisis data dengan menggunakan metode Analytc Hierarcy Process (AHP), merupakan suatu cara untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam suatu susunan hirarki. Untuk itu digunakan alat bantu yang dinamakan expert choice, yaitu untuk menentukan bobot dari kriteria risiko dan skala prioritas dari masing- masing kontrak tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan tahap- tahap seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka didapatkan hasil nilai bobot kriteria dari kontrak lumpsum dan kontrak unit price yaitu tergambar dalam gambar 1 dan 2 dibawah ini: Perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak (X1).183 Pengadaan pekerjaan tambah kurang (change order) (X2).165 Lingkup kerja yang tidak lengkap, tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi, misalny Sifat proyek dalam lingkup kerja yang masih baru atau belum pernah dilaksanakan seb Perubahan, penundaan schedule pekerjaan atas permintaan atau interupsi owner (X5).093 Kelemahan dalam pengendalian penerimaan pembayaran, misalnya pembayaran peke /22/ :32:31 AM Kenaikan harga-harga di pasar (X7).065 Page 1 of 1 Pekerjaan ulang (rework) yang disebabkan oleh perubahan desain (X8).061 Kelebihan jumlah material yang didatangkan (waste) lebih besar dari perkiraan (X9).059 Perubahan ruang lingkup pekerjaan (X10) Model Name: Kuisioner Unitprice.047 Inconsistency = 0.04 with 0 missing judgments. Gambar 1. Grafik Priorities with Bobot respect to: Kriteria Kontrak Combined Goal: Risiko Kontrak Lumpsum Perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak (X1).147 Pengadaan pekerjaan tambah kurang (change order) (X2).167 Lingkup kerja yang tidak lengkap, tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi, misalny Sifat proyek dalam lingkup kerja yang masih baru atau belum pernah dilaksanakan seb Perubahan, penundaan schedule pekerjaan atas permintaan atau interupsi owner (X5).108 Kelemahan dalam pengendalian penerimaan pembayaran, misalnya pembayaran peke Kenaikan harga-harga di pasar (X7).068 Pekerjaan ulang (rework) yang disebabkan oleh perubahan desain (X8).050 Kelebihan jumlah material yang didatangkan (waste) lebih besar dari perkiraan (X9).043 Perubahan ruang lingkup pekerjaan (X10).036 Inconsistency = 0.08 with 0 missing judgments. Gambar 1. Grafik Bobot Kriteria Kontrak Unit Price Berdasarkan grafik di atas didapatkan nilai CR sebesar 0,0448 atau 4,48% untuk kontrak lumpsum, dan nilai CR sebesar 0,0805 atau 8,05% untuk kontrak unit price. Oleh karena nilai CR lebih kecil dari 0.1 atau 10%, maka bisa disimpulkan bahwa data yang diambil konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari proses pengolahan data, digambarkan bahwa nilai bobot yang paling besar berada pada posisi X1 yaitu perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak, dengan nilai bobot sebesar 0,1829 atau 18,29% untuk kontrak lumpsum. Hal ini disebabkan karena FhujiE perubahan atau perpindahan lokasi yang disebabkan oleh masalah sosial seperti pada saat 6 FhujiE
7 kesulitan dalam pembebasan lahan. Dikabupaten Tanah Datar kepemilikan lahan tersebut kebanyakan berstatus kepemilikan bersama seperti tanah kaum, dan masalah tanah adalah masalah yang sensitif bagi manusia pada umumnya dan masyarakat Minangkabau khususnya (Irwandi, 2010). Dan pada kontrak unit price bobot terbesar berada pada posisi X2 yaitu pengadaan pekerjaan tambah kurang (change order) dengan nilai bobot 0,1608 atau 16,08%, hal ini disebabkan karena berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan oleh kontraktor, apabila mengalami kesulitan dalam pembebasan lahan, maka akan diadakan perubahan desain pada lahan yang baru, sesuai dengan kebutuhan owner, dan itu akan berakibat penambahan durasi pekerjan proyek. Apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suputra dan Wiranatha (2009) di Kota Denpasar, nilai bobot terbesar berada pada posisi X3 (lingkup kerja yang tidak lengkap, tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi, misalnya batasbatas lingkup kerja yang kurang jelas dalam hal material) dengan bobot sebesar 0,1820 atau 18,20%. Sementara berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, untuk X3 berada pada posisi urutan ketiga untuk kontrak lumpsum dan urutan kedua untuk kontrak unit price. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan awal yang lebih baik dan sempurna apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Kota Denpasar. Sedangkan posisi X1 (perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak) yang menjadi bobot terbesar pada penelitian kami dari kontrak lumpsum, berada pada urutan kedua pada penelitian yang dilakukan oleh Suputra dan Wiranatha (2009), hal ini disebabkan karena kondisi topografi wilayah pada Kabupaten Tanah Datar mempunyai kontur daerah yang berbukit- bukit, dibandingkan dengan Kota Denpasar yang relatif datar. Pada kontrak unit price nilai bobot terbesar berada pada posisi X2 (pengadaan pekerjaan tambah kurang (change order), sedangkan dari penelitian sebelumnya posisi X2 ini berada pada urutan ketujuh, hal ini disebabkan karena pada Kab. Tanah Datar perencanaan yang dilakukan kurang baik, sehingga pada saat pelaksanaan proyek tidak diketahuinya bagaimana kondisi lapangan tersebut. KESIMPULAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1. Hasil analisis metode AHP dengan menggunakan software expert choice, terdapat kriteria- kriteria risiko yang memiliki pengaruh signifikan terhadap masing- masing jenis kontrak, seperti yang ditunjukkan sesuai dengan urutan pada tabel 1 dan tabel 2 sebagai berikut: 7
8 Tabel 1. Bobot Risiko Kontrak Lumpsum No. Kriteria Bobot 1. Perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak 2. Pengadaan pekerjaan tambah kurang (change order) 3. Lingkup kerja yang tidak lengkap, tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi, misalnya batas-batas lingkup kerja yang kurang jelas dalam hal material 4. Sifat proyek dalam lingkup kerja yang masih baru atau belum pernah dilaksanakan sebelumnya, dengan tingkat kesulitan konstruksi tertentu 5. Perubahan, penundaan schedule pekerjaan atas permintaan atau interupsi owner 0,1829 0,1621 0,1296 0,1177 0, Kelemahan dalam pengendalian 0,0774 penerimaan pembayaran, misalnya 7. pembayaran pekerjaan yang tidak tepat pada Kenaikan waktunya harga-harga di pasar 0, Pekerjaan ulang (rework) yang disebabkan oleh perubahan desain 0, Kelebihan jumlah material yang 0, didatangkan (waste) lebih besar dari perkiraan Perubahan ruang lingkup pekerjaan 0,0478 Tabel 2. Bobot Risiko Kontrak Unit Price No. Kriteria Bobot 1. Pengadaan pekerjaan tambah kurang (change order) 2. Lingkup kerja yang tidak lengkap, tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi, misalnya batas-batas lingkup kerja yang kurang jelas dalam hal material 3. Perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak 4. Sifat proyek dalam lingkup kerja yang masih baru atau belum pernah dilaksanakan sebelumnya, dengan tingkat kesulitan konstruksi tertentu 5. Perubahan, penundaan schedule pekerjaan atas permintaan atau interupsi owner 0,1608 0,1507 0,1479 0,1342 0, Kelemahan dalam pengendalian 0,0905 penerimaan pembayaran, misalnya pembayaran pekerjaan yang tidak tepat pada waktunya 7. Kenaikan harga-harga di pasar 0, Pekerjaan ulang (rework) yang disebabkan oleh perubahan desain 0, Kelebihan jumlah material yang 0, didatangkan (waste) lebih besar dari perkiraan Perubahan ruang lingkup pekerjaan 0, Urutan skala prioritas risiko yang didapatkan dari hasil adalah yang mempunyai nilai bobot terbesar. Pada kontrak lumpsum didapatkan hasil yaitu perbedaan kondisi site lapangan dengan yang tercantum dalam kontrak mempunyai nilai bobot sebesar 0,1829 atau sebesar 18,29%, sedangkan pada kontrak unit price didapatkan hasil pengadaan pekerjaan tambah kurang (change order) dengan nilai bobot sebesar 0,1608 atau 16,08%. SARAN 1. Disarankan kepada kontraktor agar berhati- hati dalam memilih jenis kontrak pada pekerjaan yang akan dijalani, memperhatikan dengan cermat gambar pelaksanaan dan kondisi lapangan, serta petunjuk teknis tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan, agar tidak adanya kesalahan dalam pembacaan gambar dan pelaksanaan pekerjaan. 2. Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan pada kawasan yang lebih luas seperti tingkat Provinsi Sumatera Barat, karena penelitian ini baru hanya dilakukan setingkat Kabupaten Tanah Datar. DAFTAR PUSTAKA Asiyanto Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi, Pradnya Paramita, Jakarta. Khrisna, Praditya Perubahan Sosial Budaya. Balikpapan. Irwandi Pergeseran Hukum Adat dalam Pemanfaatan Tanah Ulayat Kaum di Kecamatan Banu Hampu Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Universitas Diponegoro. 8
9 Semarang. Naresh. Malhotra K Marketing Research An Applied Orientation, second edition, Prentice Hall International Inc, New Jersey. Rahayu, P.H Asuransi Contractor s All Risk sebagai Alternatif Pengalihan Risiko Proyek Dalam Industri Konstruksi Indonesia. Seminar Nasional Manajement Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan. Bandung. Retnoningsih, Dwi. Pemanfaatan Aplikasi Expert Choice Sebagai Alat Bantu dalam Pengmbilan Keputusan (Studi Kasus: Pemilihan Program Studi di Universitas Sahid Surakarta). Program Studi Teknik Informatika. Universitas Sahid Surakarta. Somantri, Agus Studi tentang Perencanaan Waktu dan Biaya Proyek Penambahan Ruang Kelas di Politeknik Manufaktur pada PT. Haryang Kuning. Fakultas Bisnis dan Manajemen. Universitas Widyatama. Suputra, I Gusti Ngurah Oka Analisa Perbandingan Resiko Biaya Kontrak Lump Sum Dan Kontrak Unit Price Dengan Metode AHP (Studi Kasus Kontraktor Di Kota Denpansar). Universitas Udayana, Denpasar. Wideman, Max. R Project and Program Risk Management: A Guide to Managing Project Risk Opportunities. Project Manajement Institute. America. Wikipedia. Proyek. 02 Maret
10 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil analisis dengan metode Decision Tree menunjukkan perbandingan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN RESIKO KONTRAK LUMPSUM DAN UNIT PRICE DENGAN METODE AHP
ANALISIS PERBANDINGAN RESIKO KONTRAK LUMPSUM DAN UNIT PRICE DENGAN METODE AHP Widi Hartono 1), Andreawan Setyo Nugroho ), Sugiyarto 3) 1) Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan teknik Sipil, Universitas Sebelas
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN RISIKO BIAYA KONTRAK LUMPSUM DAN KONTRAK UNIT PRICE DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS KONTRAKTOR DI KOTA DENPASAR)
ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO BIAYA KONTRAK LUMPSUM DAN KONTRAK UNIT PRICE DENGAN METODE AHP (STUDI KASUS KONTRAKTOR DI KOTA DENPASAR) I Gusti Ngurah Oka Suputra 1 dan Anak Agung Wiranatha 1 1 Dosen Jurusan
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO MANAJEMEN RiSIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI Mastura Labombang * Abstract Risk is the variation in things that may happen naturally or the possibility of occurrence of events
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN RESIKO BIAYA ANTARA KONTRAK LUMP SUM DENGAN KONTRAK UNIT PRICE MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE
ANALISIS PERBANDINGAN RESIKO BIAYA ANTARA KONTRAK LUMP SUM DENGAN KONTRAK UNIT PRICE MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas
Lebih terperinciVol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X MANAJEMEN RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI DITINJAU DARI SISI MANAJEMEN WAKTU
MNJEMEN RISIKO DLM PROYEK KONSTRUKSI DITINJU DRI SISI MNJEMEN WKTU Oleh : Nasrul Dosen Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Padang bstrak Risiko adalah peritiwa yang tidak kita harapkan namun terjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terdahulu yang telah mengaplikasi konsep Manajemen Risiko dengan metode Analytic Hierarchy Process
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain
Lebih terperinciANALISIS OF COST RISK COMPARISSON BETWEEN LUMPSUM CONTRACT AND UNIT PRICE CONTRACT USING DECISION TREE METHOD
ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO BIAYA ANTARA KONTRAK LUMPSUM DENGAN KONTRAK UNIT PRICE MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE I Gusti Ngurah Oka Suputra 1, Ariany Frederika 1, dan Putu Sukma Wahyuni 2 Abstrak:
Lebih terperinciVOLUME 22, NO. 1, JULI 2016
VOLUME 22, NO. 1, JULI 2016 Analisis Perbandingan Kontrak Tradisional dan Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) Berdasarkan Risiko Persepsi Kontraktor dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Shifa Fauziyah
Lebih terperinciPERBANDINGAN RISIKO KONTRAK LUMPSUM, UNIT PRICE DAN GABUNGAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BIREUEN
ISSN 2088-9321 pp. 81-90 PERBANDINGAN RISIKO KONTRAK LUMPSUM, UNIT PRICE DAN GABUNGAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BIREUEN Nurisra Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf
Lebih terperinciPERBANDINGAN RISIKO BIAYA MENGGUNAKAN AHP DAN DECISSION TREE (Andi-Rindu-Uswatun)
PERBANDINGAN RISIKO BIAYA MENGGUNAKAN AHP DAN DECISSION TREE (Andi-Rindu-Uswatun) ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO BIAYA KONSTRUKSI ANTARA KONTRAK LUMPSUM DAN UNIT PRICE MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang memperoleh keuntungan dan resiko menderita kerugian, baik secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap kegiatan usaha akan selalu muncul dua hal yaitu adanya peluang memperoleh keuntungan dan resiko menderita kerugian, baik secara langsung maupun tidak langsung,
Lebih terperinciPENYEMPURNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN DENGAN BANTUAN MODEL TEORI UTILITAS DAN AHP ( ANALYTIC HIERARCHY PROCESS )
PENYEMPURNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL FRIEDMAN DENGAN BANTUAN MODEL TEORI UTILITAS DAN AHP ( ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ) Studi kasus : Strategi penawaran PT. Yala Perkasa International
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN Disusun sebagai Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir pada Program
Lebih terperinciVOLUME 22, NO. 1, JULI 2016
Analisis Perbandingan Kontrak Tradisional dan Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) Berdasarkan Risiko Persepsi Kontraktor dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Shifa Fauziyah Program Studi Magister
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI STRUKTUR BORE PILE PADA PROYEK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
SKRIPSI ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI STRUKTUR BORE PILE PADA PROYEK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus : Proyek Perkuatan Lereng Kiri Kaki Bendungan Jatigede Sumedang Jawa Barat)
Lebih terperinciKAMELIANA R.P.D.D NIM. I
ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI STRUKTUR ATAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN HARTONO LIFESTYLE MALL YOGYAKARTA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Risk Analysis Construction on Upper Structure at Hartono
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii
ABSTRAK Dalam kegiatan konstruksi tidak akan terlepas dari aspek risiko yang berakibat kerugian. Untuk menghindari atau mengurangi risiko, salah satu usaha yang dilakukan adalah mengidentifikasi risiko
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA Risk Identification and Analysis Method in Maintenance Period on Construction
Lebih terperinciSTUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi
Lebih terperinciPendidikan Responden
BAB IV BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini meliputi para panitia pengadaan barang/jasa, serta jajaran dinas teknis terkait dengan pengadaan
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK
TESIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PARAMANANDA SOFYAN SOFANDI No. Mhs.: 155102492/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM
Lebih terperinciBID EVALUATION SYSTEM
BID EVALUATION SYSTEM Kristiawan Quantity Surveyor Tulisan dibawah ini akan membahas beberapa metode yang digunakan oleh Owner untuk meng-evaluasi penawaran yang diajukan oleh para bidder dalam tender
Lebih terperinciKAJIAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODA RISK BREAKDOWN STRUCTURE & ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS
KAJIAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODA RISK BREAKDOWN STRUCTURE & ANALYTHICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus : Proyek Jalan Manggopoh-Padang Sawah Simpang Empat) ARTIKEL EFRIZON NPM. 1210018312002
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMERINTAH DAN SWASTA DI TIMOR LESTE
THESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMERINTAH DAN SWASTA DI TIMOR LESTE SONIA ELISABETH VIEIRA ANICETO. No. Mhs : 135101972/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK
Lebih terperinciPANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3
PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 ABSTRAK : Pada proyek konstruksi yang berfokus pada bangunan high-rise, atau dengan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PEMBANGUNAN GEDUNG DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM)
TESIS ANALISIS FAKTOR KETERLAMBATAN PEMBANGUNAN GEDUNG DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) ADRIAN AUSTEN No Mhs : 145102284/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciFaktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT
Faktor Penentu Pemilihan Kontrak Proyek Gedung (M. Ikhsan S) 49 Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan M. Ikhsan Setiawan, ST, MT ABSTRAK Dalam pelelangan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
MODEL PENILAIAN KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) STUDI KASUS : PROYEK PERUMAHAN DEVELOPER XYZ Silvia Fransiska 1) dan Indung Sudarso 1) 1) Program
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam
Lebih terperinciANALISIS BIAYA BANK GARANSI TERHADAP ARUS KAS PROYEK
SKRIPSI ANALISIS BIAYA BANK GARANSI TERHADAP ARUS KAS PROYEK ELKANA SATRIA NUGROHO NPM: 2013410025 PEMBIMBING : Yohanes Lim Dwi Adianto, Ir., M.T. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM
Lebih terperinciPENENTUAN SKALA PRIORITAS RISIKO PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN AFIAT DESA KANIGORO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG
PENENTUAN SKALA PRIORITAS RISIKO PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN AFIAT DESA KANIGORO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG George Winaktu 1), Lalu Mulyadi 2), Edi Hargono DP 3). 1) Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen
Lebih terperinciPenentuan Prioritas Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten OKU
Penentuan Prioritas Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten OKU Oleh: Yuliantini Eka Putri Abstract Elementary school building is an infrastructure of basic education to continue
Lebih terperinciPENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)
PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciLampiran 1 Form Kuesioner Pakar I
Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I KUESIONER SURVEI ANALISA PENGGUNAAN KONTRAK LUMP SUM PADA PROYEK PEMBANGKIT LISTRIK UNDEFINITIVE DESIGN DOSEN PEMBIMBING 1. Dr. Ir. Yusuf
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam Pembangunan Nasional. Perum Perumnas adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perusahaan
Lebih terperinciPENGARUH KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI
PENGARUH KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI The Effect of Increase in Fuel Oil (BBM) Against Construction Costs SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Membuat Skripsi pada Jurusan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KEGAGALAN PEMENANGAN TENDER TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KEGAGALAN PEMENANGAN TENDER TUGAS AKHIR Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VIII Program Sarjana Sains Terapan (Diploma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan
Lebih terperinciPEMILIHAN PRIORITAS KOMODITAS AGROWISATA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI DESA CANDIKUNING II, KEC. BATURITI, KAB. TABANAN.
PEMILIHAN PRIORITAS KOMODITAS AGROWISATA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI DESA CANDIKUNING II, KEC. BATURITI, KAB. TABANAN. Susi Albina Br Purba (1), Amna Hartiati (2), Ida Ayu
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.
Lebih terperinciMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi
244 ISSN: 2354-5771 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Berprestasi Lili Tanti Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama, Medan E-mail: lili@potensi-utama.ac.id Abstrak Proses
Lebih terperinciANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR
ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR Eko Prihartanto Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan, Tarakan E-mail: eko_prihartanto@borneo.ac.id
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENGKAKAN BIAYA KONSTRUKSI (COST OVERRUN) DENGAN METODE ANALYTICAL HEIRARCHY PROCESS (AHP) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG I Wayan Edi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan
Lebih terperinciKAJIAN PEMILIHAN JENIS BAHAN PERANCAH BETON PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
KAJIAN PEMILIHAN JENIS BAHAN PERANCAH BETON PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Suparno Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. H.Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024)
Lebih terperinciTESIS STUDI MENGENAI VOLUME LIMBAH DAN MANFAAT MANAJEMEN LIMBAH BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR DI YOGYAKARTA
TESIS STUDI MENGENAI VOLUME LIMBAH DAN MANFAAT MANAJEMEN LIMBAH BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR DI YOGYAKARTA Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NIM: 13510 2121 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian
Lebih terperinciKontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:
Lebih terperinciSIMULASI ARUS KAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH SMP DAN SMA STRADA KRANJI
SKRIPSI SIMULASI ARUS KAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH SMP DAN SMA STRADA KRANJI FRANSISKUS XAVERIUS RONALDO NPM : 2014410083 PEMBIMBING: Ir. Theresita Herni S., M.T. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Lebih terperinciSTUDI IMPLEMENTASI GREENROADS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN DI RUAS HAMADI-HOLTEKAMP DI JAYAPURA
TESIS STUDI IMPLEMENTASI GREENROADS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN DI RUAS HAMADI-HOLTEKAMP DI JAYAPURA FRENIKO PARULIAN HUTABALIAN No. Mhs.: 155102357/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas 27.247 m2 yang terdiri dari apartement 50 lantai dengan luas 43.858,55 m2, office 41 lantai dengan
Lebih terperinciMODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI
TESIS MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JAKA DWI LUCKITO No. Mhs.: 145102201/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pelaksanaan proyek konstruksi tentu diharapkan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan jadwal yang telah ditentukan yakni dapat diselesaikan tepat waktu,
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management
SEMINAR NASIONAL 2014 6 NOVEMBER 2014 MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management PERMASALAHAN LUMP SUM KONTRAK DARI SISI PANDANG SEKTOR SWASTA/PENGUNA JASA KONSTRUKSI PEMBAHASAN PENYEBAB
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp
ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI STRUKTUR ATAS DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN HARTONO LIFESTYLE MALL YOGYAKARTA) Widi Hartono 1), Kameliana Ravesa Pranestika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks. Terlebih lagi semakin banyaknya perusahaan konstruksi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi saat ini memiliki tantangan dan persaingan yang semakin kompleks. Terlebih lagi semakin banyaknya perusahaan konstruksi yang saling bersaing dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN RISIKO UNTUK PENGADAAN ASURANSI CONTRACTOR'S ALL RISK (CAR)
PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN RISIKO UNTUK PENGADAAN ASURANSI CONTRACTOR'S ALL RISK (CAR) T 658.155 HID Dalam proyek konstruksi terdapat dua pihak utama yang terlibat, kontraktor dan owner, masing-masing
Lebih terperinciANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI
ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu
Lebih terperinciEVALUASI MANAJEMEN KONTROL PENGADAAN MATERIAL PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
EVALUASI MANAJEMEN KONTROL PENGADAAN MATERIAL PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Pada Perusahaan Konstruksi di Kota Denpasar) TUGAS AKHIR Oleh : Ni Putu Diah Anjani 1204105044 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di
45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,
Lebih terperinciSURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMERINTAHAN DI KOTA KUPANG
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PADA PROYEK PEMERINTAHAN DI KOTA KUPANG Sebastinus Baki Henong Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Email :henongsipilunwira15@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinci69 Simulasi rencana..., Beta Patrianto, FT UI, 2009
69 BAB 5 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 5.1 Pendahuluan Di dalam bab ini akan ditampilkan hasil dari pengumpulan data yang berupa variabel-variabel risiko yang mempengaruhi sisa waktu dan biaya pelaksanaan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI Oleh NIA TRI WIJAYANTI 04 03 01 049 6 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan. Menurut
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia. Analisis keberadaan..., Marthin Hadi Juliansah, FE UI, 2010.
26 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciKAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK
KAJIAN MENGENAI PERUBAHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SEBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN DALAM KONTRAK Syamsul Wathan Abstrak Syamsul Wathan, Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI AKIBAT PENGELOLAAN SHOP DRAWING Desi Dwi Rahayu,Muhammad Abduh, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,Institut
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih
JURNAL INFORMATIKA, Vol.4 No.1 April 2017, pp. 103~107 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 103 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih 1 Sri Hadianti,
Lebih terperinciTESIS MAGISTER. Oleh : Aan Heryadi Zulihadi Saputra
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI-ATRIBUT DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RISIKO DALAM PEMILIHAN TEKNOLOGI PRECAST CONCRETE TERHADAP TEKNOLOGI CAST-IN-SITU PADA KONSTRUKSI GEDUNG BERLANTAI BANYAK DI INDONESIA
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI
ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS Oleh : RATIH AJENG WIDATI H. 07 06 17 2986 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciKajian Mengenai Tanggungjawab Pemberi Tugas, Kontraktor, dan Konsultan Perencana Terhadap Akibat Terjadinya Defective Design
Kajian Mengenai Tanggungjawab Pemberi Tugas, Kontraktor, dan Konsultan Perencana Terhadap Akibat Terjadinya Defective Design Tesis Magister Oleh Nuke Widiastuti Christanti Adisubrata 25098072 Dr. In Harkunti
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN TUNTUTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR - CIKAPAYANG - SURAPATI AKIBAT LOAN SUSPENSION
ANALISIS PELAKSANAAN TUNTUTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR - CIKAPAYANG - SURAPATI AKIBAT LOAN SUSPENSION ABSTRAK Analisis Pelaksanaan Tuntutan pada Proyek Pembangunan Jalan
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR DOMINAN KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK PT. MULTI KREASI INVESTAMA MENGGUNAKAN AHP SKRIPSI
PENENTUAN FAKTOR DOMINAN KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK PT. MULTI KREASI INVESTAMA MENGGUNAKAN AHP SKRIPSI Disusun Oleh : BESSA BELLARISA PUTRI 1201120126 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.. Kesimpulan Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang berkedudukan sebagai kontraktor dan konsultan yang berada di daerah DKI Jakarta. Sesuai dengan hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN RISIKO KONTRAK LUMPSUM DAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus Kontraktor di Kota Samarinda Kalimantan Timur)
ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO KONTRAK LUMPSUM DAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus Kontraktor di Kota Samarinda Kalimantan Timur) Heru Bawono 1, Alwafi Pujirahardjo 2 1 Mahasiswa S2 Manajemen Kontruksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan dan kebutuhan dari pemilik proyek, yang tidak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan proyek di masa sekarang terus meningkat sejalan dengan permintaan dan kebutuhan dari pemilik proyek, yang tidak lepas dari perkembangan permasalahan selama
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
IDENTIFIKASI RISIKO PADA KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN M. Awallutfi Andhika Putra 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Pascasarjana Manajemen Proyek Konstruksi,
Lebih terperinciPENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI
PENEMPATAN JUKIR DI WILAYAH KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KEDIRI DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh. Asri Nurdiana, ST L4A
LEMBAR PENGESAHAN TESIS APLIKASI MANAJEMEN RESIKO DARI PERSEPSI PARA STAKEHOLDERS (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG-SOLO SEKSI I RUAS TEMBALANG-GEDAWANG) Tim Penguji: Disusun Oleh Asri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA)
PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA) TESIS MEGISTER Oleh : BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI JURUSAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi resiko: 1. Kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau faktor yang terjad selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). 2. Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi khususnya proyek gedung bertingkat bersifat unik, dalam proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah sumber daya
Lebih terperinciANALISIS KINERJA WAKTU PROYEK SEKOLAH X DENGAN METODE PERFORMANCE INTENSITY
ANALISIS KINERJA WAKTU PROYEK SEKOLAH X DENGAN METODE PERFORMANCE INTENSITY Andrew Santoso 1, Andi Prasetyo 2, Andi 3 ABSTRAK : Kendala waktu sering menjadi masalah dalam proyek konstruksi. Penjadwalan
Lebih terperinci