Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional. GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/06/2015
|
|
- Ratna Jayadi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/06/2015 Hari, tanggal Senin, 15 Juni 2015 Sumber Berita awancara/2015/06/15/ /djarot-swisnubroto-indonesiasulit-go-nuklir-karenapolitik Hal. - Kol. - Djarot S. Wisnubroto: Indonesia Sulit "Go Nuklir" karena Politik Pengembangan teknologi nuklir di Indonesia 'mentok' sampai di tingkat riset. Pebriansyah Ariefana : 15 Jun :00 Suara.com - Pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pede menyebutkan target tahun 2025, listrik di Indonesia bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Itu diamini oleh kementerian lainnya. Semisal, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir menyebut pemenuhan target 35 ribu MW listrik tahun 2025 bisa terpenuhi jika Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Kementerian ESDM pun mematok akan dibangun 5 reaktor sampai 2025 nanti. Dipaparkan informasi tersebut, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto hanya tersenyum dan sejenak terdiam. Kepada suara.com, lulusan Nuclear Engineering, Universitas Tokyo Jepang itu mengatakan bisa saja Indonesia "go nuklir". Namun dia banyak cerita, janji 'go nuklir' di Indonesia sudah didengungkan sejak era Presiden Soeharto. Keinginan Indonesia mempunyai PLTN pun naik turun. Sampai terakhir proyek PLTN di Banten yang belum rampung. Indonesia sebenarnya sudah buruh nuklir sejak 10 tahun lalu di tengah energi fosil terus berkurang. Namun selama itu, pengembangan teknologi nuklir di Indonesia 'mentok' sampai di tingkat riset. Kata Djarot, dukungan politik untuk membangun pembangkit listri tenaga nuklir menjadi hambatan. Padahal semakin lama kebutuhan pengembangan nuklir untuk pemenuhan energi semakin mendesak. Seberapa mendesak Indonesia harus memiliki PLTN? Berikut wawancara lengkap suara.com dengan Djarot Sulistio Wisnubroto belum lama ini: Copy dikirim kepada Yth.: 1. Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir 2. Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir 3. Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir 4. Sekretariat Utama 5. BGAC-melalui PAIR Jakarta, Juni 2015 Bagian Humas, Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama
2 Seberapa serius Indonesia akan membangun 5 reaktor nuklir sampai 2025 nanti? Lima? Siapa yang bilang 5? Menristek dan ESDM... Oh.. begini. Batan, oleh pemerintah ditetapkan sebagai lembaga Litbang di bidang kenukliran. Kita biasanya diminta membantu menetapkan lokasi. Di mana saja lokasinya? Dulu kita ada amanat di Jepara. Kita sudah selesaikan. Amanat kedua di Banten. Tapi kita belum sampai selesai di Banten, karena ada keengganan dari pemerintah setempat. Ketiga di Bangka Belitung, kita sudah selesaikan studi tapak, kelayakan tahun Kemudian ada di beberapa daerah seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Batam. Kami nyatakan kami siap. Tapi itu karena BATAN hanya lembaga Litbang, saya bilang dimohon itu bener-bener diseriusi. Apakah sudah ada investor yang tertarik? Kalimantan Timur tertarik, makanya kita lakukan studi kelayakan. Mereka meminta Batan melakukan itu. Tapi selama ini kita belajar dari masa lalu, biaya pemerintah pusat diberikan ke Batan. Tapi seolah-olah Batan yang ngotot. Tapi ini yang ingin dari pemerintah setempat. Kalau nggak yang 'dipukuli' hanya orang Batan. Batan punya reaktor riset, reaktor sungguhan. Kita juga akan membangun reaktor riset juga di Serpong. Ada yang takut nggak? Di Bandung reaktor di sebelah kebon binatang, di Jogja di sebelah Hotel Sahid, dan di Serpong itu sekarang banyak perumahan mahal. Aman-aman saja kan. Ketika Jogja ada gempa tahun 2006, semua aman. Itu yang ingin kita tunjukkan jika nuklir itu aman. Itulah modal kita untuk memberi pendidikan ke masyarakat. Pernah ke reaktor Serpong? Bagus itu. Bahkan Pak Habibie itu kagum saat datang ke sana. Usia reaktor sudah 28 tahun. Separuh usianya. Dan masih indah. Pak Habibie kaget, masih bagus ini. Berarti kita bisa merawat, itu modal kita. Tapi kalau ada yang khawatir itu wajar. Di Serpong nanti akan dibangun reaktor nuklir untuk PLTN, di sana penduduknya banyak. Bagaimana bisa menjamin reaktor itu aman? Kalau bangun PLTN di pulau yang kecil, bagaimana untuk mengalirkan listrik ke pulau yang besar? Pakai kabel... Mahal sekali. Itu kan berarti, kita nggak yakin PLTN ini aman. Tapi memang pernah ada yang usul di Pulau Seribu saja bangun PLTN-nya. Dari sisi keamanan justru itu membahayakan. Kalau kita melihat sistem keamanan, kalau itu di pulau kecil, kemudian dikelilingi laut, kalau orang melakukan sabotase akan mudah. Kalau kecelakaan terjadi kayak di Fukushima, nanti tercemar air laut, kalau makan ikan bagaimana? Tetap bahaya. Kita lihat di Fukushima itu tidak terjadi ledakan yang signifikan. Jadi apa yang Anda pertanyakan saya bisa paham. Mengapa dibangun reaktor? Kita sudah berpengalaman membangun reaktor yang sama di Serpong, lebih besar. Daerah itu selama ini aman. Saya tinggal tinggal tidak lebih dari 1 km dari reaktor. Anda membayangkan saya ketakutan? Nggak kan.
3 Semendesak apa Indonesia harus mempunyai reaktor nuklir untuk PLTN ini? Kalau mendesak atau tidak, kan undang-undang itu harus dipatuhi. Tetapi kami selalu mengatakan kepada pemerintah, tolong dibuat road map, apa benar dan menunjukkan jika Indonesia butuh PLTN. ESDM sudah menyatakan butuh. Kata mereka tahun 2025 sudah harus beroperasi MW. Itu lah yang menjadi pegangan kita. Jika pendapat Anda sebagai ahli nuklir yang disekolahkan Pak Habibie ke Jepang, apakah Indonesia sudah memerlukan PLTN? Anda tahu minyak itu akan habis kapan? Kalau di media dikatakan sampai 12 tahun mendatang. Batubara, kita masih punya banyak. Tapi tidak bisa seluruhnya dipakai 100 persen untuk listrik. Karena bisa terjadi polusi udara. Kemudian kita mengklaim mempunyai potensi listrik dari panas bumi 29 gigawatt. Potensi dengan kenyataan itu kan 2 hal yang berbeda. Terus kita mengklaim, kita daerah tropis, punya matahari sepanjang tahun sampai membuat kita hitam. Coba bayangkan, megawatt itu setara dengan sepertiga DKI Jakarta yang ditutup panel surya. Terus angin, iya okay saja. Jadi sebenarnya, kalau saya seorang ahli nuklir, semuanya itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Nuklir kekurangannya ada. Bahwa ada kekhawatiran masyarakat, tapi ini faktor psikologi kan. Kedua, untuk membangun PLTN itu perlu waktu 7 sampai 10 tahun. Ketiga, nuklir berbiaya investasi lebih mahal. Tapi ada kelebihannya, nuklir bisa menghasilkan daya yang besar sampai megawatt. Kedua, energi bersih. Energi gas buang rendah. Ketiga, dia bisa hidup terus sampai 18 bulan sampai 2 tahun. Lainnya, fluktuasi harga bahan bakarnya tidak mempengaruhi listrik. Uranium memang berubah harga, tapi tidak banyak pengaruh. Yang mengkhawatirkan, sumber fosil. Jadi PLTN bisa masuk. Tapi pelajaran dari fukusima apa? Ada 3 hal, carilah daerah yang potensi gempanya kecil. Kedua, carilah teknologi yang lebih mutahir dari Fukushima. Ketiga, transparan terhadap masyarakat. Inilah yang saya selalu dengungkan. Jadi butuh kah nuklir? Kalau saya katakan secara pribadi sebagai ahli, kita sebenarnya dari 1 dekade yang lalu sudah butuh. Dari situ lah kita berkembang bangun sampai 3 reaktor untuk mengurangi pemanfaatan energi fosil. Apakah PLTN yang akan dibangun nanti akan sama seperti di Fukushima Jepang? PLTN di Fukushima itu generasi kedua teknologinya. Itu memang ada kelemahan. Tapi tentunya kita akan memilih untuk 10 tahun mendatang, generasi 3 plus. Dari sisi keselamatan jauh lebih handal. Apa bedanya generasi 2 dan 3 plus itu? Biasanya dari sisi keselamatannya dan bagaimana ketika menghadapi keadaan bencana. Jadi tanpa manusia, reaktor itu akan bergerak secara alamiah menghentikan dirinya sendiri. Kedua, limbah radio aktifnya dikurangi. Jadi produksi bahan bakar seefisien mungkin, semakslimal mungkin. Jadi bahan bakarnya minim. Dua itu yang ditekankan. Energi yang dihasilkan lebih besar yang di Fukushima. Namun memang ada tren akhir-akhir ini untuk daerah yang tidak butuh listrik besar, maka diciptakan PLTN kecil. Reaktor riset di serpong itu sebagai master atau contoh kelak bisa dimplemetasikan di banyak daerah yang tidak membutuhkan banyak listrik.
4 Berapa rumah yang listrinya bisa dihidupi oleh sebuah reaktor nuklir? Reaktor yang besar sangat cocok untuk industri. Dia butuh pasokan stabil dan besar. Menristek mengatakan sudah banyak yang ingin berinvestasi, benar? Banyak. Misalnya Tiongkok, Rusia, Perancis, Korea Selatan, dan Jepang. Negara mana yang paling bagus mengelola nuklir? Saya tidak bisa bilang, karena ini terkait open bidding. Namun semuanya punya ciri khas kalau membangun PLTN melibatkan negara masing-masing itu besar. Jadi di Rusia dan Tiongkok, pemerintahnya mengendalikan. Itu menjadi jaminan mutu mereka. Jadi bukan sekadar perusahaan ecek-ecek, karena ini kaitan dengan nuklir. Apakah Indonesia bisa mandiri untuk membangun atau juga memelihara PLTN nantinya? Sebenarnya teman-teman mempunyai ide sejak jaman dulu bagaimana bisa membuat reaktor nuklir. Misal reaktor Kartini di Jogja. Itu 70 persen buatan Indonesia. Sebagaian teras reaktor itu dari Bandung, lainnya bisa kita buat sendiri. PLTN di Taiwan tengah bingung untuk membuang limbah nuklirnya. Jika di Indonesia, ke mana nanti limbah nuklir itu mau dibuang? Kalau saya bisa memahami situasi rumit di Taiwan dan Singapura jika kelak punya PLTN. Karena dia pulau kecil, mau ditaro di mana limbahnya? Karena bahan radio aktif itu akan ada sepanjang hidup. Kalau Singapura, dia pasti merayu-rayu kita supaya Indonesia mau menerima limbahnya. Karena kita mempunyai banyak pulau. Kalau bagi Indonesia, limbahnya mau ditaro di mana, nggak masalah. Ada 13 ribu pulau. Tapi jangan bayangkan limbahnya kayak TPA Bantargebang. Limbah nuklir di Serpong itu bersih, 28 tahun reaktor itu ada limbahnya cuma sepertiga kali lapangan badminton. Bahkan itu limbah dari seluruh Indonesia. Jika Indonesia sudah mempunyai 5 PLTN, bagaimana ketersediaan SDM atau ahli nuklirnya? Pegawai BATAN jumlhnya orang. Yang lulus S3 ada 100 orang, S2 300 orang, serta S1 dan D4 ada 100 orang. Batan juga mempunyai Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Tiap tahun meluluskan 90 orang D4. Dan itu sangat dibutuhkan di dunia swasta karena sangat terampil. Di samping kita di UGM ada program studi teknik nuklir, ITB ada jurusan fisika yang membuat simulasi reaktor. Di UI juga ada. Jadi nggak pernah habis dan Indonesia tidak kekurangan.
5 Sejak tahun 1981 ingin dibangun PLTN, tapi belum terwujud. Apa kesulitannya? Kesulitan politik. PLTN itu harus diputuskan dengan keputusan politik. Politisi berpikir, apakah saya didukung oleh masyarakat atau tidak jika membuat putusan itu? Bisa jadi tidak populer. lebih baik tidak menyetujui reaktor nuklir. Misal dia menyetujui, waktu jabatan dia 5 tahun. Kalau reaktornya nggak bagus. Kalau 5 tahun nanti nggak terpilih bagaimana? Jadi yah cari aman. Apakah artinya parlemen belum sadar atas potensi nuklir? Sebenarnya begini, kebijakan atau undang-undang dan peraturan di Indonesia ini mendukung nuklir. Mulai dari RPJMN, Perpres terkait percepatan pembangunan PLTN, kan mendukung. Tapi dalam prakteknya mengalami kesulitan untuk supaya "go nuklir" dalam hal kebijakan nasional. Tapi karena kami lembaga pemerintah, yah baik-baik saja. Kalau memang pemerintah nggak "go nuklir", nggak apa-apa kok. 'Go nuklir', kita siap. Dengan atau tanpa PLTN, kita okay-okay saja. Tapi bagus dengan PLTN... Yah tentu saja. Tapi kan kita nggak bisa, jika presidennya bilang tidak. Lalu kita ngotot PLTN pak! Yah dipecat semua di Batan. Saat ini PLTN digembar-gemborkan di era Jokowi, bagaimana di era sebelumnya? Tiap era pernah menjadi, di mana nuklir menjadi opsi yang menarik. Misal zaman Pak Soeharto. Saat itu momennya bagus, karena dia strong leader kan. Tapi ketika ingin diputuskan ada Chernobyl (PLTN di Ukraina yang terbakar) tahun Setelah itu (isu nuklir) naik lagi saat Batan mengadakan studi di Jepara. Tapi terjadi krisis multidimensi tahun Lalu turun lagi. Lalu naik lagi setelah itu, tapi Fukushima (reaktor nuklir di Jepang yang tertantam tsunami 2011) terjadi. Kejadia Fukushima itu terjadi saat kita melakukan studi kelayakan di Bangka Belitung. Kita kebingungan, ini studi kelayakan diteruskan atau tidak. Nggak! Tapi akhirnya kita teruskan. Semua itu karena ketakutan. Ketakutan itu menyebabkan kita ragu-ragu. Kita tengarai, politisi lokal di Bangka pun menjauh dari kita. Situasinya seperti itu, selalu berulang. Nah sekarang pun seperti itu. Ketika banyak daerah yang ingin PLTN dibangun, Batan itu hati-hati. Karena pengalaman, jangan sampai kita terombang-ambing oleh faktor politik. Bukan saya mengatakan politisi tidak bisa dipegang omongannya, tidak. Kan bagaimana pun politik itu punya hukum yang berbeda. Makanya saya katakan kalau di daerah mana ingin dibangun PLTN, buktikan kalau Anda serius. Ikut membiayai dan ikut ngomong ke pemerintah pusat. Nah sekarang isu nuklir ini tengah naik kembali, bagaimana cara Anda mempertahankan agar isu ini tidak jatuh? Kalau promosi, sejak zaman era Pak SBY sudah dilakukan. Pak SBY itu memperi kita dua 'alat'. Pertama, lakukan di Bangka Belitung dan sosialisasi. Tapi kita belajar dari Jepara dan Bangka. Sekarang kita strateginya kalau daerah itu besar permintaan PLTN-nya. Pemerintah daerah setempat juga sangat serius, itu tidak menjadikan kita menjadi 'bulan-bulanan'. Kita akan bantu sampai nanti ada vendor (investor) siapa? Yang akan memilikinya. Siapa yang akan mengelola energi nuklir ini? Apakah sejenis BUMN? Itu bebas. Tapi sampai saat ini belum diputuskan. Makanya kita tekankan untuk dibentuk tim nasional untuk bisa menetapkan jenis kepemilikannya seperti apa. Jadi apakah harus BUMN, asing murni, atau join. Sampai sekarang belum ada aturannya. Menurut Anda sistem yang mana yang bagus? Sebenarnya itu semua punya kelebihan dan kekurangan. Misal Turki, dia kerjasama dengan Rusia. PLTN itu dibangun Rusia, yang mengoperasikan Rusia. Turki hanya beli listriknya. Mungkin idenya Pak Habibie waktu itu investor yang mengoperasikan, lalu dalam jangka waktu berapa tahun diserahkan ke Indonesia. Bagi kami, tidak ada pilihan mau bagaimana.
6 Saat ini jokowi inginnya kebijakan nuklir ini kayak apa? Iya itu yang sebenarnya kita kadang-kadang sulit untuk membaca. Pak Jokowi pernah hadir ke reaktor di Serpong April lalu. Saat itulah saya bisa bertemu muka. Itu reaktor nuklir yang kelak bisa jadi PLTN. Tapi belum tidak ada respon. Mungkin tepatnya belum ada respon. Artinya "yes" atau "no" kita belum tahu. "Yes" atau "no" untuk 'go nuklir'. Menristek dan MenESDM menyatakan akan membangun 5 reaktor dan go nuklir Anda tahu situasi politik Indonesia kan? Menteri boleh ngomong apa saja, tapi wakil presiden dan presidennya beda. Artinya Batan belum diberikan tongkat estafet untuk membangun? Ya memang kenyataannya belum. Jadi memang ketakutan ini secara psikologis aja. "Go nuklir" di Indonesia belum pasti. Lalu apa yang akan dilakukan Batan agar semangat mengembangkan nuklir ini bisa terus ada? Bagaimana pun saya harus menjaga motivasi teman-teman di Batan, mereka harus kita hindarkan dari 'jet coster'. Mereka yang ikut terlibat dan merasakan, mereka akan bilang, "ngapain saya mempersiapkan PLTN, toh yah naik turun juga". Nah makannya kita ingin menciptakan motivasi, sudah lah jangan pikir PLTN itu kapannya. Tapi kita terlibat di bidang kelitbangan. Agar teknologi itu jadi lebih menarik, makanya kita munculkan ide reaktor daya eksperimen menghasilkan listrik. Itu untuk menjaga motivasi mereka. Kami akan menjaga amanah yang ditugaskan pemerintah. Kita bersedia melakukan persiapan, tapi maju perangnya entah kapan?
GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Minggu, 10 Mei 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Sumber Berita Selasar.com Hal. -
Lebih terperinciRI Mampu Olah Nuklir, Tapi Bukan untuk Senjata
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/10/2017 Hari, tanggal Senin, 23 Oktober 2017 07:45 WIB Sumber Berita http://www.viva.co.id/indepth/fokus/969633-rimampu-olah-nuklir-tapi-bukan-untuk-senjata
Lebih terperinciGUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2015
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Jumat, 5 Januari 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2015 Sumber Berita http://teknologi.kompasi
Lebih terperinciInilah 6 Fakta Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia, No 3 Potensi Babel, No 6 Paling Ditunggu
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/11/2017 Hari, tanggal Senin, 6 November 2017 07:36 WIB Sumber Berita http://bangka.tribunnews.com/2017/11/06/inilah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah energi merupakan salah satu hal yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia, ketergantungan kepada energi fosil masih cukup tinggi hampir 50 persen
Lebih terperinciGUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Hari, tanggal Selasa, 21 Oktober 2014 Sumber Berita http://palingaktual.com/
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian. Pertama, hadirnya
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi krisis energi yang dihadapi Indonesia. Energi nuklir yang seringkali dicap jelek sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan energi listrik, seperti saat kita berangkat dari rumah untuk bekerja, kuliah, rekreasi, acara keluarga ataupun
Lebih terperinci10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.
Hari, Tanggal: Minggu, 21 Oktober 2012 Hal/Kol : http://zonapencarian.blogspot.com/2012/10/10- negara-yang-punya-reaktor-nuklir.html Sumber: WWW.ZONAPENCARIAN.BLOGSPOT.COM 10 Negara yang Punya Reaktor
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Peresmian PLTP Bumi Kamojang Unit 5 dan..,di Bandung, Jabar tgl 5 Juli 2015 Jumat, 24 Juli 2015
Sambutan Presiden RI pd Peresmian PLTP Bumi Kamojang Unit 5 dan..,di Bandung, Jabar tgl 5 Juli 2015 Jumat, 24 Juli 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik nasional memerlukan energi baru untuk lebih memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden Nomor 5 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena
Lebih terperinciGUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014. Hal. Kol.
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Kamis, 26 Juni 2014 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Sumber Berita http://strategimiliter.blogspot.com/201
Lebih terperinciKAJIAN RINGKAS REGULASI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
KAJIAN RINGKAS REGULASI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR REGHI PERDANA, SH, LLM Disampaikan pada QRA Perencanaan Pasokan Tenaga Listrik Melalui Pemanfaatan Nuklir 20 Januari 2016 PERTANYAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 subsidi ini meningkat menjadi 61 trilyun 1. Masalah ini sebenarnya bisa
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pemanfaatan listrik telah demikian luas. Mulai dari aktifitas rumah tangga hingga aktifitas perindustrian, semuanya membutuhkan listrik. Kebutuhan ini, dalam kenyataannya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), maka peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciGUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/08/2017
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/08/2017 Hari, tanggal Jum at, 18 Agustus 2017 12.31 Sumber Berita https://news.detik.com/australia-plus-abc/d-
Lebih terperinciFAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR. Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada)
1 Formatted: Font: 10 pt, Italic, FAKTOR SUPPLY-DEMAND DALAM PILIHAN NUKLIR TIDAK NUKLIR Formatted: Not Different first page Oleh: Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2037, 2014 BATAN. Loka Pemantauan Tapak dan Lingkungan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI
Lebih terperinciAnalisis netronik 3-D tentang Skenario SUPEL pada BWR
1 DESKRIPSI RISET I (Daur Ulang Secara Langsung Limbah Nuklir dengan Metode SUPEL Menuju Zero Release Waste) 1.1 Deskripsi singkat Kebutuhan energi global yang terus meningkat menjadi salah satu pendorong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 SUMBER DATA a. KANADA (Bruce Doern, 2009) Kanada merupakan salah satu negara pengguna energi nuklir sebagai salah satu pasokan listrik di negara ini selain energi fosil. Kanada
Lebih terperinciSumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan
Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan dunia industri yang diiringi dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pola hidup konsumsi tak terbatas membuat meningkatnya konsumsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan nasional mutlak dimiliki setiap negara yang berdaulat. Salah satu faktor penentu pencapaian ketahanan nasional adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYETARAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA JABATAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA
Lebih terperinciInggris akan membangun delapan reaktor nuklir baru pada 2025 mendatang.
Hari, Tanggal: Rabu, 22 Februari 212 Hal/Kol : http://sains.kompas.com/read/212/2/22/2223994/pemb angunan.pltn.tinggal.tunggu.kesiapan.masyarakat Sumber: KOMPAS.COM Pembangunan PLTN Tinggal Tunggu Kesiapan
Lebih terperinciPERANAN DAN TANTANGAN AKLI DALAM MENDORONG PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN RENEWABLE ENERGI DI NUSA TENGGARA TIMUR
PERANAN DAN TANTANGAN AKLI DALAM MENDORONG PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN RENEWABLE ENERGI DI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh : M. Taufik Adraen Sekretariat : Jl. Arif Rahman Hakim No. 101 Kupang Telp/fax. (0380)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat kaya, mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),
Lebih terperinciPeran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban
1 Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran Oleh Prayoto Universitas Gadjah Mada Energi Sebagai Penunjang Peradaban Peradaban manusia sejak awal perkembangannya telah bertumpu
Lebih terperinciPembangkit Fukushima rusak 18 bulan lalu menyusul gempa dan tsunami dan menyebabkan krisis nuklir terparah dalam seperempat abad.
Hari, Tanggal: Jumat, 14 September 2012 Hal/Kol : http://internasional.kompas.com/read/2012/09/14/1 6561589/Jepang.Akan.Hapus.PLTN Sumber: WWW.KOMPAS.COM Jepang Akan Hapus PLTN Jumat, 14 September 2012
Lebih terperinci2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar
- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. - PLTN dikelompokkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Pengaruh tingkat kekristalan..., Arif Rahman, FT UI, 2009
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang/Permasalahan Dewasa ini, sumber energi yang banyak digunakan adalah energi dari bahan bakar fosil batu bara, serta minyak dan gas bumi. Dari energi sebesar 13 terawatt
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat
Lebih terperinciSAATNYA MENGAKHIRI ABAD NUKLIR (Pelajaran dari Fukushima)
SAATNYA MENGAKHIRI ABAD NUKLIR (Pelajaran dari Fukushima) Dian Abraham Peneliti Hukum Nuklir Disampaikan dalam Seminar Belajar dari Kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi Jepang dan
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Lembaga : Program Anggaran (4) (5) Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, gandum tropis dan shorgum) 5 Varietas (1 padi,
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri
Lebih terperinciOtonomi Energi. Tantangan Indonesia
Otonomi Energi Salah satu masalah yang paling besar di dunia saat ini adalah energi atau lebih tepatnya krisis energi. Seluruh bagian dunia ini tidak dapat mengingkari bahwa berbagai persediaan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi Surya adalah sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat di manfaatkan sebagai energi alternatif yang akan di ubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah
Lebih terperinciPENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan isu yang sangat krusial bagi masyarakat dunia, terutama semenjak terjadinya krisis minyak dunia pada awal dan akhir dekade 1970-an dan pada akhirnya
Lebih terperinciGUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/02/2018
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/02/2018 Hari, tanggal Kamis, 15 Februari 2018 13:37 WIB Sumber Berita https://warstek.com/2018/02/15/thorium/
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kasus dari beberapa negara pengguna nuklir. Dimana negara-negara tersebut selain menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia berada di ambang krisis energi. Lebih dari 37 juta penduduk Indonesia, atau setara sekitar 15% dari total jumlah penduduk, saat ini tidak memiliki
Lebih terperinciHIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BUKU III Biro Peraturan Perundang-undangan, Humas dan Tata Usaha Pimpinan BKPM 2015 DAFTAR ISI 1. PERATURAN
Lebih terperinciPengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Bidang Perekonomian, di Jakarta, Tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014
Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Bidang Perekonomian, di Jakarta, Tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT TERBATAS BIDANG PEREKONOMIAN DI KANTOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dipenuhi dengan mengembangkan suplai batu bara, minyak dan gas alam.
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsumsi energi dunia tumbuh dua puluh kali lipat sejak tahun 850 sementara populasi dunia tumbuh hanya empat kali lipat. Pada pertumbuhan awal terutama dipenuhi dengan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Penganugerahan Pemenang Wira Usaha Muda Mandiri, di JCC, tgl 12 Mar 2015 Kamis, 12 Maret 2015
Sambutan Presiden RI pd Penganugerahan Pemenang Wira Usaha Muda Mandiri, di JCC, tgl 12 Mar 2015 Kamis, 12 Maret 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENGANUGERAHAN PEMENANG WIRA USAHA MUDA MANDIRI
Lebih terperinciSEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015
SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015 KETAHANAN ENERGI DAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN Ketahanan Energi Usaha mengamankan energi masa depan suatu bangsa dengan
Lebih terperinciTulisan ini adalah catatan yang dapat dibagikan dari hasil pertemuan tersebut.
Transisi energi Indonesia untuk pencapaian target energi baru dan terbarukan dalam bauran energi primer tahun 2025: belajar dari program Energiewende di Jerman Oleh: Erina Mursanti. Ditulis September 2015.
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, penggunaan sumber energi fosil tak pelak lagi merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh umat manusia. Dalam penggunaan energi nasional di tahun
Lebih terperinciPENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG
PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG Fera Wahyuningsih 1), Aldan Djalil 1), Mersyana Tri A.T. 2), Mudjiono 2) 1) Dinas Pertambangan dan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JA DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA KELAS JA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR
Lebih terperinci2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi
No.1812, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil. Percepatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciNuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya
Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya PAPER Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat pemakaian bahan bakar terutama bahan bakar fosil di dunia semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi listrik juga semakin meningkat. Hal ini menciptakan peluang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini kebutuhan energi, terutama energi listrik meningkat dengan lonjakan yang sangat besar. Tingkat ketergantungan manusia terhadap energi listrik juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Akan tetapi, sumberdaya alam yang melimpah ini belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumberdaya
Lebih terperinciPendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup
Pendahuluan Distribusi dan Potensi Kebijakan Penutup STRUKTUR ORGANISASI DESDM MENTERI Lampiran PERMEN ESDM Nomor : 0030 Tahun 2005 Tanggal : 20 Juli 2005 INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL ITJEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak bumi, gas dan batubara di Indonesia,membuat kita harus segera memikirkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat di dunia. Saat ini Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke 16 di dunia dan dalam
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd acara Peluncuran Program Pembangunan PLTA.., di Yogyakarta, tgl 4 Mei 2015 Senin, 04 Mei 2015
Sambutan Presiden RI pd acara Peluncuran Program Pembangunan PLTA.., di Yogyakarta, tgl 4 Mei 2015 Senin, 04 Mei 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT
Lebih terperinciDeputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, SDA dan LH Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Unit : Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Indikator Terwujudnya
Lebih terperinciSaran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian dan Indonesia
BAB VI Catatan Akhir: Saran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian dan Indonesia Sebagai catatan akhir, ada beberapa saran dan harapan dari Benny Facius Dictus demi kemajuan dunia penelitian dan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama pada semua sektor kehidupan. Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, maka meningkat pula permintaan energi listrik. Suplai
Lebih terperinci- 3 - Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan
- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 2. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak bumi merupakan sumber energi fosil yang memegang peranan penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil olahannya dimanfaatkan
Lebih terperinciWawancara Doorstop Presiden RI usai Shalat Jumat, di Yogyakarta, tgl. 20 Mar 2015 Jumat, 20 Maret 2015
Wawancara Doorstop Presiden RI usai Shalat Jumat, di Yogyakarta, tgl. 20 Mar 2015 Jumat, 20 Maret 2015 WAWANCARA DOORSTOP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA USAI SHALAT JUMAT DI MESJID MAKOREM 072 PAMUNGKAS,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1989 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK DENGAN
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd acara Pembukaan National Innovation Forum 2015, di Banten, tgl 13 Apr 2015 Senin, 13 April 2015
Sambutan Presiden RI pd acara Pembukaan National Innovation Forum 2015, di Banten, tgl 13 Apr 2015 Senin, 13 April 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN NATIONAL INNOVATION FORUM
Lebih terperinciOPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL Konferensi Informasi Pengawasan Oleh : Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Jakarta, 12
Lebih terperinciOPTIMASI DESAIN DESALINASI NUKLIR MENGGUNAKAN KONSEP ZERO DISCHARGE DESALINATION (ZDD)
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA OPTIMASI DESAIN DESALINASI NUKLIR MENGGUNAKAN KONSEP ZERO DISCHARGE DESALINATION (ZDD) BATAN B.36 Peneliti/ Perekayasa : 1. Ir. Erlan Dewita, M.Eng
Lebih terperinciKECENDERUNGAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF*) Djarot S. Wisnubroto
KECENDERUNGAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF*) Djarot S. Wisnubroto Diskusi mengenai pengelolaan limbah radioaktif konvensional (pengelolaan limbah hasil operasi industri nuklir) di negara-negara
Lebih terperinciPENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012
5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 392/KA/XI/2005 14 TAHUN 2013 1 Kepala Badan Tenaga Nasional 2 Sekretaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi energi listrik dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam hal ini industri memegang peranan penting dalam kenaikan konsumsi listrik dunia. Di Indonesia,
Lebih terperinciKONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Penggunaan uranium sebagai bahan bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) selain menghasilkan tenaga listrik dapat juga menghasilkan bahan
Lebih terperinci2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI J. PURWONO Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Disampaikan pada: Pertemuan Nasional Forum
Lebih terperinciENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA
ENERGI TERBARUKAN MASA DEPAN ENERGI KITA Dr. Muhammad Samsuri Kepala Bidag Transfer Iptek Masyarkat Kementerian Riset dan Teknologi Metro, 29 Agustus 2013 PERMASALAHAN ENERGI NASIONAL Produksi minyak menurun,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Natalitas (kelahiran) yang terjadi setiap hari tentu menambah jumlah populasi manusia di muka bumi ini. Tahun 2008 ini populasi penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 setelah
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN
Lebih terperinciDari penugasannya di Biro Kerja Sama Luar Negeri, ia ditempatkan
Bagian VI Menjadi Kepala Pusat P3TEK Dari penugasannya di Biro Kerja Sama Luar Negeri, ia ditempatkan sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Energi dan Ketenagalistrikan (P3TEK). Meski
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keamanan pasokan
Lebih terperinciPROGRAM PENDIRIAN LABORATORIUM ENERGI BARU DAN TERBARUKAN. Djarot S. Wisnubroto
PROGRAM PENDIRIAN LABORATORIUM ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Djarot S. Wisnubroto 1 Komplek Nuklir BATAN (Eksisting) Rencana RDE dan Iradiator KAJIAN PEMBANGUNAN REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL (RDNK)/ REAKTOR
Lebih terperinciMEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL Oleh: Kardaya Warnika Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Lebih terperinci2016, No Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir; 5.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2040, 2016 BATAN. Nuklir. Program Kesiapsiagaan. Penanggulangan Kedaruratan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM
Lebih terperinciPeran Dunia Pendidikan Dalam Memajukan Teknologi PLTN di Indonesia
Peran Dunia Pendidikan Dalam Memajukan Teknologi PLTN di Indonesia Ade Gafar Abdullah Electrical Power Systems Research Group (EPSRG) Electrical Engineering Departement Indonesia University of Education
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pengembangan pemanfaatan energi nuklir dalam berbagai sektor saat ini kian pesat. Hal ini dikarenakan energi nuklir dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar secara
Lebih terperinciLAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT
Pagu 1 Biro Hukum dan Humas - Setjen - Jakarta 13 II 2 Biro Kepegawaian dan Organisasi - Setjen - Jakarta 22 II 3 Biro Keuangan - Setjen - Jakarta 222 IV 4 Biro Perencanaan dan Kerjasama - Setjen - Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. listrik. Banyak masyarakat yang sangat bergantung akan keberadaan energi listrik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan masyarakat pada zaman sekarang dan tidak dapat dipisahkan adalah kebutuhan akan energi listrik. Banyak masyarakat
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ketersediaan energi dibumi saat ini menjadi sebuah permasalahan yang perlu diperhatikan, seperti energi primer misalnya. Sumber energi yang terdiri dari air, termal,
Lebih terperinciBATAN. Rencana Strategis. Perubahan.
No.1359, 2014 BATAN. Rencana Strategis. Perubahan. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 202/KA/X/2012 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa adanya peran aktif dari pegawai atau karyawan sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap sistem organisasi baik instansi pemerintah maupun perusahaan swasta, dalam melaksanakan aktivitasnya akan selalu berusaha mencapai hasil sesuai dengan
Lebih terperinci2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciterlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.
BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup
Lebih terperinciBAB I 1. PENDAHULUAN
BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi bauran energi primer Indonesia pada tahun 2010 masih didominasi oleh energi dari bahan bakar fosil khususnya minyak bumi seperti diberikan pada Tabel 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab sosial yang dilakukan oleh sebuah instansi, organisasi atau. harmonis antar kedua belah pihak. Dalam menjalankan Community
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Community Relations merupakan suatu kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh sebuah instansi, organisasi atau perusahaan dengan komunitas
Lebih terperinci