Saran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian dan Indonesia

Transkripsi

1 BAB VI Catatan Akhir: Saran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian dan Indonesia Sebagai catatan akhir, ada beberapa saran dan harapan dari Benny Facius Dictus demi kemajuan dunia penelitian dan industri panas bumi di Indonesia. 51

2 Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi Benny Facius Dictus 6.1. Saran dan Harapan untuk Lembaga Penelitian Menurut Benny, program-program di ESDM memiliki kualitas yang baik. Akan tetapi di dalam pelaksanannya sering kali terjadi hambatan seperti keterbatasan misalnya terkait dengan sistem pengadaan alatnya. Selain masalah pengadaan alat, masalah lainnya, menurut Benny adalah penentuan personil yang akan ditugaskan ke luar negeri oleh Kementerian ESDM. Menurut pengalaman Benny, pengiriman SDM seharusnya didasarkan pada keahlian dan kemampuan orang tersebut, bukan berdasarkan pernah atau tidaknya personil tersebut melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Sekiranya yang terakhir yang dilakukan, maka penugasan tersebut tidak akan memberikan hasil sebagaimana diharapkan. Sebagai contoh, ketika akan dilakukan pembelian alat di luar negeri, yang dikirim adalah seorang yang tidak mempunyai kompetensi terkait dengan alat tersebut. Dengan kompetensi yang terbatas tersebut, akhirnya pemilihan dan pengoperasian alat menjadi tidak optimal. Padahal, di lingkungan Badan Litbang ESDM ada orang lain yang mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan alat tersebut. Akibatnya, setelah alat tersebut dibeli, tidak ada pihak di lingkungan Badan Litbang ESDM yang dapat mengoperasikan alat tersebut dengan baik. Menurut Benny, penelitian di suatu Badan Litbang memiliki peranan yang sangat penting, contohnya panas bumi. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah reservoir panas bumi paling banyak, dimana masing-masing reservoir mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Karateristik reservoir yang ada di Indonesia bagian timur belum tentu sama dengan reservoir yang ada di Pulau Jawa. Demi kemajuan pemanfaatan sumber panas yang ada di Indonesia, Benny sangat berharap bahwa suatu Badan Litbang ESDM bekerja sama dengan Badan Geologi untuk bersama-sama memiliki lapangan sumber panas bumi. Menurut hemat Benny, selama ini peneliti panas bumi Indonesia mempunyai pengalaman lapangan yang minim. Terkait 52

3 dengan hal ini, Benny punya pengalaman pribadi. Saat bertemu dengan calon mitra dari perusahaan, Benny memaparkan hasil penelitian skala laboratorium dengan hasil excellent. Boleh nggak saya coba di lapangan sumur anda? tanya Benny. Pihak perusahaan pun memberikan respon Yakin tidak anda, bahwa sumur itu tidak akan mati. Kalo sumur itu akhirnya mati, maka anda yang tanggung. Benny pun memberikan jawabannya sampai saya pensiun dan sampai saya meninggalpun saya tidak akan bisa bayar lunas. Akhirnya, keinginan untuk mengimplementasikan hasil penelitan pun pupus. Dengan kepemilikan lapangan sumur panas bumi tersebut, maka penelitian dapat dilakukan secara komprehensif mulai tahap pengeboran sampai kepada tahap produksi. Hasil pemodelan juga akan dapat dilakukan dengan lebih akurat. Hal ini dikarenakan data yang harus diinput saat pemodelan tersebut didapat dari data yang akurat. Validasi terhadap hasil pemodelan juga dapat dilakukan dengan hasil eksperimen di lapangan. Selama ini, hasil penelitian Badan Litbang ESDM pada khususnya dan penelitian-penelitian di Indonesia pada umumnya dianggap belum dapat dirasakan masyarakat luas. Menyadari hal ini, Benny menyarankan agar peneliti-peneliti Badan Litbang ESDM sebisa mungkin mengimplementasikan hasil penelitian dan keahliannya di masyarakat. Pengimplementasian dan pemanfaatan teknologi mikro hidro di Bangka dan Papua, sebagai contohnya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (tekmira), sebagai contoh, mungkin dapat menerapkan teknologi gasifikasi batubara untuk pembuatan kompor, sebagaimana yang dilakukan oleh Profesor Yohanes dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang melakukan pembuatan kompor gasifikasi dengan bahan bakar sekam padi Saran dan Harapan untuk Pemerintah Bagi Benny, selama ini kerap kali birokrasi yang ada justru menghambat kemajuan pemanfaatan sumber panas bumi di tanah air. Sebagai 53

4 Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi Benny Facius Dictus contohnya ketika seharusnya Kementerian ESDM dan Kementerian Kehutanan dapat bekerja sama dan cepat. Padahal jika ditinjau, kedua kementerian tersebut ada dalam satu payung pemerintahan, jadi jangan sampai penelitian di tanah air selalu terhambat di permasalahan manajemennya. Lebih lanjut, Benny berharap adanya kerja sama yang sinergis antar institusi yang mengatur kerja sama dari mulai hulu hingga hilir. Selama tidak ada koordinasi dan tidak diatur dengan baik, perkembangan penelitian dan industri panas bumi akan sulit berkembang. Contohnya adalah apa yang terjadi dengan proyek bio diesel dari biji jarak di Nusa Tenggara Barat. Saat itu pemerintah meminta masyarakat untuk menanam pohon jarak. Setelah masyarakat ramai-ramai menanam, panen buah, mau dijual kemana? Siapa yang akan membeli? Jika ada yang membeli, akan diproses dimana? tanya Benny beretorika. Dari contoh ini terlihat jelas, sinergi dan kerja sama antar institusi dari sisi hulu sampai hilir mutlak untuk dilakukan. Menurut Benny, demi kemajuan pemanfaatan sumber panas bumi di Indonesia, pemerintah harus menunjang dan memfasilitasi penelitian dan bekerja sama dengan perusahaan, setidaknya dengan Pertamina. Ironisnya, dulu Filipina harus belajar mengenai pengeboran ke Pertamina, sekarang kondisinya terbalik. Justru sekarang Pertamina belajar pengeboran ke Filipina. Hal yang sama juga terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Dulu juga Malaysia belajar dari Indonesia dan kenyataannya sekarang? kritik Benny. Benny juga berpendapat bahwa harus ada keberanian, konsistensi dan ketegasan dari pemerintah terkait dengan upaya pemanfaatan yang lebih luas atas energi terbarukan, khususnya sumber panas bumi di Indonesia. Mengingat tingginya nilai investasi yang dibutuhkan untuk eksplorasi dan eksploitasi panas bumi, maka perlu adanya jaminan atas stabilitas politik dan keamanan serta kepastian hukum di Indonesia. Dengan adanya otonomi daerah, menurut hemat Benny, potensi akan adanya tumpang tindih antara peraturan pusat dan daerah semakin besar. 54

5 Terkait dengan kepastian dalam berinvestasi ini, Benny memberikan ilustrasi. Pemerintah melalui PLN, misalnya, dapat memberikan kepastian kepada perusahaan swasta atas pembelian hasil energi panas bumi di Indonesia. Kesepakatan antara PLN dengan perusahaan swasta tersebut harus mencantumkan berapa lama kontrak dan patokan harga yang akan diberikan. Jika kesepakatan tersebut dapat dilakukan, besar kemungkinan panas bumi bisa menggantikan peran pembangkit listrik berbahan bakar minyak (BBM) setidaknya di Pulau Jawa. Benny pun berharap semoga kedepannya di Indonesia tidak ada diskriminasi atas keterbatasan fisik seseorang, sebagaimana yang ia alami saat ditolak untuk menjadi dosen di almamaternya dulu. Karena kriteria untuk menjadi dosen, misalnya, harus diukur bukan dari keterbatasan fisiknya. Benny Facius Dictus telah membuktikan, dengan keterbatasan fisiknya, dia mampu berprestasi dengan menjadi salah satu Ahli Reservoir Panas Bumi di Indonesia. 55

6 Dari Lombok Menjadi Ahli Panas Bumi Benny Facius Dictus ISBN Badan Litbang ESDM 56