RI Mampu Olah Nuklir, Tapi Bukan untuk Senjata

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RI Mampu Olah Nuklir, Tapi Bukan untuk Senjata"

Transkripsi

1 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/10/2017 Hari, tanggal Senin, 23 Oktober :45 WIB Sumber Berita Hal. - Kol. - RI Mampu Olah Nuklir, Tapi Bukan untuk Senjata Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto. Photo : VIVA/Muhamad Solihin Copy dikirim kepada Yth.: 1. Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir 2. Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir 3. Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir 4. Sekretariat Utama 5. BGAC-melalui PAIR Jakarta, Oktober 2017 Bagian Humas, Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama

2 VIVA Selasa pagi, 12 Januari Sosok pria berkacamata mengenakan batik lengan panjang berwarna kuning emas keluar dari mobil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Ia berjalan agak terburu-buru saat menaiki tangga masuk Istana, namun sesekali melempar senyum kepada orang di sekitar. Wajahnya, mungkin, tidak sefamiliar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral kala itu, Sudirman Said, yang ikut dipanggil Presiden Joko Widodo. Keduanya menghadap Jokowi selama 30 menit untuk membahas pemanfaatan teknologi nuklir di Tanah Air, di antaranya, nasib pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir. Sosok yang dimaksud adalah Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, Djarot Sulistio Wisnubroto. Kala menerima tim redaksi VIVA.co.id, di kantornya di bilangan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis, 19 Oktober 2017, Djarot blak-blakan soal pro dan kontra pembangunan PLTN. Menurut pria yang sudah malang-melintang di dunia energi nuklir ini, rencana pembangunan PLTN sudah disiapkan dengan matang. Salah satunya, Peta Jalan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Roadmap PLTN). Selain itu, Batan juga sudah melakukan survei tentang respons masyarakat atas pembangunan PLTN. Bagaimana hasilnya, ikuti wawancara khusus berikut ini. Seperti apa pandangan masyarakat Indonesia mengenai nuklir? Program energi nuklir atau PLTN ini sebenarnya sudah ada lebih dari 40 tahun. Jadi, kita sudah mencoba dulu di Semenanjung Muria, Jepara, Jawa Tengah. Kita sudah melakukan studi kelayakan (feasibility study). Tapi pada waktu, menurut aturan perundang-perundangan, Batan bisa memiliki dan mengoperasikan PLTN komersial. Ketika kita sudah selesai, muncullah pertentangan yang luar biasa, khususnya dari penduduk lokal. Dari situ kita belajar, lalu pemerintah akhirnya memutuskan untuk rehat dulu (colling down).

3 Paling penting kita mau permintaan datang dari daerah, dan bukan dari Batan. Selain di Jepara, Bangka Belitung juga masuk dalam pantauan. Mereka ternyata menyambut positif. Waktu itu gubernur pak Eko Maulana (sekarang sudah almarhum) meminta dilakukan site study. Akhirnya, kita lakukan pada tahun Itu sudah selesai. Intinya, keputusan ini adalah keputusan politik. Sejak tahun 1998, Batan tidak dalam posisi untuk memiliki dan mengoperasikan PLTN komersial. Kita setiap tahun melakukan sosialisasi, promosi, kemudian di akhir tahun, ada semacam survei. Yang terakhir ini, saya melibatkan empat ribu responden dari 34 provinsi dan dilakukan antara bulan Oktober-Desember Hasilnya, dukungan atas pembangunan PLTN semakin meningkat, dari sebelumnya 75,3 persen tahun 2015 menjadi sebesar 77,53 persen di tahun lalu. Kita sudah lakukan survei nasional ini sejak Ini tentu menjadi suatu nilai yang bagus hanya menjadi catatan juga, bahwa masyarakat juga paham adanya risiko kalau mengoperasikan PLTN. Nah, dengan side study yang sudah kita selesaikan, kemudian, tahapan survei yang hasilnya positif, tinggal bagaimana keputusan politiknya bagaimana. PLTN tidak bisa berdiri sendiri dan harus diputuskan melalui politik. Saat ini posisinya seperti itu.

4 Proyek PLTN Proyek pembangunan PLTN di Muria sekarang sudah sampai mana? Dari sisi kita, Muria sudah selesai melalui feasibility study. Tapi apakah menjadi lokasi PLTN atau tidak, itu bukan kewenangan Batan. Karena secara resmi pemerintah belum menyatakan, ya atau tidak, membangun PLTN di Muria. Jadi, masih opsi ke depannya. Saya yakin beberapa pemangku kepentingan di industri kelistrikan lebih suka di Muria. Kenapa, karena permintaan listrik di Pulau Jawa tinggi, infrastruktur kelistrikannya pun lebih bagus daripada pulau-pulau lain. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan untuk membuat peta jalan (roadmap) kapan kita mulai membangun PLTN dan berapa daya yang dibutuhkan. Saat ini, roadmap-nya sedang disusun oleh Kementerian ESDM, dan diharapkan akhir tahun ini selesai. Sementara dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, juga sudah mulai membahas pembuatan prototipe. Prototipe ini tidak untuk komersial, tetapi mulai dari beberapa puluh atau ratus megawatt (MW). Di sisi lain, Batan juga punya program reaktor daya eksperimental (RDE). Itu PLTN kecil, mungkin hanya pembangkit listrik 10 MW thermal. Itu sama dengan 3 MW elektrik yang bisa melistriki dua ribu penduduk lokal di wilayah Serpong, Tangerang, Banten. Jadi, baru dua daerah saja yang akan dijadikan lokasi pembangunan PLTN? Benar. Tapi kita juga melakukan pra-feasibility study di beberapa wilayah. Kita pakai data orang lain atau sekunder, data dari dokumen yang ada. Kita juga melakukan pengeboran untuk mengecek dan mengukur mengenai adanya potensi gempa. Aman atau tidak daerahnya. Wilayah yang sudah dilakukan pra-fs antara lain Kalimantan Barat dan Timur, Batam, dan mungkin, tahun ini di NTB.

5 Program reaktor daya eksperimental (RDE) sendiri seperti apa? seperti yang kita sudah lakukan tanggal 28 September kemarin, kita meluncurkan basic engineering design. Artinya, kelak kalau kita mau bangun RDE ada konten desain. Ini adalah karya anak bangsa, dan cara inilah yang kita tempuh. Tujuannya apa, supaya harganya murah. Bulan Desember besok basic engineering design sudah jadi, lalu detail desain dan habis itu konstruksi. Untuk konstruksi, yang jelas tapak atau lokasi sudah dapat izin. Sekarang baru proses Amdal, kemudian tahapannya nanti tapak sudah, kalau mau bangun harus ada izin Bapeten. Kita perkirakan kalau detail desain sudah jadi tahun 2018 akhir. Ya, paling lambat tahun 2024 sudah jadi semua. Ini tantangan tersendiri, karena bikin yang kecil pun melebihi dari yang kita perkirakan. Sekitar lima tahun. Saat ini, seperti di Serpong, baru di-review oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) desain kita. Benar atau tidak, karena kita butuh pihak lain untuk menvalidasi desain tersebut. Ke depan, kita juga akan minta tolong ke negara tertentu, misalnya Rusia, Jepang atau China, untuk menvalidasi desain kita ini. Seberapa mendesak Indonesia membutuhkan nuklir? Kita ini punya hubungan erat dengan banyak negara, termasuk IAEA sendiri. Pemerintah memiliki kebijakan energi nasional yang menargetkan 23 persen dari total Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun Itu target yang ambisius. EBT itu ada matahari, angin, hydro, dan geothermal. Itu padahal masih di bawah 10 persen. Mungkin sekitar 7-8 persen. Artinya, berarti masih ada sisa banyak kan. Paling banyak, ya, 15 persen. Nah, banyak yang mengatakan bahwa hanya dengan nuklir, mungkin, bisa membantu mengisi kekurangan ini. Ya, paling tidak mendekati target 23 persen itu. Di Indonesia, nuklir didefinisikan sebagai salah satu energi baru. Jadi, saya kembalikan lagi kepada target-target yang sudah dicanangkan pemerintah.

6 Apa kendala edukasi dan sosialisasi ke masyarakat? Kita punya komunitas yang namanya nuclear community. Kita kumpulkan mahasiswamahasiswa yang kebanyakan dari daerah. Kemudian, kita beri penjelasan dan tiap tahun mereka mengadakan pertemuan bernama nuclear congress. Mereka ini, bisa saya katakan, die hard, atau membela nuklir tanpa Batan harus hadir. Merekalah yang bisa menjelaskan mengenai sisi positif dari nuklir. Ini kan program jangka panjang. Anak-anak muda ini kalau diajak bergerak di bidang nuklir, maka beberapa tahun lagi sudah menjadi pemimpin. Padahal, bangun PLTN butuh waktu 7-10 tahun. Ini harapan saya supaya anak-anak muda ini bisa menyakinkan pihak lain yang kontra. Dan, banyak universitas yang sudah mempunyai komunitas nuklir. Mereka setiap tahun bertemu, berkoordinasi membahas programnya apa. Kita hanya fasilitator saja. Bahkan, di Jawa Timur, sampai ada yang membuat buku dengan konten tulisan tentang nuklir. Itu ide mereka sendiri dan tidak ada paksaan. Adakah kode etik yang membolehkan atau tidaknya mengembangkan nuklir? Ini agak politis pertanyaannya. Di dunia saat ini ada kelompok negara pengguna senjata nuklir seperti AS, Rusia, China, Prancis dan Inggris. Di luar lima negara itu adalah India, Pakistan, dan Israel. Hanya India dan Israel yang tidak meratifikasi Traktat Non- Proliferasi Nuklir. Bagi negara yang punya senjata nuklir, maka pasti akan mendorong negara lain untuk tidak akan memiliki senjata sejenis. Nah, kita didorongnya untuk tidak pakai itu. Kita sendiri tidak mengarah ke sana, meski kita bisa membuat senjata nuklir. Hal ini dipertegas sejak era Bung Karno yang menyatakan Indonesia tidak akan membuat senjata nuklir. Itu sudah clear. Begitu pula saat membangun reaktor nuklir pertama di Bandung, Jawa Barat, dan mulai beroperasi tahun , kita fokus untuk nuklir damai. Ini semakin dipertegas di dalam UU Minerba dan UU Ketenaganukliran. Kedua aturan itu menegaskan melarang eksploitasi uranium secara komersial. Kalau Batan mengeksploitasi betul, tapi untuk non-komersial.

7 Pentingnya Uranium Bisa dijelaskan mengenai pentingnya uranium? Uranium itu quasi-renewable. Artinya, setelah renewable atau dipakai, maka sisa atau sampahnya banyak. Nah, itu bisa dipakai lagi sampai tidak habis-habis. Saya dengar di beberapa negara justru ditemukan uranium di laut. Ini potensi yang bisa dikembangkan, dan kalau kita bisa eksploitasi, ya, nggak akan habis. Nanti, uranium ini bisa disebut sebagai renewable energy (energi baru terbarukan). Tapi sekarang masih setengah renewable. Selain itu, uranium harganya murah dan stabil serta hampir tidak mempengaruhi harga listrik yang dihasilkan. Meskipun uranium dihargai mahal, karena memang punya proporsi di dalam cost itu hanya lima persen. Kalau, toh, uranium itu harganya fluktuasi, harga listriknya saya kira tidak banyak terpengaruh. Berapa harga uranium dan bagaimana mekanisme penjualannya? Pertanyaan bagus. Uranium itu, meski bahan strategis, tapi tidak semahal emas. Kalau kita nambang sekali pun, kalau skalanya tidak besar, ya, belum menguntungkan. Banyak negara seperti Australia, Kazakhstan, dan Kanada, adalah produsen uranium. Harganya itu hanya seperseratus harga emas dan dijual per gram. Potensi uranium di Indonesia ada di Bangka Belitung, Kalimantan Barat dan Mamuju Sulawesi Barat.

8 Siapa saja Konsumennya? Seluruh dunia. Ada 446 PLTN di 31 negara saat ini. China sendiri merupakan pengguna terbesar PLTN karena pertumbuhan ekonominya yang tinggi. Indonesia sendiri belum boleh jualan. Tapi kita punya tiga reaktor nuklir untuk riset, yaitu di Serpong Tangerang, Bandung dan Yogyakarta. Beli uraniumnya dari AS. Khusus untuk Serpong, bahan bakarnya dipabrikasi oleh kita sendiri. Tanggapan Anda mengenai bahaya nuklir lebih besar dari manfaat? Sebenarnya nuklir itu lebih ke arah nonteknis, psikologis dan politik, ketimbang teknologi. Contohnya Prancis yang bergantung pada PLTN. Begitu pula AS dan China. Kalau ditanya, saya melihat masalahnya lebih ke arah psikologi dan politik. Apalagi kalau kita siklus (politiknya) lima tahun. Entah itu pilkada atau pilpres. Setiap pemimpin politik tidak ingin membuat risiko bahwa dirinya tidak akan terpilih lagi, atau tidak terpilih hanya gara-gara mendukung nuklir. Itu sering terjadi, dan ini menjadi tantangan bagi kita. Saya justru khawatir ketika kita memutuskan membangun PLTN, semuanya sudah terlambat. Seperti membangun transportasi publik di Jakarta, yang menurut saya, sudah sangat terlambat. Jakarta macetnya sudah di mana-mana. Tapi, ya, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Lalu satu lagi. Posisi ekosistem nuklir saat ini titik lemahnya ada di bagaimana kita mengkomunikasikan dengan pembuat kebijakan, yang terkadang, menganggap ilmuwan sendiri tidak mampu. Karena itu berpengaruh ke pandangan masyarakat yang ikut-ikutan khawatir. Janganjangan orang Indonesia tidak mampu menangani nuklir. Ketika kita nyatakan reaktor nuklir itu yang membangun dan menanganinya orang kita, mereka yang kontra, lalu membandingkannya dengan kejadian bencana alam yang tidak bisa ditangani oleh orang Indonesia sendiri. Sering terjadi seperti itu. Padahal, Batan dan stakeholder yang bergerak di nuklir seperti Bapeten, sudah sangat siap. Asal tahu saja, jadi pegawai Batan sekian tahun tapi PLTN nggak jalan. Itu seperti tentara yang nggak pernah maju berperang. Akibatnya, mereka ini menjadi jenuh, dan akhirnya memutuskan pindah ke negara lain. Ada itu. Jadi, situasinya di teknis, bukan nonteknis. (ren)

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Minggu, 10 Mei 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Sumber Berita Selasar.com Hal. -

Lebih terperinci

Inilah 6 Fakta Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia, No 3 Potensi Babel, No 6 Paling Ditunggu

Inilah 6 Fakta Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia, No 3 Potensi Babel, No 6 Paling Ditunggu Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/11/2017 Hari, tanggal Senin, 6 November 2017 07:36 WIB Sumber Berita http://bangka.tribunnews.com/2017/11/06/inilah

Lebih terperinci

Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional. GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/06/2015

Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional. GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/06/2015 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/06/2015 Hari, tanggal Senin, 15 Juni 2015 Sumber Berita http://www.suara.com/w

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2015

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2015 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Jumat, 5 Januari 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2015 Sumber Berita http://teknologi.kompasi

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Hari, tanggal Selasa, 21 Oktober 2014 Sumber Berita http://palingaktual.com/

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2037, 2014 BATAN. Loka Pemantauan Tapak dan Lingkungan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peresmian PLTP Bumi Kamojang Unit 5 dan..,di Bandung, Jabar tgl 5 Juli 2015 Jumat, 24 Juli 2015

Sambutan Presiden RI pd Peresmian PLTP Bumi Kamojang Unit 5 dan..,di Bandung, Jabar tgl 5 Juli 2015 Jumat, 24 Juli 2015 Sambutan Presiden RI pd Peresmian PLTP Bumi Kamojang Unit 5 dan..,di Bandung, Jabar tgl 5 Juli 2015 Jumat, 24 Juli 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/08/2017

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/08/2017 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HHK 2.1/HM 01/08/2017 Hari, tanggal Jum at, 18 Agustus 2017 12.31 Sumber Berita https://news.detik.com/australia-plus-abc/d-

Lebih terperinci

PERCEPAT PROYEK MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA

PERCEPAT PROYEK MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA PERCEPAT PROYEK 35.000 MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA www.detik.com Untuk mempercepat realisasi proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (mw), pemerintah melakukan berbagai cara. Saat memimpin rapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik nasional memerlukan energi baru untuk lebih memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden Nomor 5 tahun

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir; 5.

2016, No Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir; 5. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2040, 2016 BATAN. Nuklir. Program Kesiapsiagaan. Penanggulangan Kedaruratan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/02/2018

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/02/2018 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/02/2018 Hari, tanggal Kamis, 15 Februari 2018 13:37 WIB Sumber Berita https://warstek.com/2018/02/15/thorium/

Lebih terperinci

Prioritas Proyek Listrik MW untuk Daerah Kekurangan Pasokan Listrik Rabu, 22 Juni 2016

Prioritas Proyek Listrik MW untuk Daerah Kekurangan Pasokan Listrik Rabu, 22 Juni 2016 Prioritas Proyek Listrik 35.000 MW untuk Daerah Kekurangan Pasokan Listrik Rabu, 22 Juni 2016 Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada para menteri terkait agar prioritas dari pembangunan proyek listrik

Lebih terperinci

KAJIAN RINGKAS REGULASI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

KAJIAN RINGKAS REGULASI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR KAJIAN RINGKAS REGULASI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR REGHI PERDANA, SH, LLM Disampaikan pada QRA Perencanaan Pasokan Tenaga Listrik Melalui Pemanfaatan Nuklir 20 Januari 2016 PERTANYAAN

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN www.detik.com I. PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang pesat, Indonesia membutuhkan energi yang sangat besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi krisis energi yang dihadapi Indonesia. Energi nuklir yang seringkali dicap jelek sebagai

Lebih terperinci

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr. Hari, Tanggal: Minggu, 21 Oktober 2012 Hal/Kol : http://zonapencarian.blogspot.com/2012/10/10- negara-yang-punya-reaktor-nuklir.html Sumber: WWW.ZONAPENCARIAN.BLOGSPOT.COM 10 Negara yang Punya Reaktor

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim Presiden RI ke-7 dg Pemprov. DKI, Jakarta, tgl. 22 Okt 2014 Rabu, 22 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim Presiden RI ke-7 dg Pemprov. DKI, Jakarta, tgl. 22 Okt 2014 Rabu, 22 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Silaturahim Presiden RI ke-7 dg Pemprov. DKI, Jakarta, tgl. 22 Okt 2014 Rabu, 22 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM BAPAK IR. H. JOKO WIDODO,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) merupakan salah satu unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di bawah deputi bidang

Lebih terperinci

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi No.1812, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil. Percepatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd acara Peluncuran Program Pembangunan PLTA.., di Yogyakarta, tgl 4 Mei 2015 Senin, 04 Mei 2015

Sambutan Presiden RI pd acara Peluncuran Program Pembangunan PLTA.., di Yogyakarta, tgl 4 Mei 2015 Senin, 04 Mei 2015 Sambutan Presiden RI pd acara Peluncuran Program Pembangunan PLTA.., di Yogyakarta, tgl 4 Mei 2015 Senin, 04 Mei 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TENTANG PROGRAM KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TENTANG PROGRAM KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TENTANG PROGRAM KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Lebih terperinci

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya PAPER Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan energi listrik, seperti saat kita berangkat dari rumah untuk bekerja, kuliah, rekreasi, acara keluarga ataupun

Lebih terperinci

Untuk Kepentingan Rakyat, Pemerintah Akan Turun Langsung Selesaikan Masalah Kamis, 09 Juni 2016

Untuk Kepentingan Rakyat, Pemerintah Akan Turun Langsung Selesaikan Masalah Kamis, 09 Juni 2016 Untuk Kepentingan Rakyat, Pemerintah Akan Turun Langsung Selesaikan Masalah Kamis, 09 Juni 2016 Joko Widodo menyaksikan penandatanganan 'Financial Closing' Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang,

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIRIAN LABORATORIUM ENERGI BARU DAN TERBARUKAN. Djarot S. Wisnubroto

PROGRAM PENDIRIAN LABORATORIUM ENERGI BARU DAN TERBARUKAN. Djarot S. Wisnubroto PROGRAM PENDIRIAN LABORATORIUM ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Djarot S. Wisnubroto 1 Komplek Nuklir BATAN (Eksisting) Rencana RDE dan Iradiator KAJIAN PEMBANGUNAN REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL (RDNK)/ REAKTOR

Lebih terperinci

Inggris akan membangun delapan reaktor nuklir baru pada 2025 mendatang.

Inggris akan membangun delapan reaktor nuklir baru pada 2025 mendatang. Hari, Tanggal: Rabu, 22 Februari 212 Hal/Kol : http://sains.kompas.com/read/212/2/22/2223994/pemb angunan.pltn.tinggal.tunggu.kesiapan.masyarakat Sumber: KOMPAS.COM Pembangunan PLTN Tinggal Tunggu Kesiapan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian. Pertama, hadirnya

Lebih terperinci

BATAN. Rencana Strategis. Perubahan.

BATAN. Rencana Strategis. Perubahan. No.1359, 2014 BATAN. Rencana Strategis. Perubahan. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 202/KA/X/2012 TENTANG

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN Dr. Khoirul Huda, M.Eng. Deputy Chairman Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Konferensi Informasi Pengawasan Jakarta, 12 Agustus 2015 1 Agenda Presentasi Pendahuluan Peta Pemanfaatan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemb No.112, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Dana. Alokasi Khusus. Energi Skala Kecil. Penggunaan. Tahun Anggaran 2016. Juknis PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS SAMPAH DI PROVINSI DKI JAKARTA, KOTA TANGERANG, KOTA BANDUNG, KOTA SEMARANG, KOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS SAMPAH DI PROVINSI DKI JAKARTA, KOTA TANGERANG, KOTA BANDUNG, KOTA SEMARANG, KOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012

Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012 Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012 KONFERENSI PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA KUNJUNGAN KERJA KE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DI GEDUNG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.91, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. Pembagian. Tugas Dan Wewenang. Ketua. Anggota. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

Lebih terperinci

PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG

PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG PENGARUH KECELAKAAN PLTN FUKUSHIMA DAIICHI TERHADAP PENERIMAAN PLTN OLEH MASYARAKAT DI BANGKA BELITUNG Fera Wahyuningsih 1), Aldan Djalil 1), Mersyana Tri A.T. 2), Mudjiono 2) 1) Dinas Pertambangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BUKU III Biro Peraturan Perundang-undangan, Humas dan Tata Usaha Pimpinan BKPM 2015 DAFTAR ISI 1. PERATURAN

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SIDANG KABINET TERBATAS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Masyarakat Nantikan Manfaat Ekonomi Keberadaan PLBN Jumat, 17 Maret 2017

Masyarakat Nantikan Manfaat Ekonomi Keberadaan PLBN Jumat, 17 Maret 2017 Masyarakat Nantikan Manfaat Ekonomi Keberadaan PLBN Jumat, 17 Maret 2017 Sebagai representasi wajah Indonesia, pos lintas batas negara (PLBN) dan juga wilayah sekitarnya terus mendapatkan perhatian dari

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JA DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA KELAS JA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG BERISIKO TINGGI DAN BERBAHAYA

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014. Hal. Kol.

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014. Hal. Kol. Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Kamis, 26 Juni 2014 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Sumber Berita http://strategimiliter.blogspot.com/201

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, kemacetan bukan hal yang asing lagi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Organisasi Tahun 1954 1957 : Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif: Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif dilatarbelakangi oleh adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 SUMBER DATA a. KANADA (Bruce Doern, 2009) Kanada merupakan salah satu negara pengguna energi nuklir sebagai salah satu pasokan listrik di negara ini selain energi fosil. Kanada

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG LOGO DAN PENGGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG LOGO DAN PENGGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG LOGO DAN PENGGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa telah ditetapkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYETARAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA JABATAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

Buka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Presiden Jokowi: Perubahan Itu Dimulai dari Kita Selasa, 21 Pebruari 2017

Buka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Presiden Jokowi: Perubahan Itu Dimulai dari Kita Selasa, 21 Pebruari 2017 Buka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Presiden Jokowi: Perubahan Itu Dimulai dari Kita Selasa, 21 Pebruari 2017 Kondisi perekonomian negara akan lebih baik jika rakyat Indonesia senantiasa optimis.

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Petani Pemenang Adhikarya, di Jakarta, tgl 16 Jan 2015 Selasa, 27 Januari 2015

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Petani Pemenang Adhikarya, di Jakarta, tgl 16 Jan 2015 Selasa, 27 Januari 2015 Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Petani Pemenang Adhikarya, di Jakarta, tgl 16 Jan 2015 Selasa, 27 Januari 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SILATURAHMI DENGAN PETANI PEMENANG ADHIKARYA

Lebih terperinci

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban 1 Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran Oleh Prayoto Universitas Gadjah Mada Energi Sebagai Penunjang Peradaban Peradaban manusia sejak awal perkembangannya telah bertumpu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 subsidi ini meningkat menjadi 61 trilyun 1. Masalah ini sebenarnya bisa

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 subsidi ini meningkat menjadi 61 trilyun 1. Masalah ini sebenarnya bisa BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pemanfaatan listrik telah demikian luas. Mulai dari aktifitas rumah tangga hingga aktifitas perindustrian, semuanya membutuhkan listrik. Kebutuhan ini, dalam kenyataannya,

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8) LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2017 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Pariwisata. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri

Lebih terperinci

bahwa dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi listrik

bahwa dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi listrik 5^aafuiB»^ MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBELIAN TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA BAHAN GALIAN NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA BAHAN GALIAN NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA BAHAN GALIAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL Konferensi Informasi Pengawasan Oleh : Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Jakarta, 12

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PERIZINAN BAGI KEGIATAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG BERISIKO TINGGI DAN

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pelepasan Guru Garis Depan, di Jakarta, tgl 25 Mei 2015 Senin, 25 Mei 2015

Sambutan Presiden RI pd Pelepasan Guru Garis Depan, di Jakarta, tgl 25 Mei 2015 Senin, 25 Mei 2015 Sambutan Presiden RI pd Pelepasan Guru Garis Depan, di Jakarta, tgl 25 Mei 2015 Senin, 25 Mei 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PELEPASAN GURU GARIS DEPAN DI HALAMAN DEPAN ISTANA MERDEKA,

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF*) Djarot S. Wisnubroto

KECENDERUNGAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF*) Djarot S. Wisnubroto KECENDERUNGAN KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF*) Djarot S. Wisnubroto Diskusi mengenai pengelolaan limbah radioaktif konvensional (pengelolaan limbah hasil operasi industri nuklir) di negara-negara

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LOGO DAN PENGGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LOGO DAN PENGGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LOGO DAN PENGGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pertumbuhan dunia industri yang diiringi dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pola hidup konsumsi tak terbatas membuat meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIALOG PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns BAB IV PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kasus dari beberapa negara pengguna nuklir. Dimana negara-negara tersebut selain menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit

Lebih terperinci

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia No.393, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Jabatan Fungsional. Pranata Nuklir. Juknis. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013

Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013 Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HUT KE-3 GERAKAN KEWIRAUSAHAAN

Lebih terperinci

Nuklir Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Nuklir Nomor 7 Tahun 2016 tentang SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2OI7 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan nasional mutlak dimiliki setiap negara yang berdaulat. Salah satu faktor penentu pencapaian ketahanan nasional adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd acara Pembukaan National Innovation Forum 2015, di Banten, tgl 13 Apr 2015 Senin, 13 April 2015

Sambutan Presiden RI pd acara Pembukaan National Innovation Forum 2015, di Banten, tgl 13 Apr 2015 Senin, 13 April 2015 Sambutan Presiden RI pd acara Pembukaan National Innovation Forum 2015, di Banten, tgl 13 Apr 2015 Senin, 13 April 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN NATIONAL INNOVATION FORUM

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.8, 2016 SUMBER DAYA ENERGI. Percepatan Pembangunan. Infrastruktur Ketenagalistrikan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL KONDISI KEGEMPAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI CALON TAPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

KAJIAN AWAL KONDISI KEGEMPAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI CALON TAPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) KAJIAN AWAL KONDISI KEGEMPAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI CALON TAPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Kurnia Anzhar, Sunarko Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta kurnia_a@batan.go.id;sunarko@batan.go.id

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENESDM. DAK. Energi Pedesaan. Tahun Penggunaan. Petunjuk Teknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENESDM. DAK. Energi Pedesaan. Tahun Penggunaan. Petunjuk Teknis. No.351, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENESDM. DAK. Energi Pedesaan. Tahun 2015. Penggunaan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Lembaga : Program Anggaran (4) (5) Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, gandum tropis dan shorgum) 5 Varietas (1 padi,

Lebih terperinci

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 197/1998, BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL *48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PRESIDEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 75 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1969 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1967 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN TATA KERJA KOMISI PENILAI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1969 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1967 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN

Lebih terperinci

Teknologi Digital Tingkatkan Peluang Pengusaha Kecil Selasa, 30 Agustus 2016

Teknologi Digital Tingkatkan Peluang Pengusaha Kecil Selasa, 30 Agustus 2016 Teknologi Digital Tingkatkan Peluang Pengusaha Kecil Selasa, 30 Agustus 2016 Presiden mendorong berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi keuangan yang mampu meningkatkan akses layanan perbankan bagi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. PNBP. Kegiatan Panas Bumi. Konservasi Energi. Penerimaan. Penyetoran. Pemungutan. Pengenaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2012 NUKLIR. Instalasi. Keselamatan. Keamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5313) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Ketersediaan Pasokan Listrik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Minggu, 19 Maret 2017

Ketersediaan Pasokan Listrik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Minggu, 19 Maret 2017 Ketersediaan Pasokan Listrik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Minggu, 19 Maret 2017 Pemerintah terus menunjukkan keseriusannya memenuhi kebutuhan pasokan listrik di Tanah Air. Terkini, Presiden Joko Widodo pada

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR KEPRESIDENAN,

Lebih terperinci

Arahan Presiden RI pd Peninjauan Korban Gunung Sinabung, Tgl 23 Jan 2014, di Sumut Kamis, 23 Januari 2014

Arahan Presiden RI pd Peninjauan Korban Gunung Sinabung, Tgl 23 Jan 2014, di Sumut Kamis, 23 Januari 2014 Arahan Presiden RI pd Peninjauan Korban Gunung Sinabung, Tgl 23 Jan 2014, di Sumut Kamis, 23 Januari 2014 ARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENINJAUAN KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI KABANJAHE,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Limbah Radioaktif yang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1969 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1967 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN

Lebih terperinci

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI BAPETEN Sukarman Aminjoyo Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta INDONESIA http/www.bapeten.go.id.

Lebih terperinci