BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 SUMBER DATA a. KANADA (Bruce Doern, 2009) Kanada merupakan salah satu negara pengguna energi nuklir sebagai salah satu pasokan listrik di negara ini selain energi fosil. Kanada menggunakan energi nuklir untuk menanggulangi kurangnya pasokan listrik bagi negaranya, karena negara ini merasa adanya pertambahan penduduk di masa yang akan datang, sehingga Kanada berinisiatif untuk menggunakan energi lain selain fosil sebagai pembangkit listrik. Negara ini memilih nuklir sebagai energi alternatif karena nuklir merupakan energi yang ramah lingkungan. Selain energi nuklir merupakan konsumsi listrik paling murah yang siap pakai, nuklir juga tidak menghasilkan gas rumah kaca selain itu bisa juga dipakai untuk mencukupi kebutuhan listrik dari beban menengah hingga beban puncak. Kanada masih menggunakan energi nuklir sebagai energi alternatif karena Kanada masih dirisaukan mengenai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang masih belum bisa menjaga keselamatan masyarakat. Jika memang masih belum ada kebijakan tentang hal ini, Kanada akan tetap menggunakan energi fosil sebagai energi utama dan energi nuklir sebagai energi alternatif guna mencukupi kebutuhan listrik di negara Kanada. b. CHINA (Andrew C) Kawasan benua Asia, China merupakan salah satu negara pengguna energi nuklir untuk mencukupi kebutuhan listrik negara. China menggunakan energi nuklir sebagai penyedia kebutuhan listrik karena nuklir dapat digunakan oleh semua kalangan. Selain itu, masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah dapat mengkonsumsi listrik dengan harga yang relatif murah. Meski negara ini tahu resiko yang nantinya akan dihadapi ketika memakai energi nuklir sebagai pasokan listriknya, namun karena adanya jumlah penduduk negara China yang besar dan negara ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi, nuklir menjadi jawaban akan pertanyaan mengenai kebutuhan listrik yang cukup untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan industri. Berhubungan dengan masalah 10

2 sosial mengenai resiko yang dihadapi nantinya, pemerintah China sudah berusaha dengan menerapkan peraturan menyangkut keamanan dan keselamatan baik pengembangan maupun penggunaan nuklir sebagai pembangkit listrik. c. INDIA (Dr. S. K. Jain, 2007) India juga menggunakan nuklir sebagai pasokan listriknya sama seperti China dan Kanada. Nuklir digunakan negara ini sebagai pasokan listriknya untuk mencukupi kebutuhan listrik masyarakat negara ini. Seperti yang diketahui bahwa negara ini merupakan salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia, kebutuhan akan listrik pun juga harus dapat disebarkan secara merata. Meski India mengalami pembengkakan biaya pengembangan reaktor nuklir hingga tiga kali lipat, namun biaya yang murah ketika konsumsi pemakaian listrik itu digunakan, merupakan salah satu alasan bagi negara ini menggunakan energi nuklir sebagai pasokan listriknya. Hal ini merupakan salah satu keuntungan pula bagi India, karena selain murah, pemerataan penggunaan listrik dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Mengenai resiko umum yang harus dihadapi, masyarakat India masih khawatir mengenai resiko limbah yang akan terjadi. Namun, India mencoba mengurangi kekhawatiran masyarakat dengan pemanfaatan limbah secara tertutup. Negara ini berhasil mengurangi ketegangan resiko yang terjadi di kalangan masyarakat dengan pemanfaatan limbah ini. Pemanfaatan limbah secara tertutup ini digunakan dengan cara penanganan dari setiap limbah yang dikeluarkan dari setiap proses reaktor nuklir, di daur ulang hingga bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuat nuklir. Meski tidak sebagus kualitas uranium sebagai bahan dasar, namun hasil dari daur ulang ini dapat diguanakan kembali sebagai bahan dasar pembuat nuklir dengan bantuan energi lain. d. JERMAN (Wettmann, 2011) Nuklir merupakan salah satu energi yang dipakai di Jerman selain energi terbarukan, energi matahari dan energi angin, meski kapasitas yang digunakan memang jauh lebih banyak berasal dari energi nuklir. Namun, untuk ilmu pengetahuan dan kesadaran pemerintah Jerman akan terjadinya kelangkaan sumber bahan baku nuklir, Jerman sudah mulai mengembangkan beberapa energi di atas untuk energi alternatif bila terjadi kelangkaan tersebut. Alasan kenapa nuklir masih menjadi salah satu energi terbesar negara ini karena memang biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi listrik masyarakat jauh lebih 11

3 murah bila dibanding energi lain. Jerman merupakan salah satu negara yang berhasil menggunakan energi nuklir sebagai pasokan listriknya, meski tetap menghadapi resiko-resiko yang secara umum juga di alami oleh semua negara pengguna nuklir. Namun, hal itu bisa ditanggulangi dengan adanya kesiapan teknologi dan adanya teknologi yang modern untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan. e. PERANCIS (Anonim, 2007) Alasan negara Perancis menggunakan energi nuklir adalah karena Perancis hanya memiliki energi yang berasal dari bumi namun dengan kualitas yang rendah. Setelah Perancis menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit listrik, Perancis mengalami beberapa keuntungan dalam perekonomiannya. Selain energi murah yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat, hutang pemerintah pun juga berkurang seiring dengan pemakaian energi ini. hal ini disebabkan karena Perancis menjadi salah satu negara pembuat reaktor nuklir. Beberapa negara seperti Belgia, Afrika Selatan, Korea Selatan dan China mengimpor reaktor yang mereka gunakan dari Perancis. Oleh karena itulah negara Perancis mulai mengalami pertumbuhan ekonomi setelah pemakaian energi nuklir dan mencoba membuat reaktor nuklir yang siap untuk di ekspor. Meskipun di tahun 2008 terjadi kenaikan harga bahan baku pembuatan energi nuklir karena krisis, namun Perancis merupakan salah satu negara yang berhasil dalam penggunaan energi ini, karena selain sebagai pengguna, Perancis juga menjadi pengekspor reaktor. f. RUSIA (Leonid Andreev, 2011) Negara Rusia dapat dikatakan berhasil dalam penggunaan energi nuklir sebagai pasokan listrik karena biaya listrik menjadi lebih murah dan rendah emisi. Namun, di sisi lain banyak hal yang timbul karena pengembangan reaktor ini. Rusia, dalam pengembangan reaktor nuklir memerlukan investasi yang besar. Dukungan dari beberapa negara pun diperlukan untuk pelaksanaan pengambangan ini. Dari pengadaan proyek pembuatan energi nuklir ini, banyak korupsi yang terjadi. Hal ini menyebabkan kualitas bahan kontruksi jadi lebih rendah. Investasi yang diberikan pun harus dengan timbal balik pasokan listrik. Sedangkan regulasi hanya dibuat untuk melindungi badan yang menangani penggunaan energi nuklir. Oleh karena itu, dimungkinkan negara ini akan 12

4 mengalami pengalihan energi. Karena biaya dari segi bahan baku hingga investor tidak ada yang menguntungkan jika korupsi masih saja terjadi. g. SPANYOL (WEC, 2007) Spanyol merupakan salah satu negara di benua Eropa yang memakai energi nuklir sebagai pasokan listrik di negaranya. Spanyol menggunakan energi nuklir karena menurut negara ini energi terbarukan tidak mampu mencukupi pasokan listrik di Eropa. Selain itu, energi terbarukan tidak dapat memberikan beban dasar yang diperlukan untuk mengganti bahan bakar fosil. Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, energi nuklir tidak menyebabkan bertambahnya emisi karbondioksida di udara. Energi nuklir justru terbukti mengurangi prosentase karbondioksida yang terkandung di dalam udara. Alasan Spanyol tetap menggunakan energi nuklir ini, karena adanya ketidakpastian harga minyak dan gas justru akan menjadikan nuklir sebagai prospek yang menarik. h. SWEDIA ( Tomas Kaberger, 2007) Listrik merupakan kebutuhan dasar suatu negara untuk melaksanakan kegiatan ekonomi. Berbagai kebutuhan akan listrik terus meningkat tiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Hal ini terjadi pula di negara Swedia. Bahkan, seiring kebutuhan akan listrik yang terus meningkat, berbagai jenis barang pun juga diperdagangkan. Tak terkecuali dengan listrik itu sendiri. Listrik di negara Swedia merupakan barang yang bisa diperjualbelikan. Mulanya perusahaan-perusahaan di negara Swedia mulai memperjualbelikan listrik dengan sumber daya yang ada. Mulai dengan sumber daya air kemudian panas dan akhirnya nuklir. Pemilihan mereka akan nuklir selain sumber daya air yang menghasilkan listrik tidak lagi relevan, nuklir menjadi barang yang memiliki investasi yang tinggi sebagai penyedia pasokan listrik. i. SWISS (Rolf Ribi, 2009) Swiss merupakan salah satu negara pengguna energi nuklir yang akan beralih ke energi lain. Negara ini merasa bahwa keuntungan yang diperoleh dalam pemakaian listrik dengan energi nuklir ini tidak sebanding dengan biaya dan resiko yang harus ditanggung kenudian oleh rakyat Swiss. Meski murahnya harga listrik dan sumbangan nuklir dalam mengurangi karbondioksida di udara, namun hal itu masih dirasa timpang ketika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan dari dampak kesehatan manusia jika adanya kebocoran yang terjadi dalam reaktor yang akan menjalar ke lingkungan. Hingga saat ini meski Swiss 13

5 masih menggunakan energi nuklir sebagai penyedia pasokan listrik, namun pemerintah Swiss sudah mempromosikan adanya energi baru yang ramah lingkungan yang mereka sebut dengan eco energy. Eco Energy merupakan energi yang berasal dari surya, angin dan panas bumi. Dimungkinkan pada tahun 2030 Swiss akan melakukan pengalihan energi menuju energi yang ramah lingkungan ini. j. BRAZIL (Daniel Flemes, 2006) Brazil adalah negara yang berhasil menggunakan energi nuklir sebagai penyedia pasokan listrik bagi negaranya. Dalam menggunakan energi nuklir ini, Brazil tidak melihat resiko yang nantinya akan dihadapi atau besarnya biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan energi ini, meski negara ini mengalami pembengkakan anggaran hingga dua sampai empat kali lipat. Justru Brazil menggunakan energi ini dengan tujuan persahabatan antar negara. Brazil berusaha membuat hubungan yang baik dengan negara-negara pengguna nuklir untuk keberhasilan energi nuklir di negaranya. Hal ini dimaksudkan oleh Brazil agar tidak adanya permusuhan antar negara pengguna nuklir. k. AFRIKA SELATAN (Anonim, 2010) Afrika Selatan adalah salah satu negara di benua Afrika yang berhasil mengembangkan energi nuklir dalam menyediakan pasokan listrik di negaranya. Perbandingan biaya pengembangan reaktor yang mahal dengan murahnya listrik dan berbagai peraturan yang menyokong keselamatan pengguna tidak lagi menjadi persoalan bagi negara ini. Peraturan dan keselamatan penggunaan energi nuklir dalam menyediakan pasokan listrik sudah ditanggung oleh Dewan Energi Atom dan Departemen Mineral dan Energi. Selain itu, alasan negara ini menggunakan energi nuklir sebagai pasokan listriknya karena banyaknya investor yang akan menginvestasikan dana dalam bidang ini. Sehingga negara ini juga mulai menggunakan energi nuklir untuk pengembangan dunia pendidikan di negaranya. l. FINLANDIA (Greenpeace, 2009) Banyak negara yang setelah mereka menggunakan energi nuklir sebagai penyedia pasokan listrik bagi negara mereka melakukan pengalihan energi lain, seperti hal nya Finlandia. Negara ini mengalami kerugian yang cukup besar dengan penerapan energi nuklir sebagai penyedia listrik di Finlandia. Meski resiko kecelakaan yang besar dan belum adanya solusi untuk limbah, ada 14

6 beberapa kerugian lagi yang harus dialami oleh negara ini seperti; biaya konstruksi yang mahal karena Finlandia mengalami pembengkakan anggaran sebesar 50% dari anggaran dasar, ketergantungan akan pajak dan biaya listrik yang mahal. Masyarakat menilai bahwa dengan adanya energi nuklir ini biaya listrik menjadi mahal karena sebagian besar dana yang digunakan dalam pengembangan reaktor berasal dari pemerintah, sehingga beban pajak yang harus ditanggung oleh masyarakat Finlandia semakin besar. Selain itu listrik yang digunakan dalam pembuatan konstruksi nuklir sangat besar yang menyebabkan pembiayaan konstruksi ini semakin mahal. Untuk kegagalan penanggulangan iklim, pemerintah negara Finlandia lebih mempercayai pada pengurangan konsumsi bagi para pengguna kendaraan bermotor akan lebih bisa menanggulangi perubahan iklim. m. JEPANG (EIA, 2012) Jepang merupakan salah satu negara di benua Asia yang berhasil menggunakan energi Nuklir sebagai penyedia pasokan listrik bagi negaranya. Jepang dengan kedisiplinannya yang tinggi mampu membuat reaktor nuklir berjalan dengan baik sebagai pasokan listrik. Setelah memakai energi ini, konsumsi listrik di Jepang semakin murah. Semua kalangan dapat menikmati pelayanan listrik yang baik. Namun, setelah adanya tsunami dan gempa bumi yang terjadi di Jepang tahun 2011 yang lalu membuat kebocoran di salah satu reaktor nuklir yang menyebabkan diungsikannya masyarakat dalam radius kilometer. Dengan adanya kejadian ini, Jepang masih berupaya untuk tetap menggunakan nuklir dan belum memutuskan untuk beralih ke energi lain karena biaya listrik yang murah, meski produksi listriknya menjadi menurun. Untuk tetap menjaga kestabilan konsumsi listrik, pemerintah Jepang mendorong masyarakat untuk menggunakan energi terbarukan untuk membantu menambah kekurangan pasokan listrik yang terjadi karena bencana ini. Beberapa energi terbarukan yang diupayakan oleh pemerintah Jepang antara lain; matahari, angin, air, panas bumi dan biogas. n. AMERIKA SERIKAT (Anonim, 2010) Salah satu negara yang berhasil pula dalam penggunaan energi nuklir sebagai penyedia pasokan listrik negara yaitu Amerika Serikat. Dalam penggunaan energi nuklir ini, Amerika Serikat hanya mengkhawatirkan tentang aksi terorisme yang tidak dengan bijaksana menggunakan nuklir sebagai senjata. 15

7 Namun, di sisi lain banyak keuntungan yang diperoleh negara ini dengan menggunakan energi nuklir meski pembiayaannya meningkat dua hingga empat kali lipat dari rencana anggaran. Dengan menggunakan energi ini, Amerika serikat dapat dengan baik meningkatkan teknologi untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, nuklir juga menjaga keamanan perubahan iklim dengan tidak menghasilkan karbondioksida. Untuk berbagai resiko umum yang akan dihadapi, negara ini memiliki beberapa regulasi. Regulasi yang bertujuan untuk kebaikan iklim di masa yang akan datang sehingga dapat meminimalisir resiko kesehatan. Karena regulasi yang dibuat digunakan untuk mendukung kesejahteraan dan keselamatan pengguna energi nuklir. o. KOREA SELATAN (Sudarno, 2009) Korea Selatan juga merupakan salah satu negara di benua Asia yang mulai menggunakan energi nuklir. Pengembangan energi nuklir di negara ini cukup baik, karena negar ini sudah membagi tanggung jawab dalam bidang masingmasing. Baik itu dalam bidang pengawasan, pengembangan, manajemen, pengoperasian dan bahan bakar. Meski tentunya negara ini mengalami pembengkakan biaya dasar, namun pengembangan energi nuklir tetap dijalankan untuk mencapai kemandirian jangka panjang dalam bidang pengembangan teknologi. Sehingga dengan penerapan energi ini, bidang ilmu pengetahuan juga akan mengalami peningkatan, tidak hanya berfikir akan mendapatkan biaya listrik yang murah. p. PAKISTAN (Anonim, 2012) Negara Pakistan sudah mulai mengantisipasi resiko dari panggunaan energi nuklir, karena keselamatan telah menjadi ciri khas untuk negara dengan penggunaan energi ini. Alasan negara Pakistan masih menggunakan energi nuklir karena nuklir menyediakan keberlanjutan energi listrik negara. Selain itu, nuklir memiliki biaya bahan bakar yang rendah. Namun disisi lain, alasan dimungkinkannya negara ini beralih pada energi lain karena besarnya dampak kecelakaan nuklir yang nantinya akan terjadi dan proses produksi energi nuklir menjadi listrik yang siap konsumsi membutuhkan waktu yang lama. q. SLOVENIA (Ljubljana, 2011) Slovenia merupakan salah satu negara yang menggunakan nuklir karena biaya listrik yang siap pakai atau siap konsumsi jauh lebih murah dibandingkan dengan energi lain. Resiko yang nantinya harus dihadapi merupakan salah satu 16

8 alasan Slovenia menggunakan energi nuklir hanya sebagai energi alternatif. Negara ini mulai mengurangi konsumsi energi nuklir dan energi terbarukan karena tujuan penggunaan energi di Slovenia adalah untuk keberlanjutan dan keselamatan masyarakat. Selain tujuan tersebut, Slovenia juga meningkatkan daya saing melalui energi lain yang lebih aman, sehingga negara ini juga berfikir dengan adanya eksploitasi sumber daya terbarukan perlu ditanggulangi untuk pengalihan ke energi lain yang lebih aman. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dari negara-negara di atas, meskipun mereka tahu besarnya resiko secara umum yang harus mereka tanggulangi ketika pemakaian energi nuklir ini digunakan sebagai pembangkit listrik, beberapa negara seperti China dan India tetap ingin membuat reaktor baru dengan berbagai kebutuhan yang cukup besar. Karena besarnya penduduk yang berada di kedua negara ini, membuat konsumsi akan listrik juga semakin berlipat. Di sisi lain kedua negara ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi, sehingga membutuhkan kapasitas listrik negara yang cukup besar. Menganai resiko yang harus mereka hadapi. Kedua negara ini masih dapat membuat pencegahan-pencegahan baik saat pembuatan reaktor maupun penanganan akan limbah yang bisa di aur ulang atau pun pembuatan dinding permanen agar limbah tetap berada pada stu kawasan. Di lain pihak, beberapa negara juga mulai mengurangi penggunaan energi nuklir seperti di negara Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Hal ini dikarenakan takutnya ada tindakan proliferasi di beberapa negara. Dan mereka sudah mulai beralih pada energi lain untuk memasok kurangnya energi listrik di negara mereka. Selain itu beberapa negara dalam proses penggunaan energi nuklir ini dalam pengembangan penyelesaiian reaktor mengalami kevakuman karena pembengkakan biaya 3 sampai 5 kali lipat dari anggaran yang sudah direncanakan. Beberapa resiko juga menjadi salah satu alasan negara-negara ini mengurangi penggunaan energi nuklir seperti ; adanya kesalahan pada bagian kelistrikan yang menyebabkan kebakaran, adanya kebocoran pada sebagian inti nuklir dan kerusakan sistem pendingin, adanya sistem instrumen yang mengalami malfungsi sehingga menyebabkan pengoperasian dihentikan selama beberapa tahun hingga adanya masalah pada peralatan yang menyebabkan kematian darurat ( Hampir sebagian besar pengguna energi nuklir merupakan negara maju. Hanya beberapa negara berkembang yang menggunakan energi nuklir sebagai pasokan energi 17

9 listrik negara. Kesiapan teknologi yang negara maju miliki jauh lebih baik bila dibandingkan dengan negara berkembang. Negara maju yang sudah menjadi negara industri memiliki banyak variasi tenaga ahli yang lebih berkualitas dengan berbagai alat yang mendukung proses penelitian terhadap teknologi yang semakin berkembang. Sedang negara berkembang, jikalau mereka mampu membeli teknologi pembuat reaktor dan segala peralatan yang diperlukan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir ini, mereka hanya mampu untuk membeli teknologi kualitas menengah. Serta untuk variasi yang lain seperti tenaga ahli, peneliti-peneliti yang handal untuk menjamin keberlangsungan pengoperasian pembangkit listrik tenag nuklir ini mereka masih mengalami kesulitan. Membutuhkan biaya yang ekstra untuk sebuah negara berkembang menggunakan energi nuklir menjadi pembangkit listrik. Kesiapan teknologi di Indonesia, menurut International Atomic Energy Agency (IAEA), Indonesia termasuk dalam 13 negara terbaik dalam pemanfaatan teknologi dan pengoperasian reaktor nuklir untuk tujuan damai. Hal ini dipaparkan oleh Adiwardojo, Deputi Kepala BATAN Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir dalam konferensi pers Terapan Riset Nuklir Untuk Menjawab Kebutuhan Bangsa, 26 Oktober 2011 di Hotel Menara Peninsula. Selain itu, dalam hal kesiapan internal, saat ini Indonesia sudah memiliki tiga reaktor nuklir meskipun masih dalam skala riset. Bahkan salah satunya, yakni Reaktor Kartini di Yogyakarta didesain dan dibangun oleh tenagatenaga ahli Indonesia. Dengan memanfaatkan reaktor tersebut, maka didirikanlah sekolah tinggi teknologi nuklir (STTN) sebagai institusi yang akan mempersiapkan SDM nuklir di Indonesia (ebtke.esdm.go.id). Berikut merupakan tabel pengklasifikasian negara-negara maju dan berkembang dalam 17 negara pengguna energi nuklir. Tabel 1. Daftar negara maju dan negara berkembang pengguna energi nuklir No Nama Negara Negara Maju 1 Kanada Negara Sedang Berkembang 18

10 2 China 3 India 4 Jerman 5 Perancis 6 Rusia 7 Spanyol 8 Swedia 9 Swiss 10 Brazil 11 Afrika Selatan 12 Belanda 13 Jepang 14 Amerika Serikat 15 Korea Selatan 16 Pakistan 17 Slovenia Sumber : Bank Dunia Klasifikasi didasarkan pada klasifikasi Bank Dunia yaitu negara maju merupakan negara dengan high incomei. Sedangkan negara sedang berkembang adalah negara dengan low income, upper midle, dan lower midle. 3.2 TEKNIK ANALISIS DATA Menurut Lofland dalam Moleong (2005) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainnya. Peneliti harus dapat menangkap makna yang tersurat dan tersirat dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, untuk itu dibutuhkan kepandaian dalam memahami masalah. Peneliti harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang akan diteliti. Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis SWOT dan analisis Manfaat biaya. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan 19

11 adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja (wordpress.com, 2010). Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis biaya manfaat adalah sebuah pendekatan dengan prosedur yang sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan, dengan sebuah aktivitas atau proyek. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah secara akurat membandingkan kedua nilai, manakah yang lebih besar. Selanjutnya dari hasil pembandingan ini, pengambil keputusan dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan suatu rencana atau tidak dari sebuah aktivitas, produk atau proyek, atau dalam konteks evaluasi atas sesuatu yang telah berjalan, adalah menentukan keberlanjutannya (Anonim, 2008) 20

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns BAB IV PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi kasus dari beberapa negara pengguna nuklir. Dimana negara-negara tersebut selain menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat membutuhkan energi listrik, seperti saat kita berangkat dari rumah untuk bekerja, kuliah, rekreasi, acara keluarga ataupun

Lebih terperinci

MASA DEPAN ENERGI NUKLIR

MASA DEPAN ENERGI NUKLIR MASA DEPAN ENERGI NUKLIR Dua puluh dua dari 31 PLTN baru yang siap disambungkan ke jala-jala listrik Dunia telah dibangun di Asia, yang digerakkan oleh pertumbuhan ekonomi, kelangkaan sumber daya alam

Lebih terperinci

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr. Hari, Tanggal: Minggu, 21 Oktober 2012 Hal/Kol : http://zonapencarian.blogspot.com/2012/10/10- negara-yang-punya-reaktor-nuklir.html Sumber: WWW.ZONAPENCARIAN.BLOGSPOT.COM 10 Negara yang Punya Reaktor

Lebih terperinci

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Minggu, 10 Mei 2015 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014 Sumber Berita Selasar.com Hal. -

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.

I. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah energi merupakan salah satu hal yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia, ketergantungan kepada energi fosil masih cukup tinggi hampir 50 persen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di

BAB 1 PENDAHULUAN. di bumi. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah penggunaan emisi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, isu lingkungan merupakan masalah utama di dunia. Isu lingkungan ini muncul karena semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian. Pertama, hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,

BAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterbatasan energi listrik dan tingginya ketergantungan terhadap bahan bakar fosil membuat pemerintah harus tanggap untuk mecari solusi dari permasalahan tersebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

BAB I 1 PENDAHULUAN. listrik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik perlu diperhatikan

BAB I 1 PENDAHULUAN. listrik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik perlu diperhatikan BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Banyak sekali masyarakat yang bergantung pada tenaga listrik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama pada semua sektor kehidupan. Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, maka meningkat pula permintaan energi listrik. Suplai

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU Disusun : HENDRO DWI SAPTONO NIM : D 200 050 116 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MEI 2010 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya PAPER Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua Sarah Amalia Nursani Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Kelas 9 semester 1 NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG 1 2 PENGERTIAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi krisis energi yang dihadapi Indonesia. Energi nuklir yang seringkali dicap jelek sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan masih sangat bergantung pada iklim kebijakan yang kuat. Di tahun 2013 terdapat sejumlah peningkatan kebijakan dan target

Lebih terperinci

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Penggunaan uranium sebagai bahan bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) selain menghasilkan tenaga listrik dapat juga menghasilkan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek, baik itu dari aspek sosial, budaya, ekonomi maupun teknologi. Banyak sekali

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, penggunaan sumber energi fosil tak pelak lagi merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh umat manusia. Dalam penggunaan energi nasional di tahun

Lebih terperinci

Otonomi Energi. Tantangan Indonesia

Otonomi Energi. Tantangan Indonesia Otonomi Energi Salah satu masalah yang paling besar di dunia saat ini adalah energi atau lebih tepatnya krisis energi. Seluruh bagian dunia ini tidak dapat mengingkari bahwa berbagai persediaan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak bumi, gas dan batubara di Indonesia,membuat kita harus segera memikirkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia

Lebih terperinci

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil)

Gambar Proporsi penggunaan sumber energi dunia lebih dari duapertiga kebutuhan energi dunia disuplai dari bahan bakan minyak (fosil) ARSITEKTUR DAN ENERGI Tri Harso Karyono Harian Kompas, 21 September 1995, Jakarta, Indonesia. Pengamatan para akhli memperlihatkan konsumsi energi dunia meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir ini.

Lebih terperinci

Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS

Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS Perlambatan ekonomi China semakin mencemaskan perekonomian global. Setelah menikmati pertumbuhan ekonomi double digit pada tahun 2010, perkonomian China memasuki

Lebih terperinci

INDUSTRI BAHAN BAKAR NUKLIR DI DUNIA

INDUSTRI BAHAN BAKAR NUKLIR DI DUNIA INDUSTRI BAHAN BAKAR NUKLIR DI DUNIA RINGKASAN Seiring dengan perubahan perencanaan pembangunan PLTN baru dan liberalisasi pasar pembangkit listrik di dunia, kecenderungan penggabungan industri-industri

Lebih terperinci

PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan)

PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan) PROSPEK EKONOMI WOOD PELLET (Untuk Bisnis Energi Terbarukan) Rachman E., Tati R. dan Sofwan B. April 2014 BADAN LITBANG KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN Rp.2,240,000 16.087.000 IDR/ha (4 thn) KB 8,000 USD/ha

Lebih terperinci

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 menyebabkan tekanan besar pada harga komoditas dagang dan permintaan sumber daya alam. Dampak tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan terhadap penyediaan energi listrik terus mengalami peningkatan. Peningkatan konsumsi energi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008 38 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 198-28 Berdasarkan Gambar 4.1, periode 198 hingga 28 perkembangan GDP pertanian negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai pola pengelolaan energi diperlukan perubahan manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini telah diketahui bahwa permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu pemanasan global sudah sering dibicarakan pada media berita dan masyarakat sendiri sudah tidak asing lagi dengan kata pemanasan global. Namun isu pemanasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan yang sering sekali menjadi pusat perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. Di Indonesia, hal

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum dapat mencapai target pembangunan di bidang energi hingga pada tahun 2015, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri masih ditopang oleh impor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Alam menyediakan begitu banyak energi. Potensi sumber daya alam dapat digunakan untuk kebutuhan dan kepentingan manusia. Menurut proses pembentukannya, sumber daya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Natalitas (kelahiran) yang terjadi setiap hari tentu menambah jumlah populasi manusia di muka bumi ini. Tahun 2008 ini populasi penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat pemakaian bahan bakar terutama bahan bakar fosil di dunia semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya laju

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. Untuk itu sumber daya energi adalah aset untuk

Lebih terperinci

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014 Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014 Akhir-akhir ini di berbagai media ramai dibicarakan bahwa â œindonesia sedang mengalami krisis energiâ atau â œindonesia sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah masalah energi. Saat ini Indonesia telah mengalami krisis energi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1973 TENTANG PERSETUJUAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TERHADAP PERUBAHAN PASAL VI ANGGARAN DASAR BADAN TENAGA ATOM INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH JEPANG DALAM PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI 2011

SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH JEPANG DALAM PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI 2011 SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH JEPANG DALAM PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI 2011 Japanese Government Effort to Overcome Energy Crisis after Earthquake and Tsunami Disaster 2011 Disusun

Lebih terperinci

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( 1998 2011 ) RESUME SKRIPSI Disusun Oleh : Pongky Witra Wisesa (151040295) JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016 Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen yang selalu dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena hampir semua kegiatan manusia bergantung pada ketersediaan energi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Akan tetapi, sumberdaya alam yang melimpah ini belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah konsumsi minyak bumi Indonesia sekitar 1,4 juta BOPD (Barrel Oil Per Day), sedangkan produksinya hanya sekitar 810 ribu BOPD (Barrel Oil Per Day). Kesenjangan konsumsi

Lebih terperinci

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos Biomas Kayu Pellet Energi Pemanas Rumah Tangga (winter) Energi Dapur Masak Energi Pembangkit Tenaga Listrik Ramah Lingkungan Karbon Neutral Menurunkan Emisi Karbon Oleh FX Tanos Pendahuluan Beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dalam membangun perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesa.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi energi listrik dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam hal ini industri memegang peranan penting dalam kenaikan konsumsi listrik dunia. Di Indonesia,

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik menjadi kebutuhan utama manusia baik sektor rumah tangga, industri, perkantoran, dan lainnya. Kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global

Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global Benyamin Lakitan Kementerian Negara Riset dan Teknologi Rakorda MUI Lampung & Jawa Jakarta, 22 Juli 2008 Isu Global [dan Nasional] Krisis Pangan Krisis Energi

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI PERAN IAEA DALAM MENGATASI KASUS KEBOCORAN NUKLIR DI FUKUSHIMA

RESUME SKRIPSI PERAN IAEA DALAM MENGATASI KASUS KEBOCORAN NUKLIR DI FUKUSHIMA RESUME SKRIPSI PERAN IAEA DALAM MENGATASI KASUS KEBOCORAN NUKLIR DI FUKUSHIMA 2011 2014 Nama : Cynthia Amorta Putri NIM : 151100084 Jepang merupakan sebuah negara kepulauan di Asia Timur, terletak di Samudra

Lebih terperinci

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010 Kebijakan Energi dan Implementasinya Tinjauan dari Sisii Ketahanan Energi Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM ULANGAN HARIAN I Mata Pelajaran Kelas Materi : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : IX : Potensi SDA dan SDM I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d dalam

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income

BAB IV GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income -28 Kelompok negara high income merupakan kelompok negara yang telah melewati tahapan pertumbuhan ekonomi hingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di

Lebih terperinci

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia Soal-soal Open Ended Bidang Kimia 1. Fuel cell Permintaan energi di dunia terus meningkat sepanjang tahun, dan menurut Proyek International Energy Outlook 2013 (IEO-2013) konsumsi energi dari 2010 sampai

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen)

Pertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen) 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi dunia mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan bakar utama berbasis energi fosil menjadi semakin mahal dan langka. Mengacu pada kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. - PLTN dikelompokkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Juli 2007 No. 56/10/16/Th.XVIII, 3 Oktober PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat untuk perusahaan. Bagi seorang manajer keuangan, salah satu tugasnya adalah mengambil keputusan

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012

Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012 Kekayaan Energi Indonesia dan Pengembangannya Rabu, 28 November 2012 Kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan. Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang dihadapi oleh manusia. Dampak yang ditimbulkan oleh pembakaran

Lebih terperinci

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA Oleh: Dewi Triwahyuni, S.Ip., M.Si. Saran Bacaan: Eugene R. Wittkopf, The Future of American Foreign Policy,, Second Edition (New York: St. Matin s Press, 1992).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sumber energi masa depan kita sulit diprediksi termasuk kebutuhan akan sumber energi listrik. Energi listrik tidak dapat diciptakan begitu saja, diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kemajuan teknologi dan industri telah memacu pertumbuhan konsumsi enerji yang cukup tinggi selama beberapa dasawarsa terakhir di dunia, sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi fosil masih menjadi sumber energi utama yang paling banyak digunakan oleh manusia terutama di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan

Lebih terperinci

Untuk mengatasi masalah pasokan listrik, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu :

Untuk mengatasi masalah pasokan listrik, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu : Untuk mengatasi masalah pasokan listrik, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu : Pertama, mengatasi masalah listrik dengan menggunakan bahan bakar minyak. Minyak bumi merupakan bahan bakar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), maka peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Salah satu ciri dari negara berkembang adalah sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani. Kegiatan pertanian yang dilakukan masih menggunakan peralatan tradisional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik nasional memerlukan energi baru untuk lebih memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden Nomor 5 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan dunia akan energi listrik semakin meningkat diiringi dengan meningkatnya jumlah penduduk. Terutama Indonesia yang merupakan negara berkembang membutuhkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA Aan Zainal M 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) dan I K Gunarta 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan sumber energi tak terbarukan berupa energi fosil yang semakin berkurang merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis energi dunia. Fenomena ini juga

Lebih terperinci

PEMENUHAN SUMBER TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

PEMENUHAN SUMBER TENAGA LISTRIK DI INDONESIA PEMENUHAN SUMBER TENAGA LISTRIK DI INDONESIA Oleh : Togar Timoteus Gultom, ST, MT Dosen STT-Immanuel, Medan Abstrak Penulisan bertujuan untuk mengetahui supply dan demand tenaga listrik di Indonesia. Metode

Lebih terperinci