LAPORAN HASIL RAPAT DENGAN PEMERINTAH DAERAH DAN BUMN. MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Bogor, 22 Februari 2011
|
|
- Leony Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN HASIL RAPAT DENGAN PEMERINTAH DAERAH DAN BUMN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Bogor, 22 Februari 2011
2 Yang terhormat : LAPORAN HASIL DISKUSI Bapak Presiden RI, Bapak Wakil Presiden RI, Para Menteri KIB II dan Kepala Lembaga Non Kementerian, Para Gubernur, Ketua KEN dan Ketua KIN, Para Direktur Utama dan Komisaris Utama BUMN, Hadirin Peserta Rapat Kerja yang saya Hormati, Ijinkan kami melaporkan hasil-hasil rapat kerja Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dan BUMN. Slide - 2
3 Setelah mendengarkan arahan Bapak Presiden, selanjutnya rapat dipimpin oleh Bapak Wakil Presiden mendengarkan paparan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia oleh Menko Perekonomian dan diikuti oleh paparan Menteri BUMN tentang komitmen BUMN dalam berinvestasi di masing-masing koridor ekonomi. Selanjutnya paparan oleh Ketua KEN tentang pentingnya peran BUMN sebagai motor penggerak pembangunan khususnya dalam pembangunan infrastruktur dan perlunya mengedepankan pendekatan business as not usual. Sementara Ketua KIN memaparkan pentingnya mendorong perekonomian Indonesia yang mengedepankan value added dengan tahapan yang bergerak dari factor driven economy ke efficiency driven economy dan akhirnya menuju innovation driven economy. Hari pertama ditutup dengan diskusi kelompok yang terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan koridor ekonomi, sehingga masing-masing Gubernur dan BUMN dapat fokus pada daerahnya masing-masing. Slide - 3
4 Diskusi berlangsung kemarin petang hingga larut malam. Dalam suasana diskusi yang sangat dinamis ini, seluruh peserta rapat kerja menyepakati untuk menjadikan arahan Presiden sebagai acuan dalam diskusi kelompok. Sejalan dengan arahan Presiden tersebur semua peserta mendukung bahwa masterplan merupakan dokumen yang sangat penting dan strategis serta akan dikawal secara terus menerus dalam pelaksanaannya. Gubernur dan BUMN berkomitmen bersama terhadap tema pembangunan di setiap koridor ekonomi yang sudah tepat karena didasarkan pendekatan dan analisis yang benar. Namun demikian beberapa Gubernur ingin menambahkan beberapa proyek untuk mempercepat dan memperluas pelaksanaan pembangunan di daerahnya. Terhadap provinsi-provinsi yang tidak secara langsung terdapat sektor fokus di provinsinya bukan berarti mereka tidak termasuk dalam pembangunan koridor ekonomi. Slide - 4
5 Usulan dari beberapa provinsi tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dan penyempurnaan lebih lanjut. Sebagai contoh: usulan provinsi Aceh sebagai lumbung pangan nasional, akan dipertimbangkan, demikian pula usulan provinsi Sumbar mengenai pengembangan pelabuhan Teluk Bayur dan pengembangan rel Kereta Api (Padang ke Solo dan sepanjang pantai timur, dan perpanjangan runway bandara Padang). Demikian pula usulan-usulan yang diajukan oleh provinsi lain. Selanjutnya BUMN akan menjadi salah satu motor penggerak pembangunan ekonomi dalam Koridor terutama investasi untuk infrastruktur/konektivitas. Usulan ini mengemuka di provinsi-provinsi kawasan timur Indonesia. BUMN dalam diskusi menyatakan kesiapannya untuk mendukung proyekproyek yang ada di masing-masing koridor sesuai dengan tema pembangunan yang ditetapkan. Berikut adalah beberapa rencana investasi proyek-proyek besar BUMN (lebih dari 1 Triliun) yang teridentifikasi selama diskusi: Slide - 5
6 RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Koridor Sumatera No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 1. Proyek Pengembangan Kawasan Industri Sei Mangke (KISM): Perkebunan Kelapa Sawit, Refinery dan Oleo Chemicals Lokasi: Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Batubara, Sumatera Utara Nilai:Rp 6,8 Triliun Luas Areal: 104 Ha Tenaga Kerja: org Jadwal: PTPN III, PTPN IV, PT KAI Masih dibutuhkan : Jalan KA 25 KM Jalan Kabupaten 25 KM Lebar 8 M. Pembangunan jalan KA di TA oleh PT KAI Pembangunan jalan kabupaten oleh Pemda terkait. Slide - 6
7 Koridor Sumatera No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 2. Proyek pengembanga n kluster pupuk majemuk NPK RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Tanjung Api-Api Nilai:Rp 1,8 Triliun Luas Areal: Ha Tenaga Kerja: org Jadwal: Pusri Holdings Masih dibutuhkan : Jalan dari Tanjung Api- Api 60 KM ke Lokasi Pelabuhan Tanjung Api- Api Suplai listrik kurang lebih 6 MW dan utilitas lainnya Percepatan pembangunan jalan provinsi tahun 2012 Pembangunan pelabuhan ybs. Slide - 7
8 Koridor Sumatera No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 3. Proyek pembangunan rel kereta api tanjung enim ke Lampung 4. Proyek pembangunan rel kereta api tanjung enim ke Tanjung Api-api RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Sumatera Selatan dan Lampung Nilai:Rp 15,3 Triliun Panjang rel: 307 Km Tenaga Kerja: org Jadwal: Lokasi: Sumatera Selatan Nilai:Rp 13,5 Triliun Panjang rel: 256 Km Tenaga Kerja: org Jadwal: PT Bukit Asam PT Bukit Asam Penyesuaian peraturan lama dengan peraturan baru terkait dengan UU Minerba No. 4/2009 diperlukan waktu. Ada prioritas untuk skema yang telah sesuai peratuan lama dengan peraturan baru. Slide - 8
9 Koridor Sumatera No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 5. Proyek pembangunan PLTU Banjar Sari 2 x 100 MW RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Kabupaten Lahat Nilai:Rp 4,5 Triliun Tenaga Kerja: org Jadwal: PT Bukit Asam Masih menunggu adendum Power Purchase Agreement Slide - 9
10 Koridor Jawa No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 1. Proyek Perluasan Pelabuhan Tanjung Priok 2. Proyek Railway access dan access road ke terminal peti kemas JICT RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi:Utara Kali Baru Tanjung Priok, Jakarta Nilai:Rp 22 Triliun (Tahap I : 6 Triliun) Luas Areal: 270 Ha Jadwal: (Tahap I) Lokasi:Utara Kali Baru Tanjung Priok, Jakarta Nilai:Rp... Triliun Jadwal: Pelindo II Bina Marga, Dirjen KA, JICT (Pelindo) Keputusan mengenai pengecualian dari UU No. 17/2008 Tentang Pelayaran dan Ketentuan tentang LH (Ijin AMDAL) Pembebasan Lahan (Mbah Priok); yang menempati lahan tidak memiliki sertifikat yang sah (sepenuhnya pemiliknya Pelindo Penunjukkan langsung kepada Peindo II karena proyek ini merupakan perluasan dari pelabuhan yang ada (bukan pembangunan pelabuhan baru) Ditangani oleh Tim Terpadu Pusat Slide - 10
11 Koridor Jawa RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 3. Proyek pembangunan Jakarta Circle Line (peningkatan utilisasi jaringan KRL eksisting) Lokasi: DKI Jakarta Nilai:Rp 36 Triliun Luas Areal: 5 stasiun baru, 5 stasiun transit, 9 stasiun inter-koneksi dengan 8 koridor Trans jakarta, 10 stasiun park and ride Tenaga Kerja:... Jadwal: PT KAI Belum adanya ijin dari peraturan Kementerian Perhubungan karena ada konflik tentang penguasaan sarana dan prasarana PT KAI Perlu keputusan Menhub tentang pemberian ijin Slide - 11
12 Koridor Jawa No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 4. Proyek revitalisasi pabrik pupuk dengan memanfaatkan gas dari exxon Pertamina Cepu Manfaat menghemat biaya transportasi: USD 60 Juta/ Tahun RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Gresik dan Cepu Nilai:Rp 18 Triliun Luas Areal:.. Tenaga Kerja: org Jadwal: Pusri Holding Kepastian pasokan gas dari Exxon Pertamina Mempercepat realisasi pengadaan gas oleh Exxon Pertamina Slide - 12
13 Koridor Jawa RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 5. Proyek Jalan Tol Jasa Marga dalam Koridor Trans Jawa dan Lingkar Jakarta Lokasi: Jawa Nilai:Rp 28,3 Triliun Panjang jalan total : 240 KM Tenaga Kerja: org Jadwal: PT Jasa Marga Tbk Kecepatan pembebasan lahan Ketersediaan dana bergulir dan jaminan harga lahan serta dana cost sharing Mempercepat penyelesaian UU Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum Membentuk Task force khusus yang fokus pada pembebasan lahan Memastikan ketersediaan dana lahan dan cost sharing secara tepat waktu. Slide - 13
14 Koridor Kalimantan No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 1. Nama: Proyek peningkatan produksi bahan bakar minyak dan gas: Hulu, Refinery, Pemasaran dan Niaga 2. Pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim 5 RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Kalimantan Timur Nilai:Rp 11,4 Triliun Luas Areal: - Tenaga Kerja: Jadwal: Lokasi: Bontang, Kalimantan Timur Nilai:Rp 5,4 Triliun Luas Areal: - Tenaga Kerja: Jadwal: Pertamina PT Pupuk Kaltim Pasokan gas hanya untuk 10 tahun. Perlu kepastian minimal 15 tahun agar bankable Kepastian pasokan gas dari BP Migas Slide - 14
15 Koridor Kalimantan No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 1. Proyek pembangunan Smelter Grade Alumina RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Mempawah, Kalbar Nilai:Rp 9 Triliun Luas Areal: - Tenaga Kerja: Jadwal: PT Antam Regulasi untuk pembebasan lahan Percepatan UU dan aturan pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum Slide - 15
16 Koridor Sulawesi - Malut No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 1 Proyek Pengembangan produksi bahan bakar minyak dan gas: Hulu, Pemasaran dan Niaga 2 Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Luwuk, Sulawesi Tengah Nilai:Rp 14,1 Triliun Luas Areal: - Tenaga Kerja: Jadwal: Lokasi: Halmahera Timur Nilai:Rp 15 Triliun Luas Areal: - Tenaga Kerja: 950 org Jadwal: Pertamina PT Antam Regulasi untuk pembebasan lahan Percepatan UU dan aturan pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum Slide - 16
17 Koridor Bali - NT No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 1. Proyek pembangunan jalan tol Nusa Dua Bandara Ngurah Rai Denpasar Selatan 2. Proyek pengembangan Mandalika RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Provinsi Bali Nilai:Rp 1,6 Triliun Luas Areal: - Tenaga Kerja: Jadwal: Lokasi: Lombok Tengah Nilai:Rp 1,6 Triliun Luas Areal: - Tenaga Kerja: Jadwal: Angkasa Pura I, Jasa Marga, PT Pengemba ngan Pariwisata Bali, BUMN Konstruksi Belum sesuai dengan RTRW Provinsi Bali Dukungan Pemda untuk kesepakatan dengan DPRD Memasukkan design proyek dalam KSN Sarbagita Slide - 17
18 Koridor Bali - NT No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 1. Proyek pembangunan jalan tol Nusa Dua Bandara Ngurah Rai Denpasar Selatan RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Lokasi: Provinsi Bali Nilai:Rp 1,6 Triliun Luas Areal: - Tenaga Kerja: Jadwal: Angkasa Pura I, Jasa Marga, PT Pengemba ngan Pariwisata Bali, BUMN Konstruksi Belum sesuai dengan RTRW Provinsi Bali Dukungan Pemda untuk kesepakatan dengan DPRD Memasukkan design proyek dalam KSN Sarbagita Slide - 18
19 RENCANA INVESTASI BESAR BUMN (Diatas Rp 1 Triliun) Koridor Papua - Maluku No. KEGIATAN BUMN HAMBATAN USULAN 1. Proyek pembangunan jaringan optik, termasuk 5 Hub (Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura dan Marauke) Lokasi: Provinsi Papua dan Maluku Nilai:Rp 21,79 Triliun Luas Areal: - Jadwal: Telkom, Telkomsel Slide - 19
20 REKAPITULASI KONTRIBUSI BUMN Kontribusi BUMN terhadap program P3EI Slide - 20
21 NILAI DAN JUMLAH PROYEK BUMN DALAM P3EI Besaran Proyek dalam Rp Triliun (Jumlah Proyek) 21,11 (5) 20,77 (9) 0,22 (2) Slide - 21
22 RINCIAN DAMPAK PROYEK BUMN DALAM P3EI TERHADAP PENCIPTAAN TENAGA KERJA Slide - 22
23 Dalam diskusi juga mengemuka beberapa usulan beberapa perubahan maupun penyempurnaan untuk regulasi yang dirasakan masih menghambat pelaksaan pembangunan selama ini. Hal ini merupakan bagian penting dari komitmen Pemerintah untuk melakukan debottlenecking. Usulan perubahan regulasi tersebut meliputi: Slide - 23
24 PERMASALAHAN REGULASI Percepatan penyelesaian RUU tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum dan peraturan pelaksanaannya. Percepatan amandemen UU No. 17/2008 tentang Pelayaran khususnya pada pengecualian penerapan azas cabotage untuk kapal-kapal kategori tertentu dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi migas Percepatan pelaksanaan revisi PP No. 62/ 2008 tentang pemberian tax allowance untuk jenis-jenis usaha tertentu dan/atau di kawasan tertentu. Percepatan pelaksanaan PP 94/2010 tentang Tax Holiday. Slide - 24
25 PERMASALAHAN REGULASI Percepatan penetapan PP tentang penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus. Percepatan penerbitan Inpres Moratorium penggunaan kawasan hutan primer. Percepatan penyelesaian RTRW seluruh provinsi pada tahun 2011 ini. Perubahan ketentuan tentang penjaminan perusahaan induk BUMN terhadap anak perusahaannya (pengecualian dari ketentuan yang diatur dalam Keppres No. 57/1970 yang melarang BUMN memberikan jaminan kepada anak perusahaannya). Kelonggaran peraturan Bank Indonesia bagi bank-bank BUMN dalam pemenuhan persyaratan perbankan agar dapat mendukung proyek-proyek investasi BUMN. Slide - 25
26 Dalam diskusi juga mengemuka beberapa usulan rencana investasi BUMN yang perlu dipertimbangkan secara serius untuk dilakukan pembahasan dan penyempurnaan masterplan lebih lanjut. Slide - 26
27 PROYEK-PROYEK INVESTASI BUMN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Hub Internasional untuk kawasan Indonesia kawasan barat dan pelabuhan Bitung untuk Indonesia kawasan timur. Pengembangan tanjung api-api dan muara enim di sumatera selatan sebagai basis industri hilir karet dan industri batu bara. Pusat di pertumbuhan Cilegon di provinsi Banten dan Tuban di Provinsi Jawa Timur sebagai kluster industri berbasis petrokimia. Slide - 27
28 PROYEK-PROYEK INVESTASI BUMN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN Pengembangan kluster industri kodensap dan petrokimia di Bontang Provinsi Kalimantan Timur. Pengembangan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan di Maloy, Kalimantan Timur. Pengembangan sarana transportasi pariwisata di Bali (keliling Bali kurang lebih 570 Km). Slide - 28
29 PENUTUP Pada akhirnya seluruh peserta rapat kerja sepakat agar terus menerus dilakukan sosialisasi di daerahnya masing-masing dan mengawal pelaksanaannya.
REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA ARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN 2011-2025 Disampaikan Pada acara: RAKERNAS KEMENTERIAN KUKM Jakarta,
Lebih terperinciPengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa
Pertumbuhan. Sumatera Sei Mangke, Sumatera Utara (Kelapa Sawit) Dumai, Riau (Kelapa Sawit) Muara Enim, Sumatera Selatan (Batubara) Sei Bamban, Sumatera Utara (Karet) Karimun, Kepulauan Riau (Perkapalan).
Lebih terperinciPe r ke m b a n ga n
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Perkembangan Pe r ke m b a n ga n Kawasan Ekonomi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Khusus D i I n d o n e s i a
Lebih terperinciRISALAH RAPAT. : Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Sumatera Utara
RISALAH RAPAT Hari/Tanggal : Kamis, 8 Juni 2017 Waktu : 13.00 15.30 WIB Tempat : KPPIP Perihal : Rapat Tindak Lanjut Rapat Terbatas (RATAS) Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sumatera Utara Peserta
Lebih terperinciRISALAH RAPAT. Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Kalimantan Timur
RISALAH RAPAT Hari/Tanggal : Kamis/15 Juni 2017 Waktu : 13.30 15.00 WIB Tempat : KPPIP Perihal : Rapat Tindak Lanjut Rapat Terbatas (RATAS) Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kalimantan Timur Peserta :
Lebih terperinciHilirisasi Pembangunan Industri Berbasis Migas dan Batubara. Direktorat Industri Kimia Hulu Ditjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka 17 Februari 2016
Hilirisasi Pembangunan Industri Berbasis Migas dan Batubara Direktorat Industri Kimia Hulu Ditjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka 17 Februari 2016 LATAR BELAKANG Dasar Hukum Undang-undang Nomor 3 Tahun
Lebih terperinciMP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan
Rubrik Utama MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Oleh: Dr. Lukytawati Anggraeni, SP, M.Si Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor olume 18 No. 2, Desember
Lebih terperinciPROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Oleh: DR. Dedi Mulyadi, M.Si Jakarta, 1 Februari 2012 Rapat Kerja Kementerian Perindustrian OUTLINE I. PENDAHULUAN II.
Lebih terperinci2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1228, 2017 KEMENKO-PEREKONOMIAN. Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciKORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF
KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF Apakah Rencana Tata Ruang Pulau sudah sesuai dengan koridor ekonomi?, demikian pertanyaan ini diutarakan oleh Menko Perekonomian dalam rapat
Lebih terperinciJakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS
Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka
Lebih terperinciJAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t
JAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t ahun mendatang (2015-2019) mencanangkan pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km, jalan baru 2.650 km, dan pemeliharaan jalan 46.770 km. Pembangunan
Lebih terperinciHASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil
HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D. 2014 Prof. Dr. Rizal Djalil DEPOK, 30 MARET 2015 LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN UU 30/2007 (Energi)
Lebih terperinciBAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR
BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR Pelaksanaan MP3EI memerlukan dukungan pelayanan infrastruktur yang handal. Terkait dengan pengembangan 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama, telah diidentifikasi
Lebih terperinciGambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia
- 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Pertemuan Bisnis para Pengusaha Indonesia dan..., Beijing, tgl 27 Mar 2015 Jumat, 27 Maret 2015
Sambutan Presiden RI pd Pertemuan Bisnis para Pengusaha Indonesia dan..., Beijing, tgl 27 Mar 2015 Jumat, 27 Maret 2015 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN BISNIS PARA PENGUSAHA INDONESIA
Lebih terperinciBAB 7. POTENSI SUMBERDAYA MANUSIA DAN ALAM INDONESIA SERTA KEBIJAKAN NASIONAL. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati
BAB 7. POTENSI SUMBERDAYA MANUSIA DAN ALAM INDONESIA SERTA KEBIJAKAN NASIONAL Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati Potensi Sumberdaya Manusia dan Alam Indonesia Sumberdaya alam Indonesia berasal dari
Lebih terperinciRISALAH RAPAT. : Pembahasan tindak lanjut RATAS PSN di Provinsi Sumatera Selatan
RISALAH RAPAT Hari/Tanggal : Kamis/13 Juli 2017 Waktu : 15.00 17.00 WIB Tempat : Hotel Sari Pan Pacific Jl. M. H. Thamrin No. 6, Jakarta Pusat Perihal : Rapat Tindak Lanjut Rapat Terbatas (RATAS) Proyek
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;
Lebih terperinci68 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI
8 68 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI Dalam rangka pelaksanaan MP3EI, perlu dukungan perbaikan berbagai regulasi agar percepatan pelaksanaan proyek-proyek MP3EI dapat dilaksanakan tanpa ada hambatan.
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI GROUNDBREAKING PROYEK JALAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1851, 2016 KEMENKO-PEREKONOMIAN/KETUA DEWAN NASIONAL KAWASAN EKONOMI KHUSUS. Kegiatan Utama.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1851, 2016 KEMENKO-PEREKONOMIAN/KETUA DEWAN NASIONAL KAWASAN. Kegiatan Utama. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KETUA DEWAN NASIONAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Selain sebagai sumber utama minyak nabati, kelapa sawit
Lebih terperinciDr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013
Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Yth. : Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENJELASAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG INDUSTRI GULA TEBU, KEK, MEA, INVESTASI DAN STANDARISASI DALAM RAPAT KERJA DENGAN KOMISI VI DPR-RI TANGGAL 6 APRIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciProspek Pengembangan KEK di Sulawesi Selatan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Dipaparkan dalam: Workshop Pengembangan Kawasan Ekonomi di sulawesi Selatan Makassar ǀ November 2013 Prospek
Lebih terperinciPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM
REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG Jakarta, 9 April 2015 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua, Yang saya hormati,
Lebih terperinciCUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG
CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu
Lebih terperinciPROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO
PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Terminal Kapal Pesiar Tanah Ampo Kabupaten Karangasem dengan sebutan "Pearl from East Bali" merupakan tujuan wisata ketiga setelah
Lebih terperinciPENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL DAN PROGRAM MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL DAN PROGRAM MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) Disampaikan Pada Acara Forum Komunikasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERINDUSTRI. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Telepon:
KEMENTERIAN PERINDUSTRI Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telepon: 021-525 6548 DAFTAR ISI 1 PENDAHULUAN 3 2 KINERJA SEKTOR INDUSTRI 7 3 PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 13 4 KEBUTUHAN LAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA DEWAN NASIONAL KAWASAN NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN. PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I
LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2017-2018 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciBAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI
BAB 4: PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI A. Tahapan Pelaksanaan MP3EI merupakan rencana besar berjangka waktu panjang bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, implementasi yang bertahap namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan
Lebih terperinciEnergy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development Jakarta, 19 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai
Lebih terperinciPROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS
PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI 28 Februari 2011 Indonesia memiliki keunggulan komparatif
Lebih terperinciLANGKAH DAN STRATEGI. Paparan Bupati Batu Bara. Pada Tanggal 08 Januari 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R.
LANGKAH DAN STRATEGI Percepatan Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur Pendukung dalam Kerangka SISLOGNAS Pembangunan Pelabuhan Internasional di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara Paparan Bupati Batu Bara
Lebih terperinciPenggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK
Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Disampaikan pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Badan Pemeriksa
Lebih terperinciINDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN
PRE S IDEN REP UBL IK IN DONE SIA LAMPIRAN XI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 26 TAHUN 2008 TANGGAL : 10 MARET 2008 INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG NASIONAL
Lebih terperinciMenteri Koordinator Bidang Perekonomian PENJELASAN TENTANG MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian PENJELASAN TENTANG MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN 2011-2025 Disampaikan Pada acara: MUSRENBANGNAS 2011 Jakarta,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena
Lebih terperinciSumber: Biro Pusat Statistik
Sumber: Biro Pusat Statistik Pembangunan Masih Jawa Sentris, Padahal Harusnya Indonesia Sentris Kontribusi Aktivitas Pembangunan Terhadap PDB Bertumpu di Pulau Jawa Sumatra Share PDRB: 23.2% Kalimantan
Lebih terperinciSosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) dan Kawasan Strategis () Imam S. Ernawi Dirjen Penataan Ruang, Kementerian PU 31 Januari 2012 Badan Outline : 1. Amanat UU RTR dalam Sistem
Lebih terperinciProsedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Kawasan Ekonomi Khusus Di Indonesia. Jakarta 13 November 2014
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Kawasan Ekonomi Khusus Di Indonesia Jakarta 13 November
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya
Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA
KELOMPOK I KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN KLASTER KELOMPOK INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN, KIMIA HULU DAN
Lebih terperinciDenpasar, Juli 2012
Denpasar, 12-14 Juli 2012 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Sasaran 3. Perkembangan Kegiatan 4. Hasil Yang Diharapkan LATAR BELAKANG MP3EI antara lain menetapkan bahwa koridor ekonomi Bali Nusa Tenggara
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018
RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peluncuran MP3EI , Jakarta, 27 Mei 2011 Selasa, 14 Juni 2011
Sambutan Presiden RI pada Peluncuran MP3EI 2011-2025, Jakarta, 27 Mei 2011 Selasa, 14 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciRUMUSAN HASIL PEMBAHASAN KONREG 2012 WILAYAH TIMUR Kupang, 15 Maret 2012
RUMUSAN HASIL PEMBAHASAN KONREG 2012 WILAYAH TIMUR Kupang, 15 Maret 2012 1. Percepatan Pelaksanaan TA 2012 2. Isu-isu strategis dan tindak lanjut penanganan 3. Alokasi Baseline dan Inisiatif Baru 2013
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013
Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN JALAN TOL NUSA DUA - NGURAH RAI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
Sabtu-Senin, 21-23 Mei KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun
Lebih terperinciProgram Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 Latar Belakang 2 Pagu Anggaran BPIW 3 Sasaran Output BPIW TA 2018 4 Prioritas BPIW TA. 2018 O U T L
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Moda kereta api berperan untuk menurunkan biaya logistik nasional, karena daya angkutnya yang besar akan menghasilkan efisiensi
Lebih terperinciKEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 28 Oktober 2013 1. KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL 2 Ketersediaan
Lebih terperinciDAFTAR MEMORANDUM OF UNDERSTANDING. dengan Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan Gubernur Bali dengan PT.KAI.
DAFTAR MEMORANDUM OF UNDERSTANDING NO JUDUL TANGGAL MULAI BERLAKUNYA JANGKA WAKTU 1. Penyelenggaraan Di Bali Untuk Mendukung Pariwisata. Jakarta, 27 Desember 2010 Ditjen dengan Ditjen Pengembangan Destinasi
Lebih terperinciREPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM
REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA KE BONTANG, KALIMANTAN TIMUR 12 JUNI 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA KE BONTANG, KALIMANTAN TIMUR 12 JUNI 2015 Yang terhormat : Direksi PT. Pupuk Kalimantan Timur; Direksi PT. Kaltim Methanol Industri; Para hadirin sekalian,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen dan pengekspor terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian
Lebih terperinciREKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005
BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011
SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN 2011 Jambi, 6 April 2011 Yang terhormat Saudara Menteri Dalam Negeri, Yang terhormat
Lebih terperinciKERJASAMA PEMERINTAH SWASTA. Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN. Angkutan Udara
KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN Angkutan Udara 1. Bandara Banten Selatan, Pandeglang, Banten Angkutan Laut 1. Perluasan
Lebih terperinciHASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017 SEKRETARIAT TIM PKSP-2017 HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA TAHUN 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan penelitian. Pendahuluan ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian sesuai
Lebih terperinciLombok, 26 November 2013 Disampaikan oleh Prof. Ir. H. M. ALAMSYAH, HB. Wakil Ketua/Kepala Pelaksana Harian BP KAPET Khatulistiwa
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) Kebijakan Dan Arah Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Dalam Mendukung Implementasi Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Lombok, 26 November 2013
Lebih terperinciKegiatan Prioritas Tahun 2011
Anggaran Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2011 berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-676/MK.02/2010 tentang Pagu Definitif Kementerian/Lembaga T.A. 2011 adalah sebesar Rp. 2.240.113.190.000.
Lebih terperinciPERSPEKTIF PEMBANGUNAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA. Lia Putriyana dan Arfie Ikhsan Firmansyah
PERSPEKTIF PEMBANGUNAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA Lia Putriyana dan Arfie Ikhsan Firmansyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi
Lebih terperinciBORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G
BORDER DEVELOPMENT CENTER (BDC) E N T I K O N G LUAS WILAYAH : 5.000 Ha LOKASI : Kec. Entikong dan Sekayam (Kab. Sanggau) JARAK DARI IBU KOTA KAB : 147 Km JUMLAH PENDUDUK : 39.510 Jiwa (jumlah penduduk
Lebih terperinci2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
BAB 2 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Serdang Bedagai pada prinsipnya merupakan sarana/alat
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Jakarta, 22 September 2015 A. RPP Tempat Penimbunan Berikat, (D1) B. RPP Perubahan PP Nomor 23 Tahun 2010, (F3) C. RPerpres
Lebih terperinciIndustri padat karya merupakan salah satu prioritas karena menyediakan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.
Jakarta, 28 Februari 1 Maret 2011 Rapat Kerja dengan tema Reindustrialisasi Dalam Rangka Mendukung Transformasi Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, Pejabat Eselon II, Kepala Balai Besar,
Lebih terperinciPeluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar
Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar Oleh : Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalimantan Barat Pada Acara Seminar dan Workshop MKI Wilayah Kalimantan Barat 2013 Pontianak. 13 Maret
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) UNTUK MELAKUKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PENGATURAN PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DAN PEMBELIAN KELEBIHAN TENAGA LISTRIK (Permen ESDM No.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral POKOK-POKOK PENGATURAN PEMANFAATAN BATUBARA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DAN PEMBELIAN KELEBIHAN TENAGA LISTRIK (Permen ESDM No. 19 Tahun 2017) Direktur Pembinaan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
Sabtu-Senin, 11-13 KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun
Lebih terperinciPELUANG NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN
PELUANG NUSA TENGGARA TIMUR DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN 2011-2025 Disampaikan Pada Acara Forum Bisnis Kadin Indonesia Kupang, 26 Juni 2013 MARI ELKA PANGESTU
Lebih terperinciDUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA
DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA Oleh Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Indonesia memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, terdiri dari pulau-pulau
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERGUDANGAN DI INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Disampaikan pada Policy Dialogue Series dengan Tema Pengembangan Subsektor Jasa Pergudangan Dalam Meningkatkan Daya Saing Sektor Jasa Logistik di Indonesia Jakarta, 22 September 2015 KEBIJAKAN PERGUDANGAN
Lebih terperinci2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, BUMN Mantapkan Posisi Sebagai Akselerator Proyek Strategis Nasional
2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, BUMN Mantapkan Posisi Sebagai Akselerator Proyek Strategis Nasional Jakarta, 25 Oktober 2016 Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah mencanangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1. LATAR BELAKANG Cepu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Blora yang memiliki prospek perkembangan menjadi pusat pengelolaan minyak dan gas Blok Cepu. Untuk mendukung hal itu diperlukan
Lebih terperinciBAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015
BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015 1. Fasilitas Tax Holiday adalah fasilitas pembebasan dan pengurangan Pajak
Lebih terperinciTugas Akhir (ME )
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. 01 99 1 ext. 110 Fax. 01 99 77 DISTRIBUSI GAS ALAM CAIR (LNG) DARI KILANG MENUJU FLOATING STORAGE
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 JAKARTA, 16 FEBRUARI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Pimpinan Komisi
Lebih terperinciRp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri
Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu
Lebih terperinciMATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)
LAMPIRAN II MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin) Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu Jaminan pasokan energi Terjaminnya pasokan
Lebih terperinciBahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN
Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYIAPAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS
Lebih terperinci