Sri Catur B, Dwi Nugaheni dantri Reni Prastuti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sri Catur B, Dwi Nugaheni dantri Reni Prastuti"

Transkripsi

1 TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH MANGGA Sri Catur B, Dwi Nugaheni dantri Reni Prastuti I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Mangga (Mangifera indica L.) merupakan komoditas hortikultura yang banyak dikembangkan karena mempunyai peluang ditinjau dari aspek pasar, nilai ekonomi, areal pengembangan dan dukungan ketersediaan teknologi maupun kandungan gizinya. Selain itu buah mangga juga banyak digemari konsumen karena dapat dikonsumsi segar maupun dalam bentuk olahan. Pada tahun 2002 Indonesia mampu mengekspor mangga dalam bentuk segar sebanyak 1.572,634 ton dan 2,202 ton dalam bentuk olahan. Jawa Tengah termasuk pemasok kebutuhan Nasional urutan ke 3 setelah Jawa Timur dan Jawa Barat (Dirjen Bina Produksi Hortikultura, 2004). Penanganan pascapanen dan pengolahan hasil produksi buah mangga memegang peranan penting dalam agibisnis dan agoindustri, karena selain dapat menekan kerusakan dan kerugian hasil juga dapat digunakan untuk meningkatkan nilai tambah (added value) suatu produk. Di kabupaten Blora yang merupakan daerah sentra mangga di Jawa Tengah kegiatan pengolahan buah mangga belum banyak dilakukan. Pada musim panen raya produksi mangga melimpah, harga buah rendah, banyak terbuang karena sifatnya yang mudah rusak/busuk dan dalam kondisi iklim yang kurang mendukung, buah muda ataupun yang belum siap dipanen banyak yang rontok, sehingga petani mengalami kerugian. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu alternatif pemecahannya adalah dengan mengintroduksikan teknologi pengolahan buah mangga sebagai usaha diversifikasi produk olahan. Dengan diterapkannnya teknologi pengolahan, mangga bermutu rendah dalam hal ini buah yang rontok/afkiran/sortiran maupun buah muda hasil penjarangan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku olahan. Mangga muda dapat dibuat asinan, mangga mengkal dibuat manisan dan mangga masak dapat dibuat dodol, sirup, dan lain-lain.

2 Dengan penerapan teknologi pengolahan buah mangga, akan diperoleh bentuk produk yang lebih menarik, daya simpan lebih sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi dan selanjutnya akan diperoleh keuntungan dari hasil olahan tersebut Sumber Teknologi Teknologi pengolahan buah mangga : dodol mangga, sirup mangga, asinan mangga dan manisan mangga bersumber dari hasil penelitian Balai Penelitian Pascapanen, Bogor tahun 2003 dan hasil kegiatan Gelar Teknologi BPTP Jawa Tengah tahun Tujuan dan Manfaat Penerapan Teknologi 1.Tujuan a. Menyediakan informasi teknologi pengolahan buah mangga bagi pengguna b. Sebagai usaha diversifikasi untuk mengatasi masalah melimpahnya buah mangga pada saat panen raya. c. Memanfaatkan buah mangga bermutu rendah sekaligus mengatasi masalah ketersediaan produk mangga di luar musim. 2. Manfaat a. Untuk meningkatkan nilai tambah produk mangga b. Meningkatkan keuntungan dalam sistem agibisnis di bidang hortikultura c. Memperpanjang daya simpan produk.

3 II. PENGERTIAN BEBERAPA ISTILAH Pengolahan buah mangga : mengolah buah mangga segar menjadi bahan makanan dalam bentuk lain yaitu : sirup, dodol, manisan, dan asinan. Dodol mangga : adalah makanan semi basah yang dibuat dari bubur mangga ditambah dengan tepung beras, tepung ketan, santan kelapa dan gula. Sirup mangga : adalah larutan kental yang dibuat dari bubur mangga dan gula, sebagai bahan minuman ringan. Asinan mangga : adalah makanan olahan buah mangga mentah atau belum tua yang diberi kuah berwarna merah, rasanya manis dan asam. Manisan mangga : adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dari buah mangga muda/mangga mengkal yang diawetkan dengan menggunakan gula. Uji Hedonik/kesukaan : adalah uji kesukaan terhadap suatu produk dengan sensor indra manusia (penglihatan, perabaan, pembauan dan perasa) untuk menilai mutu produk dari segi warna, aroma, rasa, kekenyalan, kekeringan dan kekentalan. Dengan uji ini, panelis akan mengemukakan tingkat kesukaannya terhadap produk yang disajikan atau sebaliknya. Tingkat tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Dalam analisanya, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Penilaian kesukaan diberikan sesuai kriteria yang dipilh, yaitu : 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = netral, 5 = agak suka, 6 = suka, 7 = sangat suka. Hasil pengujian dianalisis dengan t-test dengan selang kepercayaan 95 % untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap produk yang dinilai. Blansir/blansing : merupakan salah satu proses pengawetan dengan cara pencelupan bahan yang akan diolah ke dalam air panas dengan suhu ºC atau dengan cara pengukusan Pasteurisasi : adalah proses pengawetan dengan cara pengukusan bahan pada suhu 63ºC - 75ºC

4 selama 30 menit, agar bahan terbebas dari mikroba perusak. Sterilisasi : adalah proses pengawetan dengan cara pemanasan (pengukusan) bahan dengan suhu tinggi ( ºC) selama 15 menit, agar bahan bebas dari semua mikroba penyebab penyakit dan penghasil racun serta bebas dari semua mikroba perusak. III. LOKASI PENGKAJIAN DAN DAERAH REKOMENDASI 3.1. Lokasi Pengkajian Pengkajian teknologi pengolahan buah mangga dilaksanakan bekerjasama dengan Kelompoktani Tulen di Desa Sambong, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora pada tahun anggaran Daerah Rekomendasi Teknologi pengolahan buah mangga direkomendasikan di daerah sentra mangga yang produksinya melimpah dan harganya rendah. IV. LANGKAH OPERASIONAL PENERAPAN TEKNOLOGI Pada dasarnya semua jenis mangga dapat diolah menjadi dodol, sirup, asinan, manisan, dan lain-lain. Khusus untuk pembuatan dodol, tidak semua jenis mangga menghasilkan rasa enak setelah diolah. Buah mangga yang cocok untuk dodol dipilih yang beraroma kuat dan tidak berserat. Bila menggunakan buah mangga yang berserat banyak, daging buah setelah dihancurkan harus disaring terlebih dahulu agar seratnya terpisah. Buah mangga yang akan diolah menjadi dodol harus matang penuh. Cirinya tekstur buah lunak, warna kulit buah kuning, dan aromanya harum. Pada dasarnya bahan mangga yang digunakan adalah yang bermutu rendah dan harganya murah sehingga dapat meningkatkan nilai tambah. Untuk membuat dodol, dapat juga digunakan buah mangga yang tingkat ketuannnya cukup, tetapi ukurannya kecil, bentuknya tidak normal, dan banyak noda getah atau scab. Buah dalam kondisi tersebut rasanya enak, tetapi nilai jualnya rendah

5 karena tampilan buahnya kurang menarik. Untuk membuat sirup mangga, dapat memanfaatkan buah yang berukuran kecil, berserat dan sudah matang penuh dari jenis buah yang beraroma kuat. Adapun buah mangga yang akan dibuat asinan dapat memanfaatkan buah rontok, afkiran/sortiran maupun buah muda hasil penjarangan, sedangkan manisan mangga sebaiknya menggunakan mangga yang mengkal. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari hasil olahan tersebut adalah bentuk jadi lebih menarik, daya simpan lebih lama dan mempunyai nilai jual lebih tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan relatif sederhana sehingga dapat diterapkan di pedesaan tempat kebanyakan sentra produksi buah mangga Langkah-langkah operasional dalam pengolahan buah mangga menjadi produk dodol, sirup, manisan dan asinan mangga, adalah sebagai berikut : 1. Prosedur pembuatan dodol mangga Alat : Timbangan, baskom, ember plastik, pisau stainless steel, blender, panci, ayakan, wajan, kompor, pengaduk kayu, loyang/cetakan dan kemasan (plastik dan mica packing) Bahan : Mangga matang penuh 1 kg (jadi bubur mangga ± 700 gam), tepung ketan 250 g, tepung beras 100 g, gula pasir 250 g, gula jawa 250 g, santan kelapa kental 300 ml yang telah dididihkan dan didiamkan dingin, garam ½ sendok teh. Cara membuat : 1. Buah mangga dicuci, dikupas, dicuci, daging buah dipotong-potong dan diblender. Hasilnya berupa bubur mangga dibagi dua bagian. 2. Buat adonan 1, yaitu ½ bagian bubur mangga ditambah tepung ketan dan tepung beras dan sedikit garam. 3. Tambahkan santan kelapa kental yang terlebih dahulu dididihkan dan didinginkan, kemudian dicampur rata. 4. Buat adonan 2, yaitu ½ bagian bubur mangga

6 yang masih sisa dimasukkan dalam wajan, kemudian dipanaskan, setelah itu ditambahkan gula pasir dan gula jawa dan diaduk rata. 5. Masukkan adonan 1 kedalam wajan yang berisi adonan 2, campur jadi satu, aduk rata dan masak hingga kalis. 6. Setelah matang/kalis diangkat dan dituang dalam loyang/cetakan, kemudian didinginkan satu malam. 7. Potong-potong dan bungkus dengan kertas minyak atau plastik, lalu dikemas dengan pengemasan plastik atau toples. Diagam Alir Pembuatan Dodol Mangga dapat dilihat pada lampiran Prosedur pembuatan sirup mangga Alat : Timbangan, baskom, ember plastik, pisau, blender/alat pengepres buah, panci stainless steel, sendok pengaduk, kain saring/saringan, dandang, kompor, torong, botol yang sudah steril, sealer (alat penutup botol) dan plastik sealer botol. Bahan : Mangga matang penuh 1 kg, gula pasir 750 g, air matang 300 ml Cara membuat : 1. Buah mangga dicuci, dikupas dan pisahkan daging buah dari bijinya, kemudian daging buah dipotong kecil. 2. Hancurkan daging buah dengan blender, sehingga dihasilkan bubur mangga. 3. Air didihkan, masukkan gula pasir dan diaduk rata, kemudian masukkan bubur manggga, masak sambil diaduk-aduk hingga mendidih. 4. Angkat, dinginkan sebentar kemudian disaring, lalu

7 masukkan kedalam botol sirup yang sudah steril dan ditutup. 5. Botol yang sudah terisi sirup, sebaiknya di disterilisasi / dikukus dalam dandang selama 30 menit. 6. Angkat, dinginkan segera dengan air mengalir. Diagam Alir Pembuatan Sirup Mangga dapat dilihat pada lampiran Prosedur pembuatan Asinan Mangga Alat : Timbangan, baskom, ember plastik, pisau, talenan, panci stainless steel, kompor, blender, dandang, kemasan/gelas jar. Bahan : u Mangga mentah/muda 1 kg, CaCl 2 0,4% (3 g/1 liter air) dibuat larutan diambil larutan jernihnya, gula pasir 200 g/500 ml air (untuk perendaman), untuk kuah : cuka ¾ sdm, garam ¾ sdm (20 g), ebi yang telah direndam air panas 50 g, terasi matang 5 g, cabe yang telah direbus 50 g, air matang 400 ml dan gula pasir 60 g. Cara membuat : 1. Mangga dicuci, dikupas, dicuci dan diiris memanjang setebal ± 1 cm, lalu direndam dalam larutan jernih CaCl 2 selama 2 jam, kemudian dibilas air bersih dan tiriskan. 2. Potongan mangga yang telah ditiriskan tersebut direndam dalam larutan gula selama 2-3 hari, kemudian diblansir selama 10 menit dengan suhu ± 70 º C, lalu irisan mangga tersebut dimasukkan kedalam gelas jar 3. Buat kuah asinan mangga : Rebus air sampai mendidih dan masukkan gula pasir, cuka, garam, terasi dan gerusan ebi dan cabai, aduk rata, masak sampai mendidih.

8 4. Masukkan kuah asinan ke masing masing gelas jar yang telah diisi irisan mangga, lalu gelas jar tersebut ditutup rapat. 5. Masukkan gelas jar yang telah terisi asinan mangga ke dalam panci rebusan, ditata di atas sarangan dan dipanaskan dengan suhu 75º C selama 5 menit, kemudian angkat dan didinginkan dengan cepat dalam air mengalir. 6. Asinan mangga dalam jar tertutup siap dipasarkan/dikonsumsi Diagam Alir Pembuatan Asinan Mangga dapat dilihat pada Lampiran Prosedur pembuatan Manisan Mangga Alat : Timbangan, baskom, pisau, ember, talenan, panci, sendok pengaduk, serok penirisan, jepitan kue, loyang, kompor, oven, kemasan/plastik polyethylene tebal dan sealer plastik. Bahan : Mangga mengkal 1 kg, gula pasir 600 g, air 500 ml, asam sitrun 2 g, kapur tohor (15 g/1 liter air, dibuat larutan, ambil jernihnya), Natrium bisulfit 2 g/1 liter air dan asam askorbat 2,5 g. Cara membuat : 1. Mangga dicuci, dikupas, dicuci dan diiris memanjang setebal 1 cm, kemudian direndam dalam larutan jernih kapur tohor selama 15 menit, lalu diblansir air panas selama 5 menit dan tiriskan. 2. Bahan manisan yang telah ditiriskan tersebut direndam dalam larutan Natrium bisulfit selama 15 menit, lalu ditiriskan lagi dan direndam dalam larutan garam 10 % selama jam, kemudian dibilas sampai bersih dan tiriskan. 3. Setelah ditiriskan bahan manisan tersebut

9 direndam lagi dalam larutan gula dan ditambahkan asam sitrun dan asam askorbat selama 1-2 malam. 4. Setelah itu ditiriskan, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu ºC 5. Angkat dan dikeringanginkan, setelah dingin masukkan dalam kemasan plastik dan ditutup rapat dengan sealer. 6. Produk manisan mangga siap dipasarkan/ dikonsumsi. Diagam Alir Pembuatan Manisan Mangga : Terdapat dalam lampiran 4.

10 V. HASIL KERAGAAN TEKNOLOGI 5.1. Keragaan Analisis Usaha Produk Olahan Mangga Gambaran nilai tambah dari produk olahan buah mangga petani kooperator yang tergabung dalam kelompok tani TULEN di Desa Sambong, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora dapat dilihat bila perlu dilakukan analisis kelayakan usaha. Selain itu, dengan analisis kelayakan usaha juga akan didapatkan Gambaran apakah usaha pengolahan produk mangga layak dijalankan dan mendapatkan keuntungan atau tidak Keragaan Analisis Usaha Produk Dodol Mangga A. Biaya Pembuatan Dodol Mangga Biaya usaha meliputi pengeluaran langsung pembelian bahan baku yang digunakan untuk operasional, sedangkan pengeluaran tidak langsung berupa pembelian peralatan dan tenaga kerja. Adapun asumsi dalam perhitungan biaya yang digunakan sebagai berikut. 1. Produksi dilakukan selama satu bulan 2. Biaya produksi berlaku Oktober 2005 di daerah Kabupaten Blora dan Semarang Jawa Tengah 3. Biaya penyusutan peralatan dapat dilihat pada Tabel 1.

11 Tabel 1. Penyusutan biaya peralatan (Usaha Dodol Mangga) Jenis alat Jumlah Harga (Rp) Umur pakai (bulan) Nilai penyusutan Timbangan Baskom Ember Pisau Blender Ayakan Wajan Kompor Sendok kayu Cetakan odol/loyang Parutan kelapa Talenan plastik Total Biaya produksi pembuatan dodol mangga selama satu bulan adalah sebagai berikut : 1). Bahan : a. Mangga 64 Rp 3.000,-... Rp ,- b. Gula merah 16 Rp 6.000,-... Rp ,- c. Gula pasir 16 Rp 6.000,-... Rp ,- d. Tepung ketan 16 Rp 4.000,-... Rp ,- e. Tepung beras 6,4 Rp 3.250,-... Rp ,- f. Kelapa 64 Rp 2.000,-... Rp ,- g. Minyak tanah ,-... Rp ,- h. Garam dan kemasan... Rp ,- Subtotal biaya bahan... Rp ,- 2). Tenaga kerja 3 8 HOK... Rp ,- 3). Penyusutan alat per bulan... Rp ,- 4). Transportasi... Rp ,- Total biaya... Rp ,-

12 B. Pendapatan dan Keuntungan Usaha dodol Mangga Produksi dodol mangga dalam sebulan mencapai 58 kg, dengan bahan baku mangga sebanyak 64 kg. Harga dodol mangga Rp ,-/kg maka pendapatan yang diperoleh kelompok tani Tulen dari usaha dodol mangga sebanyak Rp ,-/bulan (Tabel 5). Sedangkan keuntungannya adalah selisih antara total pendapatan dengan total biaya, yaitu Rp ,- - Rp ,- = Rp ,-/bulan (Tabel 5). Dalam setahun penghasilan kelompoktani Tulen dari usaha dodol mangga adalah Rp ,- dengan memperoleh keuntungan sebanyak Rp ,- Adapun proses produksi usaha dodol mangga yang dilakukan kelompoktani Tulen, di Desa Sambong, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora sebanyak 2 bulan per tahun, dengan frekwensi 8 kali produksi. Dalam satu minggu dengan 1 kali produksi dan jumlah bahan baku sebanyak 16 kg mangga matang penuh, menghasilkan dodol mangga sebanyak 14,5 kg. Maka dalam satu tahun (2 bulan produksi) memproduksi dodol mangga sebanyak 116 kg. C. Analisis Kelayakan Usaha Dodol Mangga. 1. BEP (break event point) Break event point (BEP) merupakan titik impas saat usaha tersebut tidak untung maupun rugi. Ada dua perhitungan titik impas yaitu BEP volume produksi dan BEP harga produksi. Total biaya Rp ,- BEP volume produksi = = = 39,74 kg. Harga jual produksi Rp ,-/kg Total biaya Rp ,- BEP harga produksi = = = Rp /kg Total produksi 58 kg Pada saat total produksi mencapai 39,74 kg atau harga dodol Rp /kg akan mengalami titik impas usaha (Tabel 5).

13 2. TR/TC Rasio (Total Revenue/Total Cost) TR/TC Rasio (Total Revenue/ Total Cost) adalah nilai perbandingan (nisbah) antara penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran. Usaha dodol mangga tersebut akan menguntungkan jika nilai TR/TC ratio lebih dari satu. Total penerimaan Rp ,- TR/TC = = = 1,46 Total biaya Rp ,- Nilai TR/TC 1,46 berarti usaha dodol mangga ini akan menghasilkan keuntungan (Tabel 5). Dari setiap modal biaya sebesar Rp1,00 akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1, R/C Rasio (Return/Cost) R/C ratio (Return/Cost) adalah nilai perbandingan (nisbah) antara keuntungan dan pengeluaran. Usaha dodol mangga tersebut akan menguntungkan jika nilai R/C ratio lebih dari nol. Total keuntungan Rp ,- R/C = = = 0, 46 Total biaya Rp ,- Dengan nilai R/C > 0 berarti usaha dodol mangga ini layak dijalankan. Dari Rp 1,00 modal yang dikeluarkan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 0,46. (Tabel 5) Keuntungan mencapai 46 % dari total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan usaha Keragaan Analisis Usaha Produk Sirup Mangga A. Biaya Pembuatan Sirup Mangga Biaya usaha pembuatan sirup mangga meliputi pengeluaran langsung pembelian bahan baku yang digunakan untuk operasional, sedangkan pengeluaran tidak langsung berupa pembelian peralatan dan tenaga kerja. Dalam hal ini asumsi dalam perhitungan biaya yang digunakan sebagai berikut.

14 1. Produksi dilakukan selama satu bulan 2. Biaya produksi berlaku Oktober 2005 di daerah Kabupaten Blora dan Semarang - Jawa Tengah 3. Biaya penyusutan peralatan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel.2. Penyusutan biaya peralatan (Usaha Sirup Mangga) Jenis alat Jumlah Harga (Rp) Umur pakai (bulan) Nilai penyusutan Timbangan Baskom Ember Pisau Blender Saringan Dandang Kompor Sendok pengaduk Panci tsailess steel Sealer (alat penutup botol) Botol dan plastik sealer Torong Total Biaya produksi pembuatan sirup mangga selama satu bulan adalah sebagai berikut : 1). Bahan a. Mangga 56 Rp 3.000,-... Rp ,- b. Gula pasir 42 Rp Rp ,- c. Minyak tanah 28 Rp 2000,-... Rp ,- d. Kemasan (label dan botol) 1.500,-... Rp ,- Subtotal biaya bahan... Rp ,-

15 2). Tenaga kerja 2 8 HOK... Rp ,- 3). Penyusutan alat per bulan... Rp ,- 4). Transpotasi... Rp ,- Total biaya... Rp ,- B. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Sirup Mangga Produksi sirup mangga dalam sebulan mencapai 88 botol, dengan menghabiskan bahan baku mangga sebanyak 56 kg. Dengan harga sirup mangga Rp ,-/botol, maka pendapatan yang diperoleh kelompok tani Tulen dari usaha sirup mangga sebanyak Rp ,-/bulan (Tabel 5). Sedangkan keuntungannya adalah selisih antara total pendapatan dengan total biaya, yaitu Rp ,- - Rp ,- = Rp ,-/bulan (Tabel 5). Sehingga dalam setahun penghasilan kelompoktni Tulen dari usaha sirup mangga adalah Rp ,- dengan memperoleh keuntungan sebanyak Rp ,- Proses produksi usaha sirup mangga yang dilakukan kelompoktani Tulen, di Desa Sambong, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora sebanyak 2 bulan per tahun, dengan frekuensi 8 kali produksi. Dalam satu minggu dilakukan 1 kali produksi dengan jumlah bahan baku sebanyak 14 kg mangga matang penuh, menghasilkan sirup mangga sebanyak 22 botol. Untuk satu tahun (2 bulan produksi) memproduksi sirup mangga sebanyak 176 botol. C. Analisis Kelayakan Usaha Sirup Mangga 1. BEP (beak event point) Total biaya Rp ,- BEP volume produksi = = = 56 botol Harga jual produksi Rp ,- Total biaya Rp ,- BEP harga produksi = = = Rp /botol Total produksi 88 botol Pada saat total produksi sirup mangga mencapai 56 botol atau harga sirup Rp /botol akan mengalami titik impas usaha (Tabel 5).

16 2.TR/TC Rasio (Total Revenue/ Total Cost ) Total penerimaan Rp ,- TR/TC = = = 1,57 Total biaya Rp ,- Nilai TR/TC 1,57 berarti usaha sirup mangga ini akan menghasilkan keuntungan (Tabel 5). Dari setiap modal biaya sebesar Rp. 1,00 akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,57 3. R/C Rasio (Return/Cost ) Total keuntungan Rp ,- R/C = = = 0, 57 Total biaya Rp ,- Dengan nilai R/C > 0 berarti usaha sirup mangga ini layak dijalankan. Dari Rp 1,00 modal yang dikeluarkan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 0,57. (Tabel 5) Keuntungan mencapai 57 % dari total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan usaha. I.3. Keragaan Analisis Usaha Produk Asinan Mangga A. Biaya Pembuatan Asinan Mangga Dalam perhitungan biaya yang digunakan untuk proses produksi usaha pembuatan Asinan mangga diasumsikan bahwa : 1. Produksi dilakukan selama satu bulan 2. Biaya produksi berlaku Oktober 2005 di daerah Kabupaten Blora dan Semarang- Jawa Tengah 3. Biaya penyusutan peralatan dapat dilihat pada Tabel 3.

17 Tabel.3. Penyusutan biaya peralatan (Usaha Asinan Mangga) Jenis alat Jumlah Harga (Rp) Umur pakai (bulan) Nilai penyusuta n Timbangan digital Baskom Ember Pisau Talenan Kompor Sendok pengaduk stainless steel Panci stainless steel Blender Dandang Total Adapun biaya produksi pembuatan asinan mangga selama satu bulan adalah sebagai berikut. 1). Bahan a. Mangga mentah 40 Rp 2000,-... Rp ,- b. Gula pasir 10,4 Rp Rp ,- c. Minyak tanah 16 Rp 2000,-... Rp ,- d. Kemasan (label dan botol jar) Rp Rp ,- e. Kapur tohor 120 gam... Rp ,- f. Cuka 4 botol... Rp ,- g. Ebi 2 Rp Rp ,- h. Cabe 2 Rp ,-... Rp ,- i. Terasi 200 gam... Rp ,- j. Garam 800 gam... Rp ,- Subtotal biaya bahan... Rp ,- 2). Tenaga kerja 16HOK... Rp ,- 3). Penyusutan alat per bulan... Rp ,- 4). Transpotasi... Rp ,- Total biaya... Rp ,-

18 B. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Asinan Mangga Produksi asinan mangga dalam sebulan menghasilkan 192 botol jar, dengan menghabiskan bahan baku sebanyak 40 kg mangga mentah. Dengan harga asinan mangga Rp 7500,- /botol jar, maka pendapatan yang diperoleh kelompoktani Tulen dari usaha asinan mangga sebanyak Rp ,-./bulan (Tabel 5). Sedangkan keuntungannya adalah selisih antara total pendapatan dengan total biaya, yaitu Rp ,- - Rp ,- = Rp ,-/bulan (Tabel 5). Sehingga dalam setahun penghasilan kelompoktani Tulen dari usaha asinan mangga adalah Rp ,-, dengan memperoleh keuntungan sebanyak Rp ,- Proses produksi usaha asinan mangga yang dilakukan kelompoktani Tulen, di Desa Sambong, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora sebanyak 2 bulan per tahun, dengan frekuensi 8 kali produksi. Dalam satu minggu dilakukan 1 kali produksi dengan jumlah bahan baku sebanyak 10 kg mangga mentah, menghasilkan asinan mangga sebanyak 48 botol jar. Maka dalam satu tahun (2 bulan produksi) menghasilkan 384 botol jar asinan mangga. C. Analisis Kelayakan Usaha Asinan Mangga 1. BEP (beak event point) Total biaya Rp ,- BEP volume produksi = = = 132 botol Harga jual produksi Rp ,-/botol Total biaya Rp ,- BEP harga produksi = = = Rp /botol Total produksi 192 botol Pada saat total produksi asinan mangga mencapai 132 botol atau harga asinan mangga Rp /botol akan mengalami titik impas usaha (Tabel 5).

19 2. TR/TC Rasio (Total Revenue/ Total Cost) Total penerimaan RP ,- TR/TC = = = 1,45 Total biaya Rp ,- Nilai TR/TC 1,45 berarti usaha asinan mangga ini akan menghasilkan keuntungan (lihat Tabel 5). Dari setiap modal biaya sebesar Rp1,00 akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1, R/C Rasio (Return/Cost ) Total keuntungan Rp R/C = = = 0,45 Total biaya Rp ,- Dengan nilai R/C > 0 berarti usaha asinan mangga ini layak dijalankan. Dari Rp 1,00 modal yang dikeluarkan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 0,45. (Tabel 5) Keuntungan mencapai 45 % dari total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan usaha Keragaan Analisis Usaha Produk Manisan Mangga A. Biaya Pembuatan Manisan Mangga Dalam perhitungan biaya yang digunakan untuk proses produksi usaha pembuatan manisan mangga diasumsikan bahwa : 1. Produksi dilakukan selama satu bulan 2. Biaya produksi berlaku Oktober 2005 di daerah Kabupaten Blora dan Semarang - Jawa Tengah 3. Biaya penyusutan peralatan dapat dilihat pada Tabel 4.

20 Tabel 4. Penyusutan biaya peralatan (Usaha Manisan Mangga) Jenis alat Jumlah Harga (Rp) Umur pakai (bulan) Nilai penyusutan Timbangan digital Baskom Ember besar Pisau Talenan Jepitan roti/kue Oven Kompor Sendok pengaduk Panci Sealer plastik Loyang Serok penirisan Total Biaya produksi pembuatan manisan mangga selama satu bulan adalah sebagai berikut. 1). Bahan a. Mangga mengkal 40 Rp 3.000,-... Rp ,- b. Gula pasir 24 Rp Rp ,- c. Minyak tanah 16 Rp 2000,-... Rp ,- d. Kemasan (label dan plastik)... Rp ,- e. Kapur tohor 600 gam... Rp ,- f. Natrium bisulfit 80 gam... Rp ,- g. Asam askorbat 100 Rp. 400,-... Rp ,- h. Asam sitrun 80 Rp. 20,-... Rp ,- Subtotal biaya bahan... Rp ,- 2). Tenaga kerja 1 16 HOK... Rp ,- 3). Penyusutan alat per bulan... Rp ,- 4). Transpotasi... Rp ,- Total biaya... Rp ,-

21 B. Pendapatan dan Keuntungan Usaha Manisan Mangga Produksi manisan mangga dalam sebulan mencapai 10 kg, dengan menghabiskan bahan baku sebanyak 40 kg mangga mengkal. Dengan harga manisan mangga Rp ,- /kg ( Rp ,-/ons ), maka pendapatan yang diperoleh kelompoktani Tulen dari usaha manisan mangga sebanyak Rp ,-/bulan (Tabel 5). Sedangkan keuntungannya adalah selisih antara total pendapatan dengan total biaya, yaitu Rp ,- - Rp ,- = Rp /bulan (Tabel 5). Sehingga dalam setahun penghasilan kelompoktani Tulen dari usaha manisan mangga adalah Rp ,-, dengan memperoleh keuntungan sebanyak Rp ,- Proses produksi usaha manisan mangga yang dilakukan kelompoktani Tulen, di Desa Sambong, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora sebanyak 2 bulan per tahun, dengan frekuensi 8 kali produksi. Sehingga dalam satu minggu dilakukan 1 kali produksi dengan jumlah bahan baku sebanyak 10 kg mangga mengkal, menghasilkan manisan mangga sebanyak 2,5 kg. Maka dalam satu tahun (2 bulan produksi) memproduksi manisan mangga sebanyak 20 kg. C. Analisis Kelayakan Usaha Manisan Mangga 1. BEP (beak event point) Total biaya Rp ,- BEP volume produksi = = = 8 kg Harga jual produksi Rp ,- Total biaya Rp ,- BEP harga produksi = = = Rp /kg Total produksi 10 kg Pada saat total produksi manisan mangga mencapai 8 kg atau harga manisan Rp akan mengalami titik impas usaha (Tabel 5).

22 2. TR/TC Rasio (Total Revenue/ Total Cost) Total penerimaan Rp TR/TC = = = 1,25 Total biaya Rp ,- Nilai TR/TC 1,25 berarti usaha manisan mangga ini akan menghasilkan keuntungan (lihat Tabel 5). Dari setiap modal biaya sebesar Rp. 1,00 akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,25 3. R/C Rasio (Return/Cost) Total keuntungan Rp ,- R/C = = = 0,25 Total biaya Rp ,- Dengan nilai B/C > 0 berarti usaha manisan mangga ini layak dijalankan. Dari Rp 1,00 modal yang dikeluarkan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 0,25 (Tabel 5). Keuntungan mencapai 25 % dari total biaya yang dikeluarkan selama satu bulan usaha. Tabel 5. Hasil analisis usaha produk buah mangga Uraian Dodol Sirup Manisan Asinan Input total biaya (Rp) , Output total pendapatan (Rp) Keuntungan (Rp) BEP Volume produksi BEP harga produksi , , ,74 kg 56 botol 8 kg 132 botol jar Rp /kg Rp /botol Rp /kg Rp /botol jar TR/TC ratio 1,46 1,57 1,25 1,45 B/C ratio 0,46 0,57 0,25 0,45 Sumber: Analisis data primer, 2005 (Analisis biaya produksi selama satu bulan)

23 2. Keragaan Uji Hedonik/Kesukaan Terhadap Produk Olahan Mangga Untuk mengetahui produk buah mangga yang dihasilkan petani kooperator telah dapat bersaing dengan produk mangga yang beredar dipasaran berdasarkan tingkat kesukaan terhadap rasa, warna, aroma dan kekenyalan / kekeringan/kekentalan, maka perlu dilakukan uji hedonik/kesukaan. Berdasarkan analisis data dengan t-test diperoleh hasil sebagai berikut (Tabel 6). Tabel 6. Hasil penilaian panelis terhadap produk olahan mangga buatan petani kooperator dan buatan pabrik/non-kooperator Jenis produk Dodol Manisan Sirup Penilaian yang diberikan panelis Hasil uji kesukaan/hedonik dari 37 orang panelis menunjukkan bahwa, panelis labih menyukai rasa dodol mangga buatan petani dibanding produk sejenis yang beredar di pasar, dengan skor berturut-turut 5,58 (agak suka sampai suka) dan 5,03 (agak suka). Perbedaan rasa terjadi karena dodol dari pasar merupakan dodol tepung ketan tanpa daging mangga. Produk dodol mangga relatif belum banyak beredar di pasaran, bahkan dodol buah yang lain pun masih menggunakan aroma sintetis. Hasil uji mutu sensoris aroma, warna dan kekenyalan dodol mangga tidak menunjukkan perbedaan nyata. Untuk produk manisan mangga, panelis kurang menyukai aroma, rasa dan warna manisan produksi petani dibanding manisan dari pasar. Namun demikian, panelis lebih menyukai tingkat kekeringan dari manisan mangga buatan petani. Seperti pada umumnya produk makanan buatan pabrik, manisan mangga dari pasar dibuat dengan menambahkan pewarna, perasa dan aroma sintetis sehingga mempunyai kualitas yang lebih tegas dibanding produk makanan yang dibuat secara alami tanpa bahan tambahan makanan. Tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, dan kekentalan sirup mangga produksi petani secara nyata lebih rendah dibandingkan dengan sirup sejenis buatan pabrik yang beredar di pasar. Walaupun demikian, dari segi rasa, kesukaan panelis terhadap sirup produksi petani tidak berbeda nyata dengan sirup buatan pabrik. Adanya perbedaan, dimungkinkan karena sirup dari pasar menggunakan pewarna sintetis sehingga warnanya lebih cerah bercahaya, aromanya lebih menyengat karena penggunaan essence mangga dan ada sedikit aroma segar dari asam sitrat. Asinan Terhadap produk asinan mangga, panelis lebih menyukai aroma dan rasa asinan yang beredar di pasar, dibanding asinan yang diproduksi petani. Namun demikian dari segi warna dan kekentalan, asinan produksi petani tidak berbeda nyata dibandingkan asinan produksi pasar. Asinan pasar yang diuji merupakan asinan segar dengan kemasan plastik yang tidak mengalami pasteurisasi, sedangkan asinan petani adalah asinan yang dikemas botol jar dan dipasteurisasi. Sumber: Analisis data primer, 2005

24 DAFTAR PUSTAKA Asgar, A Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Sukrosa Terhadap Karakteristik Manisan Terung Kopek (Solanum melongena L.). Buletin Pascapanen Hortikultura. I ( 2) : Badan Litbang Pertanian Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian dan Pengkajian serta Progam Informasi, Komunikasi dan Diseminasi di BPTP. Departemen Pertanian. A. Basrah Enie Prospek Industri Pengolahan Hortikultura di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian. BPS Badan Pusat Statistik. Kabupaten Blora Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Rencana Induk Progam Pengkajian BPTP Jawa Tengah, Ungaran. Dirjen Bina Produksi Hortikultura Buku Tahunan Hortikultura Tahun Seri Tanaman Buah. Deptan Jakarta. Hanafi A Memasyarakatkan Ide - Ide Baru. Surabaya : Usaha Nasional.. Mulyawanti I, Setyadjit Asinan Buah Mangga : Laporan Akhir Tahun. Pengembangan Model Agoindustri Pengolahan Puree Mangga dan Sirsak Kualitas Ekspor. Balai Penelitian Pascapanen Pertanian. Balitbangtan.Deptan. Nasir, M Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rakhmat J Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung : PT Rosdakarya. Riyanto, B. A. Hidayat, R. Suwandi, I. Setyaningsih dan E.S. Yuliarti Mempelajari Formulasi Bahan dan Masa Simpan Dodol dengan Subsitusi Rumput Laut. Prosiding Seminar Nasional Makanan Tradisional. Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT). Lembaga Penelitian Universitas Brawijaya. Malang. P : Satuhu S Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta : Penebar swadaya. Soekartawi Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta : UI Press. Suhardi, Suhardjo, Yuniarti, R.D.Wijadi, S.R.Sumarsono, E.Retnaningtyas, dan Bonimin Pengkajian Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Buah- Buahan di Pedesaan. Prosiding Prospek Sub sektor Pertanian Menghadapi Era Afta Tahun Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor. Sukarto, S T Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta : Bhratara Karya Aksara. S. Suyanti dan Sunarmani Seri Agotekno Membuat Aneka Dodol Buah. Jakarta : Penebar Swadaya.

25 Lampiran 1. Diagam Alir Pembuatan Dodol Mangga Sumber: Balit Pasca Panen, 2003 Bahan (Buah Mangga) Dicuci, dikupas, daging buah dipotong-potong Diblender/dihaluskan Bubur Mangga Dibagi menjadi 2 bagian Adonan/Campuran 1 ½ bagian bubur mangga ditambah dgn adonan: tepung beras ketan, beras jawa, santan dan sedikit garam campur rata Adonan/Campuran 2 ½ bagian bubur mangga dipanaskan dalam wajan, tambahkan dengan gula putih, gula jawa aduk rata Campur jadi satu, aduk rata, masak hingga kalis Angkat, tuang dalam cetakan Dinginkan 1 malam, potong-potong sesuai selera dan dikemas

26 Lampiran 2. Diagam Alir Pembuatan Sirup Mangga Sumber: Balit Pasca Panen, 2003 Bahan (Buah Mangga) Dicuci, dikupas, daging buah dipotong kecil Diblender/dihaluskan Air didihkan, kemudian tambahkan gula pasir Bubur Mangga Diaduk ditambah dengan bubur mangga, masak sambil diaduk-aduk hingga mendidih Angkat, dinginkan sebentar, kmd disaring Masukkan kedalam botol steril Botol ditutup Disterilisasi/dikukus dalam dandang selama 30 menit Angkat, dinginkan segera dalam air mengalir

27 Lampiran 3. Diagam Alir Pembuatan Asinan Mangga Sumber: Balit Pasca Panen, 2003 Mangga muda/rontok Dicuci, kupas dan diiris memanjang ± 1 cm Kuah asinan mangga Ebi + cabai merah direbus, kmd digerus/diblender. Tambahkan: - Air masak, - Gula pasir - Cuka, - Garam - Terasi Aduk rata Direndam dalam CaCl 2 (0,4%, 2 jam) Pemanisan/direndam dalam larutan gula 2 3 hari Blansir (70ºC, 10 menit) Dimasukkan kedalam gelas jar Asinan mangga dalam gelas jar Ditutup Pasteurisasi (75ºC, 5 menit Dinginkan dgn cepat dalam air mengalir Asinan mangga dalam jar tertutup siap dikonsumsi

28 Lampiran 4. Diagam alir pembuatan manisan mangga Sumber: Balit Pasca Panen, 2003 Bahan (Buah Mangga) Dicuci, dikupas dan diiris memanjang setebal 1 cm Direndam dalam larutan jernih kapur tohor 15 menit Blansir air panas 5 menit Tiriskan Rendam dalam larutan Natrium bisulfit 15 menit Tiriskan Direndam dalam larutan garam 10% selama jam Bilas sampai bersih dan tiriskan Direndam dalam larutan gula dan ditambahkan asam sitrun dan asam askorbat selama 1 2 malam Tiriskan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 55-60ºC Dikemas dengan plastik dan tutup rapat

29 Lampiran 5. Hasil Berbagai Pengolahan Buah Mangga Dodol Mangga Asinan Mangga Sirup Mangga Manisan Mangga

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat A. Penggunaan Siapa yang tidak kenal dengan selai? Bahan pelengkap dalam menyantap roti atau singkong rebus ini memiliki rasa yang manis dan terbuat dari buah segar. Tak hanya itu, variasi rasa dari selai

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga merupakan komoditas buah yang mudah rusak. Kerusakan buah mangga dapat disebabkan karena ketidak hati-hatian

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan PRODUK HORTIKULTURA SPESIFIK KALIMANTAN SELATAN

Teknologi Pengolahan PRODUK HORTIKULTURA SPESIFIK KALIMANTAN SELATAN SPESIFIK KALIMANTAN SELATAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN

SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN SELAI DAN JELI BUAH 1. PENDAHULUAN Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya

Lebih terperinci

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA Kue talam memang biasanya diolah dari bahan ubi. Namun sebenarnya tidak harus seperti itu. Banyak sekali bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kue talam

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN ABON IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Tuesday, 22 September 2009 21:05 Last Updated Tuesday, 22 September 2009 21:14 Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Berbagai macam hidangan disajikan di Hari Raya Lebaran, tidak ketinggalan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh : LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya Oleh : VIVIT NILASARI RINTHA AMELIA LUTHFIYAH NUR SAFITRI VINA AULIA P1337431214018 P1337431214023 P1337431214024 P1337431214033 Prodi D4 GIZI Politeknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

PEMBUATAN JELLY RUMPUT LAUT

PEMBUATAN JELLY RUMPUT LAUT PEMBUATAN JELLY RUMPUT LAUT Permen jelly termasuk sugar confectionery dari kelompok produk gel. Permen jelly adalah permen yang dibuat dari sari buah atau sari tumbuhan dan bahan pembentuk gel, yang berpenampakan

Lebih terperinci

JARINGAN MASYARAKAT GUNUNG HALIMUN DAN PEKA INDONESIA MODUL PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN HALIMUN, SUKABUMI APRIL 2006

JARINGAN MASYARAKAT GUNUNG HALIMUN DAN PEKA INDONESIA MODUL PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN HALIMUN, SUKABUMI APRIL 2006 JARINGAN MASYARAKAT GUNUNG HALIMUN DAN PEKA INDONESIA MODUL PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN HALIMUN, SUKABUMI APRIL 2006 1 PEMBUATAN PISANG SALE Bagi masyarakat di daerah Jawa Barat dan sekitarnya,

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK 14 DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE Sayani 1, Sitti Sabariyah 1, Baharuddin 1 1 Fakultas PertanianUniversitas Alkhairaat Palu ABSTRAK Buah sirsak selain dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki nutrisi yang lebih komplek dibandingkan dengan beras. Jagung sangat

Lebih terperinci

MANISAN KERING BENGKUANG

MANISAN KERING BENGKUANG MANISAN KERING BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014 III.MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen (TPP) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu

Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu Sri Sudarwati, PENDAHULUAN Tanaman ubi-ubian merupakan tanaman yang menghasilkan karbohidrat atau pati dalam bentuk umbi batang dan umbi akar. Tanaman

Lebih terperinci

MANISAN BASAH BENGKUANG

MANISAN BASAH BENGKUANG MANISAN BASAH BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaannya termasuk kekayaan tentang makanan tradisional, banyak makanan tradisional yang tidak dijumpai di negara lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Lokasi tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis proksimat dilakukan

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan tahap pengolahan. 4.1 Tahap preparasi 4.1.1 Tahap Preparasi untuk Tempe Ada beberapa hal yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT: Kecap Asin/Manis BAHAN: 1 kg kedelai putih atau hitam 3 gr ragi tempe 3 lbr daun salam 2 btg serai 3 Daun jeruk 1 lembar 4 cm lengkuas 1 sdt pokak 6 kg gula merah 1 ½ lt air untuk melarutkan gula merah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan. B. Waktu dan Tempat penelitian Pembuatan keripik pisang raja nangka dan

Lebih terperinci

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa Selain memposting resep puding yang super enak, kami juga akan memberikan tips bagaimana cara membuat puding yang lezat dan istimewa. 1. Wadah yang digunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan. B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat pembuatan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) Haifa Victoria Silitonga *), Salmiah **), Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode analisisnya berupa pemodelan matematika dan statistika. Alat bantu analisisnya

Lebih terperinci

EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN.

EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN. EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN Ira Maya Abdiani Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perairan FPIK Universitas Borneo Tarakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Aneka Olahan. BUAH dan SAYUR

Aneka Olahan. BUAH dan SAYUR Aneka Olahan BUAH dan SAYUR Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2012 ANEKA OLAHAN BUAH DAN SAYUR Cetakan ke-1, 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang IAARD Press, 2012 Prakata

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK 1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK Dyah Purwaningsih Staff Jurdik Kimia FMIPA UNY A. PENDAHULUAN Di tengah semakin melambungnya harga kedelai, kacang koro atau benguk diyakini mampu menjadi bahan

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. SELAI PEPAYA 1. PENDAHULUAN Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. Konsistensi gel atau semi gel pada selai

Lebih terperinci

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Oleh : Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK TERPADU JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi penambahan tepung tapioka dan tepung beras terhadap kadar protein, lemak, kadar air dan sifat organoleptik

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium III. MATERI DAN METODE 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 3.2.Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

PENGOLAHAN ANEKA SAUS. Disusun Oleh : Ir. Sutrisno Koswara, MSi

PENGOLAHAN ANEKA SAUS. Disusun Oleh : Ir. Sutrisno Koswara, MSi PENGOLAHAN ANEKA SAUS Disusun Oleh : Ir. Sutrisno Koswara, MSi Ebookpangan.com 2009 1 1. SAUS ATAU SAMBAL CABE Sambal telah lama dikenal sebagai penggugah dan penambah selera makan. Sejalan dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen dibidang Ilmu Teknologi Pangan. B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Pembuatan manisan dan uji organoleptik dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah. MODUL 7 STICK IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat stick ikan yang gurih, renyah dan enak. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Gorontalo. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan Aneka Olahan Kue Tepung Kasava Tepung singkong dapat digunakan dalam pembuatan tepung campuran (composite flour), yakni tepung campuran antara tepung singkong dan tepung terigu. Tepung campuran tersebut

Lebih terperinci

HeHeader

HeHeader SOTO PEKALONGAN 750 gram daging sandung lamur 3 cm jahe, memarkan 3 batang serai, memarkan 3 lembar daun jeruk 3 sdm taoco manis 2 sdm kecap manis 1,5 liter air 6 cabai merah besar 8 bawang merah 6 siung

Lebih terperinci

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot Tahu Tumis Tausi 2 buah tahu putih yang bagus mutunya 1 sdm minyak sayur, cincang 25 g bawang Bombay, cincang 100 g udang kupas ukuran sedang 1 sdm saus tiram 1 sdm kecap asin 1 sdm tausi ½ sdt garam 75

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai Juli 2015. Pembuatan jenang dilakukan di Laboratorium Benih-UKSW dan analisis kandungan gizi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan beberapa pengamatan dan pengujian maka peneliti menghasilkan satu produk baru dengan melakukan inovasi terhadap jajanan pasar Indonesia yaitu lemper,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG INDUSTRI KERIPIK SINGKONG KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 OLEH : EDY SETIAWAN 10.11.3986 KELAS 2F S1 TEKNIK INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN 2011

Lebih terperinci

CABE GILING DALAM KEMASAN

CABE GILING DALAM KEMASAN CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1) Total bakteri Rancangan penelitian total bakteri menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan waktu penyimpanan selama 0, 3, 6, 9, dan

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dituntut harus selalu ambil bagian dan tanggap dalam mendukung

Lebih terperinci

HIDANGAN SULAWESI SELATAN

HIDANGAN SULAWESI SELATAN HIDANGAN SULAWESI SELATAN Dra Elly Lasmanawati. Msi Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH

A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH A. JUDUL Pemanfaatan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nugget B. LATAR BELAKANG MASALAH Industri makanan dan minuman di indonesia memiliki potensi yang cukup bagus untuk dikembangkan. Selain untuk

Lebih terperinci

8. Daun jeruk purut 9. Laos 10. Gula. PEMBUATAN SAMBAL LlNGKUNG. 3. Bawang merah 4. Bawang putih. 5. Terasi 6. Kemiri. 7. Serai

8. Daun jeruk purut 9. Laos 10. Gula. PEMBUATAN SAMBAL LlNGKUNG. 3. Bawang merah 4. Bawang putih. 5. Terasi 6. Kemiri. 7. Serai PUSAT PENELTAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLQG PANGAN NSTTUT PERTANAN BOGOR 1981 PEMBUATAN SAMBAL LlNGKUNG 1. PENDAHULUAN Untuk daerah pantai atau nelayan, kadang-kadang dalam musim panen ikan, tidak semua hasil

Lebih terperinci

MANISAN BUAH 1. PENDAHULUAN

MANISAN BUAH 1. PENDAHULUAN MANISAN BUAH 1. PENDAHULUAN Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya daun pisang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Katholik Soegiyapranata untuk analisis fisik (ph) dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat

6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat 6 AgroinovasI PRODUKSI NATA DE CASSAVA DENGAN SUBSTRAT LIMBAH CAIR TAPIOKA Nata de Cassava adalah jenis makanan pencuci mulut berbentuk gel, berwarna putih agak transparan, memiliki tekstur kenyal terbuat

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH Oleh: Gusti Setiavani, STP Cabe merah (Capsicum annum, L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memepunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Cabe merah tersebut banyak

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir ini termasuk penelitian deskriptif.penelitian deskriptif menurut Etna Widodo dan Mukhtar (2000)

Lebih terperinci