Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran
|
|
- Teguh Salim
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015
2 Sesi : Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran Tujuan Pembelajaran : Peserta dapat menyebutkan jenis jenis OPT, musuh alami dan komponen agroekosistem lainnya Peserta dapat menganalisis agroekosistem padi sawah Peserta dapat mengendalikan OPT secara terpadu Alokasi waktu : 6 JP 45 menit) Pendahuluan : Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia. Padahal penggunaan pestisida yang tidak bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan. Hal ini sesuai konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT), bahwa pengendalian OPT dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi produsen dan konsumen serta menguntungkan petani. Pengendalian Hama Terpadu(PHT) merupakan gabungan beberapa metode pengendalian baik secara biologi, fisik mekani, teknis budidaya dan penggunaan pestisida sebagai alternatif pengendalian terakhir. Kegiatan 1 (90 menit) Pengamatan agroekosistem Agroekosistem merupakan salah satu bentuk ekosistem binaan manusia yang dikelola semaksimal mungkin untuk memperoleh produksi pertanian dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai kebutuhan manusia (Pedigo, 1996 : 335). Komponen agroekosistem: Keragaan OPT, Keragaan Musuh Alami, Keragaan Komoditas, Keragaan iklim mikro dan perlakuan petani. 1. Pada Tahap ini, peserta dalam kelompok kecil menghimpun semua keragaan tersebut diatas yang mereka temui di lahan praktek 2. Mengisi form yang sudah disediakan berdasarkan temuan pada tanaman sampling. Tanaman sampling ditentukan dengan berjalan searah diagonal dari petakan sawah yang akan diamati, tentukan 3 titik lokasi mewakili daerah pinggir terdekat, tengah dan pinggir
3 terjauh dari arah diagonal tersebut.: Petakan Sawah 10 rumpun tanaman sampling di lokasi pinggir terdekat 10 rumpun tanaman sampling di lokasi tengah 10 rumpun tanaman sampling di lokasi pinggir terjauh Keragaan OPT No Item Keragaan Jumlah Keterangan 1 Serangga/Organisme Hitung populasinya : jumlah yang ditemukan dibagi jumlah rumpun 2 Penyakit Hitung persentase intensitas serangannya 3 Gulma Hitung persentase areal yg tertutupinya
4 Keragaan Iklim Mikro No Item Kondisi Lapangan A Keragaan Iklim Mikro 1. Sinar Matahari Cerah/Mendung/Hujan 2. Tanah Kering/Macakmacak/Tergenang 3. Kecepatan angin, dan Arah angin 4. Kebersihan lahan Bersih/banyak gulma B. Keragaan Komoditas 1. Varietas yang ditanam 2. Umur Tanaman 3. Tinggi Tanaman 4. Fase Pertumbuhan Tanaman C. Keragaan Perlakuan Petani 1. Melakukan aplikasi Pestisida 2. Melakukan penyiangan 3. Melakukan Pemupukan 4. Tindakan Pengendalian yang dilakukan Kegiatan 2 (90 menit) Analisa Agroekosistem Sasaran kegiatan ini adalah peserta menuangkan temuan di lapangan dalam bentuk gambar agroekosistem dan menganalisanya sehingga dapat disimpulkan tindakan pengendalian OPT yang harus dilakukan. Tahapan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Peserta menggambarkam kembali hasil pengamatannya di lapangan sesuai dengan kondisi yang ada 2. Peserta Berdiskusi untuk: mengelompokkan hasil pengamatan berdasarkan keragaan yang ada
5 mengidentifikasi jenis hama, penyakit, gulma dan musuh alami berdasarkan kriteria dan ciri-ciri yang dimiliki Menghitung populasi hama, musuh alami ( dinyatakan dalam jumlah per rumpun ) dan intensitas serangan penyakit ( dinyatakan dalam persen serangan) Semua hasil diskusi dituangkan dalam gambar analisa agroekosistem seperti contoh di bawah AGROEKOSISTEM PADI SAWAH Varietas : Umur : Tinggi Tanaman : Jumlah Anakan : OPT : MA : Kondisi : air? Tanah? angin? Gulma?
6 3. Peserta mempresentasikan hasil diskusi kelompok Dari hasil kegiatan ini fasilitator mengklarifikasi materi sesuai dengan teori yang ada. selanjutnya bersama peserta menyimpulkan hasil diskusi serta menentukan apakah perlu dilakukan tindakan pengendalian atau masih membutuhkan pengamatan lebih lanjut. Kegiatan 3. (60 menit) Tindakan Pengendalian Sasaran kegiatan ini adalah melalukan tindakan pengendalian OPT berdasarkan hasil analisis agroekosistem pada kegiatan sebelumnya. Tindakan pengendalian tidak selalu harus melakukan aplikasi pestisida, membiarkan kondisi petakan sawah pada ageoekosistem yang seimbang artinya tidak perlu tindakan penyemprotan pestisida. Bila tindakan pengendalian memerlukan pengaplikasian pestisida maka sebaiknya dilakukan hal berikut : Tindakan pengendalian dilakukan berdasarkan kesimpulan kegiatan sebelumnya. 1. Bilamana perlu fasilitator mendemonstrasikan salah satu pengendalian hama atau penyakit 2. Peserta melakukan praktek pengendalian hama/penyakit sesuai dengan yang didemonstrasikan oleh fasilitator. KEGIATAN 5. Refleksi Kegiatan Praktek Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut : 1. Diskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan keselutihan praktek yang peserta lakukan 2. Presentasikan hasil diskusi kelompok Simpulkan hasil presentasi Kegiatan 6. Rencana Aksi Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing
7 Langkah kegiatan Langkah kegiatan Uraian Alat bantu Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang pengendalian OPT Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing Tabel rencana aksi Perencanaan Sampai Pengamatan Berikutnya : Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing Rencana aksi perbaikan penegndalian OPT di wilayah masing-masing No I Kegiatan yang akan diperbaiki Pengamatan Mingguan Agroekosistem Waktu Tempat Pelaksana Keterangan II III Analisa Agroekosistem dan Penyimpulan tindakan pengendalian Pengendalian OPT...: 2015 Penyusun...
8 Lembar Informasi Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada 1. lembar informasi ini. 2. Vidio I. PENDAHULUAN Pada masa masa permulaan program intensifikasi untuk meningkatkan produksi pangan, masalah hama yang makin meningkat diusahakan ditanggulangau hanya dengan pestisida. Namun pengalaman menunjukkan bahwa selalu menggantungkan kepada pestisida saja tidak cukup masalah hama tidak dapat diatasi malah makin menjadi jadi sebab hama berkembang menjadi tahan terhadap pestisida malah ada kesan hama makin banyak untuk beberapa kasus. Disamping itu penngunaan pestisida menimbulkan berbagai dampak yang merugikan lingkungan. Berbagai species yang bukan hama musnah akibat pestisida,air tanah dan udara ikut tercemar. Residu pestisida mengakibatkan kesehatan yang mengkonsumsinya menjadi terancam.disamping itu secara ekonomi penggunaan pestisida yang tak bijaksana malah merupakan pemborosan biaya usahatani. Untuk mengurangi dampak negatif penggunan pestisida yaitu dengan konsep pengendalian hamaterpadu. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) menitik beratkan pada terpeliharanya ekosistem produksi pertanian tetap dapat dipertahakan dan kesehatan yang mengkonsumsinya aman dari pestisida. Demikian pula penerapan PHT pada tanaman cabe menitik beratkan kepada penggunaan pestisida yang seminimal mngkin. Pada penerapannya diawali dengan pengamatan yang seksama sehingga dalam pengambilan keputusan pengendalian diambil teknik atau taktik pengandalian yang tepat tanpa harus mengganggu musuh alami yang ada dipertanaman cabei tersebut II. PENGAMATAN LAHAN SECARA MINGGUAN Masalah hama timbul karena terjadinya perubahan pada ekosistem pertanian (agroekosistem) yang dibawa oleh perubahan cuaca, perubahan populasi pengendali alami dan perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan budidayaa tanaman Dinamika ekosistem pada umumnya,dinamika, dinamika populasi hama dan dinamika populasi musuh alami harus diikuti perkembangannya secara terus menerus melalui kegiatan pengamatan. Agar informasi yang terkumpul tidak terlambat bagi adanya pengambilan keputusan pengendalian maka frekwensi pengamatan ditentukan satu minggu. Setiap minggu petani harus melakukan pengamatan dilahan usahataninya, mengadakan analisa terhadap hasil pengamatan dan mengambil keputusan tentang tindakan yang perlu dilakukan.
9 a. Sampling dan Pendugaan Lahan Data tanaman, populasi hama dan musuh alami, intensitas hama penyakit, cuaca, dan kesehatan tanaman, serta kondisi ekosistempadi yang lain diperoleh dari kegiatan pengamatan mingguan. Pengamatan mingguan tidak dilakukan secara sensus, tetapi dilakukan pada contoh, sehingga bersifat sebagai penduga terhadap keadaan populasi sesungguhnya. Sampling adalah langkah yang pertama dalam metode pengelolaan hama, sedang metode penarikan contoh tersedia cukup banyak, yang pada dasarnya digolongkan kedalam dua golongan, yaitu secara acak dan sistematis. Pemilihan metode penarikan contoh yang sesuai untuk menduga populasi hama tertentu ditentukan oleh jenis hama dan pola sebaran populasi hama tersebut. Metode penarikan contoh dikatakan baik apabila mudah dilaksanakannya, mampunyai ketelitian yang tinggi, dan biayanya murah. Dalam kegiatan ini, para peserta harus bekerja untuk dapat melakukan pendugaan yang tepat terhadap kepadatan populasi serangga hama, musuh alami, dan faktor lingkungan lainnya. Hasil sampling akan digabungkan dengan informasi yang lain yang didapatkan, seperti populasi musul alami, populasi tanaman yang sehat dan yang terserang hama, besarnya biaya produksi, dan cuaca untuk membuat analisa ekosistem lahan, guna menetapkan keputusan apa yang harus diambil. Sampling biasanya mempunyai beberapa tujuan tergantung dari kepentingan orang yang mengambil sample atau contoh. Untuk seorang peneliti biasanya harus sangat teliti, dan memerlukan banyak waktu pengamatan, serta analisis data. Bagi petani, tujuan sampling adalah untuk mengetahui keadan ekosistem. Selain itu dapat pula diketahui perbandingan populasi hama dan musuh alami yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Bagi petani untuk mengetahui keseluruhan populasi sebenarnya di lahan. Sampling biasanya dikerjakan untuk menduga kepadatan populasi OPT, tanaman terserang hama atau penyakit dan kondisi lingkungan. Sebagai contoh hasil pengamatan dapat berupa : -Jumlah serangga penghisap daun -Jumlah tungau atau kutu daun pertanaman -Jumlah ulat pengulung daun per tanaman -Jumlah laba-laba per meter persegi -Jumlah tunas tanaman yang terpotong oleh ulat -Jumlah rumpun terserang penyakit virus gramini per meter persegi
10 -Jumlah tanaman yang terserang virusn lain (lebih dari 50 % luas daun ) permeter persegi.bagaimana keadaan matahari angin, kelembaban udara,air. tanah dan gulma Semua kepadatan tersebut dapat konpersikan ke populasi permeter persegi atau perhektar dengan mengetahui jarak tanam dan rata rata cabang pertanaman. Kegunaan sampling selain untuk analisa ekosistem juga untuk pendugaan hasil sebagai akibat adanya populasi hama, selain itu dapat pula digunakan sebagai data pelaporan. b. Pelaksanaan Pengamatan Ekosistem merupakan system yang terbentuk oleh interaksi dinamis antara unsure unsur biotic (organisme hidup) dan abiotik(fisik) Unsur biotic mencakup tanaman,serangga( hama musuh alami, pengurai dan lain lain) sedangkan unsur abiotik mencakup cuaca dengan unsur unsurnya yaitu suhu, kelembaban,angin, cahaya, mujan danm tanah. Tiap tiap unsur dalam ekosistem memiliki sifat khusus dan peran yang bervariasi dan selalu berubah ubah pada setiap ruang dan waktu. Oleh karena itu, pengambilan keputusan untuk suatu tindakan pengendalian hama penyakit senentiasa berdasarkan pada hasil pengamatan dan analisis agroekosistem. Alur pengambilan keputusan berdasarkan analisis agroekosistem sudah dikemukakan dimuka Analisis ekosistem akan dikerjakan setelah kegiatan pengamatan dilahan. Hasil pengamatan digambar dikertas Koran dan dilakukan diskusi kelompok, analisis serta yang terakhir disajikan dalam pleno. Tujuan Peserta dapat mengambil keputusan rasional berdasarkan hasil analisisagroekosistem di lahan usahataninya Peserta mengetahui dan mengerti keseimbangan dan keterkaitan antar unsur unsur ekosistem yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Alat dan bahan : Kertas Koran Spidol Lakban Balnko pengamatan Kantong platik Krayon Papan pengamatan
11 1) Langkah Kagiatan Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap tanaman atau rumpun tanaman contoh dan petak contoh per 500 M2 - Tanaman contoh Tanaman contoh sebanyak 30 rumpun per petak 500 M2 ditentukan secara sistematis dengan menggunakan metode penarikan contoh acak sistematis bentuk U atau diagonal - Pengamatan tanaman contoh diamati mulai umur 1 minggu setelah tanam dan diulang setiap minggu sekali - Pengamatan Hama dan musuh alami Dihitung jumlah organisme pengganggu tanaman (OPT) pertanaman contoh Dihitung jumlah musuh alami pertanaman contoh Dihitung tingkat kerusakan tanaman oleh serangan ulat. Dengan rumus seperti berikut (n x v) P = x 100 % N x Z Keterangan P = adalah tingkat kerusakan tanaman (%) N = adalah jumlah tanaman yang memiliki kategori kerusakan (skoring ) yang sama V = Nilai skoring berdasarkan luas seluruh daun tanaman yang terserang yaitu : 0. = tanaman tidak terserang (sehat) 1. = luas kerusakan daun tanaman 0 - <20 % 3 = luas kerusakan daun tanaman >20 - <40 % 5 = luas kerusakan daun tanaman >40 - <60 % 7 = luas kerusakan daun tanaman> 60 - <80 % 9 = luas kerusakan daun tanaman >80 - <100 % Z = adalah nilai kategori serangan tertinggi (V = 9) N = Jumlah rumpun yang diamati Dihitung jumlah musuh alami yang teramamti misalnya semut, laba-laba, kumbang kubah dan lain lain - Pengamatan Penyakit Dihitung tingkat kerusakan tanaman karena serangan (n x v) P = x 100 % N x Z Keterangan P = adalah tingkat kerusakan tanaman (%) penyakit ini dengan rumus
12 N = adalah jumlah tanaman yang memiliki kategori kerusakan (skoring ) yang sama V = Nilai skoring berdasarkan luas seluruh daun tanaman yang terserang yaitu : 0 = tanaman tidak terserang (sehat) 1 = luas kerusakan daun/ tanaman >0 - <10 % 2 = luas kerusakan daun/ tanaman >10 - <20 % 2 = luas kerusakan daun tanaman >40 - <60 % 4 = luas kerusakan daun tanaman >40 - <60 % 5 = luas kerusakan daun tanaman> 60 - <80 % Z = adalah nilai kategori serangan tertinggi (V = 9) N = Jumlah rumpun yang diamati 2) Analisis Agroekosistem - Setelah selesai pengamatan metiap kelompok melakukan penggambaran dan analisis agroekosistem. - Menggambar agroekosistem sebagai berikut : Gambar agroekosistem yang menyajikan gambaran keadaan pertanaman, hama, musuh alami, organisme lain serta kondisi lingkungan fisik pada saat pengamatan. Gambar tersebut harus jelas dan mudah dimengerti bila orang lain membacanya. - Penggambaran agroekosistem meliputi : Gambar tanaman lengkap, diperjelas dengan menggunakan warna yang mendekati keadaan sebenarnya termasuk adanya kelainan kelainan kondisi fiisik dan warna tanaman. Gambar serangga hama dan populasinya sebelah kiri tanaman, Tuliskan nama jenis dan jumlah serangga tersebut, Gambar musuh alami dan populasinya disebelah kanan tanaman Tuliskan nama jenis dan jumlah serangga tersebut Gambar gejala serangan penyakit, kekurangan unsure hara dan gejala kerusakan hama, Gambar keadaan kelembaban /keadaan air dipetakan, cuaca: misalnya cuaca terang gambarlah,matahari disudut kanan atas bila berawan gambarlah matahari sebagian tertutup awan, dan bila hujan gambarlah matahari tertutup awan dan titik hujan jatuh dari atas.
13 Gambar perlakuan petani yang pernah dilakukan dilahannya ( pemupukan, penyemprotan dan lain lain. 3) Diskusi dan analisis setelah membuat gambar ekosistem setiap sub kelompol melakukan diskusi dan analisis untuk mengkaji hasil pengamatan agroekosistem secaara sistematis dan mendalan sehingga dapat,mengambil suatu keputusan dan kesimpulan yang rasional untuk dilaksanakan musim tanam berikutnya. 4) Diskusi Pleno : selanjutnya setiap wakil dari sub kelompok menyajikan hasil diskusi kelompoknya sedangkan kelompok yang lain memberi tanggapan dab masukan.setelah semua sub kelompok selesai melakukan presentasi, pemandu bersama seluruh peserta merangkum dan memperjelas pendapat yang disampaikan oleh petani. 5) Keputusan Pengendalian Pengambilan keputusan tindakan pengendalian didasarkan pada hasil analisis agroekosistem II. HAMA UTAMA PADI A. Hama pada fase persemaian 1. Wereng Coklat (Nilaparvata lugens). Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat. 2. Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. 3. Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga. 4. Tikus Sawah(Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk
14 memakan bulir gabah.tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma. 5. Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Hama & Penyakit pada Berbagai Stadia Padi Bera Vegetatif Generatif Bera anakan pesemaian primordia pemasakan Olah tanah tanam anakan maksimum bunting pembungaan matang susu panen bera 0 hari PESEMAIAN tikus penggerek batang keong mas wereng hijau tungro sklerosia jamur VEGETATIF tikus penggerek batang wereng coklat keong mas ganjur tungro HDB blas daun GENERATIF tikus penggerek batang wereng coklat penggulung daun ulat grayak tungro HDB blas leher Gambar 1. Serangan hama berdasarkan stadia pertumbuhan padi B. Hama pada fase vegetatif 1. Penggerek Batang (Tryporiza sp.). Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep). Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati,
15 berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa disebut Beluk). 2. Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. 3. Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai. 4. Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). C. Hama pada fase generatif 1. Wereng Coklat (Nilaparvata lugens). Hama ini dapat menyebabkan tanaman padi mati kering dan tampak seperti terbakar atau puso, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Tanaman padi yang rentan terserang wereng coklat adalah tanaman padi yang dipupuk dengan unsur N terlalu tinggi dan jarak tanam yang merupakan kondisi yang disenangi wereng coklat. Hama wereng coklat menyerang tanaman pada mulai dari pembibitan hingga fase masak susu. Gejala serangan adalah terdapatnya imago wereng coklat pada tanaman dan menghisap cairan tanaman pada pangkal batang, kemudian tanaman menjadi menguning dan mengering. 2. Wereng Hijau (Nephotettix virescens). Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vector) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro. Fase pertumbuhan padi yang rentan serangan wereng hijau adalah saat fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum, yaitu umur ± 30 hari setelah tanam. Gejala kerusakan yang ditimbulkan adalah tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah menjadi kuning sampai kuning oranye. 3. Penggerek Batang (Tryporiza sp.). Adalah hama yang menimbulkan kerusakan dan menurunkan hasil panen secara nyata. Serangan yang terjadi pada fase vegetatif, daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut (gejala ini biasa
16 disebut Sundep).Apabila serangan terjadi pada fase generatif, larva penggerek batang akan memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati, berwarna abu-abu dan bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabutdan pada pangkal batang terdapat bekas gerekan larva penggerek batang (gejala ini biasa disebut Beluk). 4. Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Walang sangit merupakan hama yang menghisap cairan bulir pada fase masak susu. Kerusakan yang ditimbulkan walang sangit menyebabkan beras berubah warna, mengapur serta hampa. Hal ini dikarenakan walang sangit menghisap cairan dalam bulir padi. Fase tanaman padi yang rentan terserang hama walang sangit adalah saat tanaman padi mulai keluar malai sampai fase masak susu. 5. Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae). Stadia tanaman padi yang rentan terhadap serangan hama ganjur adalah mulai dipersemaian sampai pada pembentukan malai. Gejala serangan ganjur adalah daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai. 6. Ulat Grayak (Armyworm). Hama ulat grayak menyerang tanaman dengan memakan daun dan hanya meninggalkan tulang daun dan batang. Larva ulat grayak menyerang tanaman padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan akan parah saat musim kemarau dan tanaman kekurangan air. 7. Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis). Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Tanda pertama adanya infestasi adalah kehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarna kuning coklat, pada bagian sayap depan ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap atau terputus. Pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga. 8. Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma. 9. Keong Mas (Pomacea canaliculata). Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah).
17 D. Hama pada fase pemasakan 1. Walang Sangit (Leptocorixa acuta). Walang sangit merupakan hama yang menghisap cairan bulir pada fase masak susu. Kerusakan yang ditimbulkan walang sangit menyebabkan beras berubah warna, mengapur serta hampa. Hal ini dikarenakan walang sangit menghisap cairan dalam bulir padi. Fase tanaman padi yang rentan terserang hama walang sangit adalah saat tanaman padi mulai keluar malai sampai fase masak susu. 2. Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Tikus merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan dan dapat menyebabkan kerusakan besar apabila tikus menyerang pada saat primodia. Tikus akan memotong titik tumbuh atau memotong pangkal batang untuk memakan bulir gabah.tikus menyerang pada malam hari dan pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak atau gulma. 3. Burung (Lonchura spp.). Burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi dipanen. Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga mengakibatkan patahnya malai padi. III. PENYAKIT UTAMA PADI 1. Hawar Pelepah Rhizoctania solani a. Gejala serangannya Jamur ini sebagai penyebab berbagai penyakit pada berbagai tanaman. Nama latinya akan muncul berulang kali pada setiap tanaman. Pemantauan penyakit ini perlu dilakukan karena keganasan serangannya. Penyebab penyakit ini kelembaban tinggi pemberian pupuk nitrogen berlebihan. Disamping penggunaan varietas yang potensi hasil tinggi jumlah anakan tinggi kelembaban disekitar tanaman tinggi kondisi seperti ini merangsang munculnya penyakit ini b. Pencegahannya. Untuk mencegah serangan penyakit ini dapat menggunakan fungisida dengan aplikasi pada saat anakan maksimun dan awal fase produktif. 2. Busuk Pelepah Acrocylindrium oryzae
18 a. Gejala serangan Gejala serangan penyakit ini yaitu rusaknya jaringan tanaman dalam berbagai ukuran, berwarna gelap dan dibagian tengah berwarna terang. Akhirnya jaringan yang rusak berkembang bersaman dan meluas kebagian pelepah. Didalam pelepah tersebut terbentuk tepung berwarna putih tepatnya pada bulir yang baru mumcul. Akibat serangan penyakit ini bulir tidak muncul karena terganggu pertumbuhannya. b. Pencegahan. Sejauh pengetahuan tentang penyakit ini masih sedikit, sedikit pula usaha yang dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Belum ada varietas tanaman padi yang tahan terhadap serangan penyakit ini. 3. Penyakit Busuk Batang Helminthosporium sigmoideum a. Gejala serangan Penyakit ini disebabkan oleh jamur dengan spora yang sangat tahan di dalam tanah. Spora jamur ini menginfeksi pangkal batang ketika spora tersebut mengapung dipermukaan air dan mencapai tanaman. Infeksi jamur ini mneyebabkan pelepah daun berubah warnanya menjadi gelap kemudian terkulai. Infeksi tersebut kemudian meluas kepelepah berikutnya dan pada akhirnya pada batang. Apabila batang terserang maka seluruh tanaman tumbang atau tanaman terkulai. Spora jamur ini berada pada jerami dan tanah hingga musim tanah berikutnya dan akan menginfeksi tanaman baru b. Pencegahan. Penyakit ini dapat ditekan pengaruhnya dengan mengurangi banyaknya spora jamur disawah dengan cara sanitasi. Pembersiahan atau pembakaran jerami dan tunggul jerami merupakan cara sanitasi yang terbaik. Pengaturan pengeringan sawah hingga tanah retak retak dapat mengurangi serangan penyakit ini Penyakit muncul pada lahan yang berlebihan dalam penggunaan pupuk urea dan fospor. 4. Penyakit Blas Pyricularia oryzae
19 a. Gejala serangan Penyakit blas disebabkan oleh jamur. Bibit jamur ini spora terbawa angin dan air serta selalu terdapat disawah maupun pertanaman padi. Pertumbuhan dan perkembangan jamur ini,dan perkembangan gejala penyakit berupa bercak pada daun atau batang ditentukan oleh banyak factor. Pemupukan nitrogen dosis tinggi dikombinasi dengan kondisi cuaca yang berawan merupakan kondisi terbaik bagi blas untuk memulai infeksi. Gejala seranganpada daun dan batang terutama pada leher malai padi, dimulai dari bercak kecil tetapi melebar sampai beberapa centi panjangnya. Gejala itu biasanya panjang dan meuncing dibagian akhir, di bagian tepi gelap dan bagian tengah abuabu. Gejala semacam itu dapat mematikan bagian daun. Penyakit tersebut dapat berkembang setiap waktu dalam musim tanam padi tetapi yang paling parah pada persemaian. Infeksi yang terjadi setelah tanam biasanya tidak parah tetapi gejala penyakit biasanya dapat ditemukan. Kerusakan karena penyakit inisecara ekonomik tidak penting. b. Pencegahan. Penyakit blas paling baik dicegah dengan pengunaan varietas tahan.hindarilah dampak negatif pemupukan nitrogen dengan cara pemberian pupuk tersebut bersamaan dengan waktu tanam, pada saat pertengahan vase vegetative dan fase pembentukan bulir, akan membantu mengurangi tingkat infeksi blas. 5. Penyakit Bakteri Bergaris (Xanthomonas campestris pv.orizae (=xanthomonas oryzae) a. Gejala serangan Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri yang terdapat disawah setiap waktu. Bakteri tersebut menginfeksi tanaman melalui luka atau bagian lain yang terbuka, kemudian tumbuh didalam system jaringan pengangkutan tanaman yang mirip pembuluh darah manusia. Pertumbuhan bakteri menyumbat saluran tersebut sehingga air dan zat makanan tidak dapat masuk kedalamatau keluar dari ujung daun. Hal ini menyebab kan gejala kekuningan, layu dan mati pada ujung daun.
20 Pada persemaian gejala tersebut menyebabkan daun menjadi kuning, kering dan mati.bentuk gejala bakteri ini disebut kresek. Penyakit ini dapat merusak semua tanaman yang telah datanam di sawah. Seluruh daun muda akan tampak menguning dan mengering dapat disangka sebagai kerusakan karena serangan sundep atau penggerek batang. Pada tanaman tua, bagian tepi ujung daun menjadi kuning dan menguningnya jaringan tersebut meluas kedaun bagian bawah bagian bawah. Akhir nya ujung daun menjadi kering dan berwarna putih. Gejala kuning tersebut pertama terjadi sekitar fase bunting sampai malai keluar. Suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan yang tinggi meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bakteri hawar daun. b. Pencegahan. Cara pengendalian penyakit bakteri hawar daun yang paling praktis hanya lah dengan menanam varietas tahan. Tangapan varietas berubah dalam waktu tertentu karena bakteri juga berubah. Varietas yang sangat tahan terhadap terhadap bakteri hawar daun akhirnya akan terserang berat bila digunakan dalam beberapa tahun. Ini adalah suatu cirri bahwa setiap jasad hidup beradaptasi secara turun-temurun terhadap lingkungannya. Hal ini menyadarkan pada kita untuk melakukan pemantauan guna mengamati perubahan ketahanan varietas dari musim ke musim. Sanitasi dan benih yang bersih dapat mengurangi sumber infeksi bakteri ini dilapangan. Jerami-jerami tua yang terinfeksi dibakar, dibersihkan atau dibenam dalam tanah. Setelah angin topan dan hujan akan terlihat penyakit kresek yang banyak. Hujan dan angin dapat melukai tanaman dan bakteri penggerak disekitar akan menyerang tanaman. Tiga atau empat hari setelah angin atau hujan, penyakit itu akan mulai terlihat dilapanganapabila sedang terjadi infeksi. 6. Virus Tungro a. Gejala serangan Virus tungro dapat ditularkan dari tanaman satu ketanaman yang lain, dan dari suatu lahan kelahan lainnya oleh wereng hijau, yang disebut sebagai vector. Wereng hijau dapat memperoleh virus hanya dari tunbuhan yang terinfeksi virus, dan harus makan
MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok
MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI Oleh : M Mundir BPKK Nglegok I LATAR BELAKANG Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.
Lebih terperinciHAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA
HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale, 18 April 2017 PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi
Lebih terperinciI. KEBERADAAN OPT PADI
I. KEBERADAAN OT ADI ada periode 1-15 Mei 2015 dilaporkan pertanaman padi di Jawa Timur seluas 534.325,40 Ha dan terpantau 22 jenis OT yang menyerang tanaman dengan keberadaan serangannya (keadaan dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi
BAB I PENDAHULUAN Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok dan dalam perekonomian bangsa indonesia tidak seorangpun yang menyangsikannya. Oleh karena itu setiap faktor yang mempengaruhi tingkat
Lebih terperinciCARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)
CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Padi
4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Syarat Tumbuh Padi merupakan tanaman ordo Graminales, family Graminae, genus Oryza, dan spesies Oryza spp.. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 650 sampai 1500 m dpl dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel
Lebih terperinci3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG
3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG 1. DEFINISI Pengendalian OPT tanaman jagung ditekankan pada Sistem Pengendalian Hama Terpadu PHT. PHT sistem pengendalian OPT dengan mengandalkan komponen ekosistem yang
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida
Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi
Lebih terperinci1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)
Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan
Lebih terperinciOleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)
Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Aplikasi Insektisida terhadap Populasi WBC dan Musuh Alaminya di Lapangan Nilaparvata lugens Populasi wereng batang cokelat (WBC) selama penelitian dipengaruhi oleh interaksi antara
Lebih terperinciUntuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:
Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Padi (Oryza sativa) Padi merupakan tanaman semusim yang termasuk golongan rumput-rumputan (Gramineae). Adapun taksonomi tanaman padi yakni diklasifikasikan ke dalam divisi Spermatophytae
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI
APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI Oleh: Edi Suwardiwijaya Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. Raya Kaliasin. Tromol
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman serealia penting dan digunakan sebagai makanan pokok oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya produksi padi sangat perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
MODUL BUDIDAYA PADI Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4-5 ton/ha. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas
Lebih terperinciWaspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)
Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Memasuki musim hujan tahun ini, para petani mulai sibuk mempersiapkan lahan untuk segera mengolah
Lebih terperinciBLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.
BLAS (BLAST) Patogen penyebab blas: Pyricularia grisea P. oyzae Cavara Magnaporthe grisea Magnaporthe oryzae Peyakit blas berkembang terbawa udara melalui konidia cendawan yang mungkin berasal dari inang.
Lebih terperincib) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)
Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. WBC memang hama laten yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fauna Tanah 4.1.1. Populasi Total Fauna Tanah Secara umum populasi total fauna tanah yaitu mesofauna dan makrofauna tanah pada petak dengan jarak pematang sempit (4 m)
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PETANI KARAKTERISTIK USAHATANI
LAMPIRAN 57 Lampiran 1 Kuesioner pengendalian hama terpadu tanaman padi Lokasi : KARAKTERISTIK PETANI Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Tanggungan keluarga : Pengalaman bertani (tahun) : Pekerjaan sampingan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN
Lebih terperinciMengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi
Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae termasuk penyakit utama yang menyerang tanaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Sawah organik dan non-organik Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida kimia dan hasil rekayasa
Lebih terperinci5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciPENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan
Lebih terperinciPeta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.
Peta Konsep Hama Tikus Mengidentifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan Penyakit Ulat Kutu loncat Lalat Cacing Wereng Burung Virus Bakteri Jamur Pengendalian Hama Gulma Biologis Mekanis Kimia Pola tertentu
Lebih terperinciAntisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat,
Lebih terperinciGambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)
HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciMODEL SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA TANAMAN PADI UNTUK MEMBERIKAN SOLUSI PENANGGULANGAN
MODEL SISTEM PAKAR DIAGNOSA HAMA TANAMAN PADI UNTUK MEMBERIKAN SOLUSI PENANGGULANGAN Yulianto 1), Ade Setiadi 2), Imam Firmansyah 3), Ihsan Maulana 4), Dimas Asmoro 5), Haris Kamal 6) 1) Sistem Informasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T.) berikut : Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai Kelas Ordo Famili Genus Species : Insekta : Hemiptera
Lebih terperinciPengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena
Lebih terperinciHama Penyakit Tanaman Padi Gogo. Tim : BPTP Jawa Tengah
Hama Penyakit Tanaman Padi Gogo Tim : BPTP Jawa Tengah HAMA UTAMA PADI WERENG PENGGEREK BATANG PADI WALANG SANGIT LUNDI/ORONG-ORONG/ANJING TANAH PENYAKIT UTAMA PADI BLAST/NECK BLAST HAWAR DAUN BAKTERI
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan Ekologi Tikus Sawah Rattus rattus argentiventer Rob & Kloss
TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Tikus Sawah Rattus rattus argentiventer Rob & Kloss Tikus merupakan salah satu hama utama pada kegiatan pertanian. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama tikus
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciMengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman
Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal Oleh : Budi Budiman Nak, kemungkinan hasil panen padi kita tahun ini berkurang!, sebagian besar padi di desa kita terserang hama wereng. Itulah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciPAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R
PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R Luas areal padi sawah setiap tahun di Jawa Timur mencapai 1,62 juta ha berupa padi sawah dan padi gogo. Areal padi sawah irigasi maupun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciAGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)
AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) HAMA Hama utama tanaman kedelai adalah: 1. Perusak bibit 2. Perusak daun 3. Perusak polong 4.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman ini berasal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman ini berasal dari benua Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Pertumbuhan tanaman padi dibagi menjadi
Lebih terperinciCiparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit
Lebih terperinciPELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : Pengairan Padi Tujuan berlatih: Setelah
Lebih terperinciSi Pengerat Musuh Petani Tebu..
Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Embriani BBPPTP Surabaya Gambar. Tanaman Tebu Yang Terserang Tikus Hama/pest diartikan sebagai jasad pengganggu bisa berupa jasad renik, tumbuhan, dan hewan. Hama Tanaman
Lebih terperinci1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat
1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd
Lebih terperinciOPT PADA TANAMAN PADI
OPT PADA TANAMAN PADI Penyakit blas pada tanaman padi pada umumnya dapat menyerang tanaman pada bagian daun, batang, malai, dan gabah, tetapi umum pada daun dan leher malai. Gejala serangan yang muncul
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR disusun oleh: Kelompok 01 Lutfi Afifah A34070039 Zhenita Vinda Tri Handini
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis
KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung
Lebih terperinciPENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA
PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA HUSIN KADERI Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru Jl. Kebun Karet, Loktabat Banjarbaru RINGKASAN Percobaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan
10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA TOMAT
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu
Lebih terperinciKUESIONER PENGENDALIAN HAMA TERPADU TANAMAN PADI
LAMPIRAN 46 47 KUESIONER PENGENDALIAN HAMA TERPADU TANAMAN PADI Lokasi : KARAKTERISTIK PETANI Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Tanggungan keluarga : Pengalaman bertani (tahun) : Kursus/latihan pertanian
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciSISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI Abdul Sani Sembiring Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id//email:sani_sembiring@gmail.com
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian Anorganik Dan Organik Padi merupakan salah satu sumber makanan pokok bagi sebagian besar bangsa Indonesia (Idham & Budi, 1994). Menurut Pracaya (2002) upaya untuk mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT
HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili rumput berumpun yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat. Sampai saat ini
Lebih terperinciPendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi
Tim Pengkaji Pendahuluan Rata-rata produktivitas kedelai di NTB pada Tahun 2014 yaitu 1,29 ton/ha. (BPS. 2015) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan perluasan areal Pajale, BPTP bertugas menyediakan
Lebih terperinciEKSISTENSI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA TINGKAT PETANI DI SULAWESI TENGAH
EKSISTENSI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA TINGKAT PETANI DI SULAWESI TENGAH Amran Muis, Lintje Hutahaean, dan Syamsul Bakhri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row
Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain
Lebih terperinciStatus Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama
Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciCultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:
Cultural Control Dr. Akhmad Rizali Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya Mengubah paradigma pengendalian OPT: Dari: mengendalikan setelah terjadi serangan OPT, Menjadi: merencanakan agroekosistem sehingga
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.
Lebih terperinciSrie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta
KAJIAN PERBEDAAN UMUR TANAM PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS MEKONGGA TERHADAP POPULASI WERENG COKLAT DI DESA DALANGAN KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO Srie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar
Lebih terperinciBudidaya Bawang Putih di Dataran Rendah
Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun
Lebih terperinciOleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27
Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal
Lebih terperinci