BAB 1 PENDAHULUAN. Kemacetan dapat terjadi akibat ketidakteraturan lalu lintas dan demand arus
|
|
- Suryadi Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemacetan dapat terjadi akibat ketidakteraturan lalu lintas dan demand arus kendaraan yang tidak terbendung dalam suatu waktu. Kemacetan juga kadang terjadi karena adanya kejadian tidak terduga di lajur jalan. Kemacetan menimbulkan banyak masalah seperti kerusakan jalan, pemborosan waktu dan bahan bakar, berbagai penyakit dan hal lainnya. Sebagai langkah antisipasi kemacetan tersebut maka lalu lintas perlu dianalisis lebih lanjut. Hasil data penelitian oleh Dr. Firdaus Ali, seorang pakar lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia menunjukkan bahwa total kerugian yang disebabkan oleh kemacetan mencapai lebih dari 28,1 triliun rupiah pertahunnya (Winarno, 2011). Dampak kemacetan Besar kerugian yang dihasilkan Pemborosan bahan bakar > 10,7 triliun rupiah pertahunnya Pembuangan waktu produktif kerja > 9,7 triliun rupiah pertahunnya Penyebaran penyakit > 5,8 triliun rupiah pertahunnya Kerugian pendapatan angkutan umum > 1,9 triliun rupiah pertahunnya Tabel 1.1. Dampak kerugian dari kemacetan oleh Dr. Firdaus Ali (Winarno, 2011). ITS (Intelligent Transportation Systems) merupakan sistem yang dibangun untuk memecahkan masalah kemacetan serta pengaturan lalu lintas dengan penerapan teknologi sebagai jembatan penghubung ITS dan sistem transportasi, contoh implementasinya adalah Advanced Traffic Management Systems (ATMS), Advanced
2 2 Public Transportation Systems (APTS), Advanced Traveler Informationn Systems (ATIS) dan sebagainya. Menurut International Organization for Standardization (Chen and Miles, 1999), ITS terdiri dari 8 penerapan, yaitu: Manajemen lalu-lintas (traffic management), Sistem informasi pengguna transportasi (traveler information), Sistem-sistem kendaraan (vehiclee systems), Kendaraan-kendaraann komersial (commercial vehicles), Transportasi umum (public transport), Manajemen darurat (emergency management), Pembayaran elektronik (electronic payment),, dan Keamanan (safety) Gambar 1.1. ITS dan transportasi dihubungkan dengann penerapann teknologi. Hubungan ITS dan sistem transportasi bersifat dua arah karena ITS memerlukan data dari sistem transportasi dan transportasi memerlukan hasil olahan data dari ITS untuk diterapkan dilapangan. Penerapan teknologi-teknologi pendukung ITS masuk kedalam dua hal dari sistem transportasi yaitu dari sisi infrastrukstur sistem dan pelaku sistem, dijelaskan lebih detil pada tabel berikut ini.
3 3 ITS Enabling Tech. Infrastructure Side Vehicle Side Data acquisition Traffic detectors Automatic vehicle detection Weather monitors Weight-in-motion Data processing Data fusion Global positioning system Data communications Information distribution Information utilization Automatic vehicle detection Stationary communications Fiber optics Variable message sign Internet Ramp metering Urban traffic control Digital map Mobile communications Dedicated short-range communications Highway advisory radio Radio data system/ traffic message channel Route guidance Crash avoidance Tabel 1.2. Teknologi-teknologi pendukung ITS (Chen and Miles, 1999) Sebagai langkah awal pembangunan sistem, ITS membutuhkan data masukkan dari sisi infrastruktur lalu lintas dan sisi kendaraan. Kesuksesan ITS berada pada sensor yang dipergunakan untuk memperoleh data dari lalu lintas. ITS membutuhkan data untuk dianalisis dan diolah menjadi sumber keputusan manajerial transportasi. Salah satu data yang sangat penting adalah jumlah kendaraan yang diambil melalui Traffic Surveillance. Traffic surveillance atau pemantauan lalu lintas digunakan untuk mendapatkan data-data penting berdasarkan kejadian atau fakta yang terjadi di jalan raya seperti jumlah kendaraan, kecepatan arus hingga klasifikasi kendaraan. Data jumlah kendaraan dapat dipergunakan untuk menentukan timer pada lampu lalu lintas sehingga jumlah kendaraan pada seluruh lajur dapat diseimbangkan. Pengaturan lalu lintas dapat memberikan banyak dampak positif didalamnya, misal seperti meningkatkan efektifitas perjalanan dan mengurangi kerugian yang dihasilkan.
4 4 Traffic surveillance telah melalui dua tahap perkembangan yaitu pertama kali dilakukan berdasarkan pengamatan langsung dan kedua berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh alat bantu atau sensor. Pemantauan berdasarkan pengamatan langsung dikerjakan oleh manusia tanpa alat bantu untuk mendapatkan data dari jalan raya. Pemantauan dengan pengamatan langsung memiliki banyak sekali kelemahan seperti: pemantauan jarang dilakukan, data hasil pemantauan seringkali tidak akurat, tidak konsisten akibat perbedaan pemantau dan juga terdapat bahaya penyakit akibat polusi udara dan bahaya arus kendaraan. Pemantauan menggunakan alat bantu mulai digunakan dalam era modern belakangan ini dan dapat dilakukan secara otomatis. Alat bantu yang dimaksud antara lain loop detector, infrared, dan kamera. Pengertian otomatis (Automated Traffic Surveillance, ATS) yaitu data yang diperoleh dapat diperoleh tanpa adanya pengamatan oleh manusia, misalnya mendapatkan jumlah kendaraan dalam satuan waktu. Alat loop detector dipergunakan untuk mengetahui massa, lebar, dan panjang kendaraan dan juga kecepatan kendaraan. Kelemahan penggunaan alat ini antara lain biaya instalasi yang mahal, waktu realisasi yang lama, dan hanya dapat mengklasifikasikan berdasarkan panjang dari kendaraan. Alat infrared dapat dipergunakan untuk mengetahui kecepatan dan jumlah kendaraan. Kelebihannya yaitu biaya yang relatif murah dibandingkan kamera ataupun loop detector. Kelemahannya adalah rentan rusak dan jarak pendeteksiannya tidak terlalu jauh. Kamera sebagai alat sensor telah melalui dua tahap perkembangan, pertama penggunaan kamera dengan pengamatan langsung dan penggunaan kamera dengan pengolahan dan analisis citra digital. Penggunaan kamera dengan pengamatan langsung memiliki kelemahan keterbatasan tenaga dan kemampuan pengamat sehingga
5 5 menyebabkan data yang diperoleh tidak presisi sesuai dengan kondisi lapangan pada saat dibutuhkan. Kontribusi peneliti adalah pengembangan pada sisi infrastruktur yaitu untuk memperoleh data jumlah kendaraan melalui pemantauan lalu lintas menggunakan kamera. Kamera sebagai sensor sangat berpotensi untuk memperoleh beragam data seperti klasifikasi kendaraan dan pengenalan kepemilikan kendaraan pada penelitian selanjutnya. Pemantauan menggunakan kamera secara terautomasi dikenal dengan nama AVTS (Automated Visual Traffic Surveillance) dan menggunakan visi komputer (Computer Vision) sebagai alat pengembangannya. Visi komputer memiliki dua metode untuk pengenalan objek, pertama menggunakan model dari objek dan kedua menggunakan fitur dari objek. Penggunaan model dari objek memiliki tantangan yang sangat besar pada kondisi objek yang sangat padat, pencahayaan matahari dan bentuk objek yang beragam. Metode yang dipilih menggunakan titik fitur dari objek karena fleksibel menangani kepadatan objek tanpa terpengaruh dengan pencahayaan dan bentuk objek yang beragam dan merupakan cara yang efektif untuk merepresentasikan objek berdasarkan geometri dan pergerakkan dari objek (Lien, 2007; Sahagun, 2007). Penggunaan titik fitur juga memiliki keterbatasan yaitu pengenalan objek hanya sebatas pejalan kaki, motor, mobil, atau bis dengan melihat kecepatan dan jumlah titik fitur yang tersebar pada objek. Selain itu segmentasi objek kendaraan pada kondisi yang sangat padat juga sulit untuk dilakukan karena pergerakkan kendaraan yang tidak terlalu beragam sehingga keakuratan pemantauan akan turun bersamaan dengan meningkatnya tingkat kepadatan dari objek.
6 Rumusan Masalah Pemantauan lalu lintas pada lajur jalan dengan tingkat yang padat akan sulit dilakukan. Hal tersebut dikarenakan kendaraan-kendaraan terlihat saling menutupi satu sama lainnya. Ditambah kondisi pencahayaan matahari dan penempatan kamera yang dinamis sulit untuk mendefinisikan objek berdasarkan model dari objek seperti yang dijelaskan oleh Lien (2007) dan Sahagun (2007). Pemilihan metode untuk menjawab masalah tersebut adalah menggunakan pergerakkan titik fitur. Menurut Sahagun (2007), penggunaan titik fitur untuk melakukan pelacakan dan penghitungan objek pejalan kaki dalam kondisi yang padat cukup tangguh menyelesaikan masalah. Pengelompokan objek berdasarkan pergerakkan tidak akan pernah terganggu oleh penempatan kamera ataupun kondisi cahaya pada lingkungan terbuka dan penanganan oklusi pada objek dapat dilakukan Ruang Lingkup Penelitian yang ingin dilakukan dibatasi dalam fokus: 1. Jumlah kendaraan. 2. Pengujian program tidak dilakukan langsung dilapangan melainkan melalui contoh rekaman lalu lintas yang diambil dengan menggunakan camcorder sederhana. 3. Pengujian dan pengembangan program dilakukan dengan menggunakan sampel video traffic pada siang hari. 4. Pengujian dan pengembangan program dilakukan dengan menggunakan sampel video berukuran 720 x 576 piksel dan frame rate 25 fps.
7 7 5. Pemantauan dilakukan hanya untuk satu arus lajur lurus dengan tingkat kepadatan kendaraan dari rendah hingga cukup kompleks. 6. Pengembangan program dilakukan dengan menggunakan pustaka OpenCV sebagai alat pemrosesan citra. 7. Pengembangan program dilakukan dengan menggunakan Qt SDK (Software Development Tools Kit) sebagai alat pemrograman aplikasi Tujuan dan Manfaat Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat aplikasi/ program komputer untuk menghitung jumlah kendaraan dalam suatu waktu, serta menguji keakuratan program dalam mendeteksi jumlah kendaraan Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Traffic Management Center (TMC): mendapatkan data yang dapat diandalkan untuk dianalisis lebih lanjut dalam proses pengembangan ITS. 2. Bagi peneliti lain: dapat memberikan referensi bagi penelitian yang berhubungan dengan Automated Visual Traffic Surveillance. 3. Bagi peneliti: merupakan kesempatan untuk memberikan peran dalam perbaikan transportasi lewat pengembangan ITS.
8 Makalah yang Relevan Tissainayagam dan Suter (2005) menjelaskan teknik trajeksi objek menggunakan Bayesian Multiple Hypothesis Tracking (MHT). Pertama MHT dipergunakan untuk segmentasi kontur. Kedua, MHT dipergunakan untuk melakukan trajeksi secara temporal dari objek yang dipilih dan di representasikan menggunakan titik fitur. Tang dan Tao (2005) menjelaskan teknik representasi berdasarkan fitur menggunakan Attributed Relational Graph (ARG) untuk melakukan trajeksi. Objek dimodelkan dengan Invariant Feature (SIFT) dan hubungan antar titik dinyatakan dalam ARG yang efektif memisahkan objek dengan latar atau objek lain. Kemudian metode Relaxation Labeling dipergunakan untuk mencocokkan model grafik dengan hasil observasi untuk mendapatkan posisi objek terbaik. Brostow dan Cipolla (2006) menjelaskan algoritma Unsupervised data driven Bayesian Clustering untuk mendeteksi entitas setiap individu. Mereka melakukan pengelompokan dan trajeksi objek menggunakan pergerakkan dari setiap entitas yang berbeda-beda. Mereka menggunakan Space-Time Proximity dan Trajectory Coherence dalam ruang citra sebagai kriteria kemungkinan untuk melakukan pengelompokan titik fitur. Lien (2007) menjelaskan metode untuk deteksi target dan trajeksi pejalan kaki dalam kondisi yang padat. Secara general metode trajeksi target tergolong dalam blobbased dan point-based. Metode yang diajukan yaitu menggunakan pendekatan Coarse to Fine berdasarkan ekstraksi titik-titik fitur. Dimulai dari C-Means digunakan untuk melakukan pengelompokan secara kasar. Kemudian Spatial-Temporal Shortest Spanning Tree digunakan untuk mengelompokkan titik fitur. Kemudian Trajectory
9 9 Correlation dan Trajectory Conformance dipergunakan untuk memperhalus pengelompokan titik fitur. Han, Roberts, Wu, dan Li (2007) menjelaskan trajeksi menggunakan titik fitur. Titik titik yang berkoresponden di cari untuk setiap frame, dengan meminimalkan Sum-of-Square-Distance (SSD) antara dua titik fitur. Kemudian titik fitur yang berkoresponden besar disebut sebagai Harris Criterion. Sahagun (2007) menjelaskan penambahan informasi untuk pengelompokan titik fitur dengan menggunakan Frequency Domain Cues dalam kasus pendeteksian dan trajeksi pejalan kaki. Sehingga informasi titik fitur yang dipergunakan seluruhnya antara lain analisis jarak, analisis pergerakkan dan analisis frekuensi. Cheriyadat, Bhaduri, dan Radk (2008) menjelaskan pendeteksian dan trajeksi berbagai jenis objek dengan menggunakan titik fitur sebagai masukkan dan menghasilkan sekumpulan Coherence Motion Regions sebagai keluaran. Penggunaan algoritma Greedy sederhana digunakan untuk menemukan sekumpulan coherence motion regions terbaik. Perbet, Maki, dan Stenger (2009) menjelaskan algoritma untuk mendeteksi pergerakkan berjalan menggunakan trajektori titik dari urutan citra video. Mereka mengidentifikasi mana titik yang berkorelasi secara temporal yang dihasilkan dari pergerakkan berjalan kaki dengan menggunakan metode Probabilistic Trajectories sebagai fitur baru untuk mengklasifikasikan objek. Kemudian mereka mempelajari korelasi pergerakkan kedua kaki menggunakan Random Forest Classifier. Pundlik (2009) menjelaskan pengelompokan titik fitur menggunakan algoritma Spatially Constrained Mixture Models dan EM. Menurutnya, setiap objek bergerak
10 dengan relatif kecepatan pergerakkan yang berbeda-beda. Pengaplikasiannya digunakan untuk melakukan trajeksi iris mata menggunakan titik fitur Sistematika Penulisan Pendahuluan Latar belakang masalah menjelaskan secara lengkap masalah yang dihadapi dan diharapkan peneliti dapat memberikan solusi yang tepat. Ruang lingkup menjelaskan fokus dari tujuan penelitian yang dilakukan serta keterbatasan peneliti dalam menyelesaikan masalah. Tujuan dan manfaat menjelaskan kontribusi peneliti bagi pihak-pihak yang terkait. Makalah yang relevan menjelaskan tentang penelitian yang serupa dan perkembangannya. Sistematika penulisan bertujuan untuk menjelaskan kepada pembaca mengenai garis besar isi dari penulisan Landasan Teori Bab ini membahas tentang teori-teori yang bersangkutan dengan hasil dari penelitian program AVTS. Antara lain seperti definisi kecerdasan buatan, tujuan dan manfaat aplikasi kecerdasan buatan, metode pembelajaran mesin, pengenalan Qt SDK, pengenalan pustaka OpenCV, pengantar tentang citra dan video digital, penjelasan tentang subtraksi latar adaptif dengan menggunakan Mixture of Gaussian Model, penjelasan tentang proses perbaikan citra menggunakan dilatasi dan erosi citra, penjelasan tentang Object Tracking Lucas Kanade, Good Features to Track, dan penjelasan tentang kuadran Azimuth.
11 Metodologi Penelitian Bab ini membahas tentang penentuan masalah penelitian, alur penelitian, perancangan penelitian, yang meliputi kebutuhan perancangan, perancangan lingkungan perekaman, perancangan diagram alir program, perancangan tampilan program, dan perancangan pengujian program Hasil dan Pembahasan Bab ini membahas tentang pengujian program disetiap bagiannya, pengujian keakuratan program, kebutuhan minimum implementasi, dan penggunaan program. Pengujian disetiap bagian program seperti subtraksi latar, pendeteksian titik fitur, pelacakan titik fitur, analisis relasi titik fitur, penghitungan objek, dan pelacakan objek dilakukan dengan memastikan hasil keluaran program disetiap bagiannya sudah baik. Pengujian keakuratan program dilakukan dengan menghitung nilai persentase keberhasilan pendeteksian objek kendaraan untuk beberapa tingkatan yang berbeda Simpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang simpulan dari hasil evaluasi pengujian program sehingga dapat menjawab hasil dari rumusan masalah diawal penelitian. Serta pemberian saran untuk peneliti lain atas hasil akhir dari penelitian ini.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
60 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian yang lalu pada kasus yang berbeda. Pada kasus Lien (2007) dan Sahagun (2007) yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan sebagai prasarana lalu-lintas atau angkutan, memiliki fungsi untuk mendukung kelancaran arus barang, jasa, serta aktivitas masyarakat. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
Lebih terperinciTraffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel
1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menjadi umpan bagi para ahli untuk mencetuskan terobosan-terobosan baru berbasis teknologi canggih. Terobosan ini diciptakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAMERA CCTV SEBAGAI ALAT BANTU TRAFFIC SURVEY BIDANG : TRAFFIC ENGINEERING. Ressi Dyah Adriani NPP
PEMANFAATAN KAMERA CCTV SEBAGAI ALAT BANTU TRAFFIC SURVEY BIDANG : TRAFFIC ENGINEERING Ressi Dyah Adriani NPP 10529 ressi.adriani@jasamarga.co.id ABSTRAK Data kepadatan lalu-lintas merupakan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari semakin banyak masalah yang terjadi seiring meningkatnya populasi di daerah perkotaan, akibatnya lalu lintas menjadi lebih padat karena
Lebih terperinciPengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah
Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter Roslyn Yuniar Amrullah 7406040026 Abstrak Computer Vision merupakan disiplin ilmu perpanjangan dari pengolahan citra digital dan kecerdasan buatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bus Pemindah Cepat (Bus Rapid Transit, BRT) adalah sebuah sistem transportasi massal yang berorientasi pengguna (customer-oriented) yang menggabungkan elemen stasiun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini merupakan penelitian di bidang pemrosesan citra. Bidang pemrosesan citra sendiri terdapat tiga tingkatan yaitu operasi pemrosesan citra tingkat rendah,
Lebih terperinciIP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL
IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL OLEH : ANDI MUHAMMAD ALI MAHDI AKBAR Pembimbing 1: Arief Kurniawan, ST., MT Pembimbing 2: Ahmad Zaini, ST., M.Sc. Page 1
Lebih terperinciAPLIKASI PENGUKURAN KECEPATAN SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE FRAME DIFFERENCE BERBASIS ANDROID
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alat pengukur kecepatan kendaraan bermotor adalah salah satu aplikasi dari penelitian terhadap benda yang bergerak. Alat ini berfungsi untuk menentukan seberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan yang pesat dalam jumlah kendaraan dikota besar memiliki dampak terhadap kebutuhan parkir di tempat-tempat umum seperti di rumah sakit, kantor, pusat perbelanjaan,
Lebih terperinci1BAB I. 2PENDAHULUAN
1BAB I. 2PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Pelacak objek (object tracking) pada saat ini merupakan penelitian yang menarik dalam bidang computer vision. Pelacak objek merupakan langkah awal dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemacetan merupakan masalah klasik yang sampai saat ini belum ditemukan solusi yang tepat. Hal ini disebabkan karena kemacetan lalu lintas dipengaruhi banyak faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini teknologi yang berbasis " Sound and Video Capture Device " telah banyak berkembang. Para ilmuwan ataupun perusahaan yang bergerak di bidang IT memanfaatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks, tetapi sangat dapat diandalkan. Sistem ini memberikan sarana pengenalan obyek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pesawat tanpa awak (english : Unmanned Aerial Vehicle disingkat UAV) sangat pesat. Diperkirakan UAV akan berkembang secara signifikan pada
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi pengolahan citra semakin pesat. Salah satu bidang pengolahan citra tersebut adalah bidang identifikasi citra
Lebih terperinciMENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2009 MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Muahamd Syukur¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketrampilan khusus, juga diperlukan konsentrasi di saat mengendalikannya di
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di era modern saat ini keberadaan peralatan transportasi menjadi sangat penting. Kebutuhan alat transportasi yang aman dan nyaman merupakan hal yang sangat didambakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aplikasi seperti digunakan untuk sistem pengawasan (monitoring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendeteksi yang menitik beratkan pada konteks deteksi keberadaan dan arah pergerakan merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk berbagai macam aplikasi seperti
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2009 IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Bambang Hermanto¹, Koredianto Usman², Iwan Iwut Tirtoasmoro³
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Algoritma Histogram of Oriented Gradient (HOG) dan Gaussian Mixture Model (GMM) Dalam Mendeteksi Manusia
Analisa Perbandingan Algoritma Histogram of Oriented Gradient (HOG) dan Gaussian Mixture Model (GMM) Dalam Mendeteksi Manusia Yolinda Fatimah Munawaroh 1), Ciksadan 2), Irma Salamah 3) 1),2),3 ) Program
Lebih terperinciTeknologi Elektronika Lalu Lintas. Prakarya dan Kewirausahaan
Teknologi Elektronika Lalu Lintas Prakarya dan Kewirausahaan Lampu Lalu Lintas Solar Cell Lampu lalu lintas yang energi listriknya berasal dari enegi sinar matahari (Solar Cell / Sel Surya) Solar Traffic
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN
Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan citra digital merupakan salah satu subjek dari teknologi informasi yang sangat menarik dan menantang saat ini. Proses pengolahan citra digital bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra digital telah digunakan secara luas pada era modern seperti sekarang ini, citra digital banyak dimanfaatkan untuk merekam informasi, komunikasi dan lain sebagainya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Parrot AR.Drone
PENDAHULUAN Latar Belakang UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau pesawat tanpa awak atau drone adalah sebuah mesin yang mampu terbang dan dikendalikan oleh pilot dari jarak jauh. Pergerakan UAV sendiri dipengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia transportasi saat ini memberikan beberapa dampak baik dan buruk bagi pengguna alat transportasi maupun lalu lintas khususnya diperkotaan. Kota Medan
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video
Analisis Perbandingan Algoritma Optical Flow dan Background Estimation untuk Pendeteksian Objek pada Video Ety Sutanty dan Ari Rosemala Jurusan Sistem Informasi, Universitas Gunadarma Depok, Indonesia
Lebih terperinciPerancangan dan Pengujian Piranti Pemantauan Visual untuk Menentukan Volume Lalu Lintas
54 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 12, No. 2, Agustus 2016, hal. 54-59 Perancangan dan Pengujian Piranti Pemantauan Visual untuk Menentukan Volume Lalu Lintas Alfina 1, Yuwaldi Away 1, dan Muhammad Isya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang amat pesat, menuntut pula adanya otomatisasi dan efisiensi dalam memperoleh informasi. Hal ini didukung pula oleh perkembangan mobile
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra
Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra M Agus Taksiono, Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT.dan Ir. Joko Purwanto M.Eng, Ph.d Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN UAV yang merupakan kepanjangan dari Unmanned Aerial Vehicles, atau dalam kata lain DRONE adalah tipe pesawat terbang yang beroperasi dengan sendirinya tanpa seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk setiap harinya juga sangat tinggi. Hari demi hari, seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota-kota besar di seluruh dunia merupakan tempat mengais rezeki bagi banyak orang, seringkali tidak hanya di kota itu sendiri namun juga bagi penduduk di kota-kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Klasifikasi sidik jari merupakan bagian penting dalam sistem pengidentifikasian individu. Pemanfaatan identifikasi sidik jari sudah semakin luas sebagai bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra atau gambar merupakan salah satu komponen penting dalam dunia multimedia karena memiliki peranan penting dalam hal menyajikan suatu informasi dalam bentuk gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (terlibat 8%) (Austroads, 2002). Salah satu faktor terbesar penyebab kecelakaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kecelakaan lalu lintas diindonesia tergolong cukup tinggi. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia, terdapat sebanyak 117.949 kecelakaan lalu lintas pada
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN ALGORITMA FAST CONNECTIVE HOUGH TRANSFORM DAN ANALISIS HISTOGRAM UNTUK MENENTUKAN LOKASI PLAT NOMOR
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pengawasan menggunakan kamera merupakan salah satu aplikasi praktis dari perkembangan teknologi yang dapat membantu permasalahan seharihari. Dengan sistem pengawasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, terutama di kota-kota besar. Pada tempat-tempat yang ramai dikunjungi, untuk memudahkan dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pelajar sekaligus kota wisata. Identitas sebagai kota pelajar tercermin dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) mempunyai identitas sebagai kota pelajar sekaligus kota wisata. Identitas sebagai kota pelajar tercermin dari banyaknya institusi perguruan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian yang mencakup gambaran pembuatan simulasi pengaturan lampu lalu lintas, algoritma yang digunakan dalam simulasi, dan manfaat penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,
Lebih terperinciKAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,
KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1 Nugroho hary Mindiar, 21104209 Mahasiswa Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma mindiar@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Big data merupakan data yang tidak dapat diproses menggunakan alat pengolahan data tradisional karena berukuran sangat besar dan rumit [1]. Pada era digital ini, data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan ucapan (speech recognition) merupakan sistem yang dirancang untuk dapat mengenali sinyal suara, sehingga menghasilkan keluaran berupa tulisan. Input dari
Lebih terperinciSistem Penangkap Citra Pelanggaran Lampu Merah
Sistem Penangkap Citra Pelanggaran Lampu Merah 1 Muhtadin 1) Isrin Ramdani 2) Ahmad Zaini 2) 1) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email: muhtadin@ee.its.ac.id 2) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh pula pada pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi dibidang elektronika dewasa ini berkembang sangat cepat dan memberikan pengaruh besar di setiap aspek kehidupan.hal ini berpengaruh pula pada pembuatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, penggunaan komputer sudah hampir menjadi sebuah bagian dari kehidupan harian kita. Semakin banyak muncul peralatan-peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu tempuh bisa digunakan untuk mengukur performa sebuah sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mengenai prediksi waktu tempuh dibutuhkan oleh banyak pihak seperti pemakai jalan, dinas perhubungan, kepolisian, dan tata kota. Informasi waktu tempuh bisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, indentifikasi masalah, lingkup tugas akhir, maksud dan tujuan, metode penelitian, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciANALISA ALGORITMA PENGHITUNG KENDARAAN RODA EMPAT DALAM KONDISI SIANG DAN MALAM HARI DENGAN METODE FRAME INTERSECTION
ANALISA ALGORITMA PENGHITUNG KENDARAAN RODA EMPAT DALAM KONDISI SIANG DAN MALAM HARI DENGAN METODE FRAME INTERSECTION Brillian Bagus Pakerti Utama 1), Ratri Dwi Atmaja 2), Azizah 3) 1),2),3) S1 Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkotaan merupakan bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan
Lebih terperinciAnalisa dan Pemodelan Kerumunan Orang pada Video Digital
Sidang Tugas Akhir Analisa dan Pemodelan Kerumunan Orang pada Video Digital Oleh: Nick Darusman (2209106015) Dosen Pembimbing Dr. Ir. Wirawan, DEA Jumat, 24 Januari 2012 Surabaya 1 Latar Belakang Angka
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan dan penyeberangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lampu lalu lintas adalah lampu yang digunakan untuk mengatur kelancaran lalu lintas di suatu persimpangan jalan dan penyeberangan jalan dengan cara memberi kesempatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya Ilmu Komputer telah menghasilkan berbagai kemudahan yang tentunya semakin mempermudah manusia di dalam menangani tugas tugas / permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pilot Survey (Survey Pendahuluan) Reduksi dan Kompilasi Data Lalu lintas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Program Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Pilot Survey (Survey Pendahuluan) Data Sekunder - Foto Lokasi Simpang - Demografi Data Primer - Survey Volume Lalu Lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran, dan warna ketika suatu citra digambarkan meskipun dalam ruang 2D (dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu citra memiliki beragam bentuk tekstur dan warna yang berbeda. Citra dapat dikenali dengan mudah oleh manusia dikarenakan manusia sudah memiliki persepsi atau
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak pidana pelanggaran lalu-lintas terjadi setiap waktu dan banyak tempat. Tingginya angka pelanggaran lalu-lintas merupakan salah satu penyebab bertambahnya jumlah
Lebih terperinciANALISIS PELACAKAN OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND ESTIMATION PADA KAMERA DIAM DAN BERGERAK (Hasil Penelitian)
ANALISIS PELACAKAN OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND ESTIMATION PADA KAMERA DIAM DAN BERGERAK ( Penelitian) Oleh : Wahyu Supriyatin 1, Yeniwarti Rafsyam 2, Jonifan 3 1,3 Universitas Gunadarma Jakarta, Jalan
Lebih terperinciTRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW
TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW Ubaidillah Umar, Reni Soelistijorini, B. Eng, MT, Haryadi Amran Darwito, S.ST Jurusan Teknik Telekomunkasi - Politeknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pengenalan wajah adalah aplikasi dari pengolahan citra yang dapat mengidentifikasi seseorang melalui citra digital atau frame video. Sistem pengenalan wajah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan menjelaskan rmengenai latar belakang, pendefinisian masalah, tujuan dari penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai bagian dari jalur penerbangan sipil internasional dan anggota International Civil Aviation Organization (ICAO) terikat dengan peraturan internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan di dalam dunia industri semakin ketat. Hal ini ditandai dengan terciptanya globalisasi pasar yang mengakibatkan munculnya pertumbuhan industri
Lebih terperinciDETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL
DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi masa kini, suatu informasi sangat mudah untuk di dapatkan. Halnya di kehidupan sehari-hari serta seluruh bidang yang berkaitan
Lebih terperinciDIAGRAM SITASI PAPER KEAMANAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL: SERANGAN DAN SOLUSINYA
DIAGRAM SITASI PAPER KEAMANAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL: SERANGAN DAN SOLUSINYA Disusun Oleh: Andre Herviant Juliano 09011181520025 SK2A PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS
Lebih terperinciDETEKSI KEPADATAN DAN PEMBAGIAN WAKTU PADA SIMULASI LAMPU LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN Lusi Risky Faradila 1*, Yanita Fibriliyanti 2*, Nasron 1
DETEKS KEAN DAN PEMBAGAN WAKTU PADA SMULAS LAMPU LALU LNTAS D PERSMPANGAN Lusi Risky Faradila 1*, Yanita Fibriliyanti 2*, Nasron 1 1 Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi DV, Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memposisikan diri pada suatu lingkungan baru, sedangkan mapping merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1 Latar Belakang Localisation merupakan proses yang dilakukan oleh robot untuk memposisikan diri pada suatu lingkungan baru, sedangkan mapping merupakan proses untuk membangun peta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem penginderaan jauh sekarang ini semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan alat dan teknologi yang ada, sehingga banyak kalangan yang memanfaatkan data
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas
PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK BERDASARKAN EKSTRAKSI FITUR TEKSTUR STATISTIK Yogi Febrianto yoefanto@gmail.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. misalnya teknologi elektronik dengan keluarnya smartphone ataupun gadget
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, merupakan sebuah era dimana perkembangan taraf hidup manusia mengalami perkembangan yang semakin hari semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PROTOTYPING SISTEM PEMANTAU LALU LINTAS BERBASIS VIDEO PROCESSING DALAM MENDUKUNG INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEM
TI-20 PERANCANGAN DAN PROTOTYPING SISTEM PEMANTAU LALU LINTAS BERBASIS VIDEO PROCESSING DALAM MENDUKUNG INTELLIGENT TRANSPORTATION SYSTEM Jangkung Raharjo, Eko Susatio, dan Iwan Iwut Tritoasmoro Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan gambar atau rekaman video yang rapi dan stabil. Namun untuk menghasilkan rekaman video yang stabil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik diberlakukan di Indonesia, banyak masyarakat khususnya pengusaha mulai memperhatikan
Lebih terperinciPENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT
PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT Riza Agung Firmansyah 1), Djoko Purwanto 2), Ronny Mardiyanto 3) 1), 2),3) Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dan negara lainnya mengharuskan peningkatan prasarana pendukung bagi kendaraan tersebut. Jalan mempunyai
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING
PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING 1 Rucitra Danny Anindita dan Arief Rahman Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Lebih terperinciPENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT
PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT Riza Agung Firmansyah1) Djoko Purwanto2) Ronny Mardiyanto3) 1) 2)3) Teknik Elektro Institut
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGHITUNG KEPADATAN LALU LINTAS DAN KLASIFIKASI KENDARAAN BERBASIS WEBCAM DENGAN METODE BACKGROUND SUBTRACTION
SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGHITUNG KEPADATAN LALU LINTAS DAN KLASIFIKASI KENDARAAN BERBASIS WEBCAM DENGAN METODE BACKGROUND SUBTRACTION SIMULATION AND ANALYSIS SYSTEM COUNTERS TRAFFIC DENSITY AND
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi, kebutuhan akan teknologi memberikan peranan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas manusia. Salah satu contohnya adalah pengembangan teknologi
Lebih terperinciSystem Engineering Pada Identifikasi Elemen Sistem Transportasi Cerdas (Studi Kasus: Kota Bandung)
System Engineering Pada Identifikasi Elemen Sistem Transportasi Cerdas (Studi Kasus: Kota Bandung) Aam Muharam 1), Armein Z.R. Langi 2), dan Albarda 2) 1) Bidang Peralatan Transportasi P2 Tenaga Listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini sampah merupakan masalah yang menjadi fokus utama di berbagai daerah. Hal tersebut terjadi karena setiap hari jumlah sampah semakin bertambah seiring dengan
Lebih terperinciPenentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter
Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciRoadmap Kelompok Keahlian Robotika. Pusat P2M Politeknik Negeri Batam Maret 2015
Roadmap 2015-2017 Kelompok Keahlian Robotika Pusat P2M Politeknik Negeri Batam Maret 2015 Pendahuluan Kelompok Keahlian Robotika adalah wadah bagi peneliti-peneliti di lingkungan Politeknik Negeri Batam
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deteksi kulit manusia berperan penting dan digunakan secara luas sebagai langkah awal pada aplikasi pengolahan citra seperti gesture analysis, content based
Lebih terperinciDeteksi Jenis Kendaraan di Jalan Menggunakan OpenCV
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-296 Deteksi Jenis di Jalan Menggunakan OpenCV Alvin Lazaro, Prof. Dr. Ir. Joko Lianto Buliali, M.Sc., Bilqis Amaliah S.Kom.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan teknologi berpengaruh besar terhadap perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan teknologi, mobile
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwilayah jawa timur. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Malang merupakan kota metropolitan ke dua dari kota surabaya yang ada diwilayah jawa timur. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 820.243 jiwa, dengan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan skripsi ini, meliputi pustaka OpenCV, citra, yaitu citra grayscale dan citra berwarna, pengolahan citra meliputi image enhancement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar sebagai salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Citra (image) adalah istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang seperti Indonesia. Teknologi elektronik digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini sedang terjadi di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Teknologi elektronik digunakan memudahkan
Lebih terperinciPenghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi
Penghitung Kendaraan Menggunakan Substraction dengan Hasil Rekonstruksi Mohammad Musa Sanjaya #1, Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. *2, Muhtadin,ST.,MT #3 Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya 1 musopotamia@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian dibuat, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk jiwa. Menurut dinas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia saat ini yang telah memasuki era globalisasi, DKI-Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terkena dampak era globalisasi.
Lebih terperinci