Penggunaan Kuning Telur Bebek sebagai Ekstendxer pada Proses Kriopreservasi Sperma Ikan Patin Jambal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penggunaan Kuning Telur Bebek sebagai Ekstendxer pada Proses Kriopreservasi Sperma Ikan Patin Jambal"

Transkripsi

1 Penggunaan Kuning Telur Bebek sebagai Ekstendxer pada Proses Kriopreservasi Sperma Ikan Patin Jambal Sularto 1), Evi Tahapari 1), Wartono Hadie 2) dan Ika Nurlaela 1) 1) Balai Penelitian Pemuliaan Ikan, Sukamandi 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Abstract Sularto, Evi Tahapari, Wartono Hadie and Ika Nurlaela Duck Egg yolk as an Extender on sperm cryopreservation process of Indonesian catfish (Pangasius djambal). Konferensi Akuakultur Indonesia This study aims to find most effective techniques of cryopreservation of Indonesian catfish sperm. Five mature males broodstock were used in this research. Egg yolk solution (5% in NaCl Ringer solution) used as Extender. Sperm dilution ratio 1: 9. While for Cryoprotectant used DMSO and Glycerol each ingredient 5, 10 and 15%. Storage of sperm carried in liquid nitrogen. The results showed that duck egg yolk extender can be used as an extender with a dose of 5%. DMSO and glycerol may be used as cryoprotectants in the preservation Indonesian catfish. Dose of DMSO that can be used a maximum of 10%, whereas for glycerol maximum of 5%. Test results on sperm fertility after freezing in liquid nitrogen has not successfully resulted in hatching the eggs. Keywords: Cryopreservation; Duck egg yolk; Indonesian catfish (Pangasius djambal); Sperm Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik kriopreservasi sperma ikan patin jambal (Pangasius djambal) yang paling efektif. Ikan uji yang digunakan adalah induk ikan patin jambal. Ekstender yang digunakan larutan kuning telur (5% dalam larutan Ringer NaCl). Pengenceran sperma dengan perbandingan 1: 9. Sedangkan untuk Krioprotektan digunakan DMSO dan Glycerol masing-masing bahan 5, 10 dan 15%. Penyimpanan sperma dilakukan dalam nitrogen cair. Hasil penelitian menujukkan bahwa kuning telur bebek dapat digunakan sebagai ekstender dengan dosis 5%. DMSO dan gliserol dapat digunakan sebagai krioprotektan pada preservasi ikan patin jambal. Dosis DMSO yang dapat digunakan maksimal 10%, sedangkan untuk gliserol maksimal 5%. Hasil uji fertilitas pada sperma setelah pembekuan dalam nitrogen cair belum berhasil membuahi telur, sehingga telur tidak menetas. Kata kunci: Kriopreservasi; Kuning telur bebek; Patin jambal (Pangasius djambal); Sperma Latar Belakang Ikan patin jambal (Pangasius djambal) merupakan komoditas asli Indonesia termasuk ikan yang memijah secara musiman yakni terjadi pada musim penghujan (bulan Oktober April), meskipun dibeberapa lokasi budidaya bisa terjadi matang gonad sepanjang tahun. Induk ikan patin jambal memiliki ukuran bobot individu yang relatif besar yaitu diatas 2 kg/ekor, bahkan induk yang telah berumur 5 tahun dapat mencapai bobot 5 10 kg/ekor. Untuk pemeliharan induk-induk tersebut diperlukan pengelolaan secara terus-menerus demi mempertahankan sumber keragaman genetik. Dengan demikian ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pengelolaan induk tersebut, antara lain: diperlukan wadah pemeliharaan yang cukup besar dengan kualitas air yang baik, beban biaya pakan yang relative besar, serta kesulitan dalam transportasi induk. Selain itu pada musim kemarau sering kali kesulitan mendapatkan sperma pada ikan patin jambal. Pengawetan sperma ikan patin dengan cara konvensional hanya dapat bertahan selama beberapa jam. Dilaporkan oleh Gustiano et al. (2003) bahwa sperma ikan patin pada suhu biasa/suhu ruangan (26 28 o C) hanya dapat bertahan hidup selama 15 jam, sedangkan pada suhu 4 6 o C dapat bertahan selama 60 jam. Untuk mempertahankan plasma nutfah/sumber genetik maupun untuk tujuan akuakultur diperlukan teknologi penyimpanan sperma dengan jangka waktu yang lama. Dengan cara konvensional ini tentunya belum bisa memecahkan permasalahan di lapangan. 220

2 Untuk memecahkan masalah tersebut di atas perlu adanya upaya terobosan teknologi untuk penyimpanan baik telur, sperma maupun embrio. Dalam kegiatan ini akan dilakukan penelitian mengenai pengawetan sperma (kriopreserasi) pada ikan patin jambal. Kriopreservasi sperma merupakan teknologi pengawetan sperma dengan menggunakan bahan pengawet dan disimpan dalam suhu dingin (Lisut, 2000). Yao et al. (2000) melaporkan bahwa penggunaan krioprotektan DMSO (dimethyl sulfoxide) untuk pengawetan sperma yang disimpan dalam cairan N 2 cair memberikan hasil terbaik dengan tingkat motilitas sperma 20-25%. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jenis dan dosis ekstender sebagai krioprotektan dalam kriopreservasi sperma ikan patin jambal. Keberhasilan kriopreservasi sperma ikan patin jambal ini diharapkan dapat mendukung kegiatan konservasi, akuakultur, genetika serta memudahkan dalam transportasi gen jantan pada ikan patin jambal. Lokasi Penelitian Metodologi Riset Penelitan ini dilakukan di laboratorium genetik BPPI Sukamandi. Untuk proses penyiapan telur dan sperma dilakukan di hatchery ikan patin. Perlakuan A. Perlakuan Ekstender : kuning telur dan kontrol. B. Perlakuan Krioprotektan: DMSO dan Glicerol, masing-masing dengan dosis 5%, 10%, dan 15%. Masing-masing perlakuan dengan ulangan tiga kali. Ikan uji dan koleksi sperma Ikan uji yang digunakan adalah induk jantan jambal dan betina ikan patin jambal dan patin siam untuk uji fertilisasi. Untuk merangsang perkembangan gonad baik induk jantan dan betina, ikan dipelihara dalam kolam pencobaan yang dijaga kualitas airnya serta diberi pakan berupa pelet induk dengan kadar protein 34 38%. Untuk merangsang spermiasi induk jantan disuntik dengan hormon GnRH + domperidon (Ovaprim, Syndel) dengan dosis 0,3 ml/kg induk jantan. Sperma diambil dengan cara striping induk jantan setelah 6 8 jam setelah penyuntikan. Pengambilan sperma dilakukan sedemikian rupa sehingga terbebas dari urine. Sperma diambil dari lima jantan yang dikumpulkan menjadi satu kemudian diamati kualitasnya yaitu motilitas dan daya fertilitasnya, selanjutnya diperlakukan dengan kriopreservasi. Kriopreservasi sperma Sperma segar dikumpulkan dari lima induk jantan masing-masing sebanyak 2 ml sehingga terkumpul 10 ml gabungan. Pengenceran sperma dilakukan dengan menggunakan perbandingan sperma dan ekstender yaitu 1: 9. Ekstender yang digunakan adalah madu (5% madu dalam Ringer NaCl) dan kuning telur bebek (5% kuning telur bebek dalam Ringer NaCl). Krioprotektan (DMSO atau Glyserol) ditambahkan dengan konsentasi setiap bahan yaitu: 5%, 10%, dan 15% Semua proses penyiapan dilakukan dalam suhu 5 20 o C. Setelah proses penyiapan dilakukan, larutan sperma dimasukkan ke dalam straw ukuran 0,5 ml dan ditutup dengan menggunakan kristal polyvinil alkohol. Kemudian sperma disimpan pada suhu 4 5 o C selama 20 menit untuk proses equilibrasi. Kemudian straw disusun di atas rak vaporasi. Vaporasi dilakukan dengan memposisikan rak vaporasi 3 cm di tas permukaan nitrogen cair selama 7 menit. Setelah vaporasi, proses pembekuan (freezing) dillakukan dengan cara memasukan straw ke dalam nitrogen cair. Penyimpanan sperma dalam nitrogen cair dilakukan selama 2 minggu dan 1 bulan. Pencairan kembali (thawing) dilakukan dengan cara mencelupkan straw ke dalam air bertemperatur 30 o C selama 2 menit (Bart et al., 2006). 221

3 Uji motilitas dan fertilitas Setelah disimpan selama beberapa waktu (2 minggu dan 1 bulan) dilakukan uji motilitas dan uji fertilitas dengan menggunakan telur ikan patin jambal (sejenis) dan telur patin siam. Untuk menguji efektifitas penyimpanan, maka dibandingkan data fertilitas dan motilitas sperma antara pra-pembekuan sperma dengan pasca-thawing dan sperma segar. Aktifasi sperma dilakukan dengan menambahkan larutan aktifator (45mM NaCl, 5 mm KCl dan 30 mm TRIS dalam 100 ml aquadest) dengan perbandingan 1:50. Pengamatan motilitas sperma dilakukan di bawah mikroskop. Untuk menentukan kriteria motilitas sperma dilakukan skoring seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria penilaian motilitas spermatozoa setelah perlakuan untuk mendukung keberhasilan fertilisasi. No Kriteria Skor 1 75% spermatozoa bergerak cepat dengan arah maju % spermatozoa bergerak dan sekitar 50% bergerak cepat 4 arah maju < 50% spermatozoa bergerak dan < 25% bergerak cepat arah 3 maju. 4 < 25% spermatozoa bergerak dan < 5% yang bergerak cepat arah 2 maju. 5 Spermatozoa hanya sedikit bergerak/ bergetar (tidak ada yang 1 bergerak maju atau bergerak cepat) 6 0% (semua spermatozoa tidak bergerak / imotil) 0 Hasil dan Bahasan Penggunaan ekstender kuning telur 5% ternyata tidak berpengaruh buruk terhadap motilitas, viabilitas dan daya tetas telur, namun ekstender madu berpengaruh buruk terhadap kualitas spermanya seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Pengaruh penggunaan ekstender terhadap motilitas, viabilitas dan daya tetas telur setelah disimpan selama 4 jam pada suhu 5 o C. Dari Gambar 1. terlihat bahwa penggunaan ekstender madu berpengaruh terhadap motilitas dan viabilitas sperma dan secara uji statistik menunjukkan perbedaan yang nyata dibanding kontrol/sperma segar (P<0,05), Hal tersebut menunjukkan bahwa madu tidak cocok digunakan untuk ekstender dalam pengawetan sperma, sedangkan Hasil ini berbeda dengan yang dilaporkan Sunarma et al. (2007) bahwa ekstender madu 0,5% yang dicampur dengan krioprotektan DMSO layak digunakan untuk bahan pengawet sperma ikan nilem. Penggunaan ekstender kuning telur bebek tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05)., hal ini menunjukkan bahwa kuning telur bebek layak digunakan untuk bahan ekstender dalam pengawetan sperma. Seperti dilaporkan Ernawati (1999) bahwa kuning telur dapat digunakan pada pengawetan sperma ikan patin siam. 222

4 Penggunaan krioprotektan bertujuan untuk melindungi spermatozoa pada saat proses pembekuan dalam N 2 cair. DMSO dan Glycerol termasuk krioprotektan yang dapat menembus lapisan membran sel sperma yang akan menggantikan air yang keluar dari dalam sel pada saat proses pembekuan sehingga keseimbangan elektrolit intra dan ekstra seluler tetap terjaga. Selain itu krioprotektan tersebut dapat menurunkan titik beku larutan sehingga memberi kesempatan pada sel memperpanjang proses penyesuaian terhadap perubahan suhu yang ekstrim. Gambar 2. Pengaruh penggunaan krioprotektan terhadap motilitas sperma setelah disimpan selama 20 jam dalam suhu 5 o C. Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Berdasarkan Gambar 2. terlihat bahwa ada pengaruh krioprotektan terhadap motilitas spermatozoa pra-pembekuan menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis krioprotektan semakin rendah motilitas sperma. Krioprotektan berfungsi sebagai pelindung dalam proses kriopreservasi, namun dalam kadar tertentu krioprotektan dapat bersifat toksik terhadap spermatozoa. Seperti dikemukakan oleh Fahy (1986) bahwa penggunaan krioprotektan yang dimasukan ke dalam cairan pengencer dibatasi oleh sifat toksiknya. Krioprotektan seperti DMSO dan Glycerol berfungsi untuk melindungi spermatozoa dari dalam karena kedua bahan tersebut dapat masuk ke dalam membrane sel sperma. Namun dalam kadar tertentu krioprotektan dapat bersifat toksik bagi spermatozoa. Berdasarkan uji lanjut (HSD) ternyata dosis krioprotektan berpengaruh nyata (P<0,05) dibanding kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa krioprotektan pada kadar tertentu bersifat toksik. Dosis DMSO 5% dan 10% masih memberikan pengaruh cukup baik terhadap tingkat motilitas sperma yaitu berturut-turut 66,67% dan 58,33%. Sedangkan untuk dosis gliserol 5% menghasilkan motilitas sperma 50%. Sperma yang memenuhi syarat untuk proses pembuahan telur harus mengandung spermatozoa yang hidup dan bergerak aktif ke depan (progresif). Persentase sperma yang motil tidak harus lebih dari 75%. Dalam aplikasi sehari-hari semen yang digunakan dianjurkan tidak kurang dari 50% spermatozoa yang motil, meskipun Hafez (1987) menganjurkan 60% atau lebih. Sedangkan menurut Erdhal dan Graham (1987) motilitas sperma segar untuk pembekuan minimal 70%. Gambar 3. Pengaruh penggunaan krioprotektan terhadap viabilitas spermatozoa setelah disimpan selama 20 jam dalam suhu 5 o C. Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P< 0,05). 223

5 Krioprotektan berpengaruh terhadap viabilitas sperma (P<0,05). Dari Gambar 3 terlihat bahwa semakin tinggi dosis krioprotektan baik DMSO maupun Gliserol semakin rendah viabilitas spermanya. Dosis DMSO 15% menyebabkan viabilitas sperma sangat rendah (8,05%), sedangkan untuk gliserol mulai dosis 10% menyebakan viabilitas sangat rendah (9,13%) dan pada dosis gliserol 15% semua sperma tidak ada yang dapat membuahi telur. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh toksik gliserol lebih tinggi dibanding DMSO. Gambar 4. Pengaruh krioprotektan terhadap daya tetas setelah disimpan selama 20 jam dalam suhu 5 o C. Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Dari Gambar 4 terlihat bahwa krioprotektan (DMSO dan gliserol) dengan dosis 5 dan 10% memberikan daya tetas yang tinggi lebih dari 90%, tidak berbeda dengan kontrol (P>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa sperma yang berhasil membuahi telur dapat berkembang dan berhasil menetas. Sedangkan dosis DMSO 15% menghasilkan daya tetas 33,27%, hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil sperma yang mampu membuahi dan berhasil dalam proses perkembangan embrio sampai menetas. Pada penelitian ini sperma hasil thawing pasca pembekuan dalam N 2 cair selama 2 minggu dan 1 bulan belum berhasil membuahi telur. Dari hasil pengamatan secara mikroskopis terlihat bahwa spermatozoa hasil pembekuan dengan menggunakan ekstender kuning telur dicampur dengan krioprotektan dosis DMSO 5% dan 10% lebih dari 50% spermatozoa bertahan hidup namun tidak motil dengan sedikit bergerak maju-mundur atau bergetar (tidak progresif). Untuk sperma dengan krioprotektan 5% dan 10% gliserol spermatozoa yang bertahan hidup namun motilitasnya kurang dari 50%. Menurut Christensen dan Tiersch (1996) bahwa kehilangan motilitas sperma pada kriopreservasi dapat disebabkan karena bersamaan dengan tumbuhnya bakteri. Hal ini bisa terjadi pada saat penambahan ekstender kuning telur bebek atau pada saat proses persiapan, dimana ruang lemari kerja bersuhu 20 o C, tidak seperti yang disarankan Sunarma et al. (2007); Bart et al. (2006) untuk proses persiapan harus dilakukan pada suhu 5 o C. Yao et al. (2000) melaporkan bahwa penggunaan krioprotektan DMSO (dimethyl sulfoxide) untuk pengawetan sperma yang disimpan dalam cairan nitrogen (N 2 ) memberikan hasil terbaik dengan tingkat motilitas sperma 20-25%. Berdasarkan hasil yang diperoleh ini perlu dicari atau diperbaiki teknik yang tepat untuk proses kriopreservasi sperma ini terutama pada proses persiapan. Kesimpulan Hasil ini menyimpulkan bahwa 1. Kuning telur bebek dapat digunakan sebagai ekstender dengan dosis 5%. 2. DMSO dan gliserol dapat digunakan sebagai krioprotektan untuk kriopreservasi sperma ikan patin jambal dengan dosis maksimal 10% 224

6 Daftar Pustaka Bart, A.N., S. Choosuk and D.P. Thakur Spermatophore cryopreservation and artificial insemination of black tiger shrimp, Penaeus monodon (Fabricius). Aquaculture Research, 37: Christensen, J.M. and T.R. Tiersch Refrigerated Storage of Channel Catfish Sperm. Jurnal of the World Aquaculture Society, 27(3): Ernawati, Y Efisiensi implantasi analog LH-RH dan 17α-metiltestosteron serta pembekuan semen dalam upaya peningkatan produksi benih ikan patin jambal siam (Pangasius hypopthalmus).disertasi Program Pascasarjana. Institust Pertanian Bogor. Erdhal, A.W. and E.F. Graham Fertilityu of teleost semen as affected by dilution and stroge in a seminal plasma mimicking medium. Aquaculture, 60: Fahy, G.M The relevance of Cryoprotectant toxicity to cryobiology. Cryobiology, 23: Gustiano, R., Sudarto and L. Pouyaud How to recognize Pangasius djambal?. In: J. Slembrouck, O. Komarudin, Maskur and M. Legendre (eds.). Technical Manual for Artificial Propagation of the Indonesian Catfish, Pangasius djambal. IRD-DKP. Pp Hafez, E.S.E Reproduction in Farm Animal. 5 th Ed. Lea and Febiger. Philadelpia. Lisut, O Teknologi awet sperma tangani kepupusan ikan. Sunarma, A, D.W.B. Hastuti dan Y. Sistina Penggunaan Ekstender Madu yang dikombinasikan dengan Krioprotektan Berbeda pada Pengawetan Sperma Ikan Nilem (Osteochylus haseltii Valenciennes, 1842). Makalah sisampaikan pada Konferensi Aquaculture Indonesia 2007, Surabaya 5 7 Juni Masarakat Akuakulture Indonesia. Yao, Z., L.W. Crim, G.F. Richarson and C.J. Emerson Motility, fertility and ultrastructural changes of ocean pout (Macrozoarces americanus L.) sperm after cryopreservation. Aquaculture, 181:

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Suatu penelitian untuk mengetahui penggunaan kuning telur itik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN UPAYA KRIOPRESERVASI SEMEN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH LELE DUMBO (Clarias gariepinus Burchell 1822) L U T F I

KARAKTERISTIK DAN UPAYA KRIOPRESERVASI SEMEN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH LELE DUMBO (Clarias gariepinus Burchell 1822) L U T F I KARAKTERISTIK DAN UPAYA KRIOPRESERVASI SEMEN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH LELE DUMBO (Clarias gariepinus Burchell 1822) L U T F I SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ikan mas memiliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhannya yang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ikan mas memiliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhannya yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan. Bila dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, ikan

Lebih terperinci

Pembekuan semen lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell 1822) sebagai model kriopreservasi semen ikan

Pembekuan semen lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell 1822) sebagai model kriopreservasi semen ikan Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(2):169-175 Pembekuan semen lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell 1822) sebagai model kriopreservasi semen ikan [Freezing of african catfish semen (Clarias gariepinus Burchell

Lebih terperinci

ikan jambal Siam masih bersifat musiman,

ikan jambal Siam masih bersifat musiman, Latar Belakang Ikan jambal Siam (Pangmius hpophthalmus) dengan sinonim Pangmius sutchi termasuk famili Pangasidae yang diioduksi dari Bangkok (Thailand) pada tahun 1972 (Hardjamulia et al., 1981). Ikan-ikan

Lebih terperinci

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat... Ayunda Melisa

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat... Ayunda Melisa PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER SITRAT KUNING TELUR TERHADAP DAYA HIDUP DAN TUDUNG AKROSOM UTUH SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLYCEROL LEVEL IN EGG YOLK CITRATE EXTENDER

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan komoditas ternak yang banyak dikembangkan di Indonesia. Salah satu jenis kambing yang banyak dikembangkan yaitu jenis kambing Peranakan Etawah (PE).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna, 29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, ph dan secara mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi sperma,

Lebih terperinci

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal** Daya Tetas Telur dan Sintasan Larva Dari Hasil Penambahan Madu pada Bahan Pengencer Sperma Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Egg Hatching Rate and Survival of Larvae produced from Supplementation of Honey

Lebih terperinci

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING THE EFFECT OF GLYCEROL LEVEL ON TRIS-YOLK EXTENDER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nilem (Osteochilus hasselti) termasuk kedalam salah satu komoditas budidaya yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ikan nilem

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo. Tabel 4 Karakteristik fisik reproduksi lele dumbo

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo. Tabel 4 Karakteristik fisik reproduksi lele dumbo HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo Lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki bentuk tubuh memanjang, memiliki sungut dengan permukaan tubuh

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEKNIK PEMBEKUAN SPERMA: PENGARUH SUHU GLISEROLISASI DAN PENGGUNAAN KASET STRAW

PERBAIKAN TEKNIK PEMBEKUAN SPERMA: PENGARUH SUHU GLISEROLISASI DAN PENGGUNAAN KASET STRAW PERBAIKAN TEKNIK PEMBEKUAN SPERMA: PENGARUH SUHU GLISEROLISASI DAN PENGGUNAAN KASET STRAW (The Effect of Temperature of Glycerol and Straw Cassette on Sperm Cryopreservation) F. AFIATI, E.M. KAIIN, M.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang mudah dipelihara dan dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara tradisional. Salah satu bangsa

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR A. Winarto dan N. Isnaini Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Abstrak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi Pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang banyak dipelihara petani-peternak di Sumatra Barat, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan. Sapi Pesisir mempunyai

Lebih terperinci

PENGARUH KRIOPROTEKTAN DMA, DMF DAN GLYCEROL PADA PROSES PEMBEKUAN SEMEN AYAM KAMPUNG

PENGARUH KRIOPROTEKTAN DMA, DMF DAN GLYCEROL PADA PROSES PEMBEKUAN SEMEN AYAM KAMPUNG PENGARUH KRIOPROTEKTAN DMA, DMF DAN GLYCEROL PADA PROSES PEMBEKUAN SEMEN AYAM KAMPUNG (Effect of DMA, DMF, and Glycerol Cryoprotectant on Frizing of Native Chicken Semen) S. SOPIYANA 1, S. ISKANDAR 1,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Materi penelitian berupa larva dari nilem umur 1 hari setelah menetas, yang diperoleh dari pemijahan induksi di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Fakultas

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH YANG SIAP DITEBAR DI KOLAM, KERAMBA ATAU DI RESTOCKING

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar HASIL DAN PEMBAHASAN Semen adalah cairan yang mengandung suspensi sel spermatozoa, (gamet jantan) dan sekresi dari organ aksesori saluran reproduksi jantan (Garner dan Hafez, 2000). Menurut Feradis (2010a)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. TUGAS AKHIR - SB 091358 Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP. 1507 100 016 DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. Kebutuhan pangan (ikan air tawar) semakin meningkat Kualitas

Lebih terperinci

The Effect Extender of Young Coconut Water in 0,9% Sodium Chloride On Sperm Quality catfish (Hemibagrus nemurus) During Storage By

The Effect Extender of Young Coconut Water in 0,9% Sodium Chloride On Sperm Quality catfish (Hemibagrus nemurus) During Storage By 1 The Effect Extender of Young Coconut Water in 0,9% Sodium Chloride On Sperm Quality catfish (Hemibagrus nemurus) During Storage By Hari Devianti 1, Hamdan Alawi 2, Netty Aryani 2 Faculty of Fisheries

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen

Lebih terperinci

Bagus Rizki Novianto, Sudarno dan Endang Dewi Masithah

Bagus Rizki Novianto, Sudarno dan Endang Dewi Masithah Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1, April 2014 PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI GLISEROL DALAM SUSU SKIM KUNING TELUR UNTUK PROSES PENYIMPANAN SPERMA BEKU TERHADAP MOTILITAS DAN VIABILITAS

Lebih terperinci

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA BBPBAT Sukabumi 2007 Daftar Isi 1. Penduluan... 1 2. Persyaratan Teknis... 2 2.1. Sumber Air... 2 2.2. Lokasi...

Lebih terperinci

USE OF OVAPRIM WITH DIFFERENT DOSES ON SPERM QUALITY AND SPAWNING OF SIGNAL BARB (Labeobarbus festivus, Heckel 1843) By:

USE OF OVAPRIM WITH DIFFERENT DOSES ON SPERM QUALITY AND SPAWNING OF SIGNAL BARB (Labeobarbus festivus, Heckel 1843) By: USE OF OVAPRIM WITH DIFFERENT DOSES ON SPERM QUALITY AND SPAWNING OF SIGNAL BARB (Labeobarbus festivus, Heckel 1843) By: Rozi Ramadhani Putra 1), Netti Aryani 2), Mulyadi 2) ABSTRACT This research was

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Semen Kambing Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari subset penelitian faktorial untuk mendapatkan dosis PMSG dengan penambahan vitamin mix 200 mg/kg pakan yang dapat menginduksi

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were. II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada ternak sapi telah banyak diterapkan di Indonesia. Menurut SNI 4896.1 (2008),

Lebih terperinci

Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi Simmental

Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi Simmental Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 43-48 ISSN: 0852-3581 E-ISSN: 9772443D76DD3 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi

Lebih terperinci

KUALITAS SPERMA IKAN BATAK (Tor soro) HASIL KRIOPRESERVASI SEMEN MENGGUNAKAN DIMETILSULFOKSIDA (DMSO) DAN GLISEROL 5, 10 DAN 15%

KUALITAS SPERMA IKAN BATAK (Tor soro) HASIL KRIOPRESERVASI SEMEN MENGGUNAKAN DIMETILSULFOKSIDA (DMSO) DAN GLISEROL 5, 10 DAN 15% Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2): 145 151 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 145 KUALITAS SPERMA IKAN BATAK (Tor soro) HASIL KRIOPRESERVASI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Segar Dari hasil penampungan semen yang berlangsung pada bulan Oktober 2003 sampai dengan Juli 2004 dan rusa dalam kondisi rangga keras memperlihatkan bahwa rataan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan babi yang ada di Indonesia khususnya di daerah Bali masih merupakan peternakan rakyat dalam skala kecil atau skala rumah tangga, dimana mutu genetiknya masih kurang

Lebih terperinci

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C IDEAL GLUCOSE DOSAGE ON EGG YOLK PHOSPHATE BUFFER FOR MAINTAINING SEMEN TURKEYS QUALITY IN

Lebih terperinci

PEPENGARUH KRIOPROTEKTAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA ENTOG DAN PENURUNAN KUALITASNYA SELAMA PROSES PEMBEKUAN

PEPENGARUH KRIOPROTEKTAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA ENTOG DAN PENURUNAN KUALITASNYA SELAMA PROSES PEMBEKUAN PEPENGARUH KRIOPROTEKTAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA ENTOG DAN PENURUNAN KUALITASNYA SELAMA PROSES PEMBEKUAN The Effect of Cryoprotectant on Muscovy Drake Spermatozoa Quality and Decreasing of The Quality

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

Pengaruh Krioprotektan dan Waktu Ekuilibrasi Terhadap Kualitas dan Fertilitas Spermatozoa Itik dan Entog

Pengaruh Krioprotektan dan Waktu Ekuilibrasi Terhadap Kualitas dan Fertilitas Spermatozoa Itik dan Entog Pengaruh Krioprotektan dan Waktu Ekuilibrasi Terhadap Kualitas dan Fertilitas Spermatozoa Itik dan Entog A.R. SETIOKO, P. SITUMORANG, E. TRIWULANNINGSIH, T. SUGIARTI dan D. A. KUSUMANINGRUM Balai Penelitian

Lebih terperinci

SETELAH DI SUNTIK DENGAN GONADOTROPIN RELEASING HORMON-ANALOG

SETELAH DI SUNTIK DENGAN GONADOTROPIN RELEASING HORMON-ANALOG Jurnal Akuakultur Indonesia, 2(2): 55-59 (2003) 55 RASIO SPERMATOZOA DENGAN TELUR PADA PEMBUAHAN BUATAN Pangasius djambal (PANGASIIDAE) SETELAH DI SUNTIK DENGAN GONADOTROPIN RELEASING HORMON-ANALOG (GnRH-a)

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder di Laboratorium Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung, Jawa Barat. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan

PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan semakin meningkat pula permintaan masyarakat terhadap bahan pangan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. B. Alat

Lebih terperinci

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS-SITRAT KUNING TELUR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLYSEROL LEVEL IN EGG-YOLK TRIS-CITRATE EXTENDER

Lebih terperinci

Bab VI. Biologi larva. Slembrouck J. (a), W. Pamungkas (b), J. Subagja (c), Wartono H. (c) dan M. Legendre (d)

Bab VI. Biologi larva. Slembrouck J. (a), W. Pamungkas (b), J. Subagja (c), Wartono H. (c) dan M. Legendre (d) Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Patin Indonesia, Pangasius djambal Penyusun: Jacques Slembrouck, Oman Komarudin, Maskur dan Marc Legendre IRD-BRKP 2005, ISBN: Bab VI Biologi larva Slembrouck J. (a), W.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dikenal di Indonesia sebagai ternak penghasil daging dan susu. Kambing adalah salah satu ternak yang telah didomestikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...i PRASYARAT GELAR...ii LEMBAR PERSETUJUAN...iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iv RIWAYAT HIDUP...v UCAPAN TERIMAKSIH...vi ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii RINGKASAN...ix DAFTAR

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Juli 2009 di Kolam Percobaan Babakan, Laboratorium Pengembangbiakkan dan Genetika Ikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CATATAN PRODUKSI TELUR BULANAN UNTUK EVALUASI GENETIK AYAM PETELUR

PENGGUNAAN CATATAN PRODUKSI TELUR BULANAN UNTUK EVALUASI GENETIK AYAM PETELUR PENGGUNAAN CATATAN PRODUKSI TELUR BULANAN UNTUK EVALUASI GENETIK AYAM PETELUR A. ANANG 1, N. MIELENZ 2, L. SCHÜLER 2 dan R. PREISINGER 3 1 Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Bandung 2 Institute

Lebih terperinci

Penambahan Bovine Serum Albumin Mempertahankan Motilitas Progresif Spermatozoa Kalkun pada Penyimpanan Suhu 4 C

Penambahan Bovine Serum Albumin Mempertahankan Motilitas Progresif Spermatozoa Kalkun pada Penyimpanan Suhu 4 C Penambahan Bovine Serum Albumin Mempertahankan Motilitas Progresif Spermatozoa Kalkun pada Penyimpanan Suhu 4 C (THE ADDITION OF BOVINE SERUM ALBUMIN MAINTAIN MOTILITY PROGRESSIVE SPERMATOZOON TURKEYS

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai 22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah (UPTD-BIBD) Lampung Tengah. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer

MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer dalam Meningkatkan Kualitas Semen Beku Kerbau Lumpur (Bubalzts bztbalis). Dibimbing oleh MOZES R. TOELlHERE sebagai Ketua, TUTY

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 72-76 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Nilawati

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Berdasarkan tingkat keberhasilan ikan lele Sangkuriang memijah, maka dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok perlakuan yang tidak menyebabkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11--18 April 2014 di Laboratoium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah Lampung,

Lebih terperinci

KEBERHASILAN IB MENGGUNAKAN SEMEN SEXING SETELAH DIBEKUKAN

KEBERHASILAN IB MENGGUNAKAN SEMEN SEXING SETELAH DIBEKUKAN KEBERHASILAN IB MENGGUNAKAN SEMEN SEXING SETELAH DIBEKUKAN (Artificial Insemination Using Sexing of Semen After Freezing) TRINIL SUSILAWATI Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT Alternative

Lebih terperinci

Penambahan Air Kelapa Dan Gliserol Pada Penyimpanan Sperma Terhadap Motilitas Dan Fertilitas Spermatozoa Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.

Penambahan Air Kelapa Dan Gliserol Pada Penyimpanan Sperma Terhadap Motilitas Dan Fertilitas Spermatozoa Ikan Mas (Cyprinus Carpio L. 51 Penambahan Air Kelapa Dan Gliserol Pada Penyimpanan Sperma Terhadap Motilitas Dan Fertilitas Spermatozoa Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) The addition of Coconut Water and Glycerol In Storage of Sperm

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari April 2010 sampai Januari 2011, di Laboratorium Pembenihan Ikan Ciparanje dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya protein hewani bagi tubuh. Hal ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah,

Lebih terperinci

KONSERVASI SEMEN AYAM BURAS MENGGUNAKAN BERBAGAI PENGENCER TERHADAP FERTILITAS DAN PERIODE FERTIL SPERMATOZOA PASCA INSEMINASI BUATAN

KONSERVASI SEMEN AYAM BURAS MENGGUNAKAN BERBAGAI PENGENCER TERHADAP FERTILITAS DAN PERIODE FERTIL SPERMATOZOA PASCA INSEMINASI BUATAN J. Agroland 15 (1) : 63-67, Maret 2008 ISSN : 0854 641X KONSERVASI SEMEN AYAM BURAS MENGGUNAKAN BERBAGAI PENGENCER TERHADAP FERTILITAS DAN PERIODE FERTIL SPERMATOZOA PASCA INSEMINASI BUATAN Oleh : Ridwan

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013 bertempat di Hatcery Kolam Percobaan Ciparanje

Lebih terperinci

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (1): 39-44 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki kebutuhan konsumsi daging sapi yang meningkat setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi. Ketersediaan daging sapi ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Reproduksi Lele Dumbo

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Reproduksi Lele Dumbo TINJAUAN PUSTAKA Biologi Reproduksi Lele Dumbo Klasifikasi lele dumbo termasuk Ordo Siluriformes, Famili Clariidae dan Genus Clarias dengan Spesies Clarias gariepinus (Burchell 1822). Lele dumbo merupakan

Lebih terperinci

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV) THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV) BY FITRIA RONAULI SIHITE 1, NETTI ARYANI 2, SUKENDI 2) ABSTRACT The research

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan daging domba setiap tahunnya terus meningkat.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Karakteristik Semen Kambing Semen adalah sekresi kelamin jantan yang secara umum diejakulasikan ke dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. Persilangan antara kedua jenis kambing ini telah

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)

PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus) PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus) The effect of Thawing Lenght in Ice Water (3 o C) to viability and motility of Bali

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO (Effect of Various Diluter on Frozen Semen Quality of Dombos Texel in Wonosobo Regency) YON SUPRI ONDHO, M.I.S.

Lebih terperinci

AKURASI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI STIMULASI HORMON UNTUK PEMIJAHAN IKAN

AKURASI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI STIMULASI HORMON UNTUK PEMIJAHAN IKAN AKURASI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI STIMULASI HORMON UNTUK PEMIJAHAN IKAN Darti Satyani *) *) Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok ABSTRAK Teknologi stimulasi untuk pemijahan ikan menggunakan hormon,

Lebih terperinci

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) Budi Setyono, SPi dan Suswahyuningtyas Balai Benih Ikan Punten Batu email:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara

Lebih terperinci

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan 4 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Semen merupakan suatu produk yang berupa cairan yang keluar melalui penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan oleh testis dan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. ` Bahan dan Peralatan 3.1.1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu semen yang berasal dari domba yang ada di breeding station Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI IB DENGAN SPERMA HASIL PEMISAHAN DI SUMATERA BARAT

APLIKASI IB DENGAN SPERMA HASIL PEMISAHAN DI SUMATERA BARAT APLIKASI IB DENGAN SPERMA HASIL PEMISAHAN DI SUMATERA BARAT (Artificial Insemination Application Using Sexed Sperm in West Sumatera) EKAYANTI M. KAIIN, M. GUNAWAN dan BAHARUDDIN TAPPA Pusat Penelitian

Lebih terperinci

Penambahan krioprotektan dalam bahan pengencer untuk pembuatan semen beku melalui teknologi sederhana dalam menunjang pelaksanaan IB di daerah

Penambahan krioprotektan dalam bahan pengencer untuk pembuatan semen beku melalui teknologi sederhana dalam menunjang pelaksanaan IB di daerah Penambahan krioprotektan dalam bahan pengencer untuk pembuatan semen beku melalui teknologi sederhana dalam menunjang pelaksanaan IB di daerah Yohan Rusiyantono Laboratorium Produksi Ternak Jurusan Peternakan

Lebih terperinci

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C Disajikan oleh : Hotmaria Veronika.G (E10012157) dibawah bimbingan : Ir. Teguh Sumarsono, M.Si 1) dan Dr. Bayu Rosadi, S.Pt. M.Si 2)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18--25 April 2014 di Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Insemninasi Buatan Daerah Lampung, Kecamatan Terbanggi

Lebih terperinci

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C (MOTILITY AND VIABILITY SPERMATOZOA OF CHICKEN IN DILUENTGLUCOSE EGG YOLK PHOSPHAT IN STORAGE3-5

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil yang diperoleh pada penelitian ini meliputi persentase jenis kelamin jantan rata-rata, derajat kelangsungan hidup (SR) rata-rata setelah perlakuan perendaman dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil 4.1.1 Volume Cairan Semen Penghitungan volume cairan semen dilakukan pada tiap ikan uji dengan perlakuan yang berbeda. Hasil rata-rata volume cairan semen yang didapatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab HASIL DAN PEMBAHASAN Inseminasi Buatan pada Ayam Arab Ayam Arab yang ada di Indonesia sekarang adalah ayam Arab hasil kawin silang dengan ayam lokal. Percepatan perkembangbiakan ayam Arab dapat dipacu

Lebih terperinci

Pematangan Gonad di kolam tanah

Pematangan Gonad di kolam tanah Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkemang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE PADA PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SPERMATOZOA SAPI LIMOUSIN SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Rahman Maulana 1), Nurul Isnaini 2 dan

Lebih terperinci

J. Sains & Teknologi, April 2017, Vol. 17 No. 1 : ISSN

J. Sains & Teknologi, April 2017, Vol. 17 No. 1 : ISSN J. Sains & Teknologi, April 2017, Vol. 17 No. 1 : 96 102 ISSN 1411-4674 PENGARUH ALBUMIN TELUR MEDIUM SEXING TERHADAP MOTILITAS, PERESENTASE HIDUP, DAN ABNORMALITAS SPERMATOZO Y SETELAH PEMBEKUAN PADA

Lebih terperinci

KUALITAS SPERMA SAPI BEKU DALAM MEDIA TRIS KUNING TELUR DENGAN KONSENTRASI RAFFINOSA YANG BERBEDA

KUALITAS SPERMA SAPI BEKU DALAM MEDIA TRIS KUNING TELUR DENGAN KONSENTRASI RAFFINOSA YANG BERBEDA KUALITAS SPERMA SAPI BEKU DALAM MEDIA TRIS KUNING TELUR DENGAN KONSENTRASI RAFFINOSA YANG BERBEDA (Quality of Cattle Sperm Cryopreserved in Tris Egg Yolk With Several Concentration of Raffinose) MUHAMMAD

Lebih terperinci

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI Oleh : Abdul Rhochim NIM. 135050100111049 PROGRAM STUDI PETERNAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan produksi daging merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan sekaligus memajukan tingkat kecerdasan sumber daya manusia Indonesia.

Lebih terperinci

Semen beku Bagian 1: Sapi

Semen beku Bagian 1: Sapi Standar Nasional Indonesia Semen beku Bagian 1: Sapi ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

Sayed Umar* dan Magdalena Maharani** *)Staf Pengajar Departemen Peternakan FP USU, **)Alumni Departemen Peternakan FP USU

Sayed Umar* dan Magdalena Maharani** *)Staf Pengajar Departemen Peternakan FP USU, **)Alumni Departemen Peternakan FP USU Pengaruh Berbagai Waktu Ekuilibrasi Terhadap Daya Tahan Sperma Sapi Limousin dan Uji Kebuntingan (The Effect of Various Duration of Equilibration for The Sperm Survival of Limousine Cattle and Pregnancy

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan

Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan Fachroerrozi Hoesni Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak Jl. Jambi-Muaro

Lebih terperinci

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) 1. PENDAHULUAN Kakap Putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu jenis ikan yang banyak disukai masyarakat dan mempunyai niali ekonomis yang tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian

Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian PENGARUH LEVEL GLUTATHIONE DALAM PENGENCER TRIS-KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLUTATHIONE LEVEL IN TRIS-EGG YOLK ON

Lebih terperinci

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah PENGARUH METODE GLISEROLISASI TERHADAP KUALITAS SEMEN DOMBA POSTTHAWING EFFECT OF GLYCEROLISATION METHOD ON THE QUALITY OF RAM SEMEN POSTTHAWING Labib Abdillah*, Nurcholidah Solihati**, Siti Darodjah Rasad**

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI

PENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI PENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI (The Use of Catalase on Cattle Chilled Semen Production) T. SUGIARTI, E. TRIWULANNINGSIH, P. SITUMORANG, R.G. SIANTURI dan D.A. KUSUMANINGRUM Balai

Lebih terperinci