Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah
|
|
- Adi Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH METODE GLISEROLISASI TERHADAP KUALITAS SEMEN DOMBA POSTTHAWING EFFECT OF GLYCEROLISATION METHOD ON THE QUALITY OF RAM SEMEN POSTTHAWING Labib Abdillah*, Nurcholidah Solihati**, Siti Darodjah Rasad** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015 ** Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran labibabdillah1@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen beku domba postthawing telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Reproduksi Ternak dan Inseminasi Buatan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing dan mengetahui metode gliserolisasi yang menghasilkan kualitas semen domba postthawing yang lebih baik. Sampel domba digunakan sebanyak satu ekor domba lokal umur dua tahun yang terdapat di Breeding Station Fakultas Peternakan Universtas Padjadjaran yang diambil semennya dua kali dalam satu minggu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam, perbedaan antara perlakuan dianalisis dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode gliserolisasi tidak berpengaruh nyata terhadap motilitas dan abnormalitas spermatozoa postthawing, tetapi berpengaruh nyata terhadap membran plasma utuh spermatozoa, dan metode gliserolisasi satu maupun dua tahap pada suhu 5ºC menghasilkan MPU postthawing yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya. Kata kunci : domba lokal, semen beku, gliserolisasi ABSTRACT Research on the effect of the glycerolisation method on the quality of frozen ram semen postthawing had been carried out in March to April 2015 in the Laboratory of Animal Reproduction and Artificial Insemination Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. This research aimed to determine the effect of glycerolisation method on the quality of ram semen postthawing and to know glycerolisation method which produces better quality of postthwing ram semen. The sample of ram used was a local ram aged two years old which is located in the Breeding Station Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University, in which ram semen is being taken a twice in a week. The data was analyzed using analysis variance, the differences between treatments was analyzed by multiple range test Duncan. As a conclusion, that glycerolisation method doesnt significant effected on motility and abnormality, but significant effected on MPU postthawing, and treatment with all method at 5ºC have a better MPU postthawing than at room temperature. Keyword : local ram, frozen semen, glycerolisation
2 PENDAHULUAN Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan pangan juga turut bertambah, mulai dari pemenuhan kebutuhan pangan sumber karbohidrat yang didominasi oleh sektor pertanian serta kebutuhan sumber protein khususnya protein hewani yang dihasilkan oleh sektor peternakan. Salah satu ternak potensial sebagai penyumbang daging adalah ternak domba, di Indonesia perkembangan ternak domba masih tertinggal jauh apabila dibandingkan dengan sapi khususnya sapi perah dalam hal perkembangbiakan dan perbaikan mutu genetiknya. Salah satu kendala dari perkembangbiakan domba adalah rendahnya pemanfaatan pejantan unggul. Berbagai cara terus dilakukan untuk meningkatkan populasi dan produktivitas domba lokal, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi inseminasi buatan (IB), Hingga saat ini keberhasilan IB pada domba belum sesuai dengan yang diharapkan, salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kebuntingan adalah kualitas semen beku yang digunakan yang berkaitan dengan proses produksi semen beku. Masalah yang sering timbul pada proses pembekuan semen adalah kerusakan sel akibat pengaruh kejutan dingin terhadap sel yang dibekukan dan perubahan intraseluler akibat pengeluaran air yang berhubungan dengan pembentukan kristal es. Kerusakan dapat direduksi dengan penambahan suatu zat krioprotektan, krioprotektan adalah agen protektif yang ditambahkan kedalam pengencer untuk melindungi spermatozoa dari kerusakan. Umumnya krioprotektan yang digunakan adalah gliserol, yang berfungsi sebagai agen pelindung (protective agent). Faktor yang mempengaruhi kualitas spermatozoa postthawing diantaranya kurangnya waktu ekuilibrasi sehingga peresapan gliserol tidak maksimal, penambahan gliserol diakhir masa ekuilibrasi tidak memberikan perlindungan yang optimal terhadap pengaruh coldshock dan pembentukan kristal es dikarenakan jarak waktu ke pembekuan terlalu singkat (Ihsan, 2013). Selama proses gliserolisasi, suhu juga merupakan hal penting yang perlu diperhatikan karena spermatozoa sangat cepat terpengaruh oleh perubahan suhu. Suhu ekuilibrasi (5 C) menyebabkan laju metabolisme dari sel hidup akan berkurang, sehingga spermatozoa tidak menghasilkan produk hasil metabolisme sebanyak apabila disimpan dalam suhu ruangan (Parks dan Graham, 1992). Cara penambahan gliserol atau metode gliserolisasi untuk mendapat kualitas semen yang optimal belum banyak dilaporkan. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh metode pemberian gliserol terhadap kualitas semen domba postthawing.
3 BAHAN DAN METODE Hewan percobaan yang digunakan adalah satu ekor domba lokal jantan berumur 2 tahun, bahan dan alat yang digunakan adalah semen domba, gliserol, Tris, kuning telur, penicilin dan streptomycin, haemocytometer, mikroskop, inkubator, straw 0,25 ml, dan lainlain. Semen segar dikoleksi dua kali dalam satu minggu menggunakan vagina buatan sebanyak dua kali ejakulasi. Semen yang telah dikoleksi di dievaluasi secara makroskopis meliputi pemeriksaan volume, warna, ph, bau, serta konsistensi dan mikroskopis meliputi pemeriksaan gerakan massa, gerakan individu, konsentrasi total, motilitas dan abnormalitas. Semen yang telah di evaluasi kemudian diencerkan dengan pengencer Tris kuning telur dengan komposisi Tris Hydroxymethyl aminomethane 2,42 gr; asam sitrat 1,36 gr; fruktosa 0,88 gr; penicilin 1000 IU dan streptomycin 1 mg per ml pengencer; aquadest 100 ml; 20% kuning telur dan 6% gliserol. Semen diencerkan sesuai dengan konsentrasi spermatozoa, semen dibagi empat, dan diencerkan sesuai perlakuan penelitian dengan metode satu dan dua tahap pada suhu ruang dan suhu dingin (5 C). Semen yang telah mendapat perlakuan gliserolisasi disiapkan ke dalam straw. Masa keseimbangan (equilibrasi) dilakukan pada suhu 5 C selama ± 4 jam. Straw dibekukan dengan menggunakan box styrofoam, straw di uapkan terlebih dahulu diatas uap nitrogen cair selama 8 menit lalu kemudian dicelupkan kedalam nitrogen cair. Thawing dilakukan dengan menggunakan air suhu 39 C selama detik (Jadi, 1999). Kualitas semen yang diamati adalah motilitas, abnormalitas serta membran plasma utuh spermatozoa. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis sidik ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan apabila terdapat pebedaan antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji jarak beganda Duncan (α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Segar Hasil evaluasi semen segar merupakan pemeriksaan awal semen yang akan dijadikan sebagai standar kelayakan semen yang akan diproses lebih lanjut, selain itu juga digunakan untuk perhitungan kebutuhan komposisi pengencer pada saat akan diencerkan atau dibekukan.
4 Tabel 4. Rataan Nilai Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik Semen Nilai Rataan Volume (ml) 1,22±0,08 Warna Krem Konsistensi Kental Ph 6,8 Konsentrasi spermatozoa (x 10 7 sel/ml) 318,8±8,45 Gerakan massa +++ Motilitas (%) Abnormalitas (%) 84,4±1,91 7,474 ± 1,07 Pengaruh Metode Gliserolisasi Terhadap Motilitas Spermatozoa Motilitas sering digunakan untuk menilai kualitas semen beku karena parameter ini mudah dan cepat dilakukan (Kostaman dkk, 2000). Untuk keperluan IB minimal motilitas yang diizinkan adalah 40%. Tabel 5. Rataan Persentase Motilitas Spermatozoa Pada Berbagai Perlakuan Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 P4...(%) ,20 43,48 42,37 45, ,22 42,16 41,34 43, ,80 45,19 42,86 45, ,58 40,00 38,32 41, ,18 41,93 39,09 42,37 Rataan 41,40 42,55 40,80 43,60 Jumlah 206,98 212,76 203,98 217,98 Keterangan : P1= satu tahap pada suhu ruangan P2= satu tahap pada suhu 5º C P3= dua tahap pada suhu ruangan P4= dua tahap pada suhu 5º C Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan berbagai metode gliserolisasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap motilitas spermatozoa postthawing. Hasil penelitian ini sesuai dengan Yusuf dkk (2006) bahwa metode penambahan gliserol yang berbeda tidak menghasilkan motilitas postthawing yang berbeda. Hal ini diduga pada pencampuran pengencer yang mengandung gliserol satu tahap maupun dua tahap terjadi peningkatan tekanan osmotik dalam larutan pengencer, peningkatan ini dapat mencapai mosmol (Herdis, 2005). Menurut Apriyanti (2012) perubahan tekanan osmotik dapat menyebabkan kerusakan pada spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan metode gliserolisasi pada perlakuan P4 menghasilkan motilitas spermatozoa yang cenderung lebih tinggi. Hal ini diduga disebabkan karena
5 penambahan gliserol secara bertahap spermatozoa diberikan kesempatan untuk beradaptasi dengan pengencernya sehingga keseimbangan molekuler antara spermatozoa dan pengencer dapat tercapai (Toelihere, 1993). Selain itu gliserolisasi di suhu 5 C dapat meminimalisir kematian spermatozoa akibat aktifitas metabolisme yang tinggi dan efek negatif kuning telur pada suhu ruangan. Metode gliserolisasi satu tahap maupun dua tahap pada suhu ruangan maupun 5ºC menghasilkan motilitas diatas batas normal motilitas yang diizinkan untuk IB yaitu 40% (Toelihere, 1993). Menurut Feradis (2010) metode gliserolisasi satu tahap maupun dua tahap menghasilkan kualitas semen postthawing yang sama baiknya. Gliserol memiliki peranan penting dalam proses pembekuan semen dan pada kadar yang optimum akan bermanfaat untuk mempertahankan kualitas semen postthawing, karena gliserol mampu melindungi kerusakan sel spermatozoa selama proses pembekuan (Evans dan Maxwell, 1987). Perlindungan yang diberikan adalah memodifikasi bentuk kristal es menjadi lebih kecil dan mencegah penumpukan elektrolit yang terbentuk saat proses pembekuan (Toelihere, 1993). Pengaruh Metode Gliserolisasi Terhadap Abnormalitas Spermatozoa Pemeriksaan abnormalitas spermatozoa domba dilakukan dengan cara pewarnaan diferensial menggunakan cairan eosin dan diamati dibawah mikroskop. Tabel 6. Rataan Persentase Spermatozoa Abnormal pada Berbagai Perlakuan Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 P4...(%) ,39 3,46 2,84 2,59 2 3,24 3,21 2,89 3,02 3 3,61 3,54 3,93 3,12 4 3,49 3,13 3,36 3,09 5 3,20 3,45 2,93 2,73 Rataan 3,38 3,36 3,19 2,91 Jumlah 16,92 16,81 15,95 14,55 Abnormalitas spermatozoa yang dihasilkan dari penelitian ini didominasi abnormalitas sekunder seperti ekor patah, putus maupun tergulung. Abnormalitas sekunder ini bisa terjadi saat ejakulasi semen, faktor panas yang berlebih-lebihan, pendinginan yang cepat, kontaminasi dengan air, urin, atau antiseptik, dan sebagainya. Selain itu, proses dalam pembuatan preparat ulas juga dapat mempengaruhi persentase abnormalitas. Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil bahwa perlakuan berbagai metode gliserolisasi tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap abnormalitas, namun pada perlakuan P1 memiliki abnormalitas yang cenderung lebih tinggi, hal ini diduga disebabkan oleh efek negatif
6 dari kuning telur pada suhu ruangan, karena menurut Feradis (2010) beberapa unsur dari kuning telur dapat menghasilkan racun pada suhu ruangan, selain itu tingginya aktifitas spermatozoa pada suhu ruangan juga akan mempercepat kerusakan dari spermatozoa. Abnormalitas yang terjadi juga diduga akibat dari perlakuan pembekuan seperti coldshock, perubahan tekanan osmotik maupun saat membuat preparat ulas. Spermatozoa yang mengalami coldshock kadang ekor dan bagian tubuhnya melingkari bagian kepala dan hal ini menyebabkan abnormalitas pada spermatozoa (Salisbury dan Van Demark, 1985). Dilanjutkan oleh Herdis (2005) bahwa pada saat gliserolisasi terjadi perubahan tekanan osmotik yang dapat mencapai mosmol. Perubahan tekanan osmotik ini memungkinkan menyebabkan abnormalitas pada spermatozoa, karena menurut Herdiawan (2004) terjadinya perubahan fisik media hidup spermatozoa baik perubahan tekanan osmotik, maupun pembentukan kristal es intraseluler dapat menyebabkan perubahan struktur spermatozoa seperti ekor spermatozoa membengkok atau kepala terlepas dari ekornya. Pengaruh Metode Gliserolisasi Terhadap Membran Plasma Utuh Spermatozoa Membran plasma utuh dapat dilihat dengan menggunakan larutan hipoosmotik. Membran plasma yang utuh akan ditandai dengan melengkungnya ekor spermatozoa sedangkan spermatozoa dengan membran plasma yang rusak tidak terlihat pembengkokan ekor karena membran plasma tidak dapat mempertahankan larutan hipoosmotik. Tabel 7. Rataan Persentase MPU Spermatozoa Domba Lokal pada Berbagai Perlakuan Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 P4...(%) ,25 37,62 35,47 37, ,50 38,14 35,55 36, ,36 37,91 34,38 37, ,66 36,36 32,84 35, ,88 36,16 33,33 35,47 Rataan 35,53 37,24 34,31 36,41 Jumlah 177,66 186,20 171,56 182,04 Berdasarkan hasil analisis ragam bahwa metode gliserolisasi yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda nyata, untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji jarak berganda Duncan. Hasil analisis uji jarak berganda Duncan dapat dilihat pada Tabel 8.
7 Tabel 8. Uji Jarak Bergandan Duncan MPU Spermatozoa Domba Lokal pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Rataan MPU (%) Signifikan P3 34,31 a P1 35,53 b P4 36,41 c P2 37,24 c Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom menunjukkan berbeda nyata (Fhitung>Ftabel0,05) Metode gliserolisasi satu tahap dan dua tahap pada suhu 5º C memberikan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap MPU spermatozoa domba postthawing. Hal ini diduga pada pencampuran gliserol satu tahap dan dua tahap terjadi peningkatan tekanan osmotik dalam larutan pengencer. Menurut Herdis (2005) peningkatan ini dapat mencapai mosmol, akibat dari tingginya perubahan tekanan osmotik yang terjadi maka terjadi kerusakan membran plasma utuh spermatozoa. Menurut Apriyanti (2012) perubahan tekanan osmotik dapat menyebabkan pecahnya membran plasma spermatozoa. Kondisi membran plasma yang baik akan memberikan pengaruh yang baik pula pada motilitas dikarenakan pada membran plasma banyak mengandung makromolekul yang berfungsi dalam proses metabolisme dan melindungi organel sel spermatozoa. Perlakuan p1 dan p3 memberikan hasil yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan p2 dan p4, hal ini diduga akibat suhu pada saat pencampuran pengencer bergliserol mengakibatkan toksik pada spermatozoa. Membran plasma spermatozoa kaya akan lemak tak jenuh sehingga rentan terhadap peroksidasi lipid (Maxwell dan Watson, 1996). Akibat dari peroksidasi lipid adalah terbentuknya peroksid lipid yang akan bereaksi dengan radikal bebas dan merangsang terjadinya reaksi otokatalitik sehingga mengakibatkan rusaknya membran plasma spermatozoa (Tambing dkk, 2000). Suhu ruangan dapat menyebabkan meningkatnya aktifitas metabolisme spermatozoa dan menghasilkan radikal bebas hasil dari metabolisme sel. Menurut Yulnawati dan Setiadi (2005) penurunan kualitas spermatozoa selama penyimpanan akibat toksik dari spermatozoa yang mati atau dari zat yang terkandung dalam pengencer yang telah mengalami oksidasi dapat menyebabkan tingginya kadar radikal bebas yang bisa merusak keutuhan membran plasma.
8 SIMPULAN berikut : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai 1. Metode gliserolisasi tidak berpengaruh nyata terhadap motilitas dan abnormalitas spermatozoa domba lokal postthawing, namun berpengaruh nyata terhadap membran plasma utuh spermatozoa. 2. Metode gliserolisasi satu tahap maupun dua tahap pada suhu 5º C menghasilkan MPU SARAN semen postthawing yang paling baik dibanding perlakuan satu tahap maupun dua tahap pada suhu ruangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat fertilitas penggunaan semen beku hasil pembekuan dengan metode gliserolisasi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Apriyanti, C Pengaruh waktu ekuilibrasi terhadap kualitas semen beku sapi pesisir pre dan post thawing. Tesis. Universitas Andalas. Padang Evans and Maxwell Salamon`s artificial insemination of sheeps and goat`s. Butterworth. Sydney. Feradis Bioteknologi reproduksi pada ternak. Alfabeta. Bandung Herdiawan, I Pengaruh laju penurunan suhu dan jenis pengencer terhadap kualitas semen beku domba priangan. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Herdis Optimalisasi inseminasi buatan melalui aplikasi teknologi laserfunktur pada domba garut. Desertasi Program Doktor. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. Ihsan, M. N Pembekuan vitrifikasi semen kambing boer dengan tingkat gliserol berbeda. Jurnal ternak tropika vol. 14 no. 2 hal. 43. Jadi, M.L Pengaruh lama ekuilibrasi dan lama pembekuan terhadap kualitas semen beku domba. Tesis. Universitas Padjadjaran. Bandung Kostaman, T., I. Ketut Sutama., P. Situmorang., I.G.M. Budiarsana Pengaruh jenis pengencer dan waktu ekuilibrasi terhadap kualitas semen beku kambing peranakan etawah. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
9 Maxwell, W.M.C., and P.F. Watson Recent progress in the preservation of ram semen. Anim. Reprod. Sci. 42: Parks, J.E. dan J.K. Graham Effect of cryopreservation procedures on sperm membrane. Theriogenology 38: Salisbury, G.W., N.L. Van Demark Fisiologi reproduksi dan inseminasi buatan pada sapi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Tambing, S.N., M.R. Toelihere., T.L. Yusuf, I.K. Sutama Pengaruh gliserol dalam pengencer tris terhadap kualitas semen beku kambing peranakan etawah. Jurnal ilmu ternak dan veteriner vol. 5 no.2. Toelihere, M.R Inseminasi Buatan Pada Ternak. Angkasa. Bandung. Yulnawati, M., A. Setiadi Motilitas dan keutuhan membran plasma spermatozoa epididimis kucing selama penyimpanan pada suhu 4º C. Media Kedokteran Hewan 21(3) : Yusuf, T.L., R.I. Arifiantini, Y. Mulyadi Efektifitas waktu pemaparan gliserol terhadap motilitas spermatozoa pada pembekuan semen domba lokal menggunakan pengencer tris kuning telur. Bogor Agricultural University. Bogor UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada para pembimbing yang telah memberi masukan dalam penelitian ini, kepada tim Laboratorium Reproduksi Ternak dan Inseminasi Buatan Universitas Padjadjaran, Breeding Station Universitas Padjadjaran, Orangtua penulis, serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
10
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING THE EFFECT OF GLYCEROL LEVEL ON TRIS-YOLK EXTENDER
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang mudah dipelihara dan dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara tradisional. Salah satu bangsa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dikenal di Indonesia sebagai ternak penghasil daging dan susu. Kambing adalah salah satu ternak yang telah didomestikasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, ph dan secara mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi sperma,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan komoditas ternak yang banyak dikembangkan di Indonesia. Salah satu jenis kambing yang banyak dikembangkan yaitu jenis kambing Peranakan Etawah (PE).
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Semen Kambing Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan semakin meningkat pula permintaan masyarakat terhadap bahan pangan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan
Lebih terperinciPengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS-SITRAT KUNING TELUR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLYSEROL LEVEL IN EGG-YOLK TRIS-CITRATE EXTENDER
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR
PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR A. Winarto dan N. Isnaini Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Abstrak
Lebih terperinciKualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (1): 39-44 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. ` Bahan dan Peralatan 3.1.1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu semen yang berasal dari domba yang ada di breeding station Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Domba Segera Setelah Koleksi Pemeriksaan karakteristik semen domba segera setelah koleksi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan secara makroskopis
Lebih terperinciPengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat... Ayunda Melisa
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER SITRAT KUNING TELUR TERHADAP DAYA HIDUP DAN TUDUNG AKROSOM UTUH SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLYCEROL LEVEL IN EGG YOLK CITRATE EXTENDER
Lebih terperinciPENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO
PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO (Effect of Various Diluter on Frozen Semen Quality of Dombos Texel in Wonosobo Regency) YON SUPRI ONDHO, M.I.S.
Lebih terperinciPENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK
PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Suatu penelitian untuk mengetahui penggunaan kuning telur itik
Lebih terperinciDAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C
DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C Disajikan oleh : Hotmaria Veronika.G (E10012157) dibawah bimbingan : Ir. Teguh Sumarsono, M.Si 1) dan Dr. Bayu Rosadi, S.Pt. M.Si 2)
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Kambing PE Semen ditampung dari satu ekor kambing jantan Peranakan Etawah (PE) menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya protein hewani bagi tubuh. Hal ini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis
31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap evaluasi semen domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara
Lebih terperinciPERBAIKAN TEKNIK PEMBEKUAN SPERMA: PENGARUH SUHU GLISEROLISASI DAN PENGGUNAAN KASET STRAW
PERBAIKAN TEKNIK PEMBEKUAN SPERMA: PENGARUH SUHU GLISEROLISASI DAN PENGGUNAAN KASET STRAW (The Effect of Temperature of Glycerol and Straw Cassette on Sperm Cryopreservation) F. AFIATI, E.M. KAIIN, M.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu semen yang berasal dari lima ekor kambing PE umur 2-3 tahun. 3.1.2 Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH JARAK DAN WAKTU TEMPUH TERHADAP POST THAWING MOTILITY, ABNORMALITAS DAN SPERMATOZOA HIDUP SEMEN BEKU (The Effect of Travel Distance and
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Domba Ekor Tipis Domba ekor tipis merupakan domba yang bersifat profilik yaitu mampu mengatur jumlah anak yang akan dilahirkan sesuai dengan ketersediaan pakan yang
Lebih terperinciKUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP
KUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP Cindy Alvionita* Siti Darodjah Rasad** Nurcholidah Solihati** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas
Lebih terperinciPengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian
PENGARUH LEVEL GLUTATHIONE DALAM PENGENCER TRIS-KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLUTATHIONE LEVEL IN TRIS-EGG YOLK ON
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. Persilangan antara kedua jenis kambing ini telah
Lebih terperinciSemen beku Bagian 3 : Kambing dan domba
Standar Nasional Indonesia Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Segar Dari hasil penampungan semen yang berlangsung pada bulan Oktober 2003 sampai dengan Juli 2004 dan rusa dalam kondisi rangga keras memperlihatkan bahwa rataan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan daging domba setiap tahunnya terus meningkat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Beku Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai prosedur teknis pengawasan mutu bibit ternak kemudian dimasukkan ke dalam straw dan dibekukan
Lebih terperinciBAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan
4 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Semen merupakan suatu produk yang berupa cairan yang keluar melalui penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan oleh testis dan
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
Lebih terperinciJurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR
PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR Oleh : Nilawati Widjaya Dosen Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Bandung Raya ABSTRACT This study
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar
HASIL DAN PEMBAHASAN Semen adalah cairan yang mengandung suspensi sel spermatozoa, (gamet jantan) dan sekresi dari organ aksesori saluran reproduksi jantan (Garner dan Hafez, 2000). Menurut Feradis (2010a)
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI
PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI (The Effect of Thawing Method on Frozen Bull Semen Quality) DAUD SAMSUDEWA dan A. SURYAWIJAYA Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciOBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang
20 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 TernakPercobaan Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak domba lokal jantan umur 2 tahun sebagai sumber penghasil sperma yang
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Karakteristik Semen Kambing Semen adalah sekresi kelamin jantan yang secara umum diejakulasikan ke dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan/Objek Penelitian 2.1.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing peranakan etawah (PE), berumur 2-3 tahun yang berada di
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC
Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 72-76 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Nilawati
Lebih terperinciPENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN
PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Mugiyati 1), Muhamad Ade Salim 1), Nurul Isnaini 2) dan Trinil Susilawati 2)
Lebih terperinciPEMBEKUAN VITRIFIKASI SEMEN KAMBING BOER DENGAN TINGKAT GLISEROL BERBEDA
PEMBEKUAN VITRIFIKASI SEMEN KAMBING BOER DENGAN TINGKAT GLISEROL BERBEDA Moh Nur Ihsan Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB Malang ABSTRAK Suatu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kualitas
Lebih terperinciPENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER
PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER M Fajar Agustian, M Nur Ihsan dan Nurul Isnaini Bagian Produksi Ternak,
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kambing Peranakan Etawah Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah yang berasal dari India yang memiliki iklim tropis/subtropis dan beriklim kering dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada ternak sapi telah banyak diterapkan di Indonesia. Menurut SNI 4896.1 (2008),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai 242.013.800 jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya (Anonim,2013). Jumlah penduduk yang
Lebih terperinciSTUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER
STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER (Study on Quality and Viability of Garut Ram Cauda Epididymides Spermatozoa
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai
22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah (UPTD-BIBD) Lampung Tengah. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Berbagai Tingkat DMF (Dimethylformamide)...Nevaya Erlandani S
Pengaruh Penambahan Berbagai Tingkat DMF (Dimethylformamide) Sebagai Agen Krioprotektan terhadap Keutuhan Membran Plasma dan Recovery Rate Semen Beku Domba Lokal Effect of DMF (Dimethylformamide) Addition
Lebih terperinciPENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI
PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI Oleh : Abdul Rhochim NIM. 135050100111049 PROGRAM STUDI PETERNAKAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. B. Alat
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah semen yang didapat dari kambing pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah berumur 2-3 tahun sebanyak lima ekor. 3.1.2. Bahan Penelitian Bahan
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH SARI WAHDINI
PENGARUH PENGGUNAAN BUFFER SITRAT, TRIS AMINOMETHAN DAN KOMBINASI TRIS AMINOMETHAN DENGAN SITRAT YANG DITAMBAH KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI PESISIR SKRIPSI OLEH SARI WAHDINI JURUSAN PRODUKSI
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C
PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C (The Effect of Combination Egg Wolk with Coconut Water on
Lebih terperinciJ. Ternak Tropika Vol. 15, No.1:
PENGARUH WAKTU SIMPAN SEMEN SEGAR DENGAN PENGENCER ANDROMED PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER Try Puji Sri Lestari, M. Nur Ihsan dan Nurul Isnaini Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Lebih terperinciPengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Sitrat... Levana Putri Adinda
PENGARUH LEVEL GLUTATHIONE DALAM PENGENCER TRIS-SITRAT KUNING TELUR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING THE EFFECT OF GLUTHATIONE LEVEL IN EGG YOLK TRIS-CITRATE
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Objek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing Peranakan Etawah yang berumur 1,5-3 tahun yang dipelihara
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING
ANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING Analysis Quality of Simmental Semen Using Andromed Extender with Variations of Pre Freezing
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 013 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.. Materi Materi yang digunakan dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Semen Segar Karakteristik semen segar yang didapatkan selama penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik
Lebih terperinciPengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi Simmental
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (2): 43-48 ISSN: 0852-3581 E-ISSN: 9772443D76DD3 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi
Lebih terperinciPengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen
Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen The Effect of Diluent Combination of Soy Extract and Tris on the Microscopic Quality
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA
81 Buana Sains Vol 12 No 1: 81-86, 2012 PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA Fitrik dan N. Supartini PS. Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciMUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer
MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer dalam Meningkatkan Kualitas Semen Beku Kerbau Lumpur (Bubalzts bztbalis). Dibimbing oleh MOZES R. TOELlHERE sebagai Ketua, TUTY
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. berasal dari daerah Gangga, Jumna, dan Cambal di India. Pemeliharaan ternak
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing Peranakan Etawah atau kambing PE merupakan persilangan antara kambing kacang betina asli Indonesia dengan kambing Etawah jantan yang berasal dari daerah Gangga,
Lebih terperinciPENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)
PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus) The effect of Thawing Lenght in Ice Water (3 o C) to viability and motility of Bali
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)
Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) Budi Setyono, SPi dan Suswahyuningtyas Balai Benih Ikan Punten Batu email:
Lebih terperinciPENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi Pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang banyak dipelihara petani-peternak di Sumatra Barat, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan. Sapi Pesisir mempunyai
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)
PENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) Enike Dwi Kusumawati, Henny Leondro, Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Trinil Susilawati,
Lebih terperinciL.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT ABSTRAK
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 201 208 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj EVALUASI KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI JAWA BREBES BERDASARKAN LAMA WAKTU PENYIMPANAN (Evaluation
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE
PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE PADA PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SPERMATOZOA SAPI LIMOUSIN SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Rahman Maulana 1), Nurul Isnaini 2 dan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENGENCER TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA BEKU SAPI PO
PENGARUH MEDIA PENGENCER TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA BEKU SAPI PO (The Effect of Diluents Media to Frozen-Spermatozoa Quality in PO Cattle) M. GUNAWAN, F. AFIATI, E.M. KAIIN, S. SAID dan B. TAPPA Puslitbang
Lebih terperinciPENGARUH JENIS PENGENCER DAN WAKTU EKUILIBRASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWAH
Seminar Nasionat Peternakan dan Veteriner2000 PENGARUH JENIS PENGENCER DAN WAKTU EKUILIBRASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWAH T. KOSTAMAN, 1-KETUT SUTAMA, P. SITUMORANG, dan IGM. BUDiARSANA
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia (Teen.) Steenis) dalam pengencer tris kuning telur tehadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
10 Abnormalitas Spermatozoa Pemeriksaan abnormalitas spermatozoa dihitung dari jumlah persentase spermatozoa yang masih memiliki cytoplasmic droplet dan spermatozoa yang mengalami abnormalitas sekunder.
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh FINNY PURWO NEGORO. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan
PENGARUH BAHAN PENGENCER TRIS KUNING TELUR, TRIS SUSU SKIM DAN TRIS SUSU SAPI SEGAR TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI PESISIR DAN SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) SKRIPSI Oleh FINNY PURWO NEGORO 07 161 017 Diajukan
Lebih terperinciJurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :
PERSENTASE NIRA LONTAR (Borassus flabellifer L) DALAM PENGENCER TRIS - KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN CAIR KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DISIMPAN PADA SUHU 3-5 C (PALMYRA PALM WATER (Brasses flabelliform
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian diawali dengan survey untuk mengetahui
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT
PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH Hanum, A. N., E. T. Setiatin, D. Samsudewa, E. Kurnianto, E. Purbowati, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)
PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) Garin Janur H 1), M. Nur Ihsan 2), and Nurul Isnaini 2) 1) Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya,
Lebih terperinciF.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH UMUR TERHADAP UKURAN EPIDIDIMIS, ABNORMALITAS SPERMATOZOA DAN VOLUME SEMEN PADA SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN UNGARAN (The
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11--18 April 2014 di Laboratoium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah Lampung,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan produksi daging merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan sekaligus memajukan tingkat kecerdasan sumber daya manusia Indonesia.
Lebih terperinciDosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C
Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C IDEAL GLUCOSE DOSAGE ON EGG YOLK PHOSPHATE BUFFER FOR MAINTAINING SEMEN TURKEYS QUALITY IN
Lebih terperinciKUALITAS SEMEN SEGAR SAPI PEJANTAN PADA PENYIMPANAN DAN LAMA SIMPAN YANG BERBEDA
KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI PEJANTAN PADA PENYIMPANAN DAN LAMA SIMPAN YANG BERBEDA Enike Dwi Kusumawati dan Henny Leondro Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan Malang Email: enikedwikusumawati@ymail.com
Lebih terperinciKualitas Semen Cair Domba Garut pada Penambahan Sukrosa dalam Pengencer Tris Kuning Telur
Kualitas Semen Cair Domba Garut pada Penambahan Sukrosa dalam Pengencer Tris Kuning Telur YULNAWATI 1 dan HERDIS 2 1 Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Jl. Raya Bogor km. 46, Cibinong, 16911 2 Badan Pengkajian
Lebih terperinciKUALITAS SPERMA SAPI BEKU DALAM MEDIA TRIS KUNING TELUR DENGAN KONSENTRASI RAFFINOSA YANG BERBEDA
KUALITAS SPERMA SAPI BEKU DALAM MEDIA TRIS KUNING TELUR DENGAN KONSENTRASI RAFFINOSA YANG BERBEDA (Quality of Cattle Sperm Cryopreserved in Tris Egg Yolk With Several Concentration of Raffinose) MUHAMMAD
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerbau adalah salah satu ternak besar penghasil daging yang banyak dikembangkan di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging di Indonesia dan untuk mengurangi
Lebih terperinciMotilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C
Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C (MOTILITY AND VIABILITY SPERMATOZOA OF CHICKEN IN DILUENTGLUCOSE EGG YOLK PHOSPHAT IN STORAGE3-5
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan
Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan Fachroerrozi Hoesni Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak Jl. Jambi-Muaro
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SPERMATOZOA PER INSEMINASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWAH
PENGARUH JUMLAH SPERMATOZOA PER INSEMINASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWAH (The Effect of Sperm Number Per Insemination Dose to Frozen Semen Quality of Etawah Grade Goat) DAUD SAMSUDEWA,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan babi yang ada di Indonesia khususnya di daerah Bali masih merupakan peternakan rakyat dalam skala kecil atau skala rumah tangga, dimana mutu genetiknya masih kurang
Lebih terperinciPENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI
PENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI (The Use of Catalase on Cattle Chilled Semen Production) T. SUGIARTI, E. TRIWULANNINGSIH, P. SITUMORANG, R.G. SIANTURI dan D.A. KUSUMANINGRUM Balai
Lebih terperinciKUALITAS SEMEN SAPI BALI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN MENGGUNAKAN PENGENCER SARI WORTEL
SKRIPSI KUALITAS SEMEN SAPI BALI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN MENGGUNAKAN PENGENCER SARI WORTEL Oleh: Suroso Priyanto 10981008442 JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dari
Lebih terperinciPERAN MALTOSA SEBAGAI KRIOPROTEKTAN EKSTRASELULER DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SEMEN BEKU DOMBA GARUT
PERAN MALTOSA SEBAGAI KRIOPROTEKTAN EKSTRASELULER DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SEMEN BEKU DOMBA GARUT (Role of Maltose as Krioprotectan Extracelluler to Maintain the Quality of Garut Sheep Frozen Semen)
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Metode Penelitian
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai April 2012 bertempat di Indira Farm Hamtaro and Rabbit House, Istana Kelinci, dan di Unit Rehabilitasi
Lebih terperinci