Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)
|
|
- Ari Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) Budi Setyono, SPi dan Suswahyuningtyas Balai Benih Ikan Punten Batu Abstrak Pengencer skim kuning telur yang di dalamnya mengandung susu skim dan kuning telur mudah sekali terkontaminasi bakteri, untuk mendapatkan pengencer skim kuning telur yang steril atau bebas bakteri diperlukan streptomycin sebagai antibiotik. Dengan penambahan streptomycin diharapkan dapat meningkatkan motilitas dan liviabilitas semen ikan mas (Cyprinus carpio L.) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan streptomycin dalam skim kuning telur dan pada dosis berapakah streptomycin sangat efisien terhadap kualitas semen ikan mas (Cyprinus carpio L.) Penelitian ini dilaksanakan di balai Benih Ikan (BBI) Punten Kota Batu, jenis penelitian adalah trueexperiment dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan. Populasi dalam penelitian ini adalah semen ikan mas jantan produktif (matang gonad) sebagai penghasil spermatozoa yang ada di Balai Benih Ikan Punten. Sampel yang digunakan adalah semen ikan mas jantan berumur antara 2 tahun, berat 1,5 1,7 kg dan panjang badan cm. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penambahan dosis streptomycin (0 gr, 0,2 gr, 0,4 gr, 0,6 gr, 0,8 gr, 1 gr, dan 1,2 gr). Variabel terikat adalah kualitas semen ikan mas (Cyprinus carpio L.) (motilitas dan liviabilitas). Data diolah dengan Anava satu faktor dan dilanjutkan Uji Duncan s. berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan pengaruh berbagai dosis penambahan streptomycin pada pengencer skim kuning telur terhadap kualitas semen ikan mas. Dosis 1,2 gr merupakan dosis terbaik untuk menghasilkan motilitas dan liviabilitas yang tinggi pada semen ikan mas. Kata kunci: Streptomycin, pengencer skim kuning telur, kualitas semen ikan mas (Cyprinus carpio L.) 148
2 Vol. 15 No. 2 Tahun 2007 Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur PENDAHULUAN Ikan mas (Cyprinus carpio L.) adalah salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang paling banyak dibudidayakan, baik untuk pembenihan, pembesaran di kolam pekarangan ataupun air deras. Ikan mas disukai para petani ikan karena sudah lama dikenal masayarakat sehingga mudah pemasarannya dan secara teknis juga mempunyai beberapa keunggulan sebagai ikan budidaya. Sejalan dengan kemajuan teknologi, usaha-usaha untuk meningkatkan produksi sudah banyak dilakukan oleh para petani ikan. Diantaranya adalah peningkatan penggunaan induk-induk ikan unggul, mempercepat dan mempermudah pemijahan dengan hypofisasi, peingkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kualitas dan kuantitas air, pengembangan teknik kultur masal makanan hidup dan pemurnian varietas induk ikan. Reproduksi sangat tergantung pada kemampuan spermatozoa masuk ke dalam saluran reproduksi betina. Fertilitas yang tinggi akan mudah didapatkan jika menggunakan spermatozoa yang mempunyai motilitas tinggi, abnormalitas dan mortalitas yang rendah. Agar memperoleh motilitas yang tinggi dengan abnormalitas dan mortalitas yang rendah maka diperlukan pemeriksaan dan evaluasi semen yang meliputi keadaan umum semen, misalnya volume, konsentrasi, motilitas dan liviabilitas spermatozoa. Observasi ini diperlukan untuk menentukan kualitas semen dan daya reproduksi jantan serta kadar pengenceran semen. Penambahan bahan pengencer dalam semen akan meningkatkan volume semen sehingga memungkinkan cukup banyak telur ikan betina yang dapat dibuahi. Bahan pengencer yang digunakan harus isotonik, mengandung nutrisi sebagai sumber energi, adanya pelarut pelindung terhadap cold shock, menjamin bebas kuman, bersifat buffer dan tidak beracun bagi spermatozoa (Harjdoprandjoto, 1981). Lebih lanjut Toelihere (1993) menjelaskan bahwa syarat bahan pengencer adalah murah, sederhana, praktis dibuat tetapi memiliki daya preservasi yang tinggi. Salah satu bahan pengencer yang sering digunakan adalah skim kuning telur. Skim kuning telur adalah campuran antara susu skim dan kuning telur. Bahan pengencer kuning telur yang di dalamnya mengandung kuning telur dan susu skim hampir tidak mungkin dibuat steril karena terjadi kontaminasi bakteri dari luar. Selain itu di dalam semen diduga terdapat organisme pathogen sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan daya hidup spermatozoa yang disimpan. Penambahan antibiotik di dalam pengencer skim kuning telur bertujuan untuk menekan dan membunuh bakteri yang ada dalam semen. Antibiotik yang digunakan umumnya adalah streptomycin, penicilin atau kombinasi keduanya (Salisbury dan Vandemark, 1985). MATERI DAN METODE PENLITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Punten Kota Batu mulai bulan Desember 2005 sampai dengan Januari Materi penelitian yang digunakan adalah semen ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang diambil dari induk jantan berumur 1,5 2 tahun sebanyak 3 ml. Bahan yang digunakan antara lain susu skim, kuning telur, glukosa, gliserol, aquadest, streptomycin dan larutan eosin negrosin. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena media yang digunakan bersifat homogen dan berada di ruangan yang telah dikondisikan sehingga yang mempengaruhi hasil penelitian hanyalah faktor kebetulan dan faktor perlakuan. Penelitian ini menggunakan 7 macam perlakuan dengan pengulangan masing-masing perlakuan sebanyak 4 kali. Masing-masing perlakuan tersebut adalah : A = pengencer skim kuning telur tanpa penambahan streptpmycin 0 gr B = pengencer skim kuning telur dengan penambahan streptpmycin 0,2 gr 149
3 C = pengencer skim kuning telur dengan penambahan streptpmycin 0,4 gr D = pengencer skim kuning telur dengan penambahan streptpmycin 0,6 gr E = pengencer skim kuning telur dengan penambahan streptpmycin 0,8 gr F = pengencer skim kuning telur dengan penambahan streptpmycin 1 gr G = pengencer skim kuning telur dengan penambahan streptpmycin 1,2 gr Data yang diperoleh diuji terlebih dahulu dengan uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah varian populasinya normal atau tidak dan varian populasinya homogen atau tidak. Jika data berdistribusi normal dan varian data homogen maka data tersebut dianalisa dengan uji Anava satu arah. Jika data menunjukkan rata-rata populasi berbeda nyata maka data dianalisa dengan Uji Duncan s. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Segar Semen ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang telah ditampung setelah dilakukan proses striping dilakukan evaluasi tahap awal agar semen tersebut diketahui layak atau tidak untuk digunakan lebih lanjut dalam proses pengenceran. Evaluasi semen tersebut meliputi evaluasi semen secara makroskopis dan mikroskopis. Data evaluasi semen segar secara makroskopis dan mikroskopis terlihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Data evaluasi semen segar secara makroskopis dan mikroskopis MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS Volume Semen Warna ph Gerakan Massa Gerakan Individu 3 ml Putih susu 6, % Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa kualitas semen segar ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang digunakan masih memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan pendapat Ginzburg (1972) yang menyatakan bahwa volume semen ikan mas sebesar 2,9 ml dan menurut Khairuman (2002) ph semen ikan mas berkisar antara 6,8 7,8. Dari hasil pengamatan diketahui warna semen ikan adalah putih susu. Warna tersebut menunjukkan bahwa semen ikan mas bisa dikatakan normal. Partodihardjo (1992) menyatakan warna semen yang normal adalah abu-abu keputihan sampai krem kepucatan. Bila semen berwarna kuning hal ini disebabkan adanya riboflavin (vitamin B2) yang berfungsi sebagai bagian dari berbagai susunan enzim yaitu flavoprotein dan itu merupakan keadaan normal. Warna semen yang abnormal menurut Lindsay, dkk (1982) meliputi warna merah muda dan ungu (tercampur darah segar karena luka atau radang alat kelamin luar), warna coklat tua (tercampur darah karena luka pada alat kelamin bagian atas), warna hijau kekuningan pada suhu kamar (terkontaminasi kuman Pseudomonas aerogenasa), dan warna kehijauan (semen tercampur feces). Gerakan massa spermatozoa didapatkan nilai 3+ (+++) ini artinya gerakan spermatozoa sangat baik. Partodihardjo (1987) menyatakan gerakan spermatozoa positif tiga (+++) dinyatakan sebagai gerkan yang sangat baik karena terlihat adanya gelombang yang besar, banyak, gelap tebal dan aktif seperti gumpalan awan hitam seperti waktu akan hujan. Gerakan individu 70 % masih sesuai dengan pendapat Toelihere (1985), bahwa kualitas semen berdasarkan motilitas individu spermatozoa mempunyai gerakan antara % menandakan dapat mencapai ovum dengan waktu yang relatif singkat sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan yang sempurna. Motilitas Spermatozoa Motilitas spermatozoa merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas spermatozoa. Dalam penelitian ini motilitas yang dinilai adalah spermatozoa yang bergerak maju lurus kedepan (progresif) setelah penambahan antibiotik streptomycin dalam pengencer skim kuning telur setelah disimpan pada suhu 5 0 C selama 7 hari. Data motilitas spermatozoa ikan mas (Cyprinus carpio L.) hasil pengamatan disajikan pada Tabel 2 berikut ini. 150
4 Vol. 15 No. 2 Tahun 2007 Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Tabel 2. Data motilitas spermatozoa (%) ikan mas (Cyprinus carpio L.) dengan menggunakan dosis streptomycin yang berbeda dalam pengencer skim kuning telur Ulangan Perlakuan Total Rata-rata A (0 gr) 43,33 33,33 31, ,33 37,08 B (0,2 gr) 38,33 48,33 43,33 38,33 168,32 42,08 C (0,4 gr) 46, ,67 178,34 44,58 D (0,6 gr) 50 46, ,67 178,34 44,58 E(0,8 gr) ,33 48, ,66 51,67 F(1 gr) 53, ,33 46,67 208,33 52,08 G(1,2 gr) 60 51,67 51,67 58,33 221,66 55,42 Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa terjadi perubahan motilitas pada setiap taraf penggunaan streptomycin yang berbeda. Dari rata-rata motilitas seluruh perlakuan berkisar 46,78 % yang berarti bahwa motilitas spermatozoa masih cukup baik untuk difertilisasikan karena motilitas untuk semua tingkat penggunaan streptomycin masih diatas 40 %. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifiantini et al. (1990) yang menyatakan bahwa motilitas semen cair setelah penyimpanan pada suhu 5 0 C sebesar 40 % masih layak untuk difertilisasikan. Dari analisis Anava didapatkan pengaruh yang sangat nyata dari perlakuan yang diberikan. Dari perlakuan G (1,2 gr streptomycin) memberikan nilai motolitas yang tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis tersebut streptomycin mampu menekan pertumbuhan atau membunuh bakteri yang ada sehingga kontaminasi bakteri dalam pengencer skim kuning telur sangat rendah. Streptomycin sebagai zat antimikroba hanya berperan dalam pengendalian bakteri agar tidak mengganggu aktifitas metabolisme dari spermatozoa dan mencegah kontaminasi protozoa, bakteri atau penularan lain yang berbahaya. Liviabilitas Spermatozoa Prosentase spermatozoa hidup merupakan penilaian semen dengan memperhitungkan jumlah spermatozoa yang hidup dengan jumlah spermatozoa yang diamati pada luas pandang yang sama. Sel spermatozoa yang hidup sedikit dapat menyerap zat pewarna dikarenakan permaebilitas sel meningkat dibandingkan setelah spermatozoa mati. Data liviabilitas spermatozoa (%) ikan mas (Cyprinus carpio L.) dengan menggunakan dosis streptomycin yang berbeda dalam pengencer skim kuning telur seperti tersaju pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Data liviabilitas spermatozoa (%) ikan mas (Cyprinus carpio L.) dengan menggunakan dosis streptomycin yang berbeda dalam pengencer skim kuning telur Perlakuan Ulangan Total Rata-rata A (0 gr) 43,33 48,33 51, ,33 47,08 B (0,2 gr) ,67 51,67 193,34 48,08 C (0,4 gr) 46,67 43,33 51,67 53, ,75 D (0,6 gr) 53,33 43, ,33 214,00 53,75 E (0,8 gr) 50 53,33 56,67 58,33 218,33 54,58 F (1 gr) 61,67 51, ,67 235,01 58,75 G (1,2 gr) 58,67 66,67 68, ,67 62,92 Dari uji Anava diketahui bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap liviabilitas spermatozoa ikan mas (Cyprinus carpio L.). Perlakuan G (1,2 gr streptomycin) memberikan nilai liviabiltas tertinggi yakni sekitar 62,92 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada perlakuan tersebut streptomycin mampu menekan pertumbuhan bakteri sehingga banyak spermatozoa yang hidup. Hedah (1992) menyatakan bahwa 151
5 penambahan streptomycin dalam pengencer berfungsi mencegah pertumbuhan mikroorganisme atau mematikan kuman Vibrio fetus dan meningkatkan daya tahan hidup spermatozoa. Penambahan streptomycin dalam pengencer akan memberikan perlindungan spermatozoa dari serangan bakteri yang mengganggu sistem metabolisme spermatozoa yang berasal dari semen itu sendiri ataupun pengencer skim kuning telur. Seperti dikemukakan Salisbury dan Vandemark (1985) bahwa dalam semen dan dalam pengencer telah ditemukan banyak mengandung berjuta-juta bakteri dan pemberian antibiotik dalam kadar tertentu dalam larutan tidak bersifat racun dan memperpanjang umur spermatozoa. Vincent (1981) menyatakan bahwa streptomycin merupakan antibiotik aminoglikosid yaitu merupakan senyawa yang mengandung gula amino dalam ikatan glikosidik. Mudah larut dalam air dan bersifat basa kuat. Aktifitas aminoglikosid tergantung pada kadarnya. Kadar rendah bersifat bakteriostatik dan kadar tinggi bersifat bakterisid terhadap mikroba yang sensitif. Penggunaan streptomycin yang maksimal akan menekan jumlah prosentase dari spermatozoa yang mati. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ada pengaruh yang sangat nyata pemberian dosis streptomycin yang berbeda dalam pengencer skim kuning telur terhadap motilitas dan liviabilitas spermatozoa ikan mas (Cyprinus carpio L.) 2. Penambahan streptomycin sebanyak 1,2 gr dalam pengencer skim kuning telur dapat meningkatkan motolitas dan liviabiltas spermatozoa ikan mas (Cyprinus carpio L.) Saran 1. Untuk meningkatkan motilitas dan liviabilitas spermatozoa ikan mas (Cyprinus carpio L.) perlu adanya penambahan streptomycin sebanyak 1,2 gr ke dalam pengencer skim kuning telur. 2. Penelitian ini hanya mengamati kualitas semen ikan mas selama 1 minggu sehingga perlu adanya penelitian lanjutan kualitas semen ikan mas dalam pengencer skim kuning telur setelah penyimpanan 1 minggu. DAFTAR PUSTAKA Harjdoprandjoto, Ilmu Inseminasi Buatan. Airlangga University Press. Surabaya Toelihere, Inseminasi Buatan Pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung. Salisbury dan Vandemark, Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Lindsay D.R., K.W. Enswitle dan A. Winantea Reproduksi Ternak di Indonesia. Terjemahan Australian Univerity Melbourne. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Malang. Partodihardjo, S Ilmu Reproduksi Hewan. Fakultas Kedokteran Veteriner. Jurusan Reproduksi Institut Pertanian Bogor. Mutiara Sumber Widya. Jakarta Pusat Partodihardjo, S Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta Pusat Toelihere, M.R.,1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung. 152
HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi semen secara makroskopis (warna, konsistensi, ph, dan volume semen) dan mikroskopis (gerakan massa, motilitas, abnormalitas, konsentrasi, dan jumlah spermatozoa per
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar
HASIL DAN PEMBAHASAN Semen adalah cairan yang mengandung suspensi sel spermatozoa, (gamet jantan) dan sekresi dari organ aksesori saluran reproduksi jantan (Garner dan Hafez, 2000). Menurut Feradis (2010a)
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC
Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 72-76 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Nilawati
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Semen Kambing Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya protein hewani bagi tubuh. Hal ini
Lebih terperinciBAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan
4 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Semen merupakan suatu produk yang berupa cairan yang keluar melalui penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan oleh testis dan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ayam dan penampungan semen dilakukan di Kandang B, Laboratorium Lapang, Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciJurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR
PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR Oleh : Nilawati Widjaya Dosen Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Bandung Raya ABSTRACT This study
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi terhadap kualitas semen dimaksudkan untuk menentukan kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen tersebut diproses lebih
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR
PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR A. Winarto dan N. Isnaini Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya, ikan mas memiliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhannya yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan. Bila dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, ikan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, ph dan secara mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi sperma,
Lebih terperinciTatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada
Tatap mukake 8&9 PokokBahasan: PENGENCERAN SPERMA 1. Tujuan Intruksional Umum Mengerti tujuan pengenceran sperma Mengerti syarat-syarat bahan pengencer dan beberapa bahan yang digunakan Mengerti keuntungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada ternak sapi telah banyak diterapkan di Indonesia. Menurut SNI 4896.1 (2008),
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia (Teen.) Steenis) dalam pengencer tris kuning telur tehadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.
TUGAS AKHIR - SB 091358 Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP. 1507 100 016 DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. Kebutuhan pangan (ikan air tawar) semakin meningkat Kualitas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang mudah dipelihara dan dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara tradisional. Salah satu bangsa
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai
22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah (UPTD-BIBD) Lampung Tengah. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11--18 April 2014 di Laboratoium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah Lampung,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi Pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang banyak dipelihara petani-peternak di Sumatra Barat, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan. Sapi Pesisir mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Entok (Cairina moschata) Entok (Cairina moschata) merupakan unggas air yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Entok lokal memiliki warna bulu yang beragam
Lebih terperinciKualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (1): 39-44 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Kambing PE Semen ditampung dari satu ekor kambing jantan Peranakan Etawah (PE) menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
Lebih terperinciDAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C
DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C Disajikan oleh : Hotmaria Veronika.G (E10012157) dibawah bimbingan : Ir. Teguh Sumarsono, M.Si 1) dan Dr. Bayu Rosadi, S.Pt. M.Si 2)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dan sapi bali ini juga merupakan hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dikenal di Indonesia sebagai ternak penghasil daging dan susu. Kambing adalah salah satu ternak yang telah didomestikasi
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT
PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH Hanum, A. N., E. T. Setiatin, D. Samsudewa, E. Kurnianto, E. Purbowati, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL
PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL Oleh Nurcholidah Solihati 1) dan Petrus Kune 2) 1) 2) Staf Dosen pada Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder di Laboratorium Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung, Jawa Barat. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder produksi
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C
PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C (The Effect of Combination Egg Wolk with Coconut Water on
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat
8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Provinsi Jawa Tengah di Kota Surakarta.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Domba Ekor Tipis Domba ekor tipis merupakan domba yang bersifat profilik yaitu mampu mengatur jumlah anak yang akan dilahirkan sesuai dengan ketersediaan pakan yang
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015 KELOMPOK 2 KETUA : Deni Setiawan ( 0661 14 187 ) ANGGOTA : Endah Irianti ( 0661 11 115 ) Mira Amalia
Lebih terperinciDosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C
Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C IDEAL GLUCOSE DOSAGE ON EGG YOLK PHOSPHATE BUFFER FOR MAINTAINING SEMEN TURKEYS QUALITY IN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis
31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap evaluasi semen domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo. Tabel 4 Karakteristik fisik reproduksi lele dumbo
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo Lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki bentuk tubuh memanjang, memiliki sungut dengan permukaan tubuh
Lebih terperinciUJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN
Tenin l eknis b,ngsioetu~ Penebtl '00 UJI KU
Lebih terperinciPENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO
PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO (Effect of Various Diluter on Frozen Semen Quality of Dombos Texel in Wonosobo Regency) YON SUPRI ONDHO, M.I.S.
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. Persilangan antara kedua jenis kambing ini telah
Lebih terperinciPENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK
PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Suatu penelitian untuk mengetahui penggunaan kuning telur itik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomis penting. Ikan mas telah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan mas (Cyprinus carpio L) adalah salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis penting. Ikan mas telah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh Indonesia. Dewasa ini
Lebih terperinciMotilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C
Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C (MOTILITY AND VIABILITY SPERMATOZOA OF CHICKEN IN DILUENTGLUCOSE EGG YOLK PHOSPHAT IN STORAGE3-5
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Beku Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai prosedur teknis pengawasan mutu bibit ternak kemudian dimasukkan ke dalam straw dan dibekukan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Metode Penelitian
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai April 2012 bertempat di Indira Farm Hamtaro and Rabbit House, Istana Kelinci, dan di Unit Rehabilitasi
Lebih terperinciThe Effect Extender of Young Coconut Water in 0,9% Sodium Chloride On Sperm Quality catfish (Hemibagrus nemurus) During Storage By
1 The Effect Extender of Young Coconut Water in 0,9% Sodium Chloride On Sperm Quality catfish (Hemibagrus nemurus) During Storage By Hari Devianti 1, Hamdan Alawi 2, Netty Aryani 2 Faculty of Fisheries
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Semen Segar Karakteristik semen segar yang didapatkan selama penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18--25 April 2014 di Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Insemninasi Buatan Daerah Lampung, Kecamatan Terbanggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba
HASIL DAN PEMBAHASAN Volume Semen Domba Pengukuran volume semen domba dilakukan untuk mengetahui jumlah semen yang dihasilkan oleh satu ekor domba dalam satu kali ejakulat. Volume semen domba dipengaruhi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab
HASIL DAN PEMBAHASAN Inseminasi Buatan pada Ayam Arab Ayam Arab yang ada di Indonesia sekarang adalah ayam Arab hasil kawin silang dengan ayam lokal. Percepatan perkembangbiakan ayam Arab dapat dipacu
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian diawali dengan survey untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Perbedaan Kualitas Semen Segar Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret sampai dengan 1 Mei
Lebih terperinciUJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI
1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai 242.013.800 jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya (Anonim,2013). Jumlah penduduk yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan produksi daging merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan sekaligus memajukan tingkat kecerdasan sumber daya manusia Indonesia.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. B. Alat
Lebih terperinciPENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER
PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER M Fajar Agustian, M Nur Ihsan dan Nurul Isnaini Bagian Produksi Ternak,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan daging domba setiap tahunnya terus meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inseminasi Buatan (IB) adalah proses perkawinan yang dilakukan dengan campur tangan manusia, yaitu mempertemukan sperma dan sel telur agar dapat terjadi proses pembuahan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 013 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.. Materi Materi yang digunakan dalam
Lebih terperinciPENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN
PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Mugiyati 1), Muhamad Ade Salim 1), Nurul Isnaini 2) dan Trinil Susilawati 2)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013 bertempat di Hatcery Kolam Percobaan Ciparanje
Lebih terperinci3.KUALITAS TELUR IKAN
3.KUALITAS TELUR IKAN Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: umur induk, ukuran induk dan genetik. Faktor eksternal meliputi: pakan,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan merupakan hasil domestifikasi dari Banteng liar (Bibos banteng) (Ngadiyono,
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Sapi Bali Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan merupakan hasil domestifikasi dari Banteng liar (Bibos banteng) (Ngadiyono, 2012). Menurut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan peternakan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan peternakan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak ke arah pencapaian swasembada protein hewani untuk memenuhi
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2012 dengan selang waktu pengambilan satu minggu. Lokasi pengambilan ikan contoh
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciPeluang Usaha Budi Daya Ikan Lele
Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele Oleh : Rangga Ongky Wibowo (10.11.4041) S1Ti 2G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Kata Pengantar... Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan
Lebih terperinciS. Suharyati Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung ABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E DAN MINERAL Zn TERHADAP KUALITAS SEMEN SERTA FERTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR KALKUN LOKAL [The Effect of Vitamin E and Zinc Suplementation on the Quality of Semen, Egg Fertility
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkawinan Perkawinan yang baik yaitu dilakukan oleh betina yang sudah dewasa kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat melahirkan (Arif, 2015).
Lebih terperinciBudi Setyono 1 ABSTRACT
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI BAHAN PADA PENGENCER SPERMA IKAN SKIM KUNING TELUR TERHADAP LAJU FERTILISASI, LAJU PENETASAN DAN SINTASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO L.) Budi Setyono 1 1 Fakultas Pertanaian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...i PRASYARAT GELAR...ii LEMBAR PERSETUJUAN...iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iv RIWAYAT HIDUP...v UCAPAN TERIMAKSIH...vi ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii RINGKASAN...ix DAFTAR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan komoditas ternak yang banyak dikembangkan di Indonesia. Salah satu jenis kambing yang banyak dikembangkan yaitu jenis kambing Peranakan Etawah (PE).
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah semen yang didapat dari kambing pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Wonosobo Domba Texel di Indonesia telah mengalami perkawinan silang dengan domba lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan kemudian menghasilkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan babi yang ada di Indonesia khususnya di daerah Bali masih merupakan peternakan rakyat dalam skala kecil atau skala rumah tangga, dimana mutu genetiknya masih kurang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu semen yang berasal dari lima ekor kambing PE umur 2-3 tahun. 3.1.2 Bahan dan Peralatan
Lebih terperinci156 ZIRAA AH, Volume 28 Nomor 2, Juni 2010 Halaman ISSN
156 PENGARUH PERBANDINGAN SEMEN DENGAN PENGENCER CAMPURAN SARI KACANG HIJAU SITRAT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA HIDUP SPERMATOZOA KAMBING KACANG (Capra hircus) (The Effect of Semen Proportion with
Lebih terperinciPENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING THE EFFECT OF GLYCEROL LEVEL ON TRIS-YOLK EXTENDER
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Domba Segera Setelah Koleksi Pemeriksaan karakteristik semen domba segera setelah koleksi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan secara makroskopis
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan/Objek Penelitian 2.1.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing peranakan etawah (PE), berumur 2-3 tahun yang berada di
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Segar Dari hasil penampungan semen yang berlangsung pada bulan Oktober 2003 sampai dengan Juli 2004 dan rusa dalam kondisi rangga keras memperlihatkan bahwa rataan
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan
Pengaruh Penggunaan Tris Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Resistensi Spermatozoa Sapi Simmental Pasca Pembekuan Fachroerrozi Hoesni Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak Jl. Jambi-Muaro
Lebih terperinciPenambahan Air Kelapa Dan Gliserol Pada Penyimpanan Sperma Terhadap Motilitas Dan Fertilitas Spermatozoa Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.
51 Penambahan Air Kelapa Dan Gliserol Pada Penyimpanan Sperma Terhadap Motilitas Dan Fertilitas Spermatozoa Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) The addition of Coconut Water and Glycerol In Storage of Sperm
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Segar Hasil evaluasi semen segar merupakan pemeriksaan awal semen yang dijadikan dasar untuk menentukan kelayakan semen yang akan diproses lebih lanjut. Pemeriksaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia
Lebih terperinciMAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH Gambar mas Disusun oleh Mas Mas Mas Faisal Ernanda h0510030 Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 Mas tolong
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. ` Bahan dan Peralatan 3.1.1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu semen yang berasal dari domba yang ada di breeding station Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup dari setiap perlakuan memberikan hasil yang berbeda-beda. Tingkat kelangsungan hidup yang paling
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah berumur 2-3 tahun sebanyak lima ekor. 3.1.2. Bahan Penelitian Bahan
Lebih terperinciPENANGANAN SEMEN DARI TEMPAT KOLEKSI KE LAB HINDARI SINAR MATAHARI LANGSUNG USAHAKAN SUHU ANTARA O C HINDARI DARI KOTORAN TERMASUK DEBU
PENANGANAN SEMEN DARI TEMPAT KOLEKSI KE LAB HINDARI SINAR MATAHARI LANGSUNG USAHAKAN SUHU ANTARA 32-35 O C HINDARI DARI KOTORAN TERMASUK DEBU PENANGANAN SEMEN DI LAB PERALATAN BERSIH WAKTU EVALUASI ( 15-30
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki kebutuhan konsumsi daging sapi yang meningkat setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi. Ketersediaan daging sapi ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Hematokrit Ikan Hematokrit adalah persentase sel darah merah dalam darah, bila kadar hematokrit 40% berarti dalam darah tersebut terdiri dari 40% sel darah merah dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen
Lebih terperinci