BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Abraham Maslow pada tahun Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Abraham Maslow pada tahun Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow pada tahun Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah : 1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar. 2) Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman. 3) Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman. 4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut 11

2 berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap orang. 5) Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya Teori ERG Alderfer Pada tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang kebutuhan manusia yang berjudul An Empirical Test of a New Theory of Human Need. Teori tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow. Teori ini mengemukan Tiga kebutuhan Manusia yaitu : 1) Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman. 2) Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain. 3) Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal Teori Kebutuhan McClelland Seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland mengemukan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada akhir 1940-an. Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah : 12

3 1) Need for achievement merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan itu berhubungan erat dengan belajar dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai usaha tertentu. 2) Need for affiliation merupakan kebutuhan akan kehangatan dan dukungan dalam hubungan dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain. 3) Need for power merupakan kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini menyebabkan seseorang tidak atau kurang memedulikan perasaan orang lain Teori Motivator-Hygiene Herzberg Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor, yaitu : 1) Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi, tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut juga dengan Faktor Motivator. 13

4 2) Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan. Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene Pendidikan Profesi Akuntansi Istilah profesi berasal dari bahasa Yunani, professues berarti suatu kegiatan atau pekerjaan yang dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat religius, sehingga ada ikatan batin bagi seseorang yang memiliki profesi tersebut untuk tidak melanggar dan memelihara kesucian profesinya. Pandangan yang dikemukakan oleh Paisey dan Nicholas (2005) menunjukkan bahwa asal mula istilah profesional yaitu apa yang profesional miliki (profess), mereka memiliki (profess) pengetahuan yang lebih baik dibandingkan yang orang lain pada hal tertentu. Profesi memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Weygant et al. (1996) menyatakan bahwa pada umumnya profesi akuntan diperlukan pada empat bidang, yaitu publicaccounting, private accounting, non-for-profit accounting, dan pendidik. Profesi akuntan merupakan pihak yang menjembatani hubungan antara pihak manajemen dan pemilik atau pihak manajemen yang mengelola suatu unit usaha (Jensen and Meckling, 1976). Suatu profesi harus memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Secara umum ada beberapa ciri-ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu : 1) Adanya pengetahuan khusus, dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun - tahun. 14

5 2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. 3) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat. 4) Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. 5) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi. Ciri-ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh Benny dan Yuskar (2006) antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui dan memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut. Menurut Wyatt (2004) suatu profesi memiliki syarat sebagai berikut : 1) Ada komitmen diri menjunjung tinggi martabat kemanusiaan lebih dari kepentingan diri sendiri. 2) Harus menjalani persiapan profesional dalam jangka waktu tertentu. Harus menambah pengetahuan jabatan (pengembangan diri) misalnya banyak membaca buku, mengikuti pelatihan dan mengikuti seminar. 3) Memiliki kode etik dalam jabatan. 4) Aktif dalam bidang intelektual sehingga mampu menjawab segala masalah yang berubah. 15

6 5) Adanya keinginan belajar untuk mengenal suatu keahlian yang lebih mendalam. 6) Jabatan dipandang sebagai karir hidup. 7) Menjadi anggota suatu organisasi bidang studi. Dalam kajian makro, sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen yang lebih luas lagi, yaitu masukan, proses dan output. Menurut Coombs (1968) dalam Stephen (1994) ada 12 komponen pendidikan yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain dalam sistem pendidikan. Komponen tersebut adalah: 1) Tujuan, menjelaskan tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan. 2) Peserta didik, menjelaskan khalayak yang menjadi peserta dalam proses pendidikan. 3) Manajemen, merupakan segala kegiatan perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan dan penilaian dalam sistem pendidikan. 4) Struktur dan jadwal waktu, menjelaskan tentang cara pelaksanaan kegiatan dan pengaturan waktu mencapai tujuan. 5) Materi, merupakan hal-hal pokok yang perlu disampaikan oleh pengajar dan perlu dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai keterampilan akhir yang menjadi tujuan pendidikan. 6) Tenaga pendidik, merupakan tenaga kerja yang tersedia di masyarakat yang membantu terciptanya kesempatan belajar dan memperlancar proses pendidikan untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. 7) Alat bantu mengajar, bersumber kepada barang-barang hasil produksi masyarakat seperti buku, peralatan laboratorium dan lainnya. 16

7 8) Fasilitas, secara sempit diartikan sebagai kampus yang terdiri dari gedung dan perlengkapannya. 9) Teknologi, merupakan cara yang dipergunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dari segi proses maupun keluarannya. 10) Kendali mutu, merupakan komponen pokok yang mengatur terbinanya kualitas pendidikan sesuai dengan harapan dan cita-cita. 11), bersumber kepada pengetahuan ilmiah kearah pengembangan sistem pendidikan. 12) Biaya pendidikan, merupakan fungsi yang dapat memperlancar kelangsungan proses pendidikan. Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang berorientasi pada peningkatan kemampuan mahasiswanya dalam memahami dunia pendidikan yang ditekuni dan manfaatnya bisa diambil di kehidupan mereka di masa yang akan datang. Geiger dan Ogilby (2000) menyatakan nilai pendidikan sebagai suatu sistematis colection, interprestasi dan penggunaan informasi mengenai karakteristik mahasiswa, lingkungan pendidikan, hasil pembelajaran dan kepuasan user/pengguna terhadap kinerja mahasiswa yang meningkat serta adanya keberhasilan secara profesional. Dengan demikian input yang diperoleh mahasiswa dapat menghasilkan output secara optimal yaitu berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan baik hardskill maupun softskill. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 153 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan program profesi akuntan pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan program profesi akuntan merupakan jenis 17

8 pendidikan tinggi setelah program sarjana atau setara yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus di bidang akuntansi. PPAk adalah suatu usaha yang bertujuan untuk menghasilkan akuntan profesional dengan standarisasi kualitas akuntan di Indonesia. Mahasiswa non akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika akhirnya masuk ke dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah terhadap gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya tersebut (Suwardjono, 2012). Peraturan Ikatan Akuntansi Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang mekanisme pelaksanaan ujian Chartered Accountant Indonesia bagi mahasiswa pendidikan program profesi akuntan menyatakan bahwa Chartered Accountant Indonesia adalah kualifikasi akuntan profesional yang ditetapkan oleh IAI yang pemegang sertifikatnya akan mendapatkan sebutan (designation) profesi sebagai Chartered Accountant Indonesia disingkat CA. Ujian Chartered Accountant Indonesia (CA) adalah ujian sertifikasi akuntan profesional yang diselenggarakan oleh IAI, peserta ujian CA merupakan mahasiswa aktif PPAk. Ujian CA diselenggarakan atas prinsip-prinsip dasar, yaitu : kompetensi, objektifitas, independen, integritas, transparan, fairness, adil dan bertanggung jawab. IAI menyelenggarakan ujian CA dengan tujuan untuk mendapatkan akuntan sebagai anggota utama IAI yang memiliki : 1) Kualifikasi untuk menjalankan peran sebagai akuntan profesional sesuai kompetensi utama dan kompetensi khusus CA. 18

9 2) Komitmen tinggi terhadap etika, nilai-nilai dan perilaku profesional yang tinggi. 3) Keahlian profesional untuk menjalankan peran tersebut. Profesi Akuntan menjadi profesi yang sangat penting dalam perkembangan dunia perekonomian global dan modern. Pada era globalisasi ini, para pengusaha dan pekerja asing bebas masuk ke dunia bisnis tanpa batas teritorial antar negara. Meningkatnya akses untuk bekerja dan berwirausaha di Indonesia, maka pengawasan dan pengendalian atas hal tersebut perlu ditingkatkan pula. Dalam dunia ekonomi, banyak hal yang perlu diperhatikan dan diawasi seperti legalitas dalam aktivitas usaha, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan pelaporan kegiatan usaha/bisnis yang mereka lakukan dan haruslah ada jaminan/keyakinan bahwa laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan benar dan berkualitas. Tugas pengawasan dan penjamin kualitas itu salah satunya dilakukan oleh para akuntan, karena salah satu dari jasa yang diberikan oleh akuntan adalah Assurance Services (Jasa Atestasi). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak semua jenis pekerjaan yang dijalankan oleh seseorang dapat disebut sebagai profesi. Suatu pekerjaan dapat disebut sebagai profesi jika pekerjaan tersebut berasal dari pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan khusus, memberikan pelayanan jasa tertentu, memiliki kode etik profesi, serta memiliki sebuah wadah organisasi profesi yang menaungi para anggotanya. Hal lain yang tak kalah penting pada profesi adalah kepercayaan. Kepercayaan merupakan pengakuan masyarakat 19

10 terhadap kualitas jasa yang diberikan akuntan. Tanpa kepercayaan, profesi akuntan tidak akan bertahan lama Motivasi Robbins dan Judge (2015) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan. Motivasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Menurut Martameh (2012) motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Pengertian motivasi menurut Wlodkowski (1995) adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Suranta dan Syafiqurrahman (2006) menyatakan motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Rahayu dan Rusmawan (2010) motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan, dorongan atau 20

11 tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motivasi tersebut merupakan driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Menurut Mirawati (2013) motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Motivasi bukanlah yang dapat diamati tetapi hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Menurut Rossetyowati (2011) motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan sehingga tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta ketidakseimbangan tersebut. Motivasi merupakan hal yang melatarbelakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang dengan sengaja mengikatkan diri menjadi bagian dari organisasi mempunyai latar belakang yang berbeda - beda, salah satunya adalah agar mereka dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Motivasi mempunyai dua bentuk, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat 21

12 kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan. Sedangkan motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa (Widyastuti dkk, 2004). Teori dari Vroom (1964) dalam Lunenberg (2011) tentang Cognitive Theory Of Motivation menjelaskan bahwa masyarakat percaya ada hubungan antara usaha yang mereka tunjukkan dalam perusahaan, kinerja dari usaha tersebut dan penghargaan yang mereka terima dari usaha dan kinerja mereka. Dalam teori ini dijelaskan tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: 1) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas. 2) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu). 3) Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan. Menurut Puritan (2013) fungsi motivasi adalah : 1) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan. 22

13 3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan Minat Minat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Ketika seseorang melihat bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka ia akan menjadi berminat sehingga hal tersebut akan mendatangkan dorongan untuk mencapai kepuasan tersebut. Tetapi ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun, sehingga minat tidak bersifat permanen yang bisa berubah-ubah. Menurut Sandjaja (2006) minat merupakan suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Selain itu, minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Minat merupakan suatu rasa dan suatu ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan timbul secara tidak tiba - tiba atau spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengetahuan dan kebiasaan (Slameto, 2008). Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya (Harahap, 2009). 23

14 Menurut Benny dan Yuskar (2006) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat yaitu : 1) Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. 2) Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu. 3) Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144). Menurut Hurlock (1995:117) minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu : 1) Aspek Kognitif Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media massa. 2) Aspek Afektif Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. 24

15 3) Aspek Psikomotor Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat. Menurut Witherington (1999:26) minat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) Minat Primitif Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan kebebasan aktivitas. 2) Minat Kultural Disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya. 25

16 2.2 Pembahasan Hasil Sebelumnya Tabel 2.1 berikut menyajikan ringkasan penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan referensi dan berhubungan dengan penelitian ini. Tabel 2.1 Ringkasan Terdahulu No Peneliti dan Tahun 1 Benny dan Yuskar (2006) 2 Lisnasari dan Fitriany (2008) Judul Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi di Padang) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntasi (PPAk) (Studi Empiris di Universitas Indonesia) Independen: kualitas karir ekonomi Dependen: - Minat mengikuti PPAk Independen: karir mencari ilmu ekonomi gelar mengikuti USAP Hasil motivasi kualitas dan motivasi karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, sedangkan untuk motivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minat untuk mengikuti PPAk. Pada mahasiswa akuntansi ekstensi, faktor yang mempengaruhi minat mengikuti PPAk adalah motivasi gelar, masa pendidikan, dan motivasi karier. Pada mahasiswa akuntansi regular tidak ada satu pun faktor yang mempengaruhi 26

17 No Peneliti dan Tahun 3 Widyastuti dkk, (2004) Judul Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntasi (PPAk) - Biaya pendidikan PPAk dan lama pendidikan PPAk Dependen: - Minat mengikuti PPAk Independen: kualitas karir ekonomi - Tingkat pendidikan Dependen: - Minat Mengikuti PPAk Hasil minat mengikuti PPAk. Pada mahasiswa PPAk, faktor yang mempengaruhi minat mengikuti PPAk adalah motivasi karir. motivasi karir merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, sedangkan untuk motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minat untuk mengikuti PPAk. Ada perbedaan minat antara mahasisiwa tingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir. 4 Istina dan Yulita (2008) Pengaruh Persepsi dan Motivasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Yang Independen: - Persepsi persepsi dan variabel motivasi kualitas berpengaruh 27

18 No Peneliti dan Tahun 5 Rita dan Indarto (2013) Judul Sedang Mengambil Skripsi Terhadap Peminatan Karir Dalam Bidang Perpajakan (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro) Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Undang-Undang No.5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) kualitas karir ekonomi Dependen: - Minat berkarir dalam bidang perpajakan Independen: karir - Mengikuti USAP kualitas ekonomi - Pengetahuan Undang- Undang No.5 Tahun 2011 tentang akuntan publik Dependen: - Minat mahasiswa akuntansi mengikuti Pendidikan Hasil signifikan terhadap minat karir dalam bidang perpajakan. Sedangkan variabel motivasi karir dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat karir dalam bidang perpajakan. motivasi karir, Motivasi mengikuti USAP, motivasi kualitas, motivasi ekonomi, Pengetahuan Undang-Undang No.5 tahun 2011 tentang akuntan publik secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. 28

19 No Peneliti dan Tahun 6 Yudhistira (2014) 7 Nisa (2012) Judul Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Brawijaya) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Survai Pada Perguruan Tinggi di Surakarta Profesi Akuntansi. Independen: kualitas karir ekonomi sosial Dependen: - Minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk Independen: karir kualitas sosial - Persepsi Dependen: - Minat mahasiswa mengikuti PPAk Hasil motivasi kualitas, motivasi karier, motivasi ekonomi, dan motivasi sosial secara simultan berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. motivasi karir, motivasi kualitas, motivasi sosial, dan persepsi berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). 29

20 No Peneliti dan Tahun 8 Ayu et al. (2013) 9 Chevallier et al. (2013) 10 Kurnia (2014) Judul Accounting Students Perception And Motivation On Interest Of Internal Auditors Profession The Social Motivation Theory Of Autism Peran Dalam Motivasi Independen : karir kualitas ekonomi - Persepsi keutungan auditor internal - Persepsi pengorbanan auditor internal Dependen : - Minat menjadi auditor internal Independen: sosial Dependen: - Minat Autism Spectrum Disorders (ASD). Independen: Hasil motivasi karir, motivasi kualitas, motivasi ekonomi, dan persepsi keutungan auditor internal memiliki pengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi menjadi internal auditor, sedangkan persepsi pengorbanan auditor internal tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi menjadi internal auditor. motivasi sosial dapat meningkatkan minat pada Autism Spectrum Disorders (ASD), hal ini berarti motivasi sosial berpengaruh positif pada peningkatan minat Autism Spectrum Disorders (ASD). motivasi kualitas 30

21 No Peneliti dan Tahun 11 Nurhayani (2012) Judul Mempengaruhi Minat Mahasiswa Mengikuti PPA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntansi di Perguruan Tinggi Kota Semarang). Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Swasta Medan). kualitas karir ekonomi Dependen: - Minat mahasiswa mengikuti PPA Independen: sosial karir ekonomi Dependen: - Minat mahasiswa mengikuti PPAk Hasil berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa dalam mengikuti PPA, sedangkan motivasi karir dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa dalam mengikuti PPA. motivasi sosial, motivasi karir dan motivasi ekonomi berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). 2.3 Rumusan Hipotesis Pengaruh Motivasi Sosial pada Minat Mahasiswa Non Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Motivasi sosial merupakan motivasi yang mendasari aktivitas yang dilakukan individu dalam reaksinya terhadap orang lain, jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya bagi orang lain (Martameh, 2012). Buss et al. (1997) 31

22 menyatakan bahwa pentingnya status sebagai motivasi sosial akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kecemasan yang dialami seseorang, disamping itu motivasi sosial secara psikologis mampu mengabaikan peran dari jenis kelamin seseorang. Akerlof (2006) menyatakan bahwa motivasi sosial dapat menyebabkan individu untuk berperilaku berbeda karena terkait dengan adanya motivasi ekonomi yang melatarbelakanginya. Coralie et al. (2012) mengungkapkan apabila motivasi sosial langsung diungkapkan sendiri serta tercermin dalam situasi sosial dan non sosial maka dikatakan motivasi sosial itu bersifat sederhana. Motivasi sosial dapat diartikan sebagai suatu dorongan seseorang untuk melakukan perbuatan dengan tujuan atau bernilai sosial, memperoleh pengakuan maupun penghargaan dari lingkungan dimana seseorang berada. Pekerjaan akuntan membutuhkan lingkungan dan situasi sekitar yang baik. Nilai-nilai sosial mendorong pekerjaan akuntan lebih dihargai dan mendapat tempat distrata sosial masyarakat. Kepedulian dan perhatian pada sekitar oleh seorang akuntan akan meningkatkan nilai instrinsik dan nilai jual akuntan. Menurut Widyasari (2010) nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang mencerminkan kemampuan seseorang pada masyarakatnya, dengan kata lain nilai-nilai sosial adalah nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya. mengenai pengaruh motivasi sosial pada minat mahasiswa non akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) sejauh ini masih cukup sedikit. Baumeistel et al. (1991) menyatakan bahwa keinginan untuk berhubungan sosial dengan orang lain sangat memegang peranan sentral di dalam hal kebutuhan untuk melakukan koneksi dengan orang lain di samping aspek lain 32

23 seperti kompetensi dan kebutuhan untuk berprestasi. Chevallier et al. (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa motivasi sosial dapat meningkatkan minat pada Autism Spectrum Disorders (ASD), hal ini menunjukan bahwa motivasi sosial dapat mengkapitalisasi pada temuan terbaru dan memberikan gambaran terbaru terkait motivasi sosial pada perilaku, biologis, dan evolusi. yang dilakukan oleh McClintock (1972), Nisa (2012), Nurhayani (2012), Yudhistira (2014) menunjukan bahwa motivasi sosial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas dan Prihantini (2012) menunjukan bahwa motivasi sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian di atas mengenai motivasi sosial maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Motivasi sosial berpengaruh pada minat mahasiswa non akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Pengaruh Motivasi Kualitas pada Minat Mahasiswa Non Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Motivasi kualitas menurut Puritan (2013) merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar. Maarten et al. (2009) menyatakan bahwa motivasi kualitas yang baik yang dialami oleh guru-guru didukung oleh otonomi secara struktur dan memiliki keterlibatan secara emosional akan menciptakan lingkungan sekolah yang memungkinkan siswanya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka 33

24 yakni kompetensi dan pengetahuan. Kualitas seseorang dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh tingkat pendidikannya termasuk pendidikan berkelanjutan terstruktur maupun mandiri. Maka dari itu, motivasi sering kali menjadi dorongan untuk meningkatkan kualitas memicu keinginan untuk mengikuti suatu pendidikan. Selama ini, lulusan S1 akuntansi yang membuka kantor akuntan publik ataupun bekerja di bidang akuntansi sering diragukan kualitas/kemampuannya. Pandangan masyarakat adalah seseorang yang belum menempuh pendidikan profesi belum dapat dikatakan profesional dan kemampuannya diragukan. Oleh sebab itu, pendidikan formal profesi akuntansi dan ujian sertifikasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas akuntan dan mendapatkan kepercayaan lebih dari masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan diselenggarakannya PPAk yaitu menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian dibidang akuntansi, dengan mengikuti PPAk mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai akuntansi dan peraturan akuntansi terkini sehingga kualitas pengetahuan mahasiswa akan semakin tinggi sehingga dapat menjadi akuntan yang profesional. yang dilakukan oleh Ayu et al. (2013) menunjukan bahwa motivasi kualitas memiliki pengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi dalam internal auditor. Hal ini berarti jika mahasiswa akuntansi meningkatkan kapasitas, kualitas, serta sering mencari informasi di bidang akuntansi, maka akan meningkatkan minat mahasiswa akuntansi menjadi auditor internal. yang dilakukan oleh Benny dan Yuskar (2006), Istina dan Yulita (2008), Nisa (2012), Rita dan Indarto (2013), Yudhistira (2014), Kurnia (2014) menunjukkan bahwa motivasi kualitas 34

25 berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti dkk, (2004) menunjukkan bahwa motivasi kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian di atas mengenai motivasi kualitas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H2 : Motivasi kualitas berpengaruh pada minat mahasiswa non akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Pengaruh Motivasi Karir pada Minat Mahasiswa Non Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). London (1983) menyatakan bahwa motivasi karir dipandang sebagai konstruk multidimensi. Komponen terdiri dari karakteristik individu (identitas karir, wawasan karir, dan domain ketahanan karir) dan keputusan karir yang sesuai dan perilaku. Hubungan antara komponen dan kondisi situasional yang relevan diusulkan dalam model yang didasarkan pada calon dan retrospektif rasionalitas. Motivasi karir menurut Widyastuti dkk, (2004) merupakan suatu keahlian atau profesional seseorang di bidang ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang akan memberikan kontribusi kepada organisasi. Motivasi karir merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dan dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang lebih baik dari sebelumnya. Karir dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang kehidupan kerjanya (Widyastuti dkk, 2004). Pilihan karir yang ada saat ini diharapkan akan menjadikan seseorang menjadi profesional dalam bidangnya masing-masing 35

26 sehingga karir yang diinginkan akan tercapai sesuai dengan harapannya (Trisnawati, 2013). Profesi akuntan publik merupakan salah satu pilihan karir yang banyak diminati, karir yang semakin tinggi mampu mendorong mahasiswa untuk mengikuti PPAk guna mencapai kedudukan yang lebih tinggi dalam pekerjaanya, membutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikan serta memperoleh pengakuan atas prestasi yang diraih (Ayuningtyas dan Prihantini, 2012). Karir juga dipandang sebagai rangkaian promosi untuk memperoleh pekerjaan yang mempunyai beban pertanggungjawaban lebih tinggi atau penempatan posisi yang lebih baik dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Tujuannya adalah untuk membantu menciptakan profesional sehingga mereka akan dapat memenuhi kebutuhan pengusaha potensial dengan demikian mereka akan memiliki kehidupan karir yang memuaskan (Kermis, 2011). Menurut Gittman dan Mcdaniel (1995) dalam Septianto (2014) keefektifan suatu karir tidak hanya ditentukan oleh individu saja tetapi juga oleh organisasi itu sendiri yang terlihat dalam empat tahapan karir yaitu: 1) Entry merupakan tahap awal pada saat seseorang memasuki suatu lapangan pekerjaan/organisasi. 2) Tahap pengembangan keahlian dan teknis. 3) Midcareer years yaitu suatu tahap dimana seseorang mengalami kesuksesan dan peningkatan kinerja. 4) Late career merupakan suatu tahap dimana kinerja seseorang sudah stabil. 36

27 Noe et al. (1990) menyatakan bahwa motivasi karir terdiri dari tiga karakteristik individu yaitu identitas karir, wawasan karir, dan ketahanan karir, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki korelasi potensi motivasi karir. Helen et al. (1980) menyatakan bahwa motivasi karir yang diwakili oleh pekerjaan terutama oleh kaum perempuan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, latar belakang, dan variabel psikologis mereka. yang dilakukan oleh Ayu et al. (2013) menunjukan bahwa motivasi karir memiliki pengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi dalam internal auditor. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi karir yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi juga minatnya. Motivasi karir ini meliputi bekerja keras untuk mendapatkan kedudukan sesuai keahlian dan menangani semua rintangan dalam mencapai kesuksesan mengejar karir. yang dilakukan oleh Farmer (1976), Widyastuti dkk, (2004), Benny dan Yuskar (2006), Lisnasari dan Fitriany (2008), Nisa (2012), Nurhayani (2012), Rita dan Indarto (2013), Yudhistira (2014) menunjukan bahwa motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Istina dan Yulita (2008), Kurnia (2014) menunjukkan bahwa motivasi karir tidak berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian di atas mengenai motivasi karir maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H3 : Motivasi karir berpengaruh pada minat mahasiswa non akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). 37

28 2.3.4 Pengaruh Motivasi Ekonomi pada Minat Mahasiswa Non Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Motivasi ekonomi menurut Widyastuti dkk, (2004) merupakan suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadi dalam rangka untuk memperoleh penghargaan finansial yang diinginkan. Penghargaan finansial merupakan salah satu bentuk sistem pengendalian manajemen. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan tidak langsung (Tracey and Baverly, 2010). Penghargaan langsung dapat berupa pembayaran dari upah dasar atau gaji pokok, overtime atau gaji dari lembur, pembayaran untuk hari libur, pembagian dari laba (profit sharing), opsi saham, dan berbagai bentuk bonus berdasarkan kinerja lainnya. Sedangkan penghargaan tidak langsung meliputi asuransi, pembayaran liburan, tunjangan biaya sakit, program pensiun, dan berbagai manfaat lainnya. Adanya motivasi ekonomi, seseorang akan melakukan kegiatan ekonomi agar mendapatkan kepuasan materi dan kesejahteraan pribadi maupun keluarga. Biasanya setelah kepuasan diri terpenuhi maka akan muncul keinginan untuk mensejahterakan pihak lain. Joseft et al. (2013) menyatakan bahwa orang-orang yang termotivasi secara ekonomis akan mampu mengevaluasi standar hidup mereka dengan menggunakan kemampuan sesuai dengan konteks cita-cita yang sudah mereka tetapkan berdasarkan standar hidup mereka. mengenai pengaruh motivasi ekonomi pada minat mahasiswa non akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) telah banyak diteliti, namun hasil dari penelitian-penelitian tersebut masih menunjukan ketidakkonsistenan. yang dilakukan oleh Ayu et al. (2013) menunjukan bahwa motivasi ekonomi memiliki pengaruh positif 38

29 terhadap minat mahasiswa akuntansi dalam internal auditor. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi ekonomi yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin tinggi juga minatnya. Motivasi Ekonomi ini meliputi pemikiran tentang gaji awal yang besar, bonus, dan memiliki kesempatan kenaikan gaji yang cepat. yang dilakukan oleh Frank (1940), Nurhayani (2012), Rita dan Indarto (2013), Yudhistira (2014) menunjukkan bahwa motivasi ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti dkk, (2004), Benny dan Yuskar (2006), Lisnasari dan Fitriany (2008), Istina dan Yulita (2008), Kurnia (2014) menunjukkan bahwa motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian di atas mengenai motivasi ekonomi maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H4 : Motivasi ekonomi berpengaruh pada minat mahasiswa non akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). 2.4 Kerangka Pemikiran Peneliti membuat kerangka pemikiran yang memiliki hubungan antara variabel dependen dengan variabel-variabel independen. Dalam penelitian ini, minat mengikuti Pendidikan (Y) merupakan variabel dependen, sedangkan motivasi sosial (X1), motivasi kualitas (X2), motivasi karir (X3), dan motivasi ekonomi (X4) merupakan variabel-variabel independen dalam penelitian ini. 39

30 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Independen Motivasi (X) Motivasi Sosial (X1) Motivasi Kualitas (X2) Dependen Minat Mengikuti PPAK (Y) Motivasi Karir (X3) Motivasi Ekonomi (X4) 40

BAB I PENDAHULUAN. bahwa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi, seseorang harus

BAB I PENDAHULUAN. bahwa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi, seseorang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk menghasilkan akuntan profesional dengan standarisasi kualitas akuntan di Indonesia.

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI PADA MINAT MAHASISWA NON AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI. Ni Putu Sumi Dyastari 1 I Ketut Yadnyana 2

PENGARUH MOTIVASI PADA MINAT MAHASISWA NON AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI. Ni Putu Sumi Dyastari 1 I Ketut Yadnyana 2 PENGARUH MOTIVASI PADA MINAT MAHASISWA NON AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Ni Putu Sumi Dyastari 1 I Ketut Yadnyana 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),

Lebih terperinci

Riset Per iila il k O u rgan isas

Riset Per iila il k O u rgan isas Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi yang ingin mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al., 1991). Suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al., 1991). Suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pendidikan Profesi Akuntansi Dunia keprofesian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakat. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi Kerja 1.1 Definisi Motivasi Kerja Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers & Porter, 1975 dalam Wijono, 2010). Motivasi juga sering

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN PENGERTIAN Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya bergerak Istilah lain yang dipergunakan secara bergantian dengan istilah motivasi antara lain: desire

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ragam kebutuhan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka. Terdapat lima

BAB II LANDASAN TEORI. ragam kebutuhan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka. Terdapat lima BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Pemikiran 2.1.1. Teori Kebutuhan dan Kepuasan Teori ini merupakan bagian dari teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow. Maslow menjelaskan bahwa setiap individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ariani (2004)

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ariani (2004) BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan salah satu jurusan, khususnya di fakultas ekonomi yang paling banyak diminati oleh para mahasiswa pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB II RERANGKA PEMIKIRAN. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id/motivasi, 2014)

BAB II RERANGKA PEMIKIRAN. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id/motivasi, 2014) 8 BAB II RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id/, 2014) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seorang akuntan adalah profesi yang diakui penting dalam perkembangan dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan akses untuk bekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang

Lebih terperinci

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti

KELOMPOK 3. Mia Resmiati Novi Febriyanti KELOMPOK 3 Mia Resmiati 2108022 Novi Febriyanti 2108025 Integrasi Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kasatuan yang utuh atau bulat. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Motivasi Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai tindakan ilmiah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai tindakan ilmiah yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Persepsi tentang Karir Hampir semua orang bertanya tentang siklus hidup pekerjaan seseorang, dan ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian Ang Hwi Hwoa (2012) Ang Hwi Hwoa (2012) menganalisa perbedaan persepsi mahasiswa semester awal dan akhir mengenai profesi akuntan pada program

Lebih terperinci

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12Fakultas Addys EKONOMI DAN BISNIS MOTIVASI SUKSES Aldizar, LSQ, MA Program Studi Akuntansi Pengertian Motivasi Motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan orang melakukan sesuatu atau dorongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Guru 2.1.1. Tugas Guru Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia kebutuhan konsumen merupakan dasar bagi semua pemasaran modern. Kebutuhan merupakan intisari dari konsep pemasaran. Kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Profil Uang Uang adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan seharihari. Menurut Rubenstein (dalam Elias dan Farag, 2010) di Amerika Serikat, keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

NEEDS DRIVES INCENTIVES

NEEDS DRIVES INCENTIVES Motivasi kerja merupakan proses yang menyebabkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan yang sangat individu untuk bertahan hidup, keamanan, kehormatan, pencapaian,

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak 12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang beragam untuk angkatan kerja. Salah satu yang tergolong dalam angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap manusia pasti mempunyai berbagai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah manusia membutuhkan biaya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu program studi di bidang ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa karena akuntansi sudah menjadi bagian hal yang penting dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. satu periode. Menurut Gunawan dalam Haruman dan Sri (2007: 3), anggaran

TINJAUAN PUSTAKA. satu periode. Menurut Gunawan dalam Haruman dan Sri (2007: 3), anggaran BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Anggaran 1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan serangkaian perencanaan yang dijadikan pedoman untuk mengukur kinerja. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu program studi fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa karena akuntansi merupakan hal penting dalam dunia ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) Alfarez Fajar Sandhria Kusdi Rahardjo Hamidah Nayati Utami Fakultas

Lebih terperinci

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Motivasi Oleh : Rino A Nugroho rinoan@gmail.com Definisi Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran. Forces acting on an employee

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak ( move ). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan MOTIVASI DEFINISI MOTIVASI Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang individu untuk mencapai suatu tujuan. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan INTENSITAS Berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati mahasiswa saat ini, hal ini dikarenakan bahwa rata-rata mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. diminati mahasiswa saat ini, hal ini dikarenakan bahwa rata-rata mahasiswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan salah satu jurusan di Fakultas Ekonomi yang banyak diminati mahasiswa saat ini, hal ini dikarenakan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen proyek kontruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksananakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Proyek konstruksi juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) 2.1.1 Pengertian Sumber Daya manusia Sumber Daya manusia merupakan satu satunya sumber daya yang memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan Harrison Papande Siregar Tugas Resumé Mata Kuliah Perilaku Organisasi MOTIVASI Di dalam manajemen, kepemimpinan, atau perilaku organisasi, barangkali tidak ada isu paling terkenal selain motivasi. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Seperti halnya karyawan mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan, perusahaan juga mengharapkan karyawannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan

Lebih terperinci

Motivasi untuk Berprestasi

Motivasi untuk Berprestasi Motivasi untuk Berprestasi OLEH Budi Sulistyo Motivasi Keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan usaha agar dapat meraih tujuan individu ataupun organisasi disertai dengah usaha untuk memenuhi kepuasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Teori-Teori Motivasi

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Teori-Teori Motivasi MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Teori-Teori Motivasi Oleh : Fransisko Purba (135030201111184) Rinaldi Hidayat (135030201111011) Ike Venessa (135030207111100) Mitha Febriana (135030201111060) JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan inti dari organisasi, oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk mengemukakan pengertian manajemen, manajemen dari kata to manage

Lebih terperinci

Konsep - Konsep Motivasi Dasar

Konsep - Konsep Motivasi Dasar Konsep - Konsep Motivasi Dasar 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S E L E V E N T H E D I T I O N W W W. P R E N H A L L. C O M / R O B B

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi. Sebagai tenaga penggerak utama, faktor tenaga kerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi Sosial, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, Motivasi Gelar, Minat Mengikuti PPAk.

ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi Sosial, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, Motivasi Gelar, Minat Mengikuti PPAk. Judul : Pengaruh Motivasi Sosial, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi dan Motivasi Mencari Gelar Pada Minat Sarjana Akuntansi Universitas Udayana Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 2 No. 1 Januari 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 2 No. 1 Januari 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 2 No. 1 Januari 2013, Hal. 17-25 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU)

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta yang telah bekerja di bidang akuntansi memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi akuntan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI Pemerintah merupakan organisasi pelayanan publik yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Pegawai negeri sipil yang merupakan pelaksana tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Widiatami dan Cahyonowati (2013) Penelitian Widiatami dan Cahyonowati (2013) menguji tentang Determinan Pilihan Karir pada Mahasiswa Akuntansi (Studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi 1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya dorongan, menggerakkan atau to move (Hasibuan, 2000). Motivasi atau motivation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan terdapat sumber daya sebagai potensi penggerak aktivitasnya. Sumber daya ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah pendidikan lanjutan pada perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus dijalani setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tiada

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tiada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tiada mendapatkan imbalan

Lebih terperinci

MOTIVASI. Pengertian Motivasi Definisi Motivasi Dimensi Motivasi Teori Motivasi. 1

MOTIVASI. Pengertian Motivasi Definisi Motivasi Dimensi Motivasi Teori Motivasi.  1 MOTIVASI Pengertian Motivasi Definisi Motivasi Dimensi Motivasi Teori Motivasi http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id 1 Pengertian Motivasi Salah satu tantangan yg dihadapi oleh Pimpinan/Leader dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginankeinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu sumber daya yang berharga. Apabila sebagian besar jumlah penduduk ini merupakan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan atau organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset perusahaan yang paling penting dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini persaingan sangat ketat terutama dalam dunia bisnis. Budaya, teknologi dan pendidikan merupakan bagian dalam kehidupan manusia yang secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Motivasi 2. 1. 1.Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti

Lebih terperinci

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI BAB XIII TEKNIK MOTIVASI Tim LPTP FIA - UB 13.1 Pendahuluan Tantangan : 1. Volume kerja yang meningkat 2. Interaksi manusia yang lebih kompleks 3. Tuntutan pengembangan kemampuan sumber daya insani 4.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya agar mereka mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya agar mereka mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Grand Theory 2.1.1. Teori Motivasi Secara psikologi, aspek penting dalam kepemimpinan kerja adalah sejauh mana pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya agar mereka

Lebih terperinci

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197)

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197) Materi Motivasi Definisi Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197) Dorongan yang timbul pada diri seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian. sehingga banyak terdapat industri-industri dari berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian. sehingga banyak terdapat industri-industri dari berbagai sektor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling potensial bagi kelangsungan pembangunan Negara Indonesia karena penerimaan pajak meningkat seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

Oleh: Andrias Nur Rochim. Dosen Pembimbing: Dra. Lilik Purwanti, M.Si., Ak ABSTRACT

Oleh: Andrias Nur Rochim. Dosen Pembimbing: Dra. Lilik Purwanti, M.Si., Ak ABSTRACT PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (Studi pada Mahasiswa Akuntansi Program S1 dan Program PPAk Universitas Brawijaya) Oleh: Andrias Nur Rochim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jasa akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. suatu negara. Ditintajau dari fungsinya, jasa akuntansi berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Jasa akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. suatu negara. Ditintajau dari fungsinya, jasa akuntansi berfungsi untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu negara. Ditintajau dari fungsinya, jasa akuntansi berfungsi untuk meningkatkan transparasi laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Motivasi Motivasi yang selalu berkaitan dengan kebutuhan tertentu akan berubah-ubah atau bersifat dinamis, sesuai dengan keinginan dan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan jasa pendidikan bagi peserta didik sebagai pelanggannya.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan jasa pendidikan bagi peserta didik sebagai pelanggannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu bagian dari organisasi jasa. Organisasi jasa diartikan sebagai organisasi yang memproduksi dan memasarkan jasa-jasa yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori motivasi Vroom (1964) Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu dikaji teori tentang produktivitas dan motivasi pada industri konstruksi, definisi motivasi, teori motivasi kerja, teori hirarki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. obyek tersebut. Dalam hal ini Mappier (1982:62) menjelaskan bahwa. Menurut Sukardi (1994:83) bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. obyek tersebut. Dalam hal ini Mappier (1982:62) menjelaskan bahwa. Menurut Sukardi (1994:83) bahwa BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Teori Minat Minat merupakan suatu ketertarikan individu terhadap satu obyek tertentu yang membuat individu itu sendiri merasa senang dengan obyek tersebut. Dalam

Lebih terperinci

Oleh : Dima Nurfitri Apriani. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Made Sudarma, SE., MM., Ak. ABSTRAKSI

Oleh : Dima Nurfitri Apriani. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Made Sudarma, SE., MM., Ak. ABSTRAKSI DETERMINAN MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) : STUDI EMPIRIS PADA CALON MAHASISWA PPAK DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Oleh : Dima Nurfitri Apriani Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Berdasarkan pendapat Hasibuan (2002:10), manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu mengelola Sumber Daya Manusia sebaik mungkin. Sebab kunci sukses

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu mengelola Sumber Daya Manusia sebaik mungkin. Sebab kunci sukses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Dalam suatu sistem operasi perusahaan, potensi Sumber Daya Manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yang paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi jurusan akuntansi yang ingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Demografi Intent to Leave Intent to leave adalah minat untuk mengundurkan diri permanen secara sukarela ataupun tidak dari suatu organisasi (Robbins, 2001). Tingkat

Lebih terperinci

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESI PROFESI Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESI Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

BAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN BAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN A. Analisis Implementasi Etos Kerja Islam di Kop BCAA Jawa Timur Cabang Panceng Gresik Upaya Kop BCAA Jawa Timur Cabang Panceng Gresik

Lebih terperinci

Motivasi dalam Organisasi

Motivasi dalam Organisasi Motivasi dalam Organisasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR Oleh ASTRID WIANGGA DEWI H24103086 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci