BAB III SOSIAL BUDAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SOSIAL BUDAYA"

Transkripsi

1 BAB III SOSIAL BUDAYA A. KEPENDUDUKAN Penduduk sebagai subyek maupun objek pembangunan merupakan variabel dependen yang utama, karenanya informasi mengenai kependudukan menjadi sesuatu yang penting untuk dicermati. Informasi data kependudukan merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan sebuah perencanaan dalam sebuah masyarakat. Dari data kependudukan tersebut dapat dibuat sebuah proyeksi beberapa tahun kedepan, sehingga perencanaan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sesaat saja namun dapat diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk tersebut bukan merupakan ramalan, tetapi perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu berdasarkan komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk.. rumah Tangga dan Penduduk Pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran. Sensus penduduk tahun 97 yang mencatat jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah sebanyak jiwa. Angka ini meningkat menjadi jiwa pada sensus penduduk 980. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 990 menjadi jiwa dan menjadi jiwa pada sensus penduduk 000. Pertumbuhan penduduk menurut sensus penduduk dapat dilihat pada gambar berikut:

2 Pertumbuhan Penduduk Menurut Sensus Penduduk,000, , ,000 00,000 00,000 0 Pertumbuhan Penduduk ,86 76,90 678,76 860,09 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Berdasarkan data sensus penduduk Tahun 000, pada tahun 0 jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah terproyeksi sebanyak 87. jiwa dengan rumah tangga berjumlah 6.68 RT. Jika dibandingkan dengan luas wilayah.08,9 km², dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di Kabupaten Lombok Tengah adalah 7 Jiwa/Km² yang artinya bahwa secara rata-rata setiap kilometer persegi luas wilayah dihuni 7 jiwa, ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lombok Tengah termasuk wilayah dengan katagori padat penduduk (>0 Jiwa/Km²). Jika ditinjau perkecamatan, penduduk terbanyak dan tepadat berada di Kecamatan Praya dengan jumlah 0.8 jiwa dan rumah tangga sebanyak 9.0 dengan kepadatan.7 Jiwa/Km². Sedangkan penduduk paling sedikit dan paling jarang berada di Kecamatan Batukliang Utara dengan penduduk 8.0 jiwa dan rumah tangga sebanyak.60 dengan kepadatan 6 Jiwa/Km². Rincian jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan tahun 0 dapat dilihat pada tabel berikut:

3 .. Penduduk, Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 0 Kecamatan Luas Wilayah (km²) Praya Barat, Praya Barat Daya, Pujut, Praya Timur 8, Janapria 69, Kopang 6, Praya 6, Praya Tengah 6, Jonggat 7, Pringgarata, Batukliang 0, Batukliang Utara 8, , Penduduk No Rumah Tangga Kepadatan (Jiwa/Km²) Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 0 Secara umum sebaran penduduk di Kabupaten Lombok Tengah hampir merata di setiap kecamatan dengan prosentase sebaran yang bervariasi antara 6% sampai dengan %. Adapun persentase sebaran penduduk perkecamatan dapat dilihat pada gambar berikut: Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 0 Batukliang 8% Batukliang Utara 6% Praya Barat 8% Pringgarata 8% Jonggat 0% Praya Tengah 7% Praya % Praya Barat Daya 6% Pujut % Praya Timur 7% Kopang 9% Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 0 Janapria 8%

4 . Penduduk Menurut Jenis Kelamin Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Tahun 0 angka sex ratio Kabupaten Lombok Tengah terhitung sebesar 90. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 00 orang penduduk perempuan terdapat 90 orang penduduk laki-laki, dengan kata lain penduduk perempuan masih mendominasi. Jika dilihat menurut kecamatan, angka sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Jonggat dan Praya yakni sebesar 9 dan yang terendah di Kecamatan Kopang dan Batukliang sebesar 8. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 0 No Kecamatan Penduduk Laki-laki Penduduk Perempuan Penduduk Praya Barat Praya Barat Daya Pujut Praya Timur Janapria Kopang Praya Praya Tengah Jonggat Pringgarata Batukliang Batukliang Utara Sex Ratio Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 0 Berdasarkan kelompok umur, penduduk paling banyak berada pada kelompok umur 0- Tahun sebanyak 9. jiwa dan yang paling sedikit berada pada kelompok 7+ sebanyak.7 jiwa. Rincian penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada piramida penduduk berikut ini:

5 Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun ,0,8, 0, 9,69,0 0,00 6,68 9, 0,66 0 6,6 0,9 9 9,, ,7, ,87, ,79 8, ,,0 8,96 9, 9,997,,7,0,, 6,960, Perempuan Laki-laki Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 0. Penduduk Menurut Administrasi Kependudukan Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, Pengelolaan Informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik & Pembangunan sektor lain. Adanya administrasi kependudukan dalam hal ini merupakan perwujudan fungsi pelayanan publik negara untuk melegitimasi eksistensi penduduk. Sehingga secara filosofi haruslah dimaknai sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memberikan status legalitas konstitusional penduduk dalam kehidupan kenegaraan. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 9 pada hakikatnya berkewajiban memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia dan Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dilakukan pengaturan tentang Administrasi Kependudukan. Bahwa pengaturan

6 tentang Administrasi Kependudukan hanya dapat terlaksana apabila didukung oleh pelayanan yang profesional dan peningkatan kesadaran penduduk, termasuk Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri. Berdasarkan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok Tengah, secara administrasi sampai dengan akhir tahun 0 penduduk Lombok Tengah sejumlah orang dengan yang terdiri dari orang laki-laki dan perempuan dengan kepala keluarga sebanyak 6.0 orang. Rincian penduduk menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Penduduk Menurut Administrasi Kependudukan Tahun 0 No Kecamatan Penduduk Laki-laki Penduduk Perempuan Penduduk PRAYA JONGGAT BATUKLIANG PUJUT PRAYA BARAT PRAYA TIMUR JANAPRIA PRINGGARATA KOPANG PRAYA TENGAH PRAYA BARAT DAYA BATUKLIANG UTARA Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Untuk mengukur pelayanan kependudukan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Tengah kepada masyarakat, perlu dilihat berapa jumlah penduduk yang ber-ktp. Pemilikan KTP bukan saja merupakan pemenuhan hak perorangan tetapi juga untuk keperluan tertib administrasi kependudukan. Sampai dengan akhir tahun 0 baru 68.9 orang dari orang Penduduk Wajib KTP yang sudah memiliki KTP atau sebesar 7,%. Progres tahunan pencapaian pelayanan kependudukan di sektor kepemilikan KTP dapat dilihat pada tabel berikut:

7 Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Tahun 0 Penduduk Tahun Wajib KTP Yang Memiliki KTP % yang memiliki KTP , , , , , Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Pada tahun 0 Kabupaten Lombok Tengah telah menerbitkan KTP dengan Sistem SIAK. Dengan sistem ini, nomor induk kependudukan berlaku secara nasional sehingga apabila seorang penduduk yang sudah memiliki KTP yang diterbitkan oleh suatu Kabupaten/kota akan terdeteksi dan sistem tidak akan memproses apabila yang bersangkutan ingin memiliki KTP Kabupaten Lombok Tengah tanpa mencabut KTP yang sudah dimiliki. Pada tahun 0, sistem SIAK ini dikembangkan sesuai arahan dari Pemerintah Pusat dengan diterapkannya e-ktp. Proses konversi menjadi e- KTP ini masih berlangsung, dan diharapkan akan selesai pada tahun 0. Pelayanan lain yang dilaksanakan di bidang kependudukan adalah registrasi penduduk. Untuk meregistrasi penduduk yang baru lahir maka perlu diterbitkan Akta kelahiran. Akta ini dikeluarkan bagi seluruh penduduk yang lahir di kabupaten Lombok Tengah. Progres tahunan pencapaian pelayanan kependudukan di sektor kepemilikan Akta Kelahiran dapat dilihat pada tabel berikut:

8 Kepemilikan Akta Kelahiran Tahun 0 Tahun Penduduk Yang Memiliki Akta Kelahiran % yang memiliki Akta Kelahiran , , , , ,6 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sampai dengan akhir tahun 0 penduduk yang memiliki Akta Kelahiran baru mencapai angka 0,6%, capaian yang masih rendah ini disebabkan karena mutasi penduduk yang cukup tinggi dimana tidak seluruh penduduk Lombok Tengah dilahirkan seluruhnya di Lombok Tengah serta penduduk yang telah berusia lanjut yang belum memiliki Akta Kelahiran. Untuk pencatatan kelahiran seseorang sesuai ketentuan saat ini berdasarkan asas peristiwa sehingga penduduk Kabupaten Lombok Tengah yang melahirkan di luar Lombok Tengah maka pencatatan kelahirannya di luar Kabupaten Lombok Tengah (tempat kelahiran anak).. Ketenaga Kerjaan Tenaga kerja adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi wilayah karena tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu perekonomian. Dalam perencanaan pembangunan, data ketenagakerjaan memegang peranan penting. Tanpa tenaga kerja tidaklah mungkin program pembangunan dapat dilaksanakan. Ketersediaan data ketenagakerjaan yang semakin lengkap dan tepat akan memudahkan pemerintah dalam membuat rencana pembangunan mengingat jumlah dan komposisi tenaga kerja selalu mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi antar waktu. Ketenagakerjaan juga merupakan salah satu prioritas pemerinah sesuai dengan tripel track strategy yaitu terwujudnya pemerinahan yang pro poor, pro growth dan pro job. Untuk maksud tersebut dibutuhkan informasi ketenagakerjaan yang rinci. Karena itu, penyajian data ketenagakerjaan dilakukan untuk memetakan secara terpilah dan rinci sehingga didapatkan pemahaman bersama terhadap permasalahan ketenagakerjaan dalam

9 hal jumlah dan besaran target sasaran, tempat tinggal dan jenis kelamin dari target sasaran. Diharapkan dengan adanya informasi ketenagakerjaan yang lebih rinci, peningkatan kualitas angkatan kerja dan perluasan kesempatan kerja yang dilakukan dapat dilakukan dengan tepat sasaran yang lebih efektif dan efisien dan optimal. Sampai dengan akhir tahun 0 penduduk usia kerja di Kabupaten Lombok Tengah berjumlah orang dengan rincian menurut kelompok umur sebagai berikut: Penduduk Usia Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 0 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Menurut data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah, pada tahun 0 tercatat sebanyak 8.77 orang pencari kerja terdaftar. Angka ini menunjukkan tren yang menurun jika dibandingka dengan angka tahun-tahun sebelumnnya dimana pada tahun 0 tercatat sebanyak.070 orang pencari kerja terdaftar dan pada tahun 0 tercatat 6.60 orang pencari kerja terdaftar. Adapun rincian pencari kerja tahun 0 menurut tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut:

10 Pencari Kerja Terdaftar di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 0 Kecamatan Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA SM/Diploma Sarjana Praya Barat Praya Barat Daya Pujut Praya Timur Janapria Kopang Praya Praya Tengah Jonggat Pringgarata Batukliang Batukliang Utara , Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Dari 8.77 orang pencari kerja sebagaimana pada tabel di atas telah ditempatkan sebanyak 8.07 orang, 00 orang dihapus dan 68 orang sisanya belum ditempatkan dengan mayoritas penempatan tenaga kerja ke luar negeri. Untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Tengah salah satunya dapat diukur melalui Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). Pada Tahun 0 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 66, % dengan Tingkat kesempatan kerja sebesar 9,06%. Angkatan kerja yang mendapatkan kesempatan kerja pada Tahun 0 masih didominasi sektor pertanian sebesar 9,%; sektor industri sebesar,87%; sektor perdagangan sebesar,0%; sektor jasa sebesar 8,0% dan sektor lainnya sebesar 8,7%.. B. KESEHATAN Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

11 Kualitas sumber daya manusia secara utuh dapat dilihat dari aspek fisik dan aspek non fisik. Kualitas fisik penduduk dapat dilihat dari derajat/tingkat kesehatan penduduk di suatu wilayah. Angka harapan hidup sebagai indikator derajat kesehatan sangat ditentukan oleh beberapa indikator kesehatan yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur derajat kesehatan penduduk diantaranya adalah harapan hidup, angka kematian bayi serta angka kematian ibu melahirkan. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi daerah pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari daerah tersebut. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.. Angka Harapan Hidup Tinggi rendahnya Angka Umur Harapan Hidup menggambarkan tinggi rendahnya taraf hidup suatu daerah, semakin tinggi Angka Harapan Hidup di suatu daerah maka kondisi kesehatan di daerah tersebut akan semakin baik pula. Angka harapan hidup penduduk Lombok Tengah menunjukkan arah perbaikan dimana usia harapan hidup selalu mengalami peningkatan seiring perkembangan waktu. Pada periode usia harapan hidup penduduk Lombok Tengah meningkat rata-rata sebesar 0, perahun. Berikut adalah perkembangan Angka Harapan hidup Kabupaten Lombok Tengah Tahun 008 sampai dengan tahun 0.

12 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 0. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate adalah kematian bayi di bawah usia tahun tiap.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator terhadap persediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan prenatal. Tahun 008 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Lombok Tengah 6,9 perseribu kelahiran hidup dan menjadi, perseribu kelahiran hidup pada tahun 0. Berikut adalah perkembangan Angka Kematian Bayi dari tahun 008 sampai dengan tahun 0. Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 0

13 . Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortility Rate ( MMR ) menunjukkan jumlah kematian ibu pada setiap kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu ini dipergunakan untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, keadaan sosial ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan serta fasilitas dan tingkat pelayanan prenatal. Tahun 008 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Lombok Tengah 06 persepuluhribu kelahiran hidup dan menjadi 07 persepuluhribu kelahiran hidup pada tahun 0. Berikut adalah perkembangan Angka Kematian Ibu dari tahun 008 sampai dengan tahun 0. Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 0. Fasilitas Kesehatan Upaya pemenuhan layanan kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan Fasilitas Kesehatan di bidang kesehatan. Di kabupaten Lombok Tengah sampai dengan tahun 0 telah tersedia (dua) Rumah Sakit Umum yang terdiri dari (satu) Rumah Sakit Pemerintah yakni Rumah Sakit Umum Daerah dan (satu) Rumah Sakit Swasta yakni Rumah Sakit Islam Yatofa. Selain Rumah Sakit, upaya pemerataan pelayanan kesehatan difokuskan pada penyediaan Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Puskesmas. Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak buah yang kesemuanya merupakan Puskesmas Perawatan atau Puskesmas yang melayani rawat inap. Untuk mendukung fungsi Puskesmas maka disediakan fasilitas penunjang berupa Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Puskesmas Keliling. Sampai dengan akhir tahun 0 di Kabupaten Lombok Tengah telah tersedia 0 unit Puskesmas Keliling, 9 unit Puskesmas Pembantu dan 9 unit Poskesdes. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan Ibu Hamil, Bayi dan Balita dibentuk

14 Pos Pelayanan Terpadu atau yang familiar dengan nama Posyandu, menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sampai dengan tahun 0 terdapat.06 unit Posyandu dengan rincian posyandu menurut strata di setiap kecamatan sebagai berikut: Posyandu Menurut Strata Tahun 0 No Kecamatan Strata Posyandu Pratama Madya Purnama Mandiri Praya 8 9 Jonggat 6 6 Batukliang 06 0 Pujut 99 Praya Barat Praya Timur 8 7 Janapria Pringgarata Kopang Praya Tengah 9 0 Praya Barat Daya Batukliang Utara Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Selain rumah sakit, puskesmas, pustu, poskesdes dan posyandu sebagai bentuk pemerataan pelayanan kesehatan terdapat juga bebera fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu Rumah Bersalin, Klinik atau Balai Pengobatan, Praktek Dokter, Apotek, Gudang Farmasi Kesehatan, Toko Obat dan lainnya. fasilitas layanan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:

15 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 0 No Fasilitas Kesehatan Pengelola Pemerintah Swasta Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Bersalin Rumah Sakit Khusus Lainnya Puskesmas Perawatan 6 Puskesmas Non Perawatan 7 Puskesmas Keliling Puskesmas Pembantu Rumah Bersalin 0 Balai Pengobatan/Klinik Praktik Dokter Bersama Praktik Dokter Perorangan 7 7 Praktk Pengobatan Tradisional Poskesdes 9 9 Posyandu Apotek Toko Obat Gudang Farmasi Kesehatan 9 Industri Obat Tradisional 0 Industri Kecil Obat Tradisional Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 0. Sumber Daya Kesehatan Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dari fokus prioritas pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah, peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama sehingga peningkatan pelayanan kesehatan dapat dicapai sepenuhnya salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian khusus adalah jumlah dan kualitas tenaga kesehatan yang ada. Sampai saat ini kebutuhan tenaga kesehatan masih belum sepenuhnya terpenuhi, hal tersebut bisa dilihat dari ratio ketenagaan per penduduk. Gambaran ratio petugas kesehatan dengan penduduk berdasarkan ratio

16 kebutuhan tenaga kesehatan dengan masyarakat yang dilayani terutama tenaga kesehatan tekhnis seperti dokter, bidan, perawat dan petugas farmasi (Apoteker), sarjana kesehatan, dengan perincian sebagai berikut : dan Rasio Tenaga di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 0 No Tenaga Kesehatan Ratio per penduduk Dokter Spesialis, Dokter Umum 8, Dokter Gigi 7, Perawat 8, Bidan 97, 6 Ahli Penyehatan Lingkungan 6 6, 7 Ahli Kesehatan Masyarakat 6 6, 8 Apoteker dan Tenaga Kefarmasian 8,9 9 Ahli Gizi 67 7, 0 Tenaga Teknisi Medis 7 7,6 Fisioterapis 0,6 Bidan Desa, Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 6. Pelayanan Keluarga Berencana Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB) dan merupakan salah satu pilar dari pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko ( terlalu) : Terlalu sering hamil, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif), pasangan berstatus menikah (pasangan usia subur/pus) yang sedang menggunakan alat KB dapat dilihat pada grafik berikut:

17 Cakupan peserta KB baru menggunakan alat/metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) maupun non MKJP di kabupaten Lombok Tengah adalah 7,9%, peserta KB baru tertinggi di kecamatan Batukliang sebesar 8,6 % sedangkan terendah di kecamatan Jonggat sebesar 7,9 % Cakupan peserta KB aktif di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 0 adalah sebesar 66,6 % bila dibandingkan dengan target SPM berarti cakupan tahun ini masih belum mencapai target SPM 0 sebesar 7%, bila dilihat dari masing-masing kecamatan, capaiannya masing-masing kecamatan yang sudah mencapai target SPM adalah Praya Tengah, Jonggat, Praya Barat Daya, dan Pujut. 7. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K- Akses bumil (K-I) adalah jumlah kunjungan baru ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal Pertama kali dalam usia kehamilan minggu, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja, dalam satu tahun. Pencapaian akses bumil (K-) tahun 0 adalah 9,80% atau sebanyak.6 orang Bumil, dari target sasaran Ibu hamil sebanyak. orang. Target K yang diharapkan sebesar 9% (Target KIA Kabupaten Lombok Tengah). Sedangkan capaian K- kabupaten Lombok Tengah tahun 0 sebesar 99,% (0.9 bumil), Ini berarti bahwa pencapaian K sudah mencapai target yang di harapkan. Dari Puskesmas yang ada, pencapaian K tertinggi tahun 0 adalah Puskesmas Sengkol dengan pencapaian sebesar 8, % dan terendah dicapai oleh Puskesmas Mantang yaitu 90,0%.

18 b. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K- Cakupan Bumil (K) adalah jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak dua kali atau lebih pada trimester III, yang mendapat pelayanan antenatal, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja selama satu tahun. Pencapaian K tahun 0 sebanyak 86, % (9.8). Capian K tahun 0 sebesar 9.% ( 9.60 bumil) pencapaian K- secara kabupaten telah mencapai target SPM (9%). c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan minggu pertama diperkirakan 60 % dari seluruh kematian ibu (maternal mortality : who, when, where and why; Lancet 006). Sedangkan dalam target MDG s salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 0 per kelahiran hidup pada tahun 0 dari per kelahiran hidup 99 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90 % pada tahun 0 dari 0 % pada tahun 99 (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. persalinan normal di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 0 adalah sebanyak 7.8 orang atau sebesar 8, %. Sedangkan Pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

19 tahun 0 ` sebesar 9.% (8.700) telah mencapai target SPM 0 (9%) dan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 0. d. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF) Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan pada ibu mulai 6 jam sampai hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak kali dengan distribusi waktu ; ) Kunjungan nifas pertama (KF) pada 6 jam setelah persalinan sampai hari ; ) Kunjungan nifas ke- (KF) dilakukan dalam waktu hari sampai dengan hari ke 8 setelah persalinan dan ) Kunjungan nifas ke- (KF) dilakukan dalam waktu hari ke 9 sampai dengan hari ke setelah persalinan. Pelayanan kunjungan nifas didifinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung fasilitas kesehatan (termasuk bidan di desa/polindes/poskesdes dan kunjungan rumah). Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; ) Pemeriksaan tinggi fundus uteri ;) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya; ) pemeriksan payudara dan anjuran ASI Eklusif 6 bulan : ) Pemberian kapsul vitamin A IU sebanyak kali dan 6) pelayanan KB pasca persalinan Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 0 adalah 87,9 % (8.8 orang), sedangkan cakupan tahun 0 sebesar 9.9 (9. orang) telah mencapai target SPM 0 (9%), jika dibandingkan dengan capaian sebelumnya mengalami peningkatan. e. Pelayanan Neonatal Neonatus atau bayi baru lahir (0-8 hari) merupakan golongan umur yangmemiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Sebagian besar Kematian bayi terjadi pada usia ini. Kematian pada usia ini sangat di pengaruhi oleh derajat kesehatan ibu pada saat hamil, pertolongan persalinan serta kondisi yang berkaitan dengan perawatan bayi baru lahir. Oleh sebab itu kesehatan ibu hamil sebelum melahirkan, perlu di perhatikan, agar dapat menekan kematian neonatal pada saat lahir nanti. Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan standard yang mengacu pada Manajemen terpadu balita muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI ekslusif, injeksi vit. K dan imunisasi (jika belum diberikan saat lahir) penanganan dan rujukan kasus serta penyuluhan perawatan

20 neonatus di rumah tangga dengan menggunakan buku KIA. Cakupan Kunjungan neonatal lengkap di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 9,9 %, tertinggi adalah Puskesmas Mantang sebesar 99,8 % dan terendah adalah Puskesmas Ganti sebanyak 90,7%. Gambaran capaian neonatus masing-masing puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada grafik berikut: f. Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal kali dalam setahun yaitu kali saat berumur 9 hari- bulan, kali pada umur -6 bulan, kali pada umur 6-9 bulan, dan kali pada umur 9- bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB, polio - dan campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi, Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh akses kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Pada tahun 0 cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 06.0 %, sudah mencapai target SPM tahun 0 sebesar 90%, dengan capaian tertinggi puskesmas Kuta sebesar.% dan terendah puskesmas Teruwai sebesar 7.9%.

21 Gambaran cakupan pelayanan kesehatan bayi masing-masing puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada grafik berikut: g. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur -9 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal x setahun dan pemberian Vitamin A x setahun (bulan pebruari dan agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan di posyandu, puskesmas dan rumah sakit, bidan praktek swasta serta sarana/ fasilitas kesehatan lainnya, Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang) oleh petugas kesehatan, pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan. Pada tahun 0 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (- tahun) sebesar 7. % sudah mencapai target SPM sebesar 6%, Tetapi dilihat dari Capaian puskesmas masih ada yang belum mencapai target SPM tahun 0 yaitu puskesmas Aik mual, Mangkung, Penujak, Batunyala, Pengadang, Muncan, Bonjeruk, Puyung, darek, batujangkih, Teruwai, Teratak, Pringgarata, Bagu. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut:

22 C. PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang berkualitas akan membawa dampak pada kemajuan bidang teknologi, kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan penduduk yang memiliki pendidikan yang cukup akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan barang dan jasa, melakukan inovasi teknologi, merancang dan merekayasa perekonomian dan pada hidup, menjaga keteraturan sosial, lingkungan mengembangan akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.. Kondisi Umum Pendidikan a. Sekolah Ketersediaan fasilitas pendidikan berupa sekolah merupakan persyaratan utama agar kegiatan belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik. Sampai dengan tahun 0 sekolah di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Sekolah Pada Tiap Jenjang Pendidikan Tahun 0 No Jenjang Pendidikan Pengelola Akreditasi Negeri Swasta A B C TK sederajat 0 07 n/a n/a n/a a. TK 9 97 n/a n/a n/a b. RA 0 0 n/a n/a n/a SD sederajat a. SD b. MI SLTP sederajat a. SMP b. MTs 0 6 SLTA sederajat a. SMA b. MA 0 6 c. SMK 9 0 Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0

23 Adanya lembaga sekolah mutlak didukung oleh ketersediaan fasilitas ruang kelas guna mendukung proses belajar mengajar. Sampai dengan tahun 0 jumlah ruang kelas yang tersedia di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Ruang Kelas Pada Tiap Jenjang Pendidikan Tahun 0 No Kondisi Ruang Kelas Baik Rusak Ringan Rusak Berat TK sederajat a. TK 0 7 b. RA 77 0 SD sederajat a. SD b. MI SLTP sederajat a. SMP b. MTs SLTA sederajat a. SMA 9 70 b. MA 9 70 c. SMK Jenjang Pendidikan Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 b. Tenaga Pendidik Tersedianya fasilitas pendidikan berupa sekolah dan ruang kelas tidak akan berarti jika tidak didukung oleh ketersediaan Tenaga Pendidik dalam hal ini Guru. Ketersediaan Guru sebagai pelaku pendidikan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam penyelenggaraan layanan pendidikan. Untuk mengukur ketersediaan tenaga pengajar yang mengajar di sekolah pada suatu daerah tertentu digunakan Indikator Rasio Guru per Sekolah. Rasio Guru per Sekolah didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah tenga pengajar dibandingkan dengan jumlah sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Makin rendah nilai rasio, berarti makin terbatas juga jumlah tenga pengajar yang mengajar di suatu sekolah tertentu. Berikut adalah Guru dan Rasio Guru per Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan:

24 Guru dan Rasio Guru per Sekolah Menurut Satuan Pendidikan Tahun 0 Guru Rasio Guru per Sekolah TK sederajat.69,6 a. TK.8,98 b. RA,67 SD sederajat 0.78, a. SD 6.87,7 b. MI.8, SLTP sederajat 7.8 0, a. SMP.67,70 b. MTs.8 9,7 SLTA sederajat.8,6 a. SMA.6,0 b. MA.07,8 c. SMK 8 8,0 No Jenjang Pendidikan Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Dari data di atas dapat dilihat bahwa Tenaga Guru paling terbatas berada pada satuan pendidikan Taman Kanak-kanak sedangkan pada jenjang pendidikan SLTA rasio ketersediaan guru menunjukkan angka,6 ini artinya bahwa secara rata-rata setiap sekolah tersedia,6 orang guru. Jika dibandingkan dengan Rasio Guru PNS maka angka ini jauh lebih besar dimana sebagian besar guru yang mengajar adalah guru non-pns yang mengajar pada sekolah-sekolah swasta. Berikut adalah perkembangan rasio guru PNS dari tahun 008 sampai dengan 0:

25 Rasio Guru PNS pada tiap Satuan Pendidikan Tahun TK SD SLTP 6 0 SLTA Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan rasio ketersediaan guru PNS per sekolah pada tahun 0 terutama di jenjang pendidikan SD dan SLTP, hal ini disebabkan karena banyaknya guru PNS yang memasuki usia pensiun pada tahun 0. c. Peserta Didik Peserta didik dalam hal ini murid merupakan faktor kunci penyelenggaraan layanan pendidikan. Pada tahun 0 jumlah murid yang bersekolah di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

26 Murid Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 0 No Jenjang Pendidikan Pengelola Jenis Kelamin Negeri Swasta Laki-laki Perempuan TK sederajat a. TK b. RA SD sederajat a. SD b. MI SLTP sederajat a. SMP b. MTs SLTA sederajat a. SMA b. MA c. SMK Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Rasio Murid Terhadap Sekolah Untuk mengukur ketersediaan ketersediaan sekolah pada suatu daerah dan jenjang pendidikan tertentu digunakan Indikator Rasio Murid Terhadap Sekolah. Rasio Murid Terhadap Sekolah didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah sekolah dibandingkan dengan jumlah murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Makin rendah nilai rasio, berarti makin terbatas juga ketersediaan sekolah pada suatu daerah tertentu. Berikut adalah Rasio Murid Terhadap Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan dari tahun 008 sampai dengan tahun 0:

27 Rasio Murid Terhadap Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Tahun No Jenjang Pendidikan Rasio Murid Terhadap Sekolah TK sederajat 0 a. TK 6 0 b. RA SD sederajat 7 a. SD b. MI SLTP sederajat a. SMP b. MTs SLTA sederajat 6 a. SMA b. MA c. SMK Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Rasio Murid Terhadap Kelas Untuk mengukur rata-rata besarnya kelas disuatu daerah di gunakan Rasio Murid Terhadap Kelas. Rasio Murid Terhadap Kelas adalah Perbandingan antar jumlah siswa dengan kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Nilai ideal untuk rasio ini adalah yang berarti bahwa untuk kelas idealnya ditempati oleh orang murid. Padatahun 0 jenjang pendidikan SD dan MI rasio murid perkelas sebesar, SMP dan MTs sebesar 8, dan pada jenjang pendidikan menengah masing-masing SMA, MA dan SMK 9. Rasio Murid Terhadap Guru Untuk mengetahui rata-rata guru yang dapat melayani siswa disuatu sekolah digunakan indikator Rasio Murid Terhadap Guru. Rasio ini merupakan perbandingan antar jumlah siswa dengan guru pada jenjang pendidikan tertentu. Rasio Murid Terhadap Guru di Kabupaten Lombok Tengah dirinci menurut satuan pendidikan dari tahun 008 sampai dengan tahun 0 dapat dilihat pada tabel berikut:

28 Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Jenjang Pendidikan Tahun No Jenjang Pendidikan Rasio Murid Terhadap Kelas a. TK b. RA a. SD 8 b. MI a. SMP 9 9 b. MTs a. SMA 0 b. MA c. SMK TK sederajat SD sederajat SLTP sederajat SLTA sederajat Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0. Indikator Capaian Kinerja Pendidikan Keberhasilan penyelenggaraan layanan pendidikan dapat dilihat dari indikator makro dan indikator pemerataan pendidikan. Secara makro, ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk dan rata-rata lama sekolah penduduk usia tahun ke atas. Kemampuan baca tulis penduduk Lombok Tengah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, Pada tahun 008 dari 7,6 persen meningkat menjadi 7,9 persen tahun 0 atau terjadi kenaikan sebesar, persen. Pertumbuhan kemampuan baca tulis penduduk usia tahun ke atas atau yang lebih dikenal dengan Angka Melek Huruf dari tahun 008 sampai dengan tahun 0 dapat dilihat pada grafik berikut:

29 Angka Melek Huruf Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 0 Demikian pula dengan angka rata-rata lama sekolah yang terus mengalami peningkatan dari, pada tahun 008 menjadi 6,9 pada tahun 0. Ini menunjukkan bahwa secara umum Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Lombok Tengah sudah lebih tinggi dari tingkat/jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Pekembangan rata-rata lama sekolah dari tahun 008 sampai dengan tahun 0 dapat dilihat pada grafik berikut: Rata-rata Lama Sekolah Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 0 Selain dua indikator makro tersebut, hal lain yang mengindikasikan keberhasilan penyelenggaraan layanan pendidikan adalah indikator pemerataan dan perluasan akses

30 pendidikan. Indikator kunci yang menggambarkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan adalah Angka Partisipasi baik Angka Partisipasi Kasar (APK) maupun Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah Persentase jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok usia sekolah. Angka ini menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan dengan kriteria Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, atau makin banyak anak usia di luar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Pekembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada setiap jenjang pendidikan dari tahun 008 sampai dengan tahun 0 dapat dilihat pada grafik berikut: Angka Partsipasi Kasar (APK) Tahun SD dan MI SMP dan MTs SMA MA dan SMK Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Tingginya angka partisipasi murni pada jenjang pendidikan SD dan MI yang melebihi 00% disebabkan karena adanya sisiwa di luar usia sekolah, daerah kota, atau daerah perbatasan. Hal ini akan berimplikasi pada rendahnya APK jenjang pendidikan di atasnya. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.

31 APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Pekembangan Angka Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan dari tahun 008 sampai dengan tahun 0 dapat dilihat pada grafik berikut: Angka Partsipasi Murni (APM) Tahun SD dan MI 00 SMP dan MTs SMA MA dan SMK Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Selain beberapa indikator tersebut, indikator lain yang juga menggambarkan pelaksanaan layanan pendidikan adalah Angka Kelulusan dan Angka Drop Out atau Putus Sekolah Angka Kelulusan Angka Kelulusan adalah persentase murid yang diluluskan dibanding dengan jumlah murid tahun akhir yang mengikuti ujian pada jenjang pendidikan tertentu. Berikut adalah angka kelulusan dan Putus Sekolah dari tahun 00 sampai dengan 0 menurut jenjang pendidikan tertentu:

32 Angka Kelulusan dan Drop Out Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 00-0 No Jenjang Pendidikan Angka Kelulusan Drop Out SD sederajat 99,89 99, 99,99 9 SLTP sederajat 99,9 99,0 99, 68 6 SMA dan MA 97, 97, 99,0 86 SMK 9,7 9,86 9, 60 8 Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 D. KESEJAHTERAAN SOSIAL. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur capaian pembangunan manusia yang berbasis pada sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu panjang umur dan sehat, pengetahuan dan kehidupan yang layak.ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor.untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan indikator angka harapan hidup, selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan antara indikator angka melek huruf dan indikator rata-rata lama sekolah. Sedangkan untuk mengukur dimensi kehidupan yang layak digunakan indikator paritas daya beli (Purchasing Power Parity). Selama periode dua tahun terakhir, pencapaian angka IPM Kabupaten Lombok Tengah relatif terus membaik. Kondisi pada tahun 008, angka IPM Kabupaten Lombok Tengah sebesar 9,70 poin menjadi 6,7 poin pada tahun 0 atau naik,87 poin. Hal ini disebabkan karena sudah mulai terwujudnya optimalisasi dan sinergitas pola dan sasaran pembangunan manusia yang dikembangkan pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah selama ini. Peningkatan IPM tersebut tidak terlepas dari peningkatan komponen-komponen pembentuk IPM itu sendiri. Dimana pada tahun 0 Angka Harapan Hidup telah mencapai 6,96. Angka Melek Huruf 7,9. Rata-rata Lama Sekolah 6,9. Dan Rata-rata pengeluaran Riil

33 Perkapita sebesar Rp ,-. Berikut adalah perkembangan IPM dan Komponen Pembentuknya dari tahun 008 sampai dengan tahun 0 Perkembangan Indeks pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Pembentuknya Tahun No. Uraian Tahun IPM 9,70 60,0 60,7 6,66 6,7 Angka Harapan Hidup 9,80 60,0 6,09 6, 6,96 Angka Melek Huruf 7,0 7,0 7,8 7,88 7,9 Rata-rata lama sekolah,0,0,6,99 6,9 Rata-rata pengeluaran riil perkapita Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tahun 0. Angka Kemiskinan Untuk mengukur tingkat kemiskinan digunakan persentase penduduk miskin yang menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk miskin dibanding dengan jumlah penduduk di suatu daerah. Pada tahun 008 persentase pendudk miskin di Kabupaten Lombok Tengah sebesar,%, angka ini menunjukkan tren penurunan setiap tahunnya dan menjadi 6,7% pada tahun 0. Berikut adalah persentase penduduk miskin di Kabupaten Lombok Tengah dari tahun 008 sampai dengan tahun 0: Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat; Tahun 0

34 . Tingkat Kesejahteraan Keluarga Hasil pendataan keluarga tahun 0 yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan penurunan jumlah keluarga pra sejahtera dari 8.7 keluarga pada tahun 008 menjadi. pada tahun 0. Sedangkan keluarga sejahtera I dan keluarga sejahtera II mengalami peningkatan masing-masing 9.7 dan 7.87 keluarga pada tahun 008 menjadi 0. dan 6.9 keluarga pada tahun 0, demikian pula halnya dengan keluarga sejatera III yang juga mengalami peningkatan sejak tahun 008. Tingkat kesejahteraan keluarga dari tahun 008 sampai dengan tahun 0 dapat dilihat dari tabel berikut: Tingkat Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Lombok Tengah Tahun Tahun Pra-Sj KS-I KS-II KS-III KS-III Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Lombok Tengah, Tahun 0. PMKS Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Berikut adalah jumlah penduduk rawan sosia menurut jenis dari tahun 00 sampai dengan tahun 0

35 Penduduk Rawan Sosial Kabupaten Lombok Tengah Tahun 00-0 No Jenis PMKS Tahun Anak Balita Terlantar Anak Terlantar Anak Nakal 0 99 Anak Jalanan Wanita Rawan Sosial Ekonomi Korban Tindak Kekerasan Lanjut Usia Terlantar Penyandang Cacat Tuna Susila Pengemis 9 Gelandangan 7 Bekas Warga Binaan LAPAS Korban Penyalahgunaan NAFZA 9 Keluarga Fakir Miskin Keluarga Berumah Tidak Layak Huni Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi Keluarga Komunitas Adat Terpencil Keluarga Korban Bencana Alam Keluarga Korban Bencana Sosial Pekerja Migran Bermasalah Sosial 9 68 Orang Dengan HIV/AIDS - Keluarga Rentan 7.78 Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Lombok Tengah, Tahun 0 Penyandang Cacat Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari Penyandang Cacat Fisik dan Penyandang Cacat Mental. Berikut adalah jumlah penyandang cacat di Kabupaten Lombok Tengah menurut jenis disabilitas dari tahun 00 sampai dengan tahun 0:

36 penyandang Cacat Menurut Jenis Disabilitas Tahun 00-0 No.. Jenis Disabilitas a. Tuna Rungu b. Tuna Wicara c. Tuna Netra 9 76 d. Lum puh e. Sum bing a. Idiot 09 9 b. Gila Cacat Fisik f. Lainnya. Tahun Cacat Mental c. Stress Penyandang Cacat E. AGAMA Mayoritas penduduk Kabupaten Lombok Tengah beragama islam dengan proporsi sebesar 99,66% atau sebanyak orang sedangkan yang paling sedikit adalah Katolik sebanyak 96 orang atau 0,0% dari jumlah penduduk Kabupaten Lombok Tengah. Berikut adalah proporsi penduduk menurut keyakinan di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 0: Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 0 No. Agama Persentase ,66 Islam Kristen 88 0,0 Katolik 96 0,0 Hindu.69 0,9 Budha 0, Sumber: Kantor Kementrian Agama Kab. Lombok Tengah, Tahun 0

37 tempat ibadah di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak.899 buah dengan perincian sebagai berikut: Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 0 No. Agama Masjid.60 Langgar / Mushala. Gereja Kristen 0 Gereja Katolik 0 Pura / Kuil 8 6 Vihara / Cetya / Kelenteng 0 Sumber: Kantor Kementrian Agama Kab. Lombok Tengah, Tahun 0.899

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 0 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

Tabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa BaratTahun 2010/2011

Tabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa BaratTahun 2010/2011 17. PENDIDIKAN 120 Tabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Barat 2010/2011 2010/2011 1 Di Bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan a. Jumlah

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

BAB III PROFIL SOSIAL BUDAYA

BAB III PROFIL SOSIAL BUDAYA BAB III PROFIL SOSIAL BUDAYA 3.1. Demografi Penduduk Kabupaten Sumba Barat pada Tahun 2014 berjumlah 119.907 jiwa, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 21.883. Jumlah penduduk tersebut jika diklasifikasikan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LOMBOK TENGAH Sekapur Sirih Sesuai dengan amanat Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang statistik, Badan Pusat Statistik diberi tugas / tanggung jawab untuk menyediakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

LAMPIRAN DATA INDONESIA

LAMPIRAN DATA INDONESIA LAMPIRAN DATA LAPORAN NEGARA PIHAK SESUAI PASAL 44 KONVENSI LAPORAN PERIODIK KETIGA DAN KEEMPAT NEGARA PIHAK TAHUN 2007 INDONESIA - 1 - DAFTAR TABEL DAN GRAFIK TABEL Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Golongan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGARAAN KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng KATA PENGANTAR Puja Angayu bagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas waranugraha-nya maka penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang :

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI SERANG,

TENTANG BUPATI SERANG, BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA Tabel II.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK BALITA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK BALITA PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA FASILITAS

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN I N A N T A INOVASI KETAHANAN KOMUNITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN TANA TORAJA Penanggulangan Kemiskinan APA ITU adalah kebijakan dan program pemerintah pusat serta pemerintah daerah yang dilakukan

Lebih terperinci

PELAYANAN KESEHATAN DASAR

PELAYANAN KESEHATAN DASAR Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA TANGERANG SELATAN 2 0 1 4 ISSN : 2089-4619 Katalog BPS : 4102004.3674 Ukuran Buku : 25 cm x 17,6 cm Jumlah Halaman : x + 76 Halaman / pages Naskah: Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil Kesehatan Lombok Tengah 2013 dapat diselesaikan. Profil

Lebih terperinci

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA, seperti yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah Hak Fundamental setiap warga. Hal ini telah ditetapkan oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan Millenium (MDG s), tepatnya pada tujuan ke-4 dan tujuan ke-5, yaitu menurunkan angka kematian anak dan

Lebih terperinci

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA 1. Gambaran Umum Demografi DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA Kondisi demografi mempunyai peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah karena faktor demografi ikut mempengaruhi pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci