STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO. Abstrak"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO Abstrak Pasar Induk Agrobis (PIA) Jawa Timur saat ini lebih dikenal dengan nama Puspa Agro. PIA Jatim dirancang sebagai bagian infrastruktur untuk mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur sebagai pusat agrobisnis. Peran yang direncanakan bagi PIA dalam pola pembangunan jangka menengah panjang adalah sebagai pelopor bagi terbentuknya industri agrobisnis sebagai tumpuan ekonomi Jawa Timur. Umumnya pasar induk di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti terbatasnya ruang pada lapak yang sempit, tidak teratur dan lemahnya pengelolaan. Kelemahan sistem pengelolaan tersebut menjadi salah satu penyebab penting gagalnya fungsi sebuah pasar, sehingga tidak dapat memenuhi tujuan awal sebagai promotor perekonomian daerah. Rancangan pengelolaan pasar harus cocok dengan ciri produk atau jasa yang akan difasilitasi, sehingga akan memberikan dampak efisiensi yang besar. Berdasarkan informasi tersebut, timbul permasalahan dalam proses penyusunan konsep pengelolaan PIA Jawa Timur yaitu diperlukan strategi dalam pengelolaan pasar dengan memperhatikan kriteria-kriteria dan sub kriteria apa saja yang menjadi prioritas pengelolaan PIA Jawa Timur di Jemundo. Data yang digunakan adalah data primer dalam bentuk kuesioner. Responden penelitian adalah pengelola PIA yaitu Direktur Utama PT. Jatim Graha Utama, Badan Pengelola PIA, dan Stakeholder PIA (Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Perdagangan dan Dinas Perkebunan, petani dan pedagang kelompok pasar), Calon pembeli dan Pengelola pasar sejenisnya (Kompetitor). Pengolahan data akan dilakukan dengan metode Anayitical Hierarchy Process (AHP) dan analisis SWOT/ TOWS. Dari AHP diketahui kriteria yang paling penting dalam pengelolaan PIA adalah pelayanan kepada masyarakat, disusul dengan efisiensi dalam operasional dan pemberdayaan jaringan distribusi. Sedangkan hasil rancangan usulan strategi pengelolaan PIA lebih menekankan untuk menjadi pionir pasar yang menjaga konsistensi kualitas, regulasi fleksibel, penyediaan fasilitas lengkap serta pembangunan akses transportasi yang belum memadai. Kata Kunci : pasar induk, AHP, SWOT. PENDAHULUAN Pengelolaan pasar di Indonesia umumnya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar dan kepemilikan kios/toko secara perorangan, tidak terkecuali pasar induk. Umumnya pasar induk di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti terbatasnya ruang pada lapak yang sempit, tidak teratur, tidak sehat, kotor, kurangnya tempat sampah, terlalu banyaknya pedagang pinggir jalan, lemahnya pengelolaan, dan fasilitas penyimpanan dengan infrastruktur pasar yang tidak memadai. Sementara itu untuk non pasar induk, pedagang grosir hortikultura tidak memiliki sarana kios permanen sehingga transaksi biasa dilakukan di tepi jalan di lingkungan pasar. Meningkatnya aktivitas pasar menyebabkan penampilan pasar semrawut, kumuh, kurangnya sarana penerangan, tidak tersedianya fasilitas air bersih yang memadai sehingga tidak ada proses pembersihan komoditi, tidak higienis, tidak tersedianya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai, sarana jalan sempit dan peredaran barang di dalam pasar juga sulit dan kurang nyaman (Ohno, 2000).

2 Pasar Induk Agrobis (PIA) Jawa Timur saat ini lebih dikenal dengan nama Puspa Agro. PIA Jatim dirancang sebagai bagian infrastruktur untuk mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur sebagai pusat agrobisnis.sebagai pelopor industri agrobisnis, PIA dicitrakan untuk menampakkan keseluruhan keunggulan industri agrobisnis. Peran yang diemban oleh Pasar Induk Agrobis antara lain adalah: (1) Pemusatan (konsentrasi) beragam produk dari berbagai tempat dikumpulkan pada satu tempat dalam jumlah yang efisien untuk diperdagangkan; (2) Pembentukan harga yang transparan, wajar, menggambarkan kekuatan permintaan dan penawaran dan ditentukan secara cepat melalui lelang; (3) Pendistribusian dari produsen/importer secara cepat dan efisien ke pengecer/eksportir; (4) Penyelesaian transaksi melalui berbagai mekanisme pembayaran serta dukungan berbagai pelayanan seperti perijinan, perbankan, dan sebagainya; (5) mengurangi biaya bongkar muat dan penanganan produk dalam jumlah yang efisien; (6) Pengumpulan dan penyebaran berbagai informasi perdagangan; (7) Berbagai bentuk penunjang seperti proses sertifikasi, pemeriksaan higienis, penyimpanan, bea cukai dan sebagainya. Aspek operasional (pengelolaan) adalah point penting terkait usaha untuk menata kegiatan sehingga diperoleh suatu kualitas kegiatan yang tertentu. Umumnya tujuan penataan kegiatan/ pengelolaan adalah untuk mendapatkan kegiatan/operasional yang lancar, efisien, hemat untuk dapat secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan informasi di atas diketahui bahwa pengelolaan pasar khususnya strategi pengoperasian sangat menentukan sukses atau tidaknya keberhasilan sebuah pasar sesuai dengan tujuan awalnya. Dengan demikian diperlukan suatu model dan strategi pengelolaan yang paling sesuai untuk pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur sesuai dengan kriteria dan sub kriteria pengelolaan yang diprioritaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi yang sesuai untuk pengelolaan Pasar Induk Agrobis dengan tahapan : 1. Menentukan prioritas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. 2. Menyusun strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. METODOLOGI Pada penelitian ini model awal pengelolaan pasar Induk Agrobis Jawa Timur disusun berdasarkan Studi Kelayakan (Telaah Bisnis) Pasar Induk Agrobis Jawa Timur bulan Januari Dari model awal kemudian disusun hirarki kriteria dan sub kriteria dalam model pengelolaan PIA Jawa Timur yang dilakukan dengan survei kepada pihak-pihak terkait, selanjutnya ditentukan kriteria-kriteria dan sub kriteria apa saja yang melandasi pengelolaan pasar. Setelah kriteria-kriteria dan sub kriteria ditentukan, kemudian dilakukan penentuan prioritas atas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang telah disusun, yang dilakukan dengan cara menyusun model perbandingan berpasangan (pairwise comparison) kriteria dan sub kriteria pengelolaan. Hasil prioritas kriteria-kriteria dan sub kriteria tersebut akan dijadikan dasar dalam penyusunan strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. Kriteria-kriteria dan sub kriteria pengelolaan yang diprioritaskan tersebut akan menjadi bagian dari faktor internal dalam penyusunan strategi pengelolaan, sedangkan faktorfaktor eksternal diperoleh dari data sekunder yang terdiri atas peluang dan ancaman dalam pengelolaan pasar induk. Setelah faktor-faktor internal dan eksternal diketahui, selanjutnya dikaitkan dengan visi, misi, sasaran dan konsep serta kebijakan pembangunan dan pengembangan Pasar Induk Agrobis. Penyusunan strategi diawali dengan melakukan environmental scanning, yaitu analisa faktor Internal (kekuatan dan kelemahan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur) dan analisa faktor eksternal (pesaing /ancaman dan Peluang), dari analisa tersebut dikualitatifkan dengan analisa SWOT untuk dapat disusun beberapa strategi

3 usulan pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. Strategi-strategi yang diusulkan lalu dipilih satu strategi yang paling sesuai menurut manajemen Pasar Induk Agrobis Jawa Timur sesuai dengan faktor internal dan eksternal telah diketahui. Berikut model hirarki awal kriteria pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur seperti disajikan pada Gambar 3.1. Gambar 1. Model Hirarki Awal (Sumber: Studi Kelayakan (Telaah Bisnis) Pasar Induk Agrobis Jawa Timur bulan Januari 2009) Populasi survei dalam penelitian ini adalah Badan Pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur, manajemen BUMD yang ditunjuk sebagai pengelola yaitu Direktur Utama dan staff ahli PT. Jatim Graha Utama, Stakeholder (Dinas-dinas terkait, petani dan ketua kelompok pedagang), Calon pembeli Pasar Induk Agrobis Jawa Timur dan Pengelola Pasar Induk sejenisnya / pengelola embrio pasar induk di jawa timur. Sedangkan sampel survei dalam penelitian ini adalah pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur yang meliputi Direktur Utama PT. Jatim Graha Utama, Badan Pengelola PIA, Stakeholder PIA, calon pembeli dan pengelola Pasar Induk sejenisnya/ pengelola embrio pasar induk di jawa timur. Dalam pengumpulan data penelitian yang di gunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah teknik purposive sampling (non probability sampling). Dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja, adapun catatannya sampel harus representative atau mewakili populasi. Metode pengambilan sampel ini digunakan dengan pertimbangan untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya. Analisa dari data yang digunakan adalah metode pairwise comparison dalam AHP, serta analisis SWOT. Berdasarkan matriks SWOT yang dihasilkan, selanjutnya rancangan strategi dapat disusun. Rancangan ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat juga meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses perancangan strategi tersebut dikaitkan dengan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. Hasil dari analisis SWOT adalah usulan beberapa strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur.

4 HASIL ANALISIS DAN DISKUSI Pada tahap awal, penelitian ini menggunakan dua survei. Survei pertama dilakukan untuk menentukan kriteria dan sub kriteria dalam model pengelolaan PIA Jawa Timur, sedangkan survey kedua dilakukan untuk mengetahui kriteria dan sub kriteria pengelolaan yang mempunyai skala prioritas paling tinggi untuk dikembangkan. Hasil dari analisis hirarki pada kriteria pengelolaan PIA diketahui kriteria yang paling penting dalam pengelolaan PIA adalah pelayanan kepada masyarakat, disusul dengan efisiensi dalam operasional dan pemberdayaan jaringan distribusi. Berikut hasil perhitungan bobot antar kriteria pengelolaan PIA Jatim. Tabel 1. Bobot Antar Kriteria pada Pengelolaan PIA Jatim Kriteria Bobot Permerdayaan Jaringan Distribusi Pembentukan Sub Pasar Induk Pengaturan Kelembagaan Efisiensi Operasional Pelayanan Kepada Masyarakat CR = 0,080 (konsisten); Median bobot = 0,217 Pelayanan terhadap masyarakat akan berdampak positif bagi keberhasilan pengelolaan pasar. Masyarakat mempunyai tujuan dan keinginan yang berbeda-beda, sehingga PIA harus mampu menangkap dan memberikan wujud riil dari keinginan masyarakat sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Efisiensi operasional pasar juga hal penting, disebabkan kunci dari pengelolaan Pasar adalah efisiensi yang akan membuat operasional pasar berjalan dengan baik dan efektif dan tepat sasaran. Sedangkan pemberdayaan jaringan distribusi, baik jaringan distribusi pembelian dan penjualan juga penting, disebabkan keberhasilan pengelolaan pasar juga dipengaruhi oleh suplai barang yang kontinyu dan berkualitas dan adanya jaringan penjualan yang luas sehingga dapat memastikan barang yang ada di Pasar Induk tersebut terdistribusi dan terjual dengan baik. Hasil perhitungan bobot sub kriteria pada kriteria pelayanan yang baik kepada masyarakat disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 2. Bobot Sub Kriteria pada Kriteria Pelayanan yang Baik Kepada Masyarakat No. Sub Kriteria Bobot 1 Lingkungan kerja dan perdagangan yang aman dan nyaman 0,205 2 Konsistensi suplai regular atas makanan pokok 0,123 3 Transparansi penentuan harga 0,155 4 Kesesuaian penentuan standart dan pengklasifikasian 0,155 5 Kesesuaian pengemasan dengan kebutuhan 0,084 6 Kualitas produk dan sertifikasi 0,213 7 Pemberdayaan masyarakat sekitar 0,065 CR = 0,039 (konsisten); Median bobot = 0,155 Berdasarkan pembobotan antar sub kriteria terhadap kriteria pelayanan yang baik kepada masyarakat menunjukkan kualitas produk dan sertifikasi merupakan aspek penting pengelolaan PIA Jawa Timur, dalam hubungannya dengan pelayanan kepada masyarakat. PIA diharapkan menjadi etalase produk agro di Jatim, yang akan dilengkapai dengan layanan jasa eksport-import barang, sehingga kualitas produk yang disediakan harus berkualitas, sehingga benar-benar menjadi tempat central produk agro yang ideal. Kualitas produk dapat ditunjang

5 dengan sertifikasi sehingga semakin menguatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk. Sertifikasi harus dikeluarkan oleh laboratorium yang sah agar kepercayaan masyarakat dapat terjaga. Berdasarkan pembobotan antar sub kriteria terhadap kriteria efisiensi operasional menunjukkan kecepatan dan efektifitas pelayanan adalah hal yang sangat penting untuk menciptakan efisiensi operasional pasar. Namun berdasarkan studi yang selama ini dilakukan pelaku pasar juga membutuhkan fleksibilas dalam hal regulasi, karena kebutuhan iklim yang ada di pasar. Sehingga dapat digambarkan kondisi pasar dengan aturan yang jelas, namun tidak terlalu mengikat dan membuat sulit pelaku pasar dalam bergerak. Hal yang penting dalam mendukung efisiensi operasional pasar adalah adanya kemudahan akses, berupa transportasi yang murah dan terjamin. Sehingga kelancaran siklus konsumen ataupun produsen yang berupa pedagang dan petani dan terus terjaga dengan adanya pendukung tersebut. Dari hasil prioritas kriteria dan sub kriteria yang telah didapatkan, lalu dibuat sebagai pedoman untuk identifikasi faktor-faktor dari berbagai sumber untuk melakukan telaah lingkungan strategik. Berdasarkan hasil brainstorming dengan pengelola PIA dengan mengkaji faktor kekuatan, kelemahan, perekonomian dan politik serta kebijakan pemerintah dihasilkan 17 faktor eksternal dan 19 faktor internal dalam penyusunan strategi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. Dari factor internal dan eksternal tersebut selanjutnya dilakukan analisis strategik yaitu melakukan penilaian lingkungan organisasi melalui telaah lingkungan internal dan telaah lingkungan eksternal (enviromental scanning), dimana kesimpulan dari analisis faktor internal (IFAS) dan kesimpulan dari analisis faktor eksternal (EFAS) merupakan daftar prioritas faktor lingkungan. Hasil dari enviromental scanning diketahui peluang (opportunity) terbesar yang dapat dioptimalkan oleh Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar, besarnya permintaan pasar akan komoditi agro yang berkualitas dengan standart mutu baik di Pasar-pasar Tradisional, serta akan menjadi pusat informasi dan etalase produk agro di Jatim karena didukung oleh departemen-departemen dalam pemerintahan (Pertanian, Kehutanan, Depperindag dan Pariwisata). Sedangkan ancaman (threats) terbesar yang harus diwaspadai pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah penerapan sistem baru dalam sirkulasi perdagangan dan sistem perdagangan didalamnya yang belum tentu dapat diterima masyarakat, kurangnya produk yang dapat masuk PIA karena rendahnya kualitas produk Agro di Indonesia & tingginya standart yang diberlakukan serta persaingan dengan pasar modern yang memberikan harga murah dengan pelayanan yang nyaman, dimana pengambilan produk dilakukan langsung dari petani. Sedangkan kekuatan (strength) terbesar yang dimiliki Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah merupakan pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas dengan adanya laboratorium dan penerapan sertifikasi, memiliki lahan yang sangat luas dengan fasilitas yang sangat lengkap, lokasi yang terjangkau dengan kendaraan umum dan penerapan sistem pengelolaan modern yang akan mendahulukan kecepatan dan efektifitas pelayanan (birokrasi yang pendek dan efektif). Sedangkan kelemahan (weakness) terbesar yang dimiliki pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah akses transportasi di porong terganggu dengan adanya lumpur lapindo, akses jalan dan angkutan yang belum selesai pembangunannya dan belum memadai, serta Citra PIA di masyarakat kurang baik, terutama dikarenakan permasalahan pembebasan lahan. Hasil matriks IFAS dan EFAS disajikan pada tabel di bawah:

6 Tabel 3. Matriks IFAS dan EFAS Dari matriks IFAS dan EFAS lalu dibuat matriks prioritas goal strategi, yang menghasilkan yaitu dapat menjadi pioner pasar dengan sistem penjagaan kualitas dan penerapan sertifikasi yang didukung penuh oleh departemen dalam pemerintahan untuk melayani besarnya potensi pasar di pasar-pasar tradisional, menjadi pusat informasi dan etalase produk agro di Jatim dengan mengoptimalkan lahan yang sangat luas dan fasilitas lengkap, dengan dukungan penuh pemerintah PIA harus mampu menerapkan sistem pengelolaan modern yang mendahulukan regulasi yang fleksibel dan efektifitas pelayanan, akses transportasi yang terganggu di porong dan akses jalan yang belum memadai mengharuskan PIA memperhatikan tatacara pengiriman barang sehingga permintaan ekspor komoditi agro yang cukup besar dapat terlayani dengan baik, serta potensi permintaan ekspor komoditi agro yang tinggi dan lokasi PIA yang berada di daerah padat penduduk harus diatasi dengan pembangunan akses jalan yang memadai. Dari hasil goals strategi diatas dilanjutkan dengan membuat strategi praktis yang merupakan penterjemahan dari goals tsb dan diberikan bobot nilai berdasarkan keterkaitan dengan visi, misi dan nilai yang dihasilkan.dan penelitian ini, peneliti menggunakan 5 strategi yang memiliki weight score sempurna, yaitu weight score sebesar 12: 1. Menambah akses jalan menuju PIA dengan membuka akses TOL sebagai akses By pass dari dari & luar kota terutama untuk mendapatkan komoditas yang berkualitas dan memenuhi permintaan Ekspor

7 2. Membuat pelayanan ekspor barang yang tercentral sehingga menyediakan fasilitas packaging untuk dapat langsung dikirimkan dengan Standart International 3. Memberikan standart pengiriman barang yang akan masuk PIA dan yang akan dikirim keluar PIA, sehingga kualitas lebih terjaga 4. Menambah alternatif jalan yang memadai menuju sukodono & sidoarjo / dialihkan sehingga akan mengurangi kepadatan dan kemacetan jalan akses menuju PIA 5. Membuat pusat pelatihan bagi Petani untuk meningkatkan hasil tanam dan kualitas produk, serta Memberlakukan sertifikasi produk, dimulai terhadap beberapa barang/ komodity Agro yang dinilai sudah mampu untuk diterapkan sistem tersebut 6. Menerapkan sistem pengelolaan yang modern (IT) dan mengedepankan pelayanan /kenyamanan bagi masyarakat dan customer dengan konsisten KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan mengenai prioritas kriteria-kriteria dan sub kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur serta usulan strategi pengelolaannya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam penentuan prioritas kriteria yang melandasi pengelolaan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur, kriteria yang paling penting adalah pelayanan kepada masyarakat, disusul dengan efisiensi dalam operasional dan pemberdayaan jaringan distribusi. Untuk kriteria pelayanan kepada masyarakat, sub kriteria yang penting adalah kualitas produk yang ditunjang dengan sertifikasi, lingkungan kerja dan perdagangan yang aman dan nyaman, kesesuaian penentuan standart dan pengklasifikasian serta transparansi dalam penentuan harga. Sedangkan untuk kriteria efisiensi dalam operasional, sub kriteria yang penting adalah kecepatan dan efektifitas pelayanan, fleksibilitas Regulasi, keamanan lingkungan dan transportasi murah dan terjamin. 2. Rancangan strategi pengelolaan yang diusulkan kepada pengelola Pasar Induk Agrobis Jawa Timur adalah sebagai berikut: 1. Menambah akses jalan menuju PIA dengan membuka akses TOL sebagai akses By pass dari dari & luar kota terutama untuk mendapatkan komoditas yang berkualitas dan memenuhi permintaan Ekspor 2. Membuat pelayanan ekspor barang yang tercentral sehingga menyediakan fasilitas packaging untuk dapat langsung dikirimkan dengan Standart International 3. Memberikan standart pengiriman barang yang akan masuk PIA dan yang akan dikirim keluar PIA, sehingga kualitas lebih terjaga 4. Menambah alternatif jalan yang memadai menuju sukodono & sidoarjo / dialihkan sehingga akan mengurangi kepadatan dan kemacetan jalan akses menuju PIA 5. Membuat pusat pelatihan bagi Petani untuk meningkatkan hasil tanam dan kualitas produk, serta Memberlakukan sertifikasi produk, dimulai terhadap beberapa barang/ komodity Agro yang dinilai sudah mampu untuk diterapkan sistem tersebut 6. Menerapkan sistem pengelolaan yang modern (IT) dan mengedepankan pelayanan /kenyamanan bagi masyarakat dan customer dengan konsisten

8 DAFTAR PUSTAKA Akdon Strategic Management For Educational Management. Alfabeta, Bandung. Bryson, John M Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Terjemahan M. Miftahuddin. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Istijanto Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Gramedia, Jakarta. Jatim Graha Utama Studi Kelayakan Pasar Induk Agrobis Jawa Timur. PT Karya Nugraha Konsultama, Surabaya. Mahendra, M. S Analisis SWOT dan SMART Keragaan Fasilitas dan Utilitas Pasar di Indonesia. Universitas Udayana, Denpasar. Nurgiyantoro, B., Gunawan dan Marzuki Statistik Terapan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Riduwan Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta, Bandung. Saaty, T.L The Analytical Hierarchy Process; Planning, Priority Setting, Resource Allocation. The Wharion School, University of Pennsylvania. Santoso, S. dan Tjiptono F Riset Pemasaran. Gramedia, Jakarta. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung. Suryadi K., dan Ramdhani M. Ali Sistem Pendukung Keputusan. Cetakan Keempat. CV. Remaja Rosdakarya, Bandung.

STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO

STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO STRATEGI PENGELOLAAN PASAR INDUK AGROBIS JAWA TIMUR DI JEMUNDO Happy Rosalina dan I Putu Artama Wiguna Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisis SWOT Terhadap Alat Formulasi Strategi

Analisis SWOT Terhadap Alat Formulasi Strategi Analisis SWOT Terhadap Alat Formulasi Strategi Menurut Freddy Rangkuti ( 2004 : 18 ), analisis SWOT adalah identifikasi dari berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA Rifki Prakosa Setiawan 1), I Putu Artama Wiguna 2) 1) Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2) Dosen Program Studi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA

STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA Diandra Rizko Siswanto, Lindawati Kartika Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

iv Universitas Kristen Maranatha

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pemasaran Global sudah tidak dapat dihindarkan lagi, terutama Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, merupakan sasaran utama dalam memasarkan produk-produk import. Hal tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal 1, Wahju Herijanto 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pemasaran strategis yang akan diterapkan oleh CV. Gunung Batujajar. Latarbelakang penelitian dilakukan karena peranan divisi pemasaran dan tenaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap akhir. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Invensi perguruan tinggi hendaknya dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Semakin banyak digunakan masyarakat umum tentunya semakin baik. Hal ini sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Kendal, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

VI. PERUMUSAN STRATEGI

VI. PERUMUSAN STRATEGI VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR Frengky Hariyanto - 1301030322 Email : frengky_hariyanto@yahoo.co.id Dosen Pembimbing Hartiwi Prabowo, SE., MM. ABSTRAK PT Indo Jaya Sukses Makmur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Transportasi massal yang tertib, lancar, aman, dan nyaman merupakan pilihan yang ditetapkan dalam mengembangkan sistem transportasi perkotaan. Pengembangan transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang digunakan Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Caraka Yasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa ekspedisi yang berdiri pada tahun 1985. Dalam 5 tahun terakhir PT Caraka Yasa tidak mencapai target penjualan yang seharusnya yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. 5.1 Hasil dan Analisis SWOT

BAB 5 PEMBAHASAN. 5.1 Hasil dan Analisis SWOT 79 BAB 5 PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan dalam rangka mengembangkan Kawasan Sentra Industri Keripik Kota Bandar Lampung dengan pendekatan analisis SWOT dan AHP.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alur /Kerangka Desain Penelitian Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat oleh Sugiyono, dikutip bahwa: Metodologi penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

BAB III. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan

BAB III. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan untuk tujuan pertama ( untuk mengetahui kondisi e-marketing pada PT Rejeki Alam

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EFEKTIFITAS OPERASIONAL TERMINAL MADYOPURO MALANG

KAJIAN EFEKTIFITAS OPERASIONAL TERMINAL MADYOPURO MALANG KAJIAN EFEKTIFITAS OPERASIONAL TERMINAL MADYOPURO MALANG Anang Bakhtiar Program Magister Teknik Sipil Universitas Brawijaya anangbakhtiar@gmail.com ABSTRAK Terminal Madyopuro merupakan sub terminal dan

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan dan pembangunan suatu daerah haruslah disesuaikan dengan potensi yang dimiliki daerah bersangkutan dan inilah kunci keberhasilan program pengembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT Lampiran II. ANALISA SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sentra Kerajinan Bambu (SKB) Putra Handicraft, Jl. AH Nasution, Kampung Situ Beet, Kelurahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pertama kali peneliti akan mempelajari mengenai visi misi dan tujuan perusahaan, dimana perusahaan yang

Lebih terperinci

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005 MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikulsaleh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Buaya Indonesia Jaya (TBIJ) yang terletak di Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha sejenis yang pada dasarnya mereka mendirikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG

KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG Purnomo 1), Rudy Setiawan 2), 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA

STRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA STRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA Rabinra Rachman Bazar 1, Nadjadji Anwar 2, Supani 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(2): 43-49, Desember 2012 Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara Strategic analysis

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF KULIT IKAN PARI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN SWOT DAN AHP Feny Yuliana Andriani 1, Delia Isti Astari 2, Diniarie Budhiarti 3, Kiki

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KECIL- MENENGAH PRODUK IKAN TERI NASI Rachmad Hidayat Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Unijoyo Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal Email: rachmad_h@ymail.com

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Secara umum perusahaan mempunyai tujuan dan sasaran yang sama, yaitu mencapai keberhasilan dalam memperoleh laba. Laba yang diperoleh perusahaan sering

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. 71 DAFTAR PUSTAKA Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. Cooper, D.R. and Emory, C.E., 1992. Business Research Methods, 2 nd Edition, Richard D. Irwin. Inc. David,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

Puryantoro Fakultas Pertanian - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Puryantoro Fakultas Pertanian - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING MANGGA MANALAGI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PELAKU RANTAI PASOK (STUDI PADA PEDAGANG PENGUMPUL MANGGA DI SITUBONDO) Puryantoro Fakultas Pertanian - Universitas

Lebih terperinci