LEMBAR PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI YANG BERJUDUL PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI YANG BERJUDUL PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO"

Transkripsi

1 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI YANG BERJUDUL PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh SARLIN SALEH NIM Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd NIP NIP Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si NIP

2 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SARLIN SALEH (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango?. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menjadi subyek penelitian adalah Guru wali kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa Guru kelas V SDN 2 Tapa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dari 16 aspek yang diamati yang nampak hanya 8 aspek langkah-langkah metode demonstrasi yang dilaksanakan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango tergolong kurang baik, karena Guru Kelas V dalam menerapkan metode demonstrasi tidak sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi dan tidak pula memiliki buku pedoman model-model pembelajaran terutama buku pedoman metode demonstrasi. Sehingga pada saat pembelajaran Guru Kelas V dalam menggunakan metode demonstrasi hanya sesuai dengan caranya sendiri tanpa menggunakan buku pedoman metode demonstrasi. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Pada Pembelajaran IPA Sarlin Saleh Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar; Prof. Dr. H. Abdul Haris PanaI, S.Pd, M.PdSelaku DosenPembimbing 1 Pendidikan Guru SekolahDasar, UNG; Meylan Saleh, S.Pd, M.PdSelaku Dosen Pembimbing 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 1

3 Namun kenyataannya yang terjadi dilapangan Di SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango khususnya pada Kelas V pada pembelajaran IPA Guru masih kurang menggunakan metode demonstrasi, Guru belum sepenuhnya melibatkan fisik dan mental Siswa dalam proses pembelajaran, Guru hanya menggunakan metode mengajar yang menonton yaitu metode ceramah. Sehingga Siswa cenderung bosan dalam pembelajaran, Selain itu juga kurangnya perhatian Guru pentingnya penggunaan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA, sehingga dalam menerapkan metode demonstari belum sesuai dengan langkah- langkah metode demonstrasi. Berdasarakan uraian Latar Belakang di atas Peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango. Adapun yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah mendeskripsikan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango Arti kata penerapan adalah bisa berarti pemakaian suatu cara atau metode atau suatu teori atau sistem. Sedangkan menurut beberapa Ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. (Answer 2012) Menurut Djaurhar, Dkk. (2009:20) Metode pembelajaran adalah komponen cara pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran. setiap metode mengajar selalu memberikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Oleh sebab itu sebelum pembelajaran berlangsung guru sebaiknya memilih metode pembelajaran yang tepat. Artinya metode pembelajaran yang sesui dengan tujuan, materi pembelajaran, karakteristik Siswa, dan ketersedian fasilitas pendukungnya dan ketersediaan waktu. Menurut Sanjaya, Dkk. (Dalam Abimanyu, (2009:10) Mengemukakan bahwa demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh Guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus di demonstrasikan. Sedangakan menurut Muhammad (2008:84) Demonstrasi 2

4 berarti pertunjukan. Dalam pengajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan suatu proses, berkenaan dengan bahan pelajaran. Adapun devinisi lain Menurut Djamarah (2005:239) Metode demonstrasi ialah suatu metode yang digunakan untuk memperhatikan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki Guru lebih aktif dari pada anak didik. Menurut Abimanyu, Dkk. (2009:6-11) Metode demonstrasi digunakan dengan tujuan : 1. Mengerjakan suatu proses atau prosedur atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa. 2. Mengkongritkan informasi atau penjelasan kepada siswa. 3. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara bersamasama. Selain mempunyai Tujuan Adapun Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi (Sandika, 2012) adalah : 1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan 2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Menurut Abimanyu, Dkk. (2009:12-13) Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi meliputi hal-hal berikut: 1) Kegiatan Persiapan a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa b. Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. c. Menyiapakan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah disiapkan. d. Melakukan latihan pendemonstrasi termasuk cara penggunaan peralatan yang di perlukan 2) Kegiatan Pelaksanaan Metode Demonstrasi 1. Kegiatan Pembukaan a. Atur tempat duduk yang memungkinkan setiap siswa dapat memperhatikan apa yang didemonstrasikan Guru. b. Tanyakan pelajaran sebelumnya c. Timbulkan motivasi Siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas 3

5 d. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh Siswa dan juga tugastugas apa yang harus dilaksanakan disamping dalam demonstrasi nanti. 2. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Mulailah melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan dan dipersiapan oleh Guru. b. Pusatkan perhatian siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dari demonsatrasi yang dilakukan oleh Guru sehingga semua Siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan sebaik-baiknya. c. Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana menegangkan. d. Berikan kesempatan kepada Siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses demonstrasi termaksuk memberi kesempatan bertanya dan komentar-komentar. 3. Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran a. Meminta Siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok atau langakah-langakah kegiatan demonstrasi. b. Memberikan kesempatan pada Siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami c. Melakukan evaluasi, Baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi. d. Tindak lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya maupun tugas-tugas untuk mendalami materi yang baru diajarkan. Menurut Abimanyu, Dkk. (2009:11-12) Kekuatan dan kelemahan metode demonstrasi adalah : a) Kekuatan Metode Demonstrasi a. Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongrit sehingga terjadi verbalisme b. Siswa akan lebih muda memahami materi pelajaran yang didemonstrasikan itu. c. Proses pambelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. d. Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri. e. Menyajikan materi tidak bisa disajikan oleh metode lain b) Kelemahan Metode Demonstrasi a. Tidak semua Guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik b. Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi yang sering tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu. c. Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan metode ceramah dan tanya jawab. 4

6 d. Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang matang Menurut Abimanyu, dkk (2009:12) kelemahan metode demonstrasi dapat diatasi melalui berbagai cara berikut : 1) Guru harus terampil melakukan demonstrasi. 2) Melengkapi sumber, alat dan media pembelajaran yang diperlukan untuk demonstrasi. 3) Mengatur waktu sebaik mungkin. 4) Membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin. Menurut Yamin (2009:65-66) penggunaan metode demonstrasi dapat diterapakan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sunggu-sungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh Guru dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, Siswa diberi kesempatan melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah diperagakan oleh Guru atau Pelatih. Metode demonstrasi dapat dilaksanakan apabila Yamin (2009:65-66) : a. Manakalah kegiatan pembelajran bersifat formal, magang, atau latihan kerja. b. Bila materi pembelajaran berbentuk gerak, petunjuk, sederhana untuk melakukan ketrampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan prosedur, melaksanakan suatu kegiatan. c. Manakalah Guru pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya. d. Pengajar bermaksud menunjukan suatu standar penampilan. e. Untuk menumbuh motivasi siswa tentang latihan/praktik yang kita laksanakan. f. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca didalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan. g. bila bermasalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi. Menurut Djauhar (2009:9).Istilah Pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran, dan istilah belajar-mengajar yang dapat kita perdebatkan, atau kita dapat abaikan saja yang penting makna dari ketiganya. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Menurut Tia, Dkk. (2008:3) Ilmu Pengetahuan (Sains) adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam secara apa adanya. Sedangakan menurut Usman 5

7 Samatoa (2006 :3) ilmu pengetahuan alam adalah merupakan terjemahan kata-kata inggris, yaitu natural science. Artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Menurut Samatoa (2006:14-15) pendekatan belajar mengajar yang paling cocok dan paling efektif dalam pembelajaran IPA di SD adalah pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi dan belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Selanjutnya menemukan ciri-ciri esensial dari situasi kehidupan yang berbeda-beda akan meningkatkan kemampuan menalar, berprakarsa, dan berfikir kreatif pada anak didik. Selanjutnya model belajar yang cocok untuk anak indonesia adalah belajar melalui pangalaman langsung (learning by doing).model Pembelajaran ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri. Menurut Samatoa (2006:15) IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapanya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting, tetapi pengajaran Ipa yang bagaimanakah yang paling tepat untuk anak-anak? oleh karena struktur kognitif anakanak tidak dapat dibandingakan dengan struktur kognitif ilmuan, padahal mereka perlu diberikan kesempatan untuk berlatih ketrampilan-ketrampilan proses IPA yang perlu dimodifikasikan sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Pembejaran IPA di sekolah dasar bertujuan agar peserta Didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Milya, 2012): 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA 6

8 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2Tapa Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini di bagun pada tahun 1956, Kepala Sekolah yang memimpin sekarang ini, Misnawati Razak S,Pd,MM. Secara fisik Sekolah SDN 2 tapa berbentuk Huruf U Yang bangunanya tergabung dengan SDN 3 Tapa menghadap ke arah Timur. Di SDN 2 Tapa memiliki 11 rungan, yang terdiri dari 6 ruang belajar, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan dewan Guru / tata usaha, 1 ruangan UKS, 1 Ruangan Musolah. Luas Gedung 560 m² dan luas halam 3533 m². Selain bangunan-bangunan tersebut, SDN 2 Tapa memiliki WC dan kamar mandi, kantin sekolah serta fasilitas perlengkapan. Penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriftif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya dengan harapan dapat memberikan gambaran tentang Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Peran peneliti sebagai pengamat langsung terhadap kegiatan- kegiatan yang akan diteliti sangat menentukan hasil penelitian, maka dengan cara riset lapangan sebagai pengamat penuh secara langsung pada lokasi penelitian, peneliti dapat menemukan langsung dan mengumpulkan data secara langsung. Jadi dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri yang sekaligus pengumpulan data. 1. Data Penelitian 2. Sumber Data Penelitian 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data uji Kreadibilitas data trigulasi. Yaitu observasi, Wawancara dan dokumentasi. Data Penelitian ini akan di analisis secara deskriftif kualitatif berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti redukasi data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut : a. Melaksanakanobservasiawal b. Melakukan konsultasi dengan Dosen Pembimbing c. Mengadakanpertemuan dengan kepala sekolah SD dan guru mitrauntukkerjasamadalampelaksanaankegiatan d. Mengumpulkan data di lokasi dengan melakukan, observasi, wawancara dan dokomentasi. 7

9 e. Pengkajianmasalahsekaligusmembuatlembarpengamatanberisinamaana k, jugakegiatan yang dikembangkan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekolah SDN 2Tapa Kabupaten Bone Bolango di bagun pada tahun 1956, Kepala Sekolah yang memimpin sekarang ini, Misnawati Razak,S,Pd,MM. Secara fisik Sekolah SDN 2 tapa berbentuk Huruf U Yang bangunanya tergabung dengan SDN 3 Tapa menghadap ke arah Timur.Di SDN 2 Tapa memiliki 10 rungan, yang terdiri dari 6 ruang belajar, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan kepala sekolah / ruangan dewan Guru, 1 ruangan UKS, 1 Ruangan Musolah. Luas Gedung 560 m² dan luas halam 3533 m². Selain bangunan-bangunan tersebut, SDN 2 Tapa memiliki WC dan kamar mandi, kantin sekolah serta fasilitas perlengkapan. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango, Peneliti melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA di kelas V. Setelah melakukan wawancara peneliti melakukan observasi pembelajaran guna mendapatkan informasi yang lebih jelas lagi tentang penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil wawancara antara Peneliti dan Guru kelas V SDN 2 Tapa, Peneliti dapat menyimpulkan bahwa Guru Kelas V dalam menerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA sudah baik karena sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi. Selain itu pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat memusatkan perhatian Siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dalam pembelajaran dan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis termaksud memberikan kesempatan bertanya dan komentar dalam pembelajaran. berdasarkan tabel observasi 4.1 dan tabel 4.2 Guru telah menunjukan hasil yang kurang maksimal dalam menggunakan metode demonstrasi karena belum sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi. Dari hasil pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dari 16 aspek yang diamati yang nampak hanya 8 aspek langkah-langkah metode demonstrasi yang dilaksanakan. Jadi dapat disimpulkan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tapa belum berjalan semaksimal mungkin. Dari hasil wawancara dan pengamatan diatas yang dilakukan di kelas V SDN 2 Tapa kabupaten Bone Bolango pada proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi terdapat perbedaan hasil wawancara dan hasil obsevasi. Dalam wawancara Peneliti menemukan gambaran Guru kelas V dalam menerapakan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA sudah baik sesuai dengan langkah-langkah 8

10 demonstrasi sedangkan hasil observasi pembelajaran peneliti menemukan gambaran Guru kelas V SDN 2 Tapa dalam melakukan penerapan metode demonstrasi belum sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi. Jadi dapat disimpulkan Guru kelas V SDN 2 Tapa dalam melakukan metode demonstrasi belum sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi, Selain itu juga Guru kelas V Tidak memiliki buku pedoman model-model pembelajaran termaksud metode demonstrasi. Sehingga dalam pembelajaran dengan mengunakan metode demonstrasi Guru kelas V SDN 2 Tapa melakukan demonstrasi dengan caranya sendiri tampa ada pegangan langkah-langkah metode demonstrasi. terkadang Guru kelas V dalam melakukan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA tidak melakukan praktek atau tidak melakukan prademonstrasi tapi hanya melihat di buku cetak tampa melakukan praktek terlebih dahulu. Sedangkan Menurut Yamin (2009:65) penggunaan metode demonstrasi dapat diterapakan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sunggu-sungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh Guru dan pelatih yang ditunjuk. Selain itu ada pendapat lain dari Abimanyu. (2009:11) berpendapat bahwa Dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya. Sedangkan sesuai pengamatan peneliti Guru tidak memberikan kesempatan kepada Siswa untuk aktif dan kritis termaksud memberikan kesempatan bertanya dan komentar pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Sehingga Penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tapa belum berjalan secara maksimal karena belum sesuai dengan langkah-langkah metode Demonstrasi. 9

11 PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bulango tergolong kurang baik, karena Guru Kelas V dalam menerapkan metode demonstrasi tidak sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi dan tidak pula memiliki buku pedoman model-model pembelajaran terutama buku pedoman metode demonstrasi. Sehingga pada saat pembelajaran Guru Kelas V dalam menggunakan metode demonstrasi hanya sesuai dengan caranya sendiri tanpa menggunakan buku pedoman metode demonstrasi. Saran Untuk menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA hendaknya sesuai dengan langkah-langkah demonstrasi, Dan melakukan demonstrasi hendaknya dipersiapkan secara matang apa yang akan kita demonstrasikan. Selain itu dalam pembelajaran kita harus memberikan kesempatan kepada Siswa untuk aktif dan kritis termaksud memberikan kesempatan bertanya dan komentar pada saat pembelajaran dan Guru harus memiliki buku pedoman model-model pembelajaran agar suatu model pembelajaran yang dipakai sesuai dengan langkah-langkahnya 10

12 DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli, dkk Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ali, Muhammad Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensiondo Mutiara, Tia, dkk Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMK dan MAK Kelas X. Penerbit Erlangga Samatoa, Usman Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Bungur Senen Jakarta Pusat: PT.Pustaka Indonesia Press Siddig, M, Djauhar, Dkk Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional Yamin, Martinis Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada(GP) Press Jakarta Answer Qustion/indeks?qid= AAAVIFy. (Diakses minggu 9 februari 2014 pukul 17: 45 ) Milya, hakekat-pendidikan-sians. (Diakses minggu 31 maret 2014 pukul 12: 00 ) 11

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 4 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO. Oleh LIAN UMAR NIM.

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 4 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO. Oleh LIAN UMAR NIM. LEMBAR PENGESAHAN JURNAL KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 4 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Oleh LIAN UMAR NIM. 151 410 088 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. Abd Haris PanaI,

Lebih terperinci

pembelajaran berkembang, agar pembelajaran dapat berkembang kegiatan

pembelajaran berkembang, agar pembelajaran dapat berkembang kegiatan 1 Gambaran Tentang Penerapan Metode Demonstrasi Pada pembelajaran IPA di SDN 04 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo Oleh : Asna Rivai Pembimbing I : Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Pd Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1. Pengertian IPA Dalam Puskur, Balitbang Depdiknas (2009 : 4) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BUNYI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN I KABILA KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONEBOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BUNYI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN I KABILA KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONEBOLANGO 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BUNYI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN I KABILA KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONEBOLANGO AGUSTINA M. INAKU (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 16 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 16 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 16 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Nurmalasari A. Kasim NIM. 151410086 Pembimbing I Dr. Sukirman Rahim, M.Si Pembimbing II Drs. Djotin Mokoginta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam atau IPA merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural artinya alamiah,berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Belajar Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam

Lebih terperinci

INDRIYATI HEMETO (Mahasiswa S1 Jurusan PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.

INDRIYATI HEMETO (Mahasiswa S1 Jurusan PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGARUH GAYA TERHADAP GERAK BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KLEAS IV SDN 21 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO INDRIYATI HEMETO (Mahasiswa S1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. isinya. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari

BAB I PENDAHULUAN. isinya. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sains adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala isinya. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab-akibat, hubungan kausal dari kejadian-kejadian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VI SDN 1 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO JURNAL

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VI SDN 1 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO JURNAL PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VI SDN 1 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO JURNAL Oleh INDAH C.S.R MOKOGINTA NIM. 151 410 118 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk mendukung pemahaman dengan melihat berbagai aspek kehidupan.

Lebih terperinci

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Via Ulfah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Via Ulfah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan negara ditentukan oleh kualitas pendidikan. Karena pendidikan merupakan ujung tombak maju atau mundurnya suatu negara, hal tersebut dapat diraih apabila

Lebih terperinci

RAFLIN TOYITI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Prof.Dr. H. Abd Haris PanaI, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.

RAFLIN TOYITI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Prof.Dr. H. Abd Haris PanaI, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MAGNET MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS V SDN I BULADU KECAMATAN SUMALATA TIMURKABUPATEN GORONTALO UTARA RAFLIN TOYITI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG)

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO. Oleh : Stivan Saleh 1. Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd 2. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Rini, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Aktivitas Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu program pendidikan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sains menurut UU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS III SDN 12 BOTUMOITO KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO rahma@gmail.com Lukman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 3 Bulango

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 3 Bulango BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango. Penlitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah perlu dikedepankan. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena seiring perkembangan zaman di era globalisasi

Lebih terperinci

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar. Menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengungkapkan bahwa sains

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA Dinamika Vol. 4, No. 4, April 2014 ISSN 0854-2172 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA SDN Pangkah 01 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut sains adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut sains adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut sains adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70). BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sitem pendidikan nasional mempunyai peran amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada

Lebih terperinci

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Rahmat Husain (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Drs. H. Haris

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Materi Magnet 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar secara umum terbagi menjadi dua kata penting, yakni hasil dan belajar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yakni dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. yakni dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian adalah di SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango, Tahun Ajaran 2012/2013 dan waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Risni m. lateka 1, Hamzah Yunus 2, Fitri Hadi Yulia Akib

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FRIDA IKA YUHASTUTI A54E111072 PROGAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam sering disebut science. Telah mempengaruhi sebagian besar kehidupan manusia. Setiap warga masyarakat

Lebih terperinci

LEMBAR PENEGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENEGESAHAN JURNAL LEMBAR PENEGESAHAN JURNAL DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM MELAKUKAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN ASLI DI KELAS II SDN 1 TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh Asna Diu NIM. 151 411 120 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Sejarah Singkat SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango

BAB III METODE PENELITIAN Sejarah Singkat SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum 3.1.1.1 Sejarah Singkat SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tapa Jalan Abdullah Amu, Desa Keramat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 11 TABONGO KABUPATEN GORONTALO. Roslian Tute, Hakop Walangadi, Elmia Umar

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 11 TABONGO KABUPATEN GORONTALO. Roslian Tute, Hakop Walangadi, Elmia Umar 1 PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 11 TABONGO KABUPATEN GORONTALO Roslian Tute, Hakop Walangadi, Elmia Umar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SRI YANTI MAHMUD

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SRI YANTI MAHMUD PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SRI YANTI MAHMUD (Mahasiswa S1 Jurusan PGSD FIP UNG) Pembimbing Hj. Sumarni Mohamad, S.Pd,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA. Hal-hal tersebut terjabar dalam penjelasan berikut. 2.1.1. Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MEDIA LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SDN 2 PUSIAN KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Oleh: Rusni Manggopa

Lebih terperinci

AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SDN 01 MHU KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROSIDAH NIM.

AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SDN 01 MHU KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROSIDAH NIM. AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SDN 01 MHU KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN Oleh ROSIDAH NIM. F34210107 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERISTIWA ALAM MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 68 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERISTIWA ALAM MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 68 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERISTIWA ALAM MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 68 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Abubakar Timumun (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit adalah disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit adalah disiplin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit adalah disiplin ilmu yang terdiri dari ilmu fisik dan ilmu biologi. Ilmu pengetahuan alam berupaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala macam kegaitan yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala macam kegaitan yang dilakukan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan segala betuk kegiatan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sardiman (2008:100) menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, dalam menyampaikan suatu materi untuk diajarkan kepada siswa dalam suatu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI I GOMBANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban : 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi. Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia harus menapaki

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal Yang Berjudul FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONEBOLANGO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi yang diajarkan di Sekolah Dasar terbagi atas beberapa disiplin ilmu. Salah satu bidang ilmu yang diajarkan adalah ilmu yang mempelajari tentang alam atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin Ilmu, misalnya perkembangan yang pesat di bidang tekhnologi produksi dan terapan yang dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN IPA di sekolah dasar bukan hanya menitikberatkan pada penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip saja tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak utama kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui dua jalur yaitu jalur

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui dua jalur yaitu jalur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui dua jalur yaitu jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Jalur pendidikan di sekolah diselenggarakan melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya alam manusia merupakan inti dan titik berat dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Keberhasilan pencapaian pembangunan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di Sekolah Dasar. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran IPA yang diajarkan di Sekolah Dasar merupakan salah satu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pemahaman siswa tentang konsepkonsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.Pembelajaran Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik (Djamarah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN 72 KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ( Sudjana,2011 : 1). Upaya pengembangan pendidikan pada tingkat satuan dasar, menengah, atas merupakan sebuah keharusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ( Sudjana,2011 : 1). Upaya pengembangan pendidikan pada tingkat satuan dasar, menengah, atas merupakan sebuah keharusan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

Lebih terperinci

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui metode demonstrasi kemampuan siswa menentukan sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada siswa

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui metode demonstrasi kemampuan siswa menentukan sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada siswa 1 Abstrak MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 4 TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Ewin Adam Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah dipelajari dari jenjang sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa: 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi kehidupan diri sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003Pasal 1 tentang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh MAISARAH F34211034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah kata yang sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata pendidikan pun sudah tidak asing lagi di dengar oleh seluruh lapisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar. Mengetahui keberrhasilan atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengalaman Belajar Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru haruslah direspon oleh siswa dengan memperoleh suatu pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA KELAS VII.8 SMP NEGERI 2 MASARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA KELAS VII.8 SMP NEGERI 2 MASARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA KELAS VII.8 SMP NEGERI 2 MASARAN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sains. Sains (Inggris: science) berasal dari bahasa latin scientia yang berarti (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. sains. Sains (Inggris: science) berasal dari bahasa latin scientia yang berarti (1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat sebagai sains. Sains (Inggris: science) berasal dari bahasa latin scientia yang berarti (1) pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses yang komplek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan menjamin pertumbuhan

Lebih terperinci