Oleh : Sri Ayu Saputri Daud Telah diperikasa dan disetujui. Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Sri Ayu Saputri Daud Telah diperikasa dan disetujui. Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Kimia"

Transkripsi

1 PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal: Identifikasi Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Zat Dengan Menggunakan Instrumen Tiga Tingkat (Three-tier test) Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Model Limboto Oleh : Sri Ayu Saputri Daud Telah diperikasa dan disetujui PEMBIMBING I PEMBIMBING II Dr. Lukman A.R Laliyo, M.Pd, MM Julhim S. Tangio, M.Pd NIP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Dr. Akram Lakilo, M.Si NIP

2 JURNAL PENELITIAN : 2014 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN WUJUD ZAT DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES TIGA TINGKAT(THREE-TIER TEST) PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI MODEL LIMBOTO Sri Ayu Saputri Daud 1, Lukman A.R Laliyo 2, Julhim S. Tangio 3 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui gambaran tingkat pemahaman konsep perubahan wujud zat siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto yang terkait dengan konsep-konsep yang tidak dipahami siswa dan kesalahan-kesalahan konsep yang dialami siswa, dan (2) Pe rsentase siswa yang dikategorikan paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 84 siswa yang diambil dengan tekhnik purposif sampling yang terdiri dari kelas VII 1, VII 4 dan VII 8. Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen tes tiga tingkat (Three-tier test) yang terdiri dari 15 item soal. Hasil uji instrumen tes diperoleh tingkat validasi isi sebesar 93,3% dan reliabilitas 0,77.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa gambaran tingkat pemahaman siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto pada konsep perubahan wujud zat yaitu untuk siswa kelas VII 1 termasuk dalam kategori rendah yakni 45,5%, kelas VII 4 32,5% termasuk dalam kategori sangat rendah, dan untuk kelas VII 8 25,1% termasuk dalam kategori sangat rendah. Persentase rata-rata jawaban benar siswa secara keseluruhan adalah 34,4%, hal ini menunjukkan gambaran tingkat pemahaman siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto termasuk dalam kategori sangat rendah. Dari 9 indikator yang diujikan ditemukan 34,4% siswa yang dikategorikan paham konsep, 34,5% siswa yang dikategorikan tidak paham konsep dan 30,8% siswa yang dikategorikan miskonsepsi. 1 KataKunci: PemahamanKonsep,InstrumenThree-Tier Test, KonsepPerubahan Wujud Zat 1 Sri Ayu Saputri Daud, , Jurusan Kimia, Prodi Pend. Kimia Fakultas MIPA 2 Pembimbing I Dr. Lukman A.R Laliyo, M.Pd, MM 3 Pembimbing II Julhim S. Tangio, S.Pd, M.Pd 2

3 PENDAHULUAN Pemahaman konsep merupakan kemampuan seseorang dalam mengetahui atau memahami, menganalisis, membedakan, memberikan contoh, menerapkan, menuliskan kembali dan menyimpulkan suatu konsep yang telah dipelajari sebe lumnya. Menurut Sudjiono (1996) pemahaman adalah kemamuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dalam pembelajaran pemahaman konsep merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep serta fakta yang diketahuinya sehingga mampu menjelaskan, mendemontrasikan, memberikan contoh dan menggunakan konsep yang telah dipelajari dan memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Gabel menyatakan bahwa konsep yang sulit dapat menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi. Setiap siswa memiliki konsepsi awal yang dibawa siswa kedalam kelas sebelum memberikan konsep atau informasi baru agar konsep yang diberikan dapat dengan mudah diterima dalam struktur kognitif siswa dan tidak terjadi miskonsepsi pada siswa (dalam Rahmaningsih, 2013). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi pemahaman siswa diantaranya dengan tes pilihan ganda dan wawancara diagnosis. Namun, kedua cara tersebut belum mampu mengidentifikasi pemahaman siswa dengan baik, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang tidak mampu menjawab dengan benar soal-soal yang diberikan karena tidak memahami konsep dan mengalami miskonsepsi. Tes pilihan ganda dapat dengan mudah diberikan kepada siswa dalam jumlah besar, objektif dan mudah dianalisis, namun soal pilihan ganda tidak dapat menyelidiki jawaban siswa lebih dalam. Wawancara diagnosis dapat digunakan untuk menyelidiki konsepsi siswa lebih dalam, namun tidak dapat diberikan kepada siswa dalam jumlah yang besar, tidak dapat dianalisis dengan mudah dan terlalu banyak memakan waktu. Salah satu cara yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa adalah Three-Tier Test. Three-Tier Test yaitu soal pilihan ganda dengan tiga tingkat pertanyaan dimana tingkat pertama menanyakan materi, tingkat kedua meanyakan alasan dari jawaban tingkat pertama, dan tingkat ketiga berupa indeks keyakinan siswa dalam menjawab. Kelebihan dari instrumen Three-Tier Test adalah dapat mengidentifikasi pemahaman konsep peserta didik dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu, dapat mengetahui kemungkinan peserta didik yang menjawab salah karena mengalami miskonsepsi atau tidak memahami materi. Instrumen Three-Tier Test ini telah digunakan oleh beberapa peneliti diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Haki Pesman (2005) pada konseparus listrik, yang berjudul Development Of a Three-TierTest To Assess Ninth Grade Students Misconceptions About SimpleElectric Circuits, penelitian Dindar & Gerban (2011) pada konsep asam basa yang berjudul Development ofa Three-Tier Test To Assess High School Students Understanding of Acids and Bases. Hasil dari penelitian ini adalah tes three-tier lebih efektif dalam menilai pemahaman siswa daripada tespilihanganda karena tes three-tier dapat membedakan siswa yang paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsidengan menganalisis tingkatan (Salirawati, 2010). 3

4 Salah satu materiyang menimbulkan miskonsepsi adalah materi perubahan wujud zat.berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bucat dan Fenshan (1995)menunjukkan bahwa siswa cenderung mengalami kesulitan dalam memahami konsep perubahan wujud dan sifat materi pada tingkat makroskopis dan mikroskopis.(laliyo, 2010). Berdasarkan hasil penelitianlaliyo (2010) tentang konsep perubahan wujud zat menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang memiliki konstruksi pemahaman yang benar tentang perubahan wujud zat, ditinjau dari konsepsinya tentang ukuran partikel (21,4%), berat partikel (27,3%), jarak antar partikel (53,5%), dan gerak partikel (53,5%). METODE PENELITIAN Latar Penetapan Lokasi Penelitian MTs Negeri Model Limboto adalah salah satu sekolahdi Kabupaten Gorontalo dengan jumlah tenaga pengajar secara keseluruhan 40 orang.jumlah kelas 25 ruangan, dan jumlah siswa secara keseluruhan 800 siswa dimana jumlah perkelas31 siswa, untuk kelas VII terdiri dari delapan kelas dengan jumlah siswa 250. Sekolah ini memiliki 3 orang tenaga pengajar IPA. Sekolah ini merupakan tempat pelaksanaan penelitian dengan alasan karena sekolah ini berdasarkan hasil observasi pembagian kelasnya didasarkan pada peringkat, jadi penelitian ini akan mengidentifikasi pemahaman siswa pada kelas yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah pada konsep perubahan wujud zat. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (Ju li-september) mulai dari tahap persiapan sampai tahap penyusunan. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan pemahaman konsep siswa pada materi perubahan wujud zat yang dijabarkan dalam kategori paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah 250 siswa. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 yang berjumlah 31 siswa, siswa kelas VII 4 yang berjumlah 29 siswa, dan siswa kelas VII 8 yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposif sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan. Menggunakan tekhnik purposif sampling dalam penelitian ini karena tujuan dari penelitian ini akan mengidentifikasi pemahaman konsep siswa yang berkemampuan tinggi yakni kelas VII 1, siswa yang berkemampuan sedang yakni kelas VII 4, dan siswa yang berkemampuan rendah yakni kelas VII 8. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes tiga tiga tingkat ( Three-tier test). Pada Three-tier test ini terdapat tiga tahap, tahap pertama berisi pertanyaan yang mengandung berbagai pilihan jawaban, tahap kedua berisi alasan-alasan yang mengacu pada jawaban-jawaban yang terdapat 4

5 pada bagian pertama, dan tahap ketiga berupa indeks keyakinan siswa dalam menjawab. Instrumen tes tiga tingkat dalam penelitian ini terdiri dari 9 indikator yang tersebar dalam 15 butir soal. Sebelum tes digunakan untuk menjaring data terlebih dahulu dilakukan verifikasi yang terdiri dari uji validitas dan uji rabilitas. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memberikan makna data yang telah dikumpulkan dari sampel penelitian. Data yang akan dianalisis meliputi gambaran pemahaman siswa pada konsep perubahan wujud zat dan persentase siswa yang dikategorikan paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi. Adapuan analisis data yang dilakukan sebagai berikut a. Analisis Data Gambaran Tingkat Pemahaman Siswa Pada Konsep Perubahan Wujud Zat Data gambaran pemahaman siswa pada konsep perubahan wujud zat diperoleh dengan menggunakan tes dalam bentuk three-tier test (tes tiga tingkat). Pada tes ini peneliti menganalisis data hasil penelitian secara deskriptif dengan menggunakan persamaan menurut Arikunto(2009: 245)sebagai berikut: X= b. Analisis Data Persentase Siswa pada Kategori Paham Konsep, Tidak Paham Konsep dan Misonsepsi Untuk mengetahui siswa yang yang dikategorikan paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi data yang dikumpulkan dari tes tiga tingkat (three-tier test) dianalisis dengan menggunakan tabel kategori tingkat pemahaman peserta didik berdasarkan jawaban three-tier test Tabel 1.Katgori tingkat pemahaman Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Kategori Benar Benar Yakin Paham Konsep Benar Benar Tidak Yakin TidakPaham Konsep Benar Salah Yakin Miskonsepsi Benar Salah Tidak Yakin Tidak Paham Konsep Salah Benar Yakin Miskonsepsi Salah Benar Tidak Yakin Tidak Paham Konsep Salah Salah Yakin Miskonsepsi Salah Salah Tidak Yakin Tidak Paham Konsep 5

6 (Astari, 2012:5) HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) gambaran pemahaman siswa pada konsep perubahan wujud zat, (2) konsep-konsep perubahan wujud zat yang belum dipahami siswa dengan baik, dan (3) mengetahui persentase siswa yang dikategorikan paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi pada materi perubahan wujud zat dengan menggunakan instrumen tes tiga tingkat (Three-Tier Test). Deskripsi dilakukan berdasarkan data perolehan jawaban siswa berkenaan dengan pemahamannya tentang konsep perubahan wujud zat. Berdasarkan data hasil penelitian dengan menggunakan instrumen tes tiga tingkat, persentase pemahaman konsep siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto pada materi perubahan wujud zat dalam tiga kategori tingkat pemahaman yaitu kategori paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2.Persentase Kategori Tingkat Pemahaman Berdasarkan Jawaban Siswa Pada Setiap Indikator Indikator Menjelaskan pengertian zat dan sifat-sifat zat Memberikan contoh perubahan wujud zat dalam kehidupan seharihari Menjelaskan perubahan wujud zat berdasarkan perubahan fisika dan kimia Menafsirkan Susunan partikel masing-masing zat Menjelaskan gerak partikel pada masingmasing wujud zat Menjelaskan perbedaan kohesi dan adhesi berdasarkan hasil pengamatan Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari Menghitung massa jenis suatu zat Menggunakan konsep massa jenis untuk Kelas VII 1 Kelas VII 4 Kelas VII 8 M TM Mi M TM Mi M TM Mi 92 4,5 3, ,5 13,5 62, ,5 74,5 8 17,5 41, ,5 35, , ,5 35, ,5 60, , , , ,5 34,5 20, ,5 25,5 56, ,5 24,5 12, ,

7 berbgai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari Rata-rata 45,5 31,3 23,2 32,5 32,1 35,1 25,1 40,6 34,3 Keterangan: M : Paham Konsep TM : Tidak Paham Konsep PEMBAHASAN Mi : Miskonsepsi a. GambaranPemahaman KonsepPerubahan Wujud Zat Siswa Kelas VII MTs NegeriModel Limboto Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata total siswa yang menjawab benar untuk siswa kelas VII 1 adalah 45,5 % termasuk dalam kategori tingkat pemahaman rendah, untuk siswa kelas VII 4 adalah 32,5% termasuk dalam kategori tingkat pemahaman sangat rendah, dan untuk siswa kelas VII 8 25,1 % termasuk dalam kategori tingkat pemahaman sangat rendah. Dimana rata-rata total keseluruhan siswa kelas VII adalah 34,4%, hal ini menunjukkan pemahaman siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto pada materi perubahan wujud zat termasuk pada kategori sangat rendah. Gambaran tingkat pemahaman siswa berdasarkan kategori paham konsep pada konsep perubahan wujud zat ditinjau dari aspek daya serap yaitu sebagai berikut: 1. Konsep Zat dan Sifat-sifat Zat Daya serap siswa dalam menjelaskan pengertian zat dan sifat-sifat zat, rata-rata pemahaman siswayang dijadikan sampel penelitian adalah 75,2% termasuk dalam kategori pemahaman baik.dalam menjelaskan pengertian zat dan sifat-sifat zat sebagian besar sudah memahami dengan baik konsep ini tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mampu membedakan contoh zat dan bukan zat. Hal ini ditunjukkan dari jawaban siswa yang menyebutkan kapur tulis bukan merupakan contoh zat, padahal kapur tulis merupakan zat yaitu zat padat. Untuk siswa kelas VII 1 sudah memahami dengan baik konsep ini dibandingkan dengan siswa kelas VII 4 dan kelas VII 8 yang tingkat pemahaman siswa cukup dimana beberapa siswa belum mampu membedakan sifat-sifat zat padat, zat cair an zat gas. 2. Konsep Perubahan Wujud Zat Daya serap siswa pada konsep memberikan contoh perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari persentase rata-rata siswa yang menjawab benar yang dikategorikan paham konsepuntuk tiga kelas yang meupakan sampel penelitian adalah 50,5% artinya tingkat pemahaman siswa pada konsep termasuk pada kategori tingkat pemahaman rendah.daya serap siswa dalam menjelaskan perubahan wujud zat berdasarkan perubahan fisika dan perubahan kimia persentase jawaban benar siswa yang dikategorikan paham konsep untuk kelas VII 1, VII 4, dan VII 8 masing-masing adalah 23%, 12% dan 10% termasuk dalam kategori pemahaman sangat rendah. Pada konsep ini siswa belum memahami dengan baik perubahan wujud zat berdasarkan perubahan fisika dan perubahan kimia yakni contoh peristiwa yang 7

8 termasuk perubahan fisika dan perubahan kimia, tidak memahami pengertian perubahan fisika dan perubahan kimia, dan tidak memahami dengan baik contoh perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari yakni contoh peristiwa menyublim yaitu perubahan zat padat menjadi zat gas dan contoh peristiwa pengembunan yaitu perubahan dari gas menjadi cair, kecuali untuk siswa kelas VII 1 sebagian besar telah memahami konsep ini, tetapi masih ada juga beberapa siswa belum mampu menyebutkan contoh peristiwa pengembunan. 3. Konsep Partikel zat Daya serap siswa dalam menafsirkan susunan partikel pada masingmasing zat memiliki daya serap untuk kelasvii 1 adalah 90 % termasuk dalam kategori pemahaman baik, hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memahami konsep tentang menafsirkan susunan partikel pada masing-masing zat, dan untuk kelas VII 4 dan kelas VII 8 memiliki daya serap masing-masing 72% dan 71% termasuk dalam kategori pemahaman cukup pada konsep ini.daya serap siswa tentang gerak partikel padamasing-masing wujud zat persentase rata-rata untuk tiap kelas termasuk dalam kategori tingkat pemahaman sangat rendah yaitu, kelas VII 1 persentase rata-rata jawaban benar siswa yang dikategorikan paham konsep adalah 21%, kelas VII 8 persentase rata-rata jawaban benar siswa adalah 17% dan kelas VII 8 persentase rata-rata jawaban benar siswa adalah 6%.Hal ini menunjukkan bahawa siswa belum mampu memahami konsep gerak partikel pada masing-masing wujud zat dengan baik. 4. Kohesi Adhesi Daya serap siswa pada konsep mejelaskan perbedaan kohesi dan adhesi berdasarkan hasil pengamatan termasuk dalam kategori pemahaman sangat rendah dimana rata-rata perolehan jawaban benar siswa untuk setiap kelas yang dikategorikan paham konsep yaitu, persentase jawaban benar siswa kelas VII 1 22,5%, untuk siswa kelas VII 4 persentase jawaban benar siswa adalah 14%, dan untuk kelas VII 8 yang daya serapnya 20,5%. Pada konsep ini sebagian besar siswa tidak memahami dengan baik, hal ini tunjukkan dari jawaban siswa yang belum mampu menjelaskan perbedaan kohesi dan adhesi berdasarkan contoh, dan tidak memahami contoh peristiwa yang menunjukkan adhesi lebih besar dari kohesi. 5. Kapilaritas Pada konsep ini kemampuan yang diukur adalah mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari. Daya serap siswa dalam mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan sehari-hari presentase rata-rata untuk masing-masing kelas adalah kelas VII 1 25,5% termasuk pada kategori pemahaman sangat rendah dan persentase untuk kelas VII 4 22%, dan kelas VII 8 12,5% termasuk kategori pemahaman sangat rendah pada konsep ini.sebagian besar siswa belum memahami dengan baik contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari dan pengertian kapilaritas, dan tidak memahami kapilaritas pada raksa (Hg), dengan tidak mampu menunjukkan gejala kapilaritas raksa (Hg) pada beberapa pipa kapiler yang berbeda ukuran dan saling berhubungan. 6. Massa Jenis Daya serap siswa menghitung massa jenis suatu zat termasuk dalam kategori pemahaman sangat rendah dimana perolehan jawaban benar siswa yang 8

9 dikategorikan paham konsep yaitu kelas VII 1 32%, untuk kelas VII 4 17%, dan untuk kelas VII 8 tidak ada satupun siswa yang mampu menjawab soal pada konsep ini. Hal ini menunjukan siswa tidak memahami konsep yakni menghitung massa jenis suatu zat. Daya serap siswa dalam menggunakan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari memiliki daya serap kategori pemahaman sangat rendah dimana persentase jawaban benar siswa untuk kelas VII 1, kelas VII 4, dan kelas VII 8 masing-masing adalah 29%, 17%,dan 8%. Hal ini menunjukkan pemahaman pada konsep masih sangat rendah. Pada konsep ini sebagian besar siswa kelas VII 1 dan kelas VII 8 tidak mengetahui rumus mencari massa jenis, ada beberapa siswa yang mengetahui rumus massa jenis tetapi tidak mampu mengaplikasikan rumus pada contoh soal, tidak memahami cara menkonvrensi satuan dan tidak memahami penggunaan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan seharihari yakni pengaruh massa jenis suatu benda dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk siswa kelas VII 1 sebagian besar mengetahui rumus massa jenis dan mampu mengaplikasikan rumus pada contoh soal tetapi tidak memahami cara menkonvrensi satuan dan belum memahami dengan baik pengaruh massa jenis suatu benda dalam kehidupan sehari-hari. b. Pola-pola Jawaban Siswa yang di Kategorikan Tidak Paham Konsep Dan Miskonsepsi Siswa Kelas VII MTs Negeri Model Limboto Pada Materi Perubahan Wujud Zat Pola-pola jawaban siswa yang dikategorikan tidak paham konsep dan miskonsepsi dapat diketahui dengan memperhatikan pola jawaban yang diberikan pada setiap butir soal pada three-tier test. Berdasarkan hasil penelitian siswa kelas VII MTs Negeri Model Limbotopada materi perubahan wujud zat ditemukan siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 30,9 % dan siswa yang tidak paham konsep adalah 34,6% dari 9 indikator yang diukur. Persentase siswa yang menjawab salah pada konsep perubahan wujud zat dengan menggunakan tes tiga tingkat dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Presentase Siswa Yang Menjawab Salah ,3 32,1 Kelas VII-1 23,2 35,1 Kelas VII-4 Kelas 40,6 Kelas VII-8 34,3 Tidak Memahami Miskonsepsi Kecenderungan kesalahan pemahaman atau miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto pada setiap indikator yang diujikan diuraikan sebagai berikut: Kemampuan Menjelaskan Pengertian Zat dan Sifat-sifat Zat 9

10 Berdasarkan hasil jawaban siswa pada three-tier test yaitu siswa sebagian besar telah memahami konsep ini tetapi ada beberapa siswa yang menjawab salah pada tier (tingkat) pertama yakni pertanyaan tentang contoh yang tidak termasuk zat tetapi menjawab dengan benar tier (tingkat) kedua yakni alasan tentang konsep zat yaitu zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memilik massa. Siswa menyebutkan atau memahami bahwa kapur tulis bukan merupakan contoh dari zat karena kapur tulis tidak menempati ruang, padahal jawaban yang sebenarnya kapur tulis merupakan contoh dari zat karena kapur tulis menempati ruang dan memiliki massa.kecenderungan kesalahan pemahaman siswa dalam menjelaskan sifat-sifat zat cair berdasarkan pernyataan yang diberikan siswa menjawab bahwa zat cair memiliki sifat yakni volumenya berubah dan bentuk tetap. Memberikan Contoh Perubahan Wujud Zat dalam Kehidupan Sehari-hari Contoh perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari yakni peristiwa mengecilnya ukuran kapur barus yang disimpan dalam lemari sebagian besar sudah memahami dengan baik, tetapi masih ada beberapa siswa yang cenderung menjawab salah pada tier (tingkat) pertama yakni perubahan wujud zat yang terjadi pada kapur barus dan menjawab benar pada tier (tingkat) kedua yakni alasan tentang konsep perubahan wujud zat yang terjadi pada kapur barus dan menjawab yakin pada tier (tingkat) ketiga. Kecenderungan kesalahan pemahaman yang dialami siswa yaitu siswa memahami bahwa peristiwa mengecilnya kapur barus disebabkan oleh peristiwa melebur dan ada juga yang menjawab peristiwa menguap, dengan alasan perubahan wujud zat padat menjadi gas. Padahal jawaban yang seharusnya peristiwa tersebut merupakan peristiwa menyublim yaitu perubahan zat padat menjadi zat gas. Selanjutnya kecenderungan kesalahan pemahaman siswa dalam menyebutkan contoh peristiwa pengembunan terdapat dua tipe jawaban dimana siswa pada tipe jawaban pertama, siswa cenderung menjawab contoh dari peristiwa pengembunan adalah air yang dipanaskan mendidih, dengan alasan peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas, padahal jawaban sebenarnya air yang dipanaskan mendidih merupakan peristiwa penguapan yaitu perubahanwujud dari zat cair menjadi gas. Pada tipe jawaban kedua siswa menyebutkan contoh peritiwa pengembunan adalah gelas yang berisi air es dan pada dinding luar gelas teramati ada titik-titik air dengan alasan yaitu peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas.alasan yang seharusnya yakni pengembunan merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Kemampuan Menjelaskan Perubahan Wujud Zat Berdasarkan Perubahan Fisika Dan Perubahan Kimia kecenderungan kesalahan pemahaman dalam menyebutkan contoh perubahan fisika yaitu siswa menyebutkan atau memahami contoh peristiwa perubahan fisika adalah besi berkarat dengan alasan perubahan fisika adalah perubahan yang disertai dengan terbentuknya zat baru, padahal jawaban yang sebenarnya contoh peristiwa perubahan fisika adalah es mencair dengan alasan perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan terbrntuknya zat baru. Konsep yang sebenarnya besi berkarat bukan merupakan contoh perubahan fisika tetapi merupakan peristiwa perubahan kimia karena perubahan besi menjadi besi berkarat tebentuk zat baru yakni logam besi (Fe) mengikat oksigen (O) sehingga menghasilkan karat. Reaksinya sebagai berikut: 10

11 2Fe (s) + O 2(g ) + 4 H + 2 Fe 2+ (s) + 2H 2 O (l) Selanjutnya kecenderungan kesalahan pemahaman siswa pada konsep ini berdasarkan jawaban pada three-tier testyaitu pada tier (tingkat) pertama siswa memahami bahwa kertas yang dibakar menghasilkan nyala api dan asap, reaksi akhir yang terbentuk adalah abu merupakan perubahan secara fisika dengan alasan perubahan yang disertai dengan terbentuknya zat baru padahal jawaban yang seharusnya bahwa kertas yang dibakar menjadi nyala api, dan asap, reaksi akhir yang terbentuk adalah abu merupakan peristiwa perubahan secara kimia dengan alasan peristiwa perubahan tersebut menghasilkan zat baru yaitu abu dan arang. Kemampuan Menafsirkan Susunan Partikel Pada Masing-masing Zat Konsep ini siswa sebagian besar telah memahami konsep ini dengan baik kecuali ada beberapa siswa yang mengalami kesalahan pemahaman. Kecenderungan kesalahan pemahaman berdasarkan gambar susunan partikel siswa memahami bahwa susunan partikel pada zat padat adalah partikel bebas bergerak kesegala arah. Kemampuan Menjelaskan Gerak Partikel Pada Masing-masing Wujud Zat Kecenderungan kesalahan pemahaman siswa pada konsep ini yaitusiswa menjawab bahwa minyak kayu putih yang digosokan pada kulit, baunya dapat menyebar keseluruh ruangan membuktikan bahwa partikel-partikel zat dapat menyebar dengan alasan yaitu partikel-partikel bergerak bebas kesegala arah. Padahal jawaban yang seharusnya yaitu pada peristiwa tersebut membuktikan bahwa partikel-partikel zat dapat bergerak dengan alasan partikel-partikel bergerak bebas kesegala arah. Kecenderungan kesalahan pemahaman siswa pada konsep perubahan jarak antar partikel suatu zat yaitu siswa menyebutkan atau memahami contoh dari perubahan jarak antar partikel adalah gula dicampur dengan air menjadi air manis dengan alasan yaitu jarak antar partikel zat pada zat padat lebih besar daripada jarak antar partikel zat pada zat cair. Meskipun siswa menjawab benar pada tier (tingkat) pertama tetapi siswa menjawab salah pada tier (tingkat) kedua yakni alasan dari jawaban tier pertama, alasan yang seharusnya yaitu jarak antara partikel zat pada zat padat cair lebih besar dari pada jarak antar partikel pada zat padat. Kemampuan Menjelaskan Perbedaan Kohesi dan Adheesi Berdasarkan Hasil Pengamatan Kecenderungan kesalahan pemahaman pada konsep ini berdasarkan jawaban pada three tier test yaitu siswa menjawab salah pada tier (tingkat) pertama yakni cat yang menempel secara sempurna pada dinding rumah merupakan peristiwa yang diakibatkan oleh kohesi, dan menjawab salah pada tier (tingkat) kedua yakni alasan dari jawaban tier pertama dengan alasan gaya tarik menarik antar partikel zat yang sejenis, dan menjawab yakin pada tier ketiga. Padahal jawaban yang seharusnya peristiwa tersebut merupakan adhesi dengan alasan gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Selanjutnya kecenderungan kesalahan pemahaman yang dialami siswa berdasarkan jawaban pada three-tier test pada soal nomor 11 yaitu siswa memahami bahwa tetesan air yang jatuh dipermukaan daun talas tidak menempel tetapi selalu tergelincir jatuh menunjukan adhesi lebih besar dari kohesi dengan alasan adhesi antara partikel air lebih besar daripada kohesi antara partikel air dan daun talas. Padahal jawaban 11

12 yang seharusnya kohesi lebih besar dari adhesi alasannya kohesi antara partikel air lebih besar daripada adhesi antara partikel air dan daun talas. Dari jawaban siswa dapat diketahui bahwa siswa memahami dengan baik perbedaan kohesi dan adhesi tetapi tidak memahami dengan baik partikel-partikel yang sejenis dan partikel-partikel yang tidak sejenis sehingga tidak mampu membedakan peristiwa yang menunjukan kohesi dan adhesi. Kemampuan Mengaitkan Peristiwa Kapilaritas Dalam Kehidupan Seharihari Padakonsepkapilaritas kesalahan pemahaman yang dialami siswa pada soal nomor 12 berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diberikan yang menunjukan gejala kapilaritas siswa memahami bahwa gejala kapilaritas adalah (1) naiknya air tanah kedaun melalui pembulu akar, (2) tubuh mengeluarkan keringat ketika beraktifitas berat seperti olahraga, dan (3) tumbuhnya lumut di dinding tembok rumah. Dengan alasan kapilaritas adalah peristiwa naiknya zat cair melalui pembuluh kecil (pipa kapiler), padahal jawaban sebenarnya contoh dari gejala kapilaritas adalah: (1) kemampuan menyerap cairan pada beberapa benda seperti kain kering dan tissue, (2) naiknya air tanah kedaun melalui pembulu akar, (3) tumbuhnya lumut di dinding tembok rumah, dengan alasan kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunya zat cair melalui pembuluh kecil (pipa kapiler). Selanjutnya kecenderungan kesalahan pemahaman yang dialami siswa pada konsep kapilaritas pada raksa (Hg) berdasarkan gambar ketika raksa (Hg) ditempatkan pada beberapa pipa kapiler yang saling berhubungan tetapi memiliki perbedaan ukuran pipa yaitu siswa memahami bahwa raksa yang berada pada pipa kapiler akan semakin turun karena adhesi lebih besar daripada kohesi raksa dengan pipa kapiler. Padahal jawaban yang seharusnya raksa yang berada pada pipa kapiler akan semakin turun karena kohesi raksa lebih besar daripada adhesi raksa dengan pipa kapiler. Kemampuan Menghitung Massa Jenis Suatu Zat Kecenderungan kesalahan pemahaman yang dialami siswa dalam menghitung massa jenis berdasarkan gambar sebuah kubus siswa menjawab salah pada tier (tingkat) pertama yakni menghitung massa jenis benda tetapi menjawab benar pada tier (tingkat) kedua yakni persamaan massa jenis adalah ρ=. Artinya siswa mengetahui persamaan massa jenis tetapi tidak mampu mengaplikasikan persamaan massa jenis pada soal yang diberikan dimana siswa tidak memahami cara mengkonvrensi satuan. Menggunakan Konsep Massa Jenis Untuk Berbagai Penyelesaian Masalah Dalam Kehidupan Sehari-hari Kecenderungan kesalahan pemahaman dalam menggunakan massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hariyaitu siswaumumnya menjawab bahwa aluminium yang digunakan sebagai bahan paduan logam (alloy) pada industri pembuatan pesawat terbang karena aluminium memiliki massa jenis besar dan bahannya kuat dengan alasan aluminium memiliki massa jenis yang lebih besar daripada logam lainnya dan bersifat ringan. Padahal jawaban yang seharusnya aluminium memiliki massa jenis kecil dan bahannya kuat dengan alasan aluminium memiliki massa jenis lebih kecil daripada logam lainnya dan bersifat ringan. 12

13 Berdasarkan jawaban siswa dapat diketahui pada indikator ini siswa tidak memahami dengan baik pengaruh massa jenis suatu benda dalam kehidupan sehari-hari dan tidak memahami penggunaan konsep massa jenis untuk berbagai penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Gambaran tingkat pemahaman siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto pada konsep perubahan wujud zat yaitu untuk siswa kelas VII 1 termasuk dalam kategori rendah yakni 45,5%, kelas VII 4 32,5% termasuk dalam kategori sangat rendah, dan untuk kelas VII 8 25,1% termasuk dalam kategori sangat rendah. Persentase rata-rata jawaban benar siswa secara keseluruhan adalah 34,4%, hal ini menunjukkan gambaran tingkat pemahaman siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto termasuk dalam kategori sangat rendah. Adapun konsep-konsep yang tidak dipahami siswa dan mengalami miskonsepsi yaitu konsep perubahan wujud zat berdasarkan perubahan fisika dan kimia, contoh perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari, partikel zat, perbedaan kohesi dan adhesi, kapilaritas, menghitung massa jenis suatu zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Persentase rata-rata siswa kelas VII MTs Negeri Model Limboto berdasarkan tiga kategori tingkat pemahaman adalah 34,4% siswa yang dikategorikan paham konsep, 34,5% siswa dikategorikan tidak paham konsep dan 30,8% siswa yang dikategorikan miskonsepsi. Saran 1. Melihat tingkat pemahaman siswa yang sangat rendah dan cenderung mengalami kesalahan pemahaman atau miskonsepsi dalam memahami konsep perubahan wujud zat, guru dapat mengantisipasinya dengan memberi penekanan pada konsep-konsep yang cenderung belum dipahami dengan baik dan merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar dapat memperbaiki dan mengurangi terjadinya kesalahan pemahaman konsep. 2. Mengingat keterbatasan yang ada dalam penelitian ini kiranya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada konsep perubahan wujud zat dengan menggali secara mendalam sebab-sebab tingkat pemahaman siswa sangat rendah dan terjadinya miskonsepsi dalam memahami konsep perubahan wujud zat. 3. Melihat tingginya persentase miskonsepsi yang terjadi pada siswa harus segera dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) oleh guru dan pihak-pihak terkait yang akan melakukan penelitian untuk mencegah terjadinya miskonsepsi yang berkesinambungan DAFTAR PUSTAKA 13

14 Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada Arikunto, Suharsismi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Press Astari, Dewi Riana Pengembangan Trhee-Tier Test Sebagai Instrumen Dalam Identifikasi Miskonsepsi Konsep Atom, Ion, dan Molekul. Skripsi.Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.Yogyakarta. Laliyo, AR. Lukman Model Mental Siswa Dalam Memahami Materi Perubahan Wujud Zat. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. Rahmaningsi, Ria, Priyetno, Yahmin Menggali Pemahaman Konsep Siswa Madrasah Aliyah X Tentang Keperiodikan Unsur Dengan Menggunakan Instrumen Diagnostic Two- Tier. Universitas Negeri Malang. Malang. Salirawati, Das Pengembangan Model Instrumen Pendekteksi Miskonsepsi Kimia Pada Peserta Didik SMA. Disertasi.Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta. 14

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA BAB III ZAT DAN WUJUDNYA 1. Apa yang dimaksud dengan massa jenis suatu zat? 2. Mengapa massa jenis dapat dipakai sebagai salah satu ciri dari suatu zat? 3. Apa perbedaan zat padat, cair dan gas? 4. Bagaimana

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11 1. Perhatikan sifat-sifat zat berikut 1. Susunan partikel sangat teratur 2. Volume tetap 3. Bentuk berubah sesuai wadahnya 4. Jarak antar partikelnya sangat berjauhan 5. Partikel sulit meninggalkan kelompok

Lebih terperinci

P E T A K O N S E P. Zat dan Wujudnya. Massa Jenis Zat Wujud Zat Partikel Zat. Perubahan Wujud Zat Susunan dan Gerak Partikel Zat

P E T A K O N S E P. Zat dan Wujudnya. Massa Jenis Zat Wujud Zat Partikel Zat. Perubahan Wujud Zat Susunan dan Gerak Partikel Zat Zat dan Wujudnya P E T A K O N S E P Zat dan Wujudnya Massa Jenis Zat Wujud Zat Partikel Zat Perubahan Wujud Zat Susunan dan Gerak Partikel Zat Gaya Tarik Antarpartikel Zat Pengertian Zat Zat adalah Sesuatu

Lebih terperinci

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.3

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.3 1. Akibat dari kohesi raksa yang sangat kuat, maka. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.3 raksa membasahi dinding raksa memiliki massa sangat besar permukaan raksa dalam pipa

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.3

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.3 1. Akibat dari kohesi raksa yang sangat kuat, maka... SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.3 raksa membasahi dinding raksa memiliki massa sangat besar permukaan raksa dalam pipa

Lebih terperinci

Dokumen penerbit. Konsep Zat berdasarkan. mempengaruhi. Kohesi

Dokumen penerbit. Konsep Zat berdasarkan. mempengaruhi. Kohesi BAB 4 KONSEP ZAT Dokumen penerbit Kompetensi Dasar: Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari. Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS

PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu

Lebih terperinci

CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA

CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA Ms. Debby 1 CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA 1. The Phase of Matter Wujud Zat 2. The Change of 4. The Phase of Matter Interparticular

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2 1. Perhatikan gambar berikut ini! Image not found http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/cap73.png SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.2 Proses x dan y pada perubahan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 7 Fisika

Antiremed Kelas 7 Fisika Antiremed Kelas 7 Fisika Zat dan Wujudnya - Latihan Ulangan Doc. Name: AR07FIS0399 Version: 2011-07 halaman 1 01. Contoh dari zat padat adalah... (A) garam, emas dan tembaga (B) uap air, elpiji dan udara

Lebih terperinci

Konsep Zat. Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.

Konsep Zat. Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Konsep Zat Konsep Zat A Wujud Zat Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Apakah benda-benda memerlukan tempat? Misal tersedia air yang berada di dalam gelas. Tuanglah air tersebut

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Ilmu Pengetahuan Alam - Kelas VII SMP/MTs

GLOSSARIUM. Ilmu Pengetahuan Alam - Kelas VII SMP/MTs GLOSSARIUM Berat Besarnya gaya tarik bumi terhadap benda itu Jangka sorong Alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian 0,1 mm Mikrometer sekrup Alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian 0,01 mm Neraca

Lebih terperinci

1. Pengertian Perubahan Materi

1. Pengertian Perubahan Materi 1. Pengertian Perubahan Materi Pada kehidupan sehari-hari kamu selalu melihat peristiwa perubahan materi, baik secara alami maupun dengan disengaja. Peristiwa perubahan materi secara alami, misalnya peristiwa

Lebih terperinci

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini?

Antiremed Fisika. Persiapan UAS 1 Fisika Kelas Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini? Antiremed Fisika Persiapan UAS 1 Fisika Kelas 7 Doc. Name: AR07FIS01UAS Version: 2015-04 halaman 1 01. Berapakah volume batu yang ditunjukan pada gambar di bawah ini? (A) 20 ml (B) 40 ml (C) 40 ml (D)

Lebih terperinci

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam SILABUS Standar Kompetensi : 1. Memahami ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian Tujuh2wujud Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : IPA Fisika Silabus Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan 1.1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Di sekitar kita terdapat bermacam-macam benda, antara

Lebih terperinci

Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan. yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat,

Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan. yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat, III Wujud Zat dan Perubahannya Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair, dan gas. Bagaimana sifat-sifat

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal 1.3

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal 1.3 1. Yang bukan merupakan perubahan kimia adalah... SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal 1.3 Kayu dibakar jadi arang Beras menjadi tepung Makanan membusuk Besi berkarat Perubahan kimia adalah perubahan

Lebih terperinci

WUJUD ZAT. Perubahan wujud zat dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Zat padat. Keterangan:

WUJUD ZAT. Perubahan wujud zat dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Zat padat. Keterangan: WUJUD ZAT A. Tiga Wujud Zat Di sekitar kita terdapat berbagai benda seperti air, besi, kayu. Alkohol, udara yang kita hirup, atau gas helium yang digunakan untuk mengisi gas helium. Benda-benda tersebut

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SOAL LATIHAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEMESTER 2 BANK SOAL PAKET 1 SMP Nama Guru Pelajaran Nama Kelas : : : : 1. Alat ukur waktu yang paling teliti adalah. a. arloji b. jam atom c. stopwatch

Lebih terperinci

ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS

ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS A. Wujud Zat Zat adalah bentuk materi yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang khas. Zat padat, zat cair, dan gas memiliki sifat yang berbeda. Zat padat memiliki sifat:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti yang menggunakan model pembelajaran berpikir induktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti yang menggunakan model pembelajaran berpikir induktif 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti yang menggunakan model pembelajaran berpikir induktif telah dilakukan orang lain pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sigit Hermawan

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.2

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.2 SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.2 1. Perhatikan gambar berikut ini! Proses x dan y pada perubahan wujud di atas disebut... melebur dan mengembun mengembun dan melebur menyublim

Lebih terperinci

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si 1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA TERHADAP MATERI KESETIMBANGAN KIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES THREE-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC OLEH Ira Ekawati Hasrat 441 407 027 Telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gelar R-SBI di Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2010 sampai awal tahun 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. gelar R-SBI di Kabupaten Gorontalo sejak tahun 2010 sampai awal tahun 2013. 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Limboto dengan waktu yang direncanakan selama 3 bulan yakni dari bulan April sampai dengan

Lebih terperinci

PERUBAHAN MATERI. Materi dapat berwujud padat, cair, dan gas. Materi berwujud padat mempunyai bentuk tertent

PERUBAHAN MATERI. Materi dapat berwujud padat, cair, dan gas. Materi berwujud padat mempunyai bentuk tertent mustofa PERUBAHAN MATERI A. PENGERTIAN MATERI Gambar apakah itu? Pengeboran minyak bumi selalu diikuti dengan pembakaran sisa pengeboran minyak bumi. Perubahan materi apakah yang terjadi pada pengeboran

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII (Tujuh) Hari, tanggal : Kamis, 8 Januari 2009 Waktu : 90 menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Kelas / Semester : VII / 1 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Standar : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajarai benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Deskripsi Hirarki Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur JURNAL Oleh Jahardi

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM.

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Oleh Bambang NIM. PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia Oleh Bambang NIM. 441410046 Telah diperiksa dan disetujui oleh

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3 1. Berikut yang bukan merupakan faktor perubahan pada benda adalah Pewarnaan Pembusukan Pelapukan Perkaratan Kunci

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif-eksploratif dengan pendekatan non-eksperimen. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miskonsepsi masih menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran fisika di sekolah. Banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang pendidikan dengan hasil

Lebih terperinci

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

KAPILARITAS ZAT CAIR PADA KERTAS

KAPILARITAS ZAT CAIR PADA KERTAS KAPILARITAS ZAT CAIR PADA KERTAS ARIF MISRULLOH 4001415010 IPA TERPADU PENDIDIKAN IPA 04 1. NILA PRAFITA SARI 2. DIAN EMY MASTURA 3. SYAROVINA MAULIDA 4. NIKEN ANJASWARI 5. YUNITA 15 OKTOBER 2015 1 M.TAUFIQ,S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

FLUIDA STATIS. Seekor serangga hinggap di atas permukaan air tanpa basah. Penjepit kertas

FLUIDA STATIS. Seekor serangga hinggap di atas permukaan air tanpa basah. Penjepit kertas FLUIDA STATIS TEGANGAN PERMUKAAN Perhatikan gambar di bawah! Seekor serangga hinggap di atas permukaan air tanpa basah. Penjepit kertas yang diletakkan diatas permukaan air akan tetap berada di permukaan.

Lebih terperinci

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, PENILAIAN DAN KKM

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, PENILAIAN DAN KKM PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, PENILAIAN DAN KKM Unit Kerja : SMP Negeri 59 jakarta Kelas / Semester : VII / 1 Mata Pelajaran : I P A Tahun Pelajaran : 2010 / 2011 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI

Lebih terperinci

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 4 MENGEMBANGKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA TIGA TINGKAT SEBAGAI ALAT EVALUASI MISKONSEPSI MATERI OPTIK Sri Lestari Handayani, Ani Rusilowati dan Sugianto Program

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Identifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Konsep Struktur Atom Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Telaga Tahun Pelajaran 2013/2014 OlehMeyvie Potale NIM. 441407040

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa.

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed methods) dengan desain concurent embedded. Penelitian campuran merupakan

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Besaran pokok beserta Satuan Internasional yang benar adalah. a. massa ons b. panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya.

Lebih terperinci

SIFAT FISIKA DAN SIFAT KiMIA ZAT

SIFAT FISIKA DAN SIFAT KiMIA ZAT Materi fisika SIFAT FISIKA DAN SIFAT KiMIA ZAT A. Pengertian sifat fisika dan sifat kimia zat - Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru dan sifat baru. - Sifat kimia

Lebih terperinci

KAPILARITAS MATERI POKOK

KAPILARITAS MATERI POKOK MATERI POKOK 1. Pengertian Kapilaritas 2. Penentuan Kenaikan atau Penurunan Kapilaritas 3. Peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari 4. Keuntungan kapilaritas dalam Kehidupan Sehari-hari 5. Kerugian

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIAGNOSTIK BENTUK PILIHAN GANDA 2 TINGKAT UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI KALOR SISWA KELAS X-7 SMA LABORATORIUM UM Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika Kelas : 7 Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

TK ranah IPK. Indikator pencapaian. Produk: Menjelaskan sifat sifat zat berdasarkan wujudnya,yai tu: padat,cair dan gas secara jelas

TK ranah IPK. Indikator pencapaian. Produk: Menjelaskan sifat sifat zat berdasarkan wujudnya,yai tu: padat,cair dan gas secara jelas 62 Lampiran 2 PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Nama Sekolah : SMP Negeri 3Tegineneng Mata Pelajaran : IPA/ Fisika Kelas/Semester : VII/ Ganjil TahunPelajaran : 2013/2014 Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bandung. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas X dan XI yang telah mempelajari

Lebih terperinci

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1A WACANA Setiap hari kita menggunakan berbagai benda dan material untuk keperluan kita seharihari. Bagaimana

Lebih terperinci

Perubahan zat. Perubahan zat

Perubahan zat. Perubahan zat Perubahan zat Perubahan zat A Sifat Zat 1. Sifat fisika Zat memiliki ciri khas masing-masing. Kawat tembaga dapat kamu bengkokkan dengan mudah, sedangkan sebatang besi sulit dibengkokkan. Ciri khas suatu

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian

BAB III METODE PENELITIAN. data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010 Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEDAN MAGNET MENGGUNAKAN THREE TIER TEST PADA SISWA KELAS XII SMA DI JEMBER Eri Setyaningsih Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER eri.setyaningsih@yahoo.com

Lebih terperinci

MATERI POKOK 2: SUHU TERMOMETER KONVERSI SUHU Celcius (C) Reamur (R) Fahreinheit (F) Kelvin (K) F (+32) F (-32)

MATERI POKOK 2: SUHU TERMOMETER KONVERSI SUHU Celcius (C) Reamur (R) Fahreinheit (F) Kelvin (K) F (+32) F (-32) PENDALAMAN MATERI KELAS VII SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN: IPA TERPADU MATERI POKOK 1: BESARAN DAN SATUAN BESARAN Pak Andy menimbang massa sebuah balok terukur 100 kg. Besaran= Massa Nilai= 100 Satuan=

Lebih terperinci

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO Ira K. Dali, Mardjan Paputungan, Rakhmawaty A. Asui Jurusan Pendidikan Kimia Faklutas Matematika dan IPA Universitas

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI YANG BERJUDUL IDENTIFIKASI KESULITAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FMIPA DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM Jurnal Oleh ASRAZULIDA UMAR

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Kemampuan Merepresentasikan Konsep Asam-Basa Arrhenius Secara Sub-Mikroskopik Pada Siswa di SMA Negeri 1 Kabila Oleh: Yulan Taduengo NIM: 441 411 042 Telah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER Rofinda Gita Aini, Suhadi Ibnu, dan Endang Budiasih Jurusan Kimia, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi dan perubahannya merupakan objek kajian dari ilmu kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Ilmu kimia juga merupakan ilmu

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.1

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALatihan Soal 11.1 1. Perhatikan sifat-sifat zat berikut! (1) Volume tetap (2) Susunan partikel sangat teratur (3) Bentuk berubah sesuai wadahnya (4) Jarak antar partikelnya sangat berjauhan (5) Gaya tarik antar partikelnya

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep. : Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia

Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep. : Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia 49 LAMPIRAN A.01 Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia Jenjang Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Kelas/Semester : VII/1 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Materi

Lebih terperinci

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi BAB I MATERI 1.1 Pengertian Materi Dalam Ilmu Kimia kita mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan yang dialami materi, baik dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan.

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA Ni Wayan Ekawati 1, Wenny J.A. Musa 2, Lukman A.R Laliyo 3 Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : V/1 Alokasi Waktu : 2x 35 menit Hari/Tanggal : Rabu/ 30 November 2011 A. Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.2 1. Pasangan yang tepat antara kegiatan dan perubahan wujud yang terjadi adalah Baju basah yang dijemur Menguap Butiran

Lebih terperinci

BERKAS SOAL OLIMPIADE BIDANG STUDI FISIKA

BERKAS SOAL OLIMPIADE BIDANG STUDI FISIKA BERKAS SOAL OLIMPIADE BIDANG STUDI FISIKA KOMPETISI SAINS MADRASAH (KSM) 2014 PROVINSI JAWA TIMUR SURABAYA, 2014 1. Besaran turunan dan satuannya menurut Sistem Internasional (SI) yang benar pada tabel

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA Macam-macam dan contoh perubahan Kimia 1. Proses pembakaran, contoh : Kertas dibakar, Kayu dibakar, bensin terbakar, rumah terbakar, plastik terbakar 2. Proses pencampuran

Lebih terperinci

SIFAT ZAT DAN PEMISAHAN CAMPURAN

SIFAT ZAT DAN PEMISAHAN CAMPURAN KD : 3.1 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari (misalnya pemisahan campuran) 4.5 Melakukan pemisahan campuran berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR A. Kalor Sebagai Bentuk Energi Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda. Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu

Lebih terperinci

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN. A. Pembelajaran Remediasi Menggunakan Metode Eksperimen

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN. A. Pembelajaran Remediasi Menggunakan Metode Eksperimen BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN A. Pembelajaran Remediasi Menggunakan Metode Eksperimen 1. Pengertian Pengajaran Remediasi Pengajaran remediasi dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1 SOAL LATIHAN (PREDIKSI UN 2013) Pilihlah jawaban yang benar. 1. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Alat ukur 1 Berat kg Neraca 2 Panjang meter Mistar 3 Suhu celcius Termometer 4 Waktu sekon Arloji

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS LAMPIRAN II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS Sekolah : SD Negeri Rogomulyo 01 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/semester : IV / I Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERUBAHAN KIMIA. Disusun Oleh. Ari Wahyuni PROGRAM D3 FARMASI LABORATORIUM KIMIA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERUBAHAN KIMIA. Disusun Oleh. Ari Wahyuni PROGRAM D3 FARMASI LABORATORIUM KIMIA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERUBAHAN KIMIA Disusun Oleh Ari Wahyuni 107113039 PROGRAM D3 FARMASI LABORATORIUM KIMIA DASAR STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2014 PERUBAHAN KIMIA I. Tujuan Agar mahasiswa

Lebih terperinci

UNIT 2: Klasifikasi Materi dan Sifatnya

UNIT 2: Klasifikasi Materi dan Sifatnya MATERI KULIAH IPA-1 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FOTO YANG RELEVAN UNIT 2: Klasifikasi Materi dan Sifatnya I Introduction 5 Latar Belakang Pada K-13 kelas VII, mapel

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT BENDA. A.Sifat-Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas

SIFAT-SIFAT BENDA. A.Sifat-Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas SIFAT-SIFAT BENDA A.Sifat-Sifat Benda Padat, Cair, dan Gas Di lingkungan sekitarmu banyak terdapat benda padat, cair, dan gas. Dapatkah kamu menyebutkan contoh-contohnya? Bagaimanakah sifatsifat benda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal Tokoh yang menemukan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama adalah...

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal Tokoh yang menemukan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama adalah... SMP kelas 7 - KIMIA BAB 1. MATERI Latihan Soal 1.1 1. Setiap materi memiliki masssa dan berat. Massa dan berat berbeda karena... Selalu sama dimanapun Ukuran jumlah materi Dipengaruhi gaya gravitasi Tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. satu kali diisi dengan melakukan pre test, tiga kali pertemuan diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. satu kali diisi dengan melakukan pre test, tiga kali pertemuan diisi dengan 48 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pre test, tiga kali pertemuan diisi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kimia merupakan salah satu mata pelajaran bidang dari kelompok peminatan matematika dan Ilmu alam berdasarkan kurikulum 2013 yang sudah mulai diperkenalkan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

Lebih terperinci