PERSETUJUAN PEMBIMBING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSETUJUAN PEMBIMBING"

Transkripsi

1 PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Kemampuan Merepresentasikan Konsep Asam-Basa Arrhenius Secara Sub-Mikroskopik Pada Siswa di SMA Negeri 1 Kabila Oleh: Yulan Taduengo NIM: Telah diperiksa dan disetujui PEMBIMBING I PEMBIMBING II Dr. Lukman A.R Laliyo, M.Pd., MM Juhim S. Tangio, S.Pd., M.Pd NIP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Dr. Akram La Kilo, M.Si NIP

2 KEMAMPUAN MEREPRESENTASIKAN KONSEP ASAM-BASA ARRHENIUS SECARA SUB-MIKROSKOPIK PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 KABILA Yulan Taduengo 1, Lukman A.R Laliyo 2, Julhim S. Tangio 3 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui Kemampuan Merepresentasikan Konsep Asam-Basa Arrhenius Secara Sub-Mikroskopik Siswa SMA Negeri 1 Kabila. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kabila pada materi Asam-Basa dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas XI SMA Negeri 1 Kabila dengan objek penelitian siswa kelas XI MIA 1, XI MIA 2, XI MIA 3, XI MIA 4, dan XI MIA 5 sebanyak 143 siswa. Pengukuran kemampuan Sub-Mikroskopik siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen tes kemampuan berbentuk tes objektif beralasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam merepresentasi konsep asam-basa secara sub-mikroskopik sebesar 2,79% tergolong pada kategori sangat rendah. Hal ini disebabkan karena kemampuan siswa dalam mejelaskan konsep asam-basa masih sangat rendah yaitu sebesar 11,6% sehingga mempengaruhi pemahaman siswa dalam memberikan gambaran mikroskopik. Kata Kunci :Kemampuan Representasi Submikroskopik, dan Asam-Basa 1 PENDAHULUAN Ilmu kimia dapat dipahami melalui tiga aspek representasi kimia yaitu aspek makroskopik, mikroskopik, dan simbolik, yang ketiganya saling memiliki keterkaitan satu sama lain. (Johnstone, 1982 dan Treagust, 2003) dalam Laliyo (2011:2) Representasi makroskopik ialah representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh panca indra atau dapat berupa pengalaman sehari-hari. Representasi mikroskopis yaitu representasi kimia yang menjelaskan mengenai struktur dan proses pada level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati. Representasi simbolik yaitu bentuk representasi dari fenomena yang dituliskan atau digambarkan dalam bentuk simbol, seperti lambang, rumus, persamaan reaksi, dan grafik. Aspek mikroskopik merupakan jembatan untuk dapat memahami konsep pada tingkat makroskopik dan simbolik, sehingga ketika siswa tidak memahami konsep pada tingkat ini maka akan menyebabkan kesulitan dalam menjelaskan fenomena yang terjadi pada tingkat 1 Yulan Taduengo, NIM , Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2 Pembimbing I Dr. Lukman A.R Laliyo, M.Pd., MM 3 Pembimbing II Julhim S.Tangio, S.Pd., M.Pd

3 makroskopik dan simbolik. Hal ini juga didukung oleh maskil & Helena (1977: 101) mengemukakan bahwa siswa kesulitan dalam memahami konsep partikel pada tingkat mikroskopik (dalam Sihaloho, 2013:488). Salah satu materi yang bersifat abstrak dan memerlukan pemahaman pada tingkat mikroskopik adalah materi asam-basa yang di ajarkan di SMA Kelas XI tepatnya pada semester genap. Pada hasil reaksi asam-basa merupakan salah satu materi esensial yang sebagian besar konsepnya bersifat mikroskopik. Hal ini yang menyebabkan siswa sulit memahami materi tersebut. Salila mengungkapkan bahwa pokok bahasan asam-basa dan hasil reaksi asam-basa merupakan salah satu materi yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak (dalam Sari, 2013: 3). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sihaloho (2013: 488) Siswa cenderung hanya menghafalkan representasi makroskopik dan mikroskopik yang bersifat abstrak (dalam bentuk deskripsi kata-kata) akibatnya tidak mampu membayangkan bagaimana proses dan struktur suatu zat yang mengalami reaksi. Siswa maupun guru kesulitan memahami tentang proses yang diperlukan untuk memberikan gambaran mikroskopik larutan elektrolit berkaitan dengan interaksi antara spesies-spesies yang terdapat dalam larutan. Hasil peneltian yang dilakukan oleh Jefriadi, dkk (2013: 1) mengenai deskripsi kemampuan representasi mikroskopik siswa SMA Negri di Kabupaten Sambas pada materi hidrolisis garam yaitu 17,1 % (Kategori sangat kurang). Studi kasus yang dilakukan Sopandi & Murniati (2007) terhadap siswa SMA menunjukan siswa sulit merepresentasikan submikroskopik kesetimbangan ion dalam larutan asam lemah, basa lemah, hidrolisis garam, dan larutan penyangga (dalam Farida, 2012). Maka diperlukan adanya suatu perbaikan pemahaman siswa pada level mikroskopik. Sebagai upaya awal yang dapat dilakukan untuk perbaikan adalah mendeskripsikan terlebih dahulu kemampuan representasi mikroskopik siswa. Deskripsi ini diperlukan sebagai upaya untuk memberikan gambaran atau informasi awal pengetahuan dan kemampuan mikroskopik siswa. Melalui gambaran kemampuan awal siswa ini kita dapat melihat dan mendiagnosis kesalahankesalahan siswa dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI dalam merepresentasikan konsep asambasa Arrhenius secara sub-mikroskopik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI berjumlah 143 siswa, Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara Data dalam penelitian diperoleh dari hasil test siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang konsep Asam-basa pada tingkat mikrosopik dan wawancara. Teknik analisis yang digunkan dalam penelitian ini dalam menghitung persentase digunakan rumus sebagai berikut: X P 100 JS % Ket : P = Persentase siswa yang menjawab benar pada soal tertentu X = Jumlah siswa yang menjawab benar pada soal tertentu

4 JS = Jumlah seluruh siswa sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel terdiri dari siswa kelas XI MIA 1 27 siswa, XI MIA 2 30 siswa, XI MIA 3 30 siswa, XI MIA 4 30 siswa, XI MIA 5 26 siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Perolehan kemampuan rata-rata jawaban benar siswa dalam memahami konsep asam-basa Arrhenius secara sub-mikroskopik. Tabel 4.1 Persentase jawaban benar siswa di setiap indikator NO Indikator Kemampuan yang di ukur 1. Menjelaskan pengertian Asam basa menurut arrhenius 2. Menjelaskan pebedaan asam lemah dan asam kuat - Menjelaskan definisi asam basa menurut arrhenius (AB- 1a) - Menentukan contoh reaksi asam basa arrhenius (AB-1b) Ranah Kognitif Perolehan (%) Jawaban benar Siswa C1 63,64 C2 23,07 Rata-rata 43,35 - Menentukan contoh dari asam C2 1,39 lemah (H 3 PO 4 & HCHO 2 ) (AB-2a) 3 Menjelaskan perbedaan basa lemah dan basa kuat - Mampu menentukan contoh dari asam kuat (HBr dan HCl) (AB-2b) C2 26,57 Rata-rata 13,98 - Menentukan contoh dari basa C2 2,79 lemah NH 3 dan Al(OH) 3 ) (AB-3a) 4 Menganalisis secara mikroskopik partikelpartikel yang terurai pada larutan asam - Menentukan contoh dari basa kuat KOH, Ba(OH) 2, NaOH (AB-3b) C2 15,38 Rata-rata 9,08 - Menganalisis keadaan patikelpartikel C3 2,09 asam lemah (HCHO 2 ) dalam air. (AB-4a) - Menganalisis keadaan patikelpartikel asam lemah (H 3 PO 4 ) dalam air. (AB-4b) - Menganalisis keadaan partikel-partikel asam kuat (H 2 SO 4 ) dalam air.(ab-4c) C3 1,39 C3 1,39 - Menganalisis keadaan partikel-partikel asam (HCl) dalam air (AB-4d) C3 0,69 Rata-rata 1,39

5 5 Menganalisis secara mikroskopik partikelpartikel yang terurai pada larutan basa - Menganalisis keadaan partikel-partikel basa lemah Al(OH) 3 dalam air. (AB-5a) - Menganalisis keadaan partikel-partikel basa kuat (KOH) dalam air. (AB-5b) - Menganalisis keadaan partikel-partikel basa (NaOH) dalam air.(ab-5c) C3 6,29 C3 6,29 C3 0,00 Rata-rata 4,19 Rata-rata total 14,39 Total representasi sub-mikroskopik 2,79 Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa pada umumnya penguasaan siswa terhadap konsep asam-basa Arrhenius cenderung masih rendah sebesar 11,60% Kenyataan ini memperlihatkan bahwa siswa cenderung belum memiliki kemampuan merepresentasikan konsep asam-basa secara sub-mikroskopik. 1. Menjelaskan pengertian Asam-basa menurut Arrhenius Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata penguasaan siswa dalam menjelaskan pengertian asam-basa Arrhenius masih rendah dilihat dari persentase rata-rata siswa yang menjawab benar sebanyak 43,35%. Pada indikator ini terdiri dari 2 soal yaitu soal menjelaskan pengertian asam menurut Arrhenius, dan soal menentukan contoh persamaan reaksi asam-basa menurut Arrhenius. Berdasarkan tipe soal AB-1a yaitu Suatu zat yang dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H + dari pernyataan tersebut merupakan konsep asam menurut siapa? Pertanyaan ini diajukan untuk menggali apakah siswa memiliki pengusaan yang baik dalam menjelaskan definisi asam menurut Arrhenius. Hasil yang diperoleh bahwa siswa benar sebesar 63,64% Fakta ini menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menjelaskan pengertian asam menurut Arrhenius termasuk pada kategori cukup karena sebagian besar dapat menuliskan pengertian asam menurut Arrhenius dengan baik. Disisi lain terdapat sejumlah siswa yang menjawab salah sekitar 36,36%. Dari jawaban yang salah terdapat 15,38% siswa memilih jawaban benar tetapi alasan yang diberikan keliru berikut kutipan alasan siswa yang keliru: karena sudah dipelajari dan ada di buku cetak. Hal ini karena siswa tidak memiliki pemahaman secara utuh terhadap materi asam-basa, siswa hanya sekedar menghapal saja tanpa memahaminya sehingga ketika diberikan soal yang tingkatannya lebih tinggi dari soal sebelumnya siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Terbukti pada soal tipe AB-1b siswa kesulitan dalam menentukan contoh persamaan reaksi asam-basa. Hasil yang di peroleh siswa dalam menjawab soal tipe AB-1b sekitar 76,93% yang menjawab salah dengan pilihan jawaban bagian e. NaOH dan HCl dengan alasan karena termasuk contoh asam-basa Arrhenius. Hal ini didukung dengan hasil wawancara siswa yang mengatakan bahwa mereka

6 hanya sekedar menghapal pengertian asam basa dan contohnya saja tanpa memahami mengapa senyawa itu dikatakan asam maupun basa. 2. Menjelaskan perbedaan asam lemah dan asam kuat Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan siswa dalam menjelaskan perbedaan asam lemah dan asam kuat masih sangat rendah dilihat dari persentase rata-rata siswa yang menjawab benar sebanyak 13,98% dan yang menjawab salah sebesar 86,02%. Pada indikator kedua terdapat 2 soal yaitu soal menentukan contoh dari asam lemah dan menentukan contoh dari asam kuat. Berdasarkan soal AB-2a dan AB-2b diberikan pernyataan-pernyataan berikut: 1. H 2 SO 4 dalam air merupakan suatu elektrolit kuat, dalam larutannya akan memberikan ion hidrogen dan ion sulfat. 2. Asam formiat (HCHO 2 ) adalah zat kimia yang dikeluarkan semut api kekorbannya bila semut ini menggigit. Asam ini suatu elektrolit lemah yang menghasilkan H 3 O + dan CHO 2 - dalam air. 3. Gas amonia (NH 3 ) dilarutkan dalam air dan terdisosiasi 1% di dalam larutannya. 4. Bila HCl dilarutkan dalam air, hanya reaksi ke kanan yang terjadi dan segera seluruh HCl akan berubah menjadi ion-ion. 5. Asam fosfat (H 3 PO 4 ) yang digunakan dalam pembuatan pupuk, deterjen, dan bermacammacam minuman ringan seperti cola, ketika direaksikan dengan air maka akan berubah mencapai kesetimbangan. Dari pernyataan ini tentukan manakah yang termasuk asam lemah dan asam kuat? Pertanyaan ini untuk menggali apakah siswa menguasai konsep asam-basa Arrhenius pada asam lemah dan asam kuat. Hasilnya adalah hanya sebagian kecil siswa yang memiliki kemampuan dalam menentukan contoh dari asam lemah dan asam kuat. Siswa yang menjawab benar pada soal AB- 2a sebesar 1,39% dengan jawaban yang diberikan adalah sebagai berikut: yang termasuk asam lemah adalah asam fosfat dan asam formiat karena zat terlarut dari asam lemah hanya terurai sebagian menjadi ion-ionya dan yang lain masih dalam bentuk senyawa. Sedangkan yang menjawab salah salah 98,61% dengan jawaban siswa yang bervariasi, dari jawaban yang diberikan sekitar 32,16% dengan jawaban yang diberikan sebagai berikut: yang termasuk asam lemah adalah senyawa NH 3 dan asam fosfat karena siswa menganggap bahwa semua senyawa yang mengandung unsur H merupakan asam Bedasarkan soal tipe AB-2b siswa yang menjewab benar sebesar 26,57% dengan jawaban yang diberikan adalah sebagai berikut: yang termasuk asam kuat adalah HCl dan H 2 SO 4 karena Larutan asam kuat mengandung zat terlarut yang terurai sempurna dalam air menjadi ion-ion pembentukannya. Sedangkan yang menjawab salah 73,43% dengan jawaban siswa yang bervariasi, dari jawaban yang diberikan sekitar 29,37% dengan jawaban yang diberikan sebagai berikut: karena termasuk contoh asam kuat. Kesalahan ini disebabkan karena pada saat pembelajaran di kelas tidak di jelaskan alasan suatu senyawa itu dikatakan asam kuat maupun asam lemah hanya disebut saja contoh-contoh senyawanya, inilah yang mengakibatkan pemahaman siswa dalam membedakan asam lemah dan

7 asam kuat sangat rendah. Terbukti dari hasil wawancara beberapa siswa mengatakan bahwa mereka pada saat pembelajaran lebih menekankan pada materi mengenai rumus-rumus dibandingkan konsep. 3. Menjelaskan perbedaan basa lemah dan basa kuat Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata penguasaan siswa dalam menjelaskan perbedaan basa lemah dan basa kuat masih sangat rendah dilihat dari persentase rata-rata siswa menjawab benar sebanyak 9,08%. Pada indikator ke tiga terdapat 2 soal yang terdiri dari soal menentukan contoh dari basa lemah dan menentukan contoh dari basa kuat. Berdasarkan soal AB-2a dan AB-2b diberikan pernyataan-pernyataan berikut: 1. Kalium hidroksida (KOH) adalah hidroksida ionik pada keadaan padat. bila dilarutkan dalam air akan terdisosiasi sempurna menjadi ion K + dan OH - 2. Gas amonia (NH 3 ) yang dilarutkan dalam air akan terdisosiasi 1% 3. Barium hidroksida Ba(OH) 2 yang dilarutkan dalam air akan terionisasi 100% menghasilkan 2 ion OH - permolekulnya. 4. Al(OH) 3 memiliki kelarutan yang sangat kecil ketika dilarutkan dalam air. 5. NaOH memiliki kelarutan yang sangat besar ketika dilarutkan dalam air. Berdasarkan pernyataan ini tentukan manakah yang termasuk basa lemah dan basa kuat? Pertanyaan ini untuk menggali apakah siswa menguasai konsep asam-basa Arrhenius pada basa lemah dan basa kuat. Hasilnya adalah hanya sebagian kecil sekitar 2,79% siswa yang memiliki pemahaman yang benar dalam menentukan contoh dari basa lemah dengan jawaban yang diberikan adalah sebagai berikut: Pada soal AB-3a yang termasuk basa lemah adalah Al(OH) 3 dan NH 3 karena zat terlarut dari basa lemah hanya terurai sebagian menjadi ion-ionya dan yang lain masih dalam bentuk senyawa. Sedangkan siswa yang menjawab salah 97,21%, sebagian besar ssiwa sekitar 25,87% menjawab Al(OH) 3 termasuk basa lemah mereka tidak memilih NH 3 karena mereka menganggap bahwa NH 3 termasuk asam lemah. Berikut kutipan jawaban siswa: Al(OH) 3 hanya memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam air sehingga dapat di katakan basa lemah sedangkan pada pernyataan (I), (III), dan (V) zat-zat tersebut terionisasi sempurna, dan pernyataan (II) termasuk asam lemah. Hal ini didukung oleh hasil wawancara siswa mengatakan tidak memilih NH 3 merupakan contoh basa lemah karena dia memilih NH 3 sebagai asam lemah. Soal AB-3b siswa yang menjawab benar 15,38% dengan jawaban yang diberikan sebagai berikut: yang termasuk basa kuat adalah KOH, Ba(OH) 2 dan NaOH karena Larutan basa kuat mengandung zat terlarut yang terurai sempurna dalam air menjadi ion-ion pembentukannya. Sedangkan siswa yang menjawab salah sebanyak 84,62%. Sebagian besar siswa sekitar 30,77% yang memilih jawaban benar tetapi alasan yang di berikan keliru berikut kutipan alasan siswa yang keliru: yang termasuk basa kuat adalah KOH, Ba(OH) 2 dan NaOH karena termasuk contoh basa kuat. Kesalahan ini disebabkan karena pada saat pembelajaran di kelas tidak di jelaskan alasan suatu senyawa itu dikatakan basa kuat maupun basa lemah hanya disebut saja contoh-contoh senyawanya, inilah yang mengakibatkan pemahaman siswa dalam membedakan basa lemah dan basa kuat sangat rendah. Terbukti dari hasil wawancara beberapa siswa

8 mengatakan bahwa mereka pada saat pembelajaran lebih menekankan pada materi mengenai rumus-rumus dibandingkan konsep. 4. Menganalisis secara mikroskopik partikel-partikel yang terurai pada larutan asam Berdasarkan Tabel 4.1 Menunjukan bahwa rata-rata penguasaan siswa dalam menganalisis secara mikroskopik partikel-partikel yang terurai pada larutan asam masih sangat rendah dilihat dari persentase rata-rata siswa yang menjawab benar sebanyak 1,39%. Pada indikator ke empat terdapat 4 soal yang terdiri dari soal menganalisis secara mikroskopik partikel-partikel yang terurai pada larutan asam lemah dan soal menganalisis secara mikroskopik partikel-partikel yang terurai pada larutan asam kuat. Siswa diminta untuk menganalisis gambar yang merepresentasikan larutan asam lemah dan asam kuat dalam air, agar dapat digali penguasaannya dalam memahami gambaran mikroskopik pada partikel-partikel yang terurai pada asam lemah dan asam kuat. Hasil yang diperoleh adalah sebanyak 1,74% siswa yang dapat menganalisis dengan benar gambar asam lemah secara mikroskopik Adapun senyawa yang akan di analisis adalah senyawa asam formiat dan asam fosfat untuk asam lemah sedangkan untuk asam kuat adalah asam klorida dan asam sulfat. Gambaran yang benar dalam merepresentasikan larutan asam lemah secara mikroskopik dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan gambaran yang benar dalam merepresentasikan larutan asam kuat secara mikroskopik dapat dilihat pada Gambar 4.6 Asam Formiat Asam Fosfat Gambar 4.5 Representasi larutan asam lemah dalam air secara mikroskopik Asam Klorida Asam Sulfat Gambar 4.6 Representasi larutan asam kuat dalam air secara mikroskopik Berdasarkan Gambar 4.5 diketahui bahwa asam lemah merupakan zat terlarut dari asam lemah hanya terurai sebagian menjadi ion-ionya dan yang lain masih dalam bentuk senyawa. Asam lemah yang terionisasi menjadi ion-ion akan terjadi solvasi oleh molekul-molekul air,

9 sedangkan antara asam lemah yang tidak terionisasi dengan molekul air akan terjadi interaksi dipol-dipol. Berdasarkan Gambar 4.6 Asam kuat merupakan suatu zat yang dilarutkan dalam air akan terionisasi sempurna menjadi ion-ion, kemudian ion-ion tersebut akan terjadi solvasi oleh molekul-molekul air yaitu pengurungan partikel zat terlarut oleh molekul pelarut, beberapa molekul air menghadapkan kutub positifnya ke ion yang bermuatan negatif (anion) dan yang lain menghadapkan kutub negatifnya ke ion yang bermuatan positif (kation) artinya satu anion di kelilingi oleh beberapa molekul air dan begitu juga kation. Pemahaman konsep dasar asam-basa mempengaruhi pemahaman konsep lebih lanjut, seperti dalam menganalisis larutan asam ketika berada dalam keadaan lemah atau kuat. Ketika siswa menguasai konsep dasarnya maka siswa tidak akan kesulitan dalam menganalisis larutan tersebut. Fakta yang ditemukan bahwa siswa tidak menguasai konsep dasar dari asam sehingga mereka kesulitan dalam menganlisis larutan asam ketika berada dalam keadaan lemah atau kuat. Dibuktikan dari perolehan jawaban benar siswa untuk soal AB-4a sebanyak 2,09% dan yang salah sebanyak 97,91%, soal AB-4b sebanyak 1,39% dan yang salah sebanyak 98,61%, soal AB- 4c sebanyak 1,39% dan yang salah sebanyak 98,61%, soal AB-4d sebanyak 0,69% dan yang salah sebanyak 99,31%. Sebagian besar siswa tidak menjawab untuk soal menganalisis gambar dalam merepresentasi senyawa asam dalam air secara sub-mikroskopik, hal ini karena mereka tidak pernah mendapatkan penjelasan mengenai mikroskopik pada materi asam-basa. Berdasarkan hasil wawancara siswa mengatakan bahwa pada saat pembelajaran guru tidak pernah menjelaskan tentang gambar-gambar mikroskopik. 5. Menganalisis secara mikroskopik partikel-partikel yang terurai pada larutan basa Berdasarkan Tabel 4.1 Menunujukan bahwa rata-rata penguasaan siswa dalam menganalisis secara mikroskopik partikel-partikel yang terurai pada larutan basa masih sangat rendah dilihat dari persentase rata-rata siswa yang menjawab benar sebanyak 4,19% Pada indikator kelima terdapat 3 soal yang terdiri dari soal menganalisis secara mikroskopik partikel-partikel yang terurai pada larutan asam lemah dan soal menganalisis secara mikroskopik partikel-partikel yang terurai pada larutan basa kuat. Berdasarkan soal ini siswa di minta untuk menganalisis gambar yang merepresentasikan larutan basa lemah dan basa kuat dalam air, agar dapat digali penguasaannya dalam memahami gambaran mikroskopik pada partikel-partikel yang terurai pada basa lemah dan basa kuat. Hasil yang diperoleh adalah sebanyak 6,29% siswa yang dapat menganalisis dengan benar gambar basa lemah secara mikroskopik Adapun senyawa yang akan di analisis adalah senyawa aluminum idroksida untuk basa lemah sedangkan untuk basa kuat adalah kalium hidroksida dan natrium hidroksida. Gambaran yang benar dalam merepresentasikan larutan basa lemah secara mikroskopik dapat dilihat pada Gambar 4.8

10 Aluminuim hidroksida Gambar 4.8 Representasi larutan basa lemah dalam air secara mikroskopik Sedangkan gambaran yang benar dalam merepresentasikan larutan basa kuat secara mikroskopik adalah: Kalium hidroksida Natrium hidroksida Gambar 4.9 Representasi larutan basa kuat dalam air secara mikroskopik Berdasarkan Gambar 4.8 diketahui bahwa basa lemah merupakan zat terlarut dari basa lemah yang hanya terurai sebagian menjadi ion-ionya dan yang lain masih dalam bentuk senyawa. Basa lemah yang terionisasi menjadi ion-ion akan terjadi solvasi oleh molekul-molekul air, sedangkan antara basa lemah yang tidak terionisasi dengan molekul air akan terjadi interaksi dipol-dipol seperti yang terlihat pada gambar 4.8. Basa kuat merupakan suatu zat yang dilarutkan dalam air akan terionisasi sempurna menjadi ion-ion, kemudian ion-ion tersebut akan terjadi solvasi oleh molekul-molekul air yaitu pengurungan partikel zat terlarut oleh molekul pelarut, beberapa molekul air menghadapkan kutub positifnya ke ion yang bermuatan negatif (anion) dan yang lain menghadapkan kutub negatifnya ke ion yang bermuatan positif (kation) artinya satu anion di kelilingi oleh beberapa molekul air dan begitu juga kation seperti yang terlihat pada gambar 4.9. Siswa yang dapat menjawab soal AB-5a sebanyak 6,29% yang menjawab salah sebanyak 93,71% dan soal AB-5b sebanyak 6,29% yang menjawab salah sebanyak 93,71% sedangkan untuk soal AB-5c sebanyak 0,00% dan yang salah 100%. Meskipun ada beberapa siswa yang menjawab benar konsep secara mikroskopik, ternyata mereka tidak memahami sepenuhnya tahap-tahap tersebut. Dalam hal ini ada kemungkinan menjawab benar hanya karena menebak saja berikut kutipan jawaban siswa yang benar untuk soal tipe AB-5b : Pada gambar III menunjukan terdiri dari ion logam dan ion hidroksida yang ketika dilarutkan dalam air akan

11 terdisosiasi sempurna. Di dukung oleh hasil wawancara siswa mengatakan bahwa dalam menjawab soal ini siswa hanya menebak saja dan alasannya di tulis berdasarkan soal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Bedasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa kemampuan siswa dalam merepresentasi konsep asam-basa secara sub-mikroskopik sebesar 2,79% tergolong pada kategori sangat rendah. Kemungkinan rendahnya kemampuan representasi mikroskopik siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran lebih memfokuskan pada level simbolik pada materi asam-basa, guru tidak pernah memberikan materi asam-basa pada level mikroskopik. 2. Dalam memberikan evaluasi masih berupa soal yang memfokuskan pada level simbolik dari pada level mikroskopik. 3. Siswa belum terbiasa dalam menggambarkan bentuk mikroskopik ion dan molekul dari senyawa asam atau basa yang terionisasi sempura maupun sebagian. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Rendahnya kemampuan siswa dalam memberikan gambaran submikroskopik tentang konsep asam-basa, maka diperlukan dalam pengajaran menggunakan model gambaran mikroskopik. 2. Perlu melakukan pengembangan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan multirepserentasi siswa terutama representasi mikroskopik sehingga penguasaan materi asam-basa nantinya tidak hanya bersifat hafalan, salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah penggunaan mulitimedia, karena multimedia dapat memfasilitasi pengembangan visualisasi siswa dan kemampuan berfikirnya tentang proses kimia pada tingkat molekuler. DAFTAR PUSTAKA Farida, I Interkoneksi Multiple Level Representasi Mahasiswa Calon Guru Pada Kesetimbangan Dalam Larutan Melalui Pembelajaran Berbasis Web. Ringkasan Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Jefriadi., R. Sahputra, dan Erlina Deskripsi Kemampuan Representasi Mikroskopik dan simbolik siswa negeri di Kabupaten Sambas Materi Hidrolisis Garam. www. google. com/?gws_rd =ssl#q=deskripsi +kemampuan+representasi +mikroskopia+sma +negri+di+kabupaten+sambas+materi+hidrolisis+garam 16 Februari 2015 (19.00) Laliyo, L. A. R Model Mental Siswa dalam Memahami Perubahan Wujud Zat. +perubahan +wujud+zat 16 Februari 2015 (19.00) Sari, Z. F Pemahaman Konsep Asam Basa Brosted-Lowry Peserta Didik Kelas XI MA Wahid Hasyim Yogyakarta. Skripsi. Program Study Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: Yogyakarta

12 Sihaloho, M Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami Konsep Larutan Buffer pada Tingkat Makroskopis dan Mikroskopis. https ://www. google.com/?gws_rd= ssl#q= analisis+siswa+dalam+memahami+konsep+larutan+buffer+pada+tingkat+makroskopi s+dan+mikroskopis 16 Februari 2015 (19.00)

13 6.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Kajian Representasi Sub-Mikroskopik Siswa Tentang Konsep Kelarutan Zat (Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Siswa Kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Anggrek

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Konsep dan Pemahaman Konsep Kimia Banyak definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli, seperti yang dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu mempelajari gejala alam. Dalam mempelajari gejala alam, ilmu kimia mengkhususkan pembahasannya

Lebih terperinci

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan

Lebih terperinci

OLEH Ni Nyoman Widiantari Telah diperiksa dan disetujui oleh NIP NIP

OLEH Ni Nyoman Widiantari Telah diperiksa dan disetujui oleh NIP NIP LEMBAR PENGESAHAN JURNAL EFEKTIVITAS SAJIAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN ANALOGI DAN SUBMIKROSKOPIK DALAM MEREDUKSI MISKONSEPSI ASAM BASA PADA SISWA SMA KELAS XI DI GORONTALO OLEH Ni Nyoman Widiantari 441411048

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA mengalami kesulitan dalam memahami konsep-kosep kimia. Salah satu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diperoleh persentase siswa SMA Negeri 1 Limboto yang menjawab benar dan salah untuk setiap aspek pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan

BAB I PENDAHULUAN. energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian ilmu kimia mengkhususkan pembahasan pada perubahan materi dan energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan komposisi zat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP KESETIMBANGAN DALAM LARUTAN. Contoh Analisis Konsep untuk Materi Kesetimbangan dalam Larutan- By : Dr. Ida Farida, M.Pd.

ANALISIS KONSEP KESETIMBANGAN DALAM LARUTAN. Contoh Analisis Konsep untuk Materi Kesetimbangan dalam Larutan- By : Dr. Ida Farida, M.Pd. No Label konsep ANALISIS KONSEP KESETIMBANGAN DALAM LARUTAN Atribut Hirarki konsep Definisi konsep Superordinat Kritis Varibel Subordinat Koordinat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Tetapan kesetimbangan (K) 2 Dinamis

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip

JURNAL. Oleh. Jahardi Ineng Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji. Nip Nip LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Deskripsi Hirarki Kemampuan Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dalam Memahami Materi Ikatan Kimia dengan Menggunakan Instrument Tes Terstruktur JURNAL Oleh Jahardi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI x LEMBAR PENGESAHAN. PERNYATAAN.. ii ABSTRAK.. iii KATA PENGANTAR. v PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH.

DAFTAR ISI x LEMBAR PENGESAHAN. PERNYATAAN.. ii ABSTRAK.. iii KATA PENGANTAR. v PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN.. ii ABSTRAK.. iii KATA PENGANTAR. v PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengalaman. Definisi lain mengenai belajar adalah proses aktif siswa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan materi subyek yang menjelaskan mengenai struktur, komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Menurut Johnstone

Lebih terperinci

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si 1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator Sumber Belajar

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator    Sumber Belajar Lampiran 3 89 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fareka Kholidanata, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fareka Kholidanata, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini menghafal fenomena, fakta, atau konsep kimia telah menjadi rutinitas dalam kehidupan siswa (Widiastuti, 2010). Menurut Suyono (2009), paradigma baru

Lebih terperinci

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MIKROSKOPIK DAN SIMBOLIK SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN SAMBAS MATERI HIDROLISIS GARAM

DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MIKROSKOPIK DAN SIMBOLIK SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN SAMBAS MATERI HIDROLISIS GARAM DESKRIPSI KEMAMPUAN REPRESENTASI MIKROSKOPIK DAN SIMBOLIK SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN SAMBAS MATERI HIDROLISIS GARAM Jefriadi, Rachmat Sahputra, Erlina Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ilmu ini mempelajari berbagai fenomena alam yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Laporan Praktikum Kimia Dasar II Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013, dijelaskan dalam upaya mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Neng Tresna Umi Culsum*, Ida Farida dan Imelda Helsy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10 SMA IPA Kelas 10 Perbedaan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih, larutan tersusun dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Berdasarkan keelektrolitannya,

Lebih terperinci

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A 2011 11030234016 Pengertia n Konduktometri Metode analisis yang memanfaatkan pengukuran daya hantar listrik, yang dihasilkan dari sepasang elektroda

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan sifat asam serta basa. 2. Memahami teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI YANG BERJUDUL IDENTIFIKASI KESULITAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FMIPA DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM Jurnal Oleh ASRAZULIDA UMAR

Lebih terperinci

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

TEORI ASAM BASA Secara Umum : TEORI ASAM BASA Secara Umum : Asam Basa : : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah Garam : Cairan yang berasa asin TEORI

Lebih terperinci

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT 1. Pernyataan yang benar tentang elektrolit adalah. A. Elektrolit adalah zat yang

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya (Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Fitriyani, 2014 Profil model mental siswa pada materi termokimia dengan menggunakan TIM_POE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Fitriyani, 2014 Profil model mental siswa pada materi termokimia dengan menggunakan TIM_POE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Whitten dkk., 2004). Johnstone (dalam

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan 4.1.1 Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga Penggunaan level mikroskopik dalam buku teks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan

Lebih terperinci

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2 SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA K I M I A 1). TEORI ARCHENIUS Asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion H +, dengan kata lain pembawa sifat asam adalah ion H +. jumlah ion H+ yang

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang IPA yang mempelajari tentang gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan struktur, susunan, sifat dan perubahan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Pembuatan Larutan Buffer Semua zat yang digunakan untuk membuat larutan buffer dapat larut dengan sempurna. Larutan yang diperoleh jernih, homogen, dan tidak berbau. Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi (yang tersusun oleh senyawa-senyawa) serta perubahannya, bagaimana senyawasenyawa itu bereaksi/

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam yang memfokuskan mempelajari materi dan energi ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur,

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Identifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Konsep Struktur Atom Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Telaga Tahun Pelajaran 2013/2014 OlehMeyvie Potale NIM. 441407040

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

BAB II ISI. Sumber gambar: (salirawati, 2008)

BAB II ISI. Sumber gambar: (salirawati, 2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik / DHL)

Lebih terperinci

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam

Lebih terperinci

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll LOGO Bab 08 Asam Basa Apa yang terjadi? - Koma - Tulang keropos - Sesak napas - dll 1 Ikhtisar Teori Asam Basa Sifat Asam-Basa dari Air ph-suatu ukuran keasaman Kesetimbangan Asam-Basa Lemah dan Garam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mengkaji zat dari segi sifat, komposisi, struktur, ikatan, perubahan, dan pembuatannya

Lebih terperinci

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO

KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO KAJIAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEORI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LIMBOTO Ira K. Dali, Mardjan Paputungan, Rakhmawaty A. Asui Jurusan Pendidikan Kimia Faklutas Matematika dan IPA Universitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/semester : Madrasah Darul Ihksan Samarinda : Kimia : Larutan Penyangga : XI /Genap Tahun Ajaran : 2012/2013 Alokasi waktu

Lebih terperinci

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa Asam-Basa Kimia Kelas XI B usiness Name Indikator: 3.1.1 Menjelaskan teori asam basa berdasarkan konsep Arrhenius, Brosnted Lowry dan Lewis 3.1.2 Menjelaskan pengertian indikator asam-basa 3.1.3 Menyebutkan

Lebih terperinci

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pepy Susanty, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pepy Susanty, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Concise Dictionary of Science & Computers mendefinisikan kimia sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA), yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia termasuk ke dalam cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga ilmu kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Karakteristik tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa

BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Kemampuan siswa Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau dilihat melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

Lebih terperinci

2015 D ESAIN D IDAKTIS PAD A MATERI HID ROLISIS GARAM BERD ASARKAN KESULITAN BELAJAR SISWA SMA D AN REFLEKSI D IRI GURU MELALUI LESSON ANALYSIS

2015 D ESAIN D IDAKTIS PAD A MATERI HID ROLISIS GARAM BERD ASARKAN KESULITAN BELAJAR SISWA SMA D AN REFLEKSI D IRI GURU MELALUI LESSON ANALYSIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mutu pembelajaran merupakan tantangan besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nabila Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nabila Fatimah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kimia seringkali dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dimengerti dan sulit difahami oleh siswa. Hal ini terjadi karena kebanyakan konsep-konsep

Lebih terperinci

TEORI ASAM BASA SECARA UMUM :

TEORI ASAM BASA SECARA UMUM : TEORI ASAM BASA SECARA UMUM : TEORI ASAM BASA Secara Umum : Cairan berasa asam dan dapat Asam : memerahkan kertas lakmus biru Basa : Garam : Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

Teori Asam-Basa Arrhenius

Teori Asam-Basa Arrhenius Standar Kompetensi emahami terapannya. sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan Kompetensi Dasar enjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius mengklasifikasi berbagai larutan asam, netral, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi

BAB I PENDAHULUAN. sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus mempelajari materi dan energi yang ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur, komposisi,

Lebih terperinci

2014 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN GENDER PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

2014 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN GENDER PADA MATERI HIDROLISIS GARAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan salah satu sains fisis yang diajarkan di sekolah menengah atas (Achor dan Kalu, 2014) yang berkaitan dengan studi tentang struktur, komposisi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. Banyak materi dalam pembelajaran kimia yang sulit untuk diilustrasikan dalam bentuk gambar dua

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR LARUTAN BUFFER Nama : Fathul Muin NIM : 12/334686/PA/14919 LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA DASAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena manusia setiap hari tidak lepas dari zat-zat kimia. Ilmu kimia termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang di anggap sulit, hal ini menyebabkan sebagian besar siswa kurang berminat untuk mempelajari

Lebih terperinci

kimia K-13 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN K e l a s A. Kelarutan Garam (Elektrolit) Tujuan Pembelajaran

kimia K-13 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN K e l a s A. Kelarutan Garam (Elektrolit) Tujuan Pembelajaran K-1 kimia K e l a s XI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan 1. Memahami tentang kelarutan garam (elektrolit). 2. Memahami

Lebih terperinci

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design, pada desain penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL 11 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON- ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON- ELEKTROLIT 5 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON- ELEKTROLIT A. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT B. ELEKTROLIT DAPAT BERUPA SENYAWA ION ATAU SENYAWA KOVALEN Ketika Anda terluka, luka tersebut dapat dibersihkan disterilkan

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan subjek yang didasarkan pada konsep yang abstrak sehingga sulit dipahami, terutama ketika siswa ditempatkan pada posisi untuk mempercayai sesuatu

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit larutan adalah campuran homogen (serba sama) dari dua macam zat atau lebih. Jumlah zat yang paling banyak dalam suatu larutan disebut pelarut (solvent), sedangkan

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT 1 BAB 5 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

Larutan Penyangga XI MIA

Larutan Penyangga XI MIA Larutan Penyangga XI MIA Komponen Larutan Penyangga Larutan Penyangga Asam Terdiri dari Asam lemah dan basa konjugasinya (Contoh : CH 3 COOH dan CH 3 COO -, HF dan F - ) Cara membuatnya : 1. Mencampurkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa Proses pembelajaran

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 LARUTAN PENYANGGA [Yea r] LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 MARI BELAJAR Indikator Produk Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis. Menjelaskan

Lebih terperinci