ANALISIS KARAKTERISTIK PERSONAL PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KARAKTERISTIK PERSONAL PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SURAKARTA"

Transkripsi

1 ANALISIS KARAKTERISTIK PERSONAL PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SURAKARTA Siti Almaidah Sriyanto Handayani Tri Wijayanti STIE ATMA BHAKTI SURAKARTA ABSTRACT The purpose of the study is to examine and analyze the personal characteristics of the financial administration officials on local agency consisting of locus of control, work experience, gender, equity sensitivity to the ethics of the financial statements on local agency in local government of Surakarta. The population was all employees who work in the government accounting functions in Surakarta. The sample selection criteria using exsidental sampling. Alternative hypothesis tested in this study include: there is a difference between financial administration officials with an internal locus of control and financial administration officials with an external locus of control, senior and junior financial administration officials, financial administration officials of men and women, as well as the financial administration officials benevolents category and financial administration officials entitleds against disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, and timeliness of financial reporting on local agency. Testing the validity of research data using the Pearson Product Moment. Data reliability was tested using Cronbach Alpha. While this research hypothesis testing using the Mann Whitney U-Test. The results showed there were significant differences on disclosure, cost & benefits, responsibility and punctuality misstate except between financial administration officials on local agency with an internal locus of control and financial administration officials on local agency with an external locus of control. There were no significant differences between junior and senior financial administration officials on local agency to the disclosure, cost & benefits, misstate and timeliness of preparation, except responsibility. There were no significant differences between financial administration officials on local agency of men and women to disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, and timeliness. Lastly, financial administration officials benevolent and financial administration officials entitled has significant differences on local agency about disclosure, cost and benefit, responsibility, and misstate, except factor timeliness of financial statements. Keyword: ethics of the financial statements, locus of control, work experience, gender, equity sensitivity PENDAHULUAN Lahirnya paket Undang-undang (UU) bidang keuangan negara banyak memberikan perubahan konsepsi dari administrasi keuangan menuju akuntansi keuangan. Hampir empat belas belas tahun sejak otonomi daerah diterapkan awal tahun 1999, instansi pemerintah dan pemerintah daerah (pemda) dirasa masih belum cukup mumpuni menyusun

2 laporan keuangan yang berkualitas seperti halnya sektor swasta (Akuntan Indonesia, 2011). Padahal kualitas laporan keuangan merupakan faktor penting bagi sebuah instansi, baik instansi swasta maupun pemerintah untuk menunjukkan kinerja sebuah instansi dalam mengelola finansial mereka. Laporan keuangan yang berkualitas mampu memberikan nilai guna bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomis. Namun peningkatan nilai guna laporan keuangan tersebut harus didukung oleh kompetensi pengelola keuangan instansi. Pengelolaan keuangan instansi pemerintah, khususnya pemerintah daerah, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006 yang menyatakan bahwa entitas pelaporan dan entitas akuntansi harus menyelenggarakan sistem akuntansi keuangan daerah. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi serta menyusun laporan keuangan untuk digabungkan dengan entitas pelaporan. Selaku entitas akuntansi, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki pegawai akuntansi yang terdiri dari Bendahara dan Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK SKPD). PPK SKPD bertugas menyiapkan laporan keuangan SKPD untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan pemerintah daerah selaku entitas pelaporan. Dalam rangka mewujudkan administrasi dan pengelolaan keuangan yang efektif, maka peran PPK SKPD sangatlah vital sehingga kemampuan dan kecakapannya dalam menjalankan fungsi akuntansi sangat menentukan dalam penyusunan dokumen laporan keuangan SKPD. Berkaitan dengan pegawai maka efektif tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kemampuan individu. Suatu unit kerja yang kemampuan pegawainya kurang baik dari segi pendidikan maupun dari segi keterampilan akan menghasilkan output yang rendah. Untuk itu pemerintah harus memperhatikan kemampuan pegawainya karena dituntut untuk memiliki akuntabilitas yang mampu menyusun sistem pelaporan secara baik dan mapan (Mardiasmo, 2002). Penelitian Zetra (2009) tentang kualitas sumber daya manusia di instansi pemerintah, menemukan bahwa masih sulit bagi aparatur di daerah untuk menyampaikan laporan keuangan pemerintah daerah secara transparan, akuntabel, dan tepat waktu sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hal tersebut terutama disebabkan oleh kurangnya staf yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dalam menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan. Padahal, para stakeholder sektor publik membutuhkan informasi yang relevan dan handal untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu kompetensi pengelolaan keuangan pemerintah, khususnya PPK SKPD, sangat menentukan kemampuan pemerintah daerah menghasilkan laporan keuangan yang akuntabel sesuai dengan proses dan standar akuntansi yang berlaku. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi secara teknis, perilaku, dan etika (Akuntan Indonesia, 2011). Hal tersebut

3 didukung oleh Yulianti (2005) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan di Indonesia adalah menyangkut etika dan sikap positif akuntan Indonesia. Perilaku tidak etis merupakan isu yang relevan bagi profesi akuntan saat ini. Di Indonesia, isu mengenai etika akuntan berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah (Ludigdo,1999). Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri. Akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka. Analisis terhadap sikap etis dalam profesi akuntan menunjukkan bahwa akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis dalam profesi mereka (Fine et al. dalam Husein, 2004). Pada sektor publik, konflik juga dapat timbul dari kadar pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan mengharapkan untuk memperoleh semua informasi yang mereka butuhkan dari laporan keuangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perilaku PPK SKPD menyangkut penyusunan laporan keuangan SKPD untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan SKPD harus diperhatikan karena merupakan data pokok untuk penyusunan laporan keuangan daerah yang akan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan motivasi sebagai berikut: pertama, faktor yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pada pemerintah adalah menyangkut etika dan sikap positif pegawainya, atau dengan kata lain menyangkut faktor personal atau individual pegawai. Beberapa bukti empiris tentang faktor-faktor individual antara lain dilaporkan oleh Reiss dan Mitra (1998) dalam Nugrahaningsih (2005), yang mengadakan penelitian tentang efek dari perbedaan faktor individual dalam kemampuan menerima perilaku etis atau tidak etis. Penelitian Fauzi (2001) yang membahas tentang Pengaruh Perbedaan Faktor-Faktor Individual Berupa Locus Of Control, Disiplin Akademis, Pengalaman Kerja dan Equity Sensitivity terhadap Perilaku Etis Mahasiswa. Keberadaan locus of control dalam penelitian Indriantoro (2000) yang telah membuktikan bahwa locus of control merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan untuk penelitian di Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nugrahaningsih (2005), yang meneliti tentang Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (studi terhadap peran faktor-faktor individual: locus of control, lama pengalaman kerja, gender, dan equity sensitivity). Perbedaan pertama, responden penelitian Nugrahaningsih (2005) diambil dari auditor sedangkan pada penelitian ini adalah PPK SKPD karena penelitian ini terkait dengan etika penyusunan laporan keuangan SKPD. Untuk itu setiap faktor-faktor individu yang terdiri dari locus of control, lama pengalaman kerja, gender, dan equity sensitivity, masing-masing akan dibedakan terhadap etika penyusunan laporan keuangan SKPD. Perbedaan kedua, penelitian ini mengambil variabel etika penyusunan

4 laporan keuangan dari penelitian Yulianti (2005) tentang Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Terdapat beberapa perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian Yulianti (2005). Perbedaan pertama, pada penelitian Yulianti (2005) menggunakan mahasiswa sebagai responden, sedangkan pada penelitian ini adalah aparat pemerintah yaitu PPK SKPD. Kompleksitas pada sektor pemerintahan mendorong peneliti ingin mengetahui apakah prinsip akuntansi yang tertera pada Standar Akuntansi Pemerintah dan peraturan-peraturan yang berlaku telah dijalankan, sehingga penelitian ini mencoba menguji etika penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh PPK SKPD. Selain perbedaan responden, perbedaan lainnya dengan penelitian Yulianti (2005) adalah menghilangkan faktor manajemen laba dalam mengukur etika penyusunan laporan keuangan karena pada sektor publik atau pemerintahan tidak ada motif mencari keuntungan (nonprofit motive). Sementara Yuliati (2005) menggunakan faktor manajemen laba, misstate (kecenderungan untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan), disclosure (pengungkapan laporan keuangan), cost and benefit, dan responsibility dalam mengukur etika penyusunan laporan keuangan. Dengan demikian kuesioner yang berhubungan dengan etika penyusunan laporan keuangan pada penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Yulianti (2005). Kalimat dalam kuesioner mempunyai makna yang sama dengan penelitian Yulianti (2005), namun ada perubahan yang disesuaikan dengan keadaan di pemerintahan. Terakhir, peneliti juga menggabungkan dengan penelitian Na im (1999) tentang Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia. Variabel ketepatan waktu penyelesaian penyusunan laporan keuangan diambil juga untuk mengukur etika penyusunan laporan keuangan. Ketepatan waktu merupakan hal yang penting untuk diuji karena keterlambatan penyelesaian laporan keuangan SKPD akan menghambat penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Informasi laporan keuangan menjadi tidak relevan jika waktu penyampaian terlambat. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan signifikan antara PPK SKPD dengan internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control, PPK SKPD Senior dan Junior, PPK SKPD laki-laki dan wanita, serta PPK SKPD benevolent dan entitled terhadap etika penyusunan laporan keuangan SKPD. Indikator etika penyusunan laporan keuangan terdiri dari faktor disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan. Dengan demikian, hipotesis alternative penelitian ini terdiri dari: H 1 : Terdapat perbedaan antara PPK SKPD dengan internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. H 2 : Terdapat perbedaan antara PPK SKPD senior danppk SKPD yunior terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. H 3 : Terdapat perbedaan antara PPK SKPD pria dan PPK SKPD wanita

5 H 4 terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. : Terdapat perbedaan antara PPK SKPD yang termasuk kategori benevolents dan PPK SKPD yang termasuk entitleds terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian komparatif. Jenis penelitian komparatif dapat dilihat dari tujuan penelitiannya yang membandingkan sesuatu yang diukur antara dua kelompok, yaitu membandingkan antara kelompok internal locus of control dengan external locus of control, antara lama kerja senior dengan junior, antara jenis kelamin pria dengan wanita, dan antara benevolent dengan entitleds. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada fungsi akuntansi di pemerintah kota Surakarta. Adapun sampelnya adalah pegawai Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD pemerintah kota Surakarta pada dinas, badan, kantor dan kecamatan. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode eksidental sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih responden adalah sebagai berikut: 1. Pegawai yang bekerja pada fungsi akuntansi di SKPD pemerintah kota Surakarta 2. Pegawai tersebut bekerja membuat Laporan Keuangan SKPD berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari penelitian Fanani dkk. (2008). Untuk memberikan pemahaman yang lebih spesifik terhadap variabelvariabel penelitian ini, maka variabel penelitian ini didefinisikan secara operasional sebagai berikut. 1. Disclosure Disclosure adalah kecenderungan untuk mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan. Variabel disclosure diukur dengan menggunakan indikator yang dijabarkan dalam 3 (tiga) item pertanyaan dengan lima poin skala likert berdasarkan Fanani dkk. (2008), yaitu pertanyaan nomor 1,2, dan 3 yang dapat dilihat dalam lampiran kuesioner penelitian ini. 2. Cost dan benefit Cost dan benefit adalah persepsi mengenai beban untuk melakukan pengungkapan. Variabel Cost dan benefit diukur dengan menggunakan indikator yang dijabarkan dalam 3 (tiga) item pertanyaan dengan lima poin skala likert berdasarkan Fanani dkk. (2008), yaitu pertanyaan nomor 4,5, dan 6 yang dapat dilihat dalam lampiran kuesioner penelitian ini. 3. Responsibility Responsibility adalah tanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan. Variabel responsibility diukur dengan menggunakan indikator yang dijabarkan dalam 2 (dua) item pertanyaan dengan lima poin skala likert berdasarkan Fanani dkk. (2008), yaitu pertanyaan nomor 7 dan 8 yang dapat dilihat dalam lampiran kuesioner penelitian ini.

6 4. Misstate Misstate adalah kecenderungan untuk melakukan salah saji dalam penyusunan laporan keuangan. Variabel misstate diukur dengan menggunakan indikator yang dijabarkan dalam 4 (empat) item pertanyaan dengan lima poin skala likert berdasarkan Fanani dkk. (2008), yaitu pertanyaan nomor 9, 10, 11 dan 12 yang dapat dilihat dalam lampiran kuesioner penelitian ini. 5. Locus of Control (LOC) Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya. Variabel locus of control diukur melalui jawaban responden yang lebih besar dari 3 dari 16 (enam belas) item pertanyaan dengan lima poin skala likert berdasarkan Fanani dkk. (2008). 6. Lama Pengalaman Kerja Lama pengalaman kerja adalah jangka waktu seseorang ketika bekerja sebagai PPK SKPD yang diukur dalam satuan tahun. 7. Gender Gender merupakan suatu konsep kultural yang berupa membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara lakilaki dengan perempuan. Gender merupakan variable dummy yang diukur dengan nilai 1 adalah lakilaki, dan nilai 0 adalah wanita. 8. Equity Sensitivity Equity sensitivity adalah fairness (keadilan) yang dirasakan seseorang dibanding orang lain. Seorang individu akan masuk kategori entitleds apabila nilainya lebih kecil dari score rata-rata, dan kategori benevolents apabila nilainya lebih besar dari score rata-rata. Variabel equity sensitivity diukur dengan menggunakan indikator yang dijabarkan dalam 5 (lima) item pertanyaan dengan nilai equity sensitivity index (ESI) berkisar 0 sampai dengan 10 untuk tiap pertanyaan (Fanani dkk., 2008). Pengujian hipotesis menggunakan alat uji statistik, yaitu Mann Whitney U- Test. Pengujian menggunakan statistik nonparamatetrik karena jumlah sampel setelah dibagi kedalam dua kelompok yang akan diuji berjumlah kurang dari 30. Semua teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS version 18.0 for windows. Pengambilan keputusan pengujian hipotesis didasarkan pada: - Jika P (Probabilitas) < (taraf signifikansi/α) 0.05 maka Ho ditolak, Ha diterima. - P (Probabilitas) > (taraf signifikansi/ α) 0.05 maka Ho diterima, Ha ditolak. Atau dapat juga dengan melakukan pembandingan antara -Z hitung dan -Z tabel dengan cara: - Jika -Z hitung < -Z tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima. - Jika -Z hitung > -Z tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini melibatkan 59 orang responden sebagai sampel penelitian yang dipilih dalam pengisian kuesioner, dan seluruh responden tersebut telah menjawab pertanyaan kuesioner. Sebelum data dari jawaban responden dianalisis, maka akan dijelaskan deskipsi responden berdasarkan kuesioner yang masuk. Usia Pejabat penatausahaan keuangan di wilayah Surakarta berkisar antara 28 tahun sampai dengan 53 tahun. Usia

7 responden di bawah 40 tahun sejumlah 41% dan sisanya sejumlah 59% berusia lebih dari 40 tahun yang merupakan usia yang matang dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan perbedaan jenis kelamin PPK SKPD, jumlah wanita lebih banyak dibanding laki-laki yang menduduki posisi sebagai pejabat penatausahaan keuangan. Sejumlah 36% dari 59 responden berjenis kelamin lakilaki, dan sisanya sejumlah 64% berjenis kelamin perempuan. Lama pengalaman kerja ketika menjadi PPK SKPD dari 59 responden, 41 orang atau 68% menyatakan bahwa bekerja sebagai PPK SKPD lebih dari 3 tahun, sedangkan 31% atau 18 orang bekerja sebagai PPK SKPD selama kurang dari 3 tahun. Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Uji Normalitas Uji reliabilitas untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika koefisien keandalannya yang diukur dengan Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Tabel 1 menyajikan hasil uji reliabilitas masing-masing variabel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel. Tabel 1 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Kesimpulan Disclosure (X1) 0,689 Reliabel Cost & Benefit (X2) 0,857 Reliabel Responsibility (X3) 0,755 Reliabel Misstate (X4) 0,934 Reliabel Ketepatan Waktu (X5) 0,624 Reliabel Locus of Control (X6) 0,763 Reliabel Equity Sensitivity (X7) 0,712 Reliabel Selanjutnya Uji validitas untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikategorikan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk 59 responden dan nilai alpha 0,05 diperoleh nilai r tabel sebesar 0, 216. Kemudian nilai r tabel tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung untuk menguji apakah masing-masing indikator dalam variabel penelitian valid atau tidak. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilainya positif, maka indikator tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 2 yang menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan dalam penelitian ini nilai r hitungnya lebih besar dari 0, 216 dan dapat disimpulkan bahwa semua indikatornya valid.

8 Tabel 2 Hasil Uji Validitas Variabel Indikator r hitung Kesimpulan X11 0,865 Valid Disclosure (X1) X12 0,322 Valid X13 0,611 Valid Cost & Benefit (X2) X22 0,932 Valid X23 0,643 Valid Responsibility (X3) X31 0,686 Valid X32 0,731 Valid X41 0,538 Valid Misstate (X4) X42 0,498 Valid X43 0,276 Valid X44 0,578 Valid Ketepatan Waktu (X5) Locus of Control (X6) Equity Sensitivity (X7) X51 0,663 Valid X52 0,423 Valid X61 0,611 Valid X62 0,598 Valid X63 0,756 Valid X64 0,365 Valid X65 0,658 Valid X66 0,932 Valid X67 0,689 Valid X68 0,651 Valid X69 0,439 Valid X610 0,578 Valid X611 0,799 Valid X612 0,587 Valid X613 0,486 Valid X614 0,689 Valid X615 0,943 Valid X616 0,854 Valid X71 0,687 Valid X72 0,289 Valid X73 0,250 Valid X74 0,386 Valid X75 0,785 Valid Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test. Pengujian normalitas atas variabel disclosure, cost & benefit, responsibility,misstate dan ketepatan waktu menunjukkan hasil nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua variabel tersebut berdistribusi normal. Perbedaan Disclosure, Cost & Benefit, Responsibility, Misstate, dan Ketepatan Waktu Antara Internal Locus of Control dan External Locus of Control

9 Hipotesis pertama penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara PPK SKPD dengan internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. Untuk itu data penelitian dibagi kedalam dua kelompok yaitu internal locus of control dan external locus of control. Hasil pengujian menggunakan uji Mann Whitney U-Test terhadap dua kelompok tersebut tersaji pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis 1 Variabel Rata-rata Jarak Mann Whitney U-Test Internal Eksternal Z hitung Sig. Disclosure (X1) 24,83 25,54-0, 256 0,004 Cost & Benefit (X2) 23,37 21,33-0,167 0,002 Responsibility (X3) 25,43 24,76-0,773 0,005 Misstate (X4) 25,74 24,75-1,954 0,049 Ketepatan Waktu (X5) 23,22 44,69-1,254 0, 281 Tabel 3 menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan tentang disclosure, cost & benefit, responsibility dan misstate antara internal locus of control dan external locus of control memiliki nilai probabilitas dibawah 0,05. Tetapi untuk variabel ketepatan waktu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara internal locus of control dan external locus of control. Hasil penelitian ini sesuai dengan Nugrahaningsih (2005) yang menggunakan responden auditor yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan perilaku etis antara auditor dengan internal locus of control dan auditor external locus of control. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik PPK SKPD internal locus of control cenderung berperilaku lebih etis daripada PPK SKPD external locus of control. PPK SKPD internal locus of control lebih sadar tentang disclosure, cost & benefit, responsibility dan misstate ketika mereka menyusun laporan keuangan SKPD. PPK SKPD internal locus of control lebih menyadari bahwa pengungkapan sangat diperlukan agar laporan keuangan dapat disajikan secara wajar, dan memandang pengungkapan bukan sebagai beban melainkan sebagai suatu keharusan. Selain itu PPK SKPD internal locus of control memandang biaya yang timbul dari kewajiban untuk mengungkapkan informasi penting adalah sesuatu hal yang wajar, sementara PPK SKPD external locus of control menganggap pengungkapan sebagai beban. Perbedaan Disclosure, Cost & Benefit, Responsibility, Misstate, dan Ketepatan Waktu Antara Lama Kerja Senior dan Junior PPK SKPD Hasil pengujian disclosure, cost & benefit, responsibility, misstate, dan Ketepatan Waktu antara PPK SKPD senior dan Junior dapat dilihat pada tabel 4.

10 Tabel 4 Hasil Pengujian Hipotesis 2 Variabel Rata-rata Jarak Mann Whitney U-Test Senior Junior Z hitung Sig. Disclosure (X1) 29,88 8,54-4, 365 0,634 Cost & Benefit (X2) 27,34 41,33-4,497 0,080 Responsibility (X3) 20,40 8,76-5,114 0,019 Misstate (X4) 21,76 39,75-4,354 0,357 Ketepatan Waktu (X5) 22,86 17,64-1,254 0, 101 Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara PPK SKPD senior dan PPK SKPD yunior terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan bahwa nilai probabilitas responsibility sebesar 0,019 dibawah 0,05, sedangkan nilai probabilitas variabel disclosure, cost and benefit, misstate, dan ketepatan waktu diatas 0,05. Hasil tersebut berarti bahwa antara PPK SKPD senior dan junior terdapat perbedaan signifikan dalam hal responsibility. PPK SKPD senior lebih bertanggung jawab dalam menyusun laporan keuangan dibanding PPK SKPD junior. Sementara dalam hal disclosure, cost and benefit, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK SKPD senior dan junior. Hasil penelitian ini mendukung Yulianti (2005) yang melibatkan responden mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa baru jurusan akuntansi bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan disclosure, cost and benefit, misstate, dan ketepatan waktu antara mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa baru jurusan akuntansi. Namun responsibility yang berbeda signifikan antara PPK SKPD senior dan junior tidak mendukung hasil penelitian Yulianti (2005). Tidak terdapat perbedaan signifikan tentang disclosure, cost and benefit, misstate, antara PPK SKPD senior dan junior disebabkan oleh mereka pada saat ini masih sama-sama mempelajari peraturan-peraturan yang baru tentang peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan prinsip-prinsip akuntansi serta perubahan-perubahannya. Sementara itu ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD tidak berjalan sebagaimana mestinya karena pada sektor pemerintahan reward dan punishment kurang disosialisasikan sebagai upaya penghargaan bagi pegawai yang berprestasi tinggi dan bekerja keras dan bagi pegawai yang melanggar peraturan. Fanani dkk (2008) menjelaskan bahwa tidak adanya sesuatu yang dapat dibanggakan oleh PPK SKPD jika ia dapat menyelesaikan penyusunan laporan keuangan tepat waktu sehingga banyak yang mengesampingkan factor ketepatan waktu tersebut. Perbedaan Disclosure, Cost & Benefit, Responsibility, Misstate, dan Ketepatan Waktu Antara PPK SKPD Jenis Kelamin Laki-laki dan Wanita Hipotesis ketiga penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara PPK SKPD laki-laki dan PPK SKPD wanita terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan

11 keuangan SKPD. Tabel 5 berikut ini Whitney U-Test antara PPK SKPD lakilaki menyajikan hasil pengujian Mann dan wanita. Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis 3 Variabel Rata-rata Jarak Mann Whitney U-Test Laki-laki Wanita Z hitung Sig. Disclosure (X1) 24,46 23,01-0, 565 0,560 Cost & Benefit (X2) 21,37 23,03-0,495 0,455 Responsibility (X3) 22,40 23,87-0,514 0,629 Misstate (X4) 21,98 22,05-0,578 0,342 Ketepatan Waktu (X5) 23,67 21,99-1,208 0, 238 Semua variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu memiliki probabilitas yang lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga ditolak. Artinya bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu antara jenis kelamin laki-laki dan wanita. Hasil penelitian ini mendukung Fanani dkk (2008) yang menjelaskan bahwa perbedaan yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya laki-laki dan wanita itu adalah sama, namun perbedaannya adalah kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu ketika menyusun laporan keuangan. Hasil penelitian ini juga mendukung Nugrahaningsih (2005) dan Yulianti (2005). Perbedaan Disclosure, Cost & Benefit, Responsibility, Misstate, dan Ketepatan Waktu Antara Benevolent dan Entitleds Hipotesis keempat penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara PPK SKPD yang termasuk kategori benevolents dan PPK SKPD yang termasuk entitleds terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. Tabel 6 Hasil Pengujian Hipotesis 4 Variabel Rata-rata Jarak Mann Whitney U-Test Benevolent Entitled Z hitung Sig. Disclosure (X1) 33,46 20,09-3, 787 0,000 Cost & Benefit (X2) 17,34 25,03-3,798 0,000 Responsibility (X3) 29,40 21,83-2,518 0,031 Misstate (X4) 15,77 28,06-3,578 0,004 Ketepatan Waktu (X5) 27,83 20,95-1,234 0, 253 Berdasarkan hasil pengujian tabel 6 di atas, variabel disclosure memiliki nilai probabilitas dibawah 0,05 yang berarti bahwa individu yang termasuk kategori benevolent cenderung bersikap lebih etis dibanding individu

12 yang termasuk kategori entitleds. PPK SKPD yang termasuk benevolent lebih sadar untuk melakukan pengungkapan laporan keuangan daripada PPK SKPD yang termasuk entitleds. Hasil ini mendukung Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa individu yang termasuk kategori benevolent cenderung bersikap lebih etis dibanding individu yang termasuk kategori entitleds. Variabel cost & benefit memiliki nilai probabilitas 0,000 (0,000 < 0,05), berarti bahwa PPK SKPD yang termasuk benevolent memandang pengungkapan bukan sebagai beban melainkan sebagai suatu keharusan. Oleh karena itu benevolent memandang biaya yang timbul dari kewajiban untuk mengungkapkan informasi adalah sesuatu hal yang wajar, sementara PPK SKPD yang termasuk entitleds menganggap pengungkapan sebagai beban. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai probabilitas responsibility dan misstate dibawah 0,05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan perilaku etis dan kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan salah saji dalam penyusunan laporan keuangan antara PPK SKPD yang termasuk benevolents dan PPK SKPD yang termasuk entitleds. Hasil penelitian ini mendukung Yulianti (2005). Variabel ketepatan waktu memiliki nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan ketepatan waktu antara PPK SKPD yang termasuk benevolents dan PPK SKPD yang termasuk entitleds, dan hasil ini mendukung Yulianti (2005) dan Fanani dkk (2008). Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD di wilayah Surakarta belum berjalan sebagaimana mestinya karena kurangnya dorongan yang berupa reward bagi pegawai yang berprestasi di sektor pemerintah masih kurang disosialisasikan. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan tentang disclosure, cost & benefit, responsibility dan misstate antara PPK SKPD dengan internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control. Sedangkan ketepatan watu penyusunan laporan keuangan tidak terdapat perbedaan signifikan antara PPK SKPD dengan internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control. Hasil ini menunjukkan bahwa PPK SKPD dengan internal locus of control lebih etis dibanding PPK SKPD dengan external locus of control, namun tidak ada perbedaan diantara kedua kelompok tersebut dalam hal ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa internal locus of control cenderung bersikap lebih etis dibanding external locus of control. 2. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara PPK SKPD senior dan junior terhadap disclosure, cost & benefit, misstate dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan, tetapi antara PPK SKPD senior dan junior terdapat perbedaan signifikan dalam responsibility. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PPK SKPD senior lebih bertanggung jawab dalam menyusun laporan keuangan

13 dibanding PPK SKPD junior. Hasil penelitian ini mendukung Yulianti (2005) tetapi tidak mendukung penelitian sebelumnya oleh Nugrahaningsih (2005) dan Fanani dkk (2008). 3. Disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu tidak terdapat perbedaan signifikan antara PPK SKPD laki-laki dan wanita. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga ditolak. Berdasarkan Yulianti (2005) menjelaskan bahwa pada hakikatnya antara laki-laki dan wanita adalah sama, namun perbedaannya adalah kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu ketika mereka menyusun laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan perilaku etis antara laki-laki dan wanita. 4. PPK SKPD benevolent dan PPK SKPD entitled terdapat perbedaan signifikan tentang disclosure, cost and benefit, responsibility, dan misstate. Namun tidak terdapat perbedaan signifikan antara PPK SKPD benevolent dan PPK SKPD entitled tentang ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Nugrahaningsih (2005) yang menyatkan bahwa benevolent cenderung bersikap lebih etis dibanding entitled. Keterbatasan penelitian Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat dihindari oleh peneliti. Keterbatasan tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian ini. Beberapa keterbatasan penelitian ini antara lain adalah ketidakmampuan peneliti dalam mengontrol subyektifitas dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi jawaban yang diberikan oleh responden. Waktu penelitian yang singkat juga mempengaruhi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Saran Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat ditindaklanjuti oleh penelitian selanjutnya. 1. Penelitian ini dapat menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan wawancara dengan responden sehingga dapat menambah argument-argumen yang dapat memuncul karakter PPK SKPD yang sebenarnya. 2. Responden penelitian dapat diperluas ke fungsi pemerinta lainnya tidak hanya pada pejabat penatausahaan keuangan sehingga hasil penelitian memiliki generalisasi yang kuat pada seluruh pegawai di lingkungan kota Surakarta. 3. Jangka waktu penelitian dapat diperpanjang sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik dalam proses penyusunan laporan keuangan.

14 DAFTAR PUSTAKA Akuntan Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia. Fauzi, Achmad, 2001, Pengaruh Perbedaan Faktor-Faktor Individual terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi. Thesis tidak di publikasikan. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002, Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta. Kartika, Indri dan Provita Wijayanti, 2007, Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit, (Studi pada auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY), Simposum Nasional Akuntansi X, Juli, Makasar. Ludigdo,1999 Mardiasmo, 2005, Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta. Muawanah, umi dan Nur Indriantoro, 2001, Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit: Peran Locus of Control, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4 (2), Mei : Na im, ainun, 1999, Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Vol. 14, No. 2, Nugrahaningsih, Putri, 2005,Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender, dan Equity Sensitivity), Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, September. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Sekaran, Uma, 2003, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Fourth Edition, New York: John Willey&Sons, Inc. Sugiono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan Kedelapan. Alfabeta. Bandung. Trisnaningsih, Sri dan Sri Iswati, 2004,Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat dari Segi Gender, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 (1), Januari : Yulianti dan Fitriany, 2005, Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan,Simposium Nasional Akuntansi VII Solo, September.

15

BAB I PENDAHULUAN. membahas tentang latar belakang penelitian yang. penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan latar belakang penelitian, dapat

BAB I PENDAHULUAN. membahas tentang latar belakang penelitian yang. penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan latar belakang penelitian, dapat BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan membahas tentang latar belakang penelitian yang melatar belakangi dilakukannya penelitian, fenomena yang terjadi, empiris dari penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

ANALISIS KARAKTERISTIK PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, ANALISIS KARAKTERISTIK PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) Zaenal Fanani

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan Indriantoro, 2001). Akuntan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan perilaku etis antara mahasiswa akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, dimana penelitian ini akan mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan 64 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH: LENIA YULISTINUS TANANJAYA

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH: LENIA YULISTINUS TANANJAYA PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH: LENIA YULISTINUS TANANJAYA 3203009231 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2013 PERSEPSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai sensitivitas moral, pertimbangan moral, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis untuk menjelaskan sifat hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional auditor, informasi afektif,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan awal tahun 1999, instansi pemerintah dan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan awal tahun 1999, instansi pemerintah dan pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lahirnya paket Undang-undang (UU) bidang keuangan negara banyak memberikan perubahan konsepsi dari administrasi keuangan menuju akuntansi keuangan. Hampir empat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009. 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan umpan balik bagi semua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini peneliti mengadakan penelitian di Universitas Indonesia, Universitas Mercu Buana dan Universitas

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B

Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B200080176 Fakultas EKONOMI Program Jurusan Akuntasi ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 34 PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dian Kurniasari Abstract One of the goals of accounting education in Indonesia is to introduce the students to the ethics and values

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Populasi yang dijadikan obyek penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Surakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari November 2014 sampai dengan Januari 2015. Data yang digunakan hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN)

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) Ahmad Faishol Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: profesionalisme, auditor, etika profesi, tingkat materialitas, KAP. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: profesionalisme, auditor, etika profesi, tingkat materialitas, KAP. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profesionalisme auditor dan etika profesi terhadap tingkat materialitas. Berdasarkan tujuan penelitian maka jenis penelitian ini adalah causal explanatory.

Lebih terperinci

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan audit internal dan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Studi empiris pada BUMN

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman biasanya selalu diiringi dengan perubahan perilaku manusia, dimana seringkali perilaku manusia dikaitkan dengan isu etis, yang mana seorang profesional

Lebih terperinci

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit

menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap yang telah disusun, dari keseluruhan anggota populasi tersebut dipersempit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang menjalankan proses audit yaitu yang melakukan pengujian terhadap laporan keuangan. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYU PUTRINING TYAS B

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYU PUTRINING TYAS B PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Semarang. Obyek dan lokasi penelitian ini adalah bank syariah yang ada di kota 3.2. Populasi dan Sampel A. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Adapun hasil penyebaran kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Adapun hasil penyebaran kuesioner BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi, independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan dan pengalaman terhadap kualitas audit (studi

Lebih terperinci

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi S1 STIE Multi Data Palembang)

PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi S1 STIE Multi Data Palembang) PEMAHAMAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi S1 STIE Multi Data Palembang) Syahril Saputra (syahrilsaputra72@gmail.com) Lili Syafitri (lili.syafitri@rocketmail.com)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi), 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi), yaitu penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan fenomena tentang apa

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013, Hal. 147-156 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN Abstraksi Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi akuntan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap etika bisnis dan profesi berdasarkan gender. Data yang digunakan dalam

BAB V PENUTUP. terhadap etika bisnis dan profesi berdasarkan gender. Data yang digunakan dalam BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi terhadap etika bisnis dan profesi berdasarkan gender. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sifat penelitian pengujian hipotesis, karena pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN O. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (008:115) Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah auditor senior dan auditor junior pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian untuk mengukur persepsi akuntan pendidik dan auditor eksternal terhadap metode-metode pendeteksian untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. september 2015 sampai dengan bulan Januari mahasiswa akuntansi, dan mahasiswa manajemen.

BAB III METODE PENELITIAN. september 2015 sampai dengan bulan Januari mahasiswa akuntansi, dan mahasiswa manajemen. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Akuntan Pendidik, Mahasiswa Akuntansi dan Mahasiswa Manajemen terhadap Etika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan Yogyakarta dengan menggunakan responden seluruh auditor yang terdapat dalam KAP dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Responden Penelitian Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang dan kuesioner disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 kuesioner (respon

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum responden dan data penelitian, uji instrumen penelitian, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan atas hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek dibagi menjadi 3. Pertama adalah mahasiswa akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI Ika Hari Mardiyani 1) Rispantyo 2) Djoko Kristianto 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Risdhayanti Nur Sholikah 1) Dewi Saptantinah Puji Astuti 2) Muhammad Rofiq Sunarko 3) ABSTRACT

Risdhayanti Nur Sholikah 1) Dewi Saptantinah Puji Astuti 2) Muhammad Rofiq Sunarko 3) ABSTRACT PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi pada Kantor DPPKAD Kabupaten Boyolali) Risdhayanti Nur Sholikah

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang telah disebar kepada Auditor di 103 Kantor Akuntan Publik yang berada di seluruh wilayah Jakarta Barat dan Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

PERSEPSI AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK BERKENAAN DENGAN FRAUD Verly Siswanto

PERSEPSI AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK BERKENAAN DENGAN FRAUD Verly Siswanto PERSEPSI AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK BERKENAAN DENGAN FRAUD Verly Siswanto Verly_princes@yahoo.com Verly Siswanto, Armanto Witjaksono, SE., Ak., MM ABSTRACT The purpose of this research is to determine

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subyek penelitian menerangkan target populasi penelitian dan atau sampel penelitian yang relevan denga tujuan penelitian. Sedangkan obyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD)

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD) DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD) (Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Wonogiri) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pengujian hipotesis

Lebih terperinci

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan objek Kantor Akuntan Publik yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Sampel penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP yang berada di wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGARUH PELAYANAN, SANKSI, SISTEM PERPAJAKAN KESADARAN WAJIB PAJAK, TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA TIRTOSUWORO, GIRIWOYO, WONOGIRI Eken Patmasari1 1*, Trimurti2 2, Suhendro

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuesioner yang disebar

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuesioner yang disebar BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini, responden yang digunakan adalah mahasiswa dari berbagai universitas. Responden yang digunakan memiliki rincian sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di beberapa KAP di wilayah Tangerang. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan dimulai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO Fella Ulvathunia Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1.1. Inventarisasi Aset Inventarisasi aset terdiri dari 2 (dua) aspek yaitu inventarisasi fisik dan inventarisasi yuridis.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU 44.594.02 JEPARA) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2012. 3.2. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) merupakan satuan kerja yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Administrasi Negara (LAN). LAN didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1957 tertanggal

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 36 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Sampel Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti mengambil responden yang berprofesi sebagai auditor dari salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta.

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan berupa pernyataanpernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada OJK. Sampel dari penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Pembangunan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 3, No. (017) 80 90 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo Jurnal Ekonomi Pembangunan http://journal.stiem.ac.id/index.php/jurep/index Penerapan Sistem Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) The big four (PricewaterhouseCoopers, Deloitte

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh : PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI AKUNTAN PEMERINTAH PADA PROGRAM S-1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Keuangan Setda Kota Semarang.Namun demikian tidak semua kuesioner dapat

BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. Keuangan Setda Kota Semarang.Namun demikian tidak semua kuesioner dapat BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Subyek penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan pada instansi yang berada di bawah Walikota Semarang.Sebanyak 50 didistribusikan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas atau perusahaan dan memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik

Lebih terperinci

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Ponny Harsanti, Aprilia Whetyningtyas 1 Diterima : 6 Sepember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

(Studi Kasus pada DPRD Se Eks Karesidenan Surakarta) NASKAH PUBLIKASI

(Studi Kasus pada DPRD Se Eks Karesidenan Surakarta) NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN VARIABEL PEMODERASI PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK (Studi Kasus pada DPRD Se Eks Karesidenan

Lebih terperinci

Perbedaan Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia

Perbedaan Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia 1 Perbedaan Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia (The Differences of Level Islamic Social Reporting Disclosure Islamic Banking in Indonesia and Malaysia)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arrens, Alvin and James K. Loebbecke Auditing an Integral Approach. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

DAFTAR PUSTAKA. Arrens, Alvin and James K. Loebbecke Auditing an Integral Approach. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc. DAFTAR PUSTAKA Arrens, Alvin and James K. Loebbecke. 1997. Auditing an Integral Approach. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc. Dania, Veby. 2001. Pengaruh Pendidikan Etika Profesi Akuntan Terhadap Persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Akuntan memiliki andil yang besar dalam memperbaiki perekonomian Indonesia. Jasa akuntan khususnya dalam penugasan audit sangat dibutuhkan untuk menilai dan menentukan kewajaran laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB V KESIMPULAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009. 158 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh faktor-faktor personal auditor internal pemerintah yang terdiri dari kompetensi auditor, independensi auditor, akuntabilitas auditor,

Lebih terperinci