ANALISIS KARAKTERISTIK PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KARAKTERISTIK PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)"

Transkripsi

1 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, ANALISIS KARAKTERISTIK PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) Zaenal Fanani Universitas Airlangga Surabaya Rizka Mudyanti Didied Poernawan Affandi Universitas Brawijaya Abstract The aim of this research is to examine and find out the empirical evidence of PPK SKPD characteristic analysis (locus of control, work experience, gender, the understanding of system and procedure, equity sensitivity) toward the financial report arranging ethic of SKPD of the local government of Jombang. The population used in this research is the person of accounting function in local goverment of Jombang that consists of treasurer and PPK SKPD. The samples chosen are 47 PPK SKPD of the local government of Jombang in official department, committee, office subdistrict. The validity of the data was tested by implementing Pearson Product Moment. The reliability of the data was tested by implementing the Cronbach Alpha. The normality of the data was tested by implementing the Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test. Mann Whitney U-Test is used for hypothesis test. Statistic package for Social Sciences (SPSS version 15,0). The result of the research shows that there is a significant difference between PPK SKPD with the internal locus of control and PPK SKPD with the external locus of control; there is no significant difference between senior PPK SKPD and junior PPK SKPD; there is no significant difference between the male and female PPK SKPD; there is a significant difference between PPK SKPD which are categorized as the benevolents Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-1

2 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, PPK SKPD and the entitleds PPK SKPD toward financial report arranging ethic. Key word: Locus of Control, Work Experience, Gender, Equity Sensitivity, Financial Report Arranging Ethic. I. LATAR BELAKANG Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006 menyatakan secara jelas bahwa entitas pelaporan dan entitas akuntansi harus menyelenggarakan sistem akuntansi keuangan daerah. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung-jawaban berupa laporan keuangan, sedangkan entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi serta menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Selaku entitas akuntansi, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki pelaku akuntansi yang terdiri dari bendahara dan Pejabat Penatusahaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK SKPD). Tugas PPK SKPD dalam Permendagri Nomor 13 tahun 2006 yaitu melaksanakan akuntansi SKPD dan menyiapkan laporan keuangan SKPD yang dijelaskan pada pasal 13 ayat (f) dan (g). Guna mewujudkan administrasi keuangan yang efektif maka peran PPK SKPD sangatlah vital dengan kata lain kemampuan dan kecakapannya dalam menjalankan fungsi akuntansi sangat menentukan dalam menyusun dokumen Laporan Keuangan SKPD. Berkaitan dengan pegawai maka efektif tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kemampuan individu. Suatu unit kerja yang kemampuan pegawainya kurang baik dari segi pendidikan maupun dari segi keterampilan akan menghasilkan output yang rendah. Pemerintah harus memperhatikan kemampuan pegawainya karena dituntut untuk memiliki akuntabilitas yang harus mampu menyusun sistem pelaporan yang baik dan mapan (Mardiasmo, 2002). Para stakeholder sektor publik juga membutuhkan informasi yang relevan dan handal untuk pengambilan keputusan. Oleh Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-2

3 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, karena itu, tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun eksternal organisasi. Hal ini dipengaruhi oleh ketepatan waktu penyelesaian penyusunan laporan keuangan. Berlakunya Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 yang diperbarui dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007, maka pemerintah harus menjalankan program kerjanya secara akuntabilitas. Faktor yang diperlukan untuk menjalankan hal tersebut, yaitu kesiapan sumber daya manusia aparat pemerintah. Sumber daya manusia dan karakter individu aparat pemerintah menunjang kelancaran pengelolaan keuangan daerah. Salah satu faktor yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan di Indonesia adalah menyangkut etika dan sikap positif akuntan Indonesia (Yulianti, 2005). Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang mengabaikan standar akuntansi bahkan etika. Perilaku tidak etis merupakan isu yang relevan bagi profesi akuntan saat ini. Di Indonesia, isu mengenai etika akuntan berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah (Ludigdo,1999). Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri. Akuntan mempunyai tanggungjawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka. Analisis terhadap sikap etis dalam profesi akuntan menunjukkan bahwa akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis dalam profesi mereka (Fine et al. dalam Husein, 2004). Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etik yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. Pembahasan mengenai perilaku dan keinginan untuk Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-3

4 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, mengubah perilaku atau menciptakan perilaku yang diinginkan, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut dan seberapa kuat pengaruh-pengaruh tersebut (Khomsiyah dan Indriantoro, 1998). Pada sektor publik konflik juga dapat timbul dari kadar pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan mengharapkan untuk memperoleh semua informasi yang mereka butuhkan dari laporan keuangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat prilaku PPK SKPD menyangkut penyusunan laporan keuangan SKPD untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan SKPD harus diperhatikan karena merupakan data pokok untuk penyusunan laporan keuangan daerah yang akan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan motivasi sebagai berikut; pertama, faktor yang masih harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pada pemerintah adalah menyangkut etika dan sikap positif pegawainya. Beberapa bukti empiris tentang faktor-faktor individual menunjukkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Reiss dan Mitra (1998) dalam Nugrahaningsih (2005), mengadakan penelitian tentang efek dari perbedaan faktor individual dalam kemampuan menerima perilaku etis atau tidak etis. Penelitian Fauzi (2001) yang membahas tentang Pengaruh Perbedaan Faktor-Faktor Individual Berupa Locus Of Control, Disiplin Akademis, Pengalaman Kerja dan Equity Sensitivity terhadap Perilaku Etis Mahasiswa. Keberadaan locus of control dalam penelitian Indriantoro (2000) yang telah membuktikan bahwa locus of control merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan untuk penelitian di Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nugrahaningsih (2005), yang meneliti tentang Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (studi terhadap peran faktor-faktor individual: locus of control, lama pengalaman kerja, gender, dan equity sensitivity). Perbedaan pertama, responden penelitian Nugrahaningsih (2005) diambil dari auditor sedangkan pada penelitian ini adalah akuntan Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-4

5 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, pemerintahan yang disarankan dalam penelitiannya, sehingga akan lebih akurat dan komprehensif. Setiap faktor-faktor individu yang termasuk locus of control, lama pengalaman kerja, gender, dan equity sensitivity, masing-masing akan dibedakan terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Kedua, penelitian ini mengambil variabel etika penyusunan laporan keuangan dari penelitian Yulianti (2005) tentang Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Terdapat beberapa perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian Yulianti (2005). Perbedaan pertama, pada penelitian Yulianti (2005) menggunakan mahasiswa sebagai responden, sedangkan pada penelitian ini adalah aparat pemerintah (PPK SKPD). Kompleksitas pada sektor pemerintahan mendorong peneliti ingin mengetahui apakah prinsip akuntansi yang tertera pada Standar Akuntansi Pemerintah dan peraturan-peraturan yang berlaku telah dijalankan, sehingga penelitian ini mencoba menguji etika penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh aparat pemerintah (PPK SKPD). Penelitian Yulianti (2005) menggunakan faktor manajemen laba, misstate (kecenderungan untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan), disclosure (pengungkapan laporan keuangan), cost and benefit, dan responsibility dalam mengukur etika penyusunan laporan keuangan. Perbedaan kedua pada penelitian ini yaitu, menghilangkan faktor menajemen laba dalam mengukur etika penyusunan laporan keuangan karena pada sektor publik atau pemerintahan tidak ada motif mencari keuntungan (nonprofit motive). Kuisioner yang berhubungan dengan etika penyusunan laporan keuangan pada penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Yulianti (2005). Kalimat dalam kuisioner mempunyai makna sama dengan penelitian Yulianti (2005), namun ada perubahan yang disesuaikan dengan keadaan di pemerintahan. Ketiga, peneliti juga menggabungkan dengan penelitian Na im (1999) tentang Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia. Variabel Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-5

6 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, ketepatan waktu penyelesaian penyusunan laporan keuangan diambil juga untuk mengukur etika penyusunan laporan keuangan. Ketepatan waktu merupakan hal yang penting untuk diuji karena keterlambatan penyelesaian laporan keuangan SKPD akan menghambat penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Informasi laporan keuangan menjadi tidak relevan jika waktu penyampaian terlambat. Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti termotivasi untuk menganalisis karakteristik pejabat penatausahaan keuangan terhadap etika penyusunan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Jombang. Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan antara PPK SKPD dengan internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD? Apakah terdapat perbedaan antara PPK SKPD senior dan PPK SKPD yunior terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD? Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK SKPD pria dan PPK SKPD wanita terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD? dan Apakah terdapat perbedaan signifikan antara PPK SKPD yang termasuk benevolents dan PPK SKPD yang termasuk entitleds terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD? Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kontribusi teoritis dan kontribusi praktis. Kontribusi teoritis untuk menguatkan penelitian sebelumnya dan mengembangkan pengetahuan tentang analisis karakteristik Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD terhadap etika penyusunan laporan keuangan SKPD. Kontribusi praktis bagi praktisi akademis yaitu kontribusi yang diberikan oleh penelitian ini berkenaan dengan pemahaman dan pengetahuan tentang analisis karakteristik Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-6

7 Pejabat The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD terhadap etika penyusunan laporan keuangan SKPD, bagi pihak yang berkepentingan. Bagi aparat pemerintah yaitu penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan untuk memperluas wawasan aparat pemerintah tentang karakter yang harus dimiliki dalam meningkatkan sumber daya manusia dilingkup pemerintah. Dan bagi peneliti mendayang, dengan adanya temuan dan keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. II. RERANGKA MODEL PENELITIAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Rerangka Model Penelitian Peneliti mengajukan model penelitian sebagai berikut, disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD sebagai variabel yang akan diukur dan diperbandingkan antara dua kelompok individu (PPK SKPD) yang memiliki faktor-faktor individual yang berbeda (locus of control, lama pengalaman kerja, gender, dan equity sensitivity). Faktor-faktor Individu: 1. Locus of control 2. Lama pengalaman kerja 3. Gender 4. Equity sensitivity Disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD Gambar 1. Rerangka Model Penelitian 2.2. Perumusan Hipotesis Hasil penelitian Reiss dan Mitra (1998) dalam Nugrahaningsih (2005) menunjukkan bahwa individu dengan internal locus of control cenderung lebih tidak menerima tindakan tertentu yang kurang etis, sedangkan individu dengan external locus of control cenderung lebih menerima tindakan tertentu yang kurang etis. Berdasarkan teori locus of Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-7

8 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, control, bahwa perilaku seseorang dalam situasi konflik akan dipengaruhi oleh karakteristik locus of control-nya. Individu dengan internal locus of control akan lebih mungkin berperilaku etis dalam situasi konflik dibanding dengan individu dengan external locus of control (Muawanah dan Indriantoro, 2001). Penelitian ini menggabungkan penelitian Yulianti (2005) tentang etika penyusunan laporan keuangan yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai disclosure, cost and benefit, responsibility, dan misstate antara mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat akhir. Menambahkan pula variabel dari penelitian Na im (1999) yaitu ketepatan waktu laporan keuangan. Berdasarkan landasan teori tersebut di atas maka peneliti menarik hipotesis dengan model seperti berikut: H 1 : Terdapat perbedaan antara PPK SKPD dengan internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. Berdasarkan hasil penelitian Nugrahaningsih (2005), dapat disimpulkan bahwa perilaku etis antara auditor senior dan auditor yunior akan dipengaruhi oleh lama pengalaman kerja. Variabel pada penelitian Na im (1999) yaitu ketepatan waktu laporan keuangan juga digunakan. Penelitian Yulianti (2005) tentang etika penyusunan laporan keuangan menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai disclosure, cost and benefit, responsibility, dan misstate antara mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat akhir. Oleh sebab itu, peneliti mencoba mengkaitkannya dengan penelitian ini, namun respondennya yaitu PPK SKPD. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh pegawai dalam organisasi berbeda-beda. Hal ini disebabkan setiap pegawai mempunyai pengalaman dari pekerjaan yang telah diselesaikannya berulang-ulang. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menarik hipotesis sebagai berikut: Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-8

9 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, H 2 : Terdapat perbedaan antara PPK SKPD senior dan PPK SKPD yunior terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. Pengertian jenis kelamin merupakan kodrat yang ditentukan secara biologis (Trisnaningsih, 2003). Ruegger dan King (dalam Nugrahaningsih, 2005) menemukan bahwa gender merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan perilaku etis dan wanita lebih etis daripada pria dalam persepsi terhadap situasi etika bisnis. Reiss dan Mitra melakukan penelitian tentang efek dari perbedaan faktor-faktor individual dalam kemampuan menerima perilaku etis atau tidak etis. Salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih etis dibandingkan pria. Penelitian Yulianti (2005) membuktikan bahwa karakter individu, dalam hal ini jenis kelamin hanya memiliki pengaruh pada sikap terhadap manajemen laba sedangkan faktor-faktor misstate, disclosure, responsibility tidak terdapat perbedaan signifikan antara pria dengan wanita. Menambahkan pula variabel dari penelitian Na im (1999) yaitu ketepatan waktu laporan keuangan.berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti menarik hipotesis dengan model seperti berikut: H 3 : Terdapat perbedaan antara PPK SKPD pria dan PPK SKPD wanita terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. Equity berhubungan dengan fairness (keadilan) yang dirasakan seseoang dibanding orang lain (Sashkin dan Williams dalam Fauzi, 2001). Equity sensitivity mencoba menjelaskan perbedaan perilaku etis dan tidak etis yang disebabkan oleh karakteristik individual (Fauzi, 2001). Huseman (dalam Nugrahaningsih, 2005) menyebutkan pula tiga tipe individual yang memiliki berbagai tingkat sensitivity to equity, yaitu benevolents, equity sensitives, dan entitleds. Penelitian Fauzi (2001) menunjukkan bahwa individu yang termasuk kategori benevolents secara signifikan lebih etis daripada individu yang termasuk kategori entitleds. Penelitian Yulianti Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-9

10 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, (2005) tentang etika penyusunan laporan keuangan menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai disclosure, cost and benefit, responsibility, dan misstate antara mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat akhir. Menambahkan variabel dari penelitian Na im (1999) yaitu ketepatan waktu laporan keuangan. Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian tersebut di atas maka peneliti menarik hipotesis seperti berikut: H 4 : Terdapat perbedaan antara PPK SKPD yang termasuk kategori benevolents dan PPK SKPD yang termasuk entitleds terhadap disclosure, cost and benefit, responsibility, misstate, dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD. III. METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan sudut pandang tujuan penelitian, maka penelitian ini diklasifikasikan sebaga penelitian komparatif. Yaitu membandingkan antara kelompok internal locus of control dengan external locus of control, antara lama kerja senior dengan junior, antara jenis kelamin pria dengan wanita, dan antara benevolents dengan entitleds 3.2. Definisi Operasional Variabel Untuk memberikan pemahaman yang lebih spesifik terhadap variabelvariabel penelitian ini, maka variabel tersebut didefinisikan secara operasional disajikan pada Tabel Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh orang yang bekerja pada fungsi akuntansi di Pemerintah Kabupaten Jombang yaitu berjumlah 132 orang. Adapun sampelnya sebanyak 47 orang Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD pemerintah daerah kabupaten Jombang pada dinas, badan, kantor dan kecamatan. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan tehnik purposive sampling. Adapun kriteria Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-10

11 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, yang digunakan untuk memilih responden adalah sebagai berikut; 1) Orang yang bekerja pada fungsi akuntansi di Pemerintah Kabupaten Jombang dan 2) Orang yang bekerja membuat Laporan Keuangan SKPD (tertera pada Permendagri nomor 13 tahun 2006). Berdasarkan kriteria sampel di atas, diperoleh distribusi sampel yang ditunjukan dalam tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengujian instrumen penelitian baik dari segi validitasnya maupun reliabilitasnya terhadap 47 responden menunjukkan bahwa hasil instrumen penelitian yang digunakan adalah valid, dimana nilai korelasinya lebih besar dari 0.3 (Masrun dalam Sugiono, 2002) dan koefisien keandalannya (Cronbach Alpha) lebih besar dari 0.6 (Sekaran 2003). Untuk selengkapnya hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan Tabel Uji Normalitas Teknik uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test. Penghitungan uji normalitas distribusi atas untuk variabel disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4), dan ketepatan waktu (X5) merupakan distribusi normal yang ditunjukkan oleh nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0.05 sehingga dilakukan pengujian dengan menggunakan statistik non-parametrik (Mann-Whitney Test). Untuk selengkapnya lihat Tabel Uji Hipotesis Dalam menguji hipotesis digunakan alat uji statistik, yaitu Mann Whitney U-Test. Uji Mann Whitney U-Test digunakan karena data penelitian tidak berdistribusi normal. Semua teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS version 15.0 for windows. Pengambilan keputusan didasarkan pada: Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-11

12 diterima ditolak The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, P (Probabilitas)< (taraf signifikansi/α) 0.05 maka Ho ditolak, Ha P (Probabilitas) > (taraf signifikansi/ α) 0.05 maka Ho diterima, Ha Atau dapat juga dengan melakukan pembandingan antara -Z hitung dan -Z tabel dimana: Jika -Z hitung < -Z tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima Jika -Z hitung > -Z tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses penelitian ini melibatkan 47 orang sebagai sampel yang dipilih dalam pengisian kuisioner, dan secara keseluruhan telah menjawab pertanyaan kuisioner. Sebelum dilakukan analisis data maka akan dijelaskan deskripsi responden berdasasarkan kusioner yang masuk. Di Kabupaten Jombang diketahui bahwa usia PPK SKPD berkisar antara 30 tahun sampai dengan 54 tahun. Dari 47 responden lebih dari 50% responden berusia antara 40 sampai dengan 50 tahun, yang merupakan usia yang matang untuk melaksanakan tugas. Jumlah PPK SKPD di Kabupaten Jombang berdasarkan perbedaan jenis kelaminnya, hampir dapat dikatakan seimbang artinya tidak ada perbedaan yang menyolok antara pria dan wanita. PPK SKPD yang berjenis kelamin wanita sebanyak 23 orang atau 49%, sedangkan PPK SKPD pria sebanyak 24 orang atau 51%. Lama pengalaman kerja ketika menjadi PPK SKPD dari 47 responden, 30 orang atau 63,8% menyatakan bahwa bekerja sebagai PPK SKPD lebih dari 2 tahun, sedangkan yang bekerja menjadi PPK SKPD kurang dari samadengan 2 tahun sebanyak 17 orang atau 36,2% Perbedaan disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4), dan ketepatan waktu (X5) antara internal locus of control dan external locus of control dengan menggunakan Mann- Whitney Test. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-12

13 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, Pengelompokan data dalam sub bab ini terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu internal locus of control dan external locus of control. Hasil uji Mann- Whitney Test ini secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan disclosure (X1) antara internal locus of control dan external locus of control memiliki nilai probabilitas sebesar (0.000 < 0.05). Dengan demikian H11a tidak ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara auditor internal locus of control dan auditor external locus of control. Secara statistik, PPK SKPD internal locus of control cenderung berperilaku lebih etis daripada PPK SKPD external locus of control. Hal ini tampak bahwa PPK SKPD dengan internal locus of control lebih sadar untuk melakukan disclosure dibandingkan PPK SKPD dengan external locus of control. Variabel cost & benefit (X2) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.000 < 0.05). Dengan demikian menunjukkan bahwa H12a tidak ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara internal locus of control dan external locus of control. Jawaban pertanyaan tentang cost & benefit diukur secara terbalik, artinya sikap positif ditunjukkan oleh ketidaksetujuan responden. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa PPK SKPD dengan internal locus of control memandang pengungkapan bukan sebagai beban, melainkan sebagai suatu keharusan. Oleh karena itu, internal locus of control memandang biaya yang timbul dari kewajiban pengungkapan informasi adalah sesuatu hal yang wajar. Jumlah nilai yang semakin tinggi menggambarkan bahwa PPK SKPD dengan external locus of control menganggap pengungkapan sebagai beban. Variabel responsibility (X3) memiliki nilai probabilitas sebesar (. Nilai ini lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H13a tidak ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-13

14 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, (2005) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara internal locus of control dan external locus of control. Nilai jawaban pertanyaan yang semakin tinggi menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan responsibility. PPK SKPD dengan internal locus of control tampak memiliki responsibility yang lebih tinggi daripada PPK SKPD dengan external locus of control. Variabel misstate (X4) memiliki memiliki nilai probabilitas sebesar (0.000 < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H14a tidak ditolak. Jumlah nilai yang semakin tinggi menggambarkan kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan (Yulianti, 2005). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa PPK SKPD dengan internal locus of control memiliki kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan salah saji daripada PPK SKPD dengan external locus of control. Penelitian ini mendukung penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa individu dengan internal locus of control lebih etis daripada individu dengan external locus of control. Variabel ketepatan waktu (X5) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.279 < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H15a ditolak artinya. Menurut Mc. Clelland dalam Liliweri (2004: 217) menyatakan bahwa, tipologi orang dengan motif prestasi tinggi selalu bekerja keras karena dimotivasi oleh prestasi dan reward. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK SKPD internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control terhadap ketepatan waktu (X5) penyusunan laporan keuangan SKPD. Hal ini disebabkan karena responden hanya berpikir bagaimana cara membuat laporan keuangan saja dan kurang memperhatikan ketepatan waktu yang berpengaruh terhadap nilai informasi laporan keuangan yang akan digunakan oleh instansi. Pola pikir tersebut terjadi pada responden, karena pada sektor pemerintahan pemberian reward kepada pegawai yang bekerja keras untuk instansi kurang disosialisasi. Dalam sektor pemerintahan juga tidak terdapat sanksi jika terlambat dalam penyusunan laporan keuangan. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-14

15 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, 4.2. Perbedaan disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4), dan ketepatan waktu (X5) antara lama kerja senior dan junior dengan menggunakan Mann-Whitney Test. Pengelompokan data dalam sub bab ini terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu lama kerja senior dan junior. Hasil uji Mann-Whitney Test ini secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 6. Variabel disclosure (X1) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.817 > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H21a ditolak artinya tidak ada perbedaan yang signifikan disclosure (X1) antara lama kerja senior dan yunior. Tidak terdapat perbedaan signifikan tentang disclosure antara PPK SKPD senior dan PPK SKPD yunior karena masih sama-sama mempelajari peraturan-peraturan yang baru tentang peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan prinsip-prinsip akuntansi. Meskipun bila dilihat nilai mean rank (jarak rata-rata) tampak terlihat bahwa disclosure (X1) lama kerja senior lebih rendah (23.68) dibandingkan yunior (24.56). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yulianti (2005) yang menyatakan bahwa persepsi antara mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa baru jurusan akuntansi tidak terdapat perbedaan untuk melakukan disclosure. Variabel cost & benefit (X2) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.884 > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H22a ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yulianti (2005) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan tentang cost & benefit antara mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat akhir. Pada sektor pemerintahan tidak terdapat perbedaan signifikan tentang disclosure antara PPK SKPD senior dan PPK SKPD junior karena masih sama-sama mempelajari peraturan-peraturan yang baru tentang peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan prinsip-prinsip akuntansi. Variabel responsibility (X3) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.469 > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H23a ditolak artinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yulianti (2005) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa baru Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-15

16 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, dengan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi untuk responsibility. Pada sektor pemerintahan tidak ada perbedaan signifikan antara PPK SKPD senior dan PPK SKPD yunior karena masing-masing menduduki posisi dengan melaksanakan tugas, wewenang dan responsibility yang sama yaitu kepada masyarakat dan pimpinannya. Variabel misstate (X4) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.848 > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H24a ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yulianti (2005) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan tentang misstate antara mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat akhir. Pada sektor pemerintahan tidak terdapat perbedaan signifikan tentang misstate antara PPK SKPD senior dan PPK SKPD yunior karena masing-masing masih mempelajari perubahan peraturan-peraturan yang mengutamakan prinsip akuntansi. Variabel ketepatan waktu (X5) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.294 > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H25a ditolak. Menurut Mc. Clelland dalam Liliweri (2004: 217) menyatakan bahwa, tipologi orang dengan motif prestasi tinggi selalu bekerja keras karena dimotivasi oleh prestasi dan reward. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD tidak berjalan dengan semestinya karena pada sektor pemerintahan reward kurang disosialisasi. Tidak adanya sesuatu yang dapat dibanggakan oleh PPK SKPD jika dapat menyelesaikan penyusunan laporan keuangan tepat waktu, sehingga banyak yang mengesampingkan ketepatan waktu tersebut. Begitu pula tidak adanya sanksi yang dikenakan pada PPK SKPD yang terlambat menyelesaikan laporan keuangan SKPD Perbedaan disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4), dan ketepatan waktu (X5) antara jenis kelamin pria dan wanita dengan menggunakan Mann-Whitney Test. Pengelompokan data dalam sub bab ini terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu jenis kelamin pria dan wanita. Hasil uji Mann-Whitney Test ini secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 7. Semua variabel dalam penelitian ini Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-16

17 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, yaitu disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4), dan ketepatan waktu (X5) memiliki nilai probabilitas yang lebih besar dari Hasil ini menunjukkan bahwa H31a s.d H35a ditolak artinya tidak ada perbedaan yang signifikan disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4), dan ketepatan waktu (X5) antara jenis kelamin pria dan wanita. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih yang menyatakan tidak terdapat perbedaan antara auditor pria dan auditor wanita dalam berprilaku etis. Penelitian Yulianti (2005) juga sesuai dengan hasil penelitian ini, yang menyatakan bahwa faktor disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita. Ketepatan waktu (X5) penyusunan laporan keuangan juga tidak terdapat perbedaan signifikan. Perbedaan yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya pria dan wanita itu sama, namun perbedaannya adalah kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu ketika menyusun laporan keuangan Perbedaan disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4), dan ketepatan waktu (X5) antara benevolents dan entitleds dengan menggunakan Mann-Whitney Test. Pengelompokan data dalam sub bab ini terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu benevolents dan entitleds. Hasil uji Mann-Whitney Test ini secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 8. Variabel disclosure (X1) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.000 < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H41a tidak ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa individu yang termasuk kategori benevolents cenderung lebih etis daripada individu yang termasuk kategori entitleds. Tampak bahwa PPK SKPD yang termasuk benevolents lebih sadar untuk melakukan disclosure dibandingkan PPK SKPD yang termasuk entitleds. Variabel cost & benefit (X2) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.000 < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H42a tidak ditolak. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-17

18 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, Jawaban pertanyaan tentang cost & benefit diukur secara terbalik, artinya sikap positif ditunjukkan oleh ketidaksetujuan responden. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa PPK SKPD yang termasuk benevolents memandang pengungkapan bukan sebagai beban, melainkan sebagai suatu keharusan. Oleh karena itu, benevolents memandang biaya yang timbul dari kewajiban pengungkapan informasi adalah sesuatu hal yang wajar. Jumlah nilai yang semakin tinggi menggambarkan bahwa PPK SKPD yang termasuk entitleds menganggap pengungkapan sebagai beban. Variabel responsibility (X3) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.020 < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H43a tidak ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku etis yang signifikan antara benevolents dan entitleds. Nilai jawaban pertanyaan yang semakin tinggi menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan responsibility. PPK SKPD yang termasuk benevolents tampak memiliki responsibility yang lebih tinggi daripada PPK SKPD yang termasuk entitleds. Variabel misstate (X4) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.000 < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H44a tidak ditolak. Jumlah nilai yang semakin tinggi menggambarkan kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan (Yulianti, 2005). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa PPK SKPD yang termasuk benevolents memiliki kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan salah saji daripada PPK SKPD yang termasuk entitleds. Penelitian ini mendukung penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa individu dengan yang termasuk benevolents lebih etis daripada individu yang termasuk entitleds. Variabel ketepatan waktu (X5) memiliki nilai probabilitas sebesar (0.217 > 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa H45a ditolak artinya tidak ada perbedaan yang signifikan ketepatan waktu (X5) antara benevolents dan entitleds. Meskipun bila dilihat nilai mean rank (jarak ratarata) tampak terlihat bahwa ketepatan waktu (X5) benevolents lebih tinggi (27.96) dibandingkan entitleds (22.49). Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan SKPD tidak berjalan dengan semestinya karena pada sektor pemerintahan reward kurang disosialisasi. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-18

19 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik PPK SKPD yang meliputi locus of control, lama pengalaman kerja, gender, equity sensitivity terhadap etika penyusunan laporan keuangan SKPD pemerintah kabupaten Jombang. Penelitian ini dilakukan pada 47 responden yang bekerja sebagai PPK SKPD Kabupaten Jombang. Hasil pengujian untuk mengetahui perbedaan masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan tentang disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), dan misstate (X4), kecuali ketepatan waktu (X5) penyusunan laporan keuangan SKPD antara PPK SKPD dengan internal locus of control dan PPK SKPD dengan external locus of control. Hasil ini menunjukkan bahwa PPK SKPD internal locus of control cenderung lebih etis daripada PPK SKPD external locus of control, namun tidak ada perbedaan diantara keduanya untuk ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dalam sektor pemerintahan reward kurang disosialisasi dan tidak terdapat sanksi jika terlambat dalam penyusunan laporan keuangan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa internal locus of control cenderung lebih etis daripada external locus of control. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK SKPD senior dan PPK SKPD yunior terhadap disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4) dan ketepatan waktu (X5) penyusunan laporan keuangan SKPD. Hal ini terjadi karena masingmasing masih mempelajari peraturan yang baru tentang peningkatan kualitas pelaporan keuangan dan prinsip-prinsip akuntansi. Tidak adanya perbedaan yang signifikan tersebut sesuai dengan penelitian Yulianti (2005) yaitu, tidak terdapat perbedaan signifikan antara mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa baru terhadap disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4). Namun, Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-19

20 T The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara auditor senior dan auditor yunior dalam berprilaku etis. 3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK SKPD pria dan PPK SKPD wanita terhadap disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), misstate (X4) dan ketepatan waktu (X5) penyusunan laporan keuangan SKPD. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Yulianti (2005) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan antara pria dan wanita terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Perbedaan yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya pria dan wanita itu sama, namun perbedaannya adalah kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu ketika menyusun laporan keuangan. Hasil ini juga mendukung penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan tidak ada perbedaan antara pria dan wanita untuk berprilaku etis. 4. Terdapat perbedaan yang signifikan tentang disclosure (X1), cost & benefit (X2), responsibility (X3), dan misstate (X4), kecuali ketepatan waktu (X5) penyusunan laporan keuangan SKPD antara PPK SKPD yang termasuk kategori benevolents dan PPK SKPD entitleds. Hasil ini menunjukkan bahwa PPK SKPD benevolents cenderung lebih etis daripada PPK SKPD entitleds, namun tidak ada perbedaan diantara keduanya untuk ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dalam sektor pemerintahan reward kurang disosialisasi dan tidak terdapat sanksi jika terlambat dalam penyusunan laporan keuangan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih (2005) yang menyatakan bahwa benevolents cenderung lebih etis daripada 5. entitleds Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat dihindari oleh peneliti. Keterbatasan tersebut tentu saja akan mempengaruhi hasil dari penelitian ini. Adapun keterbatasan tersebut Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-20

21 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, adalah ketidakmampuan peneliti dalam mengontrol subyektifitas dan faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap jawaban yang diberikan responden. Begitu juga karena waktu penelitian yang singkat maka jumlah sampel yang digunakan hanya PPK SKPD dan pada satu pemerintah daerah saja Implikasi Penelitian Dengan beberapa keterbatasan yang ada, implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut, 1) tidak hanya menggunakan metode penelitian kuantitatif, namun dapat menggabungkan dengan metode penelitian kualitatif dengan wawancara, sehingga dapat menambah argumenargumen yang dapat memunculkan karakter yang sebenarnya, 2) Jumlah sampel diperluas tidak hanya pada PPK SKPD, tetapi juga pada fungsi akuntansi pemerintah yang lain, sehingga penelitian ini diharap dapat memberikan hasil yang bisa digeneralisasi secara keseluruhan Pemerintah Kabupaten Jombang, dan 3) jangka waktu riset dapat diperpanjang (misalnya selama 1 tahun) dengan jumlah sampel pemerintah daerah yang lebih besar dan lebih beragam. Perpanjangan periode penelitian dan penambahan jumlah sampel diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik dalam proses penyusunan laporan keuangan. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-21

22 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, DAFTAR PUSTAKA Andayani, Wuryan, 2007, Akuntansi Sektor Publik, Bayumedia, Malang. Cooper, Donald R dan C. William Emory, 1996, Metode Penelitian Bisnis. Jilid 1, Erlangga, Jakarta Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik, Jilid 1 & 2. LP3ES, Jakarta. Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo,1993, Statistik Induktif, BPFE Yogyakarta. Fauzi, Achmad, 2001, Pengaruh Perbedaan Faktor-Faktor Individual terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi. Thesis tidak di publikasikan. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Gujarati, D, 1997, Basic Econometrics, 1978, McGraw-Hill, Inc. Sumarno Zain (penterjemah), Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002, Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-22

23 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, Kartika, Indri dan Provita Wijayanti, 2007, Locus of Control Sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit, (Studi pada auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY), Simposum Nasional Akuntansi X, Juli, Makasar. Keraf, Sony. DR.A, 1998, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygant dan Terry D. Warfield, 2002, Akuntansi Intermediate, Erlangga, Jakarta. Kuntari,Yeni dan Indra Wijaya Kusuma. 2001, Pengalaman Organisasi, Evaluasi terhadap Kinerja dan Hasil Karir pada Kantor Akuntan Publik: Pengujian Pengaruh Gender, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 16(1), hal 74-8 Kurnia, 2002, Pengaruh Desain Organisasional dan Locus of control terhadap Perilaku Manipulatif dalam Penetapan Harga Transfer: Sebuah Eksperimen Semu, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Juni, Vol 6 No.1. Liliweri, Alo, 2004, Wacana Komunikasi Organisasi, Mandar Maju, Bandung. Mardiasmo, 2005, Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta. Martadi, Indiana Farid dan Sri Suranta, 2006, Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akutansi, dan Karyawan Bagian Akutansi Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi (Studi Di Wilayah Surakarta), Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, Agustus. Muawanah, umi dan Nur Indriantoro, 2001, Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit: Peran Locus of Control, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4 (2), Mei : Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-23

24 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, Murtanto dan Marini, 2003, Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntansi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan, Simposium Nasional Akuntansi Surabaya, Oktober. Na im, ainun, 1999, Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Vol. 14, No. 2, Nugrahaningsih, Putri, 2005, Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika Profesi (Studi terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender, dan Equity Sensitivity), Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, September Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 40 Permata Sari, Shinta, 2006, Pengaruh Kapasitas Individu yang Diinteraksikan dengan Locus of Control terhadap Budgetary Slack. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, Agustus. Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Cetakan 2. Jakarta: Gramedia. Sekaran, Uma, 2003, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Fourth Edition, New York: John Willey&Sons, Inc. Sugiono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan Kedelapan. Alfabeta. Bandung. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-24

25 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, Suwandi dan Nur Indriantoro, 1999, Pengujian Model Turnover Pasewark dan Strawser : Studi Empiris pada Lingkungan Akuntansi Publik, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2 (2), Juli : Trisnaningsih, Sri dan Sri Iswati, 2004, Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat dari Segi Gender, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 (1), Januari : Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Jakarta Utami, Wiwik dan Fitri Indriawati, 2006, Muatan Etika dalam Pengajaran Akuntansi Keuangan dan Dampaknya terhadap Persepsi Etika Mahasiswa: Studi Eksperimen Semu, Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, Agustus. Yuwono, Sony dkk, 2008, Memahami APBD dan permasalahannya (Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah), Bayumedia, Malang. Yulianti dan Fitriany, 2005, Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi VII Solo, September. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-25

26 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, KUISIONER SAYA BERHARAP BAPAK/IBU BERKENAN UNTUK MENGISI KUISIONER INI BERDASARKAN KEADAAN YANG SEBENARNYA. KERAHASIAAN TERJAMIN. A. Isilah keterangan dibawah ini atau beri tanda (centang) pada tempat yang tersedia sesuai dengan data diri Anda. Demografi Responden 1. Umur : Tahun 2. Jenis kelamin : Pria Wanita 3. Berapa lama anda menduduki posisi saat ini?...tahun 4. Tingkat Pendidikan SMU Diploma (sebutkan D1, D2, D3) S1 S2 Lain-lain, sebutkan Status : Kawin Belum Kawin Kriteria penilaian: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) tidak pasti, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-26

27 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, NO Etika Penyusunan Laporan Keuangan SKALA B. Berilah tanda silang pada angka yang anda anggap paling tepat untuk mewakili pilihan anda. 1. Dibutuhkan pengungkapan Laporan Keuangan lebih lengkap agar dapat disajikan secara wajar 2. Sisa kas tidak diungkapkan dalam laporan keuangan Pengurangan belanja yang sifatnya diskresioner (besarnya tergantung pada kebijakan dinas seperti pemeliharaan dan kebersihan) di akhir tahun, harus dilaporkan dalam laporan keuangan 4. Anda sangat dibebani dengan keharusan untuk mengikuti prinsip akuntansi 5. Anda sangat dibebani keharusan untuk menyajikan laporan keuangan yang lengkap Pemendagri 13/2006 dan Standar Akuntansi Pemerintah mendorong untuk menyajikan informasi lebih banyak daripada yang dibutuhkan pengguna laporan keuangan 7. Anda mempunyai tanggung jawab lebih besar kepada kepala SKPD dibandingkan PPTK (Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan) Anda bertanggungjawab atas penyusunan Laporan Keuangan SKPD untuk kelancaran penyusunan Laporan Keuangan Daerah sebagai tanggungjawab kepada masyarakat Anda harus mengungkapkan berbagai kesalahan dalam laporan keuangan meskipun merugikan instansi Pendapatan pegawai selain gaji adalah informasi rahasia sehingga tidak seharusnya di informasikan kepada publik Anda tidak akan mengungkapkan informasi di dalam laporan keuangan jika merugikan instansi Anda akan memanipulasi data dalam penyusunan laporan keuangan agar hasilnya menguntungkan instansi Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-27

28 The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, Kriteria penilaian: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) tidak pasti, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. NO Locus of Control SKALA C. Berilah tanda silang pada angka yang anda anggap paling tepat untuk mewakili pilihan anda. 1. Untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok, koneksi yang anda miliki lebih penting daripada kemampuan yang anda punyai. 2. Bekerja adalah merupakan jatidiri anda Bila anda tau apa yang anda inginkan dari suatu pekerjaan maka anda biasa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan anda. 4. Pada umumnya seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya bila ia memiliki kemauan Bila para pegawai merasa kurang senang terhadap keputusan yang dibuat oleh pimpinan maka mereka harus mempertanyakannya. 6. Pada umumnya untuk mendapatkan pekerjaan yang anda inginkan tergantung pada nasib Besar kecilnya penghasilan (gaji) seseorang sangat tergantung pada nasib masing-masing Pada umumnya orang dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, jika mereka mau berusaha Untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus anda harus memilliki koneksi Kenaikan gaji jabatan (promosi) lebih merupakan masalah nasib bagi seseorang Pada umumnya para pimpinan SKPD memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pegawainya daripada apa yang mereka bayangkan selama ini. 12. Kenaikan jabatan (promosi) akan diberikan pada pegawai yang menunjukkan kinerja yang baik Bridging the Gap between Theory and Practice PSAC01-28

ANALISIS KARAKTERISTIK PERSONAL PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SURAKARTA

ANALISIS KARAKTERISTIK PERSONAL PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SURAKARTA ANALISIS KARAKTERISTIK PERSONAL PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SURAKARTA Siti Almaidah Sriyanto Handayani Tri Wijayanti STIE ATMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahas tentang latar belakang penelitian yang. penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan latar belakang penelitian, dapat

BAB I PENDAHULUAN. membahas tentang latar belakang penelitian yang. penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan latar belakang penelitian, dapat BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan membahas tentang latar belakang penelitian yang melatar belakangi dilakukannya penelitian, fenomena yang terjadi, empiris dari penelitian sebelumnya. Selanjutnya berdasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan Indriantoro, 2001). Akuntan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arrens, Alvin and James K. Loebbecke Auditing an Integral Approach. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

DAFTAR PUSTAKA. Arrens, Alvin and James K. Loebbecke Auditing an Integral Approach. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc. DAFTAR PUSTAKA Arrens, Alvin and James K. Loebbecke. 1997. Auditing an Integral Approach. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc. Dania, Veby. 2001. Pengaruh Pendidikan Etika Profesi Akuntan Terhadap Persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, dimana penelitian ini akan mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang ada saat ini melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013, Hal. 147-156 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN Abstraksi Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis yang begitu pesat ini menimbulkan berbagai kasus bisnis yang melibatkan profesi akuntan. Salah satu yang menjadi sorotan profesi ini yaitu praktik

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN AKUNTAN PENDIDIK BINUS UNIVERSITY MENGENAI ATURAN ETIKA DALAM KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2010

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN AKUNTAN PENDIDIK BINUS UNIVERSITY MENGENAI ATURAN ETIKA DALAM KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2010 PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN AKUNTAN PENDIDIK BINUS UNIVERSITY MENGENAI ATURAN ETIKA DALAM KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA 2010 Ficha Hermanto; Sudarmo; Zulfitry Ramdan Jurusan Akuntansi dan Keuangan,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin kompleks. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti ini dimana seluruh dunia, khususnya di Indonesia sedang diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DAN DOSEN AKUNTANSI DI KOTA PADANG TERHADAP PRINSIP- PRINSIP ETIKA DALAM KODE ETIK INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman biasanya selalu diiringi dengan perubahan perilaku manusia, dimana seringkali perilaku manusia dikaitkan dengan isu etis, yang mana seorang profesional

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 34 PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dian Kurniasari Abstract One of the goals of accounting education in Indonesia is to introduce the students to the ethics and values

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009. 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan umpan balik bagi semua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan 4 Universitas Negeri dan 64 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang terdiri atas lima Kantor Akuntan Publik dan

Lebih terperinci

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN ( Studi Empiris di Wilayah Kota Surakarta dan Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (SURVEI PADA KANTOR AKUNTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap profesi diharuskan untuk dapat bekerja secara profesional dan memiliki keahlian dan kemampuan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konflik merupakan proses yang dimulai saat salah satu pihak merasa dikecewakan oleh pihak lain. Auditor yang memiliki profesi sebagai penyedia jasa pemeriksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan menjadi semakin ketat dan hanya mereka yang siap dan mempunyai bekal serta sikap profesionalisme yang memadai saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi tantangan yang semakin berat sehingga dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja. Judul : Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Locus of Control dan Etika Profesi Pada Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali) Nama : I Made Artha Budi Susila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan dan merupakan alat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yaitu mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri dan mahasiswa perguruan. maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini, yaitu:

BAB V PENUTUP. yaitu mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri dan mahasiswa perguruan. maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini, yaitu: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi perguruan tinggi negeri dan mahasiswa akuntansi perguruan tinggi swasta yang berada di kota

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis untuk menjelaskan sifat hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional auditor, informasi afektif,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ADITYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memastikan kelayakan informasi akuntansi perusahaan, pengelola perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan dalam persaingan usaha di Indonesia semakin meningkat dewasa ini. Dalam menghadapi permasalan tersebut, informasi akuntansi sangat dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN. PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN. PROFESI AKUNTANSI (PPAk) PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Syarat Guna memperoleh

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER (Studi Kasus di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Sebelas Maret Surakarta) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis menimbulkan persaingan yang cukup tajam. Oleh sebab itu, para pelaku bisnis dituntut untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan di Indonesia sekarang menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah berikut ini. Pertama, World Trade Organization (WTO),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini peneliti mengadakan penelitian di Universitas Indonesia, Universitas Mercu Buana dan Universitas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGARUH PELAYANAN, SANKSI, SISTEM PERPAJAKAN KESADARAN WAJIB PAJAK, TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA TIRTOSUWORO, GIRIWOYO, WONOGIRI Eken Patmasari1 1*, Trimurti2 2, Suhendro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia global serta tuntutan profesi dalam menghasilkan profesi akuntan yang baik, maka dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan awal tahun 1999, instansi pemerintah dan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan awal tahun 1999, instansi pemerintah dan pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lahirnya paket Undang-undang (UU) bidang keuangan negara banyak memberikan perubahan konsepsi dari administrasi keuangan menuju akuntansi keuangan. Hampir empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari November 2014 sampai dengan Januari 2015. Data yang digunakan hanya

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 1970-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan diatur oleh kode etik akuntan. Kode Etik Akuntan yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B

Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B Analisis Kinerja Pelayanan Publik (Studi kasusu Pada SKPD Kabupaten Sukoharjo) Evi Prismawati B200080176 Fakultas EKONOMI Program Jurusan Akuntasi ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan harus memiliki integritas, independen dan bebas dari semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan profesionalisme harus selalu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perguruan tinggi swasta yaitu STIE Perbanas Surabaya. Responden pada. menempuh maupun sudah menempuh matakuliah etika bisnis profesi.

BAB V PENUTUP. perguruan tinggi swasta yaitu STIE Perbanas Surabaya. Responden pada. menempuh maupun sudah menempuh matakuliah etika bisnis profesi. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa program studi akuntansi terhadap muatan etika dan etika penyusunan laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

TESIS ERLINA WINANTI HAMISENO NIM: S

TESIS ERLINA WINANTI HAMISENO NIM: S ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS PELAKU AKUNTANSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi Kasus di Kabupaten Sukoharjo) TESIS Diajukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Untuk memperoleh hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian diperlukan suatu metode penelitian yang benar-benar sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Etika merupakan konsep fundamental bagi semua bidang seperti; akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. Etika merupakan konsep fundamental bagi semua bidang seperti; akuntansi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika merupakan konsep fundamental bagi semua bidang seperti; akuntansi, permasaran, keuangan, pemerintahan, dan lain-lain. Perilaku dan tindakan etis setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan Yogyakarta dengan menggunakan responden seluruh auditor yang terdapat dalam KAP dari

Lebih terperinci

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment.

SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. SKRIPSI Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Berskala Besar di Semarang) Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH: LENIA YULISTINUS TANANJAYA

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH: LENIA YULISTINUS TANANJAYA PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH: LENIA YULISTINUS TANANJAYA 3203009231 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2013 PERSEPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara

Lebih terperinci

PENGARUH HUBUNGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH HUBUNGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH HUBUNGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada PT. SRI REJEKI ISMAN Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertimbangan Etis Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan pertimbangan etis sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan suatu perusahaan, setiap perusahaan ingin terlihat baik dari perusahaan lain. Laporan keungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan alumni terhadap praktik-praktik fraud melalui survei langsung pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Atribusi Attribution Theory merupakan teori yang menjelaskan tentang prilaku seseorang. Teori ini mengacu pada bagaimana

Lebih terperinci

Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, Dan Organisasi Terhadap Independensi Pemeriksa Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Di Batam

Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, Dan Organisasi Terhadap Independensi Pemeriksa Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Di Batam Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, Dan Organisasi Terhadap Independensi Pemeriksa Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Di Batam Ferel Jurusan Akuntansi / Fakultas Ekonomi e-mail: keprijoe@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan audit internal dan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Studi empiris pada BUMN

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak) ISSN 1693 9093 Volume 8, Nomor 1, Februari 2012 H al 19-25 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak) Yani Riyani Jurusan

Lebih terperinci

PUTRI NUGRAHANINGSIH Alumni Fakultas Ekonomi UNS

PUTRI NUGRAHANINGSIH Alumni Fakultas Ekonomi UNS ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS AUDITOR DI KAP DALAM ETIKA PROFESI (STUDI TERHADAP PERAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDUAL: LOCUS OF CONTROL, LAMA PENGALAMAN KERJA, GENDER, DAN EQUITY SENSITIVITY ) PUTRI NUGRAHANINGSIH

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 1, Maret 2015 PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Lupita Ruth Laurensia Paath Mardatillah STIE Madani Balikpapan ABSTRACT

Lebih terperinci

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

Lebih terperinci

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan A. Latar Belakang Masalah Peran profesi akuntan sekarang ini, mengalami peningkatan sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan global. Kantor akuntan Publik (KAP) tidak hanya mengerjakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas, BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor eksternal adalah seorang profesional auditor yang melakukan audit pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas atau perusahaan dan memberikan

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMAHAMAN AUDITOR PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK AKUNTAN PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN SUMATERA UTARA

SKRIPSI PEMAHAMAN AUDITOR PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK AKUNTAN PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN SUMATERA UTARA SKRIPSI PEMAHAMAN AUDITOR PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK AKUNTAN PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN SUMATERA UTARA OLEH : GLORY N 070503222 PROGRAM STUDI STRATA SATU

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Andi Supangat Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan

DAFTAR PUSTAKA. Andi Supangat Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan DAFTAR PUSTAKA Andi Supangat. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan Nonparametik Edisi 1. Jakarta: Kencana Abdul Hafiz Tanjung, 2008, Akuntansi Pemerintahan Daerah: Konsep dan Aplikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik semakin meningkat seiring bertumbuhnya perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan publik untuk dapat membantu dalam

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU PADA ETIKA PENYUSUN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU PADA ETIKA PENYUSUN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.6 (2016):1621-1650 PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU PADA ETIKA PENYUSUN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

Lebih terperinci

Bawasda Di Surakarta Dan Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DIMAS GUNTUR PRASETYO B

Bawasda Di Surakarta Dan Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DIMAS GUNTUR PRASETYO B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Inspektorat Tingkat Kota/Kabupaten Atau Bawasda Di Surakarta Dan Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah sebanyak 30 responden, yaitu auditor yang bekerja pada tujuh kantor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN O. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (008:115) Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap etika bisnis dan profesi berdasarkan gender. Data yang digunakan dalam

BAB V PENUTUP. terhadap etika bisnis dan profesi berdasarkan gender. Data yang digunakan dalam BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi terhadap etika bisnis dan profesi berdasarkan gender. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di beberapa KAP di wilayah Tangerang. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian untuk mengukur persepsi akuntan pendidik dan auditor eksternal terhadap metode-metode pendeteksian untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. laporan keuangan. Landasan-landasan teori dalam bab ini diambil dari teori-teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. laporan keuangan. Landasan-landasan teori dalam bab ini diambil dari teori-teori BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab kajian pustaka membahas mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian mengenai pengaruh karakteristik individu pada etika penyusun laporan keuangan. Landasan-landasan teori

Lebih terperinci

Badjuri, Achmad & Elisa Trihapsari Audit Kinerja Pada Organisasi Publik Pemerintah. Fokus Ekonomi. STIE Stikubank Semarang.

Badjuri, Achmad & Elisa Trihapsari Audit Kinerja Pada Organisasi Publik Pemerintah. Fokus Ekonomi. STIE Stikubank Semarang. Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No.1, Mei 2009:40-69. Arista Ningrum, Rizky.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan, teori motivasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia bisnis, kebutuhan akan penggunaan jasa akuntan publik dewasa ini semakin meningkat, terutama kebutuhan atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan yang disajikan secara relevan dan andal oleh sebuah instansi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek dibagi menjadi 3. Pertama adalah mahasiswa akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. strategis bagi perkembangan Ekonomi Islam, Perbankan Syari ah, Asuransi

BAB IV HASIL PENELITIAN. dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. strategis bagi perkembangan Ekonomi Islam, Perbankan Syari ah, Asuransi 64 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1.1 Profil Umum Program Studi Ekonomi Syari ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya Program Studi Ekonomi Syari ah memiliki

Lebih terperinci