SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO"

Transkripsi

1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO Pertanyaan merupakan awal dari pengetahuan. Dengan semakin banyak dan berkualitasnya suatu pertanyaan maka akan menjadi identitas seseorang dalam berpikir. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membangun khususnya pada diri orang itu sendiri dan ketika dikembangkan akan sangat berguna bagi orang banyak. Pertanyaan itu pula yanga akan menjadi arah pemikiran yang ada berdasarkan dengan karakteristik orang tersebuut. Pentingnya memiliki pertanyaan ini membuat seseorang menyadari besarnya kekuatan yang diberikan jika seseorang memiliki pengetahuan yang luas. Seiring perjalanan waktu maka setiap pengetahuan terus berkembang pada diri orang lain maupun masyarakat luas. Terkadang adanya ketidak pahaman mengenai pentinya filsafat ini, karena sebagian besar manusia masih bersikap skeptis terhadap segala sesuatu sehingga minimnya pertanyaan yang dimiliki oleh setiap orang. Pemikiran yang kritis diungkapkan oleh para filsuf berdasarkan pada pertanyaanpertanyaan dimana masih ditemukan ketidakpuasan atas setiap jawaban yang ada, bahkan berusaha sendiri menemukan jawaban terbaik sehingga tidak bisa terbantahkan lagi. Pertanyaan-pertanyaan dan hasil pemikiran-pemikiran yang dihasilkan sangat beranekaragam karena manusia adalah makhluk yang unik. Manusia harus dapat berpikir dan menjelaskan secara jelas menurut pemikirannya agar dapat dimenegrti oleh orang lain. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini memiliki proses yang sangat panjang dari zaman Yunani kuno hingga zaman kontemporer. Saat ini setiap orang harus semakin kritis dengan keadaan dan apapun yang terjadi dalam hidup agar memiliki kualitas hidup yang baik dengan menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini bersifat dinamis. Kita harus menemukan cara untuk berpikir shingga menghasilkan pemikiran-pemikiran yang dapat menjadi landasan atau bahkan pedoman dalam menjalankan hidup ini. Dengan wujud yang masih bersifat abstrak dalam pikiran sehingga perlu dilaksanakan sebuah langkah konkret dalam bentuk menjelaskan baik itu berbentuk deskriptif atau implementasi sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Definisi / Karakteristik pemikiran pada masa Yunani Kuno Periode filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu, gempa bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu fenomena di mana Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Pada periode ini muncullah filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam yaitu Thales ( SM). Pada masa itu, Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup adalah air. Air dapat berubah menjadi gas seperti uap dan benda padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air. Sedangkan Heraklitos berpendapat bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi. Ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan mengubah sesuatu tersebut menjadi abu atau asap. Sehingga Heracllitos menyimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsur yang paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain dapat melunakkan es. Artinya, api adalah aktor pengubah dalam alam ini, sehingga api pantas dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri. Zaman Yunani Kuno (Abad ke-6 S.M sampai akhir abad ke-3 S.M) 1

2 Zaman keemasan filsafat, karena pada masa iniorang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Selanjutnya tumbuhlah sikap kritis yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir yangterkenal dan sikap kritis ini lah yang menjadikan cikal bakal tumbuhnya ilmupengetahuan modern yaitu sikap an inquiring (suatu sikap yang senang menyelidikisesuatu secara kritis) Tokoh / Filosof beserta pemikirannya yang hidup pada massa Yunani Kuno Beberapa tokoh filsuf yang terkenal pada masa ini ialah: 1. Thales ( SM) Mengawali babak baru dalam sejarah filsafat Barat Kuno dengan memberi jawaban yang tidak mitologis atas pertanyaan: Apakah yang merupakan prinsip dasar (arche) segala sesuatu? Ia menjawab, "Air adalah prinsip awal." Air adalah anasir yang menghidupkan dan memunculkan segala sesuatu. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri jadi, tanpa sebabsebab dari luar dirinya air mampu tampil dalam segala bentuk. Ia bersifat mantap dan tidak terbinasakan. Ahli pikir Yunani bernama Thales yang pada tahun lalu pertama kali menemukan bahwa matematika tidak hanya dapat digunakan untuk menghitung, namun juga untuk mempelajari alam semesta. Salah satu temuan Thales yang paling terkenal ketika itu adalah kemampuannya untuk memprediksi gerhana matahari yang terjadi pada tahun 585 SM dengan sangat tepat. Thales juga dikenal sebagai penemu pertama sistem berpikir logis & stem of logical reasoning) yang merupakan akar dari pemodelan. Tidaklah mengherankan ketika itu masyarakat Yunani menyebutnya sebagai salah satu dan tujuh Sages, yang berarti salah satu dan tujuh manusia terbijak, di muka bumi. Salah satu prinsip Thales yang terkenal adalah bahwa "...melalui pengamatan dan proses berpikir (reasoning) kita mampu menjelaskan apa yang terjadi di alam secara sederhana..." Prinsip inilah yang kemudian dikcmbangkan oleh salah satu pengikut beliau yang terkenal, yaitu Phytagoras. Sejarah mencatat bahwa pemikiranpemikiran Thales sangat berpengaruh bagi Phytagoras, sehingga beberapa tahun setelah kematian Thales, Phytagoras terkadang duduk di rumahnya, merenung dan menyanyikan lagu kesedihan untuk Sang Guru yang visioner. 2 Anaximandros ( SM) Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Ia mengatakan bahwa prinsip segala sesuatu bukanlah anasir alam yang konkret seperti air. Mengapa? Sebab, seandainya air sebagai unsur basah sungguh-sungguh merupakan prinsip segala sesuatu, sebagaimana diajarkan Thales, seharusnya terdapat juga dalam segala sesuatu, misalnya pada api. Tetapi, nyatanya tidak demikian. Air dan api tidak bisa diperdamaikan. Keduanya malah saling meniadakan! Maka, fakta adanya api memperlihatkan bahwa ajaran Thales itu tidak tahan uji. Anaximandros lalu menetapkan prinsip lain sebagai asas segala sesuatu. Prinsip itu adalah prinsip abstrak yang dinamainya to apeiron, "yang tidak terbatas" (dari a = tidak, dan eras = batas). To apeiron ini bersifat ilahi, abadi, tidak terubahkan (mantap) dan meliputi segala-galanya. Dari prinsip abstrak ini, berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur berla: wanan (yang panas dan yang dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang). Kepada prinsip inijuga, semua itu pada akhirnya akan kembali. 3. Pythagoras ( SM) Seorang matematikawan, filsuf, dan pemuka agama dari Iona, yang mendirikan suatu komunitas persaudaraan rahasia yang mampu bertahan hingga sekitar tahun 300 SM. Karena komitmen mereka tersebut kepada kerahasiaan, baik Pythagoras maupun pengikutnya sama sekali tidak meninggalkan tulisan. Pythagoras (532 SM) adalah ahli filsafat dan ilmu ukur. Pythagoras, pada masanya telah mengatakan bahwa bumi itu bulat atau tidak datar. Ia berpendapat bahwa ukuran kepastian dan kebenaran adalah problem "sistem angka" 2

3 (numerikal). Masalah keselamatan termasuk kebersihan jiwa, juga dipandang sebagai problem numerikal. 4. Anaximenes ( SM) Pandangan bahwa udaralah prinsip dasar segala sesuatu, diterapkan Anaximenes jugs pada pandangannya tentang jiwa manusia. Menurutnya, jiwa manusia tidak lain hanyalah udara yang dipupuk dengan bernapas. Seperti jiwa menjamin kesatuan tubuh, demikian pula udara melingkupi segalagalanya. Dengan pandangan ini, Anaximenes kerap disebut sebagai pemikir pertama yang mengeinukakan persamaan antara tubuh manusiawi dan jagad raya, suatu tema yang kelak mengarah kepada pengertian manusia sebagai "dunia kecil" (mikrokosmos) yang mencerminkan jagad raya sebagai "dunia besar" (makrokosmos). 5. Konfusius ( SM), Seorang filsuf dan orang bijak dari Cina, pendiri agama Kong Hu Chu. Ia mengambil khazanah budaya dan tradisi Cina yang ada kala itu, yang memberi tekanan sangat humanistis. Kita harus berusaha mengembangkan keutamaan-keutamaan yang penting, seperti keugaharian dan pengendalian diri; dan sejauh kita berhasil dalam hal ini atau dalam penyempumaan hubungan pribadi, pemerintahan dengan hukum menjadi kurang perlu. Interaksi antara Jen (hakikat manusia) dan Li (tatanan dan aturan) adalah dasar dari sebagan besar pemikiran Konfusianisme. Dengan itu, perilaku manusia Iebih ditekankan daripada ibadat kepada sesuatu yang Adikodrati. Karya utamanya adalah The Analecis. 6. Heraclmus ( SM) Seorang filsuf yang hidup di Efesus (sekarang Turki), yang banyak dikenal dengan sebutan "orang yang tak jelas" karena gaya tulisannya yang kabur dan samar. "Segala sesuatu selalu berubah," katanya. Ia menggunakan api sebagai simbol perubahan yang terus-menerus dalam semesta ini, yang disatukan dalam "kesatuan dari unsur-unsur yang bertentangan" secara teratur. Heraclitus barangkali adalah filsufpertama yang mempertanyakan validitas persepsi indrawi. Meskipun kesatuan unsur yang bertentangan mungkin tidak begitu nyata bagi persepsi indrawi, namun akal budi (logos) menunjukkan bahwa dunia ini ada sebagai sebuah sistem, di mana perubahan-perubahan dari satu arah selalu diimbangi oleh perubahanperubahan dari arab yang lain, dan di mana hal-hal yang sating bertentangan tidak dapat ada tanpa adanya yang lain. Heraclitus mencela orang kebanyakan karena dinilainya kurang pemahaman. la membandingkan mereka dengan keledai yang lebih memilih dedak daripada emas. la menulis sebuah buku yang sangat panjang yang hanya beberapa bagiannya saja dapat ditemukan. 7. Herakleitos (sekitar SM) Herakleitos: "segala sesuatu mengalir. Menurut Herakleitos, perubahan wujud zat berlangsung secara sinambung. Ibarat sungai, "segala sesuatu mengalir".ungkapan ini kini menjadi motto himpunan ilmuwan theology yang khusus mengaji masalah perubahan bentuk dan aliran zat tak sederhana. Barangkali, karena api begitu bebas bergerak, maka pilihan Herakleitos jatuh pada api sebagai zat asal. Bagi dia, alam mulai terbentuk ketika api mengikuti "aliran ke bawah", memampat menjadi air kemudian menjadi tanah. Sabaliknya, dalam aliran ke atas, api merenggang dan menghasilkan api kembali. 3

4 8. Parmenides ( SM) Ia menjadi terkenal dengan pernyataannya "Hanya 'yang ada' itu ada". menides tidak mendefinisikan apa itu "yang ada", tetapi is menyebutkan beberapa sifatnya yang meliputi segala sesuatu. Menurutnya, "yang ada" itu tidak bergerak, tidak berubah, dan tidak terhancurkan. "Yang ada" itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal. Kalau orang menyangkal bahwa "yang ada" itu tidak ada, dengan pernyataannya sendiri orang itu mengakui bahwa "yang ada" itu ada. Sebab, kalau benar "yang ada" itu tidak ada, orang itu tidak dapat menyangkal adanya "yang ada". Jadi, kenyataan bahwa "yang ada" itu dapat ditolak keberadaannya menunjukkan "yang ada" itu memang ada, sedangkan "yang tidak ada" itu tidak ada! Sesuatu "yang tidak ada" sama sekali tidak dapat dikatakan atau dipikirkan, apalagi didiskusikan (disanggah atau diiyakan). Sebaliknya, "yang ada" itu selalu dapat dikatakan, dipikirkan, dan didiskusikan. Oleh sebab itu, pernyataan Parmenides ini menjadi terkenal, "Ada dan pemikiran itu satu dan sama." Maksudnya, "yang ada" itu selalu bisa dipikirkan, dan "yang dapat dipikirkan" selalu ada. Parmenides membuat suatu pemisahan tajam antara apa yang kelak disebut "pengetahuan empiris", yakni pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman atau pencerapan indrawi (empeiria, Yunani), dengan "pengetahuan akal budi" yang murni dan sejati. Jenis pengetahuan yang terakhir ini hanya diperoleh berkat akal budi yang mampu menangkap "ada" yang bersifat satu dan tidak berubah, di balik segala sesuatu yang bersifat indrawi melulu dan tidak mantap. Dengan gaya seorang penyair, Parmenides menantang siapa pun untuk berani memakai daya akal budinya melawan arus pendapat umum, "Jangan biarkan dirimu didesak ke jalan yang salah oleh kuatnya kebiasaan dan pandangan umum. Jangan percaya pada penglihatan yang menyesatkan dan telinga yang hanya mengumpulkan bunyi-bunyi. Juga jangan percaya pada lidah: hanya akal budi semata-mata hendaklah menjadi penguji dan hakim segala sesuatu!" 9. Empedokles Empedokles menyatakan bahwa ada empat anasir pokok, yakni air, tanah, api, dan udara. Keempat anasir ini harus diterima sebagai anasir pokok, sebab menurut observasi pancaindra, keempat anasir ini dapat dijumpai di mana-mana. Udara, misalnya, adalah anasir tersendiri yang harus juga diterima selain api, air, tanah, dan udara dalam arti uap-kabut (bandingkan dengan pandangan Anaximenes sebelumnya), sebab gejala-gejala adanya angin membuktikan itu. 10. Anaxagoras ( SM). Anaxagoras adalah filsuf pertama yang menetapkan kemandirian roh atau rasio (nous) terhadap semua anasir atau materi. Kata Anaxagoras, "Dan tatkala nous mulai membuat gerakan, is memisahkan dirinya dari segala sesuatu yang terbawa masuk ke dalam gerakan itu.anaxagoras mengatakan ada banyak sekali anasir penyusun realitas jumlahnya tidak terhingga! Ia menyebut anasir-anasir itu spermata (benih-benih). Setiap benda, bahkan seluruh realitas, tersusun dari suatu campuran yang mengandung semua benih dalam proporsi tertentu. Pancaindra tidak sanggup mencerap semua benih yang ada dalam suatu benda; kita hanya mampu mencerap benih.yang dominan. Kalau melihat suatu benda, misalnya emas, kita segera dapat mengenalinya sebagai emas sebab benda itu memang mempunyai benih emas sebagai benih yang dominan. Namun, dalam kenyataannya, menurut Anaxagoras, benda itu mempunyai selain benih emas juga benih tembaga, perak, besi, dan lain-lain. Hanya 4

5 saja, semua benih yang lain ini sama sekali tidak dominan sehingga pancaindra kita tidak dapat menangkapnya. 11. Sokrates ( SM), Sokrates adalah seorang yang menjadi batas pengantara atau masa perubahan antara para filsuf "pra-sokrates" dan filsuf-filsuf Yunani selanjutnya. Ia mencari cinta kebijaksanaan (sophia), filsafat. Meskipun ia menyatakan hanya rnengetahui satu hal yaitu bahwa ia tidak tahu apa-apa namun ia sangat disegani dalam perdebatan karena cecaran pertanyaannya terhadap orangorang yang merasa dirinya serba tahu dan karena kemampuannya mematahkan argumen-argumen yang retoris dan cacat. Pada akhir hidupnya, ia dituduh mengingkari kepercayaan kepada dewa-dewa bangsa Yunani dan merusak pikiran kaum muda, sehingga dinyatakan bersalah dan kemudian dijatuhi hukuman mati. la menolak tawaran kawan-kawannya untuk melarikan diri dari penjara, dan memilih untuk menjalani hukuman mati dengan meminum racun. la tidak menulis apa pun tentang filsafat. Sokrates menghubungkan pengetahuan, kebenaran, dan kepastian pengetahuan dengan moralitas. Bahkan is mengatakan bahwa salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia adalah kcutamaan dan hal keutamaan itu adalah pengetahuan (virtue is knowledge). 12. Demokritos Menurut Demokritos, seluruh realitas terdiri atas atom-atom tak terbatas jumlahnya yang hanya berbeda karena bentuk dan beratnya. Oleh karena itu, segala apa yang terjadi sudah mutlak dan pasti. Pandang-an dunia Epikuros, mengikuti Demokritos, adalah mekanisme. Atomisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa seluruh realitas terdiri atau tercipta dari gugusan unsur-unsur terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Unsur terkecil penyusun realitas itu diberi nama "atom" (a = tidak, dan tomos = terbagi). Atom-atom ini tidak tertangkap pancaindra dan tidak mempunyai kualitas, misalnya, panas atau manis. Akibat dari pemikirannya itu mengenai atom maka lahirlah lima sifatyang terkandung pemikiran beliau yaitu: a. Konsep materialistis-monistik yaitu atom merupakan sekedar materi yang tidak didampingi apapun karena disekelilingnya hampa. b. Konsep dinamika perkembangan yaitu segala sesuatu selalu berada dalam keadaanbergerak sehingga berlaku prinsip dinamika. c. Konsep murni alamiah yaitu pergerakan atom itu bersifat intrinsic, primer, tanpasebab, dan tidak dipengaruh oleh sesuatu diluar dirinya. Pandangan Demokritos membawa konsekuensi besar bagi filsafat ilmu pengetahuan. Di satu pihak, dengan menekankan juga aktivitas subjek dalam mengenali objek, ajaran Demokritos memperlihatkan adanya saling ketergantungan mutlak antara subjek dan objek. Dengan kata lain, dalam proses pengenalan, baik subjek maupun objek tidak dapat berdiri sendiri. Realitas tidak melulu objektif, terlepas dari subjek, tetapi juga tidak bisa semata-mata subjektif tanpa ada sangkut-patut dengan objek. Di lain pihak, dengan ajarannya bahwa realitas terdiri dari atom-atom yang luar biasa halusnya sehingga tidak dapat dicerap dengan pancaindra, Demokritos mengakui bahwa kita tidak dapat mengenali hakikat sejati suatu benda. Yang dapat kita amati hanyalah gejala atau penampakan benda itu. Dalam bahasa filsafat, yang dapat kita kenali hanyalah "benda bagisaya" (the thing for me), sedangkan "benda-pada-dirinya-sendiri (the thing in itself) selalu luput dari pengamatan kita. "Tentunya akan menjadi jelas," kata Demokritos, "ada satu masalah yang tidak dapat dipecahkan, yakni bagaimana keadaan setiap benda dalam kenyataan sesungguhnya Sesungguhnya, kita sama sekali tidak tahu sebab kebenaran terletak di dasar jurang yang dalam."" 5

6 Tentang manusia, Demokritos berpendapat bahwa manusia pun terdiri dari atom-atom melulu. Ini sejalan dengan pandangannya bahwa jiwa manusia adalah atom-atom halus ("Atom-atom api," katanya). Atom-atom ini digerakkan oleh gambaran-gambaran kecil suatu benda (eidokt); dan dengan demikian, muncul kesan-kesan indrawi atas benda itu. Dengan ajaran etikanya, Demokritos mengajarkan aturan-aturan kehidupan praktis yang menunjukkan idealisme tinggi. Menurutnya, tujuan tertinggi dari hidup manusia adalah euthymia, keadaan batin yang sempurna, yang terdiri dari keseimbangan semua faktor dalam hidup: kesenangan dan kesusahan, kenikmatan dan pantang. Yang bertugas mengusahakan keseimbangan ini adalah roh atau rasio. 13. Aristoteles Berbeda dengan kecenderungan Sokrates yang menganggap tindakan yang baik sebagai masalah pengetahuan yang tepat, bagi Aristoteles tindakan itu bukan sesuatu yang dapat diketahui dengan tepat. Pengetahuan yang tepat hanyalah mungkin dalam bidang yang ada kepastiannya, misalnya dalam ilmu pasti atau fisika. Pengetahuan itu disebut episteme. Episteme hanya mungkin di mana objek pengetahuan tidak dapat berubah. Namun, manusia itu makhluk yang bebas, ia berakal budi (memiliki nous) dan mampu untuk memilih dengan bebas sikap mana yang mau diambil (prohairesis). Ia tidak pernah dapat dipastikan. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah atau episteme bukan macam pengetahuan yang cocok untuk etika. Aristoteles berpendapat bahwa logika tidak termasuk ilmu pengetahuan sendiri, tetapi mendahului ilmu pengetahuan scbagai persiapan untuk berpikir dengan cara ilmiah. Maksud yang sama diekspresikan juga dalam nama yang diberikan kepada karya-karya Aristoteles tentang logika, yaitu Oiganon (alat). Logika tidak merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan, melainkan suatu alat agar kita dapat mempraktekkan ilmu pengetahuan. Baru pada akhir masa kuno (dalam abad ke-6 M) nama Organon mulai dipakai. Karena tidak ada pengetahuan pasti mengenai tindakan manusia, ctika tidak mungkin menetapkan dengan tepat bagaimana manusia harus bertindak. Tugas etika bukan menyediakan daftar peraturan yang dapat dilaksanakan seakanakan dengan mata tertutup, melainkan menyediakan semacam visi atau perspektif. Orang yang memiliki perspektif itu akan menemukan bagaimana ia harus bertindak dalam situasi konkret. Perspektif itu disebut pengertian yang tepat (orthos logos). Bertindak secara etis berarti bertindak menurut pengertian yang tepat itu. Pengertian yang tepat bukan suatu tolok ukur terurai, melainkan lebih berupa sikap batin atau ketajaman akal etis untuk memahami tindakan mana yang dalam situasi tertentu paling tepat. Etika Aristoteles sering dikatakan termasuk etika egois, dalam arti bahwa yang menentukan adalah akibat bagi si pelaku. Menurut Aristoteles, orang hendaknya bertindak sedemikian rupa sehingga is diarahkan kepada kebahagiaan. Namun, kita harus berhati-hati memakai label "egois" itu. Sebenarnya, alternatif "egois" - "altruis" pada Aristoteles tidak pada tempatnya. Ini karena manusia diarahkan kepada kebahagiaannya "egois") apabila ia ber-praxis, artinya berpartisipasi dalam menjalankan kehidupan bersama para warga polis, bukan dengan hanya memperhatikan dirinya sendiri, melainkan justru dengan merealisasikan hakikat sosialnya sebagai zoon politikon. Jadi, etika Aristoteles tidak egoistik dalam arti sesungguhnya (seakan-akan hanya kepentinganku, "saya"lah yang perlu diperhatikan). Catatan ini juga berlaku bagi etika Plato, Stoa, etika teonom, dan teori hukum kodrat Thomas Aquinas. Etika Aristoteles juga disebut eudemonisme karena nilai tertinggi adalah kebahagiaan. Cita-citanya adalah "hidup yang baik". Etika Aristoteles mau mengantar kepada cara hidup yang terasa bermakna, positif, bermutu, memuaskan. Itulah cita-cita seluruh etika Yunani dan etika Abad Pertengahan Eropa: penunjuk jalan menuju hidup yang bermakna. Bagaimana 6

7 hidup bermakna itu tercapai, di situ terdapat perbedaan pendapat. Aristoteles memilih theoria, perenungan hal-hal Ilahi, dan praxis, partisipasi aktif dalam kehidupan bersama sekelompok manusia. Plato seluruhnya berfokus pada theoria di mana manusia mencari Idea Yang Baik, Sang Nilai pada dirinya sendiri. Kaum Epikurean mengatakan, pokoknya, hindarilah perasaan-perasaan sakit. Stoa menganjurkan agar orang dengan sadar merelakan din menyatu dengan hukum slam yang sama dengan hukum Ilahi yang meresapi semuanya. Salah satu cara bagaimana Aristoteles mempraktekkan deduksi adalah silogisme (syllogismos). ltulah penemuan Aristoteles yang terbesar dalam bidang logika dan silogisme mempunyai peranan sentral dalam kebanyakan karyanya tentang logika. Silogisme adalah argumentasi yang terdiri dari tiga proposisi (bahasa Inggris: "propositions"). Dalam setiap proposisi dapat dibedakan dua unsur: 1) hal tentang apa sesuatu dikatakan dan 2) apa yang dikatakan. Hal tentang apa sesuatu dikatakan disebut "subjek" dan apa yang dikatakan tentang subjek disebut "predikat". Kalau kita memilih sebagai contoh proposisi "Raja adalah seorang manusia", maka dalam proposisi ini subjek adalah "Raja" dan predikat adalah "seorang manusia". 14. Epikuros ( SM) Epikuros sebenarnya tidak berminat pada metafisika itu sendiri. Yang dimaksudkannya adalah membebaskan manusia dari takdir. Kaum Epikurean adalah penganut kebebasan kehendak. Dengan memberikan peran kunci kepada tyche, kejadian murni kebetulan tadi, mereka mau menyelamatkan kebebasan manusia. Manusia bukan budak takdir, manusia dapat menentukan kehidupannya sendiri. Sebagaimana kaum Epikurean melawan takdir, begitu juga mereka melawan mitos-mitos keagamaan. Mereka ingin mencerahkan manusia, membebaskannya dari ketakutan terhadap dewa-dewa, kematian, pengadilan sesudah kematian, serta neraka. REFERENSI Bertens, K. Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius, 1999 Magee, Bryan, The Story of Philosophy, Yogyakarta: Kanisius, 2008 Yuana, Kumara Ari, 100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6 SM-Abad 21 yang Menginspirasi Dunia Bisnis, Jakarta: Andi, 2010 Tjahjadi, Simon Petrus L. Petualangan Intelektual Konfrontasi Dengan Para Filsuf Dari Zaman Yunani Hingga Zaman Modern, Yogyakarta: Kanisius, 2004 Amin Nur Thoyibah (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.) 7

8 8

Tiga Filsuf pertama Ada tiga orang, berasal dari Miletos (sebuah kota perantauan Yunani, terletak di pesisir Asia kecil) yang digelari sebagai filsuf

Tiga Filsuf pertama Ada tiga orang, berasal dari Miletos (sebuah kota perantauan Yunani, terletak di pesisir Asia kecil) yang digelari sebagai filsuf SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI I. AKAR FILSAFAT 1.1 Filsuf-filsuf filsuf pertama Pemikiran filsafat mulai berkembang sekitar awal abad 6 SM. Maksud pemikiran filsafat, bukan saja dalam arti sempit, tetapi pemikiran

Lebih terperinci

SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI

SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI SEJARAH SINGKAT PSΨKOLOGI I. AKAR FILSAFAT ------------------------------------------------- [1.1. Filsuf-filsuf pertama] Pemikiran filsafat mulai berkembang sekitar awal abad 6 SM. Maksud pemikiran filsafat,

Lebih terperinci

THALES; TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Yuliana Umrotul Widayanti

THALES; TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Yuliana Umrotul Widayanti THALES; TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Yuliana Umrotul Widayanti Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran yang tidak

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan

Lebih terperinci

Plato lahir pada tahun 427SM, dari keluarga bansawan Athena, ditengahtengah kekacauan perang Pelopenes. Plato meninggal di Athena pada tahun 348SM.

Plato lahir pada tahun 427SM, dari keluarga bansawan Athena, ditengahtengah kekacauan perang Pelopenes. Plato meninggal di Athena pada tahun 348SM. Rangkuman 13 tokoh etika. 1. Plato: Cinta kepada sang Baik - Etika Yunani Berabad-abad lamanya orang-orang Yunani hidup menurut tradisi dan kepercayaan keagamaan mereka. Dari masyarakat yang agraris, mereka

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim Jika Tuhan itu ada, Mahabaik, dan Mahakuasa, maka mengapa membiarkan datangnya kejahatan?

Lebih terperinci

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI FILSAFAT PENGANTAR Kata-kata filsafat, filosofi, filosofis, filsuf, falsafi bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya,

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA P a g e 1 PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA 1. Pendahuluan a. Definisi logika Logika berasal dari bahasa Yunani logos. Logika adalah: ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar ilmu pengetahuan yang mempelajari

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

B. Tujuan a. Menjelaskan biografi Anaximander b. Menjelaskan pemikiran-pemikiran Anaximander

B. Tujuan a. Menjelaskan biografi Anaximander b. Menjelaskan pemikiran-pemikiran Anaximander TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Anaximander Oleh: Apin Mareta *) A. Latar Belakang Tak dapat dipungkiri lagi jika perkembangan filsafat memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo March 14, Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo March 14, Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB Logika Asal-Usul Logika Manfaat Berfikir Secara Logika Pernyataan Dalam Ekuivale Rukmono Budi Utomo 30115301 Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB March 14, 2016 Logika Asal-Usul Logika Manfaat Berfikir Secara

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO Dalam istilah bahasa Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari kata Yunani yaitu philosophia yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aristoteles merupakan salah seorang filsuf klasik yang mengembangkan dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin bahwa politik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AKAL DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PERKEMBANGAN AKAL DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERKEMBANGAN AKAL DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Oleh: Suharyanto Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu MATERI ILMU ALAMIAH DASAR (Kompilasi dari berbagai sumber) PERKEMBANGAN PEMIKIRAN

Lebih terperinci

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika

Lebih terperinci

BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA

BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA Pertemuan ke-1 BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA Apakah arti penting Logika? Mengapa kita perlu belajar Logika? Logika (logike; logos; manifestasi pikiran manusia) adalah Ilmu yang mempelajari sistematika berpikir

Lebih terperinci

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO Zaman Yunani Kuno merupakan awal kebangkitan filsafat secara umum, karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan kepercayaan terhadap

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU?

APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU? APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU? Ilmu hanyalah spekulasi yang bersifat sementara. Fokus pembahasan Filsafat ilmu pada metoda dan dalam hubungannya dengan substansi. BAGAIMANA BERFILSAFAT DIMULAI?

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP ALAM (3)

PERSEPSI TERHADAP ALAM (3) PERSEPSI TERHADAP ALAM (3) Suyoso suyoso@uny.ac.id UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Persepsi terhadap Alam Orang Babylonia Puncak pemikiran Mitos adalah Zaman Babylonia (700 600 SM). Mereka menyatakan bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusun

KATA PENGANTAR. Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan Rahmad dan Karunia-Nya sehingga makalah ini bisa kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT UMUM. Sholawat serta salam

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang

Lebih terperinci

Oleh: Anggun Rizki Samsunar *)

Oleh: Anggun Rizki Samsunar *) KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD YUNANI KUNO Filsafat Zeno Oleh: Anggun Rizki Samsunar *) Filsafat Yunani kuno mempunyai cirri yang menonjol yaitu ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN FILSAFAT ILMU Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.unri.ac.id FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA. Sulistyani, M.Si.

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA. Sulistyani, M.Si. ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Ciri-Ciri Manusia Organ tubuhnyakompleks dan sangat khusus terutama otaknya Mengadakan metabolisme Tanggap terhadap rangsang

Lebih terperinci

OLEH ENCEP SUPRIATNA

OLEH ENCEP SUPRIATNA TRADISI INTELEKTUAL BANGSA YUNANI-ROMAWI OLEH ENCEP SUPRIATNA FAKTOR PENDORONG: FAKTOR GEOGRAFIS; SEMENANJUNG YUNANI YANG BERBUKIT-BUKIT, LAHAN SEMPIT, REKATIF SUBUR, BERPINDAH-----PINDAH PELAUT/MARITIM

Lebih terperinci

ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti

ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti Perkembangan ilmu dan filsafat diawali dari rasa ingin tahu, yang kemudian rasa ingin tahu meningkat menjadi tahu. Dan dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR 69 BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR A. Implementasi Simbol dalam Perespektif Hermeneutika Paul Ricoeur Lempar ayam merupakan prosesi atau cara yang dilakukan

Lebih terperinci

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen Estetika Desain Oleh: Wisnu Adisukma Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen inilah yang seringkali muncul ketika seseorang melihat sebuah karya seni. Mungkin karena tidak memahami

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME

EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME Maully Syifa Devinta, Ni matul Azizah, Reny Hanim Anggraini A. Pengertian Epistemologi. Epistemologi

Lebih terperinci

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di

Lebih terperinci

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS Diskripsi Mata Kuliah Diskripsi Mata Kuliah Daftar Materi Kuliah Mata kuliah memuat tentang Ilmu dan Pengetahuan; Metode Ilmiah; ontologi, epistimologi, aksiologi Filsafat & sains (ilmu); Rasionalisme,

Lebih terperinci

Ilmu pengetahuan. himpunan pengetahuan yang diperoleh secara terorganisisr melalui prosedur dan metode tertentu yang kemudian disistema-tisasi

Ilmu pengetahuan. himpunan pengetahuan yang diperoleh secara terorganisisr melalui prosedur dan metode tertentu yang kemudian disistema-tisasi Ilmu pengetahuan himpunan pengetahuan yang diperoleh secara terorganisisr melalui prosedur dan metode tertentu yang kemudian disistema-tisasi Struktur Ilmu Pengetahuan dimulai dengan konsep awal berupa

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini mempunyai nilai keindahan. Nilai keindahan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang menjadi

Lebih terperinci

Silabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS

Silabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Logika Informatika Silabus Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Silabus (2) Himpunan Relasi dan Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAS Referensi Nolt, John, 1990, Schaum's Outline

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan penyelidikan atau mempelajarinya (KBBI, 2003:1998). Pustaka adalah kitab-kitab;

Lebih terperinci

Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu

Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu Filsafat Sejarah Latar belakang Masalah Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu sejarah berbicara mengenai masa lalu,

Lebih terperinci

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

Silabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Himpunan Relasi & Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAs

Silabus. Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Himpunan Relasi & Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAs LOGIKA INFORMATIKA Silabus Pengantar Logika Informatika Logika Proposisi Logika Predikat UTS Himpunan Relasi & Fungsi Bagian Aljabar Boolean UAs Referensi Buku Teks. Edmund Burke and Eric Foxley, 1996

Lebih terperinci

Dasar Dasar Logika. Oleh: Novy Setya Yunas. Pertemuan 1 dan 2

Dasar Dasar Logika. Oleh: Novy Setya Yunas. Pertemuan 1 dan 2 Pertemuan 1 dan 2 Dasar Dasar Logika Oleh: Novy Setya Yunas Phone: [+62 8564 9967 841] Email: novysetiayunas@gmail.com Online Course: https://independent.academia.edu/yunaszone Konsep.. Konsep bentuk logis

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05

Filsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05 MODUL PERKULIAHAN Filsafat Barat Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 MK61003 Arie Suciyana S., M.Si Abstract Sejarah Filsafat Barat; Filsafat Yunani; Filsafat

Lebih terperinci

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat. March 16, 2016

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat. March 16, 2016 Logika Matematika Rukmono Budi Utomo 30115301 Pengampu: Prof. Dr. Taufiq Hidayat March 16, 2016 1 Logika Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id 1 Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme, yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan 533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.

Lebih terperinci

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat

Lebih terperinci

http://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat

DASAR-DASAR LOGIKA. Ruang Lingkup Logika. Sujanti, M.Ikom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi Hubungan Masyarakat Modul ke: 01 Ety Fakultas ILMU KOMUNIKASI DASAR-DASAR LOGIKA Ruang Lingkup Logika Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat Dasar-dasar Logika Ruang Lingkup Logika 1. Pengantar 2. Pengertian Logika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

: SRI ESTI TRISNO SAMI

: SRI ESTI TRISNO SAMI By : SRI ESTI TRISNO SAMI 08125218506 / 082334051324 E-mail : sriestits2@gmail.com Bahan Bacaan / Refferensi : 1. F. Soesianto dan Djoni Dwijono, Logika Matematika untuk Ilmu Komputer, Penerbit Andi Yogyakarta.

Lebih terperinci

MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN

MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN A. Pengertian Keindahan Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk pada sesuatu yang indah, dimana manusia mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dunia dibangun dengan kekuatan angka

BAB I PENDAHULUAN. ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dunia dibangun dengan kekuatan angka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1, 2, 3, 9 Angka-angka tersebut bukanlah hal baru yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dunia dibangun dengan kekuatan angka bahkan saat manusia terlahir kedunia.

Lebih terperinci

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata

Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Manusia, Sains, Teknologi, dan Seni Drs. Ermansyah, M.Hum. 2014 Manusia makhluk Tuhan yang mempunyai akal. Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA 1

DASAR-DASAR LOGIKA 1 DASAR-DASAR LOGIKA 1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh

Lebih terperinci

Ilmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati

Ilmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati Ilmu Alamiah Dasar Oleh : Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Ciri makhluk hidup (manusia) Rasa ingin tahu Sejarah perkembangan pola pikir manusia Perkembangan Pola Pikir Manusia Ciri Makhluk Hidup

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI.

FILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi  Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI. FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI PENGERTIAN LOGIKA Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkuliahan ini

Lebih terperinci

BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN

BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN A. Kemampuan Manusia Mengenal Tuhan. Manusia diakui memiliki kemampuan yang Iebih dibanding makhluk Iainnya untuk mengetahui kebenaran, membedakan yang baik dan yang buruk.

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini,

BAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini, BAB V PENUTUP Pada bab V penulis menyimpulkan keseluruhan pembahasan dalam skripsi. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan penulis ajukan dalam pembatasan masalah. Disamping itu penulis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang 220 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa krisis spiritual manusia modern dalam perspektif filsafat Perennial Huston Smith dapat dilihat dalam tiga

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 04Fakultas Dr. PSIKOLOGI METODE FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Filsafat Metode Zeno: reduction ad absurdum Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai persona pertama-tama karena ke-diri-annya (self). Artinya, self

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai persona pertama-tama karena ke-diri-annya (self). Artinya, self BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak hanya dipahami sebagai individu, melainkan sebagai persona. 1 Sifat individual berarti ia sebagai ada yang dapat dibedakan dengan ada yang lain dari satu

Lebih terperinci

Pengertian Filsafat. Modul 1 PENDAHULUAN

Pengertian Filsafat. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Pengertian Filsafat Prof. Dr. Anna Poedjiadi Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar, S.H., M.Pd. M PENDAHULUAN odul ini merupakan modul pertama dari serangkaian modul pada mata kuliah Filsafat Ilmu. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PREVIEW PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

ALKITAB. Alkitab The Bible Halaman 1

ALKITAB. Alkitab The Bible Halaman 1 ALKITAB Pengantar Perempuan manakah yang tidak menghargai surat cinta dari orang yang ia cintai? Dalam diri kita semua terdapat suatu kebutuhan untuk mengetahui bahwa kita diperhatikan dan dihargai, terutama

Lebih terperinci

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James)

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James) ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James) Oleh: Muhammad Hasmi Yanuardi Dosen Jurusan Sejarah FIS UNJ Abstrak.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini ada sebuah gaya hidup tertentu yang berkembang di dalam masyarakat modern dan sangat digandrungi oleh masyarakat dalam ruang lingkup pemuda-remaja. Gaya

Lebih terperinci

Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th

Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Ibrani 10:26-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji, Teladan, Perintah, Nasehat, Larangan) APA

Lebih terperinci

BAB I PERKEMBANGAN LOGIKA FUZZY

BAB I PERKEMBANGAN LOGIKA FUZZY BAB I PERKEMBANGAN LOGIKA FUZZY 1.1. Apakah Logika Fuzzy? Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai suatu kondisi yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara tepat. Pemberian batasan secara

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Kelahiran dan kematian manusia Template Modul PERMASALAHAN Titik tolak

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Review. Arie Suciyana S., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Review. Arie Suciyana S., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 7 Review Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., M.Si. APA ITU FILSAFAT? Filsafat = Philosophia (Yunani) = Philosophy Philien = mencintai Sophia = kebijakasanaan

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Filsafat Timur. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Filsafat Timur. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 6 Filsafat Timur Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. PERBEDAAN FILSAFAT BARAT DAN TIMUR BARAT Pengetahuan Mengutamakan akal sebagai alat penalaran

Lebih terperinci

BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA

BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA A. PENGANTAR Filsafat Cina bermula pada masa awal seribu tahun pertama sebelum Masehi. Pada awal abad ke-8 sampai dengan abad ke-5 sebelum Masehi filsafat Cina mempunyai

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK Pengetahuan mistik adalah pengetahuan supra-rasional tentang objek yang suprarasional. Banyak pandangan yang telah membawa perubahan besar pada

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia. Pemikiran kita tentang pendidikan terlalu sempit dan dangkal. Karena hanya mengejar suatu arah pelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu

Lebih terperinci

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

PENGERTIAN FILSAFAT (1) PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI Manusia sebagai Pelaku Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Broadcasting Sofia Aunul Abstract Pemahaman komunikasi dengan

Lebih terperinci

METODE RISET (TMK602)

METODE RISET (TMK602) METODE RISET (TMK602) MATERI MINGGU I ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN 1 MANUSIA MENCARI KEBENARAN Aspek Statis Pertanyaan Gejala Alam Ingin Tahu Penelitian Kebenaran Ilmiah Aspek Dinamis Jawaban 2 DASAR-DASAR

Lebih terperinci

otaknya pasti berbeda bila dibandingkan dengan otak orang dewasa. Tetapi esensi otak manusia tetap ada pada otak bayi itu, sehingga tidak pernah ada

otaknya pasti berbeda bila dibandingkan dengan otak orang dewasa. Tetapi esensi otak manusia tetap ada pada otak bayi itu, sehingga tidak pernah ada KESIMPULAN UMUM 303 Setelah pembahasan dengan menggunakan metode tiga telaah, deskriptif-konseptual-normatif, pada bagian akhir ini, akan disampaikan kesimpulan akhir. Tujuannya adalah untuk menyajikan

Lebih terperinci