IDENTIFIKASI ISOLAT JAMUR ENDOFIT POHON SENGON PROVENAN WAMENA BERDASARKAN ANALISIS RDNA ITS SKRIPSI
|
|
- Hadian Sudjarwadi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IDENTIFIKASI ISOLAT JAMUR ENDOFIT POHON SENGON PROVENAN WAMENA BERDASARKAN ANALISIS RDNA ITS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Biologi disusun oleh: Fitria Sofiyani PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
2 ii
3 iii
4 iv
5 v Motto Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, menasehati dalam kebenaran, menasehati dalam kesabaran (Al-Ashr) fabiayyi ala irobbikuma tukadziban Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-Rahman) v
6 vi HALAMAN PERSEMBAHAN Bissmillahirahmanirahim Karya sederhana ini aku persembahkan kepada Sang Maha Pemilik Semesta, ALLAH Subhanahu wata ala atas limpahan nikmat Iman, Islam dan Ihsan yang diberikan kepadaku sehingga karya sederhana ini dapat ku tulis dengan baik, semoga karya ini bisa menjadi pemupuk ketaqwaanku akan kebesarannya. Amin. Kepada kedua Cahaya Pelitaku, Arti Hidupku, dan Matahariku, Bapa dan Ibu terkasih ku persembahkan dengan bangga karya sederhana ini. Meski tak secuil dari pengorbanan kalian semoga menjadi ridho Allah kepada anakmu ini. Kepada sahabat-sahabatku yang senantiasa menyertai semangat dan senyum aku hadiahkan karya ini untuk kalian, semoga segala kebaikan kalian Allah balas dengan kebahagiaan. Kepada darah-darah muda yang haus akan ilmu dan pengalaman di Almamaterku tercinta kampus hijau UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kupersembahkan karya penelitianku untuk kalian. semoga bermanfaat dan memberikan keberkahan bagi siapa saja yang membaca. Amin vi
7 vii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim, Puji syukur kehadirat Ilahi rabbi yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada segala makhluk ciptaan-nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, yang senantiasa kita nantikan syafa atnya di yaumul qiyamah. Skripsi yang berjudul Identifikasi Isolat Jamur Endofit Provenan Wamena Berdasarkan Ananlisis rdna ITS ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata-1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun tanpa bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Prof. H. Akhmad Minhaji, M.A., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 2. Ibu Anti Damayanti H., S.Si., M.Mol.Bio selaku Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, juga selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik, terimakasih atas bimbingan serta arahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Istiana Prihatini M.Si selaku Pembimbing II beserta Penguji I yang telah berjasa memberikan bimbingan, arahan, serta kesempatan vii
8 viii besar sehingga penulis mendapat pengalaman yang sangat berharga dan Insyaallah bermanfaat. 4. Ibu Erny Qurotul Ainy, M.Si selaku penguji II yang telah memberi masukan, arahan dan bimbinganya sehingga skripsi ini dapat lebih baik. 5. Ibu Dr. ILG. Nurtjahjaningsih dan Bapak Dr. AYPBC. Widyatmoko selaku Ketua Kelti Bioteknologi serta Bapak Dr. Anto Rimbawanto selaku kepala laboratorium Genetika Molekular BBPBPTH Yogyakarta yang telah mengijinkan melakukan penelitian di Lab. Genetika Molekular BBPBPTH. 6. Ibu Maya, Mbak Yanti dll, yang telah membantu mengarahkan dalam pengerjaan penelitian di BBPBPTH Yogyakarta. 7. Mbak Ethik, Mbak Anif beserta staff di Laboratorium Biologi UIN Sunan Kalijaga. Terimakasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian ini. 8. Ayahanda tercinta, Bp. Yahyo yang selalu memberi wejanganwejangan yang berarti, serta Ibunda terkasih, Tina Rahayu yang tanpa lelah senantiasa mendukung dan menyebut nama penulis di setiap tadahan tangan dan airmata dalam doanya. Terimakasih atas support yang tiada henti selama pengerjaan TA ini. 9. Adik tersayang, Afifah Nur Faida yang dengan ikhlas dan sabar mendoakan kelancaran pengerjaan skripsiku ini. 10. Sahabat seperjuangan selama di tanah rantau: Huda, Arin (tante), Diska, Meilan, Dewi, Nurma, dan Anisa dkk. Terimakasih atas segala bentuk
9 ix support dan bantuannya saat penulis sedang berproses dan berjuang untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai ini. Dan kesetiaannya menemani penulis dari pertama menjadi mahasiswa UIN, menemani seminar proposal Skripsi, hingga sidang munaqosah yang alhamdulillah sukses. 11. Kawan-kawan Biologi 2010 (GABINAS) yang telah menjadi keluarga selama menimba pengalaman dan ilmu di almamater tercinta Prodi Biologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Semoga sukses untuk kita semua! Allahuakhbar!!! 12. Sahabat pena nan jauh disana, Meilan, Uci, ibu muda Mbak Uthe, Lilie, dua keponakan kembar ku Mira dan Najwa yang selalu memberikan alasan dan semangat untuk segera menyelesaikan TA ini. 13. Semua pihak yang telah memberikan manfaat sekecil papaun, yang turut membantu dalam memberikan bantuan, motivasi dan doanya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk menjadi masukan yang berharga. Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan dan manfaat bagi kita semua. Amiin. Yogyakarta, 17 Agustus 2014 Penulis
10 x IDENTIFICATION OF ENDOPHYTIC FUNGI ISOLATES FROM SENGON WAMENA PROVENANCE BASED ON RDNA ITS ANALYSIS by: Fitria Sofiyani Fungal endophytes are fungi found in plant tissue system that do not cause disease symptoms on host plants. Endophytic fungi can produce antibacterial compounds that have potential as a biological control agent (BCA) Likewise, endophytic fungi isolated from sengon Wamena provenance could have potential as biological control agent. Twenty isolates of fungi with different morphological characters of colonies were isolated from leaves, petioles, barks and twigs of sengon. Three isolates were not included in the phylogenetic analysis as the result of sequencing were not clear. Identification based on ITS rdna sequences (ITS1-5.8S-ITS2) and phylogenetic analysis of the seventeen isolates showed that the isolates are divided into three classes, namely Sordariomycetes taxa (75%), Dothideomycetes (20%) and Eurotiomycetes (5%). Fifteen isolates were identified to genus level, namely Fusarium, Phomopsis (Diaporthe telomorf), Phialemonium, Colletotrichum, Lasiodiplodia, and Penicillium. Two other isolates were identified only to the level of orders namely, Pleosporales. The result of molecular identification is supported by morphological data of each isolate. The frequently isolated fungal endophyte were Fusarium (40%), and the genus Phomopsis (Diaporthe telomorf) (20%). Keywords: Identification, ITS, Endophytic Fungi, Sengon x
11 xi IDENTIFIKASI ISOLAT JAMUR ENDOFIT POHON SENGON PROVENAN WAMENA BERDASARKAN ANALISIS RDNA ITS Oleh: Fitria Sofiyani Jamur endofit merupakan jamur yang terdapat pada sistem jaringan tanaman yang tidak menyebabkan gejala penyakit pada tanaman inang. Jamur endofit dapat menghasilkan senyawa antibakteri yang berpotensi sebagai agen pengendali hayati. Begitu pula dengan jamur endofit yang diisolasi dari pohon sengon provenan Wamena dapat memiliki potensi sebagai agen pengendali hayati. Sebanyak dua puluh isolat jamur endofit dengan karakter morfologi koloni yang berbeda telah diisolasi dari daun, tangkai daun, kulit batang dan ranting batang pohon. Tiga isolat diantaranya tidak disertakan dalam analisis filogenetik dikarenakan hasil sequensing yang kurang baik. Identifikasi berdasarkan sekuen rdna ITS (ITS1-5.8S-ITS2) dan analisis filogenetik terhadap tujuh belas isolat menunjukan bahwa isolat terbagi menjadi tiga kelas taksa yaitu Sordariomycetes (75%), Dothideomycetes (20%) dan Eurotiomycetes (5%). Lima belas isolat teridentifikasi hingga tingkat genus yaitu genus Fusarium, Phomopsis (telomorf Diaporthe), Phialemonium, Colletotrichum, Lasiodiplodia, dan Penicillium. Dua isolat yang lain hanya teridentifikasi hingga tingkat ordo yaitu ordo Pleosporales. Hasil identifikasi molekular didukung oleh data morfologi masing-masing isolat. Isolat yang paling sering ditemukan yaitu jamur endofit dari genus Fusarium (40%), dan genus Phomopsis (telomorf Diaporthe) (20%). Kata kunci: Identifikasi, ITS, Jamur Endofit, Sengon xi
12 xii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... iii HALAMAN PERSETUJUAN KEASLIAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRACT... x ABSTRAK... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 8 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 8 BAB II Tinjauan Pustaka... 9 A. Tanaman Sengon (Paraserianthes falcataria (L.))... 9 B. Jamur Endofit C. Identifikasi Jamur a. Identifikasi jamur secara morfologi b. Identifikasi jamur secara molekuler D. Internal Trancribed Spacer (ITS) BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Alat dan Bahan C. Prosedur Penelitian xii
13 xiii xiii 1. Pemurnian atau Subkultur Isolat Jamur Endofit Seleksi Isolat Berdasarkan Karakter Morfologi Identifikasi Molekuler Isolat Endofit a. Ekstraksi DNA dari Miselium b. Amplifikasi PCR dengan ITS region c. Elektroforesis Gel Agarose d. Sequensing & Analisis Filogenetik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 64
14 xiv DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Karakterisasi morfologi koloni isolat jamur endofit pohon sengon provenan Wamena...30 Tabel 2. Deskripsi mikroskopis isolat jamur endofit pohon sengon provenance Wamena...33 Tabel 3. Hasil pencocokan BLAST dari setiap sampel isolat jamur endofit sengon beserta prosentase (%) kesamaan identitas query sequen dengan sequen database genbank (GB) dari NCBI...35 xiv
15 xv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Konidia Aspergilus sp Gambar 2. Penampakan mikroskopis Penicillium sp...14 Gambar 3. Konidia Fussarium sp Gambar 4. Grafik jumlah kultur murni hasil subkultur isolat jamur endofit dari beberapa jaringan pada pohon sengon provenan Wamena...28 Gambar 5. Analisis filogenetik menggunakan Maximum Likelihood terhadap sekuen ITS jamur endofit sengon kelompok Dothideomycetes...38 Gambar 6. Analisis filogenetik menggunakan Maximum Likelihood terhadap sekuen ITS jamur endofit sengon kelompok Eurotiomycetes...40 Gambar 7. Analisis filogenetik menggunakan Maximum Likelihood terhadap sekuen ITS jamur endofit sengon kelompok Sordariomycetes xv
16 xvi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil subkultur...64 Lampiran 2. Daftar sekuen referensi dari genbank (GB) yang digunakan dalam analisis filogenetik...65 Lampran 3. Hasil elektroforesis produk PCR ITS1F-ITS4 ke-20 sampel isolat jamur endofit pohon sengon provenan Wamena...67 Lampiran 4. Pohon filogenetik ke-20 isolat jamur endofit provenan Wamena...68 Lampiran 5. Proses PCR...69 Lampiran 6. Keterangan kode isolat...70 Lampiran 7. Hasil pengamatan morfologi dan mikroskopis 20 sampel isolat jamur endofit pohon sengon provenan Wamena...71 Lampiran 8. Hasil sequensing...78 xvi
17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sengon (Paraserianthes falcataria) merupakan tanaman hutan dan termasuk dalam famili Mimosoidae. Tanaman ini berasal dari Indonesia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Australia (Soerianegara dan Lemmens, 1993), serta hingga saat ini tersebar di Sulawesi Selatan, Maluku, Papua dan Jawa (Martawijaya et al., 1989). Di Maluku, tanaman sengon dapat ditemukan di Pulau Talibu, Mangolle, Sasan, Obi, Bacan, Halmahera, Seram dan Buru. Di Papua, sengon alam ditemukan di Sorong, Manokwari, Kebar, Biak, Serui, Nabire dan Wamena. Tanaman sengon memiliki waktu tumbuh yang relatif cepat. Pada umur 5 tahun pohon sengon sudah dapat dimanfaatkan kayunya sebagai kayu pertukangan, bahan baku pabrik kertas dan kayu bakar. Sengon juga mampu tumbuh pada lahan yang kurang subur sehingga dapat merehabilitasi lahan kritis dan menciptakan iklim mikro yang lebih baik bagi lingkungan (ICRAF, 2006 dalam Dwiyanti, 2009). Sifat kayu sengon yang ringan, agak padat, agak besar, dan putih segar menarik pengusaha properti untuk menggunakan kayu ini sebagai bahan utama produknya. Menurut Krisnawati et al., (2011) tanaman sengon akan menjadi jenis yang semakin penting bagi industri perkayuan di masa mendatang. Pasalnya, permintaan ekspor akan kayu sengon kian meningkat dan kebutuhan dalam 1
18 2 negeri pun belum seutuhnya terpenuhi (Siregar dan Tedi, 2008). Saat ini sengon banyak diusahakan di kawasan hutan, perkebunan maupun di kebunkebun milik rakyat (hutan rakyat) di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Akan tetapi, satu masalah yang dihadapi dalam pengembangan sengon sekarang ini adalah adanya wabah penyakit karat tumor (gall rust) yang dapat mematikan sengon di tingkat semai sampai tegakan (Anggraeni, 2008). Penyakit karat tumor mengakibatkan pertumbuhan sengon terhambat sehingga terjadi kegagalan penanaman dan menyebabkan kerugian secara ekonomi bagi petani. Notoatmodjo (1963) melaporkan perkiraan kerugian tanaman sengon di Jawa Timur akibat serangan hama dan penyakit adalah 12% pada saat tanaman dipanen umur 4 tahun dan sekitar 74% jika dipanen setelah 8 tahun. Potensi kerugian akibat serangan penyakit karat tumor di Propinsi Jawa Timur dapat mencapai 24 trilyun rupiah dan apabila dibiarkan akan berdampak pada ketersediaan bahan baku kayu untuk industri (Dwiyanti, 2009). Karat tumor pada sengon disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum Sacc. Jamur ini masuk ke dalam divisi Basidiomycota, kelas Urediniomycetes, ordo Uredinales, famili Pileolariaceae. Jamur ini hanya mampu menginfeksi jaringan-jaringan tanaman yang muda (Anggraini, 2008). Dengan demikian, kemungkinan terjadinya infeksi baru pada jaringan tanaman dewasa di lapangan sangat kecil. Respon tanaman sengon terhadap penyakit karat tumor dipengaruhi oleh faktor genetik dari tanaman itu sendiri dan faktor di sekitar pertanaman (Rahayu, 2008).
19 3 Mengatasi penyakit karat tumor bukan hal yang mudah, mengingat penyebabnya adalah dari golongan jamur. Menurut Wiryadiputra (2007), beberapa upaya pengendalian serangan jamur penyebab karat tumor pada sengon adalah dengan pembatasan penyebaran penyakit, aplikasi fungisida, penanaman sengon tahan penyakit, dan pengendalian dengan agen biologis. Pembatasan penyebaran penyakit dilakukan dengan membatasi bahan tanaman atau produk tanaman sengon yang masuk dan keluar lokasi yang telah terserang. Hal ini telah dilakukan oleh pemerintah Filipina untuk membatasi penyebaran penyakit ke daerah lain yang masih bebas penyakit (Wiryadiputra, 2007). Pada kayu hasil panen yang terpaksa diangkut keluar dari lokasi yang terserang, sebelumnya harus dilakukan desinfeksi menggunakan fungisida. Aplikasi fungisida dimaksudkan untuk mengurangi sumber infeksi sebanyak-banyaknya sehingga spora jamur yang muncul dari karat tumor menjadi berkurang. Menurut penelitian yang dilakukan Anggaeni dan Lelana (2011), penggunaan belerang dan kapur (1:1) dapat menekan serangan penyakit karat tumor. Akan tetapi, belerang dan kapur tersebut hanya bersifat fungistat yaitu bahan yang hanya menghambat pertumbuhan patogen sementara (Anggraeni dan Lelana, 2011). Apabila bahan tersebut tidak diberikan maka patogen akan tumbuh kembali. Penggunaan fungisida juga perlu dilakukan dengan hati-hati karena akan berdampak buruk bagi lingkungan, berpengaruh pada jamur non-target, dan menyebabkan kekebalan terhadap jamur sasaran (Wiryadiputra, 2007).
20 4 Cara penanggulangan dengan penanaman sengon tahan penyakit merupakan cara yang paling efektif, murah, dan aman bagi lingkungan namun memerlukan waktu yang lama. Eksplorasi pada lokasi-lokasi asli tanaman sengon perlu dilakukan untuk mendapat jenis-jenis sengon yang tahan penyakit. Charomaini dan Ismail (2008) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa tanaman sengon yang berasal dari beberapa provenan Papua (Irian Jaya) seperti Waga-waga, Hobikosi, Wamena dan Muliama Bawah lebih tahan terhadap serangan penyakit karat tumor. Pengendalian biologis adalah tindakan memanfaatkan agen hayati untuk menghambat perkembangan jamur U. tepperianum. Agen hayati yang efektif perlu dikaji dan diuji pada skala laboratorium dan lapangan. Jamur antagonis seperti Penicillium sp. dan Acremonium sp. dilaporkan dapat menghambat perkembangan jamur U. tepperianum dan beberapa jenis serangga juga dijumpai memakan karat tumor pada sengon di lapangan sehingga memiliki potensi sebagai agen hayati (Wiryadiputra, 2007). Pengendalian penyakit dengan agen hayati merupakan upaya yang paling efektif dan ramah lingkungan karena menggunakan musuh alami, seperti predator, parasitosis, patogen, maupun antagonis. Penggunaan mikroba antagonis seperti jamur endofit perlu diupayakan, pasalnya jamur endofit menghabiskan sebagian bahkan seluruh siklus hidup koloninya di dalam maupun di luar sel jaringan hidup tanaman inangnya, secara khas tanpa menyebabkan gejala penyakit yang nyata (Li et al., 2008). Sehingga jamur
21 5 endofit tidak harus bersaing dalam ekosistem yang baru dan kompleks pada tubuh inangnya (Chen et al., 1995 dalam Yulianti, 2013). Peranan endofit sebagai agensia hayati mulai banyak diteliti sejak diketahui adanya fenomena mengenai kemampuan tanaman dalam menghadapi stres biotik maupun abiotik terkait dengan keberadaan endofit di dalam jaringannya (Sturz et al., 2000). Webber (1981, dalam Yulianti, 2013) melaporkan terjadinya penurunan penyebaran penyakit Dutch pada pohon elm yang disebabkan oleh Ceratocystis ulmi. Setelah diteliti, ternyata vektor penyebar penyakit ini yaitu kumbang Physocnemum brevilineum yang juga menyerang pohon elm dan mengalami penurunan populasi akibat racun yang dihasilkan oleh jamur endofit Phomopsis oblonga. Jamur endofit merangsang pertumbuhan tanaman dan meningkatkan ketahanan inang terhadap jamur patogen (Perrig et al., 2007). Jamur endofit dapat ditemui pada sistem jaringan tumbuhan seperti daun, ranting atau akar. Menurut penelitian Prihatini (2012), ditemukan sebanyak 65 jenis jamur yang diisolasi dari jaringan daun Pinus radiata dengan identifikasi secara molekuler menggunakan metode direct PCR. Kelompok jamur endofit yang ditemukan pada tanaman inang dan berperan sebagai agen pengendali hayati antara lain adalah Fusarium solani, Acremonium zeae, Verticillium sp., Ampelomyces sp., Neotyphodium lolii (Gao et al., 2010). Identifikasi jenis jamur endofit yang bersimbiosis pada tanaman inang merupakan bagian dari upaya menggali potensi jamur endofit sebagai agen hayati pengendali penyakit. Identifikasi jamur endofit dapat dilakukan secara
22 6 morfologi maupun molekuler. Identifikasi secara morfologi dilakukan dengan memisahkan koloni yang berbeda pada media yang baru, seperti berbeda pada warna koloni, tekstur dan rata-rata waktu tumbuh koloni (Frohlich et al., 2000). Akan tetapi, susunan dari taksonomi morfospesies tidak dapat menggambarkan filogeni hingga tingkat spesies dan oleh karena itu diperlukan pendekatan identifikasi alternatif. Teknik identifikasi secara molekuler biasa dilakukan untuk mengatasi masalah taksonomi jamur (Takamatsu, 1998) dan beberapa penelitian juga menggunakan teknik ini untuk identifikasi jamur (Guo et al., 2000). Perbandingan sekuen pada gen penyandi ribosomal DNA dapat digunakan sebagai karakter untuk identifikasi molekular suatu organisme karena gen ini memiliki sekuen yang terkonservasi maupun variabel (Kurtzman dan Fell, 2006). Beberapa ribosomal DNA yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu organisme eukariota hingga tingkat spesies yaitu small sub unil (SSU) (18S), internal transcribed spacer (ITS), 5.8 S, large sub unit (LSU) (18S), 5S, dan intergenic spacer (IGS) (Ediningsari, 2008). Pada penelitian kali ini ribosomal DNA yang digunakan sebagai sekuen karakter untuk identifikasi jamur endofit tanaman sengon adalah internal transcribed spacer (ITS). Daerah D1/D2 LSU (18S) juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jamur hingga tingkat spesies (Ediningsari, 2008), tetapi daerah D1/D2 LSU yang identik dapat ditemukan pada spesies jamur yang memiliki kekerabatan sangat dekat sehingga daerah sequence D1/D2 LSU tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies-spesies tersebut (Fell et
23 7 al., 2004). Sementara itu, daerah ITS memiliki variasi sekuen yang lebih tinggi dari daerah D1/D2 LSU karena daerah tersebut merupakan daerah noncoding yang memiliki laju mutasi lebih tinggi dari daerah coding (SSU dan LSU) (James et al., 1996). Dengan demikian, identifikasi dengan analisis sekuen ITS dapat dilakukan pada beberapa spesies yang memiliki kekerabatan dekat. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan di antaranya, Guo et al., (2000) menggunakan daerah ITS pada rdna untuk membedakan Mycelia sterilia pada tanaman Livistona chinensis. Sette et al., (2006) mengidentifikasi jamur endofit dari tanaman kopi hingga tingkat genus dan hasilnya sesuai dengan karakter morfologi jamur sebelumnya. Menurut Li et al., (2007), 48,9% jamur non-sporulating dari Camptotheca acuminata teridentifikasi berdasarkan analisis sequens ITS rdna. Youngbae et al., (1997 dalam Chen et al., 2010) membuktikan bahwa ITS dapat menyelesaikan hubungan kekerabatan pada tingkat takson yang lebih rendah seperti pada tingkat genus hingga spesies. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data jenis jamur endofit yang ada pada tanaman sengon bibit asal Wamena yang memiliki tingkat resistensi tinggi terhadap penyakit karat tumor. Data jenis jamur yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber jamur endofit yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen pengendali penyakit karat tumor dan mendukung kegiatan biosekuriti tanaman hutan.
24 8 B. Rumusan Masalah a. Bagaimana karakter morfologi isolat jamur endofit yang diisolasi dari organ daun, tangkai daun, ranting dan kulit batang pohon sengon provenan Wamena? b. Jenis jamur endofit apa saja yang terdapat pada jaringan daun, tangkai daun, ranting dan kulit batang tanaman sengon provenan Wamena? C. Tujuan a. Mempelajari karakter morfologi isolat jamur endofit dari organ daun, tangkai daun, ranting dan kulit batang pohon sengon provenan Wamena. b. Mengidentifikasi jenis jamur endofit yang terdapat pada organ daun, tangkai daun, ranting dan kulit batang tanaman sengon provenan Wamena menggunakan penanda molekuler ITS. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai database jenis jamur endofit yang ada pada tanaman sengon provenan Wamena. 2. Sebagai informasi pendukung dalam melihat peranan jamur endofit bagi lingkungannya seperti sebagai biosekuriti tanaman hutan.
25 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari 98 kultur isolat jamur endofit dari organ daun, tangkai daun, kulit batang, dan ranting pohon sengon provenan Wamena diperoleh 20 isolat dengan karakter morfologi yang berbeda. Berdasarkan analisis penanda molekuler ITS, sebagian isolat teridentifikasi hingga tingkat genus, yaitu genus Colletotrichum (isolat Pf64 dan Pf25), genus Fusarium (isolat Pf39, Pf58, Pf73, Pf76, Pf91, Pf103), genus Phomopsis (isolat Pf26, Pf39, Pf79, Pf90, Pf109), genus Phialemonium (isolat Pf65), genus Penicillium (isolat Pf23), dan genus Lasiodiplodia (isolat Pf110). Dan dua isolat lainnya hanya teridentifikasi hingga tingkat ordo Pleosporales yaitu isolat Pf44 dan Pf46. Isolat yang paling sering ditemukan yaitu jamur endofit dari genus Fusarium (40%), dan genus Phomopsis (telomorf Diaporthe) (20%). Kelas Sordariomycetes merupakan kelompok terbesar (75%) endofit yang ditemukan pada pohon sengon provenan Wamena. B. Saran Saran dari penelitian ini adalah adalah: 1. Diperlukan sekuen rdna lain yang lebih terkonservasi untuk dapat mengidentifikasi isolat jamur endofit hingga tingkat spesies. 2. Diperlukan penelitian mengenai bioaktivitas dari setiap isolat jamur endofit untuk menyeleksi isolat yang berpotensi sebagai agen biologis di alam. 53
26 54 DAFTAR PUSTAKA Agrios, G. N Ilmu penyakit tumbuhan. (M. Busnia, Terj.). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Terjemahan dari Plant s pathology 3 rd ed. Alves, A., Crous, P.W., Phillips, A.J.L Morphological and molecular data reveal cryptic speciation in Lasiodiplodia theobromae. Fungal diversity. 28: Anggraeni, I., Lelana, N. E Penyakit karat tumor pada sengon. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta. Anggraeni, I Pengendalian penyakit karat tumor (Gall Rust) pada sengon (Paraseranthes Falcataria) di RPH Pandantoyo, PKPH Pare, KPH Kediri. Makalah Workshop Penanggulangan Karat Puru pada Tanaman Sengon. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. 19 Nop Barnett, H. L & Hunter, B. B Illustrated genera of imperfect fungi. Edisi ke-2. Burgress publishing company. West Virginia. Barnett, J.A., R.W. Payne, and D. Yarrow Yeast: Characteristics and identification. 3rd Ed. Cambridge university press. Cambridge: ix hlm Bessey, E. A Morphology and taxonomy of fungi. Edisi ke-3. Vikas publishing house PVT LTD. New Delhi. Bills, G. F. & Polyshook, J.D Recovery of endophytic fungus from Chamaechy parasthyoides. Sydowia. 44: hlm Boddy, L. & Griffith, G.S Role of endophytes and latent invasion in the development of decay communities in sapwood of angiospermous trees. Dalam: Udayanga, D., Liu, X., McKenzie, E. H., Chukeatorote, E., Bahkali, A.H., Hyde, K. D The genus Phomopsis: Biology, applications, species concepts and names of common phytopathogens. Fungal diversity. 50: Carrol & Clay, K Fungal endophytes of grasses: a Defensive mutualism between plants and fungi. Ecology. 69: Charomaini & Ismail, B Indikasi awal ketahanan sengon (Falcataria moluccana) provenan Papua terhadap jamur Uromycladium tepperianum 54
27 55 penyebab penyakit karat tumor (Gall Rust). Jurnal pemuliaan tanaman hutan. Vol. 2 No. 2: September Chen, X. Y., Qi, Y.D., Wei, J. H., Zhang, Z., Wang, D. L., Feng, J. D,. Gan, B. C molecular identification of endophytic fungi from medicinal plant Huperzia Serrata based on rdna ITS analysis. Microbiol biotechnol. 27: Dewi, G. A Identifikasi molekuler dan keragaman genetik patogen penyebab penyakit pembuluh kayu pada tanaman kakao berdasarkan sekuens ITS. [Thesis] Universitas Udayana. Bali. Dismukes, W. E., Pappas, P.G., Sobel, J.D Clinical mycology: Laboratory aspects of medical mycology. Oxford University Press, Inc. New York Dwiyanti, F. G Keragaman sengon solomon (Paraserianthes falcataria (L) Nilsen) pada uji keturunan di hutan percobaan Cirangsad. [Skripsi] Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Ediningsari, Anisa R Identifikasi khamir dari perairan mangrove dan laut cagar alam pulau rambut berdasarkan daerah Internal Transcribed Spacer (ITS). [Skripsi] Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Depok Elfina, D., Martina, A., Roza., R.M Isolasi dan karakterisasi fungi endofit dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) sebagai Antimikroba terhadap Candida albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru. Faeth, S. H & Fagan, W.F Fungal endophytes: common host plant syimbionts but uncommon mutualists. Integrative and comperative biotechnology. 42: Fell, J.W., A, Statzell-Tallman & C.P. Kurtzman Lachancea meyersii sp. nov., an ascosporogenous yeast from mangrove regions in the Bahama island. Studies in mycology. 50: Frohlich, J., Hyde, K.D., Petrini, O Dalam: Guo, L.D., K.D. Hyde and E.C.Y, Liew Identification of endophytic fungi from Livistona Chinensis based on morphology and rdna sequences. Research New Phytol. 147: Fujita, S., Y. Senda, S. Nakaguchi and T. Hashimoto Multipex PCR using Internal Transcribed Spacer 1 and 2 regions for rapid detection and
28 56 identification of yeast strains. Journal of clinical microbiology. 39 (10): Gams, W., McGinnis, M.R Phialemonium, a new anamorph genus intermediate between Phialophora and Acremonium. Mycologia. 75: Gandjar, Indrawati., Sjamsuridjal, W Mikologi: dasar dan terapan. Yayasan obor Indonesia. Jakarta. Gao, F.K., Dai, C.C., Liu, X.Z Mechanisms of fungal endophytes in plant protection against pathogens. African journal of microbiology research. 4: Gardes, M., Bruns, T.D ITS primer with enhanced specificity for basidiomycetes application to the identification of mycorrhizae and rusts. Molecular ecology. 2: Geiser, D.M a Higher Level phylogenetic clasification of the fungi. Mycological research. 111: Glen, M., Tommerup, I,C., Bougher, N.L. & O Brien, P.A Are sebacinaceae common and widespread ectomycorrhzal associates of eucalyptus species in australian forest?. Original paper of mycorrhyza. 12: Guaro, J., J. Gene, A.M. Stchigel Developments in fungal taxonomy. Cllinical microbiology reviews. 12(3): Guo, L.D., K.D. Hyde and E.C.Y, Liew Identification of endophytic fungi from Livistona chinensis based on morphology and rdna sequences. Research new phytol. 147: Hall, B. G Phylogenetic trees made easy: a how to manual. 2nd ed. Sinauer assiciates, Inc., Massachusets: xiii hlm. [ICRAF] World Agroforestry Center Agroforestry tree database. Paraserianthes falcataria. Dalam: Dwiyanti, F. G Keragaman sengon solomon (Paraserianthes falcataria (L) Nilsen) pada uji keturunan di hutan percobaan Cirangsad. [Skripsi] Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
29 57 Ilyas, Muhammad Isolasi dan identifikasi kapang pada relung rrizosfir tanaman di kawasan cagar alam gunung Mutis, Nusa Tenggara Timur. Biodiversitas. Vol. 7 No. 3: James, S.A., M.D. Collins, I.N. Roberts Use of an rrna Internal Transcribed Spacer of the genera Zygosaccharomyces and Torulaspora. International journal of systematic bacteriology. 46(1): James, R.S, Ray, J., Tan, Y.P, Shivas, R.G Colletotrichum siamense, C. theobromicola and C. queenslandicum from several plant species and the identification of C. asianum in the Northern Territory, Australia. Autralian plant pathology Jamil, I Analisis sekuen daerah its DNA ribosom (rdna) dan desain primer untuk mendeteksi Phytophthora palmivora butl pada kakao. Dalam: Mulyatni, A.S., Priatmojo, A., Purwantara, A Sekuen Internal Trancribed Spacer (ITS) DNA ribosomal Oncobasidium theobromae dan jamur sekerabat pembanding. Menara perkebunan. 79(1): 1-5. Johnston, C.L Identification of Penicillium species in the South African litchi export chain. [Thesis]. Faculty of natural and agricultural sciences University of Pretoria. South Africa. Jos, A.M.P., Jens, C. F., Samson, R Taxonomy of Penicillium citrium and related species. Fungal diversity. 44: Kanematsu, S., Kobayashi, T., Kudo, A., Ohtsu, Y Conidial morphology, pathogenicity and culture characteristics of Phomopsis isolates from peach, Japanese pear and apple in Japan. Ann phytopathol society Japan. 65: Katsu, M., A. Kidd, A. Ando, M.L. Moretti-Branchini, Y. Mikami, K. Nishimura, W. Meyer The Internal Transcribed Spacer and 5.8S rrna gene show extensive diversity among isolates of the Cryptococcus neoformans species complex. FEMS yeast research. 1608:1-12. Kirk, P.M., Cannon, P.F., Minter, D.W., Staplers, J.A Dictionary of the fungi 10th edn. CABI bioscience. UK. Krisnawati, H., Varis, E., Kallio, M., Kanninen, M Paraserianthes falcataria (L.) nielsen, ekologi, silvikultur dan produktivitas. Central for international forestry research. Bogor.
BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agen pengendali hayati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agen pengendali hayati memberikan harapan baru untuk pengendalian hama pertanian terutama fungi yang bersifat patogen. Secara
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIJAMUR BAKTERI ENDOFIT LAMUN TERHADAP JAMUR PATOGEN
AKTIVITAS ANTIJAMUR BAKTERI ENDOFIT LAMUN TERHADAP JAMUR PATOGEN Oleh : AISA AZIZA AN NURIAH 26020110120055 Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Program Studi Ilmu
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI BANDEALIT JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh Dina Fitriyah NIM
IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI BANDEALIT JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI Oleh Dina Fitriyah NIM 061810401071 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI ENDOFIT PADA JARINGAN MUDA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) SKRIPSI
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI ENDOFIT PADA JARINGAN MUDA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) SKRIPSI Oleh : RETNO RATIH WAHYUNINGTIAS 081202040 BUDIDAYA HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciPOTENSI ISOLAT BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI
POTENSI ISOLAT BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI (Ralstonia solanacearum) DAN JAMUR (Fusarium sp. dan Phytopthora infestans) PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN SKRIPSI Oleh: SHOHIHATUD
Lebih terperinciTrichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)
Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH) I. Latar Belakang Kebijakan penggunaan pestisida tidak selamanya menguntungkan. Hasil evaluasi memperlihatkan, timbul kerugian yang
Lebih terperinciIstiana Prihatini PENDAHULUAN
IDENTIFIKASI JAMUR ENDOFIT PADA TANAMAN HUTAN MENGGUNAKAN PENANDA MOLEKULER: potensi bagi pengendalian penyakit dalam mendukung kegiatan biosekuriti tanaman hutan Istiana Prihatini PENDAHULUAN Biosekuriti
Lebih terperinciaeruginosa ATCC secara in vitro Pembuatan filtrat Streptomyces sp... 25
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN... i KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciIsolasi dan Identifikasi... (Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 15
Isolasi dan Identifikasi... (Wahyu Nuryadi H, Anna Rakhmawati, Istiana Prihatini) 15 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG ENDOFIT DARI POHON SENGON PROVENAN KEPULAUAN SOLOMON BERDASARKAN MORFOLOGI DAN MOLEKULER
Lebih terperinciAMPLIFIKASI GEN 18S rrna PADA DNA METAGENOMIK MADU DARI DESA SERAYA TENGAH, KARANGASEM DENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)
AMPLIFIKASI GEN 18S rrna PADA DNA METAGENOMIK MADU DARI DESA SERAYA TENGAH, KARANGASEM DENGAN TEKNIK PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION) SKRIPSI Oleh: SATRIYA PUTRA PRAKOSO NIM. 1208105013 JURUSAN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan salah satu tumbuhan herba yang banyak mendapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ageratum conyzoides L. yang dikenal dengan nama daerah babadotan di Indonesia, merupakan salah satu tumbuhan herba yang banyak mendapat perhatian oleh para peneliti
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selama periode jumlah penduduk bertambah sebanyak 3,25
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan kayu untuk bahan bangunan, furniture, dan peralatan rumah tangga terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Selama periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Melon termasuk familia Cucurbitaceae yang menjadi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DNA BAKTERI MULTIRESISTEN GENUS Bacillus (ISOLAT MG 46) DENGAN PCR MENGGUNAKAN PRIMER UNIVERSAL 16S rrna
IDENTIFIKASI DNA BAKTERI MULTIRESISTEN GENUS Bacillus (ISOLAT MG 46) DENGAN PCR MENGGUNAKAN PRIMER UNIVERSAL 16S rrna SERVIN TRISNANINGSIH NENOHAI 0908010059 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) merupakan tanaman fast growing, yaitu memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, masa panen yang pendek, teknik
Lebih terperinciEKSTRAKSI DNA DAN AMPLIFIKASI ITS rdna ISOLAT FUNGI ENDOFIT LBKURCC67 UMBI TANAMAN DAHLIA (DAHLIA VARIABILIS)
EKSTRAKSI DNA DAN AMPLIFIKASI ITS rdna ISOLAT FUNGI ENDOFIT LBKURCC67 UMBI TANAMAN DAHLIA (DAHLIA VARIABILIS) Senjavi Rakhmana 1, Saryono 2, Titania T. Nugroho 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN SPORA JAMUR Trichoderma viride TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Ralstonia solanacearum
PENGARUH KEPADATAN SPORA JAMUR Trichoderma viride TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Ralstonia solanacearum SKRIPSI Oleh Dwi Pratiwi NIM 080210193029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
Lebih terperinciPENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) A. SILABUS
PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) Pembahasan tentang sifat-sifat fisik dan biokimia sebagai patogen tumbuhan. Berbagai metode deteksi dan diagnosis. Cara penularan dan penyebaran. Multiplikasi
Lebih terperinciPOTENSI JAMUR ASAL RIZOSFER TANAMAN CABAI RAWIT
POTENSI JAMUR ASAL RIZOSFER TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) SEHAT DARI DESA BUMBUNGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG DALAM UPAYA MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU Fusarium SECARA IN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk semak, termasuk Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman semusim yang berbentuk semak, termasuk Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Dicotyledonae, Ordo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) termasuk kedalam famili Leguminosae yang tergolong jenis pohon cepat tumbuh (fast
Lebih terperinciKATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis
KATAPENGANTAR Fuji syukut ke Hadirat Allah SWT. berkat rahmat dan izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beijudul "Skrining Bakteri Vibrio sp Penyebab Penyakit Udang Berbasis Teknik Sekuens
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. penelitian ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit Jamur penyebab penyakit rebah semai ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL AMPLIFIKASI DAERAH ITS DENGAN METODE PCR. Pengukuran kualitas dan kuantitas DNA dilakukan menggunakan
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL AMPLIFIKASI DAERAH ITS DENGAN METODE PCR Pengukuran kualitas dan kuantitas DNA dilakukan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Kualitas
Lebih terperinciIDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI PAPUMA JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh. Ratno Dwinanto NIM
IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI PAPUMA JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI Oleh Ratno Dwinanto NIM 061810401098 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciKAJIAN MOLEKULER BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT 9A HASIL ISOLASI DARI KOLON SAPI BALI MELALUI ANALISIS GEN 16S rrna SKRIPSI
KAJIAN MOLEKULER BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT 9A HASIL ISOLASI DARI KOLON SAPI BALI MELALUI ANALISIS GEN 16S rrna SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai Gelar
Lebih terperinciIdentifikasi Jamur Endofit dari Biji Padi dan Uji Daya Hambatnya terhadap Pyricularia oryzae Cav. Secara in Vitro
Identifikasi Jamur Endofit dari Biji Padi dan Uji Daya Hambatnya terhadap Pyricularia oryzae Cav. Secara in Vitro NI PUTU LINDA SUNARIASIH I KETUT SUADA *) NI WAYAN SUNITI Konsentrasi Perlindungan Tanaman,
Lebih terperinciPRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas
PRAKATA Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas segala nikmat dan karunia-nya, penulisan Tugas Akhir dengan judul Keragaman Genetik Abalon (Haliotis asinina) Selat Lombok
Lebih terperinciPROFIL PLASMID Bacillus thuringiensis ISOLAT JAKARTA, BOGOR, TANGERANG, DAN BEKASI WISNU HERLAMBANG
PROFIL PLASMID Bacillus thuringiensis ISOLAT JAKARTA, BOGOR, TANGERANG, DAN BEKASI WISNU HERLAMBANG PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Lebih terperinciUJI ANTAGONIS FUNGI YANG DIISOLASI DARI MARKISA UNGU (Passiflora edulis SIMS.) MENGGUNAKAN BAKTERI KITINOLITIK LOKAL SKRIPSI NOERMA ASNITA
UJI ANTAGONIS FUNGI YANG DIISOLASI DARI MARKISA UNGU (Passiflora edulis SIMS.) MENGGUNAKAN BAKTERI KITINOLITIK LOKAL SKRIPSI NOERMA ASNITA 060805028 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPRAKATA. merupakan laporan hasil penelitian mengenai Inventarisasi Jamur Pelapuk Putih
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan laporan hasil penelitian mengenai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Penghutanan kembali (reforestation) dengan menggunakan spesies tanaman yang tumbuh cepat (fast-growing) merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah menurunnya area hutan,
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI IKAN SEGAR DI TEMPAT PELELANGAN IKAN PENGAMBENGAN DESA BANYUBIRU KEC
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI IKAN SEGAR DI TEMPAT PELELANGAN IKAN PENGAMBENGAN DESA BANYUBIRU KEC. NEGARA KAB. JEMBRANA PROVINSI BALI SKRIPSI diajukan kepada
Lebih terperinciISOLASI DAN SELEKSI MIKROBA ENDOFIT PADA TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) SEBAGAI ANTIJAMUR. Skripsi
ISOLASI DAN SELEKSI MIKROBA ENDOFIT PADA TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) SEBAGAI ANTIJAMUR Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelas Sarjana Sains Disusun oleh: Atika Dewi Purwaningsih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad
15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok Wilayah Kerja Bogor, mulai bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012. Bahan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth
III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan sampel darah domba dilakukan di Kecamatan Koto Tengah Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober 2012. Amplifikasi gen Growth Hormone menggunakan
Lebih terperinciINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
PENGARUH BAGI HASIL DAN KREDIT MACET TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT NU SEJAHTERA SEMARANG TAHUN 2011-2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi Fabavirus pada Tanaman Nilam Deteksi Fabavirus Melalui Uji Serologi Tanaman nilam dari sampel yang telah dikoleksi dari daerah Cicurug dan Gunung Bunder telah berhasil diuji
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS SENYAWA BIOAKTIF BAKTERI
UJI AKTIVITAS SENYAWA BIOAKTIF BAKTERI Corynebacterium sp TERHADAP JAMUR PATOGEN Fusarium oxysporum f.sp. capsici PENYEBAB PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN CABAI SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciISOLASI DAN KARAKTERISASI FUNGI ENDOFIT PADA AKAR TANAMAN AKASIA
ISOLASI DAN KARAKTERISASI FUNGI ENDOFIT PADA AKAR TANAMAN AKASIA (Acacia sp) DI PT SUMATERA RIANG LESTARI SEI KEBARO LABUHAN BATU SELATAN SUMATERA UTARA HASIL PENELITIAN Oleh: MENAK HOTNAULI SIADARI 061202013/
Lebih terperinciMENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335-420517 PROBOLINGGO 67271 MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU Oleh
Lebih terperinciBandung, Juni Fegaira Almas Saniy
KATA PENGANTAR Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan puji dan syukur atas rahmat, hidayah, serta nikmat yang telah diberikan oleh Allah `Azza wa Jalla yang Maha Perkasa lagi Maha Agung pemilik
Lebih terperinciISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA BUAH NANAS
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA BUAH NANAS (Ananas comusus) BUSUK SEBAGAI MATERI PENYUSUN BUKU NONTEKS (POKOK BAHASAN BAKTERI DI SMA) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciEFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MAJAPAHIT (Crescentia cujete) SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) SKRIPSI
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MAJAPAHIT (Crescentia cujete) SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA Spodoptera litura PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas XI SMK N 1 Purwodadi Pada
Lebih terperinciPERBANDINGAN POLA PITA AMPLIFIKASI DNA DAUN, BUNGA, DAN BUAH KELAPA SAWIT NORMAL DAN ABNORMAL ALFINIA AZIZAH
PERBANDINGAN POLA PITA AMPLIFIKASI DNA DAUN, BUNGA, DAN BUAH KELAPA SAWIT NORMAL DAN ABNORMAL ALFINIA AZIZAH PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciISOLASI DAN UJI EKSTRAK METANOL BAKTERI ENDOFIT TAPAK DARA (Catharanthus roseus) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BEBERAPA MIKROBA PATOGEN
ISOLASI DAN UJI EKSTRAK METANOL BAKTERI ENDOFIT TAPAK DARA (Catharanthus roseus) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BEBERAPA MIKROBA PATOGEN SKRIPSI FEBRIN SETIANI PANDIANGAN 090805054 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Bakteri Kitinolitik Kitin adalah polimer kedua terbanyak di alam setelah selulosa. Kitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara luas. Selain memiliki peran yang sangat penting dalam bidang ekologi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Euphorbiaceae merupakan salah satu famili tumbuhan yang terdistribusi secara luas. Selain memiliki peran yang sangat penting dalam bidang ekologi, Euphorbiaceae pun
Lebih terperinciCARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA
CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA SKRIPSI OLEH: RAFIKA HUSNA 110301021/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA LAHAN TANAMAN PADI DENGAN SISTEM ROTASI DAN MONOKULTUR DI DESA BANYUDONO BOYOLALI. Skripsi
KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH PADA LAHAN TANAMAN PADI DENGAN SISTEM ROTASI DAN MONOKULTUR DI DESA BANYUDONO BOYOLALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian Persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh:
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI DNA SEL MUKOSA
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FUNGI PADA PEMBIBITAN JABON (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) di SAMPALI MEDAN SKRIPSI
IDENTIFIKASI FUNGI PADA PEMBIBITAN JABON (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) di SAMPALI MEDAN SKRIPSI Oleh : Maharani D Purba 081202028 / Budidaya Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN MEDAN
Lebih terperinciPREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT YANG MENYERANG GURAMI (Oshpronemus gouramy Lac.) DI BALAI BENIH IKAN RAMBIGUNDAM KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.
PREVALENSI DAN INTENSITAS EKTOPARASIT YANG MENYERANG GURAMI (Oshpronemus gouramy Lac.) DI BALAI BENIH IKAN RAMBIGUNDAM KABUPATEN JEMBER SKRIPSI oleh Rohmatul Abadiyyah NIM 101810401040 JURUSAN BIOLOGI
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI
IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh. Alex Yunianto NIM
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI SMAN PLUS SUKOWONO JEMBER SKRIPSI Oleh Alex Yunianto NIM 060210103134
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN JENIS PAKAN TERHADAP SURVIVORSHIP
PENGARUH PERBEDAAN JENIS PAKAN TERHADAP SURVIVORSHIP DAN RELATIVE FITNESS BURUNG BONDOL JAWA (Lonchura leucogastroides Horsfield & Moore) LIAR DALAM LINGKUNGAN BUDIDAYA SKRIPSI Oleh Erna Dewi Anggraini
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PTK pada siswa kelas VII Semester Ganjil SMP N 1 Kerjo tahun 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai
Lebih terperinciSKRIPSI. ANALISIS KEKERABATAN BEBERAPA TANAMAN MANGGA (Mangifera sp.) BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN. Oleh
SKRIPSI ANALISIS KEKERABATAN BEBERAPA TANAMAN MANGGA (Mangifera sp.) BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN Oleh Luh Putu Melandani 0908305033 Telah dipertahankan di depan tim penguji dan
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK KOMPOS DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum, (L.) M.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao) DAN PERKEMBANGAN BAKTERI TANAH
PENGARUH PUPUK KOMPOS DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum, (L.) M.) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao) DAN PERKEMBANGAN BAKTERI TANAH SKRIPSI Oleh Ragil Kurniawan NIM 070210103109 PROGRAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting. Lahan tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi jagung tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keragaman bakteri dapat dilihat dari berbagai macam aspek, seperti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keragaman bakteri dapat dilihat dari berbagai macam aspek, seperti morfologi, fisiologi, dan genetik. Setiap habitat yang berbeda memberikan keragaman yang berbeda
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA WORK SHEET UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA (PTK Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kedung) SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciUJI VIABILITAS KONSORSIUM BAKTERI BIODEKOMPOSER SELAMA DUA BULAN GUNA MENENTUKAN UMUR INOKULUM YANG OPTIMAL SKRIPSI
UJI VIABILITAS KONSORSIUM BAKTERI BIODEKOMPOSER SELAMA DUA BULAN GUNA MENENTUKAN UMUR INOKULUM YANG OPTIMAL SKRIPSI Oleh : RAHMAD AGUNG FEBRIANSYAH NIM. 06520001 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciEfek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia. Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In. Vitro. Oleh: MICHAEL
Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) yang Diperoleh dengan Metode Soxhletasi terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In Vitro Oleh: MICHAEL 090100080
Lebih terperinciABSTRAK. ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi
ABSTRAK ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi Patrisia Puspapriyanti, 2008. Pembimbing I : Ernawati A.Girirachman, Ph.D. Pembimbing II : Johan Lucianus, dr., M.Si. Salmonella
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Morfologi Pada penelitian ini digunakan lima sampel koloni karang yang diambil dari tiga lokasi berbeda di sekitar perairan Kepulauan Seribu yaitu di P. Pramuka
Lebih terperinciISOLASI DAN UJI POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ISOLAT AKTINOMISETES DARI SAMPEL TANAH ASAL TERNATE SERTA IDENTIFIKASI MOLEKULER ISOLAT AKTIF
ISOLASI DAN UJI POTENSI ANTIMIKROBA EKSTRAK ISOLAT AKTINOMISETES DARI SAMPEL TANAH ASAL TERNATE SERTA IDENTIFIKASI MOLEKULER ISOLAT AKTIF SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuberosum dari family Solanaceae. Kentang juga termasuk salah satu pangan. pengembangannya di Indonesia (Suwarno, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Kentang merupakan bahan pangan dari umbi tanaman perennial Solanum tuberosum dari family Solanaceae. Kentang juga termasuk salah satu pangan utama dunia setelah padi,
Lebih terperinciSTUDI KEKERABATAN KULTIVAR KAMBOJA (Plumeria sp.) DENGAN TEKNIK RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA (RAPD)
STUDI KEKERABATAN KULTIVAR KAMBOJA (Plumeria sp.) DENGAN TEKNIK RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA (RAPD) Skripsi Sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Biologi FMIPA
Lebih terperinciNILAI INTI KARAKTER ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS CERDAS ISTIMEWA SKRIPSI
NILAI INTI KARAKTER ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS CERDAS ISTIMEWA (Studi Fenomenologi di SMP Negeri 1 Boyolali) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
KARAKTERISTIK PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN PADA DAUN BIBIT TANAMAN Eucalyptus spp. DI PT. TOBA PULP LESTARI Tbk. KABUPATEN TOBA SAMOSIR, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh Klara A Sembiring 041202003/
Lebih terperinciEKSPLORASI DAN POTENSI JAMUR PELARUT FOSFAT PADA LAHAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR PORSEA
EKSPLORASI DAN POTENSI JAMUR PELARUT FOSFAT PADA LAHAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT. TOBA PULP LESTARI SEKTOR PORSEA SKRIPSI OLEH : DAVID UCOK SAGALA /081202061 BUDIDAYA HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN AGENSIA HAYATI TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) UMUR DALAM DI DATARAN MENENGAH
PENGARUH PEMBERIAN AGENSIA HAYATI TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) UMUR DALAM DI DATARAN MENENGAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi (Suhartini, 2009). Keanekaragaman hayati di Indonesia, baik dalam bentuk keanekaragaman
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika.
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN 2014 / 2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciRalstonia solanacearum
NAMA : Zuah Eko Mursyid Bangun NIM : 6030066 KELAS : AET-2A Ralstonia solanacearum (Bakteri penyebab penyakit layu). Klasifikasi Kingdom : Prokaryotae Divisi : Gracilicutes Subdivisi : Proteobacteria Famili
Lebih terperinciEKSPLORASI DAN ISOLASI BAKTERI Rhizobium DARI BINTIL AKAR TUMBUHAN LEGUMINOSA DI LAHAN GAMBUT KAMPUS UIN SUSKA RIAU PEKANBARU
SKRIPSI EKSPLORASI DAN ISOLASI BAKTERI Rhizobium DARI BINTIL AKAR TUMBUHAN LEGUMINOSA DI LAHAN GAMBUT KAMPUS UIN SUSKA RIAU PEKANBARU Oleh : R. Danang Suto P. 11082103043 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA
PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS TUTOR SEBAYA (PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Polanharjo Tahun 2012/2013) SKRIPSI
Lebih terperinciPERTUMBUHAN JAMUR PADA MEDIA BIJI KLUWIH DAN BIJI NANGKA SEBAGAI SUBSTITUSI MEDIA PDA
PERTUMBUHAN JAMUR PADA MEDIA BIJI KLUWIH DAN BIJI NANGKA SEBAGAI SUBSTITUSI MEDIA PDA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi Diajukan Oleh: RESTI
Lebih terperinciPEMUTASIAN GEN PENGKODE human SEPIAPTERIN REDUCTASE (hsr) PADA ASAM AMINO KE-150 DARI ARGININ MENJADI GLISIN
PEMUTASIAN GEN PENGKODE human SEPIAPTERIN REDUCTASE (hsr) PADA ASAM AMINO KE-150 DARI ARGININ MENJADI GLISIN SKRIPSI Oleh Mokhamad Aswin Bahar NIM 062010101029 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah semakin meluasnya resistensi
Lebih terperinciMotto UNIVERSITAS MEDAN AREA
Motto Kebahagiaan sejati tidak akan dapat diukur hanya dengan uang. kebahagiaan sejati adalah ketika mereka yang kita sayangi dapat tersenyum indah dan tulus dihadapan kita. v Persembahan Dengan penuh
Lebih terperinciTeknik Pengendalian Penyakit Karat Puru Pada Pohon Sengon
1 Teknik Pengendalian Penyakit Karat Puru Pada Pohon Sengon Oleh : Budi Budiman, S.Hut. Indri Puji Rianti, S.Hut. Dalam rangka mendukung gerakan penanaman satu milyar pohon yang digalakan oleh pemerintah,
Lebih terperinciKORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMPN 1 NGUNUT TAHUN 2014/2015
KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMPN 1 NGUNUT TAHUN 2014/2015 SKRIPSI OLEH DEWI ZAHROTUL INAYAH NIM. 3211113055 JURUSAN
Lebih terperinciPENGARUH SUHU AWAL AIR DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BENIH SENGON (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)
PENGARUH SUHU AWAL AIR DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BENIH SENGON (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) SKRIPSI OLEH David Ory Alvian NIM 09740007 JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : Baby Zelvia Anggraini NIM
PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI Carboxymethyl Cellulose (CMC) TERHADAP PERTUMBUHAN TIGA ISOLAT BAKTERI SELULOLITIK YANG DIISOLASI DARI USUS RAYAP KASTA PEKERJA DAN PRAJURIT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas
Lebih terperinciSKRIPSI ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK DARI USUS RAYAP YANG MAMPU TUMBUH PADA MEDIA SELULOSA KRISTALIN DAN UJI AKTIVITAS SELULASE
SKRIPSI ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK DARI USUS RAYAP YANG MAMPU TUMBUH PADA MEDIA SELULOSA KRISTALIN DAN UJI AKTIVITAS SELULASE Oleh Anita Dwi Devi Lestari NIM 021810401098 Pembimbing Dosen Pembimbing Utama
Lebih terperinciSELEKSI NEMATODA PARASIT SERANGGA DARI TANAH DIPERTANAMAN KAKAO DI LABORATORIUM SKRIPSI
SELEKSI NEMATODA PARASIT SERANGGA DARI TANAH DIPERTANAMAN KAKAO DI LABORATORIUM SKRIPSI Oleh HENDRIKA SAHAT MANGAPUL SIAGIAN NIM 061510401079 JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DATABASE MIKROORGANISME INDIGENOS INDONESIA
PENGEMBANGAN DATABASE MIKROORGANISME INDIGENOS INDONESIA Wellyzar Sjamsuridzal 1, Ariyanti Oetari 1, Gatot F. Hertono 2, dan Sitaresmi 1 1. Departemen Biologi, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok 16424,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dengan keanekaragaman hayati sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dengan keanekaragaman hayati sangat tinggi (megabiodiversity) termasuk di dalamnya tanaman obat. Banyak tanaman yang dipercaya masyarakat
Lebih terperinciIdentifikasi mikroba secara molekuler dengan metode NCBI (National Center for Biotechnology Information)
Identifikasi mikroba secara molekuler dengan metode NCBI (National Center for Biotechnology Information) Identifikasi bakteri pada saat ini masih dilakukan secara konvensional melalui studi morfologi dan
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS APARATUR SIPIL NEGARA. ( Studi Kasus Di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul Pada Tahun 2015) SKRIPSI
PRODUKTIVITAS APARATUR SIPIL NEGARA ( Studi Kasus Di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul Pada Tahun 2015) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1)
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR EKONOMI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN REVIEW WHO WANTS TO BE A MILLIONAIRE PADA SISWA KELAS VIII.A SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING WITH QUIZ TEAM ( PTK
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING WITH QUIZ TEAM ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ngadirojo ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS VAKSIN DNA DALAM MENINGKATKAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN MAS YANG TERINFEKSI KOI HERPESVIRUS (KHV) ISWI HAYATI FITRIA SKRIPSI
EFEKTIVITAS VAKSIN DNA DALAM MENINGKATKAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN MAS YANG TERINFEKSI KOI HERPESVIRUS (KHV) ISWI HAYATI FITRIA SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA FAKULTAS PERIKANAN
Lebih terperinciTINGKAT KESAMAAN KOMUNITAS HERBA DI SAVANA ALAS MALANG DAN SAVANA WATUNUMPUK TAMAN NASIONAL BALURAN SITUBONDO JAWA TIMUR
TINGKAT KESAMAAN KOMUNITAS HERBA DI SAVANA ALAS MALANG DAN SAVANA WATUNUMPUK TAMAN NASIONAL BALURAN SITUBONDO JAWA TIMUR SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
Lebih terperinci